HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANIASASI, KOMPETENSI PROFESIONAL, DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN KERJA GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN ACEH TENGAH.

(1)

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI, KOMPETENSI PROFESIONAL, DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN

KERJA GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN ACEH TENGAH

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh: S A M S U D D I N

NIM. 8106132041


(2)

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI, KOMPETENSI PROFESIONAL, DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN

KERJA GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN ACEH TENGAH

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh: S A M S U D D I N

NIM. 8106132041

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

(4)

i ABSTRACT

SAMSUDDIN. NIM. 8106132041. Correlation Cultural Organization, Professional Competence and Commitment Job Satisfaction with Work Commitment Teacher High Schools in Central Aceh District. Thesis. Graduate Program, State University of Medan.

This study aimed to determine: (1) the relationship of organizational culture to work commitments, (2) the relationship of professional competence with work commitments, (3) the relationship of job satisfaction with work commitments, and (4) the relationship of organizational culture, professional competence, and job satisfaction with work commitment.

Subjects were teacher high schools in Central Aceh District. with total sample of 179 people. Research sampling technique used random sampling method. Descriptive research method aimed at obtaining information about the symptoms when the study was conducted.

Prior to this research instrument research first tested, followed by testing the validity and reliability testing. Instruments of work commitments valid questionnaires obtained 24 points out of 30 questionnaire items were tested, and has a reliability of 0.781. Organizational culture instrument valid questionnaires obtained 26 of the 30 items tested questionnaire items, and the reliability coefficient of 0.900. Instruments of professional competence valid questionnaires obtained 25 points from 30 points questionnaires tested, and reliability coefficient of 0.893. Instruments are valid job satisfaction questionnaire obtained 25 grains of the 30 questionnaire items were tested, and the reliability coefficient of 0.881.

Based on the hypothesis testing can be concluded: (1) there is a significant relationship between organizational culture with work commitments amounting ry1,23 = 0.348> rtable = 0.138 and tobserve = 7.050> ttable = 1.645, (2) there is a significant relationship between competence professionals with a commitment to work for ry2,13 = 0.341> rtable = 0.138 and tobserve = 6.849> ttable = 1.645, (3) there is a significant relationship between job satisfaction with work commitments amounting ry3,12 = 0.279> rtable = 0.138 and tobserve = 5.141> ttable = 1.645, and (4) there is a significant relationship between organizational culture, professional competence, and job satisfaction with work commitments of Ry(123) = 0.216> rtable = 0.138 and Fobserve = 16.106> Ftable= 2.65.

The results obtained by the organizational culture, professional competence, and job satisfaction together contributed 21.6% of the commitment amount of work, and the rest are other circumstances determined.


(5)

ABSTRAK

SAMSUDDIN. NIM. 8106132041. Hubungan Budaya Organisasi, Kompetensi Profesional, dan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Kerja Guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan budaya organisasi dengan komitmen kerja; (2) hubungan kompetensi profesional dengan komitmen kerja; (3) hubungan kepuasan kerja dengan komitmen kerja; dan (4) hubungan budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan kerja dengan komitmen kerja. Subjek penelitian adalah guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah dengan jumlah sampel sebanyak 179 orang. Teknik pengambilan sampel penelitian digunakan cara random sampling. Metode penelitian bersifat deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala pada saat penelitian dilakukan. Sebelum penelitian ini dilakukan instrumen penelitian terlebih dahulu diujicobakan, dilanjutkan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Instrumen angket komitmen kerja yang valid diperoleh 24 butir dari 30 butir angket yang diujicobakan, dan mempunyai reliabilitas sebesar 0,781. Instrumen angket budaya organisasi yang valid diperoleh 26 butir dari 30 butir angket yang diujicobakan, dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,900. Instrumen angket kompetensi profesional yang valid diperoleh 25 butir dari 30 butir angket yang diujicobakan, dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,893. Instrumen angket kepuasan kerja yang valid diperoleh 25 butir dari 30 butir angket yang diujicobakan, dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,881. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat hubungan yang berarti antara budaya organisasi dengan komitmen kerja sebesar ry1,23= 0,348 > rtabel = 0,138 dan thitung = 7,050 > ttabel = 1,645; (2) terdapat hubungan yang berarti antara kompetensi profesional dengan komitmen kerja sebesar ry2,13 = 0,341 > rtabel = 0,138 dan thitung = 6,849 > ttabel = 1,645; (3) terdapat hubungan yang berarti antara kepuasan kerja dengan komitmen kerja sebesar ry3,12= 0,278 > rtabel= 0,138 dan thitung = 5,141 > ttabel = 1,645; dan (4) terdapat hubungan yang berarti antara budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan kerja dengan komitmen kerja sebesar Ry(123) = 0,465 > rtabel = 0,138 dan Fhitung = 16,106 > Ftabel = 2,65. Hasil penelitian diperoleh budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan kerja secara bersama-sama memberikan sumbangan sebesar 21,6% terhadap komitmen


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Penulis kelapangan waktu dan kemampuan berpikir sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik, dan tak lupa selawat beriringkan salam kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapatkan safaatnya diyaumil mahsyar kelak. Amin ya robbal alamin.

Tesis ini disusun untuk melengkapi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan di Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Dalam tesis ini penulis dibimbing oleh dosen pembimbing memilih judul “Hubungan Budaya Organisasi, Kompetensi Profesional, dan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Kerja Guru SMA Negeri di

Kabupaten Aceh Tengah”.

Dalam penulisan tesis ini, Penulis banyak mengalami hambatan dan rintangan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penyelesaiannya yang kesemuanya itu disebabkan minimnya pengetahuan dan pengalaman Penulis dalam penelitian dan penulisan karya ilmiah. Namun demikian, berkat bantuan dan bimbingan dari Dosen Pembimbing: Bapak Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd. dan Prof. Dr. Abdul Hamid, M.Pd., serta saran dan masukan dari Narasumber: Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., Prof. Dr. Yusnadi, M.Si., dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd., Penulis dapat menyelesaikan tesis ini sesempurna mungkin.

Pada kesempatan yang baik ini dengan segala kerendahan hati Penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Administrasi

Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan.


(7)

4. Para Dosen Pengajar Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman belajar kepada Penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

5. Staf adminsitrasi Pascasarjana Universitas Negeri Medan lainnya atas bantuan administrasi kepada Penulis selama mengikuti perkuliahan S2.

6. Teristimewa kepada kedua orang tua ayahanda Alm. Asian dan ibunda Syamsiah serta mertuaku Burhanuddin dan Almh. Nurhayati atas do’anya, didikan, dan bantuan moril/materil selama Penulis mengikuti perkuliahan.

7. Teristimewa isteri Isatirradiah dan anak-anakku, Tiara Mah Bengi, Naufal Fikri, dan Nafil Fikri atas do’a dan dukungan sepenuhnya mulai Penulis kuliah sampai selesai S2.

8. Rekan-rekan mahasiswa S2 Prodi Adminsitrasi Pendidikan Angkatan XIX-B yang tidak dapat kusebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada Penulis selama perkuliahan.

Untuk semua itu Penulis mendo’akan, semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada Bapak/Ibu dan Saudara/i. Akhirnya Penulis mengharapkan semoga tesis ini memberikan manfaat bagi peningkatan mutu pendidikan pada masa yang akan datang.

Medan, Februari 2013 Penulis

SAMSUDDIN NIM. 8106132041


(8)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 9

A. Kajian Teoretis ... 9

1. Komitmen Kerja... 9

2. Budaya Organisasi ... 14

3. Kompetensi Profesional ... 17

4. Kepuasan Kerja ... 21

5. Penelitian Yang Relevan ... 27

B. Kerangka Berpikir... 33

1. Hubungan antara Budaya Organisasi dengan Komitmen Kerja 33 2. Hubungan antara Kompetensi Profesional dengan Komitmen Kerja ... 34

3. Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Komitmen Kerja.. 34

4. Hubungan antara Budaya Organisasi, Kompetensi Profesional, dan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Kerja ... 35

C. Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 37

B. Metode Penelitian ... 37


(9)

D. Populasi dan Sampel ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data... 42

F. Teknik Analisis Data Penelitian ... 50

G. Hipotesis Statistik ... 57

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 58

A. Deskripsi Data Penelitian... 58

B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 62

C. Uji Persyaratan Analisis... 65

D. Uji Hipotesis Penelitian ... 75

E. Temuan Penelitian ... 80

F. Pembahasan Penelitian ... 83

G. Keterbatasan Penelitian... 86

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Implikasi ... 90

C. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 95 LAMPIRAN


(10)

vii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1. Populasi Penelitian ... 43

2. Kisi-kisi Instrumen Angket Komitmen Kerja ... 44

3. Kisi-kisi Instrumen Angket Budaya Organisasi... 45

4. Kisi-kisi Instrumen Angket Kompetensi Profesional ... 46

5. Kisi-kisi Instrumen Angket Kepuasan Kerja ... 58

5. Distribusi Frekuensi Skor Komitmen Kerja... 59

6. Distribusi Frekuensi Skor Budaya Organisasi ... 60

7. Distribusi Frekuensi Skor Kompetensi Profesional ... 61

8. Distribusi Frekuensi Skor Kepuasan Kerja ... 62

9. Tingkat Kecenderungan Variabel Komitmen Kerja ... 63

10. Tingkat Kecenderungan Variabel Budaya Organisasi ... 64

11. Tingkat Kecenderungan Variabel Kompetensi Profesional... 65

12. Tingkat Kecenderungan Variabel Kepuasan Kerja... 66

13. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X1... 68

14. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X2... 69

15. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X3... 71

16. Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian... 72

17. Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas Setiap Variabel Penelitian ... 73

18. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Ganda... 113

19. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Angket Komitmen Kerja... 115

20. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Butir Angket Komitmen Kerja... 119

21. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Butir Angket Budaya Organisasi 121 22. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Butir Angket Budaya Organisasi .. 125

23. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Angket Kompetensi Profesional . 127 24. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Butir Angket Kompetensi Profesional ... 127

25. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Angket Kepuasan Kerja ... 131

26. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Butir Angket Kepuasan Kerja ... 133

27. Distribusi Frekuensi Variabel Komitmen Kerja ... 144

28. Distribusi Frekuensi Variabel Budaya Organisasi... 145

29. Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi Profesional... 147

30. Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Kerja... 149

31. Tingkat Kecenderungan Variabel Komitmen Kerja ... 151

32. Tingkat Kecenderungan Variabel Budaya Organisasi ... 152

33. Tingkat Kecenderungan Variabel Kompetensi Profesional... 152

34. Tingkat Kecenderungan Variabel Kepuasan Kerja... 153


(11)

36. Perhitungan Jumlah Kuadrat Galat JK (G) Y atas X2... 163

37. Perhitungan Jumlah Kuadrat Galat JK (G) Y atas X3... 169

38. Liliefors Variabel Y atas X1... 175

39. Liliefors Variabel Y atas X2... 180

40. Liliefors Variabel Y atas X3... 184

41. Pengelompokkan Data Y Berdasarkan X1... 189

42. Uji Homogenitas Varians Data Pengelompokkan Variabel Y Berdasarkan X1... 194

43. Pengelompokkan Data Y Berdasarkan X2... 196

44. Uji Homogenitas Varians Data Pengelompokkan Variabel Y Berdasarkan X2... 201

45. Pengelompokkan Data Y Berdasarkan X3... 203

46. Uji Homogenitas Varians Data Pengelompokkan Variabel Y Berdasarkan X3... 208


(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1. Paradigma Penelitian... 39

2. Penentuan Jumlah Sampel Penelitian... 41

3. Histogram Skor Komitmen Kerja ... 59

4. Histogram Skor Budaya Organisasi ... 60

5. Histogram Skor Kompetensi Profesional... 61

6. Histogram Skor Kepuasan Kerja... 62

7. Gambar Regresi Linier Sederhana antara X1dengan Y... 67

8. Gambar Regresi Linier Sederhana antara X2dengan Y... 69

9. Gambar Regresi Linier Sederhana antara X3dengan Y... 70


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru sebagai salah satu unsur dalam proses belajar mengajar memilki multi peran, tidak terbatas hanya sebagai pengajar yang melakukantransfer of knowledge, tetapi juga sebagai pembimbing yang mendorong potensi mengembangkan alternatif, dan memobilitas siswa dalam belajar. Artinya guru memilki tugas dan tanggung jawab yang kompleks terhadap pencapaian tujuan pendidikan, dimana guru tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu yang akan diajarkan dan memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar, namun juga dituntut untuk menampilkan kepribadian yang mampu menjadi teladan bagi siswa. Untuk itu guru dituntut lebih profesional dalam menjalankan tugasnya.

Berdasarkan hasil studi di negara-negara berkembang, guru memberikan sumbangan dalam prestasi belajar siswa (36%), selanjutnya, manajemen (23%), waktu belajar (22%), dan sarana fisik (19%). Aspek yang berkaitan dengan guru adalah menyangkut citra/mutu guru dan kesejahteraan. (Indra Djati Sidi: No. 25/tahun VIII/2000). Sementara itu Tilaar (1999:104) menyatakan “peningkatan kualitas pendidikan tergantung banyak hal, terutama mutu gurunya”. Dengan demikian, jelaslah bahwa keberhasilan


(14)

2

upaya untuk meningkatkan kualitas guru adalah dengan cara meningkatkan komitmen kerjanya, sebab dengan komitmen kerja guru yang meningkat maka guru akan berusaha untuk meningkatkan profesi dan mutunya dengan demikian diharapkan keberhasilan pendidikan akan tercapai.

Komitmen kerja guru itu bisa dilaksanakan dengan beberapa cara di antaranya adalah organisasi dapat membuat iklim organisasi yang berpihak pada kesejahteraan guru, terbuka dan menekankan pada prestasi, bisa pula komitmen kerja ditingkatkan menggunakan faktor kepuasan kerja. Komitmen dalam dalam menjalankan tugas merupakan aspek penting bagi kinerja atau produktivitas seseorang, ini disebabkan sebagian besar waktu guru digunakan untuk bekerja.

Salah satu fenomena yang ada di SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah sesuai dengan hasil wawancara penulis dan data yang diperoleh dengan beberapa guru di SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah, masih kurang komitmen terhadap tuntutan tugas. Masih terdapat gejala-gejala kemangkiran di lingkungan sekolah, rendahnya semangat kerja, kurang mau meningkatkan pengetahuannya, kedisiplinan guru masih rendah dan ketidak puasan terhadap keadaan tempat kerja serta keadaan siswa banyak yang menjengkelkan. Guru mengeluh tidak hanya faktor insentif/tunjangan Bupati dan Gubernur yang dirasa rendah bagi mereka dan kurang memenuhi kebutuhan ekonomi yang semakin lama semakin meningkat, namun faktor lain seperti kerja yang menjenuhkan, suasana lingkungan kerja yang tidak kondusif seperti teman yang tidak saling mendukung, pimpinan yang kurang


(15)

3

bijak serta siswa yang tingkah lakunya menjengkelkan. Di lain pihak, ada dari mereka yang menurun semangatnya dalam mengajar, merasa bosan, jenuh dengan pekerjaan.

Di samping masalah di atas kenyataan hasil dari observasi pada bulan Oktober 2012 yang ada pada SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah berdasarkan hasil wawancara penulis dengan PKS I Sekolah bagian bidang kurikulum SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah bahwa terdapat beberapa hal yaitu: semangat kerja masih rendah, belum semua guru menyiapkan RPP, malasnya guru dalam memberikan materi pelajaran secara langsung-lebih suka menyuruh siswa menulis di depan kelas, tidak komitmennya guru dengan tugas mengajar di kelas, dan sering meninggalkan sekolah tanpa ijin kepala sekolah. Dari kenyataan ini, maka komitmen guru dalam bekerja di SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah masih perlu ditingkat. Hal ini dikarenakan, komitmen guru untuk bekerja dengan baik sangat menentukan pencapaian mutu belajar di sekolah. Morrow dalam Chang (1999), komitmen kerja merupakan sikap seseorang terhadap karirnya. Guru dengan komitmen karir yang tinggi diindikasikan memiliki kebutuhan dan harapan yang tinggi terhadap organisasi/ sekolah tempatnya bekerja, serta lebih termotivasi saat harapannya terpenuhi.

Newstroom (1989) menyatakan komitmen kerja ditandai oleh tiga hal: (1) adanya rasa percaya yang kuat dan penerimaan seseorang terhadap tujuan


(16)

4

kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam suatu organisasi. Strum (1998) dalam Sopiah (2008:164) mengemukakan ada 5 faktor yang berpengaruh terhadap komitmen kerja, yakni: (1) budaya keterbukaan; (2) kepuasan kerja; (3) kesempatan personal; (4) arah organisasi; dan (5) penghargaan kerja yang sesuai dengan kebutuhan.

Hasil penelitian yang dilakukan Irvianti, dkk (2009) menyatakan bahwa komitmen kerja dapat dipengaruhi budaya organisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap komitmen kerja karyawan. Budaya organisasi yang tertata dengan baik akan mempermudah guru melaksanakan tugasnya baik di dalam maupun di luar kelas. Budaya organisasi adalah sistem makna dan keyakinan bersama yang dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan, sebagian besar, bagaimana karyawan bersikap (Robbins, 2002:62). Budaya itu menyangkut bagaimana anggota itu mempersepsikan organisasi tersebut, bukan menyangkut apakah mereka menyukainya. Budaya itu menggambarkan bukan menilai. Budaya organisasi yang baik akan meningkatkan komitmen kerja guru.

Sekolah merupakan suatu organisasi yang memerlukan pengelolaan terpadu, baik oleh guru sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar di kelas maupun oleh kepala sekolah sebagai pengendali kegiatan di sekolah. Keterpaduan kerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta penciptaan situasi yang kondusif merupakan prasyarat keberhasilan tujuan sekolah. Keberhasilan tujuan sekolah juga ditentukan oleh kompetensi guru.


(17)

5

Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah. Salah satu kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi profesional. Hasil penelitian Koesmono (2007) menyatakan terdapat pengaruh kompetensi profesional terhadap komitmen kerja. Dengan kompetensi profesional yang baik, maka proses pemberian materi pendidikan akan berjalan dengan lancar, dan proses pengelolaan pendidikan mampu melahirkan keluaran pendidikan yang bermutu.

Komitmen guru dalam bekerja juga dipengaruhi oleh faktor kepuasan kerja sebagaimana hasil penelitian Zagladi (2005) yang mengemukakan bahwa kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi. Hasil ini menggambarkan kepuasan kerja yang baik akan meningkatkan komitmen kerja seseorang. Kepuasan kerja adalah suatu sikap positif dan juga bisa negatif yang dimiliki individu terhadap berbagai segi pekerjaan, tempat kerja dan hubungan dengan rekan kerja (Gibson, dkk, 1991:150). Individu yang mempunyai kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap yang positif terhadap kerja itu, individu yang tidak berpuas hati dengan kerja mempunyai sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu (Robbins, 1989:139).

Dapat diprediksi berbagai faktor yang dapat mempengaruhi komitmen kerja guru, termasuk faktor budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan kerja. Untuk mengkaji bagaimana ketiga faktor mempengaruhi


(18)

6

budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan kerja dengan komitmen kerja guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen afektif guru, antara lain: budaya keterbukaan, kepuasan kerja, kesempatan personal, arah organisasi, penghargaan kerja, budaya organisasi, dan kompetensi profesional guru.

C. Pembatasan Masalah

Masalah komitmen kerja sangat kompleks dan dipengaruhi banyak faktor, namun dalam penelitian ini dibatasi hanya pada budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan kerja dengan komitmen kerja. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah.

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah disebutkan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan antara budaya organisasi dengan komitmen


(19)

7

2. Apakah terdapat hubungan antara kompetensi profesional dengan komitmen kerja guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah?

3. Apakah terdapat hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen kerja guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah?

4. Apakah terdapat hubungan antara budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan kerja secara bersama-sama dengan komitmen kerja guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hubungan antara budaya organisasi dengan komitmen kerja guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah.

2. Hubungan antara kompetensi profesional dengan komitmen kerja guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah.

3. Hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen kerja guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah.

4. Hubungan antara budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan kerja secara bersama-sama dengan komitmen kerja guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah.


(20)

8

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam peningkatan komitmen kerja guru dan sebagai masukan atau informasi bagi instansi dalam peningkatan komitmen kerja guru.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan komitmen kerja guru untuk peningkatan mutu pendidikan.

2) Sebagai bahan masukan dalam melihat keterhubungan antara budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan kerja dalam upaya meningkatkan komitmen kerja guru.

b. Bagi Kepala Sekolah

1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan guru selama berada di kelas dan sekolah.

2) Sebagai bahan masukan dalam upaya terus meningkatkan komitmen kerja guru.

c. Bagi Sekolah

Memberikan masukan tentang upaya peningkatan komitmen kerja guru dalam mengajar, mengingat komitmen kerja guru dapat dipengaruhi oleh budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan kerja.


(21)

9

d. Bagi Peneliti Lain

Sebagai referensi untuk penelitian ke depan yang relevan di kemudian hari.


(22)

89 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara budaya organisasi dengan komitmen kerja pada guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah, artinya semakin baik budaya organisasi maka semakin baik juga komitmen kerja pada guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah. 2. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kompetensi

profesional dengan komitmen kerja pada guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah, artinya semakin baik kompetensi profesional maka semakin baik juga komitmen kerja pada guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah.

3. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepuasan kerja dengan komitmen kerja pada guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah, artinya semakin baik kepuasan kerja maka semakin baik juga komitmen kerja pada guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah. 4. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara budaya organisasi,

kompetensi profesional, dan kepuasan kerja dengan komitmen kerja pada guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah, artinya semakin baik budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan kerja maka


(23)

90

semakin baik juga komitmen kerja pada guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Tengah.

B. Implikasi

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, di antaranya:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya meningkatkan komitmen kerja adalah dengan meningkatkan budaya organisasi. Budaya organisasi guru di sekolah harus terus mendapat perhatian dari pihak sekolah. Semakin baik lingkungan sekolah yang dirasakan guru, akan semakin membuat guru berkeinginan untuk terus bekerja di sekolah tersebut. Upaya perbaikan dapat dilakukan pihak sekolah dengan memperhatikan perasaan aman yaitu dengan menyediakan jaminan keamanan bagi setiap guru yang mengajar di sekolah. Dalam meningkatkan loyalitas guru, sekolah memberikan apresiasi kepada setiap guru yang telah berprestasi dalam pekerjaannya. Dengan adanya upaya tersebut, komitmen kerja guru di sekolah dapat ditingkatkan.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya meningkatkan komitmen kerja adalah dengan meningkatkan kompetensi profesional guru. Kompetensi profesional membawa guru dalam melakukan berbagai perbaikan pengajaran yang bertujuan meningkatkan mutu


(24)

91

dalam mengajar di kelas. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru dalam peningkatan kompetensi profesional di antaranya: mencari tahu teknologi baru terkait kemampuan mengajarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca buku-buku media/metode mengajar, mencoba berbagai metode mengajar di kelas. Selain itu hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan rencana dan jadwal mengajar di kelas dengan sebaik mungkin. Dalam hal ini, guru harus mempersiapkan setiap RPP dan bahan pelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan kemampuan siswa di kelas. Dengan adanya upaya ini akan meningkatkan kompetensi profesional yang dan nantinya akan meningkatkan komitmen kerja guru.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya meningkatkan komitmen kerja adalah dengan menciptakan kepuasan kerja. Kepuasan yang dirasakan guru selama bekerja di sekolah memberikan keinginan guru untuk tetap bekerja dengan baik di sekolah. Upaya yang dapat dilakukan sekolah untuk meningkatkan kepuasan kerja guru di antaranya menyukai pekerjaan yang penuh tantangan. Hal ini dapat dilakukan sekolah dengan memberikan pekerjaan-pekerjaan yang menantang guru untuk bekerja dengan baik. Bagi guru yang dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut diberikan penghargaan yang adil. Selain itu, sekolah harus dapat menciptakan kondisi kerja yang mendukung pekerjaan guru. Dengan adanya upaya ini akan meningkat kepuasan kerja yang nantinya akan meningkatkan komitmen kerja guru.


(25)

92

4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan, maka upaya meningkatkan komitmen kerja adalah dengan meningkatkan budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan kerja. Upaya yang dapat dilakukan sekolah adalah dengan budaya organisasi sekolah yang mendukung pekerjaan guru, yang akan menumbuhkan keinginan guru untuk tetap bekerja di sekolah. Selain itu, sekolah harus dapat mendorong guru untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya, yang dilakukan dengan menyediakan media pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk berlatih metode mengajar terbaru. Hal lain yang dapat dilakukan sekolah adalah meningkatkan kepuasan guru dalam bekerja. Sekolah harus berupaya melakukan berbagai hal-hal yang dapat meningkatkan kepuasan kerja guru, seperti dengan memberikan apresiasi atas setiap prestasi guru di sekolah.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan budaya organisasi diharapkan pada guru berkeinginan melakukan berbagai hal yang mendukung pelaksanaan pekerjaannya di sekolah. Hal ini dapat dilakukan guru dengan mematuhi peraturan yang berlaku di sekolahnya. Selain itu diharapkan kepada pihak sekolah untuk menciptakan budaya organisasi yang dapat mendukung pekerjaan guru di


(26)

93

sekolah, dan meningkatkan perasaan puas guru terhadap lingkungan sekolahnya.

2. Untuk meningkatkan kompetensi profesional, diharapkan guru mau melaku dan mengembangkan kompetensi profesionalnya dalam pembelajaran di sekolah. Guru dapat melakukannya dengan keinginan untuk mencoba metode-metode baru dalam mengajar di kelas. Selain itu diharapkan pihak sekolah bersedia melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kompetensi profesional guru. Dalam hal ini pihak sekolah dapat melakukan upaya-upaya seperti: memotivasi guru dalam mengembangkan ide-ide kreatifnya, menyediakan fasilitas bekerja yang dapat mendukung guru dalam mengembangkan kompetensi profesionalnya, dan menyediakan sumber daya yang dapat membantu guru mewujudkan ide kreatifnya di sekolah.

3. Untuk meningkatkan kepuasan kerja, setiap guru diharapkan keinginannya untuk terus bekerja dengan baik di sekolah. Dalam hal ini guru perlu mengupayakan kondisi kerja yang dapat mendukung kelancaran pekerjaannya. Selain itu diharapkan pihak sekolah dapat melakukan berbagai upaya, seperti: pemberian pekerjaan yang dapat menantang guru dan sistem kompensasi yang adil bagi guru. Dengan ada upaya ini, kepuasan guru dalam bekerja di sekolah dapat terus ditingkatkan.

4. Untuk meningkatkan komitmen kerja, diharapkan keinginan guru untuk terus bekerja dengan baik di sekolahnya. Beberapa upaya yag dapat dilakukan guru di antaranya: loyalitas pada sekolah dan terus berupaya melakukan pekerjaannya dengan baik. Selain itu diharapkan peran serta


(27)

94

pihak sekolah dalam meningkatkan komitmen kerja guru di sekolah. Dalam hal ini pihak sekolah dapat melakukannya dengan berusaha meningkatkan budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan kerja pada guru selama bekerja di sekolah. Diharapkan dengan upaya ini, komitmen kerja guru dapat terus terjaga dengan baik.

5. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan kerja dengan komitmen kerja guna memperluas hasil penelitian ini.


(28)

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998.Prosedur Penelitian Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta

________________. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Muhammad, Arni. 2006. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

Balitbang Diknas. 2004. Peningkatan Kemampuan Profesional dan Kesejahteraan Guru, Departemen Pendidikan Nasional, (Online).

http://www.diknas.go.id

Chang, Daniel. 1999. An Introduction to Industrial and Organizational Psychology. San Fransisco: McGraw Hill

Charles, Hampden Turner. 1992. Creating Corporate Culture. Business Economics: Penerbit London

Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. 1993. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Alih Bahasa Nunuk Adiarni, Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara

Greenberg, Jerald, Baron, Robert A. 1993. Behavior in Organizations – 4th Edition. Singapore: Allyn and Bacon

Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Persada

Handoko, T. H. 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE

Hasibuan, Malayu SP. 2006.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Hofstede, 1993, “The Business of International Bussiness is Culture,” dalam Woetzel, Heidi Vermon, dan Wortzel, Lawrence H, Strategi Management in The Global Economy, Canada, John Wisley & Sons.Inc Irvianti, Laksmi Sito Dwi, dkk. 2009. “Pengaruh Budaya Organisasi dan Persepsi

Karyawan Terhadap Kebijakan Kompensasi Terhadap Komitmen Karyawan”.Jurnal Manajemen: ISEI Cabang Jakarta, Vol. 1 Nomor 1 – 2009


(29)

58

Koesmono, H. Teman. 2007. “Pengaruh Kepemimpinan dan Kompetensi Profesional Terhadap Komitmen Organisasi Dengan Variabel Moderasi Motivasi Perawat Rumah Sakit Swasta Surabaya”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9 No. 1, Maret 2007

Martoyo, S. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 4. Yogyakarta: BPFE

Mas’ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Menon, Anil, Sundar G. Bharadwaj, Phani Tej Adidam, and Steven W. Edison (1999), “Antecedent and Consequences of Marketing Strategy Making : A model and a Test”,Journal of Marketing,Vol. 57 (April),p.18-40

Meyer, John P., Allen, Natalie J., Smith, Catherine A. 1993. “Commitment to Organizations and Occupations”. Journal of Applied Psychology, Vol. 78, No. 4, 538-551

Munandar, A. S. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Newstroom, John W. & Davis K. 1989. Organizational Behavior, Reading & Exercise. Mc. Graw-Hill International Edition

Rivai, Veitzal dan Jauvani 2008. Performance Apprasial Sistem yang btepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Menigkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Robbins, Stephen P. 1996.Organizational Behaviour Concept, Controversiest, Applications. Prentice Hall. Inc, Englewoods Cliffs

________________. 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang

Rumengan, RJ. 2002. “Budaya Organisasional: Paradigma Manajemen Yang Melejitkan Kinerja”,Usahawan, No.06/th.XXXI/Juni

Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Penerbit Alfabeta


(30)

59

Sugiyono. 2000.Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfabeta

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta: Sinar Grafika

Undang-Undang Nomor l4 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 2006. Jakarta: Sinar Grafika

Usman, M.Uzer. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdikarya

Walker, W. James, (1998) “Integrating the Human Resources Function with the Business”,Human Resources Planning, Vol.17. No.2

Wibowo. 2007.Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Zagladi, Abdul Latif. 2005. “Pengaruh Kelelahan Emosional Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Dalam Pencapaian Komitmen Organisasional”. Delegasi: No. 1 April 2005


(1)

92

4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan, maka upaya meningkatkan komitmen kerja adalah dengan meningkatkan budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan kerja. Upaya yang dapat dilakukan sekolah adalah dengan budaya organisasi sekolah yang mendukung pekerjaan guru, yang akan menumbuhkan keinginan guru untuk tetap bekerja di sekolah. Selain itu, sekolah harus dapat mendorong guru untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya, yang dilakukan dengan menyediakan media pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk berlatih metode mengajar terbaru. Hal lain yang dapat dilakukan sekolah adalah meningkatkan kepuasan guru dalam bekerja. Sekolah harus berupaya melakukan berbagai hal-hal yang dapat meningkatkan kepuasan kerja guru, seperti dengan memberikan apresiasi atas setiap prestasi guru di sekolah.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan budaya organisasi diharapkan pada guru berkeinginan melakukan berbagai hal yang mendukung pelaksanaan pekerjaannya di sekolah. Hal ini dapat dilakukan guru dengan mematuhi peraturan yang berlaku di sekolahnya. Selain itu diharapkan kepada pihak sekolah untuk menciptakan budaya organisasi yang dapat mendukung pekerjaan guru di sekolah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan pihak sekolah adalah dengan menciptakan perasaan aman bagi guru, menjaga loyalitas guru terhadap


(2)

sekolah, dan meningkatkan perasaan puas guru terhadap lingkungan sekolahnya.

2. Untuk meningkatkan kompetensi profesional, diharapkan guru mau melaku dan mengembangkan kompetensi profesionalnya dalam pembelajaran di sekolah. Guru dapat melakukannya dengan keinginan untuk mencoba metode-metode baru dalam mengajar di kelas. Selain itu diharapkan pihak sekolah bersedia melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kompetensi profesional guru. Dalam hal ini pihak sekolah dapat melakukan upaya-upaya seperti: memotivasi guru dalam mengembangkan ide-ide kreatifnya, menyediakan fasilitas bekerja yang dapat mendukung guru dalam mengembangkan kompetensi profesionalnya, dan menyediakan sumber daya yang dapat membantu guru mewujudkan ide kreatifnya di sekolah.

3. Untuk meningkatkan kepuasan kerja, setiap guru diharapkan keinginannya untuk terus bekerja dengan baik di sekolah. Dalam hal ini guru perlu mengupayakan kondisi kerja yang dapat mendukung kelancaran pekerjaannya. Selain itu diharapkan pihak sekolah dapat melakukan berbagai upaya, seperti: pemberian pekerjaan yang dapat menantang guru dan sistem kompensasi yang adil bagi guru. Dengan ada upaya ini, kepuasan guru dalam bekerja di sekolah dapat terus ditingkatkan.

4. Untuk meningkatkan komitmen kerja, diharapkan keinginan guru untuk terus bekerja dengan baik di sekolahnya. Beberapa upaya yag dapat dilakukan guru di antaranya: loyalitas pada sekolah dan terus berupaya melakukan pekerjaannya dengan baik. Selain itu diharapkan peran serta


(3)

94

pihak sekolah dalam meningkatkan komitmen kerja guru di sekolah. Dalam hal ini pihak sekolah dapat melakukannya dengan berusaha meningkatkan budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan kerja pada guru selama bekerja di sekolah. Diharapkan dengan upaya ini, komitmen kerja guru dapat terus terjaga dengan baik.

5. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara budaya organisasi, kompetensi profesional, dan kepuasan kerja dengan komitmen kerja guna memperluas hasil penelitian ini.


(4)

57 Cipta

________________. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Muhammad, Arni. 2006. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

Balitbang Diknas. 2004. Peningkatan Kemampuan Profesional dan Kesejahteraan Guru, Departemen Pendidikan Nasional, (Online). http://www.diknas.go.id

Chang, Daniel. 1999. An Introduction to Industrial and Organizational Psychology. San Fransisco: McGraw Hill

Charles, Hampden Turner. 1992. Creating Corporate Culture. Business Economics: Penerbit London

Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. 1993. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Alih Bahasa Nunuk Adiarni, Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara

Greenberg, Jerald, Baron, Robert A. 1993. Behavior in Organizations – 4th Edition. Singapore: Allyn and Bacon

Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Persada

Handoko, T. H. 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE

Hasibuan, Malayu SP. 2006.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Hofstede, 1993, “The Business of International Bussiness is Culture,” dalam Woetzel, Heidi Vermon, dan Wortzel, Lawrence H, Strategi Management in The Global Economy, Canada, John Wisley & Sons.Inc Irvianti, Laksmi Sito Dwi, dkk. 2009. “Pengaruh Budaya Organisasi dan Persepsi

Karyawan Terhadap Kebijakan Kompensasi Terhadap Komitmen Karyawan”.Jurnal Manajemen: ISEI Cabang Jakarta, Vol. 1 Nomor 1 – 2009


(5)

58

Koesmono, H. Teman. 2007. “Pengaruh Kepemimpinan dan Kompetensi Profesional Terhadap Komitmen Organisasi Dengan Variabel Moderasi Motivasi Perawat Rumah Sakit Swasta Surabaya”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9 No. 1, Maret 2007

Martoyo, S. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 4. Yogyakarta: BPFE

Mas’ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Menon, Anil, Sundar G. Bharadwaj, Phani Tej Adidam, and Steven W. Edison (1999), “Antecedent and Consequences of Marketing Strategy Making : A model and a Test”,Journal of Marketing,Vol. 57 (April),p.18-40

Meyer, John P., Allen, Natalie J., Smith, Catherine A. 1993. “Commitment to Organizations and Occupations”. Journal of Applied Psychology, Vol. 78, No. 4, 538-551

Munandar, A. S. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Newstroom, John W. & Davis K. 1989. Organizational Behavior, Reading & Exercise. Mc. Graw-Hill International Edition

Rivai, Veitzal dan Jauvani 2008. Performance Apprasial Sistem yang btepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Menigkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Robbins, Stephen P. 1996.Organizational Behaviour Concept, Controversiest, Applications. Prentice Hall. Inc, Englewoods Cliffs

________________. 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang

Rumengan, RJ. 2002. “Budaya Organisasional: Paradigma Manajemen Yang Melejitkan Kinerja”,Usahawan, No.06/th.XXXI/Juni

Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sopiah. 2008.Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi

Spector, Paul. E. 2000. Industrial and Organizational Psychology: Research anda Practice-2ndEdition. New York: John Wiley & Sons


(6)

Sugiyono. 2000.Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfabeta

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta: Sinar Grafika

Undang-Undang Nomor l4 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 2006. Jakarta: Sinar Grafika

Usman, M.Uzer. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdikarya

Walker, W. James, (1998) “Integrating the Human Resources Function with the Business”,Human Resources Planning, Vol.17. No.2

Wibowo. 2007.Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Zagladi, Abdul Latif. 2005. “Pengaruh Kelelahan Emosional Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Dalam Pencapaian Komitmen Organisasional”. Delegasi: No. 1 April 2005