METODE GURU PAI DALAM MENANGGULANGI DAMPAK NEGATIF JEJARING SOCIAL FACE BOOK TERHADAP SISWI KELAS VIII SMP NEGERI 1 BAWEN TAHUN AJARAN 2016 2017

  

METODE GURU PAI DALAM MENANGGULANGI DAMPAK

NEGATIF JEJARING SOCIAL FACE BOOK TERHADAP SISWI

KELAS VIII SMP NEGERI 1 BAWEN

TAHUN AJARAN 2016/ 2017

  

Diajukan guna memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan ( S.Pd. )

  

Oleh

AHMAD SYIFAUDIN

NIM.11110128

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

  

MOTTO

اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإ

)

  )

  “Sesungguhnya sesudah ada kesulitan itu ada kemudahan “

  (Q.S. Al insyiroh : 6/ 30)

  “Kemenangan yang indah dan sukar yang boleh direbut oleh manusia ialah merindukan diri sendiri”

  

(R. A. Kartini)

  “Kebanggaan kita yang terbesar bukanlah tidak pernah gagal, tapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.”

  

(Confusius)

  PERSEMBAHAN Puji Syukur atas segala nikmat yang telah tercurahkan dari Allah SWT. sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi saya, karena tanpa limpahan kasih sayang-Nya semua tak akan bisa terselesaikan.

  Terimakasi saya ucapkan kepada keluarga, Ayah (Ahma d Zu’ani), Ibu (Piyati) dan Adik (Khoiriyah) yang selalu mendukung dan menyemangati, terimakasih atas untaian do’a yang tiada henti terucap dan dorongan untuk menyelesaikan Skripsi ini.

  Dan tak lupa terimakasih untuk semua pihak yang telah mendukung atas berjalan dan terselesaikannya skripsi ini, semoga Allah SWT selalu meridhoi dan merahmati setiap langkah kita, Amin ya Robbal alamin.

KATA PENGANTAR

  

ميحرلا نمحرلا للها مسب

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Metode Guru PAI Dalam

  Menanggulangi Dampak Negatif Jejaring Sosial Facebook Terhadap Siswi kelas VIII SMP NEGERI 1 Bawen Tahun Ajaran 2016/2017

  ”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Ketua IAIN Salatiga yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di SMP N 1 Bawen.

  2. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., Selaku ketua Jurusan Pedidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

  3. Bapak Imam Mas Arum, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikan nasehat, arahan, serta masukan-masukan yang sangat membangun dalam penyelesaian tugas akhir ini.

  4. Ayahanda Ahmad Zuani, Ibunda Piyati,Kakak Eko Puspita,S.Pd dan adek Khoiriyah tercinta yang telah mencurahkan pengorbanan dan do‟a restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.

  5. Seluruh dosen dan petugas admin Prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian berlangsung.

  6. SMP N 1 BAWEN , Bapak Hargito, S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah, Ibu Eko Puspita Dewi, S.Pd.I, dan Bapak Drs.Ahmad Saefudin Selaku Guru Pendidikan Agama Islam. Dan semua staf dan guru di SMP N 1 BAWEN yang telah memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

  7. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

  Amin ya robbal ‟alamin Salatiga,25 Maret 2017

  Penulis Ahmad Syifaudin

  NIM: 111 10 028

  ABSTRAK

  Syifaudin, Ahmad.2017. Metode guru PAI dalam menanggulangi dampak negatif Jejaring social Face book terhadap Siswi SMP Negeri 1 Bawen Tahun Ajaran 2016/ 2017 .Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruuan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Salatiga.

  Pembimbing : Imam Mas Arum, S.Pd., M.Pd

  Kata Kunci : Metode,Guru PAI,Dampak negatif ,Facebook

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) dampak negatif jejaring sosial

  

facebook terhadap akhlak siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Bawen. Penelitian ini

  memfokuskan pada ( 2 ) upaya yang dilakukan guru PAI dalam menghadapi dampak negatif facebook. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilakukan di VIII SMP Negeri 1 Bawen. Untuk pengumpulan data digunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) dampak negatif facebook terhadap akhlak siswi kelas VIII di VIII SMP Negeri 1 Bawen ada dua bentuk. Pertama, komunikasi negatif yaitu berupa mempublikasikan kata-kata tidak terpuji di

  

facebook , mengupload foto yang tidak pantas dan mengakses facebook tanpa ada

  pertimbangan yang jelas sebelumnya. Kedua, perilaku negatif yaitu berupa berkurangnya disiplin siswi,interaksi sosial menjadi buruk, pergaulan terlalu luas dan bebas dan berkurangnya waktu belajar sekaligus berdampak pada kemalasan siswi. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh guru PAI dalam menanggulangi dampak negatif facebook adalah melalui upaya preventif dan kuratif.

  Upaya preventif yaitu dengan tujuan untuk mencegah dampak negatif seperti dengan cara menasehati siswi secara langsung dan mengarahkan

  facebook

  aktifitas facebook agar menjadi lebih positif bagi siswi kelas VIII.(2) Metode kuratif dilakukan oleh guru PAI untuk mengurangi dampak negatif facebook yang sudah dilakukan oleh siswi kelas VIII. Upaya kuratif ini jarang dilakukan karena keterbatasan guru dalam mengontrol akhlak siswi kelas VIII. Hambatan dalam melakukan upaya tersebut adalah karena faktor pengamatan guru terhadap akhlak siswi kelas VIII di luar sekolah sedangkan dampak negatif facebook terhadap akhlak siswi kelas VIII kebanyakan terjadi di luar sekolah

  DAFTAR ISI

  JUDUL .............................................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI........................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii PENGESAHAN KELULUSAN....................................................................... iv MOTTO ............................................................................................................. v PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1 B. Rumusan Masalah......................................................................... 6 C. Fokus Penelitian .......................................................................... 6 D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7 E. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 7 F. Manfaat Penelitian. ..................................................................... 7 G. Penegasan Istilah.......................................................................... 8 H. Metode Penelitian ........................................................................ 9 I. Sistematika Penulisan ................................................................... 15

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Metode................................................................... 17 B. Hal-hal yang efektif membina akhlak siswa............................ 18 C. Etika guru................................................................... .................... 19 Pengertian Facebook...................................................................... 21 D. E. Dampak Negatif Facebook................................................................ 21 F. Pengertian Akhlak .................................................................. . 24 BAB III GAMBARAN SMP NEGERI 1 BAWEN A. Letak dan Keadaan Geografis................................................... 31 B. Sejarah dan Proses perkembangan............................................ 31 C. Visi, Misi ................................................................................. 32 D. Stuktur Organisasi..................................................................... 33 E. Guru dan Karyawan................................................................... 33 F. Peserta Didik............................................................................. 35 G.Sarana Dan Prasarana................................................................. 35 H. Gambaran Umum Kelas VIII.................................................. 36 BAB IV ANALIS DAN PEMBAHASAN A. Data Facebook siswa .................................................................. 37 B.Wawancara Dengan Guru PAI..................................................... 37 C.Wawancara Dengan Siswi............................................................ 38 D. Metode Guru PAI........................................................................ 39 E. Catatan

  • –catatan Lapangan.......................................................... 41

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................ 53 B. Saran-saran................................................................................. 54 C. Kata Penutup.............................................................................. 55 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 57 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berbeda dengan mengajar, pendidikan adalah suatu proses pendewasaan yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik dengan memberikan stimulus positif yang mencakup kognitif, afektif dan psikomotorik.

  Sedangkan pengajaran hanya mencakup kognitif saja artinya pengajaran adalah suatu proses pentransferan ilmu pengetahuan tanpa membentuk sikap dan kreatifitas peserta didik Pendidikan merupakan sebuah upaya membentuk peserta didik agar mempunyai akhlak mulia. Artinya pendidikan tidak hanya di bebani tugas mencerdaskan anak didik dari segi kognitif saja, Dalam hal ini beban pendidikan yang berkaitan dengan kecerdasan afektif siswa adalah upaya membina moral ( akhlak ) peserta didik, Sebagaimana fungsi dan tujuan Pendidikan yang tertuang dalam Undang

  • – undang Nomor : 20 Tahun 2013 Bab II

  pasal 3 yaitu : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.( Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional, 2011:5 )

  

Selain itu, dalam pendidikan Islam, akhlak mulia diposisikan sebagai tujuan

utamanya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Luqman ayat 18 ًءاَم ِءاَمَّسلا َنِم اَن

  ِتاَواَمَّسلا َقَلَخ

ْلَزْ نَأَو ٍةَّباَد ِّلُك ْنِم اَهيِف َّثَبَو ْمُكِب َديَِتَ ْنَأ َيِساَوَر ِضْرلأا ِفِ ىَقْلَأَو اَهَ نْوَرَ ت ٍدَمَع ِْيَْغِب

ٍيِرَك ٍجْوَز ِّلُك ْنِم اَهيِف اَنْ تَبْ نَأَف

  Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena yang artinya “ sombong) dan janganlah kamuberjalan di muka bumi dengan angkuh Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri ( Qs. Luqman, 31: 18 )

  Berkaitan dengan hal tersebut,Nuriah( 2007: 160 ) menyatakan munculnya isu kemerosotan martabat manusia (dehumanisasi) yang muncul akhir-akhir ini, dapat diduga akibat krisis moral. Krisis moral terjadi antara lain akibat tidak imbangnya kemajuan “IPTEK” dan “IMTAQ” di era globalisasi. Dengan demikian, sentuhan aspek moral atau akhlaq dan budi pekerti menjadi sangat kurang.Demikian pula, sentuhan agama yang salah satu cabang kecilnya adalah akhlak atau budi pekerti menjadi sangat tipis dan tandus.Padahal roda zaman terus berputar dan berjalan, budaya terus berkembang, teknologi berlari pesat, dan arus informasi global bagai tidak terbatas dan tidak terbendung lagi. Kenyataan lain yang juga menunjukkan adanya indikator akhlak dan budi pekerti yang gersang adalah banyaknya kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh anak sekolah di bawah umur, perkelahian antar pelajar, tindak kejahatan mencuri, menodong umumnya pelakunya adalah pelajar. Di era globalisasi ini yang disertai dinamika pertumbuhan budaya dan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi lebih melahirkan persaingan dalam berbagai hal, baik itu dalam bidang ideologi, ekonomi, maupun kemasyarakatan. Pokok persoalan yang mendasar adalah terletak pada invasi kebudayaan setidaknya nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti, materialisme hedonisme, dan lain sebagainya yang sedikit banyak mempengaruhi nilai-nilai yang berlaku di masyarakat Perubahan tersebut dapat menggeser bahkan menggantikan tata nilai tiap masyarakat, sehingga menimbulkan perubahan sosial ( sosial chage ) Dengan perubahan itu timbul suatu permasalahan-permasalahan baru, utamanya dalam dunia pendidikan akhlak. Selain itu, seiring perkembangan teknologi mulai dari perkembangan komputer itu sendiri mulai dari komputer yang digunakan Abacus yang ditemukan di Babilonia (Irak) sekitar 5000 tahun yang lalu sebagai alat penghitung manual pertama, baik dilingkup sekolah maupun kalangan pedagang saat itu. Dimulai dari situ perkembangan komputer hingga sampai sekarang ini dengan bentuk yang makin kompleks sehingga mudah dibawa kemana pun. Selain dari perkembangan komputer itu sendiri, aplikasi yang berhubungan dengan dunia maya juga ikut ambil bagian.Seperti maraknya muncul jejaring sosial.Sejak diciptakan pada tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg, situs jejaring sosial Facebook terus menanjak popularitasnya.Jumlah pemakainya naik terus dan sekarang sedang menuju ke jumlah setengah miliar orang di seluruh dunia. “Jumlah pengguna memang sangat banyak, tetapi yang kami pikirkan dari jumlah tersebut adalah bahwa kami baru saja mulai mencapai tujuan kami, yakni menghubungkan setiap orang,” kata Mark Zuckerberg pada blog-nya. Mark Zuckerberg tidak memperhatikan dampak negatif dari bagaikan pisau yang bermata dua, di satu sisi memang memiliki dampak

  facebook

  positif yang dapat menghubungkan dengan teman, sanak saudara, atau menambah kenalan walaupun dengan jarak yang jauh dengan waktu yang relatif cepat. Namun, di sisi lain facebook berdampak negatif bagi penggunanya, seperti maraknya penipuan, pencurian anak, pemalsuan identitas dan lain-lain

  

diakses selasa 7 Februari 2017 pukul 14.00 WIB )

  Semua ini kembali lagi bagi penggunanya untuk selalu mengontrol diri agar jauh dari dampak negatifnya.Diantara banyaknya pengguna facebook, salah satu diantara mereka adalah dari kalangan remaja yang masih berstatus siswa di sekolah. Hal ini menjadi budaya baru bagi gerenasi muda yang cenderung belum bisa mengontrol diri. Begitu juga para peserta didik di SMP Negeri 1 Bawen Dari uraian di atas, pendidikan akhlak menjadi kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi, dan tentunya pemenuhan tersebut tidak mutlak dibebankan pada institusi atau golongan tertentu saja, akan tetapi menjadi tanggungjawab bersama di semua lini kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Dalam hal ini, sekolah juga ikut bagian dalam upaya pembinaan akhlak para remaja- remaja yang digempur dengan berbagai macam budaya yang menjerumuskan seperti jejaring sosial

  Artinya sekolah juga mempunyai peran penting dalam mengantisipasi facebook. dampak negatif facebook terhadap akhlak peserta didik. Peran tersebut barangkali akan terwakili oleh guru PAI sebagai sosok yang diharapkan akan mampu menjadi teladan bagi siswanya dan meredam dampak yang ditimbulkan dari penggunaan akun facebook melalui metode yang matang. Untuk membatasi penelitian ini, maka peneliti akan meneliti berkenaan dengan problematika pendidikan akhlak di sekolah. Problematika pendidikan akhlak ini berkaitan dengan metode guru PAI dalam mengahadapi pengaruh jejaring sosial facebook terhadap siswi SMP Negeri 1 Bawen. Bahwa sekolah memiliki harapan besar terhadap guru PAI yang pada dasarnya mengemban amanah untuk membentuk akhlak mulia peserta didik.Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Bawen yang lokasinya berada di perkotaan dan fasilitas sumber belajarnya telah memadai. Dari wawancara peneliti dengan Waka Urusan Humas, SMP Negeri 1 Bawen merupakan salah satu satuan pendidikan. Terkait akhlak siswi di SMP Negeri 1 Bawen, sebenarnya dapat dikatakan tidak mengkhawatirkan. Artinya, perilaku siswi atau kenakalan siswi tidak sampai pada disebut kriminal. Akan tetapi masih ada beberapa siswi yang menunjukan akhlak yang buruk seperti melanggar peraturan sekolah, bergaul dengan lawan jenis melalui media sosial tanpa batasan yang jelas, dan lain-lain .Dari persoalan tersebut, Metode guru PAI akan memiliki peran penting dalam pencegahan siswa berakhlak buruk yang disebabkan dari dampak negatif penggunaan akun facebook tersebut. Dari wawancara dengan guru PAI bahwa salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka mencegah dampak negatif penggunaan akun facebook adalah memberikan perhatian penuh terhadap siswa.Barangkali masih perlu dicari rumusan metode yang jelas dalam mengatasi problematika tersebut.Penelitian ini mengambil sampel siswa kelas VIII dengan asumsi bahwa siswi kelas VIII tergolong anak remaja muda yang membutuhkan pembinaan akhlak, peralihan dari masa kanak

  • – kanak menuju remaja yang intens agar dapat tercegah dari perilaku buruk atau menyimpang untuk masa yang akan datang.

A. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang yang sudah dipaparkan, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai titik tolak penelitian ini.

  1. Apa saja dampak negatif jejaringsosial facebook terhadap akhlak siswi Kelas

  VIII SMP Negeri 1Bawen?

  2. Metodeapa saja yang dilakukan guru PAI (Penidikan Agama Islam) dalam menghadapi dampak negatif jejaring sosial facebook terhadap siswi kelas

  VIII di SMP Negeri 1 Bawen ? B.

   Fokus Penelitian

  1. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui, hal

  • – hal yang dilakukan siswi SMP Negeri 1 Bawen dijejaring social facebook

  2. Dampak dari penggunaan jejaring social facebook terhadap perilaku akhlak siswi SMP Negeri 1 Bawen

  C. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui dampak negatif jejaring sosial facebook terhadap siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bawen

  2. Untuk mengetahui metode guru PAI dalam menghadapi dampak negatif jejaring sosial facebook terhadap siswi Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bawen

  D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah Penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan( Sugiyono, 2011: 64 ). Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah, dia akan ditolak jika salah satu palsu dan akan diterima jika fakta

  • – fakta membenarkan ( Hadi, 1981 : 63 )
Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa : Hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian, yang mungkin benar atau mungkin salah, hipotesis ini akan diterima jika benar dan ditolak jika salah.Hipotesis dalam penelitian ini adalah perlu adanya metode guru PAI untuk menanggulangi dampak negatif jejaring Sosial Facebook E.

   Manfaat Penelitian

  a. Manfaat Teoretis 1) Menambah khazanah pengetahuan dan referensi tentang problematika pendidikan akhlak di sekolah.

  2) Mengembangkan pengetahuan peneliti mengenai solusi atas permasalahan dampak negatif jejaring sosial facebook terhadap akhlak siswi

  b. Manfaat Praktis Dapat memberikan kontribusi sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan Pendidikan akhlak di sekolah, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai serta pembinaan akhlak di SMP Negeri 1 Bawen dapat terus ditingkatkan.

F. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kemungkinan penafsiran yang berbeda dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini perlu adanya penjelasan beberapa istilah pokok ataupun kata- kata yang menjadi variabel penelitian

  1. Metode Guru Pendidikan Agama Islam Metode adalah cara yang telah dipikirkan secara matang yang dilakukan dengan mengikuti langkah

  • – langkah tertentu demi tercapai nya sebuah tujuan ( Hardjana, 2010: 23 ) Metode Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah segala usaha yang bersifat keagamaan yang dilakukan oleh guru PAI untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam, yaitu untuk mengembangkan potensi keagamaan siswa menjadi manusia yang baik, berbudi pekerti. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru PAI dalam membina akhlak siswa-siswinya adalah: a. Menanamkan pengetahuan tentang akhlak kepada siswa.

  b. Memelihara pengetahuan tentang akhlak kepada siswa.

  c. Meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan tentang akhlak kepada siswa d. Menekankan dan memotivasi siswa agar mampu mengamalkan akhlak yang baik

  2. Facebook adalah sebuah situs web jejaring social populer yang diluncurkan

  Facebook

  pada 4 februari 2004. Face book didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14 mei 1984 face book ini memungkinkan para penggguna dapat menambahkan profile dengan foto, kontak, ataupun informasi personil lainya dan dapat bergabung dalam komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan pengguna lainya ( http://akses kamis 9 maret 2017 pukul 13.WIB ) G.

   Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang tidak menggunakan statistik, maksudnya data yang dikumpulkan berupa teks atau kata-kata. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Yaitu penelitian yang bertujuan melakukan studi yang mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa, sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut

  1. Metode Penentuan Subjek Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.Untuk menentukan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik berdasarkan tujuan-tujuan tertentu (purposive sampling) Menurut Nasution sampling yang purposive adalah sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan desain penelitian. Peneliti akan berusaha agar sampel itu terdapat wakil-wakil dari segala lapisan populasi Dengan demikian diusahakannya agar sampel itu memiliki ciri-ciri yang esensial dari populasi sehingga dapat dianggap cukup representatif. Ciri-ciri apa yang esensial, strata apa yang harus diwakili, bergantung pada penilaian atau pertimbangan peneliti atau judgment peneliti. Informan dalam penelitian ini dibedakan menjadi : a. Informan kunci (keyinforman) Informan kunci dalam penelitian ini adalah guru PAI.

  b. Informan pendukung Informan pendukung dalam penelitian ini terdiri dari :

  1)

  Waka kurikulum dan Kesiswaan

2) Siswi kelas VIII

  2. Pengumpulan Data Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:

  a. Wawancara Metode wawancara adalah cara pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara lisan dan bertatap muka dengan siapa saja yang dikehendaki. Lebih lanjut (Sutrisno Hadi) mengatakan bahwa metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan dengan tujuan penelitian. Adapun metode wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin yaitu dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan dengan pedoman tetentu yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Metode ini digunakan untuk memperoleh data dari guru mata pelajaran PAI dan Waka kurikukum, beserta siswa.

  b. Observasi Metode Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan dalam memperoleh data tentang upaya guru PAI dalam menghadapi dampak negatif facebook terhadap siswi kelas VIII di SMP Negeri 1

  Bawen

  c. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain-lain ( Arikunto, 2000: 188 ) Metode ini digunakan untuk memperoleh data berupa segala sesuatu yang ada kaitannya dengan kurikulum, struktur organisasi sekolah, keadaan guru, karyawan, dan administrasi guru.

  3. Metode Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami dan semuanya dapat diinformasikan kepada orang lain. ( Sugiyono,2007: 334 ) Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman, yaitu meliputi komponen-komponen kegiatan sebagai berikut:

  a. Reduksi data Reduksi data langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap pertama, melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan, dan meringkas data.

  Pada tahap kedua peneliti menyusun kode-kode dan catatan catatan mengenai berbagai hal, termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta proses-proses sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok-kelompok dan pola-pola data. dalam komponen reduksi data ini kelihatan bahwa peneliti akan mendapatkan data yang sangat sulit untuk diindentifikasi pola serta temanya, atau mungkin kurang relevan untuk tujuan penelitian sehingga data- data tersebut terpaksa harus diredusir dan tidak termasuk yang akan di analisis.Reduksi data dilakukan untuk memilih antara data-data yang berkaitan langsung dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran PAI dan data yang tidak berkaitan secara langsung sehingga analisis yang disusun oleh peneliti dapat tepat pada sasaran dan tidak mengembang terlalu jauh dan dapat ditarik suatu kesimpulan.

  b. Penyajian data Penyajian data disini melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data.yakni menjalin kelompok data yang satu dengan kelompok yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis dilibatkan dalam satu kesatuan. dalam hubungan ini data tersaji berupa kelompok - kelompok yang kemudian saling dikaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan. Penyajian data dalam skripsi ini merupakan pengambilan seluruh informasi tentang pelaksanaan pembinaan akhlak yang telah dianalisis oleh peneliti sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan.

  c. Penarikan kesimpulan Penarikan dan pengujian kesimpulan, peneliti pada dasarnya mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat. adakalanya kesimpulan telah tergambar sejak awal, namun kesimpulan peneliti tidak pernah dapat dirumuskan secara memadai tanpa menyelesaikan analisis seluruh data yang ada. peneliti dalam hal ini masih harus mengofirmasi, mempertajam, atau mungkin merevisi kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa proposisi-proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti. Setelah analisis dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian yang menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan oleh peneliti sebelumnya.

  d. Uji Keabsahan Data Pengambilan data-data melalui tiga tahapan, yaitu pendahuluan, penyaringan, dan melengkapi data yang masih kurang. Dari ketiga tahap tersebut, untuk pengecekan keabsahan data banyak terjadi pada tahap penyaringan data. Oleh sebab itu jika terdapat data yang tidak relevan dan kurang memadai maka akan diadakan penelitian atau penyaringan data sekali lagi di lapangan, sehingga data tersebut memilki kadar validitas tinggi.

  Moleong berpendapat bahwa "Dalam penelitian diperlukan suatu teknik pemeriksaan keabsahan data".Sedangkan untuk memperoleh keabsahan temuan perlu diteliti kreadibilitasnya dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

  Presistent Observation ( ketekunan pengamatan) yaitu mengadakan observasi

  secara terus menerus terhadap objek penelitian guna memahami gejala lebih mendalam terhadap berbagai aktivitas yang sedang berlangsung di lokasi penelitian.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika Penulisan di dalam penyusunan skripsi ini dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, judul, tujuan pembimbing, pengesahan lulusan, pernyataan keaslian tulisan, daftar lampiran.Bagian tengah berisi Pendahuluan sampai penutup dan bagian akhir berisi daftar pustaka, lampiran

  • – lampiran. Pada skripsi ini penulis menuangkan hasil penelitian dalam lima bab. Pada tiap bab menjelaskan sub-sub bab yang menjelaskan pokok bahasan dari bab yang bersangkutan.

  BAB I :Pendahuluan meliputi :latarbelakang masalah, rumusan masalah,tujuan,hipotesis penelitian,manfaat Penelitian , penegasan Istilah, Metodelogi Penelitian serta sistematika Penulisan Skripsi.

  Bab II : Kajian Pustaka, meliputi : Metode guru PAI dalam menanggulangi dampak Negatif jejaring social Facebook terhadap siswi SMP Negeri 1 Bawen Berisi gambaran umum tentang SMP Negeri 1 Bawen. Pembahasan pada bagianini difokuskan pada letak geografis, sejarah berdiri, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan peserta didik, dan sarana prasarana yang ada di SMP Negeri 1Bawen.

  BAB III : Berisi gambaran umum tentang SMP Negeri 1 Bawen. Pembahasan pada bagian ini difokuskan pada letak geografis, sejarah berdiri, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan peserta didik, dan sarana prasarana yang ada di SMP Negeri 1Bawen.

  BAB IV : Analisis Data, meliputi : analisis deskripsi, analisis uji dan pembahasan. BAB V : Penutup, meliputi : Kesimpulan dan saran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Metode adalah cara yang telah dipikirkan secara matang yang dilakukan

  dengan mengikuti langkah

  • – langkah tertentu demi tercapai nya sebuah tujuan ( Hardjana, 2010: 23 ) Metode Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah segala usaha yang bersifat keagamaan yang dilakukan oleh guru PAI untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam, yaitu untuk mengembangkan potensi keagamaan siswa menjadi manusia yang baik, berbudi pekerti. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru PAI dalam membina akhlak siswa-siswinya adalah: 1. Menanamkan pengetahuan tentang akhlak kepada siswa.

  2. Memelihara pengetahuan tentang akhlak kepada siswa.

  3. Meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan tentang akhlak kepada siswa

  4. Menekankan dan memotivasi siswa agar mampu mengamalkan akhlak yang baik ( Mubarok, 2011: 20 )

B. Hal – hal yang efektif membina akhlak siswa

  Hal- lain yang efektif dilaksanakan dalam rangka membina akhlak siswa, yakni: a. Penegakkan disiplin di sekolah

  Penegakkan disiplin di sekolah merupakan hal yang paling ditakuti di sekolah bagi anak-anak yang kurang disiplin. Sebab dengan adanya disiplin membuat siswa merasa dikontrol, diatur dan lain sebagainya. Sehingga akibat dari ketidakdisiplinan itu siswa akan mendapatkan hukuman sesuai dengan apa yang ia langgar dari disiplin itu. Misalnya dating terlambat, tidak masuk sekolah dan lain-lain.

  b. Ritual keagamaan Ritual atau sering disebut dengan kegiatan keagamaan yang diadakan dalam lingkungan sekolah, banyak mendatangkan nilai-nilai positif bagi siswa-siswi itu sendiri dan bagi seluruh keluarga besar sekolah tersebut. Kegiatan keagamaan memancarkan sinar-sinar keagamaan dan menghidupkan sendi- sendi kehidupan, sebab dengan adanya kegiatan keagamaan, lingkungan akan menjadi damai, tentram dan teratur. Beberapa ritual itu misalnya, mengadakan shalat berjama’ah bagi yang siswa yang sudah dianggap mampu, membaca Al-

  Qur’an dan ceramah-ceramah umum, sehingga dari sini guru dapat menyelipkan pesan-pesan moral kepada siswa, supaya akhlak benar- benar terjaga baik di lingkungan sekolah, keluarga lebih-lebih dalam lingkungan bermasyarakat. ( Zaenal, 2011: 10 ) c. Penugasan/Pengawasan

  Guru memiliki keterbatasan waktu dan tempat untuk senantiasa membina siswa- siswinya. Maka untuk membina siswa secara terus menerus dan membiasakan siswa kearah perbuatan baik, maka perlu adanya penugasan kepada siswa berupa lembaran-lembaran yang menjadi kontrol, misalnya kartu shalat, menasehati anak agar setiap masuk dan keluar rumah mengucapkan salam, membantu orang tua di rumah dan lain sebagainya.

C. Etika guru

  Terdapat beberapa etika yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya di lingkungan sekolah, di antaranya adalah sebagai berikut: 1). Guru harus menjadi teladan bagi muridnya.

  2). Guru harus meningkatkan kompetensi keilmuannya dengan senantiasa bermuthalaah.

  3) Guru harus memperhatikan murid dengan penuh dedikasi, mengajarkan dengan baik, mendidik dengan akhlak, serta mendoakan keberhasilan, dan keselamatan murid-muridnya Guru yang terlatih dengan baik akan mempersiapkan empat bidang kompetensi guru yang efektif dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. Empat kompotensi yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

  1) Memiliki pengetahuan tentang teori belajar dan tingkah laku manusia.

  2) Menunjukkan sikap dalam membantu siswa belajar dan memupuk hubungan dengan manusia lain secara tulus.

  3) Menguasai mata pelajaran yang diajarkan. 4) Mengontrol ketrampilan teknik mengajar sehingga memudahkan siswa dalam belajar. ( Mubarok 2009 : 18 ) Dalam pendidikan Islam, pendidik memiliki arti dan peranan sangat penting. Hal ini sesuai dengan Al quran surat Al baqarah ayat 263:

  ٌميِلَح ٌِّنَِغ ُهَّللاَو ىًذَأ اَهُعَ بْتَ ي ٍةَقَدَص ْنِم ٌرْ يَخ ٌةَرِفْغَمَو ٌفوُرْعَم ٌلْوَ ق

  Yang artinya: Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima).

  Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.

  Hal ini disebabkan ia memiliki tanggungjawab dan menentukan arah pendidikan. Itulah sebabnya Islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik. Islam mengangkat derajat mereka dan memuliakannya melebihi orang Islam lainnya yang tiada berilmu dan bukan pendidik.Guru agama adalah penopang perkembangan religiusitas anak, karena itu dituntut untuk memilki karakteristik sebagi berikut : a. Kepribadian yang mantap (akhlak mulia) seperti jujur, bertanggungjawab, berkomitmen terhadap tugas, disiplin dalam bekerja, kreatif terhadap siswa b. Menguasai disiplin ilmu dalam bidang studi pendidikan agama Islam. Guru agama memiliki pemahaman yang memadai tentang bidang studi yang diajarkan, minimal materi – materi yang terkandung dalam kurikulum.

  c. Memahami ilmu-ilmu lain yang relevan atau menunjang kemampuannya mampu, dalam mengelola proses belajar-mengajar seperti psikologi pendidikan, bimbingan dan konseling, metodologi pengajaran, administrasi pendidikan, teknik evaluasi dan psikologi agama.

  D.

   Pengertian Facebook Facebook adalah sebuah situs web jejaring social populer yang diluncurkan pada 4 februari 2004. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14 mei 1984 facebook ini memungkinkan para penggguna dapat menambahkan profile dengan foto, kontak, ataupun informasi personil lainya dan dapat bergabung dalam komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan pengguna lainya (http://akses kamis 9 maret 2017 pukul 13.WIB )

  E.Dampak Negatif Facebook Menurut M. Yanhar dalam blognya bahwa penggunaan facebook akan memberikan dampak negatif bagi penggunanya, yaitu: a. Mengganggu Pekerjaan

  Banyak karyawan, dosen dan mahasiswa yang curi-curi waktu bermain

  facebook saat bekerja yang tentunya akan mengurangi hasil kerja dan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

  b. Batasan Ranah Pribadi yang Menjadi Kabur Dalam facebook kita bebas menulis apa saja dan seringkali tanpa sadar kita menuliskan hal yang seharusnya tidak disampaikan melalui jejaring sosial, maka tak jarang pengguna facebook terkadang tak sadar menuliskan aib dirinya sendiri pada wall facebook nya.

  c. Interaksi Sosial Berkurang Banyak orang memilih menyendiri dirumah atau warnet ketimbang bergaul dengan teman-teman atau anggota keluarganya.

  d. Dapat Menimbulkan Kesalahpahaman Antar Pengguna Facebook

  Facebook merupakan jejaring sosial yang sifatnya terbuka. Haruslah disadari menulis status di wall facebook dan mengomentari status teman adalah sama hal nya seperti obrolan di kehidupan nyata bahkan efeknya mungkin lebih parah karena bahasa tulisan terkadang meimbulkan salah tafsir yang dapat menimbulkan masalah antar sesama pengguna facebook.

  e. Penipuan seperti media online lainnya, facebook juga rentan dimanfaatkan untuk tujuan penipuan sampai kasus pembunuhan. f.Mengganggu Kesehatan

  Facebook membuat orang berlama-lama di duduk depan komputer,

  padahal duduk berlama-lama didepan komputer sangat mengganggu kesehatan seperti kekurangan vitamin D yang akibatnya bisa membuat tulang mudah rapuh.

  g. Lupa Waktu Update status, upload foto, mengobrol atau melihat dinding teman

  facebook sangat mengasikkan dan yang akhirnya bisa membuat lupa waktu.

  h. Pencurian Identitas Mencantumkan identitas pribadi secara lengkap seperti nomor telepomn, alamat rumah dan lain-lain, dapat digunakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan hal-hal negatif. Selain dampak negatif diatas, ditambahkan oleh Ahmad Taqiyudin bahwa facebook juga memberikan beberapa dampak negatif sebagai berikut: a. Buang-buang waktu.

  Lebih banyak waktu kita yang terbuang sia - sia hanya untuk hal yang kurang bermanfaat, apa lagi kalau sudah kecanduan sulit untuk menghentikannya.

  b. Pemborosan uang.

  Ini terasa sekali jika online lewat handphone, membuat tidak kita tidak menyadari dan tiba-tiba pulsa kita habis saat kita lagi asyik bermain

  facebook .

  c. Malas belajar.

  Mengerjakan tugas atau pekerjaan yang seharusnya kita kerjakan jadi terbengkalai karena bermain facebook terus, akibatnya secara tidak langsung telah berjam-jam tugas itu belum selesai juga.

  d. Memicu terjadinya pergaulan bebas tanpa batas.

  Di dunia maya, dunia tanpa batas, seseorang bisa menjadi siapa saja dan berbuat apa saja, baik atau buruk ( Irfan, 2013: 25 )

F. Akhlak

  Kata akhlak secara etimologis berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti adat, perangai, atau tabiat.Sedangkan secara terminologis, dapat dikatakan bahwa akhlak merupakan pranata perilaku manusia dalam segala aspek kehidupan.Ibnu Miskawaih mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa melakukan pemikiran.Sementara Imam Ghazali berpendapat bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gamblang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.Sedangkan pendidikan akhlak merupakan upaya ke arah terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan lahirnya perbuatan-perbuatan yang bernilai baik dari seseorang. Menurut Imam Ghazali arah pendidikan lebih diutamakan pada pendidikan moral dan pembinaan budi pekerti dan penanaman sifat-sifat keutamaan pada anak didik, sebagaimana rumusannya tentang akhlak sebagai sifat yang mengakar dalam hati yang mendorong munculnya perbuatan tanpapertimbangan dan pemikiran, sehingga sifat yang seperti itulah yang terwujud menjadi karakter seseorang.

  Tugas pendidikan akhlak adalah membantu anak mencapai tahapan perkembangan moral yang tertinggi (kesempurnaan akhlak). Adapun aspek yang dibutuhkan dalam pendidikan akhlak adalah prinsip penghayatan dan penyadaran (internalisasi), prinsip pembiasaan (conditioning) dan prinsip peniruan (imitation) yang mengarah pada terjadinya keteladanan (modelling),(Muhibbin Syah, 1995 : 7)

  Dalam aplikasi pendidikan bahwa ketiga aspek ini memegang peranan penting bagi upaya pendidikan akhlak. Jika tujuan dari pendidikan akhlak adalah pembentukan akhlak mulia, maka dalam pembentukannya tidak cukup hanya sebatas pemberian pelajaran sebatas materi ajar akhlak tetapi ia meliputi seluruh proses pendidikan di lingkungan madrasah. Dengan demikian dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan akhlak diperlukan adanya upaya yang terpadu oleh seluruh komponen yang ada di dalam madrasah.

  Secara umum akhlak atau perilaku/perbuatan manusia terbagi menjadi dua yaitu pertama adalah akhlak yang baik/mulia dan kedua adalah akhlak yang buruk/tercela. Adapun inti dari berakhlak tersebut di atas adalah berakhlak baik kepada Allah swt. Karena Allah swt telah menjadikan diri dan lingkungan sekitar dengan lengkap dan sempurna. Mari kita ingat kembali bahwa Allah swt menciptakan manusia dengan tujuan utama penciptaannya adalah untuk beribadah atau mengabdi, sebagaimana f irman Allah swt yang Artinya : “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada- Ku” (QS. al-Dariyat : 56)