Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota - DOCRPIJM 1c549b62de BAB VBab 5 keterpaduan strategi pengembangan kota

Bab 5 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA

5.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surakarta

5.1.1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kota Surakarta

  Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota adalah “untuk terwujudnya Kota sebagai

  

Kota Budaya yang produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan

berbasis pada sektor industri kreatif, perdagangan dan jasa, pendidikan, pariwisata,

serta olah raga”.

  Berdasarkan pada perumusan tujuan penataan ruang Kota Surakarta, maka

rumusan kebijakan penataan ruang bagi Kota Surakarta meliputi kebijakan struktur ruang

dan kebijakan pola ruang Kota Surakarta.

A. Kebijakan Struktur Ruang Kota

  Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi:

(1) Pemantapan peran kota dalam sistem nasional sebagai pusat kegiatan nasional

(PKN), yang melayani kegiatan skala nasional;

(2) Pengembangan kota sebagai pusat pelayanan Kawasan Andalan Subosuko-

Wonosraten dalam peningkatan ekonomi masyarakat kota; dan

(3) Pengembangan sistem pusat pelayanan yang terintegrasi dan berhirarki sebagai

  (2) Strategi untuk melaksanakan kebijakan kedua meliputi :

  a. mengembangkan sarana dan prasarana transportasi kota untuk mendukung sektor industri kreatif dan sektor pariwisata yang melayani Kawasan Andalan Subosuko-Wonosraten; dan

  b. menjalin kerja sama dengan daerah otonom Kawasan Andalan Subosuko- Wonosraten (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen

dan Klaten ) untuk memantapkan pelayanan dan pengembangan kota.

(3) Strategi untuk melaksanakan kebijakan ketiga meliputi :

  a. menetapkan satu pusat kota yang membawahi 6 (enam) sub pusat kota dan beberapa pusat lingkungan yang dihubungkan melalui jaringan jalan berjenjang dengan pola pergerakan merata;

  b. menyediakan fasilitas yang memadai pada tiap pusat pelayanan sesuai skala pelayanannya; c. mengembangkan sistem Transit Oriented Development (TOD) meliputi pembangunan dan pengembangan terminal/stasiun antar moda pada pusat- pusat kegiatan, stasiun angkutan jalan rel, shelter angkutan massal jalan raya dan terminal angkutan umum jalan raya yang terintegrasi dengan pengembangan lahan di sekitarnya; dan

  d. membangun sistem park and ride dengan mengembangan lahan parkir di pinggir kota maupun lokasi transfer moda untuk melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum menuju ke tengah kota.

C. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Kota

  Kebijakan pengembangan pola ruang meliputi: (1) Kebijakan pengembangan kawasan lindung ;

5.1.2. Rencana Struktur Ruang Kota Surakarta

A. Rencana Pusat Pelayanan

  Kota Surakarta terdiri dari satu PPK (Pusat Pelayanan Kota) yang membawahi

beberapa Sub Pusat Pelayanan Kota. Berkenaan dengan sub pusat kota, fungsi dan

cakupan wilayah pelayanannya dikemukakan sebagai berikut.

  a. sub pusat pelayanan kota I di Kelurahan Kemlayan melayani kawasan I meliputi sebagian Kecamatan Jebres, sebagian Kecamatan Pasarkliwon, sebagian

  Kecamatan Serengan dan sebagian Kecamatan Laweyan. Kawasan I diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk kegiatan pariwisata, budaya, perdagangan, jasa dan olah raga sebagai pusat pariwisata (budaya), perdagangan dan jasa, olah raga serta industri kreatif; b. sub pusat pelayanan kota II di Kelurahan Purwosari melayani kawasan II meliputi sebagian Kecamatan Laweyan dan sebagian Kecamatan Banjarsari. Kawasan II diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk kegiatan pariwisata, olah raga dan perdagangan/jasa sebagai pusat pariwisata, olah raga dan industri kreatif; c. sub pusat pelayanan kota III di Kelurahan Nusukan melayani kawasan III, meliputi: sebagian Kecamatan Banjarsari. Kawasan III diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk permukiman perdagangan dan jasa sebagai pusat permukiman dan perdagangan dan jasa; d. sub pusat pelayanan kota IV di Kelurahan Mojosongo melayani kawasan IV, meliputi: sebagian Kecamatan Jebres dan sebagian Kecamatan Banjarsari. Kawasan IV diarahkan dan ditetapkan dengan fungsi utama untuk permukiman, perdagangan dan jasa, industri kecil dan industri ringan,; e. sub pusat pelayanan Kota V di Kelurahan Jebres melayani kawasan V meliputi

Tabel 5.1 Arahan Pembagian Sub Pusat Kota Kota Surakarta Tahun 2011

  • – 2031 Sub Pusat Kecamatan No.

  Arahan Fungsi Kawasan Pelayanan Kota Tercakup

  Kec. Jebres Kec. Laweyan Pariwisata, Perdagangan dan Jasa, 1.

  I Kec. Pasar Kliwon Olah Raga / RTH Kec. Serengan Kec. Banjarsari 2.

  II Pariwisata, Olah Raga / RTH Kec. Laweyan 3.

  III Kec. Banjarsari Permukiman, Perdagangan/Jasa 4.

  IV Kec. Banjarsari Permukiman, Perdagangan/Jasa 5.

  V Kec. Banjarsari Pariwisata, Pendidikan Tinggi, Industri Pemerintahan, Pariwisata, 6.

  VI Kec. Banjarsari Perdagangan/ Jasa

  Sumber : RTRW Kota Surakarta

  RPI2JM Kota Surakarta Th. 2014

  RPI2JM Kota Surakarta Th. 2014

B. Rencana Prasarana

1. Rencana Pengembangan Jalan

  Merujuk kepada rencana pengembangan transportasi jalan dari Dinas Perhubungan Kota Surakarta, maka pengembangan transportasi jalan dengan melakukan penataan hirarki jalan yang ada, terkait dengan pengurangan hambatan samping serta peningkatan jaringan jalan tersebut. Pengembangan jaringan jalan di Kota Surakarta adalah sebagai berikut:

  a. Jalan Arteri Primer dan Arteri Sekunder Sampai lima tahun ke depan sistem jaringan arteri primer di Kota Surakarta meliputi Jl. Slamet Riyadi - Jl. Dr. Suharso - Jl. Adi Sucipto - Jl. A Yani, - Jl. Letjen Suprapto - Jl. Ki Mangunsarkoro - Jl. Sumpah Pemuda - Jl. Brigjend Katamso dan rencana jalan lingkar utara. Pengembangan dan pembangunan jalan arteri sekunder adalah sebagai berikut.

   Jalan Slamet Riyadi, Jalan Jend. A. Yani, Jalan Ki Mangun Sarkoro, Jalan

Sumpah Pemuda, Jalan Brigjend Katamso, Jalan lingkar utara.

 Jalan Slamet Riyadi, Jalan A. Yani, Jalan Tentara Pelajar, Jalan Ir. Sutami.

  Jalan Slamet Riyadi, Jalan Jend. Sudirman, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Kol. Sutarto, Jalan Ir. Sutami.  Jalan Slamet Riyadi, Jalan Dr. Suharso, Jalan Adisucipto, Jalan A. Yani.

  b. Jalan Kolektor Adapun rencana pembangunan dan/ataua pengembangan jaringan jalan kolektor di Kota Surakarta adalah sebagai berikut :  Jalan Brigjend. Sudiarto, Jalan Veteran, Jalan Bhayangkara, Jalan DR.

  Rajiman, Jalan KH. Agus Salim pelayanan terkait sistem jaringan jalan kereta api. Arahan pengembangan jaringan jalur kereta api meliputi:

  • – 1. Pengembangan jalur kereta api jalur selatan yang menghubungkan Surakarta Bandung, Surakarta – Jakarta, dan Surakarta – Surabaya

  2. Pengembangan jalur utara

  • – selatan yang menghubungkan Semarang – Surakarta – Malang – Surabaya

  3. Pengembangan jalur tengah yang menghubungkan Semarang

  • – Surakarta

  4. Pengembangan rel ganda yang meliputi Surakarta

  • – Yogyakarta – Kutoarjo – Kroya, dan Surakarta – Madiun

  5. Pengembangan kereta api komuter yang menghubungkan Surakarta – Boyolali, Sragen – Solo – Klaten – Jogyakarta – Kutoarjo, Solo – Sukoharjo – Wonogiri,

  6. Peningkatan stasiun utama dan kelas I di Kota Surakarta

  7. Peningkatan dry port di Jebres Surakarta

  8. Jaringan transportasi kereta api wisata koridor Jebres – Balapan – Purwosari – Sangkrah

  9. Jaringan jalur kereta api perkotaan, yang meliputi :  Jaringan jalur kereta api yang menghubungkan Kota Surakarta dengan bandar udara Adisumarmo  Jalur kereta api yang mendukung aksesibilitas di kawasan perkotaan Kota Surakarta  Pengembangan transportasi yang terintegrasi antara Trans Yogya dengan Kereta Api Komuter Solo – Boyolali, Solo – Wonogiri, dan Solo – Sukoharjo.

   Pengembangan Stasiun di daerah Kadipiro  Integrasi Stasiun kereta api Balapan dengan Terminal Tirtonadi

  

Gambar 5.1 Sebagai acuan, standar pengadaan sarana telepon adalah 1 sambungan untuk 5 KK. Berdasar standar tersebut, maka pengembangan jaringan telepon Kota Surakarta direncanakan dengan mengembangkan/ meningkatkan STO serta menambah Rumah Kabel (RK) guna meningkatkan kapasitas sambungan telepon.

Berdasarkan uraian di atas, arah pengembangan jaringan telekomunikasi adalah:

  a. Pengembangan jaringan telepon fixed line dan lokasi pusat automatisasi sambungan telepon b. Pengembangan infrastruktur telepon nirkabel berupa penentuan lokasi menara termasuk menara BTS, dan

c. Peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi di wilayah kota

  4. Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air Rencana sistem jaringan sumber daya air meliputi :

  a. Wilayah sungai (WS), Wilayah Sungai yang berada pada Kota Surakarta yaitu WS Bengawan Solo yang merupakan WS lintas Propinsi mencakup Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.

  b. Pengelolaan DAS dilakukan melalui peningkatan, pemeliharaan, dan rehabilitasi pada DAS Sungai Bengawan Solo dengan anak-anak sungainya c. Cekungan air tanah (CAT), Cekungan air Tanah (CAT) yang berada pada Kota Surakarta meliputi CAT Karangayar – Boyolali d. Sistem jaringan air baku untuk air bersih, Pengembangan sistem jaringan air baku untuk penyediaan air bersih dengan pemanfaatan air baku dari air

permukaan Sungai Bengawan Solo dan penerapan konsep zero deep well

  5. Rencana Pengembangan Jaringan Energi Rencana pengembangan jaringan energi di Kota Surakarta secara garis besar

   kawasan I seluas 47,00 Ha, terletak di :

  • – Kecamatan Jebres seluas 11,67 Ha;
  • – Kecamatan Laweyan seluas 5,46 Ha;
  • – Kecamatan Pasar Kliwon seluas 29,88 Ha;

   kawasan II seluas 45,88 Ha, di:

  • – Kecamatan Banjarsari seluas 1,99 Ha;
  • – Kecamatan Laweyan seluas 43,89 Ha;  kawasan III seluas 46,06 Ha, di Kecamatan Banjarsari.

   kawasan IV seluas 76,77 Ha, di:

  • – Kecamatan Banjarsari seluas 12,55 Ha – Kecamatan Jebres seluas 64,22 Ha  kawasan V seluas 70,25 Ha, di:
  • – Kecamatan Banjarsari seluas 3,24 Ha – Kecamatan Jebres seluas 67,02 Ha  kawasan VI seluas 115,04 Ha, di:
  • – Kecamatan Banjarsari seluas 40,44 Ha – Kecamatan Jebres seluas 57,55 Ha – Kecamatan Laweyan seluas 7,25 Ha,
  • – Kecamatan Pasar Kliwon seluas 3,50 Ha, dan
  • – Kecamatan Serengan seluas 6,30 Ha

  

2. Kawasan lindung bangunan dan cagar budaya, sejarah, dan nilai-nilai tradisional

seluas 86,37 Ha, dengan sebaran sebagai berikut : a. Kawasan lindung cagar budaya, sejarah, dan nilai-nilai tradisional di kawasan I seluas 57,14 Ha, yaitu di Kecamatan Laweyan seluas 3,96 Ha dan di Kecamatan

  Binatang dengan luasan sekitar 886,00 (delapan ratus delapan puluh enam) hektar atau sekitar 20,12% (dua puluh koma duabelas persen) dari luas kota

B. Rencana Kawasan Budidaya

  Dalam konteks Kota Surakarta, rencana pengembangan kawasan budi daya ini

diarahkan kepada upaya untuk mengendalikan alih fungsi guna lahan yang tidak sesuai

dengan peruntukannya. Prinsip penetapan kawasan ini adalah berdasarkan dominasi

fungsi atau kegiatan utama yang ada dan yang akan dikembangkan pada kawasan

tersebut. Uraian pola ruang kawasan budidaya Kota Surakarta adalah sebagai berikut : 1.

   Perumahan Arahan lokasi perumahan seluas 2.274,65 Ha letaknya menyebar, dengan sebaran luas permukiman sebagai berikut.

  a. Luas perumahan di kawasan I seluas 463,64 Ha, yaitu di Kecamatan Jebres seluas 61,76 Ha, Kecamatan Laweyan seluas 110,71 Ha, Kecamatan Pasar

Kliwon seluas 185,94 Ha, dan Kecamatan Serengan seluas 105,22 Ha.

  b. Luas perumahan di kawasan II seluas 502,70 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 37,27 Ha dan Kecamatan Laweyan seluas 465,42 Ha.

  c. Luas perumahan di kawasan III seluas 369,97 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari.

  d. Luas perumahan di kawasan IV seluas 386,37 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 44,77 Ha dan Kecamatan Jebres seluas 341,60 Ha.

  e. Luas perumahan di kawasan V seluas 276,82 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 14,81 Ha dan Kecamatan Jebres seluas 262,01 Ha.

  f. Luas perumahan di kawasan VI seluas 275,15 Ha, yang meliputi Kecamatan Banjarsari seluas 138,33 Ha, Kecamatan Jebres seluas 33,02 Ha, Kecamatan Laweyan seluas 95,94 Ha, Kecamatan Pasar Kliwon seluas 5,32 Ha dan di

   Kawasan perdagangan dan jasa di kawasan IV seluas 70,77 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 29,02 Ha, Kecamatan Jebres seluas 41,75 Ha.  Kawasan perdagangan dan jasa di kawasan V seluas 48,42 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 0,39 Ha dan Kecamatan Jebres seluas 48,02 Ha.  Kawasan perdagangan dan jasa di kawasan VI seluas 176,16 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 128,69 Ha, Kecamatan Jebres seluas 18,52 Ha, Kecamatan Laweyan seluas 13,37 Ha, dan Kecamatan Pasar Kliwon seluas 15,28 Ha serta Kecamatan Serengan seluas 0,30 Ha.

  3. Perkantoran Alokasi ruang perkantoran secara keseluruhan mencapai kurang lebih sekitar 18,55 Ha, yaitu sebagai berikut.

   Di kawasan I seluas 1,10 Ha, yaitu di Kecamatan Laweyan  Di kawasan II seluas 6,46 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 5,07 Ha dan Kecamatan Laweyan seluas 1,38 Ha  Di kawasan V seluas 3,49 Ha yaitu di Kecamatan Jebres  Di kawasan VI seluas 7,50 Ha yaitu di Kecamatan Laweyan seluas 0,01 Ha dan Kecamatan Pasar Kliwon seluas 7,49 Ha.

  4. Ruang Kegiatan Industri Untuk menampung kegiatan industri ringan dan industri kreatif di Kota Surakarta, disediakan ruang yang terletak di pinggiran kota kurang lebih sekitar 81,13 Ha di

  Kawasan I, Kawasan II, Kawasan IV, dan Kawasan V.

  

 Kawasan industri di kawasan I seluas 1,37 Ha terletak di Kecamatan Jebres ;

 Kawasan industri di Kawasan II seluas 7,79 Ha yaitu di Kecamatan Laweyan, yang merupakan kawasan bagi industri kreatif yang selama ini menjadi ciri khas Kota

   Ruang terbuka non hijau (RTNH) di kawasan VI seluas 0,17 Ha, yaitu di

Kecamatan Banjarsari (0,05 Ha) dan Kecamatan Jebres seluas 0,12 Ha.

  6. Sawah Sebagai lahan pertanian seluas 111,14 Ha diarahkan terletak di Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Laweyan, Kecamatan Banjarsari dan Kecamatan Jebres.

  7. Prasarana Terminal dan Stasiun Alokasi ruang untuk prasarana ini meliputi simpul kegiatan terminal, stasiun dan terminal barang. Adapun luas lahan yang dialokasikan untuk prasarana transportasi ini mencapai kurang lebih sekitar 15,32 Ha tersebar di kawasan I seluas 0,40 Ha (Kecamatan Pasar Kliwon), kawasan II seluas 0,71 Ha (Kecamatan Laweyan), dan kawasan VI seluas 14,21 Ha (Kecamatan Banjarsari).

  8. Kawasan Pergudangan Kawasan pergudangan dialokasikan kurang lebih sekitar 18,03 Ha, yang diarahkan terletak di kawasan IV seluas 5,28 Ha (Kecamatan Jebres) dan kawasan V seluas 12,75 Ha (Kecamatan Jebres).

  9. Fasilitas Pendidikan Luas lahan untuk fasilitas pendidikan diperkirakan mencapai kurang lebih sekitar 216,04 Ha tersebar di seluruh kawasan :

   Fasilitas pendidikan di kawasan I seluas 17,50 Ha, yaitu di Kecamatan Jebres seluas 2,52 Ha, Kecamatan Laweyan seluas 4,68 Ha, Kecamatan Pasar Kliwon seluas 10,29 Ha.

   Fasilitas pendidikan di kawasan II seluas 48,00 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari seluas 6,17 Ha dan Kecamatan Laweyan seluas 41,83 Ha.  Fasilitas pendidikan di kawasan III seluas 16,55 Ha, yaitu di Kecamatan Banjarsari delapan puluh lima) Ha berlokasi di Kecamatan Jebres seluas 17,00 Ha dan Kecamatan Banjarsari seluas 0,85 Ha.

11. Kawasan Hankam / Militer

  Kawasan Hankam / Militer dialokasikan kurang lebih sekitar 5,89 Ha dengan lokasi masing-masing seluas 3,21 Ha di Kawasan II (Kecamatan Laweyan) dan seluas 2,68 Ha di Kawasan III (Kecamatan Banjarsari), yang terletak di :

  a. Korem 074/ warastratama di kecamatan Lawean;

  b. Komando Distrik Militer (Kodim) 0735/Kota Surakarta di Kecamatan Banjarsari;

  c. Komando Rayon Militer (Koramil) yang terdapat di kecamatan-kecamatan di wilayah kota Surakarta; d. Pusdiktop Kodiklad di Kecamatan Pasar Kliwon;

  e. Kantor Polisi Militer di Kecamatan Pasar Kliwon Di samping arahan pola ruang di atas, terdapat beberapa arahan pola ruang lainnya, yaitu kawasan pariwisata, ruang evakuasi bencana, dan arahan sektor informal.

  RPI2JM Kota Surakarta Th. 2014

5.1.4. Penetapan Kawasan Strategis Kota Surakarta

  Kawasan Strategis merupakan kawasan yang mempunyai karakter khusus dan perlu ditangani secara tersendiri, sehingga kawasan tersebut diarahkan untuk:

a. Pengelolaan kawasan yang berpotensi mendorong perkembangan kawasan sekitar

dan/atau berpengaruh terhadap perkembangan wilayah Kota Surakarta secara umum.

  

b. Pengelolaan kawasan perbatasan dalam satu kesatuan arahan dan kebijakan yang

saling bersinergi.

  c. Mendorong perkembangan/revitalisasi potensi wilayah yang belum berkembang.

  

d. Penempatan pengelolaan kawasan diprioritaskan dalam kebijakan utama

pembangunan daerah.

  e. Mendorong tercapainya tujuan dan sasaran pengelolaan kawasan.

  f. Peningkatan kontrol terhadap kawasan yang diprioritaskan.

  g. Mendorong terbentuknya badan pengelolan kawasan yang diprioritaskan.

  Wilayah kawasan strategis nasional meliputi Kota Surakarta merupakan kawasan

Pusat Kegiatan Nasional; Wilayah kawasan strategis provinsi meliputi wilayah kawasan

Kawasan Perkotaan Surakarta – Boyolali – Sukoharjo – Karanganyar – Wonogiri –

Sragen - Klaten (Subosukawonosraten). Kawasan strategis Kota Surakarta yang

ditentukan dalan RTRW terdiri dari beberapa kawasan strategis yaitu:

  A. Kawasan Strategis Sosial dan Budaya Terkait dengan UURI No. 05 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya dan PPRI No. 10 tahun 1993 tentang Pelaksanaan UU No 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, maka rencana pengembangan kawasan strategis Sosial Budaya ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut : c. Kawasan strategis aspek sosial budaya di kawasan VI terletak di Kecamatan Banjarsari

B. Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Surakarta akan terdapat potensi kawasan strategis pertumbuhan ekonomi.

  beberapa kriteria yang mendukungnya di antaranya sebagai berikut.

  a. Didukung jaringan prasarana kota.

  b. Didukung akses menuju jaringan transportasi antar wilayah (Toll Joglosemar dan Semarang-Surakarta-Mantingan).

  c. Wilayah prioritas pengembangan pembangunan kota.

  d. Berpotensi sebagai kawasan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi.

  Rencana kawasan strategis aspek pertumbuhan ekonomi di atas diperkirakan akan berkembang sepanjang koridor rencana jalan lingkar luar beserta jejaringnya, yang melintasi Kecamatan Banjarsari dan Kecamatan Jebres.

  C. Kawasan Strategis Ilmu Pengetahuan Kawasan strategis lainnya yang akan berkembang di Kota Surakarta adalah kawasan strategis dari sudut kepentingan ilmu pengetahuan, ditetapkan dengan kriteria: a. diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; b. memiliki sumber daya strategis;

  c. berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan ilmu pengetahuan; atau berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi.

  Kawasan strategis ilmu pengetahuan yaitu Solo Techno Park (STP).

D. Kawasan Strategis Daya Dukung Lingkungan

  RPI2JM Kota Surakarta Th. 2014

5.2. Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

5.2.1. Visi dan Misi Pembangunan

  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta yang

selanjutnya disingkat RPJM Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah

untuk periode 5 (lima) tahunan yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program

Walikota.

  Berdasar pada visi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Surakarta Tahun 2005

  • – 2025; visi pembangunan daerah dalam RPJM Daerah Kota

    Surakarta Tahun 2010-2015 pada dasarnya merupakan Visi Kepala Daerah dan Wakil

    Kepala Daerah Terpilih yang disampaikan pada waktu Pemilihan Umum Kepala Daerah

    (Pemilukada). Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih menggambarkan

    arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai (desired future)

    dalam masa jabatan selama 5 (lima) tahun. Visi Walikota dan Wakil Walikota Surakarta

    selama kurun waktu 2010- 2015 adalah: “ Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

  dan Memajukan Kota Dilandasi Spirit Solo sebagai Kota Budaya ”.

  Makna sejahtera memiliki dimensi lahir maupun batin, di mana sejahtera lahir

diartikan sebagai terpenuhinya segala kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan juga

terpenuhinya kebutuhan dasar di bidang pendidikan, kesehatan, dan tersedianya

lapangan kerja sehingga dapat meningkatan pendapatan per kapita serta kemampuan

daya beli. Sedang untuk sejahtera batin diartikan sebagai terpenuhinya kebutuhan

rohaniah dan kehidupan keagamaan sesuai dengan keyakinan masyarakat masing-

masing dengan tingkat toleransi yang tinggi.

  Masyarakat Surakarta akan menjadi sejahtera, jika berbagai indikator terkait yang

mendukung peningkatan kesejahteraan, menunjukkan ke arah peningkatan dari waktu ke

  

ke dalam dan juga untuk

mengukur pengaruh kebijaksanaan ekonomi terhadap peningkatan kualitas hidup.

  Spirit Solo sebagai Kota Budaya mengandung maksud bahwa Kota Surakarta akan

dikembangkan sebagai kota yang berwawasan budaya dalam arti yang luas, dimana

seluruh komponen masyarakatnya dalam setiap kegiatannya menjunjung tinggi nilai-nilai

luhur, berkepribadian demokratis-rasional, berkeadilan sosial, menjamin Hak Asasi

Manusia (HAM) dan menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat yang

berke-Tuhanan Yang Maha Esa. Konsep Solo sebagai Kota Budaya juga bermakna

bahwa Solo Masa Depan yang mempunyai Solo Masa Lalu (Solo’s Future is Solo’s Past).

  Pengembangan Kota Surakarta sebagai Kota Budaya memiliki dimensi utama yaitu

secara individu mampu menjunjung tinggi moralitas dan perilaku terpuji, budi pekerti luhur

dan secara sosial memiliki budaya komunikasi yang baik, kekerabatan yang akrab dan

wawasan budaya yang luas. Selain itu diupayakan pelestarian budaya dalam arti

melestarikan, mempertahankan dan mengembangkan seni dan budaya yang telah ada

serta melindungi cagar-cagar budaya.

  Misi Walikota dan Wakil Walikota Surakarta selama kurun waktu 2010-2015 adalah sebagai berikut:

  

1. Mengembangkan dan meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan

sektor riil, pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) dengan fasilitasi kredit, menuntaskan penataan PKL, melanjutkan program revitalisasi pasar tradisional, meningkatkan kemampuan manajemen pedagang pasar serta mempromosikan keberadaan pasar dan pedagang.

  

2. Pengembangan budi pekerti, tata krama dan tata nilai budaya Jawa melalui ranah

pendidikan, keteladanan, penyelengaraan event-event dan program-program

  

6. Meningkatkan akses ke lapangan kerja dengan titik berat pada menciptakan

wirausahawan-wirausahawan baru melalui pelatihan, bantuan permodalan dan membangun jejaring pemasaran produk.

  

7. Membuka lapangan kerja baru dengan menciptakan iklim investasi yang makin

kondusif (Kota Ramah Investasi) dan suasana kota yang aman dan damai.

  

8. Meningkatkan sarana dan prasarana kota antara lain jalan dan jembatan,

transportasi, air bersih, sanitasi dan drainase, penuntasan pemugaran Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), penertiban hunian tak berizin, pengembangan ruang terbuka hijau dan pengelolaan persampahan

  

9. Pengembangan brand image kota dengan melakukan penataan kawasan wisata,

budaya dan perdagangan serta meningkatkan event-event bertaraf nasional dan internasional

5.2.2. Strategi Pembangunan

  Prioritas pembangunan di Kota Surakarta, adalah sebagai berikut:

  1. Pengembangan ekonomi kerakyatan, yang mencakup pengembangan sektor riil,

Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK), dan pasar tradisional.

  2. Pengembangan budi pekerti, tata krama dan tata nilai budaya jawa.

  3. Memperkuat karakter kota dengan aksentuasi jawa.

  4. Perluasan akses dan peningkatan kualitas pendidikan.

  5. Perluasan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

  6. Penciptaan lapangan kerja dan jiwa wirausahawan baru.

  7. Penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk mendukung perluasan lapangan kerja.

  6. Pengembangan kerjasama dengan pihak ketiga untuk meningkatkan kapasitas keuangan daerah

Gambar 5.2 Strategi Pembangunan Kota Surakarta Tahun 2010-2015

  Arah kebijakan pembangunan dalam RPJM Daerah Kota Surakarta selama tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut:

  1. Sinkronisasi dan pembentukan regulasi

  6. Pengembangan kerjasama dengan pihak ketiga untuk meningkatkan kapasitas keuangan daerah

  3. Pengembangan sistem pelayanan administrasi publik

  4. Fasilitasi peningkatan kapasitas Sumber daya masyarakat

  5. Fasilitasi pengembangan jaringan kerjasama antar daerah di level nasional maupun internasional

  1.pengem kota yan kerakya

  2. Pengua pada peng karakter tata kelol warisan bu lingkung

  3.Pembang masyarak beroleh p pendidi pemuki berkeadi kelompo m m e e n n d d u u k k u u n n g g

  2. Peningkatan sarana prasarana publik

5.2.3. Arah Kebijakan Pembangunan

SASARAN UMUM DAERAH STRATEGI DAERAH ARAH KEBIJAKAN DAERAH

  2. Penguatan aksentuasi Jawa pada pengembangan karakter masyarakat dan tata kelola kota sebagai kota warisan budaya dan ramah lingkungan (Ecocultural city)

  2. Penciptaan hutan dalam kota, untuk ruang terbuka hijau

  1. Penembahan aksesntuasi jawa pada bangunan-bangunan dan tempat- tempat umum

  2. Pengembangan sarana dan prasarana publik beraksentuasi Jawa

  2. Mencabut atau membatalkan regulasi daerah yang kontraproduktif dnegan upaya pelestarian warisan budaya

  1. Penyusunan dan atau implementasi regulasi untuk menjaga kelestarian warisan budaya baik bendawi maupun non bendawi

  1. Sinkronisasi dan pembentukan regulasi yang menjaga kelestarian dan pengembangan warisan budaya baikbendawimaupun non bendawi

  publik mendukung pengembangan sektor riil dan pelaku ekonomi UMKM, pasar tradisional, PKL, wirausaha baru

  2. Menertibkan perijinan usaha ekonomi yang kontraproduktif bagi pengembangan ekonomi kerakyatan

  6. Pengembangan kerjasama dengan pihak ketiga untuk meningkatkan kapasitas keuangan daerah

  Pengembangan kerjasama antar daerah dan wilayah untuk perluasan pasar, efisiensi produksi, dan pengembangan investasi

  5. Fasilitasi pengembangan jaringan kerjasama antar daerah di tingkat Nasional maupun Internasional

  2. Fasilitasi penciptaan kesempatan pelaku UMKM, koperasi, dan calon wirausaha mendapatkan jaringan pemasaran

  1. Pengembangan informasi tenaga kerja, pendidikan, pelatihan, dan permodalan mengarah penyediaan tenaga terampil dan kompetitif di pasaran kerja.

  4. Fasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya masyarakat

  Meningkatkan kapasitas SKPD menindaklanjuti upaya kerjasama sampai pada hasil penambahan kapasitas keuangan daerah.

SASARAN UMUM STRATEGI DAERAH ARAH KEBIJAKAN DAERAH DAERAH

  maupun Internasional untuk promosi Surakarta sebagai kota budaya sehingga berdampak pada capital

  infkow

  6. Pengembangan kerjasama Meningkatkan kapasitas SKPD dengan pihak ketiga untuk menindaklanjuti upaya kerjasama pencitraan kota sehingga pencitraan Surakarta kota budaya dan berdampak meningkatkan ramah lingkungan sampai pada hasil kapasitas keuangan daerah penambahan kapasitas keuangan daerah.

  3.Pembangunan kualitas

  1. Sinkronisasi dan Penyusunan dan atau pelaksanaan masyarakat dengan pembentukan regulasi yang peraturan daerah supaya pemenuhan memperluas mengatur perihal kebutuhan pendidikan, kesehatan; kesempatan pemenuhan kebutuhan termasuk pangan dan rumah layak huni) memperoleh pendidikan, kesehatan; mendukung pengurangan kemiskinan pendapatan, termasuk pangan dan dan peningkatan Indeks Pembangunan pendidikan, kesehatan, rumah layak huni) Manusia pangan, pemukiman, dan pelayanan publik lainnya yang berkeadilan bagi semua kelompok tanpa diskriminasi.

  2. Pengembangan sarana dan Pembangunan dan perbaikan sarana prasarana publik yang prasarana diarahkan pada pemenuhan mendukung terpenuhinya kebutuhan pendidikan, kesehatan, kebutuhan pendidikan, perumahan sehat mendukung kesehatan, perumahan pengurangan kemiskinan dan sehat peningkatan Indeks Pembangunan

  Manusia

  3. Pengembangan sistem Memfasilitasi perijinan, pendataan, dan pelayanan administrasi informasi, untuk mendukung pemenuhan publik yang mempermudah kebutuhan pendidikan, kesehatan, terpenuhinya kebutuhan perumahan sehat mendukung pendidikan, kesehatan, pengurangan kemiskinan dan

SASARAN UMUM STRATEGI DAERAH ARAH KEBIJAKAN DAERAH DAERAH

  ruang terbuka hijau, pengelolaan persampahan sehingga masyararakat dapat meningkat kualitas kesehatan tempat tinggalnya

  5. Fasilitasi pengembangan Pengembangan kerjasama untuk jaringan kerjasamal untuk meningkatkan kemampuan daerah meningkatkan kapasitas dalam menyediakan pelayanan pemerintah kota dalam pendidikan, kesehatan, termasuk pangan pemenuhan kebutuhan dan perumahan terutama bagi rakyat pendidikan, kesehatan, miskin termauk perumahan

  6. Pengembangan kerjasama Meningkatkan kapasitas SKPD dengan pihak ketiga untuk menindaklanjuti upaya kerjasama meningkatkan kapasitas sampai pada hasil penambahan keuangan daerah kapasitas keuangan daerah untuk meningkatkan kapasitas pemerintah kota menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan, termasuk pangan dan perumahan.

5.2.4. Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan Daerah

  Penyusunan kebijakan umum untuk pembangunan Kota Surakarta tahun 2010-

2015 dikelompokkan sesuai bidang utama pengembangan program pembangunan, yaitu

(1) bidang ekonomi; (2) bidang sosial budaya; (3) bidang fisik- sarana dan prasarana; (4)

bidang pemerintahan.

1. Kebijakan Umum Pembangunan Bidang Ekonomi a. Pemantapan penataan PKL.

b. Pengembangan dan pemantapan kemajuan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK) untuk mengoptimalkan pengembangan potensi unggulan.

  b. Fasilitasi untuk pengembangan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani semua kelompok masyarakat (ibu, bayi, balita, anak, lansia, perempuan, laki-laki, diffabel/berkebutuhan khusus) tanpa diskriminasi.

  c. Pembentukan dan pengembangan kelompok masyarakat peduli warisan seni, budaya dan pariwisata (eco tourism).

  d. Pemasyarakatan dan internalisasi nilai-nilai Budaya Jawa melalui ajang kreasi dan kompetisi seni budaya ( Solo’s future is Solo’s past).

  e. Fasilitasi pengembangan keamanan, ketertiban, kerukunan dan solidaritas antar umat beragama, suku, dan ras dalam kehidupan bermasyarakat di Kota Surakarta.

  f. Fasilitasi pengembangan jaminan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

  g. Pengembangan tertib administrasi kependudukan untuk menjamin persamaan hak dan kewajiban sebagai warga negara dan hak-hak asasi manusia serta pengendalian masalah kependudukan.

3. Kebijakan Umum Pembangunan Bidang Fisik-Sarana dan Prasarana

  a. Pembangunan fasilitas, sarana, dan prasarana kota yang ramah lingkungan, ramah anak, ramah diffable, ramah investasi, ramah wisata, mendukung peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM-pendapatan, pendidikan, kesehatan, pemukiman).

  b. Pengembangan sarana dan prasarana transportasi yang mudah, ekonomis, dan ramah lingkungan.

  c. Pengembangan bangunan-bangunan publik yang membentuk pencitraan Solo sebagai kota warisan budaya. c. Pengawasan aparatur untuk menjamin kepercayaan (trust) dunia usaha dan masyarakat.

  d. Penegakan kepastian pelaksanaan regulasi daerah.

  e. Pengembangan sistem administrasi dan pendataan yang akurat dan akuntabel untuk mendukung perencanaan, implementasi, monitoring, pengendalian dan evaluasi pembangunan.

  f. Pengembangan sistem komunikasi dan informasi pembangunan dan pemerintahan yang transparan, cepat dan akuntabel.

  g. Pengembangan kapasitas SKPD untuk menjalin kerjasama pihak ketiga dalam rangka meningkatkan kemampuan pembiayaan pelayanan publik.

5.3. Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM) Kota Surakarta

5.3.1. Rencana Sistem Pelayanan

  Wilayah studi dalam RISPAM meliputi seluruh wilayah Kota Surakarta dengan rencana pengembangan SPAM Kota Surakarta adalah sebagai berikut:

a. Kawasan Selatan, melayani 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Pasar Kliwon,

Kecamatan Serengan, dan sebagian Kecamatan Laweyan. Kawasan ini juga melayani daerah perbatasan Kabupaten Sukoharjo (Cemani & Gentan).

  

b. Kawasan Tengah, melayani 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Jebres, Kecamatan

Laweyan, Kecamatan Banjarsari. Kawasan ini juga melayani sebagian Kecamatan Kartosuro (kabupaten Sukoharjo), Kecamatan Delanggu (Kabupaten Klaten), daerah

Baturan (Kabupaten Karanganyar), dan beberapa daerah di Kabupaten Boyolali.

c. Kawasan Utara, melayani 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Jebres dan juga melayani daerah Plesungan (Kabupaten Karanganyar).

  5.3.2. Rencana Pengembangan SPAM; Program pengembangan SPAM Kota Surakarta dalam rencana program jangka

pendek meliputi program fisik dan non fisik. Program fisik pada prinsipnya merupakan

usulan proyek yang akan menjadi tanggungjawab PDAM dalam pengembangan SPAM Kota

Surakarta. Usulan program yang direncanakan dalam rencana jangka pendek disusun

berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan air dan pengembangan SPAM. Secara umum,

program usulan jangka pendek pengembangan SPAM Kota Surakarta antara lain:

   Target pelayanan air bersih sebesar 79,17 % dari total penduduk Kota Surakarta

 Target penambahan SR sebanyak 35.736 SR yang meliputi kawasan utara sebanyak

4.487 SR, Kawasan Tengah sebanyak 16.333 SR dan Kawasan Selatan sebanyak 14.916 SR

 Penambahan kapasitas produksi dengan memanfaatkan air permukaan dari Sungai

Bengawan Solo dan Waduk Gajah Mungkur.

 Uprating IPA Jurug (beton dan fibre), Penggantian suplai air baku IPA Jebres, dan

  IPA Mojosongo

 reservoir direncanakan untuk setiap kawasan berdasarkan kebutuhan masing

  • – masing wilayah pelayanan dalam kawasan tersebut yaitu dengan kapasitas reservoir

  3 di Kawasan utara sebanyak 1.000 m , reservoir di Kawasan tengah sebanyak 1.000

  3 3 m , reservoir di Kawasan utara sebanyak 2.000 m .

  

 Program Non fisik meliputi Inventarisasi jaringan PDAM, Pengendalian kebocoran,

Program penghijauan, dan Pelatihan dan pengembangan SDM

  5.3.3. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum Kebocoran teknis merupakan kehilangan air yang disebabkan oleh masalah teknis

  Untuk mengatasi permasalahan kebocoran tersebut, dalam rencana induk SPAM Kota Surakarta ini penurunan kebocoran sampai tahun 2027 ditargetkan sebesar 20%

  5.4. Strategi Sanitasi Kota (SSK)

  5.4.1. Visi dan Misi Konsep awal penyusunan kerangka kerja Strategi Sanitasi Kota (SSK)

dicantumkan dalam Visi dan Misi Sanitasi Kota Surakarta. Visi SSK Kota Surakarta

adalah

  “Terselenggaranya sanitasi kota yang berkualitas dan berkesinambungan menuju kota Surakarta sehat 2015 dengan melibatkan peran serta masyarakat” Untuk dapat mewujudkan visi pengelolaan sektor sanitasi maka dirumuskan beberapa misi yaitu sebagai berikut:

  

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana sanitasi yang dapat

menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat

  

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS)

  

3. Menggalang dan meningkatkan dukungan dari berbagai pihak baik swasta maupun

pemerintah di berbagai tingkatan dalam percepatan PHBS

  

4. Pemenuhan terhadap akses masyarakat pada sarana sanitasi yang seluas-luasnya.

  5.4.2. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sektor Sanitasi

  1. Sub Sektor Air Limbah Domestik; Secara umum pembangunan sub-sektor limbah cair bertujuan:

  a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;

  b. Memperbaiki kualitas air tanah dangkal; secara teknis harus melengkapi tangki septik dengan sistem peresapan yanng memenuhi syarat teknis.

  2. Sub Sektor Persampahan; Secara umum pembangunan sub-sektor persampahan bertujuan: a. Menciptakan lingkungan kota yang bersih terutama di daerah publik seperti jalan protokol, pasar, lapangan olahraga, tempat hiburan, taman kota. Diharapkan pada lokasi-lokasi publik kota tersebut di atas aman untuk berkegiatan/beraktivitas masyarakat dari resiko/gangguan kesehatan yang mungkin bisa menyebabkan sakit.

  b. Adanya peningkatan pelayanan di bidang kebersihan kepada seluruh masyarakat Kota Surakarta terutama untuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA sehingga tidak ada sampah yang menginap di TPS.

  c. Terwujudnya perilaku bersih bagi setiap individu, keluarga dan masyarakat dan ikut berperannya pihak swasta dalam penanganan kebersihan kota.

  d. Adanya peningkatan usia pakai dan daya tampung tempat pembuangan sampah akhir (TPA), sehingga dapat berkesinambungan. Adapun sasaran yang hendak dicapai adalah: Timbulan Sampah a. Mengurangi sampah kota sebesar 10 persen dari jumlah sampah yang dihasilkan.

  b. Meningkatkan usaha daur ulang sampah sampai mencapai 15 persen dari jumlah timbulan sampah.

  

c. Memelihara kebersihan pada 5 daerah binaan dan sekolahan di pusat kota.

  Pengelolaan Sampah

  a. Pewadahan dan Pengumpulan

   Meningkatkan efisiensi dan efektifitas layanan pengangkutan sampah sebesar 20 persen dari kondisi sebelumnya.

  c. Pembuangan dan Pemusnahan Sampah  Memperbaiki pembuangan sampah dengan cara sanitary landfill dan perlengkapannya.

   Menyediakan sarana dan prasarana pembuangan sampah) di tempat pembuangan akhir (TPA) yang terdiri atas Back-hoe (3 buah), Loader (1 buah), Dozer (3 buah), Wheel Loader (1 buah), dan Vibrator (1 buah);  Mengendalikan dan memantau dampak pembuangan sampah.sesuai dengan rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan (RPL).

   Menyediakan tambahan saluran drainase sepanjang 7.500 m dan jalan operasional lebar 6 m sepanjang 3.000 m

  d. Sistem Pengelolaan Sampah  Memiliki peraturan daerah tentang pengelolaan sampah sebagai pengganti peraturan daerah tentang kebersihan.

   Memiliki rencana induk pengelolaan sampah.  Memiliki rencana operasional pengelolaan sampah.

 Memiliki rencana teknik rinci mengenai sistem pengelolaan sampah.

3. Sub Sektor Drainase Lingkungan;

  Secara umum pembangunan sub-sektor drainase bertujuan:

  1. Melaksanakan penyusunan program dan perencanaan teknis pembangunan sarana dan prasarana drainase

2. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis bidang drainase serta

4. Aspek Higiene / Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

  PHBS merupakan Visi Nasional Promosi Kesehatan yang mengarahkan individu- individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia dalam rangka Mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lainnya, Menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lainnya untuk meningkatkan derajat kesehatan, Memanfaatkan yankes (layanan kesehatan) dan Mengembangkan dan menyelenggarakan UKBM

  Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dengan cara membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana dan melakukan gerakan pemberdayaan masyarakat sehingga dapat menerapkan cara hidup sehat.

  Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri dalam tatanan rumah tangga, institusi pendidikan dan tempat ibadah agar dapat menerapkan cara- cara hidup sehat dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

  Prioritas kegiatan PHBS antara lain adalah:

a. Gerakan Pemberdayaan

   Sasaran difokuskan kepada individu, keluarga atau kelompok untuk menggerakkan swadaya  Tujuannya agar sasaran berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi mau, dari mau menjadi mampu untuk melaksanakan perilaku mencegah dan atau mengatasi masalah kesehatan (berswadaya = Tujuan umum dari advokasi adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat baik pada tatanan rumah tangga, institusi pendidikan maupun tempat ibadah. Sedangkan tujuan khusus advokasi dalam pengelolaan sanitasi antara lain:  Mendapatkan dukungan tentang rencana pelaksanaan PHBS  Kesehatanepakatan untuk melaksananakan PHBS  Adanya pembagian tugas pembinaan Advokasi dapat dilakukan dengan berbagai jenis kegiatan antara lain:  Kampanye , publikasi, diskusi publik  Brainstorming dengan berbagai pihak yang berkepentingan  Loby, pendekatan  Mengembangkan jaringan  Proses legitimasi : pembelaan kasus hukum  Pressure: media, demo Shock terapi

d. Kemitraan

  Kemitraan harus dibangun, baik dalam pemberdayaan, bina suasana maupun advokasi. Hubungan kerjasama dapat dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan.