Optimasi Tween 80 dan Span 80 dalam formulasi sediaan krim kefir susu kambing dengan metode Simplex Lattice Design - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

OPTIMASI TWEEN 80 DAN SPAN 80 DALAM FORMULASI SEDIAAN
KRIM KEFIR SUSU KAMBING DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE
DESIGN

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Nourmalita Pertamasari
(148114037)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


OPTIMASI TWEEN 80 DAN SPAN 80 DALAM FORMULASI SEDIAAN
KRIM KEFIR SUSU KAMBING DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE
DESIGN

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Nourmalita Pertamasari
(148114037)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

i


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Persefujuan Pembimbin g
OPTTMASI TWEEN 80 DAN SPAN 80 DALAM FORMULASI SEDIAAN

KRIM KETIR KAMBING DENCA}I METODE SIMPLEX I,ATruCE
DESIGN

Skripsi yaa€ diajukmr oleh

Noum.alitaPertmasari

NIM:

148114037

Telah disetujui oleh

Pembimbine


Utma

0t^a.
( Wahyuning Setymi, M.Sc, Apt.

)

10 Januari 2019

:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peugesahan Skripsi Berjudul

OPTIMASI TWEEN

80


I}A}t SPAFI 80 DALAM FOR}IULASI SEI}IAAN

KRIIi{ KErIR KAMBING DENGAI\I METOI}E SIMPLEX LATTICE
DESIGN
Oleh:
Nourrnalita Pertmnasari

NIM:

148114037

Dipertahankan di hadapan Pauitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dtlafirra
Pada tanggal : 2l larrroan

2Al9

Mengetahui

Fakultas Farmasi
Universita.s Sanata Dharnra

G*i

{d

#k't

Sri Hartini, Apt.

Panitia Penguji Skripsi

1.

Wahyuning Setyani, MSc., Apt.

2.

Dr. Rini Dwia$tuti, M.Sc., Apt


3.

Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt.

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAI{

Hidup ini ;eperti *epeds,
ASar tet

kau har

Karya ini ku persernbahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya karya ilmiah ini dapat terselesaikan, kedua orangfua dan adik serta sahabat

*


sahabat yang selalu menemani dan setia memberikan dukungan baik moril dan

materil serata mengingatkanku agar cepat menyelesaikan karya ini.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis

ini

tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang teiah
disebutkan dalam kutipan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.

Jika suatu hari nanti ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini,
maka saya bersedia menanggung sanksi sesuai dengan peraturan perundang


-

undangan yang berlaku.
Yogyakart a, 2l

J an,uari 2A 19

Penulis,

y[
Nourmalita Pertamasari

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma


Nama
Nomor

:

:

Nourmalita Pertamasari

Mahasiswa : 148114037

Demi perkembangan ilmu pengetahuan saya memberi kepada
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

Perpustakaan

:

OPTIMASI TWEEN 80 DAN SPAN 80 DALAM FORMULASI SEDIAAN


KRIM KEFIR SUSU KAMBING DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE
DESIGN
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam
benfuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya ataupun memberi royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai pemulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal

:21 Januari 2019

Yang menyatakan

Nourmalita Pertamasan


v1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, berkat
dan penyertaan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “ Optimasi Tween 80 dan Span 80 dalam Formulasi Sediaan Krim
Kefir Susu Kambing dengan Metode Simplex Lattice Design “ ini dengan baik
sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penyusunan hingga penyelesaian skripsi ini, penulis tidak
lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada :
1. Orang tua penulis, Suharta dan Chrispina Ernawati serta adik Paulina Dwi
Habsari yang selalu memberikan dukungan motivasi dan doa.
2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing saya dari awal hingga akhir sehingga skripsi dapat
diselesaikan dengan baik.
4. Ibu Beti Pudyastuti M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan untuk menjadikan skripsi ini lebih baik.
5. Dr. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan untuk menjadikan skripsi ini lebih baik.
6. Pak Mus, Mas Agung, Pak Kayat, Mas Bimo, dan Pak Parlan serta semua
staff yang telah bersedia membantu penulis selama penelitian.
7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Farmasi yang telah berbagi
pengetahuan.
8. Bara Aryadi Tama yang selalu memberikan kebahagian, semangat dan
harapan dalam menyelesaikan skripsi.
9. Sahabat – sahabat terkasih yang selalu mendukung, Dhara, Maya, Felis,
Via, Jessica, Nabila, Octa, Mega dan Beatrice.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10. Rekan penelitian Karmel, Roy, Jenny, Aldo, Tomi, Yoyo yang telah
menemani dan memberikan dukungan.
11. Teman- teman kost “ Gita” : Gio, Vero, Natalia, Cing-Cing, Inge, Mbak
Yesi, Mbak Ucil, Mbak Tera, Marisa, Tata dan Kak Reta yang menemani
dan mendukung penulis selama merantau di Jogja.
12. Teman – teman terkasih Putra, Parlin, Rizky, Anggi, Danti, Wahyu, Panji,
dan Fati, yang selalu memberikan penghiburan dan semangat kepada
penulis.
13. Teman – teman FSMA 2014 dan keluarga PSM Cantus Firmus atas
kerjasama, dinamika, kebersamaan dan penghiburan selama 4 tahun ini.
14. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan naskah skripsi ini, namun tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekuarangan dalam penyusunan
skripsi ini sehingga penulis berharap menerima kritik dan saran yang membangun.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai ilmu pengetahuan khusunya dibidang
formulasi.

Penulis

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... .i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................. vi
PRAKATA............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiii
ABSTRACT........................................................................................................... xiv
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
METODE PENELITIAN........................................................................................ 3
KESIMPULAN ..................................................................................................... 19
SARAN ................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
LAMPIRAN.......................................................................................................... 24
BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 45

DAFTAR ISI

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel I. HLB Campuran Formula 1 – Formula 5 ................................................. 6
Tabel II. Formula Krim Kefir (100 gram) dan Bahan............................................ 6
Tabel III. Hasil Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Krim Kefir Susu Kambing ... 12
Tabel IV. Hasil One sample T test seluruh respon................................................ 16

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kurva Konsentrasi kefir susu kambing (ppm) terhadap % Inhibisi .... 10
Gambar 2. Grafik pengaruh variasi emulgator tiap formula terhadap viskositas . 13
Gambar 3. Kurva Pergeseran viskositas ............................................................... 14
Gambar 4. Grafik pengaruh variasi emulgator tiap formula terhadap daya sebar 15
Gambar 5. Contourplot superimposed Formula Optimum ................................... 18

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan pembuatan larutan ........................................................ 24
Lampiran 2. Pengukuran Aktivitas Antioksidan Kefir Susu Kambing................. 25
Lampiran 3. Hasil Pengujian Tipe Emulsi ............................................................ 27
Lampiran 4. Data Uji pH....................................................................................... 28
Lampiran 5. Uji Viskosistas Real Time ................................................................ 28
Lampiran 6. Uji Daya Sebar ................................................................................. 29
Lampiran 7. % Pergeseran Viskositas................................................................... 30
Lampiran 8. Persamaan SLD Viskositas Siklus 0 (awal setelah pembuatan)....... 32
Lampiran 9. Persamaan SLD Daya Sebar............................................................. 33
Lampiran 10. Persamaan SLD Pergeseran Viskositas .......................................... 34
Lampiran 11. Analisis Statistik One Sample T Test Taraf Kepercayaan 95%...... 37
Lampiran 12. Shapiro-Wilk Test ........................................................................... 38

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Penelitian optimasi komposisi emulgator Tween 80 dan Span 80 dalam
krim kefir susu kambing menggunakan metode Simplex Lattice Design bertujuan
untuk mengetahui kadar aktivitas antioksidan kefir susu kambing dan mengetahui
komposisi optimum formula krim kefir susu kambing yang menghasilkan sediaan
krim dengan kriteria sifat fisik dan stabilitas yang baik, viskositas (40 – 400
d.Pa.s), daya sebar (5-7 cm), dan pergeseran viskositas (< 10%).
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan variabel eksperimental dua
faktor (Tween 80 dan Span 80) dengan jumlah kombinasi emulgator 10% dari
total formula. Sifat fisik krim diuji secara organoleptis (warna, bentuk dan bau),
pH, tipe emulsi, viskositas awal, daya sebar dan pergeseran viskositas.
Berdasarkan penelitian, kefir susu kambing memiliki aktivitas antioksidan
dengan tingkat aktivitas antioksidan sedang yaitu 150,139 ppm. Kefir susu
kambing dapat diformulasikan menjadi bentuk sediaan krim dan diperoleh area
komposisi optimum yaitu formula 1, 2, 3 dan 4 serta ditentukam formula 3
sebagai titik komposisi optimum dengan perbandingan 50% Tween 80 dan 50%
Span 80.
Kata kunci : kefir, antioksidan, Tween 80, Span 80, Simplex Lattice Design

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
The optimum research on the composition emulgator Tween 80 and Span
80 in kefir goat’s milk cream using of Simplex Lattice Design method aims to
find out the level of antioxidant activities kefir goat’s milk and observe the
optimum composition in kefir goat’s milk cream formula that produces cream
preparations with good physical and stability, viscosity ( 40 – 400 d.Pa.s ),
spreadability (5-7 cm), and viscosity shift (10%)
This research is both experimental variables with two experimental
factors (Tween 80 and Span 80) with the number of combinations emulgator 10%
of the total formula. Physical properties of a cream tested in organoleptis (colour,
phase and odour), pH , emulsion type, viscosity, spreadability, and viscosity shift.
Based on research, the kefir goat’s milk has an antioxidant activity with
level of antioxidant activity are namely 150,139 ppm. Kefir goat’s milk can be
formulated into cream dosage forms and the optimum composition area obtained
was formula 1, 2, 3 and 4 determined formula 3 as the optimum composition of
the comparison with 50% Tween 80 and 50% Span 80.
Keywords : kefir, antioxidant, Tween 80, Span 80, Simplex Lattice Design

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN
Kulit merupakan salah satu organ terbesar dari tubuh, hampir sekitar 15
% dari berat total tubuh orang dewasa. Kulit memiliki berbagai fungsi penting,
yaitu melindungi tubuh dari bahan- bahan yang bersifat kimia, fisika, dan biologis
eksternal, serta mencegah terjadinya kehilangan atau kekurangan air dalam tubuh
dan sebagai termoregulasi (Lyons dan Ousley, 2015). Tanpa disadari kulit secara
terus menerus terpapar oleh udara, radiasi matahari, dan polusi lingkungan lainnya
yang mengandung radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul yang tidak
stabil karena kehilangan elektron sehingga dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan dan kematian dari sel (Poljask and Dahmane, 2012). Radikal bebas
merupakan salah satu faktor eksternal penyebab proses penuaan dini. Proses
penuaan dini ditandai dengan munculnya noda hitam atau flek, keriput, kondisi
kulit kering bersisik dan kasar. Proses penuaan dini dapat dicegah dengan
menggunakan senyawa antioksidan (Swastika, Mufrod dan Purwanto, 2013).
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat mengatur transfer elektron sehingga
kerusakan sel yang disebabkan reaksi oksidasi radikal bebas dapat dihambat
(Poljask and Dahmane, 2012). Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai sumber
yaitu berasal dari sintesis senyawa kimia dan bahan – bahan alami seperti buah buahan, sayuran ataupun produk susu fermentasi.
Kefir merupakan produk susu fermentasi dari biji – bijian kefir yang
berisi campuran kompleks bakteri dan ragi yang hidup bersimbiosis. Dalam
kehidupan sehari – hari kefir memiliki berbagai manfaat diantaranya
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, pencernaan, perawatan klinis penyakit
metabolik, hipertensi, penyakit jantung iskemik, alergi, antimikroba, antivirus,
antimutagenik dan memiliki efek antioksidan (Ersan et al., 2016). Untuk
memprodukasi kefir dibutuhkan dua komposisi utama yaitu susu dan biji- bijian
kefir.

Susu yang dibutuhkan dalam pembuatan kefir dapat diproduksi dari

berbagai macam susu seperti susu semi skim atau susu pasteurisasi kambing, sapi,
domba, unta dan kerbau (Rosa et al., 2017). Komposisi kefir selanjutnya adalah
biji – bijian kefir yang memiliki karakteristik berbentuk agar- agar yang tidak
teratur, tidak larut dalam air, dan ukurannya bervariasi dari 0,3-3,5 cm
1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diameternya, memiliki warna putih atau kuning-putih serta teksturnya kuat namun
berlendir (Setyowati dan Setyani, 2016).
Menurut Ersan et al., (2016) komponen alami kefir susu kambing seperti
asam amino (tirosin dan sistein), vitamin (A dan E), karotenoid dan sistem enzim
superoksida dismutase, katalase dan glutation periksidase menunjukkan bahwa
produk kefir susu kambing memiliki aktivitas antioksidan yang mampu mengatasi
radikal bebas dengan menghambat askorbat dan asam linoleate autooksidase. Pada
penelitian yang dilakukan Ersan et al., (2016) aktivitas antioksidan pada kefir susu
kambing ditentukan dengan menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2picrylhydrazil) yang menunjukkan hasil semakin lama proses fermentasi maka
aktivitas antioksidan meningkat. Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat
ditetapkan kadar aktivitas antioksidan kefir susu kambing dengan metode DPPH.
Kefir susu kambing memiliki kandungan lemak yang tinggi sehingga
memiliki sifat lipofilik, berdasarkan hal tersebut kefir susu kambing yang
merupakan bahan aktif alami ini cocok untuk dibuat dalam bentuk sediaan krim.
Krim merupakan suatu sediaan semisolid yang praktis, mudah dikembangkan
dalam industri kosmetik. Menurut Farmakope Indonesia edisi V (2014), krim
merupakan suatu sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang larut ataupun terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Berdasarkan
pada basis krim memiliki 2 jenis yakni krim hidrofobik tipe air dalam minyak
(A/M) dan hidrofilik tipe minyak dalam air (M/A). Krim hidrofobik memiliki
rentang HLB sekitar 3-6 dengan emulgator berjenis lemak, sorbitan ester atau
monosakarida. Krim hidrofilik memiliki rentang HLB sekitar 8 – 18. Bentuk
sediaan krim hidrofilik lebih dipilih karena memiliki pelepasan obat yang baik,
mudah diaplikasikan pada kulit dan mudah dibersihkan atau dicuci sehingga tidak
meninggalkan lapisan minyak dalam kulit (Rowe et al., 2009).
Pada pembuatan krim perlu mempertimbangkan pemilihan emulgator
atau emulsifying agent.

Pemilihan emulgator harus diperhatikan agar dapat

diperoleh suatu sistem emulsi yang baik dan sediaan emulsi yang stabil.
Emulgator merupakan surfaktan yang mengurangi tegangan antarmuka antara fase
minyak dan fase air, juga meminimalkan energi permukaan dari droplet yang

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terbentuk (Allen, 2002). Pemilihan jenis emulgator dan campuran emulgator yang
digunakan akan mempengaruhi nilai HLB. Nilai HLB ini menunjukkan
kesetimbangan antara bagian lipofil dan hidrofil dalam sistem emulsi. Penelitian
ini menggunakan tween 80 dan span 80 sebagai emulgator. Kombinasi emulgator
tween 80 dan span 80 memiliki sifat emulgator yang baik. Emulsi yang terbentuk
stabil, tidak toksik dan tidak terpengaruh pada adanya perubahan elektrolit dan pH
(Aulton, 2002). Tween 80 bersifat hidrofilik dengan nilai HLB sebesar 15 dan
Span 80 bersifat lipofilik dengan nilai HLB 4,3 (Rowe et al., 2009). Pada
penelitian Patel and Kamani (2009), penggunaan kombinasi emulgator Span 80
dan Tween 80 dengan komposisi tertentu dapat mempengaruhi viskositas serta
daya sebar sediaan krim. Jika komposisi Tween 80 ditingkatkan hingga mencapai
5% dan komposisi Span 80 konstan

maka viskositas krim akan meningkat

menjadi 0,787 cps. Dan pada komposisi Tween 80 5% dan Span 80 2,5% maka
daya sebar krim akan meningkat mencapai 23,8 cm/ detik.
Pada penelitian ini ingin mengetahui komposisi campuran optimum
Tween 80 dan Span 80 pada formulasi sediaan krim kefir dengan metode Simplex
Lattice Design agar diperoleh sediaan krim yang memenuhi kriteria sifat fisik dan
stabilitas krim yang baik. Penerapan Simplex Lattice Design digunakan untuk
menentukan formula optimal dari campuran bahan, dalam desainnya jumlah total
bagian komponen campuran dibuat tetap yaitu sama dengan satu bagian (Bolton,
2010).
METODE PENELITIAN
Jenis rancangan penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
dengan metode Simplex Lattice Design dua faktor untuk melihat perbandingan
komposisi Tween 80 dan Span 80 guna mendapatkan formula optimum krim
kefir susu kambing. Variabel bebas pada penelitian ini adalah konsentrasi jumlah
Tween 80 dan Span 80 sebesar 10% dari total formula yang ditentukan. Variabel
tergantung adalah sifat fisik (organoleptis, pH, tipe emulsi, viskositas, dan daya
sebar) dan stabilitas fisik (organoleptis, pH, dan pergeseran viskositas).

Bahan

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu biji – bijian kefir/ kefir
grains, susu kambing (CV. Bumiku Hijau Jogja), metanol p.a (Merck), Tween 80
(kualitas farmasetis), Span 80 (kualitas farmasetis), propilen glikol (kualitas
farmasetis), asam stearat (kualitas farmasetis), VCO (kualitas farmasetis), sorbitol
(kualitas farmasetis), asam sitrat (kualitas farmasetis), asam askorbat (kualitas
farmasetis), trietanolamin (TEA) (kualitas farmasetis), metil paraben (kualitas
farmasetis), aquadest dan larutan DPPH (2,2-Diphenyl-1-pikrilhidrazil) (Sigma
Aldrich).
Alat dan Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat – alat gelas,
timbangan analitik (OHAUS), spektrofotometer UV – Vis, pH meter (Ohaus),
hotplate, waterbath, viskometer cone and plate (Rheoses), tabung sentrifugasi,
sentrifugator, cawan porselen, pendingin (kulkas), pipet volume, glassfinn,
magnetic stirrer, termometer, batang pengaduk, pipet tetes, toples kaca dan wadah
plastik.
Prosedur Penelitian
Preparasi Kefir Susu Kambing dan Larutan DPPH
Susu kambing 100 ml dipanaskan hingga suhu 90o C selama 10 menit.
Sebelum pendinginan suhu inokulasi ditambahkan kefir grain sebanyak 5 gram
dengan cara di taburkan dan diinkubasi pada suhu 25o C selama ± 8 jam pada suhu
ruangan hingga mencapai pH 4,5 – 4,6. Setelah proses fermentasi, kefir susu
kambing disaring dan susu kefir fermentasi disimpan pada suhu sekitar 4 - 6oC.
Sampel kefir susu kambing diambil sebanyak 2,5 gram dilarutkan menggunakan
metanol p.a dalam labu ukur 25 mL dikocok hingga homogen. Diperoleh larutan
dengan konsentrasi 100.000 ppm. Larutan 100.000 ppm diaduk selama 4 jam
dengan magnetic stirrer (larutan dilindungi dari cahaya), kemudian disentrifugasi
dengan kecepatan 3500 rpm selama 10 menit (Ersan et al., 2016). Larutan
100.000 ppm dibuat dalam enam seri konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50 dan 60 ppm
(Yovita, 2016).

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DPPH ditimbang sebanyak 1,98 mg dilarutkan dengan menggunakan
methanol p.a dalam labu ukur 25 mL (larutan dilindungi dari cahaya ), sehingga
diperoleh konsentrasi 0,20 mM (Harun, 2014).
Penentuan Panjang Gelombang
Larutan DPPH 0,20 mM diambil sebanyak 0,75 mL dan ditambah
metanol p.a sebanyak 4,50 mL. Absorbansi diamati pada panjang gelombang 400
– 800 nm. Metanol p.a sebanyak 5 ml digunakan sebagai blanko. Panjang
gelombang yang memberikan absorbansi dengan nilai yang paling tinggi
digunakan sebagai panjang gelombang maksimum (Yovita, 2016).
Pengukuran OT (Operating Time)
Larutan DPPH 0,20 mM diambil sebanyak 0,75 mL dan ditambah
dengan larutan seri konsentrasi 40 ppm sebanyak 4,50 mL, kemudian diamati
absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yang telah diperoleh 5 menit
selama 30 menit, blangko yang digunakan yaitu larutan DPPH 0,20 mM sebanyak
0,75 mL dan methanol p.a sebanyak 4,50 mL (Yovita, 2016).
Pengukuran Aktivitas Antioksidan
Larutan uji pada masing – masing konsentrasi seri sebanyak 4,50 ml
diambil dan ditambah dengan larutan DPPH 0.20 mM sebanyak 0,75 ml,
kemudian didiamkan selama OT (operating time) dan diamati absorbansinya pada
panjang gelombang maksimum. Blangko yang digunakan berupa larutan DPPH
0,20 mM sebanyak 0,75 mL dan methanol p.a sebanyak 4,50 mL. Dari absorbansi
diperoleh persamaan regresi yang kemudian digunakan untuk menghitung nilai
IC50 (Sahin et al., 2012).
Formulasi Sediaan Krim Kefir Susu Kambing
Penelitian ini menggunakan metode Simplex Lattice Design dengan 2
komponen (emulgator) yaitu Tween 80 dan Span 80 sebagai komponen A dengan
level 4 - 6 gram dan Span 80 sebagai komponen B dengan level 4 - 6 gram. Pada
penelitian ini menggunakan campuran emulgator sehingga akan berpengaruh
terhadap nilai HLB suatu sediaan. Perhitungan HLB campuran dari kedua
emulgator menggunakan rumus HLB campuran yaitu :

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

% (A) =

……………………………………………… (1)

% (B) = 100 - % (A) ………………………………………………...(2)
Sehingga didapatkan HLB dari setiap formula campuran komposisi
Tween 80 dan Span 80 yang memasuki kriteria M/A emulsifying agent sebagai
berikut :
Tabel I. HLB Campuran Formula 1 – Formula 5
Komposisi

F1

F2

F3

F4

F5

Tween 80 (gram)

4

4,5

5

5,5

6

Span 80 (gram)

6

5.5

5

4,5

4

HLB

8,580

9,115

9,650

10,185

10,720

Tabel II. Formula Krim Kefir (100 gram) dan Bahan
Bahan

Formula (gram)
F1

F2

F3

F4

F5

Kefir susu kambing

0,012

0,012

0,012

0,012

0,012

Propilenglikol

2,1

2,1

2,1

2,1

2,1

Tween 80

4

4,5

5

5,5

6

Span 80

6

5,5

5

4,5

4

Sorbitol

20

20

20

20

20

Asam stearate

11

11

11

11

11

VCO

13

13

13

13

13

Asam Sitrat

0,7

0,7

0,7

0,7

0,7

Asam Askorbat

0,06

0,06

0,06

0,06

0,06

Triethanolamine

2,45

2,45

2,45

2,45

2,45

Metil paraben

0,25

0,25

0,25

0,25

0,25

Aquadest

Ad 100

Ad 100

Ad 100

Ad 100

Ad 100

Pada penelitian ini, tabel II dimodifikasi dari penelitian “Antioxidant
Activities and Antioxidant Cream Formulation of Corn Silk (Zea Mays L)

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Extract” (Safitri et al.,2016). Modifikasi pada formula acuan terdapat perubahan
zat aktif ekstrak jagung menjadi kefir susu kambing dan perubahan komposisi
VCO dan asam stearat sebagai fase minyak.
Pembuatan krim kefir susu kambing dilakukan dengan cara dipisahkan
antara fase minyak dan fase air terlebih dahulu. Kefir susu kambing, asam stearat,
VCO dan Span 80 dipanaskan hingga suhu 70oC sebagai fase minyak. Untuk fase
air terdiri dari metil paraben, propilen glikol, Tween 80, trietanolamin, sorbitol,
asam sitrat dan asam askorbat dipanaskan tersendiri dari fase minyak. Setelah
kedua fase dipanaskan, dicampurkan dalam mixer yang telah dimodifikasi dengan
kecepatan 600 rpm. Setelah semuanya tercampur ditambahkan aquadest diaduk
selama 5 menit dan didinginkan (Safitri et al., 2016).
Uji Sifat Fisik Sediaan Krim Antioksidan Kefir
Uji Tipe Emulsi
Krim kefir susu kambing sebanyak 4 gram dilarutkan dalam air 40 mL.
Jika krim larut dalam air maka krim termasuk tipe minyak dalam air (Ansel et al.,
2011).
Uji Organoleptis dan pH
Sediaan krim diamati warna, bentuk, dan bau yang dihasilkan. Untuk uji
pH, dilakukan dengan mengukur pH sediaan krim menggunakan pH meter yang
telah dikalibrasi menggunakan air pH 7. Kriteria pH yang diinginkan adalah 4 – 6
yang merupakan pH kulit manusia (Dipahayu, 2014).
Uji Daya Sebar
Sediaan krim sebanyak 1 gram diletakkan di atas bagian tengah suatu
kaca bulat. Kemudian diberikan beban pemberat sebesar 125 gram (kaca bulat
penutup dan beban tambahan) di atas sediaan krim dan dibiarkan selama 1 menit.
Kemudian diukur diameternya dari empat sisi yang berbeda. Pengujian daya sebar
dilakukan ± 24 jam setelah pembuatan krim. Daya sebar yang memenuhi
persyaratan yaitu 5 – 7 cm (Garg et al., 2002).
Uji Viskositas
Uji viskositas dilakukan setelah ± 24 jam pembuatan krim dan
pengukuran viskositas dengan alat Rheosys Merlin VR yang menggunakan cone

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

and plate. Pengukuran viskositas dengan mengambil krim sedikit dan diletakkan
pada plate. Nilai viskosistas akan terbaca pada monitor komputer menggunakan
software MICRA. Kriteria viskositas sediaan semisolid yang baik adalah 40 – 400
d.Pa.s (Genatrika, 2016).
Uji Stabilitas Krim Kefir
Uji Freeze thaw dilakukan dengan cara menyimpan masing – masing
formula pada suhu -4oC selama ± 24 jam pada

kulkas, kemudian disimpan

kembali pada suhu 45oC selama ± 24 jam pada oven (1 siklus freeze thaw)
(Dipahayu,2014). Penyimpanan dilakukan hingga 3 siklus, pada akhir tiap siklus
dilakukan uji sifat fisik sediaan krim yang meliputi pH, organoleptis, daya sebar
dan viskositas.
Analisis Data
Hasil dari uji sifat fisik dan stabilitas fisik (daya sebar, viskositas,
pergeseran viskositas) dari tiap formula dianalisis dengan pendekatan Simplex
Lattice Design

untuk menghitung koefisien a, b, ab sehingga didapatkan

persamaan 3.
y = a(x1) + b(x2) + ab(x1)(x2)……………………………(3)
Dimana y

= respon (daya sebar, viskositas dan pergeseran viskositas)

a, b, ab

= koefisien

(x1 , x2)

= besar komponen x1 (Tween 80) dan x2 (Span 80)

Dari persamaan ini kemudian dapat dibuat suatu profil yang
menggambarkan sifat fisik dengan berbagai komposisi campuran Span 80 dan
Tween 80. Hasil profil yang diperoleh berdasarkan rumus digunakan untuk
menentukan komposisi campuran emulgator yang optimal.
Persamaan Simplex Lattice Design diperoleh dari formula 1, 3, dan 5 (3
titik utama) dan divalidasi dengan formula 2 dan 4 (extra-design points) untuk
menghindari perolehan persamaan yang tidak akurat. Validasi dilakukan dengan
cara menghitung perolehan regresi dari persamaan yang telah diperoleh
menggunakan metode uji statistik one sample T test dengan taraf kepercayaan
95%. Jika nilai data Thitung < TTabel maka data berbeda bermakna dan jika p value
Thitung > TTabel maka data berbeda bermakna. Uji normalitas data menggunakan uji

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Shapiro wilk apabila nilai data Thitung > TTabel maka data terdistribusi normal dan
jika p value Thitung < TTabel maka data tidak terdistribusi normal. Uji homogenitas
data dilakukan dengan menggunakan Levene’s Test dengan taraf kepercayaan
95%, jika nilai Fhitung < FTabel maka data dapat diasumsikan homogen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Kefir Susu Kambing
Pada pembuatan kefir susu kambing menggunakan susu kambing 100 ml
yang telah dipasteurisasi serta grains kefir sebanyak 5 gram, diinkubasi selama 10
jam pada suhu ruang hingga mencapai pH 4,6. Menurut Purnomo dan Muslimin
( 2012) menyatakan bahwa pH ≤ 4, 6 telah membentuk kefir yang ditandai
terbentuk koagulasi dari interaksi antara protein whey yang terdenaturasi dan
misel kasein yang diikuti produksi asam laktat. Kefir susu kambing yang
terbentuk memiliki ciri larutan kental berwarna putih, dan beraroma asam.
Pengujian Aktivitas Kefir Susu Kambing
Pelarut organik yang digunakan adalah metanol p.a yang dapat
melarutkan kefir serta DPPH. Uji aktivitas antioksidan Kefir Susu Kambing
dilakukan dengan metode DPPH. Prinsip dari metode ini adalah berubahnya
warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning pucat ketika bercampur dengan
substansi yang dapat mendonorkan atom hidrogen. Intensitas warna yang
dihasilkan diukur menggunakan spektofotometer visible. Terlebih dahulu
dilakukan optimasi untuk menentukan panjang gelombang maksimum dan OT
(Operating Time). Optimasi panjang gelombang maksimum bertujuan untuk
menentukan panjang gelombang dimana larutan DPPH menghasilkan serapan
maksimum. Dari hasil pengujian, didapatkan panjang gelombang maksimum
DPPH adalah pada 515 nm. Menurut Molyneux (2004), panjang gelombang
maksimum untuk DPPH adalah kisaran 515 – 520 nm sehingga hasil pengujian
telah sesuai dengan teori. Optimasi OT bertujuan untuk menentukan waktu
dimana larutan uji yang memiliki aktivitas antioksidan berekasi dengan larutan
DPPH sudah berjalan sempurna yang ditunjukkan dengan absorbansi yang stabil.
Dari hasil percobaan penentuan OT kefir susu kambing didapatkan absorbansi
yang stabil pada menit ke 20 dan 25. Hal tersebut menunjukkan bahwa reaksi

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

antara larutan uji kefir susu kambing dengan larutan DPPH telah berjalan
sempurna, maka dari itu digunakan Operating Time 20 menit.
Indikator uji aktivitas antioksidan ini didapatkan dari nilai IC 50. Nilai
IC50 (Inhibitory Concentration 50) atau sering disebut juga EC50 (Efficient
Concentration 50) didefinisikan sebagai konsentrasi senyawa antioksidan yang
dibutuhkan untuk mengurangi radikal DPPH sebesar 50% (Sadili, 2016). Makin
kecil IC50 maka makin aktif larutan uji sebagai senyawa penangkap radikal DPPH/
senyawa antioksidan.

Gambar 1. Kurva Konsentrasi kefir susu kambing (ppm) terhadap % Inhibisi
Dari hasil perhitungan kurva pada gambar 1 didapatkan IC50 larutan kefir
susu kambing sebesar 150,139 µg/mL. Menurut klasifikasi kekuatan antioksidan
oleh Jun, et al. (2003), nilai IC50 < 50 µg/mL adalah antioksidan sangat kuat, 50 –
100 µg/mL adalah antioksidan kuat, 101 – 250 µg/mL adalah antioksidan sedang,
251 – 500 µg/mL adalah antioksidan lemah, dan > 500 µg/mL adalah antioksidan
sangat lemah. Berdasarkan kategori tersebut, kefir susu kambing termasuk dalam
antioksidan sedang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Liu et al. (2004) ,
kefir susu kambing bersifat sebagai antioksidan karena dapat mendonorkan proton
(H+) kepada senyawa radikal sehingga senyawa radikal akan bersifat netral.
Penangkapan atom H+ ini akan menimbulkan perubahan warna pada DPPH yang
menyebabkan hasil absorbansi pada spketrofotometer uv-vis semakin kecil.
Pembuatan Formulasi Krim Kefir Susu Kambing

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pembuatan formula dimodifikasi dari formula acuan (Safitri, et al.,
2018). Pada penelitian ini dilakukan uji sifat fisik dan stabilitas fisik krim kefir
susu kambing meliputi tipe emulsi ( tipe minyak dalam air), organoleptis (warna,
bentuk dan bau), pH (4 – 6), daya sebar (5 -7 cm), viskositas (40 – 400 d.Pa.s),
serta pergeseran viskositas (≤10%).
Hasil Tipe Emulsi dan Uji pH
Penelitian ini menggunakan formula yang memiliki HydrophileLipophile Balance (HLB) antara 8,58 sampai 10,72 dimana HLB tersebut berada
pada range HLB dengan tipe krim minyak dalam air (M/A). Nilai HLB adalah
nilai perbandingan keseimbangan antara senyawa yang bersifat hidrofobik dan
hidrofilik dari suatu emulgator. Pengujian tipe krim dilakukan menggunakan
miscibility test dengan melihat keterlarutan krim dalam fase air (Ansel et al.,
2011). Kelima formula krim kefir susu kambing diuji tipe emulsinya dan
diperoleh hasil semuanya larut dalam air (Lampiran 3) sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa kelima formula memiliki tipe krim minyak dalam air (M/A).
Uji organoleptis dilakukan pada kelima formula selama siklus 0 sampai dengan
siklus 3 dan didapatkan hasil sediaan krim berwarna putih, berbentuk semisolid
serta memiliki bau khas (tabel III).
Setiap formula krim kefir susu kambing diuji derajat keasamannya (pH)
menggunakan pH meter. Hasil pengukuran derajat keasaman kelima sediaan krim
kefir susu kambing berkisar antara 4,6 – 4,8 yang menunjukkan pH sediaan sesuai
dengan persyaratan pH sediaan untuk penggunaan dikulit yaitu 4,5 – 6,8
(Dipahayu, 2014). Nilai pH yang sesuai dengan pH sediaan untuk pemakaian di
kulit ini akan menurunkan resiko terjadinya iritasi kulit saat sediaan digunakan.

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel III. Hasil Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Krim Kefir Susu Kambing

Formula

Tipe
Emulsi

Organoleptis

pH

Warna

Bentuk

Bau

S0

S1

S2

S3

I

(M/A)

Putih

semisolid

Bau khas

4,7

4,8

4,8

4,7

II

(M/A)

Putih

semisolid

Bau khas

4,7

4,8

4,8

4,7

III

(M/A)

Putih

semisolid

Bau khas

4,6

4,7

4,7

4,8

IV

(M/A)

Putih

semisolid

Bau khas

4,6

4,7

4,8

4,8

V
(M/A)
Putih
semisolid
Keterangan :
M/A = Minyak dalam air
S0
= Siklus nol (awal setelah pembuatan)
S1
= Siklus satu
S2
= Siklus dua
S3
= Siklus tiga

Bau khas

4,7

4,7

4,8

4,8

Hasil Uji Viskositas
Viskositas adalah pernyataan ketahanan suatu cairan untuk mengalir,
semakin besar viskositasnya maka semakin besar pula tahanan tersebut (Sinko,
2011). Pengujian viskositas bertujuan untuk mengetahui kekentalan sediaan krim
kefir susu kambing dengan variasi Tween 80 dan Span 80 yang digunakan.
Viskositas krim kefir susu kambing diukur menggunakan viskometer rheoses dan
dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu pada siklus 0 (± 24 jam setelah pembuatan),
siklus 1, siklus 2, dan siklus 3. Pengukuran sebanyak 4 kali ini dimaksudkan
untuk melihat profil pergeseran viskositas yang terjadi selama siklus. Pergeseran
viskositas ini akan menjadi parameter kestabilan fisik krim kefir susu kambing.

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 2. Grafik pengaruh variasi emulgator tiap formula terhadap viskositas
Viskositas yang diinginkan untuk krim kefir susu kambing ini adalah 40
– 400 d.Pa.s. Berdasarkan diagram diatas, pada formula 5 viskositasnya tidak
sesuai dengan spesifikasi karena dibawah 40 d.Pa.s. Viskositas kelima formula
pada siklus 0 sampai dengan siklus 3, dapat diamati semakin tinggi konsentrasi
Tween 80 maka viskositas semakin menurun (Lampiran 5). Hal ini dikarenakan
sifat dari Tween 80 yang hidrofilik sehingga bagian kepala akan berorientasi pada
fase air membentuk halangan sterik guna mencegah droplet – droplet saling
berkumpul membentuk koalesens (Gardens, 2007) sehingga lebih banyak menarik
molekul air dan menyebabkan viskositasnya semakin menurun. Pada respon
viskositas siklus 0 diperoleh persamaan simplex lattice design yaitu y = 37,861
(x1) + 98,762 (x2) – 61,4 (x1) (x2). Pada persamaan tersebut x1 adalah Tween 80
dan x2 adalah Span 80. Koefisien Span 80 lebih besar dibandingkan Tween 80
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Span 80 lebih besar berpengaruh
terhadap viskositas dibanding Tween 80.
Hasil Pergeseran Viskositas
Pergeseran viskositas dilakukan selama 3 siklus bertujuan untuk melihat
profil pergeseran viskositas dan mengetahui persentase besarnya pergeseran yang

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terjadi. Faktor yang mempengaruhi pergeseran viskositas salah satunya adalah
kemampuan emulgator dalam membentuk barier yang mencegah droplet – droplet
minyak dan air untuk tidak bergabung menjadi satu dengan yang lain sehingga
mampu mempertahankan kekentalannya, karena ukuran droplet yang semakin
besar akan membuat ketahanan alir menurun sehingga viskositasnya semakin
kecil. Pergeseran viskositas pada krim kefir susu kambing tidak boleh lebih atau
sama dengan 10 persen (Yuliani, 2010).

Gambar 3. Kurva Pergeseran viskositas
Pada penelitian ini, setelah penyimpanan selama 3 siklus dapat diamati
bahwa terjadi peningkatan viskositas pada setiap formula disetiap siklusnya, dan
pergeseran viskositas terbesar pada formula 4 . Pada respon pergeseran viskositas
diperoleh persamaan Simplex Lattice Design yaitu y = 3,392 (x1) + 3,078 (x2) –
8,292 (x1) (x2) dimana pada persamaan ini x1 adalah Tween 80 dan x2 adalah Span
80. Koefisien Tween 80 lebih besar dari pada Span 80 sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa Tween 80 berpengaruh lebih besar terhadap pergeseran
viskositas dari pada Span 80. Koefisien negatif pada campuran Tween 80 dan
Span 80 menunjukkan bahwa adanya interaksi antara kedua faktor.

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil Uji Daya Sebar
Uji daya sebar dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai
kemampuan sedian untuk menyebar pada permukaan kulit ketika diaplikasikan.
Semakin besar nilai daya sebar maka sediaan makin mudah untuk diaplikasikan ke
kulit, sehingga lebih besar luas permukaan kulit yang kontak dengan krim
(Suwandi, Pramono dan Mufrod, 2012). Daya sebar berhubungan dengan
viskositas sediaan, sampel dengan viskositas kecil akan mempunyai daya sebar
yang besar (Patel and Kamani, 2009). Nilai daya sebar krim kefir susu kambing
yang diinginkan adalah 5 – 7 cm karena termasuk dalam sediaan semifluid.
Pemilihan semifluid bertujuan agar sediaan krim kefir susu kambing memiliki
penyebaran yang tinggi dan mudah untuk diaplikasikan di kulit.

Gambar 4. Grafik pengaruh variasi emulgator tiap formula terhadap daya sebar
Hasil pengamatan daya sebar krim kefir susu kambing pada tabel
menunjukkan pada siklus 0 sampai dengan silklus 3 semua memenuhi kriteria
daya sebar yang diinginkan yaitu antara 5 – 7 cm (Lampiran 6). Setelah
penyimpanan selama 3 siklus kelima formula mengalami penurunan daya sebar.

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hal ini dapat disebabkan karena daya sebar dipengaruhi oleh viskositas, dimana
semakin tinggi viskositas maka semakin kecil daya sebar dan sebaliknya, sehingga
setelah penyimpanan 3 siklus terjadi peningkatan viskositas dan daya sebar
semakin menurun. Pada respon daya sebar diperoleh persamaan Simplex Lattice
Design yaitu y = 7,0 (x1) + 6,059 (x2) + 0,416 (x1) (x2), dimana pada persamaan
ini nilai x1 adalah Tween 80 dan x2 adalah Span 80. Koefisien Tween 80 lebih
besar dibandingkan Span 80 sehingga dapat ditarik bahwa Tween 80 lebih besar
berpengaruh terhadap daya sebar dibandingkan Span 80.
Validasi Persamaan Komposisi Optimum
Data dari persamaan yang didapatkan dari tiap – tiap respon ditentukan
nilai validasi respon dengan menggunakan formula 2 dan formula 4. Validasi
respon pada komposisi optimum dilakukan untuk memastikan bahwa hasil
responyang diajukan pada sediaan krim kefir susu kambing valid sehingga dapat
digunakan untuk memprediksi komposisi optimum untuk respon terkait. One
sample T test yang digunakan dengan taraf kepercayaan 95% dan memiliki syarat
data yang diujikan harus terdistribusi normal dan homogen. Pengecekan data
tersebut dilakukan menggunakan shapiro-wilk, levene test dan dihasilkan bahwa
data- data tersebut terdistribusi normal dan homogen sehingga dapat dilanjutkan
menggunakan one sample T test. Hasil pengujian dapat dilihat dari tabel IV.

Formula 4

Formula 2

Tabel IV. Hasil One sample T test seluruh respon
Keterangan
Teoritis
Validasi
T Hitung
T tabel
Kesimpulan
Teoritis
Validasi
T Hitung
T tabel

Kesimpulan

Viskositas
awal
71,376
70,199
-1,177
Valid
41,258
41,789
- 0, 332
Valid

16

Daya Sebar awal
6,443
6,372
2,333
3,182
Valid
6,843
6,817
- 0, 565
3,182
Valid

Pergeseran
Viskositas
4,712
3,078
-16,845
Tidak Valid
4,868
3,392
-0,791
Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari perhitungan T hitung tersebut dapat disimpulkan bahwa persamaan
SLD untuk respon viskositas awal dan daya sebar awal valid, sehingga persamaan
SLD dapat digunakan untuk memprediksi komposisi optimum sediaan krim kefir
susu kambing. Apabila di tinjau dari persamaan SLD respon pergeseran viskositas
pada validasi formula 2 menunjukkan hasil yang tidak valid, sehingga persamaan
tersebut tidak dapat digunakan untuk memprediksi komposisi optimum sediaan
krim kefir susu kambing. Hasil yang tidak valid ini dapat disebabkan karena data
tiap formula pada pergeseran viskositas yang diperoleh tidak berbeda signifikan
(Lampiran 7), sehingga pada persamaan SLD yang dianalisis dengan one sample
T test hasil yang diperoleh tidak valid. Proses penyimpanan dapat menjadi faktor
terjadinya hasil pergeseran viskositas yang tidak berbeda signifikan ini.
Contourplot superimposed
Data validasi persamaan yang didapat dari tabel lalu diolah dengan
membuat contourplot superimposed, yaitu grafik gabungan dari contourplot
respon yang sudah diuji secara statistik valid, namun pada penelitian ini karena
hanya ada 2 respon yang valid, yaitu viskositas awal dan daya sebar awal, maka
dilakukan pembuatan contourplot superimposed dari ke-2 kurva tersebut seperti
gambar.

17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

: Tidak memenuhi
kriteria
: Memenuhi kriteria
: area komposisi
optimum

Gambar 5. Contourplot superimposed Formula Optimum
Kriteria formula optimum penelitian ini adalah sediaan krim yang
memiliki respon sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik dengan kriteria viskositas
40 – 400 d.Pa.s, daya sebar 5-7 cm dan pergeseran viskositas < 10%. Berdasarkan
daerah arsiran gambar 5 dapat dilihat bahwa daerah arsiran kuning adalah daerah
yang memenuhi kriteria penerimaan sediaan krim kefir susu kambing, sedangkan
garis hijau pada sisi kiri dan kanan merupakan batas area komposisi optimum
yang dihasilkan dari respon yang valid secara statistik. Gambar 5 menunjukkan
pada formula 1, 2, 3 dan 4 masuk dalam area komposisi optimum. Pada penelitian
ini

akhirnya

dipilih

formula

3

sebagai

formula

optimum

dengan

mempertimbangkan tipe emulsi, organoleptis, pH, respon viskositas awal, respon
daya sebar awal yang telah memenuhi spesifikasi serta pergeseran viskositas yang
paling kecil yaitu 1,162 % . Semakin kecil nilai pergeseran viskositas maka
stabilitas krim semakin meningkat.

18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KESIMPULAN
Kefir susu kambing memiliki aktivitas antioksidan dengan tingkat aktivitas
aktioksidan sedang yaitu 150,139 ppm. Kefir susu kambing dapat diformulasikan
menjadi bentuk sediaan krim dengan menggunakan Tween 80 dan Span 80
sebagai kombinasi emulgator. Area komposisi optimum Tween 80 dan Span 80
dalam krim kefir susu kambing yang diperoleh adalah Formula 1, 2, 3 dan 4,
sehingga dipilih formula 3 sebagai komposisi optimum dengan 50% Tween 80
dan 50% Span 80 ditinjau dari sifat fisik, viskositas awal dan daya sebar yang
memenuhi spesifikasi serta pergeseran viskositas yang paling kecil.
SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait penetrasi krim kefir susu
kambing melewati kulit.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas antioksidan
setelah proses pembuatan dan pengujian stabilitas krim.

19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical
Compounding,

Edisi

2,

American

Pharmaceutical

Association,

Washington. P. 287 – 288.
Anief, M., 2000. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta,
hal. 32 – 80.
Ansel, H.C., Popovich, NG., and Allen, L.V., 2011, Ansell’s Pharmaceutical
Dosage Forms and Drug Delivery System, 9th Ed., Lippincott Wiliams &
Wilkins, Philadelphia, pp.376, 403.
Aulton, M.E., 2002, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, 2nd ed.,
ELBS, Churchill Livingstone, p. 189.
Bolton, S., and Bon, C., 2010, Pharmaceutical Statistics Practical and Clinical
Application,, 5th Ed, Marcel Dekker Inc., New York, pp. 439 – 452.
Dewi, T. S. P., 2014. Kualitas Losion Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia
mangostana). Skripsi. 13 – 16, Universitas Atmajaya, Yogyakarta.
Dipahayu,S.G.,Alenzi, T., Sultan, a., Lavender, T., Chittock, J., Brown, K., et al.,
2013, Effect of Olive and Sunflower Seed Oil on the Adult Barrier:
Implications for Neonatal Skin Care, Pediatric Dermatology, 30 (1), pp.
42 – 50.
Ersan, L. Y., Ozcan, T., Bayizit, A.A., Sahin, S., 2016. The Antioxidative
Capacity of Kefir Produced from Goat Milk. International Journal of
Chemical Engineering and Application.
Florence, A. T. and Atwood, D., 2005, Physicochemical Principles of Pharmacy,
4th Ed., Pharmaceutical Press, London, p. 239.
Gardens, O.W., 2007, Trends in Optical Materials, Nova Science Publisher Inc.,
New York, p.93.
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid
Formulations: An Update, Pharmaceutical Technology,pp.86, 90, 98.
Genatrika, E., Nurkhikmah, I., dan Hapsari i., 2016, Formulasi Sediaan Krim
Minyak Jintan Hitam (Nigella sativa L.) sebagai Antijerawat terhadap
Bakteri Propionibacterium acnes, Pharmacy, 13(2), hal. 192 – 201.

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Haley, S., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., Pharmaceutical
Press, Washington, pp. 441 – 445.
Holistic, Heath Solution, 2011, Khasiat Fantastis Kulit Manggis, Grasindo,
Jakarta, hal. 3, 6-10.
Jun, M. H.Y., J., Fong,X., Wan, C.S., Yang, C.T., and Ho, 2003. Comparisonof
Antioxidant Activities of Isoflavones from Kudzu Roots (Pueraria
labata Ohwl), J. Food, Sci., 68, 2117 – 2122.
Kemenkes RI, 2014, Farmakope Indonesia, Edisi V, Direktorat Jendral Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta, hal. 46.
Kim, Cherng-ju, 2005, Advanced Pharmaceutics :Physicochemical Principles,
CRC Press Inc., New York, pp. 7-9.
Liu, J.R., Lin, Y.Y, Chen, M. J., Chen, L.J. and Lin, C.W., 2004, Antioxidative
Activities of Kefir. Asian Aust. (18). 4: 567 – 573.
Lyons, Faye and Ousley, Lisa, 2015, Dermatology for the Advanced Practice
Nurse, Springer Publish Company, Amerika, p. 15.
Musarofah, 2015, Tumbuhan Antioksidan, PENERBIT Remaja Rosdakarya,
Bandung, hal. 3 -12, 29.
Molyneux, Philip, 2004, The Use of the Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity. Research Gate, 26
(2), p. 216.
Patel, R.P., Kamani, R., 2009, Formulation Optimization and Evaluation of
Mometasone Furoate Cream, Journal of Pharmacy Research, 2 (10), pp.
1565- 1569.
Poljsak, Borut and Dahmane, R., 2011, Free Radicals and Extrinsic Skin Aging.
Dermatology Research and Practice.
Purnomo, H. and Muslimin, L.D., 2012. Chemical Characteristic of Pasteurised
Goat Milk and Goat Milk kefir Prepared Using Different Amount of
Indonesian Kefir Grains and Incubation Times. International Research
Journal 19(2):791 – 794.

21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rosa, D.D., M., Dias, M. M.S., Grzeskowiak, L.M., Reis, S.A., Conceicao, L.L.
and Peluziuo, M.D.C., 2017. Milk Kefir : Nutrirional, Microbiological
and health benefits. Nutritional Research Review.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.e., 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Pharmaceutical Press, London,pp. 551
Sadili, Richard, 2016, Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH Ekstrak
Bromelian Buah Nanas, Skripsi,

Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.
Safitri, F.W., Syahreza, A., H.,Siti F., B., M. Cahyo S., and Hadi, S. I., 2016,
Antioksidan Activities and Antioxidant Cream Formulation of Corn Silk
(Zea Mays L.) Extract. Sains Medika.
S. Sahin, E. Isik, O. Aybastier, and C. Demir, 2012, Orthogonal Signal Correction
-based Prediction of Total Antioxidant Activity Using Partial Least
Squares Regression from Chromatogram, Journal of Chemometrics, vol.
239.
Sinko, J.P, 2011, Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Science :
Physical

Chemical

and

Biopharmaceutical

Principles

Pharmaceutical Science, 6 th Ed., Lippincot Williams

in

the

Wilkins ,

Philadelphia, pp. 767.
Syamsuni, 2005, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 103.
Setyowati, H and Setyani, Wahyuning, 2016, Kefir