PERANAN GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENANGGULANGI DAMPAK NEGATIF FACEBOOK TERHADAP AKHLAK SISWA DI MAN SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

  

PERANAN GURU AQIDAH AKHLAK DALAM

MENANGGULANGI DAMPAK NEGATIF

FACEBOOK TERHADAP AKHLAK SISWA

DI MAN SALATIGA

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

Oleh:

AULIA SOFIANA

NIM: 11111229

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

PERANAN GURU AQIDAH AKHLAK DALAM

MENANGGULANGI DAMPAK NEGATIF

FACEBOOK TERHADAP AKHLAK SISWA

DI MAN SALATIGA

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

Oleh:

AULIA SOFIANA

NIM: 11111229

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat

yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung(Q.S Ali Imron . 104)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk : 1.

  Orang tuaku Bapak Nasiri, dan Ibu Nur Rohmatun yang sudah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mendidik dan merawat tanpa pamprih, semoga selalu dalam limpahan kasih sayang Allah SWT dunia dan akhirat.

  2. Kakaku Aulia sofiani dan Adikku Fatma Nur Hidayati, Amalia Zahra yang selalu memberi motivasi dan semangat.

  3. Keponakan-keponakanku Alvin, Bila, Cika, Lia, dan Nabila yang selalu memberi keceriaan.

  4. Ibu Dra. Hj. Maryatin, M. Pd. yang selalu sabar membimbing hingga terselesaikannya skripsi ini.

  5. Sahabatku Lely, Munji, Ula, dan Khusnul serta teman-teman PAI angkatan 2011 yang selalu memberikan motivasi dan semangat untuk menyelesaikan skripsi.

  6. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

KATA PENGANTAR

  Assa lamu’alaikum Wr. Wb

  Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  4. Ibu Maryatin, M. Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran, tenaga serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

  5. Para dosen IAIN Salatiga, yang telah membekali pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  6. Staff administrasi di lingkungan IAIN Salatiga yang memberikan pelayanan dengan baik.

  7. Keluarga besar penulis, atas segala motivasi, dukungan, dan doa restu kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  8. Berbagai pihak yang secara langsung dan tidak langsung yang telah membantu baik moral maupun materiil dalam penyusunan skripsi ini yang tidak penulis sebutkan satu persatu.

  Harapan penulis, semoga amal baiknya mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridha dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 7 Januari 2016 Penulis

  Aulia Sofiana

  

ABSTRAK

  Sofiana, Aulia. 2015. Peranan Guru Aqidah Akhlak dalam Menanggulangi Dampak Negatif Facebook terhadap Akhlak Siswa Di MAN Salatiga .

  Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj. Maryatin, M.Pd.

  

Kata Kunci: peran guru aqidah akhlak, dampak negatif facebook, pembentukan

akhlak siswa.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui Bagaimana Peranan Guru Aqidah Akhlak dalam menanggulangi dampak negatif facebook terhadap akhlak siswa di MAN Salatiga. Penelitian ini diajukan untuk menjawab pertanyaan: (1) Bagaimana peran guru Aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa?. (2) Bagaimana dampak penggunaan facebook pada siswa?. (3) Bagaimana peran guru Aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa terhadap penggunaan facebook?.

  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Peneliti terlibat langsung di lapangan sebagai pengumpul data dari hasil wawancara yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Metode pengumpulan data antara lain: observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi dengan teknis analisis data yaitu triangulasi data, reduksi data kemudian ditarik kesimpulan dan di buat laporan..

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Peran guru Aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa di MAN Salatiga adalah dengan memberikan pengarahan dan pembiasaan mematuhi peraturan yang ada agar dapat bersikap dan berperilaku santun dalam kehidupan sehari-hari. (2) Dampak penggunaaan facebook pada siswa di MAN Salatiga yaitu mengurangi konsentrasi belajar siswa, motivasi belajar siswa berkurang sehingga prestasi belajar menurun, serta siswa tidak disiplin mematuhi aturan sekolah. (3) Peran Guru Aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa terhadap penggunaan facebook adalah dengan memberikan pemahaman dan wawasan untuk memanfaatkan fasilitias komunikasi dengan baik serta mensosialisasikan aturan-aturan yang ada baik aturan agama, masyarakat, dan aturan sekolah.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL ........................................................................................................ i LEMBAR BERLOGO .................................................................................... ii HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... vi MOTTO .......................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix ABSTRAK ....................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

  BAB I : PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah .......................................................

  B.

  5 Fokus Penelitian ....................................................................

  C.

  6 Tujuan Penelitian ..................................................................

  D.

  6 Kegunaan Penelitian .............................................................

  E.

  7 Penegasan Istilah ...................................................................

  F.

  Metode Penelitian ................................................................. 10 G.

  Sistematika Penulisan Skripsi ............................................... 18

  BAB II : KAJIAN TEORI A. Peranan Guru Aqidah Akhlak ............................................... 20 B. Menanggulangi Dampak Negatif Facebook ......................... 33 C. Pembentukan Akhlak Siswa di MAN Salatiga .................... 39 D. Peranan Guru Aqidah akhlak dalam Menanggulangi Dampak Negatif Facebook terhadap Akhlak Siswa di MAN Salatiga ......................................................................

  46 BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A.

  Kondisi Umum MAN Salatiga ............................................. 50 B. Hasil Penelitian ..................................................................... 60

  BAB IV : PEMBAHASAN A. Peran guru aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa ......................................................................................

  67 B. Dampak penggunaan facebook pada siswa .......................... 70 C.

  Peranan guru aqidah akhlak dalam menanggulangi dampak negatif facebook terhadap akhlak siswa ...............................

  72 BAB V : PENUTUP A.

  Kesimpulan ........................................................................... 75 B. Saran-saran ............................................................................ 76

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Data jumlah siswa ........................................................................

  51 TABEL 1.2 Data Sarana dan Prasarana ...........................................................

  54 TABEL 1.3 Data Diklat Yang Pernah Diikuti Kepala Sekolah .......................

  54 TABEL 1.4 Data Prestasi Yang Diraih Madrasah Dari Tahun Ke Tahun .......

  55

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar Riwayat Hidup 2. Lampiran Pedoman Wawancara 3. Lampiran Catatan Transkip Wawancara 4. Lampiran Reduksi Data 5. Lamiran Triangulasi Data 6. Lampiran Daftar Nilai SKK 7. Lampiran dokumentasi 8. Surat Tugas Pembimbing Skripsi 9. Lembar Konsultasi Skripsi 10.

  Surat Permohonan Izin Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau aktifitas untuk membentuk

  manusia yang cerdas dalam berbagai aspek baik intelektual, sosial, emosional, terampil serta berkepribadian dan dapat berperilaku dengan dihiasi akhlak mulia (Syukur, 2014:2).

  Menurut Abuddin Nata (2010:10), pendidikan berasal dari bahasa Arab yaitu al tarbiyah yang berarti proses menumbuhkan dan mengembangkan potensi (fisik, intelektual, sosial, estetika, dan spiritual) yang terdapat pada peserta didik, sehingga dapat tumbuh dan terbina dengan optimal, melalui cara memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki, dan mengaturnya secara terencana dan berkelanjutan.

  Pendidikan mempunyai makna yang sangat luas cangkupannya, dalam memberikan ajaran kecerdasan pikiran ataupun mengenai akhlak.Untuk itu pendidikan mempunyai peran dalam memberikan ajaran tentang kecerdasan pikiran ataupun mengenai akhlak, untuk membentuk kepribadian manusia yang mulia. Yang membuat manusia itu mulia adalah “karena ia berilmu, Ia dapat hidup senang dan tenteram karena berilmu dan menggunakan ilmunya. Ia dapat menguasai alam ini dengan ilmunya” (Daradjat, 2011:7). Dalam memberikan ajaran tentang akhlak untuk membentuk kepribadian manusia yang mulia tentu tidak terlepas dari peran guru.

  Peran guru sangat besar dalam membentuk kepribadian anak guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan bangsa dan negara. Selain itu guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidup secara optimal . Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik akan berkembang secara optimal dengan adanya bantuan guru (Syukur, 2014: 88). Oleh karena itu guru harus mempunyai kemampuan untuk dapat mengajar, membimbing, mengembangkan, memperbaiki, mengurus, memimpin, mengawasi serta memiliki kelebihan dalam pemahaman, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  Teknologi dalam perkembangan ilmu pengetahuan semakin maju dalam dunia pendidikan. Dengan adanya teknologi dapat digunakan sebagai sarana untuk mencari informasi dan komunikasi. Alat komunikasi yang digunakan adalah handphone, laptop, dan komputer. Komputer sebagai salah satu kemajuan IPTEK yang sangat berjasa dalam memberikan kemudahan untuk mencari informasi melalui program internet. Guru sebagai pendidik harus memiliki kemampuan intelektual, wawasan ilmiah dan mengikuti perkembangan teknologi (Isjoni, 2006: 66). Kemajuan teknologi informasi yang semakin maju dapat membuka peluang untuk mendapatkan informasi melalui jejaring sosial.

  Jejaring sosial dapat digunakan sebagai sarana informasi dan komunikasi. Popularitas jejaring sosial yang sangat menonjol yakni

  

facebook . Situs ini merupakan situs jejaring sosial pertama di internet yang

  memiliki basis awal di negara- negara berbahasa Inggris, lalu menyebar hingga ke Asia (Aminudin, 2009:49). Facebook memiliki manfaat positif sebagai wadah silaturahmi dan sebagai sarana komunikasi, namun

  

facebook juga berdampak negatif. Dalam menindaklanjuti hal tersebut

  maka guru dalam proses belajar harus mengajar dan membimbing siswa untuk membentuk akhlak yang baik, selain itu guru memiliki wewenang mengawasi siswa dalam dunia pendidikan melalui jejaring sosial yang berkembang untuk menanggulangi adanya dampak negatif atau efek samping yang timbul dengan adanya jejaring sosial.

  Dampak negatif adalah pengaruh, akibat, atau efek samping yang membahayakan dari suatu kejadian (Amir, 1999:30). Dampak negatif yang timbul dapat menjadikan siswa kecanduan, yang akan mengakibatkan siswa menelantarkan aktivitas wajibnya karena lebih asyik main facebook dan akan dapat mengubah sikap pada siswa. Maka dari itu guru memiliki peran yang penting untuk mengarahkan proses belajar terhadap pendidikan akhlak siswa untuk meningkatkan akhlak.

  Akhlak adalah Keadaan jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu (Mansur, 2005: 221). Guru harus bisa memberikan penilaian terhadap tingkat belajar dan penilaian terhadap akhlak peserta didik. Penilaian dilakukan untuk mengetahui peserta didik yang memiliki kemampuan dan tingkahlaku yang baik dalam proses belajar, dan peserta didik yang perlu ditingkatkan akhlak dan kemampuannya. Untuk itu guru hendaknya memberikan pengarahan melalui pembinaan secara teratur untuk membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan dan tingkahlaku yang baik dalam proses belajar.

  Peserta didik harus memiliki kemampuan dan pendidikan akhlak yang baik. Seseorang akan bekerja secara optimal bilamana bekerja dengan kesungguhan hati untuk mengerjakan tugas dengan sebaik- baiknya dan menanamkan pendidikan akhlak yang baik pula. Maka guru berkewajiban untuk berupaya meningkatkan kemampuan diri dan membentuk pendidikan akhlak yang baik.

  Penelitian ini dilakukan di MAN Salatiga karena MAN Salatiga merupakan sekolah yang berkualitas. Siswa-siswa yang berprestasi dapat diketahui dari nilai raport siswa dan sikap santun siswa terhadap guru dan teman sehingga hal ini bisa menjadi bekal untuk terjun di masyarakat.

  Tetapi yang harus diperhatikan dengan adanya kemajuan zaman sekarang yakni jejaring sosial yang digunakan sebagai sarana informasi dan komunikasi, ada pula dampak negatif dari penggunaan jejaring sosial, tentunya guru memegang peranan penting untuk mengawasi peserta didik dan untuk mengarahkan proses belajar siswa dengan mengelola seluruh perangkat belajar sehingga sesuai dengan tujuan belajar siswa dan dapat membentuk akhlak yang baik dalam diri siswa.

  Sikap santun dan berakhlak tidak akan tertanam dalam diri siswa bilamana tidak ada peran serta dari guru. Untuk itu berbagai usaha telah guru lakukan untuk meningkatkan pendidikan akhlak yang baik, diantaranya guru berupaya meningkatkan kemampuan diri dan membentuk pendidikan akhlak yang baik. Usaha yang telah dilakukan guru akan berdampak positif. Untuk itu guru sangat memiliki peranan dalam proses pembelajaran sekaligus membentuk akhlak yang baik dengan adanya kemajuan zaman.

  Berdasarkan uraian diatas mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai “Peranan Guru Aqidah Akhlak dalam

  Menanggulangi Dampak Negatif Facebook terhadap Akhlak Siswa di MAN Salatiga Tahun 2015 ”.

B. Fokus penelitian

  Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana peran Guru aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa di MAN Salatiga tahun 2015?

2. Bagaimana dampak penggunaan facebook pada siswa di MAN

  Salatiga tahun 2015? 3. Bagaimana peran Guru aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa terhadap dampak penggunaan facebook di MAN Salatiga tahun

  2015?

C. Tujuan penelitian

  Didalam suatu penelitian selalu memiliki tujuan, adapun tujuan dalam penulisan ini adalah:

  1. Mengetahui peran Guru aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa di MAN Salatiga tahun 2015.

  2. Mengetahui dampak penggunaan facebook pada siswa di MAN Salatiga tahun 2015.

  3. Mengetahui peran Guru aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa terhadap dampak penggunaan facebook di MAN Salatiga tahun 2015.

D. Kegunaan penelitian

  Hasil Penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis antara lain:

  1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian kepada semua guru, khususnya guru di MAN Salatiga akan pentingnya peran guru pendidikan agama islam terhadap pembentukan akhlak siswa, sehingga guru mampu mengarahkan peserta didik baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

2. Secara praktis a.

  Bagi Guru, sebagai sumber tambahan wawasan dan introspeksi sudah sampai sejauh mana peran guru pendidikan agama islam terhadap pembentukan akhlak siswa di likungan sekolah maupun di luar sekolah. b.

  Bagi siswa, bahwa peranan guru dalam pembentukan akhlak di sekolah diharapkan siswa dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat.

  c.

  Bagi penulis untuk menambah pengetahuan, serta untuk melatih kemampuan dalam menulis karya ilmiah.

E. Penegasan istilah

  Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami judul penelitian diatas, maka penulis akan menjelaskan arti istilah

  • –istilah tersebut sebagai berikut: 1.

  Peranan guru Pengertian Peranan adalah suatu yang terjadi atau yang memegang pimpinan yang utama dalam terjadi suatu hal atau peristiwa. Dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti bagian dari tugas tugas utama yang harus dilakukan (Dikbud, 1976: 667).

  Sedangkan guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan bagi peserta didik. Guru harus memiliki standar pribadi mencakup tanggungjawab wibawa mandiri dan disiplin (Syukur, 2014: 89). Guru mempunyai fungsi ganda yaitu pengajar,pendidik, dan pembimbing.

  Sebagai pengajar guru mengajarkan ilmu pengetahuan kepada murid, mendidik berarti mentransfer ilmu, sedangkan membimbing adalah menuntut anak didik dalam perkembanganya dengan jalan memberi lingkungan dan arah sesuai dengan tujuan pendidikan.

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Guru memegang peran yang sangat penting untuk mengarahkan anak didiknya dalam hal penguasaan ilmu,penerapannya dalam kehidupan serta menanamkan dan memberikan tauladan yang baik terhadap anak didik.

  2. Aqidah Akhlak Aqidah akhlak adalah satu mata pelajaran yang masuk dalam

  Pendidikan Agama Islam. Pendidikan akhlak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Pendidikan agama islam. Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk, mengenal, memahami , menghayati, hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran islam dari sumber utamanya kitab suci Al-

  Qur’an dan hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman (Majid, 2012: 11)

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Aqidah akhlak adalah usaha yang dilaksanakan dalam rangka menanamkan dasar- dasar moral, tingkah laku yang baik pada anak, sejak usia kanak- kanak sampai dewasa.

  3. Menanggulangi dampak negatif facebook a.

  Menanggulangi Didalam kamus besar bahasa indonesia mengatasi berarti menanggulangi (Poerwadarminto, 1976: 206). b.

  Dampak berarti pengaruh kuat yang mendatangkan akibat, baik yang positif maupun negatif mengajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999:234). Pengaruh yang mendatangkan penyebab konflik atau perselisihan karena pengguna menyalahgunakan yang akan mengakibatkan probematika muncul.

  c.

  Negatif Negatif berarti kurang baik, kurang pasti, menyimpang dari ukuran umum (Poerwadarminto, 1976: 613). Kurang kontrol kendali dalam bersikap dan menjalankan pergaulan akan menjadi pengaruh negatif bagi diri sendiri.

  d.

   Facebook Facebook adalah situs jejaring sosial pertama di internet yang

  memiliki basis awal di negara- negara berbahasa Inggris, lalu menyebar hingga ke Asia. Jejaring sosial ini layanan yang ada semakin populer (Aminudin, 2009: 49). Facebook sebagai jejaring sosial bisa digunakan sebagai wadah silaturahmi dan sebagai sarana komunikasi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menanggulangi dampak negatif facebook adalah suatu upaya yang dilakukan seorang pengguna facebook untuk bersikap mengendalikan diri dalam menjalani pergaulan di dunia facebook.

4. Pembentukan Akhlak

  Akhlak adalah suatu alat yang digunakan untuk mengoptimalkan sumber daya potensi untuk mencapai kesejahteraan hidup manusia baik di dunia maupun di akhirat. Dalam program kegiatan belajar guru menumbuhkan dan menanamkan pembinaan dan sikap yang dapat dilakukan melalui pembiasaan yang baik sehingga dapat membentuk pribadi anak yang matang, mandiri, dan melatih anak menanamkan kebiasaan disiplin dalam kehidupan sehari-hari (Mansyur, 2005: 118).

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan peranan guru pendidikan agama islam sangat berperan dalam pembentukan akhlak yang menyeluruh, terarah dan berimbang. Pembentukan ini ditujukan pada pembentukan nilai-nilai keislaman sebagai upaya untuk menjadikan kemampuan diri sebagai pengabdi Allah yang setia.

F. Metode penelitian 1.

  Pendekatan dan jenis penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif. Peneliti memilih menggunakan pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan tujuan untuk mencari dan menemukan pengertian dan pemahaman tentang fenomena dalam suatu layar berkonteks khusus (Moleong, 2009:5). Pendekatan yang digunakan dalam Penelitian ini adalah pendekatan atau metode deskriptif. Metode diskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2004: 234).

2. Kehadiran peneliti

  Untuk dapat memahami makna dan mengetahui peran Guru Aqidah akhlak dan pembentukan akhlak dibutuhkan keterlibatan langsung peneliti di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Peneliti datang dan secara langsung berinteraksi di tengah-tengah objek penelitian dan melakukan pengamatan, wawancara mendalam dan aktivitas-aktivitas lainnya demi memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini.

  Peneliti turun langsung ke kancah penelitian, tanpa mewakilkan pada orang lain, agar kegiatan yang berkaitan dalam menggali, mengidentifikasi data informasi dan fenomena yang muncul di lapangan dapat diperoleh secara akurat.

  3. Lokasi penelitian Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian, maka peneliti hadir secara langsung di lokasi sampai memperoleh data yang dibutuhkan. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah MAN Salatiga pada tahun ajaran 2015. Berlokasi di Jln. KH Wahid Hasyim No. 12 Salatiga.

  4. Sumber data Sebelum penelitian dilaksanakan, maka perlu ditentukan sumber data yaitu subjek dari mana data diperoleh, sehingga peneliti memperoleh sumber data yang dipandang paling mengetahui dan berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti.

  Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah: a.

  Sumber data primer diperoleh dari personal yang terkait dengan topik penelitian yaitu :Kepala sekolah,Guru Aqidah akhlak,dan siswa MAN Salatiga.

  b.

  Sumber data skunder dapat diperoleh dari semua sumber yang sudah ada. Sumber data lain yang dijadikan referensi penulis dalam penelitian ini seperti dokumen-dokumen, buku, Handphone, laptop, komputer dan yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi pokok bahasan penelitian ini.

5. Prosedur pengumpulan data

  Untuk memperoleh data yang relevan, maka prosedur pengumpulan data yang akan digunakan meliputi: a.

  Metode wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukat informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiono, 2012: 231).

  Macam- macam pedoman wawancara (Sugiono, 2012: 233): 1)

  Wawancara terstruktur Wawancara terstruktur, dalam wawancara peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Dalam melakukan wawancara peneliti telah menyiapkan pedoman wawancara penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang telah disiapkan.

  2) Wawancara tidak terstruktur

  Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang dipertanyakan.

  b.

  Metode observasi Observasi yaitu suatu proses yang kompleks yang tersusun dari berbagai proses pengamatan dan ingatan ( Sugiono, 2011:145).

  Dalam teknik ini peneliti melakukan pengamatan-pengamatan terhadap gejala-gejala subjek yang diteliti antara lain: 1)

  Observasi partisipan Peneliti terlibat secara dengan kegiatan yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

  2) Observasi terus terang/ dan tersamar

  Untuk observasi terus terang dapat berupa wawancara sedangkan yang tersamar bisa berupa pengamatan-pengamatan situasi objek penelitian.

  3) Observasi tidak terstruktur

  Observasi tidak terstruktur adalah observasi yag tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi (Sugiono, 2011: 228).

  c.

  Metode dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku.Dokumen bisa berbentuk gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, biografi. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar. Dokumen yan berbentuk karya misalnya karya seni yag dapat berupa gambar, patung, dan film. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiono, 2011:240). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data peran Guru Aqidah akhlak dalam menanggulangi dampak negatif facebook terhadap akhlak di MAN Salatiga.

6. Analisis data.

  Analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan (Sugiyono, 2011: 245).

  Penelitian ini akan di analisis secara kualitatif untuk mengolah data dari lapangan : a.

  Pengumpulan data Proses analisis data dimulai dari menelaah seluruh data yang diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik, seperti wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi yang diperoleh dari penelitian.

  b.

  Reduksi data Dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga dalam penelitian ini. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting.

  c.

  Penyajian data Dengan menggambarkan fenomena-fenomena atau keadaan sesuai dengan data yang telah di reduksi terlebih dahulu.

  d.

  Kesimpulan Menarik kesimpulan dari permasalahan penelitian melaporkan hasil penelitian dengan mengfokuskan hal-hal yang penting.

7. Pengecekan keabsahan data.

  Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber data. Trianggulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pegumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiono: 2011, 241).

  Pendapat tersebut mengandung makna bahwa dengan menggunakan metode trianggulasi dengan mempertinggi validitas memberi kedalaman hasil penelitian sebagai pelengkap apabila data yang diperoleh dari sumber data pertama masih ada kekurangan agar data yang diperoleh ini semakin dapat dipercaya, maka data yang dibutuhkan tidak hanya dari satu sumber data saja tetapi berasal dari sumber-sumber lain yang terkait dengan sumber penelitian. Di sisi lain trianggulasi data adalah cara untuk memperoleh data dengan jalan membandingkan data hasil wawancara dan hasil pengamatan maupun dokumentasi yang diperoleh dari penelitian.

8. Tahap-tahap Penelitian

  Tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut: a.

  Tahap pertama pelaksanaan penelitian dimulai dari mengamati dan ikut sebagai partisipan dalam lapangan. Penulis harus mengadakan pendekatan secara terbuka kepada responden dengan tujuan untuk memperoleh informasi atau data awal.

  b.

  Tahap kedua mencatat hasil yang diperoleh. Untuk mempermudah memperoleh data dengan wawancara dan pengamatan. Setelah data-data sudah terkumpul kemudian dianalisis dan diikuti dengan laporan hasil analisis data yang dilakukan. c.

  Tahap ketiga selanjutnya pengecekan dan pemeriksaan keabsahan data apabila terdapat ketidak sesuaian maka perlu diadakan perbaikan.

  d.

  Tahap keempat ialah merancang penulisan. Dalam tahap ini dijelaskan rancangan penulisan walaupun tidak dilakukan secara rinci yang akan digunakan sebagai pegangan penulisan selanjutnya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka tahap- tahap penulisan yang dilaksanakan adalah mulai dari penyerahan surat perizinan penulis kepada MAN Salatiga. Setelah melawati proses barulah penulis bisa melaksanakan observasi, melakukan wawancara dengan responden dan mengumpulkan hasil dokumentasi sebagaimana yang telah direncanakan. G.

  Sistematika penulisan

  Bab I : Pendahuluan Merupakan gambaran keseluruhan skripsi yang meliputi: (a) latar belakang masalah, (b) fokus penelitian, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) penegasan istilah, (f) metode penelitian, (g) sistematika penulisan.

  Bab II :Kajian pustaka Pada bab ini akan dijelaskan hal-hal yang melingkupi teori dalam skripsi yaitu: (a) Peran Guru Aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa berisi tentang pengertian, peran, tugas, syarat Guru aqidah akhlak (b) Menanggulangi dampak negatif facebook yang meliputi pengertian, sejarah facebook, dampak negatif facebook, strategi pendidikan islam dalam menghadapi kemajuan iptek (c) Pembentukan akhlak meliputi pengertian akhlak, proses pembentukan akhlak (d) Peranan guru aqidah akhlak dalam menanggulangi dampak negatif facebook terhadap akhlak siswa.

  Bab III :Paparan data dan temuan penelitian Dalam paparan data dan temuan data akan dijelaskan tentang gambaran umum,struktur komite dan organisasi sekolah, dan akhlak siswa kelas VIII MAN Salatiga dengan adanya facebook.

  Bab IV :Pembahasan Dalam pembahasan penulis akan membahas peranan Guru aqidah akhlak dalam menanggulangi dampak negatif

  

facebook dan akhlak siswa VIII MAN Salatiga.

  Bab V :Penutup Penutup berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran.

BAB II KAJIAN TEORI A. Peranan Guru Aqidah Akhlak 1. Peranan Guru Peranan guru menurut Moh. Uzer Usman (2000:4) adalah

  tercapainya serangkaian tingkahlaku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuaan perubahan tingkahlaku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuan. Dengan kata lain peranan guru dapat dikatakan tugas yang harus dilaksanakan oleh guru dalam mengajar siswa untuk kemajuan yaitu perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa.

  Peranan guru yang terpenting adalah pertama, guru sebagai pemberi pengetahuan yang benar kepada muridnya. Kedua, guru sebagai pembina akhlak yang mulia, karena akhlak yang mulia merupakan tiang utama untuk menompang kelangsungan hidup suatu bangsa. Ketiga, guru memberi petunjuk kepada muridnya tentang hidup yang baik, yaitu manusia yang tahu siapa pencipta dirinya yang menyebabkan ia tidak menjadi orang yang sombong, menjadi orang yang tahu berbuat baik kepada Rasul, kepada orang tua, dan kepada orang lain yang berjasa kepada dirinya (Abudin Nata, 1997 :69-70).

  Untuk mewujudkan peran guru, maka seorang guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik mengenai pengembangan wawasan, perencanaan pembelajaran, pemahaman teknologi pembelajaran. Kompetensi kepribadian, guru sebagai pendidik harus memiliki kepribadian yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat meliputi menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan dan semangat kebersamaan, bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional meliputi penguasaan guru tentang materi, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendasari mata pelajaran yang diampu (Syukur, 2014: 12).

2. Aqidah Akhlak

  Sebelum dibahas lebih lanjut tentang guru aqidah akhlak maka perlu dikemukakan pengertian guru itu sendiri, diantaranya: a.

  Menurut Hamzah (2008:15), yang dimaksud guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik.

  b.

  Menurut Usman (1991:4), guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.

  c.

  Menurut Abuddin nata (2010: 160), guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

  Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan guru adalah orang yang mendidik, membimbing dan ikut bertanggung jawab dalam membantu membentuk kepribadian anak. Guru bukanlah sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan meteri pengetahuan tertentu, akan tetapi merupakan anggota masyarakat yang harus aktif dan kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya menjadi dewasa dan bertanggung jawab.

  Orang yang menerima amanat orang tua untuk mendidik anak itu di sebut guru. Namun guru bukan hanya penerima amanat dari orang tua untuk mendidik anaknya, melainkan dari setiap orang yang memerlukan bantuan untuk dididiknya. Sebagai pemegang amanat, guru bertanggung jawab atas amanat yang diserahkan kepadanya. Allah swt menjelaskan dalam QS. An-nisa :58

  ىَلِإ ِتاَناَملأا اوُّدَؤُت ْنَأ ْمُكُرُمْأَي َ َّاللَّ َّنِإ ِلْدَعْلاِب اوُمُكْحَت ْنَأ ِساَّنلا َنْيَب ْمُتْمَكَح اَذِإَو اَهِلْهَأ اًريِصَب اًعيِمَس َناَك َ َّاللَّ َّنِإ ِهِب ْمُكُظِعَي اَّمِعِن َ َّاللَّ َّنِإ

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan

hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.

Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya

kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha

melihat ” (QS. An-nisa:58)

  Guru merupakan penerima amanat yang di serahkan orang lain kepadanya untuk mendidik anaknya. Tanpa amanat itu, seseorang tidak akan disebut guru. Sebagai pemegang amanat, guru bertanggung jawab atas amanat yang diserahkan kepadanya.

  Aqidah menurut bahasa berasal dari berasal dari aqada- ya’qidu aqdan atau aqidatan yang berarti mengaitkan. Bentuk jama’ aqidah adalah aqaid yang berarti simpulan atau ikatan (Abudin Nata, 1993 :29). Dan ikatan yang dimaksudkan adalah ikatan janji, jadi bila seseorang berjanji maka harus menepati. Menepati janji adalah akhlak mahmudah yang harus dimiliki oleh orang beriman. Dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah aqidah yang benar terhadap Allah. Aqidah yang benar merupakan contoh perilaku yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari .

  Akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa (Mahmud, 2004: 22-27)

  Aqidah akhlak adalah satu mata pelajaran yang masuk dalam Pendidikan Agama Islam. Pendidikan akhlak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Pendidikan agama islam. Pendidikan agama islam menurut Ahmadi (29: 2005) adalah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan (religiousitas) agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam.

  Upaya tersebut dilakukan untuk mendidik anak agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara aktif, dengan dibekali kekuatan spiritual keagamaan agar anak didik mempunyai akhlak mulia untuk dapat mengendalikan diri ketika mengahadapi hal-hal yang dapat merugikan dirinya dan orang lain. Agar anak didik memiliki akhlak mulia yang dapat berguna bagi dirinya dan orang lain. Serta anak dibekali keterampilan yang diperlukan agar dapat mengelola apa yang ada disekitarnya dengan baik dan tepat guna dengan kecerdasan yang dimilikinya.

  Peranan guru aqidah akhlak dalam proses pengubahan sikap dan tingkah laku anak didik sangat dibutuhkan agar anak didik mendapat pengajaran untuk menuju kedewasaan dengan kepribadian yang mulia. Sehingga diperlukan usaha secara sadar untuk mewujudkan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik dan sesuai dengan usianya.

3. Syarat Menjadi Guru

  Menurut (Muhammad Athiyah al-Abrasyi,169) ada beberapa syarat seorang guru yang perlu diperhatikan guru yaitu : a.

  Adanya komunikasi yang aktif antara pendidik dan peserta didik.

  b.

  Memperhatikan kemampuan dan kondisi peserta didik.

  c.

  Mempunyai sifat keadilan.

  d.

  Sehat jasmani dan rohani serta mempunyai kepribadian yang kuat, tanggung jawab, dan mampu mengatasi problem peserta didik.

  Soejono menambahkan syarat yang dikutib oleh (Ahmad Tafsir, 83) adalah : umur harus sudah dewasa, tentang kemampuan mengajar, ia harus ahli, dan harus berdedikasi tinggi.

  Sebagaimana pula dijelaskan pada peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

  Kompetensi pedagogik adalah kemampuan dan ketrampilan guru yang berkaitan dengan interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa dalam kelas. Kompetensi pedagogik meliputi:

  a) Pemahaman wawasan merupakan kemampuan intelekual dalam penguasaan materi, pengetahuan tentang belajar, tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan menyeluruh serta pengetahuan umum.

  b) Pengembangan kurikulum merupakan tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran seperti halnya dalam merumuskan bahan yang sesuai dengan isi kurikulum,merumuskan bentuk kegiatan belajar yang memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik dalam melaksanakan apa yang telah diprogramkan.

  c) Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan mengorganisasikan ruang, waktu, bahan dan perlengkapan dalam pelaksanaan pembelajaran.

d) Pemanfaatan teknologi pembelajaran sebagai sarana informasi.

  e) Evaluasi hasil belajar atau kemampuan melaksanakan penilaian prestasi belajar peserta didik berdasarkan tujuan.

  f) Pengembangan peserta didik dilakukan untuk menumbuhkan terbentuknya nilai-nilai yang luhur dari diri peserta didik sehingga mengembangkan sikap yang baik.

  Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan dan karakteristik personal yang mencerminkan sikap dan perilaku guru dalam melaksanakan tugas dalam kehidupan sehari-hari. kemampuan pribadi meliputi: kewibaan sebagai pribadi pendidik, kearifan dalam mengambil keputusan, memberikan contoh yang baik dalam bersikap dan berperilaku atau berakhlak mulia,serta kemampuan mengendalikan diri dari berbagai situasi dan kondisi.

  Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk memperlakukan peserta didik secara baik agar tercapai optimalisasi potensi pada diri peserta didik. Guru harus mampu berinteraksi sosial baik dengan murid, guru dan masyarakat. Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru meliputi:

  a) Berkomunikasi lisan, tulis dan isyarat secara santun dengan peserta didik dan lingkungan.

  b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

  c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik.

  d) Bergaul secara santun, dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku.

  e) Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

  Kompetensi professional adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat melaksanakan tugas mengajar dengan berhasil. Kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya sekurung-kurangnya meliputi penguasaan : 1)

  Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan mata pelajaran yang akan diampu. 2)

  Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang berhubungan dengan program satuan pendidikan dan mata pelajaran.