Pembelajaran IPA terpadu dengan menggunakan metode inkuiri dan media komputer pada topik wujud zat dan kelarutan pada siswa SMP Katolik Santo Mikail Balikpapan - USD Repository
“PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN
METODE INKUIRI DAN MEDIA KOMPUTER PADA TOPIK WUJUD
ZAT DAN KELARUTAN PADA SISWA SMP KATOLIK SANTO MIKAIL
BALIKPAPAN”
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun oleh :
Maria Herni Triana
(031424022)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Tiada nada... Tiada suara…
Mampu mengungkapkan rasa… Bahagia tak terkira…
Tiada sungai… Tiada samudra…
Mampu tandingi agung cinta-Mu… Lembut hati-Mu ubah
hidupku…
Hadir-Mu dalam lubuk hatiku, tuk mencintaiku dengan segenap
kasih-Mu...
Kubahagia s’lalu bersama-Mu Yesus...
Karena aku Kau CINTA...
” There can be miracles... When you believe... “
Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan “diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah,
maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang
meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan
setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan…(Luk.11:9-
10)
”
” Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah
bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan,
bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau
dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
).” (Yesaya, 41:10 Skripsi ini ku persembahkan untuk: Papa, mama, Joe, Yoga
Keluarga besar Barahama-Macpal Mas Gatot, Ibu Yayu, Pak Purnam, Mas Wisnu, Mba Novi, Bima SMP K Santo Mikail Balikpapan Almamaterku
ABSTRAK
“PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN
METODE INKUIRI DAN MEDIA KOMPUTER PADA TOPIK WUJUD
ZAT DAN KELARUTAN PADA SISWA SMP KATOLIK SANTO MIKAIL
BALIKPAPAN”
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dan media komputer pada topik wujud zat dan kelarutan; adanya keaktifan; dan minat pada diri siswa melalui pembelajaran dengan metode tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Santo Mikail Balikpapan pada tanggal 3
- – 21 September 2007, pada siswa kelas VIID yang berjumlah 34 siswa. Peneliti memberikan treatment kepada siswa melalui kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk mengetahui pemahaman pada siswa digunakan soal pretest dan posttest dan untuk mengetahui adanya keaktifan dan minat siswa digunakan lembar pengamatan kegiatan pembelajaran siswa serta kuisioner minat siswa.
Berdasarkan hasil penelitian, terjadi peningkatan pemahaman siswa, melalui analisis statistik menggunakan uji Test-T diperoleh T lebih besar dari T
real critical
pada level significant 0.05. Hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa juga menunjukkan adanya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan adanya minat siswa. Selain itu minat siswa juga diperoleh melalui persentase skor kuisioner minat siswa, dimana 50 % siswa sangat berminat dan 50 % siswa berminat terhadap pembelajaran dengan metode ini.
ABSTRACT
“HOW DID THE BALIKPAPAN ST.MICHAEL JUNIOR HIGH SCHOOL
STUDENT LEARN THE FORM OF MATTER AND LIQUID USING THE
INQUIRY METHOD AND COMPUTER”
The aim of research was to know the students’ knowledge improvement, their activities, and their interest in learning the form of matter and liquid using the inquiry method and computer.
The research was done in St. Michael Junior High School in Balikpapan, on
th th September 3 – 21 , 2007. The samples were 34 students of seven grades.
Researcher thought students using inquiry method and computer as a treatment. Several instruments were used, such as pretest and posttest for exploring the students’ knowledge improvement, an observation to understand students’ activities, and questioners to know the students’ interest. The dependent t-test was used for analyzing whether the students’ knowledge was improved; and a qualitative analysis was used to see the students’ activities and interest.
The research indicated that students’ knowledge was improved because the difference between the pretest and pottest was significant. Students were more active and interested in learning science using the inquiry method and computer.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya, sehingga tulisan dengan judul Pembelajaran IPA Terpadu dengan Menggunakan Metode Inkuiri dan Media Komputer Pada Topik Wujud Zat dan Kelarutan Pada Siswad SMP K Santo Mikail Balikpapan dapat selesai dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa, keaktifan serta minat siswa melalui metode yang dilaksanakan dan media yang digunakan.
Dalam penyusunan tulisan ini peneliti didukung oleh banyak pihak, oleh karena itu penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dengan baik dan sabar, dan sebagai pembimbing akademik pada beberapa semester akhir ini.
2. Bp. R. Rohandi, M.Ed., selaku dosen pembimbing akademik, Bp. T. Sarkim, Ph.D., Bp. Drs. Domi S, M.Si, Bp. Drs. Fr. Y. Kartika Budi, M.Pd, Bp. A.
Atmadi, M.Si., Ibu Maslichah Asy’ari, M.Pd. dan Bp. Drs. F. Sinaradi, M.Pd. selaku dosen program studi Pendidikan Fisika USD yang telah membimbing penulis selama melaksanakan pendidikan di Universitas Sanata Dharma ini.
3. Drs. Adrianus Aris Sutjahjadi, selaku kepala sekolah SMP K Santo Mikail Balikpapan yang telah mengizinkan peneliti untuk melaksanakan penelitian
4. Bp. Drs. P. Mulyono, M.Ed, Bp. Tobias Ombo, S.Pd dan Ibu Mesta E.
Mesta, S.Pd, selaku guru mata pelajaran IPA di SMP K Santo Mikail Balikpapan yang telah membantu jalannya penelitian sehingga dapat berjalan dengan lancar.
5. Bp. Andreas J. Pasundun, S.Fil, selaku guru wali kelas VII D yang telah memberikan dukungannya dalam pelaksanaan penelitian ini.
6. Siswa-siswa SMP K Santo Mikail Balikpapan kelas VII D yang telah memberikan dukungan dalam perolehan data penelitian.
7. Kedua orang tua tercinta, Papa Heribertus Suyadi dan Mama Henny Barahama, yang telah memberikan dukungan penuh baik dalam penyusunan tulisan ini dan selama mengikuti pendidikan di Universitas Sanata Dharma ini dengan penuh cinta dan kasih.
8. Kedua kakak, Justinus Henry Yogatama dan Johanes Gunawan Adinata, yang telah memberikan dukungan, semangat, dan cinta serta memberikan contoh yang baik dalam melaksanakan pendidikan
9. Keluarga Besar Barahama-Macpal, Opa Herman (alm), Oma Grieke, Mama Diana, Mama Yola; Papa Thomu (alm), Mama Fony dan Melly; Mama Dinda dan Gerry; Mama Sally, Papa Hendro, Eka, Sandro dan Bobby; Mama Ita, Papa Rido, Memo dan Lulu; Papa Yus dan Mama Ike yang selalu menyertai peneliti dengan doa dan cinta.
10. Kekasih tercinta Yohanes Sungging Gatot yang telah memberikan dukungan penuh, semangat, dan cinta yang besar kepada peneliti, serta keluarga, Bp.
Purnam R, Ibu Yayuk, Mas Wisnu, Mba Novi, dan Bima yang telah mendukung penulis dengan doa dan semangat.
11. Keluarga Pakde Dar, Mas Agus, Bude Ru, Mas Tris dan keluarga, Mas Yanto dan keluarga, Mas Pras dan keluarga yang selalu memberikan semangatnya.
12. Lilis Srimurni, Scholastica Sri Endah dan Francisca Sri Wartiningsih dan Francisca (Nciss) yang selalu hadir dan selalu mengisi hariku dengan segala rasa selama pendidikan di universitas ini.
13. Lusia Woro yang selalu memberikan semangat yang besar, Rosa, Ely, Endar, dan semua teman Pendidikan Fisika angkatan 2003 USD atas semangat dan telah menjadi teman perjuangan dalam menjalankan pendidikan di universitas ini.
14. Keluarga Kost Putri Palem, Bp. Petrus Djomulyo dan Ibu, Mba Ika, Mba Vero, Mba Susi, Anggi, Esti, Adel, Nana, Wening, Lusi, Puput, Atha (terima kasih printernya), Nobita (terima kasih komputernya), Ely, Miranda, Wene, Lia atas dukungan, semangat dan kebersamaannya selama ini.
15. Kepada karyawan sekretariat JPMIPA USD, Bp. Narjo, Bp. Sugeng, Mas Agus, yang telah membantu dalam menyelesaikan segala hal mengenai perkuliahan.
16. Kepada Pemerintah Kota Balikpapan yang telah memberikan beasiswa kepada penulis melalui lembaga BPSDM dalam program Beasiswa Peserta Didik Berprestasi.
17. Kepada para guru, Bp. Gatot, Ibu Dian, Ibu Ninung, dan semua guru yang menjadi pengajar di SMP K Santo Mikail Balikpapan, serta karyawan- karyawati, Bp. Nandez (atas mesin fotokopinya), Mas Seto, Mas Agus, Iu Rita, Ibu Diah, Ibu Ida yang selalu memberikan semangat dan fasilitas pada saat penelitian.
18. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Atas segala dukungan baik dalam penyelesaian tulisan ini dan dalam penyelesaian pendidikan di universitas ini.
Demikianlah tulisan ini dapat diselesaikan. Peneliti memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan tulisan ini. Tulisan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti juga mengharapkan kritik dan saran demi pengembangan tulisan ini. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 31 Oktober 2007 Maria Herni Triana
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... v ABSTRAK .................................................................................................... vi ABSTRACT.................................................................................................. vii KATA PENGANTAR .................................................................................. viii DAFTAR ISI................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xvi DAFTAR TABEL......................................................................................... xviii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6 BAB II. DASAR TEORI A. Pembelajaran IPA Terpadu
1. Pembelajaran IPA Terpadu ......................................................... 7
3. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu ......................... 9
1. Sifat Zat secara Fisika dan Kimia ............................................... 25
a. Perubahan Wujud Zat......................................................... 31
7. Perubahan Wujud Zat
6. Wujud Zat ................................................................................... 30
5. Teori Kinetik Partikel Penyusun Zat........................................... 29
4. Perubahan Wujud secara Fisika dan Kimia ................................ 29
3. Partikel-partikel Penyusun Zat.................................................... 27
2. Klasifikasi Zat Berdasarkan Sifatnya.......................................... 26
D. Wujud Zat dan Kelarutan
B. Metode Inkuiri
b. Manfaat Penggunaan Media Komputer dalam Pembelajaran Inkuiri .......................................................... 24
a. Tujuan Media Komputer dalam Pembelajaran Inkuiri....... 24
2. Media Komputer dalam Pembelajaran Inkuiri............................ 22
1. Komputer dalam Pembelajaran IPA............................................ 18
C. Media Komputer
3. Langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri......................................... 15
2. Tujuan Metode Inkuiri ................................................................ 14
1. Metode Inkuiri dalam Pembelajaran IPA.................................... 11
b. Perubahan Wujud Berdasarkan Teori Kinetik Partikel...... 32
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain................................................................................................... 34 B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34 C. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 34 D. Treatment ............................................................................................. 35 E. Instrumen
1. Soal Pretest dan Posttest ............................................................. 37
2. Lembar Pengamatan.................................................................... 43
3. Kuisoner Minat ........................................................................... 45
F. Analisis Data
1. Peningkatan Pemahaman Siswa
a. Penskoran ........................................................................... 47
b. Statistik yang Digunakan ................................................... 52
2. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Metode Inkuiri dan Media Komputer ......................................... 53
3. Minat Siswa terhadap Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Metode Inkuiri dan Media Komputer ......................................... 54
BAB IV. DATA DAN ANALISIS A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 58 B. Data dan Analisis
1. Ada Tidaknya Peningkatan Pemahaman Siswa Melalui Pembelajaran IPA Terpadu dengan Menggunakan Metode
2. Dapatkah Metode Inkuiri dan Media Komputer Dalam Pembelajaran IPA Membantu Siswa untuk Ikut Aktif Dalam Proses Pembelajaran ................................................................... 65
3. Ada Tidaknya Minat Siswa Dalam Belajar IPA Melalui Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Inkuiri dan Media Komputer .................................................................. 70
C. Pembahasan.......................................................................................... 76
D. Kesimpulan Umum .............................................................................. 93
E. Keterbatasan Penelitian........................................................................ 95
BAB V. KESIMPULAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 96 B. Saran..................................................................................................... 98 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 100 LAMPIRAN.................................................................................................. 102
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian ......................................... 102 Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian............................................................... 103 Lampiran 3 Silabus Pembelajaran IPA Terpadu Wujud Zat dan
Kelarutan ............................................................................... 104 Lampiran 4.1 Rencana Proses Pembelajaran Pertemuan 1.......................... 108 Lampiran 4.2 Rencana Proses Pembelajaran Pertemuan 2.......................... 112 Lampiran 4.3 Rencana Proses Pembelajaran Pertemuan 3.......................... 115 Lampiran 4.4 Rencana Proses Pembelajaran Pertemuan 4.......................... 118 Lampiran 4.5 Rencana Proses Pembelajaran Pertemuan 5.......................... 121 Lampiran 4.6 Rencana Proses Pembelajaran Pertemuan 6.......................... 125 Lampiran 5 Soal Pretest dan Posttest ....................................................... 129 Lampiran 6 Jawaban Soal Pretest dan Posttest......................................... 130 Lampiran 7 Kuisioner Minat Siswa.......................................................... 134 Lampiran 8 Rangkuman Hasil Pengamatan Siswa Tanggal
7 September 2007.................................................................. 140 Lampiran 9 Rangkuman Pertanyaan, Jawaban dan Rancangan Kelompok 143 Lampiran 10 Format Laporan Hasil Percobaan dan Soal Tugas ................ 147 Lampiran 11 Power Point Siswa ”Perubahan Wujud Gas ke Padat” ......... 148 Lampiran 12 Daftar Nilai Siswa ................................................................. 154 Lampiran 13.1 Lembar Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siswa
Lampiran 13.2 Lembar Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siswa Tanggal 7 September 2007.................................................... 162
Lampiran 13.3 Lembar Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siswa Tanggal 10 September 2007.................................................. 167
Lampiran 13.4 Lembar Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siswa Tanggal 14 September 2007.................................................. 174
Lampiran 13.5 Lembar Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siswa Tanggal 17 September 2007.................................................. 178
Lampiran 13.6 Lembar Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siswa Tanggal 18 September 2007.................................................. 182
Lampiran 13.7 Lembar Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siswa Tanggal 21 September 2007.................................................. 185
Lampiran 14 Daftar Skor Kuisioner Minat Siswa ...................................... 188 Lampiran 15 Contoh Buku Kerja Siswa dan Hasil Pekerjaan Siswa ......... 190 Lampiran 16 Contoh Laporan Siswa dengan Pengetikan
Menggunakan Microsoft Word ............................................. 197 Lampiran 17 Tanda Terima CD Pembelajaran........................................... 200
DAFTAR TABEL
Tabel
13 Persentase Hasil Analisis Skor Kuisioner Minat Siswa........... 72 Tabel
12 Rangkuman Hasil Analisis Skor Kuisioner Minat Siswa ........ 71 Tabel
11 Rangkuman Hasil Analisis Nilai Siswa ................................... 63 Tabel
56 Tabel
56 Tabel 10 Persentase Minat Siswa............................................................
8 Skor Masing-masing Pilihan Jawaban Kuisioner Minat.......... 54 Tabel 9 Klasifikasi Minat Siswa ...........................................................
7 Skor Total Pretest dan Posttest................................................. 51 Tabel
6 Skor Pretest dan Posttest Masing-masing Siswa Pada Setiap Pertanyaan. ............................................................................... 51
Tabel
5 Tabel Penskoran Soal Pretest dan Posttest............................... 48 Tabel
46 Tabel
4 Contoh Pertanyaan Kuisioner Berdasarkan Indikator- indikatornya ............................................................................
44 Tabel
39 Tabel 3 Lembar Pengamatan.................................................................
2 Kesesuaian Soal dengan Materi Pelajaran Serta Aspek yang Diukur..............................................................................
38 Tabel
1 Pembagian Jumlah Soal Pada Masing-masing Sub Materi Pelajaran...................................................................................
14 Kesimpulan Umum Hasil Penelitian........................................ 93
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1 Bagan Alur Perencanaan Pembelajaran IPA Terpadu .......... 9 Gambar
2 Tahap Pelaksanaan Metode Inkuiri....................................... 16 Gambar
3 Susunan Molekul dari Masing-masing Wujud Zat Gambar
3.1 Susunan Molekul Zat Padat .................................................. 31 Gambar
3.2 Susunan Molekul Zat Cair .................................................... 31 Gambar
3.3 Susunan Molekul Zat Gas ..................................................... 31 Gambar 4 Perubahan Wujud Zat............................................................
31 Gambar
5 Tampilan dari slide 67 Power Point ” Wujud Zat dan Kelarutan” .............................................................................
36 Gambar
6 Tampilan dari slide 72 Power Point ”Wujud Zat dan Kelarutan” .............................................................................
36
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ilmu Pengetahuan Alam/Sains merupakan suatu ilmu yang berkaitan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA tidak hanya dipandang sebagai suatu kumpulan pengetahuan tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (dalam “11 Kerangka Dasar”, www.puskur.net), yang membutuhkan keterlibatan dari setiap individu yang mempelajarinya.
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka pembelajaran IPA membutuhkan metode pembelajaran yang sesuai dengan pemahaman tersebut. Selama ini, dalam mengajarkan IPA di sekolah, guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional. Dalam pembelajaran tersebut hanya guru yang berproses sehingga guru dirasa sebagai seseorang yang paling benar, yang paling mengerti mengenai materi yang diajarkan. Sedangkan siswa hanya tinggal mendengarkan dan menerima materi yang diberikan oleh guru. Metode ini dirasa kurang dapat membuat siswa turut aktif/terlibat dalam kegiatan pembelajaran dan cenderung bertentangan dengan hakikat IPA.
Keadaan ini juga membuat terciptanya jarak antara guru dengan siswa dan siswa dengan materi pelajaran IPA. Interaksi antara guru dengan siswa tidak dapat terjalin dengan baik sehingga siswa merasa tidak diperhatikan dan menjadi bosan pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran IPA. Selain itu siswa juga merasa cenderung dihafalkan oleh siswa tanpa mengerti kegunaannya serta dari mana persamaan tersebut diperoleh.
Pada tahun 1986 Fisher dan Lipson (Suparno, Paul, 1997:11) mengungkapkan, dalam penelitian tentang kesalahan yang banyak di dapati dalam belajar sains, sebagai berikut: “pengertian dan pengetahuan mencakup suatu proses aktif dan konstruktif”. Teori Konstruktivisme menunjukkan bahwa pembentukan suatu pengetahuan tidak hanya melalui satu langkah saja, tetapi banyak proses di dalamnya hingga individu yang mempelajarinya menjadi paham akan suatu ilmu. Oleh karena itu pembelajaran haruslah merupakan kegiatan yang menciptakan kondisi untuk memberi peluang kepada siswa agar secara aktif mengkonstruksi pengetahuan, melalui serangkaian proses baik mental maupun fisik, ketika siswa berinteraksi dengan lingkungan. Selain itu belajar merupakan suatu proses konstruksi pengetahuan melalui pengalaman belajar yang berpusat pada siswa (dalam Makalah Seminar Pendidikan Matematika dan Fisika “Pembelajaran Kontekstual”).
Selama beberapa waktu ini telah berkembang beberapa metode pembelajaran IPA di sekolah yang didasarkan pada prinsip konstruktivisme, yang lebih menekankan kepada proses pembentukan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan oleh siswa. Metode inkuiri dalam IPA merupakan serangkaian kegiatan penelitian yang dilaksanakan untuk menemukan suatu jawaban dari suatu pertanyaan mengenai alam. Sedangkan dalam pembelajaran IPA, inkuiri merupakan suatu proses pembelajaran yang mengajak siswa untuk menemukan berpusat pada siswa sehingga siswa terlibat dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Perkembangan teknologi dimasa sekarang telah mempengaruhi dunia pendidikan. Menanggapi kemajuan teknologi tersebut memaksa sekolah untuk berusaha menciptakan atau setidaknya menyediakan media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam belajar. Seperti diungkapkan oleh Oemar Hamalik (1982:13) kemajuan teknologi membawa kehidupan masyarakat ke dalam dunia yang lebih modern sehingga sekolah berusaha untuk berjalan seimbang dan serasi dengan kebutuhan, aspirasi dan norma-norma dalam masyarakat.
Kemajuan teknologi membawa komputer menjadi bagian di dalamnya. Kemajuan teknologi komputer menjadikan komputer dipilih sebagai salah satu media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran setelah radio dan televisi.
Saat ini komputer bukan lagi menjadi barang mewah, melainkan sudah menjadi hal penting sebagai media penyampaian informasi baik bagi masyarakat secara umum dan pelajar di sekolah secara khusus.
Sebagai media bagi pelajar, komputer dirasa mampu untuk menyampaikan materi pelajaran, konsep-konsep, serta informasi lain yang dibutuhkan oleh siswa.
Selain itu komputer juga menjadi media yang digunakan untuk menarik minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Tampilan yang menarik dan penuh warna yang menjadikan satu keunggulan dari komputer. Menurut Hari, seorang awam yang menyampaikan pendapatnya dalam tulisan berjudul “Komputer Bagi Anak” (dalam www.BalitaCerdas.com, 2004:1), dalam kaitannya dengan proses gambar-gambar dan suara yang muncul membuat anak tidak cepat merasa bosan sehingga memicu anak untuk lebih tekun dan berkonsentrasi. Selain itu keberadaan komputer juga membantu guru untuk memudahkan dalam proses penyampaian materi pengajaran.
Komputer juga memberikan suatu dukungan yang baik dalam pembelajaran IPA di sekolah. Saat ini telah banyak dikembangkan simulasi- simulasi yang berusaha dibuat mendekati dengan kenyataan sehingga dapat membantu siswa dalam memperoleh gambaran yang lebih nyata terhadap suatu hal yang abstrak. Selain itu komputer memberikan pengaruh terhadap minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA, karena selama ini pelajaran IPA dianggap sebagai suatu pelajaran yang membosankan dan tidak menarik. Dengan kehadiran komputer di dalam pembelajaran IPA dapat memberikan suasana yang lebih menyenangkan dan menarik. Gerakan-gerakan yang dihasilkan simulasi serta tampilan komputer dirasa dapat menarik perhatian siswa.
Media komputer tidak hanya menjadi alat untuk menarik minat dan perhatian siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Lagi Hari mengungkapkan bahwa komputer dapat menjadi media untuk membantu meningkatkan pengetahuan/intelektual siswa dan kemampuan motorik anak. Dalam pembelajaran IPA model simulasi serta bentuk lain dalam penyampaian materi dirasa dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman siswa.
Oleh karena suatu metode pembelajaran tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya media pembelajaran; dan setiap metode pasti membutuhkan media sebagai sehingga media tersebut dapat digunakan dengan sebaik mungkin, maka peneliti hendak menyatukan kedua hal tersebut melalui suatu desain pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri yang dipadukan dengan media komputer. Penelitian ini akan ditujukan kepada siswa-siswi kelas VII SMP Katolik Santo Mikail Balikpapan pada pokok bahasan IPA dengan tema “Wujud Zat dan Kelarutan”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka muncul beberapa pertanyaan. Apakah metode inkuiri dan media komputer: 1. dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi “Wujud Zat dan
Kelarutan”? 2. dapat membantu siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran IPA terpadu? 3. dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar IPA?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah metode inkuiri dan media komputer: 1. dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi “Wujud Zat dan Kelarutan”.
2. dapat membantu siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran IPA terpadu.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1. membantu guru dalam menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan yang dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran IPA. 2. mengajak guru untuk menggunakan media komputer dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang lebih menarik.
3. memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pemahamannya sendiri mengenai materi yang diajarkan oleh guru, sehingga siswa menjadi lebih memahami materi yang diajarkan. 4. memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan segala keingintahuan, pendapat, ide ke dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan penelitian untuk membangun pemahamannya sendiri. 5. membangun kemandirian siswa dalam belajar, tidak hanya bergantung kepada pengetahuan yang diberikan oleh guru sehingga siswa dapat menggali pengetahuan lebih dalam. 6. menambah kemampuan siswa dalam memanfaatkan media komputer.
BAB II DASAR TEORI A. PEMBELAJARAN IPA TERPADU
1. Pembelajaran IPA Terpadu
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam terdiri atas beberapa bidang kajian, antara lain Biologi, Fisika, Kimia dan Bumi dan Alam semesta, yang mana isi dari masing-masing bidang kajian memiliki keterikatan satu dengan yang lain, sehingga dapat diajarkan secara bersama atau terpadu.
Pembelajaran IPA terpadu merupakan pembelajaran IPA dimana materi- materi pada masing-masing bidang kajian IPA yang memiliki keterkaitan diajarkan secara bersama dalam satu kegiatan pembelajaran. Perpaduannya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu materi dari masing-masing bidang kajian IPA, yang saling terkait, disajikan dalam tiap pertemuan, sedangkan cara kedua hanya disajikan satu bidang kajian saja dalam setiap pertemuan, tetapi keterpaduannya diikat dalam satu tema pemersatu (Sukandi, Ujang, 2001:108).
2. Tujuan Pembelajaran IPA Terpadu
Pembelajaran IPA terpadu ini dilaksanakan dengan tujuan (Depdiknas, 2006):
1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
2. Meningkatkan minat dan motivasi; 3. Beberapa kompetensi dapat dicapai sekaligus.
Tujuan pertama, meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, hal ini menyampaikan materi pelajaran guru dapat lebih menghemat waktu pembelajaran karena materi dari beberapa mata pelajaran dapat disampaikan dalam satu tema pada waktu yang sama. Guru tidak perlu lagi menyampaikan materi yang telah dipadukan pada saat jam mata pelajaran yang sebenarnya. Sedangkan efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari tingkat pemahaman siswa, yakni sejauh mana siswa dapat menangkap materi yang disajikan, mampu memahami dan melihat adanya keterkaitan antar materi dari masing-masing bidang kajian IPA. Penyajian tema yang aktual, sesuai dengan kenyataan, akan memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran yang dipelajari karena siswa berinteraksi langsung dengan hal yang disajikan dalam tema pelajaran.
Pembelajaran IPA terpadu juga dimaksudkan untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa. Pelaksanaan IPA terpadu dengan tema yang menarik bagi siswa akan meningkatkan minat siswa dalam mempelajari materi pelajaran, terpadu, yang disajikan. Keterkaitan antar materi akan membawa siswa berminat terhadap bidang kajian IPA yang lainnya. Misalnya siswa tidak berminat terhadap mata pelajaran fisika, kemudian guru memadukan suatu materi fisika dengan mata pelajaran kimia yang lebih diminati oleh siswa tersebut. Minat siswa untuk belajar kimia secara langsung membawa siswa tersebut juga mampelajari fisika dengan minat yang sama.
Sedangkan tujuan yang ketiga sudah tentu dapat tercapai melalui pembelajaran IPA terpadu. Memadukan beberapa materi pelajaran sudah pasti memadukan kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran, sehingga dapat dasar, dari mata pelajaran yang dipadukan, dapat dicapai dalam waktu yang bersamaan.
3. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu
Berikut ini merupakan bagan alur penyusunan perencanaan pembelajaran IPA terpadu (Depdiknas, 2006).
Membuat matriks/ bagan Menetapkan bidang kajian yang hubungan kompetensi dasar dan akan dipadukan tema atau topik pemersatu Mempelajari standar kompetensi
Merumuskan indikator dan kompetensi dasar bidang pembelajaran terpadu kajian
Memilih / menetapkan tema / Menyusun silabus pembelajaran
topik pemersatu terpadu Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu
Gambar 1. Bagan Alur Perencanaan Pembelajaran IPA Terpadu
Tahap pertama dalam mempersiapkan pembelajaran terpadu ialah denganmenentukan bidang kajian yang akan dipadukan karena tidak semua materi pada bidang kajian dapat dipadukan ke dalam satu tema seperti telah dijelaskan pada prinsip dasar pelaksanaan pembelajaran terpadu.
Tahap kedua yakni mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar
bidang kajian. Setiap bidang kajian memiliki standar kompetensi dan kompetensi dasar tersendiri yang ingin dicapai melalui suatu kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu perlu dipadukan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari masing- masing bidang kajian yang mungkin dapat dicapai secara bersama dalam satu tema pembelajaran yang sesuai.
Tahap ketiga yaitu memilih/menetapkan tema atau topik pemersatu.
Pemilihan tema dilakukan untuk memudahkan dalam menyatukan materi yang disampaikan. Pemilihan tema yang menarik dan sesuai dengan kenyataan dimaksudkan untuk menarik minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Tahap keempat adalah membuat matriks atau bagan hubungan kompetensi
dasar dan tema atau topik pemersatu. Matriks merupakan bagan perencanaan yang menggambarkan hubungan antara kompetensi dasar dengan tema/topik yang telah ditentukan, apakah tema/topik yang dipilih dan direncanakan dapat membantu pencapaian kompetensi dasar yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya.
Tahap kelima adalah merumuskan indikator pembelajaran terpadu.
Indikator dibuat sebagai suatu petunjuk, yang diharapkan terdapat pada diri siswa, bahwa kompetensi dasar telah dicapai.
Tahap keenam yakni menyusun silabus pembelajaran terpadu. Silabus
dibuat sebagai gambaran umum dari pelaksanaan pembelajaran terpadu, materi apa yang akan disampaikan, metode yang akan digunakan, pembagian waktu, media yang digunakan, dan cara evaluasi dari kegiatan pembelajaran.
Tahap ketujuh, merupakan tahap akhir sebelum pelaksanaan pembelajaran
adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu. Pembuatan rencana pembelajaran sangat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran. Materi pelajaran yang ingin disampaikan dibuat dalam rencana pembelajaran, soal latihan, tes dan berbagai instrument pembelajaran menjadi lebih jelas pada bagian ini.
B. METODE INKUIRI
1. Metode Inkuiri dalam Pembelajaran IPA
Secara harafiah inkuiri artinya melakukan penyelidikan (“Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) dan Implementasinya dalam Strategi Pembelajaran Sains” dalam Makalah Seminar Pendidikan Matematika dan Fisika).
Metode inkuiri, menurut beberapa pakar pendidikan, merupakan sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran yang menyertakan proses dari eksplorasi alam (materi-materi penyusun alam), yang kemudian memunculkan pertanyaan dan membuat penemuan dalam pencarian untuk pemahaman yang baru (“Inquiri Description” dalam www.exploratorium.edu).
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan metode inkuiri siswa akan diajak untuk melakukan kegiatan eksplorasi terhadap alam di sekitarnya, terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan materi-materi pembentuk alam semesta melalui kegiatan pengamatan dan eksperimen, yang membantu siswa dapat menemukan berbagai hal yang sudah maupun yang belum diketahuinya. Berbagai penemuan tersebut akan menghantarkan siswa kepada keingintahuannya sehingga muncullah berbagai pertanyaan-pertanyaan yang kemudian menjadi landasan baru bagi siswa untuk belajar, untuk menemukan jawaban atas pertanyaannya. Dengan demikian siswa akan menemukan hal baru
Pengertian para ahli tersebut didukung pula oleh sebuah kelompok diskusi tentang “Inquiry in Action”, yang menyatakan bahwa inkuiri dalam pendidikan merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran yang didasarkan pada pertanyaan dari masing-masing siswa.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut, nampak bahwa metode inkuiri merupakan suatu proses kegiatan ilmiah, yakni kegiatan eksplorasi terhadap alam sekitar yang mana kegiatan tersebut didasarkan pada pertanyaan yang muncul pada individu yang melaksanakannya (siswa, dalam dunia pendidikan).
Menurut Booth G (2001) dan Germann P.J (1996) (dalam Atmadi, 2004) pembelajaran sains (IPA) perlu dirancang sedemikian rupa sehingga disatu sisi pembelajaran yang dilangsungkan sungguh dapat membantu perkembangan pemahaman konseptual yang mendalam dan kuat, sehingga siswa dapat menggunakannya untuk menciptakan penjelasan, membuat prediksi dan berargumentasi atas dasar bukti-bukti (aspek isi sains), dan dalam waktu bersamaan memberikan pengalaman langsung berkaitan dengan proses dinamik: mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan dari data yang menjadi ciri praktek ilmiah otentik (aspek proses sains). Pembelajaran yang demikian disebut pembelajaran berbasis inkuiri.
Serangkaian proses inkuiri yang dilaksanakan oleh siswa, seperti telah digambarkan pada beberapa pengertian di atas, secara langsung akan memberikan pengalaman belajar kepada siswa yang dirasa lebih bermakna dari pada dinyatakan oleh Ujang Sukandi (2001:10) bahwa pengalaman belajar secara langsung akan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya melalui mendengarkan, yang hanya melibatkan satu indera pada diri siswa.
Selain itu, inkuiri juga merupakan kegiatan belajar yang dipusatkan kepada siswa. Dalam pembelajaran ini siswa memperoleh kebebasan dalam melaksanakan kegiatan inkuiri untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang muncul pada dirinya. Siswa bebas mengajukan pertanyaan, siswa dapat menentukan dengan cara apa siswa akan menemukan jawabannya, semuanya siswa yang menentukan. Mulai dari konstruktivisme, pendekatan problem-solving, pembelajaran berdasarkan proyek dan beberapa variasi pembelajaran lainnya, ditemukan bahwa inkuiri memusatkan siswa di dalam proses kegiatannya ( “Our Definition of Inquiry”, www.en.wikipedia.org ).
Siswa menjadi pusat dari kegiatan pembelajaran inkuiri ini, tetapi guru juga memiliki peranan dalam memberikan bimbingan kepada siswa, terutama bagi siswa pada tingkat dasar dan menengah yang masih membutuhkan bimbingan dari guru dalam melaksanakan kegiatan inkuirinya. Hal ini sesuai dengan maksud dari pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi, dimana guru bukan lagi menjadi sumber informasi, tetapi menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran dengan membantu siswa dalam menyediakan peralatan, mencari sumber informasi tertulis yang mendukung kegiatan inkuiri siswa, memberikan dukungan, motivasi siswa dan hal-hal lain yang dapat membantu kelancaran dari kegiatan siswa.
2. Tujuan Metode Inkuiri
Salah satu tujuan dari pembelajaran IPA menurut Depdiknas, yaitu agar siswa memiliki kemampuan melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi (“11 Kerangka Dasar”, www.puskur.net).
Selama pelaksanaan kegiatan inkuiri siswa terus menggunakan pikirannya, bagaimana menyelesaikan masalah yang ditemukan, mengapa masalah tersebut dapat muncul, bagaimana menganalisis data yang telah diperoleh, dan sebagainya. Kemampuan berpikir yang dimunculkan dari kegiatan ini yakni siswa mampu berpikir secara ilmiah, berpikir secara sistematis dan teratur sesuai dengan tahapan dari proses ilmiah.
Bersikap ilmiah dan bertindak ilmiah, merupakan salah satu aspek sikap dari
IPA, akan berkembang selama kegiatan inkuiri. Sikap kritis (tidak langsung percaya sebelum ada buktinya), bertanggung jawab, tekun, luwes, dan sebagainya juga berkembang. Pengalaman berkomunikasi akan terbentuk melalui interaksi siswa dengan sesama dan dengan guru, selama kegiatan berlangsung dan pada akhir kegiatan dimana siswa harus melaporkan hasil kegiatannya kepada kelompok lainnya.
Selain itu mengajar IPA dengan inkuiri mendukung guru dengan memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan siswa dan untuk memperkaya pemahaman siswa dalam IPA (“Science as Inquiry” dalam content
standard grades K-4 ), selanjutnya dinyatakan pula bahwa inkuiri, yang berfokus menyampaikan pertanyaan ilmiah, menyelidiki aspek-aspek alam sekitarnya, membangun alasan (penjelasan) untuk mengembangkan pengetahuannya berdasarkan kegiatan observasi yang dilakukannya.
Menurut Ahmedabad (1971:209), India, melalui kegiatan inkuiri kepercayaan diri siswa akan dikembangkan. Kepercayaan diri ini dapat tumbuh selama kegiatan berlangsung, seperti siswa berani untuk menyampaikan pertanyaan maupun pendapatnya, siswa dengan yakin melaksanakan kegiatan penelitiannya dan tidak ragu-ragu dalam menggunakan alat-alat penelitiannya. Pada tahap akhir siswa berani menyampaikan hasil kegiatannya tanpa malu-malu dihadapan siswa lain maupun dihadapan guru yang membimbing.
Kemampuan problem-solving siswa juga dikembangkan dalam kegiatan ini melalui analisis terhadap data yang diperoleh, persamaan apa yang akan digunakan, dan kemampuan berhitung serta ketelitian dalam analisis data tersebut. Kemampuan ini tidak hanya akan tumbuh dari analisis data, tetapi melalui pemikiran siswa bagaimana atau dengan cara apa siswa dapat menemukan jawaban dari pertanyaannya.
3. Langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri
Metode inkuiri pada dasarnya merupakan suatu metode yang dimulai dengan sebuah pertanyaan yang muncul pada diri siswa, yang kemudian dilanjutkan dengan serangkain kegiatan penelitian yang direncanakan sendiri oleh siswa.
William Harwood, dalam tulisannya “An Activity Model for Scientific
Inquiry ”, memberikan gambaran pelaksanaan inkuiri yang dilakukan oleh para
Dalam pelaksanaannya, metode inkuiri membentuk suatu siklus yang berpusat pada pertanyaan. Dinyatakan bahwa terdapat sepuluh bagian dalam kegiatan inkuiri, seperti ditunjukkan pada gambar bagan berikut ini:
Observing Communicating Defining the with others problem Reflecting on the Forming the findings question Question
Examining the Investigation the result known Carrying out the Articulating the study Expectation
Gambar 2. Tahap Pelaksanaan Metode Inkuiri
Pada tahap awal, sebelum masuk ke dalam siklus kegiatan, “Defining the
problem ” yang merupakan tahap menentukan batasan masalah yang ingin
dieksplorasi, akan dilakukan tahap pengamatan terlebih dahulu, yaitu tahap “Observing”. Kemudian mulai masuk pada tahap “Forming the question” yakni pembentukan pertanyaan berdasarkan masalah yang ditemukan, dimana pertanyaan tersebut akan membantu mengarahkan kegiatan penelitian. Tahap “Investigating the known” merupakan tahap dimana ilmuwan mencari tahu tentang pengetahuan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan ditelitinya dari sumber-sumber tertulis, seperti buku, jurnal penelitian, dan sebagainya.
Berdasarkan pencarian tersebut dibentuk sebuah hipotesis pada tahap “Articulating the expectation”. Setelah hipotesa terbentuk ilmuwan mulai melaksanakan kegiatan penelitian, “Carrying out the study” yakni dengan membuat atau menyediakan peralatan yang akan digunakan dan kemudian mengumpulkan data.
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dan diuji kevaliditasannya. Apabila data yang diperoleh masih dirasa kurang valid, maka dilakukan pengulangan atau perbaikan pada alat yang digunakan dan kemudian dilakukan pengambilan data lagi. Analisis data tersebut masuk pada tahap “Examine the result ”.
Tahap selanjutnya adalah “Reflecting on the findings” atau melakukan evaluasi terhadap keseluruhan proses dan hasil yang diperoleh. Apakah hasil yang diperoleh sesuai dengan hipotesis yang telah dibentuk atau tidak, jika tidak mencoba untuk mencari penyebabnya, faktor-faktor apa yang mempengaruhi hasil yang diperoleh, dan sebagainya. Tahap akhir dari proses inkuiri ini adalah “Communicating with others”, merupakan tahap yang penting dalam proses ini.