BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembinaan Guru untuk Meningkatkan Kedisiplinan Guru pada Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SDIT Cahaya Insani Temanggung

BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Pembinaan Setiap lembaga senantiasa menginginkan agar

  personil

  • – personilnya melaksanakan tugas secara optimal dan menyumbangkan segenap kemampuannya untuk kepentingan lembaga, serta bekerja lebih baik dari hari ke hari.Disamping itu, tenaga kependidikan sendiri sebagai manusia juga membutuhkan peningkatan dan perbaikaan pada dirinya termasuk dalam tugasnya.

  Pendapat para ahli tentang pembinaan cukup beragam(Mulyasa,2009:122) mengemukakan bahwa memahami arti pendidik tidak cukup berpegang pada konotasi yang terkandung dalam definisi pendidik, melainkan harus dipelajari keterkaitannya dengan makna pendidikan, sarana pendidikan, dan bagaimana strategi pendidikan itu dilaksanakan. Untuk kepentingan tersebut, Kepala Sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan sedikitnya empat macam nilai, yakni pembinaan mental, moral, fisik dan artistik(Mulyasa,2006:21) mendefinisikan pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara professional semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terencana dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

  Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa kepala sekolah merupakan teladan terhadap guru dan karyawan sekolah. Sikap atau perilaku kepala sekolah sangat mencerminkan perilaku guru dan warga sekolah lainnya. Admodiwiro (dalam Murniati, 2008:151) mengemukakan:

  Pimpinan sebagai kepala sekolah harus perlu memiliki beberapa karakteristik: pertama, harus memiliki integritas, bersikap tegas, jujur. Kedua, kepala sekolah harus mampu bertindak adil. Ketiga, kepala sekolah harus mampu membangun hubungan kemanusiaan dengan baik. Keempat, kepala sekolah harus mampu menentukan pencapaian hasil yang dicapai. Kelima, pimpinan kepala sekolah harus mampu menjalin kerjasama dengan orang lain dalam melaksanakan komitmennya.

  Menurut (Danim dan Suparno, 2009:107) Kepala Sekolah yang baik mampu memadukan menerapkan dua prinsip sentralisasi dan desentralisasi wewenang atau kekuasaan yang berimbang. Pembinaan personil hendaknya didasarkan pada kebutuhan dan potensi personil tersebut. Sebagaimana kita ketahui bahwa fungsi administrasi adalah sebagai pengembangan personil harus didasarkan pada tujuan organisasi sekolah serta melaksanakan fungsi administrasi pendidikan.

  Sehubungan dengan pendapat di atas, arti pembinaan merupakan pengelolaan personal yang mutlak diperlukan, untuk memperbaiki, menjaga dan meningkatkan kinerja tenaga kependidikan.Kegiatan pembinaan tidak hanya menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga menyangkut karier tenaga kependidikan.

1.1.1. Pembinaan dalam Rapat Sekolah

  Banyaknya masalah yang dihadapi Kepala Sekolah dalam mengembangkan berbagai inovasi pendidikan di sekolah, menuntut Kepala Sekolah untuk mampu melakukan perundingan dengan tenaga kependidikan.(Mulyasa, 2009:259) mengemukakan bahwa rapat merupakan suatu bentuk pertemuan kelompok yang bersifat tatap muka untuk merencanakan suatu program, memecahkan masalah dan untuk mendapatkan suatu kesepakatan bersama. Pada umumnya rapat merupakan pertemuan internal di antara para anggota pada suatu lembaga atau organisasi untuk membicarakan, merundingkan dan mencari solusi terhadap berbagai masalah yang menyangkut kepentingan bersama.

  Dalam hal ini (Mulyasa2007:154) mengemukakan pembinaan tenaga kependidikan merupakan fungsi pengelolaan personil yang mutlak diperlukan, untuk memperbaiki, menjaga dan meningkatkan kinerja. Kegiatan pembinaan tidak hanya menyangkut aspek kemampuan tetapi juga menyangkut karier tenaga kependidikan.

  Daripendapat di atas dapat diartikan bahwa pembinaan dalam rapat sekolah adalah untuk merencanakan suatu program memecahkan masalah, mendapatkan kesepakatan, mencari solusi dan untuk pembinaan tenaga kependidikan salah satunya adalah pembinaan kedisiplinan.Tetapi kenyataannya pembinaan dalam rapat sekolah belum efektif dikarenakan tidak semua tenaga kependidikan mau melaksanakan apa yang disampaikan dalam rapat sekolah.

1.1.2. Pembinaan Disiplin

  Seorang pemimpin harus mampu menumbuhkan disiplin terutama disiplin diri (Self discipline).Dalam kaitan ini pemimpin harus mampu membantu pegawai mengembangkan pola dan meningkatkan standar perilakunya, serta menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin.Disiplin merupakan sesuatu yang penting untuk menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan, menanamkan kerjasama dan merupakan kebutuhan untuk berorganisasi, serta untuk menanamkan rasa aman terhadap orang lain(Mulyasa, 2006:118).

  Taylor and User (dalam Mulyasa, 2006) mengemukakan strategi umum membina disiplin sebagai berikut: 1.

  Konsep diri; strategi ini menekankan bahwa konsep- konsep diri setiap individu merupakan faktor penting dari setiap perilaku.

  2. Ketrampilan berkomunikasi; pemimpin harus menerima semua perasaan pegawai dengan teknik komunikasi yang dapat menimbulkan kepatuhan dalam dirinya.

  3. Konsekuensi logis dan alami; perilaku – perilaku yang salah terjadi karena pegawai telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya

  4. Klarifikasi nilai; strategi ini dilakukan untuk membantu pegawai dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai

  • – nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri.

  5. Latihan keefektifan pemimpin; metode ini bertujuan untuk menghilangkan metode represif dan kekuasaan 6. Terapi realitas; pemimpin perlu bersikap positif dan bertanggung jawab

  Disiplin kerja guru menurut (Siswanto Sastrohadiwiryo, 2005:291) mendefinisikan disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan

  • – peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis, serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

  Kerlinger dan Pahazur (dalam Marjono, 2007:27), mengemukakan umumnya disiplin yang baik terdapat apabila seseorang datang ke kantor dengan teratur dan tepat waktu, apabila mereka berpakaian serba baik pada tempat pekerjaannya, apabila mereka menggunakan bahan

  • –bahan dan perlengkapan dengan hati
  • – hati, apabila mereka menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang memuaskan dan mengikuti cara – cara kerja yang ditentukan.

  Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa disiplin kerja adalah suatu keadaan dimana setiap individu melaksanakan peraturan yang berlaku dengan semestinya serta tidak adanya pelanggaran terhadap peraturan tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. Indikator disiplin kerja dalam penelitian ini adalah: (1) tanggung jawab dalam pekerjaan dan tugas, (2) ketaatan terhadap peraturan yang telah ditetapkan, (3) penggunaan waktu secara efektif.

  Tindakan

  • – tindakan untuk menegakkan disiplin mempunyai 3 macam sifat, (1) disiplin preventif; yaitu tindakan SDM agar terdorong untuk mentaati standar peraturan. (2) Disiplin korektif; yaitu tindakan dilakukan setelah terjadi pelanggaran standar atau peraturan. Tindakan tersebut dimaksud untuk mencegah timbulnya pelanggaran lebih lanjut. (3) Disiplin progresif; yaitu tindakan disipliner berulangkali berupa hukuman yang makin berat dengan maksud agar pihak pelanggar memperbaiki diri sebelum hukuman berat dijatuhkan (Edi Sutrisno, 2010: 128) Pada prinsipnya pembinaan disiplin bertujuan untuk membentuk sikap pegawai sehingga rasa kepedulian dan tanggung jawab personil tumbuh dan berkembang sehingga dengan demikian tujuan organisasi dapat tercapai.

1.2. Ekstrakurikuler

  Undang-undang nomor 12 tahun 2000 pada dasarnya kegiatan pendidikan merupakan usaha sadar untuk mewujudkan suasana proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian serta ketrampilan yang digunakan dalam lingkungan masyarakat kelak. Kegiatan tersebut disamping kegiatan kurikuler terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler.

  Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 226/C/Kep/1992 yang menjelaskan bahwa ”kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah” Sedangkan menurut Hernawan (2008:12) bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pembelajaran yang berhubungan dengan pembelajaran untuk memperluas pengetahuan, sikap sosial, dan keterampilan siswa.

  Berdasarkan pendapat tersebut bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang membantu siswa dalam mengembangkan potensi dalam dirinya dan sangat penting bagi siswa sebagai salah satu model pembinaan dalam mengembangkan bakat yang dimiliki siswa sehingga potensi dapat berkembang dengan optimal.

1.2.1. Ekstrakurikuler Pramuka

  Kegiatan pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan kewajiban dari seluruh jenjang sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi.Pentingnya kegiatan pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler karena hakekat dari pramuka itu sendiri yang pada dasarnya dalam membimbing generasi muda Indonesia.Kata Pramuka yaitu berasal dari akronim Praja Muda Karana yang secara umum berarti generasi muda yang memiliki jiwa kesatria dalam membela nusa dan bangsa.(Dono Wardoyo, 2001:82).

  Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa gerakan pramuka merupakan salah satu gerakan nasional dalam membentuk sikap dan kepribadian generasi muda sehingga dapat berkiprah dalam ketahanan bangsa dan negara melalui berbagai kegiatan yang menumbuhkan patriotisme serta hubungan sosial yang baik dalam masyarakat.

  Pada dasarnya dalam perspektif administrasi pendidikan, penegakan disiplin merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan. Disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati segala norma

  • – norma peraturan yang berlaku di sekitarnya. Disiplin ini berhubungan erat dengan moral, tanggung jawab, wewenang dan komitmen kerja.

1.3. Penelitian Relevan

  1) Messa Media Gusti dengan judul pengaruh kedisiplinan motivasi kerja dan persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru.

  Disiplin kerja guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah tanpa ada pelanggaran

  • – pelanggaran. Yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap dirinya, teman sejawatnya, dan terhadap sekolah secara keseluruhan.

  Disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sanksi, apabila melanggar tugas dan wewenang yang diberikan. Hasil penelitian tingkat kedisiplinan guru sangat baik yaitu 87,5%

  2) Jurman dengan judul Budaya Organisasi dalam

  Meningkatkan Kinerja Guru pada SMA Negeri 1 Simeulue Timur.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pembinaan disiplin. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa pola pembinaan disiplin guru telah dilakukan oleh pihak sekolah. Hal ini terbukti dengan keseriusan guru dan pegawai dalam mematuhi peraturan atau tata tertib sekolah.

  Sekolah secara kelembagaan sangat serius dalam mensosialisasikan pemahaman tentang kedisiplinan termasuk diantaranya aturan. Selain itu, pihak sekolah menerapkan pembinaan personil dengan pola penerapan reward. 3)

  Taswir dengan judul Manajerial Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri

  2 Sinabang Kabupaten Simeulue

  Keberhasilan lembaga pendidikan di institusi dalam meningkatkan mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek. Salah satu diantaranya adalah aspek kepemimpinan kepala sekolah.

  Mengingat demikian pentingnya peran kepala sekolah maka dibutuhkan upaya peningkatan kompetensi yang terus menerus sehingga dapat meningkatkan kemampuan profesional sesuai dengan bidangnya masing – masing. Perencanaan pembinaan kinerja guru merupakan suatu kegiatan yang mutlak dilakukan untuk melakukan peningkatan kemampuan profesional guru. Oleh sebab itu, semakin baik program yang dirumuskan maka semakin baik pula hasilnya.

  Dampak yang ditimbulkan dari proses pembinaan yang dilakukan kepala sekolah dalam usaha meningkatkan kinerja guru yaitu tidak adanya perubahan dari sikap guru yang mengarah pada perubahan yang lebih baik. 4)

  Kenneth L Moffet, Jane St. John, and Jo Ann Isken dengan judul Training and Coaching Beggining Teachers : An Antidote to Reality Shock

  Tujuan penelitian adalah memberikan pelatihan dan pembinaan kepada guru untuk meningkatkan kemampuan menerapkan kurikulum, membangun kedisiplinan, dan meningkatkan kepercayaan diri dalam dunia kerja yang baru. Pada hasil penelitian ditunjukkan bahwa dengan diadakannya pelatihan dan pembinaan untuk guru dapat meningkatkan kemampuan guru seperti menerapkan kurikulum.

  Dengan diadakannya pelatihan dan pembinaan ini juga dapat meningkatkan keberanian dan kedisiplinan guru dalam menghadapi dunia kerja yang baru. Selain itu guru juga merasa nyaman karena

  • – dapat bertukar pikiran dan menceritakan keluhan keluhannya kepada pembina. Kesimpulannya pembinaan dapat membantu guru bertahan dan meningkatkan profesionalitasnya dalam bekerja.

  5) Sara. E, Rimm – Kaufman and Brook E. Sawyer dengan judul Primary Grade Teacher’s Self – efficacy Beliefs,

  Attitudes toward Teaching, and Discipline and Teaching Practice Priorities in Relation to the ”Responsive Classroom” Approach.

  Tujuan penelitian ini adalah membandingkan penerapan Responsive Classroom (RC) dengan karakter positif guru. Dalam penelitian ini ditujukan peningkatan disiplin dan keberanian dalam mencapai tujuan. Dalam sebuah pembinaan kemampuan diri, sikap, dan disiplin adalah menjadi prioritas utama. Ditunjukkan bahwa dengan keadaan kemampuan melakukan pembinaan dari seorang kepala sekolah dapat meningkatkan kedisiplinan guru (yang dibina). Dilaporkan bahwa penerapan RC dapat meningkatkan sikap dan kedisiplinan.

1.4. Kerangka Berpikir

  Anak belum disiplin dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka

  • - Waktu, kehadiran, kegiatan Pembinaan

    Guru belum disiplin Pembinaan disiplin

    Guru pada kegiatan padakegiatan -

  Oleh ekstrakurikuler ekstrakurikuler kepala pramuka pramuka sekolah

  Kehadiran, waktu Strategi membina disiplin - - Konsep diri.

  • Ketrampilan berkomunikasi

  Peningkatan disiplin guru pada

  • Konsekuensi logis dan

  kegiatan ekstrakurikuler pramuka alami - Diharapkan ada peningkatan

  • Klarifikasi nilai

  disiplin pada siswa keefektifan

  • Latihan pemimpin

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Buku Ajar Matematika Sekolah Dasar Berbasis Keterampilan Origami

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Discovery Learning Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Discovery Learning Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Discovery Learning Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Discovery Learning Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar

0 0 35

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Discovery Learning Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Discovery Learning Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar

0 4 114

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH SISWA KELAS 5 SD NEGERI PANJANG 03 KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 14

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD GUGUS KANIGORO TINGKIR KOTA SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2016 2017

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Bantuan Operasional Sekolah di SD Negeri Mojosari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung Tahun Anggaran 2014

0 0 40