Kreativitas Dalam Kehidupan Ekonomi doc

PERILAKU ORGANISASI
Dosen : Rita Yuanita Toendan, SE, M.Si

Nama : Ronni
Haga
Nim : BBA 113 207

Kementerian Riset, Teknologi, Pendidikan Tinggi

Universitas Palangkaraya
Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen
2015

Kreativitas Dalam Kehidupan Ekonomi
A. Kreativitas
1. Pengertian kreativitas
Kreativitas adalah sebuah proses pemikiran (mental) yang memunculkan suatu gagasan,
konsep ataupun ide baru dalam suatu bidang ataupun persoalan. Menurut John Kao, setiap
manusia memiliki kemampuan kreatif yang mengagumkan dan kreativitas dapat diajarkan
serta dipelajari (Jamming : The Art and Discipline in Bussines Creativity). Jadi kreatif adalah

milik semua orang yang berniat dan berminat untuk kreatif.
Sedangkan kreativitas ekonomi dapat dipahami sebagai kemampuan untuk
mengkombinasikan faktor-faktor produksi sehingga menghasilkan barang atau jasa yang
bernilai baru baik dari segi sifat, bentuk, fungsi dan hal lainnya yang dapat diterima
masyarakat sehingga bisa menjadi keuntungan ekonomis.

2. Parameter
kreativitas
Kreativitas
dapat terwujud

dalam segala bidang kehidupan, dan kreativitas dapat diukur berdasarkan hasil yang terwujud
dari proses kreatif tersebut. Karena itu kreativitas harus menghasilkan sesuatu, baik itu
merupakan suatu pemecahan masalah maupun terwujud dalam suatu produk atau jasa.
Dari hal di atas maka suatu produk yang dianggap merupakan hasil dari proses kreatif
harus memenuhi “syarat” produk kreatif. Beberapa kata kunci yang dapat digunakan sebagai
parameter suatu produk bernilai kreatif adalah
a. Baru, yang dimaksudkan “baru” di sini tidak harus berwujud baru secara harfiah, tetapi
bisa juga dianggap baru karena belum atau tidak terpikirkan oleh orang-orang di
lingkungan tersebut. Contoh: penjual ayam goreng yang menambah menu ayam tulang

lunak kriuk pedas sehingga berhasil melipatgandakan omzet usahanya. Menu tersebut
dianggap baru di daerah tersebut padahal barangkali sudah ada di daerah lain.
b. Bermanfaat, suatu hasil dari proses kreatif dianggap kreatif jika mempunyai manfaat lebih
dibandingkan produk sebelumnya.
c. Diterima publik, sebuah produk atau pemecahan masalah dianggap kreatif jika dapat
diterima orang banyak.
d. Kombinasi, dapat mengkombinasikan faktor-faktor yang sudah ada menjadi suatu produk
yang baru.
e. Pengembangan, produk kreatif tidak harus baru dari segi wujudnya, tetapi dapat juga
berupa pengembangan dari produk yang sudah ada sehingga menjadi lebih bermanfaat
bahkan bisa jadi mempunyai fungsi yang sama sekali baru.
3. Ciri-ciri orang kreatif
a. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
b. Tidak malu bertanya hal yang tidak diketahuinya.
c. Selalu berusaha mencari ide dan jalan keluar terhadap suatu permasalahan.
d. Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.
e. Berani menyatakan gagasannya walaupun berbeda dengan kebanyakan orang.
f. Tidak pernah puas dengan prestasi yang sudah diperolehnya.
g. Mempunyai visi (pandangan) ke depan.
h. Mempunyai kebiasaan otodidak (belajar mandiri).

i. Mau belajar dari kegagalan.
j. Mau belajar dari pengalaman orang lain.
B. Inovasi
1. Pengertian inovasi
Inovasi adalah hasil dari sebuah proses kreatif yang berasal dari pengembangan dan
pemanfaatan berdasarkan ilmu pengetahuan serta keterampilan teknis dan pengalaman yang
pada akhirnya akan memperbaiki ataupun menciptakan produk (barang atau jasa) yang baru
dan mempunyai manfaat ataupun tambahan manfaat baru.
Jadi inovasi yang dilakukan terhadap suatu produk akan dapat memunculkan suatu
produk baru atau produk lama dengan tambahan manfaat baru. Contoh: mesin penanak nasi
(rice cooker) yang dengan inovasi sekarang juga dapat berfungsi sebagai penghangat nasi
(magic jar).
2. Manfaat yang diperoleh dengan adanya inovasi
a. Pengembangan ekonomi; karena adanya produk baru hasil dari inovasi maka akan terbuka
peluang ekonomi terhadap produk tersebut. Dan ketika produk tersebut dapat diterima
pasar, maka akan secara alami permintaan akan meningkat dan diproduksi secara massal
yang akhirnya akan memunculkan banyak lapangan perkerjaan bagi masyarakat.
b. Solusi terhadap suatu masalah, seringkali inovasi terjadi karena adanya masalah yang
berulang-ulang terhadap suatu produk, kemudian dengan proses kreatif akan menemukan
inovasi untuk produk tersebut, yang mana selain mengatasi masalah yang terjadi, pada

perkembangannya juga dapat menambah berbagai manfaat terhadap produk tersebut
sehingga akan semakin memudahkan suatu pekerjaan.

c. Berkembangnya ilmu pengetahuan; salah satu unsur utama dari sebuah inovasi produk
adalah pemanfaatan ilmu pengetahuan, yang dengan terciptanya inovasi produk maka
secara otomatis ilmu pengetahuan juga akan berkembang dengan muculnya ide-ide baru
terhadap hasil inovasi tersebut.
C. Kemandirian
1. Pengertian kemandirian
Kemandirian adalah hasil dari suatu proses belajar dan kerja keras yang membentuk
seseorang atau sekelompok orang (dalam pemahaman ekonomi disebut perusahaan) menjadi
lebih kuat dan tidak lagi bergantung kepada orang lain. Tidak bergantung kepada orang lain
bukan berarti tidak membutuhkan orang lain, tetapi bebas untuk melakukan suatu hal tanpa
terpengaruh orang lain. Contoh: Negara yang memiliki kemandirian tidak akan terpengaruh
apalagi takut untuk mengambil sebuah kebijakan luar negeri.
2. Kemandirian ekonomi
Dengan kemandirian yang dimiliki seseorang atau sebuah perusahaan akan dapat
melakukan kreativitas dan inovasi yang akan menghasilkan suatu produk yang berkualitas dan
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selain itu kemandirian mendorongseseorang untuk
semakin produktif karena tidak lagi bergantung kepada orang lain, serta lebih efektif dalam

bertindak karena bebas dari pengaruh orang lain. Kemandirianmemiliki unsur-unsur sebagai
berikut:
a. Bebas, setiap tindakannya dilakukan karena pilihan yang dianggapnya terbaik tanpa takut
mendapat tekanan dari orang lain.
b. Inisiatif, dapat membuat ide dan tindakan sendiri untuk menghadapi masalah.
c. Progresif dan ulet, setiap tindakan selalu berpikir ke depan dan tidak cepat putus asa bila
mengalami kegagalan.
d. Pengendalian diri, selalu tenang dan berpikir positif dalam menghadapi semua masalah.
e. Kemantapan diri, memiliki rasa percaya diri terhadap keputusan yang diambilnya karena
yakin bahwa itu yang terbaik.
D. Wirausaha
Wirausaha merupakan buah dari kemandirian ekonomi, artinya berusaha untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi dengan usaha sendiri. Sedangkan wirausahawan atau entrepreneur adalah
orang yang berusaha sendiri (tidak bekerja kepada orang lain) dengan kemampuannya untuk
memaksimalkan potensi yang ada serta melihat dan memanfaatkan peluang yang diberikan
kepadanya, bahkan dalam perkembangannya akan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang
lain.
Seorang wirausahawan adalah seorang yang berani mengambil keputusan dalam hidupnya,
oleh karena itu wirausahawan memiliki kompetensi (kemampuan atau nilai diri) agar bisa berhasil
dalam bidang yang ditekuninya. Kompetensi yang harus dimiliki seorang wirausaha antara lain

adalah:
1. Kepribadian yang luhur; artinya memiliki nilai-nilai kebaikan universal dalam dirinya.
Sehingga dengan sikapnya itu seorang wirausaha senantiasa berani bertanggung jawab
terhadap yang dilakukannya.
2. Mental wirausaha; artinya mempunyai niat sekaligus cita-cita yang besar dan kemudian
diwujudkan dalam tindakan wirausaha yang nyata. Seseorang yang bermental wirausaha tidak
akan mudah menyerah jika mengalami kegagalan dan tidak mudah puas ketika usahanya
mendapatkan hasil. Selain itu mental wirausaha juga dilihat dari kejujurannya dalam
menjalankan usaha.
3. Peka terhadap lingkungan; wirausahawan selalu peka terhadap keadaan sekitarnya, baik dalam
melihat peluang maupun ancaman terhadap usahanya. Selain itu wirausahawan juga peka
dalam arti melihat akibat dari apa yang dilakukannya, jika ternyata merugikan orang-orang
dan lingkungan di sekitarnya dia akan berusaha keras untuk memperbaikinya dan tidak malu
meminta maaf.

4. Keterampilan wirausaha; yaitu memiliki spesialisasi dalam bidang yang diusahakannya,
sehingga dapat menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas. Keterampilan di sini meliputi
keterampilan teknis yaitu mengerti dan memahami produk yang dihasilkannya dan
keterampilan non teknis seperti kemampuan manajerial, kemampuan melihat peluang,
memunculkan ide dan sebagainya.

5. Kemampuan mencari informasi; di abad modern ini informasi merupakan salah satu kekuatan
utama dalam menentukan keberhasilan seseorang. Banyak kita lihat dalam keseharian, karena
mendapat informasi lebih awal seorang wirausaha berhasil mengembangkan usahanya hingga
berkali-kali lipat. Karena itu kemampuan ini mutlak harus dimiliki seorang wirausahawan
yang salah satu caranya adalah dengan mengembangkan jaringan.
Dari berbagai kompetensi yang dimiliki tersebut akan dapat memunculkan berbagai sikap
yang sangat penting sekaligus menunjang dalam perannya sebagai wirausahawan. Sikap-sikap
yang merupakan perwujudan dari kompetensi yang dimiliki seorang wirausahawan antara lain
adalah:
1. Rasa percaya diri; perasaan yakin dan optimis terhadap yang dilakukannya, tanpa lemah hati
jika ada yang merendahkan apa-apa yang diusahakannya.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil; seorang wirausahawan sangat fokus terhadap produk yang
dihasilkannya dan hal tersebut dicapai dengan fokus pada setiap hal yang menjadi tanggung
jawabnya.
3. Pengambil resiko; tidak ragu dan berani mengambil peluang yang dilihatnya tanpa terlalu
takut resiko kerugian yang bisa terjadi, berani di sini tidak berarti nekat tanpa perhitungan,
karena itu setiap wirausahawan harus mempunyai manajemen resiko yang baik artinya
memahami resiko yang dihadapinya dan berusaha meminimalkannya sekaligus siap dengan
segala kemungkinan kegagalan.
4. Kepemimpinan; sikap pemimpin adalah sifat yang bertanggung jawab terhadap yang

dilakukan dirinya dan anak buahnya. Selain itu pemimpin tidak anti-kritik dan terbuka
terhadap semua informasi menyangkut perusahaannya. Dan yang tidak kalah penting adalah
sikap mengarahkan semua faktor produksi sehingga dapat menghasilkan produk yang sesuai
target.
5. Berusaha menjaga orisinalitas; artinya berusaha agar produk yang dihasilkannya bukan
merupakan tiruan dari produk orang lain, dengan mental tersebut maka produknya bisa
dikenal dan dihargai oleh masyarakat.
6. Orientasi ke masa depan; seorang wirausahawan mempunyai konsep going concern artinya
tidak memikirkan akan kebangkrutan usahanya, jadi selalu optimis dalam menghadapi
masalah dan yakin usahanya semakin berkembang di masa depan.

10
Cara
Mudah
Meningkatkan Kreatifitas

untuk

Kualitas kecerdasan (kejeniusan) seseorang dapat diukur melalui 3 hal dasar, yaitu :
 Open Minded-ness. Semakin terbuka cara berpikir Anda, maka semakin terbuka dan kreatif terhadap


ide baru dan pemecahan terhadap sebuah masalah.
 Kemampuan konsentrasi dalam sebuah hal/masalah. Dalam kata lain, Anda harus memiliki
kemampuan untuk fokus dalam sebuah hal atau masalah Anda.
 Kemampuan untuk memecahkan masalah secara sistematis. Anda harus melihat sebuah masalah
sebagai sebuah sistem, bukan sebuah masalah yang saling terpisah satu sama lain.

Demikianlah 3 hal dasar yang dapat digunakan sebagai ukuran kecerdasan seseorang.
Lalu bagaimana langkah untuk meningkatkan kreatifitas? Berikut 10 langkah mudah
untuk meningkatkan kreatiifitas.

1. Ubahlah cara berpikir Anda dari negatif ke positif
Semakin positif cara berpikir Anda, membuat Anda semakin percaya diri dan optimis
dalam menghadapi permasalahan. Selanjutnya Anda akan semakin kreatif dalam mencari
solusi segala permasalahan Anda. Biasakanlah Anda mengatakan “Ya ini merupakan
kesempatan untuk menjadi lebih baik” dalam menghadapi sebuah rintangan.
2. Tulislah secara detail mengenai situasi kesulitan yang Anda hadapi
Tulislah segala hal yang berkaitan dengan tantangan Anda, Apa yang menjadi penyebab
Anda tertekan? Apa yang Anda kuatirkan? Kenapa Anda tidak bahagia? Ini bukan berarti
berpikir negatif, tapi dengan menulisnya Anda selanjutnya akan berpikir untuk mencari

jalan keluar dari permasalahan tersebut.
3. Selalu bertanya
Jangan terlalu cepat puas dengan jawaban singkat dari permasalahan Anda. Berlatihlah
juga untuk menjawab sebuah permasalahan atau pertanyaan dari sudut pandang yang
berbeda. Misalnya bisnis Anda sedang menurun, kenapa menurun? mengapa
penjualannya menurun? apa karena semakin banyak kompetitor? atau karena produk
Anda semakin menurun kualitasnya? Dengan semakin banyak pertanyaan yang dapat
Anda buat, maka Anda akan terpacu untuk semakin kreatif mencari solusinya.
4. Definisikan Batasan, Buat Alternatif Solusi
Anda harus mampu mengidentifikasi apa saja yang menjadi batasan Anda untuk
menyelesaikan permasalahan Anda. Kemudian Anda harus mencari alternatif-alternatif
solusi sesuai dengan batasan yang Anda miliki.
5. Lakukan keputusan yang terbaik dari beberapa alternatif solusi yang Anda buat
Pilihkan keputusan yang terbaik setelah Anda membandingkannya dengan alternatif
lainnya.
6. Buatlah Planning bila keputusan terbaik Anda tidak berjalan sesuai harapan
Anda.
Anda harus menyiapkan rencana bila hasil evaluasi keputusan terbaik Anda tidak sesuai
dengan tujuan awal Anda.
7. Tetapkan satuan pengukuran dalam keputusan Anda

Anda harus menetapkan ukuran untuk mengetahui perkembangan pencapaian tujuan
Anda. Bagaimana cara Anda dapat mengetahui bahwa Anda sudah sukses?
8. Menerima semua tanggung jawab dari keputusan yang telah dibuat.
Anda harus berani menghadapi semua resiko dan hasil dari keputusan yang telah Anda
buat.
9. Tentukan deadline

Anda harus menentukan deadline dari semua tujuan Anda. Misalkan Anda ingin tahun
depan memiliki penghasilan per tahun sebesar 120 juta/tahun. Selanjutnya Anda mesti
mem break-down apa saja yang Anda lakukan tiap bulan, tiap hari, tiap jam, bahkan tiap
menit untuk mencapai tujuan Anda.
10. Anda harus Take Action (Bertindak)
Bertindaklah, sibukkanlah diri Anda, dan terus bergerak. Tentukan Prioritas Tujuan Anda.
Semakin cepat Anda dan semakin jelas tujuan Anda, semakin kreatif diri Anda dalam
mencapai tujuan Anda. Anda juga akan semakin banyak memiliki energi dan waktu untuk
belajar. Semakin banyak belajar maka semakin cepat Anda dapat mengembangkan
kapabilitas diri Anda dan mencapai sesuatu yang lebih baik bagi masa depan Anda.
I.

TEORI-TEORI MENGENAI KREATIVITAS

Teori-teori yang melandasi dorongan kreativitas meliputi:
A.

Motivasi Intrinsik untuk Kreativitas

Cara membangun hubungan baru dengan lingkungan agar menjadi individu sepenuhnya adalah
dengan menunjukkan pribadi yang apa adanya secara tidak melebih-lebihkan. Dengan demikian tidak
ada beban individu tersebut untuk bersikap yang tidak wajar atau tidak sebenarnya. Individu dapat
sepenuhnya melakukan apa yang ingin ia lakukan tanpa adanya batasan pencitraan dirinya di hadapan
lingkungan yang baru. Individu tersebut akan merasa nyaman, bahkan di dalam lingkungan yang baru.
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar.Motif-motif dasar
tersebutumumnya berasal dari segi biologis, atau jasmani manusia. Menurut Abraham Maslow ada
lima kategori primer, yaitu:

1.

Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya). Contohnya keinginan

untuk makan dan minum.

2.

Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya). Contohnya

mengunci pagar dan rumah ketika malam hari.

3.

Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima,

memiliki). Contohnya membina hubungan dengan lawan jenis.

4.

Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan

serta pengakuan). Contohnya belajar lebih keras untuk dapat nilai yang bagus.

5.

Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan

menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi
diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya). Contohnya berpakaian yang
sopan ketika pergi kuliah.
6.
Motivasi untuk Kreativitas
Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan potensinya, untuk
mewujudkan dirinya; dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, dorongan untuk
mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang. Dorongan ini merupakan motivasi
primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya
dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers, 1982 dalam Munandar, 1999). Motivasi intrinsik

ini yang hendakanya dibangun dalam diri individu sejak dini. Hal ini dapat dilakukan dengan
memperkenalkan individu dengan kegiatan-kegiatan kreatif, dengan tujuan untuk memunculkan rasa
ingin tahu, dan untuk melakukan hal-hal baru.
7.
Kondisi Eksternal yang mendorong Perilaku Kreatif
Kondisi eksternal (dari lingkungan) secara konstruktif ikut mendorong munculnya kreativitas.
Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh. Individu
memerlukan kondisi yang mempk dan memungkinkan individu tersebut mengembangkan sendiri
potensinya. Maka penting mengupayakan lingkungan (kondisi eksternal) yang dapat memupuk
dorongan dalam diri individu untuk mengembangkan kreativitasnya. Menurut pengalaman Rogers
dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya
kreativitas yang konstruktif.

B. Kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh. Bibit unggul
memerlukan suatu kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu untuk mengembangkan sendiri
potensinya.
Bagaimana cara menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam diri anak
(internal) untuk mengembangkan kreativitasnya? Menurut pengalaman Carl Rogers dalam psikoterapi
adalah dengan menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis.
Belajar dari teori press di atas, apakah yang perlu dilaku-kan guru agar peserta didiknya mau dan
mampu mengembang-kan atau bertindak kreatif? Guru tentu dapat mempelajari bagaimana
menciptakan motivasi internal peserta didik agar mampu dan berusaha untuk meraih prestasi
akademik maupun non-akademiknya. Salah satu yang dibutuhkan adalah pemberian fasilitas yang
dapat mengakomodasi perkembangan potensi peserta didik. Di lain pihak, penciptaan suasana
keamanan dan kebebasan psikologis juga sangat dibutuhkan dalam berbagai peristiwa pembelajaran.
Ada banyak metode pembelajaran yang menekankan pentingnya aktivitas peserta didik, bahkan
mendorong munculnya perwujudan kreativitas (berpikir divergen) peserta didik, antara lain berupa
metode problem solving, metode Discovery, metode Curah Pendapat.
Kebiasaan guru untuk memberi tanggapan secara positif terhadap pendapat setiap peserta didik
merupakan wujud motivasi eksternal yang memacu keberanian peserta didik dalam mengemukakan
pendapatnya. Implementasi motivasi eksternal seperti hal tersebut seringkali dalam dunia pendidikan
disebut reinforcement, yakni suatu penguatan atau dukungan dari guru mengenai pendapat atau
jawaban peserta didik. Adanya pemberian penguatan tersebut peserta didik merasa dihargai, bahkan
akan mendorong peserta didik tergugah (terdorong) untuk berani atau mengulang dalam
mengemukakan pendapat-nya.
Tentu hal demikian memiliki konskwensi terhadap guru, yakni guru perlu memiliki sikap empati yang
dapat menghayati pandangan, sikap dan perilaku peserta didiknya. Sikap keterbu-kaan guru mengenai
berbagai hal sesuai norma dan budaya yang ada akan mendorong peserta didik untuk berani
mengeksplorasi pandangan maupun penilaiannya mengenai suatu hal. Dengan demikian, sebaiknya
guru memiliki bekal pengetahuan yang luas sehingga dapat dengan cepat memahami pandangan atau
penilaian peserta didiknya.
I.

Teori-teori yang melandasi proses keatifitas meliputi :
A. Teori Wallas

Salah satu teori tradisional yang sampai sekarang banyak dikutip ialah teori Wallas yang
dikemukakan dalam buku The art of Thought (Piirto dalam www.labschoolunj.sch.id/smpjkt/materi_download.php?id=7), yang mengatakan bahwa proses kreatif
meliputi empat tahap yaitu: (1) persiapan, (2) inkubasi, (3) iluminasi, (4) verifikasi.
Pada tahap pertama, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah
dengan belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang, dan sebagainya. Pada
tahap kedua, kegiatan mencari dan menghimpun data atau informasi tidak dilanjutkan
oleh individu. Tahap inkubasi ialah tahap di mana individu seakan-akan melepaskan diri
sementara dari masalah tersebut, tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi
menaruhnya ke alam pra sadar. Tahap iluminasi ialah tahap timbulnya “insight” dimana
timbul inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan
mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru. Tahap verifikasi atau tahap evaluasi
ialah tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas
memerlukan pemikiran yang kritis dan konvergen.
Teori Belahan otak kanan dan kiri
Proses pemikiran untuk menyelesaikan masalah secara efektif melibatkan otak kiri atau
otak kanan dengan mengombinasikan pemikiran logis dan kreatif dimana otak kiri
memainkan peranan dalam pemrosesan logika, kata-kata, matematika, sedangkan otak
kanan berurusan dengan irama, rima, musik, gambar, dan imajinasi (www.labschoolunj.sch.id/smpjkt/materi_download.php?id=7).
Bagan Proses Pimikiran Otak
Belahan Otak Kiri
Intelek
Konvergen
Intelektual
Rasional
Verbal
Horizontal
Konkret
Realistis
Diarahkan
Diferensial
Sekuensial
Historikal
Analitis
Eksplisit
Objektif
Suksesif

Belahan Otak Kanan
Intuisi
Divergen
Emosional
Metaforik, intuitif
Non Verbal
Vertikal
Abstrak
Impulsif
Bebas
Eksistensial
Multipel
Tanpa Batas Waktu
Sintesis, Holitik
Implisit
Subjektif
Simultan

KREATIVITAS DAN TEORI BELAHAN OTAK
Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu karena
kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Para pakar kreativitas, misalnya

Clark (1988) dan Gowan (1989) melalui Teori Belahan Otak (Hemisphere Theory) mengatakan bahwa
sesungguhnya otak manusia itu menurut fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak
kiri (left hemisphere) dan belahan otak kanan (right hemisphere). Otak belahan kiri mengarah kepada
cara berfikir konvergen (convergen thinking), sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada cara
berfikir menyebar (difergent thinking).
Berkenaan dengan teori belahan beserta fungsinya ini (Clark, 1983: 24) mengemukakan sejumlah
fungsi otak sesuai dengan belahannya itu sebagaimana tertera pada table berikut ini.
Fungsi Belahan Otak Kiri dan Belahan Otak Kanan
(Clark, 1983: 24 )
Pengertian Keberbakatan
Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat (inherent) dalam diri seseorang,
merupakan bawaan sejak lahir dan terkait dengan struktur otak. Definisi Columbus Group, bakat
adalah 'asynchronous development', yakni kemampuan kognitif di atas rata-rata, mempunyai intensitas
kuat yang dipadu dengan pengalaman dan kesadaran diri yang secara kualitatif berbeda dengan orang
normal. Renzulli (1981), bakat merupakan gabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya
dalam menentukan keberbakatan seseorang, yakni kecerdasan, kreativitas, dan tanggungjawab.
Menurut Tedjasaputra, MS (2003), bakat adalah kondisi seseorang yang dengan suatu pendidikan dan
latihan memungkinkan mencapai kecakapan, pengetahuaan dan keterampilan khusus.
Menurut Widodo Judarwanto 2007, keberbakatan adalah kemampuan intelektual atau kecerdasan
diantaranya meliputi kemampuan intelektual musik, matematika, fisika, kimia, elektronika, informasi
tehnologi, bahasa, olahraga dan berbagai tingkat kecerdasan di berbagai bidang lainnya yang
kemampuannya jauh di atas rata-rata anak seusianya. Menurut Galton 2002, kebeberbakatan
merupakan kemampuan alami yang luar biasa, diperoleh dari kombinasi sifat-sifat yang meliputi
kapasitas intelektual, kemauan yang kuat, dan unjuk kerja.
Menurut Renzulli 2002, keberbakatan merupakan interaksi antara kemampuan umum dan/atau
spesifik, tingkat tanggung jawab terhadap tugas yang tinggi dan tingkat kreativitas yang tinggi.
Menurut Clark (1986), keberbakatan adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa, yang
dibawa sejak lahir dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan. Keberbakatan ikut
ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu
hidup.
Dilihat dari sudut pandang berdimensi ganda, keberbakatan adalah kemampuan unjuk kerja yang
tinggi di dalam aspek intelektual, kreativitas, seni, kepemimpinan, atau bidang akademik tertentu.
Dalam konsep luas dan terpadu, keberbakatan merupakan kecakapan intelektual superior, yang secara
potensial dan fungsional mampu mencapai keunggulan akademiak di dalam kelompok populasinya
dan atau berbakat tinggi dalam bidang tertentu, seperti matematika, IPA, seni, musik, kepemimpinan
sosial dan perilaku kreatif tertentu dalam interaksidengan lingkungan dimana kecakapan dan unjuk
kerjanya itu ditampilkan secara konsisten.
Anak berbakat didefinisikan oleh USOE (United States Office of Education) sebagai anak-anak yang
dapat membuktikan kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual,
kreatif, artistik, kapasitas kepemimpinan atau akademik spesifik, dan mereka yang membutuhkan
pelayanan atau aktivitas yang tidak sama dengan yang disediakan di sekolah sehubungan dengan
penemuan kemampuan-kemampuannya.
Sutratianah lebih lanjut mengungkapkan karakteristik anak berbakat antara lain:

Ø Memiliki tingkat inisiatif, imajinasi dan kreatifitas yang juga demikian tinggi.
Ø Namun sebaliknya dibalik kelebihan itu seringkali disertai penyimpangan beberapa perilaku
seperti gangguan sosialisasi, emosi tinggi dan labil, agresifitas tinggi, gangguan konsentrasi,
impulsifitas tinggi, gangguan tidur, hiperaktif dan beberapa gangguan perilaku lainnya.
Ø Rasa tidak puas yng beralasan, yang bagi anak-anak lain puas/menerima begitu saja akan hal-hal
ilmiah.
Ø Kemauan untuk bekerja sendirian dalam jangka waktu yang lama.
Ø Kemampuan melihat adanya hubungan di antara bermacam-macam unsur dalam satu situasi
tertentu.
Ø Kemampuan yang tinggi di bidang matematika, membaca, mengungkapkan ide-ide scienci,
menggenerelisasikan hal-ihwal, berpikir kuantitatif.
Renzulli menarik kesimpulan bahwa yang menentukan keberbakatan seseorang pada hakikatnya
adalah tiga kelompok ciri-ciri sebagai berikut:

Kemampuan di atas rata-rata

Kreativitas tinggi

Pengikatan diri atau tanggung jawab terhadap tugas (task commitment)
Pengertian Kreativitas :
Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah
ada, yang belum pernah ada sebelumnya dengan menekankan kemampuan yaitu yang berkaitan
dengan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan cerminan
kemampuan operasional anak kreatif.
v Definisi Kreativitas
· Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, dalam bentuk suatu gagasan
atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock dalam Basuki, 2010).
· Proses kreatif adalah munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan
individu, dan dari pengalaman yang menekankan pada produk yang baru, interaksi individu dengan
lingkungannya atau kebudayaannya (Rogers dalam Basuki, 2010).
· Kreativitas adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai
aspek kehidupannya dengan tujuan menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik (Alvian dalam
Basuki, 2010).
· Kreativitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan
originalitas dalam berfikir (Munandar dalam Basuki, 2010).
· Definisi Kreativitas menurut Clark (dalam Basuki, 2010) :
Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak,mengemukakan :
“Kretivitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintegrasikan, yaitu sintesa dari
semua fungsi dasar manusia yaitu : berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi ( basic function of
thingking, feelings, sensing and intuiting)” (Jung 1961, Clark 1986)

Menurut Hurlock kreativitas menekankan pembuatan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan
Munandar menyebutkan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk
mengkombinasikan suatu gagasan. Evans juga menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan
untuk menemukan hubungan-hubungan baru, untuk melihat suatu obyek dari perspektif baru, dan
untuk membentuk kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang sudah ada dalam pikiran.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk menemukan hubunganhubungan baru dan membuat kombinasikombinasi baru yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir sehingga
dapat menciptakan sesuatu yang baru. Dalam hal ini sesuatu yang baru tidak berarti sebelumnya tidak
ada, akan tetapi sesuatu yang baru ini dapat berupa sesuatu