Pengaruh Indeks Harga Saham Nikkei 225, Hangseng 43, Kospi 200, Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia dan Kurs Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Tahun 2005 - 2010

(1)

PENGARUH INDEKS SAHAM NIKKEI 225, HANGSENG 43,

KOSPI 200, HARGA EMAS DUNIA, HARGA MINYAK

DUNIA DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS

HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

TAHUN 2005 - 2010

TESIS

Oleh

EMILIA LESTARI

087017092/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

S

E K O L

A H

P A

S C

A S A R JA

N A


(2)

PENGARUH INDEKS SAHAM NIKKEI 225, HANGSENG 43,

KOSPI 200, HARGA EMAS DUNIA, HARGA MINYAK

DUNIA DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS

HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

TAHUN 2005 - 2010

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

EMILIA LESTARI

087017092/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

Judul Tesis : PENGARUH INDEKS HARGA SAHAM NIKKEI 225, HANGSENG 43, KOSPI 200, HARGA EMAS DUNIA, HARGA MINYAK DUNIA DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) TAHUN 2005 - 2010

Nama Mahasiswa : Emilia Lestari Nomor Pokok : 087017092 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak Ketua Anggota

)

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 23 Desember 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Anggota : 1. Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak

2. Drs. Rasdianto, M.Si, Ak

3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak 4. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :

“Pengaruh Indeks Harga Saham Nikkei 225, Hangseng 43, Kospi 200, Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia dan Kurs Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Tahun 2005 - 2010”.

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 23 Desember 2011 Yang membuat pernyataan,


(6)

PENGARUH INDEKS SAHAM NIKKEI 225, HANGSENG 43, KOSPI 200, HARGA EMAS DUNIA, HARGA MINYAK

DUNIA DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

TAHUN 2005 – 2010

ABSTRAK

Tujuan Penelitian untuk mengetahui bagaimana untuk mengetahui pengaruh indeks saham Nikkei (NKY 225), indeks saham Hangseng (HSI 43), dan indeks saham Kospi (KOSPI 200), harga emas dunia, harga minyak dunia dan kurs rupiah terhadap indeks saham gabungan (IHSG) secara simultan dan parsial.

Populasi dalam penelitian ini adalah harga saham regional dari Negara Jepang, Hongkong, Korea, harga emas dunia, harga minyak dunia beserta kurs rupiah sebanyak 72 populasi dan sekaligus sebagai sampel pada penelitian ini. Sampel dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Secara simultan variabel saham Nikkei, Hangseng, Kospi, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Secara parsial hanya varibel Harga Minyak yang tidak berpengaruh signifikan dengan Indeks Harga Saham Gabungan. Hasil penelitian ini tidak dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang direplikasi dari Darmawan (2009) karena perbedaan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Hasil penelitian terdahulu menunjukan hanya variabel saham Nikkei yang berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada masa

subrpime mortgage periode April 2007 – Maret 2008. Ada lagi yang membedakan

penelitian ini dengan replikasi penelitian terdahulu disamping variabel yang digunakan, peneliti terdahulu melakukan penelitiannya berdasarkan 3 periode di mana penelitiannya dilakukan pada masa sebelum masa subripme mortgage, ketika masa subprime mortgage, dan sesudah masa subprime mortgage.

Kata Kunci : Nikkei, Hangseng, Kospi, Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia, Kurs Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan.


(7)

THE INFLUENCE OF NIKKEI STOCK 225, HANGSENG 43, KOSPI 200, WORLD GOLD PRICE, WORLD OIL PRICE

AND RUPIAH ON COMPOSITE STOCK INDEX IN THE YEAR 2005 - 2010

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine how the influence of Nikkei’s stock index, Hangseng’s Stock index, Kospi’s stock index, world gold price, world oil price and rupiah on composite stock index partially and simultaneously.

The population of this research are 72 consist of stocks from Japan, Hongkong, Korea, world gold price, world oil price and rupiah which are registered in their own country. The population also become sample for this research. I use simple random sampling method as a sample and multiple linear regression analysis for analysis method.

The result of this research shows that Nikkei’s stocks, Hangseng’s stock, Kospi’s stock, world gold price and rupiah influence composite stock index simultaneously and significantly. The result of this research can not be compared with the prior research which replicated from Darmawan (2009) because the difference of independent variable that is used . The results of prior research showed only that the Nikkei stock variables influence composite stock index significantly during the period of mortgage subrpime April 2007 - March 2008. The other difference between this research and prior research is about variable used. The prior research did the research based on three period where the research was done before the subprime mortgage period, during the subprime mortgage period, and after the subprime mortgage period.

Keywords: Nikkei, Hangseng, Kospi, World Gold Price, World Oil Price, Rupiah and Composite Stock Index.


(8)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, tulus ikhlas, penulis menyampaikan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Indeks Saham Nikkei 225, Hangseng 43, Kospi 200, Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia dan Kurs Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Tahun 2005 – 2010.” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, peneliti telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc, (CTM), Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sabagai Dosen Pembimbing utama yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan dan masukan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.

4. Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini. 5. Drs. Rasdianto, MA, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak

memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun tesis ini. 6. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah

banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.


(9)

7. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada peneliti menyusun tesis ini. 8. Kepada kedua orang tua ku tersayang Yosril Joh dan Sudjani Sarkawi serta kedua

adikku Yose Wandy dan Yose Natasa tercinta yang telah memberikan banyak perhatian dan dukungan penuh kepada peneliti untuk penyusunan tesis ini.

9. Buat teman-temanku tersayang Liana Fransiska, Enika Diana, Irma Herliza dan Feni Monica atas kebersamaan selama ini dan tetap semangat.

Akhir kata penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan bermanfaat bagi peneliti berikutnya.

Medan, 23 Desember 2011


(10)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Emilia Lestari

2. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 08 Agustus 1984

3. Agama : Budha

4. Orang Tua

a. Bapak : Yosril Joh

b. Ibu : Sudjani Sarkawi

5. Alamat : Jl. Prof.HM.Yamin SH I No.5 Medan

6. Pendidikan

a. SD : SD Swasta Budi Murni 3 Medan

b. SMP : SMP Swasta Budi Murni 3 Medan

c. SMU : SMU Swasta Budi Murni 1 Medan

d. Universitas : Universitas Methodist Medan


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………...… i

ABSTRACT ..………...… ii

KATA PENGANTAR ….………...… iii

RIWAYAT HIDUP ..………...… v

DAFTAR ISI ……..………...… vi

DAFTAR TABEL ..………...… viii

DAFTAR GAMBAR …..………... ix

DAFTAR LAMPIRAN ……..………...………… x

BAB I PENDAHULUAN ………...………… 1

1.1. Latar Belakang Masalah…………..………....…... 1

1.2. Perumusan Masalah ...………...…… 6

1.3. Tujuan Penelitian .………...… 6

1.4. Manfaat Penelitian .………...…… 7

1.5. Originalitas Penelitian .………...…… 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..………...… 8

2.1. Landasan Teori ………...…… 8

2.1.1. Pengertian Saham dan Jenis Saham...……… 8

2.1.2. Jenis – jenis Saham...………....……...… 9

2.1.3. Pengertian dan Aspek Pasar Modal………...…… 11

2.1.4. Pengertian Bursa Efek...…………... 15

2.1.5. Pengertian, Proses dan Resiko Investasi..…………... 24

2.2. Review Penelitian Terdahulu ..………...……… 30

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS …………...…… 31

3.1. Kerangka Konseptual………..……...… 31


(12)

BAB IV METODE PENELITIAN ..………...… 34

4.1. Rancangan Penelitian .………... 34

4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian….………... 34

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ...………...…… 36

4.4. Metode Pengumpulan Data ……….…...…… 35

4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel …….…...…… 35

4.6. Model dan Teknik Analisis Data ……….……... 38

4.6.1. Pengujian Hipotesis...………..…… 39

4.6.2. Pengujian Asumsi Klasik ………...….…… 39

4.6.2.1. Uji normalitas ………...……… 39

4.6.2.2. Uji heteroskedastisitas ………...……… 40

4.6.2.3. Uji autokorelasi ………...……… 41

4.6.2.4. Uji multikolinieritas ………...…... 41

4.6.3. Pengujian Hipotesis ……...……… 42

4.6.3.1. Uji F...….……… 42

4.6.3.2. Uji t ...……… 42

4.6.3.3. Koefisien determinasi (R²) ……… 43

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 45

5.1. Hasil Penelitian ……… 45

5.1.1. Statistik Deskriptif ………...……… 45

5.1.2. Pengujian Asumsi Klasik ………... 49

5.1.2.1. Uji normalitas ………...………... 49

5.1.2.2. Uji heteroskedastisitas ………...…... 53

5.1.2.3. Uji autokorelasi ………...……… 54

5.1.2.4. Uji multikolinieritas ………...……… 55

5.2. Hasil Analisis Data...……… 56

5.2.1. Persamaan Regresi ………... 56


(13)

5.2.1.2. Uji statistik t ………...……… 60

5.2.1.3. Koefisien determinasi (R2) ………...………. 62

5.3. Pembahasan Hasil Penelitian...……… 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ………... 67

6.1. Kesimpulan ………...……… 67

6.2. Keterbatasan Penelitian ………... 67

6.3. Saran ………...… 68


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.2 Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping) ...………... 30

4.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………... 38

5.1 Deskriptif Statistik ………... 45

5.2 Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi ...………... 51

5.3 Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi ...……… 53

5.4 Uji Autokorelasi ...………... 55

5.5 Uji Multikolinieritas ...….………... 56

5.6 Persamaan Regresi ..……….... 57

5.7 Uji Statistik F ..………... 60

5.8 Uji Statistik t ..………... 61


(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Kerangka Konseptual ..……….. 31

5.1 Hasil Uji Normalitas Sebelum Dilakukan Transformasi .………. 50 5.2 Hasil Uji Normalitas Setelah Dilakukan Transformasi ..……….. 52


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman 1 Daftar Harga Saham Tahun 2005-2010... 71 2 Hasil Uji SPSS Sebelum Dilakukan Transformasi ………... 73 3 Hasil Uji SPSS Setelah Dilakukan Transformasi …………... 80


(17)

PENGARUH INDEKS SAHAM NIKKEI 225, HANGSENG 43, KOSPI 200, HARGA EMAS DUNIA, HARGA MINYAK

DUNIA DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

TAHUN 2005 – 2010

ABSTRAK

Tujuan Penelitian untuk mengetahui bagaimana untuk mengetahui pengaruh indeks saham Nikkei (NKY 225), indeks saham Hangseng (HSI 43), dan indeks saham Kospi (KOSPI 200), harga emas dunia, harga minyak dunia dan kurs rupiah terhadap indeks saham gabungan (IHSG) secara simultan dan parsial.

Populasi dalam penelitian ini adalah harga saham regional dari Negara Jepang, Hongkong, Korea, harga emas dunia, harga minyak dunia beserta kurs rupiah sebanyak 72 populasi dan sekaligus sebagai sampel pada penelitian ini. Sampel dipilih dengan menggunakan metode simple random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Secara simultan variabel saham Nikkei, Hangseng, Kospi, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Secara parsial hanya varibel Harga Minyak yang tidak berpengaruh signifikan dengan Indeks Harga Saham Gabungan. Hasil penelitian ini tidak dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang direplikasi dari Darmawan (2009) karena perbedaan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Hasil penelitian terdahulu menunjukan hanya variabel saham Nikkei yang berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada masa

subrpime mortgage periode April 2007 – Maret 2008. Ada lagi yang membedakan

penelitian ini dengan replikasi penelitian terdahulu disamping variabel yang digunakan, peneliti terdahulu melakukan penelitiannya berdasarkan 3 periode di mana penelitiannya dilakukan pada masa sebelum masa subripme mortgage, ketika masa subprime mortgage, dan sesudah masa subprime mortgage.

Kata Kunci : Nikkei, Hangseng, Kospi, Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia, Kurs Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan.


(18)

THE INFLUENCE OF NIKKEI STOCK 225, HANGSENG 43, KOSPI 200, WORLD GOLD PRICE, WORLD OIL PRICE

AND RUPIAH ON COMPOSITE STOCK INDEX IN THE YEAR 2005 - 2010

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine how the influence of Nikkei’s stock index, Hangseng’s Stock index, Kospi’s stock index, world gold price, world oil price and rupiah on composite stock index partially and simultaneously.

The population of this research are 72 consist of stocks from Japan, Hongkong, Korea, world gold price, world oil price and rupiah which are registered in their own country. The population also become sample for this research. I use simple random sampling method as a sample and multiple linear regression analysis for analysis method.

The result of this research shows that Nikkei’s stocks, Hangseng’s stock, Kospi’s stock, world gold price and rupiah influence composite stock index simultaneously and significantly. The result of this research can not be compared with the prior research which replicated from Darmawan (2009) because the difference of independent variable that is used . The results of prior research showed only that the Nikkei stock variables influence composite stock index significantly during the period of mortgage subrpime April 2007 - March 2008. The other difference between this research and prior research is about variable used. The prior research did the research based on three period where the research was done before the subprime mortgage period, during the subprime mortgage period, and after the subprime mortgage period.

Keywords: Nikkei, Hangseng, Kospi, World Gold Price, World Oil Price, Rupiah and Composite Stock Index.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan suatu instrumen ekonomi dewasa ini yang mengalami perkembangan sangat pesat. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha dan sebagai sarana bagi pendanaan perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat, dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Fungsi kedua menjadikan pasar modal sebagai sarana investasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksadana dan lain-lain.

Bagi para investor, melalui pasar modal mereka dapat memilih objek investasi dengan beragam tingkat pengembalian dan tingkat resiko yang dihadapi. Salah satu kegiatan yang dapat dipilih oleh investor adalah berinvestasi di pasar modal. Di Indonesia, investor yang berminat untuk berinvestasi di pasar modal dapat berinvestasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Indeks Saham Gabungan (IHSG) merupakan indeks saham yang paling sering diperhatikan para investor ketika berinvestasi. Hal ini disebabkan indeks ini berisi atas seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dengan pergerakan indeks saham gabungan, para investor dapat melihat kondisi pasar apakah bergerak bergairah atau lesu.


(20)

Untuk Jepang, indeks saham yang dijadikan proksi adalah indeks Nikkei. Indeks ini dipilih karena selain perhitungan indeks ini sudah dilakukan sejak tahun 1950, indeks ini juga merupakan indeks yang paling sering digunakan di Jepang sebagai patokan kinerja bursa sahamnya. Selain itu perusahaan yang tercatat di Indeks Nikkei juga terdiri dari berbagai macam perusahaan yang memiliki daerah operasi di Indonesia, diantaranya adalah Mitsubishi Corp, Honda Motor Co Ltd, dan masih banyak lagi.

Untuk Hongkong, indeks saham yang dijadikan proksi adalah indeks Hangseng. Indeks Hangseng sering kita dengar dalam pembahasan mengenai saham di mana merupakan sebuah indeks pasar saham berdasarkan kapitalisasi tertimbang di Hongkong. Indeks tersebut digunakan untuk mencatat dan memonitor perubahan harian dari perusahaan – perusahaan terbesar di Hongkong dan adalah merupakan indikator utama dari keseluruhan performa pasar di Hongkong Stock Exchange. Indeks Hangseng ini dimulai pada 24 November 1969, di mana dikompilasi ole HSI Service Limited, yang merupakan anak perusahaan dari Hangseng Bank, bank terbesar yang terdaftar dan tercatat di Hongkong dalam hal kapitalisasi pasar. Ketika pertama kali dipublikasikan, nilai dasar 100 ditetapkan ekuivalen dengan total nilai saham pada saat penutupan pasar tanggal 31 Juli 1964. Indeks ini menjadi salah satu pembanding dalam kinerja pasar saham Hongkong dengan kinerja pasar saham di negara belahan Asia lainnya. Indeks Hangseng turun lebih dari 3,5 persen pada 1 Maret 2008 diakibatkan oleh kekhawatiran investor akan terus menurunnya nilai dollar Amerika dan permasalahan yang berkelanjutan pada ekonomi Amerika Serikat.


(21)

Untuk Korea, indeks saham yang dijadikan proksi adalah indeks Kospi. Indeks Kospi diluncurkan pada tahun 1983 dengan nilai dasar 100 pada 4 Januari 1980. Indeks Kospi adalah indeks pasar saham utama dari Korea Selatan. Indeks mewakili semua saham yang biasa diperdagangkan di Korea Stock Exchange. Perhitungan indeks berdasarkan metode kapitalisasi pasar. Indeks Kospi terdiri dari 200 perusahaan besar dari divisi pasar saham. Indeks Kospi merupakan salah satu indeks yang berpengaruh karena merupakan salah satu indeks yang paling aktif diperdagangkan.

Banyak faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham, keadaan ekonomi global, tingkat harga energi dunia, kestabilan politik suatu negara dan lain-lain. Selain faktor tersebut perilaku investor juga menberikan pengaruh terhadap pergerakan harga saham itu sendiri.

Energi memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dilatar belakangi bahwa di Bursa Efek Indonesia, nilai kapitalisasi perusahaan tambang yang tercatat di IHSG mencapai 13,9% (www.idx.co.id). Selain itu berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 17 Desember 2009, transaksi perdagangan saham didominasi oleh sektor pertambangan sekitar 39,7%. Hal ini mengakibatkan kenaikan harga minyak dunia akan mendorong kenaikan harga saham perusahaan tambang. Di zaman modern ini, tidak ada komoditas yang telah menarik banyak perhatian (dan kritik) seperti minyak. Minyak menjadi pendorong penting dari berbagai sektor ekonomi, dari transportasi (bensin), untuk pertanian, untuk manufaktur. Tidak seperti beberapa komoditas lainnya, permintaan minyak cukup


(22)

elastis. Pada 6 Oktober 1973, Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak terhadap Israel, memulai perang yang berdurasi sebulan. Amerika Serikat, sebagai sekutu Israel meyediakan pasokan tentara Israel dalam minggu pertama diawali perang, membantu memutar arus sehingga Israel lebih unggul. Menanggapi hal ini, anggota OPEC mengumumkan adanya embargo minyak pada 16 Oktober, baik menaikan harga satu barel minyak dan terus mengurangi produksi minyak. Meskipun perang berakhir pada 26 Oktober, produsen Arab terus memangkas produksi dan memperpanjang embargo ke negara-negara selain Amerika. Pada 18 Maret 1974 embargo berakhir. Pengaruh embargo jangkauannya sangat jauh dan drastis. Harga Minyak dunia meningkat pesat, dari sekitar $ 3 per barel menjadi lebih dari $ 12 per barel. Di Amerika, kondisi kekurangan minyak muncul dengan cepat dan beberapa negara bagian menempatkan pembatasan penggunaan energi dalam upaya untuk mempertahankan apa yang ada.

Selain minyak, emas merupakan salah satu komoditi penting yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Hal ini didasari emas merupakan salah satu alternatif investasi cenderung aman dan bebas resiko. Emas tersedia dalam berbagai macam bentuk, mulai dari batangan, koin emas dan emas perhiasan. Disebut emas batangan karena emas ini berbentuk seperti batangan pipih atau batubata, di mana kadar emasnya bernilai 22 atau 24 karat (apabila dalam persentase adalah 95% atau 99%). Jenis emas ini adalah yang terbaik untuk investasi karena di manapun dan kapanpun investor ingin menjualnya, nilainya relatif tidak jauh berbeda karena nilai ini mengikuti standard internasional yang berlaku pada hari penjualan. Oleh karena


(23)

itu, kenaikan harga emas akan mendorong penurunan indeks harga saham karena investor yang semula berinvestasi di emas yang relatif lebih aman dari pada berinvestasi di bursa saham.

Saat ini industri indonesia sedang mengalami masa pertumbuhan (www.bappenas.go.id). Perusahaan-perusahaan tersebut aktif melakukan kegiatan ekspor impor. Salah satu faktor yang melancarkan kegiatan ekspor impor adalah adanya mata uang sebagai alat transaksi. Salah satu mata uang yang umum digunakan dalam perdagangan internasional adalah dollar Amerika Serikat. Bagi perusahaan-perusahaan yang aktif melakukan kegiatan ekspor dan impor kestabilan nilai kurs mata dollar terhadap rupiah menjadi hal yang penting. Sebab ketika nilai rupiah terdepresiasi dengan dollar Amerika Serikat, hal ini akan mengakibatkan barang-barang impor menjadi mahal. Apabila sebagian besar bahan baku perusahaan menggunakan bahan impor, secara otomatis ini akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi ini tentunya akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan. Turunnya tingkat keuntungan perusahaan tentu akan mempengaruhi minat beli investor terhadap saham perusahaan yang bersangkutan. Secara umum, hal ini akan mendorong pelemahan indeks saham di negara tersebut.

Perekonomian Indonesia sendiri saat ini sudah semakin terintegrasi dalam perekonomian global. Perekonomian Indonesia terbuka dari sisi neraca pembayaran mulai dari perdagangan, arus modal masuk dan keluar (capital inflow atau outflow), dan kegiatan pemerintah melalui penarikan dan pembayaran utang luar negri (www.antara.com). Amerika Serikat dan Jepang adalah dua negara tujuan ekspor non


(24)

migas terbesar Indonesia. Perubahan keadaan perekonomian di negara tersebut tentu akan memberikan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung kepada Indonesia. Apabila perekonomian di kedua negara tersebut mengalami keadaan resesi, ini tentu akan menyebabkan nilai ekspor non migas Indonesia ke negara-negara tersebut ikut menurun, sebab konsumen di negara-negara tersebut dalam keadaan ekonomi yang sedang resesi tentu akan mengurangi tingkat pengeluarannya.

Dari uraian di atas, menarik untuk diteliti mengenai “PENGARUH INDEKS NIKKEI 225, INDEKS HANGSENG 43, INDEKS KOSPI 200, HARGA EMAS DUNIA, HARGA MINYAK DUNIA DAN KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) TAHUN 2005 - 2010”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan permasalahan pada penelitian ini adalah: Apakah indeks saham Nikkei (NKY 225), indeks Hangseng (HSI 43), indeks saham Kospi (KOSPI 200), harga emas dunia, harga minyak dunia dan kurs rupiah berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) secara simultan dan parsial ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh indeks saham Nikkei (NKY 225), indeks saham Hangseng (HSI 43), dan indeks saham Kospi (KOSPI 200), harga emas dunia, harga minyak dunia dan kurs rupiah terhadap indeks saham gabungan (IHSG) secara simultan dan parsial.


(25)

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sebelumnya telah dikemukakan, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk:

1. Peneliti, mendapatkan hasil pengujian hipotesis secara statistik terhadap hubungan dari beberapa variabel.

2. Investor, mengetahui perkembangan indeks regional yang dapat bermanfaat bagi pelaku pasar modal dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang. 3. Dari hasil yang diperoleh diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti

selanjutnya.

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian berbentuk replika dari penelitian terdahulu, yaitu penelitian Darmawan (2009) dengan judul “Pengaruh Indeks DJI, FTSE 100, NKY 225 dan HSI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Sebelum, Ketika, dan Sesudah Subprime Mortgage pada Tahun 2006 - 2009”.

Dalam penelitian ini yang membedakan dengan penelitian Darmawan (2009) terletak pada variabel dari indeks saham regional yang digunakan. Penelitian ini menggunakan variabel indeks harga saham Nikkei, indeks harga saham Hangseng, indeks harga saham Kospi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah. Waktu penelitian 2005 – 2010, sedangkan Darmawan (2009) menggunakan variabel Indeks DJI, FTSE 100, NKY 225 dan HSI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Sebelum, Ketika, dan Sesudah Subprime Mortgage Pada Tahun 2006 – 2009.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Saham dan Jenis Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau suatu badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan tersebut.

Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk menghimpun dana bagi perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan salah satu bentuk instrumen investasi yang paling banyak dipilih para investor. Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Saham juga dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut berhak menikmati keuntungan dari perusahaan dan berhak ikut serta dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Keuntungan


(27)

yang dinikmati para pemegang saham berasal dari deviden yang diterima dan kenaikan harga saham. Besar kecilnya deviden yang diterima tergantung kebijakan deviven yang biasanya dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham tersebut dapat diterbitkan atas nama atau atas tunjuk. Untuk menarik minat para investor yang potensial suatu perusahaan selain mengeluarkan saham biasa juga mengeluarkan saham preferen yang di mana investor mempunyai hak-hak prioritas lebih dari saham biasa.

2.1.2. Jenis-jenis Saham

Saham dapat dibedakan antara saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preferred stock).

1. Saham Biasa (common stock)

Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Saham biasa tidak memiliki jaminan hasil karena deviden yang diberikan perusahaan nilainya tidak tetap sesuai dengan laba yang diperoleh perusahaan. Bila menajemen perusahaan tidak dijalankan dengan baik sehingga harga saham melemah maka kemungkinan terburuk bagi para investor adalah kehilangan investasinya (tidak mendapat pembagian deviden). Akan tetapi bila perusahaan memperoleh kenaikan laba, terdapat kemungkinan adanya peningkatan deviden yang diterima oleh investor. Menurut Siamat (2005:508) saham biasa dapat dibedakan dalam berbagai jenis antara lain:


(28)

1) Saham unggul (blue chip), yaitu saham yang diterbitkan oleh perusahaan besar dan terkenal yang lebih lama memperlihatkan kemampuannya memperoleh keuntungan dan pembayaran deviden.

2) Growth stock, yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang baik

penjualannya, perolehan labanya, dan pangsa pasarnya mengalami perkembangan yang lebih cepat dari rata-rata industri.

3) Emerging growth stock, yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang relatif lebih kecil dan memiliki daya tahan yang kuat meskipun dalam kondisi ekonomi yang kurang mendukung.

4) Income stock, yaitu saham yang membayar deviden lebih dari jumlah rata-rata pendapatan.

5) Cyclical stock, yaitu saham perusahaan yang keuntungannya sangat

berfluktuasi.

6) Defensive stock, yaitu saham yang perusahaannya dapat bertahan dan tetap stabil dari suatu periode atau kondisi yang tidak menentu dan resesi.

2. Saham Istimewa (Preferred Stock)

Saham istimewa merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti pada obligasi, pemegang saham preferen juga memberikan hasil (deviden) yang tetap dan jumlahnya tidak akan bertambah walaupun perusahaan mengalami keuntungan. Seperti saham biasa, apabila perusahaan terlikuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi.


(29)

Menurut Joesoef (2007:118) saham preferen dapat dibedakan menjadi tiga macam antara lain:

1) Convertible Preferred Stock, yaitu jenis saham preferen yang memungkinkan bagi pemegangnya untuk menukar menjadi saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan.

2) Callable Preferred Stock, yaitu bentuk saham preferen yang memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu dimasa mendatang dengan nilai tertentu.

3) Floating/Adjustable Preferred Stock, yaitu saham yang tidak membayar

deviden secara tetap, tetapi tingkat deviden yang dibayar tergantung dari tingkat return dari Sekuritas Treasury Bills. Saham ini merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat yang baru dikenalkan pada tahun 1982.

21.3. Pengertian dan Apek Pasar Modal

Pada dasarnya pasar modal hampir sama dengan pasar-pasar lain. Untuk setiap pembeli yang berhasil, selalu harus ada penjual yang berhasil. Jika jumlah orang yang ingin membeli lebih banyak dibandingkan dengan orang yang ingin menjual, harga akan menjadi semakin tinggi dan bila tidak ada seorangpun yang membeli dan banyak yang mau menjual maka harga akan jatuh. Yang membedakan pasar modal dengan pasar lain adalah komoditas yang diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan sebagai pasar abstract, karena yang diperjual belikan adalah


(30)

dana-dana jangka panjang, yaitu dana-dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun.

Pasar uang dan pasar modal berkembang dengan pesat, baik dalam bentuk saham maupun instrumen hutang. Banyak perusahaan yang relatif kuat tidak lagi menggantungkan dana kepada bank, mereka memandang pasar modal sebagai alternatif pembiayaan yang sering sekali dianggap lebih murah serta lebih menguntungkan. Semakin banyak perusahaan yang membiayai investasinya dengan mengeluarkan surat hutang sebagai alternatif dari kredit bank. Peran tradisonal bank sebagai intermediasi cendrung menurun, sebaliknya peran lembaga keuangan bukan bank semakin meningkat.

Pasar modal merupakan sarana yang memungkinkan bagi investor untuk melakukan pilihan investasi pada berbagai alternatif aset, sedangkan bagi perusahaan, pasar modal digunakan untuk mendapatkan tambahan dana jangka panjang guna membiayai kegiatan usahanya.

Pasar modal sebagai salah satu alternatif investasi berfungsi sebagai penyalur dana dari lender (pihak yang kelebihan dana) kepada borrower (pihak yang membutuhkan dana) dalam waktu jangka panjang. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Lawrence J. Gitman dalam bukunya Principles of Management Finance (2003: 38). “The capital market is financial relationship created by number of institutions and arrangements that allows the suppliers and demanders of long-term funds transactions”.


(31)

Berdasarkan definisi tersebut jelas bahwa pasar modal merupakan tempat yang mempertemukan pihak penjual dan pembeli untuk memperjual belikan dana yang terdiri dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dalam satu bentuk institusi resmi yaitu bursa efek.

Menurut keputusan menteri keuangan RI No.1548/KMK/90, tentang peraturan pasar modal, pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga berupa saham yang beredar.

Sementara, menurut UU No.8 tahun 1995 tentang pasar modal, Pasal 1 ayat 13, pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek yang diterbitkannya dan lembaga serta profesi yang berkaitan dengan efek.

Efek yang dimaksud dalam definisi di atas adalah setiap surat berharga berupa surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.

Efek – efek yang terdapat dalam pasar modal diperdagangkan pada dua jenis pasar.

1. Pasar Perdana

Menurut Siamat (1999:199), pasar perdana merupakan pasar tempat perusahaan pertama kali menawarkan efek secara langsung oleh emiten kepada investor


(32)

tanpa melalui bursa efek. Pemasaran efek dalam pasar perdana dilakukan oleh penjamin emisi (underwriter), broker, atau perusahaan efek sehingga harga perdana atau harga yang pertama ditawarkan merupakan keputusan bersama antara perusahaan go public dengan underwriter.

Selain sebagai pemberi saran (advisory function), underwriter juga berfungsi sebagai pembeli saham (underwriting function) dan sebagai pemasar saham ke investor (marketing function). Sebagai underwriting function, apabila sebagian saham atau obligasi yang ditawarkan dalam pasar perdana tidak terjual, underwriter akan membeli sendiri efek yang tidak terjual. Ini merupakan salah satu resiko penjamin emisi, oleh karena itu biasanya penjamin emisi merupakan kelompok (konsorsium) yang secara bersama-sama menjamin penjualan saham atau obligasi emiten dengan tujuan untuk memperkecil resiko penjamin emisi. 2. Pasar Sekunder

Menurut Siamat (1999:199), pasar sekunder merupakan tempat terjadinya transaksi jual-beli efek antar investor, baik secara langsung maupun melalui Perantara Pedagang Efek (PPE) di bursa efek. Bila pada pasar perdana harga efek adalah tetap, maka di pasar sekunder harga masing-masing efek berfluktuasi dengan kekuatan permintaan dan penawaran atas efek tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang berhubungan dengan efek atau surat-surat berharga mulai dari transaksi di pasar perdana dan pendaftaran sekuritas di pasar sekunder, serta pasar-pasar publik yang menerbitkan saham seperti Bursa Efek Indonesia (BEI).


(33)

2.1.4. Pengertian Bursa Efek

Bursa efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakil. Fungsi bursa efek ini antara lain menjaga komunitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran (Siamat, 1999:197).

Agar kegiatan emisi dan transaksi di bursa dapat berlangsung dengan cepat, efisien dan bisa dipercaya maka diperlukan peran lembaga-lembaga pendukung pasar modal. Menurut Siamat (1999:200) lembaga penunjang pasar modal di Indonesia meliputi lembaga penunjang pasar perdana, lembaga penunjang pasar sekunder, dan lembaga penunjang dalam emisi obligasi.

Stock Index merupakan suatu indikator pasar yang mencatat rata-rata

perubahan sebagian atau seluruh harga saham (common stock) yang ditransaksikan di bursa saham. Berikut ini akan dijelaskan indeks dari masing-masing negara yang akan dijadikan objek penelitian.

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

IHSG adalah penggambaran secara keseluruhan keadaan harga-harga saham pada suatu bursa untuk waktu tertentu dibandingkan dengan harga saham secara keseluruhan pada waktu yang berbeda sehingga dapat dilihat kecendrungan kenaikan atau penurunan.


(34)

Agar indeks benar-benar mencerminkan pergerakan harga saham yang sesungguhnya, maka perlu diadakan penyesuaian terhadap berbagai kegiatan seperti IPO, right issue, company listing dan delisting.

IHSG merupakan indeks gabungan dari seluruh saham yang terdaftar, yang dikeluarkan oleh BEI. Tujuannya untuk memudahkan investor mengukur kinerja portofolio global mereka. Indeks tersebut memasukan hasil-hasil dari perdagangan saham yang telah dikelompokan dalam sektornya masing-masing.

Adapun rumus untuk menghitung IHSG adalah sebagai berikut :

����

=

∑�� ������� Keterangan :

IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan

∑Ps = Total harga saham Divisor = Harga dasar saham 2. Indeks Nikkei 225

Nikkei 225 adalah sebuah indeks pasar saham di Bursa Efek Tokyo (Tse). Indeks Nikkei 225 telah dihitung oleh harian Nihon Keizai Shimbun (Nikkei) koran sejak tahun 1950. Metode perhitungannya menggunakan perhitungan harga rata-rata (unit dalam yen), dan komponen saham perusahaan yang tercantum dalam indeks akan ditinjau setahun sekali. Saham perusahaan yang tercatat dalam Indeks Nikkei 225 merupakan saham yang paling aktif diperdagangkan dalam


(35)

bursa efek Tokyo. Saat ini, Nikei adalah indeks yang paling banyak digunakan sebagai panduan bagi investor ketika akan berinvestasi (www.wikipedia.org).

Indeks ini dibuat untuk mencerminkan kondisi pasar saham, oleh karena itu pergerakan setiap indeks sektor industri dinilai setara dan tidak ada pembobotan yang lebih untuk sektor-sektor industri tertentu. Berbagai macam event yang terjadi di pasar saham Tokyo seperti stock split, perpindahan dan penambahan dari saham yang beredar akan memberikan dampak atas perhitungan indeks dan bilangan pembaginya (divisor).

Adapun rumus untuk menghitung Indeks Nikkei adalah sebagai berikut :

Nikkei 225 = ∑ �

������� Keterangan :

∑P = Jumlah seluruh harga saham yang tercatat di Indeks Nikkei Divisor = Angka yang ditentukan oleh otoritas bursa sebagai bilangan pembagi 3. Indeks Hangseng 43

Indeks Hangseng (HSI) adalah indeks yang mencatat kapitalisasi pasar indeks saham di Hongkong. Indeks Hangseng ini merupakan indikator utama dari keseluruhan performa pasar di Hongkong. HSI terdiri dari 43 perusahaan yang tercatat di dalam bursa Efek Hongkong di mana HSI mewakili sekitar 67% dari kapitalisasi pasar dari semua perusahaan yang listing di bursa saham Hongkong.


(36)

Hangseng 43 = ∑ � �������

∑P = Jumlah seluruh harga saham yang tercatat di Indeks Hangseng Divisor = Angka yang ditentukan oleh otoritas bursa sebagai bilangan pembagi 4. Indeks Kospi 200

Indeks Kospi merupakan indeks dari seluruh saham biasa yang diperdagangkan di bursa saham divisi Korea Stock Exchange. Kospi adalah gambaran indeks pasar saham Korea Selatan. Kospi diperkenalkan pada tahun 1983 dengan nilai dasar 100 pada Januari 1980. Ini dihitung berdasarkan kapitalisasi pasar. Pada tahun 2007, volume harian Kospi mencapai ratusan juta saham (senilai ratusan won nilai mata uang Korea). Seperti yang dikemukakan di atas, Kospi diperkenalkan pada tahun 1983 menggantikan indeks sebelumnya KCSPI (Korea Composite Stock Price Index) atau indeks saham gabungan Korea. Selama bertahun-tahun Kospi bergerak dibawah 1.000 memuncak di atas 1.000 pada bulan April 1989, November 1994, dan Januari 2000. KOSPI tercatat sebagai indeks yang mencapai gain/kenaikan tertinggi sebesar 8.50% (23,81 poin), ditengah krisis keuangan asia saat itu. Pada 12 September 2001, KOSPI mendapat "pukulan" karena imbas dari peristiwa terorisme di WTC 9 / 11 dengan penurunan tajam sebesar 12,02% (64,97 poin). Pada 28 Februari 2005, KOSPI ditutup pada 1,011.36. Lalu kemudian jatuh kembali ke level 902,88 pada April 2005. Setelah itu nilai Kospi merangkak naik ke 1000.


(37)

Adapun rumus untuk menghitung Indeks Kospi adalah sebagai berikut :

Pada November 2005, nama indeks Korea secara resmi diubah menjadi Koseupi jisu. Pada tanggal 24 Juli 2007, nilai indeks Kospi menembus angka 2000 untuk pertama kalinya. Pada 25 Juli ditutup pada 2,004.22. Pada 20 Agustus 2007, indeks naik 93,20 poin (5,69%),atau yang terbesar dalam satu hari kenaikan indeks, setelah Federal Reserve AS menurunkan tingkat suku bunga. Kemudian pada 16 Oktober 2008, indeks turun 126,50 poin (9,44%) karena bangkrutnya Lehman Brother, setelah indeks Dow Jones turun 7,87%.

Kospi 200 = ∑ � �������

∑P = Jumlah seluruh harga saham yang tercatat di Indeks Kospi

Divisor = Angka yang ditentukan oleh otoritas bursa sebagai bilangan pembagi 5. Harga Emas Dunia

Sejak tahun 1968, harga emas yang dijadikan patokan seluruh dunia adalah harga emas berdasarkan standar emas london (www.wikipedia.org). Sistem ini dinamakan London Gold Fixing. London Gold Fixing adalah prosedur di mana harga emas ditentukan dua kali sehari setiap hari kerja di pasar london oleh lima anggota Pasar London Gold Fixing Ltd (www.goldfixing.com). Kelima anggota tersebut adalah:

1. Bank of Nova Scottia 2. Barclays Capital 3. Deutsche Bank


(38)

4. HSBC

5. Sociate Generale

Proses penentuan harga adalah melalui lelang diantara kelima member tersebut. Pada setiap awal periode perdagangan, Presiden London Gold Fixing Ltd akan mengumumkan suatu harga tertentu. Kemudian kelima anggota tersebut akan mengabarkan harga tersebut kepada dealer. Dealer inilah yang berhubungan langsung dengan para pembeli sebenarnya dari emas yang diperdagangkan tersebut. Posisi akhir harga yang ditawarkan oleh setiap dealer kepada anggota Gold London Fixing merupakan posisi bersih dari hasil akumulasi permintaan dan penawaran klien mereka. Dari sinilah harga emas akan terbentuk. Apabila permintaan lebih banyak dari penawaran, secara otomatis harga akan naik, demikian pula sebaliknya. Penentuan harga yang pasti menunggu hingga tercapainya titik keseimbangan. Ketika harga sudah pasti, maka Presiden akan mengakhiri rapat dan mengatakan “There are no flags, and we’re fixed”.

Proses penentuan harga emas dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pukul 10:30 (harga emas Gold A.M) dan pukul 15:00 (harga emas Gold P.M). Harga emas ditentukan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat, Poundsterling Inggris, dan Euro. Pada umumnya Gold P.M dianggap sebagai harga penutupan hari perdagangan dan sering digunakan sebagai patokan nilai kontrak emas di seluruh dunia (www.goldfixing.com).


(39)

Emas merupakan salah satu bentuk investasi yang cendrung bebas resiko (sunariyah, 2006). Emas banyak dipilih sebagai salah satu bentuk investasi karena nilainya cendrung stabil dan naik. Sangat jarang sekali harga emas turun. Dan lagi, emas adalah alat yang dapat digunakan untuk menangkal inflasi yang kerap terjadi setiap tahunnya. Ketika akan berinvestasi, investor akan memilih investasi yang memiliki tingkat timbal balik tinggi dengan resiko tertentu atau tingkat timbal balik tertentu dengan resiko yang rendah. Investasi di pasar saham tentunya lebih beresiko daripada berinvestasi di emas, karena tingkat pengembaliannya yang secara umum relatif lebih tinggi dari emas (www.investopedia.com).

Kenaikan harga emas akan mendorong investor untuk memilih berinvestasi di emas daripada di pasar modal. Sebab dengan resiko yang relatif lebih rendah, emas dapat memberikan hasil timbal balik yang baik dengan kenaikan harganya (Adrienne Roberts FT. Personal Finance, Oktober 27th 2001, p 14), ketika banyak investor yang mengalihkan portofolio investasinya kedalam bentuk emas batangan, hal ini akan mengakibatkan turunnya indeks harga saham di negara yang bersangkutan karena aksi jual yang dilakukan investor.

6. Harga Minyak Dunia

Harga minyak mentah dunia diukur dari harga spot pasar minyak dunia, pada umumnya yang digunakan menjadi standar adalah West Texas Intermediate atau Brent. Minyak mentah yang diperdagangkan di West Texas Intermediate (WTI) adalah minyak mentah yang berkualitas tinggi. Minyak mentah tersebut berjenis


(40)

light-weight dan memiliki kadar belerang yang rendah. Minyak jenis ini sangat cocok untuk dijadikan bahan bakar, ini menyebabkan harga minyak ini dijadikan patokan bagi perdagangan minyak di dunia. Harga minyak mentah di WTI pada umumnya lebih tinggi lima sampai enam dollar daripada harga minyak OPEC dan lebih tinggi satu hingga dua dollar dibanding harga minyak Brent (http://useconomy.about.com/od/economicindicators/p/crude_oil.htm).

Harga minyak Brent merupakan campuran dari 15 jenis minyak mentah yang dihasilkan oleh 15 ladang minyak yang berbeda di laut utara. Kualitas minyak mentah Brent tidak sebaik minyak mentah WTI, meskipun begitu masih tetap bagus untuk disuling menjadi bahan bakar. Harga minyak mentah Brent menjadi patokan di Eropa dan Afrika. Harga minyak Brent lebih rendah sekitar satu hingga dua dollar dari harga minyak WTI, tetapi lebih tinggi sekitar empat dollar dari harga minyak OPEC (www.wikipedia.org).

Harga minyak OPEC merupakan harga minyak dunia antara lain:

1. Penawaran minyak dunia, terutama kuota suplai yang ditentukan oleh OPEC. 2. Cadangan minyak Amerika Serikat, terutama yang terdapat di kilang minyak

Amerika Serikat yang tersimpan dalam Cadangan minyak strategis.

3. Permintaan minyak dunia, ketika musim panas permintaan minyak diperkirakan dari perkiraan jumah permintaan oleh maskapai penerbangan untuk perjalanan wisatawan. Sedangkan ketika musim dingin, diramalkan dari ramalan cuaca yang digunakan untuk memperkirakan permintaan potensial minyak untuk penghangat ruangan.


(41)

Saat ini perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia didominasi oleh perdagangan saham sektor pertambangan. Kenaikan harga minyak sendiri secara umum akan mendorong kenaikan harga saham sektor pertambangan. Hal ini disebabkan karena dengan peningkatan harga minyak akan memicu kenaikan harga tambang secara umum. Ini tentu akan mengakibatkan perusahaan pertambangan berpotensi untuk meningkatkan labanya. Kenaikan harga saham pertambangan tentu akan mendorong kenaikan IHSG.

7. Kurs Mata Uang

Nilai tukar mata uang asing (the exchange rate) atau nilai kurs menyatakan hubungan nilai diantara satu kesatuan mata uang asing dan kesatuan mata uang dalam negri. Kurs mata uang asing mengalami perubahan nilai yang terus menerus dan relatif tidak stabil. Perubahan nilai ini dapat terjadi karena adanya perubahan permintaan dan penawaran atas suatu nilai mata uang asing pada masing-masing pasar pertukaran valuta dari waktu ke waktu. Sedangkan perubahan permintaan dan penawaran itu sendiri dipengaruhi oleh adanya kenaikan relatif tingkat bunga baik secara bersama maupun sendiri terhadap negara.

Kurs mata uang menunjukkan harga mata uang apabila ditukarkan dengan mata uang lain. Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain ditentukan sebagaimana halnya barang yaitu permintaan dan penawaran mata uang yang bersangkutan. Hukum ini juga berlaku untuk kurs rupiah, jika permintaan akan rupiah lebih banyak daripada penawaran maka kurs


(42)

rupiah akan terapresiasi, demikian juga sebaliknya. Nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate) sehingga nilai tukar akan ditentukan oleh mekanisme pasar.

Saat ini sebagian besar bahan baku bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia masih mengandalkan impor dari luar negri. Ketika mata uang rupiah terdepresiasi, hal ini akan mengakibatkan naiknya biaya bahan baku tersebut. Kenaikan biaya produksi akan mengurangi tingkat keuntungan perusahaan. Bagi investor, proyeksi penurunan tingkat laba tersebut akan dipandang negatif. Hal ini akan mendorong investor untuk melakukan aksi jual terhadap saham-saham yang dimilikinya. Apabila banyak investor yang melakukan hal tersebut, tentu akan mendorong penurunan indeks harga saham gabungan.

Bagi investor sendiri, depresiasi rupiah terhadap dollar menandakan bahwa prospek perekonomian Indonesia suram. Sebab deprsiasi rupiah dapat terjadi apabila faktor fundamental perekonomian Indonesia tidaklah kuat (Sunariyah, 2006). Hal ini tentunya akan menambah resiko bagi investor apabila hendak berinvestasi di bursa saham Indonesia (Robert Ang, 1997). Investor tentunya akan menghindari resiko, sehingga investor akan cendrung melakukan aksi jual dan menunggu situasi perekonomian dirasakan membaik.

Adapun rumus untuk menghitung kurs rupiah: Kurs Rupiah = ��������+ ��������


(43)

2.1.5. Pengertian, Proses dan Resiko Investasi a. Pengertian Investasi

Dalam arti luas investasi diartikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Sedangkan dalam arti sempit investasi adalah suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari suatu aset selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan atau return.

Investasi dapat dilakukan pada aktiva riil (real assets) dan akiva keuangan (financial assets). Pada aktiva riil, investasi dapat dilakukan baik dalam bentuk berwujud (tangible assets) seperti membangun pabrik, mesin, kantor, kendaraan, maupun dalam bentuk tidak berwujud seperti (intangible assets) seperti merek dagang (trade mark) dan keahlian teknis (technical expertise).

Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung yaitu investasi yang dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lain seperti pembelian sertifikat deposito, saham atau obligasi, maupun investasi tidak langsung yaitu investasi yang dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain.

b. Proses Investasi

Proses investasi menjelaskan bagaimana sebaiknya seorang investor melakukan investasi dalam sekuritas dengan membuat keputusan mengenai jenis sekuritas yang akan dipilih, berapa besar dan kapan investasi tersebut dilakukan.


(44)

Menurut Husnan (1993: 23) terdapat lima langkah yang mendasari pengambilan keputusan dalam investasi, yaitu menentukan kebijakan investasi, analisis sekuritas, pembentukan portfolio, dan evaluasi kinerja portofolio.

1. Menentukan Kebijakan Investasi

Pada tahap ini investor perlu menentukan apa tujuan investasinya dan berapa banyak investasi tersebut dilakukan. Disini Investor harus benar-benar memahami bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat resiko dan return yang akan diperoleh. Artinya apabila investor hanya ingin menanggung resiko minimal maka ia akan mendapat return dalam tingkat tertentu, sebaliknya bila investor ingin mendapatkan return maksimal maka ia harus menanggung resiko dalam tingkat tertentu. Oleh karena itu sebaiknya tujuan investasi harus dinyatakan dalam return (imbal hasil) maupun resiko.

2. Analisa Sekuritas

Tahap ini merupakan proses di mana investor melakukan analisis terhadap penilaian sekuritas secara individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang masuk dalam kategori luas dari aset finansial yang telah teridentifikasi sebelumnya. Salah satu tujuan dari penilaian ini adalah untuk mengidentifikasi sekuritas mana yang terlihat salah harga (misspriced).

Dari banyaknya pendekatan yang digunakan untuk menganalisis sekuritas, terdapat dua pendekatan yang lazim dipergunakan yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal adalah analisis yang menggunakan data perubahan pada masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga di masa


(45)

yang akan datang. Analisis fundamental adalah analisis yang mengidentifikasi prospek perusahaan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk bisa memperkirakan harga saham di masa mendatang.

3. Pembentukan Portofolio

Portofolio diartikan sebagai kombinasi penanaman dana pada dua sekuritas atau lebih. Pada tahap ini investor harus melakukan identifikasi terhadap jenis-jenis sekuritas yang akan dipilih dan berapa porsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Tujuan dari pembentukan portofolio ini adalah untuk mengurangi unsystematic yang ditanggung oleh perusahaan dengan kata lain investor melakukan diversifikasi.

4. Revisi Portofolio

Tahap ini merupakan pengurangan periodik dari tahap pembentukan portofolio. Revisi portofolio dimaksudkan untuk melakukan perubahan terhadap jenis portofolio yang telah dimiliki seiring dengan dirubahnya tujuan dari investasi. Motivasi lain dari langkah ini adalah dengan berjalannya waktu, akan terjadi perubahan harga dari masing-masing sekuritas sehingga investor memiliki portofolio yang optimal.

5. Evaluasi Kinerja Portofolio

Dalam tahap ini Investor melakukan penilaian periodik terhadap kinerja (performance) dari portofolio yang dimiliki. Penilaian ini tidak hanya ditinjau dari return yang diperoleh tapi juga dari resiko yang dihadapi. Oleh karena itu diperlukan ukuran yang tepat tentang return dan resiko serta standar relevan.


(46)

c. Risiko Investasi

Dalam melakukan investasi saham, investor akan memperkirakan tingkat penghasilan yang diharapkan (expected return) atas investasinya untuk periode tertentu di masa akan datang. Akan tetapi belum tentu hasil yang diharapkan akan sama dengan hasil yang terealisasi. Hal ini disebabkan adanya suatu ketidakpastian yang oleh investor dianggap sebagai resiko investasi.

Dalam kaitannya dengan investasi, terdapat dua tipe resiko yang harus diperhatikan oleh investor.

1. Resiko Sistematik (systematic risk)

Resiko sistematik atau sering juga disebut market risk adalah bagian dari resiko sekuritas yang tidak dapat dihilangkan. Umumnya resiko ini berasal dari fakta-fakta yang secara sistematik mempengaruhi perusahaan, seperti perang, inflasi, resersi seperti yang terjadi akhir-akhir ini, dan suku bunga yang tinggi. Karena faktor ini cendrung menimbulkan akibat buruk bagi semua saham, maka resiko ini tidak dapat dieleminasi melalui diversifikasi (non deversable risk). Resiko sistematis dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu :

2. Resiko Suku Bunga

Resiko suku bunga merupakan resiko yang timbul dari ketidak pastian dari nilai pasar dan imbal hasil di masa depan yang diakibatkan oleh fluktuasi semua


(47)

bunga, harga surat berharga, atau pergerakan harga saham yang berkebalikkan dengan suku bunga pasar.

3. Resiko Daya Beli

Resiko daya beli adalah ketidakpastian mengenai daya beli dari penghasilan yang akan diterima di masa yang akan datang sebagai tingkat pengembalian dari suatu investasi. Resiko ini umumnya dikenal sebagai dampak dari inflasi dan deflasi dari suatu investasi. Inflasi adalah kondisi di mana terjadi peningkatan harga tinggi menyebabkan daya beli konsumen menurun, sedangkan deflasi merupakan kondisi yang berbeda seperti dari inflasi, yang merupakan koreksi dari harga tinggi.

4. Resiko Pasar

Resiko pasar adalah ketidakpastian terhadap harga saham yang disebabkan oleh antisipasi masyarakat terhadap tingkat pengembalian dari investasi. Perubahan perilaku masyarakat terhadap return saham dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya iklim politik, sosila budaya, ekonomi, dan juga oleh faktor intangible, yang biasanya disebabkan oleh reaksi masyarakat (semua investor) menuju kejadian yang sebenarnya, misalnya penurunan laba perusahaan, panic

selling sehingga menyebabkan para investor menjual sahamnya, yang akan

menyebabkan koreksi terhadap harga saham. 5. Resiko Tidak sistematik

Resiko tidak sistematik adalah resiko yang dapat dihilangkan dengan menambahkan jumlah saham yang dimiliki. Resiko ini bersangkutan dengan


(48)

resiko khusus perusahaan seperti gugatan hukum, pemogokan, program pemasaran yang gagal dan kejadian-kejadian lain yang unik bagi perusahaan tertentu. Karena kejadian tersebut pada hakikatnya adalah bersifat acak, maka pengaruhnya terhadap portofolio dapat dieleminasi melalui diversifikasi (deversifiable risk).


(49)

2.2. Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping)

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah: Tabel 2.2. Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping)

No Nama

Peneliti dan Tahun

Topik Variabel yang

Digunakan Hasil Penelitian

1 Fajar

Budhi Darmawan (2009)

Pengaruh Indeks DJI,

FTSE 100, NKY 225, dan HSI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Sebelum, Ketika, dan Sesudah Subprime

Mortgage pada tahun

2006 – 2009

variabel dependen : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

variabel independen : indeks Dow Jones, Indeks FTSE, Indeks Nikkei, Indeks Hangseng

Hasil penelitian menunjukkan bahwa DJI dan FTSE mempengaruhi IHSG dengan signifikan pada periode April 2006 – Maret 2007 (sebelum subprime mortgage), DJI, FTSE, NKY225 mempengaruhi IHSG dengan signifikan pada periode April 2007 – Maret 2008 (ketika subprime mortgage), DJI dan NKY225 mempengaruhi IHSG dengan signifikan pada periode April 2008 – Maret 2009 (sesudah subprime mortgage)

2 Muhamad

Mansur (2005)

Pengaruh indeks Bursa Global, Tingkat Suku Bunga ABI dan Kurs Dolar AS Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Jakarta Periode 2000 – 2002

Variabel Dependen : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Jakarta (BEJ). Variabel independen : Tingkat Suku Bunga SBI dan Kurs Rupiah terhadap Dolar AS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya pengaruh dari dalam negri memberikan hail bahwa secara bersama-sama tingkat suku bunga SBI dan Kurs Dollar AS memberikan pengaruh yang signifikan. Tetapi secara individual menyimpulkan bahwa tingkat suku bunga SBI pada periode 2000 – 2002 ternyata tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap IHSG di BEJ. Pengaruh yang signifikan diberikan kurs dollar AS dan besarnya pengaruh terhadap IHSG sebesar 51,55% dengan arah pengaruh negatif. Artinya apabila rupiah terdepresiasi terhadap dollar AS maka IHSG cendrung akan melemah, dan sebaliknya jika rupiah terapresiasi terhadap dollar AS maka IHSG cendrung akan mengalami penguatan.


(50)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menunjukkan hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (Y) sedangkan variabel independen terdiri dari indeks saham Nikkei 225 (X1), indeks saham Hangseng 43 (X2), indeks saham Kospi 200 (X3),

Harga Emas Dunia (X4), Harga Minyak Dunia (X5) dan Kurs Rupiah (X6). Nikei 225 (x1)

Hangseng 43 (x2)

Kospi 200 (x3)

IHSG (Y) Harga Emas

Dunia (x4)

Harga Minyak Dunia (x5) Kurs Rupiah (x6)


(51)

Indeks saham di suatu negara pada dasarnya merupakan cerminan dari kinerja bursa saham di negara tersebut. Sebagai contoh perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan perkembangan dari kegiatan trading, likuiditas pasar, dan kapitalisasi pasar dari bursa saham. Semakin besar kegiatan transaksi harian di lantai bursa maka indeks saham cendrung akan naik, penurunan kegiatan transaksi harian di lantai bursa akan menyebabkan indeks saham menjadi flat atau bahkan menjadi koreksi apabila tejadi aksi jual yang besar-besaran.

Pergerakan bursa saham pada dasarnya didasari oleh perkembangan harga saham yang terdaftar dan diperdagangkan di lantai bursa, oleh karena itu maka perlu untuk menganalisis hubungan antara indeks saham dengan harga saham yang tercatat di bursa secara periodik. Begitu juga yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) tentunya tidak terlepas dari pengaruh indeks harga saham di negara-negara lain, harga emas dunia, harga minyak dunia dan kurs rupiah terlebih di negara-negara lain yang menjadi acuan dari IHSG ini memiliki kapitalisasi yang besar dan cendrung likuid. Pengaruh secara eksternal ini dapat disebabkan oleh kondisi ekonomi, lingkungan politik, dan juga sosial kultural.

3.2. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Indeks saham Nikkei (NIKKEI 225), indeks


(52)

saham Hangseng (HSI 43), dan indeks saham Kospi (KOSPI 200), harga emas dunia, harga minyak dunia dan kurs rupiah berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) secara simultan dan parsial.


(53)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Indeks Saham Nikkei 225, Hangseng 43 dan Kospi 200, harga emas dunia, harga minyak dunia dan kurs rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil objek penelitian pada harga Indeks Saham Nikkei 225, Hangseng 43, Kospi 200, Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia dan Kurs Rupiah maupun harga IHSG. Waktu penelitian yang direncanakan untuk melakukan penelitian adalah bulan Januari 2010 – Agustus 2011.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah indeks harga saham Jepang (Nikkei 225), indeks harga saham Hongkong (Hangseng 43), indeks harga saham Korea (Kospi 200), Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia, Kurs Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan periode bulanan selama 72 bulan dari tahun 2005 – 2010.


(54)

Penelitian ini menggunakan metode sensus, di mana semua populasi dijadikan sebagai sampel.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara dokumentasi dari berbagai macam sumber. Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya. Selain itu pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara mengambil dari internet, artikel, jurnal, dan mempelajari dari buku-buku yang mendukung proses penelitian ini. Data penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari pergerakan harga dari seluruh saham baik indeks saham Nikkei 225, indeks saham Hangseng 43, indeks saham Kospi 200, Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia, Kurs Rupiah dan pergerakan harga saham IHSG mulai tahun 2005 – 2010. Data yang digunakan adalah jenis data pooled cross section time series, yaitu gabungan data antara perusahaan/cross section dan antar waktu/time series.

4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. IHSG merupakan penggambaran secara keseluruhan keadaan harga-harga saham pada suatu bursa untuk waktu tertentu dibandingkan dengan harga saham secara keseluruhan pada waktu yang berbeda sehingga dapat dilihat kecendrungan kenaikan atau penuruanan. Agar indeks benar-benar mencerminkan pergerakan


(55)

harga saham yang sesungguhnya, maka perlu diadakan penyesuaian terhadap berbagai kegiatan seperti IPO, right issue, company listing dan delisting. IHSG merupakan indeks gabungan dari seluruh saham yang terdaftar, yang dkeluarkan oleh BEI. Tujuannya untuk memudahkan investor mengukur kinerja portofolio global mereka. Indeks tersebut memasukan hasil-hasil dari perdagangan saham yang telah dikelompokan dalam sektornya masing-masing. Harga diambil pada setiap penutupan akhir bulan.

2. Indeks Nikkei 225 merupakan indeks yang dapat digunakan untuk mengukur performa kinerja perusahaan besar Jepang yang beroperasi secara global, Indeks Nikkei 225 terdiri dari 225 perusahaan utama di Jepang, yang sahamnya aktif diperdagangkan setiap hari. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari finance.yahoo.com. Data yang digunakan adalah data tiap akhir bulan selama periode pengamatan antara tahun 2005 – 2010. Harga diambil pada setiap penutupan akhir bulan.

3. Indeks Hangseng 43 merupakan indeks yang dapat digunakan untuk mengukur peforma kinerja perusahaan besar Hongkong yang beroperasi secara global, Indek Hangseng 43 terdiri dari 43 perusahaan utama di Hongkong, yang sahamnya aktif diperdagangkan setiap hari. Data yang digunakan adalah data tiap akhir bulan selama periode pengamatan antara tahun 2005 – 2010. Harga diambil pada setiap penutupan akhir bulan.

4. Indeks Kospi 200 merupakan indeks yang dapat digunakan untuk mengukur performa kinerja perusahaan besar Korea yang beroperasi secara global. Indeks


(56)

Kospi 200 terdiri dari 200 perusahaan utama di Korea, yang sahamnya aktif diperdagangkan setiap hari. Data yang digunakan adalah data tiap akhir bulan selama periode pengamatan antara tahun 2005 – 2010. Harga diambil pada setiap penutupan akhir bulan.

5. Harga emas dunia adalah harga spot yang terbentuk dari akumulasi penawaran dan permintaan di pasar emas London. Harga emas yang digunakan adalah harga emas penutupan pada sore hari (harga emas gold P.M). Data harga emas dunia diambil dari www.goldfixing.com. Data yang digunakan adalah rata-rata harga emas bulanan selama periode pengamatan antara tahun 2005 – 2010. Harga diambil pada setiap penutupan akhir bulan.

6. Harga Minyak Dunia adalah harga spot pasar minyak dunia yang terbentuk dari akumulasi permintaan dan penawaran. Pada penelitian ini harga minyak dunia yang digunakan adalah standar West Texas Intermediate. Data harga minyak dunia diambil dari www.finance.yahoo.com. Data yang digunakan adalah data setiap akhir bulan selama periode pengamatan antara tahun 2005 – 2010. Harga diambil pada setiap penutupan akhir bulan.

7. Kurs Rupiah adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Kurs yang digunakan adalah kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Data kurs diambil dari www.bi.go.id. Data yang digunakan adalah nilai kurs jual akhir bulan selama periode pengamatan antara tahun 2005 – 2010. Harga diambil pada setiap penutupan akhir bulan.


(57)

Berdasarkan uraian tersebut maka definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1:

Tabel 4.1. Definisi Operasional dan Pengkuran Variabel Nama/Jenis

Variabel

Definisi Operasional Parameter Skala

IHSG (Y)

Jumlah nilai pasar harian dibagi dengan total saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

IHSG = ∑ �� � ��

����� � �� Rasio

Indeks NIKKEI 225 (X1)

Indeks yang digunakan untuk mengukur kinerja bursa saham Jepang.

Indeks Nikkei 225 = ∑�

������� Rasio

Indeks Hangseng 43 (X2)

Indeks yang digunakan untuk mengukur kinerja bursa saham Hongkong.

Indeks Hangseng 43 = ∑�

������� Rasio

Indeks Kospi 200 (X3)

Indeks yang digunakan untuk mengukur kinerja bursa saham Korea.

Indeks Kospi 200 = ∑�

������� Rasio

Harga Emas Dunia (X4)

Harga spot yang terbentuk dari akumulasi

penawaran dan permintaan di pasar emas

London.

Harga yang terbentuk dari hasil lelang kelima anggota London Gold Fixing.

Rasio

Harga Minyak Dunia (x5)

Harga spot pasar minyak dunia berdasar standar West Texa Intermediate yang terbentuk dari akumulasi permintaan dan penawaran.

Akumulasi penawaran dan permintaan jenis Light Sweet dari pelaku pasar di Oklahoma, Texas.

Rasio

Kurs Rupiah (X6)

Nilai tukar rupiah

terhadap dolar Amerika Serikat menurut Bank Indonesia.

Kurs Rata-rata = ��������+ ��������

2 Rasio

4.6. Model dan Teknik Analisis Data

Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap


(58)

variabel dependen yang akan diteliti. Teknik analisis data menggunakan alat bantu software SPSS (Statistical Package Social Science).

4.6.1. Pengujian Hipotesi

Untuk menentukan besarnya pengaruh antara variabel independen yaitu indeks harga saham Nikkei, Hangseng, Kospi, Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia dan Kurs Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5+ b6X6+e Di mana:

Y : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) a : Bilangan Konstanta

b1 – b3 : Koefisien Regresi

X1 : Indeks Harga Saham Nikkei 225 X2 : Indeks Harga Saham Hangseng 43 X3 : Indeks Harga Saham Kospi 200 X4 : Harga Emas Dunia

X5 : Harga Minyak Dunia X6 : Kurs Rupiah

e : Variabel Pengganggu 4.6.2. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian model regresi berganda dalam menguji hipotesis harus menghindari kemungkinan adanya penyimpangan asumsi klasik. Sebuah model regresi yang menggunakan data time series dan cross section harus melakukan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, heteroskedastisitas, aoutokorelasi dan multikolinieritas.


(59)

4.6.2.1. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali 2001:83). Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Menurut Santoso (2004:214), dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah:

1). Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2). Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

4.6.2.2. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastis dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2001: 69). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot


(60)

antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID) di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya). Dasar analisis dari uji heteroskedastis melalui grafik plot adalah sebagai berikut:

1). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2). Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.6.2.3. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya (Ghozali, 2005). Autokorelasi merupakan korelasi antar data dalam rentan waktu (time series) atau space data (cross section). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson (DW). Menurut Setiaji (2004) pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai D-W berada di bawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. 2. Jika nilai D-W berada di atas 1,5 sampai 2,5 berarti tidak terjadi autokorelasi. 3. Jika nilai D-W berada di atas 2,5 berarti ada autokorelasi negatif.


(61)

4.6.2.4. Uji multikolonieritas

Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen), model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinieritas terjadi jika nilai tolerance kurang dari 0,10 dan VIF lebih besar dari 10 atau jika variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0,9 (Ghozali, 2005)

4.6.3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel peneltian baik secara simultan maupun parsial. Menurut Ghozali (2005) uji hipotesis dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu:

4.6.3.1. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dari suatu persamaan regresi dengan menggunakan hipotesis statistik. Pengambilan keputusan didasarkan pada nilai probabilitas yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS Statistik Parametrik (Santoso 2004:168) sebagai berikut:

a). Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. b). Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak.

Nilai probabilitas dari uji F dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program SPSS pada tabel ANOVA kolom sig atau significance.


(62)

4.6.3.2.Uji t

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh dari masing-masing variabel independen yang terdiri atas indeks harga saham Nikkei 225, indeks harga saham Hangseng 43 dan indeks harga saham Kospi 200 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merupakan variabel dependennya. Seperti halnya dengan uji hipotesis secara simultan, pengambilan keputusan uji hipotesis secara parsial juga didasarkan pada nilai probabilitas yang didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS Statistik Parametrik (Santoso 2004:168) sebagai berikut:

a). Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. b). Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak.

Pada uji t, nilai probabilitas dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program SPSS pada tabel coefficients kolom sig atau significance.

4.6.3.3. Koefisien determinasi (R2 Koefisien determinasi (R

)

2

Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda maka masing-masing variabel independen yaitu indeks harga saham Nikkei 225, indeks harga saham Hangseng 43 dan indeks harga Kospi 200 secara parsial dan secara simultan mempengaruhi variabel dependen yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dinyatakan dengan (R

) dari hasil regresi berganda menunjukkan seberapa besar variabel dependen bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya (Santoso 2004:167).


(63)

pengaruh variabel indeks harga saham Nikkei 225, indeks harga saham Hangseng 43 dan indeks harga Kospi 200, Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia dan Kurs Rupiah terhadap variabel Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sedangkan untuk menyatakan koefisien determinasi parsial variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati nol, maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen (dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen). Sedangkan jika koefisien determinasi mendekati 1 maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel terikat. Angka dari R square didapat dari pengolahan data melalui program SPSS yang bisa dilihat pada tabel model summary kolom R square.


(64)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Sebelum melakukan pengujian hipotesa melalui pengujian model, penelitian ini terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap kualitas data yang digunakan. Pengujian ini digunakan untuk menjamin terpenuhinya asumsi yang diperlukan dalam melakukan pengujian terhadap model regresi berganda.

5.1.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel penelitian. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik deskriptif pada penelitian ini difokuskan kepada nilai minimum, rata-rata dan standar deviasi sebagaimana yang terdapat pada Tabel 5.1 berikut :

Tabel 5.1. Deskriptif Statistik

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Nikkei 72 7568.42 18138.36 12885.4143 3160.11605

Hangseng 72 12811.57 31352.58 19244.6743 4172.10994

Kospi 72 911.30 2064.85 1483.5918 293.07894

Emas 72 421.87 1390.55 802.1311 264.32726

Minyak 72 39.16 133.93 72.6033 20.08914

Kurs 72 8775.00 12151.00 9541.6806 724.37506

IHSG 72 1029.61 3703.51 1990.0732 729.34674

Valid N (listwise) 72


(1)

Correlations

Ln_IHSG Ln_nikkei Ln_Hangseng Ln_Kospi Ln_Emas Ln_Minyak Ln_Kurs Pearson

Correlation

Ln_IHSG 1.000 -.154 .868 .900 .860 .637 -.440 Ln_nikkei -.154 1.000 .253 .186 -.518 .169 -.542 Ln_Hangseng .868 .253 1.000 .926 .566 .739 -.572 Ln_Kospi .900 .186 .926 1.000 .677 .691 -.514 Ln_Emas .860 -.518 .566 .677 1.000 .463 -.061 Ln_Minyak .637 .169 .739 .691 .463 1.000 -.494 Ln_Kurs -.440 -.542 -.572 -.514 -.061 -.494 1.000 Sig. (1-tailed) Ln_IHSG . .098 .000 .000 .000 .000 .000 Ln_nikkei .098 . .016 .059 .000 .078 .000 Ln_Hangseng .000 .016 . .000 .000 .000 .000

Ln_Kospi .000 .059 .000 . .000 .000 .000

Ln_Emas .000 .000 .000 .000 . .000 .306

Ln_Minyak .000 .078 .000 .000 .000 . .000

Ln_Kurs .000 .000 .000 .000 .306 .000 .

N Ln_IHSG 72 72 72 72 72 72 72

Ln_nikkei 72 72 72 72 72 72 72

Ln_Hangseng 72 72 72 72 72 72 72

Ln_Kospi 72 72 72 72 72 72 72

Ln_Emas 72 72 72 72 72 72 72

Ln_Minyak 72 72 72 72 72 72 72

Ln_Kurs 72 72 72 72 72 72 72

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables Removed

Method

1

Ln_Kurs, Ln_Emas,

Ln_Minyak, Ln_nikkei,

Ln_Hangseng, Ln_Kospi

a

. Enter

a. All requested variables entered.


(2)

Model Summary

b

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1

.990

a

.980

.978

.05552

1.020

a. Predictors: (Constant), Ln_Kurs, Ln_Emas, Ln_Minyak, Ln_nikkei, Ln_Hangseng,

Ln_Kospi

b. Dependent Variable: Ln_IHSG

ANOVA

b

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

9.781

6

1.630

528.862

.000

a

Residual

.200

65

.003

Total

9.981

71

a. Predictors: (Constant), Ln_Kurs, Ln_Emas, Ln_Minyak, Ln_nikkei, Ln_Hangseng, Ln_Kospi

b. Dependent Variable: Ln_IHSG

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 7.639 1.637 4.666 .000

Ln_nikkei -.348 .062 -.233 -5.617 .000 .180 5.548 Ln_Hangseng .765 .090 .441 8.493 .000 .115 8.733

Ln_Kospi .474 .118 .262 4.031 .000 .473 3.648

Ln_Emas .377 .059 .341 6.434 .000 .110 9.112

Ln_Minyak -.128 .038 -.089 -3.349 .536 .435 2.297 Ln_Kurs -1.066 .132 -.202 -8.054 .000 .489 2.045 a. Dependent Variable: Ln_IHSG


(3)

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimen

sion Eigenvalue

Condition Index

Variance Proportions

(Constant) Ln_nikkei Ln_Hangseng Ln_Kospi Ln_Emas Ln_Minyak Ln_Kurs

1 1 6.994 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00

2 .003 46.991 .00 .01 .00 .00 .02 .20 .00

3 .002 59.428 .00 .01 .00 .00 .07 .29 .00

4 .000 130.028 .00 .03 .01 .04 .00 .41 .02

5 7.798E-5 299.498 .00 .61 .27 .04 .58 .03 .01

6 3.354E-5 456.640 .00 .10 .61 .85 .27 .07 .06

7 1.014E-5 830.688 .99 .24 .12 .06 .06 .00 .91

a. Dependent Variable: Ln_IHSG

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 6.9319 8.1773 7.5280 .37116 72

Std. Predicted Value -1.606 1.749 .000 1.000 72

Standard Error of Predicted Value

.011 .026 .017 .004 72

Adjusted Predicted Value 6.9255 8.1749 7.5281 .37149 72

Residual -.13790 .10383 .00000 .05312 72

Std. Residual -2.484 1.870 .000 .957 72

Stud. Residual -2.585 1.930 .000 1.006 72

Deleted Residual -.15212 .11061 -.00006 .05883 72

Stud. Deleted Residual -2.708 1.973 -.005 1.022 72

Mahal. Distance 1.749 14.866 5.917 3.093 72

Cook's Distance .000 .209 .016 .029 72

Centered Leverage Value .025 .209 .083 .044 72


(4)

(5)

(6)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Ln_nikkei Ln_Hangseng Ln_Kospi Ln_Emas Ln_Minyak Ln_Kurs Ln_IHSG

N 72 72 72 72 72 72 72

Normal Parametersa,,b Mean 9.4333 9.8420 7.2818 6.6320 4.2505 9.1608 7.5280 Std. Deviation .25086 .21632 .20708 .33932 .26116 .07120 .37494 Most Extreme

Differences

Absolute .138 .122 .088 .096 .088 .224 .133

Positive .098 .099 .065 .072 .088 .224 .120

Negative -.138 -.122 -.088 -.096 -.059 -.155 -.133 Kolmogorov-Smirnov Z 1.169 1.036 .744 .812 .748 1.904 1.130

Asymp. Sig. (2-tailed) .130 .233 .636 .525 .631 .001 .156

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.