BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia - Analisis Pengaruh Gaji, Interaksi Sosial Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Pt. Bank Mandiri ,Tbk Cab. Ahmad Yani Medan

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

  Perusahaan adalah lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa dengan tujuan memperoleh keuntungan.Manajemen merupakan sebuah subyek yang sangat penting karena mengembangkan usaha penetapan dan pencapaian sasaran-sasaran, dan mengkombinasikan secara efektif bakat-bakat orang serta mendayagunakan sumber-sumber materil. Manajemen terdapat pada hampir semua aktivitas manusia, baik itu dalam perusahaan, kantor, sekolah ataupun rumah. Karena manajemen menyentuh serta mempengaruhi kehidupan hampir semua manusia, maka manajemen membuat kita menyadari akan kemampuan-kemampuan kita sehingga dengan manajemen yang baik akan berhasil mencapai tujuan secara bersama.

  Sumber daya manusia akan mampu melaksanakan setiap tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik apabila sumber daya manusia tersebut terpenuhi kebutuhannya baik yang bersifat materi maupun non materi. Dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki ketrampilan diperlukan perhatian terhadap aspek-aspek khusus dari sumber daya manusia yang merupakan faktor yang dapat menentukan kinerja karyawan yang selanjutnya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh (Gary Dessler, 2003) : “Manajemen sumber daya manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan sera masalah keadilan”.

  2.2 Prestasi kerja

  Definisi prestasi kerja menurut (Malayu S. P Hasibuan, 2001) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan, serta waktu.

  Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) merupakan salah satu tugas yang paling penting bagi setiap manajer, yang diakui pula bahwa banyak kesulitan dialami dalam menanganinya secara memadai. Tidaklah selalu mudah untuk menilai prestasi seseorang karyawan bawahan secara akurat, dan lagi pula adalah serba sulit untuk menyampaikan hasil penilaian tersebut kepada bawahan yang bersangkutan tanpa menimbulkan rasa kecewa bagi yang bersangkutan.

  2.3 Gaji

  Salah satu tugas yang cukup berat dari manajemen sumber daya manusia adalah menyusun struktur gaji yang memenuhi persyaratan adil dan layak, sehingga penggajian merupakan masalah yang selalu muncul setiap tahun.Gaji dapat diibaratkan balas jasa yang diterima karyawan atas pekerjaannya, dimana perolehan gaji didasarkan pada ketentuan dan kebijaksanaan perusahaan, berarti setiap karyawan kemungkinan memiliki tingkat gaji yang berbeda-beda.

  (Malayu S.P Hasibuan, 2000) menjelaskan bahwa pengertian gaji adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.

2.4 Interaksi Sosial

  Moh. As’ad menjelaskan pengertian interaksi sosial adalah : “Hubungan antara sesama karyawan, dengan atasannya maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya” (Moh. As’ad, 1998).

  Adapun tujuan utama dilaksanakannya hubungan sosial antar individu dalam perusahaan adalah untuk mendapatkan :

  1. Kepuasan hati karyawan.

  2. Semangat kerja yang tinggi.

  3. Kerja sama yang tinggi antar karyawan.

  4. Moral yang tinggi.

  5. Disiplin yang tinggi.

  6. Produksi yang tinggi, baik kuantitas maupun kualitas.

  7. Loyalitas yang tinggi dari para karyawan.

2.5 Motivasi kerja

  Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap usaha kelompok yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan tertentu untuk mengetahui lebih luas mengenai motivasi, berikut ini yang akan dikemukakan beberapa pengertian motivasi.

  Menurut Malayu (S.P Hasibuan, 2000) Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

  Seorang pemimpin perusahaan harus mengetahui seluk beluk motivasi karena hal ini berkaitan erat dengan tingkah laku bawahannya yang harus dibina ke arah tercapai tujuan organisasi perusahaan.

  2.6 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidak validnya suatu kuesioner.

  Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Masri Singarimbun Dan Soffian Effendi,1995).

  Dalam uji validitas dapat dihitung dengan bantuan SPSS ( Statistical product

  

and service solutions) atau dapat dihitung dengan teknik korelasi Product Moment

yaitu dengan rumus sebagai berikut.

  (∑ ) − (∑ . ∑ ) (2.1)

  =

  2

  2

  2

  

2

  �� ∑ − (∑ ) �� ∑ − (∑ ) � Di mana : = Koefisien Korelasi = Jumlah Responden

  2

  = Skor Pertanyaan

  2

  =skor total Jika nilai hitung lebih besar dari tabel maka kuesioner dinyatakan valid.

  2.7 Uji Reliabilitas

  Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dan sejauh mana hasil pengukuran konsisten bila dilakukan 2 kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama. Untuk mengukur reliabilitas alat ukur digunakan teknik Cronbach

  Alpha. Rumus yang digunakan adalah :

  =

  1 − � (2.2)

  − 1 � Di mana : = Koefisien reabilitas

  M = Jumlah butir soal yang valid

  = Jumlah varians skor butir valid = Varians skor total butir valid

  Di mana perhitungan varians skor butir :

  

2

  2

  ∑ − (∑ )

  2

  = ( − 1)

  Dengan bantuan SPSS perhitungan uji reabilitas dapat dilihat dari Cronbach’s

  

Alpha if item deleted , dan jika nilai Cronbach’s Alpha >0,60 maka tiap butir soal

dinyatakan reliabel.

2.8 Regresi Linier Berganda

  Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan anara peubah respon (variabel dependen) dengan faktor – faktor yang mempengaruhi lebih dari satu prediktor (variabel independen).

  Regresi linier berganda hampir sama dengan regresi linier sederhana, hanya saja pada regresi linier berganda variabel bebasnya lebih dari satu variabel penduga. Tujuan analisis berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan membuat prediksi perkiraan Y atas X. Secara umum model regresi linier berganda untuk populasi adalah sebagai berikut :

  1

  1

  2

  2

  3 3 ⋯ + (2.3) Di mana , , , , … , adalah koefisien atau parameter model.

  • =

  1

  2

3 Model regresi linier berganda untuk populasi diatas dapat ditaksir berdasarkan

  sebuah sampel acak yang berukuran n dengan model regresi linier berganda untuk sampel, yaitu :

  • (2.4)

  � =

  1

  1

  2

  2

  3 3 ⋯ + Di mana : : Nilai taksiran bagi variabel Y

  � : Taksiran bagi parameter konstanta

  , , : Taksiran bagi parameter koefisien regresi , ,

  1

  2

  3

  1

  2

  3

2.9 Matriks

  (J. Supranto, 1974) menyatakan, matriks adalah suatu kumpulan dari pada angka – angka yang disusun menurut baris dan kolom sehingga berbentuk empat persegi panjang, di mana panjangnya dan lebarnya ditunjukkan oleh banyaknya kolom – kolom dan baris – baris.

  Apabila suatu matriks A terdiri dari m dan n kolom, maka matriks A ditulis : …

  11

  12

  1

  ⎡ … ⎤

  21

  22

  2

  2

  ⎢ ⎥ ⋮

  = 1, 2, … , = ⎢ ⎥ = ,

  ×

  …

  1

  2

  = 1, 2, … , ⎢ ⎥

  ⋮ ⎢ ⎥

  … ⎣

  1 2 ⎦

  merupakan elemen matriks A dari baris i dan kolom j. i dan j dinamakan index.

2.9.1 Transpose Dari Suatu Matriks

  

Transpose dari suatu matriks ) ialah suatu matriks baru yang mana

  = ( elemen – elemen baris ke-i dari matriks Amenjadi kolom ke-i dari matriks baru.

  ′ ′ ′ Biasanya transpose dari mariks Adiberi simbol dan ditulis = ( = ).

  11

  12

  13

  11

  21

  31

  21

  22

23 =

  12

  22

  32

  = � � � �

  31

  32

  33

  13

  23

  33

  2.9.2 Perkalian Matriks

  Apabila = ( ) yaitu matriks dengan m baris dan n kolom, = ( ) matriks dengan n baris dan p kolom, kemudian dengan perkalian matriks A x B =

  AB, kita maksudkan suatu matriks ; (

  = ), yaitu matriks dengan m baris dan p kolom, di mana elemen C dari baris ke-i kolom ke-j diperoleh dengan rumus:

  = + +

  1

  2

  ⋯ +

  1

  2

  = 1, 2, … , = dimana (2.5)

  � = 1, 2, … ,

  =1

  Didalam menentukan apakah dua buah matriks bisa dikalikan atau tidak dan sekaligus untuk menentukan jumlah baris dan kolom dari hasil kalinya, kita harus yakin benar bahwa jumlah kolom dari matriks sebelah kiri (Matriks A) harus sama dengan jumlah bais dari matriks sebelah kanan (matriks B).

  × =

  2.9.3 Mencari Determinan Dengan Menggunakan Kofaktor

  Determinan suatu fungsi tertentu yang menghubungkan suatu bilangan real dengan

  ′

  suatu matriks bujur sangkar. Kalau merupakan transpose dari matriks A, maka

  ′

  det (A) = det ( ). Setiap hasil kali dari rumus determinan, yaitu :

  !

  … (2.6) ( ) = �(−1)

  1

1

  2 2 Kalau dari matriks kuadrat A dengan n baris dan n kolom kita hilangkan baris

  ke-i dan kolom ke-j maka determinan dari matriks kuadrat dengan (n-1) baris dan

  (n-1) kolom, yaitu sisa matriks yang tinggal disebut minor matriks dari elemen

  dan diberi simbol | |. Apabila pada setiap minor kita tambahkan tanda plus (+)

  • atau minus (-) sebagai tanda pada determinan kita beri simbol : ( | | maka

  −1) diperoleh apa yang disebut kofaktor dari elemen dan biasanya diberi simbol

  • Jadi kofaktor = ( | |. Ini berarti bahwa setiap elemen mempunyai

  −1) kofaktor sendiri – sendiri.

  1. Dengan menggunakan elemen – elemen dari baris ke-i det (

  • ;

  ) = | | = ⋯ + = 1,2, … ,

  1

  1

  

2

  2 2.

  Dengan menggunakan elemen – elemen dari kolom ke-j det (

  • ;

  ) = | | =

  1

  1

  

2

2 ⋯ + = 1,2, … ,

2.9.4 Mencari Inverse Suatu Matriks Dengan Mempergunakan Adjoint

  Adjoint dari matriks A adalah suatu matriks yang elemen – elemen matriks A, yaitu apabila : , dimana adalah kofaktor dari elemen , maka adjoint =

  ′

  dari matriks A yaitu : = ( ). Jadi Adj (A) ialah transpose ( ) = ′ = dari matriks kofaktor K, yaitu :

  

11

21 ⋯

  1

  

12

22 ⋯

  2 ′

  = ( ) = � �

  ⋮

  

1

2 ⋯

  Apabila matriks A yang kuadrat dengan n baris dan n kolom, dan merupakan matriks yang non-singular yaitu merupakan kofaktor dari ( ) ≠ 0 dan

  −1

  elemen , maka inverse matriks A yaitu dirumuskan sebagai berikut :

  1

  −1 = .

  ( ) (2.7) det ⁡( )

2.10 Uji Asumsi Klasik

2.10.1 Uji Multikolinearitas

  Multikolinearitas adalah adanya hubungan yang linear yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi.Ada beberapa indikator untuk mendeteksi multikolinearitas

  2

  1. sangat tinggi tetapi tak satupun koefisien regresi signifikan secara Ketika R statistik berdasarkan uji-t.

  2. model yang hanya memiliki 2 variabel bebas dapat dilihat dari korelasi sederhananya.bila korelasinya tinggi (r > 0,7) maka antara variabel tersebut terjadi kolinearitas.

  Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance

  Inflation Factor (VIF), yaitu dengan rumus :

  1 2 (2.8) =

  1 −

  Di mana : 2

  2

  =koefisien determinasi ( ) berganda ketika diregresikan denganvariabel- variabel lainnya. Dan batas VIF adalah 10.

  2.10.2 Uji Heteroskedastisitas

  Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain jika volume dari residual satu ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas digunakan uji Glesjer.

  2.10.3 Uji Normalitas

  Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variable bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Untuk menguji apakah distribusi data normal atau dilakukan dengan uji kolmogorov smirnov.

  Untuk menguji normalitas data dapat digunakan dengan uji Kolmogorv - Smirnov dengan melihat data residualnya.Uji kolmogorv-smirnov dihitung dengan bantuan SPSS 22.

2.11 Koefisien Determinasi

  Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel.Koefisien

  2 determinasi dinotasikan dengan .

2 Nilai koefisien determinasi ini mencerminkan seberapa besar variasi dari

  variabel tak bebas diterangkan oleh variabel bebas , atau dengan kata lain seberapa besar memberikan kontribusi terhadap .

  2

  ∑ + ∑ − ( �)

  2

  = (2.9)

  2

  2

  ∑ − ( �) Di mana :

  2

  =besarnya koefisien determinasi =titik potong kurva terhadap sumbu Y =slope garis estimasi yang paling baik =banyaknya data , =nilai variabel

  � = nilai rata – rata variabel Y

Dokumen yang terkait

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Rumah Tangga Di Kabupaten Serdang Bedagai Dengan Pendekatan Regresi Logistik

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sertifikasi Guru 2.1.1 Hakikat Sertifikasi Guru - Pengaruh Tunjangan Sertifikasi Terhadap Kesejahteraan Dan Kinerja Guru Di Smp Swasta Dharma Patra Rantau Kabupaten Aceh Tamiang

0 1 46

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Tunjangan Sertifikasi Terhadap Kesejahteraan Dan Kinerja Guru Di Smp Swasta Dharma Patra Rantau Kabupaten Aceh Tamiang

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pelayanan Administrasi Pertanahan dalam Pengurusan Surat Kepemilikan Tanah di Kelurahan Kotapinang Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan

0 2 27

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan Non-Keuangan Di Bursa Efek Indonesia

0 1 19

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan Non-Keuangan Di Bursa Efek Indonesia

1 9 18

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan Non-Keuangan Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan Non-Keuangan Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

BAB II PENGELOLAHAN KASUS A. Konsep dasar 1. Pengertian halusinasi - Asuhan Keperawatan pada Ny. I dengan Prioritas Masalah Halusinasi Pendengaran di RSJ Daerah Provsu Medan

0 0 25

BAB 3 PEMBAHASAN DAN HASIL 3.1 Gambaran Umum Responden - Analisis Pengaruh Gaji, Interaksi Sosial Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Pt. Bank Mandiri ,Tbk Cab. Ahmad Yani Medan

0 1 21