PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYATUL MA’MUROH JELOK KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan Sebagai

  

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V

MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYATUL MA’MUROH

  

JELOK KECAMATAN CEPOGO

KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh:

  

INDRI ASTUTI RAHMAWATI

NIM: 115-14-056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTUTUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Indri Astuti Rahmawati NIM : 115-14-056 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Judul : UPAYA PENINGKATKAN HASIL BELAJAR

  MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND

  EXPLAINING MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA

  PADA SISWA KELAS

  V MADRASAH

  IBTIDAIYAH SALAFIYATUL MA’MUROH JELOK KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2018.

  Telah kami setujui untuk dimunaqosyahkan.

  Salatiga, 19 Maret 2018 Pembimbing, Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si NIP. 19700529 200003 2 001

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Indri Astuti Rahmawati NIM : 115-14-056 Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.

  Salatiga, 19 Maret 2018 Yang menyatakan, Indri Astuti Rahmawati NIM. 115-14-056

  

PENGESAHAN KELULUSAN

  

MOTTO

Kalau menyerah itu bukan menunjukkan besarnya hambatan, tapi itu cuma

menunjukkan besarnya alasan dan kemalasan

  

(IPPHO SANTOSA)

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

   Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Mansur dan Ibu Mutamimah) yang selalu mendukung, mendoakan dan memberikan kasih sayang yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, semoga bapak dan ibuku senantiasa diberikan umur panjang, kesehatan, dan rizqi yang berkah; 2. Adikku (Saadilah Mursyid) tersayang yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga adikku menjadi anak yang sholeh, diberikan umur yang panjang, kepandaian dan dimudahkan dalam segala urusan;

  3. Nenekku (Warsini) tersayang yang selalu mendokan dan memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu, semoga nenekku selalu diberikan kesehatan dan umur panjang; 4. My best partner (Muhammad Rifa’i) yang selalu menyemangati; dan 5. Sahabat-sahabatku semua.

KATA PENGANTAR

  

ميحرلا نمحرلا الله مسب

  Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul upaya peningkatan hasil belajar IPA melalui model pebelajaran Student Facilitator and explaining pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2018.

  Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbngan, dan bantuan dari segala pihak sebingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis sampaikan terima kasih kepada: 1.

  Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga; 2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga; 3. Peni Susapti, S.Si., M.Si. selaku Kepala Program studi PGMI IAIN Salatiga; 4. Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberikan saran, arahan, motivasi, dan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini; 5. Miftachur Rif’ah Mahmud, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama penulis melaksanakan studi;

  6. Bapak dan Ibu dosen serta staff karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis;

  7. Muh Kholil, S.Pd.I selaku Kepala MI Salafiyatul Ma’muroh yang telah meluangkan waktu dan memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian; 8. Siswa kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikutii jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh; dan

9. Teman-teman PGMI angkatan 2014 yang telah berjuang bersama.

  Atas jasa mereka sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini selesai tepat pada waktunya. Penulis juga memohon doa semoga amal yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Semoga dengan diselesaikannya Skripsi ini, dapat bermanfaat bagi seluruh pihak baik bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca. Penulis mengharapkan saran dan kritik guna meningkatkan kesempurnaan dalam penulisn di masa yang akan datang.

  Salatiga, 19 Maret 2018 Penulis, Indri Astuti Rahmawati NIM. 115-14-056

  

ABSTRAK

  Rahmawati, Indri Astuti. 2018. Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Mata

Pelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Materi Sifat-sifat Cahaya pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2018. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si. Kata Kunci: Hasil Belajar IPA, Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Pembelajaran IPA di MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali belum menggunakan berbagai model pembelajaran variatif. Hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif dan jenuh dalam pembelajaran oleh

  guru terutama materi sifat-sifat cahaya. Terbukti dari rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM 65. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat meningktkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun 2018?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and

  

Explaining materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah

  Salafi yatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun 2018.

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali yang berjumlah 16 siswa meliputi 4 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar tes evaluasi, lembar pengamatan guru, dan lembar pengamatan guru dan siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan tes. Data dianalisis secara statistik menggunakan rumus persentase, apabila ≥ 85% siswa tuntas belajar maka siklus dihentikan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran SFE dapat meningkatkan hasil belajar siswa MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2018. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari siklus I ke siklus II 6,25% dan siklus II ke siklus III 18, 75%. Hal ini dapat dilihat perolehan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I 68,75% siswa tuntas belajar, siklus II 75% siswa tuntas belajar, dan siklus III 93,75% siswa tuntas belajar. Siswa yang belum tuntas pada Siklus III akan diberikan tindakan mandiri oleh guru berupa remedial atau latihan-latihan sehingga diharapkan siswa dapat tuntas belajar.

  

DAFTAR ISI

  Halaman sampul ....................................................................................................... i Halaman berlogo IAIN ............................................................................................ ii

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Lembar Pengamatan Guru ............................................................... 12Tabel 1.2 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa ............................................... 14Tabel 3.1 Identitas Sekolah ............................................................................... 40Tabel 3.2 Keadaan Guru ................................................................................... 41Tabel 3.3 Keadaan Siswa .................................................................................. 41Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V ........................................................................ 42Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas................................ 43Tabel 4.1 Daftar Hasil Belajar Siklus 1 ........................................................... 59Tabel 4.2 Daftar Hasil Belajar Siklus 2 ........................................................... 61Tabel 4.3 Daftar Hasil Belajar Siklus 3 ........................................................... 62Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus 1 sampai Siklus 3 .............. 64

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar Rancangan Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 8

Gambar 2.1 Cahaya dapat Merambat Lurus ..................................................... 16Gambar 2.2 Cahaya dapat Menembus Benda Bening ....................................... 17Gambar 2.3 Cahaya dapat Dipantulkan ............................................................ 18Gambar 2.4 Cahaya dapat Dibiaskan ................................................................ 18Gambar 2.5 Bagan Sifat-sifat Cahaya ............................................................... 19Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Siswa Siklus 1 sampai Siklus 3 ................... 65Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siklus 1 ........................................................ 66Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Siklus 2 ........................................................ 67Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Siklus 3 ........................................................ 67

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

  serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru. Belajar adalah kewajiban yang dilakukan oleh semua orang. Belajar dapat dipandang sebagai kebutuhan primer seseorang agar dapat mengetahui atau memahami segala sesuatu dengan baik, dari yang mudah hingga yang sulit. Belajar merupakan ciri khas manusia sehingga manusia dapat dibedakan dengan binatang. Belajar dilakukan manusia seumur hidupnya, kapan saja dan dimana saja baik di sekolah, kelas, jalanan, dan dalam waktu yang tidak ditentukan sebelumnya (Hamdani, 2010: 21).

  Allah Swt telah menjanjikan akan meninggikan derajat orang yang mempelajari ilmu pengetahuan sebagaimana telah tertulis dalam potongan surah Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

  ريبَخ َنوُلَمْعَت امِب ُ هاللَّ َو ٍتاجَرَد َمْلِعْلا اوُتوُأ َنيذهلا َو ْمُكْنِم اوُنَمآ َنيذهلا ُ هاللَّ ِعَفْرَي Artinya: Allah Swt akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.

  Allah SWT meneliti apa yang kamu kerjakan”.

  Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia termasuk pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian siswa. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori, maka dari itu dalam melaksanakan pembelajaran IPA harus secara aktif dan kreatif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

  Peneliti melakukan wawancara pada Rabu 7 Maret 2018 dengan guru mata pelajaran IPA kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh Jelok kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali (Muh. Kholil, S.Pd.I) nilai ulangan harian siswa masih banyak di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu dari 16 siswa hanya 7 siswa yang mencapai KKM, sedangkan 9 siswa lainnya masih dibawah KKM, itu berarti persentase ketuntasan hanya sebesar 43,75%. Nilai KKM mata pelajaran IPA di MI Salafiyatul Ma’muroh ini adalah 65. Guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA belum menggunakan model-model pembelajaran variatif. Metode yang sering digunakan adalah ceramah. Guru lebih banyak menerangkan pelajaran dan siswa menyimak melalui buku pegangannya. Siswa hanya menjadi objek penerima materi pelajaran, tanpa diminta untuk berdiskusi ataupun bertindak menjadi fasilitator teman sebayanya, efeknya siswa menjadi pasif dan jenuh dalam pembelajaran. Dinding ruang kelas V pun tidak terdapat satupun media pembelajaran yang tertempel, hal itu menunjukkan kurangnya kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran. Shoimin (2014: 21) menyatakan keberhasilan belajar siswa berkaitan erat dengan kreativitas guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat dan menarik.

  Guru dituntut kreatif untuk dapat melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Shoimin (2014: 21) menyatakan inovasi merupakan bentuk kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran yang semula monoton, membosankan, dan menjenuhkan, menuju pembelajaran yang menyenangkan, dan bermakna. Inovasi yang dapat guru lakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat meng-cover pembelajaran menjadi menyenangkan dan mengena. Model pembelajaran yang cocok diterapkan dalam mata pelajaran IPA berdasarkan uraian diatas adalah Student Facilitator and Explaining (SFE).

  Berdasarkan permasalahan tersebut untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna dengan mencoba menerapkan model pembelajaran SFE. Sentosa, dkk (2015) dalam sebuah jurnal menunjukkan keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SFE.

  Hasil penelitian menunjukkan kenaikan pada setiap siklusnya. Persentase pada siklus I adalah 73,75% meningkat pada siklus II sebesar 81,25% dan terhenti pada siklus III sebesar 93,75%, dan Al Hasbi, dkk (2016) dalam sebuah jurnal menunjukkan keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SFE. Persentase pada siklus I adalah 82,5% meningkat pada siklus II sebesar 89,5% dan terhenti pada siklus III sebesar 92,5%. Persentase yang meningkat ini menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SFE dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Shoimin (2014: 183) menyatakan model pembelajaran SFE merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekanan pada struktur khusus yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi peserta didik dan bertujuan untuk meningkatkan penguasaan materi. Siswa dituntut aktif dalam berkomunikasi dan keberanian dalam menyampaikan materi kepada teman-temannya. Siswa lebih paham apabila dijelaskan oleh temannya sendiri melaui model pembelajaran ini. Siswa lebih bebas dalam menyanggah atau memberi masukan kepada siswa yang menjadi fasilitator. Model pembelajaran ini diharapkaan dapat diterapkan pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.

  Mengatasi permasalahan di atas peneliti tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran Student Facilitator and

  Explaining materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah

  Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2018”.

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah model pembelajaran dapat meningktkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa

  SFE

  kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun 2018? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran SFE materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun 2018.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

  Hipotesis tindakan adalah dugaan sementara atau jawaban sementara dari penelitian yang dilakukan. Hipotesis perlu diuji dalam penelitian, sehingga dengan demikian setelah dilakukan penelitian dugaan sementara menjadi sebuah kebenaran (Saputro, 2016: 27). Hipotesis dari rumusan masalah ini jika model pembelajaran SFE diterapkan dengan baik dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun 2018.

2. Indikator Keberhasilan

  Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur tingkat ketercapaian dari tindakan yang diberikan. Penerapan model pembelajaran SFE dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator ketuntasan siswa dapat diliihat secara individual adalah ketika siswa dapat mencapai nilai > 65 pada materi sifat-sifat cahaya, dan siklus akan berhenti secara klasikal apabila 85% dari total siswa satu kelas mendapat nilai > 65 (Trianto, 2009: 241).

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a.

  Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pembaca dalam memilih model pembelajaran yang tepat, khususnya dalam pembelajaran IPA; dan b.

  Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praksis a. Bagi Siswa

  Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar yang baru dan dapat mengingkatkan antusiasme siswa dengan mempelajari IPA melalui model pembelajaran SFE pada proses pembelajaran di MI.

  b. Bagi Guru

  Bagi guru hasil penelitian model pembelajaran SFE diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru dalam menumbuhkan kelas yang aktif dan menyenangkan.

  c. Bagi Sekolah

  Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan mampum mengangkat nama baik sekolah karena dapat mengembangkan dan menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar siswa meningkat.

F. Definisi Operasional

  Penjelasan dari judul upaya peningkatkan hasil belajar mata

  pelajaran IPA melalui model pembelajaran SFE materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Salafiyatul Ma’muroh Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2018 peneliti paparkan sebagai berikut:

  1. Hasil Belajar

  Hasil belajar adalah perubahan-perubaahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5).

  2. Model Pembelajarana Student Facilitator and Explaining

  Model Pembelajarana SFE merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekan pada struktur khusus yang dirancang untuk mengetahui pola interaksi peserta didik (Shoimin, 2014: 183). Trianto (dalam Andari, 2013: 10) menyatakan pada model pembelajaran ini siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu.

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

  Penelitian ini menggunakan (PTK). Istilah dalam bahasa Inggris yaitu Classroom Action Research berarti action research (Penelitian Tindakan Kelas) yang dilakukan di kelas (Suyadi, 2010: 17-18). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui reFleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik (Uno, 2011: 41).

  Penelitian Tindakan Kelas dapat disimpulkan bahwa sebuah penelitian di dalam kelas dan dilakukan secara bersamaan. Penelitian Tindakan Kelas menggunakan refleksi diri sebagai metode utama dalam proses penelitiann dan bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Peneliti meggunakan jenis PTK untuk memperbaiki kinerja guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran SFE sehingga diharapkan hasil belajar siswa dapat meingkat. Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah jenis kolaboratif, dimana peneliti bertindak sebagai pengamat.

  Penelitian Tindakan Kelas memiliki empat tahap dalam pelaksanaannya. Yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Rancangan PTK ditampilkan pada gambar berikut:

  Perencanaan

  

SIKLUS I

  Pelaksanaan Refleksi

  Pengamatan Perencanaan

SIKLUS II

  Refleksi Pelaksanaan

  Pengamatan ?

  Gambar Rancangan Pelaksanaan PTK (Sumber: Suyadi, 2010: 50)

  2. Subjek Penelitian

  Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Salafiyatul Ma’muroh

  Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun 2018 pada mata

  pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Jumlah siswa kelas V ada 16 siswa meliputi 4 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan dengan kolaborator guru mata pelajaran umum bapak Muh Kholil S.Pd.I sehingga model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pelajaran IPA.

  3. Langkah-langkah Penelitian a. Perencanaan

  Tahap perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

  Tahapan dalam perencanaan ini terdiri dari: 1)

  Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran SFE; 2)

  Peneliti menyiapkan media pembelajaran sebagai sarana pendukung penelitian; 3)

  Peneliti menyiapkan lembar observasi guru, dan guru dan siswa untuk mengetahui jalannya pembembajaran berlangsung; dan 4)

  Peneliti menyiapkan lembar evaluasi sebagai sarana untuk mengukur kemampuan siswa.

b. Pelaksanaan

  Tahap pelaksanaan dimulai dari melakukan segala sesuatu yang telah direncanakan dalam tahap 1. Peneliti diharapkan mampu berkolaborasi dengan guru dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran SFE, selain itu diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang evektif, menyenangkan dan mengena bagi siswa.

  c. Pengamatan

  Tahap pengamatan dilakukan oleh peneliti untuk melihat sejauh mana siswa mampu menyerap pembelajaran. Peneliti melakukan pengamatan dengan mencatat seluruh kejadian selama pelajaran berlangsung yang disesuaikan dengan instrument pengamatan guru dan siswa serta memberikan soal-soal evaluasi kepada siswa.

  d. Refleksi

  Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Peneliti akan berdiskusi dengan guru kelas mengenai kegiatan selanjutnya apakah perlu diadakan siklus tambahan atau tidak, dan penelitian dianggap berhasil.

4. Metode Pengumpulan Data

  Data merupakan informasi mengenai objek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan untuk menguji hipotesis. Peneliti menggunakan metode wawancara, tes dan observasi sebagai metode pengumpulan data.

a. Wawancara Wawancara dilakukan sebagai awalan dalam penelitian.

  Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui kondisi awal subjek penelitian, baik materi penelitian, KKM, ataupun model pembelajaran yang sering dipakai di sekolah sebelum menerapkan model pembelajaran SFE.

  b. Tes

  Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang (siswa) dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Uno, 2011: 104). Tes yang digunakan peneliti adalah tes tertulis jenis menjodohkan yang akan diberikan setiap Siklusnya.

  c. Observasi

  Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi yang terjadi selama penelitian berlangsung baik berkaitan dengan guru, siswa ataupun mengenai model pembelajaran SFE. Observasi yang dilakukan peneliti dengan menggunakan lembar observasi guru dan lembar observasi guru dan siswa.

5. Instrumen Penelitian

  Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan observer untuk mengukur sebagai tolak ukur keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai acuan jalannya proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajarn SFE; b.

  Lembar tes evaluasi mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya dengan menggunakan jenis tes menjodohkan yang diberikan setiap Siklusnya; c. Lembar pengamatan guru pada saat menggunkan model pembelajaran

  SFE ; ditampilkan pada tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1 Lembar Pengamatan Guru

  No. Aspek yang diamati Ya Tidak

  I PEMBUKAAN

  1. Memeriksa kesiapan siswa

  2. Melakukan kegiatan apersepsi

II KEGIATAN INTI PEMBEAJARAN

  A. PENGUASAAN MATERI

  3. Penguasaan materi pembelajaran

  4. Mengaitkan materi dengan pembelajaran yang relevan

  5. Kejelasan dalam penyampaian materi

  6. Menghubungkan materi dengan kehidupan nyata

  B. PENDEKATAN ATAU STRATEGI

  PEMBELAJARAN

  7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

  8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut

  9. Menguasai kelas

  10. Melaksanakan pebelajaran yang bersifat kontekstual

  11. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

  12. Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu

  C MEDIA DAN MODEL

  PEMBELAJARAN

  13. Mendayagunakan media secara efektif dan efisiean

  14. Menghasilkan pesan yang menarik

  Bersambung…

  Sambungan….

  15. Melibatkan siswa dalam penggunaan media pembelajaran

  pembelajaran Student Facilitator and Explaining ditampilkan pada Tabel 1.2.

  27. Melakukan tindak lanjut (Sumber: Mulyasa, 2013: 224-225)

  26 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman

  25. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

  24. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar

  F PENGGUNAAN BAHASA

  23. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

  22. Memantau kemajuan belajar selama proses

  BELAJAR

  E PENILAIAN PROSES HASIL

  21. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa

  20. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

  19. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

  18 Memfasilitasi siswa selama kegiatan belajar mengajar melalui model SFE D PELIBATAN SISWA

  17. Mendemonstrasikan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar melalui model SFE

  16 Menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model SFE

III PENUTUP

d. Lebar pengamatan guru dan siswa saat mempraktikkan model

Tabel 1.2. Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Saat Mempraktikkan Model Pembelajaran SFE.

  Deskripsi No. Aspek yang dinilai

  Guru Siswa

  1. Penyampaian kompetensi yang akan diraih

  2. Penjelasan garis-garis besar materi pembelajaran

  3. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya.

  4. Penggunaan bagan sebagai media pembelajaran

  5. Penyampaian ide atau gagasan

  6. Penyimpulan ide atau gagasan

  7. Penyampaian refleksi

  8. Penutup (Sumber:Shoimin, 2014: 184) 6.

   Analisis Data

  Analisis data merupakan jiwanya PTK. Analisis data yang harus ditempuh setelah pengumpulan data adalah menganalisis data tersebut (Basrowi, 2008: 130). Analisis data dilakukan setiap siklusnya dengan cara memberikan soal tes setiap akhir pelaksanaan pembelajaran. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Peneliti dalam membuktikan hipotesis tindakan menganalisis menggunakan statistik untuk menghitung ketuntasan klasikal, apabila hasil belajar siswa secara klasikal mencapai > 85% maka siklus dihentikan.

  Rumus untuk menghitung ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut:

  ∑

  P= (Aqib, 2009: 41)

  ∑

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini meliputi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, bagian akhir. Tiap-tiap bagian dapat dirinci sebagai berikut: 1.

  Bagian awal, memuat Halaman sampul, halaman judul (sama dengan halaman sampul), lembar logo IAIN, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar.

2. Bagian inti meliputi: a.

  BAB I Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  b.

  BAB II Landasan teori, memuat kajian teori dan kajian pustaka c. BAB III Pelaksanaan penelitian, memuat gambaran umum sekolah dan deskripsi pelaksanaan siklus I (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi). Deskripsi pelaksanaan siklus II, dan deskripsi pelaksanaan siklus III.

  d.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, memuat tentang deskripsi paparan per siklus dan pembahasan hasil penelitian.

  e.

BAB V Penutup, terdiri dari simpulan dan saran.

3. Bagian akhir meliputi: daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

  

BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Belajar dan Hasil Belajar a. Belajar 1) Pengertian belajar

  Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru. Belajar merupakan ciri khas manusia sehingga manusia dapat dibedakan dengan binatang. Belajar dilakukan manusia seumur hidupnya, kapan saja, dan di mana saja, baik di sekolah, kelas, jalanan, dan dalam waktu yang tidak ditentukan sebelumnya (Hamdani,2010: 17), Djamarah (2006: 10- 11) berpendapat bahwa Belajar adalah perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, sedangkan Dimyani dan Mudjiono (dalam Lestari, 2013: 253) berpendapat belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengelolaan informasi, menjadi kapabilitas baru. Tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Kegiatan belajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses, dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Hakikat belajar adalah perubahan Berdasarkan definisi di atas belajar berarti suatu perubahan yang dialami manusia, dalam jangka waktu ynag tidak dapat ditentukan sebelumnya baik perubahan tingkah laku, pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

  2) Ciri-ciri Belajar Mengajar

  Darsono (dalam Hamdani, 2010: 20) menyatakan ciri-ciri belajar mengajar yaitu: a)

  Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan sebagai kegiatan, sekaligus tolak ukur keberhasilan belajar; b)

  Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan kepada orang lain; c)

  Belajar merupakan proses interaksi antar individu dengan lingkungan, hal ini berarti individu harus aktif apabila dihadapkan ada lingkungan tertentu; dan

  d) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar. Perubahan bersifat integral artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan yang lainnya;

  3) Prinsip-prinsip Belajar

  Hamdani (2010: 20) menyatakan prinsip-prinsip belajar adalah: Kesiapan belajar, Perhatian, Motivasi, Keaktifan siswa, Mengalami sendiri, Pengulatan, Materi pelajaran yang menantang, Balikan dan penguatan, dan Perbedaan individual.

b. Hasil belajar 1) Pengertian Hasil Belajar

  Hasil belajar adalah perubahan-perubaahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5), sedangkan Suprijono (dalam Nuraini, 2015: 21) menyatakan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.

  Berdasarkkan definisi di atas hasil belajar berarti perubahan yang terjadi pada siswa yang menyangkut aspek perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.

2) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

  Wasliman (dalam Susanto, 2013: 12) menyatakan hasil belajar yang dicapai peserta didik merupakan hasil interaksi antara beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Secara rinci mengenai faktor internal dan eksternal sebagai berikut: a) Faktor Internal

  Faktor internal merupakan faktor yang bersuber dari dalam peserta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik, dan kesehatan.

  b) Faktor Eksternal

  Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya; pertengkaran suami istri; perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya; serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dan orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar siswa (Susanto, 2013: 12).

3) Macam-macam Hasil Belajar

  Macam-macam hasil belajar dapat dibedakan menjadi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut: a)

  Pemahaman Konsep (Aspek Kognitif)

  Bloom (dalam Susanto, 2013:6) menyatakan pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari material atau bahan yang dipelajari. Pemahaman adalah seberapa besar siswa dapat memahami serta mengerti apa yang di baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang dirasakan.

  b) Keterampilan Proses (Aspek Psikomotor)

  Usman dan Setiawati (dalam Susanto, 2013: 9) menyatakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk krativitasnya.

  c) Sikap (Aspek Afektif)

  Sardiman (dalam Susanto, 2013: 11) menyatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objekobjek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.

2. Ilmu Pengetahuan Alam

  Ilmu pengetahuan alam yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains disingkat menjadi IPA. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang SD. Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar dampai sekolah menengah.

  Masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah, proses pembelajara yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemapuan peserta didik. Pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarakhan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013: 165-166) a.

   Hakikat IPA

  Kata sains berasal dari kata Latin Scientia yang berarti “saya tahu”. Istilah Inggris kata Science mula-mula berarti pengetahuan, tetapi lama kelamaan bila orang berkata tentang sains, maka pada umumnya yang dimaksud ialah apa yang dulu disebut natural

  sciences . Natural sciences dalam bahasa Indonesia disebut Ilmu

  Pengetahuan Alam atau dengan singkat sekarang bisa dikenal dengan sebutan IPA. (Sukarno, 1981: 1)

  b. Karakteristik IPA

  Ilmu Pengetahuan Alam memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya, Jacobson dan Bergman (dalam Susanto, 2013:170) menyatakan karakteristik IPA yaitu:

  1) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori;

  2) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam, termasuk juga penerapannya;

  3) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap rahasia alam;

  4) Ilmu Pengetahuan Alam merupakan tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau beberapa saja; dan

  5) Ilmu Pengetahuan Alam memiliki keberanian yang bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat objektif.

  c. Tujuan Pembelajaran IPA

  Tujuan pebelajaran IPA di sekolah dasar menurut Badan Nasional Standar Pendidikan/BSNP (dalam Susanto, 2013:171-172) dimaksudkan untuk:

  1) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk memperoleh kayakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya;

  2) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;

  3) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;

  4) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk mengembangkaan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membeuat keputusan;

  5) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk mengingatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;

  6) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk mengingatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan

  7) Ilmu Pengetahuan Alam dimaksudkan untuk memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP;

3. Model Pembelajaran a. Hakikat Model Pembelajaran

  Model pebelajaran digunakan untuk menunjukkan sosok utuh konseptual dari aktvitas belajar mengajar yang secara keilmuan dapat diterima dan secara operasional dapat dilakukan. Model dapat diartikan secara khusus sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan Joyce dan Weil (dalam Sutikno, 2014:57). Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam pengorganisasian pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertetu, model pembelajaran menggambarkan keseluruhan urutan alur atau langkah-langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran Sutikno (2014: 58), sedangkan Nurulwati (dalam Shoimin, 200: 10) menyatakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merancang aktivitas belajara mengajar. Hal ini bermaksud model pembelajaran memberikan kerangka bagi guru yang mengajar.

  Berdasarkkan definisi di atas model pembelajaran berarti suatu kerangka konseptual urutan alur atau langkah-langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran dan digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu dan dapat dilakukan sebagai pengorganisasian pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.

b. Fungsi Model Pembelajaran

  Fungsi model pembelajarn adalah sebagai pedoman bagi pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Model yang akan digunakan dalam pembelajaran menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajaran tersebut Shoimin (2014: 24).

c. Ciri khas Model Pembelajaran

  Kardi dan Nur (dalam Shoimin, 2014: 24) menyatakan ciri khas model pembelajaran yaitu: 1)

  Model pembelajaran memiliki rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya; 2)

  Model pembelajaran memiliki landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai); 3)

  Model pembelajaran memiliki tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan

  4) Model pembelajaran memiliki lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai.

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT ACILITATOR AND EXPLAINING

0 0 9

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAF-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA SISWA KELAS V SEMESTER II SD 4 PASURUHAN LOR

0 0 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD 1 LORAM KULON

0 0 24

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN LEDOK 05 SALATIGA SEMESTER II TAHUN 20142015 SKRIPSI

0 0 15

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PELAJARAN EKONOMI Shaleha,Junaidi,Sulistyarini

0 0 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS V MIN GUBUG KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 0 121

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SUMBER ENERGI MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II MADRASAH IBTIDAIYAH AL MA’ARIF ROWOBONI KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar

1 1 169

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI PUISI MELALUI METODE WATCH AND ACTION (WA) PADA SISWA KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH RINGINANOM KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016 - Test Repository

0 1 164

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI STUDENT FACILATATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V DI MI TARBIYATUS SIBYAN KLITIKAN KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI

0 3 203

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA KELAS V DI MI MA’ARIF CANDIREJO KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018 SKRIPSI

0 3 217