UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII DI SMP NEGERI 13 MALANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015

(1)

UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII DI SMP NEGERI 13 MALANG

TAHUN PELAJARAN 2014-2015

SKRIPSI

Oleh: UMA ASTUTI NIM. 201110010311002

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH 2015


(2)

UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII

DI SMP NEGERI 13 MALANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang Untuk memenuhi salah satu persyaratan

Dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)

Oleh: UMA ASTUTI NIM. 201110010311002

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH 2015


(3)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII DI SMP NEGERI 13 MALANG

TAHUN PELAJARAN 2014-2015

SKRIPSI

Oleh:

UMA ASTUTI NIM. 201110010311002

Disetujui Oleh:

Pembimbing 1 Pembimbing 2


(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang,

Dan diterima untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Pada Tanggal: 24 Agustus 2015

Dewan Penguji Tanda Tangan

1. Prof. Dr. Tobroni, M.Si 1.

2. Drs. Agus Purwadi, M.Si 2.

3. Drs. Faridi, M.Si 3.

4. Dra. Romelah, M.Ag 4.

Mengesahkan, Fakultas Agama Islam UniversitasMuhammadiyah Malang

Dekan,


(5)

iv MOTO:

“Selaluberdoakepada Allah SWT danpatuhterhadapkedua orang tua.Sekaligus berupaya menjadi insan yang lebih baik lagi hari demi hari”

PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan kepada:

1. Ayahanda tersayang (Marsi) dan Ibunda tercinta (Sulasmi). 2. Semua keluarga di rumah.


(6)

v

SURAT PERNYATAAN

Yang beranda tanggan di bawah ini;

Nama : UMA ASTUTI

NIM : 201110010311002

Tempat/ Tgl. Lahir : BLORA, 7 MARET 1993 Fak/Jurusan : Agama Islam/ Tarbiyah

Menyatakan bahwa Tugas Akhir / Skripsi dengan judul:

UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII DI SMP NEGERI 13 MALANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015

adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik bagian maupun keseluruhan, kecuali dalm bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapat sanksi akademis.

Malang, 13 September 2015 MahasiswaYbs


(7)

vi ABSTRAK

Upaya Guru PAI dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Kelas VIII di SMP Negeri 13 Malang; Uma Astuti; NIM 201110010311002; JurusanTarbiyah FAI UMM.

Kata Kunci: Upaya Guru PAI, Keaktifan Belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya guru PAI dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas VIII.Selain itu, juga mendeskripsikan factor penunjang da npenghambat dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP Negeri 13 Malang dan solusinya.

Jenis penelitian ini kualitatif. Informan penelitian adalah kepala sekolah, guru PAI dan siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Sedangkan analisis data merujuk pada pendapat Miles dan Huberman yaitu tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)guru PAI sebelum memulai pelajaran selalu mempersiapkan RPP, Silabus, RPE, Prosem dan Prota, kemudian dalam pelaksanaan pembelajaran memilih dan menggunakan metode, media dan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif, guru juga melakukan evaluasi di setiap akhir pertemuan dengan melakukan tanya jawab dan ulangan harian di akhir bab. (2) Faktor pendukung upaya guru PAI dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa adalah guru dituntut cerdas, pandai dan bisa menggunakan metode, media dan strategi pembelaram yang kreatif dan inovatif sehingga siswa tidak bosan di kelas serta memaksimalkan penggunaan sarana prasarana yang ada dan juga turut aktifnya siswa dalam proses pembelajaran di kelas sekaligus dibarengi dengan kelengkapan sarana prasarana yang ada. Sedangkan untuk faktor penghambatnya adalah guru kurang inovatif dan kreatif dalam menggunakan metode, media dan strategi pembelajaran serta minimnya pengetahuan untuk menggunakan media pembelajaran IT, siswa yang ramai dan kurang memperhatikan pelajaran dan juga sarana prasarana yang dibutuhkan untuk pembelajaran PAI masih mengalami kekurangan yaitu speaker aktif dan perlengkapan untuk praktikum manasik haji.


(8)

vii ABSTRAK

The efforts of PAI teacher to Improve Class VIII for being active in PAI Subject SMP Negeri 13 Malang; Uma Astuti; NIM 201110010311002; Subject Tarbiyah FAI UMM.

Keywords: PAI Teacher Effort, activeness of Learning

This study aimed to describe the efforts of teachers PAI in improving students' learning activeness on the subjects of PAI-class VIII. In addition, it also describes the supporting and inhibiting factors in improving students' learning activeness on the subjects of PAI in class VIII SMP Negeri 13 Malang and the solutions.

This type is qualitative research. The informants are principals, PAI teachers and students. The data were collected by observation, interview and documentation. Data were analyzed using qualitative description. While the analysis data refers to the opinion of Miles and Huberman that stage of data collection, data reduction, data presentation, drawing conclusions.

The results showed that (1) PAI teacher before starting a lesson always prepare lesson plans, Syllabus, RPE, Prosem and Prota, then the process of learning choose and use creative and innovative methods of learning, media and learning strategies, teachers also evaluated at each end of the meeting to conduct debriefing and daily tests at the end of the Chapter. (2) Supporting factors of the efforts of PAI teachers in improving students' learning activeness is the teacher demanded to be intelligent, clever and can use the creative and innovative methods, media and learning strategies so that students do not get bored in the classroom as well as maximize the use of existing instruments and also active students in the learning process in the classroom at the same time accompanied by the completeness of existing infrastructure. As for the inhibiting factor is less innovative and creative teachers in the use of methods, media and learning strategies as well as the lack of knowledge to use IT learning media, crowded students who pay less attention to the lesson and also the necessary instruments for learning PAI is still experiencing a shortage of active speakers and equipment for lab rituals of Hajj.


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah serta ridha-Nya, sehingga skripsi yang berjudul, “UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII DI SMP NEGERI 13 MALANG ” yang penulis susun dalam karya ilmiah skripsi. Shalawat dan salam senantiasa terhanturkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.

Pada kesempatan ini, perkenankan penulis sampaikan terima kasih yang tiada terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung dalam proses penyusunan skripsi penulis, terutama kepada:

1. Ayahanda tersayang Marsi dan Ibunda tercinta Sulasmi serta keluarga besar yang selalu mendukungku selama ini

2. Drs. Faridi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang beserta para stafnya dan Nur Afifah KM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang

3. Drs. Faridi, M.Si., dan Dra. Romelah, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk dapat memberikan arahan, saran, bimbingan, doa, serta motivasi kepada penulis

4. Drs. Faridi, M.Si, selaku dosen wali yang telah memberikan motivasi, saran, arahan, dan doa kepada penulis

5. Para Bapak dan Ibu dosen pengajar di Jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis


(10)

ix

6. Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Malang dan guru yang telah mengijinkan penulis dan membantu untuk melakukan penelitian

7. Terima kasih juga untuk Sholikul Amzah Zakaria yang sudah membantu, memotivasi dan memberikan semangat dalam penyusunan skripsi agar selesai pada waktunya.

8. Teman-teman Tarbiyah angkatan 2011 khususnya (Ainun, Mira, Nita, Ika, Asfi, Zulfa dan Fafa) yang telah membantu dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.

9. Semua pihak yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam proses penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis sadar bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan, semoga amal dan jasa yang telah diberikan menjadi amal yang baik dalam kehidupan ini serta diterima oleh Allah SWT. Dan pada akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Malang, 15 Agustus 2015 Penulis,

UMA ASTUTI NIM. 201110010311002


(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... ... 10

E. Definisi Operasional ... 11

F. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Guru Profesional dan Ruang Lingkupnya ... 16

1. Pengertian Guru Profesional ... 16

2. Sikap Guru Profesional ... 18


(12)

xi

4. Peran Guru Profesional dalam Pembelajaran ... 23

5. Kemampuan yang Dituntut dari Guru Profesional ... 25

B.Keaktifan Belajar Siswadalam Pembelajaran PAI.... ... 29

1. Pengertian Keaktifan Belajar ... 29

2. Ciri-ciri Siswa Aktif dalam Pembelajaran PAI ... 30

3. Jenis-jenis Keaktifan Belajar ... 31

4. Model Hubungan Guru dengan Siswa dalam Pembelajaran ... 33

C. Pendidikan Agama Islam dan Ruang Lingkupnya... ... 35

1. Definisi Pendidikan Agama Islam ... 35

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 36

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 36

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ... 38

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Guru PAI dalam Pembelajaran ... 40

1. Faktor Pendukung ... 40

2. Faktor Penghambat ... 42

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 47

B. Lokasi Penelitian ... 47

C. Informan Penelitian ... ... 48


(13)

xii

E. Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Dan Obyek Penelitian ... 58

1. Sejarah Singkat SMP Negeri 13 Malang... 58

2. Visi dan Misi Sekolah... ... 60

3. Data Guru dan Siswa SMP Negeri 13 Malang. ... 62

4. Sarana prasarana SMP Negeri 13 Malang ... 63

B. Penyajian dan Analisa Data ... .... 63

1. Upaya Guru PAI dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran PAI... ... 63

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswakelas VIII MataPelajaran PAI dan Solusinya... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79

B. Saran-Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... ... 81 DAFTAR LAMPIRAN


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

TABEL I : JUMLAH GURU SMP Negeri 13 MALANG TABEL II : JUMLAH SISWA SMP Negeri 13 MALANG

TABEL III : DAFTAR SARANA PRASARANA LAB PAI SMP Negeri 13 MALANG


(15)

81

DAFTAR PUSTAKA

Aa Suryana dan Pupuh Fathurrohman. 2012, Guru Profesional. Bandung: PT Rafika Aditama.

Akbar Sa’dun. 2013, Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto Suharsimi. 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin Burhan. 2001, Metode Penelitian Sosial dan Format-Format Kualitatif-Kuantitatif. Surabaya: Angkasa Prima.

Djamarah Syaiful Bahri. 2006, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dkk, Supandi. 1986, Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar Intrakulikuler,

Kokurikuler, dan Ekstrakulikuler. Malang: Penerbit Karunika.

Et,al Khairudin. 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta:Nuansa Aksara.

Hamalik Oemar. 2005, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2006, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasbi Lawrens, Burhani. 2007, Kamus Ilmiah Populer. Jombang: Lintas Media. Hasbullah. 2009, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Idrus Muhammad. 2009, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.


(16)

82

M.A Muhaimin. 2008, Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Rosdakarya. Muhajir. 1989, Metode Penelitian Kualititatif,. Semarang: Bina Ilmu.

Moleong Lexy J. 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif,. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa E. 2006, Implementasi Kurikulum 2004; Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

2006, Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. 2008, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

2010, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sagala Saiful. 2006, Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya Wina. 2008, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

Sudjana Nana. 1987, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru

Sugiyono. 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syah Muhibbin. 2000, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Tafsir Ahmad. 1992, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Rosda Karya.


(17)

83

Thoha Chabib. 1996, Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang ada di Indonesia saat ini sedang mengalami penurunan pada mutunya, terlebih pada pendidikan formal. Di antara indikator penurunannya adalah kurikulum, kompetensi guru, sarana prasarana yang belum memadai dan kualitas lulusan, serta penyimpangan perilaku siswa. Salah satu contoh permasalahan yang dihadapi pendidikan formal adalah permasalahan kurikulum 2013, di mana kurikulum tersebut belum jelas penggunaannya sehingga berdampak pada kualitas pembelajaran dan lulusan.

Masalah-masalah di dunia pendidikan formal selalu ada dan bertambah, salah satunya yaitu pada penggunaan kurikulum. Kurikulum di Indonesia terkesan seperti setiap pergantian menteri pendidikan, maka kurikulum yang ada juga akan mengalami perubahan. Hal ini membuat sistem pendidikan tidak konsisten dan maksimal, karena seharusnya kurikulum tidak perlu sering diganti tapi lebih tepatnya kurikulum yang sudah ada dan digunakan lebih dimakasimalkan, karena pada hakekatnya keberhasilan pendidikan itu sendiri ditentukan oleh guru dan siswa. Permasalahan kurikulum ini sudah menjadi permasalahan yang dari dulu ada, tapi belum ada kebijakan dari pemerintah yang benar-benar dapat menyelesaikan masalah tersebut.

Sebuah kurikulum seharusmya dipatenkan selama beberapa lama agar dapat dilihat hasil dari pembelajaran tersebut. Jika melihat ke negara lain yang lebih maju, mereka memiliki SDM yang bagus, itu karena siswa mereka tidak


(19)

2

dibuat bingung oleh perubahan yang begitu cepat. Kurikulum yang lama belum terserap langsung baik oleh guru maupun siswa namun sudah diganti.. Ketidakpastian dan sering bergantinya kurikulum yang ada dalam waktu yang cepat akan memengaruhi guru dalam mengajar, karena guru harus beradaptasi lagi dengan kurikulum yang ada dan terkesan guru masih belum siap untuk menerimanya dan mengaplikasikannya. Oleh karena itu, karena kurikulum yang digunakan pada pendidikan formal tidak jelas maka akan berdampak pada materi yang disajikan oleh guru pada masing-masing mata pelajaran dan yang selanjutnya akan berdampak pada lulusan.

Apalagi permasalahan yang terkait dengan masalah siswa dan lulusan yang belum terserap dalam dunia kerja. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hatta Rajasa sewaktu masih menjadi Menteri Koordinator Perekonomian menyatakan bahwa betapa pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat.1 Kualitas SDM menentukan daya saing Indonesia di percaturan ekonomi dunia.2 Di antara Sumber Daya Manusia itu adalah orang yang berprofesi menjadi seorang guru, termasuk guru PAI. Oleh karena itu agar bisa bersaing di era global ini, guru PAI diharapkan lebih meningkatkan kemampuan SDM yang dimilikinya baik dengan melakukan studi atau kuliah lagi atau bisa juga dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang bisa meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar disertai dengan lebih banyak membaca buku, untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengajar, sehingga dengan meningkatkatnya SDM guru

1

http:// Peningkatan kualitas SDM buat Indonesia tidak jadi negara kulimerdeka.com.Diakses pada tanggal 10 Maret 2015

2 Ibid.


(20)

3

PAI itu sendiri, akan berpengaruh juga terhadap kualitas mengajar dari guru PAI.

Meskipun kemampuan guru PAI sudah meningkat tapi tidak serta merta permasalahan yang dihadapi oleh guru PAI dalam pembelajaran tidak ada lagi, karena permasalahan-permasalahan dalam dunia pendidikan pasti akan selalu ada. Sebab itu guru PAI harus lebih meningkatkan kualitas dari kompetensi yang dimilikinya. Namun di balik kemampuan SDM guru PAI yang berkualitas, guru PAI juga diharapkan mengerti akan tanggung jawab yang dimilikinya. Salah satu tanggung jawab guru PAI adalah bisa menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, efektif dan menyenangkan, sehingga membuat siswa nyaman untuk belajar dan membuat siswa tidak tertekan, meski hal itu terkadanag tidak mudah untuk diwujudkan. Oleh karena itu seorang guru, khususnya guru PAI sebaiknya dapat membuat siswa untuk selalau optimis belajar dengan giat dan rajin sehingga menjadi siswa yang berprestasi dan memiliki kompetensi yang bagus atau sumber daya manusia yang baik.

Di sisi lain, bila diperhatikan permasalahan yang dihadapi oleh guru PAI dalam pelaksanaan pembelajaran, di mana ada sebagian siswa yang meremehkan mata pelajaran PAI, dikarenaka pelajaran PAI tidak masuk dalam Ujian Akhir Nasional (UAN), pelajaran PAI dianggap gampang, cenderung membosankan dan lain-lain. Di sisi lain, permasalahan itu berasal dari guru sendiri, seperti materi yang disajikan kurang menarik, metode dan media yang digunakan kurang sesuai dengan materi yang disajikan dan kurang memadai sarana-prasarana sebagai penunjang pembelajaran PAI. Di samping itu, kurang inovatif dan kreatif dari seorang guru PAI dalam mengelola kelas, cara


(21)

4

menyampaikan materi atau menjelaskan materi, situasi lingkungan sekitar sekolah yang kurang kondusif, juga alokasi jam pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan lain sebagainya3.

Merujuk pada permasalahan di atas, maka guru PAI diharapkan pandai dalam menangani permasalahan yang dihadapi dengan meningkatkan kompetensi yang dimiliki, memilih dan menggunakan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi sekaligus menarik dan menyenangkan untuk siswa, untuk itu guru PAI diharapkan bisa lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan media dan sarana yang ada, sehingga pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di dalam dan di luar kelas dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran PAI. Seperti yang ada pada pasal 3 Bab II UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

Pendidikan adalah bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab 4 Merujuk dari tujuan pendidikan di atas, maka seorang guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas siswa yang dimilikinya, sehingga bisa mencetak siswa-siswi yang bukan hanya berilmu saja tetapi juga menjadi siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif dan menjadi siswa penerus bangsa yang bertanggung jawab.

3

M. Asrori Ardiansyah, Problematika PAI di Sekolah,dari

http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/problematika-pai-di-sekolah.html diakses pada tanggal 03 Maret 2015

4

http://www.academia.edu/4784240/SISTEM_PENDIDIKAN_NASIONAL, hal. 4, diakses pada tanggal 18 Mei 2015.


(22)

5

Untuk mencetak peserta didik yang bertaqwa, maka guru dalam melaksanakan pembelajaran dibutuhkan keterampilan guru dalam mengelola kelas diperlukan dalam pembelajaran. Pengelolaan kelas bisa bermacam-macam, seperti guru melakukan perubahan tempat duduk, dan juga rotasi tempat siswa. Hal itu untuk membuat siswa tidak bosan, mendapatkan suasana tempat duduk yang baru dan juga mendapat teman bangku yang baru sehingga siswa lebih akrab dengan teman sekelasnya, sehingga siswa mendapatkan pencerahan yang baru karena mempunyai teman duduk yang baru. Hal seperti ini, mungkin bisa dilakukan oleh guru PAI untuk membuat suasana belajar yang baru dan berbeda untuk siswa, sehingga siswa akan merasa nyaman dan bersemangat untuk belajar. Dengan cara seperti itu, mungkin akan membantu guru untuk mengatasi atau meminimalisir masalah-masalah dalam pembelajaran PAI.

Seorang guru PAI diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan yang baik dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat, akan tetapi guru PAI juga harus bisa memiliki keterampilan mengajar yang baik, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Turney dalam Mulyasa bahwa delapan keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran yaitu, keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan.5Delapan keterampilan tersebut seharusnya dikuasai oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

5

E. Mulyasa,Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


(23)

6

Ada dua hal yang terkait dalam penentuan berhasil tidaknya pelaksanaan pembelajaran, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran dan pengelolaan kelas. Antara keduanya diyakini mempunyai implikasi dalam pencapaian hasil belajar. Dengan kata lain, masalah pengelolaan kelas perlu diatur sedemikian rupa, sehingga dapat menciptakan atau mempertahankan kondisi optimal yang memungkinkan terjadinya pembelajaran yang kondusif.6 Selain itu, keadaan siswa setiap harinya tidak selalu sama pada saat pelaksanaan pembelajaran di kelas, seperti hari ini siswa mudah untuk dikendalikan, namun di waktu yang lain siswa sulit dikendalikan. Oleh karena itu seorang guru yang profesional diharapkan selalu siap dalam menghadapi dan menangani kondisi siswa di kelas, agar pembelajaran dapat berjalan secara maksimal.

Pengajaran dan pengelolaan kelas merupakan unsur-unsur yang saling berkaitan satu sama lain dan mempengaruhi kualitas pembelajaran yangdihasilkan. Kelima unsur ini merupakan satu kerangka atau sistem pembelajaran, sebagaimana pendapat Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.7

Di samping itu, unsur lainnya yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran adalah metode yang digunakan oleh guru. Seperti metode

6

Mulyadi,Classroom Management Mewujudkan Suasana Kelas yang Menyenangkan bagi Siswa,(Malang: 2009), hal. 1

7


(24)

7

ceramah, problem solving, dan diskusi.8Tidak satupun dari metode pembelajaran tersebut yang sempurna dan cocokpadamateri yang ada dalam SK dan KD. Berbagai metode tersebutpasti memiliki kekurangan dan kelebihan, karena itu tidak ada metode yang sempurna. Untuk itu masing-masing guru, khususnya guru PAI harus memaksimalkan dalam menggunakan metode yang sudah ada sesuai dengan materi yang ada di dalam SK dan KD.

Dengan demikian penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru diharapkan bervariasi sesuai dengan materi yang diajarkan. Sebagai dampak dari bervariasinya metode yang digunakan akan membuat siswa tidak merasa bosan, siswa mengalami suasana pembelajaran yang menyenangkan dan siswa akan bersemangat untuk mengikuti jalannya pembelajaran. Senada dengan hal itu, maka dalam pembelajaran dibutuhkan variasi mengajar yang dilakukan oleh guru, dan guru juga memerlukan keterampilan khusus dalam melaksanakan variasi ini. Keterampilan variasi dalam proses belajar mengajar meliputi tiga aspek, yaitu dalam gaya mengajar, variasi dalam media dan bahan pengajaran, dan variasi dalam interaksi guru dengan siswa.9Apabila ketiga komponen tersebut dapat dikombinasikan dalam penggunaannya atau terintegrasi dengan baik maka akan dapat meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan keinginan, dan membangkitkan kemauan belajar.10 Demikian salah satu cara meningkatkan keaktifan siswa belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

8

http://www.koran-jakarta.com/?6852-pendidikan%20antikorupsi, diakses pada tanggal 30 Mei 2015

9

Syaiful Bahri Djamarah,Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 160.

10 Ibid.


(25)

8

Dengan memerhatikan fenomena pembelajaran selama ini, maka pembelajaran yang diharapkan adalah seorang guru setidaknya bisa menciptakan hubungan emosional yang baik dengan siswanya sehingga tercipta sinkronisasi belajar yang baik antara guru dan siswa sekaligus ke depannya akan berdampak positif pada keaktifan belajar siswa di kelas dan juga prestasi siswa di kelas. Seorang guru khususnya guru PAI juga diharapkan mengerti dengan kondisi siswa yang akan diajarnya, karena semua yang akan diberikan oleh guru kepada siswanya akan bisa diterima atau diserap secara utuh oleh siswa apabila siswa itu sendiri dalam kondisi siap untuk menerimanya.

Untuk itu, keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, siswa juga dapat berlatih untuk berfikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.11

Sedangkan upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaransebagai berikut:

1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2. Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar pada siswa) 3. Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa

4. Memberikan stimulus (masalah, topic, dan konsep yang akan dipelajari)

5. Memberikan petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya

6. Memunculkan aktifitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran

7. Memberi umpan balik (feed back)

11


(26)

9

8. Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur

9. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran.12

Berkaitan dengan apa yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk menggali lebih mendalam bagaimana guru PAI melakukan pembelajaran terhadap siswa di SMP Negri 13 Malang, dengan melakukan penelitian. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat mengetahui dan melihat secara langsung realitas pembelajaran yang ada di sekolah, sehingga akan didapatkan pengetahuan dan fakta baru tentang sejauh mana guru PAI dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif, aktif dan tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul penelitian UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII DI SMP NEGERI 13 MALANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015 .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis akan menyajikan dengan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja bentuk upaya yang dilakukan oleh guru PAI dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP Negeri 13 Malang tahun pelajaran 2014-2015?

2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung, penghambat bagi guru PAI dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PAI

12


(27)

10

kelas VIII di SMP Negeri 13 Malang tahun pelajaran 2014-2015 dan apa solusinya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian adalah untuk: 1. Mendeskripsikan upaya yang dilakukan oleh guru PAI dalam

meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP Negeri 13 Malang tahun pelajaran 2014-2015.

2. Mendeskripsikan Faktor apa saja yang menjadi pendukung, penghambat bagi guru PAI dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP Negeri 13 Malang tahun pelajaran 2014-2015 dan apa solusinya.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, sebagai suatu pengalaman pertama dalam penelitian lapangan, guna menambah wawasan yang luas khususnya dalam cara meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas.

2. Bagi guru PAI SMP Negeri 13 Malang, memberikan referensi dan evaluasi buat guru untuk mengembangkan serta meningkatkan keaktifan pembelajaran siswa di kelas.

3. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini untuk dijadikan salah satu sumbangan pemikiran bagi kalangan mahasiswa itu sendiri yaitu untuk kepentingan penelitian selanjutnya, dan dijadikan sebagai bahan kajian


(28)

11

mengenai kualitas pembelajaran untuk melengkapi kepustakaan dan sebagai bahan dokumentasi.

E. Definisi Operasional

1. Upaya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata upaya berarti usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb).13Sedangkan pengertian upaya adalah aspek dinamis dalam kedudukan (status) terhadap sesuatu apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya.14

Berdasarkan makna dalam kamus Besar Bahasa Indonesia kata upaya memiliki kesamaan arti dengan kata usaha, kata ikhtiar, upaya yang dilakukan dalam rangka mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya.

Sedangkan yang dimaksudkan upaya disini adalah upaya guru PAI dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 13 Malang.

2. Guru PAI

Guru ialah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik, dapat diartikan juga orang kedua yang bertanggung jawab terhadap anak didik setelah orang tua.15Sedangkan menurut menurut Mulyasa, istilah guru adalah pendidik yang menjadi

13

http://kamusbahasaindonesia.org/upaya/mirip. diakses pada tanggal 01 Maret 2015

14

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/.../BAB%202.doc? diakses pada tanggal 9 Maret 2015

15

Ahmad Tafsir,Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,( Bandung: PT Rosda Karya,1992), hlm. 74


(29)

12

tokoh, panutan dan identifikasi para peserta didik dan lingkungannya, karena itulah guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.16

Sedangkan pengertian guru Pendidikan Agama Islam dalam Kapita Selekta Pendidikan Agama Islamadalah yang menggunakan rujukan hasil Konferensi Internasional tentang pengertian guru Pendidikan Agama Islam adalah sebagaimurabbi, mualimdanmuaddib.17

Pengertianmurabbiadalah guru agama harus orang yang memiliki sifat rabbani, yaitu bijaksana, terpelajar dalam bidang pengetahuan tentang rabb18.Pengertian mualim adalah seorang guru agama harus ilmuwan, yakni menguasai ilmu teoritik, memiliki kreativitas, komitmen yang sangat tinggi dalam mengembangkan ilmu serta sikap hidup yang selalu menjunjung tinggi nilai di dalam kehidupan sehari-hari.19Sedangkan pengertianta dibadalah integrasi antara ilmu dan amal.20

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa guru PAI adalah guru yang mengajar bidang studi PAI yang mempunyai kemampuan sebagai pendidik serta bertangung jawab terhadap siswa.

Guru PAI yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru PAI yang mengajar pada kelas VIII di SMP Negri 13 Malang.

16

E. Mulyasa,Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Rosda Karya, 2006),hlm 37 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi( Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2000), hal.222

17

Chabib Thoha,Kapita Selekta Pendidikan Islam,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hal. 11-12.

18 Ibid. 19

Ibid. 20


(30)

13

3. Meningkatkan Keaktifan

Kata meningkatkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kata kerja dengan arti antara lain: (a) menaikkan (derajat, taraf, dsb), mempertinggi, memperhebat (produksi, dsb), (b) Mengangkat diri, memegahkan diri.21

Sedangkan Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata keaktifan berasal dari kata dasar aktif yang artinya giat (bekerja atau berusaha), sedangkan kata keaktifan berarti kegiatan, kesibukan.22

Berdasarkan dua pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa meningkatkan keaktifan adalah upaya guru dalam menciptakan suasana belajar yang mendukung bagi siswa sehingga siswa bersemangat, bergairah dan senang untuk aktif bertanya dan dapat mempertanyakan gagasan.

Sedangkan yang dimaksudkan meningkatkan keaktifan disini adalah seorang guru PAI harus bisa meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, yang awalnya siswa tidak terlalu aktif secara keseluruhan bisa menjadi aktif secara keseluruhan, baik dalam hal bertanya atau menjawab.

4. Belajar

Belajar adalah perbuatan manusia yang nampaknya menjadi kebiasaan hidup manusia.23Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata

21

http://kamusbahasaindonesia.org/meningkatkan. diakses pada tanggal 01 Maret 2015.

22


(31)

14

menyatakan, bahwa belajar merupakan upaya yang disengaja untuk memperoleh perubahan tingkah laku, baik yang berupa pengetahuan maupun keterampilan.24

Dua pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk perubahan tingkah laku berupa pengetahuan maupun keterampilan. Maksud belajar disini adalah guru PAI dituntut untuk bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan tapi tetap afektif sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan juga guru PAI harus bisa memanfaatkan sarana prasarana atau fasilitas dengan baik dan maksimal.Dengan terciptanya suasana belajar yang menyenangkan akan membuat merasa nyaman dan berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan sehingga membuat siswa lebih aktif di kelas.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini meliputi :

BAB I : Pendahuluan, meliputi latarbelakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan pustaka, pada bab ini akan dibahas tentang upaya guru dan meningkatkan keaftifan belajar

BAB III : Metode penelitian, meliputi jenis penelitian, objek penelitian, informan penelitian, metode pengumpulan data dan analisis data.

23

Supandi, dkk,Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar Intrakulikuler, Kokurikuler, dan Ekstrakulikuler,(Malang: Penerbit Karunika, 1986),hal. 1.1

24 Ibid.


(32)

15

BAB IV : Hasil penelitian, pada bab ini menguraikan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan serta menyajikan data dari lapangan. BAB V : Kesimpulan dan saran, pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil

penelitian dan saran-saran yang bisa disampaikan kepada pihak sekolah.


(1)

kelas VIII di SMP Negeri 13 Malang tahun pelajaran 2014-2015 dan apa solusinya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian adalah untuk: 1. Mendeskripsikan upaya yang dilakukan oleh guru PAI dalam

meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP Negeri 13 Malang tahun pelajaran 2014-2015.

2. Mendeskripsikan Faktor apa saja yang menjadi pendukung, penghambat bagi guru PAI dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP Negeri 13 Malang tahun pelajaran 2014-2015 dan apa solusinya.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, sebagai suatu pengalaman pertama dalam penelitian lapangan, guna menambah wawasan yang luas khususnya dalam cara meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas.

2. Bagi guru PAI SMP Negeri 13 Malang, memberikan referensi dan evaluasi buat guru untuk mengembangkan serta meningkatkan keaktifan pembelajaran siswa di kelas.

3. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini untuk dijadikan salah satu sumbangan pemikiran bagi kalangan mahasiswa itu sendiri yaitu untuk kepentingan penelitian selanjutnya, dan dijadikan sebagai bahan kajian


(2)

mengenai kualitas pembelajaran untuk melengkapi kepustakaan dan sebagai bahan dokumentasi.

E. Definisi Operasional 1. Upaya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata upaya berarti usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb).13Sedangkan pengertian upaya adalah aspek dinamis dalam kedudukan (status) terhadap sesuatu apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya.14

Berdasarkan makna dalam kamus Besar Bahasa Indonesia kata upaya memiliki kesamaan arti dengan kata usaha, kata ikhtiar, upaya yang dilakukan dalam rangka mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya.

Sedangkan yang dimaksudkan upaya disini adalah upaya guru PAI dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 13 Malang.

2. Guru PAI

Guru ialah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik, dapat diartikan juga orang kedua yang bertanggung jawab terhadap anak didik setelah orang tua.15Sedangkan menurut menurut Mulyasa, istilah guru adalah pendidik yang menjadi

13

http://kamusbahasaindonesia.org/upaya/mirip. diakses pada tanggal 01 Maret 2015

14

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/.../BAB%202.doc? diakses pada tanggal 9 Maret 2015

15

Ahmad Tafsir,Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,( Bandung: PT Rosda Karya,1992), hlm. 74


(3)

tokoh, panutan dan identifikasi para peserta didik dan lingkungannya, karena itulah guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.16

Sedangkan pengertian guru Pendidikan Agama Islam dalam Kapita Selekta Pendidikan Agama Islamadalah yang menggunakan rujukan hasil Konferensi Internasional tentang pengertian guru Pendidikan Agama Islam adalah sebagaimurabbi, mualimdanmuaddib.17

Pengertianmurabbiadalah guru agama harus orang yang memiliki sifat rabbani, yaitu bijaksana, terpelajar dalam bidang pengetahuan tentang

rabb18.Pengertian mualim adalah seorang guru agama harus ilmuwan, yakni menguasai ilmu teoritik, memiliki kreativitas, komitmen yang sangat tinggi dalam mengembangkan ilmu serta sikap hidup yang selalu menjunjung tinggi nilai di dalam kehidupan sehari-hari.19Sedangkan pengertianta dibadalah integrasi antara ilmu dan amal.20

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa guru PAI adalah guru yang mengajar bidang studi PAI yang mempunyai kemampuan sebagai pendidik serta bertangung jawab terhadap siswa.

Guru PAI yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru PAI yang mengajar pada kelas VIII di SMP Negri 13 Malang.

16

E. Mulyasa,Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Rosda Karya, 2006),hlm 37 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi( Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2000), hal.222

17

Chabib Thoha,Kapita Selekta Pendidikan Islam,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hal. 11-12.

18

Ibid.

19

Ibid.

20


(4)

3. Meningkatkan Keaktifan

Kata meningkatkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kata kerja dengan arti antara lain: (a) menaikkan (derajat, taraf, dsb), mempertinggi, memperhebat (produksi, dsb), (b) Mengangkat diri, memegahkan diri.21

Sedangkan Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata keaktifan berasal dari kata dasar aktif yang artinya giat (bekerja atau berusaha), sedangkan kata keaktifan berarti kegiatan, kesibukan.22

Berdasarkan dua pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa meningkatkan keaktifan adalah upaya guru dalam menciptakan suasana belajar yang mendukung bagi siswa sehingga siswa bersemangat, bergairah dan senang untuk aktif bertanya dan dapat mempertanyakan gagasan.

Sedangkan yang dimaksudkan meningkatkan keaktifan disini adalah seorang guru PAI harus bisa meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, yang awalnya siswa tidak terlalu aktif secara keseluruhan bisa menjadi aktif secara keseluruhan, baik dalam hal bertanya atau menjawab.

4. Belajar

Belajar adalah perbuatan manusia yang nampaknya menjadi kebiasaan hidup manusia.23Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata

21

http://kamusbahasaindonesia.org/meningkatkan. diakses pada tanggal 01 Maret 2015.

22


(5)

menyatakan, bahwa belajar merupakan upaya yang disengaja untuk memperoleh perubahan tingkah laku, baik yang berupa pengetahuan maupun keterampilan.24

Dua pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk perubahan tingkah laku berupa pengetahuan maupun keterampilan. Maksud belajar disini adalah guru PAI dituntut untuk bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan tapi tetap afektif sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan juga guru PAI harus bisa memanfaatkan sarana prasarana atau fasilitas dengan baik dan maksimal.Dengan terciptanya suasana belajar yang menyenangkan akan membuat merasa nyaman dan berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan sehingga membuat siswa lebih aktif di kelas.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini meliputi :

BAB I : Pendahuluan, meliputi latarbelakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan pustaka, pada bab ini akan dibahas tentang upaya guru dan meningkatkan keaftifan belajar

BAB III : Metode penelitian, meliputi jenis penelitian, objek penelitian, informan penelitian, metode pengumpulan data dan analisis data.

23

Supandi, dkk,Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar Intrakulikuler, Kokurikuler, dan Ekstrakulikuler,(Malang: Penerbit Karunika, 1986),hal. 1.1

24


(6)

BAB IV : Hasil penelitian, pada bab ini menguraikan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan serta menyajikan data dari lapangan. BAB V : Kesimpulan dan saran, pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil

penelitian dan saran-saran yang bisa disampaikan kepada pihak sekolah.