TINJAUAN TERHADAP IZIN PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI DAN HUTAN LINDUNG UNTUK KEPENTINGAN PEMBANGUNAN DI LUAR KEGIATAN KEHUTANAN.

TINJAUAN TERHADAP IZIN PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN
PRODUKSI DAN HUTAN LINDUNG UNTUK KEPENTINGAN
PEMBANGUNAN DI LUAR KEGIATAN KEHUTANAN
ABSTRAK
Muhammad Faiz Faisal
110110060099
Perizinan memiliki arti penting dalam sektor kehutanan, terutama
berkaitan dengan pelestarian lingkungan dan pemanfaatan hasil hutan.
Dalam hal ini telah terjadi disharmonisasi kewenangan pemberian izin
pemanfaatan hutan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
dimana Pemerintah Daerah memiliki posisi dilematis dalam memberikan
pelayanan perizinan, antara kepentingan perlindungan lingkungan hidup
dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah yang berakibat kepada
kerusakan lingkungan alam, serta upaya apa yang akan dilakukan oleh
Pemerintah dalam mengharmonisasikan benturan kewenangan tersebut.
Peneliti menggunakan metode pendekatan yuridis-normatif, yang
digunakan untuk menelaah ketentuan mengenai kewenangan pemberian
izin pemanfaatan hutan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku dengan menggunakan data yang diperoleh baik dari studi
kepustakaan maupun dari penelitian lapangan yang dianalisis secara
deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui dan

memperoleh gambaran yang nyata mengenai masalah yang terjadi yang
menyebabkan adanya benturan kewenangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah dalam sistem perizinan di sektor kehutanan,
kemudian dianalisa secara kualitatif dan dicari pemecahannya, lalu ditarik
suatu kesimpulan yang dipergunakan untuk menjawab permasalahan
yang ada.
Dari hasil penelitian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
terjadinya disharmonisasi kewenangan dalam pemberian izin
pemanfaatan hutan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
disebabkan oleh dasar hukum yang mengatur tentang kehutanan yang
bersifat lintas sektoral, perbedaan cara penafsiran peraturan perundangundangan tentang kehutanan yang dipengaruhi oleh orientasi kepentingan
dari masing-masing pihak baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah, dan terjadinya inkonsistensi pelaksanaan peraturan perundangundangan mengenai kehutanan yang berubah-ubah. Sehingga
Pemerintah berupaya menjaga keberlangsungan fungsi pokok hutan dan
kondisi hutan melalui upaya rehabilitasi serta reklamasi hutan dan lahan,
yang bertujuan mengembalikan kualitas hutan dan meningkatkan
pemberdayaan masyarakat, serta pemberian sanksi-sanksi administrasi
berupa teguran lisan dan atau tertulis, paksaan pemerintah, uang paksa,
penutupan tempat usaha, penghentian kegiatan mesin perusahaan dan
pencabutan izin kepada penerima izin yang melakukan pelanggaran

hukum secara ketat.

iv