BAB I – PENDAHULUAN - DOCRPIJM 1509339403DOCRPIJM 1507843124RPI2JM kuansing BAB 1 Pendahuluan

BAB I – PENDAHULUAN
1.1.

Latar belakang
Untuk dapat mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, adil, danmakmur

seperti yang dicita-citakan pada Rencana PembangunanJangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025, diperlukanpenyelenggaraan pembangunan
nasional yang mantap, termasukpenyelenggaraan pembangunan Bidang
Cipta

Karya/Permukiman.Peran

pembangunan

Bidang

Cipta

Karya


khususnya dalam peningkatansosial ekonomi masyarakat Indonesia antara
lain

dengan

(i)mewujudkan

kota

tanpa

permukiman

kumuh,

(ii)

mewujudkanlingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan
kehidupanyang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah
bagimasyarakat, serta (iii) pembangunan dan penyediaan air minum

dansanitasi yang diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhandasar
masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, sepertiindustri,
perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upayamendorong
pertumbuhan ekonomi.
Penyelenggaraan
denganamanat

infrastruktur

Undang-Undang

Bidang
No.

32

Cipta

Karya,


sesuai

Tahun

2004

tentang

PemerintahanDaerah dan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007
tentangPembagian

Urusan

PemerintahanDaerah

Pemerintahan

antara

dan


Pemerintahan

Provinsi,

Pemerintah,
Daerah

Kabupaten/Kota,merupakan tanggung jawab bersama, antara Pemerintah
Pusat,Pemerintah

Provinsi,

yangdiselenggarakan
usaha.Pemerintah
danpengawasan,

serta

bersama


Pusat

dengan

berperan

sedangkan

Kabupaten/Kotamemiliki

peran

Pemerintah
dalam

masyarakat
pengaturan,

Pemerintah


yang

lebih

Kabupaten/Kota,

besar

dan

pembinaan,

Provinsi
dalam

dunia
dan

pelaksanaan


pembangunaninfrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan dengan kerjasama
berbagaistakeholders pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3
(tiga)strategic goals Kementerian Pekerjaan Umum dapat tercapai, yaitu
(i)meningkatkan

pertumbuhan

ekonomi

kota

dan

desa,

(ii)

meningkatkankesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas
lingkungan.


Dalam

rangka

danberkelanjutan,

pengembangan

Direktorat

PekerjaanUmum,

permukiman

Jenderal

Cipta

mengembangkan


yang
Karya,

konsep

layak

huni

Kementerian
perencanaan

pembangunaninfrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa
RencanaTerpadu

dan

Menengah(RPI2-JM)


Program
Bidang

Investasi
Cipta

Infrastruktur

Karya,

Jangka

sebagai

upaya

mewujudkanketerpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang
CiptaKarya

disusun


fasilitasiPemerintah

oleh

Provinsi

Pemerintah
yang

Kabupaten/Kota

mengintegrasikan

melalui

kebijakan

skala

nasional,provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun
sektoral.Melalui

perencanaan

yang

rasional

dan

inklusif,

diharapkanketerpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud,
denganmempertimbangkan

aspek

lingkungan,

kelembagaan,

dan

kemampuankeuangan daerah.
1.2.

Pengertian dan kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur JangkaMenengah

(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumenperencanaan dan
pemrograman pembangunan infrastruktur BidangCipta Karya yang disusun
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota denganjangka waktu 5 (lima) tahun, dan
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi,

Pemerintah

Kabupaten/Kota, masyarakat, dandunia usaha dengan mengacu pada
rencana tata ruang dan kebijakanskala nasional, provinsi, dan kabupaten
kota, untuk mewujudkanketerpaduan pembangunan permukiman yang layak
huni danberkelanjutan.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikanberbagai
dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai daritingkat pusat,
provinsi, hingga kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang CiptaKarya disusun
sebagai dokumen teknis operasional pembangunaninfrastruktur Bidang Cipta
Karya sesuai dengan dokumen rencana yangada, dengan perkuatan pada
rencana investasi sesuai dengankebutuhan dan kapasitas Daerah.
Gambar 1.1 memaparkan kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karyapada
sistem perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang CiptaKarya.

Gambar 1.1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada
SistemPerencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPI2-JM Bidang Cipta
Karya,selain

mengacu

pada

rencana

spasial

dan

arah

pembangunannasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral
Bidang CiptaKarya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air
Minum(RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata
Bangunandan

Lingkungan

(RTBL),

dalam

rangka

keterpaduanpembangunan permukiman yang berkelanjutan.

mewujudkan

1.3.

Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM Bidang
PU
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur JangkaMenengah

(RPI2-JM) adalah rencana dan program pembangunaninfrastruktur tahunan
dalam periode tiga hingga lima tahun, yangmensinkronkan kegiatan
pembangunan infrastruktur, baik yangdilaksanakan dan dibiayai pemerintah,
pemerintah daerah, maupun olehmasyarakat/dunia usaha. Khusus untuk
Bidang Cipta Karya, rencanadan program pembangunan infrastruktur yang
terdapat pada RPI2-JMdioperasionalkan melalui RPI2-JM Bidang Cipta
Karya,

untukselanjutnya

pelakupembangunan

dilaksanakan
Bidang

pembangunannya

Cipta

Karya.

oleh

seluruh

Gambar

1.2

memaparkanKeterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM
BidangPekerjaan Umum dan dokumen perencanaan pembangunan di
daerah.

Gambar 1.2Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM
Bidang Pekerjaa Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan
Daerah

Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana,
danindikasi program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yangtercantum
pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPI2-JM Bidang PU,
dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasarintegrasi rencana
pembangunan permukiman.
Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahankebijakan
pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut,untuk selanjutnya
diterjemahkan pada rencana induk masing-masingsektor, seperti Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM),Strategi Sanitasi Kota (SSK),
dan Rencana Tata Bangunan danLingkungan (RTBL).
Khusus

untuk

wilayahyang

Kawasan

penataan

pengaruhsangat

ruangnya

penting

pertumbuhanekonomi,

dalam

rencana

dapatdikembangkan

lebih

RTBLKSK

di

lingkup

berisikan

melalui

Strategis

rencana

karena

yaitu

mempunyai
terhadap

masyarakat,

budaya,

infrastruktur

Rencana
program

permukiman

Tata

Kabupaten/Kota

aksi

(KSK),

kabupaten/kota

sosial

pembangunan

rinci

Kawasan

Kabupaten/Kota

diprioritaskan

kesejahteraan

dan/ataulingkungan,
danLingkungan

Strategis

Bangunan

(RTBL

strategis

KSK).
dalam

penanganankegiatan permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang
CiptaKarya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di
KSKberdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.
Seluruh

dokumen

perencanaan

yang

ada

selanjutnya

dioperasionalkanmelalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, memuat rencana
investasi

yangmelibatkan

PemerintahKabupaten/Kota,

Pemerintah
dunia

Pusat,

usaha,

Pemerintah

masyarakat,

dan

Provinsi,
bantuan

pembiayaanpembangunan lainnya. Seluruh rencana investasi, yang disusun
denganmempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan,
sertakapasitas

keuangan

daerah,

kemudian

disusun

dalam

matriks

programlima tahunan dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana tahunan.

1.4.

Maksud dan Tujuan
Maksud

disusunnya

untukmewujudkan

RPI2-JM

Bidang

kemandirian

penyelenggaraaninfrastruktur

Cipta

Karya

adalah

kabupaten/kota

permukiman

yang

dalam

berkelanjutan,

baik di

perkotaan maupunperdesaan.
Adapun

tujuan

adalahsebagai

dari

dokumen

disusunnya
acuan

RPI2-JM

dalam

Bidang

perencanaan,

Cipta

Karya

pemrograman,

danpenganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. RPI2JMmemuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima
tahunyang

mencakup

multi

sektor,

multi

sumber

pendanaan,

dan

multistakeholders.
1.5.

Prinsip penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Prinsip dasar RPI2-JM Bidang Cipta Karya secara sederhana diuraikan

sebagai berikut:
1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun
untuk rencana investasi yang disusun.
2. Multi

Sektor,

yaitu

mencakup

sektor/bidang

pengembangan

kawasan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air
minum,

pengembangan

sistem

pelayanan

persampahan,

pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem
pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan
peremajaan

permukiman,

pengembangan

kawasan

penanganan
dan

ruang

kawasan
terbuka

kumuh,

hijau,

serta

penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.
3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan
pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber
pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa
Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social
Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam
pemberdayaan masyarakat, misalnya dalam bentuk barang dan
jasa.

4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan
Swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan
RPIJM maupun pada saat pelaksanaan program.
5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan
daerah (kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat
(bottom-up).
Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian
daerahdapat terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien
dapattercapai. RPI2-JM Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat
dikaji(review)

setiap

tahunnya

dalam

rangka

penyesuaian

dengan

arahanpembangunan yang ada sesuai dengan kebutuhan daerah.
A. Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Dokumen RPI2JM Bidang
Cipta Karya Kabupaten Kuantan Singingi TA. 2015
Secara substansi muatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya terdiri dari
Kabupaten/Kota terdiri 11 (sebelas) bab yaitu:
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang,maksud
dan tujuan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, prinsippenyusunan RPI2-JM
Bidang Cipta Karya, serta mekanismepenyusunan RPI2-JM Bidang
Cipta Karya.
Bab 2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Pada bagian ini berisikan arahan konsep perencanaan BidangCipta
Karya, antara lain amanat pembangunan nasional(RPJPN, RPJMN,
MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden),amanat peraturan
perundangan terkait Pembangunan BidangCipta Karya, serta amanat
internasional.
Bab 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untukKabupaten/Kota
Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26Tahun 2008),
RTRW Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRWKawasan Strategis
Nasional (KSN). Indikasi program BidangCipta Karya pada RTRW
Nasional, RTRW Pulau, RTRWProvinsi, maupun RTRW KSN yang
terkait dengankabupaten/kota setempat dipaparkan pada bagian ini.

Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial, bagian inijuga
memaparkan kedudukan kota pada rencanapengembangan kawasan
khusus, antara lain dalam rangkapengembangan MP3EI dan KEK
(jika kabupaten/kota tersebuttermasuk dalam KPI MP3EI dan/atau
kawasan
pengembangan KEK).
Bab 4 Profil Kabupaten/Kota
Pada bab ini berisikan penjelasan profil umumKabupaten/Kota seperti
batas

administrasi

wilayah,

demografi,geografi,

topografi,

geohidrologi, geologi, klimatologi, sertakondisi sosial dan ekonomi
wilayah.
Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten/Kota
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan danstrategi
dokumen rencana seperti Rencana Tata RuangWilayah (RTRW),
Rencana

Pembangunan

Jangka

MenengahDaerah

(RPJMD),

Rencana Pembangunan danPengembangan Kawasan Permukiman
(RP2KP), RencanaTata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana
IndukSistem

PAM

(RISPAM),

Strategi

Sanitasi

Kota

(SSK),

danRencana Tata Bangunan dan Lingkungan di KawasanStrategis
Kabupaten/Kota
Keterpaduan

(RTBL

Strategi

KSK),

dan

serta

Rencana

penjelasanmengenai

Pembangunanpada

skala

Kabupaten/Kota maupun kawasan.
Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencanaprogram
investasi

infrastruktur

pengembangan

Bidang

permukiman,

Cipta

rencana

Karya

sepertirencana

penataanbangunan

dan

lingkungan (PBL), rencana pengembangansistem penyediaan air
minum, dan rencana penyehatanlingkungan permukiman (PLP). Pada
setiap sektor dijelaskanisu strategis, kondisi eksisting, permasalahan,
dan tantangandaerah, analisis kebutuhan, serta usulan program
danpembiayaan masing-masing sektor.

Bab 7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas
Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspekteknis per
sektor pada Bab 6 menjadi usulan berdasarkanentitas regional,
kabupaten/kota, kawasan, dan lingkungan.Khusus untuk entitas
kawasan,

pemilihan

Kabupaten/Kota

kawasan

(KSK)

haruspada

Kawasan

Strategis

sesuaidengan

amanat

RTRW

Kabupaten/Kota.
Bab 8 Aspek Lingkungan dan Sosial
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umumdan
kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindunganlingkungan dan
sosial seperti Kajian Lingkungan HidupStrategis (KLHS), AMDAL,
UKL – UPL, dan SPPLH, sertaperlindungan sosial pada tahap
perencanaan,

pelaksanaan,maupun

pasca

pelaksanaan

pembangunan bidang CiptaKarya.
Bab 9 Aspek Pembiayaan
Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBDKabupaten/Kota,
profil investasi dan proyeksi investasi dalampembangunan Bidang
Cipta Karya, serta strategi peningkataninvestasi bidang Cipta Karya.
Bab 10 Aspek Kelembagaan Kabupaten/Kota
Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaanCipta
Karya di daerah yang fokus kepada aspekkeorganisasian, aspek
ketatalaksanaan, dan aspek sumberdaya manusia. Dari ketiga aspek
tersebut dijelaskan kondisieksisting, analisis permasalahan dan
rencana
pengembangannya.
Bab 11 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi InfrastrukturJangka
Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
Pada

bab

ini

berisikan

matriks

program

investasi

RPI2-

JMKabupaten/Kota dan matriks keterpaduan program investasiRPI2JM Kabupaten/Kota.

B. Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2-JM Bidang Cipta
Karya
Mekanisme

penyusunan

Karyadipaparkan

dalam

dan

3

penilaian

(tiga)

RPI2-JM

bagian,

yaitu

Bidang

Cipta

hubungan

kerja

penyusunanRPI2-JM Bidang Cipta Karya, langkah penyusunan RPI2-JM
BidangCipta Karya, serta Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
1. Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota padadasarnya
melibatkan

pemerintah

pusat,

pemerintah

provinsi,

danpemerintah

kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini DitjenCipta Karya, bertindak
sebagai

pembina.

Sedangkan,

pemerintahprovinsi

berperan

sebagai

fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kotamerupakan penyusun dari dokumen
RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Di dalam mekanisme penyusunan RPI2-JM Cipta Karya terdapat
unitpelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk
SatgasRPI2-JM/Randal,

melalui

Surat

Keputusan

Direktur

Jenderal

CiptaKarya, yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina
Program,Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan
danLingkungan,

Direktortat

DirektoratPengembangan
Untukkemudahan
terdapatjuga

Pengembangan

PLP,

komunikasi

dan
dan

Koordinator

Sekretariat
koordinasi,

Wilayah

Air
Ditjen

pada

(Korwil)

Minum,

Cipta

Karya.

struktur

Satgas

Sumatera,

Jawa,

Kalimantan,Sulawesi, dan Papua-Maluku.
Pada

tingkat

provinsi,

berfungsimemfasilitasi

antara

dibentuk

satgas

Pemerintah

Pusat

RPI2-JM
dan

yang

Pemerintah

Kabupaten/Kotadalam penyusunan RPI2-JM. Satgas Provinsi dapat dibentuk
melalui SKGubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda,
DinasPU/CK/Permukiman,

BPLHD,

Dispenda,

SKPD

terkait

pembangunanCipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.
Sementara

di

JMKabupaten/Kota

tingkat
yang

kabupaten/kota,
bertugas

dibentuk

menyusun

satgas

RPI2-JM.

RPI2Satgas

dibentukdengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur
Bappeda,Dinas

PU/CK/Permukiman,

BPLHD,

Dispenda,

SKPD

terkaitpembangunan

Cipta

Karya,

dan

UPTD

PAB.

Gambar

1.3

memaparkanKeterkaitan Organisasi Penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota.

Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPI2JMBidang Cipta Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur BidangCipta
Karya dapat berjalan dengan efisien dan efektif dalam rangkamewujudkan
permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
2.

Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Dalam

mengacupada

penyusunannya,
dokumen

RPI2-JM

perencanaan

Bidang
yang

Cipta
ada,

Karya
baik

harus

dokumen

pembangunannasional, perencanaan sektoral, maupun perencanaan spasial.
Gambar1.4 memaparkan langkah-langkah penyusunan RPI2-JM Bidang
CiptaKarya.

Dari Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik
ditingkat

Pusat,

Provinsi,

maupun

Kabupaten/Kota

memiliki

peran

pentingdalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom
upplanning cukup kental pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karyaini,
agar rencana yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastrukturBidang
Cipta Karya di daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakannasional.

3.

Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Kelayakan suatu dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya perlu

dinilaiuntuk

meningkatkan

kualitas

substansi

dokumen

tersebut.

Penilaiankelayakan tersebut menggunakan metode skoring, dimana masing–

masing kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. IndikatorPenilaian
Dokumen RPI2-JM dinilai dari beberapa kriteria yaitu:
a. Kelengkapan Dokumen
Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumenRPI2JM oleh Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuaidengan
buku pedoman penyusunan RPI2-JM.
b. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan
Penilaian

terhadap

kelayakan

rencana

dilihat

dari

keterpaduanstrategi yang tertuang pada dokumen perencanaan
pembangunannasional (RPJPN, RPJMN, peraturan perundangan
Bidang CiptaKarya), perencanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau,
RTRWP,RTRW

KSN,

dan

RTRW

Kabupaten/Kota),

dan

perencanaanpengembangan kawasan khusus (MP3EI dan KEK).
c. Kelayakan Program
Penilaian

terhadap

programinvestasi

kelayakan

sektor

program

pengembangan

dalam

rencana

permukiman,

rencana

programinvestasi sektor PBL, rencana program investasi sektor
PLP,rencana program investasi sektor SPAM.
d. Kelayakan Lingkungan dan Sosial
Penilaian

terkait

aspek

perlindungan

sosial

dan

lingkungan

dalampembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.
e. Kelayakan Pendanaan
Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program
/kegiatan RPI2-JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.
f. Kelayakan Kelembagaan
Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapankelembagaan
untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI2-JM di daerah.
g. Matriks Program
Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritasprogram
dan matriks program berdasarkan entitas yang tertuangdalam RPI2JM Bidang Cipta Karya.
Tabel 1.1 memaparkan cara penilaian kelayakan RPI2-JM Bidang
CiptaKarya secara kuantitatif.