PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA.

(1)

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI

SOSIAL

UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan dalam Bidang Bimbingan dan Konseling

Oleh SUTANTO NIM 1004984

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

B A N D U N G


(2)

========================================================================

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI

SOSIAL

UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA

(Penelitian Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 2 Sekampung Kab. Lampung Timur

Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh Sutanto

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

© Sutanto 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

S U T A N T O

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL

UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI SISWA

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Ipah Saripah, M.Pd. NIP. 19771014 200112 2 00 1

Pembimbing II

Dr. Ilfiandra, M. Pd. NIP. 19721124 199903 1 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd. NIP. 19600501 198603 1 004


(4)

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK...ii

ABSTRAC...ii

KATA PENGANTAR...iii

UCAPAN TERIMA KASIH...iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR DIAGRAM ...ix

DAFTAR BAGAN...x

DAFTAR LAMPIRAN... ..xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian.... ...7

D. Tujuan Penelitian ...8

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL DAN PENYESUAIAN DIRI SISWA A. Program Bimbingan Pribadi Sosial ...9

1. Konsep Dasar Bimbingan Pribadi Sosial...9

2. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial...11

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling...13

4. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling...14


(5)

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

B. Penyesuaian Diri ...25

C. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penyesuaian Diri ...33

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian.. ... 40

B. Populasi dan Sampel...40

C. Definisi Oprasional. ...41

D. Instrumen Penelitian...42

E. Prosedur Penelitian ... 44

F. Rancangan Program Bimbingan Pribadi Sosial...46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian...47

B. Pembahasan Hasil Penelitian...49

C. Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Penyesuaian diri...61

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan...79

B. Rekomendasi... 80

DAFTAR PUSTAKA...82 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(6)

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu


(7)

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Sutanto, 2014. Program Bimbingan Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Diri Siswa SMA (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Sekampung Tahun Ajaran 2013/2014)

Penelitian ini berlatar belakang beberapa fenomena kehidupan siswa yang sering melanggar tata tertib sekolah misalnya datang selalu terlambat,tidak masuk tanpa keterangan, membolos saat jam pelajaran berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui profil penyesuaian diri siswa Kelas XI SMA N 2 Sekampung Tahun Ajaran 2013/2014, (2) Mengetahui gambaran setiap aspek penyesuaian diri siswa Kelas XI SMAN 2 Sekampung Tahun Ajaran 2013/2014, (3) memperoleh rancangan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa SMA N 2 Sekampung Tahun Ajaran 2013/2014. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran angket menggunakan Skala Likert. Hasil penelitian dibuat sebagai dasar pembuatan program hipotetik bimbingan pribadi sosial unuk meningkatkan penyesuaian diri siswa SMA N 2 Sekampung Tahun Ajaran 2013/2014. Dari sampel sebanyak 113 siswa, hasil penelitian menunjukkan kemampuan penyesuaian diri siswa berada pada kategori tinggi sebesar 80%, rendah sebanyak 15%, rendah sekali sebanyak 1%, untuk kategori tinggi sekali 4% peserta didik. Hasil yang diperoleh adalah Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa. Penelitian merekomendasikan Program bimbingan pribadi sosial menjadi acuan dan pedoman untuk membantu siswa meningkatkan penyesuaian diri.


(8)

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Sutanto, 2014. Sosial Personal Guidance Programe to improve the adaptation skill of the Senior High School Students (The discriptive Study of The Class XI Students of SMA Negeri 2 Sekampung Year 2013/2014)

This research background goes to several fenomenom of the students life that often break the school ruks, such as always coming late to school, not attending to school without any news, playing truant when the class is on.

The research wants to : (1) Know the adaption pfofile of the XI class Students of SMA Negeri 2 Sekampung, year 2013/2014: (2) Know the views of each aspec of the students adaptation of the XI class Students of SMA Negeri 2 Sekampung, year 2013/2014: (3) get the program plan of the sosial personal guidance to improve the students personal life adaptation of SMA Negeri 2 Sekampung. The approach used is the quantitative approah of the discriptive research. The data collection techniqueis done by spreading using the Linkert scale. The resulte of the research is done as the basic of hipotetic of the sosial personal guidance to improve the students adaptation of SMA Negeri 2 Sekampung,

From 113 students for the research examples, the result shows the adaptation skill improve the students personal adaptation skill comes to higt catagory is 80%, the low is 15%, the lonest just about 1%, and the highestes is 4% of the students participants.

The Result gething is the social personal guidance program to improve the students personal adaptation. The research recomend the sosial personal guidance program becomes the refrence to help the students to improve their personal adaptation.


(9)

1

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan secara normatif sebagai suatu proses membawa manusia dari kondisi apa adanya kepada kondisi bagaimana seharusnya (Kartadinata, 2011). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan pendidikan menekankan terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran serta keterlibatan peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dengan berbagai dinamikanya menyimpan banyak persoalan dan tantangan yang membutuhkan solusi. Mulai dari persoalan sederhana sampai pada hal yang membutuhkan kajian lebih mendalam. Hal ini membutuhkan sebuah sistem dan konsep pemikiran yang mampu menjangkau berbagai dimensi hingga mampu memberikan layanan kepada semua pihak dan mampu mencapai hasil sebagaimana yang dicita-citakan oleh pendidikan nasional.

Perkembangan pendidikan yang terjadi membawa dampak serta suasana yang kompleks, seiring dengan perkembangan peserta didik menuju dewasa. Dengan dinamika yang tinggi karena pengaruh global memungkinkan terjadinya gangguan pada peserta didik baik yang bersifat positif maupun negatif, psikologis maupun yang lainnya. Survei Depkes. RI (21 Desember 2012) menyatakan sebanyak 30 % remaja yang maladative atau menjadi korban akan menyisakan rekam jejak yang traumatik dalam ingatan, jarang remaja mengungkapkan penderitaannya, biasanya ditunjukan dengan penurunan minat sekolah, prestasi menurun, menjadi pendiam akan tetapi mudah marah serta remaja yang bersangkutan minta pindah sekolah. Dampak lain menimbulkan stress, hilang konsentrasi, ganggun tidur, paranoid, sakit kepala, obsesi, bunuh diri.

Survei yang pernah juga dilakukan pada tahun 2010 yang melibatkan 1700 remaja, dari survei tersebut terungkap, sebagian besar remaja mengakui pernah ditampar, dipukul, atau dilempar dengan benda. Survei terhadap remaja tersebut


(10)

2

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

yang diambil di Jawa tengah, Sulawesi selatan, Sumatra selatan menunjukan tindak kekerasan di sekolah melibatkan kekerasan fisik dan mental.

Di sisi lain setiap hari media masa baik elektronik maupun cetak begitu vulgar memberitakan kasus kriminalitas yang melibatkan remaja sebagai pelakunya. Survey terkait berbagai masalah perilaku amoral remaja hasil penelitian di 5 SMK TI Bogor, oleh Fakultas Pertanian Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, April 2008 dengan jumlah sampel 903 menunjukan 66,7 % terlibat tawuran; 48,7 % menggunakan batu; 26 % memukul dengan alat (kayu, besi dan lain-lain); 1,7 %, menikam dengan senjata tajam. Masih dari hasil penelitian diatas 30,3 persen terlibat minuman keras;15,4 persen, pecandu narkoba; 34,6 % berjudi/taruhan; 68 % pernah menonton film porno dan 3,2 % pernah melakukan hubungan seks.

Penelitian Matson dan Ollendick (1988:15) menyatakan sekitar 90 % sampai dengan 98 % dari 8 sampai dengan 15 siswa mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan teman, seperti takut ketika berbicara atau menyampaikan pendapat, tidak memperhatikan saat teman berbicara dan banyak lagi.

Secara lokal berdasarkan data pusat statistik Lampung Tahun 2014 jumlah SMA yang ada di Lampung 476 unit terdiri dari 208 Negeri 268 Swasta, akan tetapi masih, terdapat beberapa permasalahan sehingga Angka Partisipasi Kasar (APK) siswa SMA di Lampung yang melanjutkan pendidikan hanya 58,04 persen dengan demikian ada 41,96 persen yang harusnya bersekolah tapi ternyata tidak sekolah, dan angka partisipasi kasar tersebut merupakan yang terendah dari seluruh Provinsi yang ada di Indonesia (Tribun Lampung, 2013.10).

Beberapa di antaranya yang menjadi penyebab adalah faktor kemampuan ekonomi, serta banyaknya anak usia sekolah yang sudah harus bekerja (Tholha, 2012:10). Pemenuhan akan kebutuhan ekonomi menuntut orang tua wali dilingkungan sekolah berada bekerja ekstra keras, baik sebagai petani, buruh maupun pekerja lainya. Kurang tersedianya lapangan kerja dilingkungan juga memaksa orang tua harus mencari kerja keluar daerah bahkan keluar negeri. Hal ini secara tidak langsung juga berdampak terhadap perkembangan peserta didik.


(11)

3

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Selain karena tidak selalu didampingi diarahkan orang tua, juga harus menggantikan peran pekerjaan baik ayah bagi yang laki-laki maupun ibu bagi yang perempuan. Peran orang tua yang tergantikan baik yang bersifat permanen karena meninggal dunia ataupun sifatnya sementara karena bekerja keluar daerah atau keluar negeri. Hal ini menjadikan siswa dalam melakukan tugas pokok yaitu belajar dan menuntut ilmu disekolah banyak mengalami hambatan bahkan cendrung melanggar tata tertib yang ada disekolah. Seperti tingginya angka pelanggaran tata tertib sekolah (keterlambatan siswa datang kesekolah) tidak masuk tanpa keterangan (alpa), hasil wawancara dengan siswa yang bersangkutan penyebabnya beragam, akan tetapi kebanyakan beralasan karena membantu atau menggantikan beberapa peran orang tua.

Kegagalan pelajar di lingkungan Provinsi Lampung berdasarkan Children Crisis Centre, sebanyak 38 % yang mengalami masalah dan menjadi korban eksploitasi seksual komersial, dengan rentang usia 14 sampai dengan 17 Tahun (Lampost 2013:8).

Di sekolah, siswa tidak hanya mengalami perkembangan fisik dan intelektual tetapi juga membutuhkan adanya proses sosialisasi saat mereka belajar memperoleh kematangan sosial dalam mempersiapkan dirinya. Siswa sebagai mahluk individu mempunyai potensi untuk dapat tumbuh dan berkembang serta tidak lepas dari permasalahan dalam kehidupannya. Dalam rangka memenuhi tuntutan siswa berkaitan dengan masalah-masalah yang dihadapi, guru dituntut memiliki kesiapan untuk membantu memfasilitasi dengan memberikan proses layanan konseling. Kesiapan dimaksud salah satunya kemampuan guru dalam mengembangkan program bimbingan dan konseling yang memiliki fungsi dan posisi dalam pendidikan di sekolah sehingga konsep dan komposisi pendidikan yang dinamis dan seimbang yang diharapkan melahirkan manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, bermoral, menguasai IPTEK secara profesional, dinamis serta kreatif (Yusuf dan Juntika : 2008).

Siswa sebagai mahluk individu dan sosial tidak dapat saling dipisahkan, bersifat unik dan dinamis dalam kehidupannya. Siswa memiliki perbedaan dan


(12)

4

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

potensi untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi sesuai dengan pengalaman belajar yang diperolehnya. Dalam mecapai hasil belajar yang maksimal dengan segala keterbatasan sudah tentu membutuhkan bantuan individu lain. Individu merupakan produk atau hasil dari suatu lingkungan, tetapi mereka mengimplementasikan pengalamannya dalam belajar.

Sekolah sebagai suatu lingkungan pendidikan harus dapat menciptakan dan memberikan suasana psikologis yang dapat mendorong perilaku sosial yang memadai sehingga kebutuhan sosial yang diharapkan dapat terpenuhi. Salah satu indikator keberhasilan disekolah ditandai dengan adanya kemampuan penyesuaian diri siswa disekolah.

Sementara itu sekolah juga merupakan lingkungan pendidikan sangat memungkinkan sekali terjadinya hal-hal dalam proses pengembangan potensi tersebut peserta didik akan berinteraksi dengan keragaman yang terjadi dan berlangsung dalam suasana demokratis.

Pada saat siswa memasuki lingkungan sekolah, siswa akan mengalami interaksi dengan lingkungan sekolah yang dimanifestasikan dalam bentuk hubungan interpersonal dengan teman, guru dan juga penyesuaian terhadap peraturan sekolah yang harus ditaati dan dipahami juga akan partisipasi dalam belajar juga ekstrakurikuler. Akan tetapi kenyataan dilapangan masih banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk menyesuaikan dirinya disekolah.

Terlihat pada perilaku yang tidak wajar sering menentang guru, tidak masuk sekolah tanpa alasan, terlambat masuk sekolah, tidak mengerjakan PR mengganggu teman, melanggar aturan dan masih banyak gejala salah suai lainnya. Hasil penelitian Fatimah (2009: 56) menyimpulkan remaja cenderung lemah dalam kemampuan menghargai teman dan bekerjasama dengan teman sebaya. Remaja kurang peduli terhadap teman sebaya, karena belum memilki kemampuan untuk bersaing dengan teman sebaya secara sportif dan kurang setia kawan padahal di sisi lain remaja memiliki keinginan untuk diperhitungkan dan mendapat tempat dalam kelompok sebaya.


(13)

5

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Selain itu gangguan psikologis yang sering muncul seperti mudah cemas, putus asa, egois, stress dan gangguan jiwa lainnya. Remaja merupakan individu yang selalu menarik perhatian, hal ini tidak terlepas dari berbagai karateristik yang mengiringi tumbuh kembangnya. Pada masa ini orang biasa menyebutkan dengan istilah masa pencarian jati diri dan masih labil. Karena hal itulah, maka remaja sering disebut masa penuh masalah.

Beberapa fenomena yang terjadi di sekolah berdasarkan catatan dan hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling SMAN 2 Sekampung yang dilakukan pada tanggal 24 April 2013, serta untuk mengetahui kebutuhan, masalah siswa digunakan Daftar Cek Masalah (DCM) dan sosiometri beberapa hal yang terjadi tidak hanya secara akademis tapi juga psikososial. Masalah yang muncul dan dialami, salah satunya disebabkan oleh ketidakmampuan siswa untuk melakukan penyesuaian. Penyesuaian secara akademis dapat dilihat dari: (1) tidak tercapainya ketuntasan (SKBM) Standar Ketuntasan Belajar Minimum pada pelajaran-pelajaran tertentu; (2) rendahnya nilai pelajaran matematika, fisika dan kimia; (3) kurangnya rasa percaya diri karena nilai akademis terlalu rendah dan: (4) adanya kelompok eksklusif siswa.

Selain beberapa permasalahan tersebut masih adanya siswa yang datang terlambat, membolos saat jam belajar, duduk di kantin saat jam pelajaran berlangsung, tidak mengenakan seragam lengkap, tidak mengerjakan pekerjaan rumah dan lain-lain. Kendatipun berbagai peraturan dan kebijakan telah ditetapkan, namun masih terdapat hambatan dalam pelaksanaanya salah satu hambatan yang ada adalah siswa masih enggan untuk memenfaatkan layanan bimbingan dan konseling setiap saat atau waktu jam tatap muka kelas.

Hasil penelitian terdahulu Sugiyanto (2006:127) terhadap siswa sekolah menengah atas di peroleh hasil aspek terendah adalah memelihara rasa tanggung jawab dan kurangnya dapat adaptasi dengan lingkungan. Adanya hambatan tersebut tentu saja berdampak pada individu dan program pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta didik.


(14)

6

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Berbagai permasalahan harus diatasi secara tepat, karena akan menjadikan penghambat dalam perkembangan dan pembentukan pribadi serta konsep diri siswa. Kepribadian sehat hanya dapat terwujud apabila sesorang dapat menyesuaikan diri secara dinamis dengan lingkungannya (Allport, 1967).

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa, merupakan rancangan kegiatan yang disusun konselor tentang upaya pemberian layanan, dengan tujuan untuk membantu siswa SMAN 2 Sekampung dalam melakukan penyesuaian diri. Program ini merupakan pengembangan dari program layanan bimbingan dan konseling yang ada sekarang. Pengembangan program layanan, juga dilakukan upaya-upaya untuk memaksimalkan berbagai hal yang menjadi pendukung dan meminimalisir faktor penghambat dalam pelaksanaan layanan.

Siswa yang mengalami hambatan dalam proses pemebelajaran dan penyesuaian disekolah dengan indikator prestasi rendah, kurang percaya diri, minder, dan kurang dapat bersosialisasi. Penyesuaian diri merupakan proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang sesuai dengan lingkungannya. Penyesuaian ini mencakup bagaimana siswa menyadari kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya, mampu bertindak obyektif sesuai dengan dirinya, dan mampu menerima diri apa adanya sehingga dapat menentukan sikap dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya. Dari pengertian tersebut penyesuaian diri bertujuan agar dapat mengatasi berbagai macam tantangan dan hambatan yang dihadapi agar mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal.

Bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuian diri siswa diperlukan, karena pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan melakukan penyesuaian diri baik dalam kehidupan sehari hari ataupun yang berhubungan dengan kehidupannya kelak. Penyesuaian diri dinilai penting bagi remaja karena


(15)

7

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

kegagalan melakukan akan berpengaruh terhadap pribadinya kelak. Siswa yang di usia remaja mampu mencapai kematangan intelektual dan emosi akan lebih cepat melakukan penyesuaian dirinya sehingga cepat pula lepas dari masalah yang ada, dan akhirnya mampu mengembangkan diri dengan lebih baik.

Penyesuaian diri siswa akan mempengaruhi perkembangan pribadi siswa, karena secara bersamaan pula proses pencarian jati diri remaja terjadi. Remaja ada kecenderungan lebih percaya dengan teman sebaya dari pada orangtua bahkan dirinya sendiri. Namun dengan pemberian layanan ini diharapkan siswa dalam melakukan penyesuaian lebih cepat, tepat sesuai dengan perkembangannya.

Merujuk pada uraian di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: bimbingan pribadi sosial siswa untuk meningkatan penyesuaian diri siswa, agar siswa mampu melakukannya walaupun selama ini konselor sekolah belum memberikan layanan yang optimal

C. Rumusan Masalah Penelitian

Manusia sebagai mahluk sosial, tidak dapat hidup sendiri dalam memenuhi kebutihan hidup dalam mencapai kesejahteraan. ( Schneiders (1964) mengatakan penyesuaian diri dapat diartikan sebagai sebagai proses individu dalam merespon sesuatu, baik secara behavior maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam diri, tegangan emosional, frustasi dan konflik, dan memelihara keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan norma masyarakat. Kesulitan siswa dalam penyesuaian diri sering dijumpai di sekolah yang ditampilkan dengan berbagai perilaku seperti rendah diri, agresif, melanggar disiplin, menyendiri dan sulit bekerjasama dalam kelompok dan malas belajar. Berdasarkan indentifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana Profil penyesuaian diri siswa Kelas XI SMAN 2 Sekampung Tahun Pelajaran 2013/2014

2. Bagaimana gambaran aspek penyesuaian diri siswa Kelas XI SMA N 2 Sekampung Tahun Pelajaran 2013/2014.


(16)

8

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimanakah program bimbingan pribadi - sosial untuk penyesuaian diri siswa Kelas XI SMA N 2 Sekampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

(1) Mengetahui profil penyesuaian diri siswa Kelas XI SMA N 2 Sekampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

(2) Gambaran setiap aspek penyesuaian diri siswa Kelas XI SMA N 2 Sekampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

(3) Program bimbingan pribadi sosial dapat meningkatkan penyesuaian diri siswa Kelas XI SMA N 2 Sekampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru, sekolah dan pihak lainnya :

1. Siswa dapat mengetahui kemampuan penyesuaian diri yang dimilikinya, dan diharapkan dapat mengembangkan secara optimal.

2. Bagi guru Bimbingan dan Konseling dapat di jadikan tambahan pengetahuan dan membantu siswa khususnya dalam meningkatkan penyesuaian diri. 3. Bagi peneliti sebagai pengembangan ilmu pengetahuan, lebih khusus dalam


(17)

9

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu


(18)

40

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian mengenai kemampuan penyesuaian diri peserta didik kelas XI SMA Negeri 2 Sekampung pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yakni pendekatan yang akan mengukur keterampilan penyesuaian diri peserta didik. Data hasil penelitian berupa skor (angka-angka) dan akan diproses melalui pengolahan statistik, selanjutnya dideskripsikan untuk mendapatkan gambaran kemampuan penyesuaian diri siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang ditujukan, untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau. Penelitian deskriptif digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam memecahkan suatu masalah atau menentukan langkah tindakan selanjutnya. Penelitian ini berfungsi mendeskripsikan profil kemampuan penyesuaian diri siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sekampung sebagai dasar dari pembuatan program bimbingan dan konseling.

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah semua siswa-siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sekampung Lampung Timur Tahun Pelajaran 2013/2014. Sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang obyek penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan sebagai inferensi terhahap seluruh populasi. Sampel penelitian ini diambil secara acak (random) karena anggota populasi mendapat kesempatan yang sama untuk diambil menjadi anggota sampel. Winarno Surachmad (1982:100) menyatakan " apabila ukuran populasi sebanyak, kurang atau sama dengan seratus, pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari seribu ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya


(19)

41

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

15% dari ukuran populasi. Semua anggota populasi memperoleh kesempatan yang sama untuk diambil menjadi anggota sampel.

Dalam penelitian ini jumlah anggota populasi sebanyak 321 orang siswa terdiri dari 7 (tujuh) kelas, ini berarti populasi berada pada rentang 15-50% dari ukuran populasi, dan jumlah anggota sampel pada penelitian ini ditetapkan 35% dari ukuran populasi, jumlah anggota sampel dari populasi 321 orang siswa, atau 113 orang siswa sebagai anggota sampel.

Pertimbangan yang mendasari dipilihnya SMA N 2 Sekampung untuk dijadikan populasi dalam penelitian adalah: (1) Belum adanya program bimbingan dan konseling di SMAN 2 Sekampung yang secara khusus untuk meningkatkan penyesuaian diri; (2) Siswa di kelas XI adalah siswa yang sudah mengalami proses interaksi dengan teman sebayanya lebih dari satu tahun; (3) Siswa kelas XI mempunyai kesempatan yang cukup untuk melakukan penyesuaian diri baik di sekolah maupun di lingkungannya.

C. Definisi Operasional

Program bimbingan Pribadi Sosial dalam penelitian ini adalah satuan rencana kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh konselor atau guru Bimbingan konseling terdiri dari sepuluh komponen program; dasar pemikiran, landasan empirik, landasan rasional, visi dan misi program, tujuan program, komponen program, sasaran, rencana operasional program atau action plan, pengembangan tema atau topik, pengembangan satuan layanan, evaluasi program dan anggaran biaya program dengan tujuan membantu peserta didik dalam meningkatkan penyesuaian diri. Dalam penelitian yang menjadi variabel adalah program bimbingan pribadi sosial, sedangkan variabel lainnya adalah penyesuaian diri siswa.

Secara oprasional, penyesuaian diri dalam penelitian yang dibuat adalah respon siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Sekampung terhadap pernyataan tertulis yang tertuang dalam instrumen pengungkap kemampuan penyesuaian diri siswa.


(20)

42

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian 1. Instrumen

Hasil pengembangan instrumen telah mendapat judgement dan di nyatakan layak, baik dari segi bahasa, konstruk, dan konten. Penimbang dilakukan oleh dua dosen ahli/dosen dari Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Program Bimbingan dan Konseling. Hasil judgement dari dua dosen ahli dijadikan alat pengumpul data yang dibuat. Penilai / Penimbang terdiri dari Prof. DR.H. Syamsu Yusuf, L.N, M.Pd, dan Prof. Dr.H. Juntika Nurichsan, M.Pd. Penilaian oleh dua dosen ahli dilakukan dengan memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Hasil judgement dari dosen ahli, berupa Pernyataan-pernyataan yang termasuk pada kelompok Tidak Memadai ( TM) perlu direvisi disebabkan oleh beberapa hal, yakni; a) Kalimat pernyataan kurang jelas; b) isi pernyataan kurang spesifik; c) pernyataan dan memiliki makna yang sama.

2. Jenis Skala

Skala pengungkap data penelitian dengan menggunakan model likert yang terdiri dari beberapa pernyataan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket. Angket yang digunakan adalah angket berstruktur dengan bentuk jawaban tertutup. Responden/siswa hanya perlu menjawab pernyataan dengan cara memilih alternatif respon yang telah disediakan. Alternatif respon yang di sediadakan ada 4 pilihan yaitu SS (sangat sesuai), S (sesuai), TS (tidak sesuai), dan STS (sangat tidak sesuai) dengan skor berkisar antara 1 sampai dengan 4.

3. Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap perilaku penyesuaian diri siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Sekampung yang dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian. Terdapat aspek yang diungkap yaitu mengontrol emosi yang


(21)

43

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

berlebihan, mampu mengatasi mekanisme psikologis, mampu menghadapi frustrasi, memiliki pertimbangan yang rasional dan pengarahan diri, memiliki kemampuan untuk belajar, mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu, serta bersikap objektif dan realistik, dengan indikator sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penyesuaian Diri Siswa SMA N 2 Sekampung

No Aspek Indikator

1. Mengontrol Emosi yang berlebihan

a. Mampu mengekspresikan rasa secara wajar

b. Mampu mengendalikan amarah terhadap orang lain c. Berani mengakui kesalahan

2. Mampu mengatasi pekanisme Psikologis

a. Mampu menghadapi permasalahan disekolah

b. Dapat menyelesaikan permasalahan tanpa bantuan orang dewasa

3. Mampu mengahadapi Frustrasi a. Terhindar dari rasa cemas b. Pantang menyerah

c. Berprilaku sesuai norma

4. Memiliki pertimbangan yang rasional dan pengarahan diri

a. Dapat mengarahkan diri ke hal-hal yang positif

b. Dapat membedakan antara yang benar dan yang salah


(22)

44

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

c. Mampu menjaga sikap sopan santun

5. Memiliki kemampuan untuk belajar

a. Memiliki motivasi untuk meningkatkan prestasi

b. Berpatisipasi aktif dikelas

6. Mampu memanfaat kan pengalaman masa lalu

a. Belajar dari kegagalan diri

b. Dapat mengambil hikmah dari pengalaman orang lain

7 Bersikap obyektif dan realistik a. Memiliki kesadaran akan pentingnya suatu aturan b. Menerima kenyataan diri

E. Prosedur Penelitian

Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data adalah melalui tes dengan menggunakan angket sebagai instrumen penelitian. Angket merupakan suatu cara pengumpulan data secara tidak langsung ( karena peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Penelitian ini menggunakan angket untuk berbentuk skala sikap untuk mengetahui penyesuaian diri siswa.

Skala sikap ini berisi sejumlah pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Bentuk pertanyaan tertutup dengan alternatif jawaban yang telah disediakan responden tinggal menjawab. Responden tidak diperkenankan memberikan jawaban kecuali yang telah di sediakan. Penelitian ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menyusun proposal penelitian dan mengkonsultasikan kepada dosen mata kuliah metode penelitian diseminarkan di depan dosen pembimbing dan Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling sekolah Pasca Sarjana


(23)

45

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Universitas Pendidikan Indonesia.

b. Mengajukan proposal penelitian pada seminar proposal di hadapan dosen mata kuliah metode riset, kemudian direvisi dan disahkan oleh Ka Prodi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

c. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia melalui Program Studi Bimbingan dan Konseling.

d. Mengajukan permohonan ijin Prodi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Surat penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sekampung.

1. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Melakukan studi pendahuluan ke SMA Negeri 2 Sekampung bekerjasama dengan guru BK.

b. Menyusun instrumen penelitian dan melakukan uji kelayakan (Judment) instrumen oleh dosen-dosen ahli Bimbingan dan Konseling

Prof. Dr. H. Achmad Juntika Nurihsan, M.Pd., dan Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf. LN, M.Pd,)

c. Melakukan uji coba instrumen kepada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Batanghari (1 kelas).

d. Melakukan uji valaiditas dan reliabilitas dari data yang di peroleh di SMA Negeri 1 Batanghari.

e. Melakukan pengumpulan data kepada subjek Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Sekampung.

f. Melaksanakan pengolahan, mendeskripsikan dan penganalisisan data yang telah terkumpul dengan menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi. g. Menyusun rancangan program bimbingan pribadi-sosial untuk


(24)

46

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2. Hasil dan Laporan

Pada tahap akhir penulisan Tesis membuat kesimpulan dan rekomendasi dan hasil penelitian serta mengkonsultasikan draf Tesis dan sidang kepada dosen penguji


(25)

47

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu


(26)

79

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada umumnya siswa memiliki kemampuan penyesuaian diri yang tergolong tinggi. Artinya peserta didik memiliki kemampuan yang baik untuk memahami dan menyadari penyesuaian diri. Beberapa siswa masih memiliki kemampuan penyesuaian diri yang rendah yang harus dibimbing agar dapat meningkatkan kemampuan penyesuaian dirinya dengan optimal.

2. Berdasarkan hasil di lapangan aspek yang paling rendah dalam penyesuaian diri siswa adalah mengontrol emosi yang berlebihan, terutama pada indikator mengekspresikan perasaan secara wajar Terendah selanjutnya ada pada aspek kemampuan untuk belajar dengan indikator motivasi untuk meningkatkan prestasi. Hal ini berarti siswa banyak yang belum mampu mengontrol emosi dan motivasi untuk meningkatkan prestasi. Dengan kondisi tersebut, dapat menjadi salah satu penghambat kemampuan penyesuaian diri di sekolah. 3. Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri

siswa, disusun berdasarkan indikator yang terendah pada setiap aspek, serta hasil validasi praktisi para guru Bimbingan dan Konseling di Lampung Timur terhadap rancangan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa. a) Program hendaknya mengutamakan hasil need asessment di sekolah, cakupan aspek diperluas dan program terintegrasi dengan visi misi sekolah. b) Program bimbingan pribadi sosial dapat meningkatkan kemampuan penyesuaian diri siswa, hal ini tidak terlepas dari kualitas program yang dikembangkan. c) Program bimbingan dan konseling yang dikembangkan secara baik akan mendorong pelaksanaan layanannya dengan lancar, efektif, efisien, serta dapat dilakukan evaluasi baik terhadap program, proses, maupun hasil. d) Program bimbingan yang disusun secara


(27)

80

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

baik dan matang memberikan banyak keuntungan, baik bagi siswa yang mendapatkan pelayanan maupun bagi guru pembimbing atau staf bimbingan yang melaksanakannya. Artinya penyesuaian diri siswa akan

lebih baik seiring dengan adanya layanan bimbingan dan konseling. e) Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya menempuh dua

sisi yang saling melengkapi. Pada satu sisi, layanan bimbingan dan konseling harus memfasilitasi individu dalam memahami dirinya, orang lain dan lingkungannya, pada sisi selanjutnya harus memfasilitasi pengalaman -pengalaman individu dalam bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama sepanjang hayat. Proses bimbingan dan konseling seperti ini di dalamnya harus menyentuh kebutuhan pribadi sosial dan individu

B. Rekomendasi

Rekomendasi Penelitian ini ditunjukan kepada beberapa pihak yang terkait dengan hasil penelitian.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Guru Pembimbing dapat melaksanakan program yang telah dibuat ini, karena program merupakan hipotetik sehingga di ketahui ke efetifannya, dan dapat diketahui aspek-aspek yang harus di perbaiki. Guru pembimbing diharapkan untuk memberikan layanan bimbingan yang bersifat pemeliharaan kepada siswa yang memiliki penyesuaian tinggi dan layanan bimbingan yang bersifat pengembangan kepada siswa yang memiliki penyesuaian diri sedang dan rendah, sehingga dengan penyesuaian diri yang normatif diharapkan siswa mencapai perkembangan yang optimal. Adapun aspek yang perlu dikembangkan adalah bersikap obyektif dan realistik dan memiliki kemampuan untuk belajar

2. Bagi Sekolah

Sekolah SMA Negeri 2 Sekampung secara umum penyesuaian diri siswa dalam kategori tinggi. Siswa sudah dapat melakukan penyesuaian diri dengan


(28)

81

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

optimal. Dukungan dari pihak sekolah sangat diharapkan dalam upaya meningkatkan penyesuaian diri siswa. Keterlibatan dan kerjasama yang berkesinambungan antar seluruh personil sekolah dalam bentuk koordinasi, konsultasi dan partisipasi dalam mengembangkan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa.

3. Penelitian Selanjutnya

Program yang telah dirumuskan oleh peneliti masih bersifat hipotetik, dan akan lebih bermanfaat apabila penelitian selanjutnya mampu mengkaji, mengaplikasikan program bimbingan konseling untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa dalam konteks yang lebih luas: (a) Validasi desain program bukan hanya melibatkan pakar dalam bimbingan dan konseling, tetapi melibatkan beberapa praktisi bimbingan dan konseling yang telah berpengalaman (b) berdasarkan hasil penelitian aspek paling rendah bersikap obyektif dan realistik, hal ini dapat ditindaklanjuti melalui penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PT-BK) dengan menggunakan teknik-teknik konseling yang ada.


(29)

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (2003), Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Burbach, Harold & Decker. Lavy E. (1977), Planning And Assesment In Community Education Michigan Pendell Publishing Company.

Chaplin, James P., (1993), Kamus Lengkap Psikologi, (Dit. Kartini. Kartono), Jakarta : Rajawali Pers.

Crow, Lester D. & Crow. Alice, (1962), An Introduction To Guidance. New Delhi Eurasia Publishing House.

Daradjat. Zakiah, (1994, Remaja Harapan Dan Tantangan, Bandung : Ruhama.

Darajat, Zakiah, (1985), Kesehatan Mental, Jakarta : PT. Gunung Agung.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (2008), Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan layanan Bimbingan dan Konseling dalam jalur Pendidikan, Jakarta : Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996), Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Elizabeth B. Hurlock, (1994), Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Dit. Istiwidayanti dan Soedjarwo), Jakarta : Erlangga.

Gerungan, W.A. (2002), Psikologi Sosial, Cetakan Kelima Belas, Jakarta : PT. Refika Aditama.

Gunarsa, Y. Singgih D. & Gunarsa, Singgih D, (1995), Psikologi Untuk Membimbing, Jakarta BPK Gunung Mulya.

Gunarsa, Y. Singgih D. & Gunarsa, Singgih D., (1995), Psikologi Praktis Anak, Remaja, Dan Keluarga, Jakarta : BPK Gunung Mulya

Hurlock, Elizabeth B; (1995), Psikologi Perkembangan Jakarta Erlangga. Juntika Nurihsan dan Sudiyanto, Ahmad. (2005), Manajemen Bimbingan dan

Konseling Di SMP Kurikulum 2004,

Juntika Nurihsan, Ahmad, (2002). Pengantar Bimbingan Dan Konseling, Edisi Kedua, Bandung : Jurusan Psikologi Pendidikan dan


(30)

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Bimbingan, FIP/UPT Layanan Bimbingan Dan Konseling UPI Bandung.

Rakhmat, Cece dan Solehuddin, M., (1989), Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar, Bandung : PPB FIP IKIP.

Ridwan, (1998), Penanganan Efektif BK di Sekolah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Rifai, Melly S.S., (1987), Psikologi Perkembangan Remaja Dari Segi Kehidupan Sosial, Jakarta : Bina Aksara.

Rogers, Carl R., (1942) Counseling and Psychoterapy, Houghton Mifflin Company, Boston.

Reks oatmojo, Tejo N,(2009),Stat isti ka untuk Psi kologi dan Pendidi kan , Bandung: Refika Aditama.

Schneiders, (1964) Absencive of excessie emotionality. : Company, Boston Sudjana, (1992), Metode Statistika, Bandung : Tarsito.

Sugiono, (1997), Statistik Penelitian Untuk Bidang Administrasi, Bandung : Alfabeta.

Surya, Moh., (1990), Psikologi Perkembangan, Bandung : Jurusan PPB FIP IKIP.

Surya, Moh., (1992), Psikologi Pendidikan, Bandung : Jurusan PPB FIP IKIP. Syamsuddin Makmun, Abin, (1990), Psikologi Kependidikan, Bandung:

Jurusan PPB IKIP.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20, (2003), Depdikbud.

Willis, Sofyan S., (1994), Problema Remaja dan Pemecahannya, Bandung: Angkasa.

Winkel W. S., (1997), Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Yusuf, Syamsu; (2001), Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja Bandung : C.V. Rosdakarya.

Zarkasih, M., (1988), Perkembangan Anak, Jilid 1 dan 2, Jakarta: Erlangga.


(31)

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu


(1)

79

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada umumnya siswa memiliki kemampuan penyesuaian diri yang tergolong

tinggi. Artinya peserta didik memiliki kemampuan yang baik untuk memahami dan menyadari penyesuaian diri. Beberapa siswa masih memiliki kemampuan penyesuaian diri yang rendah yang harus dibimbing agar dapat meningkatkan kemampuan penyesuaian dirinya dengan optimal.

2. Berdasarkan hasil di lapangan aspek yang paling rendah dalam penyesuaian diri siswa adalah mengontrol emosi yang berlebihan, terutama pada indikator mengekspresikan perasaan secara wajar Terendah selanjutnya ada pada aspek kemampuan untuk belajar dengan indikator motivasi untuk meningkatkan prestasi. Hal ini berarti siswa banyak yang belum mampu mengontrol emosi dan motivasi untuk meningkatkan prestasi. Dengan kondisi tersebut, dapat menjadi salah satu penghambat kemampuan penyesuaian diri di sekolah. 3. Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri

siswa, disusun berdasarkan indikator yang terendah pada setiap aspek, serta hasil validasi praktisi para guru Bimbingan dan Konseling di Lampung Timur terhadap rancangan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa. a) Program hendaknya mengutamakan hasil need

asessment di sekolah, cakupan aspek diperluas dan program terintegrasi

dengan visi misi sekolah. b) Program bimbingan pribadi sosial dapat meningkatkan kemampuan penyesuaian diri siswa, hal ini tidak terlepas dari kualitas program yang dikembangkan. c) Program bimbingan dan konseling yang dikembangkan secara baik akan mendorong pelaksanaan layanannya dengan lancar, efektif, efisien, serta dapat dilakukan evaluasi baik terhadap program, proses, maupun hasil. d) Program bimbingan yang disusun secara


(2)

80

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

baik dan matang memberikan banyak keuntungan, baik bagi siswa yang mendapatkan pelayanan maupun bagi guru pembimbing atau staf bimbingan yang melaksanakannya. Artinya penyesuaian diri siswa akan

lebih baik seiring dengan adanya layanan bimbingan dan konseling. e) Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya menempuh dua

sisi yang saling melengkapi. Pada satu sisi, layanan bimbingan dan konseling harus memfasilitasi individu dalam memahami dirinya, orang lain dan lingkungannya, pada sisi selanjutnya harus memfasilitasi pengalaman -pengalaman individu dalam bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama sepanjang hayat. Proses bimbingan dan konseling seperti ini di dalamnya harus menyentuh kebutuhan pribadi sosial dan individu

B. Rekomendasi

Rekomendasi Penelitian ini ditunjukan kepada beberapa pihak yang terkait dengan hasil penelitian.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Guru Pembimbing dapat melaksanakan program yang telah dibuat ini, karena program merupakan hipotetik sehingga di ketahui ke efetifannya, dan dapat diketahui aspek-aspek yang harus di perbaiki. Guru pembimbing diharapkan untuk memberikan layanan bimbingan yang bersifat pemeliharaan kepada siswa yang memiliki penyesuaian tinggi dan layanan bimbingan yang bersifat pengembangan kepada siswa yang memiliki penyesuaian diri sedang dan rendah, sehingga dengan penyesuaian diri yang normatif diharapkan siswa mencapai perkembangan yang optimal. Adapun aspek yang perlu dikembangkan adalah bersikap obyektif dan realistik dan memiliki kemampuan untuk belajar

2. Bagi Sekolah

Sekolah SMA Negeri 2 Sekampung secara umum penyesuaian diri siswa dalam kategori tinggi. Siswa sudah dapat melakukan penyesuaian diri dengan


(3)

81

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

optimal. Dukungan dari pihak sekolah sangat diharapkan dalam upaya meningkatkan penyesuaian diri siswa. Keterlibatan dan kerjasama yang berkesinambungan antar seluruh personil sekolah dalam bentuk koordinasi, konsultasi dan partisipasi dalam mengembangkan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa.

3. Penelitian Selanjutnya

Program yang telah dirumuskan oleh peneliti masih bersifat hipotetik, dan akan lebih bermanfaat apabila penelitian selanjutnya mampu mengkaji, mengaplikasikan program bimbingan konseling untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa dalam konteks yang lebih luas: (a) Validasi desain program bukan hanya melibatkan pakar dalam bimbingan dan konseling, tetapi melibatkan beberapa praktisi bimbingan dan konseling yang telah berpengalaman (b) berdasarkan hasil penelitian aspek paling rendah bersikap obyektif dan realistik, hal ini dapat ditindaklanjuti melalui penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PT-BK) dengan menggunakan teknik-teknik konseling yang ada.


(4)

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (2003), Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Burbach, Harold & Decker. Lavy E. (1977), Planning And Assesment In

Community Education Michigan Pendell Publishing Company.

Chaplin, James P., (1993), Kamus Lengkap Psikologi, (Dit. Kartini. Kartono), Jakarta : Rajawali Pers.

Crow, Lester D. & Crow. Alice, (1962), An Introduction To Guidance. New Delhi Eurasia Publishing House.

Daradjat. Zakiah, (1994, Remaja Harapan Dan Tantangan, Bandung : Ruhama.

Darajat, Zakiah, (1985), Kesehatan Mental, Jakarta : PT. Gunung Agung.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (2008), Penataan Pendidikan

Profesional Konselor dan layanan Bimbingan dan Konseling dalam jalur Pendidikan, Jakarta : Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Elizabeth B. Hurlock, (1994), Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan, (Dit. Istiwidayanti dan Soedjarwo),

Jakarta : Erlangga.

Gerungan, W.A. (2002), Psikologi Sosial, Cetakan Kelima Belas, Jakarta : PT. Refika Aditama.

Gunarsa, Y. Singgih D. & Gunarsa, Singgih D, (1995), Psikologi Untuk

Membimbing, Jakarta BPK Gunung Mulya.

Gunarsa, Y. Singgih D. & Gunarsa, Singgih D., (1995), Psikologi Praktis

Anak, Remaja, Dan Keluarga, Jakarta : BPK Gunung Mulya

Hurlock, Elizabeth B; (1995), Psikologi Perkembangan Jakarta Erlangga. Juntika Nurihsan dan Sudiyanto, Ahmad. (2005), Manajemen Bimbingan dan

Konseling Di SMP Kurikulum 2004,

Juntika Nurihsan, Ahmad, (2002). Pengantar Bimbingan Dan Konseling, Edisi Kedua, Bandung : Jurusan Psikologi Pendidikan dan


(5)

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Bimbingan, FIP/UPT Layanan Bimbingan Dan Konseling UPI Bandung.

Rakhmat, Cece dan Solehuddin, M., (1989), Pengukuran Dan Penilaian Hasil

Belajar, Bandung : PPB FIP IKIP.

Ridwan, (1998), Penanganan Efektif BK di Sekolah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Rifai, Melly S.S., (1987), Psikologi Perkembangan Remaja Dari Segi

Kehidupan Sosial, Jakarta : Bina Aksara.

Rogers, Carl R., (1942) Counseling and Psychoterapy, Houghton Mifflin Company, Boston.

Reks oatmojo, Tejo N,(2009),Stat isti ka untuk Psi kologi dan

Pendidi kan , Bandung: Refika Aditama.

Schneiders, (1964) Absencive of excessie emotionality. : Company, Boston Sudjana, (1992), Metode Statistika, Bandung : Tarsito.

Sugiono, (1997), Statistik Penelitian Untuk Bidang Administrasi, Bandung : Alfabeta.

Surya, Moh., (1990), Psikologi Perkembangan, Bandung : Jurusan PPB FIP IKIP.

Surya, Moh., (1992), Psikologi Pendidikan, Bandung : Jurusan PPB FIP IKIP. Syamsuddin Makmun, Abin, (1990), Psikologi Kependidikan, Bandung:

Jurusan PPB IKIP.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20, (2003), Depdikbud.

Willis, Sofyan S., (1994), Problema Remaja dan Pemecahannya, Bandung: Angkasa.

Winkel W. S., (1997), Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Yusuf, Syamsu; (2001), Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja Bandung : C.V. Rosdakarya.

Zarkasih, M., (1988), Perkembangan Anak, Jilid 1 dan 2, Jakarta: Erlangga.


(6)

Sutanto, 2014

Program Bimbingan Pribadi – Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa