UPAYA MENINGKATKAN MUTU PROSES PEMBELAJA

Page[i]

PROSIDING SEMINAR NASIONAL
Profesionalisme Pendidik dalam Dinamika Kurikulum Pendidikan
di Indonesia pada Era MEA

Editor:
Ali Muhson, Aula Ahmad Hafidh, Bambang Suprayitno, Daru Wahyuni, Kiromim Baroroh,
Losina Purnastuti, Mustofa, Supriyanto, Tejo Nurseto

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

PROSIDING SEMINAR NASIONAL
Profesionalisme Pendidik dalam Dinamika Kurikulum Pendidikan
di Indonesia pada Era MEA

858 halaman, 21 x 29 cm
ISBN: 978-602-72667-0-4
Editor:

Ali Muhson, Aula Ahmad Hafidh, Bambang Suprayitno, Daru Wahyuni, Kiromim Baroroh,
Losina Purnastuti, Mustofa, Supriyanto, Tejo Nurseto

Penerbit:
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
Karangmalang Depok Sleman Yogyakarta, 55281
Email: fe@uny.ac.id
Website: http://fe.uny.ac.id

Copyright © 2015, FE UNY
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin
tertulis dari penerbit

Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta bekerja sama dengan Asosiasi Profesi Pendidik Ekonomi Indonesia
(ASPROPENDO) dilaksanakan di FE UNY pada tanggal 9 Mei 2015

Semua tulisan yang ada dalam Prosiding bukan merupakan cerminan sikap dan atau
pendapat Dewan Penyunting. Tanggung jawab terhadap isi atau akibat dari tulisan tetap

terletak pada penulis.

[ ii ] P a g e

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga buku Prosiding Seminar Nasional FE UNY
bekerjasama dengan ASPROPENDO (Asosiasi Profesi Pendidik Ekonomi Indonesia)
dengan tema “Profesionalisme Pendidik dalam Dinamika Kurikulum Pendidikan di
Indonesia pada Era MEA” yang terselenggara pada tanggal 9 Mei 2015 telah dapat
tersusun. Buku proseding tersebut memuat sejumlah artikel hasil penelitian dan opini/
gagasan para dosen dari 20 Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta, serta para
mahasiswa program S2. Artikel yang masuk pada panitia telah diseminarkan, dan
direview oleh panitia, serta direvisi oleh penulis artikel yang bersangkutan.
Tersusunnya buku Prosiding ini tentu atas partisipasi dari banyak pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini perkenankan kami menucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor UNY, Bp. Rochmat Wahab, MPd. MA. yang telah memberikan ijin atas
penyelenggaraan seminar nasional ini.
2. Pengurus ASPROENDO Pusat yang telah bekerjasama dalam penyelenggaraan
seminar nasional ini.

3. Panitia penyelenggara yang telah menyukseskan seminar nasional ini.
4. Para dosen dan mahasiswa penyumbang artikel dan peserta seminar nasional yang
telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.
Semoga buku Prosiding ini bermanfaat bagi para penulis dan pembaca dalam rangka
pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Selain itu, juga diharapkan dapat
menjadi tambahan referensi dalam upaya pembangunan bangsa dan negara, khususnya
pembangunan pendidikan.
Kami menyadari bahwa buku prosiding ini tentu masih terdapat kekurangankekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan dari para pembaca demi
penyempurnaan buku prosiding ini.
Yogyakarta, 20 Mei 2015
Dekan FE UNY

Dr. Sugiharsono, M.Si.

P a g e [ iii ]

DAFTAR ISI

BAGIAN 1. METODE PEMBELAJARAN -------------------------------------------------


1

Pengembangan Pemikiran Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran Ekonomi
dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Anindita Trinura Novitasari------------------------------------------------------------------

1

Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
Materi Perilaku Konsumen dalam Pembelajaran Ekonomi dan Bisnis di SMK
Winaika Irawati---------------------------------------------------------------------------------

13

Pengembangan Karakter Siswa Melalui Contextual Teaching and Learning pada
Pembelajaran Akuntansi di SMK (Suatu Kajian Teori)
Yulia Agustina -----------------------------------------------------------------------------------

23


Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning pada Materi Konsep Ilmu
Ekonomi
Ellyza Sri Widyastuti---------------------------------------------------------------------------

33

Peningkatan Kemampuan Analisis Konsep Ekonomi Kreatif Melalui Metode
Pembelajaran Resitasi
Nanik Sri Setyani -------------------------------------------------------------------------------

41

Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiry pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok
Bahasan Pasar
Dewi Fauziyah-----------------------------------------------------------------------------------

49

Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui
Pembelajaran Inkuiri pada Mata Pelajaran Ekonomi

Ratna Fitri Astuti -------------------------------------------------------------------------------

60

Keefektifan Model Pembelajaran Inquiry Based Learning untuk Meningkatkan
Self Directed Learning Mahasiswa
Sri Panca Setyawati ----------------------------------------------------------------------------

71

Pendekatan Quantum Learning pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Sebagai
Upaya Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur
Dian Anugrah Sanusi---------------------------------------------------------------------------

79

Pendekatan Experiential Learning dalam Perkuliahan Kewirausahaan di
Perguruan Tinggi untuk Menghadapi ASEAN Economic Community (Suatu
Kajian Teoretis)
Dumiyati------------------------------------------------------------------------------------------


87

Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Inkuiri pada Mata Pelajaran Ekonomi
Deden ---------------------------------------------------------------------------------------------

98

Metode Pembelajaran Mind Mapping Sebagai Upaya Mengembangkan
Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Ekonomi
Nuris Syahidah ----------------------------------------------------------------------------------

108

Page[v]

Upaya Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Melalui Pendekatan SAVI
(Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Wahyu Aris Setyawan & Yoyok Susatyo ---------------------------------------------------


286

Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa pada Kompetensi Dasar Menangani Surat
Masuk dan Surat Keluar dengan Menerapkan Metode Simulasi
Dodot Arduta ------------------------------------------------------------------------------------

293

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament untuk
Meningkatkan Tingkat Pemahaman Siswa dalam Pelajaran Ekonomi SMA pada
Era MEA
Widyo Pramono---------------------------------------------------------------------------------

302

Penerapan Pembelajaran Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar dan Respon Mahasiswa pada Materi Konsep Diri Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian
Novi Marlena, Renny Dwijayanti & Retno Mustika Dewi ------------------------------


309

BAGIAN 2. MEDIA DAN BAHAN AJAR --------------------------------------------------

322

Pengembangan Laboratorium Pendidikan Ekonomi Guna Menunjang
Kompetensi Calon Guru Ekonomi
Leny Noviani & Sri Wahyuni -----------------------------------------------------------------

322

Memanfaatkan EDMODO Sebagai Media Pembelajaran Akuntansi
Laksmi Mahendrati Dwiharja ----------------------------------------------------------------

332

Pengembangan Modul Pembelajaran Pengelolaan Usaha Berbasis Knowledge
Management UMKM di Kediri

Rr. Forijati----------------------------------------------------------------------------------------

345

Penerapan Model PAIKEM dengan Media Pembelajaran Bukti Transaksi
Keuangan Sebagai Upaya Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa
Moh. danang Bahtiar---------------------------------------------------------------------------

356

Penerapan Teknologi Informasi dalam Pendekatan Saintifik pada Mata
Pelajaran Ekonomi
Siti Mazilatus Sholikha ------------------------------------------------------------------------

375

BAGIAN 3. PENILAIAN PEMBELAJARAN ----------------------------------------------

384


Software AnBuso Sebagai Alat Analisis Butir Soal yang Praktis dan Aplikatif
Ali Muhson, Barkah Lestari, Supriyanto & Kiromim Baroroh-------------------------

384

Estimasi Kesalahan Pengukuran Perangkat Soal Uji Coba Ujian Nasional Mata
Pelajaran Ekonomi SMA di Kabupaten Banjarnegara
Khotimah Marjiastuti --------------------------------------------------------------------------

400

Evaluasi Penerapan Penilaian Otentik dalam Kaitannya dengan Kesiapan SDM
Menghadapi MEA
Alita Arifiana Anisa-----------------------------------------------------------------------------

408

P a g e [ vii ]

BAGIAN 4. PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN -------------------------------------

419

Pengembangan Muatan Lokal Sebagai Salah Satu Strategi Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Dini Amaliah ------------------------------------------------------------------------------------

419

Membangun Kepercayaan Diri Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler
Bernadus Gapi ----------------------------------------------------------------------------------

430

Pendidikan Etika Bagi Peserta Didik Mata Diklat Akuntansi Keuangan di SMK
Sebagai Modal Berkompetisi di Era MEA
Iin Marlyn Laoere ------------------------------------------------------------------------------

443

Pembelajaran Ekonomi Berbasis Pendidikan Karakter
Yoyok Soesatyo, Novi Trisnawati & Ruri Nurul Aeni Wulandari --------------------

458

Indonesian Qualifications Framework: Sebuah Upaya Internalisasi Generic Skills
pada Mahasiswa
Sri Sumaryati -----------------------------------------------------------------------------------

469

Peranan Kurikulum dalam Peningkatan Kompetensi Lulusan Akuntansi di Era
Masyarakat Ekonomi ASEAN
W. Diana Puspita N.----------------------------------------------------------------------------

481

Pengembangan Model Pelatihan Publikasi Ilmiah Berbasis Permeneg PAN dan
RB No. 16 Tahun 2009 pada Guru IPS Kota Semarang
Marhaeni Dwi Satyarini, Eko Heri Widiastudi & Y. Suharso --------------------------

490

Kesiapan Perangkat Pembelajaran Pengantar Akuntansi dalam Rangka
Implementasi Kurikulum 2013
Eka Ary Wibawa & Badrun Kartowagiran ------------------------------------------------

509

Upaya Meningkatkan Mutu Proses Pembelajaran Prodi Pendidikan Ekonomi
pada Mata Kuliah Statistika
Kirwani, Albrian Fiky Prakoso & Riza Yonisa Kurniawan -----------------------------

525

Implikasi Kurikulum Pendidikan Ekonomi pada Pembelajaran Jarak Jauh dalam
Menyambut Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
Suripto & Rhini Fatmasari -------------------------------------------------------------------

537

Program Pendidikan Menengah Universal (PMU) dalam Konsep Inovasi
Pendidikan
Lili Marliyah-------------------------------------------------------------------------------------

547

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mata Kuliah Pengantar
Akuntansi (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi di Jawa Tengah)
Dewi Amaliah Nafiati--------------------------------------------------------------------------

565

Pengaruh Praktik Kerja Industri dan Motivasi Berprestasi Terhadap
Keterampilan Akuntansi Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi (Penelitian pada
Siswa Kelas Xii di SMK Kota Cirebon)
Enceng Yana ------------------------------------------------------------------------------------

574

Pengaruh Gaya Belajar dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Kewirausahaan
Munawaroh -------------------------------------------------------------------------------------

586

[ viii ] P a g e

Upaya Meningkatkan Mutu… (Kirwani, Albrian Fiky Prakoso & Riza Yonisa Kurniawan)

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PROSES PEMBELAJARAN
PRODI PENDIDIKAN EKONOMI PADA MATA KULIAH STATISTIKA
Kirwani, Albrian Fiky Prakoso & Riza Yonisa Kurniawan
Universitas Negeri Surabaya
kirwaniaja@yahoo.com

Abstrak
Artikel hasil kajian pemikiran ini bertujuan untuk meningkatkan mutu proses
pembelajaran prodi pendidikan ekonomi pada mata kuliah statistika.
Permasalahan yang terjadi yaitu mahasiswa mengalami kesulitan dalam
mengolah data primer. Indikator yang menunjukkan mutu proses pembelajaran
pada mata kuliah statistika yaitu mahasiswa mampu menyusun instrumen pada
satu maupun dua variabel bebas serta menguji validitas dan reliabilitas
instrumen. Hasil pembahasan menunjukkan perlunya perbaikan yang dilakukan
yaitu mulai dari perbaikan silabus hingga penerapannya di kelas. Adanya
penambahan materi tentang membuat angket, cara mengolah data angket dan
memasukkannya ke dalam excel dengan metode simulasi sehingga mahasiswa
paham tentang analisis data primer. Dengan demikian akan memudahkan
mahasiswa dalam mengerjakan skripsi.
Kata kunci: Mutu Proses Pembelajaran, Statistika

PENDAHULUAN
Mata kuliah statistika merupakan salah satu mata kuliah prasyarat sebelum
mahasiswa mengerjakan skripsi. Jika mahasiswa belum lulus mata kuliah ini, maka
mahasiswa tidak diperbolehkan memprogram skripsi dan sifatnya wajib lulus tentunya.
Selain menjadi mata kuliah prasyarat memprogram skripsi, di sisi lain mata kuliah ini
menjadi momok bagi mahasiswa. Dari hasil wawancara yang dilakukan, sebagian
responden yaitu mahasiswa yang sedang memprogram skripsi, sebesar +80% mereka
mengaku terpacu pada penelitian yang berasal dari data sekunder. Sedangkan mereka
yang mendapati judul penelitian yang menggunakan data primer mengaku kurang
pengetahuan tentang pembuatan angket serta tabulasi data angket ke dalam excel.
Sebagian besar mahasiswa yang mendapati skripsinya menggunakan data
sekunder, mereka memilih untuk belajar membuat angket dan tabulasi data melalui
internet, dan juga membaca penelitian terdahulu. Hal tersebut terjadi karena pada saat
mereka memprogram mata kuliah statistika mereka tidak mendapatkan materi tentang
pengolahan data primer.
Sebelum mahasiswa mengolah data primer, mahasiswa tentunya juga harus
memahami bagaimana cara membuat angket. Dalam membuat angket, mahasiswa harus
benar-benar paham tentang variabel yang mereka teliti, sub variabel jika ada serta
indikator pada masing-masing variabel atau sub variabel. Setelah mereka paham
bagaimana caranya menyusun angket, maka dilanjutkan dengan melakukan uji coba
instrumen yang bertujuan untuk mengetahui Validitas dan Reliabilitas instrumen. Uji ini
dilakukan karena merupakan syarat dari instrumen sebelum digunakan dalam penelitian.
P a g e [ 525 ]

Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015
Jika instrumen sudah diuji validitas dan reliabilitas dan memenuhi persyaratan ujinya
maka baru instrumen dapat digunakan untuk mengambil data primer.
Dari beberapa fenomena di atas maka saran yang dapat diberikan yaitu
mahasiswa harusnya juga mendapatkan materi tentang bagaimana cara membuat angket,
cara pengolahannya, serta uji validitas dan reliabilitas instrumen. Penyampaian materi
tersebut harusnya dilakukan melalui metode simulasi agar mahasiswa benar-benar
mengalaminya.
“Model simulasi pada dasarnya adalah salah satu dari sekian strategi
pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih nyata melalui
penciptaan tiruan atau imitasi bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya
serta terjadi dalam suasana yang tanpa risiko”. (Rusman, 2011). Penerapan metode
simulasi akan mencapai tujuan yang maksimal jika menerapkan prinsip-prinsip berikut:
1.) Simulasi tersebut dilakukan oleh kelompok mahasiswa, pada tiap kelompok
mendapatkan giliran untuk melakukan simulasi yang sama atau dapat juga berbeda; 2.)
Semua mahasiswa harus terlibat secara langsung sesuai dengan peran masing-masing; 3.)
Penentuan tema disesuaikan dengan level kemampuan kelas, dibicarakan oleh
mahasiswa dan dosen; 4.) Petunjuk harus simulasi diberikan terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan; 5.) Dalam proses simulasi hendaknya diilustrasikan situasi atau kondisi
yang lengkap; 6.) Hendaknya terintegrasi dengan beberapa ilmu (Hasibuan, 2010).
Sedangkan beberapa tujuan simulasi adalah sebagai berikut: 1.) Untuk
meningkatkan kegiatan belajar mahasiswa dengan melibatkan mahasiswa dalam
mempelajari kondisi yang hampir sama dengan kejadian yang sebenarnya terjadi; 2.)
Untuk melatih mahasiswa agar dapat menguasai keterampilan tertentu, baik yang
bersifat professional maupun yang penting di kehidupan nyata; 3.) sebagai bahan latihan
untuk memecahkan masalah; 4.) Untuk memberikan suatu rangsangan belajar bagi
mahasiswa; 5.) Untuk memahami berbagai tingkah laku manusia dan kondisi masyarakat
di lingkungan sekitar; 6.) Untuk melatih serta membantu mahasiswa dalam memimpin,
bergaul maupun memahami hubungan antar sesama manusia, bekerja sama secara
kelompok, menghargai dan memahami perasaan dan juga argumen orang lain, dan
meningkatkan kreativitas mahasiswa (Ahmadi, 2005).
Simulasi pada mata kuliah statistika ini harus dilakukan. Hal ini disebabkan
karena jika tidak maka mahasiswa akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan skripsi
dan ditakutkan mahasiswa mengalami kelulusan yang tidak tepat waktu.
Pendapat ini didukung oleh teori dari Johnson (2006) yang mengatakan bahwa
waktu mahasiswa hanya dihabiskan untuk mengerjakan tugas, mendengarkan dosen, dan
menyelesaikan soal-soal latihan yang membosankan, dengan dalih mengikuti ujian yang
bisa mengukur pemahaman mahasiswa, mereka hanya mengikuti ujian yang mengukur
kemampuan menghafalkan materi atau fakta-fakta. Kalau otak hanya belajar, mengutip,
dan berlatih, sistem kebut semalam (SKS) sebelum ujian, maka dalam waktu 14 hingga 18
jam, otak akan lupa sebagian besar informasi tersebut, terkecuali kalau informasi itu
mengandung makna.
[ 526 ] P a g e

Upaya Meningkatkan Mutu… (Kirwani, Albrian Fiky Prakoso & Riza Yonisa Kurniawan)

Dengan adanya penambahan materi tentang membuat angket, cara mengolah data
angket dan memasukkannya ke dalam excel dengan metode simulasi, maka diharapkan
mahasiswa benar-benar paham tentang analisis data primer. Sehingga akan membantu
mahasiswa dalam mengerjakan skripsi dan mainset mereka yang semula berfikiran
tentang skripsi itu susah maka dengan sendirinya akan berubah menjadi skripsi itu
menyenangkan dan mudah tentunya.
PEMBAHASAN
Untuk melakukan peningkatan mutu proses pembelajaran pada mata kuliah
statistika, maka indikator peningkatan mutu proses pembelajaran statistika yaitu
mahasiswa mampu menyusun instrumen pada satu maupun dua variabel bebas serta
menguji validitas dan reliabilitas Instrumen yang digunakan untuk mengambil data
primer haruslah tercapai. Sehingga yang harus dilakukan pertama kali adalah menambah
kompetensi dasar pada silabus mata kuliah statistika. Titik penambahan kompetensi
dasar terdapat pada sebelum kompetensi dasar persamaan regresi linear yang
ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 1. Bagian Silabus Mata Kuliah Statistika
No

Kompetensi Dasar

5. 5.1 Menyusun
persamaan
Regresi Linear
Satu Prediktor
5.2 Menyusun
persamaan
Regresi Linear
Dua Prediktor
5.3 Menyusun
persamaan
Regresi Linear
Tiga Prediktor

Materi Pokok dan
Sub Materi Pokok
5. Teknik Regresi
Linear
5.1 Regresi Linear
Satu Prediktor
5.2 Regresi Linear
Dua Prediktor
5.3 Regresi Linear
Tiga Prediktor

Pengalaman
Belajar
Mendiskusikan :
1. Regresi Linear
Satu Prediktor
2. Regresi Linear
Dua Prediktor
3. Regresi Linear
Tiga Prediktor

Indikator
Pencapaian
Dapat menyusun
persamaan :
1. Regresi Linear
satu Prediktor
2. Regresi Linear
dua Prediktor
3. Regresi Linear
Tiga Prediktor

Pada silabus di atas diketahui bahwa sebelum melakukan analisis regresi, tidak
terdapat cara menyusun instrumen. Hal ini terjadi karena pada silabus ini terfokus pada
analisis data sekunder. Sehingga yang terjadi adalah mahasiswa langsung diajarkan
menganalisis regresi linear.
Setelah ditelaah dari fenomena yang terjadi yaitu mahasiswa hanya memahami
cara pengolahan data sekunder dan belum memahami pengolahan data primer maka
perlu diberikan penambahan kompetensi dasar tentang penyusunan instrumen.
Penyusunan instrumen yang diajarkan mulanya satu variabel dan dilanjutkan dengan dua
P a g e [ 527 ]

Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015
variabel dan diakhiri dengan uji validitas dan reliabilitas instrumen seperti yang
dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 2. Penambahan Kompetensi Dasar
Materi Pokok dan
Pengalaman
Indikator
Sub Materi Pokok
Belajar
Pencapaian
Mendiskusikan :
4. 4.1 Menyusun
4. Instrumen
Dapat :
penelitian
1. Instrumen
Instrumen pada
1. Menyusun
4.1 Instrumen
Penelitian satu
instrumen pada
satu variabel
variabel bebas
Penelitian satu
satu variabel
bebas, sub
variabel bebas 2 Instrumen
bebas, sub
variabel dan
4.2 Instrumen
Penelitian dua
variabel dan
indikatornya
4.2 Menyusun
Penelitian dua
variabel bebas
indikatornya
Instrumen pada
variabel bebas 3 Uji Validitas dan 2. Menyusun
4.3 Uji Validitas dan
dua variabel
Reliabilitas
Instrumen pada
bebas, sub
Reliabilitas
dua variabel
variabel dan
bebas, sub
indikatornya
variabel dan
4.3 Menguji Validitas
indikatornya
dan Reliabilitas
3. Menguji Validitas
Instrumen
dan Reliabilitas
Instrumen yang
digunakan untuk
mendapatkan
data primer

No

Kompetensi Dasar

Dari perbaikan isi silabus di atas yaitu penambahan kompetensi dasar tentang
penyusunan instrumen penelitian, maka terdapat urutan kegiatan yang jelas mulai
persiapan pembuatan instrumen hingga analisis hasil data. Jika sudah terdapat
penambahan tersebut maka metode simulasi sudah siap dilakukan pada proses
pembelajaran.
Pada pertemuan pertama, mahasiswa bisa diberikan beberapa teori mengenai
variabel penelitian. Karena masih awal dan menyesuaikan dengan urutan kompetensi
dasar, maka mahasiswa diberi contoh satu variabel. Variabel yang dibahas di dalam
perkuliahan merupakan variabel yang berhubungan dengan penelitian pendidikan.
Contoh variabel sederhana yang diberikan dalam bidang pendidikan yaitu
motivasi sebagai variabel bebas, dan hasil belajar sebagai variabel terikat. Misalkan pada
variabel motivasi terdapat sub variabel yaitu Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik.
Dari kedua sub variabel tersebut terdapat indikatornya masing-masing. Dari setiap
indikator tersebut dibuatlah instrumen pertanyaan atau pernyataan yang biasa disebut
dengan angket.
Angket yang telah dibuat dapat diisi sesuai dengan skala likert 5 pilihan jawaban
yang terdiri dari Sangat Setuju (5), setuju (4), Cukup Setuju (3), Tidak Setuju (2), dan
Sangat tidak Setuju (1). Sedangkan apabila skala likert terdiri atas 4 pilihan jawaban
[ 528 ] P a g e

Upaya Meningkatkan Mutu… (Kirwani, Albrian Fiky Prakoso & Riza Yonisa Kurniawan)

maka pilihan ketiga yaitu cukup setuju dihilangkan yaitu menjadi Sangat Setuju (4),
setuju (3), Tidak Setuju (2), dan Sangat tidak Setuju (1).
Tetapi adakalanya angket merupakan suatu pertanyaan atau pernyataan bersifat
negatif. Jika sifatnya negatif maka harus menyesuaikan nilai skala likertnya yaitu untuk 5
pilihan jawaban maka akan didapati nilai Sangat Setuju (1), setuju (2), Cukup Setuju (3),
Tidak Setuju (4), dan Sangat tidak Setuju (5). Sedangkan apabila skala likert terdiri atas 4
pilihan jawaban maka pilihan ketiga yaitu cukup setuju dihilangkan yaitu menjadi Sangat
Setuju (1), setuju (2), Tidak Setuju (3), dan Sangat tidak Setuju (4).
Setelah angket tersusun dari indikator yang ada pada setiap sub variabel, maka
angket dapat diujicobakan kepada teman sejawat. Teman sejawat dalam hal ini adalah
teman mahasiswa yang ada dalam satu kelas. Setelah didapatkan angket yang telah terisi
maka langkah selanjutnya adalah merekapitulasi hasil isian angket ke dalam excel.
Setelah mengetahui bagaimana karakteristik yang ada pada variabel dan
merekapitulasi data angket ke dalam angket, maka langkah berikutnya dapat dilakukan
pada pertemuan berikutnya. Namun perlu diketahui, pada akhir pertemuan pertama
mahasiswa terlebih dahulu diberikan tugas untuk mencari satu variabel yang akan dibuat
simulasi. Variabel tersebut harus berhubungan dengan penelitian pendidikan dan
tentunya masing-masing mahasiswa diwajibkan membawa laptop yang telah terinstal
software untuk menganalisis data. Dalam hal ini software yang digunakan adalah SPSS,
karena software ini terdapat fasilitas untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
Jika dirasa perlu diadakan tutorial untuk instalasi maka bisa dilakukan instalasi software
secara bersama-sama di kelas.
Pada pertemuan berikutnya mahasiswa telah siap dengan variabel dan indikator
yang menjadi tugas mereka pada pertemuan sebelumnya. Langkah pertama yaitu
melakukan instalasi software secara bersama-sama dengan dipandu oleh dosen yang
mana laptopnya telah terhubung dengan LCD sehingga mahasiswa bisa dengan mudah
mengikuti langkah-langkah instalasi.
Setelah software telah terinstal, langkah berikutnya yaitu menugaskan mahasiswa
untuk merencanakan berapa jumlah item pertanyaan atau pernyataan yang akan mereka
buat pada setiap indikatornya, entah itu bersifat positif maupun negatif. Jika sudah
terdapat jumlah item pertanyaan atau pernyataan yang direncanakan, barulah
mahasiswa diminta untuk membuat angketnya berdasarkan jumlah yang telah mereka
rencanakan.
Perlu diketahui dalam setiap indikator minimal terdapat satu item pertanyaan
atau pernyataan, namun mahasiswa disarankan untuk membuat lebih dari satu angket
pada masing-masing indikator agar bisa mencakup indikator yang lebih detail atau
terperinci. Untuk menghemat kertas (Paperless) maka mahasiswa dalam membuat
angket disarankan langsung membuatnya ke dalam bentuk soft file.
Selain jumlah item yang dibuat, kalimat dalam angket juga perlu dikonsultasikan
kepada dosen. Jika angket bersifat negatif, maka tidak boleh mengandung kata-kata
seperti tidak, agak, atau kata-kata penguat lainnya karena hal ini bisa membuat
P a g e [ 529 ]

Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015
responden bingung. Sehingga peran dosen di sini adalah mengecek angket setiap
mahasiswa agar angket yang mereka buat bisa mudah dipahami oleh responden.
Dalam membuat angket yang bersifat negatif, hendaknya menggunakan lawan
kata sifat dari kalimat positif. Sebagai contoh “saya adalah mahasiswa yang rajin dalam
mencatat” yang merupakan kalimat positif, jika mahasiswa ingin membuat angket
tersebut ke dalam kalimat negatif maka kalimat tersebut tidak boleh berbunyi “Saya
adalah mahasiswa yang tidak rajin dalam mencatat” melainkan “Saya adalah mahasiswa
yang malas dalam mencatat”. Kata rajin yang bersifat positif jika mau diganti dengan
kalimat negatif tidak boleh diberi kata keterangan, penguat, maupun penjelasan seperti
tidak, sangat, agak dan lain sebagainya, tetapi harus menggunakan lawan kata dari rajin
itu sendiri yaitu malas. Dengan demikian tidak terjadi kerancuan antara angket dengan
pilihan jawaban yang telah disediakan.
Dosen mengecek satu per satu angket yang telah dibuat oleh mahasiswa sampai
benar-benar mendekati sempurna. Jika waktu memungkinkan, mahasiswa diminta untuk
membuat format tabulasi data hasil angket, namun jika membutuhkan waktu yang lebih
panjang maka dapat dilakukan pada pertemuan berikutnya.
Pada pertemuan berikutnya, mahasiswa telah memiliki variabel, indikator
maupun angket. Langkah selanjutnya yaitu membuat tabulasi data angket dengan
software excel. Tentunya mahasiswa harus memperhatikan apakah variabel yang mereka
gunakan mengandung sub variabel, sub indikator atau tidak. Jika variabel langsung
diturunkan ke dalam indikator maka formatnya dicontohkan sebagai berikut
Tabel 3. Simulasi Tabulasi data Angket
Variabel X
No.resp

Indikator 1

Indikator 2

Indikator 3

Indikator 4

∑ Var X

Item 1 Item 2 ∑ Ind1 Item 3 Item 4 ∑ Ind2 Item 5 Item 6 ∑ Ind3 Item 7 Item 8 ∑ Ind4

1

4

3

7

2

5

7

3

4

7

4

3

7

2

3

3

6

2

3

5

4

3

4

2

6

3

5

8

5

4

8

1

2

3

5

10

5

4

9

n

5

1

6

4

5

9

5

5

10

5

4

9

28
22
33
34

Tabel di atas merupakan simulasi bagi mahasiswa yang ketepatan variabelnya tidak
memiliki sub variabel. Dari variabel langsung diturunkan menjadi beberapa indikator.
Dari masing-masing indikator dijabarkan menjadi 2 item. Dalam hal ini dosen harus
mengklarifikasi bahwa dalam setiap indikator tidak harus dijabarkan menjadi 2 item,
melainkan boleh bervariasi, bisa menjadi 3 ataupun lebih item. Sedangkan apabila
variabel yang digunakan mahasiswa terdapat sub variabelnya, misalnya variabel motivasi
belajar yang terdiri dari motivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik, maka format tabelnya
adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Tabulasi data Angket Variabel Motivasi Belajar

[ 530 ] P a g e

Upaya Meningkatkan Mutu… (Kirwani, Albrian Fiky Prakoso & Riza Yonisa Kurniawan)

Sub Variabel (Motivasi Ekstrinsik)

Sub Variabel (Motivasi Intrinsik)
No.resp

Indikator 1

Indikator 1

Indikator 2

Item 1 Item 2 ∑ Ind1 Item 3 Item 4 ∑ Ind2

Indikator 2
∑ sub
Var 1 Item 5 Item 6 ∑ Ind1 Item 7 Item 8 ∑ Ind2

∑ sub
Var 2

∑ Var X

1

4

3

7

2

5

7

14

3

4

7

4

3

7

14

28

2

3

3

6

2

3

5

11

4

4

8

1

2

3

11

22

3

4

2

6

3

5

8

14

5

5

10

5

4

9

19

33

n

5

1

6

4

5

9

15

5

5

10

5

4

9

19

34

Tabel di atas merupakan contoh simulasi input data hasil angket yang telah diisi
oleh responden. Tentunya pada setiap variabel berbeda-beda komponennya baik dari sisi
sub variabel, indikator, maupun jumlah item pertanyaan atau pernyataan pada setiap
indikator. Yang jelas pada satu indikator minimal dapat dijadikan satu item pertanyaan
atau pernyataan baik itu berupa kalimat positif maupun negatif seperti halnya yang telah
dibahas sebelumnya.
Baik pada tabel 3 maupun pada bab 4 terdapat jumlah hasil data angket pada
setiap sub variabel, indikator. Walaupun sebenarnya ketika melakukan uji regresi yang
dipakai hanyalah jumlah keseluruhan total jawaban pada setiap angket, tetapi jumlah
jawaban pada setiap indikator dan setiap sub indikator juga harus dilakukan. Hal ini
bertujuan untuk membantu mahasiswa agar lebih mudah dalam melakukan pembahasan
pada penelitian atau skripsi mereka.
Jika yang dianalisis mahasiswa hanyalah jumlah total per variabel, maka
mahasiswa akan kesulitan dalam melakukan pembahasan atau menginterpretasikan data
pada setiap sub variabel maupun pada setiap indikator. Hal ini juga dapat membantu
mahasiswa agar mereka tidak kehabisan kata-kata ketika mereka menyusun
pembahasan. Jika pembahasan data yang dilakukan secara jumlah total variabel maka
pembahasan tersebut hanyalah secara umum. Sedangkan jika mereka membahas
interpretasi data pada setiap sub variabel maupun pada setiap indikator maka
mahasiswa dapat melakukan pembahasan lebih khusus dan lebih terperinci, sehingga
mereka menjadi kaya akan kata-kata pada pembahasan di penelitian mereka.
Pada pertemuan berikutnya, tepatnya yaitu pada kompetensi dasar berikutnya
tentang menyusun instrumen dengan dua variabel bebas. Pada kompetensi dasar ini
langkahnya hampir sama dengan pertemuan sebelumnya, hanya saja mahasiswa perlu
membuat tabulasi hasil data angket pada variabel bebas pertama pada excel diletakkan
ke dalam sheet 1, sedangkan variabel bebas berikutnya diletakkan pada sheet 2 seperti
pada Gambar 1. Pada gambar 1 dapat diketahui bahwa tabulasi tersebut terdapat 2
variabel. Jika ingin menambahkan variabel lagi misal menjadi 3 atau lebih variabel maka
cukup menambahkannya ke dalam sheet baru.

P a g e [ 531 ]

Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015

Gambar 1. Contoh Tabulasi 2 Variabel Bebas
Setelah semua tabulasi telah terbuat, maka pada pertemuan selanjutnya adalah
menguji validitas dan reliabilitas. Namun, sebelum menguji validitas dan reliabilitas,
maka mahasiswa diminta untuk melakukan sedikit perubahan pada kolomnya seperti
pada tabel berikut:
Tabel 5. Tabulasi Data untuk Uji Validitas & Reliabilitas
Sub Variabel (Motivasi Intrinsik)
No.resp Indikator 1

Sub Variabel (Motivasi
∑ subEkstrinsik)

Indikator 2

Indikator 1

Var 2

Indikator 2

Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10

1

4

3

2

5

3

4

4

3

2

5

2

3

3

2

3

4

4

1

2

2

3

3

4

2

3

5

5

5

5

4

3

5

n

5

1

4

5

5

5

5

4

4

5


35
27
41
43

Perubahan yang harus dilakukan mahasiswa adalah menghilangkan kolom jumlah
pada setiap sub variabel maupun jumlah pada setiap indikator dan tinggal jumlah secara
keseluruhan seperti pada tabel 5 di atas. Setelah itu mahasiswa diminta mengisi hasil
angket secara acak, dimisalkan hasil angket tersebut adalah jawaban responden yang
direkapitulasi dan dimasukkan ke dalam tabel. Namun jumlah responden diusahakan
lebih dari 30 responden agar seolah-olah mahasiswa telah mengambil data responden
dari satu kelas di suatu sekolah, dengan catatan responden untuk uji coba angket
bukanlah sampel dalam penelitian melainkan responden lain yang setipikal dengan
sampel seperti siswa kelas yang sederajat tetapi lokasi sekolahnya berbeda.
Langkah berikutnya yaitu dosen menyimulasikan uji validitas dengan laptop yang
telah terhubung dengan LCD dan tentunya mahasiswa mengikuti langkah-langkah
pengujian validitas yang dilakukan oleh dosen. Contoh output uji validitas dengan SPSS
dapat dilihat pada Tabel 6.
Dari output tersebut, mahasiswa diminta untuk menganalisisnya. Untuk
mengetahui apakah angket itu valid atau tidak bisa dilihat melalui nilai signifikansinya
seperti yang ditandai warna oranye. Jika nilai signifikasnsi lebih kecil daripada alpha
(0,05) maka angket dinyatakan valid, dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih besar
dari alpha (0,05) maka angket tersebut tidak valid (Priyatno, 2010).
[ 532 ] P a g e

Upaya Meningkatkan Mutu… (Kirwani, Albrian Fiky Prakoso & Riza Yonisa Kurniawan)

Tabel 6. Contoh Output Uji Validitas
ITEM1
ITEM1

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

ITEM2

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

ITEM3

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

JUMLA
H

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

ITEM2

ITEM 3

ITEM4

ITEM5

ITEM6

ITEM7

0.395

0.311

-0.221

0.864

0.254

0.292

-0.416

0.046

0.123

0.278

0.000

0.211

0.148

0.035

26

26

26

26

26

26

26

0.424

0.307

-0.312

0.619

-0.078

0.125

-0.384

0.031

0.127

0.121

0.001

0.705

0.543

0.053

26

26

26

26

26

26

26

0.521

0.381

-0.285

0.964

0.183

0.267

-0.406

0.006

0.055

0.158

0.000

0.371

0.188

0.039

26

26

26

26

26

26

26

0.688

0.650

-0.542

0.711

0.139

0.578

-0.438

0.000

0.000

0.004

0.000

0.498

0.002

0.025

26

26

26

26

26

26

26

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari tabel 6 dapat dianalisis bahwa angket nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7 adalah valid
karena nilai signifikansinya lebih besar dari alpha. Sedangkan angket nomor 5 tidak valid
karena nilai signifikansiya lebih besar dari alpha yaitu sebesar 0,498. Sehingga, angket
nomor 5 tidak dapat digunakan untuk mengambil data penelitian dan angket nomor 5
harus dihapus dari daftar angket.
Setelah menguji validitas, selanjutnya yaitu mahasiswa menyimulasikan uji
reliabilitas. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach alpha atau
Reliability Coefficientsnya lebih besar dari sama dengan 0,7. Sedangkan jika nilai
Reliability Coefficientsnya 0,6 maka instrumen dikatakan kurang baik (Priyatno, 2010).
Contoh output uji reliabilitas dengan SPSS adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Contoh Output Uji Reliabilitas
Dari gambar di atas diketahui bahwa nilai Reliability Coefficientsnya sebesar
0,8590 yang lebih besar daripada 0,7 sehingga angket dikatakan reliabel dan layak
digunakan untuk mengambil data penelitian. Setelah dilakukannya uji validitas dan
reliabilitas maka instrumen dapat digunakan untuk mengambil data penelitian pada
responden yang sebenarnya yaitu sampel penelitian.
Langkah yang terakhir adalah mengakumulasi data angket dari variabel bebas
dengan variabel terikat. Pada simulasi ini mahasiswa mula-mula hanya diminta untuk
menggunakan variabel bebas sebagai bahan simulasi menyusun instrumen, sehingga
mahasiswa perlu menambahkan variabel terikat. Untuk memudahkan proses simulasi
P a g e [ 533 ]

Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015
maka variabel terikat yang digunakan untuk simulasi adalah hasil belajar siswa yang juga
dimasukkan ke dalam excel seperti pada gambar berikut:

Gambar 2. Contoh Penambahan variabel hasil belajar
Pada tahap ini mahasiswa diminta menyimulasikan untuk memasukkan nilai hasil
belajar siswa ke dalam excel sebagai variabel terikat. Nilai hasil belajar berskala 0-100
dimisalkan mahasiswa agar mendekati situasi nyata. Setelah itu langkah yang terakhir adalah
mengakumulasikan masing-masing skor pada setiap variabel seperti pada gambar berikut:

Gambar 3. Contoh Akumulasi Data pada Semua Variabel
Dengan demikian terkumpullah semua data baik data dari variabel bebas maupun yang
terikat. Setelah terkumpul barulah mahasiswa diajarkan tentang analisis regresi yang ada pada
Kompetensi Dasar berikutnya seperti yang ada pada silabus sebelum diberikan penambahan
kompetensi dasar tentang menyusun instrumen.
Dari paparan di atas, dapat dikatakan bahwa hasil pemikiran ini sesuai dengan teori
dari Johnson (2006) yang mengatakan bahwa otak mahasiswa tidak akan lupa tentang
informasi yang mereka dapatkan setelah 14 hingga 18 jam. Hal ini dikarenakan mereka
menerima informasi dengan penuh makna yaitu mereka melakukan simulasi.
Selain itu, hasil penelitian Klassen dan Willoughby (2003) juga mengatakan
demikian, mereka menunjukkan bahwa simulasi game telah merupakan pelajaran yang
baik. Mahasiswa mengalami suatu keputusan imitasi yang mereka lakukan sendiri,
[ 534 ] P a g e

Upaya Meningkatkan Mutu… (Kirwani, Albrian Fiky Prakoso & Riza Yonisa Kurniawan)

kemudian mahasiswa juga mengalami semua keputusan itu sendiri dan mahasiswa juga
harus membuat suatu keputusan yaitu menyusun instrumen dan mengolah datanya ke
dalam excel sebagai follow up dari hasil tersebut. Dengan mengalami keputusan yang
mereka buat, maka keputusan itu menjadikan situasi yang seolah-olah nyata mereka
alami.
Pendapat juga ini dipertegas oleh Salemi (2005) dalam penelitiannya yang
berbunyi “kami mengubah instruktur dosen dan mahasiswa yang pada awalnya
menghafal menjadi menerapkan ilmu ekonomi untuk memecahkan berbagai masalah
yang berarti dan dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus. Dengan menghafal
saja maka mahasiswa pasti akan cepat lupa, sedangkan dengan mengaplikasikan ilmu
ekonomi untuk memecahkan permasalahan akan menjadikan mahasiswa “melek
ekonomi”. Dengan menjadikan mereka “melek ekonomi, maka mahasiswa akan mencapai
tingkat pemahaman yang abadi dan selanjutnya membuat hasil belajar mereka menjadi
meningkat. Hal ini sesuai dengan simulasi yang telah dilakukan yaitu bukannya
menghafal, tetapi mahasiswa mengaplikasikan teori tentang penyusunan instrumen dan
juga uji validitas serta reliabilitas instrumen penelitian yang akan dijadikan sebagai bekal
mahasiswa dalam mengerjakan skripsi.
Demikian juga pada teori John Dewey (dalam Prakoso, 2013) yang mengatakan
bahwa mahasiswa pasti akan belajar dengan baik jika semua yang mereka pelajari
berhubungan dengan apa yang telah diketahui dan dengan suatu kegiatan atau peristiwa
yang akan terjadi di sekelilingnya. Kejadian maupun peristiwa yang akan mereka alami
adalah ketika mereka mengerjakan skripsi. Mereka akan teringat kembali tentang
simulasi yang telah mereka lakukan ketika mereka memprogram mata kuliah statistika.
Selain itu, pemikiran ini juga didukung oleh beberapa hasil penelitian lainnya
seperti penelitian dari Wisnungkoro (2014), Parnayathi (2013), Wati (2011), dan
Wahyuningsih (2012) yang mengatakan bahwa dengan diterapkannya simulasi kepada
peserta didik atau dalam hal pemikiran ini adalah mahasiswa, maka hasil belajar maupun
pemahaman konsep mereka meningkat. Interpretasi temuan dari hasil pemikiran ini
adalah mahasiswa menjadi lebih antusias dalam menerima materi statistika jika mereka
melakukan simulasi secara individu. Simulasi ini sangat bermanfaat bagi mereka ketika
mereka mengerjakan skripsi, sehingga dapat dikatakan ketika mahasiswa mengikuti
mata kuliah ini mereka akan lupa dengan nilai mata kuliah yang mereka targetkan seperti
halnya pada mata kuliah lainnya. Mereka lupa mindset mereka tentang apakah nantinya
nilai mereka A atau, B maupun C, tetapi yang mereka pikirkan adalah bagaimana caranya
supaya saya benar-benar bisa menyusun instrumen, mengolah dan menganalisisnya agar
saya tidak kesulitan dalam mengerjakan skripsi saya kelak.
SIMPULAN
Simpulan yang dapat diberikan dari hasil pemikiran ini adalah perlu
ditambahkannya
Kompetensi dasar tentang penyusunan instrumen
dan
menyimulasikannya hingga interpretasi data regresi dengan Software. Dengan
P a g e [ 535 ]

Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015
ditambahkannya kompetensi dasar tersebut maka indikator peningkatan mutu proses
pembelajaran statistika yaitu mahasiswa mampu menyusun instrumen pada satu
maupun dua variabel bebas serta menguji validitas dan reliabilitas Instrumen yang
digunakan untuk mengambil data primer akan tercapai. Sedangkan keterbatasan hasil
pemikiran ini adalah memerlukan waktu yang sangat panjang ketika melakukan simulasi
dan perubahan silabus harus dilakukan secara matang agar tidak terjadi tumpang tindih
antar materi. Saran yang dapat diberikan yaitu hendaknya hasil pemikiran ini dijadikan
sebagai sebuah penelitian dan mencoba diterapkan simulasi dengan Software pada
semua kompetensi dasar yang ada pada mata kuliah statistika.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Hasibuan, J.J. (2010). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Johnson, Elaine B. (2006). Contextual Teaching Learning. Bandung : MLC
Klassen, Kenneth J. and Keith A. Willoughby. (2003). In-Class Simulation Game :
Assessing Student Learning. Journal of Information Technology Education, 2(1),
13-59
Parnayathi, I Gusti Agung Sri. (2013). Papan Flanel Simulasi Rangkaian Listrik sebagai
Media untuk Meningkatkan Kinerja Ilmiah dan Pemahaman Konsep Siswa. Jurnal
Ilmiah Disdikpora Kabupaten Klungkung, 1 (1), 1-17
Prakoso, Albrian Fiky. (2013). Penerapan Model CTL dengan Metode Problem Solving
dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 6 (1),
27-47
Priyatno, Duwi. (2010). Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Jakarta: Media Kom
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawaali Pers
Salemi, Michael K. (2005). Teaching Economic Literacy : Why, What and How.
International Review of Economics Education, 4(2), 46-57
Wahyuningsih, Maria Estri. (2012). Peningkatan Kemampuan Menulis Surat
Kesekretariatan dalam Bahasa Indonesia melalui Teknik Simulasi. Jurnal
Administrasi dan Kesekretarisan, 4(2), 101-120
Wati, Anastasia Widya. (2011). Penerapan Algoritma Genetika dalam Optimasi Model dan
Simulasi. Jurnal TI, 1(2), 161-167
Wisnungkoro, Dimas. (2014). Pengaruh Metode Simulasi terhadap Hasil Belajar Dribble
Sepakbola Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3. Jurnal Pendidikan Olahraga
dan Kesehatan. 2(3), 667-670

[ 536 ] P a g e