Tingkat kemampuan mengelola rasa marah : studi deskriptif siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Bayat tahun ajaran 2013-2014 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

TINGKAT KEMAMPUAN MENGELOLA RASA MARAH
(Studi Deskriptif Siswa Kelas VII
SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2013-2014
dan Implikasinya
Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial)
Skripsi :
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh
Galih Herwin Prasetyo
091114046


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SKRI PSI

TI NCKAT KEMAMPI I AN pEI ENGt t LOLA RASA PI ARAH
p● Si SWal Kel as VI I

● t ul i ‐ Desm
I SMP Pmgudi ml l =Bayat Tt t l l n斑

鋼 呻 201, . 響 14

‐通1轟 込鳳‐感獄欝雛轟 1. 轟 s轟轟

=

Tangga1 21 J ul i 2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

St t PSI
TI NGKAT臨



PUAN割 隧NGELOLA t t MARA菫
VI l
蓼 議轟 聯犠 諸 警 護f SおW鍵 軸
SMPP凛 轟 夢 機 L職 1融 F Bayat Tt t un種 奪撃 n鋼慇I 多20礎 4
l l t t p二 趣露si 】 1画 F』 ヒ
( 1=こ 軍
Tor ≧ 議轟 》 覇s撃 塾離 To鉾 募 T舎 感燈蓼勘轟競緊饗睦 P頑 機 ct t St t si a琴
襲 p奪磐1彎 1鞭 轟

曇職 墨 ol 轟 :

G轟 : h藍 領7轟 Pr 餞 鍾yo


111黎 6

Kじ 1馨 i l
Sc員 ぜl t i l l ・ : =

)t凛
A■ 懸怒て

:

へngst ) 1ょ

::

Ai l 悪 暮t ) i t i

i:i

: , S, Pd. =S, Psi . 、 重] : . 、 ヽ1. A.

Yogvt t a貢 婁. 24∫

F量 嚢1盤墨K響

: I: [ヱ


雛 軸

014
菫難彗PCndi di 轟

Uni vct t i ‡ 鶴 Sat t at t Dh轟 熙 尋



ξ諄

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN


Dengan rasa syukur
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Bapak L Heru P dan Ibu E Windari
A Galuh Retno R
Emilia Wahyuningtyas
Teman-teman terkasih
Wiratama Rahman
Nupik Wahyu Widagdo
Dedy Setiawan
Aldian Putranto
Vitali Rica Vernando
Dan semua teman BK 2009

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEt t I _I AN KARYA
Saya meni t t akan dengan sesul l gguhnya bahwa st t psi yal l g saya t ul i s i ni
ぎ攣8k t t cl l i ut t ka森′a t t au ba彗 鑢 kar ya or amg l t t n, kc( 魁 al i yang st l d巌1幾 s( 海 ut k紬
撃al t t i 菫 註ut t pt t l dar t dai ar pt t st aka, scbaga: 1■

a織 ュ:

avaknva kt t v表 : hi t t h.

Yogy量 婁重≒ 24J じ l i

2攀 14

rf)-.r.-a*rrn
t(rJ!rtu


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEI I BAR FERNYATAAN t t Et t ETUJ UAN PUBLI KASI KARYA
■ 卜l

I At t UNTUK三塁PEt t Tt t SAA AKA参 三Ⅳ菫IS


ヽang bet t al l da t at t gan di bt t i nl ) saya菫 盪hasi s、 va

l ゴ ni vcr si t 径 3

Nt t ma

: Gal i h HcAvi n Pr aset ン


Nё t t l or Manasi s、 va

: 参 9111■

Sanat a Dhal i l l ai

046

Dcmi pcngembansan i l mu penget t t huan, sava t t embc■

k43n kepada peFust akaan

l _i ni ver si t asSat t at aDhar l I I l akat t ai i t t i al l denganj udul i

TI NGKAT K£ l I A} I t t AN MENGELOLA RASA卜 l ARA亜
l■

( St ■


di Dosi ci pt i f Si swa Kel as VI I

S卜 I P Pal l gt t di Ll l hur Bayat TaLЦ

l l Aj ar an 2013- 2014

dal t i mpi l kasi l l ya
l`

er hadaP usLEi t t l Top脇 鰤ToPt t i Bi 爵 l bi l l gat t Pr i badi Sosi a琴

Besena pcr 狙 ま at yt t g di p凄 i 畿 雛 ( bi l a轟 a) . Dengt t d〈 瀬 i ki t r l , saya ncl l l ber i k鍛

kcPada per pl _l st akaan l i ni vct t si t as Sanat a Dhma l l ak unt uk mcnyi mpani
nl el i gal i hkan dal al l l bcnt uk l nedi a l ai n, mcngci ol anya dt t al ■
dat a, I l l cndi si 亘 busi kan

ュlcdi a l ai n unt uk k●

bent uk pal l l gKal an


sccご a t ( I bat as, t i t t i l l cl l l pt bl i t asi kan di i ni ct t ct at au

pent i l 13■

注 証kat l enl i s t a■ pa t t c■ l i nt a : zi n da彙

1■

こupun

Π2=童 l bCr i kニ ュf oyt t i t y ker ada Saya sel at t a t et 33豊 舎ncant ut t kal l i at t a st t Fa st t bagt t i
r ent t l i 3_

Del l l i ki an pcr nyat aan i ni saya buat dengan scbcnal nya

Di buat di Yogyakat t a
Pi da t ant t ga1 24」 毬量■014
1 ■ i 13 1η

cnyat akan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Tingkat Kemampuan Mengelola Rasa Marah (Studi Deskriptif Siswa Kelas
VII SMP Pangudi Luhur Bayat Tahun Ajaran 2013-2014 dan Implikasinya
Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial). Program Studi
Bimbingan dan Konseling, jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan mengelola
rasa marah pada siswa. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Pangudi
Luhur Bayat Klaten tahun ajaran 2013-2014 pada bulan Mei 2014. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Instrument
penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang disusun sendiri oleh penulis.
Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah siswa memiliki tingkat
kemampuan mengelola marah yang beragam, dari yang sangat tinggi hingga yang
sangat rendah. Untuk penggolongan tingkat kemampuan mengelola rasa marah
secara keseluruhan prosentase yang didapatkan dari 83 siswa, terdapat 1 siswa
yang mampu mengelola rasa marahnya dengan sangat tinggi atau juka
diprosentasekan mendapat 16,867%dari 100%. 25 siswa yang mampu mengelola
rasa marah dengan tingkat tinggi, atau juka diprosentasekan mendapat 30,12%
dari 100%. 35 siswa mampu mengelola rasa marah dengan tingkat sedang, atau
jika diprosentasekan mendapat 42,169% dari 100%. 8 siswa yang mampu
mengelola rasa marah dengan tingkat rendah, atau jika diprosentasekan mendapat
9,639% dari 100%. 14 siswa yang mampu mengelola rasa marah dengan tingkat
sangat rendah, atau jika diprosentasekan mendapat 16,867% dari 100%.
Pendampingan kepada siswa akan sangat membantu siswa memahami, dan
mengetahui cara yang tepat untuk menjadi lebih baik.
Kata kunci: Kemampuan Mengelola Rasa Marah, Marah, Anger Management.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Ability level Managing Anger (Descriptive Study Student Class VII Pangudi
Luhur Bayat School Year 2013-2014 and its Implications Against Proposed
Guidance Topics Personal Social). Guidance and Counseling Studies
Program, the Department of Education, University of Sanata Dharma.
This aims of this study is determine the level of anger management skills in
students. The subjects were students of class VII Pangudi Luhur Bayat Klaten
2013-2014 school year in May 2014. The method used in this study is descriptive
quantitative method. Research instrument used was a questionnaire compiled by
the author.
The results of the research conducted is students have the ability to manage the
level of anger that range from very high to very low. For the classification level of
anger management skills gained overall percentage of 83 students, there is one
student who is able to manage his anger with very high or if it’s percentage got
16,867% from 100%. 25 students who are able to manage anger with a high level,
or if it’s percentage got 30.12% from 100%. 35 students were able to manage
anger with moderate levels, or if it’s percentage got 42,169% from 100%. 8
students who are able to manage anger with low-level, or if it’s percentage got
9.639% from 100%. 14 students who are able to manage anger with a very low
level, or if it’s percentage got 16,867% from 100%. Assistance to students will
greatly help students understand, and know the right way to become better.
Keywords: Ability Managing Anger, Anger, Anger Management.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat kuasa Roh Kudus kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini. Proses penyusunan skripsi yang telah penulis lalui, penulis
mendapat bantuan, dukungan, motivasi dan arahan dari berbagai pihak. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Kaprodi Bimbingan dan Konseling
juga selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan setia mendampingi
penulis dalam menyusun skripsi dengan berkorban waktu, tenaga, pikiran
dari awal penyusunan sampai terselesaikannya skripsi ini.
2. Dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis, sehingga
penulis mendapat banyak pengetahuan dalam mempertanggungjawabkan
serta menyelesaikan skripsi ini.
3. Segenap dosen dan karyawan FKIP, khususnya prodi Bimbingan dan
Konseling yang telah membimbing dan menemani penulis selama
menempuh studi di prodi Bimbingan dan Konseling.
4. Bapak Fx. Heru Cahyono sebagai kepala SMP Pangudi Luhur Bayat
Klaten yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di SMP
Pangudi Luhur Bayat Klaten.
5. Siswa-siswi kelas VII A,B,dan C SMP Pangudi Luhur Bayat tahun ajaran
2013-2014 yang telah bersedia membantu penulis mengisi angket
kuesioner dalam melakukan penelitian di SMP Pangudi Luhur Bayat.
6. Bapak L. Heru Prawoto, Ibu E. Windari, dan adik A. Galuh Retno R atas
segala doa, motivasi, serta semangat cinta kasih yang telah dibrikan hingga
akhirnya penulis menyelesaikan
7. Emilia Wahyuningtyas, yang selalu setia menemani penulis dalam
berproses, memberi bantuan ketika penulis mengalami kesulitan, memberi

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

scr l l angat dan moこ i vasi bagi pel l ul i s di t t t pct t ui i s l ■ ■l ai put us asみ

mcmt t r i kcbahagi 距 戯 sct t l ah Pe■ 避i s
3. Tenl an― t eman

3振 bi ngan

t t c■

vCi CSt t kt t st t psi i ni .

dal ■ l ( onsel i ng angkat an 2009,

Pcnul i s ber t t t p somoga sk鷲 psi i ni dap轟
bay yt t g membaca d雛

dan

必 藤



g唾 よ



難 e壼 1も 領 童 an『議 難 ぬ 薦

Sebat t acut t u雛

避k

pct t di 重

sci そ 町ュ
i ut nva.

■「o3yaka糞 み 24 J ul i t Oi 4

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………... i
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………….. iv
HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN …………………………… vi
ABSTRAK ………………………………………………………………... vii
ABSTRAK ………………………………………………………………... viii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xiii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xiv
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………...……. 4
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………….. 4
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 5
1. Manfaat Teoritis ……………………………………………… 5
2. Manfaat Praktis ………………………………………………. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………. 8
A. Marah ……………………………………………………………… 8
1. Pengertian Marah …………………………………………….. 8
2. Ciri-ciri Marah ……………………………………………….. 10
3. Aspek Marah …………………………………………………. 11
4. Faktor-faktor Marah ………………………………………….. 13
B. Pengertian Kemampuan Mengelola Marah ……………………… 13
1. Pengertian Mengelola Marah ………………………………… 13
2. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam mengelola rasa marah.. 14
3. Aspek-aspek orang yang mampu mengelola rasa marah …….. 18
4. Teknik Pengelolaan Rasa Marah …………………………….. 21
5. Perbedaan kecerdasan emosional antara pria dan wanita …… 24
C. Remaja …………………………………………………………… 26
1. Pengertian remaja ……………………………………………. 26
2. Ciri-ciri remaja ………………………………………………. 27
3. Tugas perkembangan remaja ………………………………… 28
D. Konsep Dasar Bimbingan Pribadi-Sosial ………………………… 29
1. Pengertian Bimbingan ……………………………………….. 29
2. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial ……………………….. 30
E. Hipotesis …………………………………………………………. 30
BAB III. METODE PENELITIAN ………………………………………. 31
A. Jenis Penelitian …………………………………………………... 31
B. Subjek Penelitian ……………………………………………….... 31
C. Instrument Penelitian …………………………………………..... 32
1. Jenis Alat Ukur ……………………………………………..... 33

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Format Pernyataan ……………………………………………….... 35
3. Penentuan Skor ………………………………………………….… 35
4. Uji Coba Kuesioner Tingkat Kemampuan Mengelola Rasa Marah . 36
D. prosedur Pengumpulan Data ………………………………………….. 40
E. teknik Analisis Data ………………………………………………….. 41
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN….……………... 44
A. Pasil Penelitian ……………………………………………………….. 44
B. Pembahasan …………………………………………………………… 47
BAB V. PENUTUP ………………………………………………………. 54
A. Pembahasan ………………………………………………………......... 54
B. Kesimpulan …………………………………………….......................... 55
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 57
LAMPIRAN ………………………………………………………………. 59

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Subjek Penelitian ………………………………………………………32
Tabel 2 Kisi-Kisi Kuesioner Kemampuan Mengelola Rasa Marah ……………34
Tabel 3 Rumus Kategorisasi Menurut Aswar …………………………………..40
Tabel 4 Jadwal Kegiatan Pengumpulan Data …………………………………..41
Tabel 5 Penggolongan Tingkat Kemampuan Mengelola Rasa Marah …………44
Tabel 6 Penggolongan Hasil Analisis Capaian Skor …………………………...45
Tabel 7 Paired Samples Statistics ………………………………………………46
Tabel 8 Paired Samples Test ……………………………………………………46
Tabel 9 Usulan Topik Bimbingan ……………………………………………….53

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrument Penelitian ………………………………………………59
Lampiran 2. Hasil Uji Validitas …………………………………………………65
Lampiran 3. Tabulasi data penelitian …………………………………………....67
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian ………………………………………………..73
Lampiran 5. Daftar kualifikasi …………………………………………………..74

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah pokok yang digunakan dalam
penelitian ini.
A. Latar Belakang Masalah
Setiap individu memiliki emosi. Emosi adalah segala perasaan yang dialami.
Macam emosi ada banyak, di antaranya adalah: marah, sedih, bahagia, benci,
cinta, dan lain sebagainya. Emosi dapat muncul ketika mendapatkan rangsangan
atau stimulus, baik dari dalam diri maupun dari luar diri. Misalnya, ketika
seseorang tidak menepati janji yang sudah disepakati bersama, maka emosi yang
biasanya dirasakan adalah jengkel, marah, benci, dan emosi yang lainnya.
Salah satu emosi yang menjadi keprihatinan adalah marah. Marah menjadi
sarana untuk meluapkan perasaan ketika merasa kurang nyaman. Marah tidak
hanya dilakukan oleh kaum muda dan orang tua, namun juga bagi para remaja.
Pada dasarnya sebagian besar remaja belum mampu mengelola amarah dengan
baik sehingga meluapkan amarah dengan berlebihan.
Marah seringkali diluapkan dengan dua bentuk, yaitu verbal dan non verbal.
Marah yang diungkapkan dengan bahasa verbal biasanya adalah dengan
ungkapan yang tidak menyenangkan, kasar, bentakan. Sedangkan marah yang
diungkapkan dengan bahasa non verbal diungkapkan dengan sentuhan. Luapan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

marah yang berlebihan bahkan mengacu pada kekerasan fisik yang berupa
pukulan, tendangan, dan kekerasan fisik yang lain.
Marah adalah bentuk emosi negatif yang memiliki daya dorong yang sangat
kuat untuk bertindak sesuai dengan emosi tersebut. Marah menjadi salah satu
keprihatinan

bersama,

dimana

anak

remaja

saat

ini

meluapkan

atau

mengekspresikan rasa marah dengan hal yang berlebih seperti yang sudah
diungkapkan di atas.
Dewasa ini, dapat dikatakan bahwa sebagian besar remaja kurang mampu
mengelola rasa marahnya dan meluapkan pada waktu, tempat dan pada orang
yang tepat. Orang di sini diartikan sebagai pribadi yang menjadi objek marah bagi
remaja tersebut. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti lingkungan
masyarakat, sampai ligkungan keluarga yang keras yang menjadikan panutan bagi
anak sebagai contoh untuk meluapkan perasaan marahnya ketika mendapat
respon dari luar maupun dari dalam diri anak.
Marah ketika tidak dikelola dengan baik maka dapat mengakibatkan hal yang
tidak diinginkan. Bagi remaja, ketika seorang remaja kurang mampu mengelola
marahnya dengan baik maka bisa saja akan dikucilkan, dimusuhi, atau bahkan
menjadi korban kekerasan ketika orang lain kurang mampu menerima alasan
amarah yang diluapkan oleh remaja tersebut. Selain itu, sosialisasi remaja tersebut
akan terhambat jika tidak segera dibantu untuk belajar mengelola amarah dengan
baik.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

SMP Pangudi Luhur Bayat adalah SMP swasta yang berkarya dalam bidang
pendidikan yang bertempat di Lemah Miring Paseban Bayat. Siswa dan siswi
yang mengenyam pendidikan di SMP PL sebagian besar berasal dari keluarga
dengan keadaan ekonomi menengah ke bawah. Sebagian besar orang tua murid
bekerja sebagai buruh, petani, dan pedagang. Budaya modern telah masuk ke pola
bergaul remaja saat ini, tak hanya pada remaja yang tinggal di kota, namun juga
remaja di desa sekalipun. Budaya modern tersebut mengubah pengelolaan emosi
remaja, khususnya marah.
Dari observasi yang sudah dilakukan, peneliti melihat beberapa siswa
meluapkan amarah dengan umpatan, sentuhan dan sedikit pukulan. Dari temuan
tersebut, peneliti merasa bahwa siswa dan siswi SMP Pangudi Luhur Bayat kelas
VII angkatan 2013/2014 memerlukan pendampingan yang lebih guna menjadi
pribadi yang lebih baik.
Dilihat dari seberapa pentingnya kemampuan mengelola amarah, maka sangat
perlu adanya pengelolaan amarah bagi usia remaja awal dan anak akhir,
khususnya bagi siswa dan siswi kelas VII SMP Pangudi Luhur Bayat tahun ajaran
2013/2014.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

1. Seberapa baik kemampuan mengelola rasa marah di kalangan siswa dan siswi
kelas VII SMP Pangudi Luhur Bayat tahun ajaran 2013/2014?
2. Berdasarkan hasil analisis capaian skor butir pengukuran kemampuan
mengelola rasa marah yang diteliti, dalam hal apakah kemampuan mengelola
amarah siswa masih rendah?
3. Apakah ada perbedaan kemampuan mengelola rasa marah antara para siswa
dan siswi kelas VII SMP Pangudi Luhur Bayat tahun ajaran 2013/2014 dalam
hal mengelola rasa marah?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan kemampuan mengelola rasa marah para siswa dan siswi
kelas VII SMP Pangudi Luhur Bayat tahun ajaran 2013/2014.
2. Memaparkan hasil analisis capaian skor butir pengukuran kemampuan
mengelola rasa marah, dalam hal apakah kemampuan mengelola amarah
siswa masih rendah yang implikatif terhadap topik bimbingan?
3. Memperoleh gambaran tentang ada atau tidaknya perbedaan kemampuan
mengelola rasa marah antara para siswa dan siswi kelas VII SMP Pangudi
Luhur Bayat tahun ajaran 2013/2014?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi di
bidang psikologi pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada
dan dapat memberi gambaran tentang kemampuan mengelola amarah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Memperoleh hasil penelitian gambaran tentang kemampuan mengelola
amarah siswa dan siswi kelas VII SMP Pangudi Luhur Bayat tahun ajaran
2013/2014 dan belajar menyusun topik bimbingan yang sesuai untuk
membantu siswa dan siswi memahami arti amarah dan menjadikan siswa
lebih mampu mengelola amarah dengan baik.
b. Bagi Guru BK
Peneliti dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak
sekolah terutama dalam bidang ke-BK-an sekolah khususnya dalam hal
kemampuan mengelola amarah siswa dan siswi kelas VII SMP Pangudi
Luhur Bayat tahun ajaran 2013/2014.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

c. Bagi Siswa dan Siswi
Peneliti dapat membantu siswa mengenali emosi marah yang dimiliki
dan membantu siswa mengelola amarah dan mengungkapkan amarah
dengan kegiatan yang lebih baik.
d. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan atau
referensi bagi peneliti lain yang berkeinginan melakukan penelitian yang
menyangkut kemampuan mengelola amarah dan menjadikan penelitian ini
sebagai sumber inspirasi untuk mengembangkan penelitian.
E. Definisi Operasional
1. Kemampuan mengelola rasa marah
Kemampuan mengelola rasa marah merupakan kemampuan seseorang
dalam mengelola rasa marah sebagai tanggapan terhadap situasi yang tidak
menyenangkan dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan.
2. Siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Bayat
Siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Bayat adalah remaja pria yang
duduk di bangku kelas VII SMP Pangudi Luhur Bayat tahun ajaran
2013/2014.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

3. Siswi kelas VII SMP Pangudi Luhur Bayat
Siswi kelas VII SMP Pangudi Luhur Bayat adalah remaja wanita yang
duduk di bangku kelas VII SMP Pangudi Luhur Bayat tahun ajaran
2013/2014.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

BAB II
LANDASAN TEORI

Bab ini berisi uraian tentang beberapa hal yang berhubungan dengan kajian
teori peneitian yang meliputi amarah, kemampuan mengelola rasa marah,

A. Marah
1. Pengertian Marah
Marah (anger) menurut DiGiuseppe, dkk (1994) merupakan perasaan
dalam diri, mental, dan dari sudut pandang seseorang yang diasosiasikan
dengan perubahan pikiran dan perasaan pseseorang. Sedangkan menurut
Spielberger (1988) marah merupakan keadaan emosional yang mempengaruhi
perasaan yang berbeda-beda, dari yang tingkat mengganggunya ringan hingga
berat, serta dikaitkan dengan perubahan pada system saraf.
Rasa marah merupakan kondisi perasaan internal yang secara khusus
berkaitan dengan meningkatknya dorongan untuk menyakiti orang lain.
Tingkat amarah yang tinggi di kalangan remaja awal sering diekspresikan
dengan perilaku kejahatan, antisocial, kekerasan, prestasi belajar rendah, dan
lemahnya kesehatan fisik dan mental hingga masa remaja akhir dan dewasa.
Marah dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu marah ke dalam dan
marah ke luar.Marah ke dalam adalah rasa marah yang ditujukan de dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

diri sendiri yang dapat mengekibatkan depresi dan kebencian mendalam.
Sedangkan marah ke luar adalah rasa marah yang di arahkan kepada orang
atau benda lain yang merupakan ekspresi dari perasaan benci dan permusuhan
yang tertahan.
Marah merupakan satu dari 6 emosi dasar yang dimiliki manusia, dimana
suatu keadaan diterima sebagai respon yang negatif dan kemudian
menyalahkan orang lain dari respon yang dialami oleh individu yang
bersangkutan. Amarah biasanya muncul dengan ekspresi wajah yang berubah,
dahi yang mengkerut dan sebagainya. DiGiuseppe dan Tafrate (2007)
menjelaskan marah sebagai emosi negatif yang merupakan hasil dari
pengalaman pribadi seseorang terhadap orang lain atau terhadap suatu situasi
yang dipersepsikan sebagai keadaan yang tidak menyenangkan.
Menurut (Faupel, Herrick, dan Sharp, 2011) terdapat tiga kegunaan
marah, yaitu:
a. Marah

yang

digunakan

untuk

menanggapi

frustasi

ketika

kebutuhannya tidak terpenuhi, missal kebutuhan akan status,
kebahagiaan dan yang lain.
b. Marah yang digunakan untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Hal
tersebut sering disebut instrumental anger, karena seseorang
menggunakan marah untuk mendapatkan sesuatu.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

c. Marah yang digunakan sebagai pelampiasan emosi yang terpendam,
terutama ketika individu merasa tidak berdaya dalam menghadapi
suatu keadaan tertentu.
Pengertian marah dari yang telah diungkapkan oleh beberapa ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa marah merupakan suatu keadaan emosional negatif
yang dapat mempengaruhi perubahan pikiran dan perasaan pada seseorang.
Ketika seseorang merasakan marah, maka akan terjadi perubahan-perubahan
fisik yang mendukung, seperti ekspresi wajah, ketegangan otot dan lain
sebagainya. Marah merupakan reaksi emosional terhadap kebutuhan yang
tidak tercapai, dan sebagai tanda akan situasi yang kurang menyenangkan.
2. Ciri-ciri Marah
Terdapat ciri-ciri yang dapat dilihat ketika seorang individu sedang marah
menurut Purwanto dan Mulyono (2006). Ciri-ciri tersebut adalah:
a. Ciri pada Wajah
Yaitu perubahan warna yang terjadi pada wajah menjadi kuning pucat,
unung-ujung jari bergetar keras, timbul buih pada sudut mulut, bola mata
memerah, hidung kembang kempis, dan gerakan menjadi tidak terkendali.
b. Ciri pada Anggota Tubuh
Tangan yang mengepal dan terkadang menimbulkan keinginan untuk
memukul, melukai, merobek, bahkan membunuh.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

3. Aspek-aspek Marah
Menurut Purwanto dan Mulyono (2006) marah meliputi beberapa aspek,
yaitu:
a. Aspek Biologis
Respon fisiologis timbul karena kegiatan system syaraf otonom
bereaksi terhadap sekresi epineprin sehingga tekanan darah meningkat,
frekuensi denyut jantung meningkat, wajah memerah, pupil melebar, dan
frekuensi pengeluaran urin meningkat.
b. Aspek Emosional
Seorang individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak
berdaya, jengkel, ingin berkelahi, mengamuk, bermusuhan, sakit hati,
menyalahkan, dan menuntut.
c. Aspek Intelektual
Sebagian besar pengalaman kehidupan seseorang melalui proses
intelektual. Peran pancaindera sangat penting untuk beradaptasi pada
lingkungan, selanjutnya diolah dalam proses intelektual sebagai suatu
pengalaman.
d. Aspek Sosial
Emosi marah seringkali merangsang kemarahan dari orang lain, dan
menimbulkan penolakan dari orang lain. Pengalaman marah dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

mengganggu hubungan interpersonal sehingga beberapa orang memilih
menyengkal atau berpura-pura tidak marah untuk mempertahankan
hubungan tersebut.
e. Aspek Spiritual
Keyakinan, nilai dan moral memengaruhi ungkapan marah seseorang
yang memengaruhi hubungan seseorang dengan lingkungan sekitar.
Secara umum, seseorang menuntut kebutuhannya dari orang lain atau
lingkungan sehingga timbul frustasi, apabila tidak terpenuhi dan
selanjutnya timbul marah sehingga mempengaruhi menurunnya kualitas
seseorang.
4. Faktor-faktor Marah
Menurut Purwanto dan Mulyono, (2006) penyebab orang marah
sebenarnya dapat datang dari dalam dan luar diri seseorang. Kedua faktor
tersebut yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor internal yang menyebabkan marah antara lain menyangkut
self control seseorang, pola pandang yang dianutnya, serta kebiasaankebiasaanyang ditumbuhkannya dalam merespon suatu permasalahan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

b. Faktor Eksternal
Faktor internal yang menyebabkan marah antara lain menyangkut
situasi-situasi di luar diri seseorang yang memancing respon emosional,
latar belakang keluarga, serta budaya dan lingkungan sekitar.

B. Pengertian Kemampuan Mengelola Marah
1. Pengertian Mengelola Marah
Menurut KBBI (1995) mengelola adalah suatu proses, cara dan
perbuatan untuk mengendalikan, menyelenggarakan, mengurus dan
mengatur. Pengelolaan rasa marah (anger management) adalah suatu
tindakan yang mengatur pikiran, perasaan, nafsu marah dengan cara yang
tepat dan positif serta dapat diterima secara sosial, sehingga dapat mencegah
sesuatu yang buruk terjadi baik pada diri sendiri maupun orang lain.
Seseorang tidak bisa melepaskan atau menghindari sesuatu atau orang lain
yang membuat mereka marah, juga tidak bisa mengubahnya, tapi seseorang
tersebut dapat belajar untuk mengontrol reaksi yang akan diberikan terhadap
hal-hal tersebut. Pengelolaan rasa marah juga merupakan kemampuan

seseorang untuk mengekspresikan marah dengan cara yang dapat diterima
oleh lingkungan, di saat yang tepat, untuk tujuan yang tepat dan ditujukan
kepada orang yang tepat.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

Mengelola rasa marah merupakan kemampuan seseorang dalam
mengendalikan rasa marah sebagai tanggapan terhadap situasi yang tidak
menyenangkan dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan.
mengelola rasa marah juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
mengatur rasa marah, menenangkan diri,

melepaskan diri

dari

ketersinggungan dengan tujuan untuk mengelola amarah.
2. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam mengelola rasa marah
Ada beberapa faktor yang diidentifikasi mempengaruhi kemampuan
seseorang dalam mengelola emosi marah (Goleman, 1997), yaitu:
a. Keluarga
Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama untuk
mempelajari emosi (Goleman, 1997). Oleh karena itu, keluarga
memiliki peran yang sangat penting. Di dalam keluarga, anak belajar
bagaimana merasakan perasaannya sendiri, bagaimana orang lain
menanggapi perasaannya, bagaimana berpikir tentang perasaannya dan
pilihan-pilihan apa yang ia miliki untuk bereaksi, serta bagaimana
mengungkapkan perasaannya terhadap orang lain.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

Ada dua hal yang sangat berpengaruh bagi pembelajaran emosi
di tengah keluarga (Goleman, 1997), yaitu:
1) Keterampilan emosional yang dimiliki oleh orang tua
Orang tua biasanya memiliki cara-cara tertentu untuk
menangani perasaan-perasaan yang mereka alami. Cara-cara ini
biasanya dicontoh oleh anak.Orang tua yang terampil secara
emosional dapat memberikan contoh yang baik kepada anaknya dalam
menangani berbagai perasaan emosi. Mereka dapat mengajarkan
kepada anaknya bagaimana mengenali, mengelola, memanfaatkan
perasaan-perasaan, berempati, dan menangani perasaan-perasaan yang
muncul dalam berbagai hubungan dengan orang lain. Tim dari
University of Washington (dalam Goleman, 1997) telah menemukan
bahwa bila dibandingkan dengan orang tua yang tidak terampil
menangani perasaan, orang tua yang terampil secara emosional
memiliki

anak-anak

yang

pergaulannya

lebih

baik

dan

memperlihatkan lebih banyak kasih sayang kepada orang tuanya, serta
lebih sedikit bentrok dengan orangtuanya. Selain itu, anak-anak ini
juga lebih pintar menangani emosinya, lebih efektif menenangkan diri
pada saat marah dan tidak sering marah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

2) Gaya mendidik
Gaya mendidik orang tua juga sangat berpengaruh bagi
pembelajaran emosi di dalam keluarga. Ada tiga gaya mendidik
anak yang secara emosional pada umumnya tidak efisien
(Goleman, 1997), yaitu:
a) Sama sekali mengabaikan perasaan.
Orang tua semacam ini memperlakukan masalah emosional
anaknya sebagai hal kecil atau gangguan, sesuatu yang mereka
tunggu-tunggu untuk

dibentak.Mereka

gagal memanfaatkan

momen emosional sebagi peluang untuk menjadi dekat dengan
anak, atau untuk menolong anak memperoleh pelajaran-pelajaran
dalam keterampilan emosional.
b) Terlalu membebaskan.
Orang tua ini peka akan perasaan anak, tetapi berpendapat
bahwa apa pun yang dilakukan anak untuk menangani badai
emosinya sendiri itu baik adanya, bahkan misalnya dengan cara
memukul. Seperti orang tua yang mengabaikan perasaan anaknya,
orang tua jenis ini jarang berusaha memperlihatkan kepada
anaknya respons-respons emosional alternatif. Mereka mencoba

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

menenangkan semua kekecewaan dan menggunakan tawar
menawar serta suap agar anak berhenti bersedih hati atau marah.
c) Menghina, tidak menunjukkan penghargaan terhadap perasaan
anak.
Orang tua semacam ini biasanya suka mencela, mengecam,
dan menghukum keras anak mereka.Misalnya, mereka mencegah
setiap ungkapan kemarahan anak dan menjadi kejam bila melihat
tanda kemarahan paling kecil sekalipun. Mereka adalah orang tua
yang akan berteriak dengan marah pada anak yang mencoba
menyampaikan alasannya, “Jangan membantah!”.
b. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial mencakup lingkungan sekolah, yaitu
pendidikan yang mereka dapat di sekolah, hubungan dengan temantemannya, serta bagaimana sikap pengajar. Lingkungan sosial,
terutama teman sebaya (peersgroup) merupakan kumpulan orangorang lain yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan emosi
anak. Jadi secara tidak langsung lingkungan sosial juga membantu
anak untuk mencapai kematangan emosi. Selain faktor-faktor di atas
(keluarga dan lingkungan sosial), pelatihan anger management juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan
seseorang

dalam

mengelola

amarah.Berdasarkan

penelitian

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

sebelumnya, pelatihan anger management yang diberikan terhadap
anak-anak remaja dapat mengurangi tindakan kekerasan dan emosi
marah yang berlebihan.
3. Aspek-aspek orang yang mampu mengelola rasa marah
Ada beberapa aspek dari pengelolaan rasa marah, yaitu:
a. Mengenali Emosi Marah
Menurut Goelman (1997), mengenali rasa marah merupakan
kemampuan seseorang untuk mengenali perasaan marah ketika
perasaan itu muncul, sehingga seseorang tidak dikuasai oleh amarah.
Mengenali rasa marah dapat dilakukan dengan mengenali tanda-tanda
awal yang menyertai kemarahan, seperti: denyut nadi meningkat,
jantung berdetak cepat, rahang terasa kaku, otot menjadi tegang,
gelisah, intonasi nada bicara menjadi cepat dan cenderung keras
bahkan kasar (Hershorn, 2005).
b. Mengendalikan Amarah
Seseorang

yang

dapat

mengendalikan

amarah

tidak

membiarkan dirinya dikuasai oleh amarah. Dia dapat mengatur
emosinya dan menjaga keseimbangan emosi, sehingga emosi marah
tidak berlebihan dan tidak terjadi pada tingkat intensitas yang tinggi
(Goleman,

1997).

Kemarahan

yang

tidak

terkendali

dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

menimbulkan perilaku-perilaku yang agresif baik secara verbal
maupun non verbal. Hal ini tentunya dapat merusak relasi dengan
orang lain dan merugikan bagi diri sendiri.
c. Meredakan Amarah
Merupakan suatu kemampuan untuk menenangkan diri sendiri
setelah individu marah. Menurut Tice (dalam Goleman, 1997) salah
satu strategi efektif yang dilakukan individu secara umum untuk
meredakan kemarahan adalah pergi menyendiri. Alternatif lain adalah
pergi berjalan-jalan cukup jauh dari rumah, berlatih olahraga secara
aktif, melakukan metode-metode relaksasi seperti menarik nafas
dalam-dalam dan pelemasan otot-otot. Relaksasi ini dapat merubah
fisiologis tubuh dan gejolak kemarahan yang tinggi menjadi keadaan
yang lebih menyenangkan.
Seseorang akan mengalami kesulitan untuk meredakan
amarahnya, jika pikirannya masih dipenuhi oleh kemarahan.
Pemikiran tentang rasa marah sekecil apapun dapat mencetuskan
kembali perasaan marah yang lebih besar. Untuk menghentikan
pikiran marah, dapat ditempuh dengan cara mengalihkan perhatian
dari apa yang memicu amarah tersebut. Dalam surveinya mengenai
strategi yang digunakan orang untuk mengatasi amarah, Tice (dalam
Goleman, 1997) menemukan bahwa selingan dapat menghambat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

pikiran-pikiran buruk yang menimbulkan amarah, yaitu dengan cara
menonton film, membaca, mendengarkan musik dan semacamnya.
Tice (dalam Goleman, 1997) juga menemukan bahwa menghibur diri
sendiri dengan berbelanja untuk diri sendiri dan makan tanpa alasan
rasa lapar adalah bukan cara-cara yang efektif. Cara-cara ini terlalu
mudah untuk melanjutkan kejengkelan atau kemarahan yang ada di
dalam pikiran.
d. Mengungkapkan Amarah Secara Asertif
Orang yang asertif dapat mengungkapkan perasaan marahnya
secara jujur dan tepat tanpa melukai perasaan orang lain. Orang yang
asertif dapat membela hak-hak pribadinya, mengekspresikan perasaan
yang sebenarnya, menyatakan ketidaksenangan, mengungkapkan
pendapat pribadi, mengajukan permintaan dan tidak membiarkan
orang lain mengambil keuntungan dari dirinya. Pada saat yang
bersamaan, ia juga mempertimbangkan perasaan dan hak-hak orang
lain. Perilaku asertif tentunya sangat menguntungkan bagi diri sendiri
dan juga tidak merugikan orang lain. Dengan berperilaku asertif,
seseorang dapat berkomunikasi dengan baik serta menjalin relasi yang
sehat dengan orang lain.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

4. Teknik Pengelolaan Rasa Marah
Adapun teknik-teknik yang sering digunakan untuk mengelola
emosi marah adalah C.A.R.E. dalam bukunya Hershorn (2002)
menjelaskan keempat langkah tersebut sebagai berikut:
a. Commitment to Change (komitmen untuk mengubah diri)
Langkah

pertama

dalam

mengelola

kemarahan

adalah

komitmen untuk berubah.Individu yang bermasalah dalam hal
mengelola kemarahan haruslah mempunyai sebuah komitmen yang
kuat untuk mengubah dirinya. Dengan adanya komitmen yang kuat,
individu akan semakin termotivasi untuk belajar mengelola emosi
marah dan menerapkan teknik-tekniknya dalam kehidupan nyata.
b. Awareness of Your Early Warning Sign (kesadaran akan pertanda
kemarahan)
Setiap orang memegang kendali pada saat bertindak atas dasar
kemarahan.Tidak ada orang yang “meledak” atau “membentak” begitu
saja, setiap amarah pasti memiliki tanda-tanda peringatan awal.Tandatanda itu bisa bersifat fisiologis, tingkah laku, dan kognitif. Dengan
belajar mengenali tanda-tanda peringatan awal kemarahan, seseorang
bisa lebih sungguh-sungguh memegang kendali atas tindakan
kemarahannya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

Tanda-tanda peringatan awal kemarahan meliputi tiga macam
pertanda yaitu:
1) Fisiologis
Pertanda fisiologis yang sering muncul antara lain: merasa
wajah menjadi panas memerah, aliran darah yang cepat di urat
nadi, jantung berdebar-debar, napas menjadi lebih cepat, pendek
atau tidak stabil, badan terasa panas atau dingin, leher terasa nyeri,
rahang menjadi kaku, otot mengeras dan tegang.
2) Tingkah laku
Pertanda tingkah laku meliputi: mengepalkan tinju, gigi
menggerutuk, berjalan mondar-mandir dalam ruangan, tidak bisa
tetap duduk atau berdiri, berbicara dengan lebih cepat.
3) Kognitif
Pertanda kognitif mencakup pikiran-pikiran seperti: dia
melakukan itu kepadaku karena dengki, dia melakukan itu dengan
sengaja, aku tidak bisa percaya dia melakukan hal itu, tidak ada
orang yang bicara kepadaku seperti itu, aku akan menunjukkan
kepada dia, hal ini tidak bisa diterima.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

c. Relaxation (relaksasi)
Relaksasi dan kemarahan merupakan reaksi yang saling
berlawanan.Keduanya melibatkan gelombang otak dan reaksi tubuh
yang berbeda, sehingga tidak mungkin terjadi bersamaan. Relaksasi
merupakan alat bantu yang ampuh untuk mengurangi stres secara
umum, mengurangi kemarahan ketika tanda-tanda peringatan awal
kemarahan muncul, dan membantu mereka yang mengalami kesulitan
tidur. Dengan melakukan relaksasi setiap hari, setiap individu dapat
memperoleh manfaatnya. Ada beberapa bentuk relaksasi, yaitu:
relaksasi otot, indera, dan kognitif. Relaksasi otot merupakan relaksasi
yang disarankan untuk pemula karena relaksasi ini paling mudah
untuk dilakukan.
Emosi, pikiran, dan tingkah laku merupakan tiga hal yang
saling mempengaruhi.Siklus perasaan, pikiran dan tindakan saling
mendorong dan memperkuat dirinya sendiri. Semakin seseorang
memikirkan tentang kemarahannya semakin ia menjadi marah. Hal ini
membawanya bertindak atas dasar kemarahannya tersebut.
d. Exercising Self Control with Time Outs (latihan kontrol diri dengan
waktu jeda)
Ketika individu mulai menyadari akan tanda peringatan awal
kemarahan, sebaiknya individu tersebut segera mengambil waktu jeda.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

Waktu jeda adalah waktu dimana individu menjauhi situasi atau orang
yang

memprovokasi

kemarahan.

Waktu jeda

berguna

untuk

menenangkan diri sehingga individu dapat menangani kemarahan
dengan cara yang lebih konstruktif. Selama waktu jeda, sebaiknya
individu terlibat dalam suatu kegiatan yang bersifat berlawanan
dengan kemarahan, yaitu relaksasi.

5. Perbedaan kecerdasan emosional antara pria dan wanita
Perbedaan antara pria dan wanita dalam kehidupan sehari - hari sering
terlihat situasi -situasi tidak nyaman yang disebabkan adanya perbedaan
pendapat yang bersumber dari kurangnya sikap saling mengerti antara pria
dan wanita. Dapat kita lihat pria cenderung lebih agresif daripada wanita.
Pria cenderung lebih spontan dan langsung mengungkapkan emosi
marahnya, baik dengan verbal maupun non verbal.
Perbedaan antara pria dan wanita dalam kemampuan mengelola marah
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Faktor jasmani
Perbedaan yang nampak dengan jelas bahwa terdapat
perbedaan antara fisik pria dan wanita. Bentuk tubuh pria pada
umumnya memiliki otot dan tulang yang lebih kuat, sedangkan wanita

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25

memiliki otot dan tulang yang lebih kecil sehingga terlihat lebih halus.
Kelemahan fisik yang dimiliki wanitamenyebabkan terbentuknya etika
pergaulan dimana kaum pria menunjukkan kekuatan fisiknya
(Gunarsa, 1981).

b. Faktor kebudayaan
Kebudayaan yang ada di dalam masyarakat sangat berperan
penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Keluarga adalah
pihak pertama yang sangat berpengaruh terhadap kepribadian seorang
anak. Pandangan tradisional menganggap pria lebih unggul daripada
wanita.
Perlakuan yang berbeda yang diberikan oleh orang tua
terhadap anak pria dan wanita sangat mempengaruhi perilaku dan
kepribadian anak. Permainan pria yang cenderung mengacu pada
kekerasan akan member pandangan berbeda dengan permainan wanita
yang cenderung halus sangat berpengaruh terhadap pola piker anak.
Hal inilah yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan mengelola
emosi, khususnya marah yang dialami oleh anak. Perilaku yang
diberikan oleh orang tua merupakan doa dan harapan dari orang tua
terhadap peran masing-masing jenis kelamin sesuai dengan pola pikir
masyarakat yang sudah ada.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26

Perbedaan perlakuan yang diberikan dapat memunculkan
kekhasan pada masing-masing pribadi. Anak pria akan cenderung
kurang sabar dalam menyalurkan kemarahannya, mudah marah, dan
lekas putus asa. Sedangkan anak putri akan cenderung lebih sabar,
dapat menyalurkan kemarahannya hanya dengan menangis dan lebih
kuat dalam menghadapi kesulitan.
C. Remaja
1. Pengertian remaja
Siswa dan siswi SMP masuk di dalam kategori remaja. Remaja berasal
dari bahasa latin, yaitu adolescene yang berarti to grow atau to grow
maturity (Golinko, dalam Jahja, 2011). Menurut Papalia dan Old, (dalam
Jahja, 2011) masa remaja adalah masa transisi atau masa peralihan dari
masa kanak-kanak ke tingkat yang lebih tinggi.Tingkatan yang lebih
tinggi tersebut sering kita sebut sebagai masa remaja. Masa remaja mulai
saat munculnya perubahan-perubahan berkaitan dengan tanda-tanda
kedewasaan fisik, yaitu pada usia 12-22 tahun.
Remaja putra adalah seorang putra yang mengalami masa peralihan
dari masa kanak-kanak menjadi remaja.Terjadi pada usia 12 tahun dimana
mulai terlihat perubahan pada fisik, seperti munculnya jakun; tumbuhnya
kumis; dada membidang; suara menjadi berat; dan mengalami mimpi
basah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27

Remaja putri adalah seorang putri yang mengalami masa peralihan
dari masa kanak-kanak menjadi remaja. Terjadi pada usia 12 tahun
dimana mulai terlihat perubahan pada fisik, seperti pinggul membesar;
dada membulat.

2. Ciri-ciri remaja
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa ini, terjadi
perubahan yang sangat cepat baik fisik, maupun psikologis. Cirri-ciri atau
perubahan yang terjadi selama masa remaja adalah:
a. Meningkatnya emosi secara cepat, dimana pada masa remaja awal
sering disebut dengan masa storm & stress. Peningkatan ini dipicu
oleh perubahan yang dialami saat masa remaja awal, terutama
perubahan yang terjadi pada fisik yang dipengaruhi oleh hormon.
b. Perubahan secara fisik yang juga disertai kematangan seksual.
Perubahan yang cepat membuat remaja kurang yakin dengan dirinya
sendiri yang dipengaruhi oleh perubahan dari dalam dan luar diri.
c. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan
orang lain. Dalam masa ini, remaja tidak lagi sebatas behubungan
dengan teman yang memiliki jenis kelamin yang sama melainkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28

sudah memiliki ketertarikan dengan lawan jenis dan dengan orang
yang lebih dewasa.
d. Perubahan akan nilai, dimana yang mereka anggap penting pada masa
kanak-kanak menjadi kurang penting karena telah mendekati dewasa.
e. Sebagian besar remaja menginginkan kebebasan, namun di sisi lain
mengatakan bahwa mereka takut akan tanggug jawab yang menyertai
kebebasan dan meragukan kemampuan diri.
3. Tugas perkembangan remaja
Selain ciri pada remaja, terdapat tugas perkembangan yang harus
diselesaikan oleh remaja. William Kay (dalam Jahja, 2011) menyatakan
beberapa tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh remaja,
diantaranya adalah:
a. Menerima fisiknya sendiri dengan keragaman kualitasnya.
b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figure lain yang
memiliki otoritas.
c. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan belajar
bergaul dengan teman sebaya dan orang lain, baik individual maupun
kelompok.
d. Menemukan model yang dijadikan identitasnya.
e. Menerima dirinya sendiri dan percaya akan kemampuannya sendiri.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29

f. Memperkuat self-control(kemampuan mengendalikan diri).
g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaiandiri (sikap dan perilaku)
kekanak-kanakan.
D. Konsep Dasar Bimbingan Pribadi-Sosial
1. Pengertian Bimbingan
Dalam kamus bahasa inggris, Guidance dikaitkan dengan kata asal
guide, yang memiliki makna menunjukkan jalan (showing the way),
memimpin (leading), menuntun (conducting), memberikan petunjuk
(giving instruction), mengatur (regulating), mengarahkan (govering),
memberikan nasihat (giving advice) (Winkel dan Hastuti, 2010).
Bimbingan juga dapat berarti suatu usaha untuk melengkapi individu
dengan pengetahuan, pengalaman, dan informasi tentang dirinya sendiri;
suatu cara pemberian pertolongan atas bantuan kepada individu untuk
memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala
kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya; sejenis
pelayanan kepada individu-individu dengan tujuan mereka dapat
menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun
rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan
memuaskan di dalam lingkungan di mana mereka hidup; suatu proses
pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal
memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30

sendiri dan lingkungan, memilih; menentukan; dan menyusun rencana
sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan.

2. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial
Winkel dan Sri Hastuti (2004) menberpendapat bahwa bimbingan
pribadi-sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya
sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan d

Dokumen yang terkait

Analisis faktor kemampuan perencanaan karier siswa SMA(studi deskriptif pada siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu kelas XII tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan karier).

0 0 120

Tingkat motivasi belajar siswa : studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar.

0 0 108

Tingkat kemampuan penerimaan diri remaja : studi deskriptif pada remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

0 1 130

Kemampuan mengelola waktu belajar siswa (studi deskriptif pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar).

0 0 101

Deskripsi tingkat kemampuan mengelola emosi siswa kelas IX SMP Kanisius Pakem tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal.

0 1 83

Tingkat konformitas siswa : studi deskriptif pada siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

0 2 121

Tingkat konformitas siswa Sekolah Menengah Atas : studi deskriptif pada siswa kelas XII SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial.

0 0 128

Deskripsi penyesuaian sosial siswa SMP BOPKRI 3 Yogyakarta kelas VII tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

1 0 93

Studi deskriptif kemampuan mengelola emosi pada peserta didik kelas IV dan V SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi - sosial.

0 2 125

Tingkat konformitas siswa studi deskriptif pada siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 20122013 dan implikasinya terhadap usulan topik topik bimbingan pribadi sosial

0 0 119