PENGARUH PROFITABILITAS, UMUR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL
PENGARUH PROFITABILITAS……………………………………………………………………(Jefri, Indri & Putriana)
PENGARUH PROFITABILITAS, UMUR, DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL
Jefrianus Mau
Indri Prasasyaningsih
Putriana Kristanti
Prodi Akuntansi, Fakultas Bisnis, Universitas Kristen Duta Wacana
Jl. Dr. Wihidin Sudiro Husodo 5 - 25, Yogyakarta, 55224
E-mail: [email protected]
E-mail: [email protected]
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
This study aims to examine the influence of profitability, age, and size of the company on the capital
structure. Population in this research is the company's property and real estate listed on the
Indonesia Stock Exchange in 2010-2014. There are 24 companies with the data for 5 years as many
as 120 data that meet the criteria of the study sample that has been set. Variables used in this study
were independent variables consisting of profitability as measured by ROE, firm size, firm age and
the dependent variable is capital structure. These results indicate that profitability as measured by
ROE negative effect on the capital structure, age did not affect the company's capital structure and
the size of the company's positive impact on the capital structure.
Keywords: profitability, firm’s age, firm’s size, capital structure
ABSTRAK
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, umur, dan ukuran
perusahaan terhadap struktur modal. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Property dan
Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Ada 24 perusahaan dengan
data selama 5 tahun sebanyak 120 data yang memenuhi kriteria sampel penelitian yang telah
ditetapkan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen yang terdiri
dari profitabilitas yang diukur menggunakan ROE, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan
variabel dependen yaitu struktur modal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas yang
diukur dengan ROE berpengaruh negative terhadap struktur modal, umur perusahaan tidak
berpengaruh terhadap struktur modal dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
Kata kunci: profitabilitas, umur perusahaan, ukuran perusahaan, struktur modal.
PENDAHULUAN
Perusahaan selalu berupaya mengembangkan
usahanya,
sehingga
perusahaan
akan
membutuhkan dana baik dana dari pihak
internal maupun dari pihak eksternal. Banyak
perusahaan mengutamakan penggunaan dana
internal
agar
dapat
meminimumkan
ketergantungan hubungan dengan pihak luar
(eskternal). Sumber dana internal dapat
diperoleh melalui arus kas operasional
perusahaan, atau disebut juga saldo laba. Saldo
laba diperoleh dari akumulasi laba pada
periode-periode sebelumnya. Apabila dana
dari pihak internal tidak mencukupi maka
perusahaan akan menggunakan dana dari
pihak eskternal. Sumber dana yang diperoleh
dari luar perusahaan dapat berasal dari
pinjaman pada bank ataupun penggunaan
utang lainnya, penerbitan surat utang dan
penerbitan ekuitas.
147
JRAK, Volume 11, No 2 Agustus 2015
Penggunaan utang pada saat yang tepat
akan sangat menguntungkan bagi perusahaan
dibandingkan jika perusahaan menerbitkan
ekuitas. Perusahaan yang menggunakan utang
dapat
meminimalkan
biaya
melalui
pengurangan pajak dan meningkatkan
pengembalian bagi pemegang saham. Akan
tetapi dengan berutang maka perusahaan harus
mampu membayar bunga pinjaman dan
melunasi pokok utang pada saat jatuh tempo
yang telah ditentukan. Sedangkan dengan
penerbitan ekuitas yang biasanya berupa
saham,
perusahaan memperjual-belikan
bentuk kepemilikan kepada publik. Penerbitan
ekuitas atau penjualan ekuitas kepada publik
akan menambah dana yang berasal dari publik.
Penjualan dan pembelian ekuitas, misalnya
dalam bentuk saham akan menciptakan harga
saham. Saham yang diminati oleh publik akan
memiliki harga yang tinggi. Harga saham
perusahaan yang semakin tinggi maka akan
menunjukkan adanya nilai perusahaan
semakin tinggi pula.
Riyanto dalam Nurrohim (2008)
menjelaskan struktur modal merupakan
perbandingan atau imbangan pendanaan
jangka
panjang
perusahaan
yang
ditunjukkanoleh perbandingan utang jangka
panjang terhadap modal sendiri. Struktur
modal akan menunjukkan proporsi atas utang
yang digunakan untuk membiayai investasi,
sehingga dengan begitu investor dapat
mengetahui keseimbangan antara risiko dan
tingkat pengembalian dari investasi yang
dilakukan. Baik buruknya struktur modal
perusahaan akan mempunyai efek yang
langsung terhadap posisi keuangannya.
Perusahaan biasanya mengutamakan
keuntungan bagi pemiliknya atau pemegang
saham. Pemegang saham dengan membeli
saham berarti mengharapkan return tertentu
dengan risiko minimal. Tingginya tingkat
return yang diperoleh pemegang saham maka
para pemegang saham akan tertarik dan harga
saham semakin tinggi, sehingga kesejahteraan
pemegang saham akan meningkat. Di samping
itu juga perusahaan memiliki tujuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan
melakukan pengembangan usahanya.
Tujuan dari penelitian ini adalah
menguji apakah: (a) profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap struktur modal; (b) umur
perusahaan berpengaruh negatif terhadap
148
struktur modal; dan (c) ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap struktur modal.
Penelitian ini dibatasi oleh: (a) objek
penelitian adalah perusahaan-perusahaan
dalam industri properti dan real estate yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2010 sampai dengan 2014.
KAJIAN LITERATUR
Struktur Modal
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2014:
176) struktur modal adalah bauran (atau
proporsi)
pembiayaan jangka
panjang
permanen perusahaan, yang diwakili oleh
utang, saham preferen, dan ekuitas saham
biasa. Perusahaan dapat mempengaruhi
penilaian totalnya (utang ditambah ekuitas)
dan biaya modalnya dengan mengubah bauran
pendanaannya. Diperlukan kehati-hatian agar
tidak mencampuradukkan pengaruh perubahan
dalam bauran pendanaan dengan berbagai
hasil keputusan atau menejemen aset yang
dibuat oleh perusahaan. Oleh karena itu,
berbagai perusahaan dalam bauran pendanaan
akan diasumsikan terjadi melalui penerbitan
utang dan pembelian kembali saham biasa atau
penerbitan saham biasa dan penarikan
(pelunasan) utang.
Masalah yang kemudian dihadapi oleh
perusahaan didalam melaksanakan keputusan
pendanaan (financial decision making) adalah
menentukan sumber-sumber dana mana yang
akan digunakan, yaitu utang, modal sendiri
atau kedua-duanya. Perusahaan menentukan
besarnya proporsi masing-masing sumber dana
yang akan digunakan, sehingga diperoleh
suatu perimbangan optimal antara utang
dengan modal sendiri, atau dengan kata lain
diperoleh struktur modal yang optimal.
Keputusan pendanaan yang dilakukan secara
tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap
dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang
selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya
profitabilitas perusahaan (Kartini dan Tulus
Arianto, 2008).
Pendekatan Tradisional untuk struktur
dan penilain modal mengasumsikan adanya
Struktur Modal optimal (optimal capital
stucture) dan bahwa pihak menajemen dapat
meningkatkan nilai total perusahaan melalui
PENGARUH PROFITABILITAS……………………………………………………………………(Jefri, Indri & Putriana)
penggunaan leverage keuangan secara hatihati. Pendekatan ini menyarankan bahwa
perusahaan awalnya dapat menurunkan biaya
modal dan meningkatkan nilai totalnya melalui
kenaikan.
Leverage
Durand
dalam
Sumani
(2013)
mengembangkan tiga pendekatan struktur
modal tradisional yaitu: Pendekatan laba
bersih (net income approach), Pendekatan laba
operasi (net operating income approach), dan
Pendekatan tradisional (traditional approach).
Pendekatan laba bersih (net income
approach).
Pendekatan
laba
bersih
mengasumsikan bahwa investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan
tingkat kapitalisasi yang konstan dan
perusahaan dapat meningkatkan jumlah
utangnya dengan tingkat biaya utang yang
konstan pula. Karena tingkat kapitalisasi dan
tingkat biaya utang konstan maka semakin
besar jumlah utang yang digunakan
perusahaan, biaya modal rata-rata tertimbang
semakin kecil sebagai akibat penggunaan
utang yang semakin besar, nilai perusahaan
akan meningkat.
Pendekatan laba operasi (net operating
income approach). Pendekatan ini melihat
bahwa biaya modal rata-rata tertimbang
konstan berapapun tingkat utang yang
digunakan
oleh
perusahaan.
Pertama,
diasumsikan bahwa biaya utang konstan
seperti halnya dalam pendekatan laba bersih.
Kedua, penggunaan utang yang semakin besar
oleh pemilik modal sendiri dilihat sebagai
peningkatan risiko perusahaan. Oleh karena itu
tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh
pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai
akibat meningkatnya risiko perusahaan.
Konsekwensinya biaya modal rata-rata
tertimbang tidak mengalami perubahan dan
keputusan struktur modal menjadi tidak
penting.
Pendekatan tradisional (traditional
approach). Pendekatan ini mengasumsikan
bahwa hingga leverage tertentu, risiko
perusahaan tidak mengalami perubahan.
Sehingga baik tingkat bunga utang maupun
tingkat kapitalisasi relatif konstan. Namun
demikian setelah leverage atau rasio utang
tertentu, biaya utang dan biaya modal sendiri
meningkat. Peningkatan biaya modal sendiri
ini akan semakin besar dan bahkan akan lebih
besar daripada penurunan biaya karena
penggunaan utang yang lebih murah.
Akibatnya biaya modal rata-rata tertimbang
pada awalnya menurun dan setelah leverage
tertentu akan meningkat.
Prinsip Nilai Total
Modigliani
dan
Miller
(MM),
menyebutkan bahwa dimungkinkan munculnya proses arbitrase yang akan membuat harga
saham (nilai perusahaan) yang tidak
menggunakan
utang
maupun
yang
menggunakan utang, akhirnya sama. Proses
arbitrase muncul karena investor selalu lebih
menyukai investasi yang memerlukan dana
yang lebih sedikit tetapi memberikan
penghasilan bersih yang sama dengan tingkat
risiko yang sama pula. Dalam keadaan pasar
modal sempurna dan tidak ada pajak, MM
merumuskan bahwa biaya modal sendiri akan
berperilaku sebagai berikut:
Ke = Keu + ( Keu - Kd ) ( B/S )
Di mana :
Ke : biaya modal sendiri; Keu = biaya modal
sendiri
pada
saat
perusahaan
tidak
menggunakan utang; Kd : biaya utang; B: nilai
pasar utang; S: nilai modal sendiri
Dengan demikian MM menunjukkan
bahwa dalam keadaan pasar modal sempurna
dan tidak ada pajak, maka keputusan
pendanaan menjadi tidak relevan, artinya
penggunaan utang ataukah modal sendiri akan
memberikan dampak yang sama bagi
kemakmuran pemilik perusahaan. Dalam
keadaan ada pajak, MM berpendapat bahwa
keputusan pendanaan menjadi tidak relevan.
Karena pada umumnya bunga yang dibayarkan
dapat dipergunakan untuk mengurangi
penghasilan yang dikenakan pajak (bersifat tax
deductible). Apabila ada dua perusahaan yang
memperoleh laba operasi yang sama, tetapi
yang satu menggunakan utang sedangkan yang
satunya tidak, maka perusahaan yang
membayar bunga akan membayar pajak
penghasilan yang lebih kecil. Penghematan
membayar pajak merupakan manfaat bagi
149
JRAK, Volume 11, No 2 Agustus 2015
pemilik perusahaan, maka sudah tentu nilai
perusahaan yang menggunakan utang akan
lebih besar dari pada perusahaan yang tidak
menggunakan utang. Menurut Lukas (2003),
penggunaan utang akan meningkatkan nilai
perusahaan karena biaya bunga utang adalah
biaya yang mengurangi pembayaran pajak.
Sementara itu Bigham dan Weston (1990)
menyatakan bahwa semua utang perusahaan
tidak mengandung risiko, berapapun jumlah
utang yang digunakan.
Profitabilitas
Subramanyam dan Wilnd (2010:143)
mengatakan bahwa profitabilitas adalah
tingkat pengembalian atas investasi modal
merupakan indikator penting atas kekuatan
perusahaan jangka panjang. Angka ini
menggunakan ukuran ringkasan utama dari
laporan laba rugi (laba) dan neraca
(pendanaan) untuk menilai profitabilitas.
Ukuran profitabilitas ini memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan ukuran kekuatan
keuangan lainnya atau solvabilitas yang hanya
mangandalkan pos neraca (misalnya rasio
utang terhadap ekuitas). Angka ini dapat
mengungkapakan pengembalian atas investasi
modal secara efektif dari berbagai perspektif
kontributor pendanaan yang berbeda (kreditor
dan pemegang saham).
Saidi (2004) menyatakan bahwa
profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba. Para investor
menanamkan saham pada perusahaan adalah
untuk mendapatkan return. Semakin tinggi
kemampuan perusahaan memperoleh laba,
maka semakin besar return yang diharapkan
investor,
sehingga
menjadikan
nilai
perusahaan menjadi lebih baik.
Rasio menggunakan hubungan antara
keuntungan setelah pajak dengan modal
sendiri yang digunakan perusahaan. Yang
dianggap modal sendiri adalah saham biasa,
agio saham, laba ditahan, saham preferen dan
cadangan-cadangan lain. Melihat hubunganhubungan itu, Return On Equity tidak lain
adalah rentabilitas ekonomi. Bagi perusahaan
pada umumnya masalah rentabilitas adalah
lebih penting dari pada masalah laba, karena
laba yang besar saja belumlah merupakan
ukuran bahwa perusahaan itu telah bekerja
dengan efisien (Riyanto, 2000). Return on
150
Equity diperoleh dari Net Income After Tax
dibagi Equity. Hasil pembagian ini pada
umumnya dinyatakan dalam persen. Semakin
tinggi rasio ini menandakan kinerja
perusahaan semakin baik atau efisien, nilai
equity perusahaan akan meningkat dengan
peningkatan rasio ini. Return on Equity (ROE)
yaitu rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
yang dikaitkan dengan pembayaran dividen.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
𝑅𝑂𝐸 = (𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥/𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦) 𝑥 100%
Umur Perusahaan
Terdapat beberapa penelitian yang
menyatakan bahwa penggunaan utang dalam
struktur modal berubah dengan bertambahnya
umur perusahaan. Sebagai contoh, sering
ditemukan bahwa perusahaan yang baru
memulai operasinya (perusahaan muda) tidak
mempunyai pendanaan internal yang cukup
untuk mendanai investasinya sendiri. (Beck et
al.(2008), Keuschnigg dan Nielsen (2006).
Perusahaan masih memiliki ketidakpastian
yang tinggi akan masa depannya serta
informasi yang asimetris sehingga mempunyai
akses yang terbatas pada pembiayaan dengan
modal saham (Diamond 1991, Berger dan
Udell (1998), Fuest, Huber dan Nielsen
(2002), Beck dan Demirgüç-kunt (2006).
Dengan begitu perusahaan yang lebih muda
akan cenderung mengandalkan lebih banyak
utang daripada perusahaan yang lebih tua
(Berger dan Udell 1998, Gordon dan Lee 2001
serta Hyytinen dan Pajarinen 2007).
Sebaliknya perusahaan dewasa yang
sudah memiliki keuntungan cenderung
memiliki lebih banyak dana internal (contoh:
Saldo Laba) yang tersedia untuk mendanai
operasinya. Mereka mengurangi
ketergantungannya pada utang, walaupun biaya
pendanaan menggunakan utang dari luar akan
berkurang seiring berjalanya waktu (contoh:
bank akan mengurangi biaya bunga untuk
perusahaan-perusahaan yang sudah tua
dikarenakan kemampuannya bertahan di pasar;
(Fazzari dan Hubbard). Oleh karena itu usia
perusahaan akan mempengaruhi rasio utang
secara negatif.
Ukuran Perusahaan
PENGARUH PROFITABILITAS……………………………………………………………………(Jefri, Indri & Putriana)
Ukuran perusahaan dapat diartikan
sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari
besarnya nilai equity, nilai perusahaan,
ataupun hasil nilai total aktiva dari suatu
perusahaan (Riyanto, 1995). Menurut Sujianto
(2001), ukuran perusahaan menggambarkan
besar kecilnya suatu perusahaan yang
ditunjukkan oleh total asset jumlah penjualan,
rata-rata total penjualan aset, dan rata-rata total
aset. Dalam penelitian ini, dengan mengacu
pada penelitian yang dilakukan oleh Saidi
(2004) maka ukuran perusahaan diukur
melalui total asset yang yang diproksikan
dengan nilai logaritma natural dari total asset
perusahaan (Ln Total Aset). Besar kecilnya
ukuran suatu perusahaan akan berpengaruh
terhadap struktur modal, semakin besar
perusahaan maka akan semakin besar pula
dana yang dibutuhkan perusahaan untuk
melakukan investasi (Ariyanto, 2002).
Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka
kecenderungan menggunakan modal asing
juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena
perusahaan besar membutuhkan dana yang
besar pula untuk menunjang operasionalnya,
dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah
dengan modal asing apabila modal sendiri
tidak mencukupi (Halim, 2007).
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Penelitian ini menguji tentang pengaruh
dari karateristik perusahaan terhadap struktur
modal, dimana variabel yang digunakan
adalah profitabilitas, umur perusahaan dan
ukuran
perusahaan.
Hubungan
antara
profitabilitas, umur perusahaan, dan ukuran
perusahaan terhadap struktur modal. Struktur
Modal adalah proporsi pembiayaan jangka
panjang permanen perusahaan yang diwakili
oleh utang, saham preferen, dan ekuitas saham
biasa. Perusahaan dapat mempengaruhi
penilaian totalnya (utang ditambah ekuitas)
dan biaya modalnya dengan mengubah
proporsi pendanaannya. Diperluhkan kehatihatian agar tidak memcampuradukkan
pengaruh
perubahan
dalam
proporsi
pendanaan dengan berbagai hasil keputusan
atau menejemen asset yang dibuat oleh
perusahaan. Oleh karena itu, berbagai
perusahaan dalam proporsi pendanaan akan
diasumsikan terjadi melalui penerbitan utang
dan pembelian kembali saham biasa atau
penerbitan saham biasa dan penarikan
(pelunasan) utang. Ada beberapa factor yang
mempengaruhi
struktur
modal,
dalam
penelitian ini penulis hanya menggunakan tiga
variabel yang mempengaruhi struktur modal
yaitu profiyabilitas, umur perusahaan dan
ukuran perusahaan.
Profitabilitas
adalah
tingkat
pengembalian atas investasi modal yang
merupakan indikator penting atas kekuatan
perusahaan jangka panjang. Angka ini
menggunakan ukuran ringkasan utama dari
laporan laba rugi (laba) dan neraca
(pendanaan) untuk menilai profitabilitas.
Angka
ini
dapat
mengungkapakan
pengembalian atas investasi modal secara
efektif dari berbagai perspektif contributor
pendanaan yang berbeda (kreditor dan
pemegang
saham).
Sehingga
tingkat
profitabilitas yang semakin tinggi maka
semakin tinggi laba yang diperoleh yang dapat
diartikan bahwa pendanaan yang dimiliki
perusahaan
tersebut
lebih
banyak
menggunakan dana dari internal (Saldo Laba)
dibandingkan dari eksternal (utang). Tingkat
pengembalian yang tinggi memungkinkan
perusahaan menggunakan pendanaan yang
dihasilkan secara internal.
Umur perusahaan juga mempengaruhi
struktur modal dalam sebuah peerusahaan
dimana umur perusahaan yang masih muda
atau baru mulai operasinya lebih cenderung
pendanaan nya menggunakan utang karena
belum memiliki cukup pendanaan dari internal
perusahaan. Perusahaan yang masih muda
cenderung mengandalkan lebih banyak utang
daripada perusahaan yang lebih lama.
Meskipun perusahaan yang lebih tua atau lama
cenderung tidak mengandalakan utang dalam
pendanaan karena akan lebih cenderung
menggunakan laba ditahan sehingga ada
pengaruh antara umur perusahaan terhadap
struktur modal.
Ukuran perusahaan pada penelitian ini
diukur menggunakan total aset untuk
menggambarkan
besar
kecilnya
suatu
perusahaan. Besar kecilnya suatu perusahaan
akan mempengaruhi struktur modal karena
semakin besar perusahaan maka semakin besar
pula dana yang dibutuhkan untuk menunjang
operasionalnya,
salah
satunya
dengan
menggunakan modal asing dikarenakan tidak
151
JRAK, Volume 11, No 2 Agustus 2015
cukupnya modal sendiri. Adapun hipotesis
dalam penelitian:
H1: Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
struktur modal
H2: Umur perusahaan berpengaruh negatif
terhadap struktur modal
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap struktur modal
Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini ada
tiga yaitu: profitabilitas, umur perusahaan, dan
ukuran perusahaan.
METODA PENELITIAN
Profitabilitas
Data dalam penelitian ini menggunakan
data sekunder berupa informasi dalam laporan
keuangan perusahaan dalam industry property
dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia. Data yang digunakan diambil dari
webside www.idx.co.id, yang berupa laporan
keuangan perusahaan dalam industri property
dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2010-2014.
Populasi
penelitian
ini
adalah
perusahaan yang dimasukkan dalam kategori
industri properti dan real estate yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia. Sampel dipilih
menggunakan metode purposive sampling
yang diambil berdasarkan kriteria sebagai
berikut: (a) perusahaan dalam industri properti
dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2010-2014; (b) memiliki
data yang lengkap untuk mengukur variable;
dan (c) menggunakan mata uang rupiah dalam
laporan keuangannya.
Profitabilitas adalah tingkat pengembalian atas
investasi modal. Merupakan indikator penting
atas kekuatan perusahaan jangka panjang
(Subramanyam dan Wilnd 2010 : 143).
Profitabilitas dalam penelitian ini diukur
melalui:
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
𝑅𝑂𝐸
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Definisi Variabel dan Pengukurannya
Penelitian ini menggunakan dua klasifikasi
yaitu variabel terikat atau variabel dependen
dan variabel bebas atau variabel independen.
Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
struktur modal. Struktur modal adalah bauran
(atau proporsi) pembiayaan jangka panjang
permanen perusahaan, yang diwakili oleh
utang, saham preferen, dan ekuitas saham
biasa (Van Horne dan Wachowicz (2014:
176). Struktur modal dalam penelitian ini
diukur dari liabilitas dibagi dengan ekuitas
dari perusahaan yang diteliti.
152
Umur Perusahaan
Umur perusahaan adalah berapa lama suatu
perusahaan itu berdiri. Pada penelitian ini
umur perusahaan diukur berdasarkan dari
tahun pertama perusahaan itu berdiri sampai
dengan tahun akhir penelitian (2014).
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai
besar kecilnya perusahaan (Riyanto, 1995).
Dalam penelitian ini, dengan mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Saidi (2004)
maka ukuran perusahaan diukur melalui total
asset yang yang diproksikan dengan nilai
logaritma natural dari total asset perusahaan
(Ln Total Aset). Logaritma Natural atau Ln
digunakan untuk menyetarakan nilai dari
variabel ukuran perusahaan dengan umur dan
profitabilitas.
𝑖𝑧𝑒 = 𝐿𝑛 𝑜𝑓 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Model Regresi Penelitian
Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk
menguji variabel yang diteliti memiliki
kesesuain dengan asumsi klasik yaitu dengan
melakukan
uji
normalitas,
uji
heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan
uji autokorelasi. Analisis regresi berganda
PENGARUH PROFITABILITAS……………………………………………………………………(Jefri, Indri & Putriana)
digunakan untuk mengukur pengaruh atau
hubungan variabel independen dengan
variabel dependen. Dalam penelitian ini
analisis regresi berganda digunakan bertujuan
untuk mengukur pengaruh dari profitabilitas,
umur perusahaan dan ukuran perusahaan
terhadap struktur modal.
𝑺𝑴 = 𝒂𝒊𝒕 + 𝒃𝟏 𝑹𝑶𝑬𝒊𝒕 + 𝒃𝟐 𝑨𝒈𝒆𝒊𝒕 + 𝒃𝟑 𝑺𝒊𝒛𝒆𝒊𝒕 +
𝒆
Keterangan :
SM: Struktur Modal
a: Konstanta
b1, b2, b3: Koefisien regresi
Profitabilitas, Age dan Size
ROEit: Profitabilitas pada badan usaha
perode t
Ageit : Umur Perusahaan (Age) pada
usaha i pada perode t
Sizeit : Ukuran Perusahaan (Size) pada
usaha i pada perode t
e: error term
untuk
i pada
badan
badan
Koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel terikat.
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan
1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel
independen
dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas (Imam Ghozali, 2009). Nilai yang
mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Uji t dilakukan pada
pengujian hipotesis secara parsial, untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel
independen secara individual terhadap variabel
dependen. Pengujian dilakukan, sebagai
berikut: apabila probalibilitas lebih besar dari
0,05 (α), maka variabel bebas secara individu
tidak berpengaruh. Sedangkan bila probabilitas
lebih kecil daripada 0,05 (α) maka variabel
bebas secara individu berpengaruh secara
signifikan.
HASIL PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian
sebanyak 120 data dari 24 perusahaan selama
5 tahun. Data ini merupakan data time series.
Data yang digunakan merupakan data teratur
dan disusun berdasarkan waktu (tahun).
Sampel data dari penelitian ini sebesar 120
data. Berdasarkan dari tabel statistic deskriptif
diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari
tiap variabel independent adalah untuk ROE
sebesar 11.2424 dengan nilai standard
deviation 10.29731 atau lebih kecil dari nilai
mean, sehingga kemungkinan terjadi nya
penyimpangan data sangat kecil nilai
prosentase dari nilai ROE yang terkecil adalah
-10,01 dan yang tertinggi adalah 44,29. Untuk
variabel Age nilai rata-rata sebesar 26.0833
dengan nilai standard deviation sebesar
8.39626 atau lebih kecil dari nilai mean,
sehingga
kemungkinan
terjadi
nya
penyimpangan data sangat kecil, dimana umur
perusahaan terendah berumur 13 tahun dan
yang tertinggi berumur 45 tahun, dan nilai
rata-rata dari variabel Size sebesar 15.1332
dengan nilai standard deviation sebesar
1.16112 atau lebih kecil dari nilai mean,
sehingga
kemungkinan
terjadi
nya
penyimpangan data sangat kecil dengan
tingkat prosentase nilai perusahaan terendah
sebesar 11,85 dan yang tertinggi sebesar
17,45.
Pada
penelitian
ini
dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda
diketahui bahwa nilai dari R2 adalah 0,570
atau 57%. Hal ini berarti bahwa kemampuan
variabel dependent dijelaskan oleh variabel
independent sebesar 57%.
Hasil dari uji t statistik menunjukkan
bahwa secara parsial variabel independen yaitu
variabel profitabilitas (ROE) berpengaruh
secara signifikan dengan arah negatif terhadap
variabel dependent yaitu variabel stuktur
modal (SM) dengan nilai signifikansi sebesar
0,003 atau lebih kecil dari α = 5% atau 0,05,
dengan nilai Beta negatif. Variabel umur
perusahaan (AGE) tidak berpengaruh terhadap
variabel sturktur modal (SM) dengan nilai
signifikansi sebesar 0,778 lebih besar dari α =
5% atau 0,05. Variabel ukuran perusahaan
(SIZE) berpengaruh secara siqnifikan dengan
arah positif terhadap variabel struktur modal
(SM) dengan nilai signifikansi nya sebesar
0,000 atau lebih kecil dari α = 5% atau 0,05
dengan nilai Beta positif. Hasil dapat analisis
regresi disajikan pada tabel 1.
153
JRAK, Volume 11, No 2 Agustus 2015
Tabel 1
Hasil Uji t
Model
(Constant)
ROE
AGE
SIZE
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
.850
1.106
-.025
.008
-.189
.003
.010
.017
.910
.074
.771
t
.769
-3.023
.283
12.247
Sig.
.444
.003
.778
.000
Variabel Dependen: SM
Sumber: data yang diolah
PEMBAHASAN
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur
Modal
Berdasarkan
hasil
uji
regresi,
profitabilitas
yang
di
ukur
dengan
menggunakan Return on Equity (ROE)
memiliki arah negatif dan signifikan terhadap
struktur modal, mendukung hipotesis penulis
yang menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Hal ini berarti bahwa kecenderungan struktur
modal
perusahaan
dipengaruhi
oleh
profitabilitas yang diukur dengan ROE,
semakin tinggi nilai dari ROE maka struktur
modal perusahaan akan semakin rendah.
Perusahaan cenderung menggunakan pendanaan internal perusahaan atau saldo laba (laba
ditahan) yang merupakan bagian dari ekuitas.
Hal ini sejalan dengan temuan Amelia (2010)
yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif
antara profitabilitas terhadap struktur modal,
karena semakin tinggi laba yang dihasilkan
perusahaan maka perusahaan lebih cenderung
menggunakan pendanaan yang dihasilkan
secara internal atau saldo laba karena tingkat
pengembalian yang tinggi dari pada
menggunakan utang.
Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap
Struktur Modal
bertambah tidak akan mempengaruhi struktur
modal. Perusahaan baru maupun yang sudah
lama berdiri cenderung menggunakan dana
eksternal atau utang untuk kegiatan
operasional perusahaan dibandingkan dengan
dana internal karena dana internal perusahaan
lebih cenderung disimpan untuk hal lain yang
lebih mendesak seperti pembayaran deviden
atau pun kewajiban yang lain dibandingkan
untuk kegiatan operasionalnya
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
Stuktur Modal
Hasil uji regresi menunjukkan adanya
pengaruh ukuran perusahaan dengan struktur
modal dengan arah yang positif. Hasil ini
mendukung
hipotesis
penulis
yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap struktur modal.
Hal ini berarti bahwa semakin besar ukuran
perusahaan maka struktur modal yang dimiliki
juga akan semakin besar ataupun sebaliknya
semakin kecil ukuran perusahaan maka
struktur modal yang dimiliki juga akan
semakin kecil. Temuan ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurshev
dan Strebulaev (2005).
SIMPULAN,
SARAN
KETERBATASAN,
DAN
Simpulan
Hasil uji regresi menyatakan tidak
adanya pengaruh umur perusahaan terhadap
struktur modal, berbeda dengan hipotesis yang
dibangun penulis bahwa umur perusahaan
berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Hal ini berarti umur perusahaan yang semakin
154
Profitabilitas yang diukur dengan ROE
berpengaruh negatif terhadap struktur modal
pada perusahaan Real Estate dan Properti yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2010-2014. Hal ini berarti semakin besar nilai
PENGARUH PROFITABILITAS……………………………………………………………………(Jefri, Indri & Putriana)
ROE maka semakin kecil utang pada struktur
modal ataupun sebaliknya jika nilai ROE
semakin kecil maka semakin besar utang pada
struktur modal.
Umur perusahaan tidak berpengaruh
terhadap struktur modal pada perusahaan Real
Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2010-2014. Hal ini
dikarenakan bahwa perusahaan yang baru
maupun
yang
lama
berdiri
sama
kecenderungannya dalam menggunakan utang.
Ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap struktur modal pada perusahaan Real
Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2010-2014. Bahwa
semakin besar ukuran perusahaan yang diukur
melalui total asset maka semakin besar utang
pada struktur modal ataupun sebaliknya jika
ukuran perusahaan yang diukur melalui total
asset semakin kecil maka semakin kecil utang
pada struktur modal.
Keterbatasan
Terdapat beberapa keterbatasan dalam
penelitian ini. Pertama, variabel yang
digunakan dalam penelitian ini hanya pada
tiga variabel independen yaitu profitabilitas
yang diukur dengan ROE, umur dan ukuran
perusahaan. Kedua, sumber data yang
digunakan adalah data sekunder, sehingga
DAFTAR REFERENSI
beberapa sampel terpaksa dikeluarkan karena
data yang didapat dengan cara mengunduh
dari situs www.idx.co.id maupun dari ICMD
(Indonesian Capital Market Directory) yang
kurang lengkap. Ketiga, pada penelitian ini
tahun penelitian hanya 5 tahun serta terdapat
data minus pada penelitian, sehingga data yang
digunakan tidak normal juga pada variabel
profitabilitas yang diukur ROE terjadi
heteroskedastisitas.
Saran
Pertama, menambah varibel penelitian
pada penelitian berikutnya seperti menambah
variabel pertumbuhan penjualan, variabel
struktur asset, variabel pertumbuhan, dan
sebagainya.
Kedua, Penelitian ini menggunakan
sumber data sekunder sehingga ada beberapa
sampel yang dikeluarkan karena data yang
kurang lengkap. Oleh karena itu akan lebih
baik lagi bila penelitian selanjutnya bisa
menggunakan sumber data primer dengan cara
terjun langsung ke perusahaan untuk
mendapatkan data yang diperlukan sehingga
mengurangi risiko data yang kurang lengkap.
Ketiga, Menambah tahun penelitian
untuk penelitian berikutnya agar mendapatkan
hasil yang lebih akurat.
Bursa Efek Indonesia Periode 20102012”. JOM FEKON, 1 (2).
Amelia. 2010. “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Asset, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Struktur Modal.
(Studi Kasus Perusahaan Real Estate
and Property yang Terdaftar di BEI
2005-2009)”. Jurnal FE Universitas
Dipenegoro Semarang.
Azlina, Nur. 2009. “Pengaruh Tingkat
Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal
dan Skala Perusahaan Terhadap
Profitabilitas”. Pekbis Jurnal. 1(2): 107114.
Ariyanto, T. 2002. “Pengaruh Struktur
Kepemilikan Terhadap Struktur Modal
Perusahaan”.
Jurnal
Manajemen
Indonesia, 1(1): 64-71.
Berger, Allen N, and Udell, Gregory F. 1998.
“The Economics of Small Business
Finance: The Roles of Private Equity
and Debt Markets in the Financial
Growth Cycle”. Journal of Banking and
Finance, 22.
Astuti, Ranti Agus, Ritonga, Kirmizi, Al
Azhar A. 2014. “Pengaruh Pertumbuhan
Aset,
Profitabilitas,
dan
Pertumbuhan
Penjualan
Terhadap
Struktur Modal Pada Perusahaan Real
Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di
Beck, Thorsten and Demirguc-Kunt. 2006.
“Small and medium-size enterprises:
Access to finance as a growth
constraint”. Journal of Banking &
Finance. 30, 2931–2943.
155
JRAK, Volume 11, No 2 Agustus 2015
Dimitri, Michael, Sumani. 2013. “Analisis
Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas,
Ukuran, Usia Dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Struktur Modal”.
Jurnal Manajemen, 1 (1): 82-105.
Diamond, Douglas W. 1991. “Disclosure,
Liquidity, and The Cost of Capital”.
Journal of Finance, 46 (4): 1325-1359.
Finky, Uung Victoria, Wijaya, Liliana Inggrid,
Ernawati, Endang, 2013. Faktor Faktor
Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Pada Industri Property Dan Real Estate
Yang Terdaftar Di BEI Periode 20082011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Surabaya, 2(2)
Fuest, C., B. Huber and S.B. Nielsen (2002),
"Why is the corporate tax rate lower
than the personal tax rate? The role of
new firms”. Journal of Public
Economics, 87, 157–174.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 19. Edisi Kelima. Penerbit
Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS,
Edisi Keempat, Penerbit Universitas
Diponegoro.
Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi
Revisi, Jakarta, Salemba Empat.
Horne Van, James C, dan Wachowicz , John
M. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan. Edisi kedua belas. Jakarta:
Salemba Empat.
Kartini dan Tulus Arianto. 2008. “Struktur
Kepemilikan, Profitabilitas, Pertumbuhan Aktiva dan Ukuran Perusahaan
Terhadap
Struktur
Modal
Pada
Perusahaan
Manufaktur”.
Jurnal
Keuangan dan Perbankan, 12 (1): 1121.
Kurshev, Alexander dan Ilya A Strebulaev.
2005. ”Firm Size and Capital Structure”.
First Version. Journal of Stanford
University.
Lukas
Setia, Atmaja. 2003. Manajemen
Keuanga.Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Nurrohim, Hasa. 2008. “Pengaruh Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol
Kepemilikan dan Struktur Aktiva
Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”. Jurnal
Bisnis dan Manajemen, 10(1): 11-18.
Nugroho, Nur Cahyo. 2014. “Analisis
Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan
Penjualan, Ukuran Perusahaan, Dan
Umur Perusa-haan Terhadap Struktur
Modal Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah Kerajinan Kuningan Di
Kabupaten Pati”. Management Analysis
Journal, 3 (2).
Riyanto, Bambang. 2000, Dasar-Dasar
Pembelanjaan
Perusahaan,
Edisi
Keempat, Yogyakarta: BPFE
Saidi. 2004. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Struktur
Modal
Pada
Perusahaan Manufaktur Go Public di
BEJ 1997-2002”. Jurnal Bisnis Dan
Ekonomi, 11 (1): 44-58.
Sarkar, S, Zapatero, F. 2003. The Trade-Off
Model With Mean Reverting Earnings :
Theory And Empirical Evidence,
Economic Journal. 113, 834-860.
Seftianne, Handayani, Ratih. 2011. Faktor
Faktor Yang Mempengaruhi Struktur
Modal Pada Perusahaan Publik Sektor
Manufaktur.
Jurnal
Bisnis
Dan
Akuntansi Vol. 13, No.1, April 2011,
Hlm. 39-56.
Subramanyam, K.R dan Wild, J. J.. 2010.
Analisis Laporan Keuangan, Penerjemah: Dewi Yanti, Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Sujianto. 2001. Dasar-Dasar Management
Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
156
PENGARUH PROFITABILITAS, UMUR, DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL
Jefrianus Mau
Indri Prasasyaningsih
Putriana Kristanti
Prodi Akuntansi, Fakultas Bisnis, Universitas Kristen Duta Wacana
Jl. Dr. Wihidin Sudiro Husodo 5 - 25, Yogyakarta, 55224
E-mail: [email protected]
E-mail: [email protected]
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
This study aims to examine the influence of profitability, age, and size of the company on the capital
structure. Population in this research is the company's property and real estate listed on the
Indonesia Stock Exchange in 2010-2014. There are 24 companies with the data for 5 years as many
as 120 data that meet the criteria of the study sample that has been set. Variables used in this study
were independent variables consisting of profitability as measured by ROE, firm size, firm age and
the dependent variable is capital structure. These results indicate that profitability as measured by
ROE negative effect on the capital structure, age did not affect the company's capital structure and
the size of the company's positive impact on the capital structure.
Keywords: profitability, firm’s age, firm’s size, capital structure
ABSTRAK
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, umur, dan ukuran
perusahaan terhadap struktur modal. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Property dan
Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Ada 24 perusahaan dengan
data selama 5 tahun sebanyak 120 data yang memenuhi kriteria sampel penelitian yang telah
ditetapkan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen yang terdiri
dari profitabilitas yang diukur menggunakan ROE, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan
variabel dependen yaitu struktur modal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas yang
diukur dengan ROE berpengaruh negative terhadap struktur modal, umur perusahaan tidak
berpengaruh terhadap struktur modal dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur
modal.
Kata kunci: profitabilitas, umur perusahaan, ukuran perusahaan, struktur modal.
PENDAHULUAN
Perusahaan selalu berupaya mengembangkan
usahanya,
sehingga
perusahaan
akan
membutuhkan dana baik dana dari pihak
internal maupun dari pihak eksternal. Banyak
perusahaan mengutamakan penggunaan dana
internal
agar
dapat
meminimumkan
ketergantungan hubungan dengan pihak luar
(eskternal). Sumber dana internal dapat
diperoleh melalui arus kas operasional
perusahaan, atau disebut juga saldo laba. Saldo
laba diperoleh dari akumulasi laba pada
periode-periode sebelumnya. Apabila dana
dari pihak internal tidak mencukupi maka
perusahaan akan menggunakan dana dari
pihak eskternal. Sumber dana yang diperoleh
dari luar perusahaan dapat berasal dari
pinjaman pada bank ataupun penggunaan
utang lainnya, penerbitan surat utang dan
penerbitan ekuitas.
147
JRAK, Volume 11, No 2 Agustus 2015
Penggunaan utang pada saat yang tepat
akan sangat menguntungkan bagi perusahaan
dibandingkan jika perusahaan menerbitkan
ekuitas. Perusahaan yang menggunakan utang
dapat
meminimalkan
biaya
melalui
pengurangan pajak dan meningkatkan
pengembalian bagi pemegang saham. Akan
tetapi dengan berutang maka perusahaan harus
mampu membayar bunga pinjaman dan
melunasi pokok utang pada saat jatuh tempo
yang telah ditentukan. Sedangkan dengan
penerbitan ekuitas yang biasanya berupa
saham,
perusahaan memperjual-belikan
bentuk kepemilikan kepada publik. Penerbitan
ekuitas atau penjualan ekuitas kepada publik
akan menambah dana yang berasal dari publik.
Penjualan dan pembelian ekuitas, misalnya
dalam bentuk saham akan menciptakan harga
saham. Saham yang diminati oleh publik akan
memiliki harga yang tinggi. Harga saham
perusahaan yang semakin tinggi maka akan
menunjukkan adanya nilai perusahaan
semakin tinggi pula.
Riyanto dalam Nurrohim (2008)
menjelaskan struktur modal merupakan
perbandingan atau imbangan pendanaan
jangka
panjang
perusahaan
yang
ditunjukkanoleh perbandingan utang jangka
panjang terhadap modal sendiri. Struktur
modal akan menunjukkan proporsi atas utang
yang digunakan untuk membiayai investasi,
sehingga dengan begitu investor dapat
mengetahui keseimbangan antara risiko dan
tingkat pengembalian dari investasi yang
dilakukan. Baik buruknya struktur modal
perusahaan akan mempunyai efek yang
langsung terhadap posisi keuangannya.
Perusahaan biasanya mengutamakan
keuntungan bagi pemiliknya atau pemegang
saham. Pemegang saham dengan membeli
saham berarti mengharapkan return tertentu
dengan risiko minimal. Tingginya tingkat
return yang diperoleh pemegang saham maka
para pemegang saham akan tertarik dan harga
saham semakin tinggi, sehingga kesejahteraan
pemegang saham akan meningkat. Di samping
itu juga perusahaan memiliki tujuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan
melakukan pengembangan usahanya.
Tujuan dari penelitian ini adalah
menguji apakah: (a) profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap struktur modal; (b) umur
perusahaan berpengaruh negatif terhadap
148
struktur modal; dan (c) ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap struktur modal.
Penelitian ini dibatasi oleh: (a) objek
penelitian adalah perusahaan-perusahaan
dalam industri properti dan real estate yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2010 sampai dengan 2014.
KAJIAN LITERATUR
Struktur Modal
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2014:
176) struktur modal adalah bauran (atau
proporsi)
pembiayaan jangka
panjang
permanen perusahaan, yang diwakili oleh
utang, saham preferen, dan ekuitas saham
biasa. Perusahaan dapat mempengaruhi
penilaian totalnya (utang ditambah ekuitas)
dan biaya modalnya dengan mengubah bauran
pendanaannya. Diperlukan kehati-hatian agar
tidak mencampuradukkan pengaruh perubahan
dalam bauran pendanaan dengan berbagai
hasil keputusan atau menejemen aset yang
dibuat oleh perusahaan. Oleh karena itu,
berbagai perusahaan dalam bauran pendanaan
akan diasumsikan terjadi melalui penerbitan
utang dan pembelian kembali saham biasa atau
penerbitan saham biasa dan penarikan
(pelunasan) utang.
Masalah yang kemudian dihadapi oleh
perusahaan didalam melaksanakan keputusan
pendanaan (financial decision making) adalah
menentukan sumber-sumber dana mana yang
akan digunakan, yaitu utang, modal sendiri
atau kedua-duanya. Perusahaan menentukan
besarnya proporsi masing-masing sumber dana
yang akan digunakan, sehingga diperoleh
suatu perimbangan optimal antara utang
dengan modal sendiri, atau dengan kata lain
diperoleh struktur modal yang optimal.
Keputusan pendanaan yang dilakukan secara
tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap
dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang
selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya
profitabilitas perusahaan (Kartini dan Tulus
Arianto, 2008).
Pendekatan Tradisional untuk struktur
dan penilain modal mengasumsikan adanya
Struktur Modal optimal (optimal capital
stucture) dan bahwa pihak menajemen dapat
meningkatkan nilai total perusahaan melalui
PENGARUH PROFITABILITAS……………………………………………………………………(Jefri, Indri & Putriana)
penggunaan leverage keuangan secara hatihati. Pendekatan ini menyarankan bahwa
perusahaan awalnya dapat menurunkan biaya
modal dan meningkatkan nilai totalnya melalui
kenaikan.
Leverage
Durand
dalam
Sumani
(2013)
mengembangkan tiga pendekatan struktur
modal tradisional yaitu: Pendekatan laba
bersih (net income approach), Pendekatan laba
operasi (net operating income approach), dan
Pendekatan tradisional (traditional approach).
Pendekatan laba bersih (net income
approach).
Pendekatan
laba
bersih
mengasumsikan bahwa investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan
tingkat kapitalisasi yang konstan dan
perusahaan dapat meningkatkan jumlah
utangnya dengan tingkat biaya utang yang
konstan pula. Karena tingkat kapitalisasi dan
tingkat biaya utang konstan maka semakin
besar jumlah utang yang digunakan
perusahaan, biaya modal rata-rata tertimbang
semakin kecil sebagai akibat penggunaan
utang yang semakin besar, nilai perusahaan
akan meningkat.
Pendekatan laba operasi (net operating
income approach). Pendekatan ini melihat
bahwa biaya modal rata-rata tertimbang
konstan berapapun tingkat utang yang
digunakan
oleh
perusahaan.
Pertama,
diasumsikan bahwa biaya utang konstan
seperti halnya dalam pendekatan laba bersih.
Kedua, penggunaan utang yang semakin besar
oleh pemilik modal sendiri dilihat sebagai
peningkatan risiko perusahaan. Oleh karena itu
tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh
pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai
akibat meningkatnya risiko perusahaan.
Konsekwensinya biaya modal rata-rata
tertimbang tidak mengalami perubahan dan
keputusan struktur modal menjadi tidak
penting.
Pendekatan tradisional (traditional
approach). Pendekatan ini mengasumsikan
bahwa hingga leverage tertentu, risiko
perusahaan tidak mengalami perubahan.
Sehingga baik tingkat bunga utang maupun
tingkat kapitalisasi relatif konstan. Namun
demikian setelah leverage atau rasio utang
tertentu, biaya utang dan biaya modal sendiri
meningkat. Peningkatan biaya modal sendiri
ini akan semakin besar dan bahkan akan lebih
besar daripada penurunan biaya karena
penggunaan utang yang lebih murah.
Akibatnya biaya modal rata-rata tertimbang
pada awalnya menurun dan setelah leverage
tertentu akan meningkat.
Prinsip Nilai Total
Modigliani
dan
Miller
(MM),
menyebutkan bahwa dimungkinkan munculnya proses arbitrase yang akan membuat harga
saham (nilai perusahaan) yang tidak
menggunakan
utang
maupun
yang
menggunakan utang, akhirnya sama. Proses
arbitrase muncul karena investor selalu lebih
menyukai investasi yang memerlukan dana
yang lebih sedikit tetapi memberikan
penghasilan bersih yang sama dengan tingkat
risiko yang sama pula. Dalam keadaan pasar
modal sempurna dan tidak ada pajak, MM
merumuskan bahwa biaya modal sendiri akan
berperilaku sebagai berikut:
Ke = Keu + ( Keu - Kd ) ( B/S )
Di mana :
Ke : biaya modal sendiri; Keu = biaya modal
sendiri
pada
saat
perusahaan
tidak
menggunakan utang; Kd : biaya utang; B: nilai
pasar utang; S: nilai modal sendiri
Dengan demikian MM menunjukkan
bahwa dalam keadaan pasar modal sempurna
dan tidak ada pajak, maka keputusan
pendanaan menjadi tidak relevan, artinya
penggunaan utang ataukah modal sendiri akan
memberikan dampak yang sama bagi
kemakmuran pemilik perusahaan. Dalam
keadaan ada pajak, MM berpendapat bahwa
keputusan pendanaan menjadi tidak relevan.
Karena pada umumnya bunga yang dibayarkan
dapat dipergunakan untuk mengurangi
penghasilan yang dikenakan pajak (bersifat tax
deductible). Apabila ada dua perusahaan yang
memperoleh laba operasi yang sama, tetapi
yang satu menggunakan utang sedangkan yang
satunya tidak, maka perusahaan yang
membayar bunga akan membayar pajak
penghasilan yang lebih kecil. Penghematan
membayar pajak merupakan manfaat bagi
149
JRAK, Volume 11, No 2 Agustus 2015
pemilik perusahaan, maka sudah tentu nilai
perusahaan yang menggunakan utang akan
lebih besar dari pada perusahaan yang tidak
menggunakan utang. Menurut Lukas (2003),
penggunaan utang akan meningkatkan nilai
perusahaan karena biaya bunga utang adalah
biaya yang mengurangi pembayaran pajak.
Sementara itu Bigham dan Weston (1990)
menyatakan bahwa semua utang perusahaan
tidak mengandung risiko, berapapun jumlah
utang yang digunakan.
Profitabilitas
Subramanyam dan Wilnd (2010:143)
mengatakan bahwa profitabilitas adalah
tingkat pengembalian atas investasi modal
merupakan indikator penting atas kekuatan
perusahaan jangka panjang. Angka ini
menggunakan ukuran ringkasan utama dari
laporan laba rugi (laba) dan neraca
(pendanaan) untuk menilai profitabilitas.
Ukuran profitabilitas ini memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan ukuran kekuatan
keuangan lainnya atau solvabilitas yang hanya
mangandalkan pos neraca (misalnya rasio
utang terhadap ekuitas). Angka ini dapat
mengungkapakan pengembalian atas investasi
modal secara efektif dari berbagai perspektif
kontributor pendanaan yang berbeda (kreditor
dan pemegang saham).
Saidi (2004) menyatakan bahwa
profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba. Para investor
menanamkan saham pada perusahaan adalah
untuk mendapatkan return. Semakin tinggi
kemampuan perusahaan memperoleh laba,
maka semakin besar return yang diharapkan
investor,
sehingga
menjadikan
nilai
perusahaan menjadi lebih baik.
Rasio menggunakan hubungan antara
keuntungan setelah pajak dengan modal
sendiri yang digunakan perusahaan. Yang
dianggap modal sendiri adalah saham biasa,
agio saham, laba ditahan, saham preferen dan
cadangan-cadangan lain. Melihat hubunganhubungan itu, Return On Equity tidak lain
adalah rentabilitas ekonomi. Bagi perusahaan
pada umumnya masalah rentabilitas adalah
lebih penting dari pada masalah laba, karena
laba yang besar saja belumlah merupakan
ukuran bahwa perusahaan itu telah bekerja
dengan efisien (Riyanto, 2000). Return on
150
Equity diperoleh dari Net Income After Tax
dibagi Equity. Hasil pembagian ini pada
umumnya dinyatakan dalam persen. Semakin
tinggi rasio ini menandakan kinerja
perusahaan semakin baik atau efisien, nilai
equity perusahaan akan meningkat dengan
peningkatan rasio ini. Return on Equity (ROE)
yaitu rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
yang dikaitkan dengan pembayaran dividen.
Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
𝑅𝑂𝐸 = (𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥/𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦) 𝑥 100%
Umur Perusahaan
Terdapat beberapa penelitian yang
menyatakan bahwa penggunaan utang dalam
struktur modal berubah dengan bertambahnya
umur perusahaan. Sebagai contoh, sering
ditemukan bahwa perusahaan yang baru
memulai operasinya (perusahaan muda) tidak
mempunyai pendanaan internal yang cukup
untuk mendanai investasinya sendiri. (Beck et
al.(2008), Keuschnigg dan Nielsen (2006).
Perusahaan masih memiliki ketidakpastian
yang tinggi akan masa depannya serta
informasi yang asimetris sehingga mempunyai
akses yang terbatas pada pembiayaan dengan
modal saham (Diamond 1991, Berger dan
Udell (1998), Fuest, Huber dan Nielsen
(2002), Beck dan Demirgüç-kunt (2006).
Dengan begitu perusahaan yang lebih muda
akan cenderung mengandalkan lebih banyak
utang daripada perusahaan yang lebih tua
(Berger dan Udell 1998, Gordon dan Lee 2001
serta Hyytinen dan Pajarinen 2007).
Sebaliknya perusahaan dewasa yang
sudah memiliki keuntungan cenderung
memiliki lebih banyak dana internal (contoh:
Saldo Laba) yang tersedia untuk mendanai
operasinya. Mereka mengurangi
ketergantungannya pada utang, walaupun biaya
pendanaan menggunakan utang dari luar akan
berkurang seiring berjalanya waktu (contoh:
bank akan mengurangi biaya bunga untuk
perusahaan-perusahaan yang sudah tua
dikarenakan kemampuannya bertahan di pasar;
(Fazzari dan Hubbard). Oleh karena itu usia
perusahaan akan mempengaruhi rasio utang
secara negatif.
Ukuran Perusahaan
PENGARUH PROFITABILITAS……………………………………………………………………(Jefri, Indri & Putriana)
Ukuran perusahaan dapat diartikan
sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari
besarnya nilai equity, nilai perusahaan,
ataupun hasil nilai total aktiva dari suatu
perusahaan (Riyanto, 1995). Menurut Sujianto
(2001), ukuran perusahaan menggambarkan
besar kecilnya suatu perusahaan yang
ditunjukkan oleh total asset jumlah penjualan,
rata-rata total penjualan aset, dan rata-rata total
aset. Dalam penelitian ini, dengan mengacu
pada penelitian yang dilakukan oleh Saidi
(2004) maka ukuran perusahaan diukur
melalui total asset yang yang diproksikan
dengan nilai logaritma natural dari total asset
perusahaan (Ln Total Aset). Besar kecilnya
ukuran suatu perusahaan akan berpengaruh
terhadap struktur modal, semakin besar
perusahaan maka akan semakin besar pula
dana yang dibutuhkan perusahaan untuk
melakukan investasi (Ariyanto, 2002).
Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka
kecenderungan menggunakan modal asing
juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena
perusahaan besar membutuhkan dana yang
besar pula untuk menunjang operasionalnya,
dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah
dengan modal asing apabila modal sendiri
tidak mencukupi (Halim, 2007).
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Penelitian ini menguji tentang pengaruh
dari karateristik perusahaan terhadap struktur
modal, dimana variabel yang digunakan
adalah profitabilitas, umur perusahaan dan
ukuran
perusahaan.
Hubungan
antara
profitabilitas, umur perusahaan, dan ukuran
perusahaan terhadap struktur modal. Struktur
Modal adalah proporsi pembiayaan jangka
panjang permanen perusahaan yang diwakili
oleh utang, saham preferen, dan ekuitas saham
biasa. Perusahaan dapat mempengaruhi
penilaian totalnya (utang ditambah ekuitas)
dan biaya modalnya dengan mengubah
proporsi pendanaannya. Diperluhkan kehatihatian agar tidak memcampuradukkan
pengaruh
perubahan
dalam
proporsi
pendanaan dengan berbagai hasil keputusan
atau menejemen asset yang dibuat oleh
perusahaan. Oleh karena itu, berbagai
perusahaan dalam proporsi pendanaan akan
diasumsikan terjadi melalui penerbitan utang
dan pembelian kembali saham biasa atau
penerbitan saham biasa dan penarikan
(pelunasan) utang. Ada beberapa factor yang
mempengaruhi
struktur
modal,
dalam
penelitian ini penulis hanya menggunakan tiga
variabel yang mempengaruhi struktur modal
yaitu profiyabilitas, umur perusahaan dan
ukuran perusahaan.
Profitabilitas
adalah
tingkat
pengembalian atas investasi modal yang
merupakan indikator penting atas kekuatan
perusahaan jangka panjang. Angka ini
menggunakan ukuran ringkasan utama dari
laporan laba rugi (laba) dan neraca
(pendanaan) untuk menilai profitabilitas.
Angka
ini
dapat
mengungkapakan
pengembalian atas investasi modal secara
efektif dari berbagai perspektif contributor
pendanaan yang berbeda (kreditor dan
pemegang
saham).
Sehingga
tingkat
profitabilitas yang semakin tinggi maka
semakin tinggi laba yang diperoleh yang dapat
diartikan bahwa pendanaan yang dimiliki
perusahaan
tersebut
lebih
banyak
menggunakan dana dari internal (Saldo Laba)
dibandingkan dari eksternal (utang). Tingkat
pengembalian yang tinggi memungkinkan
perusahaan menggunakan pendanaan yang
dihasilkan secara internal.
Umur perusahaan juga mempengaruhi
struktur modal dalam sebuah peerusahaan
dimana umur perusahaan yang masih muda
atau baru mulai operasinya lebih cenderung
pendanaan nya menggunakan utang karena
belum memiliki cukup pendanaan dari internal
perusahaan. Perusahaan yang masih muda
cenderung mengandalkan lebih banyak utang
daripada perusahaan yang lebih lama.
Meskipun perusahaan yang lebih tua atau lama
cenderung tidak mengandalakan utang dalam
pendanaan karena akan lebih cenderung
menggunakan laba ditahan sehingga ada
pengaruh antara umur perusahaan terhadap
struktur modal.
Ukuran perusahaan pada penelitian ini
diukur menggunakan total aset untuk
menggambarkan
besar
kecilnya
suatu
perusahaan. Besar kecilnya suatu perusahaan
akan mempengaruhi struktur modal karena
semakin besar perusahaan maka semakin besar
pula dana yang dibutuhkan untuk menunjang
operasionalnya,
salah
satunya
dengan
menggunakan modal asing dikarenakan tidak
151
JRAK, Volume 11, No 2 Agustus 2015
cukupnya modal sendiri. Adapun hipotesis
dalam penelitian:
H1: Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
struktur modal
H2: Umur perusahaan berpengaruh negatif
terhadap struktur modal
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap struktur modal
Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini ada
tiga yaitu: profitabilitas, umur perusahaan, dan
ukuran perusahaan.
METODA PENELITIAN
Profitabilitas
Data dalam penelitian ini menggunakan
data sekunder berupa informasi dalam laporan
keuangan perusahaan dalam industry property
dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia. Data yang digunakan diambil dari
webside www.idx.co.id, yang berupa laporan
keuangan perusahaan dalam industri property
dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2010-2014.
Populasi
penelitian
ini
adalah
perusahaan yang dimasukkan dalam kategori
industri properti dan real estate yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia. Sampel dipilih
menggunakan metode purposive sampling
yang diambil berdasarkan kriteria sebagai
berikut: (a) perusahaan dalam industri properti
dan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2010-2014; (b) memiliki
data yang lengkap untuk mengukur variable;
dan (c) menggunakan mata uang rupiah dalam
laporan keuangannya.
Profitabilitas adalah tingkat pengembalian atas
investasi modal. Merupakan indikator penting
atas kekuatan perusahaan jangka panjang
(Subramanyam dan Wilnd 2010 : 143).
Profitabilitas dalam penelitian ini diukur
melalui:
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
𝑅𝑂𝐸
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Definisi Variabel dan Pengukurannya
Penelitian ini menggunakan dua klasifikasi
yaitu variabel terikat atau variabel dependen
dan variabel bebas atau variabel independen.
Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
struktur modal. Struktur modal adalah bauran
(atau proporsi) pembiayaan jangka panjang
permanen perusahaan, yang diwakili oleh
utang, saham preferen, dan ekuitas saham
biasa (Van Horne dan Wachowicz (2014:
176). Struktur modal dalam penelitian ini
diukur dari liabilitas dibagi dengan ekuitas
dari perusahaan yang diteliti.
152
Umur Perusahaan
Umur perusahaan adalah berapa lama suatu
perusahaan itu berdiri. Pada penelitian ini
umur perusahaan diukur berdasarkan dari
tahun pertama perusahaan itu berdiri sampai
dengan tahun akhir penelitian (2014).
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai
besar kecilnya perusahaan (Riyanto, 1995).
Dalam penelitian ini, dengan mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Saidi (2004)
maka ukuran perusahaan diukur melalui total
asset yang yang diproksikan dengan nilai
logaritma natural dari total asset perusahaan
(Ln Total Aset). Logaritma Natural atau Ln
digunakan untuk menyetarakan nilai dari
variabel ukuran perusahaan dengan umur dan
profitabilitas.
𝑖𝑧𝑒 = 𝐿𝑛 𝑜𝑓 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Model Regresi Penelitian
Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk
menguji variabel yang diteliti memiliki
kesesuain dengan asumsi klasik yaitu dengan
melakukan
uji
normalitas,
uji
heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan
uji autokorelasi. Analisis regresi berganda
PENGARUH PROFITABILITAS……………………………………………………………………(Jefri, Indri & Putriana)
digunakan untuk mengukur pengaruh atau
hubungan variabel independen dengan
variabel dependen. Dalam penelitian ini
analisis regresi berganda digunakan bertujuan
untuk mengukur pengaruh dari profitabilitas,
umur perusahaan dan ukuran perusahaan
terhadap struktur modal.
𝑺𝑴 = 𝒂𝒊𝒕 + 𝒃𝟏 𝑹𝑶𝑬𝒊𝒕 + 𝒃𝟐 𝑨𝒈𝒆𝒊𝒕 + 𝒃𝟑 𝑺𝒊𝒛𝒆𝒊𝒕 +
𝒆
Keterangan :
SM: Struktur Modal
a: Konstanta
b1, b2, b3: Koefisien regresi
Profitabilitas, Age dan Size
ROEit: Profitabilitas pada badan usaha
perode t
Ageit : Umur Perusahaan (Age) pada
usaha i pada perode t
Sizeit : Ukuran Perusahaan (Size) pada
usaha i pada perode t
e: error term
untuk
i pada
badan
badan
Koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel terikat.
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan
1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel
independen
dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas (Imam Ghozali, 2009). Nilai yang
mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Uji t dilakukan pada
pengujian hipotesis secara parsial, untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel
independen secara individual terhadap variabel
dependen. Pengujian dilakukan, sebagai
berikut: apabila probalibilitas lebih besar dari
0,05 (α), maka variabel bebas secara individu
tidak berpengaruh. Sedangkan bila probabilitas
lebih kecil daripada 0,05 (α) maka variabel
bebas secara individu berpengaruh secara
signifikan.
HASIL PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian
sebanyak 120 data dari 24 perusahaan selama
5 tahun. Data ini merupakan data time series.
Data yang digunakan merupakan data teratur
dan disusun berdasarkan waktu (tahun).
Sampel data dari penelitian ini sebesar 120
data. Berdasarkan dari tabel statistic deskriptif
diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari
tiap variabel independent adalah untuk ROE
sebesar 11.2424 dengan nilai standard
deviation 10.29731 atau lebih kecil dari nilai
mean, sehingga kemungkinan terjadi nya
penyimpangan data sangat kecil nilai
prosentase dari nilai ROE yang terkecil adalah
-10,01 dan yang tertinggi adalah 44,29. Untuk
variabel Age nilai rata-rata sebesar 26.0833
dengan nilai standard deviation sebesar
8.39626 atau lebih kecil dari nilai mean,
sehingga
kemungkinan
terjadi
nya
penyimpangan data sangat kecil, dimana umur
perusahaan terendah berumur 13 tahun dan
yang tertinggi berumur 45 tahun, dan nilai
rata-rata dari variabel Size sebesar 15.1332
dengan nilai standard deviation sebesar
1.16112 atau lebih kecil dari nilai mean,
sehingga
kemungkinan
terjadi
nya
penyimpangan data sangat kecil dengan
tingkat prosentase nilai perusahaan terendah
sebesar 11,85 dan yang tertinggi sebesar
17,45.
Pada
penelitian
ini
dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda
diketahui bahwa nilai dari R2 adalah 0,570
atau 57%. Hal ini berarti bahwa kemampuan
variabel dependent dijelaskan oleh variabel
independent sebesar 57%.
Hasil dari uji t statistik menunjukkan
bahwa secara parsial variabel independen yaitu
variabel profitabilitas (ROE) berpengaruh
secara signifikan dengan arah negatif terhadap
variabel dependent yaitu variabel stuktur
modal (SM) dengan nilai signifikansi sebesar
0,003 atau lebih kecil dari α = 5% atau 0,05,
dengan nilai Beta negatif. Variabel umur
perusahaan (AGE) tidak berpengaruh terhadap
variabel sturktur modal (SM) dengan nilai
signifikansi sebesar 0,778 lebih besar dari α =
5% atau 0,05. Variabel ukuran perusahaan
(SIZE) berpengaruh secara siqnifikan dengan
arah positif terhadap variabel struktur modal
(SM) dengan nilai signifikansi nya sebesar
0,000 atau lebih kecil dari α = 5% atau 0,05
dengan nilai Beta positif. Hasil dapat analisis
regresi disajikan pada tabel 1.
153
JRAK, Volume 11, No 2 Agustus 2015
Tabel 1
Hasil Uji t
Model
(Constant)
ROE
AGE
SIZE
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
.850
1.106
-.025
.008
-.189
.003
.010
.017
.910
.074
.771
t
.769
-3.023
.283
12.247
Sig.
.444
.003
.778
.000
Variabel Dependen: SM
Sumber: data yang diolah
PEMBAHASAN
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur
Modal
Berdasarkan
hasil
uji
regresi,
profitabilitas
yang
di
ukur
dengan
menggunakan Return on Equity (ROE)
memiliki arah negatif dan signifikan terhadap
struktur modal, mendukung hipotesis penulis
yang menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Hal ini berarti bahwa kecenderungan struktur
modal
perusahaan
dipengaruhi
oleh
profitabilitas yang diukur dengan ROE,
semakin tinggi nilai dari ROE maka struktur
modal perusahaan akan semakin rendah.
Perusahaan cenderung menggunakan pendanaan internal perusahaan atau saldo laba (laba
ditahan) yang merupakan bagian dari ekuitas.
Hal ini sejalan dengan temuan Amelia (2010)
yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif
antara profitabilitas terhadap struktur modal,
karena semakin tinggi laba yang dihasilkan
perusahaan maka perusahaan lebih cenderung
menggunakan pendanaan yang dihasilkan
secara internal atau saldo laba karena tingkat
pengembalian yang tinggi dari pada
menggunakan utang.
Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap
Struktur Modal
bertambah tidak akan mempengaruhi struktur
modal. Perusahaan baru maupun yang sudah
lama berdiri cenderung menggunakan dana
eksternal atau utang untuk kegiatan
operasional perusahaan dibandingkan dengan
dana internal karena dana internal perusahaan
lebih cenderung disimpan untuk hal lain yang
lebih mendesak seperti pembayaran deviden
atau pun kewajiban yang lain dibandingkan
untuk kegiatan operasionalnya
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
Stuktur Modal
Hasil uji regresi menunjukkan adanya
pengaruh ukuran perusahaan dengan struktur
modal dengan arah yang positif. Hasil ini
mendukung
hipotesis
penulis
yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap struktur modal.
Hal ini berarti bahwa semakin besar ukuran
perusahaan maka struktur modal yang dimiliki
juga akan semakin besar ataupun sebaliknya
semakin kecil ukuran perusahaan maka
struktur modal yang dimiliki juga akan
semakin kecil. Temuan ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurshev
dan Strebulaev (2005).
SIMPULAN,
SARAN
KETERBATASAN,
DAN
Simpulan
Hasil uji regresi menyatakan tidak
adanya pengaruh umur perusahaan terhadap
struktur modal, berbeda dengan hipotesis yang
dibangun penulis bahwa umur perusahaan
berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Hal ini berarti umur perusahaan yang semakin
154
Profitabilitas yang diukur dengan ROE
berpengaruh negatif terhadap struktur modal
pada perusahaan Real Estate dan Properti yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2010-2014. Hal ini berarti semakin besar nilai
PENGARUH PROFITABILITAS……………………………………………………………………(Jefri, Indri & Putriana)
ROE maka semakin kecil utang pada struktur
modal ataupun sebaliknya jika nilai ROE
semakin kecil maka semakin besar utang pada
struktur modal.
Umur perusahaan tidak berpengaruh
terhadap struktur modal pada perusahaan Real
Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2010-2014. Hal ini
dikarenakan bahwa perusahaan yang baru
maupun
yang
lama
berdiri
sama
kecenderungannya dalam menggunakan utang.
Ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap struktur modal pada perusahaan Real
Estate dan Properti yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2010-2014. Bahwa
semakin besar ukuran perusahaan yang diukur
melalui total asset maka semakin besar utang
pada struktur modal ataupun sebaliknya jika
ukuran perusahaan yang diukur melalui total
asset semakin kecil maka semakin kecil utang
pada struktur modal.
Keterbatasan
Terdapat beberapa keterbatasan dalam
penelitian ini. Pertama, variabel yang
digunakan dalam penelitian ini hanya pada
tiga variabel independen yaitu profitabilitas
yang diukur dengan ROE, umur dan ukuran
perusahaan. Kedua, sumber data yang
digunakan adalah data sekunder, sehingga
DAFTAR REFERENSI
beberapa sampel terpaksa dikeluarkan karena
data yang didapat dengan cara mengunduh
dari situs www.idx.co.id maupun dari ICMD
(Indonesian Capital Market Directory) yang
kurang lengkap. Ketiga, pada penelitian ini
tahun penelitian hanya 5 tahun serta terdapat
data minus pada penelitian, sehingga data yang
digunakan tidak normal juga pada variabel
profitabilitas yang diukur ROE terjadi
heteroskedastisitas.
Saran
Pertama, menambah varibel penelitian
pada penelitian berikutnya seperti menambah
variabel pertumbuhan penjualan, variabel
struktur asset, variabel pertumbuhan, dan
sebagainya.
Kedua, Penelitian ini menggunakan
sumber data sekunder sehingga ada beberapa
sampel yang dikeluarkan karena data yang
kurang lengkap. Oleh karena itu akan lebih
baik lagi bila penelitian selanjutnya bisa
menggunakan sumber data primer dengan cara
terjun langsung ke perusahaan untuk
mendapatkan data yang diperlukan sehingga
mengurangi risiko data yang kurang lengkap.
Ketiga, Menambah tahun penelitian
untuk penelitian berikutnya agar mendapatkan
hasil yang lebih akurat.
Bursa Efek Indonesia Periode 20102012”. JOM FEKON, 1 (2).
Amelia. 2010. “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Asset, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Struktur Modal.
(Studi Kasus Perusahaan Real Estate
and Property yang Terdaftar di BEI
2005-2009)”. Jurnal FE Universitas
Dipenegoro Semarang.
Azlina, Nur. 2009. “Pengaruh Tingkat
Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal
dan Skala Perusahaan Terhadap
Profitabilitas”. Pekbis Jurnal. 1(2): 107114.
Ariyanto, T. 2002. “Pengaruh Struktur
Kepemilikan Terhadap Struktur Modal
Perusahaan”.
Jurnal
Manajemen
Indonesia, 1(1): 64-71.
Berger, Allen N, and Udell, Gregory F. 1998.
“The Economics of Small Business
Finance: The Roles of Private Equity
and Debt Markets in the Financial
Growth Cycle”. Journal of Banking and
Finance, 22.
Astuti, Ranti Agus, Ritonga, Kirmizi, Al
Azhar A. 2014. “Pengaruh Pertumbuhan
Aset,
Profitabilitas,
dan
Pertumbuhan
Penjualan
Terhadap
Struktur Modal Pada Perusahaan Real
Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di
Beck, Thorsten and Demirguc-Kunt. 2006.
“Small and medium-size enterprises:
Access to finance as a growth
constraint”. Journal of Banking &
Finance. 30, 2931–2943.
155
JRAK, Volume 11, No 2 Agustus 2015
Dimitri, Michael, Sumani. 2013. “Analisis
Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas,
Ukuran, Usia Dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Struktur Modal”.
Jurnal Manajemen, 1 (1): 82-105.
Diamond, Douglas W. 1991. “Disclosure,
Liquidity, and The Cost of Capital”.
Journal of Finance, 46 (4): 1325-1359.
Finky, Uung Victoria, Wijaya, Liliana Inggrid,
Ernawati, Endang, 2013. Faktor Faktor
Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Pada Industri Property Dan Real Estate
Yang Terdaftar Di BEI Periode 20082011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Surabaya, 2(2)
Fuest, C., B. Huber and S.B. Nielsen (2002),
"Why is the corporate tax rate lower
than the personal tax rate? The role of
new firms”. Journal of Public
Economics, 87, 157–174.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 19. Edisi Kelima. Penerbit
Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS,
Edisi Keempat, Penerbit Universitas
Diponegoro.
Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi
Revisi, Jakarta, Salemba Empat.
Horne Van, James C, dan Wachowicz , John
M. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan. Edisi kedua belas. Jakarta:
Salemba Empat.
Kartini dan Tulus Arianto. 2008. “Struktur
Kepemilikan, Profitabilitas, Pertumbuhan Aktiva dan Ukuran Perusahaan
Terhadap
Struktur
Modal
Pada
Perusahaan
Manufaktur”.
Jurnal
Keuangan dan Perbankan, 12 (1): 1121.
Kurshev, Alexander dan Ilya A Strebulaev.
2005. ”Firm Size and Capital Structure”.
First Version. Journal of Stanford
University.
Lukas
Setia, Atmaja. 2003. Manajemen
Keuanga.Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Nurrohim, Hasa. 2008. “Pengaruh Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol
Kepemilikan dan Struktur Aktiva
Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”. Jurnal
Bisnis dan Manajemen, 10(1): 11-18.
Nugroho, Nur Cahyo. 2014. “Analisis
Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan
Penjualan, Ukuran Perusahaan, Dan
Umur Perusa-haan Terhadap Struktur
Modal Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah Kerajinan Kuningan Di
Kabupaten Pati”. Management Analysis
Journal, 3 (2).
Riyanto, Bambang. 2000, Dasar-Dasar
Pembelanjaan
Perusahaan,
Edisi
Keempat, Yogyakarta: BPFE
Saidi. 2004. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Struktur
Modal
Pada
Perusahaan Manufaktur Go Public di
BEJ 1997-2002”. Jurnal Bisnis Dan
Ekonomi, 11 (1): 44-58.
Sarkar, S, Zapatero, F. 2003. The Trade-Off
Model With Mean Reverting Earnings :
Theory And Empirical Evidence,
Economic Journal. 113, 834-860.
Seftianne, Handayani, Ratih. 2011. Faktor
Faktor Yang Mempengaruhi Struktur
Modal Pada Perusahaan Publik Sektor
Manufaktur.
Jurnal
Bisnis
Dan
Akuntansi Vol. 13, No.1, April 2011,
Hlm. 39-56.
Subramanyam, K.R dan Wild, J. J.. 2010.
Analisis Laporan Keuangan, Penerjemah: Dewi Yanti, Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Sujianto. 2001. Dasar-Dasar Management
Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
156