Pengaruh Inflasi dan BI Rate terhadap Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2012-2014 - Test Repository
PENGARUH INFLASI DAN BI RATE
TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM
JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)
TAHUN 2012 – 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syari’ah (S.E.Sy)
Oleh
SITI ALIYAH
NIM 21311029
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
i
ii
iii
iv
MOTTO DANERSEMBAHAN
MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan),
tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),
dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”
(QS. Al-Insyirah, 5-8)
--------------------o-----------------“Do not put off doing a job
because nobody knows whether we can meet tomorrow or not”
--------------------o-----------------“Learn from the past, live for the today, and plan for tomorrow”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan kepada:
Kedua orang tuaku, kakak dan adikku,
Sahabat-sahabatku yang selalu ada dikala susah maupun senang,
tiada hari yang indah tanpa kalian semua
serta,
Semua orang yang telah memberikan doa dan dukungan
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikun Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Inflasi
dan BI Rate terhadap Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII)
Tahun 2012-2014” dengan baik tanpa kendala yang berarti. Shalawat serta salam
semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga,
sahabat-sahabat dan pengikutnya.
Skripsi ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Syariah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan, bimbingan, motivasi serta doa sehingga skripsi
ini dapat selesai dengan baik, yaitu kepada:
1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2.
Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga dan membantu
membimbing dalam penulisan skripsi ini.
3.
Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si., selaku Kepala Jurusan Perbankan Syariah S1
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
4.
Bapak Qi Mangku Bahjatulloh, Lc., M.Si., selaku dosen pembimbing atas
semua waktu, arahan, bimbingan, petunjuk, saran serta kesabaran dalam
proses penulisan skripsi ini sehingga dapat selesai dengan baik.
vi
5.
Bapak Farkhani, S.Hi., M.H., selaku dosen pembimbing akademik.
6.
Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam yang telah memberikan ilmu, motivasi dan bantuan kepada
penulis.
7.
Ayah dan ibu yang selalu mendoakan, memberi motivasi, mendidik dan
membesarkanku hingga saat ini. Kakak dan adikku yang selalu aku sayangi.
Kalian harta paling berharga yang Allah berikan untukku.
8.
Sahabatku selama lebih dari 10 tahun ini, Reny Kartikasari dan Titik Pujiwati
yang selalu ada dikala senang maupun susah, selalu memberikan dukungan
dan doa. Hidupku kurang berwarna tanpa kalian.
9.
Devi Nur Halimah, Siti Rodiyah, Nasrifah, Hanum Yunesha, Ikhsanudin
Pandu Saputra, M. Lutfi Hakim, Arifin Achmad Irfan, terimakasih atas harihari yang telah kita lewati bersama dengan canda, tawa dan air mata, semoga
jarak tidak memisahkan persahabatan kita.
10. Shiffa Fauziah dan Yudi Saputra yang telah memberikan ide, saran dan
dukungan dalam pembuatan skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan
kalian.
11. Teman-teman Perbankan Syariah S1 yang tidak dapat disebutkan satu per
satu, terimakasih telah memberikan warna, cerita dan pelajaran berharga.
12. Mas Sulis yang selalu aku repotkan, terimakasih atas bantuannya, Mas Reza
terimakasih atas semangat dan doanya.
13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan dan doa.
vii
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat balasan
yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak
yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 11 Januari 2016
Penulis
Siti Aliyah
viii
ABSTRAK
Aliyah, Siti. 2016. Pengaruh Inflasi dan BI Rate terhadap Indeks Harga Saham
Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2012-2014. Skripsi. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah (S1). Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Qi Mangku Bahjatulloh, Lc.,
M.SI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi, BI rate, dan
variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap indeks harga saham Jakarta
Islamic Index (JII) tahun 2012-2014. Untuk memudahkan pemecahan masalah,
penelitian ini dilakukan menggunakan metode regresi linear berganda dengan
bantuan SPSS versi 21. Data yang digunakan yaitu data sekunder yang terdiri dari
variabel inflasi dan BI rate sebagai variabel independen dan indeks harga saham
Jakarta Islamic Index (JII) sebagai variabel dependen. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh transaksi indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII) dari
tahun 2012-2014 dan sampel diambil sejumlah 36 data dengan metode purposive
sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII), BI rate
berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic
Index (JII) dan variabel yang paling berpengaruh terhadap indeks harga saham
Jakarta Islamic Index (JII) adalah BI rate.
Kata Kunci: Inflasi, BI Rate, Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII).
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii
PENGESAHAN ............................................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................
v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
6
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
6
D. Kegunaan Penelitian ....................................................................
7
E. Sistematika Penulisan ..................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................
9
A. Telaah Pustaka .............................................................................
9
B. Kerangka Teori ............................................................................ 12
1. Inflasi ...................................................................................... 12
a. Pengertian Inflasi ................................................................ 12
b. Macam-macam Inflasi ........................................................ 13
c. Dampak Inflasi ................................................................... 22
d. Solusi Pengendalian Inflasi ................................................. 25
2. BI Rate .................................................................................... 27
a. Pengertian BI Rate .............................................................. 27
b. Teori Suku Bunga ............................................................... 28
c. Fungsi Suku Bunga ............................................................. 32
d. Mekanisme Penetapan BI Rate ............................................ 33
3. Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII) ..................... 33
a. Pengertian Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII) 33
b. Pengertian Harga Saham ..................................................... 35
c. Perbedaan Saham Syariah dan Saham Non Syariah ............. 36
d. Macam-macam Harga Saham ............................................. 38
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ................ 39
C. Kerangka Penelitian ..................................................................... 40
1. Hubungan Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Jakarta
Islamic Index (JII) ................................................................... 40
2. Hubungan BI Rate terhadap Indeks Harga Saham Jakarta
Islamic Index (JII) ................................................................... 41
3. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................... 41
D. Hipotesis ..................................................................................... 42
x
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................
A. Jenis Penelitian ............................................................................
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................
C. Populasi dan Sampel ....................................................................
1. Populasi ..................................................................................
2. Sampel ....................................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................
E. Definisi Konsep dan Operasi .......................................................
1. Definisi Konsep ......................................................................
2. Definisi Operasi ......................................................................
F. Instrumen Penelitian ....................................................................
G. Uji Instrumen Penelitian ..............................................................
1. Uji Stasioneritas ......................................................................
2. Regresi Linear Berganda .........................................................
3. Uji Hipotesis ...........................................................................
a. Uji ttest .................................................................................
b. Uji Ftest ...............................................................................
c. Koefisien Determinasi (R2) .................................................
4. Uji Asumsi Klasik ...................................................................
a. Uji Multicolliearity .............................................................
b. Uji Heteroscendasticity ......................................................
c. Uji Autocorrelation ............................................................
d. Uji Normality ....................................................................
H. Alat Analisis ................................................................................
BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................
A. Deskripsi Obyek Penelitian ..........................................................
B. Analisis Data ................................................................................
1. Hasil Uji Stasioneritas .............................................................
a. Uji Stasioneritas Inflasi .......................................................
b. Uji Stasioneritas BI Rate ......................................................
c. Uji Stasioneritas Indeks Harga Saham JII ...........................
2. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ..................................
3. Hasil Uji Hipotesis ..................................................................
a. Uji ttest ................................................................................
b. Uji Ftest ...............................................................................
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ...........................................
4. Hasil Uji Asumsi Klasik ...........................................................
a. Uji Multicollinearity ............................................................
b. Uji Heteroscendasticity .......................................................
c. Uji Autocorrelation .............................................................
d. Uji Normality .....................................................................
5. Pembahasan .............................................................................
a. Pengaruh Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Jakarta
Islamic Index (JII) ..............................................................
b. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Harga Saham Jakarta
Islamic Index (JII) ..............................................................
xi
44
44
44
44
44
45
45
46
46
47
48
49
49
49
50
50
51
52
53
53
53
54
54
54
55
55
57
57
57
58
59
60
61
61
63
63
64
65
66
67
68
69
69
70
c. Variabel yang paling berpengaruh terhadap Indeks Harga
Saham Jakarta Islamic Index (JII) ......................................
BAB V PENUTUP ........................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................
B. Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN
xii
72
73
73
74
75
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Inflasi, BI Rate dan Indeks Harga Saham Jakarta
Islamic Index (JII) Tahun 2012-2014 ...........................................
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif .......................................................................
Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioneritas Inflasi........................................................
Tabel 4.3 Hasil Uji Stasioneritas BI Rate......................................................
Tabel 4.4 Hasil Uji Stasioneritas Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index
(JII) ..............................................................................................
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Berganda ..................................................
Tabel 4.6 Hasil Uji ttest ....................................................................................................................................
Tabel 4.7 Hasil Uji Ftest ...................................................................................................................................
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................
Tabel 4.9 Hasil Uji Multicollinearity ............................................................
Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroscedasticity .........................................................
Tabel 4.11 Hasil Uji Autocorrelation ............................................................
Tabel 4.12 Perbaikan Uji Autocorrelation .....................................................
Tabel 4.13 Hasil Uji Normality .....................................................................
xiii
5
55
57
58
59
60
62
63
64
65
66
67
67
68
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Inflationary Gap ........................................................................
Demand-pull Inflation ...............................................................
Cost Push Inflations ...................................................................
Teori Klasik tentang Tingkat Bunga ..........................................
Teori Keynes tentang Tingkat Bunga .........................................
Kerangka Pemikiran Teoritis .....................................................
xiv
15
16
17
29
30
42
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Inflasi (dalam persen)
Lampiran 2. Data BI Rate (dalam persen)
Lampiran 3. Data Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII)
Lampiran 4. Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 5. Hasil Pengolahan Data
Lampiran 6. Daftar Riwayat Hidup
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara, tidak
terkecuali Indonesia. Hal tersebut dikemukakan oleh Tandelilin (2010: 61), karena
dengan adanya pasar modal, investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana
dapat menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas dengan harapan
memperoleh imbalan (return). Sedangkan perusahaan sebagai pihak yang
memerlukan dana dapat memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangkan
proyek-proyeknya dengan alternatif pendanaan dari pasar modal, perusahaan
dapat beroperasi dan mengembangkan bisnisnya dan pemerintah dapat membiayai
berbagai kegiatannya sehingga meningkatkan kegiatan perekonomian negara dan
kemakmuran masyarakat luas.
Kegiatan pasar modal di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No. 8
Tahun 1995 (UUPM). Pasal 1 butir 13 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
menyatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan Efek. Sedangkan Efek dalam UUPM Pasal 1 butir 5 dinyatakan sebagai
surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersil, saham,
obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
kegiatan berjangka atas Efek dan derivatif Efek (Huda, 2008: 55).
1
Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia. Oleh sebab itu
investasi di pasar modal mempunyai peranan yang cukup penting untuk dapat
meningkatkan pangsa pasar industri keuangan syariah di Indonesia. Banyak
harapan bahwa investasi syariah di pasar modal Indonesia akan mengalami
pertumbuhan yang pesat. Meskipun perkembangannya relatif baru dibandingkan
dengan perbankan syariah maupun asuransi syariah (http://www.idx.co.id).
Sejak November 2007, Bapepam & LK (sekarang menjadi OJK) telah
mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang berisi daftar saham syariah yang
ada di Indonesia. Dengan adanya DES maka masyarakat akan semakin mudah
untuk mengetahui saham-saham apa saja yang termasuk saham syariah karena
DES adalah satu-satunya rujukan tentang daftar saham syariah di Indonesia
(http://www.idx.co.id).
Kinerja perdagangan saham-saham syariah di Bursa Efek Indonesia dapat
diwakili oleh saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index. Indeks
ini diperkenalkan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Danareksa Investment
Management (DIM) pada 3 Juli 2000. Jakarta Islamic Index terdiri atas 30 saham
yang keanggotaannya akan terus ditinjau secara berkala berdasarkan kinerja
transaksi di perdagangan bursa, rasio-rasio keuangannya, dan ketaatannya pada
prinsip-prinsip syariah (Nafik, 2009: 260).
Menurut Khalwaty (2000: 263) investor membeli saham perusahaan
dengan harapan memperoleh keuntungan dikemudian hari untuk meningkatkan
pendapatan dan taraf hidupnya. Investasi dalam bentuk saham memberikan
keuntungan berupa capital gain, dividen dan bonus. Capital gain merupakan
2
keuntungan yang diperoleh dari selisih harga antara pembelian saham dan harga
yang lebih rendah daripada harga penjualannya. Dividen merupakan penghasilan
yang diperoleh pemilik saham berdasarkan keuntungan yang diperoleh
perusahaan. Sedangkan bonus adalah hak tambahan atau pemasukan potensial
yang diberikan kepada pemilik saham.
Berinvestasi dengan membeli saham memiliki resiko yang cukup banyak,
untuk meminimalisir resiko tersebut investor harus dapat menganalisis agar
mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Secara garis besar terdapat dua jenis
analisis yang dapat digunakan dalam investasi di pasar modal, yaitu analisis
fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental adalah studi tentang
ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari
saham perusahaan. Analisis teknikal adalah metode analisis tentang pergerakan
harga saham yang didasarkan dari pergerakan harga saham itu sendiri di masa
lalu.
Dalam
analisis
fundamental,
investor
dapat
melakukan
analisis
berdasarkan indikator ekonomi. Analisis ini menyangkut faktor-faktor yang
memberikan informasi tentang kondisi makro ekonomi yang dapat mempengaruhi
kondisi di pasar modal. Menurut Murhadi (2009: 19) secara teoritis ada beberapa
variabel/ indikator makroekonomi yang mempengaruhi pergerakan harga saham
seperti Gross Domestic Product (GDP)/ Produk Domestic Bruto (PDB), interest
rate/ tingkat suku bunga, inflasi, exchange rate/ nilai tukar, Oil Prices and
Commodity Prices, Hedging, Business Cycle/ siklus bisnis dan lainnya.
3
Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah inflasi. Inflasi
sebagai suatu fenomena ekonomi yang terutama terjadi di negara-negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia merupakan objek kajian yang sangat
menarik. Tajul Khalwaty (2000: 6) dalam bukunya Inflasi dan Solusinya
mengemukakan bahwa inflasi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kenaikan
harga-harga secara tajam (absolute) yang berlangsung terus menerus dalam
jangka waktu cukup lama. Seirama dengan kenaikan harga-harga tersebut, nilai
uang turun secara tajam pula sebanding dengan kenaikan harga-harga tersebut.
Menurut Larissa (2014: 2) tinggi rendahnya tingkat inflasi dinilai memberi
pengaruh positif maupun negatif terhadap pergerakan harga saham sesuai dengan
tingkat inflasi itu sendiri. Tingkat inflasi yang tinggi akan menurunkan harga
saham perusahaan, sementara tingkat inflasi yang sangat rendah akan
menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi sangat lamban. Seperti yang
dikemukakan dalam website Bank Indonesia, kestabilan inflasi merupakan
prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya
memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya
pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan
tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi
masyarakat.
Faktor lain yang mempengaruhi harga saham adalah BI Rate. BI rate
merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik
(http://www.bi.go.id). Bagi sebagian orang, suku bunga yang tinggi merupakan
4
suatu peluang investasi yang menjanjikan karena adanya kepastian pendapatan
yang lebih besar. Akibatnya pasar modal akan mengalami tekanan karena
masyarakat akan lebih suka menabung di bank daripada menginvestasikan
dananya di pasar modal.
Suku bunga pada umumnya mempunyai hubungan yang negatif terhadap
harga saham. Suku bunga yang rendah menyebabkan biaya peminjaman yang
lebih rendah. Suku bunga yang rendah akan merangsang investasi dan aktivitas
ekonomi yang akan menyebabkan harga saham meningkat, peningkatan harga
saham akan mempengaruhi peningkatan indeks harga saham pula.
Berikut perkembangan indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII)
beserta inflasi dan BI Rate tahun 2012-2014:
Tabel 1.1
Perkembangan Inflasi, BI Rate dan Indeks Harga Saham
Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2012-2014
Tahun
Inflasi (%)
BI Rate (%)
IHS JII
2012
4,30
5,75
594,789
2013
8,38
7,50
585,110
2014
8,36
7,75
691,039
Sumber: Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia (2014)
Data dalam tabel 1.1 menunjukkan bahwa adanya fluktuasi dari tingkat
inflasi dan BI Rate yang diikuti terjadinya fluktuasi pada Indeks Harga Saham
Jakarta Islamic Index (JII) selama tahun 2012-2014. Dapat dilihat bahwa IHS JII
tahun 2012 sebesar 594,789 mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu sebesar
585,110 kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2014 sebesar 691,039. Hal ini
terjadi tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.
5
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh inflasi dan BI Rate terhadap
indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII) tersebut, maka penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Inflasi dan BI Rate
terhadap Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 20122014”.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul yang telah diajukan di atas beserta latar belakang,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic
Index (JII) tahun 2012-2014?
2. Bagaimana pengaruh BI rate terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic
Index (JII) tahun 2012-2014?
3. Variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap indeks harga saham
Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2012-2014?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji dan mengetahui bagaimana pengaruh inflasi terhadap indeks
harga saham Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2012-2014.
2. Untuk menguji dan mengetahui bagaimana pengaruh BI rate terhadap indeks
harga saham Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2012-2014.
3. Untuk menguji dan mengetahui variabel manakah yang paling berpengaruh
terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2012-2014.
6
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak,
diantaranya:
1. Bagi penulis
Memberi wawasan baru yang lebih mendalam bagi penulis tentang
dunia pasar modal khususnya tentang pengaruh inflasi dan BI rate terhadap
indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII).
2. Bagi IAIN Salatiga
Menjadi sumber pembelajaran dan kajian lebih lanjut bagi penelitian
berikutnya yang berkenaan dengan pengaruh inflasi dan BI rate terhadap
indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII).
3. Bagi praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumber
informasi dan bahan pertimbangan bagi calon investor maupun praktisi pasar
modal yang hendak berinvestasi saham di pasar modal.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan dari
penelitian yang dilakukan.
7
Bab II Landasan Teori
Landasan teori yang disajikan dalam penelitian ini bermaksud
untuk menguraikan tentang telaah pustaka yang berisi ringkasan penelitian
terdahulu, kerangka teori yang berkaitan dengan topik penelitian, kerangka
penelitian yang berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan
model penelitian yang akan diuji, serta hipotesis penelitian yang menjadi
pedoman dalam analisis data.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini terdiri dari jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, definisi konsep dan operasi, instrumen
penelitian, uji instrumen penelitian dan alat analisis yang digunakan dalam
penelitian.
Bab IV Analisis Data
Bab ini menjabarkan tentang deskripsi obyek penelitian dan
analisis data penelitian.
Bab V Penutup
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan
saran yang dapat diberikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, berikut beberapa penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya yang berhubungan dengan variabel yang
digunakan dalam penelitian.
Hatman Maqdiyah, Sri Mangesti Rahayu, Topowijono (2014) dari
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang melakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Tingkat Bunga Deposito, Tingkat Inflasi, Produk
Domestik Bruto (PDB), dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Indeks Harga Saham
Jakarta Islamic Indeks (JII) Studi pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009
hingga 2013. Metode pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif dan analisis statistik
inferensial regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu: tingkat bunga deposito, tingkat inflasi, Produk
Domestik Bruto (PDB), dan nilai tukar rupiah simultan pengaruhnya terhadap
indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII), tingkat bunga deposito secara
parsial tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic Index
(JII), tingkat inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham
Jakarta Islamic Index (JII), Produk Domestik Bruto (PDB) secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic
Index (JII), nilai tukar rupiah secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan
9
terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII) dan variabel Produk
Domestik Bruto (PDB) merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap
indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII).
Penelitian selanjutnya berjudul Pengaruh Nilai Tukar Rupiah dan Inflasi
terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti dan Real Estate yang Tercatat di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013 yang dilakukan oleh Putu Fenta
Pramudya Cahya, I Wayan Suwendra, Fridayana Yudiatmaja (2015) dari Jurusan
Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Data yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang dianalisis dengan analisis regresi
linear berganda. Hasil dari analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa
ada pengaruh secara simultan yang signifikan dari nilai tukar rupiah dan inflasi
terhadap indeks harga saham sektor properti dan real estate, ada pengaruh secara
parsial yang positif dan signifikan dari nilai tukar rupiah terhadap indeks harga
saham sektor properti dan real estate, dan ada pengaruh secara parsial yang
negatif dan signifikan dari inflasi terhadap indeks harga saham sektor properti dan
real estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.
Neny Mulyani (2014) dari Universitas Terbuka melakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, dan Produk
Domestik Bruto terhadap Jakarta Islamic Index. Sampel penelitian adalah data
Jakarta Islamic Index periode 2009-2011. Metode analisis dilakukan dengan
menggunakan regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa inflasi
bepengaruh positif terhadap JII, suku bunga berpengaruh negatif terhadap JII,
10
nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap JII, dan PDB berpengaruh positif
terhadap JII.
Penelitian dengan judul Pengaruh Faktor Fundamental Makro terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (Studi pada Bursa Efek Indonesia Tahun 20072012) yang dilakukan oleh Agus Suharno dan MG. Kentris Indarti (2014) dari
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Univeraitas Stikubank. Metode analisis yang
digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan tingkat suku
bunga SBI berpengaruh negatif signifikan terhadap IHSG, harga minyak dunia
dan harga emas dunia berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG, kurs tidak
berpengaruh signifikan terhadap IHSG.
Dessy dan Sujito (2012) dari Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku
Bunga Bank Indonesia, Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa
Efek Indonesia Periode Tahun 2006-2010. Metode analisis yang digunakan adalah
regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah
berpengaruh negatif terhadap IHSG, tingkat suku bunga berpengaruh negatif
terhadap IHSG dan inflasi berpengaruh negatif terhadap IHSG.
Penelitian yang dilakukan ini tidak sama dengan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Dalam penelitian ini tidak semua faktor makroekonomi
dijadikan sebagai variabel penelitian. Peneliti hanya menggunakan inflasi dan BI
rate sebagai variabel independen dan indeks harga saham Jakarta Islamic Index
(JII) sebagai variabel dependen. Data yang diteliti adalah data 3 tahun terakhir
yang mendekati waktu penelitian yaitu dari tahun 2012-2014.
11
B. Kerangka Teori
1. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Dalam literatur ekonomi, definisi inflasi banyak ragamnya. Menurut
Khalwaty (2000: 5) keanekaragaman definisi tersebut terjadi karena luasnya
pengaruh inflasi terhadap berbagai sektor perekonomian. Hubungan yang
erat dan luas antara inflasi dan berbagai sektor perekonomian tersebut
melahirkan berbagai perbedaan pengertian dan persepsi kita tentang inflasi.
Menurut
Khalwaty (2000: 6) inflasi merupakan suatu keadaan dimana
terjadi kenaikan harga-harga secara tajam (absolute) yang berlangsung terus
menerus dalam jangka waktu cukup lama. Seirama dengan kenaikan hargaharga tersebut, nilai uang turun secara tajam pula sebanding dengan
kenaikan harga-harga tersebut.
Menurut Nopirin (2000: 25) yang dimaksud dengan inflasi adalah
proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus-menerus.
Sedangkan menurut Karim (2008: 135) inflasi merupakan kenaikan tingkat
harga secara umum dari barang / komoditas dan jasa selama suatu periode
tertentu. Sebaliknya jika terjadi penurunan merupakan deflasi.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa inflasi
merupakan kenaikan harga-harga secara umum dan terus-menerus dalam
periode tertentu. Kenaikan harga hanya sekali saja bukanlah termasuk
inflasi.
12
b. Macam-macam Inflasi
1) Menurut Ekonom
Menurut penyebabnya, inflasi dapat digolongkan sebagai berikut
(Karim, 2008: 138-139):
a) Natural Inflation dan Human Error Inflation
Sesuai dengan namanya Natural Inflation adalah inflasi
yang terjadi karena sebab-sebab alamiah yang manusia tidak
mempunyai kekuasaan dalam mencegahnya. Sedangkan Human
Error Inflation adalah inflasi yang terjadi karena kesalahankesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri.
b) Actual/ Anticipated/ Expected Inflation dan Unanticipated/
Unexpected Inflation
Pada Expected Inflation tingkat suku bunga pinjaman riil
akan sama dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi
inflasi. Sedangkan pada Unexpected Inflation tingkat suku bunga
pinjaman nominal belum atau tidak merefleksikan kompensasi
terhadap efek inflasi.
c) Demand Pull dan Cost Push Inflation
Demand Pull Inflation adalah inflasi yang terjadi karena
adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi Permintaan
Agregatif (AD) dari barang-barang dan jasa pada suatu
perekonomian. Sedangkan Cost Push Inflation terjadi karena
perubahan-perubahan pada sisi Penawaran Agregatif (AS).
13
d) Spiralling Inflation
Inflasi jenis ini merupakan inflasi yang diakibatkan oleh
inflasi yang terjadi sebelumnya yang mana inflasi yang sebelumnya
ini terjadi sebagai akibat dari inflasi yang terjadi sebelumnya lagi
dan begitu seterusnya.
e) Imported Inflation dan Domestic Inflation
Imported Inflation bisa dikatakan adalah inflasi di negara
lain yang ikut dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price
taker dalam pasar perdagangan internasional. Sedangkan Domestic
Inflation bisa dikatakan inflasi yang hanya terjadi di dalam negeri
suatu negara yang tidak begitu mempengaruhi negara-negara
lainnya.
Sedangkan menurut Nopirin (2009: 28-31) macam-macam
inflasi menurut sebabnya adalah sebagai berikut:
a) Demand-pull Inflation
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total
(agregate demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan
kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati kesempatan kerja
penuh. Dalam keadaan hampir kesempatan kerja penuh, kenaikan
permintaan total disamping
menaikkan
harga
dapat
juga
menaikkan hasil produksi (output). Apabila kesempatan kerja
penuh (full-employment) telah tercapai, penambahan permintaan
selanjutnya hanyalah akan menaikkan harga saja. Apabila kenaikan
14
permintaan ini menyebabkan keseimbangan GNP berada di atas/
melebihi GNP pada kesempatan kerja penuh maka akan terdapat
adanya inflationary gap. Inflationary gap inilah yang dapat
menimbulkan inflasi. Secara grafik dapatlah digambarkan sebagai
berikut:
Inflationary
Gap
C+1
A
C + I’
B
YFE
Y1
C+1
Y
Gambar 2.1
Inflationary Gap
Kenaikan pengeluaran total dari C + I menjadi C’ + I’ akan
menyebabkan keseimbangan pada titik B berada di atas GNP fullemployment (YFE). Jarak A – B atau YFE – Y1 menunjukkan
besarnya inflationary gap.
Dengan menggunakan kurva permintaan dan penawaran
total proses terjadinya demand-pull inflation dapat dijelaskan
sebagai berikut:
15
AS
P
Inflationary
Gap
P4
AD4
P3
AD3
P2
P1
AD2
AD1
Q1
QFE
Q
Gambar 2.2
Demand-pull Inflation
Bermula dengan harga P1 dan output Q1, kenaikan
permintaan total dari AD1 ke AD2 menyebabkan ada sebagian
permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh penawaran yang ada.
Akibatnya harga naik menjadi P2 dan output naik menjadi QFE.
Kenaikan AD2 selanjutnya menjadi AD3 menyebabkan
harga naik menjadi P3 sedangkan output tetap pada QFE. Kenaikan
harga ini disebabkan oleh adanya inflationary gap.
b) Cost-push Inflation
Cost-push inflation biasanya ditandai dengan kenaikan
harga serta turunnya produksi. Jadi inflasi yang dibarengi dengan
resesi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya
penurunan dalam penawaran total (agregate supply) sebagai akibat
16
kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi ini dapat timbul
karena beberapa faktor diantaranya:
1. Perjuangan serikat buruh yang berhasil untuk menuntut
kenaikan upah.
2. Suatu industri yang sifatnya monopolistik, manager dapat
menggunakan kekuasaannya di pasar untuk menentukan harga
yang lebih tinggi.
3. Kenaikan harga bahan baku industri. Biaya produksi naik,
akibatnya timbul stagflasi. Yakni inflasi yang disertai dengan
stagnasi.
Kenaikan biaya produksi pada gilirannya akan menaikkan
harga dan turunnya produksi. Kalau proses ini berjalan terus maka
timbullah cost push inflation.
AS3
P
AS2
AS1
P3
P2
P1
A
D
Q2
Gambar 2.3
Cost Push Inflations
17
Q QFE
Q
Bermula pada harga P1 dan QFE. Kenaikan biaya produksi
akan menggeser kurva penawaran total dari AS1 menjadi AS2.
Konsekuensinya harga naik menjadi P2 dan produksi turun menjadi
Q1. Kenaikan harga selanjutnya akan menggeser kurva AS menjadi
AS3, harga naik dan produksi ini (yang sering dibarengi dengan
turunnya produksi) disebut dengan cost-push inflation.
2) Menurut Ekonom Muslim
Menurut Ekonom Islam Taqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (Karim
(2008: 140) menggolongkan inflasi dalam dua golongan yaitu:
a) Natural Inflation
Sesuai dengan namanya, inflasi jenis ini diakibatkan oleh
sebab-sebab alamiah, dimana orang tidak mempunyai kendali atasnya.
Ibn al-Maqrizi mengatakan bahwa inflasi ini adalah inflasi yang
diakibatkan oleh turunnnya PenawaranAgregatif (AS) atau naiknya
Permintaan Agregatif (AD).
Jika memakai perangkat analisis konvensional yaitu persamaan
identitas:
MV = PT = Y
dimana: M = jumlah uang beredar
V = kecepatan peredaran uang
P = tingkat harga
T = jumlah barang dan jasa (kadang dipakai juga notasi Q)
Y
= tingkat pendapatan nasional (GDP)
18
Maka Natural Inflation dapat diartikan sebagai:
1. Gangguan terhadap jumlah barang dan jasa yang diproduksi dalam
suatu perekonomian (T). Misalnya T sedangkan M dan Y tetap,
maka konsekuensinya P.
2. Naiknya daya beli masyarakat secara riil. Misalnya nilai ekspor
lebih besar dari pada nilai impor, sehingga secara netto terjadi
impor uang yang mengakibatkan M sehingga jika V dan T tetap
maka P.
Lebih jauh jika dianalisis dengan persamaan:
AD = AS
dan:
AS = Y
AD = C + I + G + (X-M)
dimana: Y
=
pendapatan nasional
C
=
konsumsi
I
=
investasi
G
=
pengeluaran pemerintah
(X-M) =
net export
maka:
Y = C + I + G + (X-M)
Maka Natural Inflation akan dapat dibedakan berdasarkan
penyebabnya menjadi dua golongan sebagai berikut:
19
1. Akibat uang yang masuk dari luar negeri terlalu banyak, dimana
ekspor (X) sedangkan impor (M) sehingga net export nilainya
sangat besar, maka mengakibatkan naiknya Permintaan Agregatif
(AD).
2. Akibat dari turunnya tingkat produksi (AS) karena terjadinya
paceklik, perang, ataupun embargo dan boycott.
b) Human Error Inflation
Human Error Inflation merupakan inflasi yang diakibatkan
oleh kesalahan dari manusia itu sendiri. Menurut penyebabpenyebabnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Korupsi dan administrasi yang buruk (Corruption and Bad
Administration)
Jika merujuk pada persamaan MV = PT, maka korupsi akan
mengganggu tingkat harga (P) karena para produsen akan
menaikkan harga jual produksinya untuk menutupi biaya-biaya
“siluman” yang telah mereka keluarkan tersebut. Dimasukkannya
“biaya siluman” tersebut dalam COGS (Cost Of Good Sold).
COGS akan mendorong ATC dan MC naik ke ATC2 dan MC2,
sehingga harga jual pada keadaan normal profit naik dari P ke P2.
Hal ini akan mengakibatkan COGS menjadi tidak merefleksikan
nilai sumber daya sebenarnya yang digunakan dalam proses
produksi. Harga yang terdistorsi oleh komponen yang seharusnya
tidak ada sehingga akan mengakibatkan ekonomi biaya tinggi
20
(hight cost economy). Pada akhirnya akan terjadi inefisiensi alokasi
sumber daya yang akan merugikan masyarakat secara keseluruhan.
2. Pajak yang berlebihan (Excessive Tax)
Efek yang ditimbulkan oleh pajak yang berlebihan pada
perekonomian hampir sama dengan efek yang ditimbulkan oleh
korupsi dan administrasi yang buruk yaitu kontraksi pada kurva
Penawaran Agregatif (AS).
3. Pencetakan uang dengan maksud menarik keuntungan yang
berlebihan (Excessive Seignorage)
Menurut otoritas moneter di negara-negara barat umumnya
meyakini bahwa pencetakan uang akan menghasilkan keuntungan
bagi pemerintah (inflation tax), karena suatu tingkat pertumbuhan
uang yang tinggi akan menghasilkan tingkat pajak yang lebih
tinggi pula dari pajak memegang uang (tax for holding money).
Di lain pihak, ekonom Islam Ibn al-Maqrizi (Karim, 2008:
142) berpendapat bahwa pencetakan uang yang berlebihan jelasjelas akan mengakibatkan naiknya tingkat harga (P) secara
keseluruhan (inflasi). Menurut Ibn al-Maqrizi, kenaikan hargaharga komoditas adalah kenaikan dalam bentuk jumlah uang atau
nominal, sedangkan jika diukur dalam emas, maka harga-harga
komoditas tersebut jarang sekali mengalami kenaikan.
21
c. Dampak Inflasi
1) Menurut Ekonom
Dampak inflasi sangat luas dan beraneka ragam, diantaranya
adalah sebagai berikut (Khalwaty, 2000: 53-57):
a) Equity Effect
Equity Effect adalah dampak inflasi terhadap pendapatan.
Dampak inflasi terhadap pendapatan bersifat tidak merata, ada yang
mengalami kerugian dan ada pula yang mengalami keuntungan.
Yang mengalami kerugian adalah mereka yang berpenghasilan tetap
karena akan mengalami penurunan nilai riil dari penghasilannya,
sehingga daya belinya menjadi lemah. Yang mengalami keuntungan
adalah mereka yang memperoleh kenaikan atau peningkatan
pendapatan dengan tingkat persentase yang lebih besar dari tingkat
inflasi, atau mereka yang mempunyai kekayaan tidak dalam bentuk
uang tunai.
b) Efficiency Effect
Inflasi selain berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat
dan rumah tangga perusahaan karena lemahya daya beli masyarakat,
juga berpengaruh terhadap biaya produksi. Harga-harga faktor
produksi akan terus meningkat, sehingga dapat mengubah pola
alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan tersebut dapat terjadi
melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang
selanjutnya mendorong perubahan dalam produksi beberapa barang
22
tertentu. Dengan adanya inflasi, permintaan barang-barang tertentu
akan mendorong peningkatan produksi terhadap barang-barang
tersebut. Kenaikan produksi yang demikian akan mengubah pola
alokasi faktor produksi barang-barang tersebut menjadi lebih efisien.
c) Output Effect
Inflasi dinilai dapat meningkatkan produksi dengan asumsi
bahwa produksi akan mengalami kenaikan mendahului kenaikan
upah atau gaji para pekerja. Kenaikan harga produksi mengakibatkan
terjadinya keuntungan yang diterima produsen. Keuntungan yang
telah dinikmati produsen tersebut akan mendorong produsen untuk
terus meningkatkan produksinya. Jika tingkat inflasi tinggi melebihi
dua digit dan berlangsung dalam jangka waktu lama maka biaya
produksi akan naik pula dan akibatnya keuntungan yang telah
dinikmati produsen menjadi berkurang. Karena keuntungan terus
berkurang sementara biaya produksi terus bertambah, akhirnya
produsen akan mengurangi produksinya sampai batas tertentu yang
dianggap aman dan masih dinilai memungkinkan untuk terus
melanjutkan usahanya. Jika dinilai sudah tidak menguntungkan lagi,
keputusan terbaik adalah menghentikan atau mengurangi jumlah
produksi. Penghentian produksi atau pengurangan produksi akan
berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran.
23
2) Menurut Ekonom Muslim
Menurut para ekonom Islam inflasi berakibat sangat buruk bagi
perekonomian karena (Karim, 2008: 139):
a) Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap
fungsi tabungan, fungsi dari pembayaran di muka dan fungsi dari unit
perhitungan. Orang harus melepaskan diri dari uang dan aset
keuangan akibat dari beban inflasi tersebut. Inflasi juga telah
mengakibatkan terjadinya inflasi kembali.
b) Melemahnya semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari
masyarakat.
c) Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk nonprimer dan barang-barang mewah.
d) Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif yaitu
penumpukan kekayaan seperti: tanah, bangunan, logam mulia, mata
uang asing dengan mengorbankan investasi ke arah produktif seperti:
pertanian, industrial, perdagangan, transportasi, dan lainnya.
e) Mengakibatkan masalah-masalah yang berhubungan dengan akuntansi
seperti: apakah penilaian terhadap aset tetap dan aset lancar dilakukan
dengan metode biaya historis atau metode biaya aktual, pemeliharaan
modal riil dengan melakukan isolasi keuntungan inflasioner,
dibutuhkannya koreksi dan rekonsiliasi operasi (index) untuk
mendapatkan kebutuhan perbandingan waktu dan tempat.
24
d. Solusi Pengendalian Inflasi
Secara umum terdapat empat macam cara atau kebijakan yang dapat
dilakukan untuk menanggulangi dan mengendalikan laju pertumbuhan
inflasi hingga ke tingkat yang paling rendah dan aman bagi kinerja
perekonomian dan struktur ekonomi (Khalwaty, 2000: 59-71):
1) Kebijakan Moneter
Bank sentral harus dapat mengatur peredaran uang giral antara
lain dengan cara menentukan cadangan minimum atau Giro Wajib
Minimum bagi setiap bank, melakukan kebijakan uang ketat (tide-money
policy) dan tingkat diskonto (discount rate). Jika jumlah cadangan
minimum dinaikkan, maka uang yang beredar akan berkurang. Demikian
juga, jika tingkat bunga (discount rate) pinjaman dari Bank Sentral
kepada Bank Umum dinaikkan, maka gairah Bank Umum untuk
melakukan ekspansi atau meminjam uang dari Bank Sentral menjadi
berkurang dan akibatnya jumlah uang yang beredar menjadi berkurang.
2) Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal akan berpengaruh terhadap permintaan agregat
dan
pengeluaran
pemerintah
disamping
mempengaruhi
harga.
Pengurangan permintaan agregat pada batas wajar akan melindungi
anggaran negara dari defisit, serta dapat menjadi instrumen untuk
mencegah atau menekan laju pertumbuhan angka inflasi sampai pada
batas yang dinilai aman.
25
Kalangan moneteris berpendapat bahwa kebijakan fiskal akan
menyebabkan kenaikan pengeluaran pemerintah yang selanjutnya dapat
mendorong kenaikan tingkat bunga dan menekan kenaikan investasi
swasta. Keadaan demikian disebut dengan istilah Crowding Out.
Kenaikan pengeluaran pemerintah yang diimbangi dengan penurunan
pengeluaran investasi swasta akan menghalangi kenaikan permintaan
agregat. Untuk menghindari defisit anggaran belanja negara yang
diakibatkan kenaikan pengeluaran belanja pemerintah, ada beberapa yang
dapat dilakukan. Misalnya mencari pinjaman dari masyarakat dengan
menjual obligasi di pasar modal, mencetak uang baru, menaikkan
penerimaan dari sektor pajak dan utang luar negeri. Pemerintah Indonesia
mengkombinasikan tiga cara, yaitu dengan menjual obligasi, melalui
sektor pajak dan utang luar negeri.
3) Kebijakan Output
Apabila jumlah output meningkat, maka dampaknya akan
menekan laju inflasi. Untuk meningkatkan jumlah output, banyak cara
yang dapat dilakukan. Misalnya dengan menurunkan tarif pajak,
mengurangi berbagai pungutan yang berdampak pada ekonomi biaya
tinggi (hight cost economic)
terhadap output, membebaskan atau
menurunkan tarif bea masuk terhadap barang-barang impor, melakukan
retrukturisasi ekonomi, debirokratisasi perizinan, deregulasi, dan
menciptakan pemerintah yang bersih dan berwibawa.
26
Dengan bertambahnya jumlah output, harga dapat ditekan
menjadi lebih murah. Jumlah uang yang beredar harus sebanding dengan
jumlah output. Kondisi demikian akan mencegah timbulnya inflasi atau
dapat mengendalikan laju pertumbuhan inflasi.
4) Kebijakan Harga dan Indexing
Kebijakan harga dan indexing dapat dilakukan dengan cara
menentukan harga dasar (ceiling price) atau Harga Patokan Setempat
(HPS) terhadap produk-produk tertentu. Penentuan besarnya gaji dan
upah atau penentuan tingkat Upah Minimum Regional (UMR) harus
berdasarkan indeks harga barang-barang kebutuhan hidup yang secara
berkala dilaporkan oleh Biro Pusat Statistik. Jika indeks harga atau biaya
hidup mengalami kenaikan, gaji dan upah juga harus dinaikkan
sebanding dengan besarnya jumlah kenaikan indeks harga atau indeks
biaya hidup tersebut. Tindakan demikian dapat dijadikan sebagai
instrumen untuk mencegah atau mengendalikan laju pertumbuhan inflasi.
Meskipun nilai nominal gaji dan upah mengalami kenaikan, namun nilai
riil (intrinsik) gaji dan upah tersebut tetap dan daya beli mereka terhadap
output tetap stabil. Jadi kenaikan gaji dan upah tidak mendorong
peningkatan permintaan agregat.
27
2. BI Rate
a. Pengertian BI Rate
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau
stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan
diumumkan kepada
TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM
JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)
TAHUN 2012 – 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syari’ah (S.E.Sy)
Oleh
SITI ALIYAH
NIM 21311029
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2016
i
ii
iii
iv
MOTTO DANERSEMBAHAN
MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,
sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan),
tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),
dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”
(QS. Al-Insyirah, 5-8)
--------------------o-----------------“Do not put off doing a job
because nobody knows whether we can meet tomorrow or not”
--------------------o-----------------“Learn from the past, live for the today, and plan for tomorrow”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan kepada:
Kedua orang tuaku, kakak dan adikku,
Sahabat-sahabatku yang selalu ada dikala susah maupun senang,
tiada hari yang indah tanpa kalian semua
serta,
Semua orang yang telah memberikan doa dan dukungan
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikun Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Inflasi
dan BI Rate terhadap Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII)
Tahun 2012-2014” dengan baik tanpa kendala yang berarti. Shalawat serta salam
semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga,
sahabat-sahabat dan pengikutnya.
Skripsi ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Syariah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan, bimbingan, motivasi serta doa sehingga skripsi
ini dapat selesai dengan baik, yaitu kepada:
1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2.
Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga dan membantu
membimbing dalam penulisan skripsi ini.
3.
Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si., selaku Kepala Jurusan Perbankan Syariah S1
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
4.
Bapak Qi Mangku Bahjatulloh, Lc., M.Si., selaku dosen pembimbing atas
semua waktu, arahan, bimbingan, petunjuk, saran serta kesabaran dalam
proses penulisan skripsi ini sehingga dapat selesai dengan baik.
vi
5.
Bapak Farkhani, S.Hi., M.H., selaku dosen pembimbing akademik.
6.
Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam yang telah memberikan ilmu, motivasi dan bantuan kepada
penulis.
7.
Ayah dan ibu yang selalu mendoakan, memberi motivasi, mendidik dan
membesarkanku hingga saat ini. Kakak dan adikku yang selalu aku sayangi.
Kalian harta paling berharga yang Allah berikan untukku.
8.
Sahabatku selama lebih dari 10 tahun ini, Reny Kartikasari dan Titik Pujiwati
yang selalu ada dikala senang maupun susah, selalu memberikan dukungan
dan doa. Hidupku kurang berwarna tanpa kalian.
9.
Devi Nur Halimah, Siti Rodiyah, Nasrifah, Hanum Yunesha, Ikhsanudin
Pandu Saputra, M. Lutfi Hakim, Arifin Achmad Irfan, terimakasih atas harihari yang telah kita lewati bersama dengan canda, tawa dan air mata, semoga
jarak tidak memisahkan persahabatan kita.
10. Shiffa Fauziah dan Yudi Saputra yang telah memberikan ide, saran dan
dukungan dalam pembuatan skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan
kalian.
11. Teman-teman Perbankan Syariah S1 yang tidak dapat disebutkan satu per
satu, terimakasih telah memberikan warna, cerita dan pelajaran berharga.
12. Mas Sulis yang selalu aku repotkan, terimakasih atas bantuannya, Mas Reza
terimakasih atas semangat dan doanya.
13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan dan doa.
vii
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat balasan
yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak
yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 11 Januari 2016
Penulis
Siti Aliyah
viii
ABSTRAK
Aliyah, Siti. 2016. Pengaruh Inflasi dan BI Rate terhadap Indeks Harga Saham
Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2012-2014. Skripsi. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah (S1). Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Qi Mangku Bahjatulloh, Lc.,
M.SI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi, BI rate, dan
variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap indeks harga saham Jakarta
Islamic Index (JII) tahun 2012-2014. Untuk memudahkan pemecahan masalah,
penelitian ini dilakukan menggunakan metode regresi linear berganda dengan
bantuan SPSS versi 21. Data yang digunakan yaitu data sekunder yang terdiri dari
variabel inflasi dan BI rate sebagai variabel independen dan indeks harga saham
Jakarta Islamic Index (JII) sebagai variabel dependen. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh transaksi indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII) dari
tahun 2012-2014 dan sampel diambil sejumlah 36 data dengan metode purposive
sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII), BI rate
berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic
Index (JII) dan variabel yang paling berpengaruh terhadap indeks harga saham
Jakarta Islamic Index (JII) adalah BI rate.
Kata Kunci: Inflasi, BI Rate, Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII).
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii
PENGESAHAN ............................................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................
v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
6
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
6
D. Kegunaan Penelitian ....................................................................
7
E. Sistematika Penulisan ..................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................
9
A. Telaah Pustaka .............................................................................
9
B. Kerangka Teori ............................................................................ 12
1. Inflasi ...................................................................................... 12
a. Pengertian Inflasi ................................................................ 12
b. Macam-macam Inflasi ........................................................ 13
c. Dampak Inflasi ................................................................... 22
d. Solusi Pengendalian Inflasi ................................................. 25
2. BI Rate .................................................................................... 27
a. Pengertian BI Rate .............................................................. 27
b. Teori Suku Bunga ............................................................... 28
c. Fungsi Suku Bunga ............................................................. 32
d. Mekanisme Penetapan BI Rate ............................................ 33
3. Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII) ..................... 33
a. Pengertian Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII) 33
b. Pengertian Harga Saham ..................................................... 35
c. Perbedaan Saham Syariah dan Saham Non Syariah ............. 36
d. Macam-macam Harga Saham ............................................. 38
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ................ 39
C. Kerangka Penelitian ..................................................................... 40
1. Hubungan Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Jakarta
Islamic Index (JII) ................................................................... 40
2. Hubungan BI Rate terhadap Indeks Harga Saham Jakarta
Islamic Index (JII) ................................................................... 41
3. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................... 41
D. Hipotesis ..................................................................................... 42
x
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................
A. Jenis Penelitian ............................................................................
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................
C. Populasi dan Sampel ....................................................................
1. Populasi ..................................................................................
2. Sampel ....................................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................
E. Definisi Konsep dan Operasi .......................................................
1. Definisi Konsep ......................................................................
2. Definisi Operasi ......................................................................
F. Instrumen Penelitian ....................................................................
G. Uji Instrumen Penelitian ..............................................................
1. Uji Stasioneritas ......................................................................
2. Regresi Linear Berganda .........................................................
3. Uji Hipotesis ...........................................................................
a. Uji ttest .................................................................................
b. Uji Ftest ...............................................................................
c. Koefisien Determinasi (R2) .................................................
4. Uji Asumsi Klasik ...................................................................
a. Uji Multicolliearity .............................................................
b. Uji Heteroscendasticity ......................................................
c. Uji Autocorrelation ............................................................
d. Uji Normality ....................................................................
H. Alat Analisis ................................................................................
BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................
A. Deskripsi Obyek Penelitian ..........................................................
B. Analisis Data ................................................................................
1. Hasil Uji Stasioneritas .............................................................
a. Uji Stasioneritas Inflasi .......................................................
b. Uji Stasioneritas BI Rate ......................................................
c. Uji Stasioneritas Indeks Harga Saham JII ...........................
2. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ..................................
3. Hasil Uji Hipotesis ..................................................................
a. Uji ttest ................................................................................
b. Uji Ftest ...............................................................................
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ...........................................
4. Hasil Uji Asumsi Klasik ...........................................................
a. Uji Multicollinearity ............................................................
b. Uji Heteroscendasticity .......................................................
c. Uji Autocorrelation .............................................................
d. Uji Normality .....................................................................
5. Pembahasan .............................................................................
a. Pengaruh Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Jakarta
Islamic Index (JII) ..............................................................
b. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Harga Saham Jakarta
Islamic Index (JII) ..............................................................
xi
44
44
44
44
44
45
45
46
46
47
48
49
49
49
50
50
51
52
53
53
53
54
54
54
55
55
57
57
57
58
59
60
61
61
63
63
64
65
66
67
68
69
69
70
c. Variabel yang paling berpengaruh terhadap Indeks Harga
Saham Jakarta Islamic Index (JII) ......................................
BAB V PENUTUP ........................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................
B. Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
LAMPIRAN
xii
72
73
73
74
75
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Inflasi, BI Rate dan Indeks Harga Saham Jakarta
Islamic Index (JII) Tahun 2012-2014 ...........................................
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif .......................................................................
Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioneritas Inflasi........................................................
Tabel 4.3 Hasil Uji Stasioneritas BI Rate......................................................
Tabel 4.4 Hasil Uji Stasioneritas Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index
(JII) ..............................................................................................
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Berganda ..................................................
Tabel 4.6 Hasil Uji ttest ....................................................................................................................................
Tabel 4.7 Hasil Uji Ftest ...................................................................................................................................
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................
Tabel 4.9 Hasil Uji Multicollinearity ............................................................
Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroscedasticity .........................................................
Tabel 4.11 Hasil Uji Autocorrelation ............................................................
Tabel 4.12 Perbaikan Uji Autocorrelation .....................................................
Tabel 4.13 Hasil Uji Normality .....................................................................
xiii
5
55
57
58
59
60
62
63
64
65
66
67
67
68
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Inflationary Gap ........................................................................
Demand-pull Inflation ...............................................................
Cost Push Inflations ...................................................................
Teori Klasik tentang Tingkat Bunga ..........................................
Teori Keynes tentang Tingkat Bunga .........................................
Kerangka Pemikiran Teoritis .....................................................
xiv
15
16
17
29
30
42
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Inflasi (dalam persen)
Lampiran 2. Data BI Rate (dalam persen)
Lampiran 3. Data Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII)
Lampiran 4. Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 5. Hasil Pengolahan Data
Lampiran 6. Daftar Riwayat Hidup
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara, tidak
terkecuali Indonesia. Hal tersebut dikemukakan oleh Tandelilin (2010: 61), karena
dengan adanya pasar modal, investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana
dapat menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas dengan harapan
memperoleh imbalan (return). Sedangkan perusahaan sebagai pihak yang
memerlukan dana dapat memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangkan
proyek-proyeknya dengan alternatif pendanaan dari pasar modal, perusahaan
dapat beroperasi dan mengembangkan bisnisnya dan pemerintah dapat membiayai
berbagai kegiatannya sehingga meningkatkan kegiatan perekonomian negara dan
kemakmuran masyarakat luas.
Kegiatan pasar modal di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No. 8
Tahun 1995 (UUPM). Pasal 1 butir 13 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
menyatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan Efek. Sedangkan Efek dalam UUPM Pasal 1 butir 5 dinyatakan sebagai
surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersil, saham,
obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
kegiatan berjangka atas Efek dan derivatif Efek (Huda, 2008: 55).
1
Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia. Oleh sebab itu
investasi di pasar modal mempunyai peranan yang cukup penting untuk dapat
meningkatkan pangsa pasar industri keuangan syariah di Indonesia. Banyak
harapan bahwa investasi syariah di pasar modal Indonesia akan mengalami
pertumbuhan yang pesat. Meskipun perkembangannya relatif baru dibandingkan
dengan perbankan syariah maupun asuransi syariah (http://www.idx.co.id).
Sejak November 2007, Bapepam & LK (sekarang menjadi OJK) telah
mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang berisi daftar saham syariah yang
ada di Indonesia. Dengan adanya DES maka masyarakat akan semakin mudah
untuk mengetahui saham-saham apa saja yang termasuk saham syariah karena
DES adalah satu-satunya rujukan tentang daftar saham syariah di Indonesia
(http://www.idx.co.id).
Kinerja perdagangan saham-saham syariah di Bursa Efek Indonesia dapat
diwakili oleh saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index. Indeks
ini diperkenalkan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Danareksa Investment
Management (DIM) pada 3 Juli 2000. Jakarta Islamic Index terdiri atas 30 saham
yang keanggotaannya akan terus ditinjau secara berkala berdasarkan kinerja
transaksi di perdagangan bursa, rasio-rasio keuangannya, dan ketaatannya pada
prinsip-prinsip syariah (Nafik, 2009: 260).
Menurut Khalwaty (2000: 263) investor membeli saham perusahaan
dengan harapan memperoleh keuntungan dikemudian hari untuk meningkatkan
pendapatan dan taraf hidupnya. Investasi dalam bentuk saham memberikan
keuntungan berupa capital gain, dividen dan bonus. Capital gain merupakan
2
keuntungan yang diperoleh dari selisih harga antara pembelian saham dan harga
yang lebih rendah daripada harga penjualannya. Dividen merupakan penghasilan
yang diperoleh pemilik saham berdasarkan keuntungan yang diperoleh
perusahaan. Sedangkan bonus adalah hak tambahan atau pemasukan potensial
yang diberikan kepada pemilik saham.
Berinvestasi dengan membeli saham memiliki resiko yang cukup banyak,
untuk meminimalisir resiko tersebut investor harus dapat menganalisis agar
mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Secara garis besar terdapat dua jenis
analisis yang dapat digunakan dalam investasi di pasar modal, yaitu analisis
fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental adalah studi tentang
ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari
saham perusahaan. Analisis teknikal adalah metode analisis tentang pergerakan
harga saham yang didasarkan dari pergerakan harga saham itu sendiri di masa
lalu.
Dalam
analisis
fundamental,
investor
dapat
melakukan
analisis
berdasarkan indikator ekonomi. Analisis ini menyangkut faktor-faktor yang
memberikan informasi tentang kondisi makro ekonomi yang dapat mempengaruhi
kondisi di pasar modal. Menurut Murhadi (2009: 19) secara teoritis ada beberapa
variabel/ indikator makroekonomi yang mempengaruhi pergerakan harga saham
seperti Gross Domestic Product (GDP)/ Produk Domestic Bruto (PDB), interest
rate/ tingkat suku bunga, inflasi, exchange rate/ nilai tukar, Oil Prices and
Commodity Prices, Hedging, Business Cycle/ siklus bisnis dan lainnya.
3
Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah inflasi. Inflasi
sebagai suatu fenomena ekonomi yang terutama terjadi di negara-negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia merupakan objek kajian yang sangat
menarik. Tajul Khalwaty (2000: 6) dalam bukunya Inflasi dan Solusinya
mengemukakan bahwa inflasi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kenaikan
harga-harga secara tajam (absolute) yang berlangsung terus menerus dalam
jangka waktu cukup lama. Seirama dengan kenaikan harga-harga tersebut, nilai
uang turun secara tajam pula sebanding dengan kenaikan harga-harga tersebut.
Menurut Larissa (2014: 2) tinggi rendahnya tingkat inflasi dinilai memberi
pengaruh positif maupun negatif terhadap pergerakan harga saham sesuai dengan
tingkat inflasi itu sendiri. Tingkat inflasi yang tinggi akan menurunkan harga
saham perusahaan, sementara tingkat inflasi yang sangat rendah akan
menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi sangat lamban. Seperti yang
dikemukakan dalam website Bank Indonesia, kestabilan inflasi merupakan
prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya
memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya
pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan
tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi
masyarakat.
Faktor lain yang mempengaruhi harga saham adalah BI Rate. BI rate
merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik
(http://www.bi.go.id). Bagi sebagian orang, suku bunga yang tinggi merupakan
4
suatu peluang investasi yang menjanjikan karena adanya kepastian pendapatan
yang lebih besar. Akibatnya pasar modal akan mengalami tekanan karena
masyarakat akan lebih suka menabung di bank daripada menginvestasikan
dananya di pasar modal.
Suku bunga pada umumnya mempunyai hubungan yang negatif terhadap
harga saham. Suku bunga yang rendah menyebabkan biaya peminjaman yang
lebih rendah. Suku bunga yang rendah akan merangsang investasi dan aktivitas
ekonomi yang akan menyebabkan harga saham meningkat, peningkatan harga
saham akan mempengaruhi peningkatan indeks harga saham pula.
Berikut perkembangan indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII)
beserta inflasi dan BI Rate tahun 2012-2014:
Tabel 1.1
Perkembangan Inflasi, BI Rate dan Indeks Harga Saham
Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2012-2014
Tahun
Inflasi (%)
BI Rate (%)
IHS JII
2012
4,30
5,75
594,789
2013
8,38
7,50
585,110
2014
8,36
7,75
691,039
Sumber: Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia (2014)
Data dalam tabel 1.1 menunjukkan bahwa adanya fluktuasi dari tingkat
inflasi dan BI Rate yang diikuti terjadinya fluktuasi pada Indeks Harga Saham
Jakarta Islamic Index (JII) selama tahun 2012-2014. Dapat dilihat bahwa IHS JII
tahun 2012 sebesar 594,789 mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu sebesar
585,110 kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2014 sebesar 691,039. Hal ini
terjadi tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.
5
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh inflasi dan BI Rate terhadap
indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII) tersebut, maka penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Inflasi dan BI Rate
terhadap Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 20122014”.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul yang telah diajukan di atas beserta latar belakang,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic
Index (JII) tahun 2012-2014?
2. Bagaimana pengaruh BI rate terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic
Index (JII) tahun 2012-2014?
3. Variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap indeks harga saham
Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2012-2014?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji dan mengetahui bagaimana pengaruh inflasi terhadap indeks
harga saham Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2012-2014.
2. Untuk menguji dan mengetahui bagaimana pengaruh BI rate terhadap indeks
harga saham Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2012-2014.
3. Untuk menguji dan mengetahui variabel manakah yang paling berpengaruh
terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2012-2014.
6
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak,
diantaranya:
1. Bagi penulis
Memberi wawasan baru yang lebih mendalam bagi penulis tentang
dunia pasar modal khususnya tentang pengaruh inflasi dan BI rate terhadap
indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII).
2. Bagi IAIN Salatiga
Menjadi sumber pembelajaran dan kajian lebih lanjut bagi penelitian
berikutnya yang berkenaan dengan pengaruh inflasi dan BI rate terhadap
indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII).
3. Bagi praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumber
informasi dan bahan pertimbangan bagi calon investor maupun praktisi pasar
modal yang hendak berinvestasi saham di pasar modal.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan dari
penelitian yang dilakukan.
7
Bab II Landasan Teori
Landasan teori yang disajikan dalam penelitian ini bermaksud
untuk menguraikan tentang telaah pustaka yang berisi ringkasan penelitian
terdahulu, kerangka teori yang berkaitan dengan topik penelitian, kerangka
penelitian yang berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan
model penelitian yang akan diuji, serta hipotesis penelitian yang menjadi
pedoman dalam analisis data.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini terdiri dari jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, definisi konsep dan operasi, instrumen
penelitian, uji instrumen penelitian dan alat analisis yang digunakan dalam
penelitian.
Bab IV Analisis Data
Bab ini menjabarkan tentang deskripsi obyek penelitian dan
analisis data penelitian.
Bab V Penutup
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan
saran yang dapat diberikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Untuk mendukung materi dalam penelitian ini, berikut beberapa penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya yang berhubungan dengan variabel yang
digunakan dalam penelitian.
Hatman Maqdiyah, Sri Mangesti Rahayu, Topowijono (2014) dari
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang melakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Tingkat Bunga Deposito, Tingkat Inflasi, Produk
Domestik Bruto (PDB), dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Indeks Harga Saham
Jakarta Islamic Indeks (JII) Studi pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009
hingga 2013. Metode pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif dan analisis statistik
inferensial regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu: tingkat bunga deposito, tingkat inflasi, Produk
Domestik Bruto (PDB), dan nilai tukar rupiah simultan pengaruhnya terhadap
indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII), tingkat bunga deposito secara
parsial tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic Index
(JII), tingkat inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham
Jakarta Islamic Index (JII), Produk Domestik Bruto (PDB) secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic
Index (JII), nilai tukar rupiah secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan
9
terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII) dan variabel Produk
Domestik Bruto (PDB) merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap
indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII).
Penelitian selanjutnya berjudul Pengaruh Nilai Tukar Rupiah dan Inflasi
terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti dan Real Estate yang Tercatat di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013 yang dilakukan oleh Putu Fenta
Pramudya Cahya, I Wayan Suwendra, Fridayana Yudiatmaja (2015) dari Jurusan
Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Data yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang dianalisis dengan analisis regresi
linear berganda. Hasil dari analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa
ada pengaruh secara simultan yang signifikan dari nilai tukar rupiah dan inflasi
terhadap indeks harga saham sektor properti dan real estate, ada pengaruh secara
parsial yang positif dan signifikan dari nilai tukar rupiah terhadap indeks harga
saham sektor properti dan real estate, dan ada pengaruh secara parsial yang
negatif dan signifikan dari inflasi terhadap indeks harga saham sektor properti dan
real estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.
Neny Mulyani (2014) dari Universitas Terbuka melakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, dan Produk
Domestik Bruto terhadap Jakarta Islamic Index. Sampel penelitian adalah data
Jakarta Islamic Index periode 2009-2011. Metode analisis dilakukan dengan
menggunakan regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa inflasi
bepengaruh positif terhadap JII, suku bunga berpengaruh negatif terhadap JII,
10
nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap JII, dan PDB berpengaruh positif
terhadap JII.
Penelitian dengan judul Pengaruh Faktor Fundamental Makro terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (Studi pada Bursa Efek Indonesia Tahun 20072012) yang dilakukan oleh Agus Suharno dan MG. Kentris Indarti (2014) dari
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Univeraitas Stikubank. Metode analisis yang
digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan tingkat suku
bunga SBI berpengaruh negatif signifikan terhadap IHSG, harga minyak dunia
dan harga emas dunia berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG, kurs tidak
berpengaruh signifikan terhadap IHSG.
Dessy dan Sujito (2012) dari Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku
Bunga Bank Indonesia, Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa
Efek Indonesia Periode Tahun 2006-2010. Metode analisis yang digunakan adalah
regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah
berpengaruh negatif terhadap IHSG, tingkat suku bunga berpengaruh negatif
terhadap IHSG dan inflasi berpengaruh negatif terhadap IHSG.
Penelitian yang dilakukan ini tidak sama dengan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Dalam penelitian ini tidak semua faktor makroekonomi
dijadikan sebagai variabel penelitian. Peneliti hanya menggunakan inflasi dan BI
rate sebagai variabel independen dan indeks harga saham Jakarta Islamic Index
(JII) sebagai variabel dependen. Data yang diteliti adalah data 3 tahun terakhir
yang mendekati waktu penelitian yaitu dari tahun 2012-2014.
11
B. Kerangka Teori
1. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Dalam literatur ekonomi, definisi inflasi banyak ragamnya. Menurut
Khalwaty (2000: 5) keanekaragaman definisi tersebut terjadi karena luasnya
pengaruh inflasi terhadap berbagai sektor perekonomian. Hubungan yang
erat dan luas antara inflasi dan berbagai sektor perekonomian tersebut
melahirkan berbagai perbedaan pengertian dan persepsi kita tentang inflasi.
Menurut
Khalwaty (2000: 6) inflasi merupakan suatu keadaan dimana
terjadi kenaikan harga-harga secara tajam (absolute) yang berlangsung terus
menerus dalam jangka waktu cukup lama. Seirama dengan kenaikan hargaharga tersebut, nilai uang turun secara tajam pula sebanding dengan
kenaikan harga-harga tersebut.
Menurut Nopirin (2000: 25) yang dimaksud dengan inflasi adalah
proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus-menerus.
Sedangkan menurut Karim (2008: 135) inflasi merupakan kenaikan tingkat
harga secara umum dari barang / komoditas dan jasa selama suatu periode
tertentu. Sebaliknya jika terjadi penurunan merupakan deflasi.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa inflasi
merupakan kenaikan harga-harga secara umum dan terus-menerus dalam
periode tertentu. Kenaikan harga hanya sekali saja bukanlah termasuk
inflasi.
12
b. Macam-macam Inflasi
1) Menurut Ekonom
Menurut penyebabnya, inflasi dapat digolongkan sebagai berikut
(Karim, 2008: 138-139):
a) Natural Inflation dan Human Error Inflation
Sesuai dengan namanya Natural Inflation adalah inflasi
yang terjadi karena sebab-sebab alamiah yang manusia tidak
mempunyai kekuasaan dalam mencegahnya. Sedangkan Human
Error Inflation adalah inflasi yang terjadi karena kesalahankesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri.
b) Actual/ Anticipated/ Expected Inflation dan Unanticipated/
Unexpected Inflation
Pada Expected Inflation tingkat suku bunga pinjaman riil
akan sama dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi
inflasi. Sedangkan pada Unexpected Inflation tingkat suku bunga
pinjaman nominal belum atau tidak merefleksikan kompensasi
terhadap efek inflasi.
c) Demand Pull dan Cost Push Inflation
Demand Pull Inflation adalah inflasi yang terjadi karena
adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi Permintaan
Agregatif (AD) dari barang-barang dan jasa pada suatu
perekonomian. Sedangkan Cost Push Inflation terjadi karena
perubahan-perubahan pada sisi Penawaran Agregatif (AS).
13
d) Spiralling Inflation
Inflasi jenis ini merupakan inflasi yang diakibatkan oleh
inflasi yang terjadi sebelumnya yang mana inflasi yang sebelumnya
ini terjadi sebagai akibat dari inflasi yang terjadi sebelumnya lagi
dan begitu seterusnya.
e) Imported Inflation dan Domestic Inflation
Imported Inflation bisa dikatakan adalah inflasi di negara
lain yang ikut dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price
taker dalam pasar perdagangan internasional. Sedangkan Domestic
Inflation bisa dikatakan inflasi yang hanya terjadi di dalam negeri
suatu negara yang tidak begitu mempengaruhi negara-negara
lainnya.
Sedangkan menurut Nopirin (2009: 28-31) macam-macam
inflasi menurut sebabnya adalah sebagai berikut:
a) Demand-pull Inflation
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total
(agregate demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan
kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati kesempatan kerja
penuh. Dalam keadaan hampir kesempatan kerja penuh, kenaikan
permintaan total disamping
menaikkan
harga
dapat
juga
menaikkan hasil produksi (output). Apabila kesempatan kerja
penuh (full-employment) telah tercapai, penambahan permintaan
selanjutnya hanyalah akan menaikkan harga saja. Apabila kenaikan
14
permintaan ini menyebabkan keseimbangan GNP berada di atas/
melebihi GNP pada kesempatan kerja penuh maka akan terdapat
adanya inflationary gap. Inflationary gap inilah yang dapat
menimbulkan inflasi. Secara grafik dapatlah digambarkan sebagai
berikut:
Inflationary
Gap
C+1
A
C + I’
B
YFE
Y1
C+1
Y
Gambar 2.1
Inflationary Gap
Kenaikan pengeluaran total dari C + I menjadi C’ + I’ akan
menyebabkan keseimbangan pada titik B berada di atas GNP fullemployment (YFE). Jarak A – B atau YFE – Y1 menunjukkan
besarnya inflationary gap.
Dengan menggunakan kurva permintaan dan penawaran
total proses terjadinya demand-pull inflation dapat dijelaskan
sebagai berikut:
15
AS
P
Inflationary
Gap
P4
AD4
P3
AD3
P2
P1
AD2
AD1
Q1
QFE
Q
Gambar 2.2
Demand-pull Inflation
Bermula dengan harga P1 dan output Q1, kenaikan
permintaan total dari AD1 ke AD2 menyebabkan ada sebagian
permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh penawaran yang ada.
Akibatnya harga naik menjadi P2 dan output naik menjadi QFE.
Kenaikan AD2 selanjutnya menjadi AD3 menyebabkan
harga naik menjadi P3 sedangkan output tetap pada QFE. Kenaikan
harga ini disebabkan oleh adanya inflationary gap.
b) Cost-push Inflation
Cost-push inflation biasanya ditandai dengan kenaikan
harga serta turunnya produksi. Jadi inflasi yang dibarengi dengan
resesi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya
penurunan dalam penawaran total (agregate supply) sebagai akibat
16
kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi ini dapat timbul
karena beberapa faktor diantaranya:
1. Perjuangan serikat buruh yang berhasil untuk menuntut
kenaikan upah.
2. Suatu industri yang sifatnya monopolistik, manager dapat
menggunakan kekuasaannya di pasar untuk menentukan harga
yang lebih tinggi.
3. Kenaikan harga bahan baku industri. Biaya produksi naik,
akibatnya timbul stagflasi. Yakni inflasi yang disertai dengan
stagnasi.
Kenaikan biaya produksi pada gilirannya akan menaikkan
harga dan turunnya produksi. Kalau proses ini berjalan terus maka
timbullah cost push inflation.
AS3
P
AS2
AS1
P3
P2
P1
A
D
Q2
Gambar 2.3
Cost Push Inflations
17
Q QFE
Q
Bermula pada harga P1 dan QFE. Kenaikan biaya produksi
akan menggeser kurva penawaran total dari AS1 menjadi AS2.
Konsekuensinya harga naik menjadi P2 dan produksi turun menjadi
Q1. Kenaikan harga selanjutnya akan menggeser kurva AS menjadi
AS3, harga naik dan produksi ini (yang sering dibarengi dengan
turunnya produksi) disebut dengan cost-push inflation.
2) Menurut Ekonom Muslim
Menurut Ekonom Islam Taqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (Karim
(2008: 140) menggolongkan inflasi dalam dua golongan yaitu:
a) Natural Inflation
Sesuai dengan namanya, inflasi jenis ini diakibatkan oleh
sebab-sebab alamiah, dimana orang tidak mempunyai kendali atasnya.
Ibn al-Maqrizi mengatakan bahwa inflasi ini adalah inflasi yang
diakibatkan oleh turunnnya PenawaranAgregatif (AS) atau naiknya
Permintaan Agregatif (AD).
Jika memakai perangkat analisis konvensional yaitu persamaan
identitas:
MV = PT = Y
dimana: M = jumlah uang beredar
V = kecepatan peredaran uang
P = tingkat harga
T = jumlah barang dan jasa (kadang dipakai juga notasi Q)
Y
= tingkat pendapatan nasional (GDP)
18
Maka Natural Inflation dapat diartikan sebagai:
1. Gangguan terhadap jumlah barang dan jasa yang diproduksi dalam
suatu perekonomian (T). Misalnya T sedangkan M dan Y tetap,
maka konsekuensinya P.
2. Naiknya daya beli masyarakat secara riil. Misalnya nilai ekspor
lebih besar dari pada nilai impor, sehingga secara netto terjadi
impor uang yang mengakibatkan M sehingga jika V dan T tetap
maka P.
Lebih jauh jika dianalisis dengan persamaan:
AD = AS
dan:
AS = Y
AD = C + I + G + (X-M)
dimana: Y
=
pendapatan nasional
C
=
konsumsi
I
=
investasi
G
=
pengeluaran pemerintah
(X-M) =
net export
maka:
Y = C + I + G + (X-M)
Maka Natural Inflation akan dapat dibedakan berdasarkan
penyebabnya menjadi dua golongan sebagai berikut:
19
1. Akibat uang yang masuk dari luar negeri terlalu banyak, dimana
ekspor (X) sedangkan impor (M) sehingga net export nilainya
sangat besar, maka mengakibatkan naiknya Permintaan Agregatif
(AD).
2. Akibat dari turunnya tingkat produksi (AS) karena terjadinya
paceklik, perang, ataupun embargo dan boycott.
b) Human Error Inflation
Human Error Inflation merupakan inflasi yang diakibatkan
oleh kesalahan dari manusia itu sendiri. Menurut penyebabpenyebabnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Korupsi dan administrasi yang buruk (Corruption and Bad
Administration)
Jika merujuk pada persamaan MV = PT, maka korupsi akan
mengganggu tingkat harga (P) karena para produsen akan
menaikkan harga jual produksinya untuk menutupi biaya-biaya
“siluman” yang telah mereka keluarkan tersebut. Dimasukkannya
“biaya siluman” tersebut dalam COGS (Cost Of Good Sold).
COGS akan mendorong ATC dan MC naik ke ATC2 dan MC2,
sehingga harga jual pada keadaan normal profit naik dari P ke P2.
Hal ini akan mengakibatkan COGS menjadi tidak merefleksikan
nilai sumber daya sebenarnya yang digunakan dalam proses
produksi. Harga yang terdistorsi oleh komponen yang seharusnya
tidak ada sehingga akan mengakibatkan ekonomi biaya tinggi
20
(hight cost economy). Pada akhirnya akan terjadi inefisiensi alokasi
sumber daya yang akan merugikan masyarakat secara keseluruhan.
2. Pajak yang berlebihan (Excessive Tax)
Efek yang ditimbulkan oleh pajak yang berlebihan pada
perekonomian hampir sama dengan efek yang ditimbulkan oleh
korupsi dan administrasi yang buruk yaitu kontraksi pada kurva
Penawaran Agregatif (AS).
3. Pencetakan uang dengan maksud menarik keuntungan yang
berlebihan (Excessive Seignorage)
Menurut otoritas moneter di negara-negara barat umumnya
meyakini bahwa pencetakan uang akan menghasilkan keuntungan
bagi pemerintah (inflation tax), karena suatu tingkat pertumbuhan
uang yang tinggi akan menghasilkan tingkat pajak yang lebih
tinggi pula dari pajak memegang uang (tax for holding money).
Di lain pihak, ekonom Islam Ibn al-Maqrizi (Karim, 2008:
142) berpendapat bahwa pencetakan uang yang berlebihan jelasjelas akan mengakibatkan naiknya tingkat harga (P) secara
keseluruhan (inflasi). Menurut Ibn al-Maqrizi, kenaikan hargaharga komoditas adalah kenaikan dalam bentuk jumlah uang atau
nominal, sedangkan jika diukur dalam emas, maka harga-harga
komoditas tersebut jarang sekali mengalami kenaikan.
21
c. Dampak Inflasi
1) Menurut Ekonom
Dampak inflasi sangat luas dan beraneka ragam, diantaranya
adalah sebagai berikut (Khalwaty, 2000: 53-57):
a) Equity Effect
Equity Effect adalah dampak inflasi terhadap pendapatan.
Dampak inflasi terhadap pendapatan bersifat tidak merata, ada yang
mengalami kerugian dan ada pula yang mengalami keuntungan.
Yang mengalami kerugian adalah mereka yang berpenghasilan tetap
karena akan mengalami penurunan nilai riil dari penghasilannya,
sehingga daya belinya menjadi lemah. Yang mengalami keuntungan
adalah mereka yang memperoleh kenaikan atau peningkatan
pendapatan dengan tingkat persentase yang lebih besar dari tingkat
inflasi, atau mereka yang mempunyai kekayaan tidak dalam bentuk
uang tunai.
b) Efficiency Effect
Inflasi selain berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat
dan rumah tangga perusahaan karena lemahya daya beli masyarakat,
juga berpengaruh terhadap biaya produksi. Harga-harga faktor
produksi akan terus meningkat, sehingga dapat mengubah pola
alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan tersebut dapat terjadi
melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang
selanjutnya mendorong perubahan dalam produksi beberapa barang
22
tertentu. Dengan adanya inflasi, permintaan barang-barang tertentu
akan mendorong peningkatan produksi terhadap barang-barang
tersebut. Kenaikan produksi yang demikian akan mengubah pola
alokasi faktor produksi barang-barang tersebut menjadi lebih efisien.
c) Output Effect
Inflasi dinilai dapat meningkatkan produksi dengan asumsi
bahwa produksi akan mengalami kenaikan mendahului kenaikan
upah atau gaji para pekerja. Kenaikan harga produksi mengakibatkan
terjadinya keuntungan yang diterima produsen. Keuntungan yang
telah dinikmati produsen tersebut akan mendorong produsen untuk
terus meningkatkan produksinya. Jika tingkat inflasi tinggi melebihi
dua digit dan berlangsung dalam jangka waktu lama maka biaya
produksi akan naik pula dan akibatnya keuntungan yang telah
dinikmati produsen menjadi berkurang. Karena keuntungan terus
berkurang sementara biaya produksi terus bertambah, akhirnya
produsen akan mengurangi produksinya sampai batas tertentu yang
dianggap aman dan masih dinilai memungkinkan untuk terus
melanjutkan usahanya. Jika dinilai sudah tidak menguntungkan lagi,
keputusan terbaik adalah menghentikan atau mengurangi jumlah
produksi. Penghentian produksi atau pengurangan produksi akan
berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran.
23
2) Menurut Ekonom Muslim
Menurut para ekonom Islam inflasi berakibat sangat buruk bagi
perekonomian karena (Karim, 2008: 139):
a) Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap
fungsi tabungan, fungsi dari pembayaran di muka dan fungsi dari unit
perhitungan. Orang harus melepaskan diri dari uang dan aset
keuangan akibat dari beban inflasi tersebut. Inflasi juga telah
mengakibatkan terjadinya inflasi kembali.
b) Melemahnya semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari
masyarakat.
c) Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk nonprimer dan barang-barang mewah.
d) Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif yaitu
penumpukan kekayaan seperti: tanah, bangunan, logam mulia, mata
uang asing dengan mengorbankan investasi ke arah produktif seperti:
pertanian, industrial, perdagangan, transportasi, dan lainnya.
e) Mengakibatkan masalah-masalah yang berhubungan dengan akuntansi
seperti: apakah penilaian terhadap aset tetap dan aset lancar dilakukan
dengan metode biaya historis atau metode biaya aktual, pemeliharaan
modal riil dengan melakukan isolasi keuntungan inflasioner,
dibutuhkannya koreksi dan rekonsiliasi operasi (index) untuk
mendapatkan kebutuhan perbandingan waktu dan tempat.
24
d. Solusi Pengendalian Inflasi
Secara umum terdapat empat macam cara atau kebijakan yang dapat
dilakukan untuk menanggulangi dan mengendalikan laju pertumbuhan
inflasi hingga ke tingkat yang paling rendah dan aman bagi kinerja
perekonomian dan struktur ekonomi (Khalwaty, 2000: 59-71):
1) Kebijakan Moneter
Bank sentral harus dapat mengatur peredaran uang giral antara
lain dengan cara menentukan cadangan minimum atau Giro Wajib
Minimum bagi setiap bank, melakukan kebijakan uang ketat (tide-money
policy) dan tingkat diskonto (discount rate). Jika jumlah cadangan
minimum dinaikkan, maka uang yang beredar akan berkurang. Demikian
juga, jika tingkat bunga (discount rate) pinjaman dari Bank Sentral
kepada Bank Umum dinaikkan, maka gairah Bank Umum untuk
melakukan ekspansi atau meminjam uang dari Bank Sentral menjadi
berkurang dan akibatnya jumlah uang yang beredar menjadi berkurang.
2) Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal akan berpengaruh terhadap permintaan agregat
dan
pengeluaran
pemerintah
disamping
mempengaruhi
harga.
Pengurangan permintaan agregat pada batas wajar akan melindungi
anggaran negara dari defisit, serta dapat menjadi instrumen untuk
mencegah atau menekan laju pertumbuhan angka inflasi sampai pada
batas yang dinilai aman.
25
Kalangan moneteris berpendapat bahwa kebijakan fiskal akan
menyebabkan kenaikan pengeluaran pemerintah yang selanjutnya dapat
mendorong kenaikan tingkat bunga dan menekan kenaikan investasi
swasta. Keadaan demikian disebut dengan istilah Crowding Out.
Kenaikan pengeluaran pemerintah yang diimbangi dengan penurunan
pengeluaran investasi swasta akan menghalangi kenaikan permintaan
agregat. Untuk menghindari defisit anggaran belanja negara yang
diakibatkan kenaikan pengeluaran belanja pemerintah, ada beberapa yang
dapat dilakukan. Misalnya mencari pinjaman dari masyarakat dengan
menjual obligasi di pasar modal, mencetak uang baru, menaikkan
penerimaan dari sektor pajak dan utang luar negeri. Pemerintah Indonesia
mengkombinasikan tiga cara, yaitu dengan menjual obligasi, melalui
sektor pajak dan utang luar negeri.
3) Kebijakan Output
Apabila jumlah output meningkat, maka dampaknya akan
menekan laju inflasi. Untuk meningkatkan jumlah output, banyak cara
yang dapat dilakukan. Misalnya dengan menurunkan tarif pajak,
mengurangi berbagai pungutan yang berdampak pada ekonomi biaya
tinggi (hight cost economic)
terhadap output, membebaskan atau
menurunkan tarif bea masuk terhadap barang-barang impor, melakukan
retrukturisasi ekonomi, debirokratisasi perizinan, deregulasi, dan
menciptakan pemerintah yang bersih dan berwibawa.
26
Dengan bertambahnya jumlah output, harga dapat ditekan
menjadi lebih murah. Jumlah uang yang beredar harus sebanding dengan
jumlah output. Kondisi demikian akan mencegah timbulnya inflasi atau
dapat mengendalikan laju pertumbuhan inflasi.
4) Kebijakan Harga dan Indexing
Kebijakan harga dan indexing dapat dilakukan dengan cara
menentukan harga dasar (ceiling price) atau Harga Patokan Setempat
(HPS) terhadap produk-produk tertentu. Penentuan besarnya gaji dan
upah atau penentuan tingkat Upah Minimum Regional (UMR) harus
berdasarkan indeks harga barang-barang kebutuhan hidup yang secara
berkala dilaporkan oleh Biro Pusat Statistik. Jika indeks harga atau biaya
hidup mengalami kenaikan, gaji dan upah juga harus dinaikkan
sebanding dengan besarnya jumlah kenaikan indeks harga atau indeks
biaya hidup tersebut. Tindakan demikian dapat dijadikan sebagai
instrumen untuk mencegah atau mengendalikan laju pertumbuhan inflasi.
Meskipun nilai nominal gaji dan upah mengalami kenaikan, namun nilai
riil (intrinsik) gaji dan upah tersebut tetap dan daya beli mereka terhadap
output tetap stabil. Jadi kenaikan gaji dan upah tidak mendorong
peningkatan permintaan agregat.
27
2. BI Rate
a. Pengertian BI Rate
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau
stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan
diumumkan kepada