MODEL PELAYANAN PENDIDIKAN INKLUSI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Model Pelayanan Pendidikan Inklusi Pada Anak Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus Di Sekolah Dasar Lazuardi Kamila Global Islamic School Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012).
MODEL PELAYANAN PENDIDIKAN INKLUSI PADA ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
(Studi Kasus Di Sekolah Dasar Lazuardi Kamila Global Islamic School
Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Oleh:
LUSIKA ZUKAWATI
G 000 080 054
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS AGAMA ISLAM
Jl. A. Yani. Tromol Pos I. Pabelan Kartasura Telp (0271) 717417, 719483 Fax 715448 Surakarta 57102
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yan bertanda tanan di bawah ini penbimbing skripsi/tugas akhir:
Nama
: 1. Dr. Abdullah Aly. M. Ag.
2. Drs. M. Darojat Ariyanto, M. Ag.
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan
skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama
NIM
Fakultas
Program Studi
Judul
:
:
:
:
:
Lusika Zukawati
G 000 080 054
Agama Islam
Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Model Pelayanan Pendidikan Inklusi pada Anak
Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus di Sekolah Dasar
Lazuardi Kamila Global Islamic School Surakarta Tahun
Pelajaran 2011/2012)
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 13 Maret 2013
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Abdullah Aly, M.Ag.
Drs. M. Darojat Ariyanto, M.Ag.
ii
ABSTRAK
Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang memiliki kelainan atau
penyimpangan dari rata-rata anak normal dalam aspek fisik, mental, dan sosial,
sehingga untuk mengembangkan potensinya perlu layanan pendidikan khusus sesuai
dengan karakteristiknya. Pendidikan inklusi sebagai suatu sistem layanan pendidikan
khusus yang mensyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus dilayani di
sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya.
Permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimanakah pengelompokan dan
model pelayanan yang diterapkan untuk anak berkebutuhan khusus di SD Lazuardi
Kamila GIS Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan
pengelompokan anak berkebutuhan khusus dan model pelayanan yang diterapkan
untuk anak berkebutuhan khusus di SD Lazuardi Kamila GIS Surakarta. Manfaat
teoritis dari penelitian ini adalah menambah khasanah pengetahuan tentang sistem
pendidikan dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.
Sedangkan secara praktis adalah dapat memberikan masukan kepada SD Lazuardi
Kamila GIS dalam melaksanakan program inklusi yang lebih optimal, serta bagi
Depdiknas dan lembaga-lembaga terkait sebagai bahan dalam mengambil kebijakan
demi suksesnya program pendidikan inklusi dan pemerataan pendidikan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research). Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Metode analisis datanya adalah deskriptif kualitatif, sedangkan
penarikan kesimpulannya melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Penelitian menyimpulkan bahwa: pertama, dasar pengelompokan anak
berkebutuhan khusus di SD Lazuardi Kamila GIS Surakarta yaitu menggunakan
standar Diagnostic Statistical Manual-IV (DSM-IV) sebagai acuan dalam
mengobservasi setiap calon siswa. Adapun anak berkebutuhan khusus yang ada di SD
Lazuardi Kamila GIS Surakarta, antara lain: ADHD, autism, low vision, learning
disability, suspect down syndrom, development coordination disorder, suspect
development coordination disorder, disfungtion sensory integration. Kedua, model
penyelenggaraan reguler pull out, pengadaan program pendampingan anak
berkebutuhan khusus, terapi kelompok, developing multiple intelligence, dan klinisi
Pelangi Lazuardi Kamila.
Kata kunci: Pendidikan Inklusi dan Anak Berkebutuhan Khusus
PENDAHULUAN
lainya
for
all
kebijakan
UNESCO
didengungkan
menunjukkan
dan
ke
seluruh
bahwa
yang
jawab
suatu
mendapatkan pelayanan pendidikan yang
baik
tanggung jawab seluruh masyarakat
derajat,
Tahun
berkelaian
kuat
perlu
bahwa
pada
umumnya
pendidikan
yang
sesuai
diharapkan anak berkebutuhan khusus
Dalam
dapat
berkembangan
komunikasi,
kelainan sangat berarti karena memberi
yang
normal
layanan
ketetapan tersebut bagi anak penyandang
landasan
maupun
dan kemampuan anak. Dengan model
kelainan fisik, emosional, mental, sosial”
1).
ekonomi
yang sesuai dengan minat kebutuhan,
mengikuti proses pembelajaran karena
2006:
atau
membutuhkan model layanan pendidikan
yang memiliki tingkat kesulitan dalam
Efendi,
kondisi
anak
biasa)
merupakan pendidikan bagi peserta didik
(dalam
usia
Anak berkebutuhan khusus dan
Pasal 32 disebutkan bahwa “pendidikan
luar
dengan
kelainannya.
2003 tentang sistem pendidikan Nasional
(pendidikan
sesuai
perkembangannya, tanpa memandang
bangsa-bangsa di dunia (Alma, 2008: 3).
khusus
inklusi
mempercayai bahwa semua anak berhak
masyarakat
No.20
pendidikan
berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusi
bangsa tertentu, tapi kepedulian dan
Undang-undang
konsep
kebutuhan pendidikan bagi anak-anak
itu
tidak hanya merupakan kepedulian dan
tanggung
dan
menekankan pada upaya pemenuhan
dunia,
bahwa pendidikan
pendidikan
Menurut Suparno (2007: 21),
berbagai
lainya
hal
pengajaran.
Education for all dan Higher
Education
dalam
interaksi
dibidang
sosial,
pola
bermain dan perilaku sehingga mencapai
anak
kemandirian hidup di dalam lingkungan
memperoleh
keluarga, sekolah dan masyarakat sesuai
kesempatan yang sama sebagaimana
batas
yang diberikan kepada anak normal
kemampuan
(Hadis, 2006: 102).
1
yang
dimilikinya
Dengan
Model merupakan pola (contoh,
dilaksanakannya
maka
acuan, ragam, dsb) dari sesuatu yang
berkebutuhan
akan dibuat atau dihasilkan (Depdiknas,
khusus tumbuh secara optimal sesuai
2008: 923). Sedangkan pelayanan terdiri
dengan
SD
dari kata, layan mendapat imbuhan pe-
Surakarta
an. Layan berarti membantu menyiapkan
menyadari bahwa anak-anak dengan
(mengurus) apa-apa yang diperlukan
kebutuhan khusus memerlukan terapi
seseorang. Imbuhan pe-an berfungsi
tertentu
menyatakan
program
pendidikan
diharapkan
inklusi,
anak-anak
kemampuan
Lazuardi
Kamila
untuk
mereka.
GIS
mengatasi
atau
hal.
Pelayanan
artinya
mengurangi hambatan akibat kebutuhan-
perihal atau cara melayani (Depdiknas,
kebutuhan
2008: 797).
khusus
mereka
tersebut.
Karena itu, SD Lazuardi Kamila GIS
Smith (2006: 45), mendefinisikan
Surakarta menyediakan Pusat Terapi dan
pendidikan inklusi sebagai usaha-usaha
Edukasi Pelangi Lazuardi Kamila untuk
menyatukan anak-anak yang memiliki
menyelenggarakan
hambatan dengan cara-cara yang realistis
tambahan
terapi-terapi
bagi
siswa
dan komprehensif dalam kehidupan
yang
memerlukannya.
pendidikan yang menyeluruh. Sedangkan
Berdasarkan
latar
belakang
Sapon-Shevin dalam (Suparno, 2007:
diatas, tertarik mengkaji dan perlu untuk
21),
mengadakan penelitian dalam rangka
inklusi sebagai suatu sistem layanan
penyusunan
berjudul:
pendidikan khusus yang mensyaratkan
PELAYANAN
agar semua anak berkebutuhan khusus
PENDIDIKAN INKLUSI PADA ANAK
dilayani di sekolah-sekolah terdekat di
BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi
kelas
Kasus Di SD Lazuardi Kamila Global
seusianya.
skripsi
yang
“MODEL
Islamic
School
Surakarta
Tahun
menyatakan
biasa
Anak
Pelajaran 2011/2012)”.
adalah
keunikan
LANDASAN TEORI
2
bahwa
bersama
pendidikan
teman-teman
berkebutuhan
anak-anak
tersendiri
yang
khusus
memiliki
dalam
jenis
membedakan
memperoleh data secara umum dan
mereka dari anak-anak normal pada
masalah-masalah yang berkaitan dengan
umumnya (Suparno, 2007: 1). Menurut
model pelayanan pendidikan ABK di
Efendi (2008: 2), anak berkebutuhan
program
khusus adalah anak yang memiliki
GIS Surakarta, 2) Observasi, untuk
kelainan atau penyimpangan dari rata-
mengamati letak geografis SD Lazuardi
rata anak normal dalam aspek fisik,
Kamila GIS Surakarta, kegiatan-kegiatan
mental, dan sosial, sehingga untuk
di Pusat Tumbuh Kembang dan Edukasi
mengembangkan
perlu
(PTKE) Pelangi Lazuardi Kamila, dan 3)
sesuai
Studi dokumentasi, untuk mendapatkan
karakteristiknya,
layanan
yang
potensinya
pendidikan
khusus
inklusi SD Lazuardi Kamila
data tentang struktur organisasi, tenaga
dengan karakteristiknya.
pendidikan, sarana prasarana, jumlah
ABK dari data Pusat Tumbuh Kembang
METODE PENELITIAN
adalah
dan Edukasi (PTKE) Pelangi Lazuardi
penelitian lapangan (field research).
Kamila dan data lain yang diperlukan
Penelitian
yang
dalam penelitian. Sedangkan metode
menghasilkan
data
Jenis
penelitian
ini
prosedurnya
deskriptif
analisis
yang
datanya
adalah
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
kualitatif,
orang-orang dan perilaku yang dapat
melalui tiga tahap, yaitu: reduksi data,
diamati (Moleong, 2006: 4). Pendekatan
penyajian
yang
kesimpulan (Patilima, 2005: 98-99).
digunakan
adalah
pendekatan
kualitatif deskriptif yang menggunakan
bentuk
mendalam
tentang
penelitian
yang
suatu
aspek
data,
kesimpulannya
dan
penarikan
HASIL PENELITIAN
metode studi kasus. Metode studi kasus
merupakan
penarikan
deskriptif
A. Pengelompokan Anak Berkebutuhan
Khusus di SD Lazuardi Kamila GIS
Surakarta
lingkungan sosial termasuk manusia
Tahun
Pelajaran
2011/2012
didalamnya (Nasution, 2001: 27).
Dasar
Metode pengumpulan data yang
klasifikasi
yang
digunakan di SD Lazuardi Kamila
digunakan yaitu 1) Wawancara, untuk
3
IBDK memiliki kriteria
GIS Surakarta yaitu menggunakan
standar
Diagnostic
kurang
Statistical
perhatian,
karena
Manual-IV (DSM-IV) sebagai acuan
memenuhi enam dari gejala-
dalam mengobservasi setiap calon
gejala
siswa. DSM-IV digunakan karena
Seringkali mengalami kesulitan
pengklasifikasiannya yang lengkap
dalam
dan
terhadap
banyak
diagnosis
menjadi
rujukan
dunia
selain
di
yang
ada,
yaitu:
memusatkan
b)
perhatian
tugas-tugas
atau
kegiatan bermain, e) Seringkali
International Classification Disorder
mengalami
(ICD 10) serta membantu dalam
menjalankan tugas dan kegiatan,
mengenali
f)
anak
dan
cara
kesulitan
Seringkali
dalam
kehilangan
memberikan terapi. Adapun ABK
barang/benda
penting
yang ada di SD Lazuardi Kamila GIS
tugas-tugas
dan
Surakarta, antara lain:
misalnya kehilangan permainan;
a. ADHD (Atention Deficit with
kehilangan
pemusatan
atau
kegiatan
tugas
sekolah;
kehilangan pensil, buku dan alat
Hiperactivity Disorder)
ADHD
untuk
tulis
gangguan
perhatian
lain,
g)
Seringkali
menghindar, tidak menyukai atau
disertai
hiperaktif yaitu gangguan tingkah
enggan
laku yang tidak normal disebakan
tugas-tugasa yang membutuhkan
disfungsi otak dimana individu
usaha mental yang didukung,
mengalamim
dalam
seperti menyelesaikan pekerjaan
impuls,
sekolah atau pekerjaan rumah, h)
mengendalikan
kesulitan
untuk
melaksanakan
menghambat perilaku, dan tidak
Seringkali
mampu memusatkan perhatian.
oleh rangsangan dari luar, i)
ADHD di SD Lazuardi Kamila
Seringkali
GIS Surakarta Tahun Pelajaran
menyelesaikan kegiatan sehari-
2011/2012 sebanyak lima orang,
hari.
antara lain:
4
bingung/terganggu
lekas
lupa
dalam
kurang
tetapi tidak memenuhi enam dari
memenuhi
gejala-gejala yang ada, yaitu
enam dari gejala-gejala yang ada,
ditunjukkan dengan adanya dua
yaitu:
gagal
gejala yang sama dari gejala
baik-baik
hiperaktivitas ditandai dengan b)
CD
perhatian,
kriteria
karena
a)
Seringkali
memperhatikan
terhadap sesuatu yang detail atau
Sering
membuat
kesalahan
duduk di dalam kelas atau dalam
sembrono
dalam
yang
meninggalkan
situasi
pekerjaan
lainnya
dimana
sekolah dan kegiatan-kegiatan
diharapkan
lainnya, b) Seringkali mengalami
duduk, d) Sering mengalami
kesulitan
memusatkan
kesulitan dalam bermain atau
perhatian terhadap tugas-tugas
terlibat dalam kegiatan senggang
atau
e)
secara tenang; sedangkan gejala
Seringkali mengalami kesulitan
Impulisifitas ditandai dengan b)
dalam menjalankan tugas
Mereka
sering
kesulitan
menanti giliran,
dalam
kegiatan
kegiatan,
g)
bermain,
dan
Seringkali
agar
tempat
tetap
mengalami
c)
menghindar, tidak menyukai atau
Mereka
enggan
melaksanakan
atau mengganggu orang lain,
tugas-tugas yang membutuhkan
misalnya memotong pembicaraan
usaha mental yang didukung,
atau permainan. Selain itu juga
seperti menyelesaikan pekerjaan
ada gejala yang mengindikasikan
sekolah atau pekerjaan rumah, h)
pada kriteria kurang perhatian,
Seringkali
yaitu pada poin e) Seringkali
untuk
binggung/terganggu
sering
anak
menginterupsi
oleh rangsangan dari luar, i)
mengalami
Seringkali
menjalankan tugas dan kegiatan.
lekas
lupa
dalam
FIP
menyelesaikan kegiatan seharikurang
hari.
kesulitan
memiliki
perhatian,
dalam
kriteria
karena
MPAZ memiliki kriteria
memenuhi enam atau lebih dari
hiperaktivitas impulsivitas, akan
gejala-gejala yang ada, yaitu: a)
5
KSD memiliki kriteria
Seringkali gagal memperhatikan
baik-baik terhadap sesuatu yang
kurang
detail atau membuat kesalahan
memenuhi enam atau lebih dari
yang sembrono dalam pekerjaan
gejala-gejala yang ada, yaitu: a)
sekolah dan kegiatan-kegiatan
Seringkali gagal memperhatikan
lainnya, b) Seringkali mengalami
baik-baik terhadap sesuatu yang
kesulitan
memusatkan
detail atau membuat kesalahan
perhatian terhadap tugas-tugas
yang sembrono dalam pekerjaan
atau
e)
sekolah dan kegiatan-kegiatan
Seringkali mengalami kesulitan
lainnya, e) Seringkali mengalami
dalam menjalankan tugas
kesulitan
dalam
kegiatan
bermain,
dan
perhatian,
dalam
karena
menjalankan
Seringkali
tugas dan kegiatan, f) Seringkali
kehilangan barang/benda penting
kehilangan barang/benda penting
untuk tugas-tugas dan kegiatan
untuk tugas-tugas dan kegiatan
misalnya kehilangan permainan;
misalnya kehilangan permainan;
kehilangan
kehilangan
kegiatan,
f)
tugas
sekolah;
tugas
sekolah;
kehilangan pensil, buku, dan alat
kehilangan pensil, buku dan alat
tulis
tulis
lain,
g)
Seringkali
lain,
g)
Seringkali
menghindar, tidak menyukai atau
menghindar, tidak menyukai atau
enggan
enggan
untuk
melaksanakan
untuk
melaksanakan
tugas-tugas yang membutuhkan
tugas-tugasa yang membutuhkan
usaha mental yang didukung,
usaha mental yang didukung,
seperti menyelesaikan pekerjaan
seperti menyelesaikan pekerjaan
sekolah atau pekerjaan rumah, h)
sekolah atau pekerjaan rumah, h)
Seringkali
Seringkali
binggung/terganggu
binggung/terganggu
oleh rangsangan dari luar, i)
oleh rangsangan dari luar, i)
Seringkali
Seringkali
lekas
lupa
dalam
lupa
dalam
menyelesaikan kegiatan sehari-
menyelesaikan kegiatan sehari-
hari.
hari,
6
b.
yang dipertahankan dan diulang-
Autism
Anak
autistik
ulang dari perilaku, minat dan
adalah
mereka yang berkecenderungan
kegiatan
hidup dalam dunianya sendiri,
Mempertahankan
kesulitan
belajar
atau lebih, dengan cara yang khas
berkomunikasi secara verbal dan
dan berlebih-lebihan, 3) Ada
nonverbal,
menyakiti
gerakan-gerakan yang khas dan
dirinya sendiri dan berperilaku
diulang-ulang, 4) sering terpukau
stereotype.
pada bagian-bagian benda.
untuk
suka
BAS
gangguan
siswa
autism
yaitu
poin:
satu
1)
minat
c. Low Vision
dengan
Gangguan
memiliki
penglihatan
karakteristik: tiga gejala dari
adalah multifungsi di mata atau
gangguan
dalam
saraf optik yang menghambat
interaksi sosial yang timbal balik
mereka melihat secara normal
yaitu poin: 1) Tidak mampu
meskipun
menjalin Tidak mampu menjalin
mata.
interaksi
gangguan penglihatan adalah low
kualitatif
sosial
yang
cukup
mengenakan
kaca
Salah satu klasifikasi
memadai: kontak mata sangat
vision
kurang, ekspresi muka kurang
tunanetra
hidup, gerak gerik yang kurang
ketajaman penglihatan 6/20m-
tertuju, 2) Tidak bisa bermain
6/60m.
dengan
gangguan low vision memiliki
teman
sebaya,
4)
(Kurang
lihat),
yang
TA
siswa
yaitu
memiliki
dengan
Kurangnya hubungan sosial dan
karakteristik:
emosional yang timbal balik; satu
penglihatan samar-samar untuk
gejala dari gangguan kualitatif
jarak dekat atau jauh (myopi,
dalam bidang komunikasi yaitu
hypermiopi
poin: 3) Sering menggunakan
astigmatisma)
bahasa yang aneh dan diulang-
termasuk
ulang; tiga gejala dari satu pola
penglihatan
7
memiliki
ataupun
dalam
hal
ini
myopi,
medan
yang
terbatas
(misalnya hanya jelas melihat
retardasi mental tipe klinis pada
tepi/perifer atau sentral) karena
fisik
untuk mengikuti pembelajaran
genetik, umumnya mempunyai
yang disampaikan secara tertulis
kromosom ekstra (ke-47). MZ
di papan tulis perlu pendamping
siswa dengan gangguan suspect
yang mengarahkannya.
down
yang diturunkan secara
syndrom
karakteristik antara lain: tidak
d. Learning Disability
mengikuti perintah kadang suka
Learning disability yaitu
anak dengan kesulitan dalam
menolak,
proses-proses
pertanyaan,
(misalnya
memiliki
kognitif
dalam
khusus
perlu
motivasi
persepsi,
pengulangan
memerlukan
dan
arahan
dalam
bahasa, atau memori) yang tidak
menyelesaikan
dapat diatribusikan ke dalam
kemampuan motorik kasar dasar
bentuk-bentuk hambatan yang
belum optimal, tidak mampu
lain
bertahan lama ketika beraktivitas,
seperti
keterbelakangan
mental, gangguan emosi atau
rasa
perilaku atau gangguan sensori.
barang
MS
tugas,
kepemilikan
pribadi
mengenai
masih
perlu
dengan
gangguan
ditingkatkan,
disability
memiliki
konsentrasi
keterampilan
terdistraksi,
suka
membaca yang buruk, strategi
cenderung
menunggu
belajar dan memori yang tidak
ketika melakukan sesuatu.
siswa
learning
karakteristik:
yang
yang
mudah
melamun
intruksi
SD Lazuardi Kamila GIS
melibatkan
penalaran abstrak, keterampilan
terdapat
motorik dan sosial yang buruk.
gangguan lain, diantaranya:
anak
f. Development
e. Down Syndrome
Down
dan
Selain klasifikasi di atas, di
efektif, kesulitan menyelesaikan
tugas-tugas
atensi
Disorder
syndrom
merupakan salah satu bentuk
8
yang
juga
mengalami
Coordination
MFR
siswa
gangguan
dengan kegiatannya sendiri, suka
dengan
melamun,
development
perilaku
coordination disorder (gangguan
dirumah
perkembangan motorik) memiliki
cenderung
karakteristik, antara lain: pada
cenderung pasif ketika bermain,
saat aktivitas pergi begitu saja
daya tahan ketika melakukan
tanpa ijin, ketika bertanya atau
aktivitas motorik masih kurang,
minta
mudah capek, dan gerakan ketika
tolong
menggunakan
cenderung
isyarat,
masih
ketika
mencari
melakukan
ketika
inkonsisten,
aktivitas
perhatian,
motorik
diberi tugas yang agak sulit
masih kaku, kurang fokus ketika
terkadang
dan
melakukan aktivitas, kurangnya
mengeluh, komunikasi terkadang
koordinasi dan kontrol postural,
kurang
kesulitan untuk mengingat materi
menawar
jelas,
atensi
dan
konsentrasi mudah terdistraksi
akademik,
pada saat melakukan aktivitas,
oleh lingkungan yang ramai,
sering
kesulitan menceritakan peristiwa
terbolak
menyebutkan
ketika
waktu
menceritakan
balik
mudah
terdistraksi
secara runtut.
kejadian
h. Disfungtion Sensory Integration
sebuah
peristiwa, sering lupa apabila
FPK dengan gangguan
tidak di ulang kembali, memori
disfungtion sensory integration
jangka panjang belum bagus.
(ketidakmampuan anak dalam
g. Suspect
menyeimbangkan
Development
sensori
Coordination Disorder
KR
siswa
yang
input-input
diterimanya),
memiliki karakteristik: terlihat
dengan
gangguan suspect development
tidak
coordination disorder memiliki
kemampuan motorik kasar dasar
karakteristik,
dan motorik halus, kurangnya
antara
lain:
ekspresif,
kurangnya
kurangnya kepercayaan diri keika
keseimbangan
tampil di depan kelas, asyik
membutuhkan waktu yang lebih
9
tubuh,
sesuatu,
Pada program ini kegiatan
dan
yang dilakukan oleh tim terapis,
konsentrasi, menunggu intruksi
antara lain: 1) Observasi ABK,
untuk melakukan sesuatu.
2) Home Visit, 3) Pembuatan IEP
B. Model Pelayanan Pendidikan Inklusi
(Individualized Education Plan),
dalam
melakukan
kurangnya
di
SD
atensi
Lazuardi
Surakarta
Kamila
Tahun
4)
GIS
Pertemuan
IEP,
terapis
pendamping menghubungi orang
Pelajaran
tua,
2011/2012
wali
kelas,
koordinator
terapis, kepala sekolah (apabila
Model layanan kelas inklusi
yang di terapkan di SD Lazuardi
diperlukan)
Kamila GIS adalah kelas reguler pull
mengenai IEP, 5) Pembuatan
out, yaitu dimana anak-anak dengan
IEP,
kebutuhan khusus belajar bersama-
meliputi: a) Pelaksanaan harian
sama dengan anak normal di kelas
IEP; b) Dokumentasi harian IEP,
reguler namun dalam waktu-waktu
7)
tertentu anak berkebutuhan khusus
Pelaporan
belajar
Evaluasi
di
ruang
bersama
khusus/pelangi
dengan
Pelaksanaan
IEP,
IEP;
8)
meliputi:
a)
b)
special
Terapi
berupa
anak
khusus,
EHB,
Pembuatan
moment
b. Terapi Kelompok
bagi ABK, antara lain:
pendampingan
IEP,
book.
Kamila juga menyediakan program
berkebutuhan
Pelaksanaan
Pembuatan
Selain itu, di SD Lazuardi
program
membahas
laporan IEP; c) Konseling IEP, 9)
guru
pendamping/terapis.
layanan
6)
untuk
kelompok
kegiatan
bisa
berurutan
terapi
maupun kegiatan tunggal. Tujuan
kelompok,
developing
multiple
dari pada terapi kelompok ini
intelligence,
dan
Pelangi
adalah
klinisi
meningkatkan
kemampuan ABK, terutama pada
Lazuardi Kamila.
a. Program Pendampingan
untuk
area sosialisasi.
Anak
c. Developing Multiple Intelligence
Berkebutuhan Khusus
10
multiple
diberikan kepada sisiwa internal
intelligence merupakan program
dan bagi eksternal dengan biaya
pengembangan kecerdasan yang
mandiri dari pasien; 5) Evaluasi
menonjol pada ABK, program-
dan
programnya meliputi: 1) Daily
mengevaluasi program yang telah
developing multiple intelligence,
dibuat dan pelaksanaan dilakukan
2) Berenang, 3) Musik , dan 4)
tiga bulan sekali; 6) Sosialisasi
Komputer.
klinisi Pelangi Lazuardi Kamila.
Developing
d. Klinisi Pelangi Lazuardi Kamila
1. Pengelompokan Anak Berkebutuhan
Lazuardi Kamila meliputi: 1)
Khusus di SD Lazuardi Kamila GIS
Observasi dan assesment klinisi
Surakarta
mencakup: (a) Okupasi terapi, (b)
2)
jadwal
Pelaksanaan
klinisi;
program
Dasar
digunakan
4)
Kamila
di
sesuai dengan hasil observasi dan
program
observasi
dan
sesuai
mengobservasi
Surakarta
yaitu
standar
Diagnostic
Manual-IV
(DSM-IV).
Lazuardi
antara
low
Kamila
lain:
vision,
GIS
ADHD,
learning
disability, suspect down syndrom,
ini
development coordination disorder,
suspect development coordination
melaksanakan
klinisi
SD
autism,
dilaksanakan pada pukul 14.00terapis
GIS
Surakarta,
kepada
siswa internal, (b) Sebagai klinik
16.00.
yang
Anak berkebutuhan khusus yang ada
melaksanakan program klinisi
program
dalam
Statistical
jam belajar mengajar. Terapis
mandiri,
klasifikasi
menggunakan
program ini dilaksanakan saat
diberikan
Pelajaran
setiap calon siswa di SD Lazuardi
klinisi,
mencakup: (a) Sebagai fasilitas,
pelayanan
Tahun
2011/2012
Konseling
pediatri; 3) Pembuatan program
dan
terapis
SIMPULAN
Program klinisi pelangi
Terapi wicara;
Konseling,
disorder,
hasil
integration.
pelayanan
11
disfungtion
sensory
2. Bagi Pusat Terapi Lazuardi Kamila,
2. Model Pelayanan Pendidikan Inklusi
pada Anak Berkebutuhan Khusus di
terus
SD Lazuardi Kamila GIS Surakarta
program yang ada.
agar lebih sabar dalam menangani
SD Lazuardi Kamila GIS
sistem
berbagai
3. Bagi Guru kelas, Guru pendamping,
Tahun Pelajaran 2011/2012
melaksanakan
mengembangkan
anak berkebutuhan khusus.
pendidikan
yang berbasisi inklusi dengan model
DAFTAR PUSTAKA
penyelenggaraan reguler pull out,
Alma, Buchari; Ratih Huriyati. 2008.
Manajemen
Corporate
&
Strategi
Pemasaran
Jasa
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Baihaqi
dan
Sugiarmin.
2008.
Memehami Dam Membantu
Anak ADHD. Bandung: Refika
Aditama
Depatermen Pendidikan Nasional. 2008.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi
Keempat.
Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Efendi, Muhammad. 2006. Pengantar
Psikopedagogik
Anak
Berkelainan. Jakarta: Bumi
Aksara
Hadis, Abdul. 2006. Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus Autistik.
Bandung: Alfabeta
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Rosda Karya
Nasution. 2001. Metode Research.
Jakarta: Bumi Aksara
Patilima, Hamid. 2005. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta
Smith, J. David. 2006. Inklusi, Sekolah
Ramah Anak. Bandung: Nuansa
Suparno. 2007. Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus. Jakarta:
Direktorat
yaitu
dimana
anak-anak
dengan
kebutuhan khusus belajar bersamasama dengan anak normal di kelas
reguler namun dalam waktu-waktu
tertentu anak berkebutuhan khusus
belajar
di
ruang
bersama
khusus/pelangi
dengan
guru
pendamping/terapis. Serta pengadaan
program-program
program
lain,
seperti:
pendampingan
berkebutuhan
khusus,
anak
terapi
kelompok,
developing
multiple
intelligence,
dan
Pelangi
klinisi
Lazuardi Kamila.
SARAN
1. Bagi Kepala Sekolah, disarankan
agar kepala sekolah melengkapi
kebutuhan alat-alat penunjang untuk
kegiatan terapi.
12
BERKEBUTUHAN KHUSUS
(Studi Kasus Di Sekolah Dasar Lazuardi Kamila Global Islamic School
Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Oleh:
LUSIKA ZUKAWATI
G 000 080 054
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS AGAMA ISLAM
Jl. A. Yani. Tromol Pos I. Pabelan Kartasura Telp (0271) 717417, 719483 Fax 715448 Surakarta 57102
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yan bertanda tanan di bawah ini penbimbing skripsi/tugas akhir:
Nama
: 1. Dr. Abdullah Aly. M. Ag.
2. Drs. M. Darojat Ariyanto, M. Ag.
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan
skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama
NIM
Fakultas
Program Studi
Judul
:
:
:
:
:
Lusika Zukawati
G 000 080 054
Agama Islam
Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Model Pelayanan Pendidikan Inklusi pada Anak
Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus di Sekolah Dasar
Lazuardi Kamila Global Islamic School Surakarta Tahun
Pelajaran 2011/2012)
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 13 Maret 2013
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Abdullah Aly, M.Ag.
Drs. M. Darojat Ariyanto, M.Ag.
ii
ABSTRAK
Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang memiliki kelainan atau
penyimpangan dari rata-rata anak normal dalam aspek fisik, mental, dan sosial,
sehingga untuk mengembangkan potensinya perlu layanan pendidikan khusus sesuai
dengan karakteristiknya. Pendidikan inklusi sebagai suatu sistem layanan pendidikan
khusus yang mensyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus dilayani di
sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya.
Permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimanakah pengelompokan dan
model pelayanan yang diterapkan untuk anak berkebutuhan khusus di SD Lazuardi
Kamila GIS Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan
pengelompokan anak berkebutuhan khusus dan model pelayanan yang diterapkan
untuk anak berkebutuhan khusus di SD Lazuardi Kamila GIS Surakarta. Manfaat
teoritis dari penelitian ini adalah menambah khasanah pengetahuan tentang sistem
pendidikan dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.
Sedangkan secara praktis adalah dapat memberikan masukan kepada SD Lazuardi
Kamila GIS dalam melaksanakan program inklusi yang lebih optimal, serta bagi
Depdiknas dan lembaga-lembaga terkait sebagai bahan dalam mengambil kebijakan
demi suksesnya program pendidikan inklusi dan pemerataan pendidikan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research). Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Metode analisis datanya adalah deskriptif kualitatif, sedangkan
penarikan kesimpulannya melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Penelitian menyimpulkan bahwa: pertama, dasar pengelompokan anak
berkebutuhan khusus di SD Lazuardi Kamila GIS Surakarta yaitu menggunakan
standar Diagnostic Statistical Manual-IV (DSM-IV) sebagai acuan dalam
mengobservasi setiap calon siswa. Adapun anak berkebutuhan khusus yang ada di SD
Lazuardi Kamila GIS Surakarta, antara lain: ADHD, autism, low vision, learning
disability, suspect down syndrom, development coordination disorder, suspect
development coordination disorder, disfungtion sensory integration. Kedua, model
penyelenggaraan reguler pull out, pengadaan program pendampingan anak
berkebutuhan khusus, terapi kelompok, developing multiple intelligence, dan klinisi
Pelangi Lazuardi Kamila.
Kata kunci: Pendidikan Inklusi dan Anak Berkebutuhan Khusus
PENDAHULUAN
lainya
for
all
kebijakan
UNESCO
didengungkan
menunjukkan
dan
ke
seluruh
bahwa
yang
jawab
suatu
mendapatkan pelayanan pendidikan yang
baik
tanggung jawab seluruh masyarakat
derajat,
Tahun
berkelaian
kuat
perlu
bahwa
pada
umumnya
pendidikan
yang
sesuai
diharapkan anak berkebutuhan khusus
Dalam
dapat
berkembangan
komunikasi,
kelainan sangat berarti karena memberi
yang
normal
layanan
ketetapan tersebut bagi anak penyandang
landasan
maupun
dan kemampuan anak. Dengan model
kelainan fisik, emosional, mental, sosial”
1).
ekonomi
yang sesuai dengan minat kebutuhan,
mengikuti proses pembelajaran karena
2006:
atau
membutuhkan model layanan pendidikan
yang memiliki tingkat kesulitan dalam
Efendi,
kondisi
anak
biasa)
merupakan pendidikan bagi peserta didik
(dalam
usia
Anak berkebutuhan khusus dan
Pasal 32 disebutkan bahwa “pendidikan
luar
dengan
kelainannya.
2003 tentang sistem pendidikan Nasional
(pendidikan
sesuai
perkembangannya, tanpa memandang
bangsa-bangsa di dunia (Alma, 2008: 3).
khusus
inklusi
mempercayai bahwa semua anak berhak
masyarakat
No.20
pendidikan
berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusi
bangsa tertentu, tapi kepedulian dan
Undang-undang
konsep
kebutuhan pendidikan bagi anak-anak
itu
tidak hanya merupakan kepedulian dan
tanggung
dan
menekankan pada upaya pemenuhan
dunia,
bahwa pendidikan
pendidikan
Menurut Suparno (2007: 21),
berbagai
lainya
hal
pengajaran.
Education for all dan Higher
Education
dalam
interaksi
dibidang
sosial,
pola
bermain dan perilaku sehingga mencapai
anak
kemandirian hidup di dalam lingkungan
memperoleh
keluarga, sekolah dan masyarakat sesuai
kesempatan yang sama sebagaimana
batas
yang diberikan kepada anak normal
kemampuan
(Hadis, 2006: 102).
1
yang
dimilikinya
Dengan
Model merupakan pola (contoh,
dilaksanakannya
maka
acuan, ragam, dsb) dari sesuatu yang
berkebutuhan
akan dibuat atau dihasilkan (Depdiknas,
khusus tumbuh secara optimal sesuai
2008: 923). Sedangkan pelayanan terdiri
dengan
SD
dari kata, layan mendapat imbuhan pe-
Surakarta
an. Layan berarti membantu menyiapkan
menyadari bahwa anak-anak dengan
(mengurus) apa-apa yang diperlukan
kebutuhan khusus memerlukan terapi
seseorang. Imbuhan pe-an berfungsi
tertentu
menyatakan
program
pendidikan
diharapkan
inklusi,
anak-anak
kemampuan
Lazuardi
Kamila
untuk
mereka.
GIS
mengatasi
atau
hal.
Pelayanan
artinya
mengurangi hambatan akibat kebutuhan-
perihal atau cara melayani (Depdiknas,
kebutuhan
2008: 797).
khusus
mereka
tersebut.
Karena itu, SD Lazuardi Kamila GIS
Smith (2006: 45), mendefinisikan
Surakarta menyediakan Pusat Terapi dan
pendidikan inklusi sebagai usaha-usaha
Edukasi Pelangi Lazuardi Kamila untuk
menyatukan anak-anak yang memiliki
menyelenggarakan
hambatan dengan cara-cara yang realistis
tambahan
terapi-terapi
bagi
siswa
dan komprehensif dalam kehidupan
yang
memerlukannya.
pendidikan yang menyeluruh. Sedangkan
Berdasarkan
latar
belakang
Sapon-Shevin dalam (Suparno, 2007:
diatas, tertarik mengkaji dan perlu untuk
21),
mengadakan penelitian dalam rangka
inklusi sebagai suatu sistem layanan
penyusunan
berjudul:
pendidikan khusus yang mensyaratkan
PELAYANAN
agar semua anak berkebutuhan khusus
PENDIDIKAN INKLUSI PADA ANAK
dilayani di sekolah-sekolah terdekat di
BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi
kelas
Kasus Di SD Lazuardi Kamila Global
seusianya.
skripsi
yang
“MODEL
Islamic
School
Surakarta
Tahun
menyatakan
biasa
Anak
Pelajaran 2011/2012)”.
adalah
keunikan
LANDASAN TEORI
2
bahwa
bersama
pendidikan
teman-teman
berkebutuhan
anak-anak
tersendiri
yang
khusus
memiliki
dalam
jenis
membedakan
memperoleh data secara umum dan
mereka dari anak-anak normal pada
masalah-masalah yang berkaitan dengan
umumnya (Suparno, 2007: 1). Menurut
model pelayanan pendidikan ABK di
Efendi (2008: 2), anak berkebutuhan
program
khusus adalah anak yang memiliki
GIS Surakarta, 2) Observasi, untuk
kelainan atau penyimpangan dari rata-
mengamati letak geografis SD Lazuardi
rata anak normal dalam aspek fisik,
Kamila GIS Surakarta, kegiatan-kegiatan
mental, dan sosial, sehingga untuk
di Pusat Tumbuh Kembang dan Edukasi
mengembangkan
perlu
(PTKE) Pelangi Lazuardi Kamila, dan 3)
sesuai
Studi dokumentasi, untuk mendapatkan
karakteristiknya,
layanan
yang
potensinya
pendidikan
khusus
inklusi SD Lazuardi Kamila
data tentang struktur organisasi, tenaga
dengan karakteristiknya.
pendidikan, sarana prasarana, jumlah
ABK dari data Pusat Tumbuh Kembang
METODE PENELITIAN
adalah
dan Edukasi (PTKE) Pelangi Lazuardi
penelitian lapangan (field research).
Kamila dan data lain yang diperlukan
Penelitian
yang
dalam penelitian. Sedangkan metode
menghasilkan
data
Jenis
penelitian
ini
prosedurnya
deskriptif
analisis
yang
datanya
adalah
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
kualitatif,
orang-orang dan perilaku yang dapat
melalui tiga tahap, yaitu: reduksi data,
diamati (Moleong, 2006: 4). Pendekatan
penyajian
yang
kesimpulan (Patilima, 2005: 98-99).
digunakan
adalah
pendekatan
kualitatif deskriptif yang menggunakan
bentuk
mendalam
tentang
penelitian
yang
suatu
aspek
data,
kesimpulannya
dan
penarikan
HASIL PENELITIAN
metode studi kasus. Metode studi kasus
merupakan
penarikan
deskriptif
A. Pengelompokan Anak Berkebutuhan
Khusus di SD Lazuardi Kamila GIS
Surakarta
lingkungan sosial termasuk manusia
Tahun
Pelajaran
2011/2012
didalamnya (Nasution, 2001: 27).
Dasar
Metode pengumpulan data yang
klasifikasi
yang
digunakan di SD Lazuardi Kamila
digunakan yaitu 1) Wawancara, untuk
3
IBDK memiliki kriteria
GIS Surakarta yaitu menggunakan
standar
Diagnostic
kurang
Statistical
perhatian,
karena
Manual-IV (DSM-IV) sebagai acuan
memenuhi enam dari gejala-
dalam mengobservasi setiap calon
gejala
siswa. DSM-IV digunakan karena
Seringkali mengalami kesulitan
pengklasifikasiannya yang lengkap
dalam
dan
terhadap
banyak
diagnosis
menjadi
rujukan
dunia
selain
di
yang
ada,
yaitu:
memusatkan
b)
perhatian
tugas-tugas
atau
kegiatan bermain, e) Seringkali
International Classification Disorder
mengalami
(ICD 10) serta membantu dalam
menjalankan tugas dan kegiatan,
mengenali
f)
anak
dan
cara
kesulitan
Seringkali
dalam
kehilangan
memberikan terapi. Adapun ABK
barang/benda
penting
yang ada di SD Lazuardi Kamila GIS
tugas-tugas
dan
Surakarta, antara lain:
misalnya kehilangan permainan;
a. ADHD (Atention Deficit with
kehilangan
pemusatan
atau
kegiatan
tugas
sekolah;
kehilangan pensil, buku dan alat
Hiperactivity Disorder)
ADHD
untuk
tulis
gangguan
perhatian
lain,
g)
Seringkali
menghindar, tidak menyukai atau
disertai
hiperaktif yaitu gangguan tingkah
enggan
laku yang tidak normal disebakan
tugas-tugasa yang membutuhkan
disfungsi otak dimana individu
usaha mental yang didukung,
mengalamim
dalam
seperti menyelesaikan pekerjaan
impuls,
sekolah atau pekerjaan rumah, h)
mengendalikan
kesulitan
untuk
melaksanakan
menghambat perilaku, dan tidak
Seringkali
mampu memusatkan perhatian.
oleh rangsangan dari luar, i)
ADHD di SD Lazuardi Kamila
Seringkali
GIS Surakarta Tahun Pelajaran
menyelesaikan kegiatan sehari-
2011/2012 sebanyak lima orang,
hari.
antara lain:
4
bingung/terganggu
lekas
lupa
dalam
kurang
tetapi tidak memenuhi enam dari
memenuhi
gejala-gejala yang ada, yaitu
enam dari gejala-gejala yang ada,
ditunjukkan dengan adanya dua
yaitu:
gagal
gejala yang sama dari gejala
baik-baik
hiperaktivitas ditandai dengan b)
CD
perhatian,
kriteria
karena
a)
Seringkali
memperhatikan
terhadap sesuatu yang detail atau
Sering
membuat
kesalahan
duduk di dalam kelas atau dalam
sembrono
dalam
yang
meninggalkan
situasi
pekerjaan
lainnya
dimana
sekolah dan kegiatan-kegiatan
diharapkan
lainnya, b) Seringkali mengalami
duduk, d) Sering mengalami
kesulitan
memusatkan
kesulitan dalam bermain atau
perhatian terhadap tugas-tugas
terlibat dalam kegiatan senggang
atau
e)
secara tenang; sedangkan gejala
Seringkali mengalami kesulitan
Impulisifitas ditandai dengan b)
dalam menjalankan tugas
Mereka
sering
kesulitan
menanti giliran,
dalam
kegiatan
kegiatan,
g)
bermain,
dan
Seringkali
agar
tempat
tetap
mengalami
c)
menghindar, tidak menyukai atau
Mereka
enggan
melaksanakan
atau mengganggu orang lain,
tugas-tugas yang membutuhkan
misalnya memotong pembicaraan
usaha mental yang didukung,
atau permainan. Selain itu juga
seperti menyelesaikan pekerjaan
ada gejala yang mengindikasikan
sekolah atau pekerjaan rumah, h)
pada kriteria kurang perhatian,
Seringkali
yaitu pada poin e) Seringkali
untuk
binggung/terganggu
sering
anak
menginterupsi
oleh rangsangan dari luar, i)
mengalami
Seringkali
menjalankan tugas dan kegiatan.
lekas
lupa
dalam
FIP
menyelesaikan kegiatan seharikurang
hari.
kesulitan
memiliki
perhatian,
dalam
kriteria
karena
MPAZ memiliki kriteria
memenuhi enam atau lebih dari
hiperaktivitas impulsivitas, akan
gejala-gejala yang ada, yaitu: a)
5
KSD memiliki kriteria
Seringkali gagal memperhatikan
baik-baik terhadap sesuatu yang
kurang
detail atau membuat kesalahan
memenuhi enam atau lebih dari
yang sembrono dalam pekerjaan
gejala-gejala yang ada, yaitu: a)
sekolah dan kegiatan-kegiatan
Seringkali gagal memperhatikan
lainnya, b) Seringkali mengalami
baik-baik terhadap sesuatu yang
kesulitan
memusatkan
detail atau membuat kesalahan
perhatian terhadap tugas-tugas
yang sembrono dalam pekerjaan
atau
e)
sekolah dan kegiatan-kegiatan
Seringkali mengalami kesulitan
lainnya, e) Seringkali mengalami
dalam menjalankan tugas
kesulitan
dalam
kegiatan
bermain,
dan
perhatian,
dalam
karena
menjalankan
Seringkali
tugas dan kegiatan, f) Seringkali
kehilangan barang/benda penting
kehilangan barang/benda penting
untuk tugas-tugas dan kegiatan
untuk tugas-tugas dan kegiatan
misalnya kehilangan permainan;
misalnya kehilangan permainan;
kehilangan
kehilangan
kegiatan,
f)
tugas
sekolah;
tugas
sekolah;
kehilangan pensil, buku, dan alat
kehilangan pensil, buku dan alat
tulis
tulis
lain,
g)
Seringkali
lain,
g)
Seringkali
menghindar, tidak menyukai atau
menghindar, tidak menyukai atau
enggan
enggan
untuk
melaksanakan
untuk
melaksanakan
tugas-tugas yang membutuhkan
tugas-tugasa yang membutuhkan
usaha mental yang didukung,
usaha mental yang didukung,
seperti menyelesaikan pekerjaan
seperti menyelesaikan pekerjaan
sekolah atau pekerjaan rumah, h)
sekolah atau pekerjaan rumah, h)
Seringkali
Seringkali
binggung/terganggu
binggung/terganggu
oleh rangsangan dari luar, i)
oleh rangsangan dari luar, i)
Seringkali
Seringkali
lekas
lupa
dalam
lupa
dalam
menyelesaikan kegiatan sehari-
menyelesaikan kegiatan sehari-
hari.
hari,
6
b.
yang dipertahankan dan diulang-
Autism
Anak
autistik
ulang dari perilaku, minat dan
adalah
mereka yang berkecenderungan
kegiatan
hidup dalam dunianya sendiri,
Mempertahankan
kesulitan
belajar
atau lebih, dengan cara yang khas
berkomunikasi secara verbal dan
dan berlebih-lebihan, 3) Ada
nonverbal,
menyakiti
gerakan-gerakan yang khas dan
dirinya sendiri dan berperilaku
diulang-ulang, 4) sering terpukau
stereotype.
pada bagian-bagian benda.
untuk
suka
BAS
gangguan
siswa
autism
yaitu
poin:
satu
1)
minat
c. Low Vision
dengan
Gangguan
memiliki
penglihatan
karakteristik: tiga gejala dari
adalah multifungsi di mata atau
gangguan
dalam
saraf optik yang menghambat
interaksi sosial yang timbal balik
mereka melihat secara normal
yaitu poin: 1) Tidak mampu
meskipun
menjalin Tidak mampu menjalin
mata.
interaksi
gangguan penglihatan adalah low
kualitatif
sosial
yang
cukup
mengenakan
kaca
Salah satu klasifikasi
memadai: kontak mata sangat
vision
kurang, ekspresi muka kurang
tunanetra
hidup, gerak gerik yang kurang
ketajaman penglihatan 6/20m-
tertuju, 2) Tidak bisa bermain
6/60m.
dengan
gangguan low vision memiliki
teman
sebaya,
4)
(Kurang
lihat),
yang
TA
siswa
yaitu
memiliki
dengan
Kurangnya hubungan sosial dan
karakteristik:
emosional yang timbal balik; satu
penglihatan samar-samar untuk
gejala dari gangguan kualitatif
jarak dekat atau jauh (myopi,
dalam bidang komunikasi yaitu
hypermiopi
poin: 3) Sering menggunakan
astigmatisma)
bahasa yang aneh dan diulang-
termasuk
ulang; tiga gejala dari satu pola
penglihatan
7
memiliki
ataupun
dalam
hal
ini
myopi,
medan
yang
terbatas
(misalnya hanya jelas melihat
retardasi mental tipe klinis pada
tepi/perifer atau sentral) karena
fisik
untuk mengikuti pembelajaran
genetik, umumnya mempunyai
yang disampaikan secara tertulis
kromosom ekstra (ke-47). MZ
di papan tulis perlu pendamping
siswa dengan gangguan suspect
yang mengarahkannya.
down
yang diturunkan secara
syndrom
karakteristik antara lain: tidak
d. Learning Disability
mengikuti perintah kadang suka
Learning disability yaitu
anak dengan kesulitan dalam
menolak,
proses-proses
pertanyaan,
(misalnya
memiliki
kognitif
dalam
khusus
perlu
motivasi
persepsi,
pengulangan
memerlukan
dan
arahan
dalam
bahasa, atau memori) yang tidak
menyelesaikan
dapat diatribusikan ke dalam
kemampuan motorik kasar dasar
bentuk-bentuk hambatan yang
belum optimal, tidak mampu
lain
bertahan lama ketika beraktivitas,
seperti
keterbelakangan
mental, gangguan emosi atau
rasa
perilaku atau gangguan sensori.
barang
MS
tugas,
kepemilikan
pribadi
mengenai
masih
perlu
dengan
gangguan
ditingkatkan,
disability
memiliki
konsentrasi
keterampilan
terdistraksi,
suka
membaca yang buruk, strategi
cenderung
menunggu
belajar dan memori yang tidak
ketika melakukan sesuatu.
siswa
learning
karakteristik:
yang
yang
mudah
melamun
intruksi
SD Lazuardi Kamila GIS
melibatkan
penalaran abstrak, keterampilan
terdapat
motorik dan sosial yang buruk.
gangguan lain, diantaranya:
anak
f. Development
e. Down Syndrome
Down
dan
Selain klasifikasi di atas, di
efektif, kesulitan menyelesaikan
tugas-tugas
atensi
Disorder
syndrom
merupakan salah satu bentuk
8
yang
juga
mengalami
Coordination
MFR
siswa
gangguan
dengan kegiatannya sendiri, suka
dengan
melamun,
development
perilaku
coordination disorder (gangguan
dirumah
perkembangan motorik) memiliki
cenderung
karakteristik, antara lain: pada
cenderung pasif ketika bermain,
saat aktivitas pergi begitu saja
daya tahan ketika melakukan
tanpa ijin, ketika bertanya atau
aktivitas motorik masih kurang,
minta
mudah capek, dan gerakan ketika
tolong
menggunakan
cenderung
isyarat,
masih
ketika
mencari
melakukan
ketika
inkonsisten,
aktivitas
perhatian,
motorik
diberi tugas yang agak sulit
masih kaku, kurang fokus ketika
terkadang
dan
melakukan aktivitas, kurangnya
mengeluh, komunikasi terkadang
koordinasi dan kontrol postural,
kurang
kesulitan untuk mengingat materi
menawar
jelas,
atensi
dan
konsentrasi mudah terdistraksi
akademik,
pada saat melakukan aktivitas,
oleh lingkungan yang ramai,
sering
kesulitan menceritakan peristiwa
terbolak
menyebutkan
ketika
waktu
menceritakan
balik
mudah
terdistraksi
secara runtut.
kejadian
h. Disfungtion Sensory Integration
sebuah
peristiwa, sering lupa apabila
FPK dengan gangguan
tidak di ulang kembali, memori
disfungtion sensory integration
jangka panjang belum bagus.
(ketidakmampuan anak dalam
g. Suspect
menyeimbangkan
Development
sensori
Coordination Disorder
KR
siswa
yang
input-input
diterimanya),
memiliki karakteristik: terlihat
dengan
gangguan suspect development
tidak
coordination disorder memiliki
kemampuan motorik kasar dasar
karakteristik,
dan motorik halus, kurangnya
antara
lain:
ekspresif,
kurangnya
kurangnya kepercayaan diri keika
keseimbangan
tampil di depan kelas, asyik
membutuhkan waktu yang lebih
9
tubuh,
sesuatu,
Pada program ini kegiatan
dan
yang dilakukan oleh tim terapis,
konsentrasi, menunggu intruksi
antara lain: 1) Observasi ABK,
untuk melakukan sesuatu.
2) Home Visit, 3) Pembuatan IEP
B. Model Pelayanan Pendidikan Inklusi
(Individualized Education Plan),
dalam
melakukan
kurangnya
di
SD
atensi
Lazuardi
Surakarta
Kamila
Tahun
4)
GIS
Pertemuan
IEP,
terapis
pendamping menghubungi orang
Pelajaran
tua,
2011/2012
wali
kelas,
koordinator
terapis, kepala sekolah (apabila
Model layanan kelas inklusi
yang di terapkan di SD Lazuardi
diperlukan)
Kamila GIS adalah kelas reguler pull
mengenai IEP, 5) Pembuatan
out, yaitu dimana anak-anak dengan
IEP,
kebutuhan khusus belajar bersama-
meliputi: a) Pelaksanaan harian
sama dengan anak normal di kelas
IEP; b) Dokumentasi harian IEP,
reguler namun dalam waktu-waktu
7)
tertentu anak berkebutuhan khusus
Pelaporan
belajar
Evaluasi
di
ruang
bersama
khusus/pelangi
dengan
Pelaksanaan
IEP,
IEP;
8)
meliputi:
a)
b)
special
Terapi
berupa
anak
khusus,
EHB,
Pembuatan
moment
b. Terapi Kelompok
bagi ABK, antara lain:
pendampingan
IEP,
book.
Kamila juga menyediakan program
berkebutuhan
Pelaksanaan
Pembuatan
Selain itu, di SD Lazuardi
program
membahas
laporan IEP; c) Konseling IEP, 9)
guru
pendamping/terapis.
layanan
6)
untuk
kelompok
kegiatan
bisa
berurutan
terapi
maupun kegiatan tunggal. Tujuan
kelompok,
developing
multiple
dari pada terapi kelompok ini
intelligence,
dan
Pelangi
adalah
klinisi
meningkatkan
kemampuan ABK, terutama pada
Lazuardi Kamila.
a. Program Pendampingan
untuk
area sosialisasi.
Anak
c. Developing Multiple Intelligence
Berkebutuhan Khusus
10
multiple
diberikan kepada sisiwa internal
intelligence merupakan program
dan bagi eksternal dengan biaya
pengembangan kecerdasan yang
mandiri dari pasien; 5) Evaluasi
menonjol pada ABK, program-
dan
programnya meliputi: 1) Daily
mengevaluasi program yang telah
developing multiple intelligence,
dibuat dan pelaksanaan dilakukan
2) Berenang, 3) Musik , dan 4)
tiga bulan sekali; 6) Sosialisasi
Komputer.
klinisi Pelangi Lazuardi Kamila.
Developing
d. Klinisi Pelangi Lazuardi Kamila
1. Pengelompokan Anak Berkebutuhan
Lazuardi Kamila meliputi: 1)
Khusus di SD Lazuardi Kamila GIS
Observasi dan assesment klinisi
Surakarta
mencakup: (a) Okupasi terapi, (b)
2)
jadwal
Pelaksanaan
klinisi;
program
Dasar
digunakan
4)
Kamila
di
sesuai dengan hasil observasi dan
program
observasi
dan
sesuai
mengobservasi
Surakarta
yaitu
standar
Diagnostic
Manual-IV
(DSM-IV).
Lazuardi
antara
low
Kamila
lain:
vision,
GIS
ADHD,
learning
disability, suspect down syndrom,
ini
development coordination disorder,
suspect development coordination
melaksanakan
klinisi
SD
autism,
dilaksanakan pada pukul 14.00terapis
GIS
Surakarta,
kepada
siswa internal, (b) Sebagai klinik
16.00.
yang
Anak berkebutuhan khusus yang ada
melaksanakan program klinisi
program
dalam
Statistical
jam belajar mengajar. Terapis
mandiri,
klasifikasi
menggunakan
program ini dilaksanakan saat
diberikan
Pelajaran
setiap calon siswa di SD Lazuardi
klinisi,
mencakup: (a) Sebagai fasilitas,
pelayanan
Tahun
2011/2012
Konseling
pediatri; 3) Pembuatan program
dan
terapis
SIMPULAN
Program klinisi pelangi
Terapi wicara;
Konseling,
disorder,
hasil
integration.
pelayanan
11
disfungtion
sensory
2. Bagi Pusat Terapi Lazuardi Kamila,
2. Model Pelayanan Pendidikan Inklusi
pada Anak Berkebutuhan Khusus di
terus
SD Lazuardi Kamila GIS Surakarta
program yang ada.
agar lebih sabar dalam menangani
SD Lazuardi Kamila GIS
sistem
berbagai
3. Bagi Guru kelas, Guru pendamping,
Tahun Pelajaran 2011/2012
melaksanakan
mengembangkan
anak berkebutuhan khusus.
pendidikan
yang berbasisi inklusi dengan model
DAFTAR PUSTAKA
penyelenggaraan reguler pull out,
Alma, Buchari; Ratih Huriyati. 2008.
Manajemen
Corporate
&
Strategi
Pemasaran
Jasa
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Baihaqi
dan
Sugiarmin.
2008.
Memehami Dam Membantu
Anak ADHD. Bandung: Refika
Aditama
Depatermen Pendidikan Nasional. 2008.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi
Keempat.
Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Efendi, Muhammad. 2006. Pengantar
Psikopedagogik
Anak
Berkelainan. Jakarta: Bumi
Aksara
Hadis, Abdul. 2006. Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus Autistik.
Bandung: Alfabeta
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Rosda Karya
Nasution. 2001. Metode Research.
Jakarta: Bumi Aksara
Patilima, Hamid. 2005. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta
Smith, J. David. 2006. Inklusi, Sekolah
Ramah Anak. Bandung: Nuansa
Suparno. 2007. Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus. Jakarta:
Direktorat
yaitu
dimana
anak-anak
dengan
kebutuhan khusus belajar bersamasama dengan anak normal di kelas
reguler namun dalam waktu-waktu
tertentu anak berkebutuhan khusus
belajar
di
ruang
bersama
khusus/pelangi
dengan
guru
pendamping/terapis. Serta pengadaan
program-program
program
lain,
seperti:
pendampingan
berkebutuhan
khusus,
anak
terapi
kelompok,
developing
multiple
intelligence,
dan
Pelangi
klinisi
Lazuardi Kamila.
SARAN
1. Bagi Kepala Sekolah, disarankan
agar kepala sekolah melengkapi
kebutuhan alat-alat penunjang untuk
kegiatan terapi.
12