Makalah Pengantar Studi Islam Pokok Poko

MAKALAH
PENGANTAR STUDI ISLAM
POKOK – POKOK AJARAN ISLAM

`

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
SEPTEMBER 2015

MAKALAH
PENGANTAR STUDI ISLAM
POKOK – POKOK AJARAN ISLAM
Makalah diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam
yang dibimbing oleh Ahmad Afif, MEI

Kelompok 1
1. Machallafri Iskandar (E20151001)
2. Yusrotul Rosidah (E20151003)
3. Linda Agesta Septialini (E20151004)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
SEPTEMBER 2015

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah
dengan judul: ”Pokok-pokok Ajaran Islam”. Salawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan
pengikut-pengikutnya sampai hari penghabisan.
Atas bimbingan kekompakan kelompok 1 dan saran dari teman-teman maka
disusunlah Makalah ini, semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi
kami semua dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Studi Islam dan
semoga segala yang tertuang dalam Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun bagi para pembaca dalam rangka membangun khasanah keilmuan. Makalah
ini disajikan khusus dengan tujuan untuk member arahan dan tuntunan agar yang
membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada:
1. Dosen Pembimbing mata kuliah Pengantar Studi Islam, Ahmad Afif, MEI.
2. Semua pihak yang telah membantu demi terbentuknya Makalah.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang
bersifat membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah
selanjutnya.
Akhirnya

hanya kepada

Allah SWT

kita

kembalikan

semua,

karena

kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.


Jember, 01 September 2015
Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................

i

HALAMAN JUDUL.............................................................................................

ii

KATA PENGANTAR...........................................................................................

iii

DAFTAR ISI.........................................................................................................

iv


BAB I

PENDAHULUAN.............................................................................

1

1.1.

Latar Belakang........................................................................

1

1.2.

Rumusan Masalah...................................................................

1

1.3.


Tujuan Penulisan....................................................................

2

1.4.

Manfaat Penulisan..................................................................

2

1.5.

Sistematika Penulisan.............................................................

2

PEMBAHASAN..................................................................................

3


BAB II

3.1.

Akidah..................................................................................

3

3.2.

Syariah....................................................................................

6

3.3.

Akhlaq.....................................................................................

8


3.4.

Perbedaan Paham Dikalangan Umat Islam.............................

11

PENUTUP..........................................................................................

13

4.1.

Simpulan.................................................................................

13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

14


BAB IV

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Jaman seperti sekarang ini, banyak sekali permasalahan-permasalahan
yang terjadi dalam praktek ibadah seorang muslim. Salah satu permasalahan yang
kian menjamur adalah menyangkut praktek dasar ajaran Islam. Dasar ajaran Islam
yang terdiri dari akidah, syari‟ah, dan akhlak sering sekali dilupakan
keterkaitannya. Sudah banyak orang yang melakukan ibadah namun hanya untuk
di pamerkan kepada orang lain, padahal itu sangat bertentangan dengan ajaran
islam yang dimana apabila seseorang ingin beribadah, maka niatkan ibadah itu
untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT.

Itulah yang menjadikan suatu

perbuatan yang seharusnya mendapat ganjaran pahala, tapi malah menjadi suatu
kesia-siaan karena tidak dilakukan semata-mata karena Allah. Melihat hal
tersebut, kami bermaksud untuk mengingatkan dan menegaskan kembali
komposisi dasar dari ajaran agama islam, yaitu Akidah, Akhlak dan Syariah.

Tidak hanya membahas komposisi dasar ajaran agama islam, disini kami
juga membahas perbedaan paham yang terjadi dikalangan umat muslim, dimana
dengan perbedaaan tersebut sering terjadi permusuhan. Jadi kami, ingin
meluruskan cara menghadapi perbedaan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah yang
berjudul “Pokok-pokok Ajaran Islam”, antara lain :
1. Apakah yang dimaksud akidah?
2. Apakah akidah ada sangkut pautnya dengan rukun iman?
3. Apakah yang dimaksud akhlak?
4. Ada berapa mahzab yang membahas tentang akhlak?
5. Apakah yang dimaksud syariah?
6. Bagaimana cara menghadapi perbedaan paham dikalangan umat islam?

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “Pokok-pokok Ajaran Islam”,
yaitu:
1. Menjelaskan dan mendekripsikan mengenai pokok-pokok ajaran islam
yang terdiri dari Akidah, Akhlak, Syariah.
2. Membahas perbedaan paham dikalangan umat islam dan cara

menghadapinya.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat makalah yang berjudul “Pokok-pokok Ajaran Islam”, yaitu :
1. Dapat memahami tentang pokok-pokok ajaran islam yang tediri dari
akidah, akhlak dan syariah.
2. Dapat mengaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dapat menghadapi perbedaan paham dengan bijak.
1.5 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan:
1.1 LatarBelakang
1.2 RumusanMasalah
1.3 TujuanPenulisan
1.4 ManfaatPenulisan
1.5 SistematikaPenulisan
Bab II Pembahasan:
1.1 Akidah
1.2 Syariah
1.3 Akhlak
1.4 Perbedaan Paham Dikalangan Umat Islam
Bab IV Penutup:

4.1 Simpulan
4.2 Saran

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Akidah
1.1. Pengertian Akidah
Akidah adalah keyakinan atau keimanan yang mengikat hati
seseorang terhadap sesuatu yang diyakini dan diimani selama hidupnya.
Dalam berakidah tidak boleh setengah hati tetapi harus meyakini dengan
sepenuh hati tanpa ada keraguan sedikitpun didalam hatinya.1
1.2. Rukun Iman
Rukun iman juga berkaitan dengan akidah. Karena tentang
keimanannya terhadap rukun-rukun iman dan peranannya dalam kehidupan
beragama. Rukun iman yang berupa keimanan kepada Allah dan para rasul,
para malaikat,kitab-kitab yang diturunkan pada rasul-rasul,hari akhir, dan
qadha’ dan qodar.
1.

Iman Kepada Allah

Iman kepada Allah yaitu percaya dengan sepenuh hati akan kebesaran yang
dimiliki Allah, mengikuti petunjuk Allah yang terdapat dalam al-qur’an,
mengerjakan apa yang telah diperintahkan sesuai dengan tuntunan alqur’an dan hadits.2 Dampak positif sekalipun manfaat iman kepada Allah
yaitu mendorong seseorang untuk bertakwa kepada Allah dengan
menyadari adanya Allah bawasannya Allah selalu mengawasi segala
perbuatan kita, menimbulkan kekuatan batin, ketabahan, keberanian,serta
saling menghargai sesame manusia, mendatangkan rasa tentram,aman,dan
damai.

1
2

Mahmud Syaltut, Al-Islam ‘Aqidah wa Syariah (Beirut: Dar al-Syuruq, 1972), Cet. Ke 6, hal. 22.
Ibid., hal. 11.

2.

Iman Kepada Malaikat

Malaikat mempunyai kekuatan yang luar biasa dengan ijin Allah, malaikat
senantiasa bertasbih, bertunduk, serta patuh terhadap Allah. Tugas tugas
malaikat Malaikat Jibril brtugas menyampaikan wahyu, Malaikat Mikail
bertugas memberi rejeki kepada makhluk Allah, Malaikat Israfil bertugas
meniup sangkakala, Malaikat Izra’il bertugas mencabut nyawa, Malaikat
Ridlwan bertugas menjaga surge, Malaikat Malik bertugas menjaga neraka,
Malaikat Raqib dan Atid bertugas mencatat amal perbuatan manusia,
Malaikat Munkar dan Nakir bertugas menanyai manusia didalam alam
kubur. Manfaat iman kepada malaikat yaitu dapat mendorong seseorang
untuk selalu bersikap baik, berhati-hati dalam berperilaku, menjadi
seseorang merasa nyaman dan tentram dalam menjalankan hidupnya.
3.

Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Beriman kepada kitab-kitab Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati
bahwa Allah telah menurunkan beberapa kitabnya kepada rasulnya yang
berisi tentang aturan-aturan Allah.3 Manfaat beriman kepada kitab-kitab
Allah yaitu mendidik umat islam untuk bersikap toleran terhadap pemeluk
agama lain, memberikan keyakinan kepada umat islam bahwa al-qur’an
merupakan kitab penerus dan pelengkap terhadap semua kitab sebelumnya.
4.

Iman Kepada Para Nabi dan Rasul

Iman kepada para Nabi dan Rasul berarti percaya bahwa Allah telah
memilih untu bertugas menyampaikan segala wahyu yang diterima dari
Allah kepada umat manusia. Sifat-sifat para Nabi yaitu Shiddiq artinya
benar dan jujur dalam berkata, Amanah artinya terpercaya , Tabligh artinya
menyampaikan segala wahyu/amanat Allah, Fathanah artinya cerdas ,
pandai, dan bijaksana. Manfaat iman kepada para Nabi dan para Rasul
yaitu menjadikan seseorang muslim untuk bersikap toleran terhadap
pemeluk agama lain, memberi keyakinan kepada orang muslim bahwa
semua Nabi dan Rasul mempunyai misi suci yang sama.
3

Ibid., hal. 55.

5.

Iman Kepada Hari Kiamat

Iman kepada hari kiamat atau hari akhir berarti percaya semua akan mati
yang kemudian akan dibangkitkan kembali. Kiamat dibagi menjadi dua
yaitu kiamat sugra yang artinya kiamat kecil seperti bencana, dan kiamat
kubra artinya kiamat besar yaitu lenyapnya seluru alam semesta. Tandatanda kecil hari kiamat yaitu banyaknya jumlah wanita disbanding lakilaki, penghianatan dianggap berjasa atau pahlawan, manusia berlomba
membangun gedung-gedung tinggi dengan maksud riya’, perhiasan masjid
berlebihan, penyalah gunaan jabatan , perzinaan dan minuman keras
merajalela. Tanda-tanda besar hari kiamat diantaranya yaitu keluarnya
dajjal, nabi isa turun ke bumi untuk mengoreksi kesalahan doktrin agama
Kristen, bintang yang misterius sekali keluar dari bumi, matahari terbit dari
arah baratkitab suci al-qur’an lenyap dari muka bumi. Hikmah iman pada
hari akhir yaitu berperilaku baik,menjaga diri dan senantiasa taat kepada
Allah.
6.

Iman Kepada Qadar atau Takdir

Beriman pada qadar atau takdir berarti percaya bahwa Allah itulah yang
menjadikan mkhluknya dengan kodrat (kekuasaan),iradat (kehendak), dan
hikmahnya (kebijaksanaan), dan juga percaya bahwa Allah mempunyai
beberapa sunnah/hukum dalam menciptakan makhluknya. Iman kepada
qadla’ dan qadar tidak berarti membuat manusia untuk pasif atau menyerah
terhadap keadaan yang dihadapinya tanpa adanya usaha ,tanpa adanya
untuk mengubah nasibnya menjadi yang lebih baik lagi sesuai dengan apa
yang kita inginkan. Karena dalam salah satu firman Allah telah ditegaskan
bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu bangsa hingga bangsa itu
sendiri mau mengubah nasibnya. Manfaat iman kepada qadla’ dan qadar
yaitu dapat mendorong seseorang untuk bersikap berani dalam menegakkan
keadilan dan kebenaran, dan dapat menimbulkan ketenangan jiwa dan
pikiran pada diri seseorang.

2.2 Syariah
Istilah syariah dalam konteks kajian hukum islam lebih menggambarkan
kumpulan norma-norma hukum yang merupakan hasil dari proses tasyri’. Maka
dari itu ada baiknya jika sebelum kita memaparkan tentang syariah terlebih
dahulu memaparkan apa itu tasyri’.
Kata tasyri’ adalah bentuk mashdar dari syarra’a, yang berarti
menciptakan dan menetapkan syariah4. Sedangkan istilah ulama fiqih bermakna
“menetapkan norma-norma hukum untuk menata kehidupan manusia baik dalam
hubungannya dengan Allah SWT, maupun dengan manusia lainnya”.5
Pada dasarnya Allah SWT-lah yang memiliki wewenang untuk
menetapkan hukum tersebut, karena Dia adalah pencipta umat manusia dan
segenap Makhluk-Nya yang lain, sementara norma-norma hukum tersebut
merupakan ketentuan yang mengatur kehidupan mereka. Dan para Rasul-lah
yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan dan menerangkan normanorma hukum tersebut kepada manusia. Akan tetapi, karena pernyataanpernyataan eksplisit Al-Quran itu banyak yang mujmal, umum dan merupakan
respond yuridis terhadap produk-produk kultur manusia, sementara penjelasanpenjelasan Al-Sunnah juga terkait dengan zaman dan lingkungan tertentu, maka
untuk beberapa hal perlu kajian-kajian ijtihadi sebagai penjelasan lebih lanjut
terhadap tuntutan nash, serta jawaban terhadap berbagai persoalan yang belum
tersentuh oleh kedua sumber hukum tersebut.
Oleh karena itu, para ulama membagi tasyri’ menjadi dua, yaitu tasyri’
samawi (ilahy) dan tasyri’ wadh’i.6 Yang di maksud dengan tasyri’ samawi
(ilahy) adalah penetapan hukum yang dilakukan langsung oleh Allah dan RasulNya dalam

Al-Quran dan Al-Sunnah. Ketentuan-ketentuan tersebut bersifat

abadi dan tidak bisa berubah, karena hanya Allah SWT-lah yang bisa mengubah
semua ketentuan-ketentuan tersebut, manusia hanya bisa mengamalkan dari
ketentuan-ketentuan Allah tersebut. Sedangkan maksud dari tasyri’ wadh’i
4

Jamaluddin bin Muhammad al-Afriqi, Lisan al-arab, (Beirut: Dar al-Shhadir, t.th), Jld. VII, hal. 157.
Muhammad Faruq Nabhan, al-Madkhal li-Tassyri’ al-Islami (Beirut : Dar al-Qalam, 1981), hal.11.
6
Ibid.,hal.56.
5

adalah penentuan hukum yang dilakukan oleh para mujtahid, baik mujtahid
mustambith maupun muthabiq. Ketentuan-ketentuan dari kajian mereka itu tidak
abadi dan dapat berubah, karena merupakan hasil manusia biasa yang jauh dari
kata kesempurnna dalam melakukan sesuatu termasuk dalam mengkji ketentuanketentuan tersebut. Kajian ketentuan-ketentuan hukum jenis kedua ini, meskipun
kajian manusia dapat tetap dikatakan syariah apabila kiblatdari kajian tersbut
adalah Al-Quran dan Al-Sunnah.
Berpindah ke syariah. Kata syariah menurut bahasa adalah jalan tempat
keluarnya air untuk diminum”.7 Lalu bangsa Arab mengartikan kalimat tersebut
untuk konotasi jalan yang lurus. Dan pada saat itu dipakai dalam pembahasan
hukum jadi bermakna “segala sesuatu yang disyariatkan Allah kepada hambahamba-Nya,8 sebagai jalan lurus untuk memperoleh kebahagian dunia dan
akhirat.
Menurut Manna’ Al-Qathan istilah syariah itu mencakup aspek akidah
dan akhla selain aspek hukum.Sebagaimna yang telah dikatakan “segala
ketentuan Allah yang disyariatkan bagi hamba-hamba-Nya”.9 Dengan pengertian
ini, Manna’ al-Qhatan ingin membedakan antara syariah sebagai ajaran yang
langsung dari Allah SWT dengan perundang-undangan hasil pemikiran manusia.
Namun dia mengidentikkan syariah dengan agama.
Sejalan dengan ini, Faruq Nabhan juga berpendapat bahwa syariah itu
mencakup aspek akidah, akhlak, dan amaliah. Namun menrutnya, istilah syariah
itu terkadang terkonotasi fiqh,10

yaitu pada norma-norma amaliah beserta

implikasi kajiannya.
Muhammad Shaltout memberikan pengertian tentang syariah juga, yang
mana menurut Mahmud Shalout syariah itu adalah ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan Allah SWT atau hasil pemahaman atas dasar ketentuan tersebut, untuk
dijadikan pegangan oleh umat manusia baik dalam hubungannya dengan Allah
7

Manna’ al-Qathan, al-Tasyri’.,hal.15.
Faruq Nabhan, opcit., hal.15.
9
Manna’ al-Qathan, al-Tasyri’., hal.15.
10
Faruq Nabhan, opcit., hal. 13.
8

SWT, dengan umatmanusia lainnya, orang islam dengan non-muslim, dengan
alam maupun dalam menata kehidupan ini.11
Mahmud Shaltout berpendapat lebih jauh bahwa aspek akidah tidak
termasuk pada pembahasan dan kajian syariah karena akidah menurutnya
merupakan landasan bagi tumbuh di berkembangnya syariah, sedangkan syariah
adalah sesuatu yang harus tumbuh di atas aqidah tersebut.12
Pengertian yang dikemukakan Shaltout ini dapat mewakili dua jenis
syariah, yaitu ketentuan-ketentuan yang diturunkan serta dikeluarkan oleh Allah
SWT dan Rasul-Nya, serta norma-norma hukum hasil kajian paraulama
mujtahid, baik melalui qiyas maupun maslahah. Dan pengertian itu juga
membatasi syariah pada aspek hukum yang mengatur hubungan manusia dengan
Allah SWT, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam/lingkungan
sosialnya.
Aspek hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT
disebut ibadah, sementara aspek hukum yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia lain, alam dan lingkungannya disebut muamalah.
2.3 Akhlaq
3.1.

Secara etimologi kata akhlak berasal dari bahasa arab akhlaq, yang
merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, yag artinya budi pekerti, peringai,
tngkah laku atau tabiat.13 Kesamaan akar kata seperti ini mengisyaratkan
bahwa salam akhlak tercakup pengerian tercipanya keterpaduan antara
kehendak khaliq (tuhan) dengan perilaku makhluk (manusia).

3.2.

Secara terminologis, ada beberapa definisi tentang akhlak, antara lain:
1. Menurut al ghazali:

11

Muhammad Shalout, al-islam aqidah wa al-Syariah (Beirut: Dar al-Qalam, 1996), Cet.3, hal. 12.
Ibid., hal. 13.
13
Muhammad Musthafa Abu al-‘Ula, Hadist al-Islam, (Mesir: tp., 1958), hal. 28.
12

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.14
2. Menurut Ibrahim anis:
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang buruk dengannya
lahirlah perbuatan-perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan
pemikiran dan pertimbangan15
3. Menurut abd al-kharim zaidan
Akhlak adalah kumpulan nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam
jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai
perbuatannya baik atau buruk .16
Ketiga definisi tersebut sepakat menyatakan bahwa akhlak adalah sifat
yang tertanam dalam jiwa manusia , shingga ia akan muncul secara spontan
bilamana diperlukan tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan
terlebih dahulu.
Disamping istilah akhlak, juga dikenal istilah etika dan moral. Akhlak
standartnya adalah al quran dan hadist nabi, etika standartnya pertimbangan
akal pikiran, dan moral standartnya adat kebiasaan yang umum berlaku
dimasyarakat.
3.3.

Beberapa madzhab akhlak
Para pakar akhlak sejak dahulu tidak sependapat dalam persoalan sumber
yang mendorong munculnya akhlak atau ukuran untuk menentukan baik dan
buruk, sehingga memunculkan beberapa madzhab atau pendapat,.
1. Adat istiadat
Setiap suku bangsa atau bangsa mempunyai adat istiadat dan aturanaturan yang diharapkan munculnya kebaikan jika diikuti sehingga mereka
mendidik anak-anak mereka untuk tunduk pada adat itu. Sebagian pakar

14

Abu Hamid al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din (Beirut: Dar al-Fikr, 1989) Jld. 3, hal. 58.
Ibrahim Anis, al-Mu’jam al-Wasith (Kairo: Dar al-Ma’arif, 1972), hal. 202.
16
Abd. Al-Karim Zaidan, Ushul al-Dakwah (Baghdad: Jam’iyyah al-Amani, 1976), hal. 75.
15

berpendapat bahwa adat istiadat itulah yang menjadi parameter akhlak atau
sebagian ukuran baik dan buruk.
2. Manfaat materi
Sebagian pakar berpendapat bahwa manfaat materi adalah sebagai
parameter akhlak. Pendapat ini sangat berbahaya bagi terjalinnya hubungan
kemasyarakatan, baik antar individu, individu dengan masyarakat, bahkan
antar masyarakat.
3. Hedonisme/kesenangan
Bahagia adalah tujuan akhir dari hidup manusia. Mereka mengartikan
bahagia dengan kelezatan dan sepi dari penderitaan.
4. Egoistic hedonism
Mazhab ini menyatakan bahwa manusia itu hendaknya mencari sebesar
besarnya kelezatan untuk dirinya sendiri. Mazhab ini memiliki kelemahan,
yaitu pengikutnya menjadi orang yang bersifat angkuh, tidak melihat dalam
segala perbuatannya kecuali dirinya sendiri dan ia tidak peduli apakah
perbuatannya mengakibatkan orang lain hidup atau mati.Universitalic
hedonisme, Paham ini menghendaki agar manusia itu mencari kebahagiaan
yang sebesar-besarnya untuk sesama manusia, bahkan segala makhluk yang
berperasaan. Maka kejujuran adalah teruji karena menyebabkan kebahagiaan
manusia, dan dengan kejujuran masyarakat akan menjadi terhormat dan
kekal.
5. Moderat
Madzhab ini yang paling banyak tersebar dan banyak pula pengaruhnya
terhadap para peneliti dan pelajar, sejak aristoteles meletakkan ukuran
akhlak dengan mengatakan bahwa prinsip kemuliaan ialah pertengahan
diantara dua sisi.

2.4 Perbedaan Paham Dikalangan Umat Islam
4.1. Dasar

‫ تم ا كتا ب ا ل وسنة‬t‫ مو ان ين تن تم وا ما ت سكت‬t‫ كتك‬羳‫ك‬

‫ت‬

‫رست يه‬
Aku tinggalkan dua pusaka yang bila kalian berpegang teguh pada keduanya
kalian tidak akan sesat selamnya.
‫ تسنتى وسنة ميخ فأ مي م شدان مي مد اتن‬t‫ كست ى متتفكا كثت م كع تك‬t‫ون اعش ونك‬
Barang siapa yang hidup kelak ,maka akan melihat perbedaan yang banyak ,
maka tetaplah kalian berpegang teguh pada sunahku dan sunah penggantipenggantiku yang telah mendapat petunjuk.
‫ ممنصارى ل ى ملنتن وسبعتن ك قة وستفت ه ه ا ماوة ل ى لفا وسههبعتن ك قههة ك مهها كى‬羳‫مكت ق‬
‫مينار ما ومحدة ون هى اا رست اما قال ون منا ل ته ميتتم ومصحا تى روما ميج الة‬
Orang Nasrani pecah menjadi tujuh puluh dua golongan, Umatku ini akan
pecah menjadi tujuh puluh tiga golongan semuanya di Neraka, kecuali yang
satu golongan. Sahabat bertanya siapa Golongan yang selamat itu ya
Rasulallah. Rasul Menjwab :Ialah orang orang yang mengikuti aku dan
Sahabat-sahabatku.
4.2.

Perbedaan Paham di Kalangan Ummat Islam
1. Beda dibidang Ushul /Aqidah : Perbedaan ini menimbulkan pemisahan
Kafir dan Mukmin. Sehingga perbedaan ini menimbulkan peng-halal-an
darah dan pembunuhan bagi yang dianggap Kafir.
2. Perbedaan dibidang Furu’/Fiqih : Perbedaan ini membawa Rahmat,
sebab ketika menghadai persolan yang sulit bisa memilih yang mungkin
dilakukan(misalnya tentang batalnya Wudhu)

4.3. Sebab-Sebab Timbulnya Perbedaan Paham

1. Adanya perbedaan dalam memahami bahasa dalam Al Quran dan hadis
yang bisa diartikan dengan beberapa makna.
2. Adanya cara pandang yang berbeda mengenai hadis-hadis yang sah
sebagai dasar hukum utamnya hadis Dhoif.
3. Adanya perbedaan paham mengenai cara pengambilan hukum.
(Thoriqotil Istinbathul Ahkam )
4.4. Sikap Muslim dalam Menghadapi Perbedaan Paham
1. Me'amalkan sesuai dengan keyakinannya.
2. Tidak menyalahkan orang lain yang berpaham berbeda.
3. Dalam hal aqidah tidak mengkafirkan orang lain selama dasar
hukumnya tidak pasti (Qoth'i)

BAB III
PENUTUP
4.1 Simpulan
Pokok-pokok ajaran islam terdiri dari 3 hal, yaitu: Aqidah, Syariah dan
Akhlak. 3 pokok ajaran islam tersebut adalah 3 hal dasar yang wajib kita pegang
teguh dan kita tanam dalam diri kita sebagai umat islam. Kita sebagai umat islam
yang bukan islam KTP harus benar-benar paham dan mengerti dengan 3 hal dasar
tersebut. Umat islam yang dikatakan paham dan mengerti dengan 3 pokok ajaran
islam tersebut apabila bisa langsung mengamalkan apa yang ada dalam 3 hal pokok
tersebut.
Apabila 3 pokok ajaran islam itu sudah benar-benar tertanam dalam diri kita
sebagai umat manusia, maka ketika kita bertemu dengan paham-paham yang begitu
banyak dengan membawa-bawa nama islam, kita tidak gampang goyah, karena kita
sudah menjadi umat islam yang bukan islam KTP. Kita dapat mengetahui dengan
jelas bahwa mana pahamyang benar (sesuai dengan ajaran islam) dan mana paham
yang salah (tidak sesuai dengan ajaran islam)

DAFTAR PUSTAKA

Studi Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2002
Anonim. 2009. Perbedaan Paham Dikalangan Umat Islam, (Online),
(http://neksneen.tumblr.com/post/10479030249/sebab-timbulnya-perbedaan-paham
di-kalangan-ummat)