DESKRIPSI TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH PARA SISWA KELAS X SMA PANCA SETYA SINTANG TAHUN AJARAN 20092010 Skripsi

  

DESKRIPSI TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI

DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

PARA SISWA KELAS X SMA PANCA SETYA SINTANG

TAHUN AJARAN 2009/2010

Skripsi

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh:

  Irna Paulina 041114039

  

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  DESKRIPSI TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH PARA SISWA KELAS X SMA PANCA SETYA SINTANG TAHUN AJARAN 2009/2010 Skripsi

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh:

  Irna Paulina 041114039

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

ABSTRAK

DESKRIPSI TINGKAT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI

DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

PARA SISWA KELAS X SMA PANCA SETYA SINTANG

TAHUN AJARAN 2009/2010

Irna Paulina

  

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2010

  Penelitian ini adalah penelitian pendidikan, khususnya bimbingan dan konseling di sekolah dan termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. populasi penelitian ini adalah para siswa kelas X. Sampel penelitian adalah para siswa kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 78 siswa. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik simpel random sampling.

  Masalah penelitian ini adalah (1) sejauh manakah tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah para siswa putra kela X SMA Panca Setya tahun ajaran 2009/2010? (2) sejauh manakah tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah para siswa putri kelas X SMA Panca Setya tahun ajaran 2009/2010? (3) apakah ada perbedaan yang signifikan kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah antara para siswa putra dan putri kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010?

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah dengan jumlah pernyataan sebanyak 76 item. Instrumen tersebut disusun berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian, kajian teoritis dan semua unsur dalam kegiatan belajar mandiri.

  Hasil penelitian ini adalah (1) jumlah siswa putra yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah (53%) lebih banyak daripada jumlah siswa putra yang termasuk dalam kategori tinggi (47%). (2) jumlah siswa putri yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah (54%) lebih banyak daripada jumlah siswa putri yang termasuk dalam kategori rendah (46%). (3) uji hipotesis membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada siswa putra dan putri dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) jumlah siswa putra yang termasuk kategori rendah dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah (53%) lebih banyak daripada jumlah siswa putra yang termasuk kategori tinggi (47%) (2) jumlah siswa putri yang termasuk kategori tinggi dalam kegiatan belajar mandiri mata pelajaran Sejarah (54%) lebih banyak daripada jumlah siswa putri yang termasuk kategori rendah (46%) (3) tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa putra dan siswa putri dalam kegiatan belajar mandiri

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Drs. Wens Tanlain, M.Pd., dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan dengan sabar membimbing selama penulisan skripsi ini sampai selesai.

  2. Ibu Dr. M. M. Sri Hastuti, M. Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali penulis dengan berbagai macam teori-teori ilmu pengetahuan.

  4. Ibu Dra. Cornelia L. L., Kepala SMA Panca Setya Sintang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA Panca Setya Sintang.

  5. Suster Yuli, guru BK yang telah memberikan waktu kepada penulis untuk menggunakan jadwal mengajarnya untuk melakukan penelitian.

  6. Para siswa kelas X SMA Panca Setya Sintang yang telah berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.

  7. Kedua orang tuaku tercinta Yohanes Lahong dan Monika Siti yang selama ini

  8. Saudara-saudaraku, Alexander sekeluarga, Viktor Roni sekeluarga, dan adikku Kasianus Isak Dani, terima kasih atas dukungan dan doanya.

  9. Albert Frengky S., yang selalu mendukung, memberi nasihat, memotivasi, dan doanya serta cinta kepada penulis.

  10. Teman-teman kelompok PPL I, II dan PPL Plus, Sigit, Leni, Ria, Tina, Phimpom, Aca, om Gerald, Romo Agus, Mb Wica, senang bisa bekerja sama, terima kasih atas saran, canda, tawa dukungan dan doanya.

  11. Teman-teman BK angkatan ’04, atas kebersamaan, dukungan, kerja sama selama penulis kuliah.

  12. Miloh dan Ecim yang telah mendampingi dan menemani penulis dalam proses pengumpulan data.

  13. Semua pihak yang telah membantu selama proses penulisan skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Semoga skripsi ini berguna bagi siapa saja yang berkecimpung dalam dunia Bimbingan dan Konseling di sekolah

  Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………………….…….. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………..... ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………… iii HALAMAN MOTTO ………………………...………………………..……… iv HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………….……… v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………….….…….. vi ABSTRAK…………………………………………………………………….. vii

  

ABSTRACT ………………………………………………………….…………. viii

  PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………….….…… ix KATA PENGANTAR………………………………………………….……… x DAFTAR ISI…………………………………………………………………... xii DAFTAR TABEL……………………………………………………………... xv DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xvi

  

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah……………………………………………………. 5 C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 5 D. Manfaat Penelitian…………………………………………………… 6 E. Batasan Istilah dan Definisi Operasional Variabel……………..……. 7 1. Batasan Istilah……………………………………………….…… 7 2. Definisi Operasional Variabel……………………………….….... 7 F. Hipotesis Penelitan………………………………………….……….. 8

BAB II KAJIAN TEORITIS………………………………………….……... 9

A. Pendidikan Sekolah Menengah Atas………………………………… 9 1. Pengertian Pendidikan Sekolah Menengah Atas………………… 9 2. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas……………………. 9 3. Kurikulum Sekolah Menengah Atas…………………………….. 10 B. Kegiatan Pendidikan………………………………………………… 12 1. Pola Umum Pengajaran Kelas………………………………….... 12 2. Pengajaran Sejarah……………………………………………..... 14 C. Layanan Bimbingan Belajar…………………………………………. 16 1. Latihan Pengaturan Jadwal Belajar……………………………… 17 2. Latihan Penggunaan Sumber Bahan Tertulis……………………. 17 3. Latihan Penggunaan Sumber Belajar Bahan Masyarakat……….. 19 D. Kegiatan Belajar Mandiri Siswa dalam Mata Pelajaran Sejarah…….. 19 1. Pengertian Kegiatan Belajar Mandiri……………………………. 19 2. Sumber Belajar yang Digunakan Siswa…………………………. 21 3. Cara Belajar dengan Sumber Belajar……………………………. 21 E. Jenis Kelamin dan Tingkat Kegiatan belajar Mandiri Mata Pelajaran Sejarah………………………………………………………….…….. 24

  B.

  Alat Pengumpul Data………………………………………………... 26 1.

  Kuesioner Kegiatan Belajar Mandiri dalan Mata Pelajaran Sejarah………………………………………………………….... 26 2. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner……………………….……. 28 C. Populasi dan Sampel Penelitian……………………………….……... 29 D. Pengumpulan Data…………………………………………….……... 30 1.

  Tahap Persiapan…………………………………………….……. 30 2. Tahap Pelaksanaan………………………………………….……. 30 E. Teknik Analisis Data…………………………………………….…... 31 1.

  Perhitungan Koefisien Reliabilitas dengan Teknik Belah Dua Gasal-Genap……………………………………………………… 31 2. Menghitung Koefisien Validitas…………………………………. 32 3. Mean…………………………………………………….………... 32 4. Chi-Kuadrat……………………………………………………… 33

  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………… 34

A. Hasil Penelitian………………………………………………….….… 34 B. Pembahasan Hasil Peneliitian…………………………………..…….. 37

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN………...…… 40

A. Kesimpulan……………………………………………………..…….. 40 B. Keterbatasan…………………………………………………………. 40 C. Saran…………………………………………………………………. 41

Daftar Pustaka…………………………………………….………….……….. 42

Lampiran

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Struktur Kurikulum SMA Kelas X …………………………

  11 Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner…………………………………………….. 27 Tabel 3. Klasifikasi Koefisien Korelasi Alat Ukur……………………… 29 Tabel

  4. Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah Siswa Putra Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran 2009/2010………………………………………………

  34 Tabel

  5. Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah Siswa Putri Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran 2009/2010………………………………………………

  35 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah Para Siswa Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran 2009/2010………………………………

  36

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Kuesioner Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah…………………………………………………………..

  44 Lampiran 2. Tabel Skor-skor Kuesioner Tingkat Kegiatan Belajar Mandiri dalam Mata Pelajaran Sejarah Siswa Putra dan Putri Kelas X SMA Panca Setya Sintang Tahun Ajaran 2009/2010…………...................................................................

  53 Lampiran 3. Hasil perhitungan Mean………………………………………... 54 Lampiran

  4. Tabel Persiapan Perhitungan Koefisien Reliabilitas dan Validitas dengan Teknik Belah Dua Ganjil- genap……………………………………………..……………...

  55 Lampiran 5. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Ganjil-Genap, Koefisien Reliabilitas, dan Koefisien Validitas Kuesioner………………...

  58 Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian…………………………………………….. 60

BAB I PENDAHULUAN

    A.

   Latar Belakang Masalah

  Perkembangan jaman yang semakin modern akan menuntut pendidikan yang semakin lebih berkualitas. Pendidikan diperlukan oleh semua orang karena pendidikan merupakan dasar bagi kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Pendidikan dimulai sejak individu lahir dan berawal dari lingkungan keluarga, kemudian dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan awal bagi pendidikan dasar bagi setiap individu. Proses pendidikan akan berlanjut sepanjang umur hidup manusia.

  Pendidikan anak dalam keluarganya akan dilanjutkan ke pendidikan sekolah. Sekolah mempunyai peranan penting dalam pembentukan pribadi anak. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang melaksanakan pendidikan yang terencana dan terorganisasi sesuai dengan kurikulum.

  Kurikulum tersebut berisi sejumlah mata pelajaran (akademik dan non akademik) yang diwujudkan dalam kegiatan pengajaran, pembimbingan, dan pelatihan.

  Mata pelajaran pada Sekolah Menengah Atas adalah Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Seni budaya, Pendidikan jasmani, Teknologi dan komunikasi, Keterampilan/bahasa asing,

  Kegiatan pengajaran ditandai dengan siswa berinteraksi dengan guru. Guru menjelaskan isi mata pelajaran dan siswa mendengar apa yang di sampaikan oleh guru atau pengajar. Kemudian guru memberikan tugas kepada siswa, baik secara perorangan maupun berkelompok. Tugas itu merupakan bentuk latihan- latihan yang diberikan oleh guru. Tugas yang diberikan oleh guru tersebut dikerjakan oleh siswa yang akan diserahkan kepada guru untuk diperiksa. Oleh karena itu, siswa tetap membutuhkan tuntunan dari guru dalam mendalami dan mempelajari bahan mata pelajaran.

  Kegiatan bersama dengan guru dapat dilanjutkan di rumah tanpa kehadiran seorang guru. Tugas berupa latihan-latihan yang diberikan oleh guru dapat dikerjakan siswa secara perseorangan maupun berkelompok. Selain mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di sekolah, siswa juga dapat melakukan belajar tanpa tugas yang diberikan oleh guru. Siswa dapat mempelajari kembali bahan mata pelajaran yang telah diajarkan di sekolah dengan, mengerjakan soal-soal yang ada di buku, membuat ringkasan, mapun dengan membaca. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa di luar sekolah tanpa ketergantungan dengan guru dinamakan kegiatan belajar mandiri. Kegiatan belajar mandiri dapat diartikan sebagai semua tindakan yang dapat dilakukan oleh siswa yang bersifat latihan dalam bahan mata pelajaran yang menjadi program pendidikan sekolah tanpa kehadiran guru dan tanpa di tugaskan oleh guru.

  Latihan-latihan yang dilakukan oleh siswa merupakan salah satu bentuk tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi dapat juga dilakukan di rumah. Siswa mempelajari sendiri bahan mata pelajaran dengan menggunakan buku catatan, buku pelajaran, kamus, rekaman, televisi dan radio. Siswa melakukan kegiatan belajar tersebut dengan membuat jadwal yang telah direncanakan dan diatur oleh siswa itu sendiri. Kegiatan belajar di rumah sepenuhnya diatur oleh siswa itu sendiri sehingga dapat menemukan sistem belajar. Siswa melakukan kegiatan belajar mandiri tersebut secara individual maupun berkelompok.

  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (2006:231) menyatakan bahwa mata pelajaran Sejarah telah diajarkan dan dipelajari semenjak Sekolah Dasar. Pada Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, mata pelajaran Sejarah menjadi mata pelajaran sendiri. Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan metodologi tertentu. Fokus mata pelajaran Sejarah adalah kejadian masa lalu yang dialami oleh manusia yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kepribadian manusia. Mata pelajaran Sejarah mengajak siswa untuk mengetahui keberadaban sejarah pada masa lampau untuk dapat membentuk manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

  Mata pelajaran Sejarah bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

  1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.

  2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilimuan.

  3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia dimasa lampau.

  4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.

  5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional (Permendiknas RI No. 22 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 2006:232).

  Siswa mempelajari bahan mata pelajaran Sejarah dan diharapkan siswa memiliki tanggungjawab untuk meningkatkan kegiatan belajarnya. Untuk mendalami dan memahami mata pelajaran Sejarah, siswa dituntut untuk aktif melakukan kegitan belajar mandiri. Pertanyaan yang muncul, sejauh manakah tingkat kegiatan belajar mandiri siswa dalam mata pelajaran Sejarah? Pertanyaan itu yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini terhadap para siswa kelas X di SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010?

B. Rumusan Masalah

  Masalah pokok di atas dijabarkan menjadi: 1. Sejauh manakah tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran

  Sejarah para siswa putra kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010? 2. Sejauh manakah tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran

  Sejarah para siswa putri kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010? 3. Apakah ada perbedaan yang signifikan tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah antara para siswa putra dan putri kelas X

  SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010? C.

   Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan: 1. Mendeskripsikan tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran

  Sejarah para siswa putra kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010.

2. Mendeskripsikan tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran

  Sejarah para siswa putri kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010.

  3. Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah antara para siswa putra dan

D. Manfaat penelitian 1.

  Manfaat Teoritis Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi pengembangan konsep bimbingan dan konseling, khususnya tentang kegiatan belajar mandiri sebagai bahan informasi dalam rangka kegiatan bimbingan belajar.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi para pendidik Hasil penelitian ini sebagai bahan informasi dapat digunakan oleh guru pembimbing untuk kegiatan bimbingan belajar.

  b.

  Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bekal untuk kegiatan bimbingan belajar bagi siswa.

  c.

  Bagi peneliti lain Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain sebagai sumber inspirasi atau bahan perbandingan apabila ingin mengembangkan penelitian sekitar topik yang sama.

E. Batasan Istilah dan Definisi Operasional Variabel 1.

  Batasan Istilah a.

  Belajar adalah suatu aktifitas individu berupa perbuatan-perbuatan berlatih sendiri dan menghasilkan kemampuan berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap.

  b.

  Kegiatan belajar mandiri adalah latihan yang direncanakan dan dilakukan oleh individu dalam menguasai bahan pelajaran yang menjadi program pendidikan sekolah untuk mencapai tujuan belajarnya tanpa paksaan atau desakan dari orang lain.

2. Definisi Operasional Variabel a.

  Kegiatan belajar mandiri siswa dalam mata pelajaran Sejarah adalah semua tindakan berupa latihan atau perbuatan yang direncanakan dan dilakukan oleh siswa untuk mempelajari pengalaman baru dalam bahan pelajaran Sejarah yang direncanakan dan dilakukan sendiri meliputi pembuatan dan penggunaan jadwal belajar, cara belajar, dan penggunaan sumber bahan belajar yang diukur dengan Kuesioner Kegiatan Belajar Mandiri Siswa dalam Mata Pelajaran Sejarah dan ditunjuk melalui skor yang diperoleh para siswa kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010. Ada dua kategori tingkat kegiatan belajar mandiri siswa dalam mata pelajaran Sejarah, yaitu kategori rendah dan kategori tinggi.

  b.

  Jenis kelamin siswa adalah identitas diri siswa laki-laki atau

F. Hipotesis Penelitian

  Ada perbedaan tingkat kegiatan belajar mandiri dalam mata pelajaran Sejarah pada siswa putra dan putri kelas X SMA Panca Setya Sintang tahun ajaran 2009/2010.

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pendidikan Sekolah Menengah Atas 1. Pengertian Pendidikan Sekolah Menengah Atas Langeveld ( 1971:20 ) mengatakan pendidikan adalah “setiap usaha,

  pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri”. Winkel (2004:27) menyebutkan bahwa pendidikan adalah bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, agar dia mencapai kedewasaan.

  Program Sekolah Menengah Atas berlangsung untuk jangka waktu tiga tahun, yaitu tahun pertama, tahun kedua, dan tahun ketiga . Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 18 ayat 2 menyatakan bahwa pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah. Sekolah Menengah Atas atau yang sederajat adalah termasuk dalam pendidikan menengah.

2. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas

  Pendidikan Sekolah Mengah Atas memiliki tujuan meningkatkan keberhasilan dalam belajar dan pengembangan diri siswa. Pendidikan SMA bertujuan untuk: a.

  Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dan mampu mengembangkan diri b.

  Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dalam lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar (Himpunan Perundang-undangan Bidang Kependidikan Tahun 2002:384) 3.

   Kurikulum Sekolah Menengah Atas a.

  Pengertian Kurikulum Sekolah Kegiatan pendidikan di sekolah dilaksanakan melalui kegiatan akademik (mata pelajaran) dan non akademik. Kegiatan akademik dan non akademik disusun dalam kurikulum. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 menyatakan bahwa kurikulum merupakan:

  Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003:7).

  Dengan demikian kurikulum sekolah dapat digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan-kegiatan sekolah. Pelaksanaaan kurikulum sekolah berbentuk kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru. Program pengajaran Sekolah Menengah Atas terdiri dari program pengajaran umum dan program pengajaran khusus. Program pengajaran umum diselenggarakan di tahun I, sedangkan program pengajaran khusus mulai diadakan di tahun II dan di tahun III. b.

  Struktur Kurikulum SMA Kelas X Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

  Struktur kurikulum SMA kelas X menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi sebagai berikut:

  Tabel 1. Struktur Kurikulum SMA Kelas X

  KOMPONEN ALOKASI WAKTU Smtr 1 Smtr 2

A. Mata Pelajaran

  2

  2

  11. Ekonomi

  2

  2

  12. Sosiologi

  2

  2

  13. Seni Budaya

  2

  2

  14. Pendidikan Jasmani

  2

  1

  15. Teknologi Informasi dan Komunikasi

  2

  2

  16. Keterampilan/Bahasa Asing

  2

  2 B. Muatan Lokal

  2

  2 C. Pengembangan Diri 2*) 2*)

  Jumlah 38

  38 2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

  Ada 16 mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa tahun I

  1

  10. Geografi

  2

  4

  2. Pendidikan Kewarganegaraan

  2

  2

  3. Bahasa Indonesia

  4

  4

  4. Bahasa Inggris

  4

  4

  5. Matematika

  4

  1

  6. Fisika

  2

  2

  7. Biologi

  2

  2

  8. Kimia

  2

  2

  9. Sejarah mempelajari dan memahami setiap bahan mata pelajaran tersebut dalam kegiatan pengajaran kelas yang di selenggarakan.

  1. Pendidikan Agama

  1

B. Kegiatan Pendidikan 1. Pola Umum Pengajaran Kelas a.

  Siswa berlatih di kelas Siswa berlatih di kelas secara bersama-sama dengan guru mengolah bahan pelajaran sehingga siswa menjadi tahu cara mempelajari bahan tersebut. Selanjutnya, guru memberikan tugas kepada siswa supaya siswa berlatih memahami cara mempelajari bahan pelajaran. Latihan dapat dilakukan secara individual maupun dengan cara berkelompok.

  Secara berkelompok siswa mencoba untuk berlatih bahan mata pelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam kegiatan latihan yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajar, ada siswa yang dapat memahami dengan baik, namun masih ada juga siswa yang belum.

  Siswa yang sudah memahami bahan tersebut dapat menjelaskan bahan mata pelajaran kepada temannya yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan tersebut.

  Siswa secara individual juga dapat berlatih sendiri untuk menyelesaikan tugas bahan mata pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Siswa menyelesaikannya tugas tersebut sesuai dengan apa yang telah dilatih oleh guru. Siswa juga berlatih sesuai dengan b.

  Siswa berlatih tugas dari guru di luar kelas Latihan yang dapat dilakukan oleh siswa di rumah yaitu mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru di sekolah, misalnya latihan mengerjakan soal-soal, meringkas bahan pelajaran serta mendalami bahan pelajaran. Salah satu bentuk tugas yang diberikan oleh guru adalah pekerjaan rumah. Siswa mengerjakan tugas tersebut sesuai dengan apa yang telah guru sampaikan di sekolah. Siswa dapat menggunakan berbagai macam sumber dalam mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru, baik buku pelajaran maupun melalui media informasi yang lain.

  Latihan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan tugas rumah dapat dilakukan secara individual maupun dengan cara berkelompok.

  c.

  Siswa berlatih sendiri (mandiri) Individu selalu mengalami proses belajar dalam hidupnya.

  Winkel (1989:36), menyebutkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap.

  Perubahan itu bersifat relatif menetap. Belajar dapat didefenisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Hilgard

  Learning refers to the change in a subject’s behavior to a given situation brought about by his repeat experiences in that the behavior change cannot be explained on the basic of native response tendencies, maturation, or temporary states of the subject.

  Kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran secara mandiri adalah kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran di luar jam sekolah tanpa pendampingan dan penugasan dari guru. Latihan yang dilakukan oleh siswa adalah kegiatan atas inisiatif sendiri tanpa paksaaan oleh pihak-pihak lain seperti orang yang lebih dewasa, orang tua maupun guru.

  Siswa melakukan sendiri kegiatan belajar atas arahan sendiri. Skager (1984:18-19) berpendapat:

  Self-directed learning refers to the planning and management of learning by individuals (either singly or collectively) to accomplish their personal, social, and vocational development by recognizing specific learning needs from time to time and fulfilling them through suitable techniques, resources, and learning opportunities .

2. Pengajaran Sejarah a.

  Tugas di kelas dan tugas rumah Interaksi antara guru dan siswa di kelas dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu bentuk pendidikan. Kegiatan pengajaran dapat dilaksanakan secara formal.

  Siswa bersama dengan guru mengolah bahan pelajaran Sejarah ketika belajar berlangsung. Guru menjelaskan bahan mata pelajaran bertanya kepada seorang atau semua siswa tentang bahan mata pelajaran lalu siswa menjawab. Jika ada siswa yang tidak mengerti siswa dapat bertanya kepada guru untuk menjelaskan kembali bahan pelajaran tersebut. Dalam menjelaskan bahan mata pelajaran guru dapat mengunakan alat peraga seperti peta sejarah atau gambar-gambar sejarah. Guru dan siswa melakukan percakapan atau komunikasi dalam kegiatan pengajaran tersebut.

  Guru memberi latihan-latihan kepada siswa untuk dikerjakan. Tugas yang guru berikan kepada siswa dapat berbentuk latihan soal, atau tugas. Siswa melakukan kegiatan tersebut sesuai dengan apa yang telah guru berikan. Latihan yang dilakukan siswa di sekolah dapat dilakukan dengan bantuan atau arahan dari guru.

  b.

  Tugas mandiri Siswa juga dapat melakukan latihan mandiri tanpa arahan atau ditugaskan oleh guru. Siswa berlatih sendiri mengerjakan latihan- latihan bahan mata pelajaran Sejarah. Siswa dapat mencari informasi yang berkaitan dengan bahan pelajaran tersebut melalui media informasi lain selain buku mata pelajaran sekolah.

  Proses mengajar yang terjadi diharapkan membawa perubahan pada siswa berupa keteraturan dalam belajar. Keteraturan dalam belajar akan membawa siswa pada prestasi belajar yang baik. Belajar yang teratur dapat menumbuhkan kemandirian siswa dalam Siswa terlatih menjadi anak yang berusaha sendiri dalam mencapai prestasi yang baik dalam belajar.

C. Layanan Bimbingan Belajar

  Menurut Shertzer dan Stone bimbingan adalah “the process of helping

  individual to understand themselves and their word” (Shertzer dan Stone,1976:38).

  Bimbingan belajar merupakan kegiatan membantu siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah belajar misalnya, pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan, cara belajar, dan perencanaan pendidikan lanjutan (Nurihsan dan Sudianto, 2005: 12).

  Tujuan pelayanan bimbingan dalam belajar secara umum adalah agar siswa dapat menyesuaian diri yang baik dalam situasi belajar, sehingga setiap siswa dapat belajar dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang optimal. Ahmadi dan Widodo (1991: 105- 106) menjelaskan lebih rinci tujuan pelayanan bimbingan belajar antara lain: menunjukkan cara-cara mempelajari bahan pelajaran dengan menggunakan buku pelajaran, memberikan informasi pada siswa bagi yang memanfaatkan perpustakaan, menentukan pembagian waktu dan perencanaaan belajar.

  Guru bersama dengan siswa membahas cara berlatih dengan sumber- sumber belajar yang dapat mendorong siswa dalam mempelajari mata

  1. Latihan Pengaturan Jadwal Belajar Siswa latihan membuat jadwal di rumah dengan merencanakan pengalokasian waktu oleh siswa untuk mempelajari bahan mata pelajaran. Jadwal yang dibuat siswa digunakan oleh siswa supaya belajar dapat berjalan dengan baik. Guru menuntun siswa dengan cara memeriksa jadwal yang telah disusun siswa.

  2. Latihan Penggunaan Sumber Bahan Tertulis Buku pelajaran, buku kamus, koran, buku catatan dan buku lainnya merupakan bahan tertulis yang dapat digunakan oleh siswa untuk mendalami bahan pelajaran. Guru pembimbing menuntun siswa berlatih menggunakan sumber bahan tertulis. Ada metode yang dapat digunakan siswa dalam mempelajari bahan tertulis yang dinilai merupakan salah satu cara yang efektif dalam belajar mandiri. Salah satu langkah yang efektif dalam belajar mandiri memusatkan diri pada penggunaan metode SQ3R (Survey, Question,

  Read, Recite, Review) . Langkah-langkah penggunaan metode

  SQ3R menurut Robinson (1946: 28-31) yaitu sebagai berikut: a.

  Survey (Langkah Orientasi) Pada langkah ini siswa mengamati keseluruhan untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai isi tiap judul dengan memusatkan diri pada tiap bagian judul. Tujuan utama dari langkah ini adalah untuk memperolah gambaran mengenai nomor urut bahan yang akan dipelajari. b.

  Question (Langkah Bertanya) Pada langkah ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaaan yang didasarkan pada hasil orientasi dan pertanyaan-pertanyaan ini akan dicari jawabannya lebih lanjut. Pertanyaan ini mengenai kata-kata baru yang belum dimengerti oleh siswa, isi masing- masing kalimat, dan isi tiap alinea. Pertanyaan-pertanyaan ditulis secara berurutan mengikuti bagian-bagian bahan tertulis.

  c.

  Read (Langkah Membaca) Pada langkah ini siswa membaca untuk mencari jawaban- jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti yang disebutkan pada nomor 2 di atas. Tujuan utama dari kegiatan membaca dengan cara ini adalah siswa memahami secara terinci isi bacaan.

  d.

  Recite (Langkah Merumuskan) Pada langkah ini siswa merumuskan kembali dalam bahasa sendiri arti kata-kata baru, isi kalimat, dan isi alinea. Disini terletak makna”mereproduksi”. Dengan langkah ini siswa dapat mengetahui apakah yang dibaca benar atau tidak dilihat dari isi bacaan. Dengan langkah ini pengetahuan dan pengertian siswa terhadap isi bacaan menjadi jelas dan tegas. e.

  Review (Langkah Merangkum) Pada langkah ini siswa merangkum atau memadukan semua yang sudah dirumuskan menjadi satu keseluruhan. Dengan langkah ini siswa memperdalam pengetahuan dan pengertiannya terutama tentang hubungan-hubungan isi bahan satu sama lain, juga dengan pengetahuan dan pengertian yang telah dimilikinya.

3. Latihan Penggunaan Sumber Belajar Bahan Masyarakat

  Sumber masyarakat dapat berupa informasi masyarakat, kejadian sehari-hari, dan pengalaman yang diperoleh dalam masyarakat yang dilakukan melalui observasi. Siswa berlatih menggunakan sumber masyarakat misalnya tentang keadaan sungai maupun lingkungan perkebunan. Siswa berlatih mengkaji bahan masyarakat tersebut serta membandingkannya dengan pemahaman dan pengertian yang telah diperolehnya di sekolah.

D. Kegiatan Belajar Mandiri Siswa dalam Mata Pelajaran Sejarah 1. Pengertian Kegiatan Belajar Mandiri

  Siswa melakukan latihan-latihan sendiri dalam mendalami setiap bahan mata pelajaran. Materi pelajaran yang siswa dapatkan di sekolah terkadang kurang cukup terpenuhi karena ketersediaan waktu yang kurang. Seperti yang terlihat dalam struktur kurikulum, pelajaran Sejarah hanya memiliki 1 jam pertemuan tiap minggu. Dengan materi sesuai dengan standar kompetensi pada bahan mata pelajaran. Oleh sebab itu para siswa harus melakukan kegiatan belajar secara mandiri yag dapat dilakukan secara individual maupun berkelompok serta mempelajari mata pelajaran secara mandiri. Kegiatan belajar mandiri tersebut dilakukan oleh siswa tanpa kehadiran guru.

  Latihan mandiri siswa merupakan kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran atas inisiatif sendiri dan untuk mengembangkan potensi diri. Skager (1984:104) mengatakan “studying independently is obviously indicate of self direction ”.

  Belajar merupakan cara belajar yang aktif dan partisipatif untuk mengembangkan diri masing-masing individu yang tidak terikat oleh kehadiran guru.

  Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh siswa secara bebas menentukan tujuan belajarnya, arah belajarnya, merencanakan proses belajarnya, menggunakan sumber- sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan akademik, dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajarnya (Yamin, 2007:115).

  Ada kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam mempelajari mata pelajaran Sejarah kelas X yaitu: a.

  Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah, b. Mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat

  Indonesia masa pra-aksara dam masa aksara, c. Menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah, d.

  Menganalisa kehidupan awal masyarakat Indonesia, e. Mengidentifikasi peradaban awal masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban Indonesia, dan f.

  Menganalisis asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia (Permendiknas RI No. 22 tentang

  2. Sumber Belajar yang digunakan Siswa a.

  Sumber Belajar Tertulis Siswa belajar menggunakan berbagai macam sumber untuk memperoleh pengetahuan. Buku pelajaran, buku kamus, modul, catatan mata pelajaran atau lain sebagainya, itu semua adalah sumber belajar tertulis. Sumber belajar tertulis yang digunakan siswa dapat dipelajari dengan menghafal, merangkum, membaca, mengingat, praktek maupun menganalisis.

  b.

  Sumber Belajar Bahan Masyarakat Siswa memperoleh pengetahuan dapat berasal dari masyarakat sekitar kita, baik orang-orangnya maupun kejadian di sekitar masyarakatnya. Siswa dengan cara mengobservasi melihat setiap kejadian itu. Dengan mempelajari berbagai sumber bahan masyarakat siswa dapat memperoleh pengalaman konkrit dan menghubungkannya dengan pengetahuan.

  3. Cara Belajar dengan Sumber Belajar

  Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa ini adalah kegiatan yang dilakukan sendiri di rumah. Siswa mengatur dan berlatih menggunakan sumber belajar yang ada tanpa diperintahkan oleh orang lain. Kegiatan belajar dengan sumber belajar dapat berupa mengerjakan soal-soal latihan dengan bantuan buku catatan, buku pelajaran, jurnal, internet, media audiovisual, buku kamus, majalah dan menggunakan a.

  Cara menggunakan buku catatan Siswa memiliki buku catatan untuk semua pelajaran. Buku catatan sangat penting bagi siswa karena berisi rangkuman catatan dari materi pelajaran. Siswa berlatih merangkum dan mengingat kembali pokok-pokok mata pelajaran. Catatan yang dibuat oleh siswa merupakan hasil interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa di kelas dalam mengolah bahan pelajaran. Buku catatan dapat digunakan juga dengan cara membaca kembali dan menghafal serta dapat menggunakannya dalam penyelesaian masalah.

  b.

  Cara menggunakan buku pelajaran Buku pelajaran adalah buku yang digunakan siswa dalam mata pelajaran. Buku pelajaran akan mendukung siswa dalam menguasai bahan pelajaran Siswa mempelajari isi buku pelajaran dengan merangkum, membaca kembali buku pelajaran.

  c.

  Cara menggunakan buku kamus Buku kamus memiliki peranan yang penting juga dalam memahami suatu pelajaran. Buku kamus digunakan siswa dalam mencari dan menemukan kosakata-kosakata dan artinya. Siswa mencatat arti kata-kata tersebut dan siswa menghafal artinya atau merumuskan dengan kalimat sendiri.

  d.

  Cara menggunakan jurnal Siswa juga dapat melalui menggunakan jurnal hasil penelitian siswa dengan cara membaca dan menganalisis isi hasil dengan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan isi mata pelajaran.

  e.

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR ANAK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KLEGO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20092010

0 4 93

IMPLIKASI PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMA GAJAH MADA MEDAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

1 6 23

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XI SMK SWASTA PANCA BUDI MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 5 17

PENGARUH BELAJAR MANDIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS X SMA AN-NIZAM MEDAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

1 2 21

PENGARUH BELAJAR MANDIRI DAN STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS X SMA PANCA BUDI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.

0 1 33

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN SEJARAH WAJIB KELAS X DI SMA MTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 1 19

ANALISIS KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI KELAS X SMA NEGERI 3 SINTANG

0 0 11

ANALISIS JENIS WACANA DESKRIPSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PATIMUAN TAHUN AJARAN 2011-2012

0 0 10

TINGKAT KEGIATAN BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS PARA SISWA PUTRA DAN SISWA PUTRI KELAS II SMA BRUDERAN PURWOREJO TAHUN AJARAN 20062007 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbing

0 0 69

TINGKAT KETEKUNAN PARA SISWA PUTERA DAN PUTERI DALAM MEMPELAJARI BAHAN PELAJARAN MATEMATIKA PARA SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 20082009

0 0 64