Jika Kepala Daerah Dipilih DPRD.

--.--

Pikiran Rakyat

o Senin

4

123
17

(9

OJan

o Selasa 0 Rabu . Kamis 0 Jumat o Sabtu 0 Minggu

19
8Peb

5


6

20

21

o Mar

OApr

7
22
OMel

8
23

9


OJun

10
24

11
25

OJul

12
26

13
27

14
28

0 Ags OSep


15
29

OOId

ONov

16
30

ODes

Jika Kepala Daerah
-

'-'-"

~


Dipilih DPRD
~-

~

DaUh pemilihan gubernur
langsung amat mahal tidak cukup kuat untuk mengembalikan
alasan pembenar bagi Kemente-- pemilihan gubernur ke DPRD.
rian Dalam Negeri untuk meMahalnya pemilukada sesungngembalikan pemilihan guberguhnya karena dianggap sebagai
nur ke DPRD.
pesta akbar dan harus dibiayai
secara khusus. Mulai dari penAlasan keliru
daftaran ulang yang sering tidak
Pemilukada langsung tidak
valid, pengadaan barang danjadengan sendirinya menjamin
sa untuk pencoblosan yang berpeningkatan kualitas demokrasi,
ulang, sampai kampanye joIjotetapi jelas membuka akses terran. Pemilukada adalah "projek
b,adap peningkatan kualitas de-- besar" yang harus dibiayai anggaran besar pula. Akibatnya, inmokrasi tersebut. Melalui pemilukada langsung, rakyat memiefisiensi teIjadi dalam paradigma projek pemilukada.
liki kesempatan leb~ luas untuk
menentukan pasangan pemimpenggabungan pemilukada

pin eksekutif sesuai dengan
adalah solusi yang bisa dikemyang dikehendaki. Harapan terbangkan untuk mengatasi probesar tentunya pemimpin yang
blem anggaran. Penggabungan
bisa satu provinsi atau bahkan
terpilih mampu menjalankan
fungsi dan perannya dalam me-- penggabungan secara nasional.
ningkatkan pertumbuhan de-- Pemilukada yang berlangsung
mokrasi danjalannya pemerinserentak lebih efisien dari segi
tahan di daerah.
waktu, biaya, dan dampak sosial
Pada titik inilah pemilukada
politiknya. Ke depan, hanya ada
langsung menjadi pilihan strate-- tiga hari pemilu, yaitu pemilu
presiden, pemilu legislatif, dan
gis dibandingkan dengan pemipemilukada.
lukada tak langsung melalui
DPRD. Apalagi bila kita telaah
Menyangkut posisi gubernur
lebihjauh salah satu raison d'etmemang amat dilematis. Di satu
re pemilukada langsung adalah

sisi, gubenur melaksanakan
tercipta tata cara dan mekanisurusan desentralisasi yang menme yang sarna antara pemilihan
jadi domain fungsinya sebagai
presiden dan wakil presiden dan
daerah otonom dan fungsi pelayanan di provinsi (concurrent
tata earn dan mekanisme pemilukada langsung.
system), pada sisi lain bertang-

Oleh SUHARIZAL

D

ALAM waktu dekat,
Kementerian Dalam
Negeri segera menye-rahkan tiga rancangan undangundang (RUU) menyangkut pemerintahan daerah ke DPR untuk dibahasn bersama. Salah satunya ROO tentang Pemilihan
Kepala Daerah dan Waki! Kepala daerah (Pemilukada). Isu krusial yang banyak mendapat soroton publik menyangkut pemilihan gubernur yang tidak lagi
dipilih secara langsung, tetapi
kembali dipilih DPRD.
Biaya pemilihan gubernur
yang sangat mahal menjadi salah satu pertimbangan. Provinsi Sumatra Utara dan Jawa Timur misalnya, menghabiskan

anggaran hampir Rp 1 triliun.
Padahal APBD mereka masingmasing Rp 2,7 triliun dan Rp 5,9
triliun. Di luar biaya resmi tefie-but, diyakini para kandidat
menghamburkan dana ratusan
miliar bahkan triliunan rupiah.
Sementara gaji yang diterima
gubernur setiap bulan hanya Rp
8,7 juta. Posisi gubernur sebagai
wakil pemerintah pusat di daerah dan kewenangan gubernur
yang terbatas dibandingkan de-ngan kewenangan yang dimiliki
bupati atau wali kota, menjadi

Kliping Humas Unpad 2010

31

gungjawab atas urusan dekonsentrasi dalam kedudukannya
selaku wilayah administratif
yang menjadi kepanjangan tangan pemenntah pusat di daerah. Gubernur yang tetap menjalankan fungsi pelayanan (walaupun terbatas), tetap membutuhkan legitimasi yang kuat. Pemilukada langsung adalah pilihan yang tidak bisa ditawar guna
memperoleh legitimasi tersebut

Bilatetap memaksakan pemilihan gubernur tidak secara langsung, menghapus pemerintahan
di tingkat provinsi (termasuk
DPRD provinsi) adalah pilihan
.
yang harns ditempuh.
Jika gubernur dipillh DPRD
tanpa melakukan perubahan
mendasar atas arsitektur pembagian kewenangan pusat-daerah, status provinsi, dan kedudukan gubernur, baik dalam
hierarki pemerintahan ataupun
dalam konteks otonomi daerah,
akan memunculkan persoalan
lain yang amat senus.
Pertama, dapat dipastikan bupati dan wali kota semakin soot
"dikontrol" gubernur. Konflik
kepentingan provinsi dengan
kabupatenfkota semakin terbuka lebar dan sulit dihindari karena dualisme penyelenggaraan
fungsi desentralisasi. Kepala
daerah membutuhkan legitimasi tersendiri---='"'
sehingga
~ harns dipi----


lib sendiri oleh rakyat.
Kedua, tidak ada jaminan politik uang dan politik dagang sapi di DPRD akan dapat dibendung atau diminimalisasi. Tentu
saja anggaran pemilukada, kllUsusnya yang akan dikeluarkan
calon akan menjadi pemicu sikap koruptif gubernur terpilih.
Soot berharap paradigma kepemimpinan
daerah berubah
menjadi semakin demokratis,
peka terhadap persoalan rakyat,
partisipatif dalam pengambilan
kebijakan, transparan dalam
anggaran, dan akuntabel dalam
tugas dan kewajiban.
Ketiga, dualisme sistem pemilukada, merancukan sistem politik di tingkat daerah. Partai politik sebagai elemen terpenting
semakin terpiriggirkan.
Di luar itu, sistem demokrasi
perwakilan lebih banyak mek - .
takkan kuasa untuk menentukan rekruitmen politik di tangan
segelintir orang di DPRD (oligarki). Sistem ini jelas akan
menutup ruang partisipasi bagi

warga dalam proses demokrasi
dan menentukan kepemimpinan politik di tingkat lokal. Ini je}assuatu kemunduran besar dan
penzaliman atas cita-cita reformasi. ***

Penulis, kandidat Doktor
Hukum
Unpad~
- -TataNegara
--..

Dokumen yang terkait

Pemetaan Daerah Pemilihan

0 52 7

Calon Independen dalam Pemilihan Kepala Daerah Ditinjau dari Undang-undang Pemerintahan Daerah

2 79 104

Tingkahlaku Politik Etnis Tionghoa Dalam Pemilihan Kepala Daerah 2010 Di Kelurahan Pusat Pasar Medan Kota

0 50 99

Etnisitas Dan Pilihan Kepala Daerah (Suatu Studi Penelitian Kemenangan Pasangan Kasmin Simanjuntak dan Liberty Pasaribu di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir)

3 45 67

Perilaku Memilih Birokrat Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

1 48 200

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Sebagai Pelaksana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Menurut Undang-Undang No 32 Tahun 2004

2 56 119

Implikatur Percakapan Dalam Acara Debat Kandidat Calon Kepala Daerah Dki Jakarta

13 100 120

PENULISAN HUKUM / SKRIPSIPERAN DPRD KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA DALAM FUNGSI PERAN DPRD KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA DALAM FUNGSI PENGAWASAN TERHADAP KINERJA KPUD PADA TAHAP PENETAPAN CALON KEPALA DAERAH / WAKIL KEPALA DAERAH DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SE

0 5 14

PENGARUH KOMPOSISI DPRD, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KEPALA DAERAH, DAN Pengaruh Komposisi DPRD, Latar Belakang Pendidikan Kepala Daerah, Dan Size Pemerintah Daerah Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan APBD (Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah) Di Jawa Te

1 8 18

SINERGITAS ANTARA KEPALA DAERAH DAN DPRD DALAM PEMBENTUKAN PERDA INISIATIF DPRD BERDASARKAN UU.NO.9 TAHUN 2015 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH (STUDI DI KABUPATEN JENEPONTO)

0 0 100