Proyek Lalu Lintas Harus Terintegrasi.

Cari

Edisi Jumat, 06 09 2013
KabupatenKotaEkonomi/PariwisataPendidikanMancanegaraNasional/PolitikGaya HidupSportAjeg BaliAgenda Bali





Bali Orti
Trend
Apresiasi











Budaya
Kesehatan
MimbarAgama
Cerpen
Buku
Keluarga
Sangut Delem
Ramalan Bintang

» Berita Kota
09 Juli 2012 | BP

''Master Plan'' Keajegan Bali

Proyek Lalu Lintas Harus Terintegrasi
BEBERAPA proyek telah, sedang dan akan dilakukan untuk menanggulangi
permasalahan lalu lintas di Bali. Beberapa yang telah dilakukan di antaranya
adalah pembukaan jalur By-pass Ida Bagus Mantra dan pengoperasian bus
Sarbagita. Proyek yang sedang berlangsung adalah pembangunan jalan tol

menuju bandara dan underpass di simpang siur. Sedangkan yang akan
dilaksanakan atau masih berupa opini adalah pembangunan jalur kereta api
sepanjang pesisir Pulau Bali dan jembatan yang menghubungkan Serangan
dan Nusa Dua.
Beberapa proyek yang telah dilaksanakan sampai saat ini memiliki beberapa
kelemahan. Misalnya, pembukaan jalan baru yang menghubungkan DenpasarKusamba seolah-olah mengabaikan dampak samping dari beralihnya lahan

pertanian yang produktif di sepanjang jalan by-pass menjadi perumahan dan
tempat usaha. Kegiatan pertanian di sepanjang jalur tersebut perlahan tetapi
pasti akan berhenti.
Hal yang sama juga terjadi pada pengoperasian bus Sarbagita di mana sampai
saat ini keberadaan bus sebagai alat transportasi belum begitu populer. Ini
dibuktikan dengan sepinya penumpang bus yang seharusnya dapat
mengangkut paling sedikit 50 orang. Seharusnya proyek ini dapat meniru
beberapa usaha sukses yang telah dilakukan Trans Jakarta seperti membuat
tempat parkir di tempat strategis bagi pengguna kendaraan pribadi yang
ingin beralih menggunakan bus. Selain itu, bus yang dipakai saat ini kelihatan
terlalu kebesaran sehingga ikut menambah kemacetan di jalan, bukan
menguranginya. Seharusnya pihak terkait dapat belajar dari Trans Yogya
yang menggunakan armada bus lebih kecil yang disesuaikan dengan keadaan

jalan dan jumlah penumpang yang diangkutnya.
Sudah semestinya seluruh perencanaan proyek tersebut harus terintegrasi
satu sama lain, sehingga nantinya tidak terjadi tumpang tindih antara
keberadaan bus Sarbagita dan jalur kereta api misalnya. Seperti yang terjadi
beberapa waktu lalu, di mana keberadaan bus Sarbagita sempat diprotes oleh
pengemudi taksi karena dianggap mengambil penumpang mereka.
Seharusnya, armada-armada transportasi yang ada dapat digunakan sebagai
feeder dalam memperkuat keberadaan bus Sarbagita. Untuk itu, proyekproyek yang akan dibangun harus mendukung proyek yang telah dilakukan
sebelumnya dan bukannya sekadar proyek asal jadi yang hanya
mementingkan keluarnya uang APBN.

Adanya transportasi yang nyaman, aman dan berkualitas, tidak akan
memberikan pilihan pada masyarakat untuk menghindari penggunaan
kendaraan umum. Pemberlakuan pajak progresif kendaraan bermotor
ataupun menaikkan harga BBM tidak akan efektif, karena apabila masyarakat
merasa kebutuhan transportasinya belum tercukupi, maka mereka akan
mengerahkan segala kemampuannya untuk membeli kendaraan pribadi dan
BBM yang mahal.

I Made Eka Dwipayana

Dosen Matematika FMIPA Unud

[ Kembali ]



Penyidik Tak Tahan Aktor Intelektualnya



Masyarakat Bali Tak Boleh Diam



Nasib 300 Guru Masih Menggantung



Pelajar SMA Mengaku Diperkosa di Kamar Hotel


Balipost.com--Berita Bali Post Online Edisi Cetak