PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PADA STANDAR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN :Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi Dasar Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan

(1)

Septia Sani Maulia, 2014

PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar

Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

TERHADAP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X

PADA STANDAR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM

KEARSIPAN

(Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung,

pada Kompetensi Dasar Mempraktikkan Tata Cara

Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / Dokumen)

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh:

Septia Sani Maulia

1006641

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS


(2)

Septia Sani Maulia, 2014

PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar

Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(3)

Septia Sani Maulia, 2014

PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar

Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

SEPTIA SANI MAULIA

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

TERHADAP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X

PADA STANDAR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM

KEARSIPAN

(Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung,

pada Kompetensi Dasar Mempraktikkan Tata Cara

Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat/Dokumen)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Bandung, 7 Juli 2014

Pembimbing,

Drs. Endang Supardi, M.Si. NIP. 195905081987031002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran

Dr. Rasto, M.Pd. NIP. 1972207112001121001


(4)

Septia Sani Maulia, 2014

PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar

Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

TERHADAP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X

PADA STANDAR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM

KEARSIPAN

(Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung,

pada Kompetensi Dasar Mempraktikkan Tata Cara

Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat/Dokumen)

Oleh Septia Sani Maulia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Septia Sani Maulia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(5)

Septia Sani Maulia, 2014

PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar

Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed


(6)

Septia Sani Maulia, 2014

PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar

Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI...1 DAFTAR TABEL... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GRAFIK ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2.1. Identifikasi Masalah... Error! Bookmark not defined. 1.2.2. Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4. Kegunaan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1. Metode Pembelajaran... Error! Bookmark not defined.

2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.


(7)

Septia Sani Maulia, 2014

PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar

Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

2.1.2. Metode Pembelajaran Demonstrasi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3. Metode Pembelajaran Tugas dan Resitasi ...Error! Bookmark not defined.

2.2. Konsep Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.2.1. Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.3. Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.4. Kerangka Berpikir... Error! Bookmark not defined. 2.5. Hipotesis Penelitian... Error! Bookmark not defined. BAB III DESAIN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1. Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3. Sumber Data... Error! Bookmark not defined. 3.4. Skenario Pembelajaran... Error! Bookmark not defined. 3.5. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.6. Alur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7. Teknik Analisis Data... Error! Bookmark not defined. 3.7.1. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.3. Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 3.7.4. Perhitungan N-Gain ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1. Profil Sekolah... Error! Bookmark not defined. 4.1.1. Identitas Sekolah... Error! Bookmark not defined. 4.1.2. Sejarah Perjalanan SMK Negeri 3 Bandung ..Error! Bookmark not defined.


(8)

Septia Sani Maulia, 2014

PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar

Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

4.1.3. Visi dan Misi SMK Negeri 3 Bandung.... Error! Bookmark not defined.

4.1.4. Tujuan SMK Negeri 3 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

4.1.5. Data Keadaan Siswa Lima Tahun Terakhir ....Error! Bookmark not defined.

4.2. Pelaksanaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1. Pelaksanaan Penelitian di Kelas Eksperimen .Error! Bookmark not defined.

4.2.2. Pelaksanaan Penelitian di Kelas Kontrol . Error! Bookmark not defined.

4.3. Deskripsi Data... Error! Bookmark not defined. 4.3.1. Hasil Pre Test ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2. Hasil Post Test ... Error! Bookmark not defined. 4.4. Hasil Pengujian Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

4.4.1. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 4.4.2. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 1.4.3. Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.4.4. Perhitungan N-Gain ... Error! Bookmark not defined. 1.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB V PENUTUP ... Error! Bookmark not defined. 5.1. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2. Saran... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(9)

Septia Sani Maulia, 2014

PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar

Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PADA STANDAR

KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN (StudiKuasiEksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi Dasar Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanandan Penemuan

Kembali Surat/Dokumen) SEPTIA SANI MAULIA

(1006641)

Skripsi ini dibimbing oleh: Drs. Endang Supardi, M.Si.

ABSTRAK

Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa, khususnya pada ranah psikomotor, yang disebabkan oleh penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang sesuai dengan materi pembelajaran. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada hasil belajar psikomotor antara siswa yang diberikan metode demonstrasi pada kelas eksperimen, dengan yang diberikan metode tugas dan resitasi pada kelas kontrol, pada Kompetensi Dasar Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat/Dokumen pada siswa kelas X AP di SMK Negeri 3 Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Subjek dari penelitian ini adalah sebanyak 74 siswa yang terdiri dari 38 siswa kelas eksperimen (X AP 2), dan 36 siswa kelas kontrol (X AP 3).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar psikomotor siswa dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan metode pembelajaran pemberian tugas dan resitasi. Hal ini dapat terlihat dari perolehan rata-rata nilai N-Gain pada kelas eksperimen yaitu diperoleh rata-rata N-gain sebesar 0.733019101 dan pada kelas control sebesar 0.692. Berdasarkan hasil nilai N-Gain dan hasil uji hipotesis dengan menggunakan Uji-t (T-Test) yang menyatakan bahwa thitung>ttabel, maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penerapan metode pembelajaran demonstrasi dengan penerapan metode pembelajaran pemberian tugas dan resitasi.


(10)

Septia Sani Maulia, 2014

PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar

Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed Kata Kunci : Demonstrasi, Hasil Belajar Psikomotor


(11)

Septia Sani Maulia, 2014

PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar

Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed

THE APPLICATION OF DEMONSTRATION LEARNING METHOD TO WARD STUDENT’S PSYCHOMOTOR LEARNING OUTCOMES ON STANDARD

COMPETENCE MANAGING FILING SYSTEM

(Quasi-Experimental Study In Class X Ap 2 Smkn 3 Bandung, The Basic Competence Practice And Procedure Rediscovered Letter Storage / Documents)

SEPTIA SANI MAULIA (1006641)

This Thesis is Guided By: Drs. EndangSupardi, M.Si.

ABSTRACT

This research is motivated by the lack of student learning outcomes, particularly in the psychomotor domain, which is caused by the use of instructional methods used by teachers lacking in accordance with the learning materials. Therefore this study aimed to determine whether there are differences in psychomotor learning outcomes between students who are given a demonstration on methods of experimental class, with the given method on a class assignment and recitation of control, the Basic Competence Practice and Procedure Storage Rediscovery letter / document on AP class X students in SMK Negeri 3 Bandung.

The method used in this study was Quasi Experimental Design with design Nonequivalent Control Group Design. Subjects of this study were a total of 74 students consisting of 38 experimental class students (X AP 2), and 36 students of class control (X AP 3).

The results showed that an increase in psychomotor learning outcomes of students with learning demonstration using higher compared with that using the method of giving the task of learning and recitation. It can be seen from the acquisition of the average value of N-Gain on the experimental class that gained an average of 0.733019101 N-Gain control and the class of 0692. Based on the results of N-Gain value and the results of hypothesis testing using t-test (T-Test) which states that tcount>ttable, it can be concluded that there are significant differences between the application of learning methods with the application of learning methods demonstration of assignment and recitation.


(12)

Septia Sani Maulia, 2014

PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar

Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed Keywords: Demonstration, Psychomotor Learning Outcomes


(13)

Septia Sani Maulia, 2014PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia seperti tercantum dalam pembukaan Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, maka diselenggarakanlah kegiatan pendidikan. Bukan hanya sekedar mencerdaskan kehidupan bangsa, maju mundurnya sebuah bangsa pun bergantung pula pada kualitas pendidikan yang diperoleh oleh anak-anak bangsa itu sendiri.

Seperti kita ketahui, pendidikan di Indonesia di mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan juga pendidikan tinggi. Pada jenjang pendidikan menengah atas di bagi menjadi dua bagian, yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang mana pendidikan kejuruan ini lebih mengedepankan keterampilan dan keahlian siswa dalam bidang-bidang tertentu sehingga saat lulus dari sekolah menengah kejuruan tersebut, siswa telah memiliki kemampuan yang mumpuni untuk bersaing di dunia kerja.

Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terdapat beberapa kategori program keahlian, seperti Pariwisata, Teknologi dan Informasi, Bisnis dan


(14)

2

Manajemen, dan lain-lain. Kelebihan SMK dibandingkan dengan Sekolah Menengah Atas lainnya adalah dimana siswa SMK ini diberikan pelajaran-pelajaran yang sifatnya produktif, yaitu pelajaran-pelajaran inti yang menonjolkan karakteristik khusus dari masing-masing kompetensi keahlian, dan tentunya sangat diperlukan di dunia kerja sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Sebagai contoh, pada kategori Bisnis dan Manajemen terdapat Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran. Pada Kompetensi Keahlian ini dipelajari berbagai standar kompetensi seperti bagaimana dasar-dasar administrasi, bagaimana menangani pertemuan, mengelola peralatan kantor, menangani perjalanan bisnis, mengelola sistem kearsipan, dan lain sebagainya, dimana berbagai standar kompetensi tersebut sangat perlu untuk dikuasai siswa di SMK dalam rangka persiapan untuk memasuki dunia kerja terutama di bidang administrasi perkantoran. Sebagai contoh dalam standar kompetensi mengelola sistem kearsipan, terdapat berbagai macam kompetensi dasar diantaranya menentukan sistem kearsipan, menentukan kebutuhan alat dan bahan kearsipan, mengimplementasikan sistem kearsipan, dan memelihara sistem kearsipan. Di sini siswa di tuntut untuk dapat mengelola sistem kearsipan dengan sedemikian rupa sehingga sistem kearsipan yang ada di kantor dapat berjalan dan terlaksana dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang ada.

Dalam rangka pemenuhan berbagai kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa, peran seorang guru tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan semua materi ajar yang ada. Bagaimana cara seorang guru dalam menyampaikan semua materi akan sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa, baik itu dari sisi kognitif,


(15)

3

afektif, maupun psikomotor. Hal ini tentu saja berkaitan pula dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Antara materi dan metode yang digunakan oleh guru haruslah sesuai, karena tidak semua materi dapat disampaikan kepada siswa dengan menggunakan metode yang sama, begitupun sebaliknya.

Berdasarkan penemuan dilapangan, peneliti melihat masih belum maksimalnya metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam memberikan materi mengelola sistem kearsipan, khususnya pada kompetensi dasar mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen. Materi yang berkaitan erat dengan ranah psikomotor ini masih disampaikan dengan menggunakan metode pemberian tugas dan resitasi, dimana guru memberikan beberapa tugas yang berhubungan dengan mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen, setelah itu siswa dituntut untuk mempertanggungjawabkan tugasnya tersebut dengan mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen. Hal ini seringkali membuat siswa merasa kebingungan, apakah materi yang telah mereka pelajari sendiri ini sudah sesuai dengan yang seharusnya atau belum. Tidak hanya itu, dengan digunakannya metode ini dalam materi pembelajaran yang berkenaan dengan ranah psikomotor, berpengaruh pula pada tidak maksimalnya hasil belajar psikomotor yang diperoleh siswa. Hal ini dapat terlihat dari hasil belajar psikomotor siswa yang dirasa masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu sebagai berikut.


(16)

4

Tabel 1. 1

Daftar Nilai Rata-rata Ulangan Harian

Kompetensi Dasar Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat/Dokumen

Tahun Pelajaran 2012/2013 KKM : 75

No Kelas Rata-rata

1. X AP 1 63,7

2. X AP 2 53,3

3. X AP 3 59,4

4. X AP 4 69,5

5. X AP 5 62,3

6. X AP 6 64,4

Adapun rincian nilai ulangan untuk kelas ekperimen yaitu X AP 2 dapat terlihat dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 1. 2

Daftar Nilai Kelas X AP 2

Kompetensi Dasar Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat/Dokumen

Tahun Pelajaran 2012/2013 KKM : 75

No Nama Nilai

1 Anisa Mutiara Salma 53

2 Anita Yomantin 50


(17)

5

4 Ayu Kusumawati 47

5 Dea Aidha Aprilia Lestari 30

6 Devi Pertiwi 37

7 Dini Nuryani 53

8 Fitri Indriani 60

9 Ira Juniarti 40

10 Ira Sumiratti 63

11 Lilis Wardiah 57

12 Marya 47

13 Mira Puspitasari 70

14 Nadya Judithia Poernama 40

15 Nur Fuji Andriyanti 40

16 R.A. Chriestine Afrianie Shoeviana 60

17 Ratna Sari 50

18 Resty Anwary Putri 47

19 Sally Rizky Puspita 80

20 Sanni An-Nisa 60

21 Sena Saibaniah 60

22 Shima Alisha Tantri 57

23 Sindy Widiawati 47

24 Siska Nur Irawan 73


(18)

6

26 Sone Dzilfah 37

27 Sri Rohayati 43

28 Tasya Alluna 63

29 Triana Lismaryanti 50

30 Waliy Mughni Rohmatin 53

31 Widya Puspitasari 40

32 Winda Febryani 53

33 Windi Widiastuti 27

34 Windy Widanengsih 63

35 Wulan Ayu Aprianti 33

36 Yayang Aulia Fitri Andriani 80

37 Yolla Restuana 70

38 Yosy Damba Putri 77

Nilai Rata-Rata 53,3

Sumber : Dokumen Sekolah

35

3 0

5 10 15 20 25 30 35 40

Nilai 10 - 75 Nilai 76 - 100


(19)

7

Grafik 1. 1

Nilai Ulangan Harian KD Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat/Dokumen X AP 2

Tabel daftar nilai dan gambar di atas merupakan gambaran dari hasil belajar psikomotor siswa pada kompetensi dasar mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen. Dari tabel dan gambar di atas dapat terlihat jelas bahwa hanya ada 3 orang siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM dari jumlah 38 orang siswa. Ini berarti masih ada 35 siswa yang belum mampu mencapai KKM. Hal ini tentu saja perlu menjadi perhatian khusus bagi guru, bagaimana caranya agar semua siswa dapat memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan yang diharapkan, demi tercapainya tujuan dari pembelajaran itu sendiri.

Berdasarkan nilai rata-rata yang ada, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa orang siswa dan dapat diperoleh informasi bahwa materi mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen masih di rasa sebagai pelajaran yang sulit karena materi yang seharusnya diberikan dengan contoh prakteknya, hanya disampaikan dengan metode pemberian tugas dan resitasi. Sehingga dalam prakteknya, siswa lebih banyak melakukan eksplorasi sendiri dari materi yang telah mereka dapatkan sebelumnya. Hal ini sudah jelas berdampak pada hasil belajar psikomotor siswa yang masih kurang maksimal.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui hasil belajar psikomotor siswa bisa lebih baik apabila materi yang disampaikan dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan


(20)

8

oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektif.

Hasil belajar atau nilai tersebut merupakan nilai yang dapat dijadikan acuan berhasil tidaknya siswa belajar serta dijadikan acuan berhasil tidaknya proses belajar mengajar di kelas. Penilaian hasil belajar siswa yang dicantumkan dalam rapot, bisa berbentuk angka juga berbentuk huruf. Hasil belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu yang telah dipelajarinya, akan tetapi juga keberhasilan sebagai indikator kualitas institusi pendidikan di tempat dia belajar. Para guru diharapkan dan harus mampu menciptakan pembelajaran dengan efektif, menyenangkan, tercipta suasana dan iklim pembelajaran yang kondusif, terdapat interaksi balajar-mengajar yang bagus, sehingga keberhasilan belajar dan prestasi dapat dicapai dengan baik sesuai tujuan pembelajaran (Nawawi, 1989:117).

Metode demonstrasi sendiri merupakan cara belajar dengan cara memperagakan atau mempertunjukkan sesuatu di hadapan murid, yang dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Menurut Aminuddin Rasyad (2002:8), dengan menggunakan metode demonstrasi, guru telah memfungsikan seluruh alat indera


(21)

9

murid, karena proses belajar-mengajar dan pembelajaran yang efektif adalah bila guru mampu memfungsikan seluruh panca indera murid.

Seperti yang telah diungkapkan di awal, tidak setiap metode pembelajaran tepat digunakan dalam mata pelajaran tertentu, dan tidak setiap mata pelajaran dapat tersampaikan dengan baik dengan menggunakan metode pembelajaran tertentu. Perlu adanya keterkaitan dan kecocokan antara materi yang disampaikan dengan metode yang digunakan dalam menyampaikan materi. Begitu pula kualitas efeknya terhadap pemahaman dan hasil belajar siswa yang ditimbulkan, tentunya akan berbeda.

Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Edgar Dale yang dikutip oleh Wibawa (1993:16) dan Rubiyo (2011:5), tentang pengaruh metode pembelajaran terhadap pengalaman belajar seseorang. Edgar Dale mengemukakan bahwa pengalaman langsung diperlukan untuk membantu siswa belajar memahami, mengingat, dan menerapkan berbagai simbol abstrak. Kegiatan belajar akan terasa lebih mudah bila menggunakan materi yang terasa bermakna bagi siswa ataupun mempunyai relevansi dengan pengalamannya. Untuk mendekatkan siswa terhadap pengalaman langsung dan pemahaman proses pengelolaan sistem kearsipan maka dapat menggunakan berbagai jenis metode maupun media pembelajaran. Dan dalam hal ini, proses pembelajaran pada kompetensi dasar mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen dapat menggunakan metode demonstrasi.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak guru yang belum menggunakan metode demonstrasi dalam menyampaikan materi mengelola


(22)

10

sistem kearsipan dengan efektif dan efisien. Mereka lebih cenderung menggunakan metode pemberian tugas dan resitasi saat proses pembelajarannnya. Dalam menanggapi permasalahan tersebut, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana gambaran dari “Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Psikomotor Siswa Kelas X Pada Standar Kompetensi Mengelola Sistem Kearsipan (Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi Dasar Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat/Dokumen)”.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka dapat di identifikasi permasalahan-permasalahan berikut:

1. Metode pembelajaran demonstrasi dapat mempengaruhi hasil belajar psikomotor siswa.

2. Hasil belajar psikomotor siswa di rasa belum maksimal dengan menggunakan metode pembelajaran tugas dan resitasi.

3. Hasil belajar psikomotor siswa dengan metode pembelajaran demonstrasi yang diterapkan akan lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan metode pemberian tugas dan resitasi.


(23)

11

1.2.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan gambaran permasalahan yang dipaparkan dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan pada hasil belajar psikomotor antara siswa yang diberikan metode demonstrasi dengan yang diberikan metode tugas dan resitasi pada Kompetensi Dasar Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat/Dokumen?

1.3. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini yaitu memperoleh gambaran tentang penerapan metode pembelajaran demonstrasi terhadap hasil belajar psikomotor siswa pada standar kompetensi mengelola sistem kearsipan, dengan kompetensi dasar mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan pada hasil belajar psikomotor antara siswa yang diberikan metode demonstrasi dengan yang diberikan metode tugas dan resitasi pada Kompetensi Dasar Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat/Dokumen.

1.4. Kegunaan Hasil Penelitian Bagi Peneliti


(24)

12

1. Dapat mengaplikasikan materi yang didapat selama perkuliahan;

2. Mendapatkan gambaran yang jelas tentang pembelajaran mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen;

3. Dapat mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar psikomotor siswa dengan menerapkan metode demonstrasi.

Bagi Lembaga FPEB – Pendidikan Manajemen Perkantoran Manfaat bagi lembaga adalah sebagai berikut:

1. Menjadikan hasil penelitian ini sebagai indikator untuk memilih penggunaan metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan.

Bagi Siswa

Manfaat bagi siswa adalah sebagai berikut:

1. Siswa mendapat pengalaman dengan adanya penerapan metode pembelajaran yang berbeda;

2. Siswa mendapatkan gambaran nyata mengenai materi mengelola sistem kearsipan;

3. Dapat meningkatkan hasil belajar, terutama hasil belajar psikomotor.

Bagi Guru

Manfaat penelitian ini bagi guru adalah sebagai berikut:

1. Memberikan alternatif metode pembelajaran untuk materi mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen, yang dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru dalam upaya meningkatkan kualitas mengajar;


(25)

13

2. Memberikan informasi kepada guru mengenai peningkatan hasil belajar psikomotor siswa setelah diterapkannya metode demonstrasi, khususnya pada kompetensi dasar mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen.


(26)

Septia Sani Maulia, 2014PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed BAB III

DESAIN PENELITIAN

1.1. Objek Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Bandung. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas X Administrasi Perkantoran. Sedangkan sampel penelitian yang digunakan sebanyak dua kelas yaitu kelas X AP 2 dan kelas X AP 3 dengan jumlah peserta 74 orang dan masing-masing kelas berjumlah 38 dan 36 siswa. Kedua kelas yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kemampuan akademis yang setara (homogen) pada batas nilai KKM yang sama yaitu sebesar 75.

1.2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yang dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab-akibat. Dalam penelitian ini, peneliti harus membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi dua kelompok, yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan (Zainal Arifin, 2011:42)

Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi Experimental Design dalam bentuk Nonequivalent Control Group Design. Dalam desain ini terdapat satu kelompok. Selanjutnya dari satu kelompok tersebut yang


(27)

47

setengah di beri perlakuan metode pembelajaran demonstrasi dan yang setengah lagi tidak. O1 dan O3 merupakan hasil belajar psikomotor siswa sebelum ada

perlakuan demonstrasi. O2 adalah hasil belajar psikomotor siswa setelah di beri

perlakuan selama kurang lebih satu bulan. O4 adalah hasil belajar psikomotor

siswa yang tidak di beri metode pembelajaran demonstrasi. Pengaruh metode pembelajaran demonstrasi terhadap hasil belajar psikomotor siswa adalah (O2

-O1)-(O4-O3).

Gambar 3. 1

Desain Penelitian Nonequivalent Control Group (Sugiyono, 2010:116)

Keterangan :

O = kelompok sampel

X = metode pembelajaran demonstrasi

O1 dan O3 = hasil belajar psikomotor siswa sebelum ada perlakuan

O2 = hasil belajar psikomotor siswa setelah diberikan metode

Demonstrasi

O4 = hasil belajar psikomotor siswa yang tidak diberikan

metode Demonstrasi

O1 X O2


(28)

48

Dengan adanya kelompok lain yang di sebut kelompok pembanding atau kelompok kontrol ini akibat yang diperoleh dari perlakuan dapat diketahui secara pasti karena dibandingkan dengan yang tidak mendapat perlakuan. (Arikunto, 2010: 125).

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sampling nonprobability judgement sampling (dikenal juga dengan purposive sampling) yaitu teknik penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Sambas, 2010:15).

Farida Nursyahidah (2012) mengemukakan bahwa sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat jika dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan penelitian eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan dengan mengikuti syarat-syarat yang ada. Berkaitan dengan hal tersebut, Wilhelm Wundt dalam Alsa (2004) mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu:

1) Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan melakukan penelitian;

2) Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama;

3) Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya.


(29)

49

4) Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang di beri perlakukan (experimental group). (Tersedia :

http://faridanursyahidah.files.wordpress.com/2012/05/penelitian-eksperimen_farida.pdf).

1.3. Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan menggunakan tes. Instrumen yang digunakan yaitu berupa daftar cocok (check list) mengenai materi mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen. Sebelum dilaksanakan pembelajaran, terlebih dahulu guru memberikan pretest, untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa mengenai materi tersebut. Setelah dilaksanakan pembelajaran (treatment), barulah siswa diberikan posttest, untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar psikomotor siswa. Setelah dilakukan pretest, treatment, dan posttest pertama, kemudian dilakukan kembali pretest, treatment, dan posttest yang kedua. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan/peningkatan hasil belajar yang terjadi setelah dilakukan dua kali pretest, treatment, dan posttest yang sama.

Komponen yang akan diamati dalam instrumen yang digunakan berpedoman pada standar mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen, pada Peraturan Gubernur Jawa Barat nomor 40 tahun 2008 tentang Tata Kearsipan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dalam uraian proses penyimpanan di Unit Kearsipan, dalam Mekanisme dan Proses Pengurusan serta Pengendalian Naskah Dinas Biasa, Penting, dan Rahasia. Oleh karena


(30)

50

komponen yang diamati ini berasal dari standar mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen, maka untuk instrumen ini tidak perlu dilakukan uji instrumen. Hal ini dikarenakan penyusunan tes standar selalu mengusahakan agar sistem skoringnya sangat objektif sehingga dapat diperoleh reliabilitas yang tinggi (Arikunto, 2009:146). Hal ini sejalan dengan pendapat Harjanto (2010: 278-279), yang mengemukakan bahwa standardized test (tes standar) adalah tes yang telah mengalami proses standarisasi, yakni proses validitas dan reliabilitas, sehingga tes tersebut benar-benar valid dan reliabel untuk suatu tujuan dan bagi kelompok tertentu.

1.4. Skenario Pembelajaran

Berikut merupakan skenario pembelajaran yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yang berkenaan dengan metode pembelajaran demonstrasi serta pemberian tugas dan resitasi.

Tabel 3. 1 Skenario Pembelajaran Metode Pembelajaran

Demonstrasi

Metode Pembelajaran Pemberian Tugas dan Resitasi

Tahap Kegiatan Pendahuluan a) Mengatur tempat duduk yang

memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. b) Mengemukakan tujuan apa yang

Fase Pemberian Tugas

a) Mengemukakan tujuan yang akan dicapai, yaitu siswa dapat

mempraktikkan prosedur penyimpanan dan penemuan kembali arsip untuk surat masuk


(31)

51

harus dicapai oleh siswa, yaitu siswa dapat memahami dan mempraktikkan prosedur penyimpanan dan penemuan kembali arsip untuk surat masuk dan surat keluar.

c) Mengemukakan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa, diantaranya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari

pelaksanaan demonstrasi dan mencatat tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat demonstrasi. Tahap Pelaksanaan Demonstrasi

a) Memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi, yang

dan surat keluar.

b) Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa, diantaranya adalah berbagai buku sumber mengenai mengelola sistem kearsipan .

c) Menyediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut. Langkah Pelaksanaan Tugas

a) Guru memberikan bimbingan/ pengawasan mengenai tugas yang diberikan.

b) Guru memberikan dorongan sehingga anak mau bekerja. c) Tugas diusahakan/dikerjakan oleh

siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.

d) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.

Fase Mempertanggungjawabkan Tugas


(32)

52

berhubungan dengan prosedur penyimpanan arsip.

b) Menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan, serta memastikan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.

c) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif

memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. Langkah Mengakhiri Metode Demonstrasi

a) Evaluasi b) Tanya jawab c) Penutup

dari apa yang telah dikerjakannya. b) Ada tanya jawab/diskusi kelas. c) Evaluasi


(33)

53

1.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah di olah. “Instrumen dalam penelitian dapat berupa test, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner.” (Sugiyono, 2012:305).

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka instrumen tes yang digunakan berupa daftar cocok (check list). Pada awalnya guru melakukan pretest untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa terhadap materi. Setelah dilakukan beberapa pertemuan, guru memberikan posttest untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang ditunjukkan oleh siswa. Setelah dilakukan pretest, treatment, dan posttest pertama, kemudian dilakukan kembali pretest, treatment, dan posttest yang kedua. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan/peningkatan hasil belajar yang terjadi setelah dilakukan dua kali pretest, treatment, dan posttest yang sama.

Komponen yang diamati pada lembaran daftar cocok (check list) di ambil berdasarkan standar mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen yang di ambil dari Peraturan Gubernur Jawa Barat nomor 40 tahun 2008 tentang Tata Kearsipan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pada uraian proses penyimpanan di Unit Kearsipan dalam Mekanisme dan Proses Pengurusan serta Pengendalian Naskah Dinas Biasa, Penting, dan Rahasia. Penyusunan standar selalu mengusahakan agar sistem skoringnya sangat objektif sehingga dapat diperoleh reliabilitas tinggi (Arikunto, 2009:146). Dengan


(34)

54

menggunakan standar mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen, maka dalam penelitian ini tidak perlu dilakukan uji instrumen. Hal ini sejalan dengan pendapat Harjanto (2010: 278-279), yang mengemukakan bahwa standardized test (tes standar) adalah tes yang telah mengalami proses standarisasi, yakni proses validitas dan reliabilitas, sehingga tes tersebut benar-benar valid dan reliabel untuk suatu tujuan dan bagi kelompok tertentu.

1.6. Alur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini tertuang dalam alur penelitian. Adapun alur penelitian tersebut adalah sebagai berikut.


(35)

55

Gambar 3. 2 Alur Penelitian

1.7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan teknik statistik dengan uji parametrik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar psikomotor siswa yang diambil dari pretest dan posttest, serta nilai gain, yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan perlakuan yang

Tes Awal Pelaksanaan Penelitian

Perizinan

Observasi/Wawancara

Identifikasi Masalah

Penetapan Instrumen dan Penyusunan Bahan Ajar

Kelompok Kontrol Tanpa Diberikan Metode Pembelajaran Demonstrasi

Kelompok Eksperimen Diberikan Metode Pembelajaran

Demonstrasi

Tes Akhir


(36)

56

diberikan terhadap hasil belajar psikomotor siswa, baik pada pretest, treatment, dan posttest siklus pertama maupun yang kedua. Adapun langkah-langkah untuk mengolah hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.7.1. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu distribusi data normal atau tidak. Dalam hal ini yang digunakan adalah pengujian normalitas dengan uji Liliefors. Kelebihan Liliefors test adalah penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power full) sekalipun dengan ukuran sampel kecil (Harun Al Rasyid, 2005). Adapun proses pengujian Liliefors test menurut Sambas Ali Muhidin (2010, 93) adalah sebagai berikut:

a. Susunlah data dari yang terkecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.

b. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

c. Dari frekuensi disusun frekuensi kumulatifnya.

d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). e. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel z. f. Menghitung theoritical proportion.

g. Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya.


(37)

57

Tabel 3. 2

Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas X f fk Sn(Xi) Z F0(Xi)

Sn(Xi

)-F0(Xi)

[Sn(Xi

)-F0(Xi)]

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Untuk melakukan perhitungan uji normalitas di atas menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2010.

1.7.2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memeriksa apakah skor-skor pada penelitian yang dilakukan mempunyai variansi yang homogen atau tidak untuk taraf signifikansi α. Uji statistika yang akan digunakan adalah Uji F. Kriteria yang digunakannya adalah apabila nilai Fhitung < nilai Ftabel, maka H0 menyatakan

varians skornya homogen.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah: a) Menentukan varians data

b) Menentukan derajat kebebasan (dk) dk1 = n1 - 1 dan dk2 = n2 - 2

c) Menghitung nilai F (tingkat homogenitas)

ℎ� � = � � Keterangan :

S2b = varian terbesar

S2k = varian terkecil


(38)

58

Jika Fhitung < Ftabel, maka data berdistribusi homogen.

Untuk melakukan perhitungan uji homogenitas tersebut menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2010.

1.7.3. Uji Hipotesis

Jika sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t yang tujuannya untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M. (2006: 161) langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam rangka pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

a) Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan hipotesis

penelitian yang diajukan.

b) Menentukan taraf kemaknaan atau nyata α (level of significance α).

c) Gunakan uji signifikansi yang tepat, dalam penelitian ini statistik uji yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata.

Uji-t pada uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji hipotesis apakah pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran demonstrasi lebih baik dari pada pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran pemberian tugas dan resitasi. Oleh karena itu rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:


(39)

59

Rumus Uji-t (t-test) :

� = �̅̅̅ − �̅̅̅

√ � − � + � − �� + � − � + �

(Sugiyono, 2006: 118)

Keterangan:

X1 : rata-rata skor gain kelompok eksperimen

X2 : rata-rata skor gain kelompok kontrol

N1 : jumlah siswa kelas eksperimen

N2 : jumlah siswa kelas kontrol

S21 : varians skor kelompok eksperimen

S22 : varians skor kelompok control

Kemudian hasil t hitung dihubungkan dengan t tabel. Cara untuk menghubungkan thitung adalah sebagai berikut:

1) Menentukan derajat kebebasan (dk) = N1 + N2 -2

2) Melihat tabel distribusi t untuk tes satu skor pada taraf signifikansi tertentu.

d) Kriteria pengambilan keputusan untuk uji perbedaan dua rata-rata adalah sebagai berikut:


(40)

60

Apabila nilai thitung < ttabel atau thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1

diterima.

1.7.4. Perhitungan N-Gain

Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest. Gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat di hitung dengan persamaan: (Hake, 1999).

= � � − � � � � � − � � �

Di sini dijelaskan bahwa g adalah gain yang dinormalisasi (N-gain) dari kedua model, Smaks adalah skor maksimum (ideal) dari tes awal dan tes akhir, Spost

adalah skor tes akhir, sedangkan Spre adalah skor tes awal. Tinggi rendahnya gain

yang dinormalisasi (N-gain) dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) jika g ≥ 0,7, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori tinggi; (2) jika 0,7 > g≥ 0,3, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori sedang, dan (3) jika g < 0,3 maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori rendah.


(41)

Septia Sani Maulia, 2014PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed BAB V

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat dari proses pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan metode pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada hasil belajar psikomotor siswa antara kelas eksperimen yang diberikan perlakuan metode pembelajaran demonstrasi, dengan kelas kontrol yang diberikan perlakuan metode pembelajaran pemberian tugas dan resitasi yang diterapkan pada standar kompetensi mengelola sistem kearsipan, kompetensi dasar mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa setelah dilakukan perlakuan (treatment), nilai rata-rata yang menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan metode pembelajaran pemberian tugas dan resitasi pada kelas kontrol.

1.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa metode pembelajaran demonstrasi lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran tugas dan resitasi untuk standar kompetensi mengelola sistem kearsipan, kompetensi dasar mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali


(42)

96

surat/dokumen kelas X di SMKN 3 Bandung, maka saran yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagi pihak sekolah, khususnya bagi para pengajar yang belum menerapkan metode pembelajaran demonstrasi, ada baiknya untuk menggunakan metode pembelajaran demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada materi yang berkenaan dengan ranah psikomotor.

2. Guru dapat menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dari standar kompetensi mengelola sistem kearsipan, kompetensi dasar mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, efektif, dan efisien, sehingga secara tidak langsung dapat berdampak baik pula pada hasil belajar siswa, khususnya yang berhubungan dengan ranah psikomotor.


(43)

Septia Sani Maulia, 2014PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung: Angkasa.

Arifin, Zainal (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mudjiono dan Dimyati (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Muhammad Ali. (2010), Penerapan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fikih Kelas V di MI NU KH. Mukmin Sidoarjo Tahun Pelajaran 2009/2010, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2010 Halaman 77 – 86

Muhidin, Sambas Ali (2010). Statistika 2. Bandung: Karya Adhika Utama.

Nawawi, Hadari (1989). Organisasi Sekolah dan Pengelolaaan Kelas sebagai Lembaga Pendidikan. Jakarta: Haji Masagung.

Purba, Hartono (2007). Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa. Skripsi. Medan : FT. UNIMED.

Rasyad, Aminuddin (2002). Metode Pembelajaran Pendidikan Agama. Jakarta: Bumi Aksara.

Riduwan, (2007). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti. Bandung: Alfabeta.

Rubiyo, (2011), Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas XI Pada Sub Kompetensi Perbaikan/Servis Sistem Kopling di SMK Ma’arif 1 Nanggulan. Skripsi


(44)

98

Sarjana Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Sagala, Syaiful (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta. Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Somantri, Ating dan Sambas Ali M. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Sudijono, Anas (2008). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suparno, A. Suhaenah (2001). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Suyono dan Hariyanto (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Offset.

Syah, Muhibbin (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :

Rineka Cipta.

Tim Pengembang Ilmu Pendidian FIP UPI, (2007), Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 2, Ilmu Pendidikan Praktis, Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama. Widoyoko, S. Eko Putro (2012). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. Sumber Internet:

---, (2011), Uji Normalitas Gain. [online]. Tersedia:

http://biologipedia.blogspot.com/2011/01/uj-normalitas-gain.html

Aina Mulyana. (2011), Metode Demonstrasi. [online]. Tersedia:

http://ainamulyana.blogspot.com/2011/11/metode-demontrasi.html

Arikunto. (1990 : 133). Hasil Belajar. [online]. Tersedia: http//duniabaca.com/pengertian-belajar-dan-hasil-belajar.html

Farida Nursyahidah, (2012), Penelitian Eksperimen. [online]. Tersedia:

http://faridanursyahidah.files.wordpress.com/2012/05/penelitian-eksperimen_farida.pdf

Harinanto Gunawan. (2013), Ciri-ciri Belajar. [online]. Tersedia:


(45)

99

http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/slpx1352259791.pdf

Nurbaya T. (2012), Efektivitas Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Puisi Siswa Kelas VI SDN 4 Manurunge Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone. [online]. Tersedia:

http://jurnalarupalakka.blogspot.com/2012/09/efektivitas-penerapan-metode.html#.UutVvNJRQxo

Rohman Hipni, (2011), Definisi / Pengertian Metode Pembelajaran Menurut

Beberapa Ahli. [online]. Tersedia:

http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-definisi-metode-pembelajaran.html

Soetomo, (1993), Metode Demonstrasi dalam Upaya Meningkatkan Proses Belajar dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa. [online]. Tersedia: http://www.infodiknas.com/metode-demonstrasi-dalam-upaya-


(1)

60

Apabila nilai thitung < ttabel atau thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1

diterima.

1.7.4. Perhitungan N-Gain

Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest. Gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat di hitung dengan persamaan: (Hake, 1999).

= � � − � � �

� � − � � �

Di sini dijelaskan bahwa g adalah gain yang dinormalisasi (N-gain) dari kedua model, Smaks adalah skor maksimum (ideal) dari tes awal dan tes akhir, Spost

adalah skor tes akhir, sedangkan Spre adalah skor tes awal. Tinggi rendahnya gain

yang dinormalisasi (N-gain) dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) jika g ≥ 0,7, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori tinggi; (2) jika 0,7 > g≥ 0,3, maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori sedang, dan (3) jika g < 0,3 maka N-gain yang dihasilkan termasuk kategori rendah.


(2)

Septia Sani Maulia, 2014PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed BAB V

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat dari proses pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan metode pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada hasil belajar psikomotor siswa antara kelas eksperimen yang diberikan perlakuan metode pembelajaran demonstrasi, dengan kelas kontrol yang diberikan perlakuan metode pembelajaran pemberian tugas dan resitasi yang diterapkan pada standar kompetensi mengelola sistem kearsipan, kompetensi dasar mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa setelah dilakukan perlakuan (treatment), nilai rata-rata yang menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan metode pembelajaran pemberian tugas dan resitasi pada kelas kontrol.

1.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa metode pembelajaran demonstrasi lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran tugas dan resitasi untuk standar kompetensi mengelola sistem kearsipan, kompetensi dasar mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali


(3)

96

surat/dokumen kelas X di SMKN 3 Bandung, maka saran yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagi pihak sekolah, khususnya bagi para pengajar yang belum menerapkan metode pembelajaran demonstrasi, ada baiknya untuk menggunakan metode pembelajaran demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada materi yang berkenaan dengan ranah psikomotor.

2. Guru dapat menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dari standar kompetensi mengelola sistem kearsipan, kompetensi dasar mempraktikkan tata cara penyimpanan dan penemuan kembali surat/dokumen, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, efektif, dan efisien, sehingga secara tidak langsung dapat berdampak baik pula pada hasil belajar siswa, khususnya yang berhubungan dengan ranah psikomotor.


(4)

Septia Sani Maulia, 2014PENERAPAN METOD E PEMBELAJARAN D EMONSTRASI TERHAD AP HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA KELAS X PAD A STAND AR KOMPETENSI MENGELOLA SISTEM KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen di Kelas X AP 2 SMKN 3 Bandung, pada Kompetensi D asar Mempraktikkan Tata Cara Penyimpanan dan Penemuan Kembali Surat / D okumen

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.ed DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung: Angkasa.

Arifin, Zainal (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mudjiono dan Dimyati (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Muhammad Ali. (2010), Penerapan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fikih Kelas V di MI NU KH. Mukmin Sidoarjo Tahun Pelajaran 2009/2010, Penelitian Tindakan Kelas

Pendidikan Agama Islam Volume 01, Nomor 01, Juni 2010 Halaman 77 – 86

Muhidin, Sambas Ali (2010). Statistika 2. Bandung: Karya Adhika Utama.

Nawawi, Hadari (1989). Organisasi Sekolah dan Pengelolaaan Kelas sebagai

Lembaga Pendidikan. Jakarta: Haji Masagung.

Purba, Hartono (2007). Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Hasil

Belajar Siswa. Skripsi. Medan : FT. UNIMED.

Rasyad, Aminuddin (2002). Metode Pembelajaran Pendidikan Agama. Jakarta: Bumi Aksara.

Riduwan, (2007). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti. Bandung: Alfabeta.

Rubiyo, (2011), Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Demonstrasi

Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas XI Pada Sub Kompetensi Perbaikan/Servis Sistem Kopling di SMK Ma’arif 1 Nanggulan. Skripsi


(5)

98

Sarjana Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Sagala, Syaiful (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta. Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Somantri, Ating dan Sambas Ali M. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Sudijono, Anas (2008). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suparno, A. Suhaenah (2001). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Suyono dan Hariyanto (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Offset.

Syah, Muhibbin (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :

Rineka Cipta.

Tim Pengembang Ilmu Pendidian FIP UPI, (2007), Ilmu dan Aplikasi Pendidikan

Bagian 2, Ilmu Pendidikan Praktis, Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama.

Widoyoko, S. Eko Putro (2012). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumber Internet:

---, (2011), Uji Normalitas Gain. [online]. Tersedia:

http://biologipedia.blogspot.com/2011/01/uj-normalitas-gain.html

Aina Mulyana. (2011), Metode Demonstrasi. [online]. Tersedia:

http://ainamulyana.blogspot.com/2011/11/metode-demontrasi.html

Arikunto. (1990 : 133). Hasil Belajar. [online]. Tersedia: http//duniabaca.com/pengertian-belajar-dan-hasil-belajar.html

Farida Nursyahidah, (2012), Penelitian Eksperimen. [online]. Tersedia:

http://faridanursyahidah.files.wordpress.com/2012/05/penelitian-eksperimen_farida.pdf


(6)

http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/slpx1352259791.pdf

Nurbaya T. (2012), Efektivitas Penerapan Metode Demonstrasi dalam

Pembelajaran Puisi Siswa Kelas VI SDN 4 Manurunge Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone. [online]. Tersedia:

http://jurnalarupalakka.blogspot.com/2012/09/efektivitas-penerapan-metode.html#.UutVvNJRQxo

Rohman Hipni, (2011), Definisi / Pengertian Metode Pembelajaran Menurut

Beberapa Ahli. [online]. Tersedia:

http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-definisi-metode-pembelajaran.html

Soetomo, (1993), Metode Demonstrasi dalam Upaya Meningkatkan Proses

Belajar dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa. [online].

Tersedia: http://www.infodiknas.com/metode-demonstrasi-dalam-upaya-


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MERENCANAKAN PERJALANAN BISNIS DI KELAS XII AP : Studi Eksperimen di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.

0 6 84

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENENTUKAN SISTEM KEARSIPAN DI KELAS X: Studi Quasi Eksperimen di SMK Negeri 1 Bandung.

3 12 46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MEMAHAMI ADMINISTRASI PERKANTORAN : Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X AP1 dan XAP2di SMK Negeri 1 Bandung.

0 0 45

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG.

0 1 60

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN ENGINE SEPEDA MOTOR : Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X TSM di SMK Negeri 8 Bandung.

1 3 42

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas pada standar kompetensi energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari di SD Kartika X-3 Parongpong T

0 0 36

STUDI ANALISIS KESESUAIAN PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA STANDAR KOMPETENSI SISTEM REM:Penelitian Deskriptif Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMKN 8 Bandung pada Kompetensi Dasar Perbaikan Sistem Rem dan Komponennya.

0 0 30

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MB PADA STANDAR KOMPETENSI MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI DI SMKN 2 WONOSARI.

0 2 200

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung)

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasikan Fasilitas dan Lingkungan Kantor Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung)

1 2 13