TINGKAT KETEKUNAN PARA SISWA PUTERA DAN PUTERI DALAM MEMPELAJARI BAHAN PELAJARAN MATEMATIKA PARA SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 20082009
TINGKAT KETEKUNAN PARA SISWA PUTERA DAN PUTERI DALAM MEMPELAJARI BAHAN PELAJARAN MATEMATIKA PARA SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 2008/2009
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh : Magna Hariarto
031114038
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
TINGKAT KETEKUNAN PARA SISWA PUTERA DAN PUTERI
DALAM MEMPELAJARI BAHAN PELAJARAN
MATEMATIKA PARA SISWA KELAS X
SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU
TAHUN AJARAN 2008/2009
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh : Magna Hariarto
031114038
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :Hidup adalah perjuangan,
jika kita menyerah kegagalanlah yang kita dapat
jika kita berusaha,
sekecil apapun hasilnya merupakan kebanggaan bagi kita
(Penulis)
PERSEMBAHAN : Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta, Gregorius Suharto dan Veronika Tuginah, kakakku Irmina Riris dan Maria Arum, serta adikku Frida Purusadani.PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak Memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,
07 November 2008 Penulis Magna Hariarto
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Magna Hariarto Nomor Induk Mahasiswa : 031114038
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Tingkat Ketekunan para Siswa Putera dan Puteri Dalam Mempelajari Bahan
Pelajaran Matematika Para Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun
Ajaran 2008/2009 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian
saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal : 07 November 2008 Yang Menyatakan, Magna Hariarto
ABSTRAK
TINGKAT KETEKUNAN PARA SISWA PUTRA DAN PUTERI DALAM
MEMPELAJARI BAHAN PELAJARAN MATEMATIKA PARA
SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU
TAHUN AJARAN 2008/2009
Magna Hariarto Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah populasi terbatas, yaitu seluruh siswa putera dan siswa puteri kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2008/2009 yang berjumlah 98 siswa (putera = 36 dan puteri = 62) Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat ketekunan Serta tingkat perbedaan ketekunan siswa putra dan siswa putri kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009 dalam mempelajari bahan pelajaran matematika
Masalah penelitian adalah (1) Bagaimana tingkat ketekunan para siswa putra kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009 dalam mempelajari bahan mata pelajaran matematika ? (2) Bagaimana tingkat ketekunan para siswa putri kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009 dalam mempelajari bahan mata pelajaran matematika ? (3) Adakah perbedaan antara tingkat ketekunan para siswa putra dan putri kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009 dalam mempelajari bahan matematika ?.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Tingkat Ketekunan Para Siswa Putera dan Para Siswa Puteri dalam Mempelajari Bahan Pelajaran Matematika dengan jumlah pernyataan sebanyak 60 item. Intrumen penelitian disusun oleh peneliti dan dibantu oleh dosen pembimbing berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian, kajian teoritis dan mengenai semua unsur ketekunan siswa mempelajari bahan pelajaran matematika.
Hasil penelitian ini adalah (1) Jumlah siswa putera yang termasuk kategori rendah (58.3 %) lebih banyak daripada jumlah siswa putera yang termasuk kategori tinggi (41.7 %) dalam ketekunan mempelajari bahan matematika. (2) Jumlah siswa puteri yang termasuk kategori rendah (54.8 %) lebih banyak daripada jumlah siswa puteri yang termasuk kategori tinggi (45.2 %) dalam ketekunan mempelajari bahan matematika. (3) Tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat ketekunan para siswa putera dan para siswa puteri kelas I SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009 dalam mempelajari bahan pelajaran matematika.
ABSTRACT
THE LEVEL OF DILIGENCE IN LEARNING MATHEMATICS OF TENTH
GRADE MALE AND FEMALE STUDENTS OF PANGUDI LUHUR
SEDAYU SENIOR HIGH SCHOOL IN THE
ACADEMIC YEAR OF 2008/2009.
Magna Hariarto
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2008
This study was a descriptive research which used survey as the method. The
population used by the researcher was a target population. The research participants were
all the tenth grade male and female students of Pangudi Luhur Sedayu Senior High
School in the academic year of 2008/2009. There were 98 students which consist of 36
male students and 62 female students. This research was aimed to know the level of
diligence and the difference level of diligence in learning mathematics of tenth grade
male and female students of Pangudi Luhur Sedayu senior high school in the academic
year of 2008/2009.The research problems are formulated as follows: (1) What is the level of
diligence in learning Mathematics of tenth grade male students of Pangudi Luhur Sedayu
Senior High School in the academic year of 2008/2009 like? (2) What is the level of
diligence in learning Mathematics of tenth grade female students of Pangudi Luhur
Sedayu Senior High School in the academic year of 2008/2009 like? (3) Is there any
different level of diligence in learning Mathematics between male and female students of
Pangudi Luhur Sedayu Senior High School in the academic year of 2008/2009? The researcher used questionnaire as the instrument to collect the data needed.The questionnaire is about the level of diligence of male and female students in learning
Mathematics. There are 60 items in the questionnaire. The research instrument is
arranged based on the research problems, research variables, theoretical review, and all
aspects which affect students’ degree of diligence in learning Mathematics.From this study, the researcher found that: (1) the number of tenth grade male
students of Pangudi Luhur Sedayu Senior High School in the academic year of
2008/2009 who are categorized as low level of diligence in learning Mathematics is 21
or 58.3 % which is greater than that of those who are categorized as high level of
diligence which is 15 or 41.7 %; (2) the number of ten grade female students of Pangudi
Luhur Sedayu Senior High School in the academic year of 2008/2009 who are
categorized as low level (54.8 %) of diligence in learning Mathematics is 23 or 54.8 %
which is greater than that of those who are categorized as high level of diligence which
19 or 45.2 %; (3) There is no significant difference in the level of diligence in learning
Mathematics between tenth grade male and female students of Pangudi Luhur Sedayu
Senior High School in the academic year of 2008/2009.KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa, atas rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi ini berjudul “ Tingkat Ketekunan Para Siswa Putera dan Para Siswa
Puteri Mempelajari Bahan Pelajaran Matematika Para Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2008/2009”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Penulisan skripsi ini terwujud berkat bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Wens Tanlain, M. Pd. : pembimbing yang penuh kesabaran, pengertian, membimbing dan memotivasi saya dalam penulisan skripsi ini.
2. Ibu Dr. Maria Margareta Sri Hastuti, M. Si : Ketua progran Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman yang berguna bagi penulis, kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3. SMA Pangudi Luhur Sedayu yang menerima penulis untuk melakukan penelitian.
4. Suster Elisa, HK, S.Pd. Koordinator Bimbingan dan Konseling SMA Pangudi Luhur Sedayu yang telah memberikan jadwal bimbingan untuk pengumpulan data.
5. Para siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2008/2009 atas kontribusinya dalam pengisian kuesioner Tingkat Ketekunan Para Siswa Putera dan Para Siswa Puteri Mempelajari Bahan Pelajaran Matematika.
6. Segenap Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah dan pernah mendidik penulis selama kuliah serta ilmu yang telah diberikan kepada penulis yaitu : Ibu Retha, Pak Fajar, Pak Wens,
Pak Masidjo, Romo Sigit, Ibu Setyandari, Pak Gendon, Dokter Lusi, Pak Pranowo, Pak Bambang, Ibu Amitya, Pak Wahana, Ibu Nina, Romo Sudiarja, Pak Pratik, Suster Milburga, Pak Chosa dan Pak Samana.
7. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar.
8. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah meminjamkan buku.
9. Orang tuaku tercinta Bapak Gregorius Suharto dan Ibu Veronika Tuginah atas doa, dukungan, semangat perhatian, kasih sayang dan biaya yang telah di berikan kepada penulis.
10. Pacarku Ayu Gracetine yang telah memberikan dukungan sehingga penulis bersemangat untuk menulis skripsi ini.
11. Teman-teman BK angkatan 2003 : Agung, Bismo, Pipiet, Wulan, Mandhus, Asep, Ari, Sonya, Bertus, Gugun, Arjuna, Tutus, Litha, Erna, Bayu, Dian, Litha, Mbak Surmi, Ocha, Iin, Wicha, Berta, Sr. Eme, dan seluruh warga mahasiswa BK yang penulis kenal yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Terima Kasih.
Yogyakarta,
07 November 2008 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………... ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………….. iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………….. v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………… vi ABSTRAK………………………………………………………………… vii
ABSTRACT ……………………………………………………………….. viii
KATA PENGANTAR……………………………………………………... ix DAFTAR ISI………………………………………………………………. xi DAFTAR TABEL………………………………………………………….. xiv DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. xv BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………….
1 A. Latar Belakang Masalah………………………………………...
1 B. Rumusan Masalah……………………………………………….
4 C. Tujuan Penelitian………………………………………………...
5 D. Manfaat Penelitian………………………………….……………
5 E. Batasan Variabel Penelitian……………………………………...
5 F. Hipotesis Penelitian……………………………………………..
6 BAB II. KAJIAN TEORITIS………………………………………………..
7 A. Pendidikan SMA………………………………………………...
7 1. Sekolah Menengah Atas……………………………………..
7
B. Bahan Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah Atas……
10 1. Tujuan Mempelajari Matematika SMA……………………. ..
10 2. Bahan Mata Pelajaran Matematika…………………………...
11
3. Siswa Mempelajari Matematika………………………………
11 a. Latihan di Kelas…………………………………………..
12
1. Siswa Berlatih Menghafalkan…………………………
12 2. Siswa Berlatih Memahami…………………………....
13 3. Siswa Berlatih Memecahkan Masalah………………..
14 4. Siswa Berlatih Ketrampilan…………………………..
15 b. Latihan di Luar Kelas …………………………………….
15 1. Siswa Mengerjakan Tugas dari Guru………………….
16 2. Siswa Berlatih Mandiri………………………………...
16 a. Siswa Mempelajari Bahan dari catatan Kelas……..
16 b. Siswa mempelajari bahan dari buku pelajaran…….
18 c. Siswa mempelajari bahan dengan kamus………….
18 C. Siswa Menempuh Kegiatan Bimbingan Belajar…………………..
19
1. Bimbingan Belajar Siswa………………………………………
19
2. Siswa Latihan Cara Mempelajari Bahan Pelajaran Matematika dari Buku………………………………………….
20
3. Siswa Latihan Mempelajari Bahan dari Masyarakat……………
20 D. Jenis Kelamin Siswa dan Kegiatannya………………………..........
20 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………………………………………
22 A. Jenis Penelitian………………………………………………………
22 B. Alat Pengumpul Data………………………………………………..
22
1. Kuesioner tingkat ketekunan para siswa putra dan para siswa puteri mempelajari bahan pelajaran matematika……
22
2. Skoring…………………………………………………………. 23
3. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner…………………………….
23 C. Populasi Penelitian…………………………………………………
25 D. Analisis Data……………………………………………………….
25 1. Reliabilitas Kuesioner………………………………………….
25
2. Perhitungan Validitas kuesioner dengan rumus (Guilford, 1965 : 443)…………………………..
27
3. Mean………………………………………………………....... 27 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………..
28 A. Hasil Penelitian………………………………………………………...
28 B. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………..
31 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………
34 A. Kesimpulan………………………………………………………......... 34
B. Saran…………………………………………………………………… 35 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….
37 DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xiv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Struktur kurikulum SMA/MA Kelas X……………………………
9 Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner tingkat ketekunan para siswa putera dan para siswa puteri mempelajari bahan pelajaran matematika…...
23 Tabel 3. Koefisien reliabilitas dan validitas tingkat ketekunan para siswa putera dan para siswa puteri mempelajari bahan pelajaran matematika para siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009……………………………………………..
24 Tabel 4. Klasifikasi Korelasi Reliabilitas dan validitas……………………...
24 Tabel 5. Jumlah Siswa Kategori Tinggi dan Rendah tingkat ketekunan para siswa putera mempelajari bahan pelajaran matematika para siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009……………………………………………..
28 Tabel 6. Jumlah Siswa Kategori Tinggi dan Rendah tingkat ketekunan para siswa puteri mempelajari bahan pelajaran matematika para siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009…………………………………………….
29 Tabel 7. Jumlah Siswa Kategori Tinggi dan Rendah tingkat Ketekunan para siswa putera dan para siswa puteri mempelajari bahan pelajaran matematika para siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Kuesioner Tingkat Ketekunan Para Siswa Putera dan Para Siswa Puteri Mempelajari Bahan Pelajaran Matematika……………….
38 Lampiran 2. Tabel Skor Para Siswa Putera dan Para Siswa Puteri Kelas
X SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2008/2009 Mempelajari Bahan Pelajaran Matematika………………………
42 Lampiran 3. Perhitungan reliabilitas kuesioner penelitian tingkat ketekunan para siswa putera dan para siswa puteri mempelajari bahan pelajaran matematika para siswa kelas I SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009……
45 Lampiran 4. Perhitungan validitas kuesioner penelitian tingkat ketekunan para siswa putera dan para siswa puteri mempelajari bahan pelajaran matematika para siswa kelas I SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009……………………………
46 Lampiran 5. Perhitungan perbedaan tingkat ketekunan para siswa putera dan para siswa puteri mempelajari bahan pelajaran matematika para siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009…………………………………..
48 Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta………………
50
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU RI NO 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional Bab II, Pasal 3 ditegaskan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.( Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003)
Pendidikan sangat berperan penting bagi kehidupan masyarakat. Kegiatan pendidikan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Ada kegiatan pendidikan yang diatur secara formal oleh sekolah dan karena itu pendidikian sekolah disebut juga pendidikan formal. “Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”( UU RI No.20 Tahun 2003, Pasal 1 butir 11, tentang SISDIKNAS).
Kegiatan pengajaran berlangsung terjadwal dan terencana adalah kegiatan guru dan siswa melakukan kegiatan mengolah mata pelajaran. Kegiatan di dalam kelas dilakukan guru dan siswa. Guru menjelaskan bahan pelajaran dan siswa mendengarkan. Siswa melakukan latihan di dalam kelas. Selain itu siswa juga
The first form [lecturing] is one in which the teacher is in control of the
treament of subject matter. The teacher is lecturing, performing,
demonstrating or exhibiting materials. In the second form [teacher-pupil
interaction] both teacher and pupil have some control over the treatment
of subject matter. Usually this involves verbal interaction with variations
in the degree to which teacher or students control the course of the
interaction. In the third form [seat work] the students are displaced from
the direct control of the teacher and are engaged in assigned or
unassigned exercises, practical work, or study. In this last form of lesson
(Dunkin and Biddle; 1974: 34). the teacher’s control indirectLangkah pertama (mengajar) adalah bentuk kegiatan pelajaran dimana guru menampilkan bahan pelajaran. Melalui ceramah, peragaan, atau pemaparkan bahan pelajaran. Langkah kedua interaksi guru-siswa secara verbal dengan variasi dalam membahas bahan pelajaran. Langkah ketiga kerja di tempat duduk, siswa langsung terlibat dalam latihan yang ditugaskan atau yang tidak ditugaskan. Langkah terakhir ini, pengendalian guru bersifat tidak langsung
Langkah di kelas atau di rumah yang dapat dilakukan oleh siswa adalah sesuai dengan penjelasan guru, pedoman latihan. Siswa mengerjakan di rumah tugas yang di berikan guru. Tugas yang di berikan guru untuk dikerjakan di rumah oleh siswa lasim disebut tugas rumah. Selain itu, siswa melakukan kegiatan belajar yang dilakukan sendiri menurut penjelasan dan pedoman yang diberikan guru di sebut belajar mandiri. Belajar mandiri adalah kegiatan yang dilakukan siswa sendiri tanpa adanya pendampingan dari guru dan tanpa ditugaskan guru. Jika siswa melakukan latihan di kelas, latihan di rumah secara terus menerus maka ia di sebut siswa yang tekun, dari segi ini nampak pengertian ketekunan belajar siswa. Tingkat ketekunan siswa dalam mempelajari bahan mata pelajaran matematika adalah usaha-usaha yang dilakukan siswa secara teratur untuk mengolah bahan mata pelajaran matematika. Siswa dikatakan tekun apabila siswa melakukan kegiatan mempelajari bahan pelajaran secara terus menerus dan berkesinambungan.
Ketekunan sangat penting bagi siswa dalam menemukan cara belajar yang sesuai untuk dirinya dalam hal mempelajari bahan pelajaran.
Ada berbagai mata pelajaran yang harus dipahami siswa SMA. Salah satu mata pelajaran yang di pelajari siswa adalah matematika. Siswa melakukan latihan dalam mata pelajaran matematika di kelas dan di luar kelas dengan mata pelajaran lain yang menjadi tugas siswa. Dalam melakukan latihan selain siswa mengikuti pedoman dari guru matematika, siswa juga mengikuti pedoman dari guru pembimbing, khususnya mengenai
Salah satu unsur kegiatan siswa dalam kurikulum sekolah adalah pengembangan diri siswa. Kegiatan bimbingan dan konseling untuk siswa termasuk dalam pengembangan diri siswa. Ini bertujuan agar siswa dapat berkembang sesuai bakatnya. Salah satu kegiatan bimbingan dan konseling adalah kegiatan bimbingan belajar dan konseling belajar. Siswa yang kebiasaan belajarnya sudah baik mengembangkan kebiasaan belajarnya melalui kegiatan bimbingan belajar yang dilaksanakan secara klasikal oleh guru pembimbing bersama siswa di dalam kelas. Sedangkan siswa yang belum memiliki kebiasaan belajar baik meningkatkannya melalui kegiatan konseling belajar yang dilakukan siswa bersama guru pembimbing.
Permasalahan yang timbul sejauh mana langkah ketekunan siswa dalam mata pelajaran matematika?. Permaslahan ini di teliti melalui skripsi ini dan di pusatkan pada para siswa putra dan putri kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahu ajaran 2008/2009 untuk mengetahui perbedaan tingkat ketekunan para siswa putera dan puteri dalam mempelajari bahan pelajaran matematika dan digunakan sebagai pertimbangan untuk memberikan bimbingan belajar bagi siswa. Dengan demikian siswa melakukan kegiatan pengembangan diri dalam hal menetukan cara belajar yang sesuai untuk dirinya.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan diukur dan dirumuskan secara rinci menjadi sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat ketekunan para siswa putra kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009 dalam mempelajari bahan mata pelajaran matematika ?
2. Bagaimana tingkat ketekunan para siswa putri kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009 dalam mempelajari bahan mata pelajaran matematika ?
3. Adakah perbedaan antara tingkat ketekunan para siswa putra dan putri kelas
X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009 mempelajari bahan matematika ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat ketekunan para siswa putera dan putri kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009 dalam mempelajari bahan pelajaran matematika. Serta mengetahui tingkat perbedaan ketekunan siswa putra dan siswa putri kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009 dalam mempelajari bahan pelajaran matematika.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru pembimbing sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program bimbingan belajar untuk siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2008/2009.
E. Batasan Variabel Penelitian
Variabel Penelitian :
1. Tingkat ketekunan siswa dalam mempelajari bahan mata pelajaran matematika adalah usaha-usaha yang dilakukan siswa secara teratur untuk mengolah bahan mata pelajaran matematika yang mencakup siswa berlatih menghafalkan, siswa berlatih memahami, siswa berlatih memecahkan masalah dan siswa berlatih keterampilan yang diukur dengan kuesioner dan di nyatakan dalam skor-skor yang di peroleh siswa. Kategori ketekunan para siswa dalam mempelajari matematika terdiri dari kategori Rendah (R) dan
2. Jenis kelamin siswa adalah identitas diri laki-laki atau perempuan. Ada kelompok siswa laki-laki dan ada kelompok siswa perempuan.
F. Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan signifikan antara tingkat ketekunan mempelajari bahan matematika para siswa putera dan para siswa puteri kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2008/2009.
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pendidikan SMA
1. Sekolah Menengah Atas
Sekolah Menengah Atas merupakan lembaga pendidikan umum, sebagai kelanjutan sekolah menengah pertama. Penyelenggaraan sekolah menengah dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki karakter, kecakapan, dan ketrampilan yang kuat untuk digunakan dalam mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar, serta mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan lanjutan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1, menegaskan bahwa pendidikan adalah:
“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003 : 5). Pendidikan SMA dilakukan secara terprogram, terencana dan berkesinambungan. Pendidikan SMA melaksanakan fungsi pendidikan nasional. Fungsi Pendidikan Nasional menurut Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, Pasal 3, tentang SISDIKNAS adalah sebagai berikut : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003). Berdasarkan fungsi dan tujuan ini disusun kegiatan-kegiatan pendidikan secara terencana dan sistematis oleh sekolah.
2. Kurikulum Sekolah Menengah Atas
Sekolah Menengah Atas adalah suatu lembaga pendidikan yang kegiatannya terorganisasi, terarah, dan dilakukan secara berkesinambungan yang dirumuskan dalam kegiatan kurikulum. Kurikulum menurut Undang- undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003, Pasal 2, yaitu :
“Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003 : 7). Jadi sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, tiap jenjang dan jenis sekolah merupakan pusat kurikulum sekolah. Struktur kurikulum SMA menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah struktur kurikulum sebagai berikut :
Tabel 1. Struktur kurikulum SMA/MA Kelas X Alokasi Waktu Komponen Semester 1 Semester 2
2
1
1
2
2
1
1
2
2
13. Seni Budaya
2
14. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2
11. Ekonomi
15. Teknologi Informasi dan Komunikasi
16. Ketrampilan /Bahasa Asing
2
2
2
2 B. Muatan Lokal
2
2 C. Pengembangan Diri 2*) 2*)
Jumlah 38
38
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
12. Sosiologi
10. Geografi
A. Mata Pelajaran
4
1. Pendidikan Agama
2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
3. Bahasa Indonesia
4
4
4. Bahasa Inggris
4
5. Matematika
9. Sejarah
4
4
6. Fisika
2
2
7. Biologi
8. Kimia
2
2
2
2
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi ada penjelasan tentang pengembangan diri sebagai berikut : ”Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2006).
Siswa mengembangkan minat dan bakat melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Sekolah mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang olah raga dan kegiatan ilmiah misalnya penulisan majalah sekolah. Bimbingan dan Konseling membantu siswa dalam memilih, mengarahkan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
B. Bahan Mata Pelajaran Matematika SMA 1. Tujuan Mempelajari Matematika SMA.
Tujuan Mata pelajaran matematika menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah adalah agar peserta didik mempunyai kemampuan sebagai berikut :
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
2. Bahan Mata Pelajaran Matematika
Bahan-bahan mata pelajaran matematika yang harus di pelajari oleh siswa kelas X SMA menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah antara lain adalah Logika, Aljabar, Geometri, Trigonometri, Kalkulus, Statistika dan Peluang (Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2006). Logika adalah berfikir logis menggunakan nilai kebenaran suatu pernyataan majemuk yang meliputi ingkaran suatu pernyataan, menarik kesimpulan dengan silogisme. Aljabar meliputi bentuk pangkat, akar, logaritma, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat. Geometri meliputi mengetahui kedudukan suatu titik, garis dan bidang; jarak. Trigonometri meliputi perbandingan, fungsi dan persamaan.
3. Siswa mempelajari Matematika
Ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa dan guru di kelas dan ada pula kegiatan yang dilakukan oleh siswa sendiri di rumah untuk mempalajari bahan mata pelajaran matematika. Kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran matematika adalah kegiatan siswa mengolah mata pelajaran matematika.
a. Latihan di kelas
Guru memberikan tugas kepada siswa dan siswa mengerjakan tugas. Siswa mengerjakan tugas dari guru secara individu.
the students are displaced from the direct control of the teacher and are engaged in assigned or unassigned exercises, practical work, or study. In this last form of lesson the teacher’s control indirect (Dunkin and Biddle; 1974: 34).
Kegiatan mempelajari dapat dilihat dari peranan siswa dengan guru. Belajar tatap muka adalah latihan atau praktek atau pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa dengan pendampingan secara langsung oleh guru pengajar, guru pembimbing, dan guru pelatih di kelas. Guru menjelaskan pedoman latihan kemudian guru memberikan latihan kepada siswa. Latihan-latihan yang biasa dilakukan tiap siswa di dalam kelas di antaranya adalah latihan pemecahan masalah yang ditugaskan oleh guru mata pelajaran dalam bentuk tugas individual atau kelompok. Siswa melakukan latihan di kelas mendalami bahan mata pelajaran matematika.
1. Siswa berlatih menghafalkan
Siswa melakukan proses mempelajari bahan mata pelajaran matematika bersama guru. Siswa berlatih menghafalkan bahan mata pelajaran matematika yang diberikan guru di kelas. Siswa menghafalkan lambang-lambang, simbol-simbol, tabel-tabel dalam lambang dan simbol. Berikut adalah beberapa contoh lambang dan simbol-simbol antara lain : [x], [:], [+], [-], [=], [ √] dan lain-lain.
Siswa menghafalkan simbol-simbol dan lambang-lambang yang terdapat dalam matematika.
2. Siswa berlatih memahami
Siswa berlatih memecahkan masalah yang berupa soal-soal matematika yang diberikan guru. Siswa memperoleh pengalaman memecahkan masalah. Siswa mendapatkan pengalaman sekaligus pemahaman secara langsung dengan mengerjakan soal matematika yang diberikan oleh guru. Siswa dapat berlatih memecahkan soal karena siswa memahami simbol-simbol dan lambang-lambang yang terdapat dalam mata pelajaran matematika dan memgetahui arti dari masing-masing lambang. Arti dari masing-masing lambang seperti contoh di atas antara lain : [x] : adalah perkalian, [:] : adalah pembagian, [+] : adalah penjumlahan, [-] : adalah pengurangan, [ √] : adalah akar. Dari beberapa contoh di atas matematika masih mempunyai berbagai macam simbol dan lambang yang harus dihafalkan dan di pahami oleh siswa.
3. Siswa berlatih memecahkan masalah
Siswa berlatih memecahkan masalah adalah salah satu cara yang digunakan oleh siswa dalam mempelajari bahan mata pelajaran matematika.
In mathematics, the practice is one of following rules in the solution of problems. It is essentially practice in rigorous reasoning. For this reason, in mathematics, your homework consists of practice problems to solve. By doing many of these, presented in different ways, you come eventually to see almost immediately how to solve any problem of a given type. When you do, you will know what is meant when the instructor uses that often-used phrase in mathematics”(Clifford T. Morgan and James Deese,1969:112).
Siswa mempelajari mata pelajaran matematika dengan cara mengerjakan soal matematika. Siswa memperoleh pemahaman dengan mengerjakan soal matematika, sehingga siswa mendapatkan pengalaman. Siswa megerjakan soal matematika dengan menggunakan rumus-rumus matematika. Rumus matematika dapat digunakan siswa setelah siswa menghafalkan dan memahami simbol dan lambang-lambangnya. Misal untuk mengetahui 5
2
adalah 5 pangkat 2, berarti 5 x 5 = 25. Siswa mengetahui berbagai macam rumus untuk dapat berlatih memecahkan masalah.
4. Siswa berlatih ketrampilan
Siswa berlatih ketrampilan dengan cara mengerjakan soal-soal matematika yang diberikan guru di kelas. Siswa menggunakan pemahamannya untuk melatih ketrampilannya dalam mengerjakan soal matematika yang diberikan oleh guru. Siswa mengerjakan soal matematika di kelas secara mandiri. Guru memberikan pendampingan kepada siswa secara tidak langsung. Guru memberikan latihan soal matematikan kepada siswa yang harus di kerjakan di rumah untuk melatih ketrampilan siswa yang dinamakan tugas rumah. Siswa menggunakan keterampilan tangannya untuk mengerjakan soal-soal matematika. Untuk memperoleh hasil yang rapi siswa menggunakan alat untuk membuat suatu sudut, diagram, tabel atau garis. Siswa dapat juga memanfaatkan teknologi untuk membuat sudut, diagram, tabel atau garis menggunakan komputer karena dengan menggunakan komputer ketrampilan manual siswa diprogramkan.
b. Latihan di luar kelas Latihan di luar kelas yang di maksud adalah tugas rumah.
Tugas rumah adalah tugas yang di berikan guru mata pelajaran dalam rangka melatih pemahaman dan ketrampilan siswa memecahkan masalah secara individu.
1. Siswa mengerjakan tugas dari guru
Siswa mengerjakan soal matematika di rumah disebut belajar terstruktur karena terdapat tugas yang di berikan oleh guru. Siswa mempelajari soal matematika menggunakan pemahaman dan ketrampilannya sendiri. Siswa mengerjakan soal matematika di rumah berdasarkan kegiatan menghafal, memecahkan masalah dan siswa mengerjakan tugas rumah secara kelompok bersama teman- temannya. siswa mengerjakan tugas matematika di rumah menggunakan ketrampilan menggunakan buku pelajaran yang dimiliki oleh siswa.
2. Siswa berlatih mandiri