Evaluasi proyek pemeliharaanberkala jalan dalam
STUDI KELAYAKAN DAN EVALUASI PROYEK
Literatur
1. Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad, Studi Kelayakan Proyek, UPP AMP YKPN,
Yokyakarta.
2. Chandra.P, Projects ; Preparation,Appraisal, Implementation, Tata McGraw Hill, New Delhi
3. Sutoyo. S, Studi Kelayakan Proyek, Konsep dan Teknik, Seri Manajemen, LPPM Jakarta
Materi Kuliah
1. Pendahuluan
2. Desain Studi Kelayakan
3. Analisa Aspek Pasar
4. Peramalan Permintaan
5. Analisa aspek Teknis Proyek
6. Manajemen Pembangunan Proyek
7. Manajemen Dalam Operasi
8. Kebutuhan dan Sumber Dana
9. Aliran Kas Proyek
10. Kriteria Penilaian Investasi
11. Resiko Dalam Investasi
Penilaian
-
Ujian Tengan Semester
Ujian Akhir Semester
Tugas
Kehadiran minimum 75 %
PENDAHULUAN
1. Pengertian Studi Kelayakan Proyek
Studi Kelayakan Proyek adalah penelitian untuk menentukan dapat atau tidaknya suatu proyek
(biasanya proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Bagi pihak swasta, berhasil berarti
menguntungkan. Menguntungkan atau berhasil secara umum berarti bermanfaat bagi masyarakat
luas, menyerap banyak tenaga kerja, menyerap sumber daya yang melimpah, menambah atau
menghemat devisa.
Kalau seseorang atau suatu pihak melihat suatu kesempatan usaha, maka timbul pertanyaan
apakah kesempatan tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis, apakah bisa mendapat suatu
keuntungan yang cukup layak. Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang mendasari perlunya
dilakukan studi kelayakan proyek.
Proyek-proyek yang diteliti bisa berbentuk proyek raksasa seperti pengembangan proyek listrik
tenaga nuklir, sampai dengan proyek sederhana seperti usaha jasa fotocopy.
Pada umumnya suatu studi kelayakan proyek akan menyangkut tiga aspek :
1. Manfaat ekonomis proyek bagi proyek itu sendiri atau dikatakan manfaat finansial, yaitu
apakah proyek tersebut cukup menguntungkan bila dibandingkan dengan resiko proyek
tersebut.
2. Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan (manfaat
ekonomis nasional), yang menunjukan manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu
negara.
3. Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitarnya.
2. Pentingnya Investasi
Setiap negara biasanya melakukan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi
dinegarnya masing-masing. Bahkan kalau modal dalam negeri kurang mampu meningkatkan
investasi, pemerintahnya tidak segan-segan mengundang pihak asing untuk melakukan investasi
dinegaranya dengan tujuan meningkatkan investasi guna mendorong kegiatan ekonomi
negaranya. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan investasi, seperti penyerapan
tenaga kerja, peningkatan output nasional, penghematan devisa, peningkatan devisa dan lainlain. Tentu saja investasi yang sehat.
3. Tujuan Dilakukanya Studi Kelayakan
Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan
dalam jangka panjang. Karena itu perlu dilakukan studi yang berhati-hati agar jangan sampai
proyek tersebut terlanjur mengeluarkan dana yang besar, tapi ternyata proyek itu tidak
menguntungkan. Banyak faktor yang menyebabkan suatu proyek ternyata tidak menguntungkan,
antara lain karena kesalahan dalam perencanaan, kesalahan menaksir pasar yang tersedia,
kesalahan memperkirakan teknologi yang tepat, kesalahan memperkirakan kontinyuitas bahan
baku, kesalahan memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang ada.
Sebab lain bisa pula berasal dari pelaksanaan proyek yang tidak terkendalikan, sehingga biaya
pembangunan proyek menjadi membengkak dan penyelesaian proyek tertunda-tunda. Bisa pula
karena faktor lingkungan yang berubah, baik lingkungan sosial, politik, bencana alam dan lainya.
Karena itu studi kelayakanmenjadi sangat penting, minimum aspek ekonomisnya. Jadi studi
kelayakan proyek bertujuan untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu
besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Walaupun studi kelayakan juga
memerlukan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil bila dibandingkan dengan resiko kegagalan
suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar.
Dalam studi kelayakan hal-hal yang perlu diketahui antara lain :
a. Ruang lingkup kegiatan proyek, yaitu bidang apa proyek akan beroperasi.
b. Cara kegiatan proyek dilakukan, apakah proyek akan ditangani sendiri atau diserahkan
pihak lain dan siapa yang menangani proyek tersebut.
c. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh proyek, yaitu
mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan proyek bersangkutan.
d. Sarana yang diperlukan proyek, baik material,tenaga kerja, fasilitas pendukung seperti jalan
raya, transportasi dan sebagainya.
e. Hasil kegiatan proyek tersebut serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh
hasil.
f. Akibat-akibat yang bermanfaat maupun tidak bermanfaat.
g. Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek serta jadwal masing-masing kegiatan
sampai proyek investasi berjalan.
4. Intensitas Studi Kelayakan
Beberapa proyek mungkin diteliti sangat mendalam, mencakup berbagai aspek yang terpengaruh,
beberapa proyek mungkin diteliti beberapa aspek saja, bahkan ada proyek investasi penilainya tidak
dilakukan secara formal. Beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas studi kelayakan antara lain:
a. Besarnya dana yang ditanam. Biasanya makin besar dana yang ditanam, semakin mendalam
pula studi yang perlu dilakukan.
b. Tingkat ketidak pastian proyek. Semakin sulit memperkirakan penghasilan, penjualan, biaya,
aliran kas dan lain-lain, semakin berhati-hati pula dilakukan studi kelayakan.
c. Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek. Semakin kompleks faktor-faktor
yang menentukan keberhasilan dan kegagalan proyek, maka semakin mendalam pula studi
kelayakan yang perlu dilakukan dan sebaliknya.
5. Lembaga-Lembaga Yang Memerlukan Studi Kelayakan
Studi kelayakan dilakukan adalah untuk memenuhi permintaan berbagai pihak dan masing-masing
pihak memiliki sudut pandang yang berbeda. Lembaga-lembaga yang memerlukan studi kelayakan
antara lain :
a. Investor
Yaitu pihak yang menanamkan dana mereka dalam suatu proyek (sebagai pemilik perusahaan atau
pemegang saham), ytiu guna menilai prospek proyek tersebut terutama tingkat keuntungan yang
diharapkan dan resikonya.
b. Kreditur/Bank
Kreditur/Bank, biasanya lebih memperhatikan dari segi keamanan dana yang dipinjamkan mereka.
Apakah bunga plus angsuran pokok pinjaman bisa terbayar tepat waktu. Karena itu mereka lebih
memperhatikan pola aliran kas selama jangka waktu pinjaman.
c. Pemerintah
Pemerintah biasanya lebih mementingkan manfaat proyek bagi perekonomian nasional. Apakah
proyek tersebut membantu menghemat devisa, memperluas kesempatan kerja dan lain-lain, yang
biasanya dikaitkan dengan penganggulangan masalah-masalah yang dihadapi negara.
DISAIN STUDI KELAYAKAN
Bab ini membahas apa saja yang harus diteliti atau dikaji dalam menyusun laporan studi
kelayakan, aspek-aspek yang perlu diperhatikan, bagaimana sejarah proyek dan siapa sponsornya.
Identifikasi Kesempatan Usaha
Identifikasi kesempatan usaha merupakan tahap pertama dalam melakukan studi kelayakan.
Umumnya tahap-tahap untuk melakukan studi kelayakan proyek adalah
a. Identifikasi
Pada tahap ini sponsor proyek merasa melihat adanya kesempatan investasi yang mungkin
menguntungkan.
b. Perumusan
Yaitu menterjemahkan kesempatan investasi kedalam suatu rencana proyek yang konkrit, dengan
faktor-faktor yang penting dijelaskan secara garis besar.
c. Penilaian
Yaitu melakukan kajian terhadap berbagai aspek seperti aspek pasar, teknik, keuangan,
perekonomian dan lain-lain.
d. Pemilihan
Yaitu melakukan pemilihan dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan dan tujuan yang akan
dicapai.
e. Implementasi
Yaitu menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap berpegang pada anggaranya.
Dalam melalukan identifikasi kesempatan berusaha, berbagai cara yang dapat dilakukan antara
lain :
-
Mempelajari Impor. Impor menunjukan masih ada pasar yang belum bisa dipenuhi produk
-
dalam negeri, sehingga ini merupakan peluang untuk proyek yang diusulkan.
Menyelidiki material lokal. Jumlah material yang melimpah, harga yang murah dan kualitas
yang baik, menunjukan kemungkinan untuk dieksploatasi lebih lanjut.
-
Mempelajari ketrampilan tenaga kerja. Untuk beberapa jenis industri, faktor ketrampilan
tenaga kerja mungkin sangat menentukan, sehingga tersedianya tenaga kerja dengan
-
ketrampilan tertentu memungkinkan untuk mengembangkan usaha tertentu.
Melakukan studi industri. Berbagai peluang bisa ditemukan melalui studi industri, seperti
mempelajari perkembangan produksinya, perkembangan ekspor dan kecendrungan
-
harganya dari waktu kewaktu.
Menerapkan kemajuan teknologi. Perubahan teknologi dari waktu kewaktu memungkinkan
-
investor memanfatkanya sebelum pihak lain menggunakanya.
Mempelajari hubungan antar industri. Pertumbuhan suatu industri bisa dipastikan akan
menciptakan kesempatan perkembangan industri lainya. Kesempatan dapat ditentukan
-
dengan meneliti bagaimana input dan output industri tersebut berkaitan.
proyek-proyek besar akan menciptakan kebutuhan akan produk/jasa yang belum tersedia.
Melakukan pengamatan ditempat lain. Pembangunan dinegara atau daerah lain mungkin
bisa diterapkan untuk daerah kita.
Aspek-Aspek Studi Kelayakan
Untuk melakukan Studi kelayakan, terlebih dulu harus ditentukan aspek-aspek apa yang akan
dipelajari. Walaupun tidak ada kesepakatan atau keseragaman mengenai aspek-aspek apa saja yang
harus dikaji, tetapi umumnya Studi kelayakan mengkaji aspek-aspek seperti Aspek Pasar, aspek
teknis, Keuangan, Hukum, Ekonomi dan sosial, tergantung pada besarnya dana yang akan ditanam
dalam proyek tersebut dan komleksitas suatu proyek.
Aspek Pemasaran Mempelajari antara lain :
-
Permintaan, baik permintaan secara total atau dirinci menurut daerah, jenis konsumen,
-
perusahaan pemakai dan lain-lain. Disamoing itu juga perlu diperkirakan permintaan.
Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri (impor),
bagaimana
perkembanganya dimasa lalu dan begaimana pula perkiraanya dimasa
datang. Perlu pula dikaji faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran seperti barang
-
saingan, perturan pemerintah dan lainya.
Harga, bagaimana perbandinganya dengan barang impor, barang saingan lainya serta
-
kecendrungan perubahan harga.
Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan digunakan, marketing mix,
-
identifikasi siklus kehidupan produk pada tahap mana berada sekarang.
Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan serta market share yang bisa dicapai
perusahaan.
Aspek Teknis, Mengkaji berbagai hal seperti
-
Apakah studi sebelumnya pernah dilakukan
Berapa skala produksi yang akan dibangun
Apa atau bagaimana proses produksi yang akan digunakan
Apakah mesin-mesin yang akan digunakan sudah tepat atau belum
Apa saja perlengkapan tambahan dan perlengkapan tambahan yang diperlukan
Bagaimana persiapan penanganan limbah produksi
Bagaimana layout yang akan digunakan
Dimana lokasi akan dibangun
Bagaimana rencana skedul kerja
Jenis teknologi mana yang akan digunakan
Aspek Keuangan mengkaji berbagai hal antara lain
-
Berapa dana yang dibutuhkan, baik untuk investasi, untuk aktiva tetap maupun untuk modal
-
kerja
Dari mana saja sumber dana untuk pembelanjaan, berapa dana dari modal sendiri maupun
-
dana dari pinjaman
Berapa perkiraan penerimaan, biaya, laba/rugi dan perkiraan tingkat break event
Perkiraan Manfaat dan biaya dalam art finansial seperti rate of return on investment, net
-
present value, internal rate of return, profitability index dan payback period
Proyeksi keuangan seperti proyeksi Neraca, sumber dana dan penggunaan dana
Aspek Manajemen yang meliputi
-
Manajemen dalam masa pembangunan proyek, siapa pelaksana pembangunan proyek,
bagaimana jadwal penyelesainya, siapa yang melakukan studi masing-masing aspek, baik
-
aspek pemasaran, teknis dan sebagainya.
Manajemen dalam operasi seperti bentuk struktur organisasi perusahaan yang akan
digunakan, deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan, anggota direksi, tenaga kunci dan lainlain
Aspek Hukum yang mengkaji antara lain
-
Bentuk badan usaha apa yang akan diguinakan
Jaminan yang bisa digunakan seandainya mengggunakan sumber dana dari pinjaman
Berbagai akta seperti, sertifikat, izin yang diperlukan dan sebagainya
Aspek Ekonomi dan Sosial antara lain
-
Pengaruh proyek terhadap pendapatan nasional
Pengaruh proyek terhadap jumlah devisa yang bisa diperoleh atau dihemat
Pengaruh terhadap kesempatan kerja
Pengaruh proyek terhadap perkembangan industri lain
Aspek sosial seperti makin ramainya suatu daerah, lalu lintas yang makin lancar, listrik dan
sebagainya.
ASPEK PASAR
Pada masa lalu jumlah perusahaan belum begitu banyak, sehingga persaingan untuk
memperebutkan pasar (konsumen) belum begitu tajam, karena itu aspek pasar belum
mendapatkan perhatian yang tajam dari investor. Tetapi saat ini banyak perusahaan bermunculan
karenanya persaingan antar mereka juga semakin tajam, sehingga aspek pasar menempati aspek
yang penting dalam pertimbangan investor sebagi unsur utama Studi Kelayakan dan Evaluasi
Proyek.
1. Unsur-Unsur Utama Aspek Pasar
Beberapa unsur yang penting dianalisa dalam aspek pasar adalah :
a. Berapa market potensial (pasar potensial) yang tersedia untuk masa yang akan datang. Untuk
keperluan ini perlu diketahui tingkat permintaan masa lalu, sekarang dan variabel-variabel
yang berpengaruh terhadap permintaan tersebut, yang diduga juga berpengaruh terhadap
permintaan dimasa datang. Dengan demikian perlu pula dibuat hubungan variabel-variabel
tersebut dalam suatu model.
b. Berapa market Share yang dapat diserap oleh proyek tersebut dari keseluruhan pasar
potensial. Bagaimana perkembangan market share tersebut dimasa datang.
c. Strategi yang digunakan untuk mencapai market share yang telah ditetapkan. Untuk
keperluan ini perlu diperhatikan kedudukan produk dalam siklus usia produk (product of life
cycle) dan segmen pasar yang direncanakan. Disamping itu perlu pula diperhatikan
komposisi marketing mix yang digunakan.
2. Data dan Sumber Data
Data-data yang diperlukan dalam analisa aspek pasar dari usulan proyek untuk menganalisa aspek
pasar diatas antara lain.
a. Kecendrungan konsumsi/permintaan masa lalu dan sekarang, serta variabel-variabel yang
berpengaruh yang dapat dijadikan dasar perumusan model peramalan pasar potensial dimasa
yang akan datang.
b. Penawaran produk sejenis dimasa lalu dan sekarang, serta kecendrungan dimasa yang akan
datang termasuk perluasan kemungkinan produksi dan perusahaan pesaing dan batasanbatasan yang mempengaruhinya.
c. Impor dan ekspor yang dilakukan negara yang bersangkutan untuk pdroduk yang diusulkan
dalam studi kelayakan proyek.
d. Struktur persaingan guna mengetahui kedudukan proyek dan struktur persaingan, disamping
perlu pula diketahui struktur biaya dari perusahaan pesaing dalam memproduksi dan
memasarkan produknya.
e. Tingkah laku,motivasi, kebiasaan dan preferensi konsumen.
f. Pemilihan marketing effort yang akan dilakukan dalam pemilihan skala prioritas dan
marketing mix yang tersedia.
Tidak semua data-data diatas harus diperoleh melalui survei lapangan yang dilakukan investor,
namun seringkali penggunaan data sekunder bisa digunakan setelah dilakukan beberapa
penyesuaian. Beberapa data sekunder yang dapat digunakan antara lain :
-
Laporan sensus Penduduk Indonesia.
-
Laporan perencanaan Pembangunan nasional/daerah baik rencana lima tahun maupun
rencana tahunan.
-
Buku Statistik Indonesia atau statistik masing-masing daerah yang diterbitkan oleh Badan
Pusat Satistik.
-
Buletin yang ada pada masing-masing kementrian.
-
Buletin yang dietrbitkan oleh asosiasi profesi.
-
Buletin yang diterbitkan Perbankan.
-
Laporan seminar-seminar, lokakarya dan sejenisnya.
-
Laporan lain seperti laporan penelitian atau laporan khusus yang dapat diperoleh.
3. Peramalan Permintaan
Untuk menyusun peramalan permintaan ini ada dua hal yang harus diukur yaitu. Pertama,
pengukuran pasar potensial saat sekarang dan peramalan pasar potensial dimasa yang akan datang,
Kedua, pengukuran dari sebagian pasar potensial (sales potensial) tersebut yang dapat diraih oleh
proyek yang bersangkutan saat sekarang dan pada masa yang akan datang.
Pasar Potensial adalah keseluruhan jumlah produk atau sekelompok produk yang mungkin dapat
dijual dalam pasar tertentu dibawah pengaruh suatu set kondisi tertentu (yang meliputi varabel yang
dapat dikontrol oleh calon investor yakni marketing mix dan kemampuan manajemen lainya, serta
variabel yang tidak dapat dikontrol oleh calon investor seperti kondisi industri dan kondisi
perekonomian pada umunya). Dalam pengertian lain pasar potensial juga dapat diartikan sebagai
permintaan industri jika marketing efforts yang dilakukan oleh perusahaan dalam industri tersebut
mencapai titik optimal
Sales Potensial adalah proporsi (sebagian) dari keseluruhan pasar potensial yang diharapkan dapat
diraih oleh proyek yang bersangkutan. Dalam pengertian lain sales potensial adalah permintaan
perusahaan tertentu dibawah marketing efforts yang dilakukan atau sering disebut market share
perusahaan.
4. Prosedur Peramalan Permintaan.
Pengukuran dan peramalan permintaan merupakan hal utama yang harus dibahas dalam aspek pasar.
Pengukuran permintaan adalah usaha untuk mengetahui permintaan atas suatu produk atau
sekelompok produk dimasa yang lalu dan masa sekarang dalam suatu set kondisi tertentu.
Sedangkan Peramalan permintaan merupakan usaha untuk mengetahui jumlah produk atau
sekelompok produk dimasa yang akan datang dalam kendala satu set kondisi tertentu. Peramalan
permintaan tidak bisa diartikan sebagai kegiatan yang bertujuan mengukur permintaan dimasa
datang secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang
berlawanan antara realita dikemudian hari dan hasil peramalan. Jadi peramalan permintaan hanya
untuk meminimalkan ketidak pastian yang mungkin terjadi dimasa datang.
Secara ringkas prosedur peramalan permintaan yang dilakukan dalam Studi Kelayakan melalui
tahapan sebagai berikut :
a. Analisa ekonomi, yaitu dengan melakukan proyeksi terhadap aspek-aspek ekonomi makro,
terutama aspek kependudukan dan pendapatan. Disamping itu perlu pula dianalisa pengaruh
kebijksanaan pemerintah yang akan berlaku dan berpengaruh pada usulan proyek.
b. Analisa industri, yaitu analisa terhadap permintaan pasar dari seluruh perusahaan yang
menghasilkan produk sejenis, dari yang diusulkan dalam studi kelayakan proyek. Analisa ini
mencakup peramalan permintaan potensial, yaitu kebutuhan konsumen terhadap produk
tersebut dan analisa permintaan industri yaitu jumlah permintaan real yang sudah dapat
dipenuhi oleh perusahaan yang sudah ada. Pada tahap analisa ini sudah dapat diketahui
peluang pasar yang tersedia untuk usulan proyek yang diajukan.
c. Analisa penjualan masa lalu, hal ini dilakukan untuk melihat market positioning produk
dalam struktur persaingan, agar dapat diketahui market share produk tersebut. Jika proyek
yang ada merupakan proyek baru bagi calon investor, maka tahapan ini tidak dapat
dilakukan. Maka cara yang dilakukan adalah dengan mengggunakan analogi penjualan
perusahaan lain yang telah memproduksi produk sejenis atau dengan mengambil analogi
produk yang mendekati kesamaan atau dapat pula dengan produk pengganti.
d. Analisa Peramalan Permintaan, baik untuk industri maupun untuk proyek yang diusulkan.
Pada tahap ini terlebih dulu harus dilakukan identifikasi terhadap kemungkinan variabel
ekstern untuk industri dan perubahan variabel intern perusahaan, khususnya yang berkaitan
dengan perencanaan program pemasaran dimasa yang akan datang.
e. Pengawasan hasil peramalan, yakni usaha meminimalkan kesalahan hasil peramalan dari
berbagai teknik peramalan yang digunakan.
5. Metode Trend Peramalan Permintaan
Metode ini semata-mata mendasarkan diri pada data dan keadaan masa lampau. Jika keadaan dimasa
yang akan datang cukup stabil dalam arti tidak banyak berbeda dengan masa lampau, maka metode
ini dapat memberikan hasil peramalan yang cukup akurat.
Metode peramalan dengan teknik Trend ini dapat dilakukan dengan Metode Trend Linear, Kuadrat
dan Logaritma.
a. Metode Trend Linear
Y = a + b.x
a = Konstanta
Y = Variabel permintaan
b = Trend (perubahan tiap tahun )
X = Variabel tahun
n = Jumlah data
a=Y/n
b = XY/ X2
b. Metode Kuadratik
Metode ini digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cendrung berbentuk
Parabola
Fungsi persamaan metode kuadratik ini berbentuk
Y = a + b.x + c.X2
Koefisien a, b dan c diperoleh dengan cara
a = ( Y – c. X2 ) : n
b = XY : X2
c = ( n X2 Y - ( X2 )( Y ) ) : ( n X4 – ( X2)2
Contoh, Berikut ini data penjualan tahun 2004 sampai 2012 sebagai berikut
XY
-15,2
X2Y
60,8
9
-11,7
35,1
81
3,914
4,2
4
-8,4
16,8
16
4,020
-1
4,3
1
-4,3
4,3
1
4,207
2008
0
4,4
0
0
0
0
4,475
2009
1
4,7
1
4,7
4,7
1
4,824
2010
2
5,2
4
10,4
20,8
16
5,253
2011
3
5,8
9
17,4
52,2
81
5,764
2012
4
X=0
6,4
Y = 42,7
X
X2
Tahun
2004
Y
-4
3,8
16
2005
-3
3,9
2006
-2
2007
16
X2 = 60
25,6
XY=18,5
102,4
X2Y=297,1
X4
256
256
X4=708
Y4
3,898
6,355
Y4=42,710
Untuk Trend Linear dapat ditentukan persamaan Trendnya sebagai berikut
a = Y : n = 42,7 : 9 = 4,744
b = XY : X2 = 18,5 : 60 = 0,308
Maka persamaan Linear permintaan adalah
Y = 4,744 + 0,308 X
Dari persamaan tersebut maka kita dapat meramalkan permintaan untuk masa datang seperti berikut
Y2014 berarti X = 6
Y2014 = 4,744 + 0,308 ( 6 ) = 4,744 + 1,848 = 6,588
Y2018 berarti X = 10
Y2018 = 4,744 + 0,308 (10) = 4,744 + 3,08 = 7,82
Untuk Trend Kuadratik dapat ditentukan persamaan Trend sebagai berikut
Perhitungan Koefisien a, b dan c adalah
b = 18,5 : 60 = 0,3083
c = ( 9 ( 297,1) – ( 60) (42,7) ) : ( 9 (708) – (60)2 = 0,0404
a = ( 42,7 – ( 0,0404) (60) : 9 = 4,475
Sehingga fungsi persamaanya adalah
Y = 4,475 + 0,3083 X + 0,0404 X2
Berdasarkan persamaan yang diperoleh, maka kita bisa meramalkan permintaan untuk masa yang
akan datang.
Y2014 berarti X = 6
Y2014 = 4,475 + 0,308 (6) + 0,0404 (62)
= 4,475 + 1,848 + 1,454 = 9,724
Y2018 berarti X = 10
Y2018 = 4,475 + 0,308 (10) + 0,0404 (102)
= 4,475 + 3,08 + 4,04 = 11,595
c. Metode Regresi Korelasi
Metode ini didasarkan pada hubungan sebab akibat atas terjadinya variasi dari suatu variabel, dan
hubungan sebab akibat itu nampak dari fungsi persamaan regresi. Sedangkan korelasi merupakan
alat pembantu yang berguna untuk mengetahui sejauh mana intensitas hubungan yang terjadi antara
variabel-variabel yang bersangkutan.
Y = f (X,u)
Y = Jumlah permintaan
X = Variabel yang dianggap mempengaruhi permintaan
u = Error term
Y = a + b.X + u
b = (n ( XY ) – ( X ) ( Y ) ) : n X2 – ( X )2
a = Y* - b.X*
Y* = Y / n
X* = X /n
ASPEK TEKNIS
Bila berdasarkan evaluasi aspek pasar, suatu proyek memiliki kesempatan pemasaran yang memadai
untuk jangka waktu yang panjang, maka tahapan berikutnya yang perlu dilakukan adalah analisa
aspek teknis dari proyek yang bersangkutan.
Aspek Teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis
dan pengoperasianya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisa
ini dapat pula diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi, termasuk biaya
eksploatasinya.
Unsur-unsur yang perlu dianalisa dalam aspek teknis ini antara lain :
-
Lokasi Proyek, dimana suatu proyek akan didirikan baik untuk pertimbangan lokasi dan
lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik.
-
Seberapa besar skala operasi/luas produksi ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan
skala ekonomis.
-
Bagaimana proses produksi dilakukan dan layout pabrik yang dipilih, termasuk juga
layout bangunan dan fasilitas lainya.
-
Apakah jenis teknologi yang diusulkan cukup tepat, termasuk didalamnya pertimbangan
variabel sosial.
Disamping unsur-unsur diatas, perlu pula dieveluasi karakteristik produk yang akan dihasilkan,
standar kualitas, dimensi, warna, paten, trade mark, lisensi, syarat penyimpanan, packing, syarat
pengiriman dan lain-lain.
1. Lokasi Proyek
Lokasi untuk Proyek Industri mencakup dua pengertian yaitu, lokasi dan lahan pabrik serta lokasi
untuk bukan pabrik. Lokasi untuk bukan pabrik yaitu lokasi untuk kegiatan yang secara lansung
tidak berkaitan dengan proses produksi, seperti lokasi bangunan administrasi perkantoran dan
pemasaran.
Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan biaya, baik biaya investasi maupun biaya
eksploatasi. Pada sektor bisnis jasa, perbankan, pusat-pusat pelayanan masyarakat, lokasi pabrik
merupakan persoalan yang lebih kompleks.
Bebarapa variabel yang perlu diperhatikan untuk pemilihan lokasi proyek dibedakan atas dua
golongan besar, yakni variabel utama dan variabel sekunder.
Variabel-Variabel utama yang harus dievaluasi antara lain :
a. Ketersediaan bahan mentah
Bila suatu perusahaan membutuhkan bahan mentah yang besar atau bahan mentah merupakan
komponen yang amat penting dari keseluruhan operasi proyek, maka variabel ini merupakan
variabel dominan/signifikan dalam penentuan lokasi pabrik. Untuk itu perlu dianalisa hal-hal berikut
-
Jumlah kebutuhan bahan mentah satu periode (tahun) dan selama usia investasi.
-
Kelayakan harga bahan mentah, baik sekarang maupun masa datang.
-
Kapasitas, kualitas dan kontinuitas sumber bahan mentah.
-
Biaya-biaya pendahuluan yang diperlukan sebelum bahan mentah siap diproses.
b. Letak Pasar yang dituju
Seringkali terjadi perbedaan bobot faktor ketersediaan bahan mentah dan letak pasar yang dituju.
Suatu pabrik kadang-kadang memerlukan dekat dengan sumber bahan mentah tetapi harus berjauhan
dengan pasar yang dituju.
Pada industri barang-barang konsumtif maka variabel lokasi pasar menjadi penting diutamakan,
demikian pula usaha-usaha yang tidak berskala besar. Beberapa variabel yang perlu dianalisa dalam
menentukan lokasi yang dekat kepasar ini antara lain ; daya beli konsumen, pesaing dan lain-lain.
c. Tenaga Listrik dan Air
Untuk jenis industri hulu seperti industri baja, aluminium dan semen, maka keperluan untuk
pembangkit tenaga khususnya tenaga listrik amat mutlak diperlukan. Sementara itu industri kertas,
jumlah air yang besar amat diperlukan.
d. Supply Tenaga Kerja
Tersedianya tenaga kerja, baik tenaga kerja terdidik maupun terlatih akan berpengaruh terhadap
biaya produksi yang ditanggung perusahaan. Misalnya pendirian pabrik rokok, perusahaan
pengolahan tembakau, disamping pertimbangan bahan mentah, kualitas dan biaya tenaga kerja
merupakan unsur yang penting dianalisa.
e. Fasilitas Transportasi
Fasilitas transportasi berkaitan erat dengan pertimbangan bahan mentah dan pertimbangan pasar.
Jika lokasi mendekati sumber bahan mentah, maka fasilitas transportasi harus dievaluasi dalam
kaitanya dengan ongkos transportasi menuju pasar dengan tidak mengabaikan biaya transportasi dari
sumber bahan mentah menuju lokasi pabrik.
Disamping lima variabel utama (primer) diatas, perlu pula diperhitungkan beberapa variabel bukan
utama (sekunder) antara lain :
-
Hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia atau didaerah rencana lokasi proyek.
Mungkin terdapat peraturan yang melarang proyek tertentu atau justru ada
keringanan/fasilitas untuk jenis proyek tertentu.
-
Iklim, keadaan tanah.
-
Sikap dari masyarakat setempat (adat istiadat)
-
Rencana masa depan perusahaan, dalam kaitanya dengan perluasan.
Setelah dapat diketahui lokasi pabrik/proyek, maka langkah berikutnya adalah penentuan lahan (site)
dari lokasi tersebut. Beberapa variabel yang perlu diperhatikan antara lain :
-
Derajat keringnya tanah dan kemampuan tanah menyangga bangunan.
-
Mempunyai keamanan dan perlindungan kebakaran yang baik.
-
Cukup tersedia angin untuk mengeluarkan asap pabrik (jika ada ) dari daerah
pemukiman.
-
Biaya grading (fondasi).
-
Cukup dekat dengan sistem transportasi masyarakat.
Setelah dianalisa faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi, maka diperlukan
alat analisa pembantu untuk pengambilan keputusan. Beberapa alat analisa yang dapat digunakan
antara lain :
a. Metode Kualitatif Penilaian Alternatif Lokasi
Metode ini didasarkan pada penilaian oleh tim yang dibentuk khusus untuk keperluan ini, terhadap
faktor-faktor yang dipertimbangkan dari berbagai alternatif lokasi yang tersedia. Tentu saja penilaian
terhadap faktor yang berpengaruh bersifat subyektif, tetapi kerana sudah dilakukan oleh tim yang
terdiri dari beberapa orang akan dapat mengurangi sifat subyektif tersebut.
Misalnya tersedia 3 lokasi yakni Surabaya, Solo dan Semarang. Faktor-faktor yang mendapat
pertimbangan adalah ketersediaan bahan mentah, supply tenaga kerja dan fasilitas transportasi.
Penilaian dari berbagai alternatif tersebut sebagai berikut
Alternatif Lokasi
Faktor –Faktor Yang diperhatikan
Surabaya
(1)
5
Solo
3
:
(2)
4
Semarang
3
Keterangan : (1) = ketersediaan bahan mentah
:
Jumlah
(3)
6
15
6
3
12
5
5
13
(2) = Supply tenaga kerja
(3) = Fasilitas transportasi
Skor nilai 1 - 10
Dari perhitungan penilaian tersebut, terlihat bahwa alternatif lokasi yang terpilih adalah kota
Surabaya karena memiliki jumlah penilaian yang tertinggi (15).
Pada penilaian ini, ketiga faktor yang diperhatikan dianggap memiliki nilai yang sama (bobot yang
sama ). Dalam kenyataanya sering terjadi bahwa bobot ketiga faktor tersebut tidak sama. Jika ketiga
faktor tersebut memiliki bobot yang tidak sama, misalnya faktor ketersediaan bahan mentah
berbobot 35 %, supply tenaga kerja 25 % dan fasilitas transportasi 40 %, maka perhitungan
penilaianya adalah sebagai berikut.
Alternatif Lokasi
Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan
Jumlah
Surabaya
(1)
5 x 35 = 175
(2)
4 x 25 = 100
(3)
6 x 40 = 240
515
Solo
3 x 35 = 105
6 x 25 = 150
3 x 40 = 120
375
Semarang
3 x 35 = 105
5 x 25 = 125
5 x 40 = 200
430
Dari perhitungan penilaian dengan menggunakan bobot yang berbeda untuk masing-masing faktor,
kota Surabaya tetap merupakan lokasi terpilih. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan terjadi
perbedaan dengan perhitungan sebelumnya.
b. Metode Transportasi
Metode ini pada dasarnya merupakan teknik Operation Research, dan lebih khusus merupakan
persoalan Linear Programing. Prinsip Trial and error dengan menggunakan aturan tertentu akan
dapat diketahui pada lokasi mana tercapai minimasi biaya.
Diantara jenis metode ini adalah metode Sudut Kiri Atas (north West corner) atau steping method,
MODI ( Modified Distribution Method ), dan VAM ( Vogel’s Approximation Method ).
Metode ini terutama digunakan apabila perusahaan telah memiliki beberapa pabrik dan beberapa
gudang bermaksud menambah kapasitas satu pabriknya atau relokasi pelayanan dari setiap pabrik
atau penambahan pabrik atau gudang baru.
c. Metode Analisa Biaya
Konsep pembedaan biaya dalam biaya tetap dan biaya variabel dapat digunakan untuk membantu
pemilihan alternatif lokasi. Dengan konsep ini akan dapat di susun hubungan persamaan untuk
masing-masing alternatif lokasi antara biaya yang ditanggung oleh masing-masing lokasi tersebut
dengan volume produksi yang di inginkan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.
Jika proyek yang direncanakan berproduksi antara OQ1, maka lokasi yang terpilih adalah lokasi C.
Jika volume produksi antara Q1 - Q2, maka lokasi B yang terpilih, dan bila volume produksi lebih
besar dari Q2 maka lokasi A yang memiliki biaya terendah.
2. Skala/Luas Produksi
Skala atau Luas produksiadalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai
keuntungan yang optimal, dengan mengkombinasikan faktor-faktor internal dan
faktor-faktor eksternal.
Faktor eksternal adalah market share yang mungkin diraih, sedangkan faktor internal adalah usahausaha yang akan dilakukan serta variabel-variabel teknik yang berkaitan lansung dengan proses
produksi.
Pada perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk dan berproduksi untuk pasar, maka
penentuan skala/luas produksi menjadi sangat penting. Sementara perusahaan yang jenis produknya
telah terbakukan karena mesin dan peralatan yang dimiliki, serta produksi berdasarkan pesanan,
maka penentuan skala/luas produksi kurang begitu penting.
Secara sederhana, sakala/luas produksi ditentukan oleh kemungkinan market share yang dapat diraih
dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dari peralatan yang dimiliki. Pendekatan ini lebih sering
digunakan dalam praktek penyusunan Studi Kelayakan, dengan mempertimbangkan pendapat
manajemen.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan skala/luas produksi adalah :
a. Batasan permintaan, yang harus diketahui terlebih dahulu melalaui perhitungan market
share (pangsa Pasar ).
b. Tersedianya mesin-mesin yang dibatasi kapasitas teknis dan kapasitas ekonomis tertentu.
c. Jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi.
d. Kemampuan finansial dan manajemen.
e. Kemungkinan adanya perubahan teknologiproduksi dimasa yang akan datang.
Beberapa metode yang dapat dipakai untuk membantu menentukan skala produksi yang optimal
adalah :
a. Pendekatan Konsep Marginal Cost dan Marginal Recenue
Pada pendekatan ini skala produksi yang optimal tercapai jika MR = MC.
Pada pasar Persaingan Sempurna danPasar Monopoly Skala Optimalnya adalah
b. Pendekatan Break Event Point
Skala produksi minimum jika pada saat itu perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita
rugi, atau dalam keadaan Break Event Point.
BEP berarti TR = TC
TR = P.Q
TC = TFC + TVC
AVC = TVC
Q
TVC = AVC . Q
BEP berarti P. Q = TFC + AVC . Q
( P.Q – AVC.Q ) = TFC
( P - AVC ) Q = TFC
QBEP =
TFC
( P – AVC )
TR = Total Revenue
TC = Total Cost
P = Price
Q = Quantity
TFC = Total Fixed Cost
TVC = Total Variable Cost
AVC = Average Variable Cost
c. Metode Linear Programing
Metode ini digunakan jika produk yang dihasilkan lebih dari satu jenis. Jika produk
yang dihasilkan terdiri dari dua jenis, maka digunakan pendekatan grafik, dan jika
produk yang dihasilkan lebih dari dua jenis maka digunakan metode Simplex.
3. Layout
Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penenpatan fasilitas-fasilitas yang
dimiliki suatu perusahaan. Layout mencakup layout site (layout lahan lokasi proyek),
layout pabrik, layout bangunan bukan pabrik dan fasilitas-fasilitasnya.
Pada bagian ini layout pabrik merupakan bagian yang paling penting dan menentukan, sedangkan
layout lainya dirancang untuk mendukung layout pabrik.
Secara teknis ada dua layotu pabrik, yaitu layout fungsional (layout proses) dan layout produk
(layout garis ).
Dalam layout fungsional, mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai fungsi yang sama
dikelompokan dan ditempatkan dalam suatu ruang/tempat tertentu. Layout ini
digunakan oleh perusahaan yang berproduksi secara pesanan atau lazim disebut
perusahaan dengan proses produksi intermiten.
Pada layout garis, mesin dan peralatan disusun berdasarkan urutan dari opreasi proses pembuatan
produk. Dengan demikian dalam layout ini tidak terdapat arus balik jika suatu
aliran pembuatan barang telah ampai pada tahapan tertentu. Layout ini sering
digunakan untuk perusahaan yang berproduksi untuk pasar (produksi massal ).
Dari dua kemungkinan model layout ersebut menunjukan bahwa layout pabrik menyesuaikan pada
sifat proses produksi yang direncanakan untuk proyek tersebut.
Kriteria yang dapat digunakan ntuk evaluasi layout pabrik antara lain
a. Adanya konsistensi dengan teknologi produksi
b. Adanya arus produk dalam proses yang lancar dari satu proses ke proses yang lainya.
c. Penggunaan ruangan yang optimal.
d. Terdapat kemungkinan untuk dengan mudah melakukan penyesuaian maupun eksnpansi.
e. Meminimasi biaya produksi dan memberikan jaminan yang cukup untuk keselamatan tenaga
kerja.
Sedangkan pertimbangan u
mum lain yang dapat digunakan khususnya untuk layout site adalah :
a. Diusahakan layout mempunyai arus yang searah atau setidaknya mengurangi arus
penyilangan.
b. Departemen pembantu, workshop hendaknya ditempatkan secara fungsional terhadap
bangunan pabrik utama.
Disamping dua dua model layout diatas (layout fungsional dan layout garis ), terdapat dua layout
model lain yaitu Layout Kelompok (group layout) dan layout posisi tetap (fixed position layout).
Layout Kelompokmemisah-misahkan area dan kelompok mesin yang memproduksi kelompok
komponen-konponen yang membutuhkan proses produksi sejenis. Setiap
komponen diselesaikan didalam area-area spesialisasi tersebut dengan
keseluruhan mesin yang telah diatur berurutan didalam area tersebut.
Layout posisi tetap yaitu meletakan dalam suatu tempat yang tetap dari produk yang hendak
dibuat, dan alat-alat serta komponen lain yang diperlukan untuk proses
produksi dibawa kedalam tempat proses produksi tersebut dengan sama sekali
tidak pernah memindahkan barang yang sedang dalam proses. Layout seperti
ini sering digunakan untuk memproduksi barang-barang yang besar dan
kompleks, misalnya pabrik mesin, turbin, pesawat terbang dan sebagainya.
Dua metode yang dapat digunakan untuk membantupenyusunan layout ini adalah metode komputer
antara lain CRAFT (Computerized Relative Allocation of Facilities Technique ), dan Metode Travel
Chart.
4. Pemilihan Jenis Teknologi dan Equipment
Biasanya suatu produk tertentu dapat diproses dengan lebih dari satu cara, misalnya semen dapat
diproses secara basah dan proses kering, karenanya teknologi yang dipilih perlu ditentukan secara
spesifik.
Patokan umum yang dapat digunakan dalam pemilihan jenis teknologi adalah seberapa jauh derajat
mekanisasi yang dinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan. Disamping itu perlu pula
diperhitungkan kriteria-kriteria berikut :
a. Ketepatan jenis teknologi yang dipilih dengan bahan mentah yang digunakan.
b. Keberhasilan penggunaan jenis teknologi tersebut ditempat lain yang memiliki karakteristik
yang mendekati dengan lokasi proyek atau perusahaan kita.
c. Kemampuan pengetahuan tenaga kerja setempat terhadap produk dan kemungkinan
pengembanganya, juga kemungkinan penggunaan tenaga kerja asing.
d. Pertimbangan kemungkinan adanya teknologi lanjutan sebagai salinan teknologi yang akan
dipilih sebagai akibat keusangan.
MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK
Manajemen pembangunan proyek yaitu bagaimana kita menyusun rencana penyelesaian proyek
tepat pada waktunya. Dengan demikian kita harus mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan sumber
daya agar sarana fisik proyek tersebut, misalnya pabrik dan perlengkapanya, mesin-mesin dan
sebagainya, bisa di siapkan tepat pada waktunya. Tentunya agar nantinya proyek bisa beroperasi
tepat pada waktunya, maka fasilitas-fasiltas lain juga harus disiapkan, seperti tenaga kerja,
transportasi, komunikasi dan sebagainya, termasuk juga perangkat lunak seperti pembuatan berbagai
sistem dan prosedur untuk operasi proyek nantinya.
Dengan demikian, sebenarnya masa pembangunan proyek bukan hanya pembangunan fisik saja,
tetapi berbagai sarana lain sampai proyek melakukan produksi percobaan (trial run ). Kegiatan yang
penting adalah bagaimana kita menjadwalkan berbagai kegiatan yang memerlukan berbagai sumber
daya, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan tersebut agar membentuk suatu satuan kegiatan,
sehingga proyek nantinya bisa beroperasi tepat pada waktunya. Tentu saja, dalam penyelesaian
kegiatan-kegiatan tersebut perlu diperhatikan faktor biaya. Biasanya semakin cepat waktu
penyelesaian yang dinginkan, maka biayanya akan semakin besar.
Perencanaan Pelaksanaan Proyek
Tahap perencanaan merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan. Pada tahap ini di
identifikasikan berbagai kegiatan yang perlu dilakukan, lama masing-masing kegiatan dan biayanya.
Termasuk juga supply logistik agar setiap kegiatan berjalan lancar. Walaupun ada bagian-bagian
tertentu yang pekerjaanya dapat diserahkan pada pihak lain, tetapi perusahaan harus mempunyai
rencana secara menyeluruh, kapan proyek tersebut harus dimulai.
Langkah pertama merancang pelaksanaan proyek adalah membaginya dalam berbagai kegiatan.
Kegiatan-kegiatan perlu di identifikasikan dan hubungan antar kegiatan harus jelas. Biasanya
pembagian tersebut menurut standar logika tertentu, sehingga pemberi proyek dapat mengetahui
secara garis besar, kegiatan apa saja yang akan dilakukan untuk menyelesaikan proyek tersebut serta
berapa dana dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Langkah kedua dalam merencaakan pelaksanaan proyek (yaitu sampai proyek itu bisa melakukan
produksi komersial), ialah menentukan skedul/jadwal kegiatan dalam proyek. Semua kegiatan
beserta jangka waktu masing-masingnya akan disusun dalam suatu rencana yang menyeluruh
(dengan mengingat spesifikasi teknisnya), sehingga bisa diperkirakan kapan proyek tersebut akan
selesai dan siap beroperasi secara komersial.
Berbagai teknik/cara yang biasa digunakan dalam merencanakan pembangunan proyek adalah
GANTT Chart, PERT (Program Evaluation and Review Tenhnique dan Metode Jalur Kritis (Critical
Path Method). Tujuan pemilihan teknik-teknik ini adalah untuk membantu pihak perencana agar
lebih mudah memperkirakan kapan suatu proyek akan selesai. Kalau harus dipercepat, kegiatankegiatan mana yang dapat dipercepat, berapa tambahan biayanya dan sebagainya.
Dengan demikian dalam perencanaan perlu diatur hal-hal berikut :
-
Apa saja yang perlu dilakukan dalam penyelesaian proyek, bagaimana melakukanya,
siapa yang akan melakukan dan kapan harus melakukan.
-
Fasilitas-fasilitas apa saja yang perlu disediakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan
tersebut tepat pada waktunya (seperti dana, personalia, logistik dan sebagainya ).
-
Pengawasan yang diperlukan, termasuk peninjauan secara periodik.
Bagan GANTT
Bagan ini digunakan oleh H.L Gantt dalam mengatasi pengawasan produksi, yang disebut Gantt
Milestone Chart. Bagan ini pada dasarnya menggambarkan pekerjaan yang harus dilakukan, dan
yang lebih penting bagan ini juga menunjukan saling hubungan yang terdapat antara semua tahap
atau tingkatan pekerjaan, sehingga dapat ditentukan koordinasi yang diperlukan antara berbagai
tingkatan pekerjaan dari suatu proyek.
Bagan Gant bisa menjelaskan berapa lama suatu pekerjaan atau kegiatan bisa diselesaikan, kegiatan
yang harus dilakukan dan lama suatu kegiatan.
1
2
3
4
6
5
7
Gambar lingkaran dalam bagan disebut mile stone, mile stone kedua belum bisa dimulai sebelum
mile stone pertama selesai, demikian juga mile stone 4 belum bisa dimulai sebelum mile stone 3
selesai, tetapi apakah milestone 3 sudah bisa dimulai sebelum milestone 2 selesai, bagai ini tidak
bisa menjelaskanya. Inilah kelemahan bagan Gant. Meskipun demikian, bagan Gant ini masih
banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan. Salah satu keunggulanya adalah kesederhanaanya
dan mudah ditafsirkan. Dengan demikian untukpekerjaan-pekerjaan yang sederhana, penggunaan
bagan Gant ini nampaknya cukup memadai.
PERT
PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Technique. PERT ini merupakan
perbaikan dari bagan Gant sehingga bisa mengatasi kelemahan bagan tersebut. PERT merupakan
suatu cara untuk merencanakan penyelesaian pekerjaan, memperkirakan waktu yang diperlukan
untuk pekerjaan tersebut, sehingga PERT ini membantu kita dalam menskedul penyelesaian
pekerjaan. Secara formal PERT ini sering didefenisikan sebagai suatu metode untuk menjadwal dan
menganggarkan sumber-sumber daya untuk menyelesaikan pekerjaan pada jadwal yang sudah
ditentukan.
Kelebihan metode PERT ini antara lain
-
Dapat digunakan untuk merencanakan suatu proyek yang kompleks
Penjadwalan pekerjaan dapat disusun sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan
-
efisien
Dapat mengadakan pembagian tenaga kerja dan sumber daya lain
Dapat dilakukan untuk penjadwalan ulang untuk mengatasi hambatan-hambatan dan
kelambatan-kelambatan
-
Dapat menentukan trade off (kemungkinan pertukaran) antara waktu dan biaya, berapa
-
rupiah biayanya untuk mempercepat suatu pekerjaan.
Menentukan kemungkinan untuk menyelesaikan suatu proyek seperti bangunan tertentu.
Data Yang Diperlukan
Agar metode PERT ini dapat digunakan, maka ada beberapa jenis data atau informasi yang
diperlukan :
a. Taksiran mengenai waktu yang diperlukan untuk setiap pekerjaan. Karena kita tidak bisa
menentukan waktu secara mutlak, maka harus dilakukan penaksiran sebaik-baiknya dengan
memperkirakan waktu rata-rata untuk pekerjaan sejenis berdasarkan pengalaman masa
lampau.
b. Urutan Pekerjaan. Kita harus bisa menentukan pekerjaan-pekerjaan apa yang harus
diselesaikan sebelum suatu pekerjaan dimulai dan pekerjaan apa yang kemudian
mengikutinya.
c. Biaya untuk mempercepat suatu pekerjaan, seperti biaya lembur atau biaya implisit untuk
menyediakan pekerja yang lebih banyak untuk pekerjaan tersebut.
Dua konsep yang perlu diperhatikan dlam penggunaan PERT
-
Events, suatu events (kejadian) adalah suatu keadan tertentu yang terjadi pad saat tertentu.
Aktivitas, suatu aktivitas adalah pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
kejadian tertentu.
Dalam PERT kejadian biasa diberi simbol lingkaran, dan aktivitas dilukiskan sebagai anak panah
yang menghubungkan kedua lingkaran tersebut. Gambar berikut menunjukan dua event yang
dihubungkan dengan suatu aktivitas. Event 1 menunjukan pekerjaan dimulai, dan event 2
menunjukan pekerjaan selesai. Tanda panah menunjukan pekerjaan yang sesungguhnya dilakukan.
1 ------------------------------------- > 2
Jaringan digunakan jika beberapa event dan aktivitas digabungkan dan hasilnya digambarkan
dengan sebuah diagram seperti contoh berikut. Bentuk jaringan tergantung pada rumitnya proyek
yang akan dilaksanakan.
Event
Aktivitas
1
1-2
2
2-3
3
2-4
4
3-5
5
4–5
Menaksir Waktu
Waktu dalam PERT biasanya dinyatakan dalam satuan minggu kalender, biasanya dinayatakan
dengan formula berikut
Waktu dalam kalender =
Jumlah hari kerja yang diperlukan
Jumlah hari kerja / minggu
Critical Method/Jalur Kritis
Jalur kritis ini digunakan untuk mengukur waktu dan biaya yang diperlukan dalam penyelesaian
suatu proyek.
Misalkan kita punya jaringan seperti gambar.1 dibawah untuk menyelesaikan suatu proyek. Jaringan
tersebut memiliki dua jalur, yaitu 1- 2 – 4 yang memerlukan waktu 4 minggu dan 1 – 3 – 4 yang
memerlukan waktu 6 minggu. Waktu tercepat yang diharapkan diberi notasi TE, sedangkan jalur
yang membentuk jalur terpanjang ini yaitu 1 – 3 – 4
yang disebut jalur kritis. Kita dapat
mengatakan bahwa waktu tercepat yang diharapkan untuk event 4 adalah 6 minggu.
Konsep lain yang perlu diketahui adalah waktu terlambat yang diperlukan yang diberi notasi T L.
Konsep ini merupakan waktu penyelesaian paling lambat yang diperkenankan untuk suatu aktifitas,
tanpa memperlambat penyelesaian seluruh pekerjaan. Untuk memahami konsep ini perhatikan
gambar.2 berikut
Dari jaringan tersebut kita bisa menghitung TE untuk masing-masing event. Misalkan TE untuk event
4 adalah 9 minggu, meskipun jalur 1 – 2 – 4 hanya memerlukan waktu 6 minggu ( 2 + 4 = 6 ), tetapi
jalur 1 – 3 – 4 memerlukan waktu 9 minggu. Dengan demikian waktu tercepat untuk menyelesaikan
event 4 adalah 9 minggu. Lengkapnya semua TE untuk setiap event diperlihatkan pada ganbar 3
berikut. Dari gambar tersebut bisa dilihat bahwa penyelesaian pekerjaan tersebut adalah 16 minggu.
Untuk menghitung waktu terlambat yang diperkenankan dapat kita lihat event 4, waktu tercepat
untuk menyelesaikan event 4 adalah 9 minggu. Meskipun demikian kita bisa memulai event 4
tersebut pada minggu ke 11 ( yaitu 16 – 5 = 11), tanpa memperlambat penyelesaian seluruh
pekerjaan. Dengan demikian maka TL untuk event 4 adalah pada minggu ke 11. Untuk event 5, T L
adalah 16 – 6 = 10 (minggu ke 10). Sedangkan untuk event 3 kita hitung sebagai berikut. Event 3
memiliki dua arah anak panah yaitu ke event 4 dan 5. T L untuk event 4 adalah 11, sedangkan TL
untuk event 5 adalah 10. Karena itu waktu paling lambat yang diperkenankan untuk memulai event 3
adalah minggu ke 8 bukan minggu ke 10. Kalau event 3 dimulai pada minggu ke 10 maka
penyelesaian seluruh pekerjaan akan tertunda 2 minggu, demikian seterusnya.
Kalau kita perhatikan, maka event yang berada dalam jalur kritis mempunyai T L yang sama dengan
TE. Selisih antara TL dan TE ini disebut slack time ( s ). Slack time tersebut dapat dilihat pada gambar
4 berikut.
Dengan demikian, maka event yang berada dalam jalur kritis mempunyai slack time = 0
Penyesuaian dan Penyusunan Kembali Jaringan
PERT bukanlah teknik yang steril dalam pembuatan rencana. Kalau dalam perencanaan memang
diperlukan perubahan, maka PERT bisa membantu mengidentifikasi kegiatan mana yang perlu
dirubah agar penyelesaian pekerjaan lebih cepat. Tiga cara yang bisa dilakukan adalah :
a. Pertukaran Sumber Daya Yang Diperlukan.
Apabila dipergunakan sumber daya yang sama pada setiap kegiatan, maka untuk mempercepat
penyelesaian keseluruhan pekerjaan tersebut, kita bisa memindahkan sebagian sumber daya yang
ada pada kegiatan-kegiatan yang bukan pada jalur kritis, kekegiatan-kegiatanjalurkritis. Misalkan
kita memindahkan sebagian sumberdaya yang diperlukan untuk menyelesikan kegiatan 4- 6 kegiatan
5 – 6. Sebagai akibatnya, misalnya kegiatan terpaksa memerlukanwaktu 6 minggu, tetapi kegiatan 5
– 6 menjadi hanya 5minggu. Degan demikian, maka penyelesaian seluruh pekerjaan akan berubah
dari 16 minggu menjadi 15 minggu. Jalur kritis tetap pada jalur 1 – 3 – 5 – 6 dengan total waktu 15
minggu.
b. Melonggarkan Spesifikasi Teknis
Dengan melonggarkan beberapa persyaratan teknis, kita juga mungkin bisa mempercepat
penyelesaianseluruhpekerjaan.
Misalnyauntukmengeringkan
cat
mungkindiperlukanwaktu
7
haribaru boleh di cat ulang. Kita mungkin berani melakukan cat ulang meskipun cat tersebut baru
dikeringkan selama 5 hari. Akibatnya kita bisa mempercepat 2 hari penyelesaian pekerjaan tersebut.
Tentu saja pelonggaran persyaratan teknis tersebut mempunyai keterbatasan.
Tidak setiap pekerjaan teknis bisa dilonggarkan. Proses pengeringan pengecoran beton, jelas tidak
boleh sembarangan dilanggar karena akibatnya bisa fatal.
c. Merubah Susunan Aktifitas
Misalnya beberapa event bisa dimulai sebelum suatu event selesai. Misalkan suatu suku cadang
tertentu harus melalui 3 operasi untuk bisa seles
Literatur
1. Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad, Studi Kelayakan Proyek, UPP AMP YKPN,
Yokyakarta.
2. Chandra.P, Projects ; Preparation,Appraisal, Implementation, Tata McGraw Hill, New Delhi
3. Sutoyo. S, Studi Kelayakan Proyek, Konsep dan Teknik, Seri Manajemen, LPPM Jakarta
Materi Kuliah
1. Pendahuluan
2. Desain Studi Kelayakan
3. Analisa Aspek Pasar
4. Peramalan Permintaan
5. Analisa aspek Teknis Proyek
6. Manajemen Pembangunan Proyek
7. Manajemen Dalam Operasi
8. Kebutuhan dan Sumber Dana
9. Aliran Kas Proyek
10. Kriteria Penilaian Investasi
11. Resiko Dalam Investasi
Penilaian
-
Ujian Tengan Semester
Ujian Akhir Semester
Tugas
Kehadiran minimum 75 %
PENDAHULUAN
1. Pengertian Studi Kelayakan Proyek
Studi Kelayakan Proyek adalah penelitian untuk menentukan dapat atau tidaknya suatu proyek
(biasanya proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Bagi pihak swasta, berhasil berarti
menguntungkan. Menguntungkan atau berhasil secara umum berarti bermanfaat bagi masyarakat
luas, menyerap banyak tenaga kerja, menyerap sumber daya yang melimpah, menambah atau
menghemat devisa.
Kalau seseorang atau suatu pihak melihat suatu kesempatan usaha, maka timbul pertanyaan
apakah kesempatan tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis, apakah bisa mendapat suatu
keuntungan yang cukup layak. Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah yang mendasari perlunya
dilakukan studi kelayakan proyek.
Proyek-proyek yang diteliti bisa berbentuk proyek raksasa seperti pengembangan proyek listrik
tenaga nuklir, sampai dengan proyek sederhana seperti usaha jasa fotocopy.
Pada umumnya suatu studi kelayakan proyek akan menyangkut tiga aspek :
1. Manfaat ekonomis proyek bagi proyek itu sendiri atau dikatakan manfaat finansial, yaitu
apakah proyek tersebut cukup menguntungkan bila dibandingkan dengan resiko proyek
tersebut.
2. Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan (manfaat
ekonomis nasional), yang menunjukan manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu
negara.
3. Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitarnya.
2. Pentingnya Investasi
Setiap negara biasanya melakukan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi
dinegarnya masing-masing. Bahkan kalau modal dalam negeri kurang mampu meningkatkan
investasi, pemerintahnya tidak segan-segan mengundang pihak asing untuk melakukan investasi
dinegaranya dengan tujuan meningkatkan investasi guna mendorong kegiatan ekonomi
negaranya. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan investasi, seperti penyerapan
tenaga kerja, peningkatan output nasional, penghematan devisa, peningkatan devisa dan lainlain. Tentu saja investasi yang sehat.
3. Tujuan Dilakukanya Studi Kelayakan
Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan
dalam jangka panjang. Karena itu perlu dilakukan studi yang berhati-hati agar jangan sampai
proyek tersebut terlanjur mengeluarkan dana yang besar, tapi ternyata proyek itu tidak
menguntungkan. Banyak faktor yang menyebabkan suatu proyek ternyata tidak menguntungkan,
antara lain karena kesalahan dalam perencanaan, kesalahan menaksir pasar yang tersedia,
kesalahan memperkirakan teknologi yang tepat, kesalahan memperkirakan kontinyuitas bahan
baku, kesalahan memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang ada.
Sebab lain bisa pula berasal dari pelaksanaan proyek yang tidak terkendalikan, sehingga biaya
pembangunan proyek menjadi membengkak dan penyelesaian proyek tertunda-tunda. Bisa pula
karena faktor lingkungan yang berubah, baik lingkungan sosial, politik, bencana alam dan lainya.
Karena itu studi kelayakanmenjadi sangat penting, minimum aspek ekonomisnya. Jadi studi
kelayakan proyek bertujuan untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu
besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Walaupun studi kelayakan juga
memerlukan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil bila dibandingkan dengan resiko kegagalan
suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar.
Dalam studi kelayakan hal-hal yang perlu diketahui antara lain :
a. Ruang lingkup kegiatan proyek, yaitu bidang apa proyek akan beroperasi.
b. Cara kegiatan proyek dilakukan, apakah proyek akan ditangani sendiri atau diserahkan
pihak lain dan siapa yang menangani proyek tersebut.
c. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh proyek, yaitu
mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan proyek bersangkutan.
d. Sarana yang diperlukan proyek, baik material,tenaga kerja, fasilitas pendukung seperti jalan
raya, transportasi dan sebagainya.
e. Hasil kegiatan proyek tersebut serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh
hasil.
f. Akibat-akibat yang bermanfaat maupun tidak bermanfaat.
g. Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek serta jadwal masing-masing kegiatan
sampai proyek investasi berjalan.
4. Intensitas Studi Kelayakan
Beberapa proyek mungkin diteliti sangat mendalam, mencakup berbagai aspek yang terpengaruh,
beberapa proyek mungkin diteliti beberapa aspek saja, bahkan ada proyek investasi penilainya tidak
dilakukan secara formal. Beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas studi kelayakan antara lain:
a. Besarnya dana yang ditanam. Biasanya makin besar dana yang ditanam, semakin mendalam
pula studi yang perlu dilakukan.
b. Tingkat ketidak pastian proyek. Semakin sulit memperkirakan penghasilan, penjualan, biaya,
aliran kas dan lain-lain, semakin berhati-hati pula dilakukan studi kelayakan.
c. Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek. Semakin kompleks faktor-faktor
yang menentukan keberhasilan dan kegagalan proyek, maka semakin mendalam pula studi
kelayakan yang perlu dilakukan dan sebaliknya.
5. Lembaga-Lembaga Yang Memerlukan Studi Kelayakan
Studi kelayakan dilakukan adalah untuk memenuhi permintaan berbagai pihak dan masing-masing
pihak memiliki sudut pandang yang berbeda. Lembaga-lembaga yang memerlukan studi kelayakan
antara lain :
a. Investor
Yaitu pihak yang menanamkan dana mereka dalam suatu proyek (sebagai pemilik perusahaan atau
pemegang saham), ytiu guna menilai prospek proyek tersebut terutama tingkat keuntungan yang
diharapkan dan resikonya.
b. Kreditur/Bank
Kreditur/Bank, biasanya lebih memperhatikan dari segi keamanan dana yang dipinjamkan mereka.
Apakah bunga plus angsuran pokok pinjaman bisa terbayar tepat waktu. Karena itu mereka lebih
memperhatikan pola aliran kas selama jangka waktu pinjaman.
c. Pemerintah
Pemerintah biasanya lebih mementingkan manfaat proyek bagi perekonomian nasional. Apakah
proyek tersebut membantu menghemat devisa, memperluas kesempatan kerja dan lain-lain, yang
biasanya dikaitkan dengan penganggulangan masalah-masalah yang dihadapi negara.
DISAIN STUDI KELAYAKAN
Bab ini membahas apa saja yang harus diteliti atau dikaji dalam menyusun laporan studi
kelayakan, aspek-aspek yang perlu diperhatikan, bagaimana sejarah proyek dan siapa sponsornya.
Identifikasi Kesempatan Usaha
Identifikasi kesempatan usaha merupakan tahap pertama dalam melakukan studi kelayakan.
Umumnya tahap-tahap untuk melakukan studi kelayakan proyek adalah
a. Identifikasi
Pada tahap ini sponsor proyek merasa melihat adanya kesempatan investasi yang mungkin
menguntungkan.
b. Perumusan
Yaitu menterjemahkan kesempatan investasi kedalam suatu rencana proyek yang konkrit, dengan
faktor-faktor yang penting dijelaskan secara garis besar.
c. Penilaian
Yaitu melakukan kajian terhadap berbagai aspek seperti aspek pasar, teknik, keuangan,
perekonomian dan lain-lain.
d. Pemilihan
Yaitu melakukan pemilihan dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan dan tujuan yang akan
dicapai.
e. Implementasi
Yaitu menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap berpegang pada anggaranya.
Dalam melalukan identifikasi kesempatan berusaha, berbagai cara yang dapat dilakukan antara
lain :
-
Mempelajari Impor. Impor menunjukan masih ada pasar yang belum bisa dipenuhi produk
-
dalam negeri, sehingga ini merupakan peluang untuk proyek yang diusulkan.
Menyelidiki material lokal. Jumlah material yang melimpah, harga yang murah dan kualitas
yang baik, menunjukan kemungkinan untuk dieksploatasi lebih lanjut.
-
Mempelajari ketrampilan tenaga kerja. Untuk beberapa jenis industri, faktor ketrampilan
tenaga kerja mungkin sangat menentukan, sehingga tersedianya tenaga kerja dengan
-
ketrampilan tertentu memungkinkan untuk mengembangkan usaha tertentu.
Melakukan studi industri. Berbagai peluang bisa ditemukan melalui studi industri, seperti
mempelajari perkembangan produksinya, perkembangan ekspor dan kecendrungan
-
harganya dari waktu kewaktu.
Menerapkan kemajuan teknologi. Perubahan teknologi dari waktu kewaktu memungkinkan
-
investor memanfatkanya sebelum pihak lain menggunakanya.
Mempelajari hubungan antar industri. Pertumbuhan suatu industri bisa dipastikan akan
menciptakan kesempatan perkembangan industri lainya. Kesempatan dapat ditentukan
-
dengan meneliti bagaimana input dan output industri tersebut berkaitan.
proyek-proyek besar akan menciptakan kebutuhan akan produk/jasa yang belum tersedia.
Melakukan pengamatan ditempat lain. Pembangunan dinegara atau daerah lain mungkin
bisa diterapkan untuk daerah kita.
Aspek-Aspek Studi Kelayakan
Untuk melakukan Studi kelayakan, terlebih dulu harus ditentukan aspek-aspek apa yang akan
dipelajari. Walaupun tidak ada kesepakatan atau keseragaman mengenai aspek-aspek apa saja yang
harus dikaji, tetapi umumnya Studi kelayakan mengkaji aspek-aspek seperti Aspek Pasar, aspek
teknis, Keuangan, Hukum, Ekonomi dan sosial, tergantung pada besarnya dana yang akan ditanam
dalam proyek tersebut dan komleksitas suatu proyek.
Aspek Pemasaran Mempelajari antara lain :
-
Permintaan, baik permintaan secara total atau dirinci menurut daerah, jenis konsumen,
-
perusahaan pemakai dan lain-lain. Disamoing itu juga perlu diperkirakan permintaan.
Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri (impor),
bagaimana
perkembanganya dimasa lalu dan begaimana pula perkiraanya dimasa
datang. Perlu pula dikaji faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran seperti barang
-
saingan, perturan pemerintah dan lainya.
Harga, bagaimana perbandinganya dengan barang impor, barang saingan lainya serta
-
kecendrungan perubahan harga.
Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan digunakan, marketing mix,
-
identifikasi siklus kehidupan produk pada tahap mana berada sekarang.
Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan serta market share yang bisa dicapai
perusahaan.
Aspek Teknis, Mengkaji berbagai hal seperti
-
Apakah studi sebelumnya pernah dilakukan
Berapa skala produksi yang akan dibangun
Apa atau bagaimana proses produksi yang akan digunakan
Apakah mesin-mesin yang akan digunakan sudah tepat atau belum
Apa saja perlengkapan tambahan dan perlengkapan tambahan yang diperlukan
Bagaimana persiapan penanganan limbah produksi
Bagaimana layout yang akan digunakan
Dimana lokasi akan dibangun
Bagaimana rencana skedul kerja
Jenis teknologi mana yang akan digunakan
Aspek Keuangan mengkaji berbagai hal antara lain
-
Berapa dana yang dibutuhkan, baik untuk investasi, untuk aktiva tetap maupun untuk modal
-
kerja
Dari mana saja sumber dana untuk pembelanjaan, berapa dana dari modal sendiri maupun
-
dana dari pinjaman
Berapa perkiraan penerimaan, biaya, laba/rugi dan perkiraan tingkat break event
Perkiraan Manfaat dan biaya dalam art finansial seperti rate of return on investment, net
-
present value, internal rate of return, profitability index dan payback period
Proyeksi keuangan seperti proyeksi Neraca, sumber dana dan penggunaan dana
Aspek Manajemen yang meliputi
-
Manajemen dalam masa pembangunan proyek, siapa pelaksana pembangunan proyek,
bagaimana jadwal penyelesainya, siapa yang melakukan studi masing-masing aspek, baik
-
aspek pemasaran, teknis dan sebagainya.
Manajemen dalam operasi seperti bentuk struktur organisasi perusahaan yang akan
digunakan, deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan, anggota direksi, tenaga kunci dan lainlain
Aspek Hukum yang mengkaji antara lain
-
Bentuk badan usaha apa yang akan diguinakan
Jaminan yang bisa digunakan seandainya mengggunakan sumber dana dari pinjaman
Berbagai akta seperti, sertifikat, izin yang diperlukan dan sebagainya
Aspek Ekonomi dan Sosial antara lain
-
Pengaruh proyek terhadap pendapatan nasional
Pengaruh proyek terhadap jumlah devisa yang bisa diperoleh atau dihemat
Pengaruh terhadap kesempatan kerja
Pengaruh proyek terhadap perkembangan industri lain
Aspek sosial seperti makin ramainya suatu daerah, lalu lintas yang makin lancar, listrik dan
sebagainya.
ASPEK PASAR
Pada masa lalu jumlah perusahaan belum begitu banyak, sehingga persaingan untuk
memperebutkan pasar (konsumen) belum begitu tajam, karena itu aspek pasar belum
mendapatkan perhatian yang tajam dari investor. Tetapi saat ini banyak perusahaan bermunculan
karenanya persaingan antar mereka juga semakin tajam, sehingga aspek pasar menempati aspek
yang penting dalam pertimbangan investor sebagi unsur utama Studi Kelayakan dan Evaluasi
Proyek.
1. Unsur-Unsur Utama Aspek Pasar
Beberapa unsur yang penting dianalisa dalam aspek pasar adalah :
a. Berapa market potensial (pasar potensial) yang tersedia untuk masa yang akan datang. Untuk
keperluan ini perlu diketahui tingkat permintaan masa lalu, sekarang dan variabel-variabel
yang berpengaruh terhadap permintaan tersebut, yang diduga juga berpengaruh terhadap
permintaan dimasa datang. Dengan demikian perlu pula dibuat hubungan variabel-variabel
tersebut dalam suatu model.
b. Berapa market Share yang dapat diserap oleh proyek tersebut dari keseluruhan pasar
potensial. Bagaimana perkembangan market share tersebut dimasa datang.
c. Strategi yang digunakan untuk mencapai market share yang telah ditetapkan. Untuk
keperluan ini perlu diperhatikan kedudukan produk dalam siklus usia produk (product of life
cycle) dan segmen pasar yang direncanakan. Disamping itu perlu pula diperhatikan
komposisi marketing mix yang digunakan.
2. Data dan Sumber Data
Data-data yang diperlukan dalam analisa aspek pasar dari usulan proyek untuk menganalisa aspek
pasar diatas antara lain.
a. Kecendrungan konsumsi/permintaan masa lalu dan sekarang, serta variabel-variabel yang
berpengaruh yang dapat dijadikan dasar perumusan model peramalan pasar potensial dimasa
yang akan datang.
b. Penawaran produk sejenis dimasa lalu dan sekarang, serta kecendrungan dimasa yang akan
datang termasuk perluasan kemungkinan produksi dan perusahaan pesaing dan batasanbatasan yang mempengaruhinya.
c. Impor dan ekspor yang dilakukan negara yang bersangkutan untuk pdroduk yang diusulkan
dalam studi kelayakan proyek.
d. Struktur persaingan guna mengetahui kedudukan proyek dan struktur persaingan, disamping
perlu pula diketahui struktur biaya dari perusahaan pesaing dalam memproduksi dan
memasarkan produknya.
e. Tingkah laku,motivasi, kebiasaan dan preferensi konsumen.
f. Pemilihan marketing effort yang akan dilakukan dalam pemilihan skala prioritas dan
marketing mix yang tersedia.
Tidak semua data-data diatas harus diperoleh melalui survei lapangan yang dilakukan investor,
namun seringkali penggunaan data sekunder bisa digunakan setelah dilakukan beberapa
penyesuaian. Beberapa data sekunder yang dapat digunakan antara lain :
-
Laporan sensus Penduduk Indonesia.
-
Laporan perencanaan Pembangunan nasional/daerah baik rencana lima tahun maupun
rencana tahunan.
-
Buku Statistik Indonesia atau statistik masing-masing daerah yang diterbitkan oleh Badan
Pusat Satistik.
-
Buletin yang ada pada masing-masing kementrian.
-
Buletin yang dietrbitkan oleh asosiasi profesi.
-
Buletin yang diterbitkan Perbankan.
-
Laporan seminar-seminar, lokakarya dan sejenisnya.
-
Laporan lain seperti laporan penelitian atau laporan khusus yang dapat diperoleh.
3. Peramalan Permintaan
Untuk menyusun peramalan permintaan ini ada dua hal yang harus diukur yaitu. Pertama,
pengukuran pasar potensial saat sekarang dan peramalan pasar potensial dimasa yang akan datang,
Kedua, pengukuran dari sebagian pasar potensial (sales potensial) tersebut yang dapat diraih oleh
proyek yang bersangkutan saat sekarang dan pada masa yang akan datang.
Pasar Potensial adalah keseluruhan jumlah produk atau sekelompok produk yang mungkin dapat
dijual dalam pasar tertentu dibawah pengaruh suatu set kondisi tertentu (yang meliputi varabel yang
dapat dikontrol oleh calon investor yakni marketing mix dan kemampuan manajemen lainya, serta
variabel yang tidak dapat dikontrol oleh calon investor seperti kondisi industri dan kondisi
perekonomian pada umunya). Dalam pengertian lain pasar potensial juga dapat diartikan sebagai
permintaan industri jika marketing efforts yang dilakukan oleh perusahaan dalam industri tersebut
mencapai titik optimal
Sales Potensial adalah proporsi (sebagian) dari keseluruhan pasar potensial yang diharapkan dapat
diraih oleh proyek yang bersangkutan. Dalam pengertian lain sales potensial adalah permintaan
perusahaan tertentu dibawah marketing efforts yang dilakukan atau sering disebut market share
perusahaan.
4. Prosedur Peramalan Permintaan.
Pengukuran dan peramalan permintaan merupakan hal utama yang harus dibahas dalam aspek pasar.
Pengukuran permintaan adalah usaha untuk mengetahui permintaan atas suatu produk atau
sekelompok produk dimasa yang lalu dan masa sekarang dalam suatu set kondisi tertentu.
Sedangkan Peramalan permintaan merupakan usaha untuk mengetahui jumlah produk atau
sekelompok produk dimasa yang akan datang dalam kendala satu set kondisi tertentu. Peramalan
permintaan tidak bisa diartikan sebagai kegiatan yang bertujuan mengukur permintaan dimasa
datang secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang
berlawanan antara realita dikemudian hari dan hasil peramalan. Jadi peramalan permintaan hanya
untuk meminimalkan ketidak pastian yang mungkin terjadi dimasa datang.
Secara ringkas prosedur peramalan permintaan yang dilakukan dalam Studi Kelayakan melalui
tahapan sebagai berikut :
a. Analisa ekonomi, yaitu dengan melakukan proyeksi terhadap aspek-aspek ekonomi makro,
terutama aspek kependudukan dan pendapatan. Disamping itu perlu pula dianalisa pengaruh
kebijksanaan pemerintah yang akan berlaku dan berpengaruh pada usulan proyek.
b. Analisa industri, yaitu analisa terhadap permintaan pasar dari seluruh perusahaan yang
menghasilkan produk sejenis, dari yang diusulkan dalam studi kelayakan proyek. Analisa ini
mencakup peramalan permintaan potensial, yaitu kebutuhan konsumen terhadap produk
tersebut dan analisa permintaan industri yaitu jumlah permintaan real yang sudah dapat
dipenuhi oleh perusahaan yang sudah ada. Pada tahap analisa ini sudah dapat diketahui
peluang pasar yang tersedia untuk usulan proyek yang diajukan.
c. Analisa penjualan masa lalu, hal ini dilakukan untuk melihat market positioning produk
dalam struktur persaingan, agar dapat diketahui market share produk tersebut. Jika proyek
yang ada merupakan proyek baru bagi calon investor, maka tahapan ini tidak dapat
dilakukan. Maka cara yang dilakukan adalah dengan mengggunakan analogi penjualan
perusahaan lain yang telah memproduksi produk sejenis atau dengan mengambil analogi
produk yang mendekati kesamaan atau dapat pula dengan produk pengganti.
d. Analisa Peramalan Permintaan, baik untuk industri maupun untuk proyek yang diusulkan.
Pada tahap ini terlebih dulu harus dilakukan identifikasi terhadap kemungkinan variabel
ekstern untuk industri dan perubahan variabel intern perusahaan, khususnya yang berkaitan
dengan perencanaan program pemasaran dimasa yang akan datang.
e. Pengawasan hasil peramalan, yakni usaha meminimalkan kesalahan hasil peramalan dari
berbagai teknik peramalan yang digunakan.
5. Metode Trend Peramalan Permintaan
Metode ini semata-mata mendasarkan diri pada data dan keadaan masa lampau. Jika keadaan dimasa
yang akan datang cukup stabil dalam arti tidak banyak berbeda dengan masa lampau, maka metode
ini dapat memberikan hasil peramalan yang cukup akurat.
Metode peramalan dengan teknik Trend ini dapat dilakukan dengan Metode Trend Linear, Kuadrat
dan Logaritma.
a. Metode Trend Linear
Y = a + b.x
a = Konstanta
Y = Variabel permintaan
b = Trend (perubahan tiap tahun )
X = Variabel tahun
n = Jumlah data
a=Y/n
b = XY/ X2
b. Metode Kuadratik
Metode ini digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cendrung berbentuk
Parabola
Fungsi persamaan metode kuadratik ini berbentuk
Y = a + b.x + c.X2
Koefisien a, b dan c diperoleh dengan cara
a = ( Y – c. X2 ) : n
b = XY : X2
c = ( n X2 Y - ( X2 )( Y ) ) : ( n X4 – ( X2)2
Contoh, Berikut ini data penjualan tahun 2004 sampai 2012 sebagai berikut
XY
-15,2
X2Y
60,8
9
-11,7
35,1
81
3,914
4,2
4
-8,4
16,8
16
4,020
-1
4,3
1
-4,3
4,3
1
4,207
2008
0
4,4
0
0
0
0
4,475
2009
1
4,7
1
4,7
4,7
1
4,824
2010
2
5,2
4
10,4
20,8
16
5,253
2011
3
5,8
9
17,4
52,2
81
5,764
2012
4
X=0
6,4
Y = 42,7
X
X2
Tahun
2004
Y
-4
3,8
16
2005
-3
3,9
2006
-2
2007
16
X2 = 60
25,6
XY=18,5
102,4
X2Y=297,1
X4
256
256
X4=708
Y4
3,898
6,355
Y4=42,710
Untuk Trend Linear dapat ditentukan persamaan Trendnya sebagai berikut
a = Y : n = 42,7 : 9 = 4,744
b = XY : X2 = 18,5 : 60 = 0,308
Maka persamaan Linear permintaan adalah
Y = 4,744 + 0,308 X
Dari persamaan tersebut maka kita dapat meramalkan permintaan untuk masa datang seperti berikut
Y2014 berarti X = 6
Y2014 = 4,744 + 0,308 ( 6 ) = 4,744 + 1,848 = 6,588
Y2018 berarti X = 10
Y2018 = 4,744 + 0,308 (10) = 4,744 + 3,08 = 7,82
Untuk Trend Kuadratik dapat ditentukan persamaan Trend sebagai berikut
Perhitungan Koefisien a, b dan c adalah
b = 18,5 : 60 = 0,3083
c = ( 9 ( 297,1) – ( 60) (42,7) ) : ( 9 (708) – (60)2 = 0,0404
a = ( 42,7 – ( 0,0404) (60) : 9 = 4,475
Sehingga fungsi persamaanya adalah
Y = 4,475 + 0,3083 X + 0,0404 X2
Berdasarkan persamaan yang diperoleh, maka kita bisa meramalkan permintaan untuk masa yang
akan datang.
Y2014 berarti X = 6
Y2014 = 4,475 + 0,308 (6) + 0,0404 (62)
= 4,475 + 1,848 + 1,454 = 9,724
Y2018 berarti X = 10
Y2018 = 4,475 + 0,308 (10) + 0,0404 (102)
= 4,475 + 3,08 + 4,04 = 11,595
c. Metode Regresi Korelasi
Metode ini didasarkan pada hubungan sebab akibat atas terjadinya variasi dari suatu variabel, dan
hubungan sebab akibat itu nampak dari fungsi persamaan regresi. Sedangkan korelasi merupakan
alat pembantu yang berguna untuk mengetahui sejauh mana intensitas hubungan yang terjadi antara
variabel-variabel yang bersangkutan.
Y = f (X,u)
Y = Jumlah permintaan
X = Variabel yang dianggap mempengaruhi permintaan
u = Error term
Y = a + b.X + u
b = (n ( XY ) – ( X ) ( Y ) ) : n X2 – ( X )2
a = Y* - b.X*
Y* = Y / n
X* = X /n
ASPEK TEKNIS
Bila berdasarkan evaluasi aspek pasar, suatu proyek memiliki kesempatan pemasaran yang memadai
untuk jangka waktu yang panjang, maka tahapan berikutnya yang perlu dilakukan adalah analisa
aspek teknis dari proyek yang bersangkutan.
Aspek Teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis
dan pengoperasianya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisa
ini dapat pula diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi, termasuk biaya
eksploatasinya.
Unsur-unsur yang perlu dianalisa dalam aspek teknis ini antara lain :
-
Lokasi Proyek, dimana suatu proyek akan didirikan baik untuk pertimbangan lokasi dan
lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik.
-
Seberapa besar skala operasi/luas produksi ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan
skala ekonomis.
-
Bagaimana proses produksi dilakukan dan layout pabrik yang dipilih, termasuk juga
layout bangunan dan fasilitas lainya.
-
Apakah jenis teknologi yang diusulkan cukup tepat, termasuk didalamnya pertimbangan
variabel sosial.
Disamping unsur-unsur diatas, perlu pula dieveluasi karakteristik produk yang akan dihasilkan,
standar kualitas, dimensi, warna, paten, trade mark, lisensi, syarat penyimpanan, packing, syarat
pengiriman dan lain-lain.
1. Lokasi Proyek
Lokasi untuk Proyek Industri mencakup dua pengertian yaitu, lokasi dan lahan pabrik serta lokasi
untuk bukan pabrik. Lokasi untuk bukan pabrik yaitu lokasi untuk kegiatan yang secara lansung
tidak berkaitan dengan proses produksi, seperti lokasi bangunan administrasi perkantoran dan
pemasaran.
Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan biaya, baik biaya investasi maupun biaya
eksploatasi. Pada sektor bisnis jasa, perbankan, pusat-pusat pelayanan masyarakat, lokasi pabrik
merupakan persoalan yang lebih kompleks.
Bebarapa variabel yang perlu diperhatikan untuk pemilihan lokasi proyek dibedakan atas dua
golongan besar, yakni variabel utama dan variabel sekunder.
Variabel-Variabel utama yang harus dievaluasi antara lain :
a. Ketersediaan bahan mentah
Bila suatu perusahaan membutuhkan bahan mentah yang besar atau bahan mentah merupakan
komponen yang amat penting dari keseluruhan operasi proyek, maka variabel ini merupakan
variabel dominan/signifikan dalam penentuan lokasi pabrik. Untuk itu perlu dianalisa hal-hal berikut
-
Jumlah kebutuhan bahan mentah satu periode (tahun) dan selama usia investasi.
-
Kelayakan harga bahan mentah, baik sekarang maupun masa datang.
-
Kapasitas, kualitas dan kontinuitas sumber bahan mentah.
-
Biaya-biaya pendahuluan yang diperlukan sebelum bahan mentah siap diproses.
b. Letak Pasar yang dituju
Seringkali terjadi perbedaan bobot faktor ketersediaan bahan mentah dan letak pasar yang dituju.
Suatu pabrik kadang-kadang memerlukan dekat dengan sumber bahan mentah tetapi harus berjauhan
dengan pasar yang dituju.
Pada industri barang-barang konsumtif maka variabel lokasi pasar menjadi penting diutamakan,
demikian pula usaha-usaha yang tidak berskala besar. Beberapa variabel yang perlu dianalisa dalam
menentukan lokasi yang dekat kepasar ini antara lain ; daya beli konsumen, pesaing dan lain-lain.
c. Tenaga Listrik dan Air
Untuk jenis industri hulu seperti industri baja, aluminium dan semen, maka keperluan untuk
pembangkit tenaga khususnya tenaga listrik amat mutlak diperlukan. Sementara itu industri kertas,
jumlah air yang besar amat diperlukan.
d. Supply Tenaga Kerja
Tersedianya tenaga kerja, baik tenaga kerja terdidik maupun terlatih akan berpengaruh terhadap
biaya produksi yang ditanggung perusahaan. Misalnya pendirian pabrik rokok, perusahaan
pengolahan tembakau, disamping pertimbangan bahan mentah, kualitas dan biaya tenaga kerja
merupakan unsur yang penting dianalisa.
e. Fasilitas Transportasi
Fasilitas transportasi berkaitan erat dengan pertimbangan bahan mentah dan pertimbangan pasar.
Jika lokasi mendekati sumber bahan mentah, maka fasilitas transportasi harus dievaluasi dalam
kaitanya dengan ongkos transportasi menuju pasar dengan tidak mengabaikan biaya transportasi dari
sumber bahan mentah menuju lokasi pabrik.
Disamping lima variabel utama (primer) diatas, perlu pula diperhitungkan beberapa variabel bukan
utama (sekunder) antara lain :
-
Hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia atau didaerah rencana lokasi proyek.
Mungkin terdapat peraturan yang melarang proyek tertentu atau justru ada
keringanan/fasilitas untuk jenis proyek tertentu.
-
Iklim, keadaan tanah.
-
Sikap dari masyarakat setempat (adat istiadat)
-
Rencana masa depan perusahaan, dalam kaitanya dengan perluasan.
Setelah dapat diketahui lokasi pabrik/proyek, maka langkah berikutnya adalah penentuan lahan (site)
dari lokasi tersebut. Beberapa variabel yang perlu diperhatikan antara lain :
-
Derajat keringnya tanah dan kemampuan tanah menyangga bangunan.
-
Mempunyai keamanan dan perlindungan kebakaran yang baik.
-
Cukup tersedia angin untuk mengeluarkan asap pabrik (jika ada ) dari daerah
pemukiman.
-
Biaya grading (fondasi).
-
Cukup dekat dengan sistem transportasi masyarakat.
Setelah dianalisa faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi, maka diperlukan
alat analisa pembantu untuk pengambilan keputusan. Beberapa alat analisa yang dapat digunakan
antara lain :
a. Metode Kualitatif Penilaian Alternatif Lokasi
Metode ini didasarkan pada penilaian oleh tim yang dibentuk khusus untuk keperluan ini, terhadap
faktor-faktor yang dipertimbangkan dari berbagai alternatif lokasi yang tersedia. Tentu saja penilaian
terhadap faktor yang berpengaruh bersifat subyektif, tetapi kerana sudah dilakukan oleh tim yang
terdiri dari beberapa orang akan dapat mengurangi sifat subyektif tersebut.
Misalnya tersedia 3 lokasi yakni Surabaya, Solo dan Semarang. Faktor-faktor yang mendapat
pertimbangan adalah ketersediaan bahan mentah, supply tenaga kerja dan fasilitas transportasi.
Penilaian dari berbagai alternatif tersebut sebagai berikut
Alternatif Lokasi
Faktor –Faktor Yang diperhatikan
Surabaya
(1)
5
Solo
3
:
(2)
4
Semarang
3
Keterangan : (1) = ketersediaan bahan mentah
:
Jumlah
(3)
6
15
6
3
12
5
5
13
(2) = Supply tenaga kerja
(3) = Fasilitas transportasi
Skor nilai 1 - 10
Dari perhitungan penilaian tersebut, terlihat bahwa alternatif lokasi yang terpilih adalah kota
Surabaya karena memiliki jumlah penilaian yang tertinggi (15).
Pada penilaian ini, ketiga faktor yang diperhatikan dianggap memiliki nilai yang sama (bobot yang
sama ). Dalam kenyataanya sering terjadi bahwa bobot ketiga faktor tersebut tidak sama. Jika ketiga
faktor tersebut memiliki bobot yang tidak sama, misalnya faktor ketersediaan bahan mentah
berbobot 35 %, supply tenaga kerja 25 % dan fasilitas transportasi 40 %, maka perhitungan
penilaianya adalah sebagai berikut.
Alternatif Lokasi
Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan
Jumlah
Surabaya
(1)
5 x 35 = 175
(2)
4 x 25 = 100
(3)
6 x 40 = 240
515
Solo
3 x 35 = 105
6 x 25 = 150
3 x 40 = 120
375
Semarang
3 x 35 = 105
5 x 25 = 125
5 x 40 = 200
430
Dari perhitungan penilaian dengan menggunakan bobot yang berbeda untuk masing-masing faktor,
kota Surabaya tetap merupakan lokasi terpilih. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan terjadi
perbedaan dengan perhitungan sebelumnya.
b. Metode Transportasi
Metode ini pada dasarnya merupakan teknik Operation Research, dan lebih khusus merupakan
persoalan Linear Programing. Prinsip Trial and error dengan menggunakan aturan tertentu akan
dapat diketahui pada lokasi mana tercapai minimasi biaya.
Diantara jenis metode ini adalah metode Sudut Kiri Atas (north West corner) atau steping method,
MODI ( Modified Distribution Method ), dan VAM ( Vogel’s Approximation Method ).
Metode ini terutama digunakan apabila perusahaan telah memiliki beberapa pabrik dan beberapa
gudang bermaksud menambah kapasitas satu pabriknya atau relokasi pelayanan dari setiap pabrik
atau penambahan pabrik atau gudang baru.
c. Metode Analisa Biaya
Konsep pembedaan biaya dalam biaya tetap dan biaya variabel dapat digunakan untuk membantu
pemilihan alternatif lokasi. Dengan konsep ini akan dapat di susun hubungan persamaan untuk
masing-masing alternatif lokasi antara biaya yang ditanggung oleh masing-masing lokasi tersebut
dengan volume produksi yang di inginkan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.
Jika proyek yang direncanakan berproduksi antara OQ1, maka lokasi yang terpilih adalah lokasi C.
Jika volume produksi antara Q1 - Q2, maka lokasi B yang terpilih, dan bila volume produksi lebih
besar dari Q2 maka lokasi A yang memiliki biaya terendah.
2. Skala/Luas Produksi
Skala atau Luas produksiadalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai
keuntungan yang optimal, dengan mengkombinasikan faktor-faktor internal dan
faktor-faktor eksternal.
Faktor eksternal adalah market share yang mungkin diraih, sedangkan faktor internal adalah usahausaha yang akan dilakukan serta variabel-variabel teknik yang berkaitan lansung dengan proses
produksi.
Pada perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk dan berproduksi untuk pasar, maka
penentuan skala/luas produksi menjadi sangat penting. Sementara perusahaan yang jenis produknya
telah terbakukan karena mesin dan peralatan yang dimiliki, serta produksi berdasarkan pesanan,
maka penentuan skala/luas produksi kurang begitu penting.
Secara sederhana, sakala/luas produksi ditentukan oleh kemungkinan market share yang dapat diraih
dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dari peralatan yang dimiliki. Pendekatan ini lebih sering
digunakan dalam praktek penyusunan Studi Kelayakan, dengan mempertimbangkan pendapat
manajemen.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan skala/luas produksi adalah :
a. Batasan permintaan, yang harus diketahui terlebih dahulu melalaui perhitungan market
share (pangsa Pasar ).
b. Tersedianya mesin-mesin yang dibatasi kapasitas teknis dan kapasitas ekonomis tertentu.
c. Jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi.
d. Kemampuan finansial dan manajemen.
e. Kemungkinan adanya perubahan teknologiproduksi dimasa yang akan datang.
Beberapa metode yang dapat dipakai untuk membantu menentukan skala produksi yang optimal
adalah :
a. Pendekatan Konsep Marginal Cost dan Marginal Recenue
Pada pendekatan ini skala produksi yang optimal tercapai jika MR = MC.
Pada pasar Persaingan Sempurna danPasar Monopoly Skala Optimalnya adalah
b. Pendekatan Break Event Point
Skala produksi minimum jika pada saat itu perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita
rugi, atau dalam keadaan Break Event Point.
BEP berarti TR = TC
TR = P.Q
TC = TFC + TVC
AVC = TVC
Q
TVC = AVC . Q
BEP berarti P. Q = TFC + AVC . Q
( P.Q – AVC.Q ) = TFC
( P - AVC ) Q = TFC
QBEP =
TFC
( P – AVC )
TR = Total Revenue
TC = Total Cost
P = Price
Q = Quantity
TFC = Total Fixed Cost
TVC = Total Variable Cost
AVC = Average Variable Cost
c. Metode Linear Programing
Metode ini digunakan jika produk yang dihasilkan lebih dari satu jenis. Jika produk
yang dihasilkan terdiri dari dua jenis, maka digunakan pendekatan grafik, dan jika
produk yang dihasilkan lebih dari dua jenis maka digunakan metode Simplex.
3. Layout
Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penenpatan fasilitas-fasilitas yang
dimiliki suatu perusahaan. Layout mencakup layout site (layout lahan lokasi proyek),
layout pabrik, layout bangunan bukan pabrik dan fasilitas-fasilitasnya.
Pada bagian ini layout pabrik merupakan bagian yang paling penting dan menentukan, sedangkan
layout lainya dirancang untuk mendukung layout pabrik.
Secara teknis ada dua layotu pabrik, yaitu layout fungsional (layout proses) dan layout produk
(layout garis ).
Dalam layout fungsional, mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai fungsi yang sama
dikelompokan dan ditempatkan dalam suatu ruang/tempat tertentu. Layout ini
digunakan oleh perusahaan yang berproduksi secara pesanan atau lazim disebut
perusahaan dengan proses produksi intermiten.
Pada layout garis, mesin dan peralatan disusun berdasarkan urutan dari opreasi proses pembuatan
produk. Dengan demikian dalam layout ini tidak terdapat arus balik jika suatu
aliran pembuatan barang telah ampai pada tahapan tertentu. Layout ini sering
digunakan untuk perusahaan yang berproduksi untuk pasar (produksi massal ).
Dari dua kemungkinan model layout ersebut menunjukan bahwa layout pabrik menyesuaikan pada
sifat proses produksi yang direncanakan untuk proyek tersebut.
Kriteria yang dapat digunakan ntuk evaluasi layout pabrik antara lain
a. Adanya konsistensi dengan teknologi produksi
b. Adanya arus produk dalam proses yang lancar dari satu proses ke proses yang lainya.
c. Penggunaan ruangan yang optimal.
d. Terdapat kemungkinan untuk dengan mudah melakukan penyesuaian maupun eksnpansi.
e. Meminimasi biaya produksi dan memberikan jaminan yang cukup untuk keselamatan tenaga
kerja.
Sedangkan pertimbangan u
mum lain yang dapat digunakan khususnya untuk layout site adalah :
a. Diusahakan layout mempunyai arus yang searah atau setidaknya mengurangi arus
penyilangan.
b. Departemen pembantu, workshop hendaknya ditempatkan secara fungsional terhadap
bangunan pabrik utama.
Disamping dua dua model layout diatas (layout fungsional dan layout garis ), terdapat dua layout
model lain yaitu Layout Kelompok (group layout) dan layout posisi tetap (fixed position layout).
Layout Kelompokmemisah-misahkan area dan kelompok mesin yang memproduksi kelompok
komponen-konponen yang membutuhkan proses produksi sejenis. Setiap
komponen diselesaikan didalam area-area spesialisasi tersebut dengan
keseluruhan mesin yang telah diatur berurutan didalam area tersebut.
Layout posisi tetap yaitu meletakan dalam suatu tempat yang tetap dari produk yang hendak
dibuat, dan alat-alat serta komponen lain yang diperlukan untuk proses
produksi dibawa kedalam tempat proses produksi tersebut dengan sama sekali
tidak pernah memindahkan barang yang sedang dalam proses. Layout seperti
ini sering digunakan untuk memproduksi barang-barang yang besar dan
kompleks, misalnya pabrik mesin, turbin, pesawat terbang dan sebagainya.
Dua metode yang dapat digunakan untuk membantupenyusunan layout ini adalah metode komputer
antara lain CRAFT (Computerized Relative Allocation of Facilities Technique ), dan Metode Travel
Chart.
4. Pemilihan Jenis Teknologi dan Equipment
Biasanya suatu produk tertentu dapat diproses dengan lebih dari satu cara, misalnya semen dapat
diproses secara basah dan proses kering, karenanya teknologi yang dipilih perlu ditentukan secara
spesifik.
Patokan umum yang dapat digunakan dalam pemilihan jenis teknologi adalah seberapa jauh derajat
mekanisasi yang dinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan. Disamping itu perlu pula
diperhitungkan kriteria-kriteria berikut :
a. Ketepatan jenis teknologi yang dipilih dengan bahan mentah yang digunakan.
b. Keberhasilan penggunaan jenis teknologi tersebut ditempat lain yang memiliki karakteristik
yang mendekati dengan lokasi proyek atau perusahaan kita.
c. Kemampuan pengetahuan tenaga kerja setempat terhadap produk dan kemungkinan
pengembanganya, juga kemungkinan penggunaan tenaga kerja asing.
d. Pertimbangan kemungkinan adanya teknologi lanjutan sebagai salinan teknologi yang akan
dipilih sebagai akibat keusangan.
MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK
Manajemen pembangunan proyek yaitu bagaimana kita menyusun rencana penyelesaian proyek
tepat pada waktunya. Dengan demikian kita harus mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan sumber
daya agar sarana fisik proyek tersebut, misalnya pabrik dan perlengkapanya, mesin-mesin dan
sebagainya, bisa di siapkan tepat pada waktunya. Tentunya agar nantinya proyek bisa beroperasi
tepat pada waktunya, maka fasilitas-fasiltas lain juga harus disiapkan, seperti tenaga kerja,
transportasi, komunikasi dan sebagainya, termasuk juga perangkat lunak seperti pembuatan berbagai
sistem dan prosedur untuk operasi proyek nantinya.
Dengan demikian, sebenarnya masa pembangunan proyek bukan hanya pembangunan fisik saja,
tetapi berbagai sarana lain sampai proyek melakukan produksi percobaan (trial run ). Kegiatan yang
penting adalah bagaimana kita menjadwalkan berbagai kegiatan yang memerlukan berbagai sumber
daya, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan tersebut agar membentuk suatu satuan kegiatan,
sehingga proyek nantinya bisa beroperasi tepat pada waktunya. Tentu saja, dalam penyelesaian
kegiatan-kegiatan tersebut perlu diperhatikan faktor biaya. Biasanya semakin cepat waktu
penyelesaian yang dinginkan, maka biayanya akan semakin besar.
Perencanaan Pelaksanaan Proyek
Tahap perencanaan merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan. Pada tahap ini di
identifikasikan berbagai kegiatan yang perlu dilakukan, lama masing-masing kegiatan dan biayanya.
Termasuk juga supply logistik agar setiap kegiatan berjalan lancar. Walaupun ada bagian-bagian
tertentu yang pekerjaanya dapat diserahkan pada pihak lain, tetapi perusahaan harus mempunyai
rencana secara menyeluruh, kapan proyek tersebut harus dimulai.
Langkah pertama merancang pelaksanaan proyek adalah membaginya dalam berbagai kegiatan.
Kegiatan-kegiatan perlu di identifikasikan dan hubungan antar kegiatan harus jelas. Biasanya
pembagian tersebut menurut standar logika tertentu, sehingga pemberi proyek dapat mengetahui
secara garis besar, kegiatan apa saja yang akan dilakukan untuk menyelesaikan proyek tersebut serta
berapa dana dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Langkah kedua dalam merencaakan pelaksanaan proyek (yaitu sampai proyek itu bisa melakukan
produksi komersial), ialah menentukan skedul/jadwal kegiatan dalam proyek. Semua kegiatan
beserta jangka waktu masing-masingnya akan disusun dalam suatu rencana yang menyeluruh
(dengan mengingat spesifikasi teknisnya), sehingga bisa diperkirakan kapan proyek tersebut akan
selesai dan siap beroperasi secara komersial.
Berbagai teknik/cara yang biasa digunakan dalam merencanakan pembangunan proyek adalah
GANTT Chart, PERT (Program Evaluation and Review Tenhnique dan Metode Jalur Kritis (Critical
Path Method). Tujuan pemilihan teknik-teknik ini adalah untuk membantu pihak perencana agar
lebih mudah memperkirakan kapan suatu proyek akan selesai. Kalau harus dipercepat, kegiatankegiatan mana yang dapat dipercepat, berapa tambahan biayanya dan sebagainya.
Dengan demikian dalam perencanaan perlu diatur hal-hal berikut :
-
Apa saja yang perlu dilakukan dalam penyelesaian proyek, bagaimana melakukanya,
siapa yang akan melakukan dan kapan harus melakukan.
-
Fasilitas-fasilitas apa saja yang perlu disediakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan
tersebut tepat pada waktunya (seperti dana, personalia, logistik dan sebagainya ).
-
Pengawasan yang diperlukan, termasuk peninjauan secara periodik.
Bagan GANTT
Bagan ini digunakan oleh H.L Gantt dalam mengatasi pengawasan produksi, yang disebut Gantt
Milestone Chart. Bagan ini pada dasarnya menggambarkan pekerjaan yang harus dilakukan, dan
yang lebih penting bagan ini juga menunjukan saling hubungan yang terdapat antara semua tahap
atau tingkatan pekerjaan, sehingga dapat ditentukan koordinasi yang diperlukan antara berbagai
tingkatan pekerjaan dari suatu proyek.
Bagan Gant bisa menjelaskan berapa lama suatu pekerjaan atau kegiatan bisa diselesaikan, kegiatan
yang harus dilakukan dan lama suatu kegiatan.
1
2
3
4
6
5
7
Gambar lingkaran dalam bagan disebut mile stone, mile stone kedua belum bisa dimulai sebelum
mile stone pertama selesai, demikian juga mile stone 4 belum bisa dimulai sebelum mile stone 3
selesai, tetapi apakah milestone 3 sudah bisa dimulai sebelum milestone 2 selesai, bagai ini tidak
bisa menjelaskanya. Inilah kelemahan bagan Gant. Meskipun demikian, bagan Gant ini masih
banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan. Salah satu keunggulanya adalah kesederhanaanya
dan mudah ditafsirkan. Dengan demikian untukpekerjaan-pekerjaan yang sederhana, penggunaan
bagan Gant ini nampaknya cukup memadai.
PERT
PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Technique. PERT ini merupakan
perbaikan dari bagan Gant sehingga bisa mengatasi kelemahan bagan tersebut. PERT merupakan
suatu cara untuk merencanakan penyelesaian pekerjaan, memperkirakan waktu yang diperlukan
untuk pekerjaan tersebut, sehingga PERT ini membantu kita dalam menskedul penyelesaian
pekerjaan. Secara formal PERT ini sering didefenisikan sebagai suatu metode untuk menjadwal dan
menganggarkan sumber-sumber daya untuk menyelesaikan pekerjaan pada jadwal yang sudah
ditentukan.
Kelebihan metode PERT ini antara lain
-
Dapat digunakan untuk merencanakan suatu proyek yang kompleks
Penjadwalan pekerjaan dapat disusun sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan
-
efisien
Dapat mengadakan pembagian tenaga kerja dan sumber daya lain
Dapat dilakukan untuk penjadwalan ulang untuk mengatasi hambatan-hambatan dan
kelambatan-kelambatan
-
Dapat menentukan trade off (kemungkinan pertukaran) antara waktu dan biaya, berapa
-
rupiah biayanya untuk mempercepat suatu pekerjaan.
Menentukan kemungkinan untuk menyelesaikan suatu proyek seperti bangunan tertentu.
Data Yang Diperlukan
Agar metode PERT ini dapat digunakan, maka ada beberapa jenis data atau informasi yang
diperlukan :
a. Taksiran mengenai waktu yang diperlukan untuk setiap pekerjaan. Karena kita tidak bisa
menentukan waktu secara mutlak, maka harus dilakukan penaksiran sebaik-baiknya dengan
memperkirakan waktu rata-rata untuk pekerjaan sejenis berdasarkan pengalaman masa
lampau.
b. Urutan Pekerjaan. Kita harus bisa menentukan pekerjaan-pekerjaan apa yang harus
diselesaikan sebelum suatu pekerjaan dimulai dan pekerjaan apa yang kemudian
mengikutinya.
c. Biaya untuk mempercepat suatu pekerjaan, seperti biaya lembur atau biaya implisit untuk
menyediakan pekerja yang lebih banyak untuk pekerjaan tersebut.
Dua konsep yang perlu diperhatikan dlam penggunaan PERT
-
Events, suatu events (kejadian) adalah suatu keadan tertentu yang terjadi pad saat tertentu.
Aktivitas, suatu aktivitas adalah pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
kejadian tertentu.
Dalam PERT kejadian biasa diberi simbol lingkaran, dan aktivitas dilukiskan sebagai anak panah
yang menghubungkan kedua lingkaran tersebut. Gambar berikut menunjukan dua event yang
dihubungkan dengan suatu aktivitas. Event 1 menunjukan pekerjaan dimulai, dan event 2
menunjukan pekerjaan selesai. Tanda panah menunjukan pekerjaan yang sesungguhnya dilakukan.
1 ------------------------------------- > 2
Jaringan digunakan jika beberapa event dan aktivitas digabungkan dan hasilnya digambarkan
dengan sebuah diagram seperti contoh berikut. Bentuk jaringan tergantung pada rumitnya proyek
yang akan dilaksanakan.
Event
Aktivitas
1
1-2
2
2-3
3
2-4
4
3-5
5
4–5
Menaksir Waktu
Waktu dalam PERT biasanya dinyatakan dalam satuan minggu kalender, biasanya dinayatakan
dengan formula berikut
Waktu dalam kalender =
Jumlah hari kerja yang diperlukan
Jumlah hari kerja / minggu
Critical Method/Jalur Kritis
Jalur kritis ini digunakan untuk mengukur waktu dan biaya yang diperlukan dalam penyelesaian
suatu proyek.
Misalkan kita punya jaringan seperti gambar.1 dibawah untuk menyelesaikan suatu proyek. Jaringan
tersebut memiliki dua jalur, yaitu 1- 2 – 4 yang memerlukan waktu 4 minggu dan 1 – 3 – 4 yang
memerlukan waktu 6 minggu. Waktu tercepat yang diharapkan diberi notasi TE, sedangkan jalur
yang membentuk jalur terpanjang ini yaitu 1 – 3 – 4
yang disebut jalur kritis. Kita dapat
mengatakan bahwa waktu tercepat yang diharapkan untuk event 4 adalah 6 minggu.
Konsep lain yang perlu diketahui adalah waktu terlambat yang diperlukan yang diberi notasi T L.
Konsep ini merupakan waktu penyelesaian paling lambat yang diperkenankan untuk suatu aktifitas,
tanpa memperlambat penyelesaian seluruh pekerjaan. Untuk memahami konsep ini perhatikan
gambar.2 berikut
Dari jaringan tersebut kita bisa menghitung TE untuk masing-masing event. Misalkan TE untuk event
4 adalah 9 minggu, meskipun jalur 1 – 2 – 4 hanya memerlukan waktu 6 minggu ( 2 + 4 = 6 ), tetapi
jalur 1 – 3 – 4 memerlukan waktu 9 minggu. Dengan demikian waktu tercepat untuk menyelesaikan
event 4 adalah 9 minggu. Lengkapnya semua TE untuk setiap event diperlihatkan pada ganbar 3
berikut. Dari gambar tersebut bisa dilihat bahwa penyelesaian pekerjaan tersebut adalah 16 minggu.
Untuk menghitung waktu terlambat yang diperkenankan dapat kita lihat event 4, waktu tercepat
untuk menyelesaikan event 4 adalah 9 minggu. Meskipun demikian kita bisa memulai event 4
tersebut pada minggu ke 11 ( yaitu 16 – 5 = 11), tanpa memperlambat penyelesaian seluruh
pekerjaan. Dengan demikian maka TL untuk event 4 adalah pada minggu ke 11. Untuk event 5, T L
adalah 16 – 6 = 10 (minggu ke 10). Sedangkan untuk event 3 kita hitung sebagai berikut. Event 3
memiliki dua arah anak panah yaitu ke event 4 dan 5. T L untuk event 4 adalah 11, sedangkan TL
untuk event 5 adalah 10. Karena itu waktu paling lambat yang diperkenankan untuk memulai event 3
adalah minggu ke 8 bukan minggu ke 10. Kalau event 3 dimulai pada minggu ke 10 maka
penyelesaian seluruh pekerjaan akan tertunda 2 minggu, demikian seterusnya.
Kalau kita perhatikan, maka event yang berada dalam jalur kritis mempunyai T L yang sama dengan
TE. Selisih antara TL dan TE ini disebut slack time ( s ). Slack time tersebut dapat dilihat pada gambar
4 berikut.
Dengan demikian, maka event yang berada dalam jalur kritis mempunyai slack time = 0
Penyesuaian dan Penyusunan Kembali Jaringan
PERT bukanlah teknik yang steril dalam pembuatan rencana. Kalau dalam perencanaan memang
diperlukan perubahan, maka PERT bisa membantu mengidentifikasi kegiatan mana yang perlu
dirubah agar penyelesaian pekerjaan lebih cepat. Tiga cara yang bisa dilakukan adalah :
a. Pertukaran Sumber Daya Yang Diperlukan.
Apabila dipergunakan sumber daya yang sama pada setiap kegiatan, maka untuk mempercepat
penyelesaian keseluruhan pekerjaan tersebut, kita bisa memindahkan sebagian sumber daya yang
ada pada kegiatan-kegiatan yang bukan pada jalur kritis, kekegiatan-kegiatanjalurkritis. Misalkan
kita memindahkan sebagian sumberdaya yang diperlukan untuk menyelesikan kegiatan 4- 6 kegiatan
5 – 6. Sebagai akibatnya, misalnya kegiatan terpaksa memerlukanwaktu 6 minggu, tetapi kegiatan 5
– 6 menjadi hanya 5minggu. Degan demikian, maka penyelesaian seluruh pekerjaan akan berubah
dari 16 minggu menjadi 15 minggu. Jalur kritis tetap pada jalur 1 – 3 – 5 – 6 dengan total waktu 15
minggu.
b. Melonggarkan Spesifikasi Teknis
Dengan melonggarkan beberapa persyaratan teknis, kita juga mungkin bisa mempercepat
penyelesaianseluruhpekerjaan.
Misalnyauntukmengeringkan
cat
mungkindiperlukanwaktu
7
haribaru boleh di cat ulang. Kita mungkin berani melakukan cat ulang meskipun cat tersebut baru
dikeringkan selama 5 hari. Akibatnya kita bisa mempercepat 2 hari penyelesaian pekerjaan tersebut.
Tentu saja pelonggaran persyaratan teknis tersebut mempunyai keterbatasan.
Tidak setiap pekerjaan teknis bisa dilonggarkan. Proses pengeringan pengecoran beton, jelas tidak
boleh sembarangan dilanggar karena akibatnya bisa fatal.
c. Merubah Susunan Aktifitas
Misalnya beberapa event bisa dimulai sebelum suatu event selesai. Misalkan suatu suku cadang
tertentu harus melalui 3 operasi untuk bisa seles