DOCRPIJM e4900c51ad BAB IX0 BAB 9 ASPEK PEMBIAYAAN

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020

BAB IX
ASPEK PEMBIAYAAN

9.1.

ARAHAN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA
Proses Pemprograman dan Penganggaran bidang Cipta Karya terbagi menjadi 3 tahapan
utama, yaitu:
a. Penyusunan program, merupakan rangkaian aktivitas penyiapan usulan kegiatan ke-Cipta
Karya-an di tingkat Kabupaten/Kota maupun Provinsi berupa identifikasi, formulasi dan
sinkronisasi yang selaras dengan pencapaian sasaran kinerja program pembinaan dan
pengembangan

infrastruktur


permukiman,

peningkatan

kualitas

kegiatan

dan

penanganan isu-isu strategis bidang Cipta Karya.
Gambar 9.1.

Proses Penyusunan Program dan Anggaran Bidang Cipta Karya

b. Perencanaan Anggaran, merupakan rangkaian aktivitas penyiapan pelaksanaan program
dan rencana anggaran di Kabupaten/Kota maupun Provinsi. Dikarenakan adanya
keterbatasan anggaran, sehingga tidak semua kegiatan dapat diakomodasi untuk di
danai. Oleh karena itu diperlukan adanya mekanisme pemilihan prioritas kegiatan
anggaran.


Aspek Pembiayaan IX. 1

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020

Adapun kegiatan prioritas penanganan bidang Cipta Karya, yaitu:
1. Prioritas Kabupaten/Kota Strategis Nasional
a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di
dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam kawasan metropolitan, serta kawasan
strategis lainnya (KEK, MP3EI);
b. Telah memiliki Perda RTRW dan tergabung dalam Program Kota Hijau, Kota Pusaka,
dan Perdesaan Lestari;
c. Telah memiliki pedoman rencana dan program yang berkualitas di Bidang Cipta Karya
(RPIJM, SPPIP, RPKPP, RTBL, SSK, RISPAM).
2. Prioritas Penanganan Bidang Cipta Karya
a. Telah memiliki pedoman rencana dan program yang berkualitas untuk pemenuhan

SPM Bidang Cipta Karya di Daerah;
b. Karakteristik daerah: rawan bencana alam, cakupan air minum/sanitasi rendah,
permukiman kumuh, daerah kritis (miskin);
c. Memiliki komitmen tinggi dan responsif program;
3. Inovasi Baru/Creative Program
a. Di luar dua kategori tersebut di atas, terdapat usulan daerah dan program bersifat
inovasi baru untuk dijadikan creative program DJCK;
b. Diusulkan oleh daerah secara kompetitif dan selektif;
c. Ditujukan termasuk untuk memfasilitasi daerah berprestasi.
d. Penyusunan

anggaran,

merupakan

rangkaian

aktivitas

yang


dimulai

sejak

ditetapkannnya Pagu Anggaran sampai menjadi dokumen Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) Satuan Kerja Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Aspek Pembiayaan IX. 2

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020

Gambar 9.2 Mekanisme Penyaringan Program Anggaran dan Kegiatan

9.2.


PROFIL ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TAPANULI
TENGAH

9.2.1. Keuangan Daerah
Sumber keuangan daerah Kabupaten Tapanuli Tengah berasal dari : PAD, Dana
Perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Total pendapatan meningkat dari Rp 634.082.972.455 pada tahun 2012 menjadi Rp
897.170.392.279 atau sebesar 41,5%.
Dari pendapatan tersebut Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah melakukan pengeluaran
untuk belanja tidak langsung, dan belanja langsung termasuk untuk belanja barang dan jasa
serta belanja modal guna meningkatkan pembangunan di kabupaten tersebut.
Besar belanja modal meningkat dari Rp 117.582.268.360 pada tahun 2012 menjadi Rp
295.213.017.143 atau sebesar 151%, dengan demikian terjadi peningkatan belanja modal
mencapai 32,9% dari total pendapatan untuk pembangunan infrastruktur di Kabupaten
Tapanuli Tengah.

Aspek Pembiayaan IX. 3

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH


(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020

Tabel 9.1
Kondisi APBD Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2012, 2013
No
I

II

Uraian
Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Pajak Daerah
Hasil Restribusi Daerah
Hasil Pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan
Lain-lain Pendapatan asli Daerah yang sah
Dana Perimbangan
Bagi Hasil pajak/ Bagi hasil bukan pajak

Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Lain-lain Pendapatan daerah yang sah
Dana bagi hasil pajak dari Propinsi dan pemerintah
daerah lainnya
Dana penyesuain dan otonomi khusus
Bantuan keuangan propinsu atau pemerintah daerah
lainnya
Belanja
Belanja tidak langsung
Belanja pegawai
Belanja hibah
Belanja Bantuan sosial
Belanja bantuan keuangan kepada propinsi
/kabupaten /kota dan pemerintah desa
Beban tidak terduga
Bantuan bagi siswa SD/MI,SMP/MTS,dan
SMA/MA/SMK miskin
Belanja Langsung
Belanja pegawai

Belanja barang dan jasa
Belanja modal
Surflus/(defisit)
Pembiayaan Daerah
Penerimaan Pembiayaan Daerah
Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran
sebelumnya
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah
Pembayaran kewajiban jangka pendek
Pembiayaan Netto
Sisa lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Bekenaan

Jumlah Anggaran (Rp)
Tahun 2012
Tahun 2013
634.082.972.455
897.170.392.279
26.000.000.000
26.659.811.317

6.480.313.125
6.234.433.125
3.451.121.000
5.100.241.000
11.056.174.572
8.577.550.000
5.021.391.303
6.747.587.192
494.802.361.976
23.546.449.976
422.611.672.000
48.644.240.000
113.280.610.479
22.685.547.799

599.217.051.163
24.951.983.163
499.010.818.000
83.254.250.000
271.293.479.799

30.589.547.799

28.800.262.680
61.794.800.000

51.768.382.000
188.935.550.000

630.111.237.650
387.248.786.580
349.049.966.280
26.115.861.000
4.440.000.000
6.742.959.300

894.270.342.279
415.977.393.300
399.528.734.000
2.184.500.000
6.185.000.000

7.129.159.300

900.000.000

450.000.000
500.000.000

242.862.451.070
16.102.538.500
109.177.644.210
117.582.268.360
3.971.734.805

478.292.948.979
26.056.071.400
157.023.860.436
295.213.017.143
2.900.000.000

7.905.015.310
7.905.015.310

5.600.000.000
5.600.000.000

11.876.750.115
6.000.000.000
5.876.750.115
(3.971.734.805)
0

8.500.000.000
8.500.000.000
(2.900.000.000)
0

Sumber : Data APBD Kabupaten Tapanuli Tengah

Aspek Pembiayaan IX. 4

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020

9.2.2. Kondisi Perekonomian Kabupaten Tapanuli Tengah
Kondisi perekonomian Kabupaten Tapanuli Tengah tergambar dari pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan akumulasi dari pertumbuhan sektor-sektor setiap
tahunnya. Secara umum laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah mengalami
peningkatan dari 6,35 persen tahun 2012, menjadi 6,85 persen tahun 2013. Selanjutnya
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013 masih diatas pertumbuhan
ekonomi Sumatera Utara yaitu 6,01 persen dan beberapa kabupaten sekitar yaitu
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara 6,05 persen, Tapanuli Selatan 5.21 persen,
dan pertumbuhan ekonomi Sibolga sebesar 5,8 persen.
Berdasarkan data selama 5 (lima) tahun terakhir bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Tapanuli Tengah dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan trend peningkatan.
Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah 5,75 persen, kemudian
pada tahun 2010 sudah mencapai 6,17 persen, dan persentase pertumbuhan yang tertinggi
terjadi pada tahun 2013 sebesar 6,85 persen, sebagaimana yang dijelaskan pada grafik berikut
ini.
Grafik 9.1
Pertumbuhan Ekonomi Kab. Tapanuli Tengah Tahun 2009-2013

7

9.3.

6.85

9.4.

6.5

9.5.

6

9.6.

6.17

6.28

6.35

5.76
9.7.
5.5

9.8.

5
2009

2010

2011

2012

2013

Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
Pada Tahun 2013 PDRB Kabupaten Tapanui Tengah Atas Dasar Harga Berlaku (ADBH)
mencapai 3,30 trilyun rupiah, naik 14,70 persen dibandingkan tahun 2012 sebesar 2,88 trilyun
rupiah. Selama periode tahun 2009-2013 PDRB perkapita baik atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan 2000 terus mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2013
PDRB perkapita Kabupaten Tapanuli Tengah atas dasar harga berlaku sebesar 9,85 juta rupiah,
naik 8,9 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya 9,03 juta rupiah.

Aspek Pembiayaan IX. 5

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020

Tabel 9.2
Perkembangan PDRB ADHB Kab. Tapanuli Tengah Tahun 2009-2013

Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
Gambar 9.3
Pertumbuhan PDRB ADHB Tahun 2013
18,00
15,92
16,00
13,1913,49

14,00
12,00

10,83

10,88

10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
Berdasarkan harga konstan tahun 2000, PDRB perkapita hanya 4,31 juta rupiah pada tahun
2013. Pertumbuhan PDRB mencapai 6,85 persen tahun 2013, pertumbuhan ini sedikit
meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB Tapanuli Tengah tahun sebelumnya
yang mencapai 6,35 persen. Sekotr pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan

Aspek Pembiayaan IX. 6

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020

tertinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya pertumbuhan sektor pengangkutan
dan komunikasi sebesar 22,08 persen tahun 2013.
Tabel 9.3
Perkembangan PDRB ADHK Kab. Tapanuli Tengah Tahun 2009-2013

Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
Gambar 9.4
Pertumbuhan PDRB ADHK Tahun 2013
7,00

6,85

6,80
6,60
6,35

6,40

6,27

6,20

6,09

6,00
5,84
5,80
5,60
5,40
5,20
2009

2010

2011

2012

2013

Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah

Aspek Pembiayaan IX. 7

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020

Dalam struktur perekonomian Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013 dapat dilihat kontribusi
atau andil tiap sektor terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah. Sama
seperti tahun-tahun sebelumnya yang didominasi 4 sektor sebagai penyumbang terbesar
terhadap PDRB Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu sektor pertanian, sektor jasa-jasa, sektor
industri pengolahan serta sektor perdagangan hotel dan restoran dengan kontribusi masingmasing diatas 10 persen. Perekonomian Kabupaten Tapanuli Tengah Pada tahun 2013, masih
tetap mengandalkan sektor pertanian. Hal ini ditandai dengan distribusi Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), sektor pertanian merupakan sektor
yang menjadi kontributor utama dalam pembentukan PDRB Kabupaten Tapanuli Tengah
hingga sampai saat ini. Hal ini dikarenakan bahwa sebagian besar masyarakat Kabupaten
Tapanuli Tengah bekerja pada
sektor pertanian, walaupun nilai kontribusi pertanian semakin menurun setiap tahunnya.
Selanjutnya sesuai data BPS, besaran pendapatan penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Target Pendapatan Perkapita pada RPJMD tahun
2012 sebesar Rp. 8,06 juta , terealisasi Rp. 9,03 juta dan tahun 2013 sebesar Rp. 8,83 juta,
terealisasi sebesar Rp. 9,85 juta. Pendapatan perkapita yang merupakan gambaran rata-rata
pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi. PDRB
perkapita diperoleh dengan cara membagi total nilai PDRB dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun. Perkembangan pendapatan perkapita Kabupaten Tapanuli Tengah
menunjukkan peningkatan yang cukup baik.
Tabel 9.4
Realisasi Pendapatan Perkapita Kab.Tapanuli Tengah
Tahun 2012-2013
Uraian
RPJMD

Pendapatan Perkapita

Pendapatan Perkapita

Tahun 2012 (Juta)

Tahun 2013 (Juta)

Target

Realisasi

Target

Realisasi

8,06

9,03

8,83

9,85

Sumber : RPJMD Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2012-2016
Dalam struktur perekonomian Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013 dapat dilihat
kontribusi atau andil tiap sektor terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli
Tengah. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya yang didominasi 4 sektor sebagai
penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu sektor pertanian,
sektor jasa-jasa, sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan hotel dan restoran
dengan kontribusi masing-masing diatas 10 persen. Perekonomian Kabupaten Tapanuli
Tengah Pada tahun 2013, masih tetap mengandalkan sektor pertanian. Hal ini ditandai
dengan distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB),
sektor pertanian merupakan sektor yang menjadi kontributor utama dalam pembentukan
PDRB Kabupaten Tapanuli Tengah hingga sampai saat ini. Hal ini dikarenakan bahwa

Aspek Pembiayaan IX. 8

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020

sebagian besar masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah bekerja pada sektor pertanian,
walaupun nilai kontribusi pertanian semakin menurun setiap tahunnya.

Tabel 9.5
Distribusi PDRB ADHB Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009-2013

Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
Nilai kontribusi sektor pertanian tahun 2013 mencapai 38,84%. Selanjutnya didikuti sektor
jasa-jasa sebesar 21,26%, sektor industri pengolahan 14,21%, dan sektor perdagangan, hotel
dan restoran 12,22%. Sedangkan sektor-sektor lainnya hanya memberikan kontribusi
dibawah 6%. Selanjutnya berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) dengan
mengabaikan inflasi, sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 43,10%, diikuti oleh
sektor jasa-jasa sebesar 20,03%, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 12,80%.
Tabel 9.6
Distribusi PDRB ADHK Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009-2013

Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah

Aspek Pembiayaan IX. 9

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020

Sementara itu inflasi tahun 2016 diperkirakan masih pada kisaran pada 2 sampai 5 persen.
Selanjutnya perkembangan indikator ekonomi makro Kabupaten Tapanuli Tengah disajikan dalam
tabel berikut ini:
Tabel 9.7
Perkembangan Indikator Makro Ekonomi
Kabupaten Tapanuli Tengah
No.

Indikator Makro Ekonomi

Realisasi

Satuan

Tahun
Berjalan

Proyeksi

2013

2014

2015

2016

1

PDRB Harga Berlaku

(Milyar Rp)

3,045

3.045

3.2925

3.54

2

PDRB Harga Konstan

(Milyar
Rp)

1,3945

1.3945

1.45525

1.516

3

Tingkat
Pertumbuhan
Ekonomi/
PDRB
Harga
Konstan Tahun 2000

%
6.39%

6.39%

0.0645

0.0651

4

Laju Inflasi

%

3.20*

3.20*

3.15

3.10

5

Struktur PDRB Pendekatan
Produksi atau Sektoral
(Harga Berlaku)
- Pertanian

(juta Rp)

1,258

1258

1346.5

1435

- Pertambangan dan
Penggalian

(juta Rp)

18.95

18.955

19.7575

20.56

- Industri Pengolahan

(juta Rp)

396

396

420

444

- Listrik, Gas dan Air Minum

(juta Rp)

29.16

29.1665

31.76975

34.373

- Bangunan

(juta Rp)

171.23

171.235

188.6725

206.11

- Perdagangan, Hotel dan
Restoran

(juta Rp)

371.06

371.065

403.4125

435.76

- Pengangkutan dan
Komunikasi

(juta Rp)

67.86

67.86

74.04

80.22

- Keuangan , Real Estate &
Jasa Perusahaan

(juta Rp)

106.37

106.375

111.1225

115.87

- Jasa –Jasa

(juta Rp)

615.34

615.345

670.4475

725.55

%

14.56

14.5

13.86

13.17

(Rp/kapit
a/bln)

310,815

310815.5

332792.8

354770

72.24

72.245

72.5525

72.86

6

Tingkat Kemiskinan

7

Tingkat Pengangguran

8

Dispartisipasi Pedapatan
Regional yang dilihat dari
Perbedaan :
- Pendapatan Perkapita
- Besaran IPM (Indeks
Pembangunan Manusia)

9

Berbagai macam besar rasio
dan
perbandingan

perbandingan
terhadap

Aspek Pembiayaan IX. 10

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020

PDRB
- Pendapatan Asli Daerah
(PAD)

(juta Rp)

- Dana Perimbangan

(juta Rp)

- Lain-lain Pendapatan
Daerah

(juta Rp)

- Penerimaan Pembiayaan

(juta Rp)

8,795.60

9,675.16

10,642.68

11,706.94

- Total Pendapatan

(juta Rp)

776,983.90

854,682.29

940,150.52

1,034,165.57

- Total Pendapatan +
Penerimaan Pembiayaan

(juta Rp)

785,779.50

864,357.45

950,793.20

1,045,872.51

28,978.40

31,876.24

35,063.86

38,570.25

545,827.70

600,410.47

660,451.52

726,496.67

120,267.40

132,294.14

145,523.55

160,075.91

Sumber : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
9.3.

PROFIL INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
Investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di Kabupaten Tapanuli Tengah selama 35 tahun terakhir yang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan
masyarakat/swasta

9.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBN dalam 5
Tahun
Pembangunan infratruktur permukiman Kabupaten Tapanuli Tengah adalah merupakan
tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan
infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor
yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan
Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (Permen PU No. 14 Tahun
2011). Data

dana

yang

dialokasikan

pada

suatu

kabupaten/kota

perlu dianalisis

untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut.
Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk
mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui
penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke
daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah
sesuai prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air minum
dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem
penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh
perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,
persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan
rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat.
Besar

DAK

ditentukan

oleh

Kementerian

Keuangan

Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis Dana DAK ini perlu

berdasarkan Kriteria Umum

dilihat alokasi dalam 5 tahun

terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.

Aspek Pembiayaan IX. 11

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020

9.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD dalam 5
Tahun
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki tugas untuk membangun prasarana
permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan
pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta
Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta
Karya

meliputi

pembangunan

infrastruktur

baru,

operasional

dan

pemeliharaan

infrastruktur yang sudah ada.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan
Bersama (DDUB) sebagai mana pendamping kegiatan APBN di kabupaten/kota. DDUB ini
menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan
bidang Cipta Karya.

Aspek Pembiayaan IX. 12

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020
Tabel 9.8
Realisasi Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) Tahun 2010 Sesuai RPI2-JM

Aspek Pembiayaan IX. 13

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020
Tabel 9.9
Realisasi Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) Tahun 2011 Sesuai RPI2-JM

Aspek Pembiayaan IX. 14

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020

Tabel 9.10
Realisasi Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) Tahun 2012

Aspek Pembiayaan IX. 15

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020

Tabel 9.11
Realisasi Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) Tahun 2013

Aspek Pembiayaan IX. 16

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020
Tabel 9.12
Realisasi Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) Tahun 2014

Aspek Pembiayaan IX. 17

RENCANA TERPADU PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

(RPI2JM)

Kab. Tapanuli Tengah 2016 - 2020

9.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun
Terakhir
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki dua
fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial
oriented)

sekaligus

untuk

menghasilkan

laba

sumber pendapatan pemerintah daerah (profit

(social

bagi perusahaan maupun sebagai

oriented). Ada beberapa perusahaan

daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor
air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan
daerah

perlu

dipahami

untuk

melihat

kemampuan

perusahaan

daerah

dalam

meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari
perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan
infrastruktur Cipta Karya.
Sumber keuangan daerah Kabupaten Tapanuli Tengah berasal dari : PAD, Dana
Perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Total pendapatan meningkat dari Rp 634.082.972.455 pada tahun 2012 menjadi Rp
897.170.392.279 atau sebesar 41,5%.
Dari pendapatan tersebut Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah melakukan pengeluaran
untuk belanja tidak langsung, dan belanja langsung termasuk untuk belanja barang dan jasa
serta belanja modal guna meningkatkan pembangunan di kabupaten tersebut.
Besar belanja modal meningkat dari Rp 117.582.268.360 pada tahun 2012 menjadi Rp
295.213.017.143 atau sebesar 151%, dengan demikian terjadi peningkatan belanja modal
mencapai 32,9% dari total pendapatan untuk pembangunan infrastruktur di Kabupaten
Tapanuli Tengah.
Untuk kapasitas ≤ 50 Liter/detik dengan jangka waktu pinjaman 20 tahun, apalagi bila
jangka waktu pinjaman hanya 10 tahun. Dengan kondisi tersebut, maka pengembangan
SPAM membutuhkan subsidi dari Pemerintah.
Tabel 9.13 Perkiraan Kelayakan Investasi SPAM Kap.10-20 L/dt
Biaya

Biaya

Biaya

Biaya

Rate of Return

Investasi

Operasional

Pemeliharaan

O&P

Investasi per tahun

7.000.000 -

-listrik Rp 67/m3

Rp 142/m3

Rp 510/m3