Sistem otot adalah suatu jalinan jaringa (1)
Sistem otot adalah suatu jalinan jaringan otot yang
kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan dengan
yang lainnya. Otot merupakan sebuah jaringan konektif
dalam tubuh yang tugas utamanya berkontraksi. Kontraksi
otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh
dan substansi dalam tubuh.
Hampir semua gerakan oleh tubuh makhluk vertebrata
hasil dari otot yang berkontraksi. Otot member dukungan
kepada tubuh dan membantu mempertahankan postur
tubuh melawan gaya gravitasi. Bahkan ketika tubuh
memerlukan istirahat serat-serat otot yang berkontraksi
untuk mempertahankan otot
Miologi (myology) adalah suatu ilmu pengetahuan
tentang otot. yang dapat diartikan adalah sebagai berikut,
Myo adalah Muscle atau otot sedangkan Logy adalah Ilmu
pengetahuan. Sehingga alat gerak (locomotor apparetus)
di dalam tubuh dapat dapat di kelompokan sebagai berikut
:
1. Alat gerak yang bersifat Pasif (digerakan) yang
artinya dapat di gereakan oleh faktor lain. Alat gerak
yang bersipat pasif ini boleh kita jumpai pada
Jaringan Tulang, Jaringan Rawan dan Jaringan Ikat.
Jaringan tersebut sering kita katakan sebagai jaringan
penyokong atau jaringan penunjang
2. Alat gerak yang bersifat aktif (yang menggerakan)
yang artinya dapat menggerakan jaringan yang
lain/yang bersifat pasif dapat kita sebut juga jaringan
ini adalah jaringan Otot dan jaringan Syaraf
Ada tiga tipe musculus, yaitu otot skelet atau otot
volunter, terdapat pada extremitas, dinding badan, otot
polos atau otot visceral, terdapat pada dinding gaster,
intestinum, dinding arteri, dan otot jantung, terdapat pada
cor. Mengenai otot pada unggas, sebelumnya unggas
juga termasuk ke dalam hewan vertebrata (bertulang
belakang). Sehingga susunan otot pada unggas hampir
sama dengan hewan vertebrata lainnya dalm hal fungsi
dan letaknya sama.
A.
Tipe Otot Ayam
Jaringan otot merupakan bagian yang penting yang
menyusun bererapa organ pada tubuh unggas. Secara
garis besar ada tiga tipe otot, yaitu: otot polos, otot jantung
dan otot skeletal (Nesheim et al., 1979). Secara umum
ketiga tipe otot tersebut yaitu :
1.
Otot polos
Otot polos merupakan otot yang menyusun pada saluran
pembuluh darah, saluran pencernaan dan beberapa organ
yang dikontrol dibawah sadar (Nesheim et al., 1979). Otot
polos tersusun dari sel-sel yang berbentuk kumparan
halus dengan masing-masing satu nukleus yang terletak
ditengah, berbentuk oval dan mempunyai fibril-fibril yang
homogen. Sel-sel tersebut tersusun dalam lapisan-lapisan
yang diikat dengan jaringan pengikat fibrosa (Radiopoetra,
1991).
2.
Otot jantung
Otot jantung merupakan otot penyusun pada organ
jantung
(Nesheim et al., 1979). Otot jantung mempunyai
struktur yang sama dengan otot skeletal, hanya serabutserabutnya bercabang dan saling beranyaman atau
dengan kata lain otot jantung adalah otot skeletal yang
bekerja
1991).
tanpa
sadar
atau
involunter
(Radiopoetra,
3.
Otot skeletal
Otot skeletal bekerja dengan sadar dan menyusun
sebagian besar pada karkas ayam. Otot dada (breast),
otot gending (thigh), dan otot paha (leg) merupakan otot
skeletal yang penting yang menyusun tubuh ayam. Otot
dada merupakan bagian yang paling besar menyusun
pada karkas ayam (Nesheim et al., 1979). Otot skeletal
juga disebut otot lurik atau otot serat lintang. Fibril-fibrilnya
tampak mempunyai jalur-jalur melintang gelap dan terang
yang berselang-seling, karena fisiknya berbeda. Selselnya berbentuk silindris dengan diameter sekitar 50 U
dan panjang sekitar 2,5 cm atau lebih. Sel-sel otot lurik
biasanya mempunyai banyak nukleus. Otot lurik pada
ayam biasanya berkelompok dan diikat dengan jaringan
pengikat, membentuk bundel otot atau muskulus yang
mempunyai bermacam-macam bentuk. Selubung tersebut
terikat pada periosteum tulang atau saling bergabung
membentuk tendo yang mengikat bundel otot tersebut
pada skeleton. Sel otot tersebut berkonstraksi bersamasama
sehingga
otot
tampak
menggembung
dan
memendek. Otot skeletal biasanya berkonstraksi cepat
dan mempunyai periode istirahat berkali-kali (Radiopoetra,
1991).
Gambar Bagian-bagian otot tubuh ayam (Soeparno, 1992)
B.
Macam Otot Ayam
Ayam mempunyai dua jenis/macam otot, yaitu otot
merah (red muscle) dan otot putih (white muscle). Otot
merah mengandung mioglobin yang berfungsi sebagai
pengikat besi dan pembawa komponen oksigen, tetapi
otot putih tidak. Mioglobin sama seperti hemoglobin pada
manusia, sebagai pigmen warna merah pembawa oksigen
pada darah (Nesheim et al., 1979).
Pada otot merah kandungan lemak lebih banyak dan
protein lebih sedikit dibanding otot putih (Nuhriawangsa,
1994). Begitu juga mioglobin lebih banyak dibanding otot
putih. Aktivitas dari otot juga mempengaruhi warna dari
otot, pada otot paha mempunyai warna lebih gelap
dibanding otot dada, karena pada paha lebih banyak
mempunyai cekaman untuk berdiri dan menyangga tubuh
dibanding pada dada. Selain itu bangsa ayam juga
mempengaruhi struktur otot, pada ayam pedaging otot
lebih terang warnanya dan lebih besar diameternya
dibanding ayam petelur (North, 1978).
Sesaat setelah penyembelihan otot akan berubah
menjadi daging dan mengalami proses patologis yang
dinamakan rigor mortis atau kaku bangkai. Otot berubah
menjadi kaku karena kenaikkan tegangan otot sehingga
kehilangan elastisitas. Kaku bangkai dimulai dari tubuh
bagian depan melanjut ke belakang dan biasanya hilang
dengan urutan yang sama (Akoso, 1993).
PENUTUP
Miologi (myology) adalah suatu ilmu pengetahuan
tentang otot. yang dapat diartikan adalah sebagai berikut,
Myo adalah Muscle atau otot sedangkan Logy adalah Ilmu
pengetahuan. Secara garis besar ada tiga tipe otot, yaitu:
otot polos, otot jantung dan otot skeletal. Otot polos
merupakan otot yang menyusun pada saluran pembuluh
darah, usus, saluran pencernaan dan beberapa organ
yang dikontrol dibawah sadar. Otot jantung merupakan
otot penyusun pada organ jantung. Sedangkan, Otot
skeletal bekerja dengan sadar dan menyusun sebagian
besar pada karkas ayam. Otot dada (breast), otot gending
(thigh), dan otot paha (leg) merupakan otot skeletal yang
penting yang menyusun tubuh ayam. Otot-otot ayam yang
diamati meliputi otot-otot cervical, pectoralis superficialis,
pectoralis profundus, bisep brachii, trisep brachii, flexor
carpii radialis, extensor carpii radialis, obliqus abdominis
externus,
supra
coracoideus,
gluteus
medius,
gastronemius, gluteus supraisialis, tibia cranialis, tendotendo extensor, tendo-tendo flexor. Ayam memiliki otot
merah dan otot putih karena perbedaan zat warna merah
(mioglobin), yang membawa oksigen kedalam otot.
Kekuatan gerak utama dari sayap selama terbang diatur
oleh otot pectoralis besar yang terletak didaerah dada.
DAFTAR PUSTAKA
Akoso, B. T., 1993. Manual Kesehatan Unggas. Penerbit
kanisius, Yogyakarta.
Nesheim, M.C., R.E. Austic dan L.E. Card. 1979. Poultry
Production. 12th ed. Lea and Febiger. Philadelphia.
North, M. O., 1978. Commercial Chicken Production Manual.
3rd ed. AVI Pub. Co. Inc., Westport, Connecticut.
Nuhriawangsa, 1994. Komposisi Kimia Daging Dada dan Non
Dada Pada Karkas Ayam Broiler Jantan dan Betina Umur
Enam Minggu. Skripsi Sarjana Peternakan. Fakultas
Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Radiopoetra. 1991. Zoology. Erlangga. Jakata
Anatomi adalah almu yang mempelajari bentuk dan
struktur semua organisme makhluk hidup. Sedangkan
histologi berasal dari kata histon, yang artinya kumpulan
beberapa sel yang mempunyai satu atau lebih
kekhususan fungsi yang membentuk jaringan. Jadi
histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jaringan
tubuh.
Praktikum Anatomi dan Histologi ini diadakan untuk
menunjang mata kuliah Anatomi dan Histologi. Adanya
praktikum ini dapat menjadikan mahasiswa mengetahui
anatomi dan histologi hewan secara nyata. Pada
praktikum Anatomi praktikan mengamati kerangka, otot
ayam dan mengamati kerangka, otot pada domba. Pada
bagian Histologi digunakan preparat jaringan dan
beberapa sistem organ. Jaringan yang diamati adalah
Insula pankreatica, jaringan ren, Textus Muscularis
Strictus Cardiacus, Textus Connectivus Collagenosus
Compactus Regularis, jaringan Lingua, dan jaringan
Hepar. Pengetahuan tentang Anatomi dan Histologi dapat
menjadikan mahasiswa mengetahui dan mengerti bentuk
dan struktur semua organisme serta jaringan tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Ayam
Kerangka ayam
Ayam memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel
yang padat dan timbangan berat yang ringan. Timbangan
yang ringan tetapi berat ini memungkinkan bangsa burung
memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang bagi
unggas air. Tulang punggung didaerah leher dan otot
dapat digerakkan. Tulang punggung tersebut membentuk
suatu susunan kaku yang memberikan kekuatan terhadap
tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan
aktifitas sayap (Akoso, 1993).
Tulang-tulang hampir semua jenis unggas adalah bersifat
pneumatik (berongga). Rongga ini berhubungan dengan
sistem pernafasan yang memungkinkan seekor burung
dengan satu sayap yang patah untuk bernafas melalui
sayap. Hal ini merupakan suatu fenomena yang telah
diperhatikan sejak lama pada burung-burung yang luka
oleh para pemburu. Dua belas persen struktur tulang pada
ayam adalah tipe tulang meduler yang unik. Ini merupakan
suatu jaringan tulang yang kecil sekali yang mengikat
struktur beringga bersama-sama dengan sumsum tulang
dan bagi unggas liar berguna sebagai suatu substansi
untuk pembentukan telur bila kadar kalsium dalam
pakannya rendah (Blakely and Bade, 1991).
Tulang mengandung sel-sel hidup dan matrik intraseluler
yang diliputi garam mineral. Kalsium fosfat menyusun
sekitar 80% bahan mineral dan sisanya sebagaian beasr
terdiri dari kalsium karbonat dan magnesium fosfat
(Frandson, 1992).
Rongga sunsum tulang ayam betina selama masa bertelur
disusupi oleh sistem tulang sunsum yang terdiri atas
kalsium tulang. Bagian ini mengisi ruang sunsum dengan
anyaman tulang yang lembut kecil dan berfungsi untuk
membentuk kulit telur bila kalsium yang tersedia dalam
pakan rendah. Tulang sunsum ini terdapat pada ayam
betina yang secara fisiologis normal, tetapi tidak terdapat
pada ayam jantan (Akoso, 1993).
Sunsum tulang terdapat dalam tulang kering, tulang paha,
tulang pinggul, tulang dada, tulang iga, tulang hasta,
tulang belikat dan kuku. Anak ayam sewaktu tumbuh
dewasa, yakni sekitar 10 hari menjelang pembentukan
telur yang pertama, mulai menampung tulang sunsum.
Pada ayam liar, tulang-tulang ini menghasilkan kalsium
yang cukup untuk membentuk kerabang bila kadar
kalsium yang dimakan selama bertelur rendah (Akoso,
1993).
Timbunan kalsium tulang ayam betina piaraan hanya
adapat mencukupi pembentukan beberapa kerabang telur.
Apabila kandungan kalsium rendah, maka setelah ayam
bertelur kurang lebih 6 butir, akan kehilangan sekitar 40%
dari total kalsium tulang (Akoso, 1993).
Perototan ayam
Otot adalah jaringan yang mempunyai struktur dan
mempunyai fungsi utama sebagai penggerak. Ciri suatu
otot mempunyai hubungan yang erat dengan fungsinya.
Karena fungsinya, maka jumlah jaringan ikat berbeda
diantara otot. Jaringan ikat ini berhubungan dengan
kealotan daging. Otot-otot yang berasosiasi dengan tulang
yaitu otot-otot yang berhubungan dengan tulang, sering
disebut otot skeletal (Soeparno, 1994).
Jaringan otot ayam merupakan satu kesatuan kelompok
organ yang bertindak selaku anggota gerak. Ada 3 macam
otot dasar, yaitu otot polos, otot jantung dan otot rangka.
Otot polos dijumpai di dalam pembuluh darah, usus dan
organ lain yang tidak berada di bawah perintah otak. Otot
rangka yang melekat pada tulang dan bertanggung jawab
terhadap gerak yang berada di bawah perintah seperti otot
dada, paha dan kaki.
Otot skeletal adalah yang paling penting bagi ternak
unggas meskipun terdapat otot polos pada usus dan otot
jardisk pada jantung. Dada merupakan otot skeletal
terbeasr karena dibutuhkan untuk terbang, misalnya pada
bangsa ayam liar. Otot ini telah dikembangkan secara
genetis oleh para ahli pemuliaan spesies-spesies
domestik. Ayam memiliki otot merah dan putih, yang dapat
disamakan dengan daging gelap dan terang. Perbedaan
ini disebabkan kandungan myoglobin pada otot merah.
Myoglobin adalah pigmen merah yang membawa oksigen
pada otot ayam (Blakely and Bade, 1991).
Musculus pectroralis major berfungsi untuk menutup
sayap, berorigo pada carnia sterni dan berinsertio pada
facies ventralis humeri. Musculus pectoralis minor baru
tampak bila musculus pectoralis major diangkat. Musculus
ini berorigo pada carnia sterni, kemudian masuk ke dalam
foramen triosseum yang berinsertio pada facles dorsalis
humeri. Fungsinya adalah untuk menurunkan sayap
(Radiopoetra, 1991).
Anatomi domba
Kerangka domba
Tengkorak (kranin). Bagian skeleton yang membentuk
kerangka dasar kepala disebut kranium. Fungsi tengkorak
yaitu sebagai pelindung otak, penyokong berbagai organ
dan membentuk awal saluran sistema digestoria dan
sistema respiratoria. Tengkorak terdiri dari nasal,
mandibula, maksila, lakrima, coranoid process dan
occipital. Atap bagian atas dibentuk oleh maksila dan
premaksila yang membentuk dentis dan oleh maksila as.
palatina. Bagian ventrolateral, oral dilengkapi oleh
mandibula. Mandibula berporos pada bagian as
temporale, di depan lubang telinga. Semua dentis bagian
bawah pada mandibula merupakan tempat perekatan otot
yang berperan dalam proses penguyahan dan penelanan
(Frandson, 1992).
Ujung medial skapula bersendi dengan menubrium. Ujung
lateral clavicula bersendi dengan acromion. Acromion
adalah sudut di sebelah caudal dan dua sudut di sebelah
cranial pada sudut cranial lateral dataran sendi, yang
bersendi dengan humerus (Radiopetro, 1991).
Vertebrae cervicalis yang pertama disebut atlas. Atlas
tidak mempunyai processus spinous dan carpus menjadi
satu dengan aksis, penggunaan seperti gigi. Vertebralis
cervicalis yang kedua disebut aksis. Aksis mempunyai
spinosum processus yang lebar, tetapi tidak tinggi
(Frandson, 1992). Vertebrae thoracales, costae dan
sternum membentuk throrax. Sternum terdiri atas
manubrium sterni, carpus dan processus xipoideus
(Radiopoetro, 1991). Vertebrae thoracalis ditandai dengan
processus spinous yang sangat berkembang. Processus
spinous membentuk pangkal pada prominesia dorsalia
yang dikenal sebagai “wither” pada bagian bawah bahu
(Frandson, 1992).
Pada semua mamalia, karpus merupakan daerah yang
komplek yang terdiri dari dua deret tulang kecil. Deretan
proximal disebut radial (profundial ke lateral), intermediet
dan ulnar. Metakarpus merupakan daerah disebelah distal
karpus. Pada sapi dan domba, karpus merupakan hasil
tulang metakarpus yang ke tiga dan ke empat. Suatu alur
vertikal pada metakarpus menunjukkan fusi kedua tulang
tersebut (Frandson, 1992)
Ujung proximal femur yang berbentuk bulat bersendi
dengan os coxae. Ujung distal femur bersendi dengan
ujung proximal tibia. Daerah ventral ujung kedua tulang
yang bertemu ini terdapat patella. Ujung proximal fibula
bersendi dengan ujung proximal tibia. Distal fibula
menempel pada kedua ujung distal tibia. Kedua ujung
distal ini merupakan persendian dengan trachlea tali.
Trachlea tali ialah bangunan berupa kerekan pada talus.
Talus ialah salah satu dari ossa tarsalia. Ossa tarsalia
bersendi satu dengan yang lain. Ossa tarsalia terdiri atas
talus, proteulus, os cuboideum, os naviculare (os
scapoideum) dan tiga ossa cuneiforinia. Talus bersendi
dengan calcaneus dan raviculare calcaneus bersendi juga
dengan os cuboideum. Os raviculare bersendi juga
dengan ketiga ossa coneiformia. Os cuboideum juga ossa
cuneiformie di ujung distal bersendi dengan ujung
proximal 5 ossa metatarsalia. Di sebelah os metatarsalia
berturut-turut terdapat dua palanges. Di sebelah os
metatarsale yang lain berturut-turut terdapat tiga
palanges. Waktu berdiri, yang menapak tanah ialah tuber
calcanei (tonjolan ke planter pada calcaneus) dan capita
osseum metatarsalium (distal ossa metatarsalia). Pada
kaki ada lengkung longitudinal dan lengkung tranversal.
Jari pertama kaki tidak dapat disisikan (Radiopoetro,
1991).
Profundingulum membri inferiotis terdiri atas sepasang os
coxae. Satu coxae ialah hasil tumbuh melekatnya tulang,
yaitu os illium, os ischii dan os pubis. Sepasang os coxae
ini bersama dengan os sacru merupakan pelvis. Antara
kedua os coxae di sebelah ventral disebut symphysis
ossium pubis. Pelvis ini kira-kira membentuk sesuatu yang
pada dasarnya ada lubang pada os coxae pada suatu
cekung pada tempat tumbuh melekatnya ketiga tulang
ujung proximal femur. Di daerah sacral ada 5 vertebrae
sacrales yang telah saling tumbuh melekat sehingga
terjadi satu tulang, yaitu os sacrum daerah cocigleal
dimana ada 3 vertebrae cocygleeales yang telah
mengalami reduksi dan kadang tumbuh melekat hingga
occygis (Radiopoetro, 1991).
Perototan domba
Di dalam tubuh hewan termasuk domba, menurut Lawrie
(1995), terdapat lebih dari 600 otot berbeda dalam hal
bentuk, ukuran dan aktivitasnya. Otot juga berbeda dalam
hubunganya dengan tulang, tulang rawan atau
ligamentum dalam hal kandungan darah, saraf dan dalam
hal hubunganmya dengan jaringan-jaringan lain.
Otot hewan berubah menjadi daging setelah pemotongan
karena fungsi fisiologisnya telah terhenti. Otot merupakan
komponen utama penyusun daging. Daging juga tersusun
oleh jaringan ikat, epitelial, jaringan saraf, pembuluh darah
dan lemak. Jadi daging tidak sama dengan otot
(Soeparno, 1994).
Beberapa jenis otot pada heawan termasuk domba,
antara lain adalah :
Otot trapezius. Otot trapezius merupakan otot pipih
berbentuk segitiga yang mempunyai origo pada garis
tengah dorsal dari kepala sampai ke belakang di daerah
vertebrae lumbar dan insersionya terutama pada spina
skapula. Otot trapezius secara keseluruhan juga
mendukung melekatnya skapula pada tubuh (Frandson,
1992).
Otot serratus ventralis. Otot serratus ventralis merupakan
otot yang paling besar dan otot utama yang
menghubungkan alat gerak bagian depan dengan tubuh.
Ukuran otot ini besar dan bentuknya seperti kipas
(Frandson, 1992).
Otot lattisimus dorsi. Otot lattisimus dorsi merupakan otot
yang berbentuk segitiga lebar, mempunyai origo pada
prosessus spinosa vertebra torasik dan lumbar dengan
perantaraan aponeurosis. Otot ini juga berperan untuk
menarik kaki depan ke arah belakang atau jika kaki itu
tetap, maka badan itu akan ke depan atau maju
(Frandson, 1992).
Otot longissimus. Otot ini dapat dibagi menjadi beberapa
segmen tergantung pada lokasi, yaitu di daerah lumbar
yang disebut longissimus lumborum, pada daerah thoraks
disebut longissimus thoracis, pada daerah serviks disebut
longissimus cervicis, longissimus capitis, longissimus
atlantis (Frandson, 1992).
Otot ekstensor carpii radialis. Otot ini merupakan otot
ekstensor terbeasr untuk karpus. Otot ini berpangkal pada
epikondyl lateral humerus menuju ujung proximal daerah
metacarpal. Peran utam otot ini adalah gerak estensi
karpus (Frandson, 1992).
Otot fleksor carpii radialis. Otot ini berpangkal dari sisi
medial permukaan volar kaki depan. Origo otot ini adalah
pada epikondyl medial (fleksor) humerus dan insersianya
pada permukaan volar ujung proksimal metacarpus
(Frandson, 1992).
Otot gluteus medius. Otot ini adalah otot ekstensor yang
kuat. Origo otot ini terletak pada sayap tulang illium dan
insersionya pada frokauter mayor dari tulang femur, yang
merupakan lever yang menjulur di atas sendi pinggul,
sehingga menggerakan bagian lain dari kaki belakang ke
arah belakang (Frandson, 1992).
Otot bisep femoris, semiteninosus dan
semimembranosus. Otot-otot tersebut merupakan otot
ekstensor pada pinggul yang disebut dengan hamstring
muscle. Batas-batas antar otot ini dapat diketahui dengan
adanya alur-alur vertikal pada bagian otot tersebut
(Frandson, 1992).
Jaringan
Jaringan Pankreas. Pankreas merupakan campuran
kelenjar eksokrin dan endokrin. Bagian endokrin terdiri
atas pulau langerhans. Bagian eksokrin terdiri atas
kelenjar asiner, yang strukturnya mirip dengan kelenjar
parotis. Sifat lain adalah bahwa pada bagian permulaan
duktus interkalaris menembus ke lumen asini. Inti di
tengah diagnistik untuk pankrea, yang dimiliki oleh sel-sel
sentro-asiner yang merupakan bagian intra-asiner duktus
interkalaris. Duktus interkalaris yang bercabang menjadi
menjadi duktus interlobaris yang besar yang dibatasi oleh
epitel toraks dimana ditemukan sel goblet (Soeparno,
1994).
Jaringan Otot. Otot tersusun dari banyak ikatan serabut
otot yang lazim disebut fasikuli. Fasikuli terdiri dari
serabut-serabut otot, sedangkan serabut otot tersusun
dari banyak fibril dan disebut miofibril. Miofibril tersusun
dari banyak filamen dan disebut miofilamen. Jadi,
berdasarkan ururtan ukuran (dari terbesar sampai dengan
ukuran terkecil) otot tersusun dari fasikuli, serabut otot,
miofibril, dan miofilamen (Soeparno, 1998).
Dalam fasikulus, serabut otot dipisah satu sama lain oleh
jaringan retikuler halus yang disebut endomesium yang
bekerja membalut serabut otot dan menunjang jalinan
pembuluh darah, rambut, dan ujung-ujung saraf yang
menginervasinya. Tiap berkas utama dibalut oleh
selubung dengan serabut kolagen pekat, disebut
perimisium yang mempersatukan berkas disekitarnya
sambil mengantar pembuluh darah serta saraf. Akhirnya
seluruh otot diselubungi oleh epimisium, yaitu suatu
jaringan ikat kolagen yang relatif pekat dan tebal
(Dellmann dan Brown, 1989).
Jaringan Ren. Berbagai fungsi ginjal tercermin pada
sistem buluh kompleks yang berkaitan dengan pembuluh
darah. Pengetahuan yang diperoleh dari kaitan bangun
anatomi antar buluh sekresi, saluran pembuang dan
jalinan kapiler, mampu memperjelas struktur serta fungsi
ginjal ( Dellman dan Brown, 1992 ).
Lokasi kapiler glomerulus antara dua arteriola merupakan
susunan yang unik dan menjamin mekanisme efisiensi
untuk menghasilkan sejumlah ultrafiltrat dari darah.
Efisiensi ini sebagai hasil tekanan filtrasi yang tinggi yang
dipertahankan di seluruh jalinan kapiler berkat hambatan
yang dihasilkan oleh arteriola aferen. Keadaan ini
bertentangan dengan jalinan kapiler lain yang terletak
antara arteriola dan venula, di mana tekanan dalam
venula jauh lebih rendah dari pada tekanan dalam
arteriola ( Dellman dan Brown, 1992 ).
Pada persediaan ginjal pada perbesaran rendah, korteks
yang gelap tampak diselang dengan interval tertentu oleh
jaringan medula yang berwarna agak cerah, disebut garis
medula ( Medullary rays ), yang berisi cabang buluh
penyalur, sekaligus dengan buluh nefron yang turun dan
naik. Substansi kompleks sekitar garis medula disebut
Labirin korteks. Garis medula dan korpukulus renalisa
serta nefron yang bermuara pada buluh penampung
dalam garis medula membentuk Lobulus ginjal. Batas tiap
lobulus, meskipun tidak jelas benar, ditandai dengan
arteria interlobularis yang masuk korteks dan berasal dari
daerah perbatasan koteks medularis. Jaringan korteks
gelap yang menjulur ke daerah medula memperjelas
batas lateral piramid. Jalur-jalur korteks adalah kolumna
renalis ( Dellman dan Brown, 1992 ).
Jaringan Ikat. Jaringan pengikat memiliki variasi yang
sangat luas berdasarkan morfologi, letak geografis, dan
strukturnya. Fungsi utamanya ialah sebagai penghubung
antar jaringan, dan sebagai penunjang tubuh (tulang,
tulang rawan) dalam arti luas (Dellmann dan Brown,
1989).
Serabut-serabut kolagen jaringan ikat mempunyai
diameter antara 1 sampai 2 m. Fibril kolagen terbentuk
dari molekul-molekul tropokolagen. Tropokolagen adalah
protein yang berat molekulnya tinggi, yaitu 300.000.
terbentuk dari tiga benang polipeptida yang saling
tumpang tindih dengan pasangan lateralnya pada setiap
seperempat dari panjangnya sehingga fibril-fibril kolagen
tampak seperti bergaris-garis. Garis melintang secara
periodik adalah 67 nm (64 nm dalam keadaan mengkerut)
(Soeparno, 1998).
Elastin adalah protein elastis yang terdapat di seluruh
tubuh. Serabut elastis terbentuk dari protein-protein
elastin. Elastin jaringan ikat terdapat dalam jumlah yang
lebih sedikit daripada kolagen. Elastin dapat ditemukan
sebagai komponen utama dari jaringan-jaringan tertentu
seperti ligamentum nuchae, dinding abdomen, dan semua
arteri dari aorta sampai ke arteriol. Serabut-serabut elastin
dapat meregang sampai beberapa kali panjang semula.
Elastin tidak larut dalam larutan asam dan basa, serta
panas yang tinggi dapat menghancurkan kolagen
(Soeparno, 1998).
Jaringan Lidah. Lidah (tongue) merupakan organ tubuh
berotot kerangka yang dibalut oleh selaput lendir,
berfungsi untuk menahan, membantu, mencerna serta
menelan makanan (Dellmann dan Brown, 1992).
Selaput lendirnya memiliki epitel pipih banyak lapis
dengan stratum korneum yang berbeda tebalnya.
Punggung lidah berisi sejumlah papil makroskopik yang
berbentuk papil-papil lidah serta penyebarannya telah
dikenal. Papil filiformis dan papil lentikularis berfungsi
untuk menahan gerakan bolus makanan (ingesta) dalam
rongga mulut. Papil fungiformis, papil sirkumvalata dan
papil folialata memiliki putik pengecap yang berfungsi
untuk pengecap rasa. Papil lidah ini berbeda bentuknya
dan diberi nama dengan bentuk khasnya (Dellmann dan
Brown, 1992)
Papil filiformis merupakan tipe yang paling banyak
jumlahnya.Bentuknya langsing dengan ujung runcing,
berfungsi mekanik, untuk menggerakkan bolus makanan
ke dalam, dan di dalam rongga mulut. Papil ini menjulur
melewati permukaan lidah. Ujung jaringan ikat berakhir
pada dasar bagian yang bertanduk.
Papil lentikularis berbentuk pipih dan langsing, menjulur
pada permukaan lidah dan terdapat terutama pada
ruminansia. Papil ini dibalut oleh epitel pipih banyak lapis
dengan jaringan ikat pekat tidak teratur (Dellmann dan
Brown, 1992).
Papil fungiformis tersebar di sekitar papil filiformis,
berbentuk kubah pada permuaan atasnya, terdapat kuda
dan babi. Bentuknya mirip jamur, karenanya dinamakan
fungiformis. Papil ini dibalut epitel pipih banyak lapis tanpa
bertanduk, memiliki satu atau dua putik pengecap pada
permukan atasnya. Putih pengecap sebenarnya jarang
terdapat pada papil lidah kuda dan sapi, lebih banyak
terdapat pada domba dan babi, dan lebih banyak lagi
pada karnivora dan kambing. Jaringan ikat di bawahnya
banyak mengandung pembuluh darah dan saraf
(Dellmann dan Brown, 1992).
Papil valata atau papil sirkumvalata terdapat pada
punggung serta rostral akar lidah, bentuknya besar, pipih
dan memiliki alur samping yang dibalut oleh epitel.Papil ini
sedikit menonjol dari permukaan lidah yang dibalut oleh
epitel banyak lapis. Epitel yang membalut alur samping
terdapat gugus kelenjar bersifat serous dan alat
penyalurnya bermuara pada dasar alur samping. Kadangkadang terdapat kelenjar mukous di sekitarnya, tetapi alat
penyalurnya bermuara pada permukaan lidah. Jaringan
ikat papil ini banyak mengandung pembuluh darah dan
saraf (Dellmann dan Brown, 1992).
Papil foliata merupakan lipatan paralel mukosa lidah,
terdapat pada pinggir lateral, sedikit rostral dari arkus
palatoglosal. Lipatan mukosa ini dibalut epitel pipih
banyak lapis dengan banyak putik pengecap pada epitel
sisi lipatan (Dellmann dan Brown, 1992).
Putik pengecap (calliculus gusstatorius, taste buds),
berbentuk lonjong, mengandung kelompok sel-sel
pengecap yang ditunjang oleh sel-sel penunjang. Putik
pengecap terdapat dalam epitel pipih banyak lapis pada
papil fungiformis, papil sirkumvalata dan papil folialata
lidah (Dellmann dan Brown, 1992).
Otot lidah intrinsik memiliki susunan longitudinal,
tranversal dan vertikal, terdiri dari otot kerangka. Susunan
serabut otot kerangka yang langsung terdapat di bawah
mukosa adalah longitudinal, letaknya di bawah susunan
horisontal dan transversal, umumnya relatif tipis
(Dellmann dan Brown, 1992).
Permukaan ventral lidah dibalut oleh epitel pipih banyak
lapis tanpa bertanduk. Selaput lendir banyak mengandung
kapiler, arteriovenous anastomose, dan cabang-cabang
arteria dan vena lingualis. Daerah ini diduga ikut berperan
dalam mengurangi suhu tubuh (Dellmann dan Brown,
1992).
Kelenjar lidah (glandula linguales) yang bersifat
seromukous banyak tersebar dalam lidah pada
submukosa atau bahkan diantara berkas otot kerangka.
Kelenjar ini dianggap sebagai kelenjar liur minor
(Dellmann dan Brown, 1992).
Jaringan Hati. Hati (hepar) merupakan kelenjar tubuh
yang paling besar dan khas karena memiliki multifungsi
kompleks, misalnya ekskresi, sekresi, penyimpanan,
sintesis, detoksikasi, konjugasi, esterifikasi, metabolisme
dan hemopoisis. Hati mendapat pemberian darah
(vaskularisasi) ganda. Vena porta membawa darah penuh
makanan yang diserap dari usus dan organ tertentu,
sedangkan arteria hepatika memberi darah pada sel-sel
hati dengan darah bersih yang membawa oksigen.
Cabang-cabang dari kedua pembuluh darah tersebut
mengikuti jaringan ikat interlobularis didaerah portal.
Jalinan pembuluh darah ini menjamin sel-sel hati tidak
jauh dari daerah yang banyak pembuluh darahnya
(Dellmann dan Brown, 1992). Classic liver lobule
merupakan segi enam dengan tiga portal ditiap-tiap sudut.
Ketiga portal tersebut berisi cabang hepatic portal vein,
hepatic artery dan bile duct (Cross dan Mercer, 1993).
BAB III
MATERI DAN METODE
Materi
Materi yang digunakan pada praktikum yaitu: ayam broiler
satu ekor, karkas domba satu ekor, sebuah kerangka
ayam dan domba yang telah disiapkan, alat-alat
pembedah dan nampan. Sedangkan pada pengamatan
histologi digunakan mikroskop, serta preparat.
Metode
Anatomi ayam
Ayam dipotong secara kosher dan dibersihkan bulunya.
Pengeluaran jerohan dimulai dari pemisahan tembolok
dan trakhea serta kelenjar minyak di bagian ekor. Rongga
badan dibuka dengan membuat irisan dari kloaka kearah
tulang dada. Kloaka dan viscera atau jerohan dikeluarkan,
kemudian dilakukan pemisahan organ-organ yaitu hati dan
empedu serta jantung. Isi empedu dikeluarkan dan
dipisahkan dari hati kemudian dibuang. Paru-paru
dipisahkan dari bawah columna vertebralis. Perototan
yang nampak diamati dan digambar.. Kerangka ayam
yang disiapkan, diamati bagian-bagiannya kemudian
digambar.
Anatomi domba
Otot penyusun tubuh diamati meliputi otot utama pada
pandangan lateral karkas bagian belakang yang terdiri
dari Gastronemius, Biceps femuris, Semitendinosus,
Semimembranosus, Vastus lateralis, Tensor facia lata,
Gluteus medius dan Longisimus dorsi selanjutnya otot
utama pada bagian depan meliputi Pectoralis, Lattisimus
dorsi, Possi otot Longisimus dorsi, tricep brachi,
Infrapinatus, dan Trapezius. Hasil pengamatan otot
digambar, kemudian mengamati kerangka domba dan
digambar.
Histologi
Praktikum Histologi dilakukan dengan pengamatan
preparat dengan menggunakan mikroskop cahaya,
jaringan yang di amati antara lain : Insula pancreatica, ren,
textus muscularis strictus cardiacus, lingua dan hepar
(lobulus hepaticus, canalis pontalis).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Anatomi Ayam
Kerangka Ayam
Pada praktikum anatomi ayam, diamati kerangka ayam
dan perototan ayam. Kerangka ayam yang diamati
meliputi mandible, incisive, nasal, lacrimal, occipital, dan
quadrate, atlas, epistropheus, axis, carpus, metacarpus,
ulna, radius, humerus, clavicle, coracoid, scapula,
sternum, ilium, ischium, pubis, femur, patella, fibula, tibia,
tarsus, metatarsus, phalanges, dan digiti.
Menurut Akoso (1993), ayam memiliki banyak tulang yang
berongga atau tulang pneumatik yang berhubungan
dengan system pernafasan. Tulang-tulang pada ayam
meliputi tengkorak, tulang lengan, tulang selangka, tulang
pinggang, dan tulang kemudi dengan tulang pernafasan.
Swatland (1984) menyatakan bahwa tulang seperempat
depan pada ayam adalah perubahan besar untuk
membentuk sayap. Daerah humerus adalah perluasan
permukaan radius dan ulna. Carpal metacarpal dan jari
tangan direduksi membentuk sebuah unit kerangka kaku
untuk meninggalkan bulu-bulu terbang primer. Ada 3 jari
tangan pada sayap yang setara dengan 2,3 dan 4 pada
hewan lain. Sayap bersambung dengan celah-celah
rongga, yang diperkuat oleh persatuan tiga tulang yaitu
scapula, coracoid, dan clavicle.
Daerah tulang tarsal digabungkan ke dalam proksimal
diakhiri tulang tungal tarsus metatarsus yang juga
termasuk penggabungan metatarsal 2,3 dan 4. Empat jari
tangan membentuk kuku pada burung. Jari pertama
langsung ke belakang sedangkan jari 2,3 dan 4 kedepan.
Adaptasi ini memungkinkan burung dapat bertengger.
Ilium disatukan pada synsacrum, dimana disatukan di
tengah. Tulang pubis terpisah dan rancangannya terbalik
sebagai tangkai tipis. Struktur terbuka dari pelvis
memungkinkan perjalanan telur dari rongga perut. Ilium,
ischium, dan pubis semuanya memperbesar acetabulum
tetapi illium membentuk lebih dari setengah persendian
dan dasarnya bermembran (Swatland, 1984).
Perototan Ayam
Otot-otot ayam yang diamati meliputi otot-otot cervical,
pectoralis superficialis, pectoralis profundus, bisep brachii,
trisep brachii, flexor carpii radialis, extensor carpii radialis,
obliqus abdominis externus, supra coracoideus, gluteus
medius, gastronemius, gluteus supraisialis, tibia cranialis,
tendo-tendo extensor, tendo-tendo flexor.
Menurut (Akoso, 1993), ayam memiliki otot merah dan
otot putih karena perbedaan zat warna merah (mioglobin),
yang membawa oksigen kedalam otot. Kekuatan gerak
utama dari sayap selama terbang diatur oleh otot
pectoralis besar yang terletak didaerah dada. Sayap
dinaikkan oleh otot supracoracoid. Otot supracoracoid
dapat menyebabkan perpindahan secara berlawanan
meskipun berbatasan dan paralel dengan pectoralis. Hal
ini dikarenakan tendonya disisipkan kedalam sisi
berlawanan dari humerus pada tendon pectoralis
(Swatland, 1984).
Otot pectoralis pada unggas adalah otot terbesar dari
tubuh kira-kira 8% dari berat tubuh. Otot kecil yang
terletak pada sayap mengontrol permukaan dan derajat
perputaran sayap selama terbang (Swatland, 1984).
Anatomi Domba
Kerangka Domba
Pada praktikum anatomi domba diamati kerangka domba
dan perototan domba. Kerangka domba yang diamati
meliputi mandible, maxilla, nasal, lacrimal, occipital, atlas,
coracoid prosess, cervical vertebrae, cartilage of spinosus
prosess, spinosus prosess, lumbar vertebrae, sacral
vertebrae, transverse prosess, ilium, ischium, pubis,
coccygeal, femur, palanges, tibia, tarsus, metatarsus,
humerus, stifle join, olecanon prosess, radius, ulna,
carpus, metacarpus, digiti.
Menurut Sisson (1953), kerangka depan bagian domba
tersusun oleh mandible, maxilla, coranoid prosess, nasal,
lacrima, occipital, atlas, dan cervical vertebrae. Tulang
nasal pada domba tampak runcing sampai bagian
anterior. Tulang maxilla terletak antara persimpangan
tulang lacrima dan malar. Tulang atlas pada domba
berbeda terutama pada ketinggian dari lengkung dorsal
yang banyak berkembang. Tulang occipital merupakan
bagian dari semua bagian permukaan kerangka, kecuali
area lateral kecil.
Bagian kerangka belakang terdapat tulang kemaluan yaitu
illium, ischium, dan pubis. Selain itu juga terdapat tulang
sacral, lumbar dan coccygeal yang menjadi tulang ekor
pada domba. Tulang yang menyusun kerangka kaki
depan adalah humerus, stifle join, olecanon processus,
ulna, radius, carpus pada sapi kecuali pada ukuran dan
variasinya yang lebih panjang. Humerus domba lebih
panjang dan lebih kecil dari pada humerus sapi jantan.
Begitu pula ulna pada domba lebih kecil daripada sapi.
Tulang phalanges adalah kepala dari tulang digiti dan
relatif panjang dan sempit (Sisson, 1953).
Sebagaimana pengamatan yang telah dilakukan pada
bagian tulang kaki, ternyata telah sesuai dengan literatur.
Menurut Sisson (1953), kerangka kaki bagian belakang
tersusun oleh tulang-tulang seperti femur, patella, tibia,
tarsus, metatarsus, phalanges, dan digiti.
Perototan Domba
Otot-otot domba yang diamati meliputi transverse prosess
of cervical vertebrae, supraspinatus, infraspinatus, bisep
brachii, trisep brachii, serratus ventralis, pectoralis, flexor
carpii radialis, extensor carpii radialis, flexor carpii ulnaris,
trapesius, lattisimus dorsi, intercostae externa, intercostae
interna, longisimus dorsi, tensor vascialata, gluteus
medius, semi tendinosus, bisep femuris, trisep femuris,
semi membranosus, gracialis, obligus abdominus
externus, flank, lateral condycle of tibia, tendo achiles.
Menurut Soeparno (1994), supraspinasus, infraspinasus,
trapezius, rhomboideus, subscapularis, bisep brachii dan
trisep brachii merupakan bagian dari otot bahu. Otot bahu
pada umumnya mempunyai keempukan yang sedang.
Supraspinatus terdapat dibagian dorsal terhadap spina
atau bagian pundak scapula. Infraspinasus terdapat
dibagian ventral terhadap spina scapular. Trapezius
terdapat dibagian superficial diantara scapula kiri dan
kanan. Bisep brachii adalah anterior terhadap humerus.
Trisep brachii adalah otot besar dan terletak pada area
segitiga dari ujung ventral scapula sampai ujung posterior
dari humerus. Trisep brachii termasuk otot-otot yang
penting dan sering diikutkan dalam pengujian kualitas
daging.
Serratus ventralis dan longissimus dorsi merupakan
bagian dari otot rusuk. Serratus vebtralis adalah otot besar
berbentuk seperti kipas dari permukaan medial scapula
dan melekat pada permukaan rusuk. Otot ini mempunyai
fungsi sebagai penyerap kejutan selama gerakan. Otot
longissimus dorsi adalah otot yang sangat penting dan
membentuk mata daging jika dipotong dari area rusuk dan
loin (Soeparno, 1994). Menurut Swatland (1984), otot
longissimus dorsi terdiri dari banyak sub unit otot yang
masing-masing membentu flexibilitas vertebra column dan
gerakan leher serta aktivitas pernafasan.
Penampang lintang longissimus dorsi meluas kearah
posterior rusuk. Otot longissimus dorsi bagian loin
mempunyai penampang lintang yang hampir konstan.
Area longissimus dorsi diantara bagian seperempat depan
dan seperempat belakang dari karkas, yaitu diantara
rusuk ke 12 dan rusuk ke 13 sering diuji untuk
menaksirkan jumlah daging sari suatu karkas. Otot
longissimus dorsi memanjang posterior dari daerah rusuk
melalui loin dan berakhir di bagian anterior dari illium.
(Soeparno, 1994).
Otot pectoralis berlokasi dibagian sternum pada dada
depan (brisket) dan meluas posterior ke bagian dada
belakang (plate). Otot intercostals adalah otot diantara
rusuk yang berdekatan pada dinding dada dan terdiri dari
dua lapisan otot (Soeparno, 1994).
Otot loin menghasilkan daging yang empuk dengan rasa
yang enak, tetapi harganya mahal. Ada dua otot pada loin,
diatas dan dibawah processus transversesus dibagian
vertebral lumbar (Soeparno, 1994).
Paha terdiri dari otot-otot yang besar dan pada umumnya
menghasilkan daging dengan keempukan yang sedang
sampai empuk serta harganya mahal. Otot gracilis adalah
otot tipis dan tersebar dibagian medial paha. Otot sartorius
adalah anterior terhadap gracilis (Soeparno, 1994).
Bisep femoris adalah otot besar pada permukaan lateral
(luar) pada paha, dan mempunyai lekukan memanjang
yang membagi bisep femoris. Pada penampang lintang,
bisep femoris tampak terbagi menjadi dua bagian, bagian
yang lebih kecil berwarna lebih pucat. Posterior dari paha
terdapat otot semi tendinosus dan otot membranosus,
medial terhadap semi membranosus. Gastronemius
terdapat dibagian dalam dari paha, tertutup oleh ekstensi
distal otot-otot proximal. Gastronemius terkait pada tendo
achilles (Soeparno, 1994).
Tiga lapis otot besar yang membentuk paha atas (rump)
dan sirloin diantara paha dan loin (shortloin) adalah
Gluteus medius, Gluteus accesorius, dan gluteus
profundus. Gluteus medius adalah otot yang terbesar
diantara otot Gluteus. Gluteus medius terletak dibagian
permukaan lateral dari ilium (Soeparno, 1994). Otot flank
dan otot perut mengandung banyak jaringan ikat dan
kurang begitu empuk. Otot perut atau abdominal terdiri
dari lapisan-lapisan otot parallel dan jaringan ikat,
misalnya tensor fascialata. Otot ini berbentuk seperti
segitiga berlokasi pada sudut flank dan paha. Fascialata
adalah lembaran jaringan ikat yang menutupi permukaan
anterior paha dan dapat direnggangkan oleh tensor
fascialata pada saat bergerak atau pada periode
penggantungan karkas (Soeparno, 1994).
Menurut Soeparno (1994), sebagaian besar otot leher
tersusun dari jaringan ikat dan kurang begitu empuk. Otototot pada leher disebut dengan Transverse process of
cervical vertebrae.
Bagian kaki depan tersusun dari tiga otot, yaitu Extensor
carpii radialis, Flexor carpii radialis dan flexor carpii
ulnaris. Otot yang menempel pada tulang tibia disebut
lateral condyle of tibia (Soeparno, 1994).
Jaringan
Pengamatan jaringan dilakukan pada acara histologi.
Jaringan-jaringan yang diamati meliputi insula
pankreatica, ren, textus muscularis strictus cardiacus,
lingua, hepar.
Jaringan insula pankreatika terdiri dari pulau langerhans
(fungsi dari pulau langerhans adalah penghasil insulin dan
jumlah pulau langerhans pada orang dewasa 200.000 –
1.800.00), interlobular connective tissue dan pancreatic
acid. Jaringan ren terdiri dari medulary ray, interlobulary
arteri, glomerulus dan proximal convolution. Proximal
convolution yang merupakan bagian dari jaringan ren
berfungsi untuk menghubungkan isi glomerulus dengan
bagian luar. Proximal convolution tersebut mempunyai
ukuran panjang 14 mm dan diameter 60 µm. Textus
muscularis strictus cardiacus terdiri dari smooth muscles
dan inti sel. Jaringan lingua terdiri dari taste bud
(mempunyai dua sel yaitu supporting cell dan neuro
epithelial taste cell yang mempunyai ukuran panjang 72
µm), lamina propria, stratified squomous epithelium, dan
gland of von ebner (nama lain dari gland of von ebner
yang merupakan bagian dari jaringan lingua adalah
albuminous atau gustatory gland dan mempunyai fungsi
menghubungkan papilla sirkum valata yang satu dengan
papilla sirkum valata yang lain dan membantu membuat
celah dalam papilla itu). Jaringan hepar terdiri dari bille
duct, bille capillary, interlobulary connective tissue, dan
central vein.
BAB V
KESIMPULAN
Kerangka ayam terdiri dari mandible, incisive, nasal,
lacrimal, quadrate, occipital, atlas, axis, epistropheus,
humerus, ulna, radius, metacarpus, phalanges, clavicle,
coracoid, scapula, sternum, illium, ischium, pubis,
pygostyle, patella, fibula, tibia, tarsus, dan metatarsus.
Perototan pada ayam terdiri dari pectoralis superficialis,
biceps bracii, extensor dan flxor carpii radialis, biceps
femoris, gastrocnemius, tibialis cranialis, tendo-tendo
extensor, tendo-tendo flexor, otot-otot cervical, obligus
abdominis externus, dan gluteus superficialis.
Kerangka domba terdiri dari mandible, maxilla, nasal,
lacrimal, occipital, atlas, coracoid prosess, cervical
vertebrae, cartilage of spinosus prosess, spinosus
prosess, lumbar vertebrae, sacral vertebrae, transverse
prosess, ilium, ischium, pubis, coccygeal, femur,
palanges, tibia, tarsus, metatarsus, humerus, stifle join,
olecanon prosess, radius, ulna, carpus, metacarpus, digiti.
Otot-otot pada domba terdiri dari transverse prosess of
cervical vertebrae, supraspinatus, infraspinatus, bisep
brachii, trisep brachii, serratus ventralis, pectoralis, flexor
carpii radialis, extensor carpii radialis, flexor carpii ulnaris,
trapesius, lattisimus dorsi, intercostae externa, intercostae
interna, longisimus dorsi, tensor vascialata, gluteus
medius, semi tendinosus, bisep femuris, trisep femuris,
semi membranosus, gracialis, obligus abdominus
externus, flank, lateral condycle of tibia, tendo achiles.
Jaringan-jaringan yang diamati meliputi insula
pankreatica, ren, textus muscularis strictus cardiacus,
lingua dan hepar. Jaringan insula pankreatika terdiri dari
pulau langerhans, interlobular connective tissue dan
pancreatic acid. Jaringan ren terdiri dari medulary ray,
interlobulary arteri, glomerulus dan proximal convolution.
Textus muscularis strictus cardiacus terdiri dari smooth
muscles dan inti sel. Jaringan lingua terdiri dari taste bud,
lamina propria, stratified squomous epithelium, dan gland
of von ebner. Jaringan hepar terdiri dari bille duct, bille
capillary, interlobulary connective tissue, dan central vein.
DAFTAR PUSTAKA
Akoso, Budi Tri. 1993. Manual Kesehatan Unggas.
Kanisius. Yogyakarta.
Blakely, James and David H. Bade. 1991. Ilmu
Peternakan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Dellmann, H. Dieter and Esther M. Brown. 1992. Buku
Teks Histologi Veteriner II Dellmann Brown. Edisi Ketiga.
UI Press. Jakarta.
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak.
Gajdah Mada University Press. Yogyakarta.
Kustono, 1997. Fisiologi Ternak. Dasar. Fakultas
Peternakan UGM. Yogyakarta.
Lawrie, R.A. 1995. Ilmu Daging. UI Press. Jakarta.
Patricia C. Cross & K. Lyne Mercer. 1993. Cell and tissue
ultra structure. A Functional Perspective W. H. Freeman
and Company. Newyork
Radiopoetro. 1991. Zoologi. Erlangga. Jakarta.
Sisson, Septimus.1953. The Anatomy of The Domestic
Animals. W. B Sounders Company. Philadelphia and
London.
Soeparno. 1994. Teknologi Pengolahan Daging. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Swatland, H. J. Structure And Development of Meat
Animals. 1984. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs. New
Jersey
. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk
mengetahui struktur histologi dari sistem rangka manusia.
B. Dasar Teori
Sistem rangka merupakan suatu sistem yang
dibangun oleh struktur-struktur keras dari tubuh yang
sifatnya menyokong dan melindungi. Sistem ini meliputi
eksoskeleton, dan endoskeleton. Eksoskeleton secara
embriologis berasal dari epidermis saja, dermis saja, atau
keduanya. Sedangkan endoskeleton secara embriologis
berasal dari jaringan subdermal, yaitu endoskeleton
tulang, endoskeleton rawan dan korda. Eksoskeleton
ummnya
vertebrata
dijumpai
lebih
Endoskeleton
pada
dikenal
umumnya
hewan
invertebrata.
sebagai
dijumpai
dermal
pada
Pada
skeleton.
hewan
veretebrata. Sistem rangka adalah suatu sistem organ
yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup.
Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe:
eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik),
walaupun
sistem
rangka
hidrostatik
dapat
pula
dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya
karena tidak adanya struktur penunjang (Nature, 2012).
Menurut
(Syarifuddin,
2006:
145)
tulang
diklasifikasikan menurut bentuknya terbagi atas:
1. Tulang panjang, yaitu tulang yang berbentuk silindris,
yang terdiri dari diafisis dan epifisis yang berfungsi untuk
menahan berat tubuh dan berperan dalam pergerakan.
2. Tulang pendek, yaitu tulang yang berstruktur kuboid yang
biasanya
ditemukan
berkelompok
yang
berfungsi
memberikan kekuatan kekompakan pada area yang
pergerakannya terbatas.
3. Tulang pipih, yaitu tulang yang strukturnya mirip lempeng
yang berfungsi untuk memberikan suatu permukaan yang
luas untuk perlekatan otot dan memberikan perlindungan.
4. Tulang ireguler, yaitu tulang yang bentuknya tidak
beraturan dengan struktur tulang yang sama dengan
tulang pendek.
5. Tulang sesamoid, yaitu tulang kecil bulat yang masuk
dalam
formasi
persendian
yang
bersendian
yang
bersambungan dengan kartilago, ligament, atau tulang
lainnya.
Tulang tempurung kepala terdiri atas cranium
sebagai tempat otak, capsula untuk tempat beberapa
pasang organon sensoris (olfactory, optic, auditory) dan
skeleton viceralis, yang merupakan bagian pembentuk
tulang
rahang
dan
penyokong
lidah
insang
untuk
mekanisme. Tengkorak (tempurung) kepala melekat dekat
sekali dengan columna vertebralis, oleh karena itu ikan
tidak bisa memutar kepalanya. Gigi biasanya terdapat
pada tulang premaxillary dentary, vomer dan tulang
palatina. Chondrichthyes memiliki tulang kartilago kranium
sempurna, organ pembau dan kapsul optic tergabung
menjadi satu. Eksoskeleton ostracodermi mempunyai
kesamaan dengan dentin pada kulit Elasmobrachii yang
merupakan mantel keras seperti email pada gigi Verterata.
Di bawah lapisan tersebut terdapat beberapa lapisan
tulang sponge dan di bawahnya lagi terdapat tulang padat.
Kartilago palate quadrat dan kartilago Meckel adalah
tulang rawan yang akan membentuk rahang atas dan
rahang bawah. Ikan hiu dan ikan pari, rahangnya bersendi
pada tulang ke posterior atau pada elemen hiomandibula
dari lengkung insang ke 2 (Gunarso, 1979: 215).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum
ini adalah:
Hari/tanggal : Selasa/ 21 Mei 2013
Waktu
: 15.00-17.00 WITA
Tempat
: Laboraturium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas
Islam
Negeri
Alauddin
Makassar
Samata-Gowa
2. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang akan digunakan pada percobaan
ini yaitu kertas HVS dan alat tulis.
b. Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan pada percobaan
ini yaitu alat peraga manusia yang meliputi tulang anggota
badan, tulang ekstrimitas atas dan eksrimitas bawah,
tulang tempurung kepala dan tulang wajah.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Pengamatan tulang-tulang penyusun tengkorak
a. Mengamati tulang tempurung kepala seperti Os frontal,
Os pariental, Os occipital, Os spinoidal dan Os temporal.
b.
Mengamati
tulang
wajah
Mandibula, Os zigomaticum,
Os
seperti
Maksilla,
nasale,
Os
lacrimale, dan Os vomer.
2. Pengamatan tulang-tulang penyusun anggota badan
a. Mengamati tulang belakang seperti Vertebra cervicales,
Vertebra toracales, Vetebra lumbalis, Os sacrum dan Os
cocigrus.
b. Mengamati tulang dada seperti Mandibrium sterni,
menagamati pula tulang rusuk seperti Costa vera, Costa
spuria, dan Costa flectuantes.
3. Pengamatan tulang anggota gerak
a. Mengamati tulang anggota gerak bagian atas yang terdiri
atas Scapula, Clavicula, Humerus, Ulna, Radius, Os
carpal, Metacarpal, dan Phalanges.
b. Mengamati tulang anggota gerak bagian bawah yang
terdiri dari Ilium, Iscium, Pubis, Femur, Patella tibia,
Fibula, Tarsal, Metatarsal, Calcaneus dan Phalanges.
c. Menggambar hasil pengamatan.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
a. Rangka badan
Keterangan:
1. Os parietal (ubun-ubun)
2.
Os frontal (tulang dahi)
3.
Os zigomatikum (tulang pipih)
4.
Maksilla (rahang atas)
5.
Klavikula (tulang bahu)
6.
Sternum (tulang dada)
7.
Costa vera (tulang rusuk sejati)
8.
Costa vuria (tulang rusuk palsu)
9.
Costa fluctuates (tulang rusuk melayang)
10.
Illium (tulang panggul)
11.
Ischium (tulang panggul)
12.
Koksi (tulang ekor)
13.
Os pubis (tulang kemaluan)
14.
Metatarsal (telapak kaki)
15.
Phalanges (jari-jari)
16.
Tarsal (pergelangan kaki)
17.
Tibia (tungkai bawah
kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan dengan
yang lainnya. Otot merupakan sebuah jaringan konektif
dalam tubuh yang tugas utamanya berkontraksi. Kontraksi
otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh
dan substansi dalam tubuh.
Hampir semua gerakan oleh tubuh makhluk vertebrata
hasil dari otot yang berkontraksi. Otot member dukungan
kepada tubuh dan membantu mempertahankan postur
tubuh melawan gaya gravitasi. Bahkan ketika tubuh
memerlukan istirahat serat-serat otot yang berkontraksi
untuk mempertahankan otot
Miologi (myology) adalah suatu ilmu pengetahuan
tentang otot. yang dapat diartikan adalah sebagai berikut,
Myo adalah Muscle atau otot sedangkan Logy adalah Ilmu
pengetahuan. Sehingga alat gerak (locomotor apparetus)
di dalam tubuh dapat dapat di kelompokan sebagai berikut
:
1. Alat gerak yang bersifat Pasif (digerakan) yang
artinya dapat di gereakan oleh faktor lain. Alat gerak
yang bersipat pasif ini boleh kita jumpai pada
Jaringan Tulang, Jaringan Rawan dan Jaringan Ikat.
Jaringan tersebut sering kita katakan sebagai jaringan
penyokong atau jaringan penunjang
2. Alat gerak yang bersifat aktif (yang menggerakan)
yang artinya dapat menggerakan jaringan yang
lain/yang bersifat pasif dapat kita sebut juga jaringan
ini adalah jaringan Otot dan jaringan Syaraf
Ada tiga tipe musculus, yaitu otot skelet atau otot
volunter, terdapat pada extremitas, dinding badan, otot
polos atau otot visceral, terdapat pada dinding gaster,
intestinum, dinding arteri, dan otot jantung, terdapat pada
cor. Mengenai otot pada unggas, sebelumnya unggas
juga termasuk ke dalam hewan vertebrata (bertulang
belakang). Sehingga susunan otot pada unggas hampir
sama dengan hewan vertebrata lainnya dalm hal fungsi
dan letaknya sama.
A.
Tipe Otot Ayam
Jaringan otot merupakan bagian yang penting yang
menyusun bererapa organ pada tubuh unggas. Secara
garis besar ada tiga tipe otot, yaitu: otot polos, otot jantung
dan otot skeletal (Nesheim et al., 1979). Secara umum
ketiga tipe otot tersebut yaitu :
1.
Otot polos
Otot polos merupakan otot yang menyusun pada saluran
pembuluh darah, saluran pencernaan dan beberapa organ
yang dikontrol dibawah sadar (Nesheim et al., 1979). Otot
polos tersusun dari sel-sel yang berbentuk kumparan
halus dengan masing-masing satu nukleus yang terletak
ditengah, berbentuk oval dan mempunyai fibril-fibril yang
homogen. Sel-sel tersebut tersusun dalam lapisan-lapisan
yang diikat dengan jaringan pengikat fibrosa (Radiopoetra,
1991).
2.
Otot jantung
Otot jantung merupakan otot penyusun pada organ
jantung
(Nesheim et al., 1979). Otot jantung mempunyai
struktur yang sama dengan otot skeletal, hanya serabutserabutnya bercabang dan saling beranyaman atau
dengan kata lain otot jantung adalah otot skeletal yang
bekerja
1991).
tanpa
sadar
atau
involunter
(Radiopoetra,
3.
Otot skeletal
Otot skeletal bekerja dengan sadar dan menyusun
sebagian besar pada karkas ayam. Otot dada (breast),
otot gending (thigh), dan otot paha (leg) merupakan otot
skeletal yang penting yang menyusun tubuh ayam. Otot
dada merupakan bagian yang paling besar menyusun
pada karkas ayam (Nesheim et al., 1979). Otot skeletal
juga disebut otot lurik atau otot serat lintang. Fibril-fibrilnya
tampak mempunyai jalur-jalur melintang gelap dan terang
yang berselang-seling, karena fisiknya berbeda. Selselnya berbentuk silindris dengan diameter sekitar 50 U
dan panjang sekitar 2,5 cm atau lebih. Sel-sel otot lurik
biasanya mempunyai banyak nukleus. Otot lurik pada
ayam biasanya berkelompok dan diikat dengan jaringan
pengikat, membentuk bundel otot atau muskulus yang
mempunyai bermacam-macam bentuk. Selubung tersebut
terikat pada periosteum tulang atau saling bergabung
membentuk tendo yang mengikat bundel otot tersebut
pada skeleton. Sel otot tersebut berkonstraksi bersamasama
sehingga
otot
tampak
menggembung
dan
memendek. Otot skeletal biasanya berkonstraksi cepat
dan mempunyai periode istirahat berkali-kali (Radiopoetra,
1991).
Gambar Bagian-bagian otot tubuh ayam (Soeparno, 1992)
B.
Macam Otot Ayam
Ayam mempunyai dua jenis/macam otot, yaitu otot
merah (red muscle) dan otot putih (white muscle). Otot
merah mengandung mioglobin yang berfungsi sebagai
pengikat besi dan pembawa komponen oksigen, tetapi
otot putih tidak. Mioglobin sama seperti hemoglobin pada
manusia, sebagai pigmen warna merah pembawa oksigen
pada darah (Nesheim et al., 1979).
Pada otot merah kandungan lemak lebih banyak dan
protein lebih sedikit dibanding otot putih (Nuhriawangsa,
1994). Begitu juga mioglobin lebih banyak dibanding otot
putih. Aktivitas dari otot juga mempengaruhi warna dari
otot, pada otot paha mempunyai warna lebih gelap
dibanding otot dada, karena pada paha lebih banyak
mempunyai cekaman untuk berdiri dan menyangga tubuh
dibanding pada dada. Selain itu bangsa ayam juga
mempengaruhi struktur otot, pada ayam pedaging otot
lebih terang warnanya dan lebih besar diameternya
dibanding ayam petelur (North, 1978).
Sesaat setelah penyembelihan otot akan berubah
menjadi daging dan mengalami proses patologis yang
dinamakan rigor mortis atau kaku bangkai. Otot berubah
menjadi kaku karena kenaikkan tegangan otot sehingga
kehilangan elastisitas. Kaku bangkai dimulai dari tubuh
bagian depan melanjut ke belakang dan biasanya hilang
dengan urutan yang sama (Akoso, 1993).
PENUTUP
Miologi (myology) adalah suatu ilmu pengetahuan
tentang otot. yang dapat diartikan adalah sebagai berikut,
Myo adalah Muscle atau otot sedangkan Logy adalah Ilmu
pengetahuan. Secara garis besar ada tiga tipe otot, yaitu:
otot polos, otot jantung dan otot skeletal. Otot polos
merupakan otot yang menyusun pada saluran pembuluh
darah, usus, saluran pencernaan dan beberapa organ
yang dikontrol dibawah sadar. Otot jantung merupakan
otot penyusun pada organ jantung. Sedangkan, Otot
skeletal bekerja dengan sadar dan menyusun sebagian
besar pada karkas ayam. Otot dada (breast), otot gending
(thigh), dan otot paha (leg) merupakan otot skeletal yang
penting yang menyusun tubuh ayam. Otot-otot ayam yang
diamati meliputi otot-otot cervical, pectoralis superficialis,
pectoralis profundus, bisep brachii, trisep brachii, flexor
carpii radialis, extensor carpii radialis, obliqus abdominis
externus,
supra
coracoideus,
gluteus
medius,
gastronemius, gluteus supraisialis, tibia cranialis, tendotendo extensor, tendo-tendo flexor. Ayam memiliki otot
merah dan otot putih karena perbedaan zat warna merah
(mioglobin), yang membawa oksigen kedalam otot.
Kekuatan gerak utama dari sayap selama terbang diatur
oleh otot pectoralis besar yang terletak didaerah dada.
DAFTAR PUSTAKA
Akoso, B. T., 1993. Manual Kesehatan Unggas. Penerbit
kanisius, Yogyakarta.
Nesheim, M.C., R.E. Austic dan L.E. Card. 1979. Poultry
Production. 12th ed. Lea and Febiger. Philadelphia.
North, M. O., 1978. Commercial Chicken Production Manual.
3rd ed. AVI Pub. Co. Inc., Westport, Connecticut.
Nuhriawangsa, 1994. Komposisi Kimia Daging Dada dan Non
Dada Pada Karkas Ayam Broiler Jantan dan Betina Umur
Enam Minggu. Skripsi Sarjana Peternakan. Fakultas
Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Radiopoetra. 1991. Zoology. Erlangga. Jakata
Anatomi adalah almu yang mempelajari bentuk dan
struktur semua organisme makhluk hidup. Sedangkan
histologi berasal dari kata histon, yang artinya kumpulan
beberapa sel yang mempunyai satu atau lebih
kekhususan fungsi yang membentuk jaringan. Jadi
histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jaringan
tubuh.
Praktikum Anatomi dan Histologi ini diadakan untuk
menunjang mata kuliah Anatomi dan Histologi. Adanya
praktikum ini dapat menjadikan mahasiswa mengetahui
anatomi dan histologi hewan secara nyata. Pada
praktikum Anatomi praktikan mengamati kerangka, otot
ayam dan mengamati kerangka, otot pada domba. Pada
bagian Histologi digunakan preparat jaringan dan
beberapa sistem organ. Jaringan yang diamati adalah
Insula pankreatica, jaringan ren, Textus Muscularis
Strictus Cardiacus, Textus Connectivus Collagenosus
Compactus Regularis, jaringan Lingua, dan jaringan
Hepar. Pengetahuan tentang Anatomi dan Histologi dapat
menjadikan mahasiswa mengetahui dan mengerti bentuk
dan struktur semua organisme serta jaringan tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Ayam
Kerangka ayam
Ayam memiliki tulang yang kuat dengan susunan partikel
yang padat dan timbangan berat yang ringan. Timbangan
yang ringan tetapi berat ini memungkinkan bangsa burung
memiliki kemampuan untuk terbang atau berenang bagi
unggas air. Tulang punggung didaerah leher dan otot
dapat digerakkan. Tulang punggung tersebut membentuk
suatu susunan kaku yang memberikan kekuatan terhadap
tubuh yang cukup kuat untuk menopang gerakan dan
aktifitas sayap (Akoso, 1993).
Tulang-tulang hampir semua jenis unggas adalah bersifat
pneumatik (berongga). Rongga ini berhubungan dengan
sistem pernafasan yang memungkinkan seekor burung
dengan satu sayap yang patah untuk bernafas melalui
sayap. Hal ini merupakan suatu fenomena yang telah
diperhatikan sejak lama pada burung-burung yang luka
oleh para pemburu. Dua belas persen struktur tulang pada
ayam adalah tipe tulang meduler yang unik. Ini merupakan
suatu jaringan tulang yang kecil sekali yang mengikat
struktur beringga bersama-sama dengan sumsum tulang
dan bagi unggas liar berguna sebagai suatu substansi
untuk pembentukan telur bila kadar kalsium dalam
pakannya rendah (Blakely and Bade, 1991).
Tulang mengandung sel-sel hidup dan matrik intraseluler
yang diliputi garam mineral. Kalsium fosfat menyusun
sekitar 80% bahan mineral dan sisanya sebagaian beasr
terdiri dari kalsium karbonat dan magnesium fosfat
(Frandson, 1992).
Rongga sunsum tulang ayam betina selama masa bertelur
disusupi oleh sistem tulang sunsum yang terdiri atas
kalsium tulang. Bagian ini mengisi ruang sunsum dengan
anyaman tulang yang lembut kecil dan berfungsi untuk
membentuk kulit telur bila kalsium yang tersedia dalam
pakan rendah. Tulang sunsum ini terdapat pada ayam
betina yang secara fisiologis normal, tetapi tidak terdapat
pada ayam jantan (Akoso, 1993).
Sunsum tulang terdapat dalam tulang kering, tulang paha,
tulang pinggul, tulang dada, tulang iga, tulang hasta,
tulang belikat dan kuku. Anak ayam sewaktu tumbuh
dewasa, yakni sekitar 10 hari menjelang pembentukan
telur yang pertama, mulai menampung tulang sunsum.
Pada ayam liar, tulang-tulang ini menghasilkan kalsium
yang cukup untuk membentuk kerabang bila kadar
kalsium yang dimakan selama bertelur rendah (Akoso,
1993).
Timbunan kalsium tulang ayam betina piaraan hanya
adapat mencukupi pembentukan beberapa kerabang telur.
Apabila kandungan kalsium rendah, maka setelah ayam
bertelur kurang lebih 6 butir, akan kehilangan sekitar 40%
dari total kalsium tulang (Akoso, 1993).
Perototan ayam
Otot adalah jaringan yang mempunyai struktur dan
mempunyai fungsi utama sebagai penggerak. Ciri suatu
otot mempunyai hubungan yang erat dengan fungsinya.
Karena fungsinya, maka jumlah jaringan ikat berbeda
diantara otot. Jaringan ikat ini berhubungan dengan
kealotan daging. Otot-otot yang berasosiasi dengan tulang
yaitu otot-otot yang berhubungan dengan tulang, sering
disebut otot skeletal (Soeparno, 1994).
Jaringan otot ayam merupakan satu kesatuan kelompok
organ yang bertindak selaku anggota gerak. Ada 3 macam
otot dasar, yaitu otot polos, otot jantung dan otot rangka.
Otot polos dijumpai di dalam pembuluh darah, usus dan
organ lain yang tidak berada di bawah perintah otak. Otot
rangka yang melekat pada tulang dan bertanggung jawab
terhadap gerak yang berada di bawah perintah seperti otot
dada, paha dan kaki.
Otot skeletal adalah yang paling penting bagi ternak
unggas meskipun terdapat otot polos pada usus dan otot
jardisk pada jantung. Dada merupakan otot skeletal
terbeasr karena dibutuhkan untuk terbang, misalnya pada
bangsa ayam liar. Otot ini telah dikembangkan secara
genetis oleh para ahli pemuliaan spesies-spesies
domestik. Ayam memiliki otot merah dan putih, yang dapat
disamakan dengan daging gelap dan terang. Perbedaan
ini disebabkan kandungan myoglobin pada otot merah.
Myoglobin adalah pigmen merah yang membawa oksigen
pada otot ayam (Blakely and Bade, 1991).
Musculus pectroralis major berfungsi untuk menutup
sayap, berorigo pada carnia sterni dan berinsertio pada
facies ventralis humeri. Musculus pectoralis minor baru
tampak bila musculus pectoralis major diangkat. Musculus
ini berorigo pada carnia sterni, kemudian masuk ke dalam
foramen triosseum yang berinsertio pada facles dorsalis
humeri. Fungsinya adalah untuk menurunkan sayap
(Radiopoetra, 1991).
Anatomi domba
Kerangka domba
Tengkorak (kranin). Bagian skeleton yang membentuk
kerangka dasar kepala disebut kranium. Fungsi tengkorak
yaitu sebagai pelindung otak, penyokong berbagai organ
dan membentuk awal saluran sistema digestoria dan
sistema respiratoria. Tengkorak terdiri dari nasal,
mandibula, maksila, lakrima, coranoid process dan
occipital. Atap bagian atas dibentuk oleh maksila dan
premaksila yang membentuk dentis dan oleh maksila as.
palatina. Bagian ventrolateral, oral dilengkapi oleh
mandibula. Mandibula berporos pada bagian as
temporale, di depan lubang telinga. Semua dentis bagian
bawah pada mandibula merupakan tempat perekatan otot
yang berperan dalam proses penguyahan dan penelanan
(Frandson, 1992).
Ujung medial skapula bersendi dengan menubrium. Ujung
lateral clavicula bersendi dengan acromion. Acromion
adalah sudut di sebelah caudal dan dua sudut di sebelah
cranial pada sudut cranial lateral dataran sendi, yang
bersendi dengan humerus (Radiopetro, 1991).
Vertebrae cervicalis yang pertama disebut atlas. Atlas
tidak mempunyai processus spinous dan carpus menjadi
satu dengan aksis, penggunaan seperti gigi. Vertebralis
cervicalis yang kedua disebut aksis. Aksis mempunyai
spinosum processus yang lebar, tetapi tidak tinggi
(Frandson, 1992). Vertebrae thoracales, costae dan
sternum membentuk throrax. Sternum terdiri atas
manubrium sterni, carpus dan processus xipoideus
(Radiopoetro, 1991). Vertebrae thoracalis ditandai dengan
processus spinous yang sangat berkembang. Processus
spinous membentuk pangkal pada prominesia dorsalia
yang dikenal sebagai “wither” pada bagian bawah bahu
(Frandson, 1992).
Pada semua mamalia, karpus merupakan daerah yang
komplek yang terdiri dari dua deret tulang kecil. Deretan
proximal disebut radial (profundial ke lateral), intermediet
dan ulnar. Metakarpus merupakan daerah disebelah distal
karpus. Pada sapi dan domba, karpus merupakan hasil
tulang metakarpus yang ke tiga dan ke empat. Suatu alur
vertikal pada metakarpus menunjukkan fusi kedua tulang
tersebut (Frandson, 1992)
Ujung proximal femur yang berbentuk bulat bersendi
dengan os coxae. Ujung distal femur bersendi dengan
ujung proximal tibia. Daerah ventral ujung kedua tulang
yang bertemu ini terdapat patella. Ujung proximal fibula
bersendi dengan ujung proximal tibia. Distal fibula
menempel pada kedua ujung distal tibia. Kedua ujung
distal ini merupakan persendian dengan trachlea tali.
Trachlea tali ialah bangunan berupa kerekan pada talus.
Talus ialah salah satu dari ossa tarsalia. Ossa tarsalia
bersendi satu dengan yang lain. Ossa tarsalia terdiri atas
talus, proteulus, os cuboideum, os naviculare (os
scapoideum) dan tiga ossa cuneiforinia. Talus bersendi
dengan calcaneus dan raviculare calcaneus bersendi juga
dengan os cuboideum. Os raviculare bersendi juga
dengan ketiga ossa coneiformia. Os cuboideum juga ossa
cuneiformie di ujung distal bersendi dengan ujung
proximal 5 ossa metatarsalia. Di sebelah os metatarsalia
berturut-turut terdapat dua palanges. Di sebelah os
metatarsale yang lain berturut-turut terdapat tiga
palanges. Waktu berdiri, yang menapak tanah ialah tuber
calcanei (tonjolan ke planter pada calcaneus) dan capita
osseum metatarsalium (distal ossa metatarsalia). Pada
kaki ada lengkung longitudinal dan lengkung tranversal.
Jari pertama kaki tidak dapat disisikan (Radiopoetro,
1991).
Profundingulum membri inferiotis terdiri atas sepasang os
coxae. Satu coxae ialah hasil tumbuh melekatnya tulang,
yaitu os illium, os ischii dan os pubis. Sepasang os coxae
ini bersama dengan os sacru merupakan pelvis. Antara
kedua os coxae di sebelah ventral disebut symphysis
ossium pubis. Pelvis ini kira-kira membentuk sesuatu yang
pada dasarnya ada lubang pada os coxae pada suatu
cekung pada tempat tumbuh melekatnya ketiga tulang
ujung proximal femur. Di daerah sacral ada 5 vertebrae
sacrales yang telah saling tumbuh melekat sehingga
terjadi satu tulang, yaitu os sacrum daerah cocigleal
dimana ada 3 vertebrae cocygleeales yang telah
mengalami reduksi dan kadang tumbuh melekat hingga
occygis (Radiopoetro, 1991).
Perototan domba
Di dalam tubuh hewan termasuk domba, menurut Lawrie
(1995), terdapat lebih dari 600 otot berbeda dalam hal
bentuk, ukuran dan aktivitasnya. Otot juga berbeda dalam
hubunganya dengan tulang, tulang rawan atau
ligamentum dalam hal kandungan darah, saraf dan dalam
hal hubunganmya dengan jaringan-jaringan lain.
Otot hewan berubah menjadi daging setelah pemotongan
karena fungsi fisiologisnya telah terhenti. Otot merupakan
komponen utama penyusun daging. Daging juga tersusun
oleh jaringan ikat, epitelial, jaringan saraf, pembuluh darah
dan lemak. Jadi daging tidak sama dengan otot
(Soeparno, 1994).
Beberapa jenis otot pada heawan termasuk domba,
antara lain adalah :
Otot trapezius. Otot trapezius merupakan otot pipih
berbentuk segitiga yang mempunyai origo pada garis
tengah dorsal dari kepala sampai ke belakang di daerah
vertebrae lumbar dan insersionya terutama pada spina
skapula. Otot trapezius secara keseluruhan juga
mendukung melekatnya skapula pada tubuh (Frandson,
1992).
Otot serratus ventralis. Otot serratus ventralis merupakan
otot yang paling besar dan otot utama yang
menghubungkan alat gerak bagian depan dengan tubuh.
Ukuran otot ini besar dan bentuknya seperti kipas
(Frandson, 1992).
Otot lattisimus dorsi. Otot lattisimus dorsi merupakan otot
yang berbentuk segitiga lebar, mempunyai origo pada
prosessus spinosa vertebra torasik dan lumbar dengan
perantaraan aponeurosis. Otot ini juga berperan untuk
menarik kaki depan ke arah belakang atau jika kaki itu
tetap, maka badan itu akan ke depan atau maju
(Frandson, 1992).
Otot longissimus. Otot ini dapat dibagi menjadi beberapa
segmen tergantung pada lokasi, yaitu di daerah lumbar
yang disebut longissimus lumborum, pada daerah thoraks
disebut longissimus thoracis, pada daerah serviks disebut
longissimus cervicis, longissimus capitis, longissimus
atlantis (Frandson, 1992).
Otot ekstensor carpii radialis. Otot ini merupakan otot
ekstensor terbeasr untuk karpus. Otot ini berpangkal pada
epikondyl lateral humerus menuju ujung proximal daerah
metacarpal. Peran utam otot ini adalah gerak estensi
karpus (Frandson, 1992).
Otot fleksor carpii radialis. Otot ini berpangkal dari sisi
medial permukaan volar kaki depan. Origo otot ini adalah
pada epikondyl medial (fleksor) humerus dan insersianya
pada permukaan volar ujung proksimal metacarpus
(Frandson, 1992).
Otot gluteus medius. Otot ini adalah otot ekstensor yang
kuat. Origo otot ini terletak pada sayap tulang illium dan
insersionya pada frokauter mayor dari tulang femur, yang
merupakan lever yang menjulur di atas sendi pinggul,
sehingga menggerakan bagian lain dari kaki belakang ke
arah belakang (Frandson, 1992).
Otot bisep femoris, semiteninosus dan
semimembranosus. Otot-otot tersebut merupakan otot
ekstensor pada pinggul yang disebut dengan hamstring
muscle. Batas-batas antar otot ini dapat diketahui dengan
adanya alur-alur vertikal pada bagian otot tersebut
(Frandson, 1992).
Jaringan
Jaringan Pankreas. Pankreas merupakan campuran
kelenjar eksokrin dan endokrin. Bagian endokrin terdiri
atas pulau langerhans. Bagian eksokrin terdiri atas
kelenjar asiner, yang strukturnya mirip dengan kelenjar
parotis. Sifat lain adalah bahwa pada bagian permulaan
duktus interkalaris menembus ke lumen asini. Inti di
tengah diagnistik untuk pankrea, yang dimiliki oleh sel-sel
sentro-asiner yang merupakan bagian intra-asiner duktus
interkalaris. Duktus interkalaris yang bercabang menjadi
menjadi duktus interlobaris yang besar yang dibatasi oleh
epitel toraks dimana ditemukan sel goblet (Soeparno,
1994).
Jaringan Otot. Otot tersusun dari banyak ikatan serabut
otot yang lazim disebut fasikuli. Fasikuli terdiri dari
serabut-serabut otot, sedangkan serabut otot tersusun
dari banyak fibril dan disebut miofibril. Miofibril tersusun
dari banyak filamen dan disebut miofilamen. Jadi,
berdasarkan ururtan ukuran (dari terbesar sampai dengan
ukuran terkecil) otot tersusun dari fasikuli, serabut otot,
miofibril, dan miofilamen (Soeparno, 1998).
Dalam fasikulus, serabut otot dipisah satu sama lain oleh
jaringan retikuler halus yang disebut endomesium yang
bekerja membalut serabut otot dan menunjang jalinan
pembuluh darah, rambut, dan ujung-ujung saraf yang
menginervasinya. Tiap berkas utama dibalut oleh
selubung dengan serabut kolagen pekat, disebut
perimisium yang mempersatukan berkas disekitarnya
sambil mengantar pembuluh darah serta saraf. Akhirnya
seluruh otot diselubungi oleh epimisium, yaitu suatu
jaringan ikat kolagen yang relatif pekat dan tebal
(Dellmann dan Brown, 1989).
Jaringan Ren. Berbagai fungsi ginjal tercermin pada
sistem buluh kompleks yang berkaitan dengan pembuluh
darah. Pengetahuan yang diperoleh dari kaitan bangun
anatomi antar buluh sekresi, saluran pembuang dan
jalinan kapiler, mampu memperjelas struktur serta fungsi
ginjal ( Dellman dan Brown, 1992 ).
Lokasi kapiler glomerulus antara dua arteriola merupakan
susunan yang unik dan menjamin mekanisme efisiensi
untuk menghasilkan sejumlah ultrafiltrat dari darah.
Efisiensi ini sebagai hasil tekanan filtrasi yang tinggi yang
dipertahankan di seluruh jalinan kapiler berkat hambatan
yang dihasilkan oleh arteriola aferen. Keadaan ini
bertentangan dengan jalinan kapiler lain yang terletak
antara arteriola dan venula, di mana tekanan dalam
venula jauh lebih rendah dari pada tekanan dalam
arteriola ( Dellman dan Brown, 1992 ).
Pada persediaan ginjal pada perbesaran rendah, korteks
yang gelap tampak diselang dengan interval tertentu oleh
jaringan medula yang berwarna agak cerah, disebut garis
medula ( Medullary rays ), yang berisi cabang buluh
penyalur, sekaligus dengan buluh nefron yang turun dan
naik. Substansi kompleks sekitar garis medula disebut
Labirin korteks. Garis medula dan korpukulus renalisa
serta nefron yang bermuara pada buluh penampung
dalam garis medula membentuk Lobulus ginjal. Batas tiap
lobulus, meskipun tidak jelas benar, ditandai dengan
arteria interlobularis yang masuk korteks dan berasal dari
daerah perbatasan koteks medularis. Jaringan korteks
gelap yang menjulur ke daerah medula memperjelas
batas lateral piramid. Jalur-jalur korteks adalah kolumna
renalis ( Dellman dan Brown, 1992 ).
Jaringan Ikat. Jaringan pengikat memiliki variasi yang
sangat luas berdasarkan morfologi, letak geografis, dan
strukturnya. Fungsi utamanya ialah sebagai penghubung
antar jaringan, dan sebagai penunjang tubuh (tulang,
tulang rawan) dalam arti luas (Dellmann dan Brown,
1989).
Serabut-serabut kolagen jaringan ikat mempunyai
diameter antara 1 sampai 2 m. Fibril kolagen terbentuk
dari molekul-molekul tropokolagen. Tropokolagen adalah
protein yang berat molekulnya tinggi, yaitu 300.000.
terbentuk dari tiga benang polipeptida yang saling
tumpang tindih dengan pasangan lateralnya pada setiap
seperempat dari panjangnya sehingga fibril-fibril kolagen
tampak seperti bergaris-garis. Garis melintang secara
periodik adalah 67 nm (64 nm dalam keadaan mengkerut)
(Soeparno, 1998).
Elastin adalah protein elastis yang terdapat di seluruh
tubuh. Serabut elastis terbentuk dari protein-protein
elastin. Elastin jaringan ikat terdapat dalam jumlah yang
lebih sedikit daripada kolagen. Elastin dapat ditemukan
sebagai komponen utama dari jaringan-jaringan tertentu
seperti ligamentum nuchae, dinding abdomen, dan semua
arteri dari aorta sampai ke arteriol. Serabut-serabut elastin
dapat meregang sampai beberapa kali panjang semula.
Elastin tidak larut dalam larutan asam dan basa, serta
panas yang tinggi dapat menghancurkan kolagen
(Soeparno, 1998).
Jaringan Lidah. Lidah (tongue) merupakan organ tubuh
berotot kerangka yang dibalut oleh selaput lendir,
berfungsi untuk menahan, membantu, mencerna serta
menelan makanan (Dellmann dan Brown, 1992).
Selaput lendirnya memiliki epitel pipih banyak lapis
dengan stratum korneum yang berbeda tebalnya.
Punggung lidah berisi sejumlah papil makroskopik yang
berbentuk papil-papil lidah serta penyebarannya telah
dikenal. Papil filiformis dan papil lentikularis berfungsi
untuk menahan gerakan bolus makanan (ingesta) dalam
rongga mulut. Papil fungiformis, papil sirkumvalata dan
papil folialata memiliki putik pengecap yang berfungsi
untuk pengecap rasa. Papil lidah ini berbeda bentuknya
dan diberi nama dengan bentuk khasnya (Dellmann dan
Brown, 1992)
Papil filiformis merupakan tipe yang paling banyak
jumlahnya.Bentuknya langsing dengan ujung runcing,
berfungsi mekanik, untuk menggerakkan bolus makanan
ke dalam, dan di dalam rongga mulut. Papil ini menjulur
melewati permukaan lidah. Ujung jaringan ikat berakhir
pada dasar bagian yang bertanduk.
Papil lentikularis berbentuk pipih dan langsing, menjulur
pada permukaan lidah dan terdapat terutama pada
ruminansia. Papil ini dibalut oleh epitel pipih banyak lapis
dengan jaringan ikat pekat tidak teratur (Dellmann dan
Brown, 1992).
Papil fungiformis tersebar di sekitar papil filiformis,
berbentuk kubah pada permuaan atasnya, terdapat kuda
dan babi. Bentuknya mirip jamur, karenanya dinamakan
fungiformis. Papil ini dibalut epitel pipih banyak lapis tanpa
bertanduk, memiliki satu atau dua putik pengecap pada
permukan atasnya. Putih pengecap sebenarnya jarang
terdapat pada papil lidah kuda dan sapi, lebih banyak
terdapat pada domba dan babi, dan lebih banyak lagi
pada karnivora dan kambing. Jaringan ikat di bawahnya
banyak mengandung pembuluh darah dan saraf
(Dellmann dan Brown, 1992).
Papil valata atau papil sirkumvalata terdapat pada
punggung serta rostral akar lidah, bentuknya besar, pipih
dan memiliki alur samping yang dibalut oleh epitel.Papil ini
sedikit menonjol dari permukaan lidah yang dibalut oleh
epitel banyak lapis. Epitel yang membalut alur samping
terdapat gugus kelenjar bersifat serous dan alat
penyalurnya bermuara pada dasar alur samping. Kadangkadang terdapat kelenjar mukous di sekitarnya, tetapi alat
penyalurnya bermuara pada permukaan lidah. Jaringan
ikat papil ini banyak mengandung pembuluh darah dan
saraf (Dellmann dan Brown, 1992).
Papil foliata merupakan lipatan paralel mukosa lidah,
terdapat pada pinggir lateral, sedikit rostral dari arkus
palatoglosal. Lipatan mukosa ini dibalut epitel pipih
banyak lapis dengan banyak putik pengecap pada epitel
sisi lipatan (Dellmann dan Brown, 1992).
Putik pengecap (calliculus gusstatorius, taste buds),
berbentuk lonjong, mengandung kelompok sel-sel
pengecap yang ditunjang oleh sel-sel penunjang. Putik
pengecap terdapat dalam epitel pipih banyak lapis pada
papil fungiformis, papil sirkumvalata dan papil folialata
lidah (Dellmann dan Brown, 1992).
Otot lidah intrinsik memiliki susunan longitudinal,
tranversal dan vertikal, terdiri dari otot kerangka. Susunan
serabut otot kerangka yang langsung terdapat di bawah
mukosa adalah longitudinal, letaknya di bawah susunan
horisontal dan transversal, umumnya relatif tipis
(Dellmann dan Brown, 1992).
Permukaan ventral lidah dibalut oleh epitel pipih banyak
lapis tanpa bertanduk. Selaput lendir banyak mengandung
kapiler, arteriovenous anastomose, dan cabang-cabang
arteria dan vena lingualis. Daerah ini diduga ikut berperan
dalam mengurangi suhu tubuh (Dellmann dan Brown,
1992).
Kelenjar lidah (glandula linguales) yang bersifat
seromukous banyak tersebar dalam lidah pada
submukosa atau bahkan diantara berkas otot kerangka.
Kelenjar ini dianggap sebagai kelenjar liur minor
(Dellmann dan Brown, 1992).
Jaringan Hati. Hati (hepar) merupakan kelenjar tubuh
yang paling besar dan khas karena memiliki multifungsi
kompleks, misalnya ekskresi, sekresi, penyimpanan,
sintesis, detoksikasi, konjugasi, esterifikasi, metabolisme
dan hemopoisis. Hati mendapat pemberian darah
(vaskularisasi) ganda. Vena porta membawa darah penuh
makanan yang diserap dari usus dan organ tertentu,
sedangkan arteria hepatika memberi darah pada sel-sel
hati dengan darah bersih yang membawa oksigen.
Cabang-cabang dari kedua pembuluh darah tersebut
mengikuti jaringan ikat interlobularis didaerah portal.
Jalinan pembuluh darah ini menjamin sel-sel hati tidak
jauh dari daerah yang banyak pembuluh darahnya
(Dellmann dan Brown, 1992). Classic liver lobule
merupakan segi enam dengan tiga portal ditiap-tiap sudut.
Ketiga portal tersebut berisi cabang hepatic portal vein,
hepatic artery dan bile duct (Cross dan Mercer, 1993).
BAB III
MATERI DAN METODE
Materi
Materi yang digunakan pada praktikum yaitu: ayam broiler
satu ekor, karkas domba satu ekor, sebuah kerangka
ayam dan domba yang telah disiapkan, alat-alat
pembedah dan nampan. Sedangkan pada pengamatan
histologi digunakan mikroskop, serta preparat.
Metode
Anatomi ayam
Ayam dipotong secara kosher dan dibersihkan bulunya.
Pengeluaran jerohan dimulai dari pemisahan tembolok
dan trakhea serta kelenjar minyak di bagian ekor. Rongga
badan dibuka dengan membuat irisan dari kloaka kearah
tulang dada. Kloaka dan viscera atau jerohan dikeluarkan,
kemudian dilakukan pemisahan organ-organ yaitu hati dan
empedu serta jantung. Isi empedu dikeluarkan dan
dipisahkan dari hati kemudian dibuang. Paru-paru
dipisahkan dari bawah columna vertebralis. Perototan
yang nampak diamati dan digambar.. Kerangka ayam
yang disiapkan, diamati bagian-bagiannya kemudian
digambar.
Anatomi domba
Otot penyusun tubuh diamati meliputi otot utama pada
pandangan lateral karkas bagian belakang yang terdiri
dari Gastronemius, Biceps femuris, Semitendinosus,
Semimembranosus, Vastus lateralis, Tensor facia lata,
Gluteus medius dan Longisimus dorsi selanjutnya otot
utama pada bagian depan meliputi Pectoralis, Lattisimus
dorsi, Possi otot Longisimus dorsi, tricep brachi,
Infrapinatus, dan Trapezius. Hasil pengamatan otot
digambar, kemudian mengamati kerangka domba dan
digambar.
Histologi
Praktikum Histologi dilakukan dengan pengamatan
preparat dengan menggunakan mikroskop cahaya,
jaringan yang di amati antara lain : Insula pancreatica, ren,
textus muscularis strictus cardiacus, lingua dan hepar
(lobulus hepaticus, canalis pontalis).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Anatomi Ayam
Kerangka Ayam
Pada praktikum anatomi ayam, diamati kerangka ayam
dan perototan ayam. Kerangka ayam yang diamati
meliputi mandible, incisive, nasal, lacrimal, occipital, dan
quadrate, atlas, epistropheus, axis, carpus, metacarpus,
ulna, radius, humerus, clavicle, coracoid, scapula,
sternum, ilium, ischium, pubis, femur, patella, fibula, tibia,
tarsus, metatarsus, phalanges, dan digiti.
Menurut Akoso (1993), ayam memiliki banyak tulang yang
berongga atau tulang pneumatik yang berhubungan
dengan system pernafasan. Tulang-tulang pada ayam
meliputi tengkorak, tulang lengan, tulang selangka, tulang
pinggang, dan tulang kemudi dengan tulang pernafasan.
Swatland (1984) menyatakan bahwa tulang seperempat
depan pada ayam adalah perubahan besar untuk
membentuk sayap. Daerah humerus adalah perluasan
permukaan radius dan ulna. Carpal metacarpal dan jari
tangan direduksi membentuk sebuah unit kerangka kaku
untuk meninggalkan bulu-bulu terbang primer. Ada 3 jari
tangan pada sayap yang setara dengan 2,3 dan 4 pada
hewan lain. Sayap bersambung dengan celah-celah
rongga, yang diperkuat oleh persatuan tiga tulang yaitu
scapula, coracoid, dan clavicle.
Daerah tulang tarsal digabungkan ke dalam proksimal
diakhiri tulang tungal tarsus metatarsus yang juga
termasuk penggabungan metatarsal 2,3 dan 4. Empat jari
tangan membentuk kuku pada burung. Jari pertama
langsung ke belakang sedangkan jari 2,3 dan 4 kedepan.
Adaptasi ini memungkinkan burung dapat bertengger.
Ilium disatukan pada synsacrum, dimana disatukan di
tengah. Tulang pubis terpisah dan rancangannya terbalik
sebagai tangkai tipis. Struktur terbuka dari pelvis
memungkinkan perjalanan telur dari rongga perut. Ilium,
ischium, dan pubis semuanya memperbesar acetabulum
tetapi illium membentuk lebih dari setengah persendian
dan dasarnya bermembran (Swatland, 1984).
Perototan Ayam
Otot-otot ayam yang diamati meliputi otot-otot cervical,
pectoralis superficialis, pectoralis profundus, bisep brachii,
trisep brachii, flexor carpii radialis, extensor carpii radialis,
obliqus abdominis externus, supra coracoideus, gluteus
medius, gastronemius, gluteus supraisialis, tibia cranialis,
tendo-tendo extensor, tendo-tendo flexor.
Menurut (Akoso, 1993), ayam memiliki otot merah dan
otot putih karena perbedaan zat warna merah (mioglobin),
yang membawa oksigen kedalam otot. Kekuatan gerak
utama dari sayap selama terbang diatur oleh otot
pectoralis besar yang terletak didaerah dada. Sayap
dinaikkan oleh otot supracoracoid. Otot supracoracoid
dapat menyebabkan perpindahan secara berlawanan
meskipun berbatasan dan paralel dengan pectoralis. Hal
ini dikarenakan tendonya disisipkan kedalam sisi
berlawanan dari humerus pada tendon pectoralis
(Swatland, 1984).
Otot pectoralis pada unggas adalah otot terbesar dari
tubuh kira-kira 8% dari berat tubuh. Otot kecil yang
terletak pada sayap mengontrol permukaan dan derajat
perputaran sayap selama terbang (Swatland, 1984).
Anatomi Domba
Kerangka Domba
Pada praktikum anatomi domba diamati kerangka domba
dan perototan domba. Kerangka domba yang diamati
meliputi mandible, maxilla, nasal, lacrimal, occipital, atlas,
coracoid prosess, cervical vertebrae, cartilage of spinosus
prosess, spinosus prosess, lumbar vertebrae, sacral
vertebrae, transverse prosess, ilium, ischium, pubis,
coccygeal, femur, palanges, tibia, tarsus, metatarsus,
humerus, stifle join, olecanon prosess, radius, ulna,
carpus, metacarpus, digiti.
Menurut Sisson (1953), kerangka depan bagian domba
tersusun oleh mandible, maxilla, coranoid prosess, nasal,
lacrima, occipital, atlas, dan cervical vertebrae. Tulang
nasal pada domba tampak runcing sampai bagian
anterior. Tulang maxilla terletak antara persimpangan
tulang lacrima dan malar. Tulang atlas pada domba
berbeda terutama pada ketinggian dari lengkung dorsal
yang banyak berkembang. Tulang occipital merupakan
bagian dari semua bagian permukaan kerangka, kecuali
area lateral kecil.
Bagian kerangka belakang terdapat tulang kemaluan yaitu
illium, ischium, dan pubis. Selain itu juga terdapat tulang
sacral, lumbar dan coccygeal yang menjadi tulang ekor
pada domba. Tulang yang menyusun kerangka kaki
depan adalah humerus, stifle join, olecanon processus,
ulna, radius, carpus pada sapi kecuali pada ukuran dan
variasinya yang lebih panjang. Humerus domba lebih
panjang dan lebih kecil dari pada humerus sapi jantan.
Begitu pula ulna pada domba lebih kecil daripada sapi.
Tulang phalanges adalah kepala dari tulang digiti dan
relatif panjang dan sempit (Sisson, 1953).
Sebagaimana pengamatan yang telah dilakukan pada
bagian tulang kaki, ternyata telah sesuai dengan literatur.
Menurut Sisson (1953), kerangka kaki bagian belakang
tersusun oleh tulang-tulang seperti femur, patella, tibia,
tarsus, metatarsus, phalanges, dan digiti.
Perototan Domba
Otot-otot domba yang diamati meliputi transverse prosess
of cervical vertebrae, supraspinatus, infraspinatus, bisep
brachii, trisep brachii, serratus ventralis, pectoralis, flexor
carpii radialis, extensor carpii radialis, flexor carpii ulnaris,
trapesius, lattisimus dorsi, intercostae externa, intercostae
interna, longisimus dorsi, tensor vascialata, gluteus
medius, semi tendinosus, bisep femuris, trisep femuris,
semi membranosus, gracialis, obligus abdominus
externus, flank, lateral condycle of tibia, tendo achiles.
Menurut Soeparno (1994), supraspinasus, infraspinasus,
trapezius, rhomboideus, subscapularis, bisep brachii dan
trisep brachii merupakan bagian dari otot bahu. Otot bahu
pada umumnya mempunyai keempukan yang sedang.
Supraspinatus terdapat dibagian dorsal terhadap spina
atau bagian pundak scapula. Infraspinasus terdapat
dibagian ventral terhadap spina scapular. Trapezius
terdapat dibagian superficial diantara scapula kiri dan
kanan. Bisep brachii adalah anterior terhadap humerus.
Trisep brachii adalah otot besar dan terletak pada area
segitiga dari ujung ventral scapula sampai ujung posterior
dari humerus. Trisep brachii termasuk otot-otot yang
penting dan sering diikutkan dalam pengujian kualitas
daging.
Serratus ventralis dan longissimus dorsi merupakan
bagian dari otot rusuk. Serratus vebtralis adalah otot besar
berbentuk seperti kipas dari permukaan medial scapula
dan melekat pada permukaan rusuk. Otot ini mempunyai
fungsi sebagai penyerap kejutan selama gerakan. Otot
longissimus dorsi adalah otot yang sangat penting dan
membentuk mata daging jika dipotong dari area rusuk dan
loin (Soeparno, 1994). Menurut Swatland (1984), otot
longissimus dorsi terdiri dari banyak sub unit otot yang
masing-masing membentu flexibilitas vertebra column dan
gerakan leher serta aktivitas pernafasan.
Penampang lintang longissimus dorsi meluas kearah
posterior rusuk. Otot longissimus dorsi bagian loin
mempunyai penampang lintang yang hampir konstan.
Area longissimus dorsi diantara bagian seperempat depan
dan seperempat belakang dari karkas, yaitu diantara
rusuk ke 12 dan rusuk ke 13 sering diuji untuk
menaksirkan jumlah daging sari suatu karkas. Otot
longissimus dorsi memanjang posterior dari daerah rusuk
melalui loin dan berakhir di bagian anterior dari illium.
(Soeparno, 1994).
Otot pectoralis berlokasi dibagian sternum pada dada
depan (brisket) dan meluas posterior ke bagian dada
belakang (plate). Otot intercostals adalah otot diantara
rusuk yang berdekatan pada dinding dada dan terdiri dari
dua lapisan otot (Soeparno, 1994).
Otot loin menghasilkan daging yang empuk dengan rasa
yang enak, tetapi harganya mahal. Ada dua otot pada loin,
diatas dan dibawah processus transversesus dibagian
vertebral lumbar (Soeparno, 1994).
Paha terdiri dari otot-otot yang besar dan pada umumnya
menghasilkan daging dengan keempukan yang sedang
sampai empuk serta harganya mahal. Otot gracilis adalah
otot tipis dan tersebar dibagian medial paha. Otot sartorius
adalah anterior terhadap gracilis (Soeparno, 1994).
Bisep femoris adalah otot besar pada permukaan lateral
(luar) pada paha, dan mempunyai lekukan memanjang
yang membagi bisep femoris. Pada penampang lintang,
bisep femoris tampak terbagi menjadi dua bagian, bagian
yang lebih kecil berwarna lebih pucat. Posterior dari paha
terdapat otot semi tendinosus dan otot membranosus,
medial terhadap semi membranosus. Gastronemius
terdapat dibagian dalam dari paha, tertutup oleh ekstensi
distal otot-otot proximal. Gastronemius terkait pada tendo
achilles (Soeparno, 1994).
Tiga lapis otot besar yang membentuk paha atas (rump)
dan sirloin diantara paha dan loin (shortloin) adalah
Gluteus medius, Gluteus accesorius, dan gluteus
profundus. Gluteus medius adalah otot yang terbesar
diantara otot Gluteus. Gluteus medius terletak dibagian
permukaan lateral dari ilium (Soeparno, 1994). Otot flank
dan otot perut mengandung banyak jaringan ikat dan
kurang begitu empuk. Otot perut atau abdominal terdiri
dari lapisan-lapisan otot parallel dan jaringan ikat,
misalnya tensor fascialata. Otot ini berbentuk seperti
segitiga berlokasi pada sudut flank dan paha. Fascialata
adalah lembaran jaringan ikat yang menutupi permukaan
anterior paha dan dapat direnggangkan oleh tensor
fascialata pada saat bergerak atau pada periode
penggantungan karkas (Soeparno, 1994).
Menurut Soeparno (1994), sebagaian besar otot leher
tersusun dari jaringan ikat dan kurang begitu empuk. Otototot pada leher disebut dengan Transverse process of
cervical vertebrae.
Bagian kaki depan tersusun dari tiga otot, yaitu Extensor
carpii radialis, Flexor carpii radialis dan flexor carpii
ulnaris. Otot yang menempel pada tulang tibia disebut
lateral condyle of tibia (Soeparno, 1994).
Jaringan
Pengamatan jaringan dilakukan pada acara histologi.
Jaringan-jaringan yang diamati meliputi insula
pankreatica, ren, textus muscularis strictus cardiacus,
lingua, hepar.
Jaringan insula pankreatika terdiri dari pulau langerhans
(fungsi dari pulau langerhans adalah penghasil insulin dan
jumlah pulau langerhans pada orang dewasa 200.000 –
1.800.00), interlobular connective tissue dan pancreatic
acid. Jaringan ren terdiri dari medulary ray, interlobulary
arteri, glomerulus dan proximal convolution. Proximal
convolution yang merupakan bagian dari jaringan ren
berfungsi untuk menghubungkan isi glomerulus dengan
bagian luar. Proximal convolution tersebut mempunyai
ukuran panjang 14 mm dan diameter 60 µm. Textus
muscularis strictus cardiacus terdiri dari smooth muscles
dan inti sel. Jaringan lingua terdiri dari taste bud
(mempunyai dua sel yaitu supporting cell dan neuro
epithelial taste cell yang mempunyai ukuran panjang 72
µm), lamina propria, stratified squomous epithelium, dan
gland of von ebner (nama lain dari gland of von ebner
yang merupakan bagian dari jaringan lingua adalah
albuminous atau gustatory gland dan mempunyai fungsi
menghubungkan papilla sirkum valata yang satu dengan
papilla sirkum valata yang lain dan membantu membuat
celah dalam papilla itu). Jaringan hepar terdiri dari bille
duct, bille capillary, interlobulary connective tissue, dan
central vein.
BAB V
KESIMPULAN
Kerangka ayam terdiri dari mandible, incisive, nasal,
lacrimal, quadrate, occipital, atlas, axis, epistropheus,
humerus, ulna, radius, metacarpus, phalanges, clavicle,
coracoid, scapula, sternum, illium, ischium, pubis,
pygostyle, patella, fibula, tibia, tarsus, dan metatarsus.
Perototan pada ayam terdiri dari pectoralis superficialis,
biceps bracii, extensor dan flxor carpii radialis, biceps
femoris, gastrocnemius, tibialis cranialis, tendo-tendo
extensor, tendo-tendo flexor, otot-otot cervical, obligus
abdominis externus, dan gluteus superficialis.
Kerangka domba terdiri dari mandible, maxilla, nasal,
lacrimal, occipital, atlas, coracoid prosess, cervical
vertebrae, cartilage of spinosus prosess, spinosus
prosess, lumbar vertebrae, sacral vertebrae, transverse
prosess, ilium, ischium, pubis, coccygeal, femur,
palanges, tibia, tarsus, metatarsus, humerus, stifle join,
olecanon prosess, radius, ulna, carpus, metacarpus, digiti.
Otot-otot pada domba terdiri dari transverse prosess of
cervical vertebrae, supraspinatus, infraspinatus, bisep
brachii, trisep brachii, serratus ventralis, pectoralis, flexor
carpii radialis, extensor carpii radialis, flexor carpii ulnaris,
trapesius, lattisimus dorsi, intercostae externa, intercostae
interna, longisimus dorsi, tensor vascialata, gluteus
medius, semi tendinosus, bisep femuris, trisep femuris,
semi membranosus, gracialis, obligus abdominus
externus, flank, lateral condycle of tibia, tendo achiles.
Jaringan-jaringan yang diamati meliputi insula
pankreatica, ren, textus muscularis strictus cardiacus,
lingua dan hepar. Jaringan insula pankreatika terdiri dari
pulau langerhans, interlobular connective tissue dan
pancreatic acid. Jaringan ren terdiri dari medulary ray,
interlobulary arteri, glomerulus dan proximal convolution.
Textus muscularis strictus cardiacus terdiri dari smooth
muscles dan inti sel. Jaringan lingua terdiri dari taste bud,
lamina propria, stratified squomous epithelium, dan gland
of von ebner. Jaringan hepar terdiri dari bille duct, bille
capillary, interlobulary connective tissue, dan central vein.
DAFTAR PUSTAKA
Akoso, Budi Tri. 1993. Manual Kesehatan Unggas.
Kanisius. Yogyakarta.
Blakely, James and David H. Bade. 1991. Ilmu
Peternakan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Dellmann, H. Dieter and Esther M. Brown. 1992. Buku
Teks Histologi Veteriner II Dellmann Brown. Edisi Ketiga.
UI Press. Jakarta.
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak.
Gajdah Mada University Press. Yogyakarta.
Kustono, 1997. Fisiologi Ternak. Dasar. Fakultas
Peternakan UGM. Yogyakarta.
Lawrie, R.A. 1995. Ilmu Daging. UI Press. Jakarta.
Patricia C. Cross & K. Lyne Mercer. 1993. Cell and tissue
ultra structure. A Functional Perspective W. H. Freeman
and Company. Newyork
Radiopoetro. 1991. Zoologi. Erlangga. Jakarta.
Sisson, Septimus.1953. The Anatomy of The Domestic
Animals. W. B Sounders Company. Philadelphia and
London.
Soeparno. 1994. Teknologi Pengolahan Daging. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Swatland, H. J. Structure And Development of Meat
Animals. 1984. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs. New
Jersey
. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk
mengetahui struktur histologi dari sistem rangka manusia.
B. Dasar Teori
Sistem rangka merupakan suatu sistem yang
dibangun oleh struktur-struktur keras dari tubuh yang
sifatnya menyokong dan melindungi. Sistem ini meliputi
eksoskeleton, dan endoskeleton. Eksoskeleton secara
embriologis berasal dari epidermis saja, dermis saja, atau
keduanya. Sedangkan endoskeleton secara embriologis
berasal dari jaringan subdermal, yaitu endoskeleton
tulang, endoskeleton rawan dan korda. Eksoskeleton
ummnya
vertebrata
dijumpai
lebih
Endoskeleton
pada
dikenal
umumnya
hewan
invertebrata.
sebagai
dijumpai
dermal
pada
Pada
skeleton.
hewan
veretebrata. Sistem rangka adalah suatu sistem organ
yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup.
Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe:
eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik),
walaupun
sistem
rangka
hidrostatik
dapat
pula
dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya
karena tidak adanya struktur penunjang (Nature, 2012).
Menurut
(Syarifuddin,
2006:
145)
tulang
diklasifikasikan menurut bentuknya terbagi atas:
1. Tulang panjang, yaitu tulang yang berbentuk silindris,
yang terdiri dari diafisis dan epifisis yang berfungsi untuk
menahan berat tubuh dan berperan dalam pergerakan.
2. Tulang pendek, yaitu tulang yang berstruktur kuboid yang
biasanya
ditemukan
berkelompok
yang
berfungsi
memberikan kekuatan kekompakan pada area yang
pergerakannya terbatas.
3. Tulang pipih, yaitu tulang yang strukturnya mirip lempeng
yang berfungsi untuk memberikan suatu permukaan yang
luas untuk perlekatan otot dan memberikan perlindungan.
4. Tulang ireguler, yaitu tulang yang bentuknya tidak
beraturan dengan struktur tulang yang sama dengan
tulang pendek.
5. Tulang sesamoid, yaitu tulang kecil bulat yang masuk
dalam
formasi
persendian
yang
bersendian
yang
bersambungan dengan kartilago, ligament, atau tulang
lainnya.
Tulang tempurung kepala terdiri atas cranium
sebagai tempat otak, capsula untuk tempat beberapa
pasang organon sensoris (olfactory, optic, auditory) dan
skeleton viceralis, yang merupakan bagian pembentuk
tulang
rahang
dan
penyokong
lidah
insang
untuk
mekanisme. Tengkorak (tempurung) kepala melekat dekat
sekali dengan columna vertebralis, oleh karena itu ikan
tidak bisa memutar kepalanya. Gigi biasanya terdapat
pada tulang premaxillary dentary, vomer dan tulang
palatina. Chondrichthyes memiliki tulang kartilago kranium
sempurna, organ pembau dan kapsul optic tergabung
menjadi satu. Eksoskeleton ostracodermi mempunyai
kesamaan dengan dentin pada kulit Elasmobrachii yang
merupakan mantel keras seperti email pada gigi Verterata.
Di bawah lapisan tersebut terdapat beberapa lapisan
tulang sponge dan di bawahnya lagi terdapat tulang padat.
Kartilago palate quadrat dan kartilago Meckel adalah
tulang rawan yang akan membentuk rahang atas dan
rahang bawah. Ikan hiu dan ikan pari, rahangnya bersendi
pada tulang ke posterior atau pada elemen hiomandibula
dari lengkung insang ke 2 (Gunarso, 1979: 215).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum
ini adalah:
Hari/tanggal : Selasa/ 21 Mei 2013
Waktu
: 15.00-17.00 WITA
Tempat
: Laboraturium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas
Islam
Negeri
Alauddin
Makassar
Samata-Gowa
2. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang akan digunakan pada percobaan
ini yaitu kertas HVS dan alat tulis.
b. Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan pada percobaan
ini yaitu alat peraga manusia yang meliputi tulang anggota
badan, tulang ekstrimitas atas dan eksrimitas bawah,
tulang tempurung kepala dan tulang wajah.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Pengamatan tulang-tulang penyusun tengkorak
a. Mengamati tulang tempurung kepala seperti Os frontal,
Os pariental, Os occipital, Os spinoidal dan Os temporal.
b.
Mengamati
tulang
wajah
Mandibula, Os zigomaticum,
Os
seperti
Maksilla,
nasale,
Os
lacrimale, dan Os vomer.
2. Pengamatan tulang-tulang penyusun anggota badan
a. Mengamati tulang belakang seperti Vertebra cervicales,
Vertebra toracales, Vetebra lumbalis, Os sacrum dan Os
cocigrus.
b. Mengamati tulang dada seperti Mandibrium sterni,
menagamati pula tulang rusuk seperti Costa vera, Costa
spuria, dan Costa flectuantes.
3. Pengamatan tulang anggota gerak
a. Mengamati tulang anggota gerak bagian atas yang terdiri
atas Scapula, Clavicula, Humerus, Ulna, Radius, Os
carpal, Metacarpal, dan Phalanges.
b. Mengamati tulang anggota gerak bagian bawah yang
terdiri dari Ilium, Iscium, Pubis, Femur, Patella tibia,
Fibula, Tarsal, Metatarsal, Calcaneus dan Phalanges.
c. Menggambar hasil pengamatan.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
a. Rangka badan
Keterangan:
1. Os parietal (ubun-ubun)
2.
Os frontal (tulang dahi)
3.
Os zigomatikum (tulang pipih)
4.
Maksilla (rahang atas)
5.
Klavikula (tulang bahu)
6.
Sternum (tulang dada)
7.
Costa vera (tulang rusuk sejati)
8.
Costa vuria (tulang rusuk palsu)
9.
Costa fluctuates (tulang rusuk melayang)
10.
Illium (tulang panggul)
11.
Ischium (tulang panggul)
12.
Koksi (tulang ekor)
13.
Os pubis (tulang kemaluan)
14.
Metatarsal (telapak kaki)
15.
Phalanges (jari-jari)
16.
Tarsal (pergelangan kaki)
17.
Tibia (tungkai bawah