Pengaruh Penerimaan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Cimahi(Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi).

(1)

ABSTRACT

Local Government Original Revenue is source of local revenue that can be used by each region for implement administration and regional development. Local Original Receipt can be obtained from taxes and levies. The purpose of this study is to determine the effect of the receipt advertisement tax and street lighting tax on local original revenue of Cimahi City both partially and simultaneously. This study uses the method of hypothesis testing. Data are taken from the report of local original revenue realization of Cimahi City in 2008-2012. Data are analyzed using method of multiple linear regression analysis. The result of this research shows that the advertisement tax and street lighting tax have a significant influence original revenue of Cimahi City both partially and on simultaneously

Key words : Advertisement Tax Revenue, Street Lighting Tax Revenue, Local Government Original Receipt.


(2)

ABSTRAK

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber pendapatan daerah yang dapat di gunakan oleh masing-masing daerah untuk melaksanakan seluruh kegiatan pemerintahan dan pembangunan daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat diperoleh dari penerimaan pajak dan retribusi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak reklame dan pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini menggunakan metode pengujian hipotesis. Data di ambil dari laporan realisasi pendapatan asli daerah Kota Cimahi tahun 2008-2012. Data di analisis menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pajak reklame dan pajak penerangan jalan berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi baik secara parsial maupun simultan. Kata kunci : Penerimaan Pajak Reklame, Penerimaan Pajak Penerangan Jalan, dan


(3)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii

KATA PENGANTAR... iv

ABSTRACT... vii

ABSTRAK... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 10

1.4 Kegunaan Penelitian... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 12

2.1 Kajian Pustaka... 12

2.1.1 Dasar-Dasar Perpajakan... 12


(4)

2.1.1.2 Ciri-ciri Pajak... 14

2.1.1.3 Fungsi Pajak... 16

2.1.1.4 Jenis Pajak... 17

2.1.1.5 Dasar Hukum Pajak... 19

2.1.1.6 Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak... 21

2.1.1.7 Tata CaraPemungutan Pajak... 23

2.1.1.8 Syarat Pemungutan Pajak... 26

2.1.1.9 Tarif Pajak... 30

2.1.1.10 Timbul dan berakhirnya Hutang Pajak... 32

2.1.2 Pajak Daerah... 35

2.1.2.1 Pengertian Pajak Daerah... 35

2.1.2.2 Sumber-Sumber Penerimaan Pajak Daerah... 35

2.1.2.3 Jenis Pajak Daerah... 37

2.1.2.4 Masa Pajak Daerah... 39

2.1.2.5 Mekanisme Pemungutan Pajak Daerah... 40

2.1.2.6 Cara Paerhitungan Pajak Daerah... 41

2.1.2.7 Biaya Pemungutan Pajak Daerah... 45

2.1.2.8 Retribusi Daerah... 47

2.1.3 Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan... 49

2.1.3.1 Pajak Reklame... 49

2.1.3.1.1Pengertian Pajak Reklame... 49

2.1.3.1.2Objek Pajak Reklame... 50

2.1.3.1.3Subjek Pajak Reklame... 52


(5)

xi

2.1.3.1.5Dasar Pengenaan Pajak Reklame... 54

2.1.3.1.6Tarif Pajak Reklame... 55

2.1.3.1.7Perhitungan Nilai Sewa Reklame... 55

2.1.3.2 Pajak Penerangan Jalan... 56

2.1.3.2.1Pengertian Pajak Penerangan Jalan... 56

2.1.3.2.2Objek Pajak Penerangan Jalan... 56

2.1.3.2.3Subjek dan Wajib Pajak Penerangan Jalan... 57

2.1.3.2.4Dasar Pengenaan Pajak Penerangan Jalan 57 2.1.3.2.5Tata Cara Perhitungan Dan Penetapan Pajak Penerangan Jalan... 58

2.1.3.2.6Masa Pajak Penerangan Jalan... 59

2.1.4 Pendapatan Asli Daerah (PAD... 59

2.1.4.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah... 59

2.1.4.2 Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah... 60

2.1.4.3 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah... 60

2.1.4.4 Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah... 61

2.1.4.5 Peranan Pendapatan Asli Daerah... 63

2.2 Kerangka Pemikiran... 63

2.3 Pengembangan Hipotesis... 68

BAB III METODE PENELITIAN ... 69

3.1 Objek Penelitian... 69


(6)

3.1.2 Visi Dan Misi Dinas Pendapatan Kota Cimahi... 72

3.1.2.1 Visi Dinas Pendapatan Kota Cimahi... 72

3.1.2.2 Misi Dinas Pendapatan Kota Cimahi... 73

3.1.3 Rencana Strategis Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi... 73

3.1.4 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Cimahi... 77

3.1.4.1 Kedudukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi... 77

3.1.4.2 Tugas Pokok Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi... 78

3.1.4.3 Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi.... 78

3.1.5 Tujuan Dan Sasaran Dinas Pendapatan Kota Cimahi... 79

3.1.6 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Dinas Pendapatan Kota Cimahi... 80

3.2 Metode Penelitian... 87

3.2.1 Definisi Operasionalisasi Variabel... 88

3.2.2 Populasi dan Sampel... 89

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data... 89

3.2.4 Analisis Data... 90

3.2.4.1 Uji Asumsi Klasik... 92

3.2.4.2 Uji Normalitas... 92

3.2.4.3 Uji Heteroskedastisitas... 93

3.2.4.4 Uji Autokorelasi... 94


(7)

xiii

3.2.4.6 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan... 96

3.2.4.7 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial... 97

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 98

4.1 Tata Cara Pemungutan Pajak Reklame... 98

4.2 Tata Cara Pemungutan Pajak Penerangan Jalan... 100

4.3 Hasil Penelitian... 103

4.4 Pembahasan ... 107

4.4.1 Uji Asumsi Klasik... 107

4.4.1.1 Uji Normalitas... 108

4.4.1.2 Uji Multikolinieritas... 109

4.4.1.3 Uji Autokorelasi... 110

4.4.1.4 Uji Heteroskedastisitas... 111

4.4.2 Persamaan Metode Regresi... 112

4.4.2.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial... 114

4.4.2.1.1Pengaruh Penerimaan Pajak Reklame Terhadap PAD... 114

4.4.2.1.2Pengaruh Penerimaan Pajak Penerangan Jalan Terhadap PAD... 115

4.4.2.1.3Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan... 116

4.4.2.2 Koefisien Korelasi Parsial... 117

4.4.2.3 Koefisien Determinasi Simultan... 119


(8)

5.1 Simpulan... 121 5.2 Saran... 122

DAFTAR PUSTAKA... 124


(9)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran... 68 Gambar 2 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi... 82


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Penerimaan Dalam Negeri Pada Tahun 2005-2010...2

Tabel II Tarif Pajak ...31

Tabel III Tarif Dasar Pengenaan Pada Ketinggian Reklame ...55

Tabel IV Penerimaan Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan dan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Cimahi Tahun 2008-2012...103

Tabel V Uji Normalitas ...109

Tabel VI Uji Multikolinearitas ...110

Tabel VII Uji Autokolerasi ...111

Tabel VIII Uji Heterokedastisitas ...112

Tabel IX Koefisien Regresi ...112

Tabel X Pengujian Koefisien Regresi ...117

Tabel XI Koefisien Korelasi Parsial Variabel X1, X2 dan Y...118


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam upaya pelaksanaan pembangunan nasional, hal yang paling penting adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan pengeluaran pemerintah dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satu sumber dana yang dapat diperoleh yaitu penerimaan atas pemungutan pajak yang dikelola suatu negara. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi sebuah negara yang dibayar oleh masyarakat dan sebagai iuran pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan serta sebagai perwujudan peran serta masyarakat atau wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Oleh sebab itu pemungutan yang dilakukan atas pengenaan pajak perlu dikelola dan ditingkatkan agar pembangunan nasional dapat direalisasikan dengan kemampuan sendiri yang memadai berdasarkan prinsip kemandirian.

Dalam suatu negara yang menganut sistem mekanisme pasar, seperti di Indonesia. Penerimaan pajak memberikan kontribusi terbesar dalam pemasukan negara Indonesia, sehingga jumlah diperoleh pemerintah dalam jangka waktu tertentu akan berdampak langsung pada proses pelaksanaan pembangunan nasional dan terbukti menjadi salah satu sumber utama dalam anggaran pendapatan serta belanja negara setiap tahunnya.


(12)

Hal ini dapat dilihat pada Tabel I yang menggambarkan perbedaan jumlah penerimaan negara yang bersumber dari sektor perpajakan dan sektor bukan perpajakan.

Tabel I

Penerimaan Dalam Negeri Tahun 2005-2010

(dalam milyaran rupiah) No

Tahun Anggaran

Perpajakan Bukan Pajak Jumlah

Nilai (%) Nilai (%) Nilai (%)

1. 2005 347.031,1 70,3 146.888,3 29,7 493.919,4 100,0 2. 2006 409.203,0 64,3 226.950,1 34,7 636.153,1 100,0 3. 2007 490.988,6 69,5 215.119,7 30,5 706.108,3 100,0 4. 2008 658.700,8 67,3 320.604,6 32,7 979.305,4 100,0 5. 2009 652.121,8 74,8 219.518,3 25,2 871.640,1 100,0 6. 2010 729.165,2 80,1 180.889,1 19,9 910.054,3 100,0

Sumber : Marihot P. Siahaan (2010:23)

Berdasarkan tabel I di atas dapat dilihat bahwa dalam jangka waktu 6 tahun yakni dari tahun 2005-2010 penerimaan yang bersumber dari dalam negeri yang memberikan kontribusi tertinggi dengan jumlah penerimaan yang meningkat setiap tahunnya berasal dari sektor perpajakan. Sedangkan jumlah penerimaan yang bersumber dari sektor lain di luar perpajakan hanya memberikan kontribusi kecil dibandingkan dengan sektor perpajakan, namun tetap memiliki peran di dalam meningkatkan pembangunan nasional. Seiring dengan perkembangan waktu di era globalisasi, perubahan yang terjadi memberikan efek modernisasi di bidang teknologi, informasi dan komunikasi serta transportasi bagi kehidupan manusia di segala bidang khususnya bidang perekonomian.


(13)

BAB I PENDAHULUAN 3

Pemerintah Indonesia dalam memahami masalah tersebut, mengambil keputusan untuk menjalankan sistem otonomi daerah dengan upaya merealisasikan pembangunan nasional yang adil dan merata. Keputusan memberikan dampak terhadap perubahan paradigma atas penyelenggaraan pemerintah daerah dimana kekuasaan pada awalnya bersifat sentralistik diubah menjadi desentralistik. Dengan perubahan sistem menjadi desentralistik, pemerintah pusat hanya berperan untuk mengawasi, memantau, dan mengevaluasi terhadap kebijakan serta pelaksanaan yang diterapkan oleh masing-masing daerah. Suatu daerah otonom menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 merupakan suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Esensi kebijakan otonomi daerah yang bergulir saat ini telah menempatkan Kabupaten dan Kota sebagai titik berat otonomi yang telah membawa perubahan di dalam pelaksanaan pemerintah daerah. Undang-Undang yang mengatur mengenai kebijakan pemungutan pajak daerah terus mengalami perubahan, yang pada awalnya berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, menjadi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang diberlakukan secara resmi pada tanggal 1 Januari 2010 dimana daerah dapat berkreasi dalam mencari sumber penerimaan yang dapat membiayai pengeluaran pemerintahannya dalam rangka menyelenggarakan pembangunan nasional secara utuh.

Perubahan berbagai kebijakan nasional membawa harapan besar bagi daerah untuk melaksanakan dan menyelenggarakan otonomi daerah secara luas, adil, dan


(14)

merata sangat diperlukan kewenangan serta kemampuan untuk menggali dan memperoleh sumber-sumber keuangan yang berpotensial agar dapat menjalankan fungsinya secara efektif dan efisien baik di dalam bidang pemerintahan maupun pelayanan umum kepada masyarakatnya. Pemerintah daerah di dalam menerapkan sistem otonomi pemerintahannya harus berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta berdasar pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menjelaskan bahwa otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan serta kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Untuk merealisasikan pembangunan daerah, maka diperlukan sumber dana yang potensial yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan bagian penting di dalam kegiatan pembangunan dan menjadi salah satu indikator penting untuk menilai tingkat kemandirian keuangan suatu pemerintah daerah. Semakin tinggi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), mencerminkan keberhasilan usaha atau tingkat kemampuan daerah di dalam pembiayaan dan penyelenggaraan pembangunan nasional serta pemerintahannya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintah Daerah yang telah disempurnakan menjadi Undang-Undang Pasal 79 Tahun 1999, menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber keuangan yang potensial dan digolongkan menjadi 4 (empat) kelompok penghasilan, antara lain :


(15)

BAB I PENDAHULUAN 5

2. Hasil Retribusi Daerah. 3. Hasil Perusahaan Daerah.

4. Lain-Lain Hasil Usaha Yang Sah.

Dari keempat sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut penerimaan yang diperoleh dari sektor Pajak Daerah dan Retribusi Daerah merupakan sumber keuangan yang memberikan kontribusi paling besar upaya untuk menutupi pembiayaan penyelenggaraan pemerintah daerah yang pelaksanaannya dilakukan secara luas, nyata dan bertanggung jawab, hal ini berlandaskan pada kajian yang dilakukan secara yuridis menurut Undang-Undang Nomor 32 Pasal 158 Tahun 2004 tentang Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dikenakan harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut melalui Peraturan Daerah (PERDA). Oleh karena itu suatu daerah memiliki kewenangan untuk menerapkan jenis pajak daerah yang akan dikelola sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan diterapkan pada peraturan daerah. Hal tersebut diupayakan dapat memaksimalkan perolehan pajak dan retribusi daerah secara konseptual di dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah.

Pemungutan pajak daerah dilakukan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009, tentang Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari penerimaan pajak dan retribusi daerah yang terbagi menjadi 2 (dua) golongan. Pertama, mengakui adanya 5 (lima) Pajak Provinsi, antara lain : Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok. Serta 11 (sebelas) jenis Pajak Kabupaten atau Kota, yang terdiri dari : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan


(16)

Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Kota Cimahi merupakan salah satu kota yang semula berstatus administratif mengharuskan daerahnya untuk mengatur dan mengelola urusan rumah tangga secara mandiri, hal tersebut di atur berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang mengamanatkan otonomi daerah. Setelah statusnya berubah menjadi pemerintahan daerah, Kota Cimahi terus berkembang dan mengalami peningkatan secara positif pada laju perekonomian daerahnya. Hal ini terbukti dengan banyaknya pembangunan dalam kota, berupa sarana dan prasarana maupun berbagai fasilitas umum lainnya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada dasarnya pembangunan daerah tidak terlepas dari besar-kecilnya pendapatan asli daerah, salah satu sumber penerimaan yang mempengaruhi peningkatan terhadap pendapatan asli daerah di Kota Cimahi berasal dari penerimaan pajak daerah yang dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi (DISPENDA).

Kendati cukup beragam jenis pajak daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Cimahi, selaku Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Cimahi yang memiliki peran utama di dalam melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah khususnya di bidang pendapatan memberikan perhatian khusus terhadap penerimaan atas pemungutan pajak reklame karena dinilai mampu memberikan kontribusi besar untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Berdasarkan rekapitulasi yang dilakukan terhadap seluruh penerimaan pajak daerah yang dikelola, pajak reklame hanya memberikan kontribusi besar ketiga setelah pajak parkir, namun pajak reklame


(17)

BAB I PENDAHULUAN 7

ini memiliki potensi yang cukup besar, hal tersebut dilihat dari jumlah reklame yang terpasang di sepanjang jalan Kota Cimahi, baik dalam bentuk poster, spanduk, baligo, billboard raksasa dan lain sebagainya, inilah yang menjadikan dasar dikenakannya pajak reklame, pernyataan ini dikutip dari sumber Majalah Pikiran Rakyat. Komponen pajak daerah yang juga menjadi perhatian Dispenda Kota Cimahi adalah pajak penerangan jalan yang diketahui merupakan sumber pendapatan terbesar dibandingkan jenis pajak lain karena memberikan sumbangan dan kontribusi terbesar pada akumulasi penerimaan seluruh pajak daerah, akan tetapi penerimaan pajak penerangan jalan tersebut tidak dikelola sepenuhnya oleh pihak Dispenda Kota Cimahi melainkan dikelola oleh pihak PLN yang kemudian dipungut oleh Dispenda Kota Cimahi sesuai ketentuan yang berlaku.

Pernyataan lain yang menjelaskan tentang penerimaan atas pemungutan pajak penerangan jalan juga diperoleh dari Kepala Bidang Pengendalian Pendapatan (DISPENDA) Kota Cimahi Budi Raharja yang dikutip dalam Pikiran Rakyat (http://www.pikiran-rakyat.com/node/149345) yang menyatakan bahwa : “Pajak penerangan jalan hingga saat ini masih menjadi sumber pendapatan terbesar dibandingkan jenis pajak daerah lainnya. Pada 2010 lalu, realisasi pajak penerangan Kota Cimahi mencapai Rp 15,84 miliar atau 109,83 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp 14,42 miliar. Hingga akhir mei 2011, pajak penerangan jalan juga sudah terealisasi 37,8 persen, pajak restoran 52,28 persen, pajak hiburan 53,87 persen, pajak reklame 68,91 persen, pajak parkir 80,97 persen, pajak air bawah tanah (ABT) 42,72 persen, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 34,78 persen”. Di dalam mewujudkan pembangunan daerahnya, pemerintah Kota Cimahi menetapkan target atas penerimaan yang bisa diperoleh dari pelaksanaan


(18)

pemungutan pajak daerah secara keseluruhan. Penetapan target tersebut digunakan sebagai tolak ukur dan batas kesatuan yang telah ditetapkan pemerintah Kota Cimahi agar dapat direalisasikan.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan oleh Yolanda Avrilia, 2009 dengan judul “Pengaruh Efektivitas Pemungutan Pajak Reklame Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Cimahi tahun 2004-2008)”. Hasilnya dikatakan bahwa efektivitas pemungutan pajak reklame dapat meningkatkan tingkat kemandirian keuangan pada pemerintah daerah khususnya pemerintah Kota Cimahi. Dalam hal penelitian lain mengenai pajak penerangan jalan yang dilakukan oleh Ismartani, 2003 dengan judul

“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan di DKI

Jakarta”, dengan hasil penelitiaan bahwa meskipun efektivitas dan efisensi pajak

penerangan jalan menunjukkan hasil yang baik, namun ada kesenjangan antara potensi dan realisasi penerimaannya serta variabel jumlah pelangggan, pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dan tarif dasar listrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak penerangan jalan. Selain itu dengan topik yang sama penelitian juga dilakukan oleh Mutiawati Syahriatun, 2008 dengan judul

“Pengaruh Pajak Reklame Tehadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi DKI Jakarta”,

hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa pajak reklame memiliki hubungan yang kuat dan positif terhadap pendapatan asli daerah Provinsi DKI Jakarta.

Berdasarkan uraian dan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh penerimaan pajak reklame dan pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah. Terdapat beberapa faktor perbedaan yang dilakukan peneliti terhadap penelitian sebelumnya, yakni dari segi


(19)

BAB I PENDAHULUAN 9

subjek yang diteliti, penelitian ini dilakukan di Kota Cimahi sedangkan penelitian sebelumnya berada di DKI Jakarta, perbedaan lain juga terdapat pada objek penelitian yang pernah dilakukan lebih berfokus untuk menguji seberapa efektif penerimaan pajak tersebut di antara pajak reklame maupun pajak penerangan jalan terhadap kemandirian keuangan pemerintah daerah, sedangkan penelitian ini dibuat dengan menggabungkan kedua objek pajak daerah dengan upaya mengetahui persentase perbandingan besarnya nilai pengaruh yang ditimbulkan oleh masing- masing pajak daerah tersebut, serta perbedaan lain terdapat pada periode waktu yang dilakukan oleh sebelumnya yakni tahun 2004-2009 sedangkan penelitian ini diambil dari tahun 2008-2012. Oleh karena itu penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Penerimaan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Cimahi (Studi Pada Dinas

Pendapatan Daerah Kota Cimahi)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah penerimaan pajak reklame dan pajak penerangan jalan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi secara parsial?

2. Apakah penerimaan pajak reklame dan pajak penerangan jalan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi secara simultan?

3. Seberapa besar pengaruh penerimaan pajak reklame dan pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi secara parsial?


(20)

4. Seberapa besar pengaruh penerimaan pajak reklame dan pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi secara simultan?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak reklame dan pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi secara parsial.

2. Untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak reklame dan pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi secara simultan.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerimaan pajak reklame dan pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi secara parsial.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerimaan pajak reklame dan pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi secara simultan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :

1. Bagi Dinas Pendapatan Daerah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau masukan bagi instansi terkait (Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Cimahi) untuk lebih meningkatkan penerimaannya di sektor daerah.


(21)

BAB I PENDAHULUAN 11

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat di dalam bidang perpajakan khususnya mengenai pelaksanaan pemungutan pajak reklame dan pajak penerangan jalan serta pengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi.

3. Bagi Peneliti Berikutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya khususnya sebagai bahan referensi dan pembanding bagi penulis yang berminat mengadakan penelitian lebih lanjut di bidang ini.


(22)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis mengenai Pengaruh Penerimaan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Cimahi dengan metode regresi berganda dan uji asumsi klasik yang dilakukan menggunakan software SPSS 17.0 for windows, penulis menarik beberapa kesimpulan untuk menjawab identifikasi masalah dari penelitian ini, antara lain : 1. Pengaruh penerimaan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kota Cimahi secara parsial.

a. Berdasarkan uji-t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak reklame memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi.

b. Berdasarkan uji-t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa variabel penerimaan penerimaan pajak penerangan jalan umum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi.

2. Pengaruh penerimaan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah yaitu berdasarkan Uji F dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa variabel penerimaan pajak reklame dan pajak penerangan jalan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi.


(23)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 122

3. Seberapa besar pengaruh penerimaan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Cimahi secara parsial.

a. Besar pengaruh pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah yaitu sebesar 17.1396%.

b. Besar pengaruh pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah yaitu sebesar 9.3636%.

4. Seberapa besar pengaruh penerimaan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Cimahi secara simultan. Hasil pengolahan data yang dilakukan diketahui besarnya pengaruh sebanyak 27.6%. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut memberikan pengaruh simultan terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi sebesar 27.6% dan sisanya 72.4 % merupakan pengaruh faktor lain di luar penerimaan pajak reklame dan pajak penerangan jalan.

5.2 Saran

Dari penelitian yang dilakukan, penulis mencoba memberikan beberapa saran, antara lain :

1. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi

a. Apabila dilihat dari pengaruh penerimaan pajak reklame dan pajak penerangan jalan umum terhadap pendapatan asli daerah di Kota Cimahi yang signifikan, sebaiknya dinas pendapatan daerah lebih memaksimalkan lagi pemungutan atas pajak-pajak tersebut dengan melakukan pendataan ulang yang lebih jelas terhadap subjek maupun objek pajak, sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.


(24)

b. Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi merancang untuk melakukan survey kepada jenis pajak daerah lain yang dikelola untuk mengetahui potensi yang ada selain pemungutan atas pajak reklame dan pajak penerangan jalan agar memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan asli daerah.

c. Meningkatkan pelayanan publik saat memungut pajak reklame serta melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk memberikan pengetahuan akan pentingnya pembayaran pajak bagi pengembangan daerah dan pembangunan nasional, hal tersebut berguna untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya.

2. Bagi Masyarakat

Sebagai masyarakat yang berkewarganegaraan yang taat, sebaiknya memenuhi kewajibannya sebagai objek dan subjek pajak, yaitu sebagai penyelenggara reklame dan pengguna fasilitas penerangan jalan sesuai peraturan yang sudah ditetapkan sehingga menguntungkan bagi kedua belah pihak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Penelitian dapat dilakukan dengan menggabungkan beberapa jenis pajak daerah lainnya agar mengetahui hubungan yang paling signifikan terhadap peningkatan pendapatan asli daerah.

b. Penelitian dapat dilakukan dengan memperbanyak jumlah periode penelitian yang dilakukan lebih dari 5 (lima) tahun, agar terlihat jelas pengaruh antara pajak reklame dan pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah. c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Abuyamin, Oyok. (2010). Perpajakan Pusat Dan Daerah, Penerbit Humaniora, Jakarta.

Avrilia, Yolanda. (2009). Pengaruh Efektivitas Pemungutan Pajak Reklame Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah. Karya Tulis Skripsi, Program Sarjana Strata-I Ilmu Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (tidak dipublikasikan).

Bastian, Indra. (2002). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta.

Hartono, Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Edisi 2009, BPFE, Yogyakarta.

Ilyas, W.B., Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia (Buku satu), Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ismartani. (2003). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan. Karya Tulis Skripsi, Program Sarjana Strata-I Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, Jakarta (tidak dipublikasikan).

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2002 tentang Pedoman Alokasi Biaya Pemungutan Pajak Daerah.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan Lain-Lain.

Mardiasmo. (2008). Perpajakan (Edisi revisi), Andi Offset, Yogyakarta.

Nugroho, B.A. (2005). Strategi Jitu Memilih Statistik Penelitian dengan SPSS, CV Andi Offset, Yogyakarta.

Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pajak Reklame. Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2003 tentang Pajak Reklame.

Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pajak Penerangan Jalan.

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Cimahi.


(26)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak dan Penetapan Besarnya Penghapusan.

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.

Peraturan Walikota Cimahi Nomor 11 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok, Fungsi, dan Uraian Tugas Jabatan Struktural di lingkungan Dinas Pendapatan Kota Cimahi.

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus, Salemba Empat, Yogyakarta. Santoso, Singgih. (2002). Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT Elex

Media Komputindo, Jakarta.

Suandy, Erly. (2008). Perencanaan Pajak, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Syahriatun, Mutiawati. (2008). Pengaruh Pajak Reklame Tehadap Pendapatan Asli Daerah. Karya Tulis Skripsi, Program Sarjana Strata-I Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Bina Nusantara, Jakarta (tidak dipublikasikan). Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 angka 64 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Nomor 32 Pasal 158 Tahun 2004 tentang Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. UndangRepublik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 tentang Tarif Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri.


(27)

126

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintah Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah.

Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia, Edisi Sepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Zain, Mohammad. (2005). Manajemen Perpajakan, Edisi Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

http://dispenda.cimahi.go.id/ http://www.pajak.go.id/


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis mengenai Pengaruh Penerimaan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Cimahi dengan metode regresi berganda dan uji asumsi klasik yang dilakukan menggunakan software SPSS 17.0 for windows, penulis menarik beberapa kesimpulan untuk menjawab identifikasi masalah dari penelitian ini, antara lain : 1. Pengaruh penerimaan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kota Cimahi secara parsial.

a. Berdasarkan uji-t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak reklame memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi.

b. Berdasarkan uji-t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa variabel penerimaan penerimaan pajak penerangan jalan umum memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi.

2. Pengaruh penerimaan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan secara simultan terhadap Pendapatan Asli Daerah yaitu berdasarkan Uji F dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa variabel penerimaan pajak reklame dan pajak penerangan jalan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi.


(2)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 122

Universitas Kristen Maranatha

3. Seberapa besar pengaruh penerimaan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Cimahi secara parsial.

a. Besar pengaruh pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah yaitu sebesar 17.1396%.

b. Besar pengaruh pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah yaitu sebesar 9.3636%.

4. Seberapa besar pengaruh penerimaan Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Cimahi secara simultan. Hasil pengolahan data yang dilakukan diketahui besarnya pengaruh sebanyak 27.6%. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut memberikan pengaruh simultan terhadap pendapatan asli daerah Kota Cimahi sebesar 27.6% dan sisanya 72.4 % merupakan pengaruh faktor lain di luar penerimaan pajak reklame dan pajak penerangan jalan.

5.2 Saran

Dari penelitian yang dilakukan, penulis mencoba memberikan beberapa saran, antara lain :

1. Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi

a. Apabila dilihat dari pengaruh penerimaan pajak reklame dan pajak penerangan jalan umum terhadap pendapatan asli daerah di Kota Cimahi yang signifikan, sebaiknya dinas pendapatan daerah lebih memaksimalkan lagi pemungutan atas pajak-pajak tersebut dengan melakukan pendataan ulang yang lebih jelas terhadap subjek maupun objek pajak, sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.


(3)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 123

b. Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Cimahi merancang untuk melakukan survey kepada jenis pajak daerah lain yang dikelola untuk mengetahui potensi yang ada selain pemungutan atas pajak reklame dan pajak penerangan jalan agar memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan asli daerah.

c. Meningkatkan pelayanan publik saat memungut pajak reklame serta melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk memberikan pengetahuan akan pentingnya pembayaran pajak bagi pengembangan daerah dan pembangunan nasional, hal tersebut berguna untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya.

2. Bagi Masyarakat

Sebagai masyarakat yang berkewarganegaraan yang taat, sebaiknya memenuhi kewajibannya sebagai objek dan subjek pajak, yaitu sebagai penyelenggara reklame dan pengguna fasilitas penerangan jalan sesuai peraturan yang sudah ditetapkan sehingga menguntungkan bagi kedua belah pihak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Penelitian dapat dilakukan dengan menggabungkan beberapa jenis pajak daerah lainnya agar mengetahui hubungan yang paling signifikan terhadap peningkatan pendapatan asli daerah.

b. Penelitian dapat dilakukan dengan memperbanyak jumlah periode penelitian yang dilakukan lebih dari 5 (lima) tahun, agar terlihat jelas pengaruh antara pajak reklame dan pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah. c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian


(4)

124 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Abuyamin, Oyok. (2010). Perpajakan Pusat Dan Daerah, Penerbit Humaniora, Jakarta.

Avrilia, Yolanda. (2009). Pengaruh Efektivitas Pemungutan Pajak Reklame Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah. Karya Tulis Skripsi, Program Sarjana Strata-I Ilmu Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (tidak dipublikasikan).

Bastian, Indra. (2002). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta.

Hartono, Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Edisi 2009, BPFE, Yogyakarta.

Ilyas, W.B., Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia (Buku satu), Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ismartani. (2003). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan. Karya Tulis Skripsi, Program Sarjana Strata-I Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, Jakarta (tidak dipublikasikan).

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2002 tentang Pedoman Alokasi Biaya Pemungutan Pajak Daerah.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan Lain-Lain.

Mardiasmo. (2008). Perpajakan (Edisi revisi), Andi Offset, Yogyakarta.

Nugroho, B.A. (2005). Strategi Jitu Memilih Statistik Penelitian dengan SPSS, CV Andi Offset, Yogyakarta.

Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pajak Reklame. Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2003 tentang Pajak Reklame.

Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pajak Penerangan Jalan.

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Cimahi.


(5)

125

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak dan Penetapan Besarnya Penghapusan.

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.

Peraturan Walikota Cimahi Nomor 11 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok, Fungsi, dan Uraian Tugas Jabatan Struktural di lingkungan Dinas Pendapatan Kota Cimahi.

Resmi, Siti. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus, Salemba Empat, Yogyakarta. Santoso, Singgih. (2002). Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT Elex

Media Komputindo, Jakarta.

Suandy, Erly. (2008). Perencanaan Pajak, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Syahriatun, Mutiawati. (2008). Pengaruh Pajak Reklame Tehadap Pendapatan Asli Daerah. Karya Tulis Skripsi, Program Sarjana Strata-I Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Bina Nusantara, Jakarta (tidak dipublikasikan). Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 angka 64 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Nomor 32 Pasal 158 Tahun 2004 tentang Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. UndangRepublik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 tentang Tarif Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri.


(6)

126

Universitas Kristen Maranatha

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintah Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah.

Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia, Edisi Sepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Zain, Mohammad. (2005). Manajemen Perpajakan, Edisi Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

http://dispenda.cimahi.go.id/ http://www.pajak.go.id/