PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH KARYA INOVATIF MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

(1)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN GAYA

BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA

KULIAH KARYA INOVATIF MAHASISWA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

Maya Sari Kartika

NIM. 8106122069

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013


(2)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN GAYA

BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA

KULIAH KARYA INOVATIF MAHASISWA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

Maya Sari Kartika

NIM. 8106122069

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013


(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Maya Sari Kartika, NIM 8106122069. Pengaruh Metode Pembelajaran dan

Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Karya Inovatif Mahasiswa Universitas Negeri Medan. Tesis: Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan, 2013.

Tujuan studi penelitian ini adalah (1) mengetahui keunggulan hasil belajar Karya Inovatif mahasiswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Charlotte Mason dibandingkan dengan keunggulan hasil belajar Karya Inovatif mahasiswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Montessori, (2) untuk mengetahui keunggulan hasil belajar Karya Inovatif antara mahasiswa yang memiliki gaya belajar extrovert dengan hasil belajar Karya Inovatif mahasiswa yang memiliki gaya belajar introvert, (3) untuk mengetahui interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar Karya Inovatif.

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Medan. Sampel penelitian ditetapkan mahasiswa semester 8 kelas A Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Medan diajar menggunakan metode pembelajaran Charlotte Mason dan kelas B diajar menggunakan metode pembelajaran Montessori. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cluster random sampling. Instrumen penelitian untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk praktek yang dinilai dengan menggunakan angket observasi, sedangkan untuk mendapatkan data tentang gaya belajar mahasiswa digunakan angket. Hasil uji instrumen tes dengan koefisien realibilitas 0,995 sedangkan instrument angket dengan koefisien realibilitas 0,972. Selanjutnya dilakukan uji normalitas dengan uji Liliefors dan uji homogenitas dengan uji Fisher dan uji

Bartlett. Teknik analisis data adalah Anava dua jalur pada taraf signifikansi α =

0,05 yang dilanjutkan dengan uji Tuckey.

Hasil Penelitian adalah: (1) hasil belajar mahasiswa yang diajar menggunakan metode pembelajaran Charlotte Mason = 179,36 lebih tinggi daripada hasil belajar mahasiswa yang diajar menggunakan metode pembelajaran Montessori = 173, dengan Fhitung = 47,35 > Ftabel= 4,08. (2) rata rata hasil

belajar mahasiswa dengan gaya belajar ekstrovert = 181,45 lebih tinggi daripada hasil belajar mahasiswa dengan gaya belajar introvert = 177,27 dengan Fhitung = 69,25 > Ftabel= 4,08 dan (3) terdapat interaksi antara penggunaan

metode pembelajaran dan gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar Karya Inovatif dengan Fhitung = 6,38 > Ftabel= 4,08.

Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa metode pembelajaran yang tepat digunakan pada mahasiswa dengan karakteristik gaya belajar ekstrovert adalah metode pembelajaran Charlotte Mason. Implikasi penelitian ini secara khusus ditujukan kepada dosen Karya Inovatif yaitu dalam penerapan metode pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik mahasiswa khususnya karakteristik gaya belajar.


(6)

ABSTRACT

Maya Sari Kartika, Registration Number 8106122069. The Affect of

Teaching Method and Learning Style to the Student Achievements in State University of Medan for Innovative Creation course. Thesis: Post Graduate

Program of state university of Medan, 2013.

The purpose of this study are (1) to know the excellence of the students’ achievement in innovative creation course who are taught by using charlotte

Mason’s teaching method with the excellence of the students’ innovative creation course learning result who are taught by using Montessori’s teaching method, (2)

to know the excellence of the result from innovative creation course between students who have extrovert and introvert learning style, (3) to know the

interraction among the use of teaching method and students’ learning style to the innovative creation course’s learning result.

The population of this study are the students of cosmetology department in state university of medan. This study decided to choose the 8th semester students of cosmetology class A in state university of medan who have been taught by

using charlotte Mason’s teaching method and B class who have been taught by using montessori’s teaching method as the data. The technique of collecting sample have done by cluster random sampling technique. The research instrument which is used to quantify the learning result was a practice test that valued by using observation questionnaire, whereas questionnaire has been used

to collect the data about the students’ learning style. The competition of realibility coeficient 0.995 and realibility coeficient 0.972 as the result from questionnaire instrument. Later on the normality test is done by using liliefors test and homogenicity test is done by using fisher and bartlet test. The techinque of analyzing data was two lines Anava in significance level of α = 0.05 which followed by Turkey test.

The result of the study are: (1) students’ learning result that using

Charlotte Mason’s teaching style was = 179.36, higher than Montessori’s, that is = 173, with Fhitung = 47.35 > Ftabel= 4.08. (2) the average of students’ learning

result which using Introvert learning style was = 177.27 with Fhitung = 69.25 >

Ftabel = 4.08, and (3) there are interraction between the use teaching method and students’ learning style with the innovative creation course’s learning result with

Fhitung = 6.38 > Ftabel= 4.08.

Based on analyzing, it could be conclude that the right teaching method that can use to teach the students with the characteristic of extrovert learning style

is charlotte Mason’s teaching method. The implication of this study especially

addressed to the innovatice creation lecturer that is in the application of teaching method with pay more attention to the students characteristic especially the


(7)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan

tesis ini tepat pada waktunya. Tesis ini berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Karya Inovatif Mahasiswa Universitas Negeri Medan”. Tesis ini diajukan dengan maksud untuk mendapat gelar magister pendidikan program studi teknologi pendidikan.

Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing Prof. Dr. Binsar Panjaitan, M.Pd dan bapak Prof. Dr. H. AbdulMuin Sibuea, M.Pd selaku dosen pembimbing sekaligus direktur Pascasarjana yang telah banyak membatu saya dengan bimbingan dan arahan yang diberikan. Selanjutnya pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd selaku ketua prodi Teknologi Pendidikan dan

bapak Dr. R. Mursid, M.Pd selaku sekertaris prodi Teknologi Pendidikan dan narasumber, beserta staf prodi Teknologi Pendidikan yang banyak membantu khususnya dalam hal administrasi perkuliahan selama mengikuti perkuliahan. 2. Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd, Prof. Dr. Busmin Gurning, M.Pd, Dr.

Dina Ampera, M.Si selaku narasumber yang telah memberikan masukan pada tesis ini, serta bapak dan ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd selaku dekan fakultas teknik, Dra.Lelly Fridianty M.Pd, selaku ketua jurusan PKK, Dra. Siti Wahida, M.Si, selaku ketua prodi Pendidikan Tata Rias yang telah banyak membantu dan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan data-data mahasiswa yang penulis perlukan selama melakukan penelitian, serta seluruh mahasiswa Pendidikan Tata Rias angkatan 2008 yang menjadi sampel dalam penelitian ini.


(8)

4. Ayahanda beserta ibunda tercinta, juga kakak dan adik yang selalu mendukung dan mendoakan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan magister di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

5. Rekan-rekan seperjuangan khususnya mahasiswa Pps Prodi Teknologi Pendidikan kelas B2 angkatan XIX yang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

Saya menyadari bahwa penulisan tesis ini memiliki banyak kekurangan sehubungan dengan banyaknya hambatan yang dihadapi, namun berkat bimbingan dan bantuan moral dari berbagai pihak terkait maka tesis ini dapat diselesaikan. Saya berharap tesis ini dapat berguna dan bermanfaat serta menambah khasanah berpikir bagi yang membacanya, dan semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Medan, 2 Agustus 2013 Hormat saya,

( Maya Sari Kartika ) NIM. 8106122069


(9)

vii DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil belajar mata kuliah Karya Inovatif mahasiswa

program studi Tata Rias Ft Unimed ... 3

Tabel 2 Tingkat Penguasaan Kompetensi Dasar ... 3

Tabel 3 Perbedaan Gaya Belajar antar Ekstrovert dan Introvert ... 47

Tabel 4 Desain Eksperimental Faktorial 2x2 ... 58

Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Karya Inovatif (Observasi Hasil Karya Inovatif Tata Rias Panggung) ... 62

Tabel 6 Kisi-kisi Instrumen Tes Gaya Belajar ... 64

Tabel 7 Frekuensi nilai Hasil Belajar karya Inovatif yang diajar dengan MCM ... 71

Tabel 8 Frekuensi nilai Hasil Belajar karya Inovatif yang diajar dengan MM ... 72

Tabel 9 Frekuensi Nilai hasil belajar Mahasiwa pada kelas yang diajar dengan Gaya Belajar Introvert menggunakan MCM ... 73

Tabel 10 Frekuensi Nilai hasil Belajar Mahasiwa pada kelas yang diajar dengan Gaya Belajar Ekstrovert menggunakan MCM ... 74

Tabel 11 Frekuensi nilai hasil Belajar Mahasiwa pada kelas yang diajar dengan Gaya Belajar Introvert menggunakan MM ... 75

Tabel 12 Frekuensi Nilai hasil Belajar Mahasiwa pada kelas yang diajar dengan Gaya Belajar Ekstrovert menggunakan MM ... 76

Tabel 13 Rangkuman Hasil Perhitungan uji Normalitas hasil belajar ... 78

Tabel 14 Rangkuman Hasil Perhitungan uji Homogenitas hasil belajar ... 78

Tabel 15 Ringkasan Anava 2 Jalur ... 79


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Histogram Hasil Belajar yang diajarkan dengan MCM ... 72 Gambar 2 Histogram Hasil Belajar yang diajarkan dengan MM ... 73 Gambar 3 Histogram Hasil Belajar yang memiliki gaya belajar

Introvert yang diajar dengan MCM ... 73 Gambar 4 Histogram Hasil Belajar yang memiliki gaya belajar

Extrovert yang diajar dengan MCM ... 74 Gambar 5 Histogram Hasil Belajar yang memiliki gaya belajar

Introvert yang diajar dengan MCM ... 75 Gambar 6 Histogram Hasil Belajar yang memiliki gaya belajar


(11)

ix DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 97

Lampiran 2 Satuan Acara Perkuliahan ... 105

Lampiran 3 Angket hasil belajar karya inovatif ... 150

Lampiran 4 Hasil Uji Coba Test Belajar ... 65

Lampiran 5 Angket Gaya Belajar ... 68

Lampiran 6 Hasil Uji Coba Instrumen ... 169

Lampiran 7 Hasil Analisis Data Penelitian ... 175


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan mode dan trend tata rias di era modern sekarang ini sangat pesat. Pengikut trend harus lebih aktif dalam mengikuti perkembangan yang ada. Hal ini tidaklah sulit mengingat dunia digital sudah berkembang pesat demi memenuhi kebutuhan manusia dalam memperoleh informasi dengan cepat. Internet dengan perangkat-perangkat digital yang memudahkan setiap penggunanya mengakses internet dimanapun berada menjadi salah satu pendukung peminat mode dalam memperbaharui wawasannya didunia mode dan trend tata rias khususnya.

Sejalan dengan tujuan utama mata kuliah karya inovatif yang mengarahkan mahasiswa menciptakan karya-karya yang inovatif dalam bidang tata rias, maka dituntut peran aktif mahasiswa dalam menggali potensi dan kreatifitas masing-masing agar menghasilkan karya baru yang inovatif. Mahasiswa diminta untuk mencari ide agar tercipta trend baru dalam bidang tata rias. Hal ini tidak hanya dalam teknik pengerjaannya, namun juga bahan yang digunakan serta desain yang dibuat. Sebuah karya yang inovatif adalah hasil karya dengan kriteria yang merupakan ide orisinil (tidak meniru), berdaya guna, memiliki nilai keindahan yang tinggi, dan diminati banyak orang.

Mata kuliah karya inovatif adalah mata kuliah yang mengharuskan mahasiswanya menampilkan hasil karyanya dalam sebuah pagelaran. Untuk itu perlu diciptakan karya-karya yang spektakuler agar penonton yang beragam tidak


(13)

2

kecewa melihat karya yang dipagelarkan. Dalam menciptakan suatu karya dibutuhkan ide baru yang belum pernah terpikir sebelumnya, dan untuk mewujudkan ide tersebut mahasiswa seharusnya tidak dibatasi namun diperluas wawasannya. Metode yang dugunakan selama ini dikelas terbatas pada materi dan pokok bahasan yang ingin disampaikan dan sudah dipersiapkan oleh dosen sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa mahasiswa dibatasi pemikirannya dengan skenario belajar yang sudah diciptakan dosen. Namun untuk menciptakan karya mahasiswa seharunya diberi kebebasan untuk mewujudkan ide terbaik yang dapat dipikirkannya.

Setiap individu menyerap informasi dengan cara yang berbeda, hal ini menyebabkan diperlukannya cara yang berbeda pula dalam penyampaian materi atau informasi tersebut. Dosen harus mengenali karakteristik mahasiswanya masing-masing sehingga proses pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal. Keahlian dan bakat yang dimiliki mahasiswa tidak dapat diberdayakan dengan cara yang membatasi seperti yang selama ini dilakukan, namun dengan mengikuti minat dan kreatifitas masing-masing yang seharusnya dimengerti lebih baik oleh individu itu sendiri maka ide tersebut dapat diwujudkan dengan baik. Peran dosen seharusnya bukan sebagai penyampai informasi namun sebagai pengarah atupun dapat juga dikatakan sebagi sumber belajar didalam kelas, sehingga tugas dosen bukan sebagai pemberi materi namun sebagai pengarah dan sumber yang kaya akan pengetahuan yang dibahas didalam kelas tersebut. Namun terlalu membebaskan ide dan cara belajar tanpa adanya pengarahan dari dosen juga malah akan membuat tujuan belajar itu semakin sulit dicapai. Mata kuliah karya inovatif adalah mata kuliah yang dapat dikatakan sebagai mata


(14)

kuliah tingkat mahir untuk mahasiswa. Karena mata kuliah ini merupakan perwujudan dari seluruh materi yang diterima siswa diperkuliahan sejak semester awal sampai akhir.

Proses perkuliahan sangat berperan dalam menciptakan mahasiswa-mahasiswa yang terampil dibidangnya. Dosen sebagai tenaga pengajar memegangang perananan penting untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam berbagai hal terutama masalah kesulitan belajar.

Universitas Negeri Medan yang sebelumnya dikenal dengan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Medan, mengelola bidang kependidikan (profesi keguruan). Jurusan PKK berada dibawah naungan Fakultas Teknik. Jurusan ini mempersiapkan lulusannya untuk menjadi tenaga pengajar (sektor formal), dan berwirausaha atau bekerja di sektor nonformal. Untuk tujuan itu maka mahasiswa dipersiapkan dengan mengikuti mata kuliah teori dan praktek seperti melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di perusahaan/industri, atau instansi diluar sektor pendidikan. Mahasiswa juga harus melaksanakan Praktik Pengajaran Lapangan (PPL) untuk mempersiapkan lulusan PKK FT-UNIMED menjadi tenaga pengajar yang handal dibidangnya. Program studi Pendidikan Tata Rias FT Unimed memiliki visi menjadi program studi unggul dan kompetitif dalam bidang pendidikan tata rias yang memiliki standar mutu nasional dan misi: (1) menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran serta pelatihan, (2) menyelenggarakan penelitian dan pengabdian pada masyarakat, (3) mengembangkan kajian antar disiplin tata rias untuk pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya. (4) mengembangkan kewirausahaan bidang tata rias melalui penggalangan kemitraan dengan dunia usaha dan industri, (5) menjalin


(15)

4

kerjasama dengan lembaga pendidikan, industri dan kepariwisataan yang terkait dengan pengembangan tata rias, dan (6) menciptakan suasana akademik yang kondusif baik internal maupun eksternal.

Dalam penyelenggaraan pembelajaran tata rias di FT Unimed banyak kendala-kendala yang dihadapi tim dosen yaitu; 1) fasilitas praktek yang masih minim, 2) aktivitas mahasiswa yang masih rendah dalam pembelajaran, (3) alat bantu mengajar yang masih kurang, (4) bahan praktek yang sering tidak sesuai dengan tuntutan pembelajaran sehingga dosen mencari alternatif lain, (5) materi/bahan ajar yang sulit diperoleh di perpustakaan, 6) mahasiswa tidak kreatif dan inovatif dalam pengembangan hasil praktek dan 7) hasil belajar (nilai matakuliah) berupa tugas/praktek atau latihan pada umumnya rendah.

Menurut data yang diperoleh dari data yang dikumpulkan di program studi tata rias FT UNIMED, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata mahasiswa pada mata kuliah karya inovatif masih kurang memuaskan, seperti terlihat pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1 Hasil belajar mata kuliah Karya Inovatif mahasiswa program studi Tata Rias FT Unimed

Tahun Akademik

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Rata-rata Kategori 2009/2010 80 70 75 Kompeten 2010/2011 84 75 79 Kompeten 2011/2012 85 74 79 Kompeten

Sumber: Data Dokumentasi Program Studi program studi Tata Rias FT


(16)

Penilaian yang dilakukan pada mata kuliah ini mengacu pada sistem

penilaian yang diatur dalam peraturan akademik Unimed seperti pada

Tabel 1.2. berikut;

Tabel 2 Tingkat Penguasaan Kompetensi Dasar

Tingkat

penguasaan (%)

Nilai Akhir

Arti

Huruf Angka

90 - 100 A 4 Sangat Kompeten 80 - 89 B 3 Kompeten 70 - 79 C 2 Cukup Kompeten

0 – 69 D 1 Tidak Kompeten

Dari tabel 1 diatas dapat diperhatikan bahwa perolehan hasil belajar mata kuliah karya inovatif mahasiswa program studi Pendidikan Tata Rias masih kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan sebagian besar mahasiswa hanya mendapatkan nilai cukup untuk sebuah karya yang diciptakan selama proses perkuliahan. Terdapat banyak sekali faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran karya inovatif dan permasalahan didalamnya biasanya saling berhubungan. Selain faktor internal yaitu dri dalam diri mahasiswa tersebut juga faktor eksternal seperti pengajar, hardware pembelajaran, suasana kelas dan lain sebagainya. Untuk itu diperlukan kecakapan dosen dalam mengenali karakteristik siwanya sehingga dapat menentukan metode yang lebih tepat digunakan untuk masing-masing mahasiswa.

Menurut Mary Griffith yang dikutip dari Jama’al (2012) menjelaskan bahwa pendapat yang menyatakan manusia lahir kedunia sebagai selembar kertas kosong adalah kurang tepat karena sebenarnya manusia dilahirkan dengan sifat keingintahuan (curiosity) dan kreatifitas (creativity). Secara individual


(17)

masing-6

masing anak atau yang dalam proses perkuliahan disebut sebangai mahasiswa memiliki cara unik dan berbeda dalam menyerap dan menggali ilmu pengetahuan. Namun yang diterapkan dikampus dengan kurikulum yang sudah dibuat menyamaratakan proses pembelajaran untuk semua anak didalam kelas. Proses pemebelajaran lebih berorientasi pada materi, namun tidak diperhatikan apakah anak dapat dapat menyerap materi yang diajarkan dengan cara yang sama. Untuk tingkat perguruan tinggi sudah seharusnya mahasiswa diajarkan untuk lebih kreatif dan aktif dalam proses pembelajaran sehingga mahasiswa dapat menyerap ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan caranya masing-masing. Dibutuhkan metode pembelajaran yang lebih efektif untuk mengajarkan ana didik tingkat perguruan tinggi.

Metode “A Thinking of Love” yang dipopulerkan oleh Charlotte Mason

memberi kebebasan pada anak untuk menyerap informasi dan materi pembelajaran sesuai dengan kemampuan masing-masing anak. Menurut Charlotte anak seharusnya tidak dipaksa untuk bersekolah karena belajar dengan paksaan hanya akan menjadi beban moral. Beliau percaya bahwa setiap anak sudah punya kreativitas alamiah untuk mendeteksi pengetahuan, mengklasifikasi, dan mengaitkan informasi. Charlotte sering memberi nasihat kepada para orangtua agar tidak terlalu mendominasi dalam proses belajar anak. Bagi charlotte cara terbaik untuk mengetahui seberapa besar pemahaman anak adalah dengan test berupa narasi bukan pilihan ganda. Dalam metode CM ini anak dikenalkan dengan buku-buku narasi karya-karya penulis pilihan yang selalu bermutu dan


(18)

Selama ini metode yang digunakan adalah mengacu kepada metode Montessori yang banyak menggunakan alat-alat peraga dalam penyampaian materi pembelajarannya. Metode ini memanfaatkan seluruh panca indera dalam proses pembelajarannya. Jadi mahasiswa melihat, menyentuh, mencium, mendengar bahkan merasakan langsung materi yang disampaikan dengan alat peraga tersebut. Metode ini cukup melibatkan mahasiswa dalam proses pembelajarannya, namun sangat bergantung kepada dosen dalam merekayasa situasi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Kedua metode ini sama-sama berprinsip ”nature study”, namun

metode charlotte mason lebih menekankan kepada pendidikan karakter sedangkan Montessori lebih scientific. Kedua metode ini memiliki cara unik tersendiri dalam proses pengajaran. Menurut Charlotte kemampuan siswa seharusnya diukur dari narasi yang disampaikannya bukan hasil essay atau soal test pilihan berganda. Memberikan pekerjaan rumah (PR) dan jam pelajaran yang panjang dapat mempengaruhi keinginan belajar mahasiswa. Menurut Charlotte, mahasiswa seharusnya tidak merasa dibebani dengan kegiatan belajar namun diajarkan bagaimana mencintai kegiatan belajar tersebut. Hal inilah yang melatarbelakangi mengapa Metode Charlotte Mason disebut sebagai “a Thinking of Love”.

Metode Montessori dengan latar belakang Dr.Maria Montessori yang berpendidikan medis, metodenya lebih bersifat scientific. Dalam proses pengajarannya metode Montessori membutuhkan alat-alat peraga yang dibuat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai, alat-alat ini dapat berupa chart yang kemudian akan disusun oleh siswa. Sebagai contoh dalam mengenal huruf siswa terkadang ditutup matanya kemudian diperintahkan untuk


(19)

8

meraba tuliasan ataupun bentuk huruf dari kata tersebut. Metode ini memanfaatkan seluruh panca indera yaitu indera penglihatan, perasa, peraba, pendengaran dan penciuman, sebagai teknik dalam pengajarannya. Montessori mengembangkan metodenya dengan membuat checklist kemampuan yang harus dimiliki anak sejak lahir hingga pendidikan dasar.

Namun perbedaan metode pengajaran seringkali dipengaruhi oleh gaya belajar masing-masing anak. Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda. James and Gardner berpendapat bahwa gaya belajar adalah cara yang kompleks dimana para mahasiswa menganggap dan merasa paling efektif dan efisien dalam memproses, menyimpan dan memanggil kembali apa yang telah mereka pelajari

Dari berbagai gaya belajar yang ada menurut penulis gaya belajar Myers and Brigss adalah yang paling berpengaruh dalam mata kuliah karya inovatif. Mata kuliah karya inovatif banyak menuntut mahasiswa terlibat dalam tugas yang dikerjaka secara berkelompok dan banyak berhubungan dengan orang-orang diluar perkuliahan. Gaya belajar Myers and Briggs yaitu gaya belajar type kepribadian extrovert maupun introvert sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam meningkatkan hasil belajar mata kuliah karya inovatif ini.

Anak anak extrovert lebih terbuka dan menyukai kegiatan-kegiatan berkelompok. Sedangkan anak Introvert adalah kebalikannya. Penilaian yang dilakukan berdasarkan dimensi extrovert, artinya semakin tinggi nilai yang diperoleh individu tersebut, maka semakin berciri extrovert individu tersebut, dan sebaliknya, semakin rendah nilai yang diperoleh individu tersebut, maka semakin introvert mereka. Individu


(20)

extrovert selalu dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia diluar dirinya. Individu bertipe ini berorientasi keluar, pikiran, perasaan, serta tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun non-sosial. Dia bersikap positif terhadap masyarakat, hatinya terbuka, mudah bergaul, dan hubungannya dengan individu lain lancar.

Pribadi dengan gaya extrovert biasanya tidak suka berdiam diri dan mengutamakan tindakan tanpa banyak merenungkan. Seringkali individu dengan tipe ini lebih dahulu bertindak baru memikirkan resiko yang akan menimpanya. Tipe ini sangat senang berbicara, menikmati berbagai variasi kegiatan, menyukai pengalaman dalam mempelajari sesuatu, serta suka berkenalan dan menjalin persahabatan.

Pelajar dengan tipe extrovert menyukai interaksi dengan orang lain, dan lebih mempunyai orientasi pada tindakan. Mereka menemukan energi didalam berbagai hal pada orang-orang dan lebih suka belajar bersama-sama. Pelajar tipe ini membutuhkan umpan balik dari guru dan dari tokoh yang dipercayainya. Untuk pelajar dengan tipe ini guru perlu menciptakan satu kelas dimana pelajar dengan gaya extrovert mempunyai beberapa kesempatan untuk berbicara dan berdiskusi, untuk menyajikan, mempresentasikan gagasan-gagasan mereka, dan untuk bergerak.

Seseorang dengan gaya introvert cenderung menyimpan banyak rahasia tentang persoalan dirinya, juga banyak menjaga rahasia persoalan orang lain. Seseorang dengan gaya belajar introvert juga lebih memikirkan resiko yang akan terjadi sebelum mengambil tindakan. Dalam menyelesaikan pekerjaan, ia lebih suka melakukan dengan sendiri daripada berkelompok. Kesendirian


(21)

10

baginya akan mendatangkan ide-ide, sumber dari energi, kepuasan, keselamatan, dan untuk menikmati segala kejadian. Seseorang dengan gaya introvert menemukan energy pada gagasan-gagasan, konsep-konsep, dan abstraksi-abstraksi dan mereka harus berfikir dengan keras sebelum mereka mengambil resiko menjawab dihadapan orang lain.

Didalam lingkungan belajar, bila seluruh mahasiswa diberi kesempatan oleh guru untuk mengeluarkan pendapat maka mahasiswa dengan gaya belajar

introvert sering lambat dibandingkan dengan gaya extrovert. Mereka hanya akan

mengeluarkan pendapat jika mereka memang telah yakin pengetahuan mereka dapat mengejutkan dengan tanggapan-tanggapan yang keras dan tak terduga. Orang introvert ingin memahami dunia secara mendalam. Guru perlu mendesain satu kelas yang mengijinkan ruang dan waktu tipe ini untuk berpikir dan belajar.

Metode pembelajaran yang selama ini digunakan di Universitas Negeri Medan cukup efektif dalam mendidik siswanya. Peneliti ingin mengetahui sejauh mana metode pembelajaran berpengaruh dalam proses perkuliahan khususnya untuk mata kuliah karya inovatif untuk mengatasi masalah yang terjadi di Program Studi Pendidikan Tata Rias. Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian terhadap hasil belajar mata kuliah Karya Inovaif mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Medan. Peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh metode pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar mata kuliah karya inovatif.

Mata kuliah Karya Inovatif adalah mata kuliah Pre-Requisit atas mata kuliah yang didapat oleh mahasiswa di semester sebelumnya. Mata kuliah ini


(22)

menuntut mahasiswa untuk dapat menciptakan suatu karya yang kreatif dan inovatif yang dikembangkan dari mata kuliah praktek lainnya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dipahami bahwa telah terjadi perubahan dalam bidang pendidikan sekarang. Perlu diterapkan metode-metode baru yang dapat mencukupi rasa keingintahuan siswa dengan baik. Metode Charlotte Mason menerapkan penilaian berupa narasi dalam menilai pengetahuan siswanya. Pembelajaran yang diperoleh langsung dari narasumber. Metode Montessori lebih banyak menghabiskan proses pembelajaran didalam kelas menggunakan media-media yangmenggambarkan materi yang diajarkan. Gaya belajar juga mempunyai peran penting dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Dengan ini maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: (1) apakah metode pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa? (2) apakah gaya belajar siswa mempengaruhi hasil belajarnya? (3) apakah hasil belajar siswa berhubungan dengan gaya belajar yang dimiliknya? (4) sejauh manakah metode pembelajaran yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa? (5) guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam mata kuliah karya inovatif, metode pembelajaran manakah yang tepat untuk digunakan? (6) menggunakan metode pembelajaran Charlotte Mason untuk mata kuliah karya inovatif, apakah kekurangan dan kelebihannya? (7) metode pembelajaran manakah yang lebih tepat digunakan untuk siswa pada mata kuliah karya inovatif yang memiliki gaya belajar berbeda?


(23)

12 C. Pembatasan Masalah

Dari banyaknya masalah yang diidentifikasi dan untuk memberi ruang lingkup yang jelas pada proposal penelitian ini, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Ruang lingkup pembahasan lebih dititikberatkan pada metode pembelajaran yang digunakan dan gaya belajar yang dimiliki mahasiswa Pend.Tata Rias yang akan mempengaruhi hasil belajar mata kuliah karya inovatif. Penggunaan metode pembelajaran yang akan diamati adalah penggunaan metode pembelajaran Charlotte Mason dan Metode Montessori. Sedangkan gaya belajar yang dimiliki siswa akan ditinjau dari gaya belajar tipe kepribadian Myers &

Briggs yaitu extrovert maupun introvert, dan hasil belajar mata kuliah karya

inovatif dibatasi pada hasil test tata rias panggung dengan pemanfaatan bahan daur ulang.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka rumusan masalah pada proposal penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar mata kuliah karya inovatif mahasiswa tata rias UNIMED yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Charlotte Mason lebih tinggi daripada hasil belajar mahasiswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Montessori?

2. Apakah hasil belajar mata kuliah karya inovatif mahasiswa tata rias UNIMED yang memiliki gaya belajar extrovert lebih tinggi daripada hasil belajar mahasiswa yang memiliki gaya belajar introvert?


(24)

3. Apakah ada interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dengan gaya belajar terhadap hasil belajar mata kuliah karya inovatif mahasiswa tata rias UNIMED?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hasil belajar mata kuliah karya inovatif mahasiswa tata rias UNIMED yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Charlotte Mason dan yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Montessori.

2. Untuk mengetahui hasil belajar mata kuliah karya inovatif mahasiswa tata rias UNIMED yang memiliki gaya belajar extrovert dan hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar introvert.

3. Untuk mengetahui interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dengan gaya belajar terhadap hasil belajar mata kuliah karya inovatif mahasiswa tata rias UNIMED.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis yaitu menjadi bahan informasi bagi pengajar, pengelola, maupun bagi lembaga yang bergerak dibidang pendidikan, terutama pada proses pembelajaran tingkat universitas. Diharapkan juga dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang teknologi berkaitan dengan metode pembelajaran, hasil belajar mata


(25)

14

kuliah karya inovatif dan gaya belajar siswa, serta diharapkan bermanfaat bagi peneliti lainnya yang ingin mengkaji tentang penggunaan metode pembelajaran di universitas, serta diharapkan juga dapat memperluas khasanah kepustakaan.

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini, diharapkan hasil penelitian ini nantinya dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi para dosen dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan gaya belajar siswa. Juga diharapkan sebagai bahan masukan kepada universitas dan lembaga pendidikan lainnya agar dapat meningkatkan keberadaan dan menambah variasi jenis metode pembelajaran, sehingga hasil pembelajaran pada tingkat universitas dapat meningkat, lebih kompeten, dan berkualitas.


(26)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, pembahasan dan keterbatasan hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:

Pertama, rata-rata hasil belajar Karya Inovatif mahasiswa yang diajar

dengan MCM lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar Karya Inovatif mahasiswa yang diajar dengan MM. dengan demikian metode pembelajaran Charlotte Mason lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran Karya Inovatif guna meningkatkan hasil belajar Karya Inovatif mahasiswa tanpa memperhatikan adanya perbedaan gaya belajar.

Kedua, rata-rata hasil belajar Karya Inovatif mahasiswa yang memiliki

gaya belajar ekstrovert lebih tinggi dengan menggunakan MCM daripada MM, sedangkan rata-rata hasil belajar mahasiswa yang memiliki gaya belajar introvert lebih tinggi dengan menggunakan MM daripada MCM.

Ketiga, terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan gaya belajar

yang memberikan perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar Karya Inovatif. Perbedaan pengaruh tersebut adalah: (a) hasil belajar Karya Inovatif mahasiswa yang diajarkan dengan MCM lebih tinggi dibandingkan hasil belajar Karya Inovatif mahasiswa yang diajarkan dengan MM, (b) hasil belajar Karya Inovatif mahasiswa dengan gaya belajar extrovert lebih tinggi dibandingkan mahasiswa dengan gaya belajar introvert, (c) hasil belajar Karya Inovatif mahasiswa yang diajar dengan MCM dan gaya belajar extrovert lebih tinggi dibandingkan siswa


(27)

106

dengan gaya belajar introvert, (d) hasil belajar Karya Inovatif mahasiswa yang diajarkan dengan MM dan gaya belajar introvert lebih tinggi dibandingkan mahasiswa dengan gaya belajar ekstrovert, (e) hasil belajar Karya Inovatif siswa yang diajar dengan MCM dan gaya belajar extrovert lebih tinggi daripada hasil belajar Karya Inovatif siswa yang diajar dengan MM dan gaya belajar extrovert, (f) hasil belajar Karya Inovatif siswa yang diajar dengan MCM dan gaya belajar

introvert lebih rendah daripada hasil belajar Karya Inovatif siswa yang diajar

dengan MM dan gaya belajar introvert.

B. Implikasi

Pertama, desain materi dalam pembelajaran mesti disusun dengan struktur

yang dapat mendukung pelaksanaan model belajar yang dibutuhkan. Inventarisasi pengetahuan awal mengenai mahasiswa dilaksanakan sebelum merancang dan mengimplementasikan program pembelajaran. Basis pembelajaran bertumpu pada pengetahuan awal dan gaya belajar yang dimiliki siswa. Penekanan pembelajaran terletak pada kemampuan siswa untuk mengemukakan argumentasi dan mengorganisasi pengalaman. Dalam mengajar seharusnya bukan memerintahkan mahasiswa untuk belajar tapi mengenalkan mahasiswa untuk mencintai dan menyukai belajar. Mahasiswa yang belajar dengan perintah maka hanya menganggap belajar adalah kewajiban saja. Mahasiswa jenis ini haya akan menyimpan apa yang dipelajarinya dalam memori otaknya dengan jangka waktu tertentu. Setelah berlalu maka ia akan melupakan pelajaran tersebut. Berbeda halnya dengan mahasiswa yang belajar karena rasa ingintahunya. Maka ia akan terus menggali dan mencari informasi mengenai pelajaran yang sangat disukainya.


(28)

Kedua, Charlotte Mason yang telah dikembangkan ini diupayakan

diajarkan kepada mahasiswa yang akan menjadi calon pendidik di sekolah. Dengan demikian calon pendidik di bidang Karya Inovatif akan lebih awal memahami model pembelajaran Charlotte Mason, dimana sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yang membutuhkan keterampilan dan kreatifitas dalam menciptakan suatu karya. Harus diperhatikan metode pembelajaran yang digunakan dan begitu juga dengan gaya belajar mahasiswa tersebut. Metode Charlotte Mason lebih mengutamakan interaksi mahasiswa dengan orang lain dan alam sekitarnya sebagai teknik pembelajarannya. Sebaliknya metode pembelajaran Montessori lebih bersifat scientific sehingga mahasiswa kkurang berinteraksi dengan teman dan lingkungan belajarnya. Metode pembelajaran Charlotte Mason lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar Karya Inovatif karena dalam pembelajarannya mahasiswa cenderung aktif terlibat dan lebih leluasa dalam menyerap informasi yang diterima melalui materi yang disampaikan, siswa berupaya menemukan dan menyelesaikan masalah dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh metode pembelajaran terhadap hasil belajar Karya Inovatif mahasiswa. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan hasil belajar.

Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa gaya belajar

berpengaruh terhadap hasil belajar Karya Inovatif. Mahasiswa dengan gaya belajar extrovert memiliki rata-rata hasil belajar Karya Inovatif yang lebih tinggi atau lebih unggul dibandingkan dengan mahasiswa dengan gaya belajar introvert.


(29)

108

Pernyataan tersebut memberikan penjelasan dan penegasan bahwa gaya belajar signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar Karya Inovatif mahasiswa.

Mahasiswa dengan gaya belajar extrovert akan lebih mudah menyerap informasi mengenai materi yang disampaikan melalui teman dan lingkungan belajarnya karena mahasiswa dengan gaya belajar extrovert lebih mudah membangun komunikasi dua arah dalam proses belajarnya. Dengan demikian mahasiswa tipe ini akan dapat dengan mudah memecahkan masalah-masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran. Konsekuensi logis dari pengaruh Gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar Karya Inovatif juga berimplikasi kepada dosen pengampuh mata kuliah Karya Inovatif untuk melakukan identifikasi dan prediksi didalam menentukan gaya belajar yang dimiliki mahasiswa. Dengan mengkelompokkan gaya belajar mahasiswa maka dosen dapat menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswanya.

Perbedaan gaya belajar juga berimplikasi kepada dosen dalam memberikan motivasi dan membangkitkan minat belajar mahasiswa. Bagi mahasiswa dengan dengan gaya belajar extrovert akan lebih mudah bagi dosen dalam memotivasi dan membangkitkan minat belajar mahasiswa, namun bagi mahasiswa dengan gaya belajar introvert maka dosen perlu memberikan perhatian dan motivasi yang lebih dan secara kontiniu. Pemberian motivasi, membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa akan lebih efektif apabila hubungan antara dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan mahasiswa tercipta dan terjalin secara kondusif.


(30)

Keempat, hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya interaksi metode

pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar Karya Inovatif. Hal ini terindikasi melalui mahasiswa dengan gaya belajar extrovert diajar dengan MCM memperoleh hasil belajar Karya Inovatif yang lebih tinggi dibandingkan dengan MM. Sedangkan bagi siswa dengan gaya belajar introvert yang diajar dengan MCM lebih rendah dibandingkan dengan yang diajarkan dengan MM. Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode pembelajaran Charlotte Mason lebih tepat digunakan bagi siswa yang memiliki gaya belajar extrovert, sedangkan metode pembelajaran Montessori lebih tepat digunakan bagi siswa dengan gaya belajar introvert.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa meningkatkan hasil belajar Karya Inovatif dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang diterapkan oleh dosen dan gaya belajar yang dimiliki mahasiswa. Dalam hal ini antara dosen dan mahasiswa mempunyai peranan yang sama dan berarti dalam meningkatkan hasil belajar Karya Inovatif itu sendiri, sehingga untuk mencapai hasil belajar Karya Inovatif yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu metode pembelajaran dan gaya belajar perlu menjadi perhatian secara bersamaan.

Interaksi metode pembelajaran dan gaya belajar berimplikasi kepada dosen dan mahasiswa. Untuk dosen, agar dapat memahami dan dapat dengan baik melaksanakan penerapan metode pembelajaran Charlotte Mason didalam kelas karena melalui penelitian ini MCM terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar Karya Inovatif. Sedangkan untuk siswa, agar selalu berupaya lebih terbuka dan berkomunikasi dengan lebih baik serta mendisiplinkan diri dalam belajar.


(31)

110 C. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran yaitu:

1. Pertama, para dosen Karya Inovatif disarankan untuk menggunakan model belajar MCM sebagai model belajar alternative dalam pembelajaran. Model belajar MCM telah mampu mengubah gaya belajar siswa menjadi konsep ilmiah.

2. Kedua, pembelajaran Karya Inovatif sangat sarat dengan konsep-konsep yang membutuhkan penalaran tinggi. Agar hasil belajar yang dicapai lebih optimum maka para dosen Karya Inovatif sebaiknya selalu memperhatikan gaya belajar yang telah dimiliki siswa. Sehingga metode dalam pembelajaran dapat ditentukan dengan tepat.

3. Ketiga, untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel moderator lain, seperti IQ, sikap, motivasi, gaya berpikir, pengetahuan verbal dan lain-lain, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata kuliah Karya Inovatif. Di samping itu disarankan pula untuk memperbanyak jumlah populasi dan sampel penelitian, serta menambah waktu pelaksanaan penelitian.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Ali & Asrori. (2008). Psikologi Remaja dan perkembangan siswa. Jakarta: Bina Aksara

Arifin, M. (1999). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Dick, W. dan Carey, L. (2005) The Sistematic Design of Instruction Gllenview, Illionis: Scoot, Forestman

Direktorat Pendidikan Kesetaraan, “Pendidikan Kesetaraan Mencerahkan Anak

Bangsa” Dirjen PLS DEPDIKNAS, 2006

Ghufron, M.Nur, & Risnawita, Rina, S, Gaya Belajar Kajian Toritik, (Pustaka Pelajar; Yogyakarta; Feb 2012) hal.40

Hamalik, Oemar. (2002). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti Hamid, A. (2008) Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Pps UNIMED

Hatta Fakhrurrozi, S.Pd.I, M.Pd,I & Saepudin Mashuri, S.Ag., M.Pd,I, Resume

Home Schooling Sebagai Model Pendidikan Alternatif Bagi Masyarakat Terpencil, STAIN Datokarama PALU, 2011

Imas Kurniasih, Home Shooling, Bersekolah di rumah, Kenapa tidak?,(Yogyakarta: Cakrawala, 2009), hal.28-30

Kristi, Ellen, Cinta Yang Berpikir, EIN Institute, Semarang, 2012 Kembara, Maulia D. Panduan Lengkap

Linsenbach, Sherri. Everything Homeschooling Book. Adams Media Corporation, 2003, Massachusets.

Menteri Pendidikan Nasional, PERMEN No. 22 Tahun 2006, Standar Isi Pendidikan Nasional.

Mulyadi, Seto. 2007. Homeschooling Keluarga Kak Seto: Mudah, Murah, Meriah

dan Direstui Pemerintah, Jakarta: PT. Mizan Pustaka.

Mulyana, Enceng. 2008. Model Tukar Belajar (Learning Exchange) dalam


(33)

112 Ma’mur Asmani, Jamal, Buku Pintar Home Schooling,(Jakarta: Flash Books :

2012) hal.23

Montessori, Learning Activities for Under-Fives(New York: St. Martin’ Press), hal.30

Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar , (Bandung : Bumi Aksara : 2008)

Nasution, A. (2007). “Pengaruh Media Pembelajaran Visual dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa MAN 1 Medan”. Tesis

Program Pasca Sarjana. UNIMED.

Ransom, Marsha. 2001. The Complete Idiot’s Guide to Homeschooling, (USA: Alpha Publishing.

Ramli, Munas Prianto. 2008. Homeschooling: Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan bagi Generasi Putus Sekolah dan dan Generasi di Wilayah Terpencil, Makalah, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Sandjaja, B. Heriyanto, Albertus. Panduan Penelitian. Jakarta. Prestasi Pustaka Publishing

Saparinah, S. (2004) Intelegensi bAkat dan Tes IQ, Jakarta: Gaya Favorit Press Simamora, Roymond H. (2009). Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan.

Jakarta : EGC

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono, (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta

Sumardiono, Homeschooling; Lompatan Cara Belajar, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007),

Suryabrata, S. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press Sutrisno, (2005). Revolusi Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta: Ar Ruzz

Tanta, Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil BelajarMahasiswa Pada Mata

Kuliah Biologi Umum Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas

cenderawasih, 2010

Wahyudi, Eksistensi Sekolah Rumah (Home Schooling) dalam khasanah

pendidikan, FKIP UNTAN Pontianak, 2011


(34)

Website yang terkait:

Montessori methodshttp://montessori.org.au Diakses tanggal 15 Agustus 2012.

Ambleside online ( http://www.amblesideonline.org ) diakses tanggal 27 agustus 2012

Pustaka Charlote Mason Indonesia ( http://www.cmindonesia.com ) diakses tanggal 27 agustus 2012

A Charlotte Mason Education ( http://www.charlottemasoneducation.com ) situs milik Catherine Levison diakses tanggal 28 agustus 2012

Charlotte Mason Approach ( http://www.pennygardner.com ) situs milik Penny Gardner diakses tanggal 28agustus 2012

Simply Charlotte Mason ( http://www.simplycharlottemason.com ) diakses tanggal 27 agustus 2012

Charlotte Mason Homeschoolers

www.facebook.com/groups/charlottemasonhomeschoolersdiakses tanggal 28 agustus 2012

Komunitas Charlotte Mason

Indonesia(http://www.facebook.com/groups/210306649017667) diakses tanggal 27 agustus 2012


(1)

Pernyataan tersebut memberikan penjelasan dan penegasan bahwa gaya belajar signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar Karya Inovatif mahasiswa.

Mahasiswa dengan gaya belajar extrovert akan lebih mudah menyerap informasi mengenai materi yang disampaikan melalui teman dan lingkungan belajarnya karena mahasiswa dengan gaya belajar extrovert lebih mudah membangun komunikasi dua arah dalam proses belajarnya. Dengan demikian mahasiswa tipe ini akan dapat dengan mudah memecahkan masalah-masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran. Konsekuensi logis dari pengaruh Gaya belajar mahasiswa terhadap hasil belajar Karya Inovatif juga berimplikasi kepada dosen pengampuh mata kuliah Karya Inovatif untuk melakukan identifikasi dan prediksi didalam menentukan gaya belajar yang dimiliki mahasiswa. Dengan mengkelompokkan gaya belajar mahasiswa maka dosen dapat menerapkan rencana-rencana pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswanya.

Perbedaan gaya belajar juga berimplikasi kepada dosen dalam memberikan motivasi dan membangkitkan minat belajar mahasiswa. Bagi mahasiswa dengan dengan gaya belajar extrovert akan lebih mudah bagi dosen dalam memotivasi dan membangkitkan minat belajar mahasiswa, namun bagi mahasiswa dengan gaya belajar introvert maka dosen perlu memberikan perhatian dan motivasi yang lebih dan secara kontiniu. Pemberian motivasi, membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa akan lebih efektif apabila hubungan antara dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan mahasiswa tercipta dan terjalin secara kondusif.


(2)

Keempat, hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya interaksi metode pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar Karya Inovatif. Hal ini terindikasi melalui mahasiswa dengan gaya belajar extrovert diajar dengan MCM memperoleh hasil belajar Karya Inovatif yang lebih tinggi dibandingkan dengan MM. Sedangkan bagi siswa dengan gaya belajar introvert yang diajar dengan MCM lebih rendah dibandingkan dengan yang diajarkan dengan MM. Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode pembelajaran Charlotte Mason lebih tepat digunakan bagi siswa yang memiliki gaya belajar extrovert, sedangkan metode pembelajaran Montessori lebih tepat digunakan bagi siswa dengan gaya belajar introvert.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa meningkatkan hasil belajar Karya Inovatif dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang diterapkan oleh dosen dan gaya belajar yang dimiliki mahasiswa. Dalam hal ini antara dosen dan mahasiswa mempunyai peranan yang sama dan berarti dalam meningkatkan hasil belajar Karya Inovatif itu sendiri, sehingga untuk mencapai hasil belajar Karya Inovatif yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu metode pembelajaran dan gaya belajar perlu menjadi perhatian secara bersamaan.

Interaksi metode pembelajaran dan gaya belajar berimplikasi kepada dosen dan mahasiswa. Untuk dosen, agar dapat memahami dan dapat dengan baik melaksanakan penerapan metode pembelajaran Charlotte Mason didalam kelas karena melalui penelitian ini MCM terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar Karya Inovatif. Sedangkan untuk siswa, agar selalu berupaya lebih terbuka dan berkomunikasi dengan lebih baik serta mendisiplinkan diri dalam belajar.


(3)

C. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan hasil penelitian, berikut ini diajukan beberapa saran yaitu:

1. Pertama, para dosen Karya Inovatif disarankan untuk menggunakan model belajar MCM sebagai model belajar alternative dalam pembelajaran. Model belajar MCM telah mampu mengubah gaya belajar siswa menjadi konsep ilmiah.

2. Kedua, pembelajaran Karya Inovatif sangat sarat dengan konsep-konsep yang membutuhkan penalaran tinggi. Agar hasil belajar yang dicapai lebih optimum maka para dosen Karya Inovatif sebaiknya selalu memperhatikan gaya belajar yang telah dimiliki siswa. Sehingga metode dalam pembelajaran dapat ditentukan dengan tepat.

3. Ketiga, untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel moderator lain, seperti IQ, sikap, motivasi, gaya berpikir, pengetahuan verbal dan lain-lain, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata kuliah Karya Inovatif. Di samping itu disarankan pula untuk memperbanyak jumlah populasi dan sampel penelitian, serta menambah waktu pelaksanaan penelitian.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ali & Asrori. (2008). Psikologi Remaja dan perkembangan siswa. Jakarta: Bina Aksara

Arifin, M. (1999). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Dick, W. dan Carey, L. (2005) The Sistematic Design of Instruction Gllenview, Illionis: Scoot, Forestman

Direktorat Pendidikan Kesetaraan, “Pendidikan Kesetaraan Mencerahkan Anak

Bangsa” Dirjen PLS DEPDIKNAS, 2006

Ghufron, M.Nur, & Risnawita, Rina, S, Gaya Belajar Kajian Toritik, (Pustaka Pelajar; Yogyakarta; Feb 2012) hal.40

Hamalik, Oemar. (2002). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti Hamid, A. (2008) Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Pps UNIMED

Hatta Fakhrurrozi, S.Pd.I, M.Pd,I & Saepudin Mashuri, S.Ag., M.Pd,I, Resume Home Schooling Sebagai Model Pendidikan Alternatif Bagi Masyarakat Terpencil, STAIN Datokarama PALU, 2011

Imas Kurniasih, Home Shooling, Bersekolah di rumah, Kenapa tidak?,(Yogyakarta: Cakrawala, 2009), hal.28-30

Kristi, Ellen, Cinta Yang Berpikir, EIN Institute, Semarang, 2012 Kembara, Maulia D. Panduan Lengkap

Linsenbach, Sherri. Everything Homeschooling Book. Adams Media Corporation, 2003, Massachusets.

Menteri Pendidikan Nasional, PERMEN No. 22 Tahun 2006, Standar Isi Pendidikan Nasional.

Mulyadi, Seto. 2007. Homeschooling Keluarga Kak Seto: Mudah, Murah, Meriah dan Direstui Pemerintah, Jakarta: PT. Mizan Pustaka.

Mulyana, Enceng. 2008. Model Tukar Belajar (Learning Exchange) dalam Perspektif Pendidikan Luar Sekolah (PLS), Bandung: Alfabeta.


(5)

Ma’mur Asmani, Jamal, Buku Pintar Home Schooling,(Jakarta: Flash Books : 2012) hal.23

Montessori, Learning Activities for Under-Fives(New York: St. Martin’ Press), hal.30

Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar , (Bandung : Bumi Aksara : 2008)

Nasution, A. (2007). “Pengaruh Media Pembelajaran Visual dan Kemampuan

Awal Terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa MAN 1 Medan”. Tesis

Program Pasca Sarjana. UNIMED.

Ransom, Marsha. 2001. The Complete Idiot’s Guide to Homeschooling, (USA: Alpha Publishing.

Ramli, Munas Prianto. 2008. Homeschooling: Sebuah Upaya Pemerataan Akses Pendidikan bagi Generasi Putus Sekolah dan dan Generasi di Wilayah Terpencil, Makalah, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Sandjaja, B. Heriyanto, Albertus. Panduan Penelitian. Jakarta. Prestasi Pustaka Publishing

Saparinah, S. (2004) Intelegensi bAkat dan Tes IQ, Jakarta: Gaya Favorit Press Simamora, Roymond H. (2009). Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan.

Jakarta : EGC

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono, (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta

Sumardiono, Homeschooling; Lompatan Cara Belajar, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007),

Suryabrata, S. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press Sutrisno, (2005). Revolusi Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta: Ar Ruzz

Tanta, Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil BelajarMahasiswa Pada Mata Kuliah Biologi Umum Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas cenderawasih, 2010

Wahyudi, Eksistensi Sekolah Rumah (Home Schooling) dalam khasanah pendidikan, FKIP UNTAN Pontianak, 2011


(6)

Website yang terkait:

Montessori methodshttp://montessori.org.au Diakses tanggal 15 Agustus 2012.

Ambleside online ( http://www.amblesideonline.org ) diakses tanggal 27 agustus 2012

Pustaka Charlote Mason Indonesia ( http://www.cmindonesia.com ) diakses tanggal 27 agustus 2012

A Charlotte Mason Education ( http://www.charlottemasoneducation.com ) situs milik Catherine Levison diakses tanggal 28 agustus 2012

Charlotte Mason Approach ( http://www.pennygardner.com ) situs milik Penny Gardner diakses tanggal 28agustus 2012

Simply Charlotte Mason ( http://www.simplycharlottemason.com ) diakses tanggal 27 agustus 2012

Charlotte Mason Homeschoolers

www.facebook.com/groups/charlottemasonhomeschoolersdiakses tanggal 28 agustus 2012

Komunitas Charlotte Mason

Indonesia(http://www.facebook.com/groups/210306649017667) diakses tanggal 27 agustus 2012


Dokumen yang terkait

Pengaruh Torso Terhadap Hasil Belajar Biologi (Studi Eksperimental Terhadap Siswa SMP Negeri 6 Binjai)

1 41 73

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH EKONOMI Pengaruh Kreativitas Belajar Dan Kemampuan Komunikasi Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Ekonomi Makro Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntans

0 4 18

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH Pengaruh Media Pembelajaran Dan Keaktifan Mahasiswa Dalam Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Perusahaan Jasa Pada Mahasiswa Program Stu

0 2 13

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH Pengaruh Media Pembelajaran Dan Keaktifan Mahasiswa Dalam Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Akuntansi Perusahaan Jasa Pada Mahasiswa Program Stu

0 2 18

PENGARUH GAYA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH TEKNOLOGI Pengaruh Gaya Mengajar Dosen Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Teknologi Informasi Pembelajaran Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan A

0 1 17

PENGARUH GAYA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH TEKNOLOGI Pengaruh Gaya Mengajar Dosen Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Teknologi Informasi Pembelajaran Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan A

0 3 11

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN KREATIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH MAKANAN NUSANTARA MAHASISWA PROGRAM STUDI TATA BOGA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

0 0 30

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI STMIK TIME-MEDAN.

0 2 24

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH BIOLOGI UMUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS CENDERAWASIH

0 0 15

Hubungan Antara Pesrpsi Mahasiswa Terhadap Materi Kuliah Dengan hasil Belajar Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Universitas Negeri Padang - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 50