PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK - PAIR - SHARE) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LABUHAN DELI TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK – PAIR - SHARE) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK SISTEM REPRODUKSI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LABUHAN DELI TAHUN
PEMBELAJARAN 2011/2012
Oleh:
Mery Kristina. S NIM 081244410017
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2012
(2)
t I
I
$\.Jl
itl
t4
Ir
i-t -c:*:
!Lrre-1|.:
,'{*Judul Skripsi
Nama Mahasiswa NIM
Program Studi Jurusan
198601 1 001
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TpS
(Think
-
Pair - Share) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Sistem Reproduksi ManusiaDi
Kelas XI IPA SMA NegeriI
Labuhan Deli Tahun Pembelajaran201u20r2
Mery Kristina. S 08t2444rcOfi Pendidikan Biologi Biologi
Menyetujui :
Dosen Pembimbing Skripsi
Dra.I)ameria Sitompul NIP. 19491 tt7 197 sA220At
Mengetahui :
Jurusan Biologi Ketua,
Ph.D Drs.
pJri
Harsono, M.SiNIP. 19651Xr 199003 1018
(3)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK - PAIR - SHARE)TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LABUHAN DELI
TAHUN PEMBELAJARAN 2011/2012 Mery Kristina .S (NIM: 081244410017)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa, ketuntasan belajar siswa melalui penerapan Model Pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) pada materi pokok sistem Reproduksi Pada Manusia di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Labuhan Deli Tahun Pembelajaran 2011/2012.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Negeri 1 Labuhan Deli Tahun. Sampel yang digunakan adalah satu kelas yaitu kelas XI IPA 2 yang terdiri dari 30 siswa. Instrument yang digunakan berupa tes tertulis berbentuk pilihan berganda. Sebelum tes diberikan kepada siswa terlebih dahulu diuji kelayakannya diluar sampel yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya beda soal.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penerapan Model Pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) pada materi pokok sistem reproduksi pada manusia di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1Labuhan Deli tahun pembelajaran 2011/2012, Dari hasil analisis data diperoleh bahwa nilai rata-rata pretes hasil belajar 44,73 dan nilai rata-rata postes 77,80. Dari 30 siswa terdapat 4 siswa (13,33%) dengan tingkat penguasaan sangat tinggi, 10 siswa (33,33%) tingkat penguasaan tinggi, 14 siswa (46,66%) tingkat penguasaan sedang dan 2 siswa (6,66%) dengan tingkat penguasaan rendah. Untuk ketuntasan belajar, ada 2 siswa yang belum tuntas (6,66%) dan 28 siswa
(4)
THE APPLICATION OF LEARNING BIOLOGY USING COOPERATIF LEARNING MODEL OF TPS (THINK - PAIR - SHARE)FOR
STUDENTSOUTCOMES ON THE SENSES SYSTEM REPRODUCTION OF HUMAN IN CLASS XI IPA 2
SMA NEGERI 1LABUHAN DELI IN ACADEMIC YEAR 2011/2012 Mery Kristina .S (NIM: 081244410017)
ABSTRACT
The was research aim to improving student learning outcome, completeness study student with used the Cooperatif Learning Model of TPS (Think - Pair - Share)on the senses system repduction of human in class XI IPA 2 SMA Negeri 1 Labuhan Deli academic year 2011/2012.
The method of the was research was descriptive method. The population of thwas research was all of student in class XI IPA SMA Negeri 1 Labuhan Deli. The sample which used was XI IPA 2 which are there 30 students. The data were collected by using test (multiple chowase) which have been get the validity, reliability, the difrent of the test before, and dwascrimination power.
Based on the result of this research can be concluded that learning by used the Cooperatif Learning Model of TPS (Think - Pair - Share) on the senses system repduction of human in class XI IPA 2 SMA Negeri 1 Labuhan Deli academic year 2011/2012 From analysis of data obtained that the pretest average was 44,73 and the posttest average 77,80. Of the 30 students there are 4 student (13,33%) had very high achievement, 10 students (33,33%) had high achievement, 14 students (46,66%) had medium achievement, and 2 students (6,66%) had low achievement. For the completeness study, there are 2 students (6,66%) was not complete and 28 students (93,33%) had already complete.and
(5)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Langkah-langkah permodelan pembelajaran 18
dengan penerapan strategi belajar PQ4R
Tabel 3.1. Disain penelitian 39 Tabel 3.2. Kisi-kisi soal pemahaman konsep 43 Tabel 3.3. Kriteria tingkat penguasaan siswa 47 Tabel 4.1. Distribusi frekuensi nilai pre-test 52 Tabel 4.2. Distribusi frekuensi nilai pos-test 53 Tabel 4.3. Deskripsi tingkat penguasaan siswa 55 Tabel 4.4. Deskripsi ketuntasan belajar siswa 56
(6)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Struktur mata 21
Gambar 2.2. Aparatus lakrimalis 22 Gambar 2.3. Struktur telinga 27 Gambar 2.4. Struktur telinga dalam 29 Gambar 2.5.a. Bagian Hidung 30 Gambar 2.5.b. Struktur indera pembau 30 Gambar 2.6. Struktur kulit 31 Gambar 2.7. Reseptor pada kulit 32 Gambar 2.8. Papilla pada indera pengecap 33 Gambar 2.9. Penyebaran daerah rasa pada permukaan lidah 33 Gambar 2.10. Kelainan mata 34 Gambar 3.1. Skema prosedur penelitian 41 Gambar 4.1. Diagram batang distribusi frekuensi nilai pre-test 52 Gambar 4.2. Diagram batang Distribusi frekuensi nilai pos-test 54 Gambar 4.3. Diagram batang perbandingan nilai pre-test dan pos-test 54 Gambar 4.4. Diagram distribusi frekuensi tingkat penguasaan siswa 55 Gambar 4.5. Diagram ketuntasan belajar siswa setelah penerapan 56 strategi PQ4R pada materi sistem indera
Gambar 4.6. Diagram aktivitas belajar siswa pada pertemuan 57 I dan II
(7)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Silabus dan sistem penilaian 65
Lampiran 2. Rencana pelaksanaan pembelajaran 67 Lampiran 3. Instrumen penelitian 85 Lampiran 4. Lembar jawaban 89 Lampiran 5. Kunci jawaban 90 Lampiran 6. Tabel validitas dan reliabilitas instrument penelitian 91 Lampiran 7. Perhitungan validitas butir soal 92 Lampiran 8. Perhitungan reliabilitas instrument 94 Lampiran 9. Tabel tingkat kesukaransoal 96 Lampiran 10. Perhitungan tingkat kesukaran soal 97 Lampiran 11. Tabel daya beda soal 98 Lampiran 12. Perhitungan daya beda soal 99 Lampiran 13. Hasil belajar, tingkat penguasaan pre-test 101 Lampiran 14. Hasil belajar, tingkat penguasaan pos-test 103 Lampiran 15. Lembar observasi aktivitas siswa 105 Lampiran 16. Dokumentasi penelitian 107
(8)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara lain memunculkan persaingan dalam berbagai bidang kehidupan terutama dalam bidang lapangan kerja. Untuk menghadapi tantangan berat ini dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan adanya peningkatan mutu pendidikan.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang (Trianto, 2011).
Dalam proses belajar mengajar berlangsung biasanya pembelajaran di kelas, kebanyakan para guru hanya menekan siswa rajin menghapal, memahami dan lain sebagainya tanpa peduli bagaimana cara, agar siswa dapat menghapal dan memahami suatu permasalahan dengan baik dan menyenangkan untuk dipelajari. Selain itu, kita jarang melihat guru yang menghargai aspek perasaan dan emosi siswa, kesiapan fisik maupun psikis siswa untuk menerima pelajaran. Akhirnya pembelajaran biologi terkesan membosankan, kurang menantang sehingga kebanyakan siswa tidak menyukai pelajaran biologi.
Materi biologi tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan, tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memiliki analisis, aplikasi, evaluasi dan kreasi. Maka siswa harus berperan aktif dalam pembelajaran
(9)
sehingga siswa dapat menemukan dan memahami konsep biologi. Oleh karena itu, guru harus mampu sebagai pengelola (learning manajer) dalam memberikan peluang kepada peserta didik melalui pemilihan strategi pembelajaran yang tepat agar siswa dapat lebih aktif.
Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas biasanya kebanyakan guru hanya menggunakan metode konvensional yang merupakan metode yang tidak menghargai harkat manusia seutuhnya, karena manusia tidak hanya terdiri dari fisik saja, melainkan terdiri dari badan dan batin. Maka untuk itu guru merupakan sumber belajar dan mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi peran guru akan tetap diperlukan (Sanjaya, 2010).
Kebanyakan guru hanya menggunakan metode konvensional saat proses belajar mengajar berlangsung dapat dilihat nyata dari pengalaman peneliti saat observasi guru bidang studi biologi selama melaksanakan PPLT di SMA Negeri 3 Tebing Tinggi, sehingga siswa kurang menyukai pelajaran biologi dengan menganggap belajar biologi itu adalah pelajaran yang hanya menghapal dan sangat membosankan, akibatnya pada saat proses belajar mengajar berlangsung, peneliti menemukan siswa mengantuk, bermain telepon genggam (Handphone) dan berbicara dengan teman sebangku.
Disamping itu dari hasil observasi peneliti pada tanggal 18 Januari 2011 di sekolah SMA Negeri 1 Labuhan Deli Helvetia, peneliti menemukan masalah yang tidak jauh berbeda dengan masalah yang ditemukan sebelumnya sewaktu PPLT di SMA Negeri 3 Tebing Tinggi, ditemukan keragaman masalah sekolah SMA Negeri 1 Labuhan Deli Helvetia antara lain : (1) para siswa jarang mengajukan pertanyaan, walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum jelas, atau kurang paham ; (2) antusias siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran juga masih kurang ; (3) kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas ; (4) kebosanan siswa, karena dalam pembelajaran hanya diposisikan sebagai pendengar ; (5) proses pembelajaran yang monoton dan kurang menarik dan 30 % siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal
(10)
pelajaran biologi yaitu 70. Nilai rata–rata yang diperoleh siswa pada pokok bahasan ini hanya 74, maka banyak ditemukan siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar, padahal nilai merupakan salah satu indikasi adanya keberhasilan proses belajar mengajar.
Guru harus melakukan langkah-langkah pembelajaran yang tepat dalam membantu siswanya, diantaranya adalah guru dapat mengajarkan suatu keterampilan baru pada siswa dengan menempatkan anak didik sebagai pusat dari proses pembelajaran, sebagai subjek pendidikan bukan sebagai objek pendidikan, seperti dan yang terpenting memahami gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi anak didik yang dikemukakan oleh ( Sanjaya, 2010 ).
Karena menurut Sudjana (2009), guru dan kegiatannya sebagai arsitek dan sutradara sekaligus pelaku dalam pengajaran. Dengan demikian, siswa dan guru menjadi prasyarat terjadinya proses pengajaran. Maka guru harus berperan aktif dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dalam belajar secara nyaman.
Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran sangatlah penting. Guru harus dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu dengan cara pendekatan belajar (
approach to learning ) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan
metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran seperti yang dikemukakan oleh (Syah, 2010).
Dalam mengatasi persoalan biologi rendahnya hasil belajar dan keaktifan siswa dalam pelajaran biologi di sekolah SMA Negeri 1 Labuhan Deli, maka diperlukan suatu metode atau cara penyampaian materi pelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa, guru dituntut untuk mampu menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi karena pemilihan metode pembelajaran yang tidak tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran itu sendiri. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
(11)
memecahkan masalah tersebut adalah dengan metode Cooperative Learning yaitu tipe Think-Pair-Share (TPS).
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antar sesama manusia, Manusia sifatnya individual maka manusia yang satu membutuhkan manusia lainnya sehingga memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain (Huda, 2011).
Menurut Septriana dan Handoyo (2006). Pembelajaran kooperatif model TPS (Think-Pair-Share) merupakan model pembelajaran yang mudah untuk diterapkan pada berbagai tingkatan. Siswa diberi waktu lebih banyak berfikir dan dalam setiap kesempata memberi siswa untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain sehingga diharapkan siswa lebih banyak untuk berpikir.
Beberapa penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di antaranya adalah Penelitian yang dilakukan oleh Rahma (2005), penerapan model kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dalam pembelajaran biologi pada sub materi pokok sel hewan dan sel tumbuhan dikelas XI IPA SMA Negeri 1 Takengon T.P 2008/2009, menunjukkan hasil bahwa berdasarkan hasil analisis deskriptif kualitatif secara individual dari 40 siswa yang mengikuti tes, 33 siswa dinyatakan tuntas belajar dengan ketuntasan belajar sebesar 82,50% dan 7 orang atau 17,5 % tidak tuntas belajar sedangkan hasil yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan oleh Hasyim (2006), Ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan telah tercapai dengan presentase ketuntasan 85%, penguasaan materi siswa secara keseluruhan telah terpenuhi dengan presentase 80,125% atau kategori tinggi, ketuntasan pencapaian indikator telah tercapai dengan presentase 79,14%.
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share (TPS), perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa, untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul : “Penerapan Pembelajaran Kooperatif
(12)
Tipe TPS (Think-Pair-Share) Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Pokok Sistem Reproduksi Pada Manusia di Kelas XI IPA-2 SMA Negeri 1 Labuhan Deli T.P.
2011/2012 ”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan terdahulu, masalah yang teridentifikasi pada pembelajaran biologi di SMA Negeri 1 Labuhan Deli adalah :
1. Rendahnya hasil belajar biologi siswa SMA Negeri 1 Labuhan Deli. Hal ini dilihat dari beberapa siswa yang belum mencapai KKM ( Kriteria Ketuntasan minimal ) yaitu 70.
2. Rendahnya aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) belum pernah
diterapkan dalam pembelajaran biologi di SMA negeri 1 Labuhan Deli.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada tersebut, tidak semua diteliti karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang dimiliki peneliti, maka penelitian ini hanya dibatasi dari aspek kognitif belajar siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think–Pair–Share) pada materi pokok
sistem reproduksi pada manusia dikelas XI IPA SMA Negeri 1 Labuhan Deli Tahun Pembelajaran 2011/2012.
1.4. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini :
1. Berapa persentase hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think–Pair–Share) pada materi pokok sistem reproduksi
(13)
pada manusia di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Labuhan Deli Tahun Pembelajaran 2011/2012?
2. Berapa persentase pencapaian indikator belajarsiswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think–Pair–Share) pada materi pokok sistem
reproduksi pada manusia di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Labuhan Deli Tahun Pembelajaran 2011/2012?
3. Berapa persentase ketuntasan belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think–Pair–Share) pada materi pokok sistem
reproduksi pada manusia di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Labuhan Deli Tahun Pembelajaran 2011/2012?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui persentase hasil belajar siswa pada materi pokok sistem reproduksi pada manusia di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 labuhan Deli T.P. 2011/2012 dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think–
Pair–Share).
2. Untuk mengetahui persentase pencapaian indikator belajar siswa pada materi pokok sistem reproduksi pada manusia di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 labuhan Deli T.P. 2011/2012 dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think–Pair–Share).
3. Untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar siswa pada materi pokok sistem reproduksi pada manusia di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 labuhan Deli T.P. 2011/2012 dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think–Pair–Share).
1.6.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
(14)
a. Sebagai pendukung belajar agar siswa lebih aktif dan semangat dalam belajar biologi maupun pada mata pelajaran lainnya.
b. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think–Pair–Share) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Untuk guru
a. Memudahkan guru dalam mengajar, karena guru tidak harus terlalu lama menjelaskan materi yang diajarkan.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang baik dan variatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan aktivitas belajar siswa.
3. Untuk mahasiswa
Sebagai acuan dan bekal untuk menjadi guru yang profesional dalam bidang pendidikan dengan menguasai berbagai pendekatan yang tepat dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan proses pembelajaran yang variatif dan menyenangkan.
4. Untuk Sekolah
Dapat dimanfaatkan guru lain sebagai bahan acuan untuk memperbaiki teknik pengajarannya sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar biologi disekolah.
1.7. Defenisi Operasional
Kooperatif Learning adalah Rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, adapun prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu : (1) penjelasan materi ; (2) belajar dalam kelompok ; (3) penilaian ; (4) pengakuan tim (Sanjaya, 2009). Dari definisi diatas dapat disimpulkan
(15)
kooperatif learning adalah rancangan kegiatan yang dilakukan agar siswa belajar dengan cara mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil.
Model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) merupakan model pembelajaran berkelompok yang terdiri dari 3 tahapan berfikir, berpasangan, menyampaikan, model ini sangat mudah untuk diterapkan pada berbagai tingkatan. Siswa diberi waktu lebih banyak berfikir dan dalam setiap kesempatan memberi siswa untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain sehingga diharapkan siswa lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain dalam belajar ( Septriana, 2006). Selain itu model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) ini memberi kesempatan 8 kali lebih banyak kepada siswa untuk berpartisipasi kepada orang lain (Huda, 2011).
Pengertian hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) ialah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar, Dari definisi diatas dapat disimpulkan kegiatan yang terarah antar guru dan siswa sehingga diperoleh nilai yang diterima siswa selama proses belajar mengajar berlangsung sebagai hasil belajar atau pengalaman siswa dan guru berhasil dalam tujuan pembelajaran.
(16)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan penerapan model pembelajaran TPS
(Think-Pair-Share) pada materi pokok sistem reproduksi manusia di kelas XI IPA
2 semester genap SMA Negeri 1 Labuhan Deli Tahun Pembelajaran 2011/2012 tergolong kategori baik terlihat dari ketuntasan belajar dari seluruh siswa.
2. Tingkat penguasaan siswa dengan penerapan model pembelajaran TPS
(Think-Pair-Share) pada materi pokok sistem reproduksi manusia di kelas XI IPA 2
semester genap SMA Negeri 1 Labuhan Deli Tahun Pembelajaran 2011/2012 tergolong kategori sedang dengan nilai 77.80.
3. Berdasarkan hasil dari ketuntasan belajar siswa yang diperoleh dari hasil penelitian, dengan rentang 0-100 diperoleh 28 siswa atau (93.33%) yang telah tuntas belajar yaitu telah mencapai nilai 70 dan 2 siswa atau (6,66%) yang tidak tuntas.
4. Dari tujuan pembelajaran khusus yang diajukan dalam penelitian ini pada keempat indikator pembelajaran, terlihat bahwa TPK pada pembelajaran denggan menggunakan penerapan model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) pada materi pokok sistem reproduksi manusia di kelas XI IPA 2 semester genap SMA Negeri 1 Labuhan Deli Tahun Pembelajaran 2011/2012 telah tercapai dengan persentase diatas 75%.
(17)
1. Untuk meningkatkan kemajuan belajar siswa dan hasil belajarnya hendaknya guru mengidentifikasi kesulitan siswa sehingga dengan mudah menentukan model pembelajaran apa yang tepat untuk digunakan.
2. Bagi guru, supaya menjadikan model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) sebagai salah satu alternatif pembelajaran biologi mengingat bahwa dalam penerapan strategi ini terjadi peningkatan hasil belajar.
3. Dalam pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran TPS
(Think-Pair-Share) perlu dilakukan persiapan yang matang dalam penyiapan alat-alat dan
bahan yang mendukung pembelajaran, sehingga tidak memakan waktu yang lama pada saat pembelajaran.
(18)
DAFTAR PUSTAKA
Ansyari, H., (2006), Efektivitas pembelajaran biologi menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe tps pada sub materi pokok sel hewan dan sel tumbuhan dikelas xi ipa sma negeri 1 stabat T.P 2010/2011, Skripsi Biologi,
FMIPA, UNIMED, Medan.
Arikunto, S., (2007), Manajemen Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Aryulina, D, dkk., (2007), Biologi SMA dan MA Kelas XI , Esis, Jakarta
Depdiknas., (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi,Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Biologi, Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Dimyati dan Moedjiono., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Depdikbud: Ditjen Dikti, Jakarta.
Haryati, M., (2007). Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi, Teori dan Praktek, Penerbit gGaung Persada Prees, Jakarta.
Huda, M., (2011). Cooperative Learning. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Rahma, (2005), Penerapan Model Kooperatif Tipe TPS Dalam Pembelajaran Biologi
Pada Sub Materi Pokok Sel Hewan Dan Sel Tumbuhan dikelas XI IPA SMA Negeri 1 Takengon T.P 2008/2009, Skripsi Biologi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Sanjaya, Wina., (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group
Septriana dan Handoyo., (2006), Penerapan Think Pair Share (TPS) dalam
Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi,
Jurnal Pendidikan 4(1): 1-4.
Sriudin. (2010), Model Pembelajaran Think Pair and Share (TPS), http: // home.sriudin.. att-net/_clnetwork/think ps.html (diakses 20 januari 2012). Sriyati, S., Rumbiyati, Y.T.,dan Meliani, R., (2008), Penerapan Model Pembelajaran
TPS (Think-Pair-Share) dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dan Pemahaman Konsep Siswa Di SMA, Artikel Ilmiah Penelitian Tindakan Kelas,Pendidikan Biologi, FMIPA UPI, Bandung.
(19)
Sudijono, A., (2009), Pengantar Evaluasi Pendidikan, P.T. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Syah, M., (2010), Psikologi Pendidikan, Penerbit PT Remaja Rosdakarya offset,
Bandung.
Syamsuri, I.,dkk., (2007), Biologi Untuk SMA Kelas XI , Penerbit Erlangga, Jakarta. Trianto, (2008), Mendesain Pembelajaran Kontekstual di Kelas, Penerbit Cerdas
Pustaka Publisher, Jakarta.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
(1)
a. Sebagai pendukung belajar agar siswa lebih aktif dan semangat dalam belajar biologi maupun pada mata pelajaran lainnya.
b. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think–Pair–Share) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Untuk guru
a. Memudahkan guru dalam mengajar, karena guru tidak harus terlalu lama menjelaskan materi yang diajarkan.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang baik dan variatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan aktivitas belajar siswa.
3. Untuk mahasiswa
Sebagai acuan dan bekal untuk menjadi guru yang profesional dalam bidang pendidikan dengan menguasai berbagai pendekatan yang tepat dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan proses pembelajaran yang variatif dan menyenangkan.
4. Untuk Sekolah
Dapat dimanfaatkan guru lain sebagai bahan acuan untuk memperbaiki teknik pengajarannya sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar biologi disekolah.
1.7. Defenisi Operasional
Kooperatif Learning adalah Rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, adapun prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu : (1) penjelasan materi ; (2) belajar dalam kelompok ; (3) penilaian ; (4) pengakuan tim (Sanjaya, 2009). Dari definisi diatas dapat disimpulkan
(2)
kooperatif learning adalah rancangan kegiatan yang dilakukan agar siswa belajar dengan cara mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil.
Model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) merupakan model pembelajaran berkelompok yang terdiri dari 3 tahapan berfikir, berpasangan, menyampaikan, model ini sangat mudah untuk diterapkan pada berbagai tingkatan. Siswa diberi waktu lebih banyak berfikir dan dalam setiap kesempatan memberi siswa untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain sehingga diharapkan siswa lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain dalam belajar ( Septriana, 2006). Selain itu model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) ini memberi kesempatan 8 kali lebih banyak kepada siswa untuk berpartisipasi kepada orang lain (Huda, 2011).
Pengertian hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) ialah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar, Dari definisi diatas dapat disimpulkan kegiatan yang terarah antar guru dan siswa sehingga diperoleh nilai yang diterima siswa selama proses belajar mengajar berlangsung sebagai hasil belajar atau pengalaman siswa dan guru berhasil dalam tujuan pembelajaran.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan penerapan model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) pada materi pokok sistem reproduksi manusia di kelas XI IPA 2 semester genap SMA Negeri 1 Labuhan Deli Tahun Pembelajaran 2011/2012 tergolong kategori baik terlihat dari ketuntasan belajar dari seluruh siswa.
2. Tingkat penguasaan siswa dengan penerapan model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) pada materi pokok sistem reproduksi manusia di kelas XI IPA 2 semester genap SMA Negeri 1 Labuhan Deli Tahun Pembelajaran 2011/2012 tergolong kategori sedang dengan nilai 77.80.
3. Berdasarkan hasil dari ketuntasan belajar siswa yang diperoleh dari hasil penelitian, dengan rentang 0-100 diperoleh 28 siswa atau (93.33%) yang telah tuntas belajar yaitu telah mencapai nilai 70 dan 2 siswa atau (6,66%) yang tidak tuntas.
4. Dari tujuan pembelajaran khusus yang diajukan dalam penelitian ini pada keempat indikator pembelajaran, terlihat bahwa TPK pada pembelajaran denggan menggunakan penerapan model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) pada materi pokok sistem reproduksi manusia di kelas XI IPA 2 semester genap SMA Negeri 1 Labuhan Deli Tahun Pembelajaran 2011/2012 telah tercapai dengan persentase diatas 75%.
(4)
1. Untuk meningkatkan kemajuan belajar siswa dan hasil belajarnya hendaknya guru mengidentifikasi kesulitan siswa sehingga dengan mudah menentukan model pembelajaran apa yang tepat untuk digunakan.
2. Bagi guru, supaya menjadikan model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) sebagai salah satu alternatif pembelajaran biologi mengingat bahwa dalam penerapan strategi ini terjadi peningkatan hasil belajar.
3. Dalam pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) perlu dilakukan persiapan yang matang dalam penyiapan alat-alat dan bahan yang mendukung pembelajaran, sehingga tidak memakan waktu yang lama pada saat pembelajaran.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Ansyari, H., (2006), Efektivitas pembelajaran biologi menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe tps pada sub materi pokok sel hewan dan sel tumbuhan dikelas xi ipa sma negeri 1 stabat T.P 2010/2011, Skripsi Biologi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Arikunto, S., (2007), Manajemen Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Aryulina, D, dkk., (2007), Biologi SMA dan MA Kelas XI , Esis, Jakarta
Depdiknas., (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi,Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi, Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Dimyati dan Moedjiono., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Depdikbud: Ditjen Dikti, Jakarta.
Haryati, M., (2007). Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi, Teori dan Praktek, Penerbit gGaung Persada Prees, Jakarta.
Huda, M., (2011). Cooperative Learning. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Rahma, (2005), Penerapan Model Kooperatif Tipe TPS Dalam Pembelajaran Biologi
Pada Sub Materi Pokok Sel Hewan Dan Sel Tumbuhan dikelas XI IPA SMA Negeri 1 Takengon T.P 2008/2009, Skripsi Biologi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Sanjaya, Wina., (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group
Septriana dan Handoyo., (2006), Penerapan Think Pair Share (TPS) dalam Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi, Jurnal Pendidikan 4(1): 1-4.
Sriudin. (2010), Model Pembelajaran Think Pair and Share (TPS), http: // home.sriudin.. att-net/_clnetwork/think ps.html (diakses 20 januari 2012). Sriyati, S., Rumbiyati, Y.T.,dan Meliani, R., (2008), Penerapan Model Pembelajaran
TPS (Think-Pair-Share) dalam Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dan Pemahaman Konsep Siswa Di SMA, Artikel Ilmiah Penelitian Tindakan Kelas,Pendidikan Biologi, FMIPA UPI, Bandung.
(6)
Sudijono, A., (2009), Pengantar Evaluasi Pendidikan, P.T. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Syah, M., (2010), Psikologi Pendidikan, Penerbit PT Remaja Rosdakarya offset,
Bandung.
Syamsuri, I.,dkk., (2007), Biologi Untuk SMA Kelas XI , Penerbit Erlangga, Jakarta. Trianto, (2008), Mendesain Pembelajaran Kontekstual di Kelas, Penerbit Cerdas
Pustaka Publisher, Jakarta.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.