ANALISA PROSES INTERAKSI Komunikasi Verb
GAN
ANALISA PROSES INTERAKSI
INISIAL KLIEN
:
Tn.R.R
:
INTERAKSI
: I (Fase perkenalan)
Duduk
Berhadapan 1 m Didepan ruang I suasana tenang.
:
Klien memakai kaus biru tangan pendek celana biru pendek dan sendal jepit warna hitam
TUJUAN
:
Klien dapat memperkenalkan diri dan terbina hubungan
WAKTU
:
saling percaya antaraK dan P
Siang hari , senin 10 September 2007
Analisa
Komunikasi
Komunikasi Non
Analisa Berpusat
Berpusat
Verbal
Verbal
Pada Klien
Pada
Rasional
Perawat
P : Selamat pagi:
Kontak mata,
Berharap
Salam
tersenyum menatap
klien dapat
merupakan
klien
menerima
salah satu
perkenalan
cara memberi
perhatian
padaklien
K
:
Pagi
mantri….
: Menatap perawat,
tersenyum melihat
Berdiri didepan
perawat
perawat
: Kontak mata, nada
Berharap
Perkenalan
pelan
klien dapat
merupakan
nama saya”T”
mempersilahkan
menjawab
salah satu
dari Akper
klien duduk,
pertanyan
cara untuk
Bethesda
mengulurkan tangan
dengan benar
membina
: Perkenalkan
Tomohon akan
hubungan
bertugas disini
saling
selama 3 hari.
percaya.
bisakah saya
berbincang”denga
n anda untuk 15
menit?
K : Menatap
Klienmengulurkan
K : Iya….
Perawat
tangan, kontak
mata ada.
: Bisakah
: Kontak mata, nada
menyebutkan
pelan
nama anda?
mempersilahkan
K
.
:
Klien bicara keras
dan lancar,
tersenyum.
Berharap
klien dapat
menjawab
Menyebutkan
nama
menandakan
kesediaan
menerima
hubungan
dengan baik
klien bicara.
: Kontak mata singkat,
Saya “R”
sesekali berpaling,
tertawa
P: R sekarang :
Menatap klien
Berharap
Menilai
ada
tersenyum, nada
klien dapat
kemampuan
pelan.
mengingat
mengingat.
dimana?
tempat ia
berada.
Perawat
senang klien
dapat
menjawab
dengan baik
K: Di RS
: Kontak mata singkat
Klien menggerak
– gerakan tangan
ANALISA PROSES INTERAKSI
:
:
INISIAL KLIEN
:
Tn. R.R
INTERAKSI
:
II ( fase kerja )
LINGKUNGAN
:
Duduk berhadapan +1m suasana tenang, siang hari.
Klien memakai celana jeans, kaos biru tua dan
sandal jepit warna hitam.
Klien dapat menyebutkan alasan MRS
Pertahankan hubungan saling percaya
antara klien dan perawat.
WAKTU
:
10 – 11.00 (Selasa, 11 September 2007)
Komunikasi Verbal
Komunikasi Non Verbal
Analisa
Analisa
Berpusat
Berpusat
Pada
Pada
Perawat
Klien
Rasional
: Hallo R, apa kabar, selamat pagi.
P : Menatap klien
Berharap
Menyapa
: Baik mantri
dan tersenyum ramah.
klien mua
secara
K : Tersenyum,
koperatif.
akrab
menatap perawat
: Apakah R sudah mandi ?
P : Kontak
mata
bicara jelas.
Berharap
Klien
mengata
merasa
kan
percaya
hubunga
diri
n yang
klien
K: sudah mantri
mengingat
: Kontak mata, bicara jelas
: R tampak sehat, kenapa R di
akrab.
kebersiha
Evaluasi
n diri.
kebersih
sambil menggerak -
an diri
gerakan tangan.
klien
: Pertahankan kontak
Bicara
rawat ditempat ini?
K : Iya mantri, saya ini sehat sekali,
mata, ekspresi serius.
agak ragu
K : Bercerita
– ragu,
saya tidak mengerti kenapa
n
mama saya membawa saya
serius,
disini padahal saya haya latihan
menyuruh R latihan karate
sesekali
menatap
karate.
P : Memangnya siapa yang
denga
perawat,
Berharap
kurang
klien mau
percaya
menjawab
diri.
.
kontak
mata
Menggal
tajam,
tangan
i
digerak –
gerakan.
P : Pertahankan
perasaan
ko
ntak
mata,
esi
dengan ekspr
Klien
klien
mengungk
untuk
apkan
menimb
masalahny ulkan
serius
a dengan
rasa
bebas
empati
Berharap
klienterus
bercerita
Mencari
tahu
penyeba
b klien
dapat
melakuk
an
tindakan
yang
dilakuka
nnya.
K : Saya latihan karate karena saya : Menatap Perawat,
Klien
Mencari
mendengar suara/ bisikan
bercerita dengan wajah
mencerita
tahu
ditelingah yang menyuruh saya
ekspresi dengan wajah
kan apa
sejauh
untuk latihan karate.
serius, sesekali tertawa.
yang ia
mana
P : Mempertahan
alami
klien
sehingga
mengena
sampai di
li
RS
halusinas
: Apakah R mengetahui siapa
yang menyuruh R?
kan kontak mata
Berharap
K : Tidak mantri, tapi
memang
saya
mendengar
: Ekspresi wajah tenang,
klien
i yang ia
dapat men
dapatkan
jawab
.
pertanyaa
suara
itu hampir
kontak mata tajam, bicara n dan dan
setiap
malam
keras dan lancar.
P : Iya R memang
itu dapat di
siap? : Bicara lembut, kontak
dengar orang
tapi
saya perawat
tidak
mendengar
suara
jika
mata, memegang pundak
yai
Menatap
perawat
R
dan
mendengar
suara seperti
tersenyum
apa yang
R
memperca
klien
tersebut. Jadi
itu
dapat
.
lakukan?
K : Oh…,begitu
ya
: Bicara kuat dan cepat,
mantri.
Memang
sewaktu
mendengar suara
saya
apa
itu
melakukan
yang ia katakan.
Memban
dan menggerakan
tu klien
tangannya saat bercerita.
mengena
li
halusinas
inya dan
memberi
kan
masukan
sederhan
a untuk
Senang
meningk
karena
atkan
diperhatik
hubunga
an.
n saling
percaya.
P : Kalau begitu R
bisa
R
harus P : kontak mata
mengatakan
tidak
mau
apa
melakukan
yang R
dengar
bisa
atau R
Berharap
Memban
klien
tu klien
dapat
untuk
menerima
memutus
saran
kan atau
perawat
mengont
berbincang
dengan perawat
R
rol
ketika
halusinas
mendengar
inya.
suara itu.
R
maukan…,
melakukannya?
K : Baik mantri, saya
mau
P : Kalau begitu
sampai K : Mengangguk
jumpa
besok R
K : Iya mantri.
Tersenyu
dan menatap
m pada
perawat
perawat
K : Tersenyum dan
Terminas
kembali ke
i yang
tempat tidur
disepaka
ti dapat
membina
saling
percaya.
ANALISA PROSES INTERAKSI
INISIAL KLIEN
:
Tn. R.R
INTERAKSI
:
III ( fase terminasi )
:
Perawat berhadapan dengan klien jarak + 1m suasana tenang.
:
Klien memakai kaos hitam bergambar, celana pendek berwarna biru.
TUJUAN
:
Klien dapat memahami dan menerima perpisahan
WAKTU
:
Sore hari, pukul 01.00 rabu 12 september 2007
Analisa
Komunikasi Verbal
Komunikasi
Berpusat
Non Verbal
Pada
Analisa
Berpusat
Pada Klien
Perawat
P : Selamat pagi R
Oh,
selamat
: Mendekati
pagi klien
mantri.
Salam
.
tetap
: Bagaimana kabar pagi
K : Menatap
ini”R“?:
Baik
Berharap
interaksi
mantri,
perawat
Rasional
merupakan
cara yang
berjalan
Klien
dan lancar
dekat
suster tersenyum.
merasa dapat
menjalin
dengan perawat hubungan
praktik disini sampai
yang akrab.
kapan?
: Saya disini hanya 3
Menanyakan
hari, jadi besok ini
Berharap
keadaan
saya
klien
menunjukan
akan
praktek : Menatap
mau
diruangan lain. jadi parawat,
mengerti
sikap empati.
saya harap R dapat tersenyum.
melakukan apa yang
mantra
katakan
kemarin! masih ingat
kan R?
K :
Iya
: Tersenyum,
mantri,
saya
mau kontak
mantra,
tapi
juga berbicara
mata,
yang
mantri
ada
waktu, dengan
jangan
lupa
dating jelas dan nada
disini.
P : Iya
Terminasi
suara
disepakati
dapat
pelan.
R..,
membina
sampai
hubungan
jumpa…!
saling percaya
antara
klien
an perawat
K : Memegang
Klien
perawat,
menatap
tersenyum.
merasa
senang
dan
dekat
dengan P dan
menerima
perpisahan
dengan baik.
TERAPI MODALITAS KEPERAWATAN
A. Pengertian.
Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini diberikan dalam upaya
mengubah perilaku pasien dari perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif.
B.
Jenis-jenis terapi modalitas.
Ada berbagai macam terapi modalitas. Terapi-terapi modalitas tersebut adalah sbb
1. Psikoanalisa psikoterapi.
Terapi ini dikembangkan oleh Siqmund Freud, seorang dokter yang mengembangkan
‘talking cure’. Terapi ini didasarkan pada keyakinan bahwa bila seorang terapis dapat
menciptakan
kondisi
yang
memungkinkan
klien
menceritakan
tentang
masalah
pribadinya,perubahan perilaku dapat terjadi jika klien dapat menemukan kejajdian-kejadian yang
disimpan di alam bawah sadarnya.
Tujuan psikoterapi adalah untuk :
a. Menurunkan rasa takut klien.
b. Mengembalikkan proses pikir yang luhur.
c. Membantu klien menghadapi realita.
d. Menurunkan kecemasan.
e. Memperbaiki komunikasi interpersonal.
2. Terapi modifikasi perilaku.
Terapi modifikasi perilaku didasarkan pada keyakinan bahwa perilaku dipelajari, dengan demikian
perilaku yang tidak diinginkan atau maladaptif dapat diubah menjadi perilaku yang diinginkanatau adaptif.
Proses mengubah perilaku dengan terapi ini adalah dengan menggunakan teknik yang disebut “conditioning”
yaitu suatu proses dimana klien belajar mengubah perilakunya.
Ada 3 cara melakukan conditioning yaitu :
a.
Repprocal inhibition. Ini adalah cara mengurangi ansietas yang dirasakan dengan cara
mengendalikan situasi yang dapat meredakan ansietas yang dirasakan.
b. Positive conditioning. Yaitu upaya mengganti perilaku yang tidak diinginkan dengan perilaku
yang diinginkan. Cara yang ditempuh adalah dengan memberikan reward pada setiap perilaku
yang diinginkandan tidak memberikan reward atau menghukum pada perilaku yang tidak
diinginkan.
Experimental extinction. Yaitu upaya menurunkan suatu perilaku dengan cara tidak memberikan
reward berulang-ulang.
3. Terapi kelompok.
Terapi kelompok adalah bentuk terapi modalitasyang didasarkan pada pembelajaran
hubungan interpersonal. Klien mengalami konflik yang bersumber dari intrapersonal maupun
interpersonal. Dengan bergabung dalam kelompok, klien dapat saling bertukar pikiran dan
pengalamannya dan mengembangkan pola perilaku yang baru.
Tujuan terapi aktivitas kelompok adalah :
erapeutik :
-
Meningkatkan kesadaran klien terhadap reaksi emosi dan tindakan defensif
ningkatkan identitas diri.
ehabilitasi :
ngkatkan keterampilan sosial dan ekspresi diri.
ngkatkan kemampuan memecahkan masalah.
4. Terapi keluarga.
Terapi keluarga difokuskan secara total terhadap seluruh anggota keluarga.
Tujuan terapi keluarga adalah :
a.
Menurunkan konflik dan kecemasan keluarga.
b. Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.
c.
Mengembangkan hubungan peran yang sesuai.
d. Membantu keluarga menghadapi tekanan baik dari dalam maupun dari luar anggota keluarga.
Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan anggota keluarga.
5. Terapi rehabilitasi.
Program rehabilitasi dapat digunakan sejalan dengan terapi modalitas lain atau
berdiri sendiri. Terapi ini terdiri dari terapi rekreasi, terapi gerak, dan terapi musik yang masingmasing mempunyai tujuan khusus. Okupasi terapi adalah suatu ilmu dan seni untuk
mengarahkan partisipasi seseorang dalam melaksanakan tugas terpilih yang telah ditentukan,
dengan maksud mempermudah belajar fungsi dan keahlian yang dibutuhkan dalam proses
penyesuaian diri dengan lingkungan.
6. Terapi psikodrama.
a. Psikodrama menggunakan struktur masalah emosi atau pengalaman klien dalam suatu
drama.drama ini memberi kesempatan pada klien unuk menyadari perasaan, pikiran, dan
perilakunya yang mempengaruhi orang lain. Spontanitas dalam kelompoksebuah isu/masalah
yang akan dibahas kemudian disepakati pemerannya.
b.
Rancangan dan penyajian drama.
c. Diskusikan tentang pendapat masing-masing anggota kelompok tentang peran yang ditampilkan.
Terapis berusaha mengarahkan diskusi pada penyelesaian masalah.
7. Terapi lingkungan
PERAN PERAWAT DALAM TERAPI MODALITAS.
1. Sebagai pelaksana.
Peran perawat memberikan asuhan langsung kepada klien mengenai kegiatan yang dilaksanakan
diruangan. Seperti kegiatan sehari-hari, memimpin klien membersihkan ruangan atau halaman,
mengajarkan cara berpakaian, mandi, dan kegiatan lain yang sudah terjadwalkan.
2. Sebagai pendidik.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan terapi modalitas dalam berbagai
kegiatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingakh laku adalah sasaran dalam terapi
tersebut. Perawat juga memberikan pengetahuan kepada klien agar mampu memperbaiki,
mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan baik minat serta hobinya.
3. Sebagai pengelola.
4. Mengelompokkan klien sesuai dengan masalah atau kondisi klien, mis : klien kronis, akut,
gangguan berhubungan,dll.
5. Menentukan tujuan dan sasaran dari setiap kegiatan sesuai dengan masalah dan latar belakang
klien.
6. Memilih jenis kegiatan yang sesuai. Dalam hal ini klien dapat dilibatkan untuk menentukan jenis
kegiatan yang akan dilakukan.
7. Sebagai peneliti.
Sebagai peneliti perawat dapat melakukan evaluasi keberhasilan program terapi. Evaluasi
dilakukan untuk menilai perkembangan klien secara kontinyu dan teratur, baik setelah kegiatan
maupun perkembangan sehari-hari dari klien. Evaluasi ini berguna untuk mengetahui efek terapi
kegiatan yang telah dilakukan. Efek terapi kegiatan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria
pasien kepada tim seleksi.
ANALISA PROSES INTERAKSI
INISIAL KLIEN
:
Tn.R.R
:
INTERAKSI
: I (Fase perkenalan)
Duduk
Berhadapan 1 m Didepan ruang I suasana tenang.
:
Klien memakai kaus biru tangan pendek celana biru pendek dan sendal jepit warna hitam
TUJUAN
:
Klien dapat memperkenalkan diri dan terbina hubungan
WAKTU
:
saling percaya antaraK dan P
Siang hari , senin 10 September 2007
Analisa
Komunikasi
Komunikasi Non
Analisa Berpusat
Berpusat
Verbal
Verbal
Pada Klien
Pada
Rasional
Perawat
P : Selamat pagi:
Kontak mata,
Berharap
Salam
tersenyum menatap
klien dapat
merupakan
klien
menerima
salah satu
perkenalan
cara memberi
perhatian
padaklien
K
:
Pagi
mantri….
: Menatap perawat,
tersenyum melihat
Berdiri didepan
perawat
perawat
: Kontak mata, nada
Berharap
Perkenalan
pelan
klien dapat
merupakan
nama saya”T”
mempersilahkan
menjawab
salah satu
dari Akper
klien duduk,
pertanyan
cara untuk
Bethesda
mengulurkan tangan
dengan benar
membina
: Perkenalkan
Tomohon akan
hubungan
bertugas disini
saling
selama 3 hari.
percaya.
bisakah saya
berbincang”denga
n anda untuk 15
menit?
K : Menatap
Klienmengulurkan
K : Iya….
Perawat
tangan, kontak
mata ada.
: Bisakah
: Kontak mata, nada
menyebutkan
pelan
nama anda?
mempersilahkan
K
.
:
Klien bicara keras
dan lancar,
tersenyum.
Berharap
klien dapat
menjawab
Menyebutkan
nama
menandakan
kesediaan
menerima
hubungan
dengan baik
klien bicara.
: Kontak mata singkat,
Saya “R”
sesekali berpaling,
tertawa
P: R sekarang :
Menatap klien
Berharap
Menilai
ada
tersenyum, nada
klien dapat
kemampuan
pelan.
mengingat
mengingat.
dimana?
tempat ia
berada.
Perawat
senang klien
dapat
menjawab
dengan baik
K: Di RS
: Kontak mata singkat
Klien menggerak
– gerakan tangan
ANALISA PROSES INTERAKSI
:
:
INISIAL KLIEN
:
Tn. R.R
INTERAKSI
:
II ( fase kerja )
LINGKUNGAN
:
Duduk berhadapan +1m suasana tenang, siang hari.
Klien memakai celana jeans, kaos biru tua dan
sandal jepit warna hitam.
Klien dapat menyebutkan alasan MRS
Pertahankan hubungan saling percaya
antara klien dan perawat.
WAKTU
:
10 – 11.00 (Selasa, 11 September 2007)
Komunikasi Verbal
Komunikasi Non Verbal
Analisa
Analisa
Berpusat
Berpusat
Pada
Pada
Perawat
Klien
Rasional
: Hallo R, apa kabar, selamat pagi.
P : Menatap klien
Berharap
Menyapa
: Baik mantri
dan tersenyum ramah.
klien mua
secara
K : Tersenyum,
koperatif.
akrab
menatap perawat
: Apakah R sudah mandi ?
P : Kontak
mata
bicara jelas.
Berharap
Klien
mengata
merasa
kan
percaya
hubunga
diri
n yang
klien
K: sudah mantri
mengingat
: Kontak mata, bicara jelas
: R tampak sehat, kenapa R di
akrab.
kebersiha
Evaluasi
n diri.
kebersih
sambil menggerak -
an diri
gerakan tangan.
klien
: Pertahankan kontak
Bicara
rawat ditempat ini?
K : Iya mantri, saya ini sehat sekali,
mata, ekspresi serius.
agak ragu
K : Bercerita
– ragu,
saya tidak mengerti kenapa
n
mama saya membawa saya
serius,
disini padahal saya haya latihan
menyuruh R latihan karate
sesekali
menatap
karate.
P : Memangnya siapa yang
denga
perawat,
Berharap
kurang
klien mau
percaya
menjawab
diri.
.
kontak
mata
Menggal
tajam,
tangan
i
digerak –
gerakan.
P : Pertahankan
perasaan
ko
ntak
mata,
esi
dengan ekspr
Klien
klien
mengungk
untuk
apkan
menimb
masalahny ulkan
serius
a dengan
rasa
bebas
empati
Berharap
klienterus
bercerita
Mencari
tahu
penyeba
b klien
dapat
melakuk
an
tindakan
yang
dilakuka
nnya.
K : Saya latihan karate karena saya : Menatap Perawat,
Klien
Mencari
mendengar suara/ bisikan
bercerita dengan wajah
mencerita
tahu
ditelingah yang menyuruh saya
ekspresi dengan wajah
kan apa
sejauh
untuk latihan karate.
serius, sesekali tertawa.
yang ia
mana
P : Mempertahan
alami
klien
sehingga
mengena
sampai di
li
RS
halusinas
: Apakah R mengetahui siapa
yang menyuruh R?
kan kontak mata
Berharap
K : Tidak mantri, tapi
memang
saya
mendengar
: Ekspresi wajah tenang,
klien
i yang ia
dapat men
dapatkan
jawab
.
pertanyaa
suara
itu hampir
kontak mata tajam, bicara n dan dan
setiap
malam
keras dan lancar.
P : Iya R memang
itu dapat di
siap? : Bicara lembut, kontak
dengar orang
tapi
saya perawat
tidak
mendengar
suara
jika
mata, memegang pundak
yai
Menatap
perawat
R
dan
mendengar
suara seperti
tersenyum
apa yang
R
memperca
klien
tersebut. Jadi
itu
dapat
.
lakukan?
K : Oh…,begitu
ya
: Bicara kuat dan cepat,
mantri.
Memang
sewaktu
mendengar suara
saya
apa
itu
melakukan
yang ia katakan.
Memban
dan menggerakan
tu klien
tangannya saat bercerita.
mengena
li
halusinas
inya dan
memberi
kan
masukan
sederhan
a untuk
Senang
meningk
karena
atkan
diperhatik
hubunga
an.
n saling
percaya.
P : Kalau begitu R
bisa
R
harus P : kontak mata
mengatakan
tidak
mau
apa
melakukan
yang R
dengar
bisa
atau R
Berharap
Memban
klien
tu klien
dapat
untuk
menerima
memutus
saran
kan atau
perawat
mengont
berbincang
dengan perawat
R
rol
ketika
halusinas
mendengar
inya.
suara itu.
R
maukan…,
melakukannya?
K : Baik mantri, saya
mau
P : Kalau begitu
sampai K : Mengangguk
jumpa
besok R
K : Iya mantri.
Tersenyu
dan menatap
m pada
perawat
perawat
K : Tersenyum dan
Terminas
kembali ke
i yang
tempat tidur
disepaka
ti dapat
membina
saling
percaya.
ANALISA PROSES INTERAKSI
INISIAL KLIEN
:
Tn. R.R
INTERAKSI
:
III ( fase terminasi )
:
Perawat berhadapan dengan klien jarak + 1m suasana tenang.
:
Klien memakai kaos hitam bergambar, celana pendek berwarna biru.
TUJUAN
:
Klien dapat memahami dan menerima perpisahan
WAKTU
:
Sore hari, pukul 01.00 rabu 12 september 2007
Analisa
Komunikasi Verbal
Komunikasi
Berpusat
Non Verbal
Pada
Analisa
Berpusat
Pada Klien
Perawat
P : Selamat pagi R
Oh,
selamat
: Mendekati
pagi klien
mantri.
Salam
.
tetap
: Bagaimana kabar pagi
K : Menatap
ini”R“?:
Baik
Berharap
interaksi
mantri,
perawat
Rasional
merupakan
cara yang
berjalan
Klien
dan lancar
dekat
suster tersenyum.
merasa dapat
menjalin
dengan perawat hubungan
praktik disini sampai
yang akrab.
kapan?
: Saya disini hanya 3
Menanyakan
hari, jadi besok ini
Berharap
keadaan
saya
klien
menunjukan
akan
praktek : Menatap
mau
diruangan lain. jadi parawat,
mengerti
sikap empati.
saya harap R dapat tersenyum.
melakukan apa yang
mantra
katakan
kemarin! masih ingat
kan R?
K :
Iya
: Tersenyum,
mantri,
saya
mau kontak
mantra,
tapi
juga berbicara
mata,
yang
mantri
ada
waktu, dengan
jangan
lupa
dating jelas dan nada
disini.
P : Iya
Terminasi
suara
disepakati
dapat
pelan.
R..,
membina
sampai
hubungan
jumpa…!
saling percaya
antara
klien
an perawat
K : Memegang
Klien
perawat,
menatap
tersenyum.
merasa
senang
dan
dekat
dengan P dan
menerima
perpisahan
dengan baik.
TERAPI MODALITAS KEPERAWATAN
A. Pengertian.
Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini diberikan dalam upaya
mengubah perilaku pasien dari perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif.
B.
Jenis-jenis terapi modalitas.
Ada berbagai macam terapi modalitas. Terapi-terapi modalitas tersebut adalah sbb
1. Psikoanalisa psikoterapi.
Terapi ini dikembangkan oleh Siqmund Freud, seorang dokter yang mengembangkan
‘talking cure’. Terapi ini didasarkan pada keyakinan bahwa bila seorang terapis dapat
menciptakan
kondisi
yang
memungkinkan
klien
menceritakan
tentang
masalah
pribadinya,perubahan perilaku dapat terjadi jika klien dapat menemukan kejajdian-kejadian yang
disimpan di alam bawah sadarnya.
Tujuan psikoterapi adalah untuk :
a. Menurunkan rasa takut klien.
b. Mengembalikkan proses pikir yang luhur.
c. Membantu klien menghadapi realita.
d. Menurunkan kecemasan.
e. Memperbaiki komunikasi interpersonal.
2. Terapi modifikasi perilaku.
Terapi modifikasi perilaku didasarkan pada keyakinan bahwa perilaku dipelajari, dengan demikian
perilaku yang tidak diinginkan atau maladaptif dapat diubah menjadi perilaku yang diinginkanatau adaptif.
Proses mengubah perilaku dengan terapi ini adalah dengan menggunakan teknik yang disebut “conditioning”
yaitu suatu proses dimana klien belajar mengubah perilakunya.
Ada 3 cara melakukan conditioning yaitu :
a.
Repprocal inhibition. Ini adalah cara mengurangi ansietas yang dirasakan dengan cara
mengendalikan situasi yang dapat meredakan ansietas yang dirasakan.
b. Positive conditioning. Yaitu upaya mengganti perilaku yang tidak diinginkan dengan perilaku
yang diinginkan. Cara yang ditempuh adalah dengan memberikan reward pada setiap perilaku
yang diinginkandan tidak memberikan reward atau menghukum pada perilaku yang tidak
diinginkan.
Experimental extinction. Yaitu upaya menurunkan suatu perilaku dengan cara tidak memberikan
reward berulang-ulang.
3. Terapi kelompok.
Terapi kelompok adalah bentuk terapi modalitasyang didasarkan pada pembelajaran
hubungan interpersonal. Klien mengalami konflik yang bersumber dari intrapersonal maupun
interpersonal. Dengan bergabung dalam kelompok, klien dapat saling bertukar pikiran dan
pengalamannya dan mengembangkan pola perilaku yang baru.
Tujuan terapi aktivitas kelompok adalah :
erapeutik :
-
Meningkatkan kesadaran klien terhadap reaksi emosi dan tindakan defensif
ningkatkan identitas diri.
ehabilitasi :
ngkatkan keterampilan sosial dan ekspresi diri.
ngkatkan kemampuan memecahkan masalah.
4. Terapi keluarga.
Terapi keluarga difokuskan secara total terhadap seluruh anggota keluarga.
Tujuan terapi keluarga adalah :
a.
Menurunkan konflik dan kecemasan keluarga.
b. Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.
c.
Mengembangkan hubungan peran yang sesuai.
d. Membantu keluarga menghadapi tekanan baik dari dalam maupun dari luar anggota keluarga.
Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan anggota keluarga.
5. Terapi rehabilitasi.
Program rehabilitasi dapat digunakan sejalan dengan terapi modalitas lain atau
berdiri sendiri. Terapi ini terdiri dari terapi rekreasi, terapi gerak, dan terapi musik yang masingmasing mempunyai tujuan khusus. Okupasi terapi adalah suatu ilmu dan seni untuk
mengarahkan partisipasi seseorang dalam melaksanakan tugas terpilih yang telah ditentukan,
dengan maksud mempermudah belajar fungsi dan keahlian yang dibutuhkan dalam proses
penyesuaian diri dengan lingkungan.
6. Terapi psikodrama.
a. Psikodrama menggunakan struktur masalah emosi atau pengalaman klien dalam suatu
drama.drama ini memberi kesempatan pada klien unuk menyadari perasaan, pikiran, dan
perilakunya yang mempengaruhi orang lain. Spontanitas dalam kelompoksebuah isu/masalah
yang akan dibahas kemudian disepakati pemerannya.
b.
Rancangan dan penyajian drama.
c. Diskusikan tentang pendapat masing-masing anggota kelompok tentang peran yang ditampilkan.
Terapis berusaha mengarahkan diskusi pada penyelesaian masalah.
7. Terapi lingkungan
PERAN PERAWAT DALAM TERAPI MODALITAS.
1. Sebagai pelaksana.
Peran perawat memberikan asuhan langsung kepada klien mengenai kegiatan yang dilaksanakan
diruangan. Seperti kegiatan sehari-hari, memimpin klien membersihkan ruangan atau halaman,
mengajarkan cara berpakaian, mandi, dan kegiatan lain yang sudah terjadwalkan.
2. Sebagai pendidik.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan terapi modalitas dalam berbagai
kegiatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingakh laku adalah sasaran dalam terapi
tersebut. Perawat juga memberikan pengetahuan kepada klien agar mampu memperbaiki,
mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan baik minat serta hobinya.
3. Sebagai pengelola.
4. Mengelompokkan klien sesuai dengan masalah atau kondisi klien, mis : klien kronis, akut,
gangguan berhubungan,dll.
5. Menentukan tujuan dan sasaran dari setiap kegiatan sesuai dengan masalah dan latar belakang
klien.
6. Memilih jenis kegiatan yang sesuai. Dalam hal ini klien dapat dilibatkan untuk menentukan jenis
kegiatan yang akan dilakukan.
7. Sebagai peneliti.
Sebagai peneliti perawat dapat melakukan evaluasi keberhasilan program terapi. Evaluasi
dilakukan untuk menilai perkembangan klien secara kontinyu dan teratur, baik setelah kegiatan
maupun perkembangan sehari-hari dari klien. Evaluasi ini berguna untuk mengetahui efek terapi
kegiatan yang telah dilakukan. Efek terapi kegiatan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria
pasien kepada tim seleksi.