Jurnal Ilmiah SiGMA 66 Pengaruh Implemen (1)
Pengaruh Implementasi Total Quality Manajemen (TQM)Terhadap Daya Saing Dan Kinierja Perusahaan PerikananDi Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari
Muhamad Armawaddin *)
Abtract
The purpose of this study is to examine and analyze the effect of Total Quality Management application on competitiveness and fishery companies in Fishery Port of Samudera (PPS) Kendari.Population of the research is all managers and supervisors or at the same level there are 106 people from 12 fisheries companies. Methods of data collection using questionnaires. Data analysis using Structural Equation Model (SEM) analysis using AMOS 16.0 Software.
The results of confirmatory factor analysis (CFA) test all indicator of latent variable of Total Quality Management (TQM) implementation, competitiveness and performance have value of factor factor% uF0B3 0.40, which means that the observed variables proposed in the research have characterized the latent variable measured. The model conformity test results show that all fit model fit indexes meet the required cut of values. The result of hypothesis testing concludes that the implementation of Total Quality Management (TQM) on competitiveness and company performance and competitiveness have a significant and positive effect to the performance of fishery company in Fishery Port of Samudera City Kendari.
Keywords: Total Quality Management (TQM), Competitiveness, Performance
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh penerapan Total Quality Management terhadap daya saing dan perusahaan perikanan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kota Kendari.Populasi penelitian adalah seluruh manajer dan supervisor atau yang setingkat dengannya berjumlah 106 orang dari 12 perusahaan perikanan. Metode pengumpulan data menggunakan angket. Analisis data menggunakan analisis Model Persamaan Struktural (SEM) menggunakan Software AMOS 16.0.
Hasil uji confirmatory factor analysis (CFA) semua indikator variable laten implementasi Total Quality Management (TQM), daya saing dan kinerja memiliki nilai loading factor 0.40, yang berarti bahwa variabel observasi yang diajukan dalam penelitian telah mencirikan variable laten yang diukurnya. Hasil uji kesesuaian model menunjukkan bahwa semua indeks kesesuaian model fit memenuhi cut of value yang disyaratkan. Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa implementasi Total Quality Management (TQM) terhadap daya saing dan kinerja perusahaan dan daya saing berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja perusahaan perikanan di Pelabuhan Perikanan Samudera Kota Kendari.
Kata kunci: Total Quality Management (TQM), Daya Saing, Kinerja
I. PENDAHULUAN
Bagaimana memenangkan persaingan Paradigma global yang dijadikan tema
merupakan pertanyaan yang tidak pernah dunia bagi perusahaan saat ini adalah
berakhir. Untuk bisa menjawabnya, maka bagaimana menciptakan mitra bisnis melaui
diperlukan suatu pemikiran strategik. cost reduction. Tekanan kompetitif dalam
Pemikiran strategik adalah pemikiran yang dunia bisnis saat ini menuntut perusahaan
sifatnya proaktif dan hanya bisa diputuskan selalu memikirkan cara bagaimana bisa
atau ditetapkan implementasinya oleh mengatasi lingkungan yang senantiasa
manajemen puncak (Simatupang, 1996). mengalami perubahan. Perusahaan harus
Guna memenangkan persaingan, maka mampu merespon kondisi pasar dengan
pemikiran strategik pihak manajemen bukan produk yang berkualitas dan inovatif dalam
saja dituntut untuk mampu mendayagunakan setiap perubahan permintaan dan penawaran
sumber-sumber internal perusahaan tetapi serta kemungkinan penyajiannya yang
juga dituntut agar mampu mendayagunakan fleksibel (Gaspersz, 2005)
sumber-sumber di luar perusahaan yang Globalisasi merupakan tantangan bagi
tidak terbatas ruang dan waktunya. perusahaan-perusahaan yang beroperasi di
Menurut Elitan dan Anatan (2007), setiap dalamnya, namun di sisi lain globalisasi juga
perusahaan dituntut untuk mengembangkan memberikan peluang kepada perusahaan-
kompetensinya. Tidak dapat dipungkiri perusahaan untuk tumbuh dan berkembang
bahwa dalam jangka pendek, daya saing sehingga memiliki daya saing yang semakin
perusahaan memang dapat diperoleh dari kuat. Perubahan-perubahan fundamental
strategi biaya rendah maupun strategi dalam lingkungan bisnis telah menciptakan
diferensiasi. Akan tetapi dalam jangka perubahan dramatis pada kondisi persaingan
panjang, daya saing hanya dapat diperoleh dan perekonomian. Perkembangan teknologi
dari usaha menanamkan dan membangun informasi dan komunikasi memungkinkan
kompetensinya, melakukan inovasi terus perusahaan beroperasi di berbagai belahan
menerus dan bergerak lebih cepat dari dunia tanpa harus membangun sistem bisnis
pesaing. Sumber kekuatan/daya saing di tempat perusahaan tersebut beroperasi
ditemukan dari (Flaherty, 1996).
perusahaan
dapat
manajemen dalam Perubahan yang terjadi dalam era global
kemampuan
mengkonsolidasikan kompetensi bidang membutuhkan
fungsional perusahaan, yaitu kompetensi perusahaan. Strategi adalah hal yang krusial
perubahan
strategi
pemasaran, inovasi serta manufacturing. dalam meningkatkan daya saing perusahaan.
(1994) mendefinisikan Strategi sangat diperlukan dalam mencapai
Prahadad, dkk
kompetensi sebagai pengetahuan nyata dan efisiensi, responsivenss yang tinggi terhadap
keterampilan yang secara khusus tercermin pelanggan-pelanggan lokal, dan mengakses
dalam keahlian teknologi dan produksi. sumber daya tertentu melalui supply network
mendukung aliran dan (Saxenan, 1994). Selanjutnya Porter (1990)
Kompentensi
penggunaan pengetahuan baru yang didapat mengatakan bahwa dinamika industrial dan
dalam perusahaan. Kompetensi adalah infrastruktur yang dimiliki suatu daerah
perekat yang mengikat dan mempersatukan sangat mempengaruhi perusahaan global
bisnis-bisnis yang ada dalam perusahaan dan dalam pemilihan pangsa pasar maupun
mengarahkan pola-pola diversifikasi dan cara dalam melakukan operasi.
perusahaan masuk ke pasar (market entry). Jadi kompetensi memungkinkan perusahaan perusahaan masuk ke pasar (market entry). Jadi kompetensi memungkinkan perusahaan
dipertimbangkan yang menunjukkan bahwa seoptimal mungkin untuk menciptakan
praktik-praktik perbaikan produk atau jasa yang lebih unggul dan
implementasi
kualitas yang efektif akan mengarah kepada bernilai lebih bagi pelanggan.
kinerja organisasi yang lebih baik, baik Berkaitan dengan komptensi perusahaan
produktifitas maupun profitabilitas (Gordon dalam menghasilkan produk yang memiliki
dan Wisman, 1995; Maani, 1994; Sohal dkk, nilai lebih bagi pelanggan, maka dibutuhkan
1991; Sohal dan Terziovsky, 2000). Bukti suatu konsep yang disebut Total Quality
empiris menunjukkan bahwa implementasi Management (TQM). Konsep Total Quality
yang efektif TQM memiliki hubungan yang Management (TQM) dalam penelitian ini
signifikan dengan meningkatkan kualitas dan diadopsi dari konsep yang dikemukakan oleh
produktifitas, dapat ditingkatkan dengan Samson dan Terziovsky (2000) yang
kepuasan pekerja dan pelanggan. Sun (2000) didefinisikan sebagai suatu konsep perbaikan
menyelidiki dampak penerapan TQM pada yang dilaksanakan secara terus-menerus
keselurahan kinerja organisasi. Temuan ini (continuous improvement), yang melibatkan
bahwa sebuah seluruh elemen dan karyawan pada setiap
mendukung argumen
program TQM harus lengkap dalam bentuk tingkatan organisasi dalam rangka untuk
content dan tingkat penerapannya. Di mencapai kualitas yang terbaik pada seluruh
samping itu content TQM sendiri memiliki aspek organisasi melalui proses manajemen.
hubungan dengan kinerja perusahaan baik Total Quality Management (TQM)
maupun melalui membawa perusahaan ke arah perbaikan
secara
langsung
peningkatan daya saing perusahaan. Hal ini yang terus menerus dan menunjang
disebabkan karena Total Quality Management terciptanya kepuasan konsumen secara total
(TQM) menurut Forsberg dan Nelson (1999) dan terus menerus. Proses yang berorientasi
pada dasarnya menekankan pada orientasi pada
pelanggan ini menggabungkan proses untuk memperbaiki produk dan praktek-praktek manajemen dasar dengan
memberikan nilai lebih pada pelanggan. Di usaha perbaikan yang sering dipakai, serta
samping itu, berdasarkan studi Pace (1998), peralatan teknik yang handal. Total Quality
bahwa TQM berperan dalam memperbaiki Management (TQM) bisa diterapkan pada
produktifitas dan perusahaan besar, kecil dan bahkan
kualitas,
efisiensi,
pertumbuhan perusahaan. perusahaan raksasa sekalipun. Total Quality
mendukung
Melalui perbaikan kualitas secara terus- Management (TQM) juga bisa diterapkan
menerus, maka akan berdampak positif tanpa memandang apakah perusahaan
terhadap kinerja biaya dan kinerja waktu. tersebut merupakan perusahaan publik atau
Dampak terhadap kinerja biaya terjadi melalui swasta
proses pembuatan produk yang memiliki Ditambahkan oleh Sohal dan Terziovsky
(Elitan dan
Anatan,
derajat konformansi yang tinggi terhadap (2000) bahwa Total Quality Management
standar-standar hingga bebas dari tingkat (TQM) paling banyak diimplementasikan di
kerusakan yang mungkin terjadi. Dengan bidang sumber daya manusia dan bidang
mengadopsi Total Quality Management operasional.
(TQM), diharapkan perusahaan mampu Studi yang mengkaji tentang Total
meningkatkan kepuasan pelanggan melalui Quality
perbaikan kualitas produk dan kualitas proses pengimplementasiannya
yang diperoleh dilakukan oleh banyak peneliti terdahulu.
pelanggan dapat ditingkatkan.
Penerapan TQM di Indonesia dimulai Kendari, 2008), rata-rata produksi hasil pada tahun 1980-1981, pada saat Astra
perikanan dalam kurun lima tahun terakhir Internasional
(tahun 2002-2007) adalah sebesar 5.831,99 eksperimen salah satu praktik TQM yang di
Corporation
melakukan
ton per tahun dan ekspor rata-rata dalam kenal dengan Gugus Kendali Mutu.
kurun lima tahun terakhir (2002-2007) adalah Perkembangan
sebesar 3.557,92 ton per tahun. dengan kebijaksanaan Menteri Tenaga Kerja
selanjutnya
dipercepat
Mencermati permasalahan dan uraian di dan
atas, maka penulis tertarik melakukan pendekatan gugus kendali mutu ke dalam 52
Menteri Perindustrian
dengan
mengetahui dan BUMN. Dengan berkembangnya kerangka
penelitian
untuk
menganalisis hubungan kausalitas antara The Malcolm Baldrige National Quality Award
implementasi Total Quality Management (MBNQA) pada dekade 80-an telah
(TQM), Daya Saing dan Kinerja Perusahaan. memberikan
Oleh karena ini penulis mengambil judul menerapkan praktik TQM (Hart, dkk., 1991).
dalam penelitian ini adalah tentang: Demikian juga dengan berkembangnya ISO
“Pengaruh Implementasi Total Quality
9000 di Eropa pada akhir tahun 1980-an, telah
Management (TQM) Terhadap Daya Saing
memberikan pola pikir baru tentang
dan Kinerja Perusahaan Perikanan di
manajemen kualitas. Dengan menjadikan
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
kualitas sebagai standar internasional, maka
Kendari”.
ada satu keyakinan
bahwa
upaya
memperoleh sertifikat ISO 9000 merupakan
1.1. Rumusan Masalah
salah satu kriteria bahwa perusahaan atau Berdasarkan latar belakang penelitian organisasi telah menerapkan TQM atau
yang telah diuraikan sebelumnya, maka belum.
permasalahan dalam penelitian ini sebagai Sektor perikanan merupakan pusat
berikut (1) Apakah implementasi Total Quality aquabisnis di Kawasan Timur Indonesia dan
Management (TQM) berpengaruh secara penyumbang devisa terbesar bagi propinsi
signifikan dan positif terhadap daya saing Sulawesi Tenggara. Pembangunan dan
perikanan di Pelabuhan pengembangan perikanan di kota Kendari
perusahaan
Perikanan Samudera (PPS) Kendari ?; (2) merupakan wujud implementasi program
implementasi Total Quality Departemen Kelautan dan Perikanan di
Apakah
Management (TQM) berpengaruh secara Kawasan Timur Indonesia, yang bertujuan
signifikan dan positif terhadap kinerja untuk menunjang pengembangan sektor
perikanan di Pelabuhan perikanan dan usaha penangkapan ikan
perusahaan
Perikanan Samudera (PPS) Kendari ?; dan (2) sebagai
Apakah daya saing berpengaruh signifikan meningkatkan
dan positif terhadap kinerja perusahaan meningkatkan nilai tambah produk perikanan
perikanan di Pelabuhan Perikanan Samudera melalui proses produksi, pengolahan dan
(PPS) Kendari?
pemasaran (http://Deperindag.go.id. diakses 2 Maret 2007).
1.2. Tujuan Penelitian
Kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Berdasarkan pada rumusan masalah Kendari (PPS) merupakan penghasil terbesar
yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan sektor perikanan dan penyumbang devisa
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah terbesar bagi Kota Kendari. Berdasarkan data
: (1) Mengetahui dan menganalisis pengaruh Biro Pusat Statistik Kota Kendari (BPS Kota
implementasi Total Quality Management
(TQM) terhadap daya saing perusahaan
mencapai ketingkat bebas/nol perikanan di Pelabuhan Perikanan Samudera
untuk
kesalahan (zero defect).
(PPS) Kendari. (2)
Berdasarkan definisi dan konsep TQM menganalisis pengaruh implementasi Total
Mengetahui dan
yang dikemukakan oleh para ahli di atas, Quality Management (TQM) terhadap kinerja
maka secara umum TQM menghadirkan perusahaan
seperangkat prinsip manajemen yang Perikanan Samudera (PPS) Kendari. (3)
berfokus pada perbaikan kualitas secara Mengetahui dan menganalsis pengaruh daya
terus-menerus (continous improvement), saing terhadap kinerja perusahaan perikanan
sebagai tenaga penggerak pada semua di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
sektor fungsi dan tingkatan organisasi. Kendari.
Prinsip-prinsip dalam TQM antara lain adalah kualitas yang ditentukan oleh pelanggan,
II. TINJAUAN PUSTAKA kepemimpinan,
manajer, perencanaan
2.1. Konsep Total Quality Management strategik, tanggung jawab karyawan,
(TQM)
perbaikan secara berkesinambungan, usaha Indrajid & Djokopranoto,
kerjasama, dan pengendalian. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) adalah system manajemen
2.2. Elemen-elemen Total Quality
mengenai pengendalian mutu yang berfokus
Management (TQM)
pada pelanggan. Pelanggan diartikan sebagai Samson & Terziovski, (2004) dan Gasperz pelanggan internal dan eksternal, yaitu
(2005) berpendapat bahwa Total Quality semua pihak yang ada dalam supply chain.
Management (TQM) dibangun berdasarkan Samson
elemen-elemen inti dan konsep, sebagai mendefinisikan konsep TQM sebagai suatu
filosofi yang meliputi konsep, metoda, alat- alat dan teknik untuk membentuk bahasa
2.2.1 Leadership yang dapat dipahami dan diterapkan sebagai
Leadership merupakan salah satu kriteria strategi bisnis di ”top-floor” dan sebagai
pada MBNQA dalam bidang bisnis. Menurut strategi fungsional pada ”shop-floor”. Choi
Samson dan Terziovski (1999:396), leadership dan Eboch, (2003) berpendapat bahwa untuk
merupakan elemen yang dipertimbangkan membentuk daya saing baru, banyak
untuk menjadi pengendali utama pada TQM. perusahaan telah mengadopsi secara praktis
Pada elemen TQM yang pertama tersebut, Total Quality Management (TQM). Manahan
kepemimpinan senior P. Tampubolon (2004:85), Manajemen Total
akan
menguji
executives dan kepemimpinan pribadi untuk Kualitas (TQM) merupakan komitmen
terlibat dalam men-setting strategi secara perusahaan untuk memberi yang terbaik bagi
membangun, serta pelanggan-pelanggannya.
langsung
dan
mempertahankan sistem kepemimpinan, adalah untuk secara kontinu melakukan
Penekanannya
yang hal tersebut akan memfasilitasi perubahan
tercapainya kinerja organisasi yang tinggi, (continuously
secara
berkelanjutan
pengembangan individu, dan pembelajaran merupakan tuntutan mutu yang tidak pernah
improvement),
yang
organisasi. Sedangkan menurut Tjiptono dan secara seratus persen dapat dipenuhi
Diana (2003: 153) kepemimpinan merupakan organisasi
kemampuan untuk membangkitan semangat berikutnya bagi manajemen operasional
orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha
mengandung kesamaan, di mana konsep 158), bahwa kepemimpinan memiliki
dasarnya berkaitan dengan penerapannya beberapa karakteristik, yaitu:
dalam TQM, yaitu membangkitkan motivasi Visible, committed, dan knowledgeable,
atau semangat orang lain, yaitu dengan jalan Kepemimpinan
memberikan inspirasi atau mengilhami. mengembangkan fokus pada aspek
yang
baik
Konsep ini mengandung pengertian bahwa kualitas, melibatkan setiap orang dalam
motivasi tersebut telah ada dalam diri setiap pendidikan dan pelatihan. Selain itu juga
karyawan dan motivasi yang ada tersebut mengembangkan hubungan rutin dengan
bukanlah sekedar tanggapan temporer para karyawan, pelanggan, dan pemasok.
rangsangan eksternal. Semangat misionaris, Pemimpin yang baik
terhadap
Kepemimpinan sendiri tidak hanya berada berusaha mempromosikan aspek kualitas
pada posisi puncak struktur organisasi di luar organisasi, baik melalui pemasok,
perusahaan, tetapi juga meliputi setiap level distributor, maupun pelanggan
yang ada dalam organisasi. Target yang agresif, Kepemimpinan yang
baik mengarah pada perbaikan yang
2.2.2 People management bersifat inkremental, tidak sekedar
People Management juga merupakan memperbaiki
salah satu kriteria pada MBNQA dalam mengupayakan
bidang bisnis. Pada MBNQA, people berbeda
proses-proses
yang
management termasuk dalam kategori fokus Strong driver, Tujuan yang ingin dicapai
sumber daya manusia. Samson dan Terziovski dalam aktivitas perbaikan ditetapkan
(1999:396), berpendapat bahwa isu yang dengan jelas dalam ukuran kepuasan
utama dalam people management adalah pelanggan dan kualitas
bagaimana hubungan sumber daya manusia Komunikasi nilai-nilai, Kepemimpinan
dalam organisasi dan penyelarasannya yang baik melakukan perubahan budaya
organisasi. Menurut ke arah budaya kualitas secara efektif. Hal
dengan
strategi
Lupiyoadi (2001:118), usaha-usaha yang ini dilakukan dengan menyusun suatu
dapat dilakukan untuk peningkatan kualitas sistem komunikasi yang jelas dan
SDM, antara lain:
konsisten melalui kebijakan tertulis, misi Training, merupakan program yang pedoman, dan
ditujukan bagi SDM perusahaan berupa mengenai nilai-nilai kualitas
pernyataan lainnya
pemberian informasi pengetahuan dasar Organisasi, Struktur organisasi yang
mengenai strategi kerja, sikap, kemampuan dimiliki adalah struktur datar (flat
berkomunikasi, dan memahami konsumen structure) yang memungkinkan adanya
Management Support and Internal wewenang yang lebih besar bagi level-
Interactive Communication, merupakan level yang lebih rendah. Setiap karyawan
sarana kerja sama yang efektif dari kalangan diberdayakan dan dilibatkan dalam tim-
manajemen perusahaan kepada SDM tim perbaikan inter departemental
pelaksana dan juga membuka kesempatan Kontak
komunikasi dua arah dari karyawan kepada pelanggan
atasan. Informasi meliputi masalah kerja menghubungi CEO dan para manajer
atau keputusan-keputusan penting lainnya senior perusahan.
perusahaan
Personal Administration Tools and Human harapan dan kinerja atau hasil yang Resources Management, manajemen perlu
diharapkan. Oleh karena kepuasan pelanggan mempersiapkan program perencanaan
merupakan prioritas paling utama dalam SDM yang tepat dan efektif agar dalam
TQM, maka organisasi semacam ini harus pelaksanaan sesuai dengan strategi yang
memiliki fokus pada pelanggan. telah
aplikasinya diperlukan koordinasi secara
2.2.4 Strategic planning berkesinambungan
Samson dan Terziovski (1999:396) Developing a service Culture, manajemen
berpendapat bahwa elemen ini terfokus pada perusahaan harus dapat menciptakan suatu
strategi organisasi dan perencanaan bisnis pola yang sama untuk setiap SDM agar
serta pengembangan perencanaan, secara kinerjanya memuaskan konsumen
terus menerus organisasi memperhatikan pelanggan,
dan
kebutuhan kinerja
operasional. Penekanannya adalah pada Pada hakikatnya tujuan bisnis adalah
2.2.3 Customer focus
pelanggan, pengendalian kualitas, dan kinerja untuk menciptakan dan mempertahankan
operasional yang sangat baik sebagai kunci pelanggan. Lupiyoadi (2001:143), pelanggan
strategi bisnis yang dibutuhkan untuk adalah “a person who buys goods or service”
menjadi bagian yang integral pada (pelanggan adalah seseorang yang membeli
keseluruhan perencanaan bisnis. suatu barang atau jasa). Samson dan
Menurut Besterfield et al,. (2003:45) ada Terziovski (1999: 396) berpendapat bahwa
tujuh langkah dasar pada strategic quality pada elemen ini mengarahkan pada
planning. Pada proses awal dengan prinsip bagaimana sebuah organisasi memutuskan
bahwa kualitas dan kepuasan pelanggan arah dan menampilkan kebutuhan pelanggan
adalah pusat tujuan organisasi. Ketujuh dan ekspektasi, menyediakan hubungan yang
prinsip dasar tersebut adalah: efektif antara pelanggan dengan perusahaan.
Customer needs (kebutuhan pelanggan), Tjiptono
Langkah awal pada strategic planning pelanggan dapat memberikan beberapa
adalah menemukan kebutuhan masa manfaat, di antaranya adalah:
depan pada pelanggan. Siapakah yang Hubungan antara perusahaan dan para
menginginkannya? Apa yang menjadi pelanggannya menjadi harmonis
dasar pelanggan berubah? Apa yang Memberikan dasar yang baik bagi
inginkan? Bagaimana pembelian ulang
pelanggan
organisasi akan mampu memenuhi dan Dapat mendorong terciptanya loyalitas
melampaui harapan pelanggan? pelanggan
Customer positioning (posisi pelanggan), Membentuk suatu rekomendasi dari mulut
Tahap selanjutnya adalah seseorang yang ke
membuat perencanaan memutuskan di menguntungkan bagi perusahaan
mulut (world-of-mouth)
yang
ingin membuat Reputasi perusahaan menjadi baik di mata
mana
organisasi
hubungan dengan konsumen. Apakah pelanggan
mempertahankan, Laba yang diperoleh dapat meningkat
mereka
ingin
atau memperluas Berdasarkan
mengurangi,
pelanggan? Produk atau jasa dengan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
dari
definisi-definisi
kualitas performance yang rendah harus bahwa pada dasarnya pengertian kepuasan
dijadikan target untuk dihentikan atau pelanggan mencakup perbedaan antara dijadikan target untuk dihentikan atau pelanggan mencakup perbedaan antara
aktivitas-aktivitas untuk usaha yang nyata pada area yang terbaik
monitoring
menjamin kemajuan perusahaan. Orang- Predict the future (prediksi yang akan
orang yang terlibat dalam pembuatan datang), Pada tahap ini, seseorang yang
dalam perusahaan membuat perencanaan harus dapat
perencanaan
seharusnya melakukan pertemuan setiap melihat ke dalam crystal balls (melakukan
akhir tahun untuk mengetahui kemajuan peramalan) untuk memprediksi kondisi di
dan melakukan koreksi terhadap aktivitas masa
yang telah dilakukan.
mempengaruhi produk atau jasa yang mereka miliki. Demografi, ekonomi,
2.2.5 Information and
peramalan, dan teknik menaksir atau
analysis
memproyeksi adalah alat-alat yang akan Samson dan Terziovski, (1999:397) membantu untuk memprediksi masa yang
berpendapat bahwa information and analysis akan datang. Bahkan produk atau jasa
merupakan elemen dari TQM yang berkaitan akan menjadi kuno dikarena perusahaan
dengan scope, manajemen, dan penggunaan gagal untuk meramalkan perubahan
data dan informasi untuk mempertahankan teknologi. Tercatat bahwa rata-rata
fokus pada pelanggan, mengendalikan perubahan adalah terus mengalami
terbaik, dan untuk peningkatan
kualitas
yang
meningkatkan kinerja. Filosofi pada TQM Gap analysis, Pada langkah ini seseorang
menekankan pada pembuatan keputusan yang
berdasarkan pada fakta yang meliputi analisis membutuhkan untuk mengidentifikasi
membuat
perencanaan
dan informasi tentang kebutuhan pelanggan, gaps antara tingkatan arah dan tingkatan
masalah-masalah operasional, dan cara-cara masa depan organisasi. Analisis pada nilai
sukses untuk memperbaiki usaha-usaha yang inti dan konsep, yang memberikan
ada. Sedangkan Samson dan Terziovski, kemudahan dalam bahasan ini.
(1999:397) mengatakan bahwa banyak Closing the gap, Perencanaan sekarang
teknik-teknik dalam TQM yang terkenal dapat
(misalnya: cause-and efect analysis, Pareto menyelesaikan gaps dari tujuan yang
dikembangkan
untuk
Charts) yang bertujuan membantu organisasi dibangun dan tanggung jawab. Seluruh
untuk memproses informasi secara efektif. stakeholders
Menurut Lupiyoadi (2001:182) dalam pengembangan perencanaan
mengembangkan kualitas pelayanan yang Selaras (alignment), Seperti pada
efektif melalui sistem informasi, setidaknya pengembangan perencanaan, hal ini juga
ada lima petunjuk yang perlu dilakukan: harus searah dengan misi, visi, dan nilai
Mengukur besarnya harapan pelanggan inti, dan konsep organisasi. Tanpa
atas pelayanan, Perusahaan harus dapat keselarasan ini,
mengukur besarnya harapan yang muncul memiliki sedikit peluang untuk sukses
perencanaan akan
atas pelayanan yang diberikan kepada Implementasi, Pada tahap yang terakhir ini
konsumen
sering terjadi kesulitan. Sumber daya yang Menentukan di mana titik berat kualitas ada
informasi, Perusahaan harus dapat mengumpulkan
menetapkan letak titik berat kualitas perubahan, dan menguasai perubahan
data,
mendesain
informasi yang ingin dicapai keadaan yang terjadi. Juga yang dilakukan
Mengetahui saran pelanggan, Perusahaan pada tahap ini adalah melakukan
dituntut untuk dapat mendengarkan dan dituntut untuk dapat mendengarkan dan
2.3. Konsep Daya Saing (Competitive Menghubungkan kinerja pelayanan dan
Advantange)
output yang dihasilkan, Perusahaan
industri merupakan diharapkan mampu mengkaitkan kinerja
Daya
saing
kemampuan industri untuk menciptakan dan pelayanan dengan tujuan perusahaan
mempertahankan seperioritasnya terhadap Menjangkau seluruh pegawai, Penerapan
para pesaing-pesaingnya dalam persaingan sistem informasi dalam kualitas pelayanan
pasar. Berdasarkan fenomena yang terjadi di harus mampu mencakup keseluruhan
negara-negara maju, ternyata kunci dari individu yang terkait di dalam hierarki
peningkatan kinerja perusahaan terletak pada organisasi. Sistem tersebut harus didesain
kemampuan perusahaan dalam bekerja sama sedemikian rupa agar semua pegawai
dengan mitra bisnisnya (Indrajid & yang berada dalam fungsi yang berbeda
Djokopranoto, (2005).
mendapatkan informasi yang sesuai Poter (1985) menyatakan bahwa tidak dapat dipungkiri dalam jangka pendek, daya
2.2.6 Process management saing perusahaan dapat diperoleh dari Persaingan yang terjadi di perusahaan
strategi biaya rendah maupun strategi menuntut produk ataupun jasa yang
diferensiasi. Lebih lanjut Dirgantoro (2002) dihasilkan memiliki performance yang tinggi.
menyebutkan bahwa keunggulan bersaing Hal ini tentunya diperlukan adanya
berkembang dari nilai yang mampu manajemen proses yang selalu dapat
diciptakan perusahaan untuk pembelinya melakukan perbaikan. Samson dan Terziovski,
yang melebihi biaya perusahaan dalam (1999:397) berpendapat bahwa process
memproduksi barang dan jasa. Keunggulan management merupakan elemen pada TQM
bersaing berasal dari banyak aktifitas yang berkaitan dengan bagaimana organisasi
berlainan yang dilakukan perusahaan dalam mendesign dan memperkenalkan produk dan
mendesain, memproduksi, memasarkan, jasa, integrasi produksi dan pemenuhan
menyerahkan dan mendukung produknya. kebutuhan, dan me-manage kinerja pada
Ada dua jenis keunggulan bersaing, yaitu : para supplier. Inti ide tersebut berdasarkan
Keunggulan biaya, merupakan inti dari pada prinsip TQM yang menyatakan bahwa
strategi bersaing. Untuk mencapai organisasi adalah kumpulan proses yang
keunggulan biaya sebuah perusahaan saling berhubungan, dan perbaikan pada
harus siap menjadi produsen berbiaya proses tersebut merupakan landasan dalam
rendah. Sebuah perusahaan dapat perbaikan kinerja. Deming melihat kumpulan
mempertahankan pada proses yang saling terkait tersebut
mencapai
dan
keunggulan biaya, maka akan menjadi merupakan sebuah sistem, dan perlakuannya
perusahaan dengan kinerja rata-rata yang pada sistem organisasi adalah secara umum
dekat dengan kinerja rata-rata industri. konsisten dengan penggunannya saat ini
Diferensiasi, perusahaan harus menjadi pada teori manajemen. Konsep elemen-
“unik” dalam industrinya sehingga elemen TQM yang dikemukan oleh Samson
perusahaan dihargai karena keunikannya. dan Terziovski (2004) dan konsep kualitas
Cara melakukan diferensiasi berbeda yang dikemukakan oleh The Malcom Bridge
untuk tiap industri dan pada umumnya Quality of Award (MBQA), dalam penelitian ini
dapat didasarkan kepada produk, sistem digunakan sebagai indikator impelementasi
penyerahan, pendekatan pemasaran dan Total Quality Management (TQM)
lain-lain.
adalah kemampuan menurut Poter (1985), daya saing hanya
Akan tetapi dalam jangka panjang,
Innovation,
mengembangkan dapat diperoleh dari usaha menanamkan
perusahaan
dalam
produk baru dan proses produksinya dang membangun kompetensi, melakukan
sesuai permintan pelanggan. inovasi terus menerus dan bergerak lebih
merupakan kemampuan cepat dari pesaing. Sumber keunggulan
Quality,
perusahaan dalam menghasilkan produk dapat
yang sesuai dengan spesifikasi produk manajemen
yang telah disepakati bersama dengan kompetensi bidang fungsional perusahaan,
yaitu kompentensi pemasaran, inovasi serta Berdasarkan uraian di atas, maka dalam manufacturing.
penelitian ini, daya saing perusahaan fungsional merupakan kemampuan dan
Kompetensi
bidang
sebagai kemampuan kinerja bidang fungsional yang mendukung
didefinisikan
menghadapi perubahan tercapainya tujuan strategik perusahaan, dan
perusahaan
permintaan pelanggan melalui fleksibilitas berperan dalam memperoleh, menopang
produksi, inovasi dan quality produksi, yang atau memperbaiki keunggulan kompetitif.
didopsi dari konsep yang dikemukan oleh Selanjutnya
Scannel, Vickery dan Druge (2001) dan dkk.(1994) bahwa sumber keunggulan
Gimenez dan Ventura (2005). Daya saing bersaing perusahaan adalah kompetensi
perusahaan dalam penelitian ini diukur bidang
dengan menggunakan 3 indikator, yaitu manufacturing.
fleksibilitas produksi, innovation produksi dan Kompetensi perlu dikelola melalui proses
quality produksi.
koagnitif, yaitu suatu proses yang menuntut pengertian dan kesadaran seluruh komponen
2.4. Konsep Kinerja
yang terlibat. Proses koagnitif sangat penting
kinerja perusahaan dalam membangun dan mengembangkan
Pengukuran
sebagai kemampuan kompetensi (competence building and
didefinisikan
perusahaan untuk membuat standar yang leveraging).
diinginkan oleh pelanggan mereka dan hal ini kompetensi tergantung pada manajer dalam
Keberhasilan
pembentukan
dilakukan dengan mempertimbangkan biaya memperbaiki aliran informasi, pengetahuan
produksi dan pemeliharaan yang rendah, dan kemampuan memperbaiki kondisi
peningkatan kualitas produk, mengurangi perusahaan (Hitt and Ireland, 1986).
dalam proses, Uraian mengenai konsep daya saing di
persediaan
barang
pengurangan atas biaya penanganan atas selanjutnya dipertegas oleh Scannel,
material dan batas waktu penyerahan (Tracey Vickery dan Druge (2001) dan Gimenez dan
dan Vonderembse, 2004). Ventura (2005), menyatakan bahwa daya
Perusahaan dalam hubungannya dengan saing didefinsikan sebagai kemampuan
penerapan konsep TQM secara konsisten perusahaan untuk menerapkan: flexibility,
terus meningkat dari beberapa perusahaan innovation dan quality yang dijelaskan
yang dikelompokkan dalam pengaturan sebagai berikut:
jaringan. Untuk menyelidiki pengaruh Flexibility,
integration-performance, dilakukan dengan kemampuan
didefinisikan
sebagai
mengukur kinerja perusahaan yang dapat memproduksi variasi jumlah jenis produk
perusahaan
dalam
dianalisis dalam terminologi absolut dan dan variasi jumlah volume produksinya
relatif. Kinerja absolut mengacu pada kinerja sesuai permintaan pelanggan.
untuk menganalisis perusahaannya sendiri, untuk menganalisis perusahaannya sendiri,
berikut : (Gimenez & Ventura, 2005). kinerja dengan cara membandingkan kinerja
a) Cost reductions adalah kemampuan perusahaan
perusahaan dalam melakukan efisiensi pesaingnya. Lebih spesifik, pengukuran
melalui penerapan TQM yaitu penurunan kinerja secara absolut mengacu pada
biaya pelayanan, transportasi, dan biaya pengukuran
dalam memproses pesanan dari pemasok perusahaan
maupun ke pelanggan mempertimbangkan kinerja pesaing, oleh
dengan
tidak
b) Stock-Out reductions dapat didefinisikan karena itu dapat diartikan sebagai tingkat
sebagai kemampuan perusahaan dapat pengukuran kemampuan perusahaan dalam:
kekurangan biaya Costs, stock-outs and Lead-time reductions
menurunkan
persediaan dalam proses produksi dan (Gimenez dan Ventura, 2005).
barang jadi dari pemasok maupun ke Rue dan Byard (1997), kinerja perusahaan
pelanggan.
merupakan suatu prestasi perusahaan yang
reductions didefinisikan diukur dalam bentuk hasil-hasil kinerja
c) Lead-time
sebagai kemampuan perusahaan dalam (performance outcome). Sebagian besar
waktu tunggu untuk peneliti sepakat, bahwa pengukuran kinerja
menurunkan
memperoleh material dari pemasok perusahaan tidak hanya menggunakan satu
maupun waktu tunggu pengiriman produk ukuran tunggal. Samson dan Terziovski
ke pelanggan
(1999:397) berpendapat bahwa kinerja merupakan elemen pada TQM yang
2.5. Hubungan antara Total Quality
memfokuskan pada
kualitas
kinerja
Management (TQM) dan daya saing
operasional dan indikator-indikator kinerja
perusahaan.
bisnis. Sedangkan Gasperz (2005:277) Anatan dan Ellitan (2007) mengatakan berpendapat bahwa kategori hasil-hasil bisnis
Total Qaulity menguji kinerja perusahaan dan peningkatan
bahwa
memandang
Management (TQM) sebagai strategi untuk dalam area bisnis kunci-kepuasan pelanggan,
kualitas produk, maka kinerja pasar, dan keuangan, hasil-hasil
meningkatkan
implementasi Total Quality Management sumberdaya manusia, kinerja pemasok, dan
(TQM) merupakan hal yang krusial dalam mitra bisnis, dan kinerja operasional. Juga
meningkatkan daya saing perusahaan. menguji
tingkat-tingkat kinerja relatif Peningkatan daya saing perusahaan dicapai terhadap pesaing-pesaing.
melalui perbaikan kualitas secara terus Dalam penelitian ini, pengukuran kinerja
menerus sehingga perusahaan mampu akan menggunakan kinerja absolut yang
mengasilkan produk yang sesuai dengan dapat di definisikan sebagai kemampuan
desain atau spesifikasi yang telah ditetapkan, perusahan dalam efisiensi dan efektifitas
mampu merespon perubahan permintaan dalam penerapan TQM dengan cara: costs,
pelanggan dan melakukan pengembangan stock-outs dan lead-time reductions yang
produk baru atau produk lama. merupakan ukuran kinerja yang ideal dapat
Perbaikan kualitas secara terus menerus dicapai dan dilakukan. Tujuan menganalisis
menurut Gaspersz (2005) hanya bisa kinerja dalam terminologi absolut adalah
dilakukan apabila ditunjang oleh adanya untuk mengetahui peningkatan yang dapat
komitmen yang kuat dari top manajemen dicapai dengan menerapkan konsep TQM
terhadap kualitas, adanya partisipasi aktif dari dalam aktivitas perusahaan, lebih jelasnya
seleruh elemen yang ada dalam perusahaan, seleruh elemen yang ada dalam perusahaan,
dan positif terhadap daya saing perusahaan kualitas yang baik dan pengendalian kualitas
menetapkan
perencaaan
perikanan di Pelabuhan Perikanan Samudera proses yang efektif. Yang kesemua unsur
(PPS) Kendari
tersebut di atas merupakan elemen kunci dari konsep Total Quality Management(TQM).
2.6. Hubungan Antara Total Quality
Lebih lanjut Gasperz (2005) mengatakan
Management
(TQM) Dan Kinerja
bahwa melalui penerapan Total Quality
Perusahaan
Management (TQM), maka perusahaan akan Anatan dan Ellitan (2007) mengatakan mampu melakukan perbaikan kualitas desain
bahwa memandang TQM sebagai strategi dan kualitas konformansi. Kualitas desain
untuk meningkatkan kualitas manajemen, mengacu pada aktivitas yang menjamin
maka implementasi TQM menurut berkaitan bahwa
dengan pencapaian kinerja perusahaan. dimodifikasi, didesain sedemikian rupa untuk
Pencapain kinerja perusahaan berkaitan memenuhi keinginan dan harapan pelanggan
dengan peningkatan kualitas pemasaran dan serta secara ekonomis layak untuk diproduksi
pelayanan kepada supplier dan pelanggan. atau dikerjakan. Dengan demikina kualitas
Kualitas pemasaran dan pelayanan berkaitan desain adalah kualitas yang direncanakan.
dengan sejauh mana dalam penggunaan Kualitas desain akan menentukan spesifikasi
material dan produk memenuhi ketentuan- produk dan merupakan dasar pembuatan
ketentuan dasar tentang pemasaran, supply keputusan yang berkaitan dengan segmen
dan pelayanan.
pasar, spesifikasi
Melalui penerapan konsep Total Quality pelayanan purna jual. Kemudian kualitas
penggunaan
serta
Management (TQM) membawa perusahaan konformansi mengacu kepada pembuatan
ke arah perbaikan kualitas manajemen dan produk yang memenuhi spesifikasi yang telah
menunjang terciptanya kepuasan konsumen ditentukan sebelumnya pada tahap desain.
secara total dan terus menerus. Proses yang Dengan demikian kualitas konformansi
pelanggan ini menunjukkan sejauh mana produk-produk
berorientasi
pada
praktek-praktek yang dibuat memenuhi atau sesuai dengan
menggabungkan
manajemen dasar dengan usaha perbaikan spesifikasi produk. Dengan dihasilkannya
yang sering dipakai, serta peralatan teknik produk yang berkualitas yang sesuai dengan
yang handal. Dengan menggabungkan desain atau spesifikasi yang telah ditetapkan
elemen-elemen kunci dari Total Quality dan melalui proses inovasi proses dan produk
(TQM), maka akan serta sesuai dengan keinginan dan harapan
Management
menyebabkan adanya komitmen yang kuat pelanggan, maka akan berdampak pada
terhadap kualitas dari top manajemen dan peningkatan
adanya partisipasi aktif dari semua karyawan perikanan. Hubungan ini di diperkuat oleh
serta ditunjang oleh perencanaan kualitas kajian empiris yang dilakukan oleh Samson
yang tepat, pendokumentasian yang efektif dan Terziovski (1999) yang menemukan
dan pengendalian proses manajemen yang bahwa penerapan Total Quality Management
baik yang selanjutnya terciptanya interaksi (TQM) berpengaruh signifikan pada kinerja
antar departemen dan interaksi antara organisasi
perusahaan dengan supplier dan pelanggan diantaranya meliputi kinerja operasional dan
sehingga setiap orang dalam perusahaan daya saing. Olehnya itu hipotesis yang
bertanggung jawab terhadap peningkatan diajukan:
kualitas Hal ini menyebabkan terjadinya kualitas Hal ini menyebabkan terjadinya
efisiensi biaya dan minimumnya tingkat kekurangan persediaan dan pengurangan
produksi,
biaya
kerusakan produk, maka akan berdampak waktu tunggu pengiriman material dari
pada peningkatan produktifitas perusahaan supplier dan pengiriman produk ke
yang menyebabkan peningkatan volume pelanggan. yang pada gilirannya akan
perjualan dan profitabilitas perusahaan akan berdampak
meningkat yang pada akhirnya akan perikanan. Hubungan kausalitas ini diperkuat
meningkatkan kinerja perusahaan perikanan oleh hasil temuan empiris yang dilakukan
di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) oleh Choi dan Eboch (2003), Prajogo dan
Kendari.
Brown (2004), Samson dan Terziovski (1999, 2000 dan 2004) yang menyimpulkan bahwa
III. METOD PENELITIAN implementasi Total Quality Management
3.1. Data dan Variabel
(TQM) mempunyai pengaruh signifikan dan
ingin mengkaji, positif terhadap kinerja perusahaan.
Penelitian
ini
menganalisis dan mengetahui pengaruh implementasi
konsep Total Quality
2.7. Hubungan Antara Daya Saing
Management (TQM) terhadap daya saing dan
Perusahaan Dengan Kinerja Perusahaan
kinerja perusahaan perikanan di Pelabuhan Kompetensi perusahaan menurut Ellitan
Perikanan Samudera (PPS) Kendari. Menurut dan Anatan (2007) pada prinsipnya meliputi
sugiyono (2004 : 11), penelitian eksplanatif kapabilitas yang berhubungan dengan
asosiatif non experimental merupakan teknologi dan keahlian yang diperoleh
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui melalui organization learning atau collective
hubungan antara dua variabel atau lebih learning. Selanjutnya Prahalad, dkk (1994)
dengan cara meneliti hubungan kausal antara menambahkan bahwa kompetensi sebagai
variabel tanpa melakukan perlakuan khusus pengetahuan nyata dan keterampilan yang
atau percobaan. Adapun variabel yang akan secara khusus tercermin dalam keahlian
diteliti adalah implementasi konsep TQM teknologi dan produksi. Kompetensi juga
sebagai variabel (X); daya saing sebagai memungkinkan perusahaan untuk mampu
variabel (Y) Tipe hubungan antara variabel- mengorganisasikan
variabel yang diteliti adalah bersifat causalitas sumber daya dan keahlian seoptimal
dan
memanfaatkan
(sebab-akibat) yaitu variabel X sebagai mungkin untuk menciptakan produk atau jasa
variabel eksogen (exogenous variable) yang lebih unggul dan bernilai lebih bagi
menjelaskan atau mempengaruhi variabel Y konsumen.
sebagai variabel endogen (endgenous Melalui pengelolaan sumber daya dan
variable). Dalam penelitian ini hubungan keahlian yang dimiliki oleh perusahaan secara
antara variabel diuji dengan menggunakan optimal dalam memproduksi barang, maka
Structural Equation Modelling (SEM) dengan akan dihasilkan produk yang berkualitas yang
program AMOS.
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Dalam penelitian ini yang merupakan pelanggan atau produk yang memiliki derajat
populasi adalah seluruh manajer dan konformansi yang tinggi, yaitu sesuai dengan
supervisor atau yang setingkat dengannya desain dan spesifikasi produk. Dengan
pada 12 perusahaan perikanan yang berada dihasilkannya produk yang sesuai dengan
di kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera keinginan pelanggan, maka akan berdampak
(PPS) Kendari. Ukuran sampel dalam efisiensi biaya produksi dan tingkat kerusakan
penelitian ini adalah sama dengan jumlah menjadi minimum. Dengan terjadinya
populasi, yaitu dengan menetapkan 8
(delapan) atau 9 (sembilan) orang manajer supervisor atau setingkat dengannya pada 12 dan supervisor atau setingkat dengannya
perusahaan perikanan di kawasan Pelabuhan yang mewakili setiap perusahaan perikanan
Perikanan Samudera Kendari. Jumlah sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini
kuisioner yang disebarkan adalah sebanyak adalah 106 orang.
106 kuisioner.
penelitian data primer merupakan data penelitian yang
Jenis data dalam penelitian ini adalah
Variabel
dioperasionalisasikan mengacu pada semua dilaporkan sendiri oleh responden secara
variabel dalam hipotesis yang telah individu atau secara kelompok, dimana
dirumuskan, yaitu variabel implementasi Total mereka bisa bertindak atas nama pribadi atau
Quality Management berkedudukan sebagai atas nama perusahaan sebagai unit analisis
pertama yang yang diteliti. Data primer yang dimaksud
variabel
independent
selanjutnya dilambangkan dengan X, variabel berupa respon atau opini para manajer atau
daya saing berkedudukan sebagai variabel supervisor
dependen yang selanjutnya dilambangkan Y. perikanan mengenai penerapan konsep
Untuk lebih mengoperasionalkan dan TQM dan daya saing perusahaan perikanan.
mengukur masing-masing variabel maka Data penelitian dikumpulkan dengan cara
disusun indikator-indikator sebagai berikut : menyebarkan kuisioner kepada manajer dan
Tabel 1 Operasionalisasi Variabel TQM
Leadership (X 1 ): komitmen pimpinan dalam mendorong
perubahan perusahaan ke arah peningkatan kualitas
secara terus menerus
People management (X 2 ) karyawan berpartisipasi aktif
dalam mengikuti pelatihan yang relevan dengan 4 Samson dan peningkatan kualitas
Terziovsky (2000);
Malcolm Baldrige Implementasi
Customer focus (X 3 ) kemampuan perusahaan untuk
memfokuskan diri pada kepuasan pelanggan National Quality TQM (X)
Strategic planning (X 4 ) kemampuan perusahan
Award (MBNQA);
menyesuaikan misi dan perencanaan bisnis Sanjay dkk.
(Fendinand, 2005) mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk
Information (X 5 ) kemampuan perusahaan
peningkatan kualitas produk
Process management (X 6 ) kemampuan penyelarasan 4
misi bisnis antar departemen
Tabel 2 Operasionalisasi Variabel Daya Saing
Fleksibility (Y 1 ) kemampuan perusahaan
dalam merespon perubahan permintaan
pelanggan
Scannel, Vickery dan Daya Saing (Y)
Innovation (Y 2 ) kemampuan perusahaan
dalam mengembangkan proses produksi 2 Druge (2001); Gimenez sesuai permintaan pelanggan
dan Ventura (2005)
Quality (Y 3 ) kemampuan menghasilkan produk yang sesuai spesifikasi produksi yang
diminta pelanggan
Tabel 3 Operasionalisasi Variabel Kinerja
Cost reduction (Y 2.1 ) adalah kemampuan
perusahaan mengurangi biaya dari pemasok
ke pelanggan
Gimenez dan Ventura Kinerja (Y 2 ) perusahaan mengurangi biaya kekurangan
Stock outs reduction (Y 2.2 ) adalah kemampuan
2 (2005) persediaan barang
Lead time reductions (Y 2.3 ) adalah kemampuan 2
perusahaan mengurangi waktu tunggu
3.2. Analisis Data model persamaan structural (Structural Untuk menganalisis data, pencapaian
Equation Model atau SEM) dengan bantuan tujuan serta pengujian hipotesis yang
software Amos 5.0. Adapun pengembangan diajukan, maka data yang diperoleh
diagram patth dalam peneltian ini terlihat selanjutnya diolah dengan menggunakan
pada gambar 1.
Gambar 1 Model Path Lengkap
3.2.1 Uji Kecocokan Model
Tabel 4 Kriteria Uji Kecocokan Model
A. Uji asumsi SEM
Ukuran sampel minimum: Hair, et al., (1996) : 100-200. Uji normalitas
Z-value <= 1.96 Uji outliers
Jarak Mahalanobis < 26.217
B. Uji kesesuaian model
Chi Kuadrat (X 2 ) Diharapkan kecil Sig. Probability
GFI
TLI
3.2.2 Analysis Comfirmatory Factor (CFA) konstruk
Analisis ini digunakan untuk melihat apakah indikator-indikator yang variabel memiliki kemaknaan yang cukup untuk mendefinisikan variabel laten yang dibentuk. Jika nilai koefisien loading factor (lambda) dari suatu indikator yang membentuk konstruk + 0.5, maka dapat disimpulkan bahwa indikator tersebut merupakan indikator yang dapat membentuk konstruknya.
3.3. Uji Hipotesis
Pengujian hubungan kausal antara konstruk ini merupakan pengujian hipotesis penelitian. Setelah uji asumsi SEM dan uji kesesuaian model dan analisis konformatori factor dilakukan, maka uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan persis sama dengan uji hipotesis regeresi umumnya, yaitu dengan Uji Critical Ration (CR) pada = 5 %. Uji Critical Ration (CR) digunakan untuk melihat siginifikansi koefisien regresi yang dihasilkan oleh berbagai hubungan kausalitas dalam model. Uji Critical Ration (CR) dengan rumus sebagai berikut :
Jika tingkat signifikan 0.05, maka disimpulkan bahwa koefisien regresi yang dihasilkan adalah siginifikan dan positif. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Sebaliknya jika tingkat signifikan > 0.01, maka disimpulkan bahwa koefisien regresi yang dihasilkan adalah tidak siginifikan sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini tidak dapat diterima.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 2 Output Path Lengkap
4.1. Hasil Uji Model
Tabel 4 Hasil Uji Model
Kriteria Uji Model
Hasil Uji Kesimpulan
Uji asumsi SEM
Ukuran sampel minimum:
Terpenuhi Uji normalitas
Hair, et al., (1996) yaitu 100-200.
Maks. 1.339 Terpenuhi Uji outliers
Z-value <= 1.96
Jarak Mahalanobis < 26.217
Maks. 25.069 Terpenuhi
Uji kesesuaian model
66.572 Fit Sig. Probability