INTEGRASI NILAI-NILAI AGAMA ISLAM DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH DI KELAS VIII MTs MA’ARIF WADAS KANDANGAN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 20142015

  

INTEGRASI NILAI-NILAI AGAMA ISLAM

DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH

DI KELAS VIII MTs MA’ARIF WADAS

KANDANGAN TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

  

Oleh

MUH NASEKUN, S.Pd

NIM. MI. 12.038

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2015

  

MOTTO

ْيِكَٰلَو ٰيَسَتْفَُ اًثَِدَح َىاَك اَه ۗ ِباَثْلَ ْلِا ٍِلوُ ِلِ ٌجَسْثِع ْنِهِصَصَق ٍِف َىاَك ْدَقَل

  

َىىُنِهْؤَُ ٍمْىَقِل ًحَوْحَزَو يًدُهَو ٍءٍَْش ِّلُك َلُِصْفَتَو ِهََْدََ َيَُْت ٌِرَّلا َقَِدْصَت

  Artinya : “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.

  1

  (QS. Yusuf : 111)

  ٍحَوِلْسُهَو ٍنِلْسُه ِّلُك ًَلَع ٌحَضَِْسَف ِنْلِعْلا ُةَلَط

  Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah keperluan bagi setiap muslim laki-laki maupun 2

  

)

  muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr

  1 2 al- Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta : Departemen Agama Republik Indonesia, 1971, 366.

  Ibnu Abbas. Hadist tentang Kewajiban Mencari Ilmu. Melalufacebook.com/ kurmamotivation/posts/558822584159570(20-02-15) 2010.

  PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan karya besarku kepada : 1.

  Ibunda Hj. Sri Rahayu atas doa restu dan bimbingannya.

  2. Istri dan putra-putraku terkasih : Tri Astuti, Muhammad Abram Adriano, Muhammad Reza Cakrawira, dan Muhammad Bisma Hibatullah yang senantiasa menjadi penyejuk hati dalam suka dukaku.

  3. Keluarga Besar MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung yang selalu memberi suport.

  

ABSTRAK

  Integrasi Nilai-Nilai Islam Dalam Pembelajaran IPS Sejarah di Kelas VIII MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung oleh Muh Nasekun, S.Pd.

  

Kata Kunci : Integrasi, Nilai-Nilai Islam, Pembelajaran IPS Sejarah.

  Latar belakang penelitian ini adalah adanya kontradiksi antara tujuan pengajaran sejarah dengan materi pembelajaran sejarah. Agama dijadikan tujuan, tapi sumber-sumber yang berasal dari agama seperti wahyu tidak dipercayai sebagai azas pengetahuan. Pelajaran sejarah terlanjur diapersepsi secara sekular, sehingga harus ada upaya untuk meluruskan kontradiksi tersebut dengan pengintegrasian nilai- nilai Islam dalam pembelajaran IPS Sejarah apalagi di madrasah yang nyata-nyata merupakan lembaga pendidikan Islam.

  Tujuan penelitian : (1) Untuk mengetahui implementasi integrasi nilai agama Islam pada pembelajaran IPS Sejarah di kelas VIII MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung; (2) Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan pembelajaran IPS Sejarah di Kelas VIII MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam; (3) Untuk mengetahui perangkat sistem pembelajaran IPS Sejarah di kelas VIII MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam.

  Penelitian ini termasuk dalam deskriptif eksploratif dengan menggunakan metode naturalistik karena penelitiaannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah semua fihak yang terkait dengan penanaman nilai agama Islam di MTs Ma‟arif Wadas. Obyek penelitian adalah proses pembelajaran IPS Sejarah di kelas VIII yang terintegrasi dengan nilai- nilai Islam.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi integrasi nilai-nilai agama Islam dalam pembelajaran IPS Sejarah dilakukan dengan menetapkan bidang kajian yang akan dipadukan antara mata pelajaran IPS Sejarah dengan Pendidikan Agama Islam. Kemudian mempelajari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Sejarah dengan Pendidikan Agama Islam. Berikutnya mengidentifikasi beberapa Kompetensi Dasar dalam berbagai Standar Kompetensi yang memiliki potensi untuk diintegrasikan. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), serta menyajikan di kelas. Keunggulan pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan kerjasama antar guru mata pelajaran.

  Sedang kelemahannya keterbatasan guru IPS Sejarah tentang pemahaman dalil-dalil al- Qur‟an dan Hadist karena memang bukan berlatar belakang pendidikan agama

  Islam, serta belum ada buku ajar yang mengintegrasikan materi pelajaran dengan nilai-nilai Islam. Perangkat sistem pembelajarannya disusun dengan menetapkan bidang kajian yang akan diitegrasikan antara mata pelajaran IPS Sejarah dengan Pendidikan Agama Islam yang memiliki potensi untuk diintegrasikan.

  

PRAKATA

ِميِحَّرلا ِهم ْحَّرلا ِالله ِمْسِب

  Alhamdulillah, atas limpahan rahmat dan hidayah Allah SWT penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Integrasi nili-nilai Islam dalam pembelajaran IPS

  

Sejarah di kelas VIII MTs Ma’arif Wadas Kandangan Temanggung” yang menjadi

syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam.

  Tesis ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagi fihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada :

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga.

  3. Bapak Dr. Phil. Widiyanto, M.A. selaku Ketua Program Study Pendidikan Agama Islam Pascasarjana IAIN Salatiga.

  4. Bapak Dr. H. Sa‟adi, M.Ag. dan Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. atas bimbingannya dalam penulisan tesis ini.

  5. Bapak Drs. Yusuf Purwanto, M.Ag. selaku Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementrian Agama Kabupaten Temanggung yang telah mengarahkan penulis untuk mengikuti studi lanjut Pascasarjana di IAIN Salatiga.

  6. Keluarga besar MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung atas izin penelitian dan suport yang diberikan.

7. Semua fihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan tesis ini.

  

Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang berlipat ganda

dari Allah SWT.

  Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan. Semoga tesis ini barokah dan banyak manfaatnya.

  Salatiga, 28 Februari 2015 Penulis, Muh Nasekun, S.Pd NIM. MI. 12.038

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i

  PENGESAHAN ……………………………………………………………...... ii HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………...…….. iii MOTTO

  ……………………………………………………………………...........iv PERSEMBAHAN ……………………………………………………………… v ABSTRAK ……………………………………………………………………... vi PRAKAT

  ………………………………………………………………………..viii DAFTAR ISI ………………………………………………………… ………. ix DAFTAR TABEL ………………………………………………………… ….xiii DAFTAR GAMBAR ……………………………...…………………………...xiv DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………........xv

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………….. 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………… 12 C. Signifikansi Penelitian ………………………………………… 13 D. Kajian Pustaka ………………………………………………… 15 E. Metode Penelitian……………………………………………… 19 F. Sistematika Penulisan ………………………………………….. 26 BAB II : LANDASAN TEORI ……………………………………………….29 A. Konsep Pembelajaran Integrasi ………………………...……… 29

  1. Pengertian Pembelajaran Integrasi ……………...……........... 29 2.

  Landasan Teori Pembelajaran Integrasi ………………...…… 32 3. Karakteristik Pembelajaran Integrasi ..………..…………….. 34 4. Tujuan Pembelajaran Intregrasi ……………………………. . 39 5. Manfaat Pembelajaran Integrasi …………………….…...….. 40 6. Macam-macam Model Pembelajaran Integrasi ……………... 41 7. Model Pembelajaran Integrasi di Madrasah Tsanawiyah ..…. 44 B. Pendidikan Nilai ………………………………………………. 48 1.

  Pengertian Nilai ……………………………………….…… 48 2. Macam-Macam Nilai ……………………………………… 51 3. Sumber-Sumber Nilai ……………………………..….......... 53 4. Pendidikan Nilai …………………………………………… 55 5. Tujuan Pendidikan Nilai …………………………………... 58 C. Konsep Integrasi Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran ..……. 59 1.

  Integrasi Pendidikan Nilai ………………………………… 59 2. Strategi Integrasi Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran .…... 60 3. Evaluasi Integrasi Pendidikan Nilai dalam pembelajaran..….. 67 D. Pendidikan IPS Sejarah ……………………………..……...… 69 1.

  Pengertian IPS Sejarah …….………………………………. 69 2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran IPS Sejarah ……………... 73 3. Karakteristik Mata Pelajaran IPS Sejarah ………………….. 76 4. Peran Strategis pembelajaran IPS Sejarah ………….……… 78

  BAB III : PRESENTASI DATA / LAPORAN HASIL PENELITIAN……….81 A. Profil Madrasah MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung.....81 B. Letak Geografis MTs Ma‟arif Wadas ………………………......... 87 C. Sejarah Perkembangan MTs Ma‟arif Wadas Kandangan ………...88 D. Struktur Organisasi MTs Ma‟arif Wadas Kandangan …………….91 E. Keadaan Peserta Didik dan Guru MTs Ma‟arif Wadas …………...98 F. Struktur Kurikulum MTs Ma‟arif Wadas Kandangan ………….. 100 E. Prospek Perkembangan MTs Ma‟arif Wadas Kandangan…… 101 BAB IV : ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN ………………………. 106 A. Implementasi Pembelajaran IPS Sejarah Di Kelas VIII MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung yang diintegrasikan dengan nilai- nilai Islam ……………………………………… 106 B. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran IPS Sejarah di Kelas

  VIII MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung yang diintegrasikan dengan nilai- nilai Islam ……………………… 137 C.

  Perangkat Sistem Pembelajaran IPS Sejarah di Kelas VIII MTS Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung yang diintegrasikan dengan nilai- nilai ……………………………. 143

  BAB V : PENUTUP ………………………………………………………… 147 A. Kesimpulan ………………...………………………………… 147 B. Saran …………………………………………………….…… 150

  DAFTAR PU STAKA ……………………………………………………… 152

  LAMPIRAN …………………………………………………………………. 157 BIOGRAFI P

  ENULIS ………………………………………………………. 248

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keadaan Siswa Tahun Pelajaran

  2014/2015………………………. 82 Tabel

  3.2 Data Ruang MTs Ma‟arif Wadas …………………………………. 83 Tabel

  3.3 Data Mebelair …………………………………………………….... 84 Tabel

  3.4 Fasilitas Penunjang Pembelajaran ………………………………….. 84 Tabel

  3.5 Kamar Mandi/ Toilet ………………………………………………...85 Tabel

  3.6 Perkembangan Peserta Didik Tahun 2008/2009 s.d 2014/2015 …… 98 Tabel

  3.7 Data Guru dan Karyawan ………………………………………… . 99 Tabel

  3.8 Struktur Kurikulum 2006 MTs Ma‟arif Wadas ……………………100 Tabel

  3.9 Struktur Kurikulum 2013 untuk kelas VII ……………………. … .101 Tabel

  4.1 Point Pelanggaran Tata Tertib pada MTs Ma‟arif Wadas ..………. 126 Tabel

  4.2 Perangkat Sistem Pembelajaran IPS Sejarah………………….……144

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sumber Nilai Dari Segi Filsafat………………..……………………… 82

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Silabus asli IPS Sejarah kelas VIII ............................................... 157 Lampiran 2 :

  Silabus Asli Aqidah Ahklak kelas VIII…………………………. 160 Lampiran 3 : Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang memiliki potensi untuk diintegrasikan ……………………………………. 168 Lampiran 4 : Penjabaran dalam indikator …………………………………….. 170 Lampiran 5 :

  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )……………………. 174 Lampiran 6 : Daftar pertanyaan dalam wawancara ……………………………219 Lampiran 7 : Surat Keterangan telah melakukan penelitian di MTs Ma‟arif Wadas

  Kandangan Temanggung ………………………………………. 240 Lampiran 8 : Foto- foto kegiatan penelitian ………………………………….. 243

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar

  dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyara kat, bangsa dan negara”.

  Pembangunan bidang pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama-sama dengan masyarakat dalam rangka pengejawantahan salah satu cita-cita yang sangat mulia dan luhur, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Tetapi keinginan itu belum sepenuhnya terwujud. Dalam upaya tersebut, masyarakat dan pemerintah seharusnya bahu-membahu dalam upaya mencerdaskan seluruh komponen bangsa melalui pendidikan.

  Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah SAW adalah suatu keharusan bagi setiap muslimin dan muslimah, sebab pendidikan sangat penting perannya bagi umat manusia untuk mempertahankan eksistensi dirinya di tengah kehidupan global. Dengan berpendidikan, manusia mampu mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang tersusun dan terprogram. Kegagalan dunia pendidikan dalam menyiapkan masa depan umat manusia, merupakan kegagalan bagi kelangsungan kehidupan bangsa. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

  Disadari atau tidak wajah pendidikan di Indonesia sendiri masih memprihatinkan. Menurut Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahunnya, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara.

  Data Education Development Index (EDI) Indonesia, pada 2011 Indonesia

  3

  berada di peringkat ke-69 dari 127 negara. Kualitas pendidikan Indonesia hanya menempati posisi ke 64 dari 65 negara anggota Programme for

  International Assessment (PISA). Hasil ini merupakan hasil studi yang

  dilakukan lembaga PISA yang digelar setiap tiga tahun sekali. Dengan kata lain, kualitas pendidikan Indonesia terburuk kedua di dunia. Hasil penelitian ini sempat dikabarkan di situs Organisation for Economic Co-operation and Development,oecd.org . 3 Tingkat membaca pelajar Indonesia, berdasarkan studi tersebut, hanya Rachmad Faisal Harahap, Astaga RI Peringkat ke 64 untuk Pendidikan

  ed/2013/06/01/373/816065. diakses pada hari Jum‟at, 17 Oktober 2014 ; 21.00 mendapatkan skor 396. Untuk kompetensi matematika, Indonesia memperoleh skor 375 dan skor 382 untuk ilmu pengetahuan. Bila dibandingkan dengan sejumlah negara di kawasan ASEAN, kualitas pendidikan di Indonesia bahkan tertinggal jauh. Peringkat pendidikan Indonesia juga tak kalah lebih baik dari Malaysia. Negara Jiran menempati posisi 52 dari seluruh negara anggota PISA dengan perolehan 421 untuk

  4 matematika, 398 membaca, dan 420 untuk ilmu pengetahuan.

  Sepanjang bulan April sampai Juni 2014 saja banyak kasus kenakalan pelajar Indonesia yang sangat memprihatinan. Mulai dari kasus transaksi jual

  5

  beli bocoran soal UN 2014 yang menyesatkan. Kasus perampasan motor yang dilakukan oleh Febri Gunawan pelajar kelas III sebuah SMK di

  6 Semarang yang juga anggota geng motor terhadap adik kelasnya.

  Meninggalnya Renggo Kadapi pelajar kelas V SD Negeri 09 Kampung Makasar Jakarta Timur karena dianiaya oleh kakak kelasnya hanya masalah

  7

  makanan kecil yang tersenggol dan terjatuh. Tewasnya Fajar Murdiyanto pelajar kelas V SD Klumprit 1 Sukoharjo karena sering dianiaya temannya

  8

  gara-gara tidak mau membantu mengerjakan PR. Meninggalnya Galih

  4 Ari Purwanto, Wajah Pendidikan Indonesiadiakses pada hari Jum‟at, 17 0ktober 2014; 21.09. 5 6 Tribun Jateng, Selasa 8 April 2014, 9. 7 Tribun Jateng, Sabtu,28 Juni 2014, 15. 8 Tribun Jateng, Senin, 5 Mei 2014, 9.

  Tribun Jateng, Senin, 26 Mei 2014,7. Masruhi, pelajar kelas X SUPM Negeri Tegal juga Karena dianiaya

  9 seniornya.

  Refleksi kehidupan sosial yang serba memprihatinkan di atas sudah seharusnya menjadi sebuah renungan dan evaluasi bagi kalangan pendidikan kita. Karena secara umum pendidikan harus mampu menghasilkan manusia sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat yang sehat dan cerdas dengan (1) kepribadian yang kuat dan relegius serta mampu menjunjung tinggi budaya luhur bangsa, (2) kesadaran demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, (3) kesadaran moral hukum yang

  10 tinggi dan (4) kehidupan yang makmur dan sejahtera .

  Melihat kondisi tersebut, maka tanggungjawab untuk memajukan pendidikan merupakan tugas yang sangat berat untuk dilaksanakan.

  Pendidikan tidak hanya menjadikan orang sekedar mengenal atau paham akan nilai-nilai kebaikan, melainkan sadar dan mengamalkan nilai-nilai kehidupan tersebut dalam kehidupan sehari-hari sebagai karakter yang positif atau kepribadian yang mulia. Karena pada dasarnya hakekat pendidikan bukan hanya sekedar transfer of knowledge tetapi juga transfer of values dalam arti penanaman dan pengamalan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari akan lebih berarti dibandingkan hanya sekedar hafal atau tahu tentang ilmu 9 pengetahuan. 10 Tribun Jateng, Rabu, 25 Juni 2014, 13.

  Jalal F & Supriyadi D, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, Yogyakarta: Adi Citra Karya Nusa, 2001, 67.

  Pendidikan nilai seharusnya masuk dalam sebuah desain kurikulum pembelajaran di tingkat satuan pendidikan, sehingga tujuan mencerdaskan putra-putri bangsa tidak kehilangan ruh dan hakikat tujuan yang sebenarnya, seperti yang diamanatkan UUD 1945 pasal 31 ayat 3 yang berbuny i : “

  Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-

  11 undang .

  Hampir setiap hari kita disuguhi contoh-sontoh yang menyedihkan melalui film dan televisi yang secara bebas mempertontonkan perilaku sadism, mutilasi, kekerasan, premanisme, kejahatan, perselingkuhan, kawin siri, penyalahgunaan obat terlarang dan korupsi yang telah membudaya dalam sebagian masyarakat bahkan di kalangan pejabat dan artis. Kita juga mendengar, melihat dan menyaksikan, betapa para pemuda, pelajar dan mahasiswa yang diharapkan menjadi tulang punggung bangsa telah terlibat dengan VCD porno, pelecehan seksual, narkoba, geng motor, dan perjudian.

  Contoh-contoh tersebut erat kaitannya dengan kualitas pendidikan dan kualitas sumber daya manusia, serta menunjukkan betapa rendah dan rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan bangsa, sehingga telah 11 melemparkan moralitas bangsa kita pada titik terendah.

  Haryanto, Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 versi Amandemen, melalui http:// belajarpsikologi.com/tujuan-pendidikan-nasional/html, diakses selasa, 28 Oktober 2014; 21.00.

  Tampak jelas bahwa negeri ini telah berubah menjadi negara dagelan atau republik sandiwara, yang dipimpin oleh para pejabat negara yang seperti tanpa beban menjadi terdakwa korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara belum tumbuh budaya mutu, budaya malu, dan budaya kerja baik di kalangan para pemimpin maupun di kalangan rakyat pada umumnya, sehingga sulit untuk mencari tokoh atau figur yang bisa diteladani. Ini merupakan bukti terjadinya pergeseran nilai menuju kehancuran, atau pembentukan nilai-nilai baru atas dasar pragmatism,

  12 materialism, hedonism, sekulerisme, bahkan atheisme .

  Kondisi dan kenyataan yang menyedihkan tersebut telah menimbulkan berbagai pertanyaan bagi berbagai pihak, baik di kalangan masyarakat umum maupun di kalangan para ahli pendidikan dan para guru, “ Apa yang salah dengan pendidikan nasional sehingga belum berhasil mengembangkan manusia Indonesia seperti yang diamanatkan dalam Pancasila, Undang-

  13 undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional .

  Madrasah sejak dulu mulai dari Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) sampai tingkat Perguruan Tinggi Islam telah memberikan materi ilmu keagamaan seperti Qur‟an Hadist, Akidah akhlak, Fiqih, dan sebagainya, di samping itu

  12 Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2013, 14. 13 Aditya Mukti, Kualitas Pendidikan Indonesia, melalui http://edukasi. kompasiana.

com/2012/04/13/makalah-kualitas-pendidikan-di-indonesia-saat-ini-454680.html, diakses hari Senin, 8 Desember 2014 ; 11.30. juga memberikan materi pelajaran umum. Maka bisa dikatakan bahwa Madrasah telah melakukan integrasi antara ilmu umum dengan Agama.

  Fokus dalam penelitian ini adalah integrasi pada mata pelajaran IPS Sejarah. Kenapa IPS Sejarah ?, karena mata pelajaran IPS Sejarah merupakan mata pelajaran yang membahas tentang manusia dan kehidupan sosialnya.

  IPS Sejarah mempunyai tugas mulia dan menjadi pondasi penting bagi pengembangan intelektual, emosional, kultural, dan sosial peserta didik, yaitu mampu menumbuhkembangkan cara berpikir, bersikap, dan berperilaku yang bertanggungjawab selaku individu, warga masyarakat, warga negara, dan warga dunia.

  Sejarah adalah ilmu tentang asal usul dan perkembangan masyarakat dan bangsa yang berkelanjutan dalam kehidupan masyarakat dan bangsa di masa kini. Di dalam sejarah terdapat mauidhah-pelajaran dan haq-kebenaran,

  

rahmat , dan huda-petunjuk bagi orang-orang yang mengerti dan beriman (QS

  12.111). Sejarah sebagai landasan dasar penuturan wahyu yang diterima oleh Rasulullah SAW berdampak akbar dalam mengubah karsa, rasa, dan cipta umat yang mengimaninya. Tanpa sejarah yang benar, manusia akan kehilangan jati dirinya. Kejahiliahan terjadi sebagai dampak kehilangan jejak sejarahnya. Hanya dengan kembali memahami sejarah secara benar akan

  14 14 terselamatkan dari keruntuhan derajat kemanusiaan.

  Suryanegara, AM, Api Sejarah 2, Bandung: Salamadani Pustaka Semesta, 2010, vii.

  Pendidikan Sejarah merupakan suatu proses internalisasi nilai-nilai, pengetahuan, dan keterampilan kesejarahan dari serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa. Pendidikan sejarah tidak hanya diarahkan untuk menanamkan pemahaman masa lampau hingga masa kini, tetapi ditekankan pula pada berbagai kegiatan yang dapat memberikan pengalaman yang dapat menumbuhkan rasa kebangsaan dan kecintaan pada manusia

  15

  secara universal. Pengetahuan masa lampau mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan

  16 kepribadian peserta didik.

  Pada standar kompetensi inti yang dirumuskan dalam kurikulum 2013 dengan tegas dituliskan ada empat domain utama tujuan mata pelajaran sejarah. Bila diringkas empat inti tujuan pelajaran sejarah ini adalah: 1) mengembangkan penghayatan terhadap ajaran agama, 2) mengembangkan perilaku positif, 3) mengembangkan penguasaan ilmu pengetahuan (sejarah) untuk menghadapi kejadian-kejadian aktual, dan 4) mampu mengembangkan

  

17

ilmu pengetahuan yang dipelajari.

  15 Rudi Gunawan, Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi, Bandung: Alfabeta, 2013, 196. 16 Sapriya, Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012, 209. 17 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

  Menarik bahwa dua di antara empat tujuan inti pelajaran sejarah ini adalah ingin mengarahkan peserta didik untuk beragama dan berkarakter baik.

  Kurikulum ini diharapkan dapat dicapai dengan mencapai target kompetensi dasar yang juga telah dirumuskan. Agar beragama dengan baik, materi-materi sejarah yang berisi berbagai cerita tokoh diharapkan bisa dihayati dalam kehidupan keagamaan peserta didik. Sementara agar terbentuk karakter yang baik, perilaku baik para tokoh sejarah seperti cinta damai, responsif, semangat jihad, pantang menyerah, rela berkorban dan lain-lain hendaknya bisa diteladani juga oleh peserta didik. Karakter baik ini pun diusahakan tercapai dengan mengembangkan sikap tanggung jawab dan peduli terhadap peninggalan sejarah. Demikian juga dengan sikap dan perilaku jujur dalam menjalani proses pembelajarannya.

  Fakta selama ini pelajaran sejarah sudah terlanjur diapersepsi secara sekular. Pada tujuan dasar aspek penguasaan ilmu sebagai penjabarannya masih mengadopsi hal-hal yang justru bertolak belakang dengan tujuan yang sifatnya agamis di atas. Penghayatan sikap beragama para tokoh sejarah pun akan sangat sulit terwujud jika tokoh-tokoh sejarah Islam tidak digambarkan memiliki ikatan kuat dengan agamanya. Padahal, motif agama (dakwah dan jihad) sangat mewarnai perjuangan para ulama dan pahlawan Islam.

  Berdasarkan uraian di atas terdapat adanya kontradiksi antara tujuan pengajaran sejarah pada kurikulum 2013 dengan materi pembelajaran sejarah.

  Agama dijadikan tujuan, tapi sumber-sumber yang berasal dari agama seperti wahyu tidak dipercayai sebagai azas pengetahuan. Sehingga harus ada upaya untuk meluruskan kontradiksi tersebut dengan pengintegrasian nilai-nilai Islam dalam pembelajaran IPS Sejarah apalagi di Madrasah yang nyata-nyata merupakan lembaga pendidikan Islam.

  Sebagaimana tercantum dalam UU Nomor 20 tahun 2003 dikatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

  18 menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab .

  Fungsi dan tujuan dari pendidikan tersebut akan sulit terwujud tanpa adanya pemahaman integral antara materi satu dengan materi lain. Tujuan dari UU nomor 20 tahun 2003 esensinya adalah terkait dengan pengembangan masalah keimanan dan ketaqwaan. Maka akan sangat penting untuk dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran intregasi materi pelajaran IPS sejarah dengan nilai-nilai Islam.

  Tujuan materi IPS Sejarah pada hakekatnya adalah membentuk siswa memiliki kepribadian sosial yang baik. Pembelajaran IPS Sejarah di Madrasah 18 pada umumnya belum optimal mengantarkan siswa pada pemahaman, sikap

  Depdiknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 5. dan laku sosial yang baik. Pembelajaran IPS Sejarah di Madrasah Tsanawiyah dirasakan masih mengalami kekeringan spiritualitas. Pembelajaran IPS Sejarah di MTs belum banyak mengintegrasikan dengan nilai agama sebagai

  19 sumber spiritualitas pembelajarannya.

  Sebuah contoh, Perang Diponegoro dalam buku paket untuk SMP/MTs hanya dikait-kaitkan kemarahannya karena Belanda mematok tanah

  20 leluhurnya di Tegalrejo secara semena-mena. Padahal, dalam berbagai naskah tertulis, Pangeran Diponegoro jelas mengobarkan “jihad fi sabilillah”

  21 Perjuangan atau “Perang Sabil” dalam menghadapi penjajah Belanda.

  Diponegoro seharusnya mampu memberi inspirasi anak didik agar menjadi mujahid.

  Berdasarkan hasil observasi awal penulis di MTs Ma‟arif Kandangan Temanggung telah ada upaya dari lembaga dengan mengintegrasikan materi pelajaran dengan nilai-nilai Islam, namun masih perlu dievaluasi dan dikembangkan terus dalam proses pembelajarannya. Pada Madrasah ini telah berupaya menerapkan pola pembelajaran IPS Sejarah secara integratif dengan nilai-nilai Islam. Meskipun masih dalam taraf kontektual secara sederhana, 19 misalnya belum adanya modul yang secara tertulis yang dijadikan sumber

  Pendapat guru-guru IPS MTs Kabupaten Temanggung dalam pertemuan MGMP IPS hari kamis, tanggal 6 Februari 2014 di MTsN Parakan Temanggung 20 Kurtubi, Sudut Bumi IPS Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009 : 65. 21 Helmihakim, Mata Pelajaran Sejarah dalam Kurikulum 2013, melalu diakses pada hari sabtu,

15 Maret 2014, 21.00.

  22

  belajar IPS Sejarah dan telah terintegrasi dengan nilai-nilai Islam. . Hal ini menjadi suatu fenomena yang menarik untuk dikaji lebih jauh melalui penelitian ini, disaat pembelajaran IPS Sejarah di sekolah atau madrasah lain masih terfokus pada kawasan kognitif dan belum memasukkan nilai-nilai Islam dalam proses pembelajarannya.

  Tataran konsep ideal, Islam diyakini sebagai agama yang memiliki ajaran sempurna, komprehensip dan universal serta memuat semua system ilmu pengetahuan. Namun dalam kenyataannya muncul pemisahan antara sains dan teknologi yang dihadapkan dengan ilmu-ilmu agama. Madrasah dalam hal ini berperan besar untuk menjembatani dikotomis antara mata pelajaran umum dengan Pendidikan Agama Islam. Maka penelitian ini penting dilakukan untuk mengkaji sejauh mana lembaga pendidikan Islam yang bernama Madrasah Tsanawiyah memformulasikan materi dalam proses pembelajaran yang diintegrsikan dengan nilai-nilai Islam. Adanya fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang akan dilaksanakan di MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung tentang konsep pengintegrasian mata pelajaran IPS sejarah terhadap nilai-nilai agama Islam.

  G.

  Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam 22 penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

  Fitri Susanti, Integrasi IPS Sejarah dengan Aqidah Ahklak di MTs Ma’arif Wadas, Wawancara, Sabtu, 15 November 2014, 10.00, di ruang guru.

1. Bagaimanakah implementasi pembelajaran IPS Sejarah di Kelas VIII MTs

  Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung yang diintegrasikan dengan nilai- nilai Islam?

  2. Bagaimanakah keunggulan dan kelemahan pembelajaran IPS Sejarah di Kelas VIII MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam?

3. Bagaimanakah perangkat sistem pembelajaran IPS Sejarah di kelas VIII

  MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam? H.

  Signifikansi Penelitian 1.

  Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keseluruhan proses dari pelaksanaan integrasi nilai agama Islam dalam proses pembelajaran IPS Sejarah dengan rincian sebagai berikut : a.

  Untuk mengetahui implementasi pembelajaran IPS Sejarah di kelas

  VIII MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam b.

  Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan pembelajaran IPS Sejarah di Kelas VIII MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam. c.

  Untuk mengetahui perangkat sistem pembelajaran IPS Sejarah di kelas

  VIII MTs Ma‟arif Wadas Kandangan Temanggung yang diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam.

2. Manfaat dan kegunaan dari hasil penelitian ini adalah : a.

  Manfaat teoritis 1)

  Memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu yang berkaitan dengan prosedur pelaksanaan pendidikan integrasi nilai agama Islam di lingkungan sekolah/madrasah. 2)

  Membuka kemungkinan guna penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas pelaksanaan pendidikan integrasi nilai agama Islam di sekolah / madrasah.

  b.

  Manfaat praktis : 1)

  Bagi guru hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan sumbangan dalam rangka meningkatkan kreatifitas proses belajar mengajar, serta bahan evaluasi dari pelaksanaan integrasi nilai agama Islam dengan semua mata pelajaran. Sehingga konsep penanaman nilai Islam pada peserta didik dapat dengan efektif. 2)

  Bagi Madrasah, penelitian ini dapat memberikan bahan pertimbangan dan bahan inspirasi ke depan dalam meningkatkan pendidikan integrasi nilai agama Islam dalam mata pelajaran.

  3) Bagi orang tua siswa, penelitian ini diharapkan mampu memberikan bahan pertimbangan dan rujukan dalam memberikan pilihan pendidikan nilai agama Islam terhadap putra-putrinya.

  4) Bagi Pemerintah / pengembang kurikulum, penelitian ini dapat memberikan masukan informasi dalam mengambil kebijakan di sektor pendidikan integrasi nilai.

I. Kajian Pustaka

  Setelah diadakan penelusuran kepustakaan, penulis menemukan beberapa penelitian yang mengupas tentang kajian mata pelajaran di sekolah yang dihubungkan dengan nilai-nilai pendidikan Islam, antara lain : 1.

  Mustopa (2010), Pendidikan Integratif Interkonektif Pendidikan Agama

  Islam dengan Sains di SMA I Ngantang Malang . Permasalahan penelitian

  ini berangkat dari kesan bahwa Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah bersifat monolistik, dan kurang menyentuh realitas mata pelajaran lain khususnya sains, akibatnya tidak ada hubungan antara agama dan sains yang dipahami siswa. Masing- masing berdiri sendiri, agama dinilai non-ilmiah dan sains ilmiah.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pelaksanaan pendidikan intregatif interkoneksi materi PAI dan sains di SMA 1 Ngantang Malang terdapat dua model yang berbeda karena faktor guru : (1) Model pembelajaran PAI tidak mengintregasikan dan menginterkoneksikan dengan materi sains, (2) Model pembelajaran PAI yang mengintregasikan dan menginterkoneksikan dengan sains, yaitu dengan menyeleksi bisa tidaknya materi tersebut diintregasikan dan diienterkoneksikan dengan sains. Adanya dua model tersebut dikarenakan terdapat perbedaan wawasan, kurang adanya koordinasi, dan kemampuan dari masing-masing

  23 guru.

  Hubungan penelitian tersebut dengan kajian yang penulis lakukan adalah penelitian tersebut mengintegrasikan dan menginterkoneksikan PAI dengan sains dengan obyek penelitian pada siswa SMA, sedangkan dalam penelitian yang akan penulis lakukan adalah mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran sejarah pada siswa Madrasah Tsanawiyah.

2. Muhammad Ngali Zainal Makmun (2011), Pembelajaran IPA dan IPS

  berbasis Integrasi Interkoneksi (Studi kasus di MIN Sumberejo Mertoyudan Magelang). Latar belakang penelitian berangkat dari adanya

  proses pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar yang masih mengarah pada tindakan dan pengelolaan yang sifatnya independen tidak terintegral dengan sentuhan materi lain. Akibatnya peserta didik hanya memiliki kecenderungan mengetahui akan banyak hal akan tetapi sangat kurang memiliki sistem nilai sikap minat maupun apresiasi secara positif terhadap 23 apa yang diketahui.

  Mustopa, Pendidikan Integratif Interkonektif Pendidikan Agama Islam dan Saint di SMA 1 Ngantang Malang , Tesis Pascasarjana: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua materi dapat dengan mudah diintegrasikan dengan nilai Islam. Kesulitan yang dihadapi adalah belum adanya buku standar yang dapat dijadikan pegangan guru

  24 yang memuat materi IPA-IPS terintegrasi dengan nilai Islam.

  Bila dihubungkan dengan penelitian yang akan penulis lakukan bahwa penelitian ini mengintegrasikan mata pelajaran IPA-IPS pada tingkat Madrasah Ibtidaiyah, sedangkan dalam penelitian yang penulis lakukan fokusnya pada integrasi nilai-nilai agama Islam dengan mata pelajaran IPS Sejarah di Madrasah Tsanawiyah.

  3. Rahmat Kamal (2012) “Pendidikan Nilai Karakter di Madrasah

  25 Ibtidaiyah Negeri (MIN) Malang 1 Penelitian ini menggunakan ”.

  pendekatan kualitatif dengan tujuan mengungkap proses pelaksanaan pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Malang 1.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, bahwa pelaksanaan pendidikan nilai karakter di MIN Malang 1 pada dasarnya merupakan pengembangan dari pendidikan akhlaq al-karimah yang diimplementasikan ke dalam beberapa aspek, yakni : (a) kurikulum, (b) budaya madrasah, dan (c) program pengembangan diri. Kedua, Nilai-nilai 24 karakter yang ditanamkan di MIN Malang 1 tidak lepas dari 18 nilai

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU MODEL CONNECTED DAN INTEGRATED DALAM MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII SMP NEGERI I TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

2 64 198

WAYANG BEBER UNTUK PEMBELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 3 DI SMA N 1 SEPUTIH RAMAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 7 64

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS BERBASIS NILAI-NILAI KARAKTER ISLAM UNTUK MTs HASANUDDIN BANDARLAMPUNG KELAS VIII SEMESTER I

1 8 119

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TOLERANSI DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM Sri Mawarti Pengawas Sekolah di Kota Pekanbaru puslit.lppmuin-suska.ac.id Abstrak - NILAI-NILAI PENDIDIKAN TOLERANSI DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM

1 1 21

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING LEARNING) UNTUK MEMBANGUN SIKAP SOSIAL DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 20152016

0 1 14

PENGARUH IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA ISLAM SUDIRMAN 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20062007

0 0 85

USAHA-USAHA GURU AGAMA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS II MTs AL MANAR DESA BENER KEC.TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007 - Test Repository

0 1 105

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU PESERTA DIDIK DI SDN I ROWO KANDANGAN TEMANGGUNG

0 0 70

PENERAPAN METODE BELAJAR KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN QUR’AN HADITS KELAS V MI MA’ARIF GESING 3 MADURESO GESING KANDANGAN TEMANGGUNG TAHUN 2008

0 0 79

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM DI KELAS III MI MIFTAKHUL HUDA TEGALSARI KEDU TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 - Test Repository

0 0 129