LAPORAN PRAKTIKUM 8 FIX. docx

LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI TUMBUHAN
PEMETAAN DALAM SURVEI PENDAHULUAN
COVER

Oleh kelompok 3
Lia Rahmawati
Sindy Febriyanti
Nurul Hidayah
Buyami
Erika Arifiana
Chuck Nuris A.
Aditya Tanjung Yulitasari

140210103004
140210103010
140210103015
140210103020
140210103025
140210103029
140210103031


Kelas A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

1

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1

Latar Belakang..........................................................................................3


1.2

Rumusan Masalah.....................................................................................3

1.3

Tujuan........................................................................................................3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...............................................................7
3.1

Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................7

3.2

Alat dan Bahan..........................................................................................7

3.3


Desain Percobaan......................................................................................7

3.3.1

Pemetaan dengan Pengukuran Jarak dan Arah..................................7

3.3.2

Pemetaan berdasarkan Dua Titik Konstan.........................................8

3.4

Prosedur Percobaan...................................................................................8

3.4.1 TahapPersiapan.......................................................................................8
3.4.2 Tahap Koleksi.........................................................................................8
3.5

Skema Alur Percobaan..............................................................................9


3.5.1 Pemetaan dengan Pengukuran Jarak dan Arah.......................................9
3.5.2 Pemetaan Berdasarkan Dua Titik Konstan...........................................10
BAB IV. HASIL PENGAMATAN.......................................................................11
BAB V. PEMBAHASAN......................................................................................12
BAB VI. PENUTUP..............................................................................................19
6.1

Kesimpulan..............................................................................................19

6.2

Saran........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
LAMPIRAN GAMBAR........................................................................................22
LAMPIRAN ABSTRAK JURNAL + COVER BUKU.........................................24

2

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ekologi merupakan cabang dari ilmu biologi. Pemetaan salah satu yang
dipelajari dalam ekologi. Banyaknya vegetasi pada suatu wilayah membuat
pembelajaran dan pemahaman vegetasi baik berupa persebarannya maupun
komunitas yang terbentuk didalamnya menjadi sulit. Untuk mempermudah
pembejaran dan pengamatan di sebuah daerah tertentu dapat digunakan teknik
pemetaan. Pemetaan dilakukan untuk membantu dalam mempelajari penyebaran
vegetasi atau jenis tumbuhan disuatu wilayah. Selain itu juga dapat untuk
mempelajari komunitas tumbuhan (Tim Pembina Ekologi Tumbuhan, 2016 : 31).
Suatu daerah dapat di gambarkan dengan peta. Hal ini dapat
mempermudah praktikan dalam mengamati bentuk daerah tersebut. Menurut
Suprapto (2004) peta merupakan gambaran suatu tempat dengan panjang skala
tertentu. Sedangkan pemetaan adalah proses pembuatan peta dengan metode yang
telah ditentukan.
Salah satu metode yang sederhana dilakukan adalah pemetaan dengan
metode pengukuran jarak dan arah dan metode berdasarkan dua titik konstan.
Kedua metode ini mudah dilakukan sehingga sangat tepat untuk praktikan
pemula. Selain itu alat yang digunakan juga mudah didapatkan dan sedikit, waktu
yang diperlukan tidak panjang dan tidak memerlukan tenaga dan pikiran yang
besar.

1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara membuat pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah?
b. Bagaimana cara membuat pemetaan berdasarkan dua titik konstan?
1.3 Tujuan
a. Mempelajari pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah.
b. Mempelajari pemetaan berdasarkan dua titik konstan.

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Komunitas dan lingkungan nir-hidup, atau lingkungan ragawi, bersamasama berfungsi sebagai sistem ekologi yang dinamakan ekosistem. Ekosistem
terdiri dari gabungan komunitas jasad bersama-sama dengan lingungannya yang
berinteraksi dengannya. Ekosistem di anggap sebagai satuan dasar ekologi dan
mencakup setiap tingkat organisasi (Ewusie, 1990 : 6-7).
Sedangkan menurut Sudarmamadji (2005 : 13) ekoistem terdiri dari 2 kata
yaitu eko dan sistem. Kata “ eko” menunjukkan ligkungan, dan kata sistem
menunjukkan suatu sistem yang kompleks dari unit-unit koordinasi. Suatu sistem
tersusun atas berbagai komponen yang saling berinteraksi dan sangat bergantung
satu dengan yang lainnya untuk menyusun satu kesatuan. Keteraturan ini terjadi
karena adanya arus materi dan energi yang dikendalikan oleh arus informasi

antara komponen-komponen yang terdapat dalam ekosistem tersebut.
Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam
dan potensi sumber daya adalah survei. Survei sendiri merupakan rangkaian
kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai sasaran tertentu. Survei dan
pemetaan tanah merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan saling
memberi manfaat bagi pengguaannya. Kegiatansurvei dan pemetaan tanah
menghasilkan laporan dan peta. Laporan survei berisi uraian tentang tujuan survei,
keadaan fisik dan lingkungan lokasi survei, keadaan tanah, kalsifikasi dan
interpretasi kemampuan lahan serta saran/rekomendasi (Pangaribuan et al., 2013).
Dalam mempelajari suatu kmunitas tumbuhan sering diperlukan suatu
gambaran dari wilayah dimana pengamatan dlakukan. Untuk tujuan tersebut
diperlukan keterampilan dalam pembuatan peta. Keterampilan dalam pemetaan ini
sangat membantu dalam penyebaran vegetasi atau jenis tumbuhan tertentu disuatu
area/wilayah. Berbagai metode dalam pemetaan telah banyak dikembangkan (Tim
Pembina Ekologi Tumbuhan, 2016 : 31).
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi yang terletak di
atas maupun dibawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada skala dan

4


proyeksi tertentu (secara sistematis) (Kharistiani, 2013). Sedangkan menurut
Suprapto (2004) peta adalah gambaran/proyelksi dari sebagian permukaan bumi
pada bidang datar atau kertas dengan skala tertentu. Dengan kemajuan dibidang
informasi dan teknologi elektronika, sangat mempengaruhi dalam penyajian
sumber informasi termasuk pta. Sehingga definisi peta adalah sarana penyajian
informasi spasial dari unsur-unsur di muka bumi atau di bawah muka bumi
( Jakob Rais, dalam Suprapto, 2004).
Secara umum peta terdiri dari dua jenis jika dilihat dari maksud dan
tujuannya yaitu :
1. Peta dasar adalah gambaran/proyeksi dari sebagian permukaan bumi pada
bidang datar atau kertas dengan skala tertentu yang dilengkapi dengan
informasi kenampakan alami dan buatan. Contoh peta dasar : peta situasi,
peta topografi.
2. Peta tematik adalah gambaran dari sebagian permukaan bumi yang
dilengkapi dengan informasi tertentu baik di atas maupun di bawah
permukaan bumi yang mengandung tema tertentu. Contohnya adalah peta
jenis tanah dan peta kesesuaian lahan.
Distribusi jenis tumbuhan di alam dapat disusun dalam tiga pola dasar,
yaitu acak, teratur dan mengelompok.
1. Pola penyebaran secara acak (randomdistribution) yaitu pola penyebaran

dimana

individu-individu

menyebar

pada

beberapa

tempat

dan

mengelompok pada tempat tertentu. Pada tumbuan pola penyebaran acak
ini dapat terjadi karena penghamburan benih oleh angin.
2. Pola

penyebaran


seragam/teratur

(uniformdistribution)

yaitu

pola

penyebaran dimana individu-individu terdapat pada tempat tertentu dalam
komunitasnya dengan jarak yang relatif sama. Penyebaran seperti ini dapat
tejadi karena adanya persaingan yang keras antar individu (jenis
tumbuhan) untuk memperoleh komponen pemenuh kebutuhan tumbuhan
seperti cahaya, nutrisi,air, dan sebagainya, serta adanya antagonisme
positif yang mendorong pembagian ruang yang sama.

5

3. Pola penyebaran mengelompok (slumpeddispertion) yaitu pola penyebaran
dimana individu-individu selalu ada dalam kelompok-kelompok dan
sangat jarang terlihat terpisah atau sendiri. Pengelompokan terjadi karena

pola reproduksi vegetatif, susunan benih lokal dan fenimena lain di mana
benih-benihcenderung tersusun mengelompok (Sofiah, 2013).
Pada pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah, diguanakn titik pada
daerah yang hendak dibuat petanya, sehingga susunan-susunan tersebut akan
menggambarkan bentuk dari daerah tersebut. Jarak antara titik-titik tersebut di
hitung jaraknya antara titik yang satu ke titik yang lain yang berdekatan dan untuk
mencari kedudukan/arah titik-titik tersebut dilakukan dengan menggunakan
kompas (Tim Pembina Ekologi Tumbuhan, 2016).

Gambar a. Pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah
(Tim Pembina Ekologi Tumbuhan, 2016 : 32).

6

BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada hari Selasa, 11 Oktober 2016 di halaman belakang
Balai Penelitian Universitas Jember
3.2 Alat dan Bahan
1. Kompas lapangan dengan derajat 0°-360° (dalam hal ini, 0°= utara, 90°=
timur, 180°= selatan, 270°= barat)
2. Meteran (panjang 30m - 50m)
3.3 Desain Percobaan
3.3.1 Pemetaan dengan Pengukuran Jarak dan Arah

U

7

3.3.2 Pemetaan berdasarkan Dua Titik Konstan
1
18m (110°)

8m
(10
5

1

0°)
9,3m (30°)

8m

,9m

(80

(90

°)

°)

1
8,9
m
(10
0°)

6m
3.4 Prosedur Percobaan
3.4.1 Tahap Persiapan
1. Menentukan lokasi yang akan dilakukan pemetaan
2. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan selama proses pemetaan
3.4.2 Tahap Koleksi
3.4.2.1 Pemetaan dengan Pengukuran Jarak dan Arah
1. Menyebarkan titik-titik pada daerah yang hendak dibuat petanya,
sehingga susunan titik-titik tersebut menggambarkan bentuk dari
daerah tersebut
2. Menghitung jarak dari satu titik ke titik lain yang berdekatan
menggunakan meteran dan menghitung pula kedudukan/arah titik-titik
tersebut menggunakan kompas
3. Langkah diatas dilakukan secara berurutan hingga kembali ke titik
awal pengukuran
4. Memasukkan data dari pengamatan yang telah dilakukan kedalam
sebuah tabel

8

3.4.2.2 Pemetaan berdasarkan Dua Titik Konstan
1. Menentukan dua titik (menggunakan pohon) sebagai dua titik konstan
yang letaknya sedemikian rupa sehingga daerah yang hendak
dipetakan dapat terlihat
2. Menentukan titik-titik pada batas luar daerah yang dipetakan
sedemikian rupa
3. Menentukan kedudukan titik-titik tersebut terhadap dua titik konstan
tadi
4. Memasukkan data dari pengamatan yang telah dilakukan kedalam
sebuah tabel
3.5 Skema Alur Percobaan
3.5.1 Pemetaan dengan Pengukuran Jarak dan Arah
Menyebarkan titik-titik pada daerah yang hendak dibuat petanya, sehingga
susunan titik-titik tersebut menggambarkan bentuk dari daerah tersebut

Menghitung jarak dari satu titik ke titik lain yang berdekatan menggunakan
meteran dan menghitung pula kedudukan/arah titik-titik tersebut
menggunakan kompas

Langkah diatas dilakukan secara berurutan hingga kembali ke titik awal
pengukuran
Memasukkan data dari pengamatan yang telah dilakukan kedalam sebuah
tabel

9

3.5.2 Pemetaan Berdasarkan Dua Titik Konstan
Menentukan dua titik (menggunakan pohon) sebagai dua titik konstan yang
letaknya sedemikian rupa sehingga daerah yang hendak dipetakan dapat
terlihat

Menentukan titik-titik pada batas luar daerah yang dipetakan sedemikian rupa

Menentukan kedudukan titik-titik tersebut terhadap dua titik konstan tadi

Memasukkan data dari pengamatan yang telah dilakukan kedalam sebuah tabel

10

BAB 4. HASIL PENGAMATAN
Tabel hasil pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah
Titik-Titik
Pohon A – PohonAngsana
PohonAngsana – PohonKamelina
PohonKamelina – PohonMahoni
Pohon Mahoni – Pohon Angsana
Pohon Angsana – Pohon A

Jarak (m)
6,8
6,4
8,9
5,4
19,2

Arah
60°
60°
70°
70°
260°

Tabel hasil pemetaan berdasarkan dua titik konstan
Titik/ Tempat
A→1
B→1
A→2
B→2
A→3
B→3

Kedudukan terhadap Titik Konstan
5,9 m
90°
9,3 m
30°
18 m
100°
18 m
80°
18 m
110°
18,9 m
100°

11

BAB 5. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini adalah mengenai pemetaan dalam survey pendahuluan.
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mempelajari pemetaan dengan
pengukuran jarak da arah serta mempelajari pemetaan berdasarkan dua titik
konstan.
Pada umumnya peta adalah sarana guna memperoleh gambaran data
ilmiah yang terdapat di atas permukaan bumi dengan cara menggambarkan
berbagai tandatanda dan keteranganketerangan, sehingga mudah dibaca dan
dimengerti (Longdong, 2012). Penggunaan peta ini bertujuan untuk mempelajari
suatu komunitas tumbuhan. Sebuah gambaran suatu wilayah yang diamati disebut
dengan peta.
Pemetaan merupakan suatu metode sederhana yang dilakukan untuk
mengetahui jumlah persebaran suatu vegerasi. Selain itu pemetaan biasanya
digunakan sebagai metode awal untuk penelitian lingkungan. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Michael (2000) yang menyatakan bahwa penelitian lingkungan
macam apapun seyogyanya dimulai dengan sebuah survey mengenai apa yang
ada, sebelum usaha dilakukan untuk mempelajari keterkaian yang ada antara
organisme dalam kelompok tersebut.
Manfaat pemetaan itu sendiri adalah melakukan pengelompokan tumbuhan
atau yang lainnya ke dalah satuan peta tanah ke dalam satuan-satuan peta tanah
yang masing-masing mempunyai sifat yang sama. Menentukan posisi sembarang
bentuk yang berbeda diatas permukaan bumi. Mengetahui letak ketinggian
(elevasi) segala sesuatu yang berbeda diatas atau dibawah suatu bidang yang
berpedoman pada permukaan air laut rata-rata, bentuk atau relief permukaan tanah
beserta benda-benda yang ada dipermukaan tanah tersebut, panjang, arah/sudt dan
koordinat suatu titik (posisi) dari titik lain yang terdapat pada permukaan bumi,
dan menghitung luas daerah yang telah dibatasi suatu areal tertentu (Luqman,
2011).
Terdapat beberapa macam metode dalam pembuatan peta, yaitu:

12

1. Pemetaan dengan merekam titik koordinat GPS
Yaitu dengan cara menganalisis data dengan pengolahan data
koordinat dan data pengamatan karakter populasi suatu tanaman ke dalam
peta dasar melalui GIS. Pemetaannya dilakukan dengan wawancara dan
kuisioner yang dihitung dengan skala likert kemudian dipetakan sebaran
spasialnya dengan aplikasi GIS. Untuk penentuan karakter populasi
tanaman dilakukan dengan mengamati morfologi suatu tanaman tersebut
yang terkait dengan vitalitas dan perioditas yang mengacu pada metode
Braun-Blanquet dan disesuaikna dengan kondisi tanamannya. Analisis
datanya dilakukan dengan mengolah data koordinat dan data pengamatan
karakter populasi suatu tanaman ke dalam peta dasar melalui aplikasi
Quantum GIS. Kemudian dihitung skala Likert dan dan data ditabulasi
dengan rekaman titik koordinat GPS dan dipetakan sebaran spasialnya
dengan aplikasi Quantum GIS (Zakiyah, 2013).
2. Pemetaan dengan pola penyebaran (Distribusi)
Yaitu dengan cara mendistribusikan semua tumbuhan di alam yang
dibagikan dalam tiga bentuk pola besar, yiatu acak., teratur, dan
mengelompok. Pola distribusi demikian erat hubungannya dengan kondisi
lingkungan. Organisme pada suatu tempat bersifar saling bergantung,
sehingga tidak terikat berdasarkan kesempatan semata =, dan bila terjadi
gangguan pada suatu organisme atau sebagian faktor lingkungan akan
berpengaruh terhadap keseluruhan komunitas (Sofiyah, 2013).
Namun pada praktikum kali ini, menggunakan dua macam metode
pemetaan diantaranya pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah dan pemetaan
berdasarkan dua titik konstan. Pada pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah
dengan melakukan penyebaran titik-titik pada daerah yang hendak dibuat petanya,
kemudian menghitung dari satu titik ke titik lainnya dengan menggunakan
kompas lapangan. Untuk yang metode pemetaan berdasarkan dua titik konstan
yaitu dengan cara menentukan dua titik yang letaknya sedemikian rupansehingga
seluruh daerah yang hendak dipetakan terlihat dengan jelas. Kemudian

13

menentukan titik-titik selanjutnya sebagai batasan luar daerah yang kemudian
ditentukan kedudukan titik-titik ini terhadap titik konstan.
Dalam praktikum ini dilakukan dua metode pemetaan yaitu metode arah
dan jarak, serta metode dua titik konstan. Kemudian diperoleh data seperti yang
tertera pada hasil pengamatan. Pada metode yang pertama yaitu berdasarkan arah
dan jarak, dipilih lima pohon yang berbeda letak dan jaraknya sehingga
membentuk pola tertentu seperti yang telah tertera pada hasil pengamatan dan
lembar lampiran. Adapun titik – titik tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pohon A terhadap pohon Angsana memiliki jarak 6,8 m dengan arah
sebesar 60°.
2. Pohon Angsana terhadap pohon Kamelina berjarak 6,4 m dengan arah
sebesar 60°.
3. Pohon Kamelina terhadap pohon Mahoni memiliki jarak 8,9 m dengan
arah sebesar 70°.
4. Pohon Mahoni terhadap pohon Angsana memiliki jarak 5,4 m dengan arah
sebesar 70°.
5. Pohon Angsana terhadap ponon A memiliki jarak 19,2 m dengan arah
sebesar 260°.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa pola
penyebaran tumbuhan di wilayah tersebut termasuk kategori acak (random
distribution). Dikatakan tersebar acak karena jarak antar tumbuhan dalam wilayah
tersebut berbeda – beda satu dengan yang lain. Tetapi sebenarnya untuk
menentukan pola penyebaran suatu jenis tumbuhan diperlukan luasan area sampel
yang lebih luas misalnya hutan, karena dengan luas sampel yang kita gunakan
tidak dapat kita simpulkan pola penyebaran yang sebenarnya.
Metode kedua yaitu berdasarkan dua titik konstan. Pada metode ini
terlebih dahulu menetapkan dua titik (dalam hal ini adalah pohon) sebagai titik
konstan dilakukannya pengukuran yaitu titik A dan B. Setelah itu menetapkan tiga
pohon yang berada di bagian depan titik konstan sebagai target pengukuran untuk
pembuatan peta. Kemudian dari titik – titik pengukuran tersebut diproyeksikan
terhadap titik konstan. Dari percobaan yang diperoleh kemudian diperoleh hasil :

14

1. Titik A terhadap pohon 1 memiliki jarak 5,9 m dengan arah sebesar 90°.
2. Titik B terhadap pohon 1 memiliki jarak 9,3 m dengan arah sebesar 30°.
3. Titik A terhadap pohon 2 memiliki 18 m dengan arah sebesar 80°.
4. Titik B terhadap pohon 2 memiliki jarak 18 m dengan arah sebesar 100°.
5. Titik A terhadap pohon 3 memiliki 18 m dengan arah sebesar 110°.
6. Titik B terhadap pohon 3 memiliki jarak 18,9 m dengan arah sebesar 100°.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa penyebaran tumbuhan adalah
memencar karena jarak antar tumbuhan relatife tidak sama. Metode pemetaan dua
titik konstan ini memudahkan kita untuk melihat posisi dan pola penyebaran
sampel-sampel tumbuhan dari arah tepi atau horisontal area. Dari kedua data yang
diperoleh pada praktikum ini, dapat diketahui bahwa penyebaran vegetasi pada
lahan praktikum terjadi secara acak.
Penyebaran vegetasi pada daerah tersebut (lahan praktikum) tidak
dikatakan penyebaran kelompok karena jenis penyebarannya hanya terjadi akibat
reproduksi vegetative dan individunya selalu ditemukan secara berkelompok,
sedangkan pada hasil pengamatan vegetasi jenis tumbuhan ditemukan sendiri sendiri secara terpisah.
Sebelum membahas lebih dalam mengenai pola penyebaran vegetasi
dalam metode pemetaan dan metode jarak dan arah. Terlebih dahulu kita bahas
mengenai vegetasi, vegetasi adalah komunitas tumbuhan, yang biasanya
merupakan komponen ekosistem yang paling mudah dikenali dan sering
digunakan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan batas – batas ekosistem
(Kartawinata, 2013).
Pola vegetasi tumbuhan di berdasar beberapa pola. Pola adalah distribusi
menurut ruang. Data pola penyebaran tumbuhan dapat memberi
pada

data

densitas

dari

suatu

spesies

tumbuhan.

nilai

tambah

Pola penyebaran

tumbuhan dalam suatu wilayah dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu:
a) Penyebaran secara acak
Jarang terdapat di alam. Penyebaran ini biasanya terjadi apabila faktor
lingkungan sangat seragam untuk seluruh daerah dimana populasi
berada, selain itu tidak ada sifat-sifat

15

untuk

berkelompok

dari

organisme

tersebut.

Dalam

tumbuhan

ada bentuk-bentuk organ

tertentu yang menunjang untuk terjadinya pengelompokan tumbuhan.
b) Mengelompok
Pola penyebaran mengelompok (Agregated atau undispersed),
menunjukan bahwa hadirnya suatu tumbuhan akan memberikan
indikasi untuk menemukan tumbuhan yang sejenis.
c) Teratur
Pola penyebaran teratur jika secara reguler dapat ditemui pada
perkebunan, agrikultur yng lebih diutamakan efektifitas dan efisiensi
lahan. Penyebaran secara merata, penyebaran ini umumnya terdapat
pada tumbuhan. Penyebaran semacam ini terjadi
persaingan

yang kuat antara

apabila

individu-individu dalam

da

populasi

tersebut. Pada tumbuhan misalnya persaingan untuk mendapatkan
nutrisi dan ruang.
Pola-pola penyebaran adalah khas untuk setiap spesies dan jenis
habitat. Seringkali dilakukan pendeteksian faktor-faktor sebab bagi suatu pola
penyebaran tertentu. Umumnya, faktor-faktor tidak kentara dan sulit untuk
ditentukan. Penyebaran spesies di dalam suatu komunitas mencerminkan
informasi yang banyak mengenai hubungan antara spesies. Jenis penyebaran
mempengaruhi rencana pengambilan sampel dan cara analisis data. Perubahan
dalam penyebaran harus selalu diperhatikan bersamaan dengan ukuran populasi.
Sebagai contoh, ukuran, persaingan, kematian, dan sebagainya dapat mengurangi
ukuran populasi dan mengubah pola dari satu agregasi ke pola acak.
Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa dalam praktikum kali
ini baik dalam metode pemetaan berdasarkan arah dan jarak maupun pada metode
dua titik konstan menunjukkan pola penyebaran vegetasi acak. Pola distribusi
acak (random distribution) yaitu pola penyebaran dimana individu-individu
menyebar pada beberapa tempat dan mengelompok pada tempat tertentu. Pada
tumbuhan pola penyebaran acak ini dapat terjadi karena penghamburanbenih oleh
angin. Atau dapat sebabkan tumbuhan tersebut memiliki biji dengan berat yang

16

ringan sehingga mudah diterbangkan angin dan membuat persebarannya menjadi
merata (acak).
Pola persebaran menggunakan metode jarak dan arah pada praktikum ini
menunjukkan bahwa persebaran di wilayah yang telah ditetapkan memiliki
persebaran secara acak. Metode jarak dapat menentukan 3 parameter, yakni
frekuensi densitas dan dominansi. Jumlah individu dalam suatu area dapat
ditentukan dengan mengukur jarak antara individu tumbuhan dengan titik
sampling. Metode ini telah digunakan dengan tipe tumbuhan yang berbeda
terutama pada pohon.
Dalam melakukan pemetaan yg digunakan caranya adalah metode
penggunaan dua titik konstan serta metode pengukuran jarak dan arah. Dengan
menggunakan metode dua titik konstan awalnya membuat atau menentukan dua
titik yang akan dijadikan patokan sepanjang manakah luasan daerah yang akan
dipetakan sehingga dapat terlihat dengan jelas. Dua titik yang digunakan pada
awalnya tadi ditentukan akan menjadi titik konstan darimana kedudukan atau arah
dari tempat-tempat dari daerah yang dipetakan akan ditentukan. Dua titik konstan
yang telah dibuat diawal sebagai patokan dilanjutkan dengan menentukan titiktitik pada batas luar daerah yang dipetakan sedemikian rupa sehingga titik ini
memberikan gambaran dari seluruh daerah tersebut, dilanjutkan dengan
menentukan kedudukan titik luar ini terhadap dua titik konstan diawal tadi (Tim
Pembina Ekologi Tumbuhan, 2016).
Jika dilihat dari perbedaan metode dari kedua cara diatas maka bila
menggunakan metode pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah adalah cukup
dengan menggunakan cara menyebarkan titik keberbagai daerah yang akan
dipetakan, sehingga titik yang disebar tersebut menggambarkan bentuk dari
daerah yang mau dipetakan(Tim Pembina Ekologi Tumbuhan, 2016). Jika dilihat
dari pola penyebarannya maka kedua metode ini memiliki perbedaan pola
penyebaran yg mana penyebaran pada metode pengukuran jarak dan arah
memiliki pola persebaran titik yg lebih bebas mau menempatkan titik dimanapun
artinya daerah yang akan dipetakan cenderung akan lebih luas, pada perlakuan
yang dilakukan oleh kelompok metode ini melakukannya dengan pola menjauh

17

deperti pada lampiran di milimeterblok tapi tetap saja meletakkan titik-titiknya
secara bebas. Dimulai dengan menentukan titik pertama, dilanjutkan ke titik
kedua, terus ke titik ketiga, ketitik ke empat, dan ketitik terakhir. Padahal bila
dibandingkan dengan pola persebaran menggunakan metode dua titik konstan,
seperti dijabarkan pada paragraf seebelumnya bahwa dua titik awal ditentukan
sebagai acuan sejauh atau sepanjang mana luas daerah yang akan dipetakan, maka
dapat diterka dari awal apabila jarak antara kedua titik konstan tidak terlalu
panjang maka persebaran titik selanjutnya yang akan digunakan sebagai
komponen pemetaan suatu daerah hanya terbatas bisa berada dikisaran jarak
antara kedua titik kosntan tersebut walau sejauh apapun titik yang akan
disebarkan. Dapat disimpulkan diantara kedua metode ini bahwasanya pola
persebaran lebih luas menggunakan metode jarak dan arah daripada menggunakan
metode dua titik konstan dengan syarat sebagaiamana terjelaskan sebelumnya.

18

BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Pada pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah digunakan titik-titik
yang menggambarkan daerah yang akan dibuat peta. Lalu menghitung jarak dan
kedudukan/arah antara titik satu dengan lainnya.
6.1.2 Sedangkan pada pengukuran menggunakan dua titik konstan yaitu
dengan menentukan dua titik sebagai acuan lalu menentukan titik-titik pada batas
luar daerah yang dipetakan selanjutnya diproyeksikan terhadap titik konstan.
6.2 Saran
Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum dalam menggunakan alat harus
hati-hati karena peralatan yang digunakan sudah lama dan untuk peralatan yang
sudah tidak layak pakai harus segera diganti agar dalam praktikum berjalan
dengan lancar.

19

DAFTAR PUSTAKA
Ewusie J.Y, 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Bandung : ITB
Kartawinata, Kuswata. 2013. Diversitas Ekosistem Alami Indonesia : Ungkapan
singkat dengan sajian foto dan gambar Kuswata Kartawinata. Jakarta :
Lipi Press
Kharistiani E dan Aribowo E, 2013.Sistem Informasi Geografis Pemetaan Potensi
SMA/SMK Berbasis Web (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen). Jurnal
Sarjana Teknik Informatika : Vol 1 (1)
Luqman, Nuskha A. 2011. Keberadaan Jenis dan Kultivar serta Pemetaan
Persebaran Tanaman Pisan (Musa sp) pada Ketinggian yang Berbeda di
Pegunungan Kapur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen. Jurnal
penelitian
Longdong, Jefferson. 2012. Studi Pemetaan Peta Kota (Studi Kasus Kota
Manado). Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 1.
Michael. 2000. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium.
Jakarta: UIP
Pangaribuan et al.2013. Pemetaan Status Hara K, Ca, Mg Tanah Pada Kebun
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Di Perkebunanrakyat Kecamatan
Hutabayu
Raja
Kabupaten
Simalungun.
Jurnal
Online
Agroekoteknologi : Vol 1 (4)
Sofiah siti et al, 2013. Pola Penyebaran, Kelimpahan Dan Asosiasi Bambu Pada
Komunitas Tumbuhan Di Taman Wisata Alam Gunung Baung Jawa
Timur*[Distribution pattern, assosiation and abundance of bamboo in
plants communitiy in Mount Baung Natural Tourism Park East ava].
Jurnal Berita Biologi : Vol 12(2)
Sudarmadji. 2005. Ekologi Ekosistem. Jember : Universitas Jember
Suprapto A, 2004. Catatan Kuliah Peta dan Kegunaannya di Bidang Teknik
Pertanian. Yogyakarta
Tim Pembina Ekologi Tumbuhan.2016.Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan.
Jember : Universitas Jember
Zakiyah, dkk. 2013. Pemetaan Sebaran dan Karakter Populasi Tanaman Buah di
Sepanjang Koridor Jalur Wisatadesa Kemiren, Tamansuruh, dan
Kampunganyar, Kabupaten Banyuwangi. Journal of Indonesian Tourism
and Development Studies: Vol 1 (2)

20

LAMPIRAN GAMBAR
1. Pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah
Pohon 1 ( Pohon A)

Pohon 2

Pohon 3

(PohonAngsana)

(PohonKamelina)

Pohon 4 (Pohon

Pohon 5

Mahoni)

(PohonAngsana)

2. Pemetaan berdasarkan dua titk konstan

21

Pohon A

Pohon B

Pohon 2

Pohon 3

22

Pohon 1

LAMPIRAN ABSTRAK JURNAL + COVER BUKU

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49