Efek Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Gambaran Histopatologik Mukosa Lambung Mencit Model Gastritis Yang Diinduksi Asetosal.
iv Maria Caroline Wojtyla P., 0710110.
Pembimbing : 1. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt 2. Hartini Tiono, dr.
Latar Belakang. Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang sering dijumpai diklinik. Keluhan yang timbul berupa rasa nyeri pada ulu hati dengan atau tanpa disertai mual dan muntah, tetapi pada sebagian penderita tidak menunjukkan keluhan. Sebagian masyarakat menggunakan obat tradisional sebagai terapi alternatif gastritis, salah satunya adalah jamu K yang mengandung ekstrak rimpang kunyit (ERK).
Tujuan penelitian untuk mengetahui efek ERK jamu K dalam mencegah gastritis dengan mengamati kedalaman erosi mukosa lambung mencit.
Metode penelitian eksperimental laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap, bersifat komparatif. Hewan coba yang digunakan adalah mencit galur Swiss Webster betina, dibagi menjadi 6 kelompok (n=5). Kelompok I, II, dan III diberi ERK (51, 102, dan 204 mg/kgBB mencit). Kelompok IV diberi akuades, Kelompok V diberi asetosal, dan kelompok VI diberi omeprazol. Data yang diamati adalah kedalaman erosi mukosa lambung yang dinilai berdasarkan sistem skoring. Analisis data menggunakan Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
Hasil terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara kelompok I,II,III dan kelompok IV (p< 0,01). Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok III dan kelompok V (p< 0,05). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok III dan kelompok VI (p= 0,3).
Kesimpulan ERK mencegah erosi mukosa lambung mencit (gastritis) akibat pemberian asetosal.
(2)
v ABSTRACT
EFFECT OF TURMERIC RHIZOME EXTRACT (Curcuma domestica Val.) OVERVIEW OF HISTOPATHOLOGICAL GASTRIC MICE MUCOSA
GASTRITIS MODEL IN THE INDUCTION ASETOSAL Maria Caroline Wojtyla P, 0710110
Tutors: 1. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt. 2. Hartini Tiono, dr.
Background. Gastritis is a medical disorder that is often encountered at clinic. Complaints arising in the form of pain in the pit of the stomach with or without nausea and vomiting, but in most patients showed no complaints. Most people use traditional medicine as an alternative treatment of gastritis, one of which is K-herbal containing a turmeric extract rhizome (TER).
Objective is to determine the effects of TER herbal K in preventing gastritis by observing the depth of gastric mucosal erosion mice.
Methods of experimental research laboratory with completely randomized design, is comparative. Experimental animals used were Swiss Webster female mice, divided into 6 groups (n = 5). Group I, II, and III were given TER (51, 102, and 204 mg / kg of mice). Group IV was given distilled water, given asetosal Group V, and VI group was given omeprazole. The data observed are the depth of gastric mucosal erosion, evaluated by a scoring system. Data analysis using the Kruskal Wallis followed by Mann-Whitney test.
Results are very significant differences between groups I, II, III and IV group (p <0.01). There are significant differences between group III and group V (p <0.05). There was no significant difference between group III and group VI (p = 0.3).
Conclusion TER prevent erosion of gastric mucosa of mice (gastritis) induced by asetosal
(3)
vii DAFTAR ISI
JUDUL ... LEMBAR PERSETUJUAN ... SURAT PERNYATAAN ... ABSTRAK ... ABSTRACT ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………...…………... 1.2 Identifikasi Masalah ………...…………... 1.3 Maksud dan Tujuan ………...…………... 1.4 Manfaat Penelitian ………...…………... 1.5 Kerangka Pemikiran ………...………….………... 1.6 Hipotesis ………..………...
1.7 Metodologi ………..………...
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ………...…………...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lambung ……….………
2.1.1 Anatomi Lambung ……….……. 2.1.2 Histologi Lambung ……….…… 2.1.3 Fisiologi Lambung ………..………....
2.2 Gastritis ……….……….
2.2.1 Definisi ……….………...
2.2.2 Etiologi Gastritis ……….………... i ii iii iv v vi vii x xi xii 1 2 2 2 2 3 3 4 5 5 7 10 12 12 13
(4)
viii
2.2.3 Faktor Risiko Gastritis ……….………. 2.2.4 Patogenesis Gastritis ………... 2.2.5 Manifestasi Klinik ………... 2.2.6 Diagnosis Gastritis………
2.2.7 Penatalaksanaan ………
2.3 Asetosal ………... 2.3.1 Indikasi ……….………... 2.3.2 Farmakodinamik ………...………... 2.3.3 Efek Samping ………...………..……….……….. 2.4 Kunyit ………...
2.4.1 Klasifikasi ………..
2.4.2 Nama Lain Kunyit………... 2.4.5 Kandungan Kimia ……….………... 2.4.6 Morfologi Tanaman ………... 2.4.7 Mekanisme Kerja ………..
2.4.8 Khasiat ………...
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Bahan Penelitian, Alat Penelitian, dan Hewan Coba………
3.1.1 Bahan Penelitian. ………...…
3.1.2 Alat Penelitian…………...……….…………
3.1.3 Hewan Coba ……….…………. 3.2 Metode Penelitian ……….……….. 3.2.1 Desain Penelitian ……… 3.2.2 Variabel Penelitian ……….…... 3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ……… 3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ………. 3.2.3 Prosedur Kerja ...………... 3.2.3.1 Persiapan Penelitian ……….…..……….. 3.2.3.2 Prosedur Penelitian ………..………. 3.2.3.3 Pembuatan Sediaan Histologi ………
14 14 15 16 16 18 18 18 19 20 20 20 21 21 22 24 25 25 25 26 26 26 26 26 27 28 28 30 31
(5)
ix
3.2.3.4 Karakteristik Kerusakan Mukosa Lambung ……….
3.3 Metode Penarikan Sampel ………..
3.4 Perhitungan Besar Sampel ……….
3.5 Analisis Statistik ………... 3.6 Hipotesis Statistik ……….………….. 3.7 Kriteria Uji ………... .
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ………..
4.2 Pembahasan ……….……….………...
4.3 Uji Hipotesis ……….………..
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP ...
32 32 32 33 33 34
35 37 38
40 40
41 45 70
(6)
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tingkat Erosi Mukosa Lambung Mencit Setelah Perlakuan..…... Tabel 4.2 Hasil Analisis Uji Statistik non-parametrik Kruskal Wallis... Tabel 4.3 Hasil Analisis Uji Statistik Mann-Whitney ………...
35 36 37
(7)
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Lambung... Gambar 2.2 Histologi Korpus dan Fundus Lambung Potongan Transversal. Gambar 2.3 Perbedaan Erosi dan Ulkus... Gambar 2.4 Patogenesis Terjadinya Gastritis Akibat Pemberian OAINS... Gambar 2.5 Mekanisme Kerja Asetosal …... Gambar 2.6 Rimpang Kunyit ………...……… Gambar 2.7 Mekanisme Aktivasi NF-kB…………... Gambar 2.8 Berbagai Sasaran dan Efek dari NF-kB ………. Gambar 2.9 Mekanisme Kerja Kurkumin ………..
6 9 13 15 19 20 22 23 24
(8)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Dosis……….. 45 Lampiran 2 Kriteria Erosi Mukosa Lambung………... 46 Lampiran 3 Hasil Uji Statistik Non-parametrik Kruskall Wallis………….. 47 Lampiran 4 Hasil Uji Statistik Non-parametrik Mann-Whitney…………... 48 Lampiran 5 Gambar Kegiatan Penelitian Ilmiah……….….. 63 Lampiran 6
Lampiran 7
Gambar Mikroskopik Erosi Mukosa Lambung Mencit ..……. Tingkat Erosi Mukosa Lambung Mencit Setelah Perlakuan….
65 68
(9)
45
Perhitungan Dosis Berat rata-rata mencit = 20 g
Dosis konversi untuk mencit berdasarkan 50kgBB orang dewasa karena insedensi gastritis ering terjadi pada umur 8-16 tahun dan sosioekonomi yang rendah (Mahony et al, 1992)
1. Bahan induksi gastritis adalah asetosal. Dosis asetosal orang dewasa: 2,5g (Katzung, 1989). Dosis konversi asetosal dari 50kgBB manusia untuk mencit:
50/70 x 0,0026 x 2,5 g = 4,6 mg x 1000/20 = 230mg/kgBB mencit. 2. Perhitungan dosis ekstrak rimpang kunyit :
Dosis 1 kapsul ekstrak rimpang kunyir = 550 mg
Dosis konversi esktrak rimpang kunyit dari 50kgBB manusia untuk mencit adalah
Dosis I = 50/70 x 0,0026 x 550 mg = 51 mg/kgBB mencit x 1000/20 = 51mg/kgBB mencit
Dosis II = 50/70 x 0,0026 x 1100 mg = 102 mg/kgBB mencit x 1000/20 = 102 mg/kgBB mencit
Dosis III = 50/70 x 0,0026 x 2200 mg = 4,08 mg 1000/20 = 204 ml/BBkg mecit
3. Dosis omerpazol untuk orang dewasa = 20 mg
Dosis konversi VI dari 50kgBB manusia untuk mencit
(10)
Lampiran 2
Kriteria Erosi Mukosa Lambung Mencit (Wattimena)
Skor erosi berdasarkan Kriteria Wattimena (Wattimena 1982) sebagai berikut: Skor 1 : Tidak ditemukan erosi.
Skor 2 : Erosi hanya pada epitel permukaan.
Skor 3 : Erosi mencapai kedalaman 1/3 kelenjar lambung bagian atas. Skor 4 : Erosi mencapai kedalaman 1/3 kelenjar lambung bagian tengah. Skor 5 : Erosi mencapai kedalaman 1/3 kelenjar lambung bagian bawah. Skor 6 : Erosi mencapai kedalaman lamina muskularis mukosa.
(11)
Lampiran 3
Hasil Uji Statistik Non-parametrik Kruskal Wallis
Descriptive Statistics
Kruskal-Wallis Test
Ranks kelompok
hewan coba N
Mean Rank
median K IV 5 3.00
K V 5 25.10
K I 5 22.90
K II 5 20.00
K III 5 12.00
OME 5 10.00
Total 30
Test Statistics(a,b)
median Chi-Square 25.725
df 5
Asymp. Sig. .000 a Kruskal Wallis Test
b Grouping Variable: kelompok hewan coba
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
median 30 3.350 1.2536 1.0 5.0
kelompok hewan
(12)
Lampiran 4
Hasil Uji Analisis Non-parametrik Mann-Whitney
1. KelompoK IV dan Kelompok V
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Median 10 2.800 1.9322 1.0 5.0
Kelompok hewan
coba 10 1.50 .527 1 2
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok
hewan coba N Mean Rank Sum of Ranks
median K IV 5 3.00 15.00
K V 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statistics(b)
median
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 15.000
Z -2.835
Asymp. Sig. (2-tailed) .005 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties.
(13)
2. Kelompok KelompoK IV Kelompok I
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Median 10 2.650 1.7646 1.0 5.0
kelompok hewan
coba 10 2.00 1.054 1 3
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok
hewan coba N
Mean Rank
Sum of Ranks
median K IV 5 3.00 15.00
K I 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statistics(b)
median
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 15.000
Z -2.825
Asymp. Sig. (2-tailed) .005 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties.
(14)
3. Kelompok KelompoK IV dan Kelompok II
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Median 10 2.500 1.5811 1.0 4.0
kelompok hewan coba 10 2.50 1.581 1 4
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok
hewan coba N
Mean Rank
Sum of Ranks
median K IV 5 3.00 15.00
K II 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statistics(b)
median
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 15.000
Z -3.000
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties.
(15)
4. Kelompok IVdan Kelompok III
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Median 10 2.100 1.1972 1.0 4.0
kelompok hewan
coba 10 3.00 2.108 1 5
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok
hewan coba N
Mean Rank
Sum of Ranks
Median K IV 5 3.00 15.00
K III 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statistics(b)
median
Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 15.000
Z -2.887
Asymp. Sig. (2-tailed) .004 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties.
(16)
5. Kelompok IV dan Kelompok VI
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Median 30 3.350 1.2536 1.0 5.0
kelompok hewan
coba 30 3.50 1.737 1 6
Mann-Whitney Test
Ranks kelompok
hewan coba N
Mean Rank
Sum of Ranks
median K IV 5 3.00 15.00
K VI 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statistics(b)
median Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 15.000
Z -3.000
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties.
(17)
6. Kelompok V dan Kelompok I
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Median 30 3.467 1.2590 1.0 5.0
kelompok hewan
coba 30 3.50 1.737 1 6
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok
hewan coba N
Mean Rank
Sum of Ranks
median K V 5 6.30 31.50
K I 5 4.70 23.50
Total 10
Test Statistics(b)
median
Mann-Whitney U 8.500 Wilcoxon W 23.500
Z -.924
Asymp. Sig. (2-tailed) .356 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .421(a)
a Not corrected for ties.
(18)
7. Kelompok Kelompok V dan Kelompok II
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Median 30 3.467 1.2590 1.0 5.0
kelompok hewan
coba 30 3.50 1.737 1 6
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok
hewan coba N
Mean Rank
Sum of Ranks
median K V 5 7.00 35.00
K II 5 4.00 20.00
Total 10
Test Statistics(b)
median
Mann-Whitney U 5.000 Wilcoxon W 20.000
Z -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .151(a)
a Not corrected for ties.
(19)
8. Kelompok V dan Kelompok III
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Median 30 3.467 1.2590 1.0 5.0
kelompok hewan coba 30 3.50 1.737 1 6
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok
hewan coba N
Mean Rank
Sum of Ranks
median K V 5 7.80 39.00
K III 5 3.20 16.00
Total 10
Test Statistics(b)
median
Mann-Whitney U 1.000 Wilcoxon W 16.000
Z -2.545
Asymp. Sig. (2-tailed) .011 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .016(a)
a Not corrected for ties.
(20)
9. Kelompok V dan Kelompok VI
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Median 30 3.350 1.2536 1.0 5.0
kelompok hewan
coba 30 3.50 1.737 1 6
Mann-Whitney Test
Ranks kelompok
hewan coba N
Mean Rank
Sum of Ranks
median K V 5 8.00 40.00
K VI 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statistics(b)
median Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 15.000
Z -2.835
Asymp. Sig. (2-tailed) .005 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties.
(21)
10. Kelompok I dan Kelompok II
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Median 30 3.467 1.2590 1.0 5.0
kelompok hewan
coba 30 3.50 1.737 1 6
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok
hewan coba N
Mean Rank
Sum of Ranks
median K I 5 6.50 32.50
K II 5 4.50 22.50
Total 10
Test Statistics(b)
median
Mann-Whitney U 7.500 Wilcoxon W 22.500
Z -1.491
Asymp. Sig. (2-tailed) .136 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .310(a)
a Not corrected for ties.
(22)
11. Kelompok I dan Kelompok III
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Median 30 3.467 1.2590 1.0 5.0
kelompok hewan
coba 30 3.50 1.737 1 6
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok
hewan coba N
Mean Rank
Sum of Ranks
median K I 5 7.70 38.50
K III 5 3.30 16.50
Total 10
Test Statistics(b)
median
Mann-Whitney U 1.500 Wilcoxon W 16.500
Z -2.451
Asymp. Sig. (2-tailed) .014 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .016(a)
a Not corrected for ties.
(23)
12. Kelompok I dan Kelompok VI
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Median 30 3.350 1.2536 1.0 5.0
kelompok hewan
coba 30 3.50 1.737 1 6
Mann-Whitney Test
Ranks kelompok
hewan coba N
Mean Rank
Sum of Ranks
median K I 5 8.00 40.00
K VI 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statistics(b)
median Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 15.000
Z -2.825
Asymp. Sig. (2-tailed) .005 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .008(a)
a Not corrected for ties.
(24)
13. Kelompok II dan Kelompok III
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Median 30 3.467 1.2590 1.0 5.0
kelompok hewan
coba 30 3.50 1.737 1 6
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok
hewan coba N
Mean Rank
Sum of Ranks
median K II 5 7.50 37.50
K III 5 3.50 17.50
Total 10
Test Statistics(b)
median
Mann-Whitney U 2.500 Wilcoxon W 17.500
Z -2.449
Asymp. Sig. (2-tailed) .014 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .032(a)
a Not corrected for ties.
(25)
14. Kelompok II dan Kelompok VI
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Median 30 3.350 1.2536 1.0 5.0
kelompok hewan
coba 30 3.50 1.737 1 6
Mann-Whitney Test
Ranks kelompok
hewan coba N
Mean Rank
Sum of Ranks
median K II 5 8.00 40.00
K VI 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statistics(b)
median
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Group Label Z -3.000
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008(a) a Not corrected for ties.
(26)
15. Kelompok III dan Kelompok VI
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
Median 30 3.350 1.2536 1.0 5.0
kelompok hewan
coba 30 3.50 1.737 1 6
Mann-Whitney Test
Ranks kelompok
hewan coba N
Mean Rank
Sum of Ranks
median K III 5 6.00 30.00
K VI 5 5.00 25.00
Total 10
Test Statistics(b)
median Mann-Whitney U 10.000 Wilcoxon W 25.000
Z -1.000
Asymp. Sig. (2-tailed) .317 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] .690(a)
a Not corrected for ties.
(27)
Lampiran 5
Gambar Kegiatan Penelitian Ilmiah
Penimbangan Mencit
(28)
Lambung Mencit Setelah Pembedahan
(29)
Lampiran 6
Gambar Mikroskopik Erosi Mukosa Lambung Mencit
(30)
Erosi Mukosa Lambung Mencit dengan Skor 2 (Erosis Pada Epitel Permukaan)
Erosi Mukosa Lambung Mencit dengan Skor 5 (Erosi Mencapai 1/3 Kelenjar Lambung Bagian Bawah)
(31)
Erosi Mukosa Lambung Mencit dengan Skor 3 (Erosi mencapai 1/3 Kelenjar Bagian Bawah)
(32)
68 Lampiran 7
Tingkat Erosi Mukosa Lambung Mencit Setelah Perlakuan
No
Tingkat kerusakan kontrol positif
Tingkat kerusakan omeprazole
Tingkat kerusakan Dosis I
Tingkat kerusakan Dosis II
Tingkat kerusakan Dosis III
Tingkat kerusakan kontrol negatif I II III IV V I II III IV V I II III IV V I II III IV V I II III IV V I II III IV V
1 4 3 3 4 3 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 2 1 3 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 4 3 3 4 4 2 1 2 2 2 3 4 3 4 4 2 2 3 3 3 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 3 4 4 4 4 4 2 2 2 3 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 5 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 2 4 2 1 1 1 1 1 5 4 5 4 5 5 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 1 1 1 1 1 6 4 5 4 5 5 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 1 1 1 1 1 7 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 3 3 4 3 1 1 1 1 1 8 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 3 4 3 1 1 1 1 1 9 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 5 3 1 1 1 1 1 10 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 1 1 1 1 1
(33)
70
Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Agustus 1989
Alamat : Perum. Pondok Hijau Bougenville no. 9. Bandung Riwayat Pendidikan :
TK Tadika Puri Bogor, 1995 SD Mardi Yuana 3 Bogor, 2001 SLTP Mardi Yuana 1 Bogor, 2004 SMA Mardi Yuana 1 Bogor, 2007
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung angkatan 2007
(34)
1 1.1 Latar Belakang
Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang sering dijumpai di klinik, karena dalam menegakkan diagnosisnya biasanya hanya berdasarkan gejala klinis yang timbul pada penderita bukan berdasarkan pemeriksaan histopatologi. Pada sebagian penderita gastritis tidak menunjukkan gejala klinis yang khas. Keluhan yang sering dihubungkan dengan gastritis adalah rasa nyeri pada uluh hati dengan atau tanpa disertai mual atau muntah (Hirlan, 2006). Insidensi terjadinya gastritis meningkat pada usia 8-16 tahun. Sosioekonomi yang rendah dan riwayat keluarga yang memiliki ulkus lambung berhubungan dengan kejadian gastritis (Mahony et al, 1992).
Untuk mengatasi gastritis, sebagian masyarakat menggunakan obat tradisional
sebagai alternatif terapi gastritis (Setiawan, 2009). Salah satu obat tradisional yang digunakan adalah jamu K yang mengandung ekstrak rimpang kunyit
(http://www.jamuborobudur.com, 2010).
Konsumsi ekstrak rimpang kunyit 1,1 – 4,4 g sehari (2-8 kapsul jamu K) berkhasiat untuk membantu memelihara kesehatan fungsi pencernaan, fungsi hati, mengurangi nyeri pada sendi, dan membantu memelihara kesehatan kulit. (http://www.jamuborobudur.com, 2010). Pemberian 2 kapsul kunyit 5 kali sehari (1,5 g) setelah 4 minggu mampu memperbaiki kerusakan mukosa lambung sebesar 48% (12 penderita) dari 45 penderita dengan gejala ulkus lambung (Prucksunand, C., Indrasukhsri, B., Leethochawalit, M., Hungspreugs, K., 2001). Rimpang kunyit berkhasiat sebagai antiperadangan, antibakteri, dan antikanker. Hasil penelitian lain membuktikan bahwa kurkumin yang terkandung dalam rimpang kunyit berpotensi sebagai agen terapeutik penyakit peradangan, seperti pankreastitis, arthritis, dan sindrom dispepsia. Pemberian kurkumin 600 mg sehari selama 1-2 minggu menurunkan gejala nyeri lambung yang diberikan pada 20 penderita dengan gejala dispepsia dan gastritis (Julie SJ, 2009).
(35)
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah ekstrak rimpang kunyit dapat mencegah erosi mukosa lambung mencit (gastritis) akibat pemberian asetosal.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian untuk mengetahui khasiat obat tradisional dalam mencegah gastritis.
Tujuan penelitian untuk mengetahui efek ekstrak rimpang kunyit jamu K dalam mencegah gastritis dengan mengamati kedalaman erosi mukosa lambung mencit
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat akademis penelitian untuk mengembangkan ilmu farmakologi herbal khususnya pada tanaman kunyit.
Manfaat praktis penelitian adalah agar dapat dikembangkannya kunyit sebagai tanaman obat keluarga (TOGA) untuk mencegah terjadinya gastritis.
1.5 Kerangka Pemikiran
Gastritis adalah peradangan mukosa dan submukosa lambung yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain infeksi Helicobacter pylori, konsumsi Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS), virus, jamur, konsumsi alkohol, merokok, gangguan fungsi sistem imun, dan makan tidak teratur (Aziz 1990). Pada sebagian kecil penderita gastritis disebabkan oleh konsumsi kokain, dan stress psikologi (Chey WD dan Scheiman JM, 2003). Berbagai faktor tersebut bersifat iritan terhadap mukosa lambung sehingga meningkatkan sekresi asam lambung, mengurangi produksi ion bikarbonat, menurunkan aliran darah, menembus
(36)
pertahan lapisan mukosa dan merusak epitel lambung, sehingga menyebabkan gastritis (Robbins dan Kumar, 2007).
Sebagian masyarakat menggunakan olahan rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) sebagai alternatif terapi gastritis (Setiawan, 2009). Rimpang kunyit mengandung 77% senyawa kurkumin yang berperan sebagai agen antiperadangan, antibakteri, dan antikanker (Bharat BA, Anushree K, Manoj SA, dan Shishir S, 2005). Efek terapeutik kurkumin teruji pada berbagai kasus gastrointestinal, contohnya dispepsia, infeksi Helicobacter pylori, ulkus lambung, irritable bowel syndrome, dan kolitis ulcerative (Julie SJ, 2009). Kurkumin menghambat aktivasi protein Nuclear Factor-κappa B (NF-kb) yang berperan dalam transkripsi gen faktor peradangan, proliferasi bakteri, dan proliferasi sel. ( Kohli K, Ali J, Ansari MJ, Raheman Z, 2005).
1.6 Hipotesis
Ekstrak rimpang kunyit mencegah erosi mukosa lambung mencit (gastritis) akibat pemberian asetosal.
1.7 Metodologi
Metode penelitian adalah eksperimental laboratorium dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) bersifat komparatif. Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster betina. Data yang diamati adalah kedalaman erosi mukosa lambung mencit yang dinilai berdasarkan sistem skoring. Analisis data menggunakan uji statistik non-parametrik Kruskal Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
(37)
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Pusat Penelitian Ilmu Kedokteran (PPIK) dan Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, dimulai pada Desember 2009 hingga Oktober 2010.
(38)
40 5.1.1 Simpulan
Pemberian ekstrak rimpang kunyit mencegah erosi mukosa lambung mencit (gastritis) akibat pemberian asetosal.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian, penulis mengajukan beberapa saran, yaitu:
1. Perlu dilakukan pengamatan parameter lain pada kerusakan mukosa lambung mencit.
2. Ekstrak rimpang kunyit atau olahan kunyit lainnya ternyata dapat membantu pencegahan erosi mukosa lambung, sehingga bagi penderita gastritis sangat dianjurkan untuk mengkonsumsinya.
(39)
41 Med J, 327 : 749-63
Aziz, R. 1990. Gastritis Kronik: Ali, S., Daldiyono, Nurul, A., Aziz, R., editor: Gastroenterologi Hepatologi. Jakarta: Sagung Seto. Hal 150-51.
Bharat B. A, Anushree K, Manoj S. A, Shishir S. Curcumin Derived from Turmeric (Curcuma longa): a Spice for All Seasons. CRC press LCL 2005. Braunwald, E., Fauci, A.S. 2005. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th.
Ed. USA: McGraw Hill Companies. Page 1760-62
Chey WD, Scheiman JM. Peptic ulcer disease. In: Friedman SL, KR, Grendell JH. eds. Current Diagnosis and treatment in gastroenterology. 2nd ed. Mc Graw Hill, Boston, 2003: 323-6.
Daniel, S.W., Daniel, W.P. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 326-30
Eastwood GL, Quimby F. Effect of chronic aspirin ingestion on epithelial proliferation in rat gastric body, antrum and duodenum. Gastroenterology 1982; 82: 852-856. http://www.jpp.krakow.pl. Diunduh Agustus 2010
Eroschenko, V.P. 2001. Atlas Histologi Di Fiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi 9. Jakarta: EGC. Hal 180-90
Fiorucci S, Distrutti E, Menezes de Lima O, et al. Relative contribution of acetylated cyclooxygenase (COX)-2 and 5-lipooxygenase (LOX) in regulating gastric mucosal integrity and adaptation to aspirin. FASEB J 2003; 17: 1171-1173. http://www.jpp.krakow.pl. Diunduh Agustus 2010
Frithjof Hammersen, M.D., 1985. Sobotta/Hammersen Histology, Color Atlas of Microscopic Anatomy. Urban & Schwarzenberg, Baltimore. pgs. 148.
Ganong, W.F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Dasar. Edisi 20. Jakarta: EGC. Hal 473-75
(40)
Genta, R.M. 2003. Gastritis and Gastropathy: Yamada, T., editor: Gastroenterology. 4th edition. USA: Lippincott Williams and Wilkins. Hal 1394-41
Guyton dan Hall. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. Hal 1021-23
Hirlan. 2006. Gastritis: Aru, M.S., Bambang, S., Idrus, A., Marcellus, S.K., Siti, S., editor: Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 335-37
Julie SJ. Anti-inflammatory properties of curcumin, a major contstituen of curcuma longan: a preview of preclinical and clinical research. Altern Med Rev 2009;14(2): 141-153.
Junquiera, L.C., Carneiro, J., Kelley, R.O. 2003. Basic Histology. 10 th
edition. Washington: Lange. Hal 316-23
Katzung, B.G. 1989. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 3. Jakarta: EGC. Hal 474-79
Kasahara. 1995. Indeks Tumbuhan-tumbuhan Obat di Indonesia. Edisi kedua. Jakarta: P.T. Eisai Indonesia. Hal 271
Kohli K, Ali J, Ansari MJ, Raheman Z. Kurkumin: Seorang agen antiinflamasi alam. Indian J Pharmacol 2005;37:141-7 India J Pharmacol 2005; 37:141-7. http://www.ijp-online.com. Diunduh Oktober 2010.
Kelompok Kerja Ilmiah Yayasan Pengembangan Bahan Obat Alam, 1993. Pengembangan dan pemanfaatan bahan obat alam. dalam: Penapisan farmakologi, pengujian fitokimia dan pengujian klinik. Jakarta Pusat. hal 107 Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan Percobaan Aplikatif : Aplikasi kondisional
Bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan, Industri dan Hayati. Jakarta : PT raja Grafindo Persada. Hal 12
Lauralee, S. Human Physiology from cells to systems. 6th edition. USA: Thomson Higher Education. Page 482-83
(41)
Leeson, C.R.T., Leeson, T.S. Paparo, A.A. 1996. Buku Ajar Histologi. Cetakan 5. Jakarta: EGC. Hal 353-59
Mahony et al. 1992. Management and Response to Treatment of Helicobacter Pylori Gastritis Arch Dis Child. 67:940-943. http://adc.bmj.com/content/67/7/940.abstract. Diunduh September 2010
Makarov SS. NF-kB in rheumatoid arthritis: a pivotal regulator of inflammation, hyperplasia, and tissue destruction. Arthritis Res. 2001;3:200-206. http://www.ispub.com/journal. Diunduh Oktober 2010
Prucksunand, C., Indrasukhsri, B., Leethochawalit, M., Hungspreugs, K. 2001. Phase II clinical trial on effect of the long turmeric (Curcuma longa Linn on healing of pepticulcer http://www.ncbi.nlm.nih.gov. Diunduh Januari 2010 Robbins, Cotran. Diseases of Organ Systems. In : Kumar V, Abbas AK, Fausto N.
eds. Pathologic Basis of Disease. 7nd ed. Elsevier Saunders, Pennsylvania, 2007: 810-19
Ross, M.H. 1985. Histology, A Text And Atlas. New York: Harper & Row. Hal 416-23
Setiawan. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 6. Jakarta: Pustaka Bunda. Hal 76
Snell, R.S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC. Hal 207, 218-20
Tarigan P. Tukak gaster. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Marcellussimadibrata, Setiati S, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4. FKUI, Jakarta, 2006: 340-6.
Tarnawski AS, Caves TC. Aspirin in the XXI century: Its Major Clinical Impact, Novel Mechanisms of Action, and New Safer Formulation. Gastroenterology, 2004; 127: 341-3.
Wattimena, J.R. 1982. L-Hypoprotenemie Experimentale Chez Le Rat, Explotation Pharmacocinetique Du Modele. These Doct´eur D´Etat Es Sciences Pharmacetiques. Faculte De Pharmacie, Universite Monpellier.
(42)
Weinstein, WM Gastritis, and gastropathy. Sivak, MVJ eds. Gastroenterologic endoscopy (vol 1) 2nd ed. 2000,642-670 WB Saunders. Philadelphia, PA. Digestive System. http://www.highlands.edu.. Copyright @ Benjamin Cummings,
an inprint of Addison Wesley Longman, Inc. Diunduh Agustus 2010 Rimpang Kunyit. http://www.curcumin.co.id. Diunduh Agustus 2010
Khasiat ekstrak Curcurma domectica Val. http://www.jamuborobudur.com. Diunduh November 2010
(1)
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Pusat Penelitian Ilmu Kedokteran (PPIK) dan Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, dimulai pada Desember 2009 hingga Oktober 2010.
(2)
40
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.1 Simpulan
Pemberian ekstrak rimpang kunyit mencegah erosi mukosa lambung mencit (gastritis) akibat pemberian asetosal.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian, penulis mengajukan beberapa saran, yaitu:
1. Perlu dilakukan pengamatan parameter lain pada kerusakan mukosa lambung mencit.
2. Ekstrak rimpang kunyit atau olahan kunyit lainnya ternyata dapat membantu pencegahan erosi mukosa lambung, sehingga bagi penderita gastritis sangat dianjurkan untuk mengkonsumsinya.
(3)
41
Allison, M.C., Howaston, A.G., Caroline, M.S. et al. 1992. Gastrointestinal
Damage Associated with the Use of Nonsteroidal Antiinflamatory Drugs. NL
Med J, 327 : 749-63
Aziz, R. 1990. Gastritis Kronik: Ali, S., Daldiyono, Nurul, A., Aziz, R., editor: Gastroenterologi Hepatologi. Jakarta: Sagung Seto. Hal 150-51.
Bharat B. A, Anushree K, Manoj S. A, Shishir S. Curcumin Derived from
Turmeric (Curcuma longa): a Spice for All Seasons. CRC press LCL 2005.
Braunwald, E., Fauci, A.S. 2005. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th. Ed. USA: McGraw Hill Companies. Page 1760-62
Chey WD, Scheiman JM. Peptic ulcer disease. In: Friedman SL, KR, Grendell JH. eds. Current Diagnosis and treatment in gastroenterology. 2nd ed. Mc Graw Hill, Boston, 2003: 323-6.
Daniel, S.W., Daniel, W.P. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 326-30
Eastwood GL, Quimby F. Effect of chronic aspirin ingestion on epithelial proliferation in rat gastric body, antrum and duodenum. Gastroenterology 1982; 82: 852-856. http://www.jpp.krakow.pl. Diunduh Agustus 2010
Eroschenko, V.P. 2001. Atlas Histologi Di Fiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi 9. Jakarta: EGC. Hal 180-90
Fiorucci S, Distrutti E, Menezes de Lima O, et al. Relative contribution of acetylated cyclooxygenase (COX)-2 and 5-lipooxygenase (LOX) in regulating gastric mucosal integrity and adaptation to aspirin. FASEB J 2003; 17: 1171-1173. http://www.jpp.krakow.pl. Diunduh Agustus 2010
Frithjof Hammersen, M.D., 1985. Sobotta/Hammersen Histology, Color Atlas of
Microscopic Anatomy. Urban & Schwarzenberg, Baltimore. pgs. 148.
Ganong, W.F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Dasar. Edisi 20. Jakarta: EGC. Hal 473-75
(4)
42
Genta, R.M. 2003. Gastritis and Gastropathy: Yamada, T., editor:
Gastroenterology. 4th edition. USA: Lippincott Williams and Wilkins. Hal
1394-41
Guyton dan Hall. 1996. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. Hal 1021-23
Hirlan. 2006. Gastritis: Aru, M.S., Bambang, S., Idrus, A., Marcellus, S.K., Siti, S., editor: Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 335-37
Julie SJ. Anti-inflammatory properties of curcumin, a major contstituen of curcuma longan: a preview of preclinical and clinical research. Altern Med Rev 2009;14(2): 141-153.
Junquiera, L.C., Carneiro, J., Kelley, R.O. 2003. Basic Histology. 10 th
edition. Washington: Lange. Hal 316-23
Katzung, B.G. 1989. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 3. Jakarta: EGC. Hal 474-79
Kasahara. 1995. Indeks Tumbuhan-tumbuhan Obat di Indonesia. Edisi kedua. Jakarta: P.T. Eisai Indonesia. Hal 271
Kohli K, Ali J, Ansari MJ, Raheman Z. Kurkumin: Seorang agen antiinflamasi alam. Indian J Pharmacol 2005;37:141-7 India J Pharmacol 2005; 37:141-7.
http://www.ijp-online.com. Diunduh Oktober 2010.
Kelompok Kerja Ilmiah Yayasan Pengembangan Bahan Obat Alam, 1993. Pengembangan dan pemanfaatan bahan obat alam. dalam: Penapisan
farmakologi, pengujian fitokimia dan pengujian klinik. Jakarta Pusat. hal 107
Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan Percobaan Aplikatif : Aplikasi kondisional
Bidang Pertanian, Peternakan, Perikanan, Industri dan Hayati. Jakarta : PT
raja Grafindo Persada. Hal 12
Lauralee, S. Human Physiology from cells to systems. 6th edition. USA: Thomson Higher Education. Page 482-83
(5)
Leeson, C.R.T., Leeson, T.S. Paparo, A.A. 1996. Buku Ajar Histologi. Cetakan 5. Jakarta: EGC. Hal 353-59
Mahony et al. 1992. Management and Response to Treatment of Helicobacter
Pylori Gastritis Arch Dis Child. 67:940-943.
http://adc.bmj.com/content/67/7/940.abstract. Diunduh September 2010
Makarov SS. NF-kB in rheumatoid arthritis: a pivotal regulator of inflammation, hyperplasia, and tissue destruction. Arthritis Res. 2001;3:200-206.
http://www.ispub.com/journal. Diunduh Oktober 2010
Prucksunand, C., Indrasukhsri, B., Leethochawalit, M., Hungspreugs, K. 2001.
Phase II clinical trial on effect of the long turmeric (Curcuma longa Linn on
healing of pepticulcer http://www.ncbi.nlm.nih.gov. Diunduh Januari 2010
Robbins, Cotran. Diseases of Organ Systems. In : Kumar V, Abbas AK, Fausto N. eds. Pathologic Basis of Disease. 7nd ed. Elsevier Saunders, Pennsylvania, 2007: 810-19
Ross, M.H. 1985. Histology, A Text And Atlas. New York: Harper & Row. Hal 416-23
Setiawan. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 6. Jakarta: Pustaka Bunda. Hal 76
Snell, R.S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC. Hal 207, 218-20
Tarigan P. Tukak gaster. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Marcellussimadibrata, Setiati S, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4. FKUI, Jakarta, 2006: 340-6.
Tarnawski AS, Caves TC. Aspirin in the XXI century: Its Major Clinical Impact,
Novel Mechanisms of Action, and New Safer Formulation. Gastroenterology,
2004; 127: 341-3.
Wattimena, J.R. 1982. L-Hypoprotenemie Experimentale Chez Le Rat,
Explotation Pharmacocinetique Du Modele. These Doct´eur D´Etat Es
(6)
42
Weinstein, WM Gastritis, and gastropathy. Sivak, MVJ eds. Gastroenterologic
endoscopy (vol 1) 2nd ed. 2000,642-670 WB Saunders. Philadelphia, PA. Digestive System. http://www.highlands.edu.. Copyright @ Benjamin Cummings,
an inprint of Addison Wesley Longman, Inc. Diunduh Agustus 2010
Rimpang Kunyit. http://www.curcumin.co.id. Diunduh Agustus 2010
Khasiat ekstrak Curcurma domectica Val. http://www.jamuborobudur.com.