HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA

AL- QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas 7 di MTs Al-Manar

  

Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  Oleh:

  

Didin Syamsudin

111-12-177

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2016

  

HUBUNGAN MINAT BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

AL- QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas 7 di MTs Al-Manar

  

Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

  

Sarjaa Pendidikan (S.Pd.)

  Oleh:

  

Didin Syamsudin

111-12-177

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2016

  

MOTTO

BERBUAT BENAR JANGAN SEKALI

BERBUAT SALAH BAIKNYA SEKALI

__Ust Fathurrohman __

#salamsuksesbarokah

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1.

  Ayah Bundaku tercinta, serta Wa haji Ucu dan Keluarga 2. Teman-teman di Ma’had Al-Islah yang selalu membantuku.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa ajaran yang menyejukan hati. Ajaran yang insyaallah akan membawa umatnya yang beriman mendpatkan syafaatnya di hari kemudian kelak.

  Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini yang berjudul “HUBUNGAN MINAT BELAJAR

  DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada Kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang) ”.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.

  Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada yang terhormat:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Ag, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. M Gufron, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  3. Bapak Yedi Efriadi, M. Ag, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik.

  4. Bapak dan ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga, yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini.

  5. Keluarga besar MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang yang memberikan ijin dalam penelitian ini.

  6. Ayahku Kusnan dan Ibuku Jumiati serta keluarga besar ku yang selalu kasih dukungan dan dorongan dalam Studiku.

  7. Wa Haji Ucu dan Wa Hj Dedeh yang telah mendukung dan mendoakan selama saya menempuh studi ini.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

  Salatiga, 8 Agustus 2016 Penulis Didin Syamsudin NIM 111-12-177

  ABSTRAK

  Syamsudin, Didin. 2016. HUBUNGAN MINAT BELAJAR TERHADAP

  KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada Kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang).

  Pembimbing : Dr. M. Gufron, M.Ag Kata kunci : Minat belajar, kemampuan membaca Al-

  Qur’an, Minat belajar membaca Al-

  Qur’an siswa di MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang beragam ada yang kurang sedang bahkan tinggi. Dengan keragaman minat belajar siswa tersebut, maka akan berpengaruh pula pada hasil belajar membaca Al-

  Qur’an pada siswa. Penelitian Qur’an, yang kemudian akan berperngaruh pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.

  Peneletian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara minat belajar terhadap kemampuan belajar Al-

  Qur’an pada siswa kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2016. Permasalahan

  • – permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana minat belajar Al-

  Qur’an siswa kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang; 2. Bagaimana kemampuan membaca Al-

  Qur’an siswa kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang; dan 3. Adakah hubungan antara minat belajar terhadap kemampuan belajar siswa kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2016. Alat yang digunakan dalam

  penelitian ini menggunakan metode angket, dokumentasi dan tes. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 7 MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang.

  Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara minat belajar terhadap kemampuan membaca Al- Qur’an siswa kelas 7 MTs Al-

  Manar Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket minat belajar Al- Qur’an. Siswa yang memiliki minat belajar Al-

  Qur’an yang tinggi sebanyak 19 siswa atau sebanyak 34%, siswa yang memiliki minat belajar Al- Qur’an yang sedang sebanyak 29 siswa atau sebanyak

  52%, dan siswa yang memiliki minat belajar Al- Qur’an yang sedang sebanyak 8 siswa atau sebanyak 14%. Sedangkan untuk kemampuan membaca Al-

  Qur’an, siswa yang memiliki kemampuan membaca Al- Qur’an tinggi sebanyak 22 siswa atau 39%, siswa yang memiliki kemampuan membaca Al-

  Qur’an sedang sebanyak 20 siswa atau 36%, dan siswa yang memiliki mainat belajar Al- Qur’an yang rendah sebanyak 14 siswa atau 25%.. Setelah data dianalisis dengan menggunakan rumus product moment dan diperoleh nilai rhitung sebesar 0,410 kemudian dikonsultasikan dengan rtabel pada product moment dengan N=56 dan taraf signifikan 1% = 0,3102. Ternyata nilai rhitung lebih besar daripada nilai

  rtabel yaitu (0,410 > 0,3102). Begitupun jika dikonsultasikan pada dengan r tabel

  taraf signifikan 5% = 0,2221. Maka hasilnya adalah rhitung lebih besar daripada nilai rtabel yaitu (0,410 > 0,2221) Sehingga hasil dinyatakan signifikan.

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEBIMBING .......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................ iv MOTTO .................................................................................................... v PERSEMBAHAN .................................................................................... vi KATA PENGANTAR ............................................................................. vii ABSTRAK ............................................................................................... ix DAFTAR ISI ............................................................................................ x

  BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 8 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 9 D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 9 E. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 10 F. Definisi Operasional ..................................................................... 11 G. Metode Penelitian ......................................................................... 14 H. Penelitian Yang Relevan .............................................................. 24 I. Sistematika Penulisan ................................................................... 25 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 27 A. Pengertian Minat Belajar .............................................................. 27 B. Peranan Minat Dalam Belajar ...................................................... 28

  C.

  Pengertian Al-Qur’an ................................................................... 30 D. Kemampuan Membaca Al-Qur’an ............................................... 31 E. Metode – Metode Pembelajaran Dalam Al-Qur’an ..................... 34 F. Adab Membaca Al-Qur’an ........................................................... 36

  BAB III PEMBAHASAN ........................................................................ 40 A. Identitas dan Keadaan Fisik Sekolah ............................................ 40 B. Program Kerja Sekolah ................................................................ 41 Tujuan Sekolah ............................................................................. 42 D. Keadaan Guru dan Karyawan ....................................................... 43 E. Sarana dan Prasana ....................................................................... 44 F. Struktur Organisasi ....................................................................... 45 G. Keadaan Siswa ............................................................................. 46 H. Penyajian Data .............................................................................. 47 BAB IV ANALISIS DATA ..................................................................... 58 A. Analisis Deskriptif ....................................................................... 58 B. Analisis Uji Hipotesis Penelitian ................................................. 71 C. Pembahasan Uji Hipotesis ............................................................ 75 BAB V PENUTUP ................................................................................... 77 A. Kesimpulan .................................................................................. 77 B. Saran – Saran ................................................................................ 79 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  • – LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kisi

  • – Kisi Angket Minat Belajar Al-Qur’an Siswa .................. 18

Tabel 1.2 Kisi

  • – kisi Penilaian Tes Membaca Al-Qur’an .......................... 2 1

Tabel 1.3 Skoring Penilaian Kemampuan Membaca Al-

  Qur’an ................ 22

Tabel 3.1 Keadaan Guru dan Karyawan ..................................................... 43Tabel 3.2 Struktur Organisai MTs Al-Manar .............................................. 45Tabel 3.3 Keadaan Siswa MTs Al-Manar ................................................... 46Tabel 3.5 Daftar Jawaban Angket Minat Belajar Siswa ............................. 50Tabel 3.6 Nilai Rapor Tes Membaca Al-

  Qur’an Qur’an ............................ 52

Tabel 3.7 Nilai Tes Lisan Kemampuan Membaca Al-

  Qur’an .................... 55

Tabel 4.1 Penskoran Hasil Angket Minat Belajar Al-

  Qur’an ..................... 59

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Minat Belajar Al-

  Qur’an ........................... 62

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Prosentase Minat Belajar Al-

  Qur’an ... 63

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi untuk menghitung rata

  • – rata minat belajar Al- Qur’an ........................................................................................................ 64

Tabel 4.5 Data Nilai Rapor dan Tes Lisan Membaca Al-

  Qur’an Siswa ..... 65

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Belajar Al-

  Qur’an ................ 68

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Prosentase Minat Belajar Al-

  Qur’an ... 69

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Untuk Menghitung Rata

  • – Rata Kemampuan Membaca Al-

  Qur’an ................................................................................... 70

Tabel 4.9 Tabel Kerja Perhitungan Variabel X dan Y ................................ 72

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesempurnaan Al- Qur’an sebagai pedoman hidup manusia

  bukanlah isapan jempol belaka, mulai dari aqidah, sejarah, keteladanan rasul

  • – rasul, bahkan mengenai sains yang terungkap pada abad

  Qur’an sudah terlebih dahulu menyinggungnya, sebagai salah satu bukti Al- Qur’an membahas ilmu sains adalah bahwa Al-Qur’an yang diturunkan pada abad ke

  • – 7 Masehi (lebih dari 1400 tahun) berperan sebagai referensi pertama yang menuturkan fase
  • – fase tertentu pada janin (Zaglul, 2012:5). Allah SWT berfirman dalam menjelaskan
  • – fase perkembangan janin dalam surat Al-

  Mu’minun ayat/23 Ayat 12 – 14 :

                                       

  

“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati

(berasal) dari tanah (12) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang

disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13) Kemudian air mani itu Kami

jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging,

dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu

  

Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang

(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik (14)”.

  (Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al- Qur’an, 2006 : 711).

  Tema ayat ini berbicara tentang fase pertama penciptaan manusia yaitu dari nuthfah. Tidak hanya itu, sebelum para ilmuan barat berfikir dan memperdebatkan asal mula alam semesta dengan teori Big Bangnya, bahwa berdasarkan pengamatan astronomis, mereka melihat bahwa efek ledakan Big Bang masih berlangsung hingga kini (Heru, 2013:5). Al- Qur’an pun telah lebih dahulu membahasnya dalam surat Al-Anbiya (21):30 :

          

             

  

“Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan

bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan

antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka

Mengapakah mereka tiada juga berima n?” (Yayasan Penyelenggara Penterjemah

  Al- Qur’an, 2006 : 671).

  Menurut Yusuf Al-Hajj (2008:48), pada mulanya langit hanya satu lapis, kemudian Allah SWT membelah dan membaginya dalam tujuh lapis. Demikian juga bumi, ia dulunya satu lapis kemudian Allah membelahnya menjadi tujuh lapis.

  Begitu banyak keistimewaan Al- Qur’an, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi, kitab suci yang mendapatkan perhatian sangat besar dan mendapat tempat sangat istimewa di hati para makhluk, sejak Allah menciptakan manusia sampai hari kiamat adalah Al-

  Qur’an (Zaglul, 2012:3). Al-

  Qur’an merupakan pedoman hidup manusia yang sangat lengkap isinya serta selalu relevan dengan perubahan zaman. Al- Qur’an bukan sekedar memuat hubungan manusia dengan Tuhannya (hablum min

  

(hablum min An-nas), bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.

  Al- Qur’an menurut bahasa berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sangat tepat, karena tidak ada manusia yang mampu menandingi kesempurnaan Al-

  Qur’an yang mulia itu (Quraish 1992:3). Diantara nama Al-

  Qur’an yang lainnya juga adalah adz-Dzikru yang berarti pengingat (Baqir 2006:6), manusia muslim diwajibkan membacanya untuk mengingat dan menerapkan ajaran – ajarannya.

  Membaca Al- Qur’an adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dengan begitu, maka belajar Al-

  Qur’an dan mengajarkannya juga merupakan kewajiban bagi muslim. Allah mencatatkan kebaikan kepada setiap muslim yang mau belajar dan mengajarkan Al-

  Qur’an. Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Bukhori :

  ُهَمَّلَعَو َنآْرُقْلا َمَّلَعَت ْهَم ْمُكُرْيَخ

“Sebaik – baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya” (Sa’dulloh 2008:14). Belajar membaca Al- Qur’an harus dilakukan sedini mungkin pada anak

  • – anak agar dapat dengan mudah mempelajarinya. Di lingkungan sekitar penulis, biasanya anak
  • – anak mulai belajar membaca Al-Qur’an sejak dia berusi
  • – 4 tahun dengan belajar di TPQ atau tempat belajar membaca Al-

  Qur’an yang lain. Kemudian setelah dia memasuki usia sekolah TK atau SD maka dia juga akan mendapat pelajaran membaca Al- Qur’an di sekolahnya, terutama mereka yang bersekolah di Madrasah

  Qur’an yang cukup. Sedangkan mereka yang menempuh pendidikan dasar di sekolah umum dalam hal ini SD, walaupun mereka mendapatkan porsi belajar membaca Al-

  Qur’an yang kurang mereka akan tetap belajar membaca Al- Qur’an di tempat – tempat belajar Al-Qur’an di sekitar rumahnya, misal di TPQ, mushola, atau bahkan ada yang sambil mondok.

  Semangat dan motivasi mereka saat SD belajar membaca Al- Qur’an sangatlah tinggi. Namun setelah memasuki masa usia SMP/MTs sederajat apakah semangat mereka dalam mempelajari membaca Al- Q ur’an tetap tergolong tinggi? Sebagian siswa MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang yang sempat penulis wawancara singkat saat survey sebelum penelitian dilakukan, yang penulis laksanakan pada hari Rabu tanggal 13 April 2016 tentang semangat dia dalam belajar Al-

  Qur’an mengungkapkan bahwa dia merasa jenuh dan bosan dalam belajar Al- Qur’an karena merasa sudah merasa terlalu lama belajar membaca Al- Qur’an. Namun tidak sedikit pula dari mereka yang merasa masih semangat belajar membaca Al- Qur’an, ketika ditanyai alasannya mereka menjawab karena merasa senang belajar dan membaca Al-

  Qur’an. Bahkan ada beberapa siswa yang merasa senang dan tertantang untuk menghafal Al- Qur’an.

  Rasa senang dan semangat dalam belajar Al- Qur’an tentunya merupakan kabar gembira yang perlu diapresiasi. Namun penulis ironi dengan siswa yang merasa jenuh untuk belajar membaca Al- Qur’an. melakukan sesuatu. Ketika kita mempunyai semangat, motivasi dan minat yang tinggi untuk belajar sesuatu, maka insyaallah kita akan mudah mempelajarinya, akan tetapi kita tidak memiliki minat dan motivasi tersebut maka kita akan malas untuk mempelajarinya dan tentunya ini akan berpengaruh pada pencapaian prestasi yang kita raih. Begitu pun dalam belajar membaca Al-

  Qur’an, kita harus memiliki minat dan motivasi yang tinggi.

  Belajar membaca Al- Qur’an merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Bagi siswa MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang, pelajaran membaca Al-

  Qur’an menjadi sangat penting baginya, karena selain kewajiban sebagai muslim, pelajaran membaca Al- Qur’an juga termasuk ke dalam kurikulum Madrasah. Sehingga para siswa harus mampu membaca Al-

  Qur’an dengan baik dan benar. Yang menjadikan MTs Al-Manar berbeda dengan sekolah lain adalah pembiasaan membaca Al- Qur’an. kemampuan siswa dalam membaca Al- Qur’an akan diukur oleh sekolah, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam membaca Al-

  Qur’an. Tinggi rendahnya kemampuan membaca Al-Qur’an siswa salah satu faktornya adalah minat dan motivasi belajar siswa dalam belajar membaca Al- Qur’an.

  Minat siswa terhadap pelajaran merupakan kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) dengan siswa yang sikapnya hanya menerima kepada pelajaran. Mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk bisa terus tekun karena tidak ada pendorongnya.

  Minat merupakan faktor psikologis yang akan mempengaruhi belajar. Minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada bahan/mata pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya. Apabila siswa tidak berminat kepada bahan/mata pelajaran juga kepada gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar. Oleh karena itu, guru harus memberi motivasi agar siswa mau belajar dan memperhatikan pelajaran.

  Guru perlu sekali mengenal minat-minat muridnya, karena ini penting bagi guru untuk memilih bahan pelajaran, merencanakan pengalaman-pengalaman belajar, menuntun mereka ke arah pengetahuan, dan untuk mendorong motivasi belajar mereka (Hamalik, 2008: 105).

  Minat juga sebagai salah satu faktor internal mempunyai peranan dalam menunjang prestasi belajar siswa, siswa yang tidak berminat terhadap bahan pelajaran akan menunjukkan sikap yang kurang simpatik, malas dan tidak bergairah mengikuti proses belajar mengajar. Untuk merangsang perhatian siswa setiap guru dituntut harus mampu menciptakan suasana proses belajar mengajar sedemikian rupa sehingga mampu menarik perhatian siswa terhadap apa yang diberikan. Suatu keadaan yang menarik perhatian siswa diharapkan dapat menimbulkan minat dan motivasi belajar siswa.

  (2009: 8). Minat merupakan kecenderungan untuk memperhatikan dan berbuat sesuatu. Syah (2010: 152) juga mengungkapkan bahwa minat itu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap Al-

  Qur’an akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan (Syah, 2010 : 152).

  Berdasarkan survey di MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang penulis lakukan sebelum penelitian, tepatnya pada hari Rabu tanggal 13 April 2016. Sebagian dari siswa ada yang mengaku senang dengan pelajaran Al-

  Qur’an dan sebagian siswa mengaku tidak senang dengan pelajaran Al- Qur’an. Bahkan Tidak jarang siswa yang memandang Al- Qur’an sebagai mata pelajaran yang sulit. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar membaca Al-

  Qur’an siswa di MTs Al- Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang beragam ada yang kurang sedang bahkan tinggi.

  Beberapa faktor yang terduga dalam keberhasilan siswa belajar. Keberhasilan belajar anak tidak hanya ditentukan oleh faktor yang ada dalam dirinya, kekuatan-kekuatannya, bakat-bakatnya namun juga

  Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran Al- Qur’an sangat berpengaruh terhadap minat dan aktivitas belajarnya. Faktor kesehatan badan, seperti kesehatan yang prima dan tidak dalam keadaan sakit atau lelah, akan sangat membantu dalam memusatkan perhatian terhadap pelajaran, sebab pelajaran Al-

  Qur’an memerlukan kegiatan mental yang tinggi, menuntut banyak perhatian dan pikiran jernih. Oleh karena itu apabila siswa mengalami kelelahan atau terganggu kesehatannya, akan sulit memusatkan perhatiannya dan berpikir jernih.

  Selanjutnya metode dan gaya mengajar guru juga memberi pengaruh terhadap minat siswa dalam belajar Al- Qur’an. Oleh karena itu hendaknya guru dapat menggunakan metode dan gaya mengajar yang dapat menumbuhkan minat dan perhatian siswa.

  Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang hal tersebut dan dituangkan dalam skripsi yang berjudul : “HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas 7 di

  MTs Al- Manar Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016)”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana minat belajar membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah

  2016/2017? 2. Bagaimana kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah

  Tsanawiyah Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? 3. Adakah hubungan minat belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Tengaran Kabupaten

  Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian merupakan hal besar manfaatnya bagi peneliti, yang akan memberikan arahan pokok-pokok yang akan diteliti. Hal ini memudahkan peneliti untuk mengerjakan dan mencari data-data yang diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui minat belajar membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di

  Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 2. Untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di

  Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 3. Untuk mengetahui ada atau tidak hubungan minat belajar dengan

  Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 D.

   Hipotesis Penelitian

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian (Azwar, 2007:49). Sementara itu menurut Suharsimi (1998: 67), Hipotesis dapat diartikan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti data terkumpul.

  Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis alternatif (ha). Hipotesis alternatif dirumuskan sebagai berikut:

  “Ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dengan kemampuan membaca Al- Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-

  Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017”.

E. Kegunanaan Penelitian

  Hasil penelitian diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang hubungan minat dan belajar dengan kemampuan membaca Al- Qur’an siswa, sehingga dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis:

  1. Secara teoritis Menambah pengetahuan dan wawasan bagi guru PAI dalam melaksanakan pembelajaran Al-

  Qur’an; b. Penelitian ini dapat menjadikan rujukan atau referensi peneliti selanjutnya.

  2. Secara praktis a.

  Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan guru PAI dalam pelaksanaan pembelajaran Al- Qur’an, terutamabagi guru Al-Qur’an di

  MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang b. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi lembaga pendidikan agar mampu memberikan motivasi dan menarik minat siswa agar semangat dalam belajar, terutama dalam belajar membaca Al- Qur’an.

F. Definisi Operasional 1.

  Minat Belajar Menurut Sriyanti (2009: 8), minat merupakan kecenderungan untuk memperhatikan dan berbuat sesuatu. Menurut Pasaribu dan Simandjutak

  (1983: 52), minat adalah suatu motif yang menyebabkan individu itu berhubungan secara aktip dengan barang yang menariknya. Sementara itu Slameto (1998 : 182) menerangkan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

  Djamarah (2008:166) mengungkapkan bahwa minat dapat diekspresikan anak didik melalui : a.

  Menyukai sesuatu daripada yang lainnya b.

  Berpartisipasi aktif dalam suatu kegiatan c. Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya dan sama sekali tidak menghiraukan sesuatu yang lain. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Slameto (2010:180) yang menyatakan bahwa : “Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.”

  Berdasarkan dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikutip di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang.

  Dengan demikian, dapat dirumuskan dimensi dari minat sebagai berikut (Slameto, 2010 : 180) : a.

  Kesiapan siswa mengikuti pelajaran, b.

  Motivasi atau dorongan siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an, c. Partisipasi siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an d.

  Perhatian siswa dalam pembelajaran e. Menyenangi pelajaran f. Itensitas membaca Al-qur’an

  Kemudian dari rumusan dimensi di atas, bisa kita tuliskan indikator a.

  Kesiapan siswa mengikuti pelajaran Indikatornya adalah :

  1.1 Datang tepat waktu

  1.2 Membawa buku pelajaran

  1.3 Membaca materi yang akan disampaikan b. Motivasi siswa dalam belajar

  Indikatornya adalah :

  1.1 Semangat mengikuti pelajaran

  1.2 Merasa ingin pandai

  1.3 Merasa belajar itu penting c. Partisipasi siswa dalam belajar

  Indikatornya adalah :

  1.1 Bertanya jika mengalami kesulitan

  1.2 Merasa senang jika aktif

  1.3 Antusias jika menjawab pertanyaan saat diskusi d.

  Perhatian siswa dalam pembelajaran Indikatornya adalah : 1.1.

  Memperhatikan penjelasan guru 1.2. Tidak becanda saat pelajaran 1.3. Mencatat hal – hal yang penting e. Menyenangi pelajaran

  Indikatornya adalah : Merasa senang dengan pelajaran 1.2.

  Merasa sedih ketika guru tidak hadir 1.3. Senang jika diberikan PR oleh guru f. Itensitas belajar

  Indikatornya adalah :

  1.1 Selalu menyempatkan belajar atau membaca

  1.2 Mempunyai jadwal belajar rutin

  1.3 Meluangkan waktu untuk belajar 2. Kemampuan Membaca Al-Qur’an

  Dalam KBBI, kemampuan berasal dari kata mampu berarti kuasa, bisa, sanggup melakukan sesuatu. Mendapat imbuhan ke-an yang berfungsi sebagai kata kerja yang berarti kesanggupan dalam melaksanakan sesuatu (Nur Khalif 1994: 252). Hampir sama dengan pendapat Yudianto (2001: 338) bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kekayaan kekuatan, sedangkan kemampuan berasal dari kata mampu yang artinya kuasa.

  Sedangkan membaca berarti melihat serta memahami dari apa yang tertulis. Menurut Sayuti membaca merupakan suata kegiatan yang bertujuan memahami makna dan tujuan dari membaca (Faisal 2005:14). Hampir sama Dalman (2013: 5) mendefinisikan membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan.

  Sementara itu Al- Qur’an adalah wahyu Illahi yang diturunkan ummatnya dengan jalan mutawatir, yang dihukum kafir orang yang mengingkarinya (Ash Shiddieqy, 1990:3).

  Jadi yang penulis maksudkan dengan kemampuan membaca Al- Qur’an adalah kecakapan, kekuasaan, kesanggupan seseorang dalam melihat serta membunyikan huruf

  • – huruf hijaiyah yang terangkai dalam ayat – ayat suci Al-

  Qur’an yang merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

  Definisi tersebut perlu dijabarkan lagi secara operasional untuk mempermudah pengukuran variabel jika diterapkan dalam konteks penelitian, yaitu kemampuan membaca Al- Qur’an dikalangan siswa MTs.

  Kemampuan membaca Al- Qur’an merupakan istilah yang lazim digunakan dalam perbincangan umum, tetapi memiliki pengertian dan penafsiran yang beraneka ragam. Batasan operasional perlu penulis sampaikan untuk memperjelas cakupan keluasan makna yang terkandung dalam penelitian ini, serta menetapkan secara rinci kegiatan yang harus dilakukan untuk mengukur variabel penelitian.

  Kemampuan membaca adalah kecakapan yang diperagakan oleh siswa dalam membaca Al- Qur’an dilihat dari tiga komponen utama, yaitu: makhraj, tajwid dan kelancaran bacaannya. Makhraj berkaitan dengan pengucapan huruf-huruf arab secara benar dan jelas. Tajwid berkaitan dengan cara memperbagus bacaan Al-

  Qur’an. Kelancaran bacaan diukur dari kecepatan, komponen tersebut disatukan sebagai alat ukur kesempurnaan dalam membaca Al-

  Qur’an. Dua komponen lain, yaitu lagu dan adab membaca Al-Qur’an tidak dijadikan evaluasi, karena tujuan penelitian ini hanya mengukur tingkat kemampuan siswa dalam membaca Al-

  Qur’an. Masing-masing komponen berisi indikator yang secara bertingkat menunjukkan cakupan penguasaan keterampilan membaca Al- Qur’an.

G. Metode Penelitian 1. Pengertian penelitian

  Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang dalam proses penelitian, baik pada waktu mengumpulkan data maupun mengolah data, diperlukan metode yang sesuai dengan permasalahan (Asih, 2006:6).

2. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

  Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dikarenakan penulis hanya mengumpulkan data sebanyak- banyaknya mengenai faktor-faktor pendukung antara variabel, kemudian dianalisis untuk menanamkan peranan antar variabel penelitian. Rancangan penelitian ini adalah penelitian korelasi. Peneliti hanya mencari hubungan antara variabel X, yaitu minat belajar dan variabel Y, yaitu kemampuan membaca Al- Qur’an.

3. Populasi dan Sampel

  Populasi adalah seluruh yang dimaksudkan untuk diselidiki (Hadi, 1977: 220). Sementara itu menurut Kasiram (2010 : 257), populasi yaitu keseluruhan obyek yang menjadi sasaran penelitian dan sampel akan diambil dari populasi ini. Sedangkan Bambang (2005: 119) menuliskan bahwa populasi adalah keseluruhan gejala atau satuan yang ingin diteliti. Penulis menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek atau satuan yang menjadi sasaran penelitian.

  Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai populasi adalah seluruh siswa kelas 7 MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang, tahun 2016 yang berjumlah 56 siswa. Terdiri dari 26 siswa laki

  • – laki, dan 30 siswi perempuan.

  Sampel adalah sebagian dari populasi (Hadi, 1977: 221). Sependapat dengan Hadi, menurut Bambang (2005: 119) sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Tidak sulit bagi penulis menyimpulkan bahwa sampel adalah sebagian obyek dari populasi yang mewakili populasi dalam penelitian.

  Penulis melakukan penelitian di lapangan, dalam menentukan sampel sesuai dengan pendapat Deni Darmawan (2014: 143) dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif bahwa jika ukuran populasi di atas 1.000 maka sampel diambil sekitar 10% sudah cukup, tetapi jika ukuran populasinya 100, sampelnya paling sedikit 30%, dan kalau populasinya

  Teknik sampling yaitu cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel (Hadi, 197, 222). Ada dua jenis teknik penarikan sampel, yaitu teknik penarikan sampel probabilita dan teknik penarikan sampel nonprobabilita (Bambang, 2005: 122). Penarikan sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik penarikan sampel probabilita yaitu suatu teknik penarikan sampel yang mendasarkan diri bahwa setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Bambang, 2005: 122). Dan karena jumlah populasi hanya 56 atau kurang dari 100 maka yang seluruh anggota populasi bertindak sebagai sampel atau subjek penelitian, atau penelitian ini adalah penelitian populasi.

1. Metode Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan penulis untuk mendapatkan data yang dibahas dalam penelitian. Data penelitian terkumpul melalui berbagai metode antara lain: angket (quetionare), wawancara, observasi, studi dokumentasi dan sebagainya (Alfred L., 2011: 49).

  Dengan berbagai pertimbangan terutama subjek penelitian dan indikator dari 3 variabel yang akan diteliti, maka metode yang digunakan adalah sebagai berikut : a.

  Angket Angket sering juga disebut kuesioner, yaitu suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau dalam suatu bidang (Koentjaraningrat, 1994:173). Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2010:1999). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang minat belajar siswa kelas 7 di MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

  b.

  Dokumentasi Yaitu pengumpulan data dengan melihat benda-benda tertulis, seperti : nilai rapotnya, yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa/ kemampuan membaca Al- Qur’an siswa. Metode ini penulis gunakan untuk mengambil data nilai rapor Al- Qur’an siswa.

  c.

  Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1998:139). Dalam penelitian ini metode tes digunakan untuk menguji kemampuan siswa dalam membaca Al- Qur’an. Metode tes yang digunakan yaitu tes lisan (membaca

  Al- Qur’an) Tes membaca Al-Qur’an materi suratnya secara acak diambil dari Al-

  Qur’an. Para siswa secara bergantian mendapat tugas membaca Al-Qur’an masing-masing sebanyak 2 sampai 3 ayat secara acak dengan pengawasan langsung oleh peneliti.

  2. Instrumen Penelitian baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitan (Sugiyono, 2011: 102). Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, penulis membuat suatu instrumen penelitian yang di dalamnya terdapat pertanyaan- pertanyaan tentang variabel - variabel yang ingin diteliti dan diketahui datanya. Instrumen yang akan digunakan adalah angket atau kuesioner dan dokumentasi.

  a.

  Angket atau kuesioner Bentuk angketnya adalah multiple choice (pilihan ganda). Penulis menggunakan skala ordinal (skala 4), dengan alternatif jawaban setiap pertanyaan adalah A, B, C dan D. Skor A adalah 4, skor B: 3, skor C: 2, dan skor D: 1. Jumlah pertanyaan atau soal angket sebanyak 18 buah. Sumber datanya adalah siswa kelas 7 MTs Al- Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Adapun indikator dan kisi

  • – kisi angketnya adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Kisi

  • – Kisi Angket Minat Belajar Al-Qur’an Siswa

  No Dimensi Indikator Soal/pernyataan Nomor Soal

  1 Kesiapan

  1. Datang tepat waktu

  a. 1, 2, Saya tidak pernah siswa

  2. Membawa buku telat mengikuti dan 3 mengikuti pelajaran pelajaran Al- pelajaran,

  3. Membaca materi Qur’an? yang akan b.

  Saya tidak pernah disampaikan ketinggalan buku pelajaran Al-Quran saat ada jadwalnya? c. Saya membaca materi pelajaran yang akan disampaikan

  2 Motivasi atau 1.

  a. 4, 5, Semangat Saya semangat dorongan mengikuti pelajaran mengikuti dan 6 siswa dalam 2. ingin pelajaran Al-

  Merasa pembelajaran, pandai Qur’an 3.

  b. Merasa belajar itu Saya ingin pandai penting membaca Al-

  Qur’an c. Saya merasa belajar Al-

  Qur’an 7, 8, dan 9

  Qur’an b. Saya tidak becanda dengan teman saat

  Saya memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran Al-

  3. Mencatat hal – hal yang penting a.

  2. Tidak becanda saat pelajaran

  Memperhatikan penjelasan guru

  4 Perhatian siswa dalam pembelajaran 1.

  Saya antusias untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru Al-

  Qur’an penting bagi saya

  Al- Qur’an di kelas c.

  Jika tidak paham atau mengalami kesulitan, maka saya akan bertanya kepada guru b.Saya senang jika disuruh membacakan

  2. Merasa senang jika aktif 3. Antusias jika menjawab pertanyaan saat diskusi a.

  Bertanya jika mengalami kesulitan

  Qur’an 1.

  3 Partisipasi siswa dalam pembelajaran Al-

  10, 11, dan 12 pelajaran Al- Qur’an berlangsung c.

  Saya mencatat hal – hal yang penting saat pelajaran Al- Qur’an

  5 Menyenangi pelajaran

  1. Merasa senang dengan pelajaran 2. Merasa sedih ketika guru tidak hadir

  3. Senang jika diberikan PR oleh guru a.

  Saya senang dengan pelajaran Al- Qur’an b. Saya merasa sedih jika guru Al-

  Qur’an terlambat masuk kelas atau tidak berangkat c.

  Saya merasa senang dengan tugas atau PR yang diberikan oleh guru Al-

  Qur’an 13, 14, dan 15

  6 Itensitas membaca Al- Qur’an 1.

  Selalu menyempatkan belajar atau membaca

  2. Mempunyai jadwal belajar rutin a.

  Saya selalu menyempatkan membaca Al-

  Qur’an b. Saya mempunyai jawdal rutin membaca Al-

  Qur’an 16, 17, dan 18

  • – kisi tesnya adalah sebagai berikut :
  • – kisi Penilaian Tes Membaca Al-Qur’an Kriteria Indikator/komponen penilaian Makhroj Tajwid Kelancaran Tinggi

  1. Siswa dapat membacakan hukum nun mati dengan benar

  1. Siswa kurang

  1. Siswa kurang

  Sedang

  2. Siswa dapat merangkai kata perkata dengan tepat

  1. Siswa dapat membaca dengan lancar, jelas, dan benar

  2. Siswa dapat membaca mad dengan benar

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR ( Studi Kasus pada Kelas VIII MTs NU Salatiga 2008 ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 91

Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 23 119

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 1 84

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KARANGGEDE TAHUN 20142015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 88

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KARANGGEDE TAHUN 20142015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 94

IMPLEMENTASI METODE UMMI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA SISWA SMP IT IZZATUL ISLAM GETASAN KEBUPATEN SEMARANG TAHUN 20152016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 118

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN SURAT AN NAHL AYAT 90-91 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 83