EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN PIJAT BAYI DENGAN METODE DEMONSTRASI LANGSUNG DAN AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN IBU MEMIJAT BAYI SECARA MANDIRI

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN PIJAT BAYI DENGAN METODE
DEMONSTRASI LANGSUNG DAN AUDIO VISUAL TERHADAP
KEMAMPUAN IBU MEMIJAT BAYI SECARA MANDIRI
Abstract
Setianingsih*

Infant period is a golden age. At this time, babies need stimulant that can improve their
growth and development. This stimulant is baby massage. Mothers can practice baby
massage independently One way to improve their ability on baby massage is by health
education. Health education can be done by demonstration and audio visual method.
The objective are to know the health education on baby massage using direct
demonstration is compered to audio visual method towards the ability of mothers to
massage their babies independently.
This research used Pre Experiment design with a plan of One Group Pre Test Post Test.
The population of this research were mothers who have babies at the age of 2-6 months
ald at Poliklinik Desa Candirejo. Sampling technique was used purposive sampling
and the result was thirty (30) mothers. Statistic analytical test was used t-test independent.
This analysis used t-test independent and the value is Pvalue (0,000) < α (0,05), with the
average value pre direct demonstration is 2,73 (±1,387) and the average post direct
demonstration is 30,87 (±4,307). The result shown the improvement of the mother’s
ability on baby massage significantly.

Health education using direct demonstration is more effective than audio visual
demonstration towards the ability of mothers to massage their babies independently.
Keywords :Health Education, Baby Massage, Ability
Key Words: Head injury, intrahospital transportation
*Dosen Keperawatan Stikes Muhammadiyah Klaten

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan
seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap
lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat
singkat dan tidak dapat diulang kembali (Departemen Kesehatan, 2009).
Pembinaan tumbuh kembang merupakan serangkaian kegiatan yang sifatnya
berkelanjutan antara lain berupa peningkatan kesejahteraan anak pada pemenuhan
kebutuhan dan hak-hak anak seperti memperoleh kasih sayang, interaksi, rasa aman,
dan stimulasi serta kesempatan belajar (BKKBN, 2007).
Masa dini tumbuh kembang seorang anak adalah masa yang sangat penting.
Oleh karena itu, seorang anak haruslah mendapatkan kebutuhan pokok yang
mencukupi sehingga tercapai tumbuh kembang yang optimal (Riksani, 2012).Dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan, setiap individu akan mengalami siklus yang
berbeda. Proses tersebut dapat terjadi secara cepat maupun lambat. Faktor-faktor

yang mempengaruhi proses tersebut antara lain faktor herediter, lingkungan (prenatal
dan postnatal) dan hormonal. Pada lingkungan postnatal salah satu faktor yang
mempengaruhi adalah stimulasi dari luar.Stimulasi ini bisa berupa terapi sentuhan
atau pijat bayi (Hidayat, 2008).
Pijat pada bayi menurut Prasetyono (2009) mampu memberikan rasa aman,
menciptakan hubungan emosi dan sosial yang baik antara ibu dan bayi.Pijat bayi
merupakan terapi sentuh yang sudah dikenal sejak lama dan diwariskan secara turuntemurun. Pijat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pola tidur
bayi. Bayi yang susah tidur menyebabkan bayi sering menangis (Roesli,2009).Di
Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang peranannya
oleh dukun bayi. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa dukun bayi lebih mengerti
dan mahir dalam melakukan pijat bayi serta adanya adat istiadat yang tumbuh di
masyarakat. Adat istiadat ini masih dipegang teguh dan berkembang secara turun
temurun (Dewi, 2009). Padahal pijat bayi dapat dilakukan sendiri oleh orang tua bayi
karena apabila dilakukan sendiri oleh orang tua akan membina ikatan kasih sayang
orang tua dan anak (bonding), dan dapat meningkatkan produksi ASI (Roesli,2009).
Pemijatan pada bayi juga mempunyai dampak klinis positif. Menurut Roesli
(2009), dampak klinis positif pijat bayi adalah peningkatan jumlah sel dan daya
racun dari sistem imunitas, perubahan gelombang otak secara positif, perbaikan
sirkulasi darah dan pernafasan, merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan,


peningkatan berat badan, mengurangi depresi dan ketegangan, membuat tidur lebih
lelap, mengurangi kembung dan kolik.
Teori ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Field (1986)
menyatakan bahwa bayi-bayi yang dipijat selama 5 hari saja, akan mampu
meningkatkan daya tahan tubuh sebesar 40% dibandingkan dengan bayi-bayi yang
tidak dipijat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2011) pijat bayi efektif
terhadap peningkatan durasi lamanya tidur bayi. Lama tidur bayi sebelum dilakukan
pijatan adalah 12jam sebanyak 5orang (33,3%).Lama tidur bayi setelah dilakukan
pemijatan adalah 14jam sebanyak 6orang (40%). Pemijatan pada bayi akan
meningkatkan lama tidur bayi sebesar 2,13kali bayi sebelum dipijat. Penelitian yang
lain yaitu penelitian

mengenai Efektifitas Massage Efflurage terhadap

Perkembangan Gross Motoric pada Bayi Usia 3-4 Bulan (Widodo dan Herawati,
2008). Penelitian menunjukkan ada pengaruh dari massage terhadap motorik kasar
pada bayi usia 3-4 bulan dalam kemampuan mengangkat kepala. Melihat bahwa
manfaat pijat bayi cukup banyak, maka dirasakan sangat penting melakukan pijat
bayi sebagai salah satu bentuk stimulasi perkembangan.

Pijat bayi di Indonesia merupakan salah satu jenis pijat yang juga sudah
lama berkembang dan dipraktikan oleh masyarakat. Namun, teknik dan gerakan
yang dilakukan pada pijat bayi tradisional ini tidak disertai dengan adanya
penjelasan ilmiah sehingga pijat bayi tradisional ini diyakini dengan sugesti yang
mengandung banyak manfaat bagi tubuh si kecil (Riksani, 2012).
Praktik atau ketrampilan pijat bayi masih belum diketahui oleh masyarakat,
hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pijat bayi.
Dibuktikan dalam penelitian Sofiatul (2013) dimana didapatkan sebanyak 9,3%
mempunyai pengetahuan baik, (20,93%) mempunyai pengetahuan cukup dan
69,77% mempunyai pengetahuan kurang tentang pijat bayi. Berdasarkan penelitian
ini, maka salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan masyarakat tentang pijat
bayi secara mandiri adalah dengan pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk membantu
para ibu dalam meningkatkan pengetahuan, perilaku maupun ketrampilan mengenai
pijat bayi.Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses, dimana prosestersebut
mempunyai masukan (input)dan keluaran (output). Dalam suatu proses pendidikan

kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikanyakni perubahan perilaku
(Notoatmodjo, 2007).
Metode


pendidikan

untukmenyampaikan

pesan

kesehatan

adalah

metode

kesehatan

karena

alat

yang


digunakan

tersebut

digunakan

untukmempermudah penerimaan pesan kesehatan bagi masyarakat yang dituju
(Notoatmodjo, 2007). Pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai
metode, diantaranya ceramah, seminar serta demonstrasi. Namun, dalam penelitian
ini peneliti tertarik untk melakukan pendidikan kesehatan dengan metode
demonstrasi langsung dan demonstrasi audio visual.
Kelebihan metode demonstrasi langsung antara lain dapat membuat proses
pendidikan kesehatan menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, lebih mudah dipahami,
serta lebih menarik (Mubarok dan Chayatin, 2009).Sedangkan menurut Simamora
(2009) kelebihan dari metode demonstrasi yaitu : perhatian dari peserta penyuluhan
dapat lebih dipusatkan, proses penyuluhan lebih terarah pada materi yang sedang
dipelajari serta pengalaman dan kesan sebagai sebagai hasil penyuluhan lebih
melekat dalam diri peserta penyuluhan.
Kelebihan demonstrasi audio visual antara lain : dapat menggambarkan

suatu proses, misalnya proses pembuatan suatu keterampilan tangan, menyampaikan
suara seorang ahli sekaligus melihat penampilannya (Sadiman, 2006).Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Kadarwati (2012) metode demonstrasi langsung dan
demonstrasi audio visual efektif dalam meningkatkan motivasi ibu memijat bayi
secara mandiri, dengan hasil statistic significant p=0,001 (α

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26