5161b068b0fae Tugas kelompok 4 dari kela

SEJARAH PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM
MAKALAH
Dibuat untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Hukum Islam di Bawah
Bimbingan Dosen Bpk. FAUZUL ALIWARMAN, SHI., M.Hum.

Oleh :
KELOMPOK 4

KELAS A PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS
HUKUM
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN"
JAWA TIMUR
SURABAYA

2013
TIM PENYUSUN
IAN PUNKY MARTA
(1271010051)
RACHMAN DWI SETIAJI
(1271010022)


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM”.
Makalah ini berisikan tentang SEJARAH PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM atau yang lebih khususnya membahas
pergerakan hukum Islam khususnya dalam pertumbuhan dan
perkembangan hukum tersebut. Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua, pada khususnya
mahasiswa/mahasiswi UPN VETERAN JAWA TIMUR tentang hukum islam.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dalam
kesempatan ini kami juga ingin mengucapakan banyak terima kasih
kepada pihak kampus yang sudah memberikan kesempatan kepada kami
untuk menyusun makalah ini, juga kepada Bapak Dosen yang sudah
banyak membantu selama perkuliahan ini. Tidak lupa juga kepada temanteman yang selalu menemani, membantu dan mensuport selama


pembuatan makalah ini. Maka, makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas
dari kerjasama dari semuanya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................
i
TIM PENYUSUN......................................................................
ii
KATA PENGANTAR..................................................................
............................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................
iii

BAB I


PENDAHULUAN.......................................................

1
I.1. Latar Belakang Masalah.....................................................
1

BAB II

I.2. Perumusan Masalah...........................................................

2

I.3. Tujuan Penulisan.................................................................

2

PEMBAHASAN........................................................

3
II.1. Tahap-Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan........

II.2. Masa Nabi Muhammad.........................................

3

3
II.3. Masa Khulafa Rasyidin.........................................
4
II.4. Masa Pembinaan, Pengembangan, dan Pembukuan....
5
II.5. Masa Kelesuan Pemikiran.....................................
6
II.6. Masa Kebangkitan Kembali (Abad ke-19 sampai sekarang)
...............................................................................................................
7
BAB III

PENUTUP............................................................................

9
III.1. Kesimpulan..................................................................

9
III.2. Saran...........................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
10

BAB I

I.1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sejarah pertumbuhan dan perkembangan hukum Islam,
sangatlah penting untuk kita ketahui. Selain untuk memperdalam
pengetahuan kita tentang sejarah hukum Islam, namun yang paling
penting adalah bagaimana kita bisa memahami betul sumber dan

dasar hukum Islam itu sendiri, karena dengan mempelajari sejarah

kita bisa merasakan betapa dekat dan besar perjuangan para ulama
dahulu terhadap perkembangan hukum Islam sekarang dengan
menggali ilmu-ilmu yang terkandung dalam Al-Qur’an maupun
Sunnah. Kita tidak bisa menutup mata terhadap sejarah, kalau
bukan karena ulama-ulama kita terdahulu yang mempelajari,
mengajakan serta menulis buku-buku tentang Islam atau
sejarahnya, tidak mustahil kita tidak pernah merasakan manisnya
hukum Islam itu sendiri.
Adapun judul makalah yang saya bahas dalam makalah ini
adalah Sejarah Pertumbuhan Hukum Islam. Dimana didalamnya
membahas tentang perkembangan hukum Islam mulai pada zaman
rasul sampai sekarang ini. Dimana setiap periode mempunyai
krakter tersendiri yang berbeda dengan periode-periode lainnya.
Di dalam makalah ini juga saya menjelaskan tokoh-tokoh yang
berperan penting dalam pengembangan hukum Islam, baik pada
zaman Nabi Muhammad maupun sesudahnya, kemudian penyebab
perkembangan dan kemunduran hukum Islam itu sendiri dan hal-hal
yang berkaitan dengan judul makalah ini.

1


I.2.

Perumusan Masalah

Rumusan Masalah dari yang kami kemukakan di atas adalah sebagai
berikut :

1.

Bagaimanakah perkembangan hukum islam di zaman Nabi

Muhammad ?
2.

Bagaimanakah perkembangan hukum islam pada masa Khulafa

Rasyidin ?
3.


Bagaimanakah perkembangan hukum islam di masa pembinaan,

pengembangan,
4.

dan Pembukuan

Bagaimanakah perkembangan hukum islam pada masa kelesuan

pemikiran ?
5.

Bagaimanakah perkembangan hukum islam pada masa kebangkitan

Kembali (abad ke-19 sampai sekarang) ?

I.3.

Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
apakah definisi dari hukum islam sehingga semua orang dapat
mengetahuinya dengan pasti tanpa ada keraguan lagi. Selain itu di
dalam makalah ini juga menerangkan tentang sejarah pertumbuhan
hukum islam dari masa Rasulullah SAW, masa khulafaurrasyidin,
masa pembinaan, masa kelesuan pemikiran, dan pada masa
kebangkitan sampai sekarang agar para pembaca tidak hanya
mengetahui sekedar hukum islam saja tetapi mengetahui juga
sejarahnya secara pasti.

2

BAB II
II.1.

PEMBAHASAN
TAHAP – TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pertumbuhan dan perkembangan hukum Islam dibagi dalam

beberapa tahap menurut para penulis sejarah hukum Islam.

Pembagian ke dalam beberapa tahap itu tergantung tujuan dan
ukuran yang mereka gunakan dalam meengadakan pertahapan itu.
Terbagi dalam 5 masa :
I.
II.
III.
IV.
V.

II.2.

Masa
Masa
Masa
Masa
Masa

Nabi Muhammad (610 M – 632 M)
Khulafa Rasyidin (632 M – 662 M)
Pembinaan, Pembukuan dan Pembukuan (abad 7 – 10 M)

Kelesuan Pemikiran (abad 10 M – 19 M)
Kebangkitan Kembali (abad 19 M sampai sekarang)

MASA NABI MUHAMMAD (610 M - 632 M)
Nabi Muhammad lahir dari seorang ibu bernama Aminah di
Makkah pada tanggal 12 Rabi’ul-awwal (bulan ketiga tahun hijriyah)
bersamaan dengan tanggal 20 April tahun 571 Masehi dan
diberinama Ahmad, dan oleh kakeknya Abdul Muthalib dinamakan
Muhammad.
Muhammad menerima wahyu pertama disaat mencapai umur
40 tahun, pada tahun 610 M. Pada waktu itu pula beliau ditetapkan
tuhan menjadi rasul atau Utusan-Nya. Tiga tahun kemudian,
malaikat Jibril membawa perintah Allah untuk menyebarluaskan
wahyu yang diterimanya kepada umat manusia.
Muhammad pindah atau hijrah dari Makkah ke Yathrib yang
kemudian berubah nama menjadi Madinat al-Nabi (kota Nabi) yang
sekarang biasa disebut kota Madinah. Muhammad wafat dalam usia
63 tahun, pada tahun 632 M setelah berhasil melaksanakan
tugasnya sebagai Rasulullah selama 13 tahun di Makkah dan 10
tahun di Madinah.

3
Yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah wahyu-wahyu
Tuhan. Di antara wahyu-wahyu tersebut terdapat ayat-ayat hukum.
Ayat-ayat hukum ini tersebar di dalam berbagai surat di dalam
Alquran.
II.3.

MASA KHULAFA RASYIDIN (632 M - 662 M)
Dengan wafatnya nabi Muhammad, maka berhentilah wahyu
yang turun dan demikian halnya dengan sunnah. Kedudukan Nabi
Muhammad sebagi ututsan Tuhan tidak mungkin tegantikan, tetapi
tugas beliau sebagai pemimpin masyarakat Islam dan kepala
Negara harus dilanjutkan oleh seorang khalifah dari kalangan
sahabat Nabi.
Tugas utama seorang khalifah adalah menjaga kesatuan umat
dan pertahanan Negara. Memiliki hak memaklumkan perang dan
membangun tentara untuk menajaga keamanan dan batas Negara,
menegakkan keadilan dan kebenaran,berusaha agar semua
lembaga Negara memisahakan antara yang baik dan tidak baik,
melarang hal-hal yang tercela menurut Al Qur’an, mengawaasi
jalannya pemerintahan, menarik pajak sebagai sumber keuangan
Negara dan tugas pemerintahan lainnya.
Khalifah yang pertama dipilih yaitu Abu Bakar Siddiq. Masa
pemerintahan Khulafaur Rasyidin sangat penting dilihat dari
perkembangan hukum Islam karena dijadikan model atau contoh
digenerasi-generasi berikutnya.
Pada masa pemerintahan Abu Bakar Siddiq dibentuk panitia
khusus yang bertugas mengumpulkan catatan ayat-ayat Qur’an
yang telah ditulis dijaman Nabi pada bahan-bahan darurat seperti
pelepah kurma dan tulang-tulang unta dan menghimpunnya daam
satu naskah. Khalifah kedua yaitu Umar Bin Khatab yang
melanjutkan usaha Abu Bakar meluaskan daerah

Islam sampai ke Palestina, Sirya, Irak dan Persia. Contoh ijthad
Umar adalah menurut (Q.s.5:38) orang yang mencuri, diancam
dengan hukuman potong tangan. Dimasa pemerintahan Umar
terjadi kelaparan dalam masyarakat disemenanjung Arabia, dalam
keadaan itu ancaman terhadap pencuri tersebut
4
tidak dilaksanakan oleh khalifah Umar berdasarkan pertimbangan
keadaan darurat dan kemaslahatan jiwa masyarakat. Selanjutnya
pada pemilihan khalifah,
Usman menggantikan Umar. Pada masa pemerintahan ini
terjadi nepotisme karena kelemahannya. Dimasa pemerintahanya
perluasan daerah Islam diteruskan ke barat sampai ke Maroko, ke
timur menuju India dan keutara bergerak keraha konstantinopel.
Usman menyalin dan membuat Al Qur’an standar yang disebut
modifikasi al Qur’an. Setelah Usman meninggal dunia yang
mengantikan adalah Ali Bin Abi Thalib yang merupakan menantu
dan keponakan Nabi Muhammad.
Semasa pemerintahanya Ali tidak dapat berbuat banyak untuk
mengembangkan hukum Islam karena keadaan Negara tidak stabil.
Tumbuh bibit-bibit perpecahan yang serius dalam tubuh umat Islam,
yang bermuara pada perang saudara yang kemudian menimbulkan
kelompok-kelompok.

II.4.

MASA PEMBINAAN, PENGEMBANGAN DAN PEMBUKUAN

(ABAD 7 - 10 M)
Dimasa ini lahir para ahli hukum Islam yang menemukan dan
merumuskan garis-garis suci islam, muncul berbagai teori yang
masih dianut dan digunakan oleh umat islam sampai sekarang.
Banyak faktor yang memungkinkan pembinaan dan pengembangan
pada periode ini, yaitu :

A.) Wilayah islam sudah sangat luas, tinggal berbagai suku bangsa
dengan asal usul, adat istiadat dan berbagai kepentingan yang
berbeda. Untuk dapat menentukan itu maka ditentukanlah kaidah
atau norma bagi suatu perbuatan tertentu guna memecahkan suatu
masalah yang timbul dalam masyarakat.
B.) Telah ada karya-karya tentang hukum yang digunakan sebagai
bahan untuk membangun serta mengembangkan hukum fiqih Islam.

5
C.) Telah ada para ahli yang mampu berijtihad memecahkan
berbagai masalah hukum dalam masyarakat. Selain Perkembangan
pemikiran hukum pada periode ini lahir penilaian mengenai baik
buruknya mengenai perbuatan yang dilakukan oleh manusia yang
terkenal dengan al-ahkam al-khamsah.

II.5.

MASA KELESUAN PEMIKIRAN (ABAD X-XI-XIX M)
Pada masa ini ahli hukum tidak lagi menggali hukum fiqih
Islam dari sumbernya yang asli tapi hanya sekedar mengikuti
pendapat-pendapat yang telah ada dalam mashabnya masingmasing. Yang menjadi ciri umum pemikiran hukum dalam masa ini
adalah para ahli hukum tidak lagi memusatkan usahanya untuk
memahami prinsip-prinsip atau ayat-ayat hukum yang terdapat
pada Al Qur’an dan sunah, tetapi pikirannya ditumpukan pada
pemahaman perkataan-perkataan, pikiran-pikiran hukum para
imamnya saja.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran atau kelesuan
hukum islam dimasa itu adalah ;

1.) Kesatuan wilayah islam yang luas telah retak dengan munculnya
beberapa Negara baru.

2.) Ketidakstabilan politik.
3.) Pecahnya kesatuan kenegaraan atau pemerintahan menyebabkan
merosotnya kewibawaan pengendalian perkembangan hukum.
4.) Gejala kelesuan berfikir timbul dimana-mana dengan demikian
perkembangan hukum Islam pada periode ini menjadi lesu.

6
II.6.

MASA KEBANGKITAN KEMBALI (ABAD XIX SAMPAI

SEKARANG)
Setelah mengalami kelesuan dalam beberapa abad lamanya,
pemikiran Islam telah bangkit kembali, timbul sebagai reaksi
terhadap sikap taqlid tersebut yang telah membawa kemunduran
hukum islam. Pada abad ke XIV telah timbul seorang mujtahid besar
yang menghembuskan udara baru dalam perkembangan hukum
Islam yang bernama Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnu Qayyim al
Jaujiyyah walau pola pemikiran mereka dilanjutkan pada abad ke
XVII oleh Muhammad Ibnu Abdul Wahab yang terkenal dengan
gerakan baru di antara gerakan-gerakan para ahli hukum yang
menyarankan kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Gerakan ini
oleh Prof. H. Muhammad Daud Ali, SH dalam bukunya. Hukum Islam,
disebutkan sebagai gerakan Salaf (Salafiah) yang ingin kembali
kepada kemurnian ajaran Islam di zaman salaf (permulaan),
generasi awal dahulu.
Sebetulnya kalau kita lihat dalam catatan sejarah
perkembangan hukum Islam, sesungguhnya pada masa

kemunduran itu sendiri telah telah muncul beberapa ahli yang ingin
tetap melakukan ijtihad, untuk menampung dan mengatasi
persoalan-persoalan dan perkembangan masyarakat. Sebagai
contoh pada abad ke 14 telah lahir seorang mujtahid besar yang
menghembuskan udara segar dan baru dalam dunia pemikiran
agama dan hukum. Mujtahid besar tersebut adalah Ibnu Taimiyah
(1263-1328) dan muridnya Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah (1292-1356).
Pola pemikiran mereka dilanjutkan pada abad ke 17 oleh
Muhammad Ibnu Abdul Wahab (1703-1787) yang terkenal dengan
gerakan Wahabi yang mempunyai pengaruh pada gerakan Padri di
Minangkabau (Indonesia).
Hanya saja barangkali pemikiran-pemikiran hukum Islam yang
mereka ijtihadkan khususnya Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qoyyim, tidak
menyebar luas kepada dunia Islam sebagai akibat dari kondisi dan
situasi dunia Islam yang berada dalam kebekuan, kemunduran dan
bahkan berada dalam cengkeraman orang lain, ditambah lagi
dengan sarana dan prasarana penyebaran ide-ide seperti
percetakan, media massa dan elektronik serta yang lain sebagainya
tidak
7
ada, padahal sesungguhnya ijtihad-ijtihad yang mereka hasilkan
sangat berilian, menggelitik dan sangat berpengaruh bagi orang
yang mendalaminya secara serius.
Ijtihad-ijtihad besar yang dilakukan oleh kedua dan bahkan
ketiga orang tersebut di atas, dilanjutkan kemudian oleh Jamaluddin
Al-Afgani (1839-1897) terutama di lapangan politik. Jamaluddin AlAfgani inilah yang memasyhurkan ayat Al-Qur’an : Sesungguhnya
Allah tidak akan merubah nasib suatu bangsa kalau bangsa itu
sendiri tidak (terlebih dahulu) berusaha mengubah nasibnya sendiri
(Q.S. Ar-Ra’du (13) : 11). Ayat ini dipakainya untuk menggerakan
kebangkitan ummat Islam yang pada umumnya dijajah oleh bangsa

Barat pada waktu itu. Al-Afgani menilai bahwa kemunduran ummat
Islam itu pada dasarnya adalah disebabkan penjajahan Barat.
Oleh karena penyebab utama dari kemunduran itu adalah
penjajahan Barat terhadap dunia Islam, maka Al-Afgani berpendapat
bahwa agar ummat Islam dapat maju kembali, maka penyebab
utamanya itu yang dalam hal ini adalah penjajahan Barat harus
dilenyapkan terlebih dahulu. Untuk itulah maka Al-Afgani
menelorkan ide monumentalnya yang sangat terkenal sampai
dengan saat ini, yaitu Pan Islamisme, artinya persatuan seluruh
ummat Islam.
Persoalannya sekarang adalah apakah pemikiran Al-Afgani
tentang Pan Islamisme ini masih relevan sampai dengan saat ini
ataukah tidak. Artinya apakah pemikiran Al-Afgani ini masih cocok
untuk diterapkan dalam dunia Islam yang nota bene nasionalisme
masing-masing negara sudah menguat dan mengental ditambah
tidak seluruhnya negara-negara muslim negaranya berdasarkan
Islam. Penulis menilai bahwa ide yang dilontarkan oleh Al-Afgani ini
adalah relevan pada masanya, namun demikian masih perlu
diterjemahkan ulang (diperbaharui substansinya) pada masa kini.
Sebab menurut penulis persatuan dunia Islam sebagaimana
layaknya sebuah negara Islam Internasional tidak memungkinkan
untuk dilaksanakan lagi, tetapi persatuan ummat Islam dalam arti
bersatu untuk memberantas pengaruh negatif dari negara-negara
8
Barat dan adanya kesepakatan bersama untuk saling bantu
membantu dalam memberantas kemiskinan, kebodohan dan
keterbelakangan adalah sesuatu hal yang mutlak dan sangat
diperlukan oleh dunia Islam saat ini.
Cita-cita ataupun ide besar Al-Afgani tersebut mempengaruhi
pemikiran Muhammad Abduh (1849-1905) yang kemudian
dilanjutkan oleh muridnya Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935).

Pikiran-pikiran Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridha
mempengaruhi pemikiran ummat Islam di seluruh dunia. Di
Indonesia, pikiran-pikiran Abduh ini sangat kental diikuti oleh antara
lain Gerakan Sosial dan Pendidikan Muhammadiyah yang didirikan
oleh K. H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta tahun 1912. Hanya saja
pikiran-pikiran Al-Afgani yanag diikuti oleh Gerakan Sosial dan
Pendidikan Muhammadiyah itu lebih banyak pada substansi
daripada konsep Pan Islamisme, bukan pada pendirian negara islam
internasionalnya.

BAB III
III.1.

PENUTUPAN
KESIMPULAN
Berdarasrakan uraian dan penjelasan diatas, dapat kita

simpulkan bahwa para sahabat dan ulama’-ulama terdahulu banyak
berperan dalam proses perkembangan islam di dunia ini. Gerakan
dakwah yang tak kenal lelah serta sikapnya yang mampu membaur
dengan masyarakat dan mengakulturasikan antara budaya pribumi
dengan ajaran dan Syariat Islam membuat kiprah dakwah mereka
berhasil.
Selain itu, sejarah perkembangan hukum islam telah
melalui masa yang tidak sebentar karena telah melalui beberapa
priode sejak zaman Rasulullah SAW, para sahabat, dan seterusnya
hingga sekarang.

9
III.2.

SARAN

Kita harus menjaga hasil dari pemikiran-pemikiran para
pendahulu kita yang mana pemikiran mereka tidak dilakukan
dengan sembarangan melaikan dengan ijtihad yang kelasnya bukan
main-main. Selain itu sekarang sudah banyak pemikiran-pemikiran
yang sangat ekstrim sehingga kita harus berhati-hati akan
pemikiran tersebut agar nanti kita tidak terjerumus ke dalam
pemikiran yang sesat itu.

DAFTAR PUSTAKA :
Prof. H. Mohammad Daud Ali, S.H., HUKUM ISLAM, Raja Grafindo
Persada, 1998.
Ahmad Hanafi, Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, Bulan Bintang,
1977.

10