KETERKAITAN RTRW DENGAN PERENCANAAN PEMB
Magister Teknik Sanitasi Lingkungan (MTSL)
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
KETERKAITAN RTRW DENGAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN STRATEGI
SEKTORAL BIDANG AIR LIMBAH DI KABUPATEN TABANAN
MATA KULIAH : ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL (RE 142242)
Dosen: Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic., Rer., Reg
Oleh:
Mahasiswa : Putu Ari Gayatri
NRP: 03211750027002
Program studi : Magister Teknik Sanitasi Lingkungan
Jurusan : Teknik Lingkungan
FAKULTAS TEKNIK SIPIL LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS)
SURABAYA
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan - tahapan
kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah / daerah dalam jangka waktu tertentu.
Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah disusun oleh pemerintah daerah
bersama masyarakat dan para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya berdasarkan
peran dan kewenangan masing-masing. Perencanaan pembangunan daerah disusun untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengintegrasikan perencanaan ruang, program dan
kegiatan serta mengoptimalkan partisipasi masyarakat dengan memperhatikan asas
keadilan dan keberlanjutan pembangunan di masa depan. Perencanaan pembangunan
daerah disusun berdasarkan potensi, unggulan dan kemampuan yang dimiliki masingmasing daerah, sesuai dinamika perkembangan lokal, antar daerah, regional, nasional dan
global agar mampu menciptakan daya saing dan memperluas kesempatan kerja.
Perencanaan pembangunan daerah ditujukan untuk mencapai pemenuhan hak-hak dasar
masyarakat sesuai dengan urusan dan kewenangan pemerintah daerah.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, mengamanatkan penyusunan perencanaan pembangunan jangka panjang (20
tahun), perencanaan pembangunan jangka menengah (5 tahun), dan perencanaan
pembangunan tahunan (1 tahun). Sebagai tindak lanjut dari undang-undang tersebut,
pemerintah pusat menerbitkan Undang-Undang nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) periode tahun 2005 – 2025 yang merupakan
penjabaran dari tujuan pembangunan nasional yang harus diacu untuk rencana
pembangunan pemerintahan provinsi dan kabupaten / kota.
Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan Perda Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bali 2005 – 2025. Untuk menjamin
sinkronisasi kebijakan perencanaan pembangunan, Pemerintah Kabupaten Tabanan
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005 - 2025.
Pembangunan di Kabupaten Tabanan telah dilaksanakan selama lima (5) tahun atau dalam
kurun waktu 2005-2010 telah menghasilkan banyak kemajuan dalam kehidupan
perekonomian dan sosial kemasyarakatan dan juga telah meletakkan landasan yang kuat
bagi Kabupaten Tabanan untuk melanjutkan pembangunan pada tahun-tahun yang akan
datang. Kegiatan pembangunan harus memperhitungkan perkembangan lingkungan
regional, nasional dan internasional sebagai akibat dari pesatnya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, persaingan bebas, dan meningkatnya saling ketergantungan
satu daerah dengan daerah lainnya dalam era globalisasi saat ini.
Kabupaten Tabanan sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Bali, telah melakukan
penyusunan dokumen perencanaan pembangunan dan strategi sektoral yaitu :
a. RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) Kabupaten Tabanan
Tahun 2005 – 2025.
b. RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Tabanan
Tahun 2016 - 2021.
c. RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kabupaten Tabanan Tahun 2012 – 2032.
d. RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) Kabupaten Tabanan Tahun 2018
e. Masterplan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) Kabupaten Tabanan yang
disusun tahun 2014
f. SSK (Strategi Sanitasi Kabupaten) Pemuktahiran Kabupaten Tabanan tahun 2015
1.2 TUJUAN DAN SASARAN
Adapun tujuan dari penyusunan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dokumen
RPJPD, RPJMD, RKPD, dan RTRW Kabupaten Tabanan beserta strategi sektoral terkait
program dan kegiatan sektor Air Limbah, serta pencapaian dan manfaat dari program dan
kegiatan yang telah ditetapkan bagi penduduk di Kabupaten Tabanan.
1.3 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika Penulisan dalam penelitian ini meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi Latar Belakang, Tujuan Penelitian dan Sistematika Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tinjauan pustaka terhadap dokumen RPJPD, RPJMD, RKPD, dan RTRW
Kabupaten Tabanan dan Keterkaitan Pembangunan Nasional dan Daerah
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi gambaran umum tentang Kabupaten Tabanan dan isu strategis bidang air
limbah
BAB IV ANALISA
Bab ini berisi analisa kaitan tata ruang dengan strategi sektoral bidang air limbah.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan dari keseluruhan pembahasan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip
kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional. Perencanaan Pembangunan
Nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap
perubahan. Perencanaan Pembangunan Nasional mencakup penyelenggaraan perencanaan
makro semua fungsi pemerintahan yang meliputi semua bidang kehidupan secara terpadu
dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.
Perencanaan Pembangunan Nasional
menghasilkan :
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
3. Rencana Pembangunan Tahunan
2.1 RPJPD
Berdasarkan Undang – Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang - Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) adalah dokumen
perencanaan daerah untuk periode dua puluh (20) tahun dan memuat visi, misi, dan arah
pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional dan RPJP Provinsi.
Dokumen RPJPD pada dasarnya menerjemahkan suatu proses pemikiran strategis. Kualitas
dokumen RPJPD sangat ditentukan oleh seberapa jauh RPJPD dapat mengemukakan
secara sistematis proses pemikiran strategis tersebut. Perencanaan strategis erat kaitannya
dengan proses menetapkan kemana daerah dalam kurun waktu dua puluh (20) tahun
mendatang akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam lima
tahun pertama, lima tahun kedua, lima tahun ketiga dan lima tahun keempat, dari setiap
periode lima tahunan di tentukan sasaran dan bagaimana mencapai sasaran tersebut, agar
tujuan jangka panjang dapat tercapai. Tahapan penyusunan RPJPD dilakukan melalui
urutan sebagai berikut :
1. Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan
2. Musyawarah perencanaan pembangunan
3. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan
2.2 RPJMD
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD
adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman
pada RPJPD dan memperhatikan RPJMN, memuat arah kebijakan keuangan Daerah,
strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat
Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan
rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif. Tahapan penyusunan RPJMD dilakukan melalui urutan sebagai berikut :
1. Persiapan penyusunan RPJMD
2. Penyusunan rancangan awal RPJMD
3. Penyusunan rancangan RPJMD
4. Pelaksanaan musrenbang RPJMD
5. Perumusan rancangan akhir RPJMD
6. Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD
2.3 RKPD
Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat dengan RKPD adalah
dokumen perencanaan daerah untuk periode satu (1) tahun. RKPD memuat rancangan
kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja,
pendanaan, dan prakiraan maju. Rancangan kerangka ekonomi daerah memuat gambaran
kondisi ekonomi, kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah paling
sedikit dua (2) tahun. Program prioritas pembangunan daerah memuat program – program
yang berorientasi pada pemenuhan hak – hak dasar masyarakat dan pencapaian keadilan
yang berkelanjutan sebagai penjabaran dari RPJMD pada tahun yang direncanakan.
Rencana kerja dan pendanaan serta perkiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka
pendanaan dan pagu indikatif yang bersumber dari APBD, memuat program dan kegiatan
pembangunan yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah, disertai perhitungan
kebutuhan dana bersumber dari APBD untuk tahun – tahun berikutnya dari tahun yang
direncanakan. Sumber – sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat, yaitu kebijakan, program, dan kegiatan pemerintah daerah yang didanai
APBD dalam pencapaian sasarannya, melibatkan peran serta masyarakat baik dalam
bentuk dana, material maupun sumber daya manusia dan teknologi. Tahapan penyusunan
RKPD dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan penyusunan RKPD
2. Penyusunan rancangan awal RKPD
3. Penyusunan rancangan RKPD
4. Pelaksanaan musrenbang RKPD
5. Perumusan rancangan akhir RKPD
6. Penetapan RKPD
Gambar 1. Hubungan antar dokumen perencanaan
2.4 RTRW
Berdasarkan Undang-Undang no. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, disebutkan
bahwa pengaturan penataan ruang dilakukan melalui penetapan ketentuan peraturan
perundang-undangan bidang penataan ruang termasuk pedoman bidang penataan ruang.
Pelaksanaan penataan ruang dibagi menjadi beberapa tahap, dengan tahap pertama berupa
perencanaan tata ruang.
Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus mengacu pada Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Nasional dan RTRW Provinsi, pedoman dan petunjuk
pelaksanaan bidang penataan ruang, serta rencana pembangunan jangka panjang daerah.
Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus memperhatikan perkembangan
permasalahan provinsi, keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten, daya dukung serta
daya tampung lingkungan hidup, rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten, serta
RTRW kabupaten yang berbatasan dengan kabupaten tersebut. RTRW Kabupaten menjadi
pedoman untuk:
a.
Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah
b.
Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah
c.
Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten
d.
Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor
e.
Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi
f.
Penataan ruang kawasan strategis kabupaten.
Jangka waktu RTRW Kabupaten adalah dua puluh (20) tahun dan dapat ditinjau kembali
setiap lima (5) tahun.
Gambar 2. Hubungan antara dokumen perencanaan dengan RTRW
Kabupaten Tabanan telah memiliki RTRW yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Tabanan No 11 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Tabanan Tahun 2012 – 2032. RTRW Kabupaten Tabanan berkedudukan sebagai :
a. Penjabaran dari RTRW Nasional, RTRW Prov Bali dan menjadi matra ruang dari
RPJPD
b. Acuan penyusunan RPJMD dan dokumen perencanaan lainnya
c. Acuan penyusunan rencana rinci tata ruang kawasan strategis kabupaten
d. Acuan sukerta tata palemahan desa pekraman, yang selanjutnya menjadi bagian
dari awig-awig desa pekraman di seluruh wilayah Kabupaten Tabanan
Selain itu, RTRW juga digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Masterplan Sistem
Pengolahan Air Limbah Kabupaten Tabanan dan SSK Pemuktahiran Kabupaten Tabanan,
sehingga tidak bertentangan dengan prinsip – prinsip kebiajakan pembangunan yang telah
ditetapkan.
2.5 KETERKAITAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH
Terdapat dua (2) landasan hukum yang menjadi dasar untuk penyusunan perencanaan
pembangunan baik di Pusat maupun Daerah, yaitu Undang-undang No.25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang No.23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pada Undang-undang No. 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Bab II pasal 2 menjelaskan bahwa
tujuan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah untuk menjamin terciptanya
integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi
pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah. Dan ditegaskan kembali pada pasal 5 yang
berbunyi bahwa RPJP Daerah memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang
mengacu pada RPJP Nasional.
Sedangkan Undang-undang no.23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah pada bagian
Kedua mengenai Perencanaan Pembangunan Daerah di Pasal 263 menyatakan bahwa
Penyusunan RPJMD harus berpedoman pada RPJPD dan RPJMN. Diikuti dengan pasal
264 menyatakan tentang RPJPD, RPJMD, dan RKPD dapat diubah apabila berdasarkan
hasil pengendalian dan evaluasi tidak sesuai dengan perkembangan keadaan atau
penyesuaian terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Berikut gambaran mengenai keterkaitan perencanaan pembangunan nasional dan daerah
Gambar 3. Skema keterkaitan perencanaan pembangunan nasional dan daerah
BAB III. GAMBARAN UMUM
3.1 GAMBARAN UMUM KABUPATEN TABANAN
Kabupaten Tabanan, merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang secara
geografis terletak diantara 08o-14’ 30” - 08o 30’ 07” Lintang Selatan dan 114o 54’52” –
115o 12’ 57” Bujur Timur. Batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan adalah:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buleleng,
2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Badung
3. Sebelah selatan Samudera Indonesia dan
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jembrana dan Buleleng.
Luas wilayah Kabupaten Tabanan adalah 839,33 km2 atau sekitar 14,89 % dari luas
Provinsi Bali. Secara administratif Kabupaten Tabanan terbagi menjadi 10 (sepuluh)
kecamatan dan terdiri atas 131 desa. Adapun kecamatan dan luas wilayah masing-masing
kecamatan disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 1. Luas Wilayah Kabupaten Tabanan Menurut Kecamatan
Jumlah
Jumlah
Jumlah Wilayah
Desa
Banjar
(Km2)
Selemadeg
10
59
52,05
2
Kerambitan
15
90
42,39
3
Tabanan
12
82
51,40
4
Kediri
15
106
53,60
5
Marga
16
71
44,79
6
Baturiti
12
64
99,17
7
Penebel
18
130
141,98
8
Pupuan
14
71
179,02
No
Kecamatan
1
Jumlah
Jumlah
Jumlah Wilayah
Desa
Banjar
(Km2)
Selemadeg Timur
10
71
120,15
Selemadeg Barat
11
72
54,78
JUMLAH
133
816
839,33
No
Kecamatan
9
10
Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka 2017
Gambar 4. Peta Orientasi Kabupaten Tabanan
Gambar 5. Peta Wilayah Administratif Kabupaten Tabanan
Keadaan topografi Kabupaten Tabanan dapat digambarkan dengan adanya dataran tinggi
di bagian utara wilayah Tabanan, dan dataran rendah di bagian selatannya Kabupaten
Tabanan bagian utara merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian tertinggi berada
pada puncak Gunung Batukaru, yaitu setinggi 2.276 meter dari permukaan laut. Dan di
bagian selatan Kabupaten Tabanan merupakan daerah pantai yang berupa dataran rendah.
Tabel 2. Luas Wilayah tiap Kecamatan dan jumlah penduduk
Luas Wilayah
Kecamatan
Km2
%
Penduduk
Jumlah
%
(x000)
Selemadeg
52,05
6,20
19,60
4,47
Selemadeg Timur
54,78
6,53
21,53
4,91
Selemadeg Barat
120,15
14,31
19,34
4,41
Kerambitan
42,39
5,05
38,85
8,86
Tabanan
51,40
6,12
73,87
16,85
Kediri
53,60
6,39
91,81
20,94
Marga
44,79
5,34
41,67
9,50
Baturiti
99,17
11,82
48,08
10,96
Penebel
141,98
16,92
44,71
10,20
Pupuan
179,02
21,33
39,04
8,90
Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka 2017
Pada aspek imlementasi kebijakan beberapa program pengelolaan air limbah telah
dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Tabanan. Dari data tahun 2007 hingga 2014,
pemerintah Kabupaten Tabanan telah membangun 28 IPAL Komunal sebagai
pengendalian limbah domestik. Dengan cakupan layanan mencapai ±1.240 KK dan
±5.400 jiwa.Dengan prioritas lokasi pembangunan IPAL Komunal di Kecamatan Tabanan
dan Kecamatan Kediri. Dengan program-program pengelolaan limbah diharapkan mampu
menekan tingkat pencemaran lingkungan akibat limbah domestic dari aktivitas rumah
tangga.
Gambar 6. Peta Sebaran IPAL Komunal di Kabupaten Tabanan
3.2 ISU STRATEGIS BIDANG AR LIMBAH
Dalam upaya mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman dibutuhkan sarana
pengolahan air limbah yang memadai. Permasalahan-permasalahan yang masih dihadapi
adalah :
a) Belum tertatanya sistem sanitasi di kawasan strategis kabupaten seperti pusat kota
Tabanan dan DTWK Tanah Lot;
b) Sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik belum memadai sesuai
kebutuhan;
c) Buangan limbah cair UKM dan limbah peternakan dibuang bersama limbah cair
domestik ke saluran umum;
d) Pertumbuhan dan perkembangan permukiman baru yang pesat tidak dibarengi dengan
penyediaan sarana air limbah yang memadai;
BAB IV. ANALISA
4.1 ANALISA KAITAN TATA RUANG DENGAN STRATEGI SEKTORAL BIDANG AIR
LIMBAH
Acuan yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Sistem Pengolahan Air Limbah
Kabupaten Tabanan dan SSK Pemuktahiran Kabupaten Tabanan, yang menjadi dokumen
dalam penyusunan strategi sektoral bidang air limbah, adalah RTRW Kabupaten Tabanan
No. 11 Tahun 2012 sehingga nantinya tidak bertentangan dengan prinsip – prinsip
kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan. Adapun analisa kaitan antara Tata Ruang
dan strategi sektoral disampaiakan sebagai berikut :
Gambar 7. Hubungan RTRW dengan perencanaan sektoral
I.
RPJPD
Visi
Misi
: TABANAN SEJAHTERA BERBASIS PERTANIAN
: 1.Mewujudkan sumberdaya manusia (SDM) yang sehat,
cerdas, produktif, dan religious
2.Mewujudkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi dan
keseimbangan lingkungan
Tujuan
: 1.Pembangunan Kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
2. Menjamin kuantitas dan kualitas air bersih
3. Menciptakan kawasan permukiman dan perumahan
yang aman, sehat, serasi dan nyaman
serta ramah
terhadap lingkungan
4.
Terlindunginya
sumber-sumber
mata
air
dan
tekendalinya pencemaran air permukaan
Sasaran
: Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai
bidang dengan menekankan pada pencapaian kesejahteraan
ekonomi masyarakat yang berbasis pertanian, pariwisata
budaya, dan kelestarian fungsi lingkungan dengan didukung
oleh sumberdaya manusia yang sehat dan kompetitif.
Indikator
: Dipertahankannya kawasan resapan air sebagai kawasan
non budidaya, perlindungan terhadap sumber-sumber mata
air, pengelolaan ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS)
secara terpadu, baik secara lintas sektor maupun lintas
wilayah, serta pembangunan yang berbasis tata ruang.
Target Capaian : Pengelolaan pembangunan di Kabupaten Tabanan dengan
mempertimbangkan keberlanjutan dan kelestarian fungsi
lingkungan
II.
RPJMD
Visi
: TABANAN SERASI (SEJAHTERA, AMAN, DAN
BERPRESTASI)
Misi
: 1. Membentuk SDM yang berkualitas, berbudaya, dan
berkeadilan sosial
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
peningkatan akses
Tujuan
dan pelayanan prima
: 1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia.
2. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan
Sasaran
: 1. Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan
2. Meningkatnya kualitas pemuda dan olah raga
3. Meningkatnya kualitas penanganan kependudukan
4. Meningkatnya upaya kesehatan perorangan
5. Meningkatnya upaya kesehatan masyarakat
Indikator
Target Capaian : Meningkatnya jumlah rumah tangga dengan akses sanitasi
: Meningkatnya jumlah rumah tangga dengan akses sanitasi
sebesar 6 Bh/1000 penduduk pada 2021
III.
RKPD
Visi
: TABANAN SERASI (SEJAHTERA, AMAN, DAN
BERPRESTASI)
Misi
: 1. Membentuk SDM yang berkualitas, berbudaya, dan
berkeadilan sosial
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
peningkatan akses
Tujuan
dan pelayanan prima
: 1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia.
2. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan
Sasaran
: 1. Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan
2. Meningkatnya kualitas pemuda dan olah raga
3. Meningkatnya kualitas penanganan kependudukan
4. Meningkatnya upaya kesehatan perorangan
5. Meningkatnya upaya kesehatan masyarakat
IV.
Indikator
Target Capaian : -
: -
RTRW
Visi
: Sesuai dengan Visi pembangunan Kabupaten Tabanan yang
tertuang dalam RPJPD Kabupaten Tabanan 2005-2025 adalah
TABANAN SEJAHTERA BERBASIS PERTANIAN
Misi
: 1. Membentuk SDM yang berkualitas, berbudaya, dan
berkeadilan sosial
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
peningkatan akses
Tujuan
dan pelayanan prima
: Mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Tabanan yang hijau,
lestari dan berkelanjutan sebagai penyangga lingkungan,
kebudayaan dan perekonomian Bali yang berbasis kehidupan
agraris. berdaya saing dan terintegrasi dengan kepariwisataan
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerataan
pengembangan wilayah
Sasaran
: 1. Mengembangkan system pengolahan air limbah melalui
jaringan air limbah terpusat maupun setempat dengan
teknologi ramah lingkungan.
Indikator
: 1.Tersedianya system pengolahan air limbah setempat (on
– site) dan system pengolahan air limbah terpusat (off – site)
dengan jaringan perpipaan
2. Pengembangan Jaringan air limbah komunal di
kawasan-kawasan padat permukiman.
Target Capaian : 1. Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (On Site)
Dilakukan Secara Individual dengan
penyediaan bak
pengolahan air limbah atau tangki septik, tersebar di
seluruh wilayah
2. Sistem pengolahan air limbah terpusat (off
site)dengan system perpipaan meliputi:
1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tabanan
melayani Kawasan Perkotaan Tabanan;
2. IPAL Soka melayani Kawasan Efektif Kawasan
Pariwisata Soka;
3. IPAL Bedugul melayani Kawasan Efektif
KDTWK Bedugul; dan
4. IPAL Tanah Lot melayani Kawasan Efektif
KDTWK Tanah Lot.
3.
Pengembangan jaringan air limbah komunal di
kawasan-kawasan padat permukiman.
V.
MASTERPLAN SPAL dan SSK PEMUTAKHIRAN KAB. TABANAN
Visi Sanitasi : Terwujudnya Kabupaten Tabanan yang Sehat Melalui
Layanan Sanitasi Layak Tahun 2020
Misi Sanitasi : 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan
prasarana pengelolaan air limbah yang layak
2.
Meningkatnya
kesadaran
dan
pemberdayaan
masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan air limbah
domestik
Tujuan
: Mendukung pencapaian Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten
yang juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
arah dan tujuan pembangunan Kabupaten Tabanan
sebagaimana tertuang dalam dokumen RPJMD Kabupaten
Tabanan
Sasaran
: 1. Peningkatan budaya Hidup Bersih dan Sehat masyarakat
Kabupaten Tabanan
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
sanitasi di seluruh wilayah Kabupaten Tabanan
3. Pengembangan system onsite komunal dan tangki
septic sesuai standar SNI
4. Peningkatan pemanfaatan kearifan lokal dalam
menunjang pembangunan sanitasi terpadu
Indikator
: 1.tersedianya system pengolahan air limbah setempat (on
– site) dan system pengolahan air limbah terpusat (off –
site) dengan jaringan perpipaan
2. pengembangan jaringan air limbah komunal di
kawasan-kawasan padat permukiman.
Target Capaian : 1. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan
air limbah setempat (on site) dan terpusat (off site) yang
sesuai standar hingga 100 % RT di tahun 2019
2. Meningkatkan akses rumah tangga terhadap fasilitas
pengolahan limbah yang memadai
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat keterkaitan antara
dokumen RTRW, RPJPD, RPJMD, RPKD Kabupaten Tabanan dengan Masterplan SPAL
Kabupaten Tabanan dan SSK Pemutakhiran Kabupaten Tabanan. Target capaian yang
ingin diraih pada RTRW sejalan dengan yang ingin dicapai pada Masterplan SPAL
Kabupaten Tabanan dan SSK Pemutakhiran Kabupaten Tabanan.
Adapun program – program yang direncanakan untuk penanganan bidang air limbah di
Kabupaten Tabanan, baik jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang adalah
sebagai berikut :
Tabel 3. Rencana Pembiayaan Program Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
No Permasalahan
Strategi Penanganan
Usulan Program
Jangka Pendek
1
2
3
4
5
7
8
Program IPAL off-site
sebanyak 30 unit di
Kecamatan
Tabanan,
Kediri dan Kerambitan
Penyusunan
studi
identifikasi
kelayakan
tangki septik
Penyusunan
studi
kelayakan IPAL Komunal
skala perkotaan
Penyusunan perda tentang
kewajiban
penyedotan
tangki septik berkala
Sosialisasi sanitasi pada
masyarakat
Rencana Biaya Jangka Menegah
Rencana Biaya Jangka Panjang
(Rp.)
(Rp.)
45.340.700.000
Program IPAL off-site 206.069.485.000 Program IPAL off-site
sebanyak
183
unit
sebanyak 444 unit tersebear
tersebar di seluruh
di seluruh kecamatan
kecamatan
Peningkatan layanan onsite
4.292.063.000
melalui MCK ++ sebanyak
200.000.000
Peningkatan layanan onsite melalui MCK ++
59 unit di setiap kecamatan
sebanyak 43 unit di
difokuskan
di
area
perdangangan dan jasa
300.000.000
setiap
kecamatan
difokuskan di area
maupun tempat umum
perdangangan dan jasa
lainnya
Sosialisasi sanitasi pada
100.000.000
maupun tempat umum 25.000.000
masyarakat
lainnya
Sosialisasi sanitasi pada
masyarakat
25.000.000
Masih ada masyarakat
yang tidak memiliki
jamban dan tangki
septik, 17,32% dari total
KK di Kab. Tabanan
Limbah Rumah Tangga
(RT) yang dikelola
secara komunal adalah
dengan septic tank
komunal/IPAL yang ada
baru mampu melayani
5% – 22% jumlah
penduduk
Sanitasi di kawasan
kumuh
dan
padat
penduduk
belum
optimal
Tingginya pencemaran
air
yang
yang
disebabkan
sanitasi
yang kurang baik
Terbatasnya pelayanan
sedot WC oleh Dinas
Perbaikan
dan
peningkatan
kepemilkan jamban dan tangki septik
Sosialisasi larangan BABs
Sosialisasi ke warga dan tukang
bangunan
Perlu Peraturan tentang tangki septik
sesuai SNI dan pengurasan berkala
Meningkatkan pelayanan sanitasi di
daerah padat penduduk dengan target
peningkatan pelayanan :
– Jangka pendek : peningkatan
pelayanan perkotaan sampai 25%
dan peningkatan kepemilikan
tangki septik sampai dengan 100%
– Jangka menengah : peningkatan
pelayanan off site sampai dengan
40% dan peningkatan kepemilikan
tangki septik sampai dengan 100%
– Jangka panjang : peningkatan
pelayanan off site sampai dengan
80%
Peningkatan
pelayanan
dengan
penambahan armada, SDM dan
kapasitas IPLT
Kawasan Pantai Tanah
Lot sebagai tempat
wisata
internasional
pelayanan
sanitasi
hanya
mengandalkan
MCK umum sedangkan
rumah
makan
dan
pertokoan
belum
memiliki sanitasi dan
pengolah limbah yang
baik
Belum tertatanya system
sanitasi di kawasan
wisata
Soka
dan
Bedugul
Peningkatan sanitasi di Kawasan Wisata Program
sanimas
di 950.000.000
Tanah Lot
Kawasan Wisata Tanah Lot
Peningkatan
layanan 800.000.000
sedot tinja melalui
pengadaan 2 armada dan
SDM
Optimalisasi IPLT
1.250.000.000
Peningkatan
sanimas 250.000.000
Kawasan Tanah Lot
Peningkatan sanitasi di Kawasan Wisata Program
sanimas
di 1.850.000.000
Soka dan Bedugul
Kawasan Wisata Soka dan
Bedugul
Peningkatan
sanimas
Kawasan Wisata Soka dan
Bedugul
Peningkatan layanan sedot 800.000.000
tinja melalui pengadaan 2
armada dan SDM
550.000.000
Peningkatan kapasitas IPLT
Rencana Biaya
(Rp.)
719.523.384.000
9.524.685.000
25.000.000
15.250.000.000
9
Sebagai hinterland Kota Permukiman baru wajib membuat IPAL
Denpasar
perkembangan
kota
mengarah ke Kediri dan
Tabanan
sehingga
pertumbuhan
dan
perkembangan
permukiman
baru
menngkat
akibat
perkembangan kota
Sumber : Masterplan SPAL Kabupaten Tabanan, 2014
Perencanaan
dan 1.500.000.000
pembangunan IPAL di
kawasan
permukiman/perumahan
Perencanaan
dan 1.500.000.000
pembangunan IPAL di
kawasan
permukiman/perumahan
Perencanaan
dan 1.500.000.000
pembangunan
IPAL
di
kawasan
permukiman/perumahan
BAB V. PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai pelayanan air limbah di Kabupaten Tabanan sudah sangat
baik, terutama di Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) wilayah
Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan).
Selain itu, kaitan antara tata ruang (RTRW) dengan dokumen perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Tabanan (RPJPD,
RPJMD, RKPD) dan dokumen sektoral (Masterplan SPAL dan SSK Pemutakhiran) sudah sangat sesuai. Hal ini menandakan
komitmen Pemerintah Kabupaten Tabanan berkomitmen dalam penataan ruang serta peduli dengan lingkungan khususnya
dalam hal pengelolaan air limbah, dimana air limbah menjadi salah satu topik dalam pencapaian target universal access 100 –
0 -100 pada tahun 2019.
DAFTAR PUSTAKA :
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tabanan, 2011, Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Tabanan Tahun 2005-2025, BAPPEDA Kabupaten Tabanan, Tabanan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tabanan, 2016, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Tabanan Tahun 2016-2021, BAPPEDA Kabupaten Tabanan, Tabanan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tabanan, 2017, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Kabupaten Tabanan Tahun 2018, BAPPEDA Kabupaten Tabanan, Tabanan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tabanan, 2012, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Tabanan Tahun 2012-2032, BAPPEDA Kabupaten Tabanan, Tabanan
Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan, 2015, Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2016-2020, Pokja Sanitasi Kabupaten
Tabanan
Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Prov. Bali, 2014, Fasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Tabanan, PT. Parama Krida Pertama, Tabanan
Republik Indonesia, 2004. Undang-Undang NO 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Republik Indonesia, 2014. Undang-Undang NO 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Republik Indonesia, 2010. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
KETERKAITAN RTRW DENGAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN STRATEGI
SEKTORAL BIDANG AIR LIMBAH DI KABUPATEN TABANAN
MATA KULIAH : ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL (RE 142242)
Dosen: Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic., Rer., Reg
Oleh:
Mahasiswa : Putu Ari Gayatri
NRP: 03211750027002
Program studi : Magister Teknik Sanitasi Lingkungan
Jurusan : Teknik Lingkungan
FAKULTAS TEKNIK SIPIL LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS)
SURABAYA
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan - tahapan
kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah / daerah dalam jangka waktu tertentu.
Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah disusun oleh pemerintah daerah
bersama masyarakat dan para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya berdasarkan
peran dan kewenangan masing-masing. Perencanaan pembangunan daerah disusun untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengintegrasikan perencanaan ruang, program dan
kegiatan serta mengoptimalkan partisipasi masyarakat dengan memperhatikan asas
keadilan dan keberlanjutan pembangunan di masa depan. Perencanaan pembangunan
daerah disusun berdasarkan potensi, unggulan dan kemampuan yang dimiliki masingmasing daerah, sesuai dinamika perkembangan lokal, antar daerah, regional, nasional dan
global agar mampu menciptakan daya saing dan memperluas kesempatan kerja.
Perencanaan pembangunan daerah ditujukan untuk mencapai pemenuhan hak-hak dasar
masyarakat sesuai dengan urusan dan kewenangan pemerintah daerah.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, mengamanatkan penyusunan perencanaan pembangunan jangka panjang (20
tahun), perencanaan pembangunan jangka menengah (5 tahun), dan perencanaan
pembangunan tahunan (1 tahun). Sebagai tindak lanjut dari undang-undang tersebut,
pemerintah pusat menerbitkan Undang-Undang nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) periode tahun 2005 – 2025 yang merupakan
penjabaran dari tujuan pembangunan nasional yang harus diacu untuk rencana
pembangunan pemerintahan provinsi dan kabupaten / kota.
Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan Perda Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bali 2005 – 2025. Untuk menjamin
sinkronisasi kebijakan perencanaan pembangunan, Pemerintah Kabupaten Tabanan
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005 - 2025.
Pembangunan di Kabupaten Tabanan telah dilaksanakan selama lima (5) tahun atau dalam
kurun waktu 2005-2010 telah menghasilkan banyak kemajuan dalam kehidupan
perekonomian dan sosial kemasyarakatan dan juga telah meletakkan landasan yang kuat
bagi Kabupaten Tabanan untuk melanjutkan pembangunan pada tahun-tahun yang akan
datang. Kegiatan pembangunan harus memperhitungkan perkembangan lingkungan
regional, nasional dan internasional sebagai akibat dari pesatnya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, persaingan bebas, dan meningkatnya saling ketergantungan
satu daerah dengan daerah lainnya dalam era globalisasi saat ini.
Kabupaten Tabanan sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Bali, telah melakukan
penyusunan dokumen perencanaan pembangunan dan strategi sektoral yaitu :
a. RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) Kabupaten Tabanan
Tahun 2005 – 2025.
b. RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Tabanan
Tahun 2016 - 2021.
c. RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kabupaten Tabanan Tahun 2012 – 2032.
d. RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) Kabupaten Tabanan Tahun 2018
e. Masterplan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) Kabupaten Tabanan yang
disusun tahun 2014
f. SSK (Strategi Sanitasi Kabupaten) Pemuktahiran Kabupaten Tabanan tahun 2015
1.2 TUJUAN DAN SASARAN
Adapun tujuan dari penyusunan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dokumen
RPJPD, RPJMD, RKPD, dan RTRW Kabupaten Tabanan beserta strategi sektoral terkait
program dan kegiatan sektor Air Limbah, serta pencapaian dan manfaat dari program dan
kegiatan yang telah ditetapkan bagi penduduk di Kabupaten Tabanan.
1.3 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika Penulisan dalam penelitian ini meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi Latar Belakang, Tujuan Penelitian dan Sistematika Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tinjauan pustaka terhadap dokumen RPJPD, RPJMD, RKPD, dan RTRW
Kabupaten Tabanan dan Keterkaitan Pembangunan Nasional dan Daerah
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi gambaran umum tentang Kabupaten Tabanan dan isu strategis bidang air
limbah
BAB IV ANALISA
Bab ini berisi analisa kaitan tata ruang dengan strategi sektoral bidang air limbah.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan dari keseluruhan pembahasan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip
kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan Nasional. Perencanaan Pembangunan
Nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap
perubahan. Perencanaan Pembangunan Nasional mencakup penyelenggaraan perencanaan
makro semua fungsi pemerintahan yang meliputi semua bidang kehidupan secara terpadu
dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.
Perencanaan Pembangunan Nasional
menghasilkan :
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
3. Rencana Pembangunan Tahunan
2.1 RPJPD
Berdasarkan Undang – Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang - Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) adalah dokumen
perencanaan daerah untuk periode dua puluh (20) tahun dan memuat visi, misi, dan arah
pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional dan RPJP Provinsi.
Dokumen RPJPD pada dasarnya menerjemahkan suatu proses pemikiran strategis. Kualitas
dokumen RPJPD sangat ditentukan oleh seberapa jauh RPJPD dapat mengemukakan
secara sistematis proses pemikiran strategis tersebut. Perencanaan strategis erat kaitannya
dengan proses menetapkan kemana daerah dalam kurun waktu dua puluh (20) tahun
mendatang akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam lima
tahun pertama, lima tahun kedua, lima tahun ketiga dan lima tahun keempat, dari setiap
periode lima tahunan di tentukan sasaran dan bagaimana mencapai sasaran tersebut, agar
tujuan jangka panjang dapat tercapai. Tahapan penyusunan RPJPD dilakukan melalui
urutan sebagai berikut :
1. Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan
2. Musyawarah perencanaan pembangunan
3. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan
2.2 RPJMD
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD
adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman
pada RPJPD dan memperhatikan RPJMN, memuat arah kebijakan keuangan Daerah,
strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat
Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan
rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif. Tahapan penyusunan RPJMD dilakukan melalui urutan sebagai berikut :
1. Persiapan penyusunan RPJMD
2. Penyusunan rancangan awal RPJMD
3. Penyusunan rancangan RPJMD
4. Pelaksanaan musrenbang RPJMD
5. Perumusan rancangan akhir RPJMD
6. Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD
2.3 RKPD
Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat dengan RKPD adalah
dokumen perencanaan daerah untuk periode satu (1) tahun. RKPD memuat rancangan
kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja,
pendanaan, dan prakiraan maju. Rancangan kerangka ekonomi daerah memuat gambaran
kondisi ekonomi, kemampuan pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah paling
sedikit dua (2) tahun. Program prioritas pembangunan daerah memuat program – program
yang berorientasi pada pemenuhan hak – hak dasar masyarakat dan pencapaian keadilan
yang berkelanjutan sebagai penjabaran dari RPJMD pada tahun yang direncanakan.
Rencana kerja dan pendanaan serta perkiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka
pendanaan dan pagu indikatif yang bersumber dari APBD, memuat program dan kegiatan
pembangunan yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah, disertai perhitungan
kebutuhan dana bersumber dari APBD untuk tahun – tahun berikutnya dari tahun yang
direncanakan. Sumber – sumber lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat, yaitu kebijakan, program, dan kegiatan pemerintah daerah yang didanai
APBD dalam pencapaian sasarannya, melibatkan peran serta masyarakat baik dalam
bentuk dana, material maupun sumber daya manusia dan teknologi. Tahapan penyusunan
RKPD dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan penyusunan RKPD
2. Penyusunan rancangan awal RKPD
3. Penyusunan rancangan RKPD
4. Pelaksanaan musrenbang RKPD
5. Perumusan rancangan akhir RKPD
6. Penetapan RKPD
Gambar 1. Hubungan antar dokumen perencanaan
2.4 RTRW
Berdasarkan Undang-Undang no. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, disebutkan
bahwa pengaturan penataan ruang dilakukan melalui penetapan ketentuan peraturan
perundang-undangan bidang penataan ruang termasuk pedoman bidang penataan ruang.
Pelaksanaan penataan ruang dibagi menjadi beberapa tahap, dengan tahap pertama berupa
perencanaan tata ruang.
Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus mengacu pada Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Nasional dan RTRW Provinsi, pedoman dan petunjuk
pelaksanaan bidang penataan ruang, serta rencana pembangunan jangka panjang daerah.
Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus memperhatikan perkembangan
permasalahan provinsi, keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten, daya dukung serta
daya tampung lingkungan hidup, rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten, serta
RTRW kabupaten yang berbatasan dengan kabupaten tersebut. RTRW Kabupaten menjadi
pedoman untuk:
a.
Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah
b.
Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah
c.
Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten
d.
Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor
e.
Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi
f.
Penataan ruang kawasan strategis kabupaten.
Jangka waktu RTRW Kabupaten adalah dua puluh (20) tahun dan dapat ditinjau kembali
setiap lima (5) tahun.
Gambar 2. Hubungan antara dokumen perencanaan dengan RTRW
Kabupaten Tabanan telah memiliki RTRW yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Tabanan No 11 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Tabanan Tahun 2012 – 2032. RTRW Kabupaten Tabanan berkedudukan sebagai :
a. Penjabaran dari RTRW Nasional, RTRW Prov Bali dan menjadi matra ruang dari
RPJPD
b. Acuan penyusunan RPJMD dan dokumen perencanaan lainnya
c. Acuan penyusunan rencana rinci tata ruang kawasan strategis kabupaten
d. Acuan sukerta tata palemahan desa pekraman, yang selanjutnya menjadi bagian
dari awig-awig desa pekraman di seluruh wilayah Kabupaten Tabanan
Selain itu, RTRW juga digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Masterplan Sistem
Pengolahan Air Limbah Kabupaten Tabanan dan SSK Pemuktahiran Kabupaten Tabanan,
sehingga tidak bertentangan dengan prinsip – prinsip kebiajakan pembangunan yang telah
ditetapkan.
2.5 KETERKAITAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH
Terdapat dua (2) landasan hukum yang menjadi dasar untuk penyusunan perencanaan
pembangunan baik di Pusat maupun Daerah, yaitu Undang-undang No.25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang No.23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pada Undang-undang No. 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Bab II pasal 2 menjelaskan bahwa
tujuan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah untuk menjamin terciptanya
integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi
pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah. Dan ditegaskan kembali pada pasal 5 yang
berbunyi bahwa RPJP Daerah memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang
mengacu pada RPJP Nasional.
Sedangkan Undang-undang no.23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah pada bagian
Kedua mengenai Perencanaan Pembangunan Daerah di Pasal 263 menyatakan bahwa
Penyusunan RPJMD harus berpedoman pada RPJPD dan RPJMN. Diikuti dengan pasal
264 menyatakan tentang RPJPD, RPJMD, dan RKPD dapat diubah apabila berdasarkan
hasil pengendalian dan evaluasi tidak sesuai dengan perkembangan keadaan atau
penyesuaian terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Berikut gambaran mengenai keterkaitan perencanaan pembangunan nasional dan daerah
Gambar 3. Skema keterkaitan perencanaan pembangunan nasional dan daerah
BAB III. GAMBARAN UMUM
3.1 GAMBARAN UMUM KABUPATEN TABANAN
Kabupaten Tabanan, merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang secara
geografis terletak diantara 08o-14’ 30” - 08o 30’ 07” Lintang Selatan dan 114o 54’52” –
115o 12’ 57” Bujur Timur. Batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan adalah:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buleleng,
2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Badung
3. Sebelah selatan Samudera Indonesia dan
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jembrana dan Buleleng.
Luas wilayah Kabupaten Tabanan adalah 839,33 km2 atau sekitar 14,89 % dari luas
Provinsi Bali. Secara administratif Kabupaten Tabanan terbagi menjadi 10 (sepuluh)
kecamatan dan terdiri atas 131 desa. Adapun kecamatan dan luas wilayah masing-masing
kecamatan disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 1. Luas Wilayah Kabupaten Tabanan Menurut Kecamatan
Jumlah
Jumlah
Jumlah Wilayah
Desa
Banjar
(Km2)
Selemadeg
10
59
52,05
2
Kerambitan
15
90
42,39
3
Tabanan
12
82
51,40
4
Kediri
15
106
53,60
5
Marga
16
71
44,79
6
Baturiti
12
64
99,17
7
Penebel
18
130
141,98
8
Pupuan
14
71
179,02
No
Kecamatan
1
Jumlah
Jumlah
Jumlah Wilayah
Desa
Banjar
(Km2)
Selemadeg Timur
10
71
120,15
Selemadeg Barat
11
72
54,78
JUMLAH
133
816
839,33
No
Kecamatan
9
10
Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka 2017
Gambar 4. Peta Orientasi Kabupaten Tabanan
Gambar 5. Peta Wilayah Administratif Kabupaten Tabanan
Keadaan topografi Kabupaten Tabanan dapat digambarkan dengan adanya dataran tinggi
di bagian utara wilayah Tabanan, dan dataran rendah di bagian selatannya Kabupaten
Tabanan bagian utara merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian tertinggi berada
pada puncak Gunung Batukaru, yaitu setinggi 2.276 meter dari permukaan laut. Dan di
bagian selatan Kabupaten Tabanan merupakan daerah pantai yang berupa dataran rendah.
Tabel 2. Luas Wilayah tiap Kecamatan dan jumlah penduduk
Luas Wilayah
Kecamatan
Km2
%
Penduduk
Jumlah
%
(x000)
Selemadeg
52,05
6,20
19,60
4,47
Selemadeg Timur
54,78
6,53
21,53
4,91
Selemadeg Barat
120,15
14,31
19,34
4,41
Kerambitan
42,39
5,05
38,85
8,86
Tabanan
51,40
6,12
73,87
16,85
Kediri
53,60
6,39
91,81
20,94
Marga
44,79
5,34
41,67
9,50
Baturiti
99,17
11,82
48,08
10,96
Penebel
141,98
16,92
44,71
10,20
Pupuan
179,02
21,33
39,04
8,90
Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka 2017
Pada aspek imlementasi kebijakan beberapa program pengelolaan air limbah telah
dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Tabanan. Dari data tahun 2007 hingga 2014,
pemerintah Kabupaten Tabanan telah membangun 28 IPAL Komunal sebagai
pengendalian limbah domestik. Dengan cakupan layanan mencapai ±1.240 KK dan
±5.400 jiwa.Dengan prioritas lokasi pembangunan IPAL Komunal di Kecamatan Tabanan
dan Kecamatan Kediri. Dengan program-program pengelolaan limbah diharapkan mampu
menekan tingkat pencemaran lingkungan akibat limbah domestic dari aktivitas rumah
tangga.
Gambar 6. Peta Sebaran IPAL Komunal di Kabupaten Tabanan
3.2 ISU STRATEGIS BIDANG AR LIMBAH
Dalam upaya mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman dibutuhkan sarana
pengolahan air limbah yang memadai. Permasalahan-permasalahan yang masih dihadapi
adalah :
a) Belum tertatanya sistem sanitasi di kawasan strategis kabupaten seperti pusat kota
Tabanan dan DTWK Tanah Lot;
b) Sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik belum memadai sesuai
kebutuhan;
c) Buangan limbah cair UKM dan limbah peternakan dibuang bersama limbah cair
domestik ke saluran umum;
d) Pertumbuhan dan perkembangan permukiman baru yang pesat tidak dibarengi dengan
penyediaan sarana air limbah yang memadai;
BAB IV. ANALISA
4.1 ANALISA KAITAN TATA RUANG DENGAN STRATEGI SEKTORAL BIDANG AIR
LIMBAH
Acuan yang digunakan dalam Penyusunan Masterplan Sistem Pengolahan Air Limbah
Kabupaten Tabanan dan SSK Pemuktahiran Kabupaten Tabanan, yang menjadi dokumen
dalam penyusunan strategi sektoral bidang air limbah, adalah RTRW Kabupaten Tabanan
No. 11 Tahun 2012 sehingga nantinya tidak bertentangan dengan prinsip – prinsip
kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan. Adapun analisa kaitan antara Tata Ruang
dan strategi sektoral disampaiakan sebagai berikut :
Gambar 7. Hubungan RTRW dengan perencanaan sektoral
I.
RPJPD
Visi
Misi
: TABANAN SEJAHTERA BERBASIS PERTANIAN
: 1.Mewujudkan sumberdaya manusia (SDM) yang sehat,
cerdas, produktif, dan religious
2.Mewujudkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi dan
keseimbangan lingkungan
Tujuan
: 1.Pembangunan Kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
2. Menjamin kuantitas dan kualitas air bersih
3. Menciptakan kawasan permukiman dan perumahan
yang aman, sehat, serasi dan nyaman
serta ramah
terhadap lingkungan
4.
Terlindunginya
sumber-sumber
mata
air
dan
tekendalinya pencemaran air permukaan
Sasaran
: Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai
bidang dengan menekankan pada pencapaian kesejahteraan
ekonomi masyarakat yang berbasis pertanian, pariwisata
budaya, dan kelestarian fungsi lingkungan dengan didukung
oleh sumberdaya manusia yang sehat dan kompetitif.
Indikator
: Dipertahankannya kawasan resapan air sebagai kawasan
non budidaya, perlindungan terhadap sumber-sumber mata
air, pengelolaan ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS)
secara terpadu, baik secara lintas sektor maupun lintas
wilayah, serta pembangunan yang berbasis tata ruang.
Target Capaian : Pengelolaan pembangunan di Kabupaten Tabanan dengan
mempertimbangkan keberlanjutan dan kelestarian fungsi
lingkungan
II.
RPJMD
Visi
: TABANAN SERASI (SEJAHTERA, AMAN, DAN
BERPRESTASI)
Misi
: 1. Membentuk SDM yang berkualitas, berbudaya, dan
berkeadilan sosial
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
peningkatan akses
Tujuan
dan pelayanan prima
: 1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia.
2. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan
Sasaran
: 1. Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan
2. Meningkatnya kualitas pemuda dan olah raga
3. Meningkatnya kualitas penanganan kependudukan
4. Meningkatnya upaya kesehatan perorangan
5. Meningkatnya upaya kesehatan masyarakat
Indikator
Target Capaian : Meningkatnya jumlah rumah tangga dengan akses sanitasi
: Meningkatnya jumlah rumah tangga dengan akses sanitasi
sebesar 6 Bh/1000 penduduk pada 2021
III.
RKPD
Visi
: TABANAN SERASI (SEJAHTERA, AMAN, DAN
BERPRESTASI)
Misi
: 1. Membentuk SDM yang berkualitas, berbudaya, dan
berkeadilan sosial
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
peningkatan akses
Tujuan
dan pelayanan prima
: 1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia.
2. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan
Sasaran
: 1. Meningkatnya akses dan kualitas pendidikan
2. Meningkatnya kualitas pemuda dan olah raga
3. Meningkatnya kualitas penanganan kependudukan
4. Meningkatnya upaya kesehatan perorangan
5. Meningkatnya upaya kesehatan masyarakat
IV.
Indikator
Target Capaian : -
: -
RTRW
Visi
: Sesuai dengan Visi pembangunan Kabupaten Tabanan yang
tertuang dalam RPJPD Kabupaten Tabanan 2005-2025 adalah
TABANAN SEJAHTERA BERBASIS PERTANIAN
Misi
: 1. Membentuk SDM yang berkualitas, berbudaya, dan
berkeadilan sosial
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
peningkatan akses
Tujuan
dan pelayanan prima
: Mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Tabanan yang hijau,
lestari dan berkelanjutan sebagai penyangga lingkungan,
kebudayaan dan perekonomian Bali yang berbasis kehidupan
agraris. berdaya saing dan terintegrasi dengan kepariwisataan
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerataan
pengembangan wilayah
Sasaran
: 1. Mengembangkan system pengolahan air limbah melalui
jaringan air limbah terpusat maupun setempat dengan
teknologi ramah lingkungan.
Indikator
: 1.Tersedianya system pengolahan air limbah setempat (on
– site) dan system pengolahan air limbah terpusat (off – site)
dengan jaringan perpipaan
2. Pengembangan Jaringan air limbah komunal di
kawasan-kawasan padat permukiman.
Target Capaian : 1. Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (On Site)
Dilakukan Secara Individual dengan
penyediaan bak
pengolahan air limbah atau tangki septik, tersebar di
seluruh wilayah
2. Sistem pengolahan air limbah terpusat (off
site)dengan system perpipaan meliputi:
1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tabanan
melayani Kawasan Perkotaan Tabanan;
2. IPAL Soka melayani Kawasan Efektif Kawasan
Pariwisata Soka;
3. IPAL Bedugul melayani Kawasan Efektif
KDTWK Bedugul; dan
4. IPAL Tanah Lot melayani Kawasan Efektif
KDTWK Tanah Lot.
3.
Pengembangan jaringan air limbah komunal di
kawasan-kawasan padat permukiman.
V.
MASTERPLAN SPAL dan SSK PEMUTAKHIRAN KAB. TABANAN
Visi Sanitasi : Terwujudnya Kabupaten Tabanan yang Sehat Melalui
Layanan Sanitasi Layak Tahun 2020
Misi Sanitasi : 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan
prasarana pengelolaan air limbah yang layak
2.
Meningkatnya
kesadaran
dan
pemberdayaan
masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan air limbah
domestik
Tujuan
: Mendukung pencapaian Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten
yang juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
arah dan tujuan pembangunan Kabupaten Tabanan
sebagaimana tertuang dalam dokumen RPJMD Kabupaten
Tabanan
Sasaran
: 1. Peningkatan budaya Hidup Bersih dan Sehat masyarakat
Kabupaten Tabanan
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
sanitasi di seluruh wilayah Kabupaten Tabanan
3. Pengembangan system onsite komunal dan tangki
septic sesuai standar SNI
4. Peningkatan pemanfaatan kearifan lokal dalam
menunjang pembangunan sanitasi terpadu
Indikator
: 1.tersedianya system pengolahan air limbah setempat (on
– site) dan system pengolahan air limbah terpusat (off –
site) dengan jaringan perpipaan
2. pengembangan jaringan air limbah komunal di
kawasan-kawasan padat permukiman.
Target Capaian : 1. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan
air limbah setempat (on site) dan terpusat (off site) yang
sesuai standar hingga 100 % RT di tahun 2019
2. Meningkatkan akses rumah tangga terhadap fasilitas
pengolahan limbah yang memadai
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat keterkaitan antara
dokumen RTRW, RPJPD, RPJMD, RPKD Kabupaten Tabanan dengan Masterplan SPAL
Kabupaten Tabanan dan SSK Pemutakhiran Kabupaten Tabanan. Target capaian yang
ingin diraih pada RTRW sejalan dengan yang ingin dicapai pada Masterplan SPAL
Kabupaten Tabanan dan SSK Pemutakhiran Kabupaten Tabanan.
Adapun program – program yang direncanakan untuk penanganan bidang air limbah di
Kabupaten Tabanan, baik jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang adalah
sebagai berikut :
Tabel 3. Rencana Pembiayaan Program Jangka Pendek, Menengah dan Panjang
No Permasalahan
Strategi Penanganan
Usulan Program
Jangka Pendek
1
2
3
4
5
7
8
Program IPAL off-site
sebanyak 30 unit di
Kecamatan
Tabanan,
Kediri dan Kerambitan
Penyusunan
studi
identifikasi
kelayakan
tangki septik
Penyusunan
studi
kelayakan IPAL Komunal
skala perkotaan
Penyusunan perda tentang
kewajiban
penyedotan
tangki septik berkala
Sosialisasi sanitasi pada
masyarakat
Rencana Biaya Jangka Menegah
Rencana Biaya Jangka Panjang
(Rp.)
(Rp.)
45.340.700.000
Program IPAL off-site 206.069.485.000 Program IPAL off-site
sebanyak
183
unit
sebanyak 444 unit tersebear
tersebar di seluruh
di seluruh kecamatan
kecamatan
Peningkatan layanan onsite
4.292.063.000
melalui MCK ++ sebanyak
200.000.000
Peningkatan layanan onsite melalui MCK ++
59 unit di setiap kecamatan
sebanyak 43 unit di
difokuskan
di
area
perdangangan dan jasa
300.000.000
setiap
kecamatan
difokuskan di area
maupun tempat umum
perdangangan dan jasa
lainnya
Sosialisasi sanitasi pada
100.000.000
maupun tempat umum 25.000.000
masyarakat
lainnya
Sosialisasi sanitasi pada
masyarakat
25.000.000
Masih ada masyarakat
yang tidak memiliki
jamban dan tangki
septik, 17,32% dari total
KK di Kab. Tabanan
Limbah Rumah Tangga
(RT) yang dikelola
secara komunal adalah
dengan septic tank
komunal/IPAL yang ada
baru mampu melayani
5% – 22% jumlah
penduduk
Sanitasi di kawasan
kumuh
dan
padat
penduduk
belum
optimal
Tingginya pencemaran
air
yang
yang
disebabkan
sanitasi
yang kurang baik
Terbatasnya pelayanan
sedot WC oleh Dinas
Perbaikan
dan
peningkatan
kepemilkan jamban dan tangki septik
Sosialisasi larangan BABs
Sosialisasi ke warga dan tukang
bangunan
Perlu Peraturan tentang tangki septik
sesuai SNI dan pengurasan berkala
Meningkatkan pelayanan sanitasi di
daerah padat penduduk dengan target
peningkatan pelayanan :
– Jangka pendek : peningkatan
pelayanan perkotaan sampai 25%
dan peningkatan kepemilikan
tangki septik sampai dengan 100%
– Jangka menengah : peningkatan
pelayanan off site sampai dengan
40% dan peningkatan kepemilikan
tangki septik sampai dengan 100%
– Jangka panjang : peningkatan
pelayanan off site sampai dengan
80%
Peningkatan
pelayanan
dengan
penambahan armada, SDM dan
kapasitas IPLT
Kawasan Pantai Tanah
Lot sebagai tempat
wisata
internasional
pelayanan
sanitasi
hanya
mengandalkan
MCK umum sedangkan
rumah
makan
dan
pertokoan
belum
memiliki sanitasi dan
pengolah limbah yang
baik
Belum tertatanya system
sanitasi di kawasan
wisata
Soka
dan
Bedugul
Peningkatan sanitasi di Kawasan Wisata Program
sanimas
di 950.000.000
Tanah Lot
Kawasan Wisata Tanah Lot
Peningkatan
layanan 800.000.000
sedot tinja melalui
pengadaan 2 armada dan
SDM
Optimalisasi IPLT
1.250.000.000
Peningkatan
sanimas 250.000.000
Kawasan Tanah Lot
Peningkatan sanitasi di Kawasan Wisata Program
sanimas
di 1.850.000.000
Soka dan Bedugul
Kawasan Wisata Soka dan
Bedugul
Peningkatan
sanimas
Kawasan Wisata Soka dan
Bedugul
Peningkatan layanan sedot 800.000.000
tinja melalui pengadaan 2
armada dan SDM
550.000.000
Peningkatan kapasitas IPLT
Rencana Biaya
(Rp.)
719.523.384.000
9.524.685.000
25.000.000
15.250.000.000
9
Sebagai hinterland Kota Permukiman baru wajib membuat IPAL
Denpasar
perkembangan
kota
mengarah ke Kediri dan
Tabanan
sehingga
pertumbuhan
dan
perkembangan
permukiman
baru
menngkat
akibat
perkembangan kota
Sumber : Masterplan SPAL Kabupaten Tabanan, 2014
Perencanaan
dan 1.500.000.000
pembangunan IPAL di
kawasan
permukiman/perumahan
Perencanaan
dan 1.500.000.000
pembangunan IPAL di
kawasan
permukiman/perumahan
Perencanaan
dan 1.500.000.000
pembangunan
IPAL
di
kawasan
permukiman/perumahan
BAB V. PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai pelayanan air limbah di Kabupaten Tabanan sudah sangat
baik, terutama di Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) wilayah
Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan).
Selain itu, kaitan antara tata ruang (RTRW) dengan dokumen perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Tabanan (RPJPD,
RPJMD, RKPD) dan dokumen sektoral (Masterplan SPAL dan SSK Pemutakhiran) sudah sangat sesuai. Hal ini menandakan
komitmen Pemerintah Kabupaten Tabanan berkomitmen dalam penataan ruang serta peduli dengan lingkungan khususnya
dalam hal pengelolaan air limbah, dimana air limbah menjadi salah satu topik dalam pencapaian target universal access 100 –
0 -100 pada tahun 2019.
DAFTAR PUSTAKA :
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tabanan, 2011, Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Tabanan Tahun 2005-2025, BAPPEDA Kabupaten Tabanan, Tabanan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tabanan, 2016, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Tabanan Tahun 2016-2021, BAPPEDA Kabupaten Tabanan, Tabanan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tabanan, 2017, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Kabupaten Tabanan Tahun 2018, BAPPEDA Kabupaten Tabanan, Tabanan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tabanan, 2012, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Tabanan Tahun 2012-2032, BAPPEDA Kabupaten Tabanan, Tabanan
Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan, 2015, Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2016-2020, Pokja Sanitasi Kabupaten
Tabanan
Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Prov. Bali, 2014, Fasilitasi Penyusunan Masterplan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Tabanan, PT. Parama Krida Pertama, Tabanan
Republik Indonesia, 2004. Undang-Undang NO 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Republik Indonesia, 2014. Undang-Undang NO 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Republik Indonesia, 2010. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.