USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUD

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM

“PROPEGAM” (Prototipe Pengolah Garam) : Inovasi Teknologi Pemisah
Garam Memanfaatkan Efek Rumah Kaca untuk Menghasilkan Garam dan Air
Bersih di Kawasan Pesisir

BIDANG KEGIATAN:
PKM-KARSA CIPTA

Diusulkan Oleh :

Dharma Sucipto

125100301111007 Angkatan 2012

Desak Putu Ariska Pradnya Dewi 125100600111015 Angkatan 2012
Reinhardt Alexandro

125100600111007 Angkatan 2012


Hakim Al Kausar

115100600111020 Angkatan 2011

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013

i

i

DAFTAR ISI

Halaman Kulit Muka
PENGESAHAN PKM-KARSA CIPTA ....................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iii
RINGKASAN ........................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Rumusan Masalah. .................................................................................... 2
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3 Luaran Yang Diharapkan. .......................................................................... 3
1.4 Kegunaan Program .................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. ................................................................................. 4
2.1. Kondensasi ............................................................................................... 4
2.2. Efek Rumah Kaca..................................................................................... 4
2.3 Proses Pembuatan Garam ......................................................................... 5
2.4 Hidroponik ............................................................................................... 6
BAB 3 METODE PELAKSANAAN .......................................................................... 6
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................................ 6
3.2 Studi Pustaka ............................................................................................. 6
3.3 Bahan dan Peralatan .................................................................................. 6
3.4 Tahap Perancangan Alat ............................................................................ 7
3.5 Tahap Pelaksanaan Aplikasi Program ........................................................ 8
3.6 Tahap Pengujian Alat ................................................................................ 9
3.7 Evaluasi..................................................................................................... 9
BAB 4 RANCANGAN BIAYA dan JADWAL KEGIATAN PROGRAM................. 9
DAFTAR PUSTAKA. ............................................................................................. 10
LAMPIRAN. ............................................................................................................ 11


ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Data Direktorat HKI RI 2013 ............................................................ 3
Gambar 2. Bagan sistem instrumentasi “Propegam”............................................ 8
Gambar 3. Diagram Alir Prosedur kerja .............................................................. 8

iii

RINGKASAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kawasan pesisir
terpanjang di dunia. Hal tersebut menjadikan Indonesia memiliki potensi sumber
daya kelautan yang besar seperti garam. Pada kenyataanya produktivitas garam di
Indonesia masih rendah. Sebanyak 1,6 juta ton garam masih harus diekspor untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Rendahnya produksi ini dikarenakan
Indonesia masih menggunakan cara tradisonal dalam memproduksi garam.
Penjemuran yang dilakukan secara langsung oleh petani garam dirasa kurang
efektif karena terkendala proses yang lama dan cuaca.

Sementara itu, hampir 95,9% peduduk Indonesia bermukin pada jarak 100
km dari garis pantai. Kebutuhan air tawar sebagai air bersih di kawasan pesisir
masih menjadi kendala. Air yang ditemukan adalah air laut yang memiliki kadar
garam 33.000 mg/lt. Agar bisa digunakan sebagai air bersih, air tersebut harus
memiliki kadar garam 400 mg/lt. Kondisi tanah yang berkadar garam tinggi juga
tak memungkinkan untuk berbudidaya sayuran di pesisir. Padahal potensi air laut
jika menjadi air tawar bisa digunakan sebagai media tanam hidroponik
Oleh karena itu melalui Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Karsa
Cipta ini ditawarkan sebuah inovasi teknologi untuk menghasilkan garam dan air
bersih serta hasil tambahan berupa sayuran dari media hidroponik alat ini
bernaman PROPEGAM (Prototipe Pengolah Garam). Alat ini memanfaatkan efek
rumah kaca. Air laut yang terkena panas maksimal di dalam alat akan mengalami
proses evaporasi atau penguapan. Proses evaporasi atau penguapan tersebut
mengahasilkan kristal-kristal garam yang mengendap di bagian bawah alat.
Kemudian secara otomatis uap panas yang terkena dinding kaca lama-kelamaan
akan mengalami proses kondensasi. Untuk mempercepat prosesnya, di sisi kaca
dipasang spons yang akan menyerap siraman air laut. Penyiraman tersebut
menggunakan sistem timer. Uap panas yang terkena dingin akan menjadi butiranbutiran air. Butiran-butiran air tersebut merupakan air tawar yang nantinya bisa
digunakan sebagai air bersih untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat pesisir dan
sebagai media tanam hidroponik di kawasan pesisir.


iv

1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas dengan garis
pantai mencapai sepanjang 81.000 km (Dahuri dkk, 2001). Oleh karena itu, potensi
sumberdaya kelautan baik hayati maupun non hayati di Indonesia sangat besar. Salah satu
kekayaan sumberdaya daya kelautan non hayati yang dimiliki adalah produksi garam. Namun
kenyataannya produktivitas pembuatan garam di Indonesia masih rendah. Menurut Maulida
(2010) Indonesia masih mengimpor garam sebesar 1,6 juta ton garam dari total kebutuhan
garam nasional sebesar 2,8 juta ton pada 2010. Ini artinya menunjukkan bahwa Indonesia
hanya mampu memproduksi garam sebanyak 1,2 juta ton. Kebutuhan akan garam
diperkirakan akan terus meningkat menjadi 5 juta ton pada tahun 2015 seiring dengan
pertumbuhan industri penggunanya (Kemenperin, 2010).
Rendahnya produksi garam di Indonesia diakibatkan masih tradisionalnya sistem
produksi yang digunakan oleh para petani garam. Proses produksi garam di Indonesia
kebanyakan dilakukan secara tradisional, dengan memanfaatkan air laut dan panas matahari.
Air laut yang mempunyai kadar garam rata-rata 2,5 % berat total, diuapkan pada lahan

penjemuran yang terbuka secara berulang-ulang sampai kondisi jenuh dan mengkristal
(Pamuji dan Anwar, 2010). Kondisi iklim dan cuaca yang seringkali tidak bersahabat,
mekanisme harga, dan pasar garam yang cenderung tidak berpihak kepada petani garam
menjadikan usaha garam berisiko menurun (Ihsannudin, 2012). Produksi garam rakyat ini
hanya dapat dilakukan selama musim kering dan hanya berjalan secara efektif kurang-lebih
3-4 bulan saja selain 1,5 bulan sebelumnya untuk masa persiapan produksi, hal-hal itulah
yang menyebabkan produksi garam rendah (Wirasantosa, 2005).
Di sisi lain kebutuhan air bersih di Indonesia masih terdapat banyak kendala, salah
satunya yaitu pemenuhan air bersih di daerah pesisir (Assomadi dan Lathif, 2010). Jumlah
penduduk Indonesia menurut data statistik pada tahun 2010 adalah 237.641.326 jiwa. Hampir
seluruhnya (95,9 %) berdiam di kawasan yang berada dalam jarak 100 km dari garis pantai.
Lebih dari 14 juta penduduk atau ± 7,5% dari total penduduk Indonesia menggantungkan
hidupnya pada kegiatan yang ada di kawasan ini (Departemen Kelautan dan Perikanan,
2003). Masyarakat pesisir membutuhkan air payau sebagai pemenuhan kehidupannya seharihari. Air laut memiliki kadar garam sekitar 33.000 mg/lt, sedangkan kadar garam pada air

2
payau berkisar 1000 – 3000 mg/lt. Air minum tidak boleh mengandung garam lebih dari 400
mg/lt (Hidayat, 2011). Selain itu pasir yang berada dipesisir memiliki kadar garam yang
tinggi sehingga sulit untuk ditanami sayuran.
Oleh karena itu pada PKM-KC ini, inovasi yang ditawarkan adalah “Propegam”

(Prototipe Pengolah Garam) yakni sebuah alat untuk menghasilkan garam dan air bersih serta
hasil tambahan berupa sayuran dari media hidroponik. “Propegam” dirancang dengan
memanfaatkan efek rumah kaca. Energi matahari sebagai sumber utama akan memasuki
bagian dalam alat. Suhu dalam alat yang lebih panas dibandingkan di luar menyebabkan
proses evaporasi dan pembentukan kristal garam semakin cepat. Uap yang terbentuk lalu
mengalami kondensasi pada bagian kaca. Hal ini dikarenakan suhu kaca lebih dingin
dibandingkan suhu bagian dalam alat. Uap panas yang terkena dingin tersebut akan menjadi
butiran-butiran air. Butiran-butiran air tersebut merupakan air tawar yang bisa digunakan
sebagai air bersih maupun media tanam hidroponik.
Di bagian sisi kanan dan kiri pada bagian atap “Propegam” akan dipasang solar cell
yang berfungsi untuk mengerakkan dua pompa air (lampiran 5). Pompa yang pertama
berfungsi untuk mendinginkan bagian luar kaca untuk mempercepat proses kondensasi.
Pompa yang kedua berfungsi mendistribusikan air sebagai media hidroponik. Sayuran yang
ditanam adalah jenis sayuran yang tahan panas seperti sawi. Dengan alat ini, cuaca tidak akan
menjadi penghalang dalam menghasilkan garam karena prinsip dari efek rumah kaca yang
mampu menyimpan panas.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam PKM-KC yang diusulkan antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana metode perancangan “Propegam” yang sesuai dengan standar pasar sehingga
dihasilkan alat pemisah garam dan air bersih yang efektif dan efisien?

2. Apakah efek rumah kaca dan kondensasi dapat diaplikasikan dalam pembuatan alat
pemisah garam dan air bersih?
3. Bagaimana metode pembuatan dan pengujian “Propegam” yang efisien?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan PKM-KC ini yaitu:
1. Memberikan metode perancangan “Propegam” yang sesuai dengan standar pasar
sehingga dihasilkan alat pemisah garam dan air bersih yang efektif dan efisien.

3
2. Mengetahui apakah manfaat efek rumah kaca dan kondensasi dapat diaplikasikan dalam
pembuatan alat pemisah garam dan air bersih.
3. Memberikan metode pembuatan dan pengujian “Propegam” yang efisien untuk
pengaplikasian di masyarakat.
1.4 Luaran Yang Diharapkan
Diharapkan dengan karya ini akan dihasilkan teknologi alat pemisah garam dan air
bersih yang efektif dan efisien. Sehingga dapat menghasilkan garam dan air bersih serta
sayuran dari media hidroponik dikawasan pesisir. Selain itu, target luaran yang diharapkan
dari program ini adalah :
a. Potensi Paten/HKI
“Propegam” memiliki potensi untuk dipatenkan karena alat ini merupakan alat

baru di Indonesia. Selama ini proses pembuatan garam hanya dengan penjemuran biasa.
Selain itu, pemerintah masih belum menemukan solusi efektif untuk menghasilkan
garam dan mengatasi krisis air bersih di kawasan pesisir. Gambar 1. ini merupakan hasil
search data dari Direktorat Jendral Hak kelayakan Intelektual RI tahun 2013 terlihat
bahwa belum adanya alat pengolah garam.

Gambar 1. Data Direktorat Jendral Hak Kelayakan Intelektual RI Tahun 2013
(Sumber : Data Direktorat Jendral HKI RI 2013)
b. Potensi Publikasi Artikel Ilmiah
Mengingat begitu besarnya manfaat dari “Propegam” yang selain berpeluang
untuk bisa dipatenkan. Penulis juga akan mempublikasikan secara ilmiah yang bertujuan
untuk perluasan informasi, sehingga tujuan utama agar masyarakat dikawasan pesisir
dapat mengenal dan mengetahui “Propegam”. Sehingga dapat menghasilkan garam dan
air bersih serta sayuran dari media hidroponik.

4
1.5. Kegunaan Program
a. Bagi Akademisi atau Mahasiswa
Menjadikan media aktualisasi dan pengembangan teknologi di bidang teknologi
dan rekayasa untuk menghasilkan garam dan air bersih di kawasan pesisir serta sayuran

dari media hidroponik. Selain itu sebagai bentuk pengabdian insan akademis dalam
pembelajaran pemberdayaan masyarakat sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi.
b. Bagi Masyarakat
Memberikan wacana baru tentang pengembangan teknologi dibidang teknologi
dan rekayasa alat untuk pemisah garam dan air bersih serta memberikan solusi yang
efektif untuk menghasilkan garam dan mengatasi krisis air bersih serta sayuran dari
media hidroponik dikawasan persisir.
c. Bagi Pemerintah
Sebagai salah satu solusi altenatif alat pemisah garam dan air yang efektif dan
efisien sehingga dapat membantu memberikan solusi kepada pemerintah untuk
menghasilkan garam dan mengatasi krisis air bersih sehingga tidak diperlukan lagi impor
garam serta sayuran dari media hidroponik.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kondensasi
Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih
padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan. Proses terjadinya kondensasi dapat dilihat ketika
uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu,
tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan
kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat. Sebuah alat yang

digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan disebut condenser (Widi, 2011).
Kondenser umumnya adalah sebuah pendingin atau penukar panas yang digunakan
untuk berbagai tujuan, memiliki rancangan yang bervariasi dan banyak ukurannya dari yang
dapat digenggam sampai yang sangat besar. Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan
dari penguapan (evaporasi) dan merupakan proses eksothermik (melepas panas). Air yang
terlihat di luar gelas air yang dingin di hari yang panas adalah kondensasi (Reza, 2012).

5
2.2 Efek Rumah Kaca
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim
yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan
ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di
atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub
yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan
mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengem-bang dan terjadi
kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan
pengaruh yang sangat besar (Suarsana, 2011).
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata
bumi 1-5 Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di
bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata
sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari temperaturnya
semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C se-hingga es akan menutupi
seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan
di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global. °C. Bila kecenderungan peningkatan gas
rumah kaca tetap seperti se-karang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara
1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka
akan makin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap
atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat (Wahyuni,
2011).
2.3 Proses Pembuatan Garam
Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang
merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium Chlorida (>80%) serta
senyawa lainnya seperti Magnesium Chlorida, Magnesium Sulfat, Calsium Chlorida, dan
lain-lain. Garam mempunyai sifat / karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap
air, bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 8010C
(Purbandi, 2001).
Di sekitar pantai, air garam dapat diambil langsung dari laut. Untuk daerah yang jauh
dari pantai, sumber air asin dapat diperoleh dari mata air yang terdapat di pedalaman. Hal ini
dapat terjadi apabila terdapat batuan garam batu dekat permukaan. Air hujan yang merembes

6
melalui tanah akan melarutkan garam batu sehingga terbentuk aliran garam bawah tanah,
yang dikenal di Cheshire. Air garam alam dapat dipompa dari aliran garam bawah tanah
tersebut. Air garam alam hasil proses tersebut dapat menjadi delapan kali lebih asin daripada
air laut (Fielding, 2006).
2.4 Hidroponik
Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai
metode pertumbuhan tanaman. Dengan menggunakan metode hidroponik, petani dapat
meningkatkan kualitas dan hasil produksi tanamannya yang dapat dilakukan pada lahan
sempit di perkotaan dengan media rumah kaca. Untuk menghasilkan hasil produksi tanaman
yang baik dan melimpah, para petani harus selalu

memperhatikan faktor- faktor yang

mempengaruhi kualitas dari tanaman yang salah satunya adalah tingkat kelembaban pada
rumah kaca (Chadirin, 2001). Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik
adalah sayur-sayuran seperti sawi, bayam, kangkung, brokoli dll. selain itu media hidroponik
yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5,5-6,5. Selain itu media harus porous dan
dapat mempertahankan kelambaban sepeti spons (Lakitan, 2008).

BAB 3 METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pembuatan alat dilaksanakan di Laboratorium Mekatronik Alat dan Mesin
Agroindustri Jurusan Keteknikan Pertanian Brawijaya. Proses pembuatan alat ini akan
dilaksanakan selama 4 bulan.
3.2 Studi Pustaka
Metode ini digunakan untuk mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan
perancangan dan pembuatan alat. Pustaka yang digunakan yaitu berupa buku-buku teks yang
berupa tulisan ilmiah, handbook, e-book, buku reverensi mata kuliah dan juga tulisan-tulisan
bebas seperti tulisan pada suatu forum maya, artikel bebas dari suatu situs, dan tulisan surat
kabar baik berupa hardcopy maupun softcopy yang berhubungan dengan program yang
dikembangkan.
3.3 Bahan dan Peralatan
a) Bahan-bahan yang digunakan yaitu
1. Kaca transparan 5 mm

: Sebagai dinding “Propegam”

7
2. Alumunium 4 inch dan kayu : Penyangga kaca dan alas
3. Engsel pintu dan baut

: Sebagai penyambung antar bagian kaca

4. Kran

: Sebagai pembuka dan penutup saluran air

5. Drum air dan bak plastik

: Sebagai tempat penyimpanan air dan media hidroponik

6. Termokopel tipe J

: Menentukan suhu dan kelembaban udara dalam alat

7. Pipa paralon, selang, tandon : Sebagai tempat mengalirkan air
9. Spons dan isolasi karet

: Sebagai penyerap air dan pencegah panas keluar

10. Pompa Air

: Memberi tekanan agar air mengalir

11. Solar cell

: Penyimpan energi dari matahari

12. Plastik 0.3 mm

: Sebagai alas

13. Power Inverter DC to AC : Sebagai pengubah arus dari DC ke AC
14. Paku

: Sebagai penghubung antar kayu

b) Peralatan yang digunakan yaitu
1. Mesin Bor

: Membuat lubang

2. Gerinda

: Mengasah mata bor

3. Mesin Roll

: Melengkungkan lempengan aluminium

4. Peralatan penunjang lainnya seperti palu, gergaji, pemotong kaca dan lain lain.
3.4 Tahap Perancangan Alat
1. Desain “Propegam”
“Propegam” merupakan alat yang dirancang sebagai tahap penerapan dari studi
pustaka yang telah dibuat. Desain perancangan alat dapat dilihat pada lampiran 5.
“Propegam” berbentuk seperti rumah yang terdiri dari dua bagian utama yakni atap
berbentuk segitiga dan tempat penjemuran berbentuk balok berukuran 2m x 2m x 1,2m.
Rangka dasar terbuat dari alumunium dan kaca sebagai penutupnya. Kemiringan kaca
penutup pada atap sebesar 40⁰ yang bertujuan agar embun yang terbentuk pada kaca
penutup tidak jatuh kembali ke area penjemuran tetapi mengalir ke pipa saluran air.
Alumunium dipilih karena sifatnya yang tahan terhadap korosi. Sedangkan kaca dipilih
karena sifatnya yang kaku, tahan terhadap panas matahari, memiliki daya tembus yang
baik, dan evisimitas sebesar 0,98 serta mudah mengalirkan air. Di bagian bawah dilengkapi
dengan talang air dan pipa paralon yang berfungsi sebagai tempat mengalirnya air bersih.

8
Bagian ujung pada atap “Propegam” dilengkapi dengan dua buah solar cell 10wp.
Energi yang dihasilkan dari solar cell akan digunakan untuk menggerakkan pompa air.
Pompa air akan digunakan untuk mendistibusikan air di sisi-sisi kaca dengan sistem timer.
Air tersebut akan diserap oleh spons yang berada disamping kanan dan kiri alat. Tujuan
pemberian air ini adalah untuk mempercepat terjadinya proses kondensasi sehingga air
bersih segera terbentuk. Selain itu, pompa air juga berfungsi untuk mendistribusikan air
yang berasal dari bak penampung ke media hidroponik. Pada alat ini akan dipasang
termokopel yang berfungsi untuk mengetahui suhu di dalam alat.
3.5 Tahap Pelaksanaan Aplikasi Program
a) Sistem intrumentasi PROPEGAM
Air laut yang
diletakkan dalam
alat

Efek Rumah
Kaca

Evaporasi

Garam
Penyiraman di bagian
sisi spons

Kondensasi
Sinar Matahari
Air Tawar

Air Bersih

Hidroponik

Gambar 2.Bagan sistem intrumentasi “Propegam”
Air laut yang diletakkan dalam alat akan mengalami proses evaporasi atau
penguapan. Hal ini diperkuat oleh efek rumah kaca yang terkena sinar matahari. Uap yang
terjadi terus menerus menyisakan kristal-kristal garam di dasar alat. Sedangkan uap yang
menempel dinding kaca mengalami proses kondensasi. Proses kondensasi dapat dipercepat
dengan melakukan penyiram di setiap sisi alat yang sudah ditempeli spons sebelumnya.
Hasil dari kondensasi adalah air bersih yakni air tawar yang dapat digunakan sebagai
kebutuhan sehari-hari dan media sebagai media hidroponik untuk bertanam sayuran.
b) Prosedur kerja
Analisa kondisi program
Tinjauan Pustaka

Administrssi dan
birokrasi

Pembuatan Alat

Kebutuhan program
Gambar 3. Diagram Alir Prosedur Kerja

Pengujian Alat

9
3.6 Tahap Pengujian Alat
Pengujian alat dilakukan setelah dilakukan perancangan alat “Propegam”. Pengujian
ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji kelayakan alat sehingga bisa berfungsi dengan
baik. Untuk mendapatkan kevalidan pengujian, penulis akan mengujikan “Propegam”
dengan cara menentukan kadar garam serta jumlah air yang akan dimasukkan ke dalam alat.
Setelah mengalami proses evaporasi dan kondensasi, akan didapat jumlah garam dan air
bersih yang dihasilkan. Selanjutnya akan dilakukan evaluasi untuk memperbaiki alat
kedepannya. Tahap pengujian dilakukan setelah alat tersebut jadi.
3.7 Evaluasi
Tahap evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa efektif alat yang
dikembangkan. Tahap ini dilakukan dengan membandingkan kondisi atau mitra sebelum
dan setelah menggunakan “Propegam” serta tanggapan masyarakat

yang telah

memanfaatkan “Propegam”.

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
No

Relokasi Biaya

Jumlah Biaya

1.

Peralatan Penunjang

Rp. 3.640.000,-

2.

Biaya Habis Pakai

Rp. 4.862.000,-

3.

Perjalanan

Rp. 1.800.000,-

4.

Lain-lain

Rp. 1.854.500,Total

Rp. 12.156.500,-

4.2 Jadwal Kegiatan
Kegiatan

Bulan 1
1 2

Studi pustaka
Tahap persiapan
Tahap perancangan alat
Tahap pengujian alat
Evaluasi

3

Bulan 2
4 1

2

Bulan 3

3 4 1 2

3

Bulan 4
4 1 2

3 4

10
DAFTAR PUSTAKA
Assomadi A. F. dan Lathif F. N. 2010. Model Alat Desalinasi dengan Evaporasi dan Kondensasi
menjadi Satu Sistem Ruangan. Paper. ITS Surabaya
Chadirin, Y. 2001. Teknologi Hidroponik II, Modul Kuliah Pelatihan Aplikasi Teknolgi
Hidroponik untuk Perkembangan Agribisnis Perkotaan. Bogor: Lembaga Penelitian
ITB.
Dahuri R., Rais Y., Putra S.,G., Sitepu, M.J., 2001. Pengelolaan Sumber daya Wilayah Pesisir
dan Lautan Secara Terpadu. . Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Departemen Kelautan dan Perikanan. 2013. Urgensi RUU Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau- Pulau Kecil. http://www.dkp.org (akses pada tanggal 1 Oktober 2013).
Fielding, A dan Annelise, F. 2006. The salt industry. Osprey Publishing. 56 h.
Hidayat R.R. 2011. Rancang Bangun Alat Pemisah Garam dan Air Tawar Dengan
Menggunakan Energi Matahari. Skripsi. IPB: Bogor
Ihsannudin. 2012. Tingkat Risiko Usaha Pegaraman Rakyat Masa Produksi 2011: Suatu Telaah
Dalam Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor. Jember :Prosiding. Seminar Nasional
Revitalisasi Pertanian Berkelanjutan Menuju Ketahanan dan Kedaulatan Pangan
Kemenperin.2010. www.kemenperin.go.id. Diakses pada 1 Oktober 2013
Lakitan, B. 2008.Jakarta Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada.
Maulida, Diah. 2010. Dukungan Kebijakan Pemerintah Dalam Mendukung Swasembada Garam.
Makalah. Seminar Nasional Merekonstruksi Garam Rakyat: dalam Perspektif Teknis,
Sosial Ekonomi dan Kelembagaan”. Universitas Trunojoyo Madura, 5 Juli 2010
Pamuji, G. I dan Anwar M.F. 2010. Studi Laju Pengeringan Garam. Paper. Jurusan Teknik
Kimia, FTI-ITS.
Purbandi, Dini. 2001. Proses Pembentukan Kristalisasi Garam. Vol. 7. No. 4. Hlm 5
Reza. 2012. Proses Kondensasi pada Pembuatan Garam di Kawasan Pesisir. Vol.8
No.9.Hlm.15
Suarsana, Made. 2011. Global Warming: Ancaman Nyata Sektor Pertanian dan Upaya
Mengatasi Kadar CO2 Atmosfer. Vol. 11 No. 1. Hlm 32
Wahyuni, Putu Sri. 2011. WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi. Vol. 14. No. 3. Hlm 21
Widi.2011. Proses Kondensasi pada Reaksi Kimia. Vol. 8. No.7. Hlm 10
Wirasantosa, Sugiarta. 2005. Prototip Informasi Iklim dan Cuaca untuk Tambak Garam. Jakarta:
Badan Riset Kelautan dan perikanan Badan Meteorologi & Geofisika.

11

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Ketua
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor telepon/HP

Dharma Sucipto
L
Teknologi Industri Pertanian
125100301111007
Gresik, 11 Agustus 1994
dharmarama49@yahoo.com
085733278684

B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun masuk-lulus

SD
SDN 2 Laban

SMP
SMPN 2 Menganti

2000-2006

2006-2009

C. Pemakalah Seminar (oral presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah
Judul Artikel Ilmiah

SMA
SMAN 1 Driyorejo
IPA
2009-2012

Waktu dan Tempat

D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir
No
1
2

Jenis Penghargaan
Institusi Pemberi Penghargaan
Pemenang nominasi kategori lingkungan
ASTRA INTERNASIONAL
dalam ajang SATU INDONESIA AWARD
Juara 3 LKTI Agribisnis National
IPB Bogor
Competition IPB Bogor

Tahun
2012
2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah “PROPEGAM (Prototipe Pengolah Garam) : Inovasi
Teknologi Pemisah Garam Memanfaatkan Efek Rumah Kaca untuk Menghasilkan Garam
dan Air Bersih di Kawasan Pesisir”.

12
Malang, 20 Oktober 2013
Pengusul,

(Dharma Sucipto)
Anggota I
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor telepon/HP

B.

Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun masuk-lulus

C.

SD
SDN Kebonsari 2

SMP
SMP N 1 Jember

2000-2006

2006-2009

SMA
SMA N 1 Jember
IPA
2009-2012

Pemakalah Seminar (oral presentation)
No
1.

D.

Desak Putu Arisaka Pradnya D
P
Teknik Bioproses
125100601110015
Gianyar, 23 Maret 1994
putu.pradnya@yahoo.com
085237443671

Nama Pertemuan Ilmiah

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat

Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir
No
1
2

Jenis Penghargaan
Juara II LKTIM
Finalis LKTIM UGM

Institusi Pemberi Penghargaan
Universitas Widya Gama
Universitas Gajah Mada

Tahun
2013
2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah “PROPEGAM (Prototipe Pengolah Garam) : Inovasi

13
Teknologi Pemisah Garam Memanfaatkan Efek Rumah Kaca untuk Menghasilkan Garam
dan Air Bersih di Kawasan Pesisir”.

Malang, 20 Oktober 2013
Pengusul,

(Desak Putu Ariska)
Anggota II
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor telepon/HP

Reinhardt Alexandro
L
Teknik Bioproses
125100600111007
Medan, 2 Agustus 1994
Alexandroreinhardt94@gmail.com
085755118058

B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun masuk-lulus

SD
SD Methodist Binjai
2000-2006

SMP
SMA
SMPN 2 Binjai SMA Santo Thomas 1 Medan
IPA
2006-2009
2009-2012

C. Pemakalah Seminar (oral presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah
Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat

D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir
No
1

Jenis Penghargaan
Juara III PIMBA

Institusi Pemberi Penghargaan
Universitas Brawijaya

Tahun
2012

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

14
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah “PROPEGAM (Prototipe Pengolah Garam) : Inovasi
Teknologi Pemisah Garam Memanfaatkan Efek Rumah Kaca untuk Menghasilkan Garam
dan Air Bersih di Kawasan Pesisir”.
Malang, 20 Oktober 2013
Pengusul,

(Reinhardt Alexandro)

Anggota III
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor telepon/HP

Hakim Al Kausar
L
Teknik Bioproses
115100600111020
Surabaya, 20 Januari 1992
alkausarhakim@yahoo.co.id
085732455059

B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun masuk-lulus

SD
SDN Greges 129

SMP
SMP Barunawati

1999-2005

2005-2008

SMA
SMA Hang Tuah 1
IPA
2008-2011

C. Pemakalah Seminar (oral presentation)
No

Nama Pertemuan Ilmiah

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat

D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir
No
1
2

Jenis Penghargaan
Finalis MUN UI
Juara 1 PEKANAS

Institusi Pemberi Penghargaan
Universitas Indonesia
Universitas Mataram

Tahun
2012
2012

15
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah “PROPEGAM (Prototipe Pengolah Garam) : Inovasi
Teknologi Pemisah Garam Memanfaatkan Efek Rumah Kaca untuk Menghasilkan Garam
dan Air Bersih di Kawasan Pesisir”.
Malang, 20 Oktober 2013
Pengusul,

(Hakim Al Kausar)

16
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Jenis Bahan
Solar cell
10 wp

Justifikasi
Kuantitas Harga Satuan
Total
Pemakaian
(Rp)
Sebagai penyimpan 2 buah
Rp. 1.820.000/
Rp. 3.640.000,energi
buah
Rp. 3.640.000,Subtotal

2. Bahan Habis Pakai
Jenis Bahan
Justifikasi
pemakaian
Kaca
Sebagai pelapis
transparan 5 bangunan
mm
Kayu
Sebagai penyangga

Kuantitas Harga Satuan

Total

10 m2

Rp.

67.500,- /m2 Rp.

7 potong

Rp. 45.000,-/
Rp. 315.000,potong
Rp. 85.000,-/ m Rp. 1.020.000,-

675.000,-

Alumunium 4 Sebagai kerangka
inch

12 m

Pipa paralon Sebagai penyalur air
Talang air
Sebagai tadah air
Drum
air Sebagai wadah air
(tandon
225 laut
liter)
Bak plastik
Sebagai wadah air
bersih
Power inverter Sebagai pengubah
DC to AC
arus dari DC ke AC

5m
10 m
1 buah

Rp. 23.200,-/ m
Rp. 31.000,-/ m
Rp. 450.000,buah

Rp.
Rp.
Rp.

116.000,310.000,450.000,-

2 buah

Rp. 150.000/buah Rp.

150.000,-

1 buah

Rp. 225.000,-/
buah

Rp.

225.000,-

Selang air 5/8” Sebagai saluran air
Spons polos Sebagai penyerap air
untuk mendinginkan
kaca bagian luar
Timer/counter Sebagai pengatur
ATMEGA
timer
8535
Pompa air
Untuk memompa air
Termokopel Untuk mengetahui
tipe J
suhu di dalam alat
Bibit Sawi
Sebagai bibit untuk
hidroponik
Paku
Untuk menyambung
kayu

8m
3 m2

Rp. 4000,-/ m
Rp 23.000,/2mx1.5m

Rp.
Rp.

32.000,23.000,-

1 buah

Rp 62.000,-/ buah Rp.

62.000,-

2 buah
1 buah

900.000,140.000,-

1 pak

Rp. 450.000/ buah Rp.
Rp 140.000,-/
Rp.
buah
Rp 25.000,-/ pak Rp.

1 kg

Rp. 36.000,-/kg

Rp.

25.000,36.000,-

17
Engsel
pintu
Plastik 0.3
mm
Baut
stainless
Isolasi
karet
078B
Kran Air

Untuk menyambung 2 buah
kaca penutup
Sebagai alas
5 m2
Sebagai penghubung 50 buah
antar rangka
Untuk mencegah
1 roll
panas tidak keluar
Sebagai pembuka
3 buah
dan penutup saluran
air

Rp. 26.500,-/buah Rp.
Rp. 22.000/m2

Rp.

110.000,-

Rp. 2500,-/ buah Rp.

125.000,-

Rp 50000,-/roll

Rp.

50.000,-

Rp 15.000,-/buah Rp.

45.000,-

Sub total
3. Perjalanan
Material
Justifikasi Pemakaian Kuantitas

53.000,-

Rp. 4.862.000,-

Harga satuan

Keterangan

Pembelian
Surve tempat penjual 5 kali
Rp. 150.000,- Rp.
kebutuhan alat komponen dengan perjalanan
/jalan
dan bahan
harga yang murah
dan membelinya

750.000,-

Pemasangan Perjalanan ke lokasi
dan pengujian
alat
Pengiriman
Membawa bahanbahan ke lokasi bahan ke lokasi
pembuatan dengan
menyewa jasa
pengiriman

5kali
Rp. 150.000,-/ Rp.
perjalanan
jalan

750.000,-

3 kali
Rp. 100.000,-/ Rp.
pengiriman
kirim

300.000,-

Subtotal
4. Lain-lain
Material

Justifikasi Pemakaian Kuantitas

Penjilidan dan Keperluan monev
penulisan
laporan
Tinta

Dokumentasi

10 jilid

Keperluan penulisan
laporan
2 kotak
Print foto,sewa
kamera,tripot

-

Rp.

Harga satuan

1.800.000,Keterangan

Rp.

150.000,-

Rp.

74.000,-

Rp.

200.000,-

Rp. 15.000,/jilid

Rp.
37.000/kotak
-

18
CD

Keperluan monev

10

Kertas A4

Penulisan laporan

1 rim

Sewa
Tempat pembuatan
laboratorium alat
Sewa peralatan Sebagai penunjang
dalam pembuatan
alat

Rp. 3.500,/keping
Rp. 35.500,/rim
Rp. 100.000,/bulan
Rp. 80.000,-/
alat dan bulan

Rp.

35.000,-

Rp.

35.500,-

Rp.

400.000,-

Rp.

960.000,-

Rp.
Total Anggaran Rp.

1.854.500,12.156.500,-

4 bulan
3 alat
selama 4
bulan

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No

Nama/NIM

Program

Bidang

Alokasi

Studi

Ilmu

Waktu

1.

Dharma
Sucipto/ Teknologi
125100301111007
Industri
Pertanian

2.

Desak Putu Ariska/ Teknik
125100600111015
Bioproses

3.

Reinhardt
Alexandro/
125100600111007
Hakim Al Kausar/
115100600111020

4.

Teknik
Bioproses
Teknik
Bioproses

Uraian Tugas

10
Jam/ Mempersiapkan sarana
minggu
dan prasarana serta alat
dan
bahan
dalam
pembuatan alat
10
Jam/ Mencari pustaka terkait
minggu
dengan pembuatan alat
serta penulisan proposal
10
Jam/ Merangkai alat
dan
Minggu
melakukan
pengujian
terhadap alat
10
Jam/ Mendesain alat
dan
Minggu
mengevaluasi alat yang
telah dibuat

19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana

20
Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan
Tampak Atas

Tampak Depan

21
Tampak Belakang

Tampak Samping

22
Keterangan Alat

Bak penampung
Air bersih
Media hidroponik