Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit

(1)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

UJI EFEK ANTIINFLAMASI SEDIAAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT RIMPANG TUMBUHAN KUNYIT

(Curcuma domestica Val.) TERHADAP MENCIT

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

TRI WARDHANA KESUMA NIM 030804005

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

UJI EFEK ANTIINFLAMASI SEDIAAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT RIMPANG TUMBUHAN KUNYIT

(Curcuma domestica Val.) TERHADAP MENCIT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Farmasi Pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

Diajukan Oleh:

TRI WARDHANA KESUMA NIM 030804005

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

2009

Pengesahan Skripsi

UJI EFEK ANTIINFLAMASI SEDIAAN TOPIKAL EKSTRAK ETANOL DAN ETIL ASETAT RIMPANG TUMBUHAN KUNYIT

(Curcuma domestica Val.) TERHADAP MENCIT

Oleh :

TRI WARDHANA KESUMA NIM : 030804005

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Pada tanggal : Maret 2009

Pembimbing I Panitia Penguji,

(Prof. Dr. Urip Harahap, Apt.) (Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.)

NIP : 131 283 720 NIP : 131 283 716

Pembimbing II (Prof. Dr. Urip Harahap, Apt)

NIP : 131 283 720

(Drs. Awaluddin Saragih,M.Si., Apt.)

NIP : 130 517 490 (Drs. Rasmadin Mukhtar, M.S., Apt.)

NIP : 130 810 737

(Dra. Suwarti Aris, M.Si., Apt.) NIP : 131 126 695

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Dekan,

(Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.) NIP : 131 283 716


(4)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Telah dilakukan pembuatan ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat rimpang kunyit (Curcumae domesticae rhizoma) dan uji efek antiinflamasi secara topikal

pada telapak kaki mencit yang diinduksi dengan larutan -karagenan 1% (b/v). Sediaan topikal ekstrak etanol rimpang kunyit (SEEK) dan sediaan topikal ekstrak etil asetat rimpang kunyit (SEEAK) diberikan dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4% dan Voltaren Emulgel (VE) yang mengandung 10 mg Na-diklofenak setiap gram sebagai kontrol positif.

Inhibisi radang dari SEEK konsentrasi 1% terlihat pada t30 (27,067%) dan

maksimum pada t360 (50,442%); untuk konsentrasi 2% pada t30 (41,975%) dan

maksimum pada t360 (60,615%); untuk konsentrasi 3% pada t30 (59,514%) dan

maksimum pada t360 (68,058%); untuk konsentrasi 4% pada t30 (59,809%) dan

maksimum pada t360 (85,731%). Inhibisi radang dari SEEAK konsentrasi 1%

terlihat pada t30 (43,336%) dan maksimum pada t360 (68,376%); untuk konsentrasi

2% pada t30 (57,983%) dan maksimum pada t360 (77,622%); untuk konsentrasi 3%

pada t30 (62,074%) dan maksimum pada t360 (81,361%); untuk konsentrasi 4%

pada t30 (63,431%) dan maksimum pada t360 (90,623%). VE memberikan inhibisi

radang pada t30 (67,182%) dan maksimum pada t360 (97,475%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa SEEK dan SEEAK memberikan efek antiinflamasi. Kenaikan konsentrasi ekstrak meningkatkan efek antinflamasi. Efek antiinflamasi SEEK dan SEEAK pada konsentrasi 4% secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan VE.


(5)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRACT

Ethanol and ethyl acetate extraction from turmeric rhizome (Curcumae domesticae rhizoma) and also the assay of anti-inflammatory effect topically to the foot-sole of mice with -carrageen solution 1% (w/v) as inductor were carried out. SEEK and SEEAK have been administered with concentration 1%, 2%, 3%, 4% and Voltaren Emulgel (VE) that contain 10 mg Na-diclofenac equal with each grams as a positive control.

Inflamed inhibition of SEEK for concentration 1% started to shown in t30

(27.067%) and maximum in t360 (50.442%), for concentration 2% started in t30

(41.975%) and maximum in t360 (60.615%), for concentration 3% started in t30

(59.514%) and maximum in t360 (68.058%), for concentration 4% started in t30

(59.809%) and maximum in t360 (85.731%). Inflamed inhibition of SEEAK for

concentration 1% started to shown in t30 (43.336%) and maximum in t360

(68.376%), for concentration 2% started in t30 (57.983%) and maximum in t360

(77.622%), for concentration 3% started in t30 (62.074%) and maximum in t360

(81.361%), for concentration 4% started in t30 (63.431%) and maximum in t360

(90.623%). VE give an inflamed inhibition in t30 (67.182%) and maximum in t360

(97.475%).

The experiment shown that SEEK and SEEAK give anti-inflammatory effect. Increase of concentration in drug could be increase anti-inflammatory effect. The anti-inflammatory effect of SEEK and SEEAK for concentration 4% statistically have not significantly difference with Voltaren Emulgel.


(6)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Kerangka Pikir Penelitian ... 3

1.3 Perumusan Masalah ... 3

1.4 Hipotesis ... 4

1.5 Tujuan Penelitian ... 4

1.6 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Uraian Tumbuhan ... 5

2.1.1 Taksonomi Tumbuhan ... 5

2.1.2 Nama Daerah ... 6

2.1.3 Morfologi Tumbuhan ... 6


(7)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

2.1.5 Khasiat Tumbuhan ... 7

2.2 Ekstraksi ... 7

2.3 Inflamasi... 9

2.3.1 Tanda-tanda Pokok Peradangan ... 9

2.3.2 Mediator-mediator Inflamasi ... 11

2.4 Antiinflamasi ... 13

2.5 Diklofenak ... 14

2.6 Uraian Sediaan Salep ... 15

BAB II I METODOLOGI PENELITIAN ... 17

3.1 Alat dan Bahan ... 17

3.1.1 Alat-alat ... 17

3.1.2 Bahan-bahan ... 18

3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Sampel ... 18

3.2.1 Pengumpulan Sampel ... 18

3.2.2 Pengolahan Sampel ... 18

3.3 Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia ... 19

3.3.1 Pemeriksaan Makroskopik ... 19

3.3.2 Pemeriksaan Mikroskopik ... 19

3.3.3 Penetapan Kadar Air ... 19

3.3.4 Penetapan Kadar Abu Total ... 20

3.3.5 Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam ... 20

3.3.6 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Air ... 21

3.3.7 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Etanol ... 21


(8)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

3.4.1 Ekstrak Etil Asetat ... 22

3.4.2 Ekstrak Etanol ... 22

3.5 Uji Efek Antiinflamasi Secara Topikal ... 23

3.5.1 Penyiapan Hewan Percobaan ... 23

3.5.2 Penyiapan Bahan Uji ... 24

3.5.2.1 Formula Salep Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit ... 24

3.5.2.2 Formula Salep Ekstrak Etil Asetat Rimpang Kunyit ... 25

3.5.3 Penyiapan Obat Pembanding, Kontrol dan Penginduksi Radang ... 26

3.5.4 Pengujian Efek Antiinflamasi ... 26

3.6 Perhitungan Persentase Radang (%R) dan Persentase Inhibisi Radang (%IR) ... 28

3.7 Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

5.1 Kesimpulan ... 42

5.2 Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43


(9)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Matriks Kelompok Hewan Uji ... 24

3.2 Formula Salep Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit ... 25

3.3 Formula Salep Ekstrak Etil Asetat Rimpang Kunyit ... 26

4.1 Hasil Perhitungan ANAVA Persentase Radang menit ke-30 hingga menit ke-360 ... 37

4.2 Hasil uji Post Hoc Duncan pada menit 30 ... 38

4.3 Hasil uji Post Hoc Duncan pada menit 180 ... 39

4.4 Hasil uji Post Hoc Duncan pada menit 210 ... 40

4.5 Hasil uji Post Hoc Duncan pada menit 360 ... 41


(10)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian ... 3 4.1 Grafik persen radang telapak kaki mencit pada pemberian SEEK . 31 4.2 Grafik persen radang telapak kaki mencit pada pemberian

SEEAK ... 33 4.3 Grafik persen radang telapak kaki mencit pada pemberian SEEK


(11)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Gambar Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) dan

Rimpang Kunyit (Curcumae domesticae rhizoma) ... 45 2. Gambar Simplisia Curcumae domesticae rhizoma ... 46 3. Gambar Mikroskopik Serbuk Simplisia Curcumae domesticae

rhizoma ... 47 4. Tabel Hasil Pemeriksaan Karakteristik Simplisia... 48 5. Contoh Perhitungan Penetapan Kadar Simplisia ... 49 6. Gambar Sediaan SEEK dan SEEAK Konsentrasi 1%, 2%, 3%

dan 4% ... 54 7. Gambar Pletismometer UGO Basile Cat. No. 7140 dan Mencit .... 55 8. Gambar Telapak Kaki Mencit Sebelum dan Sesudah

Penyuntikan Karagenan 1% ... 56 9. Tabel Data Pengukuran Vt-Vo, % Radang dan % Inhibisi

Radang pada t menit Setelah Penyuntikan Karagenan 1% ... 57 10. Contoh Perhitungan Persen Radang dan Persen Inhibisi Radang ... 69 11. Tabel Perubahan Persen Radang Rata-rata Telapak Kaki Mencit

selang waktu 30 menit sampai 360 menit... 70 12. Grafik Perubahan Persen Radang Telapak Kaki Mencit Terhadap

Waktu ... 71 13. Tabel Perubahan Persen Inhibisi Radang Rata-rata Telapak Kaki

Mencit selang waktu 30 menit sampai 360 menit ... 72 14. Grafik Perubahan Persen Inhibis Radang Telapak Kaki Mencit

Terhadap Waktu ... 73 15. Hasil Uji Statistik Metode ANAVA dengan SPSS versi 13... 74 16. Hasil Uji Post Hoc Duncan Program SPSS versi 13 ... 75


(12)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, dan salah satunya adalah tanaman obat. Tanaman ini terdapat di seluruh pelosok tanah air, yang penggunaannya dapat dalam bentuk segar tunggal maupun campuran serta dapat berupa ramuan yang lebih dikenal sebagai obat tradisional atau jamu. Pemanfaatan obat tradisional oleh masyarakat sejak zaman dahulu, secara empiris terbukti bahwa obat tradisional relatif aman dikonsumsi manusia. Meskipun demikian, pembuktian ilmiah tetap diperlukan (Suharmiati, 2006).

Kunyit (Curcuma domestica Val.) termasuk salah satu tanaman rempah dan obat yang sering dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Sebagian besar jamu yang beredar di Indonesia, Malaysia, dan beberapa negara lain selalu menggunakan kunyit sebagai salah satu bahan baku (Nugroho, 1998).

Kunyit sudah digunakan dalam pengobatan tradisional bagi beberapa penyakit misalnya antiinflamasi, alergi dan antibakteri. Warna kuning dari kunyit disebabkan adanya senyawa kurkuminoid yang merupakan komponen utama tumbuhan kunyit dan memiliki peran penting dalam aktivitas antiinflamasi (Chattopadhyay, 2004).

Inflamasi merupakan suatu respons protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia perusak, atau zat-zat mikrobiologik. Inflamasi adalah suatu usaha tubuh untuk menginaktivasi atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur derajat perbaikan


(13)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

jaringan. Jika terjadi proses penyembuhan, biasanya peradangan akan mereda (Mycek, 2001).

Pengobatan inflamasi mempunyai dua tujuan utama. Pertama, meringankan rasa nyeri yang sering merupakan gejala awal yang terlihat; dan kedua, memperlambat atau membatasi proses perusakan jaringan. Obat-obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) dan kortikosteroid sama-sama memiliki kemampuan untuk menekan tanda-tanda dan gejala-gejala inflamasi, namun sayangnya kedua golongan obat ini yang biasa digunakan dalam pengobatan inflamasi seringkali menimbulkan efek yang merugikan dan berbahaya seperti kerusakan gastrointestinal, nefrotoksik dan hepatotoksik (Katzung, 2002).

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang efek antiinflamasi ekstrak rimpang kunyit (Curcumae domesticae rhizoma) dalam bentuk sediaan topikal. Pengujian efek antiinflamasi ekstrak rimpang kunyit dilakukan secara topikal terhadap telapak kaki mencit dengan penginduksi larutan karagenan 1% (b/v). Mengapa dalam penelitian ini tidak diberikan secara oral, tetapi secara topikal, mengingat :

a. secara empiris, kunyit digunakan sebagai antiinflamasi dengan cara dioleskan. b. Secara teknis, jika ekstrak kunyit diberikan dalam bentuk larutan, warna

kuning dari ekstrak akan menempel pada mulut mencit, jika diberikan dalam bentuk kapsul, tidak ada ukuran kapsul untuk mencit.

Pengukuran radang dilakukan dengan alat plestimometer digital dan sebagai pembanding positif sediaan antiinflamasi topikal yaitu Voltaren Emulgel yang mengandung dietilamin diklofenak (tiap 1 gram dietilamin diklofenak setara dengan 10 mg natrium diklofenak).


(14)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

1.2 Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir penelitian ini meliputi dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang ditunjukkan melalui skema (Gambar 1.1) di bawah ini.

Rimpang kunyit

Variabel Bebas

Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia

Variabel Terikat

Vaselin Putih

Variabel Bebas

Keseragaman Hewan Uji

Variabel Bebas

Voltaren Emulgel

Variabel Bebas

Persen Radang

Variabel Terikat

Salep Ekstrak Etanol Salep Ekstrak Etil Asetat

Variabel Bebas

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang, rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut :

a. apakah salep ekstrak etanol rimpang kunyit (SEEK) dan salep ekstrak etil asetat rimpang kunyit (SEEAK) memiliki sifat antiinflamasi?

b. apakah ada perbedaan kekuatan efek antiinflamasi SEEK dan SEEAK dibandingkan dengan Voltaren Emulgel (VE)?


(15)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009 1.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :

a. SEEK dan SEEAK memiliki sifat antiinflamasi.

b. ada perbedaan kekuatan efek antiinflamasi antara SEEK dan SEEAK dengan VE. VE bersifat antiinflamasi lebih kuat dibandingkan dengan SEEK dan SEEAK.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. untuk mengetahui efek antiinflamasi dari SEEK dan SEEAK pada beberapa konsentrasi.

b. membandingkan kekuatan efek antiinflamasi SEEK dan SEEAK dengan VE.

1.6 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan :

a. jika ternyata ekstrak rimpang kunyit terbukti memiliki khasiat antiinflamasi dalam bentuk sediaan topikal, maka dapat di anjurkan pemakaiannya oleh masyarakat.

b. pengembangan obat tradisional yang digunakan secara empiris menjadi suatu sediaan fitofarmaka dengan efek antiinflamasi topikal.

menambah inventaris penelitian tumbuhan obat yang berkhasiat sebagai antiinflamasi dalam bentuk sediaan topikal.


(16)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman rempah sekaligus tanaman obat-obatan. Habitat asli tanaman ini adalah wilayah Asia, khususnya Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indonesia, Malaysia, Thailand, Cina, India, Vietnam, Taiwan, Filipina, Australia bahkan Afrika. Kunyit dapat tumbuh di berbagai tempat, tumbuh liar di ladang, di hutan (misalnya hutan jati), ataupun ditanam di pekarangan rumah, di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 200 m diatas permukaan laut. Selain itu, kunyit dapat tumbuh dengan baik di tanah yang baik tata pengairannya, curah hujannya cukup banyak. Selain untuk rempah, kunyit juga ditanam secara monokultur, yang kemudian akan diekspor untuk bahan obat-obatan (Anonim, 2006).

2.1.1 Taksonomi Kunyit

Dalam taksonomi tumbuhan, kunyit dikelompokkan sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonaeae Bangsa : Zingiberales

Suku : Zingiberaceae Marga : Curcuma


(17)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009 2.1.2 Nama Daerah

Beberapa nama kunyit yang dikenal di Indonesia adalah sebagai berikut : Sumatera : kakunye (Enggano); kunyet (Aceh); kuning (Gayo); hunik (Batak); under (Nias); kunyit (Melayu); kunir (Lampung). Jawa : kunyir, konengtemen (Sunda), konye, temokoneng (Madura). Kalimantan : kunit, janar (Banjar); cahang (Dayak Penabung). Sulawesi : uinida (Talaut); awalahu (Gorontalo); panigon (Toli-toli); uni kuni (Toraja); kunyi (Makassar); unyi (Bugis); nuyik (Mandar). Maluku : unim (Goram); unine (Seram Barat); gogohoki (Halmahera); guraci (Ternate). Papua : rame (Kapaur); nikwai (Windesi) (Ditjen POM, 1977).

2.1.3 Morfologi Tumbuhan

Kunyit merupakan tumbuhan tahunan yang tumbuh merumpun. Berbatang basah dan merupakan batang semu yang tersusun atas pelepah-pelepah daun yang saling menutup dan membentuk batang yang tingginya mencapai 0,75 – 1 m. Bagian-bagian penyusun daun adalah pelepah daun, gagang daun, dan helai daun. Panjang helai daun antara 31 – 84 cm, sedangkan lebar daun antara 10 – 18 cm. Bangun helai daun bualt memanjang. Pertulangan daun menyirip. Pinggiri helaian daun rata, ujung daun runcing atau melengkung menyerupai ekor, dilengkapi warna daun hijau muda. Bunga merupakan inflorencia (bersusun). Bunga biasanya muncul dari ujung batang semu. Panjang bunga antara 10 – 15 cm. Bunganya merupakan bunga majemuk berwarna merah, putih, atau kuning pucat dengan pangkal berwarna putih. Bunga-bunga ini biasanya mekar bersamaan. Bentuk rimpang bulat atau bulat memanjang dan memiliki akar serabut. Rimpang kunyit mempunyai dua bagian yaitu rimpang induk atau umbi utama, dan tunas


(18)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

atau cabang rimpang. Jumlah tunas umumnya banyak, tumbuh mendatar atau melengkung, serta berbuku-buku pendek, lurus atau melengkung. Warna kulit rimpang adalah jingga kecoklatan atau berwarna terang agak kuning sampai agak kehitaman. Warna daging jingga kekuningan dilengkapi dengan bau khas dan rasanya agak pahit dan pedas (Nugroho N.A., 1998).

2.1.4 Kandungan Kimia

Kunyit mengandung senyawa minyak atsiri (6%) yang terdiri dari

sejumlah monoterpen dan seskuiterpen, termasuk zingiberen, kurkumen, - dan ß-turmeron. Basis warna kunyit (5%) disebabkan adanya kurkuminoid, 50 – 60% merupakan campuran dari kurkumin, monodesmetoksikurkumin, dan bisdesmetoksikurkumin (WHO, 1999).

2.1.5 Khasiat Tumbuhan

Kunyit memiliki efek farmakologis yaitu ; melancarkan peredaran darah, mempermudah persalinan, antiradang (antiinflammatory), antibakteri, memperlancar pengeluaran empedu (kolagogum), carminative, pelembab (astringent), antioksidan, dan dapat meningkatkan aktivitas seksual (Winarto, 2003).

2.2 Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein dan lain-lain (Ditjen POM, 1986).


(19)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Adapun metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut, terdiri dari: 1. Cara dingin

a. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur kamar. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya (Depkes RI, 2000).

b. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru, yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahapan maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh perkolat yang jumlahnya 1-5 kali jumlah bahan.

2. Cara panas a. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur pada titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga proses ekstraksi sempurna.


(20)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

b. Soxhletasi

Soxhletasi adalah ekstraksi yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

c. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur kamar, secara umum dilakukan pada temperatur 40-50oC.

d. Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 96-98oC selama waktu 15-20 menit di penangas air, dapat berupa bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih (Depkes RI, 2000).

2.3 Inflamasi

Inflamasi merupakan suatu respons protektif normal terhadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat mikrobiologik. Inflamasi adalah usaha tubuh unuk menginaktivasi atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur derajat perbaikan jaringan (Mycek, 2001).

2.3.1 Tanda-tanda Pokok Peradangan

Gambaran makroskopik peradangan dikenal sebagai tanda-tanda pokok peradangan yang mencakup kemerahan (rubor), panas (kalor), nyeri (dolor), pembengkakan (tumor), dan perubahan fungsi (functio laesa).


(21)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009 Rubor (Kemerahan)

Rubor atau kemerahan basanya merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami peradangan. Waktu reaksi peradangan mulai timbul, maka arteriol yang mensuplai daerah tersebut melebar, dengan demikian lebih banyak darah yang mengalir ke dalam mikrosirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian saja yang meregang dengan cepat terisis penuh dengan darah. Keadaan ini, yang dinamakan hiperemia atau kongesti, menyebabkan warnamerah lokal karena peradangan akut (Sylvia dan Lorraine, 1994).

Kalor (Panas)

Kalor atau panas, terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Sebenarnya, panas merupakan sifat reaksi peradangan yang hanya terjadi pada permukaan tubuh, yang dalam keadaan normal lebih dingin dari 37oC, yaitu suhu di dlaam tubuh. Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya, sebab darah yang disalurkan tubuh ke permukaan daerah yang terkena lebih banyak daripada yang disalurkan ke daerah normal (Sylvia dan Lorraine, 1994).

Dolor (Sakit)

Dolor atau rasa sakit, dari reaksi peradangan dapat dihasilkan dengan berbagai cara. Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Hal yang sama, pengeluaran zat kimia tertentu seperti histamin atau zat kimia bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Selain itu, pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan


(22)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

lokal yang tanpa diragukan lagi dapat menimbulkan rasa sakit (Sylvia dan Lorraine, 1994).

Tumor (Pembengkakan)

Segi paling menyolok dari peradangan akut adalah pembengkakan lokal (tumor). Pembengkakan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstisial. Campuran dsari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat. Pada keadaan dini reaksi peradangan sebhagian besar eksudat adalah cair, seperti yang terjadi pada lepuhan yang disebabkan oleh luka bakar ringan. Kemudian sel-sel darah putih, atau leukosit meninggalakan aliran darah, dan tertimbun sebagai bagian dari eksudat (Sylvia dan Lorraine, 1994).

Functio laesa (Perubahan Fungsi)

Functio laesa atau perubahan fungsi adalah reaksi peradangan yang telah dikenal. Sepintas lalu, mudah dimengerti, mengapa bagian yang bengkak, nyeri disertai sirkulasi abnormal dan lingkungan kimiawi lokal yang abnormal, berfungsi secara abnormal. Namun, sebetulnya kita tidak mengetahui secara mendalam dengan cara apa fungsi jaringan yang meradang tersebut terganggu (Sylvia dan Lorraine, 1994).

2.3.2 Mediator-mediator Inflamasi

Inflamasi dicetuskan oleh pelepasan mediator kimiawi dari jaringan yang rusak dan migrasi sel. Mediator kimiawi spesifik bervariasi dengan tipe proses peradangan dan meliputi amin, seperti histamin dan 5-hidroksitriptamin; lipid, seperti prostaglandin; peptida kecil, seperti bradikinin; dan peptida besar, seperti interleukin-1 (Mycek, 2001).


(23)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009 Histamin

Histamin mempunyai peran modulasi dalam berbagai inflamasi dan respon imun. Histamin juga memainkan sebagian peran pada respon inflamasi akut. Pada jaringan, rilis histamin menyebabkan vasodilatasi lokal dan kebocoran plasma yang mengandung mediator inflamasi akut (komplemen, protein C reaktif), antibodi, dan sel-sel inflamasi (neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit) (Katzung, 2001).

Serotonin

Serotonin (5-hidroksitriptamin) disintesis dari L-triptofan dalam sel enterochromaffin pada mukosa saluran cerna. Serotonin secara langsung menyebabkan kontraksi otot polos, terutama melalui reseptor 5-HT2. pada

manusia, serotonin merupakan vasokonstriktor yang kuat kecuali pada otot rangka dan jantung, karena pada daerah tersebut serotonin melebarkan pembuluh darah. Pada inflamasi, serotonin dapat meningkatkan permeabilitas vaskular namun tidak sekuat histamin (Heinz Lullmann, 2000).

Bradikinin

Bradikinin memainkan peranan penting dalam proses peradangan. Bradikinin dapat menyebabkan kemerahan, panas setempat, bengkak, dan nyeri. Bradikinin menyebabkan vasodilatasi yang hebat di dalam beberapa rangkaian vaskular, termasuk jantung, ginjal, otot rangka, usus dan hepar. Dalam hal ini, bradikinin 10 kali lebih kuat daripada histamin (Katzung, 2001).

Prostaglandin

Prostaglandin merupakan senyawa eicosanoid yang disintesis dari asam arakhidonat oleh enzim cyclooxygenase II yang aktif selama peradangan.


(24)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Prostaglandin meningkatkan sensitivitas sensor saraf terhadap rangsangan nyeri, juga meningkatkan permeabilitas vaskular dan bertindak sebagai vasodilator (Heinz Lullmann, 2000).

Leukotrien

Leukotrien disintesis sebagai respon terhadap antigen dan tidak disimpang secara intraselullar. Leukotrien merupakan produk dari metabolisme asam arakhidonat melalui jalut lipooxygenase. Salah satu efek sistemik dari leukotrien inflamasi kulit dan kemotaksis. Leukotrien juga meningkatkan permeabilitas vaskular (Jesse B. Hall, 2005).

2.4 Antiinflamasi

Obat-obat antiinflamasi non steroid atau Non Steroidal Antiinflammatory Drugs (NSAID’s) efektif untuk peradangan akibat benturan, memar, pembengkakan dan juga setelah pembedahan. NSAID’s juga berguna untuk mengurangi nyeri kanker, dan yang banyak digunakan untuk kasus ini adalah ibuprofen, naproksen dan diklofenak karena efek samping yang relatif sedikit. Penggolongan NSAID’s secara kimiawi dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu :

a. Salisilat

contoh : asetosal, benorilat dan diflusinal. b. Asetat

contoh : diklofenak, indometasin, alklofenak, sulindak dan fentiazak. c. Propionat


(25)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

d. Oksikam

contoh : piroksikam, tenoksikam, dan meloksikam e. Antranilat

contoh : asam mefenamat dan nifluminat f. Pirazolon

contoh : fenilbutazon dan azaprofazon g. Golongan lain

contoh : nabumeton, benzidamin krim 3%

Sejumlah NSAID’s digunakan topikal dalam krem atau gel, misalnya piroksikam 0,5%, diklofenak (dietil amonium) 1% dan benzidamin 5% (Tjay, 2002).

2.5 Diklofenak

Nama kimia : Benzeneacetic acid, 2-[(2,6-dichlorophenyl) amino]monosodium. Sodium [o-(2,6-dichloroaniline) phenyl ] acetate.

Rumus bangun :

NH Cl

Cl

ONa O

Rumus Molekul : C14H10Cl2NNaO2


(26)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Kandungan : Na diklofenak mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C14H10Cl2NNaO2 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan (The

United States Pharmacopoeia, 2003).

Diklofenak adalah derivat sederhana dari asam fenilasetat yang menyerupai flurbiprofen dan meklofenamat. Diklofenak adalah penghambat enzim cyclooxygenase yang nonselektif dan kuat, juga mengurangi bioavailabilitas asam arakhidonat. Diklofenak memiliki sifat antiinflamasi, analgetik dan antipiretik.

Efek samping bisa terjadi kira-kira 20% dari pasien meliputi distress gastrointestinal, pendarahan gastrointestinal dan timbulnya ulserasi lambung. Kombinasi dengan mesoprostol dapat menyebabkan diare.

Penggunaan dalam terapi berupa sediaan oral tablet salut 25 mg dan 50 mg, preparat oftalmikum untuk pencegahan inflamasi mata pascaoperasi, preparat dermatologis dan juga untuk pemberian intramuskuler (Katzung, 2002).

2.6 Uraian Sediaan Salep

Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok yaitu :

a. Dasar salep hidrokarbon

Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak antara lain vaselin putih dan vaselin kuning. Dasar salep hidrokarbon sukar dicuci dan tidak tampak berubah dalam waktu yang lama.


(27)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

b. Dasar salep serap

Dasar salep serap ini terdiri atas dasar salep yang membentuk emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan air, contohnya lanolin, parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat).

c. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air

Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air antara lain salep hidrofilik dan lebih tepat disebut dengan krim.

d. Dasar salep larut dalam air

kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari konstituen larut air. Dasar salep ini lebih tepat disebut dengan gel (Depkes RI, 1995).


(28)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode ekperimental dengan konsep eksperimentasi dalam tiga karakteristik yaitu :

a. Variabel bebas atau variabel eksperimen adalah variabel yang dimanipulasi.

b. Semua variabel lain kecuali variabel terikat adalah konstan.

c. Pengaruh variabel bebas atas variabel terikat dapat diukur atau dapat diamati (Sevilla, 1993).

Langkah-langkah dalam studi eksperimental ini meliputi pengumpulan dan pengolahan sampel, pemeriksaan karakterisasi simplisia, pembuatan ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat rimpang kunyit, pengujian efek antiinflamasi secara topikal menggunakan alat pletismometer digital. Data dianalisis dengan menggunakan analisis variansi (ANAVA), dan dengan uji beda rata-rata Duncan menggunakan program Statistical Product Service Solution (SPSS versi 13).

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas, blender (National), oven listrik, neraca kasar (Ohaus), neraca listrik (Chyo JP2-6000), seperangkat alat destilasi penetapan kadar air, cawan porselen berdasar rata, krus porselen bertutup, alat perkolator, desikator, stopwatch, mortir, stamper, lemari pengering, cawan porselen, rotary evaporator (Heidolph vv-2000), neraca


(29)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

hewan (Presica Geniweigher, GW-1500), inkubator (Gallenkamp), kandang mencit, spuit (1 ml), spatula, kain kasa, mikroskop, pletismometer digital (UGO Basile Cat.No.7140).

3.1.2 Bahan-bahan

Rimpang kunyit (Curcumae domesticae rhizoma), etanol 96%, etil asetat, air suling, vaselin putih, -karagenan, larutan fisiologis, dan sediaan topikal Voltaren Emulgel.

3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Sampel 3.2.1 Pengumpulan Sampel

Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif, yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain. Bahan penelitian ini adalah induk rimpang dari tanaman kunyit (Curcuma domestica Val.) yang diperoleh dari Desa Tengah, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang.

3.2.2 Pengolahan Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah induk rimpang kunyit. Rimpang kunyit yang masih segar dicuci bersih dan ditiriskan. Rimpang kunyit yang sudah bersih disortasi basah dan ditimbang. Selanjutnya rimpang diiris-iris dengan ketebalan 1-3 mm, lalu dikeringkan selama 5 hari dalam lemari pengering pada temperatur ± 40oC sampai mudah dipatahkan. Simplisia yang telah kering diblender menjadi serbuk lalu disimpan didalam wadah plastik bertutup.


(30)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

3.3 Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia

Pemeriksaan karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu tidak larut dalam asam, penetapan kadar sari larut dalam air, penetapan kadar sari larut dalam etanol, penetapan kadar air.

3.3.1 Pemeriksaan Makroskopik

Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan mengamati morfologi rimpang kunyit dengan cara memperhatikan warna, bentuk, ukuran dan tekstur rimpang kunyit. Gambar rimpang kunyit dapat ditunjukkan pada Lamp. 1 hal. 45.

3.3.2 Pemeriksaan Mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik terhadap simplisia dilakukan dengan cara menaburkan serbuk simplisia di atas kaca objek yang telah diteteskan dengan larutan kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup kemudian dilihat dibawah mikroskop. Pemeriksaan juga dilakukan dengan menaburkan serbuk simplisia di atas kaca objek yang telah diteteskan dengan air suling dan ditutup dengan kaca penutup kemudian dilihat dibawah mikroskop. Gambar mikroskopik serbuk simplisia dapat ditunjukkan pada Lamp. 3 hal. 47.

3.3.3 Penetapan Kadar Air

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi (destilasi toluena). Cara penetapan : Ke dalam labu bulat dimasukkan 200 ml toluena dan 2 ml air suling, didestilasi selama 2 jam. Setelah itu toluena didinginkan dan volume air pada tabung penerimaan dibaca. Kemudian ke dalam labu dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, lalu dipanaskan hati-hati selama 15


(31)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

menit.

Setelah toluena mulai mendidih, kecepatan tetesan diatur, kurang lebih 2 tetes tiap detik, hingga sebagian besar air tersuling. Kemudian kecepatan penyulingan dinaikkan hingga 4 tetes tiap detik. Setelah semua air tersuling, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluena yang telah dijenuhkan. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin sampai suhu kamar. Setelah air dan toluena memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,1 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa (Ditjen POM, 1989). Hasil perhitungan kadar air dapat ditunjukkan pada Lamp. 4 hal. 48.

3.3.4 Penetapan Kadar Abu Total

Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 2 g dengan seksama dan dimasukkan ke dalam krus porselen tertutup yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan. Krus dipijarkan pada suhu 600oC perlahan-lahan sampai arang habis kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot konstan. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara (Ditjen POM, 1989). Hasil perhitungan kadar abu total dapat ditunjukkan pada Lamp. 4 hal. 48.

3.3.5 Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam

Abu yang telah diperoleh dari penetapan kadar abu total dididihkan dengan 25 ml asam klorida encer P selama 5 menit. Bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, disaring melalui krus kaca masir atau kertas saring dipijarkan pada suhu 600oC sampai diperoleh bobot konstan, didinginkan dan ditimbang beratnya. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan yang telah


(32)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

dikeringkan di udara (Ditjen POM, 1989). Hasil perhitungan kadar abu tidak larut dalam asam dapat ditunjukkan pada Lamp. 4 hal. 48.

3.3.6 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Air

Sebanyak 5 g serbuk dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air kloroform (2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1000 ml) dengan menggunakan botol bersumbat warna coklat sambil sekali-kali dikocok selama 6 jam pertama kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC sampai diperoleh bobot konstan. Kadar sari yang larut di dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara (Ditjen POM, 1989). Hasil perhitungan kadar sari yang larut dalam air dapat ditunjukkan pada Lamp. 4 hal. 48.

3.3.7 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Etanol

Sebanyak 5 g serbuk dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml etanol 96% dengan menggunakan botol bersumbat berwarna coklat sambil sekali-kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC sampai diperoleh bobot konstan. Kadar sari yang larut dalam etanol dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara (Ditjen POM, 1989). Hasil perhitungan kadar sari yang larut dalam etanol dapat ditunjukkan pada Lamp. 4 hal. 48.


(33)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

3.4 Pembuatan Ekstrak dari Rimpang Kunyit 3.4.1 Ekstrak Etil Asetat

Sebanyak 600 g serbuk simplisia dimasukkan kedalam bejana tertutup dan dibasahi dengan 300 ml etil asetat, kemudian di maserasi selama 3 jam. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali di tekan hati-hati, kemudian cairan penyari dituangkan secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, perkolator ditutup dan dibiarkan 24 jam. Cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan 1 ml tiap menit, cairan penyari ditambahkan berulang-ulang secukupnya dengan memasang botol cairan penyari diatas perkolator dan diatur kecepatan penetesan cairan penyari sama dengan kecepatan menetes perkolat, sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia (Depkes RI, 2000). Perkolat diuapkan atau disuling dengan alat vacum rotavapor pada suhu tidak lebih dari 50oC sampai diperoleh ekstrak kental (51,6 g).

3.4.2 Ekstrak Etanol

Sebanyak 600 g serbuk simplisia dimasukkan kedalam bejana tertutup dan dibasahi dengan 300 ml etanol 96%, kemudian di maserasi selama 3 jam. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali di tekan hati-hati, kemudian cairan penyari dituangkan secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, perkolator ditutup dan dibiarkan 24 jam. Cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan 1 ml tiap menit, cairan penyari ditambahkan berulang-ulang secukupnya dengan


(34)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

memasang botol cairan penyari diatas perkolator dan diatur kecepatan penetesan cairan penyari sama dengan kecepatan menetes perkolat, sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia (Depkes RI, 2000). Perkolat diuapkan atau disuling dengan alat vacum rotavapor pada suhu tidak lebih dari 50oC sampai diperoleh ekstrak kental (67,3) g.

3.5 Uji Efek Antiinflamasi Secara Topikal

Pengujian efek antiinflamasi ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu penyiapan hewan percobaan; penyiapan bahan uji, penyiapan obat pembanding, kontrol, penginduksi radang dan pengujian efek antiinflamasi.

3.5.1 Penyiapan Hewan Percobaan

Hewan yang digunakan adalah mencit dengan berat 20-40 gram dibagi 10 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 6 pengulangan.

Hewan percobaan dipelihara pada kandang yang memiliki ventilasi yang baik dan selalu dijaga kebersihannya. Hewan yang sehat ditandai dengan kenaikan berat badan yang teratur dan memperlihatkan gerakan yang lincah. Setiap kali perlakuan selesai, mencit diistirahatkan, selanjutnya mencit dapat digunakan kembali untuk perlakuan berikutnya (Wirda, 2001).

Kelompok hewan uji terdiri dari :

a. Satu kelompok hewan uji dengan pemberian dasar salep vaselin putih (VP) sebagai pembanding negatif sebanyak 6 ekor.

b. Satu kelompok hewan uji dengan pemberian Voltaren Emulgel (VE) sebagai pembanding positif sebanyak 6 ekor.


(35)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

c. Empat kelompok hewan uji dengan pemberian SEEK dengan konsentrasi 1%, 2%, 3% dan 4%.

d. Empat kelompok hewan uji dengan pemberian SEEAK dengan konsentrasi 1%, 2%, 3% dan 4%.

Untuk lebih jelas ditunjukkan dalam matriks di bawah ini (Tabel 3.1) Tabel 3.1 Matriks Kelompok Hewan Uji

Kelompok Hewan Uji Konsentrasi

VP VE SEEK SEEAK

6 ekor 6 ekor

6 ekor 6 ekor 1% 6 ekor 6 ekor 2% 6 ekor 6 ekor 3% 6 ekor 6 ekor 4%

3.5.2 Penyiapan Bahan Uji

Bahan uji dalam penelitian ini adalah ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol rimpang kunyit yang diformulasi dalam sediaan topikal salep. Dasar salep yang digunakan adalah dasar salep hidrokarbon yaitu vaselin putih. Gambar sediaan salep ekstrak rimpang kunyit ditunjukkan pada Lamp. 6 hal. 54.

3.5.2.1 Formula Salep Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit

R/ Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit 1%

Vaselin Putih ad 10 g

m.f. ungt. Cara pembuatan :

ditimbang ekstrak sebanyak 100 mg dan vaselin putih sebanyak 9900 mg. Ekstrak ditetesi dengan etanol 96% dan digerus dengan penambahan sedikit demi sedikit


(36)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

vaselin putih. Digerus hingga homogen. Salep dimasukkan ke dalam wadah yang tertutup rapat.

Pada salep ekstrak etanol rimpang kunyit ini dibuat dalam berbagai konsentrasi, yaitu : 1%, 2%, 3% dan 4% yang ditunjukkan pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Formula Salep Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Formula

Salep

Bahan Obat

Ekstrak Etanol (mg) Vaselin Putih (mg)

1% 100 9900

2% 200 9800

3% 300 9700

4% 400 9600

3.5.2.2 Formula Salep Ekstrak Etil Asetat Rimpang Kunyit

R/ Ekstrak Etil Asetat Rimpang Kunyit 1%

Vaselin Putih ad 10 g

m.f. ungt. Cara pembuatan :

ditimbang ekstrak sebanyak 100 mg dan vaselin putih sebanyak 9900 mg. Ekstrak ditetesi dengan etanol 96% dan digerus dengan penambahan sedikit demi sedikit vaselin putih. Digerus hingga homogen. Salep dimasukkan ke dalam wadah yang tertutup rapat.

Pada salep ekstrak etil asetat rimpang kunyit ini dibuat dalam berbagai konsentrasi, yaitu : 1%, 2%, 3% dan 4% yang ditunjukkan pada Tabel 3.3.


(37)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 3.3 Formula Salep Ekstrak Etil Asetat Rimpang Kunyit Formula

Salep

Bahan Obat

Ekstrak Etil Asetat (mg) Vaselin Putih (mg)

1% 100 9900

2% 200 9800

3% 300 9700

4% 400 9600

3.5.3 Penyiapan Obat Pembanding, Kontrol dan Penginduksi Radang

Obat pembanding positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah sediaan topikal Voltaren Emulgel 1%, tiap 1 gram emulgel mengandung Diklofenak dietilamin setara dengan 10 mg Na-Diklofenak. Kontrol yang digunakan adalah dasar salep vaselin putih. Sebagai penginduksi radang

digunakan -karagenan 1% (b/v) dalam larutan fisiologis [NaCl 0,9% (b/v)] kemudian diaktifkan dengan cara diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam.

3.5.4 Pengujian Efek Antiinflamasi

Alat yang digunakan untuk uji antiinflamasi adalah Pletismometer Digital (UGO Basile Cat. No. 7140). Gambar alat ditunjukkan pada Lamp. 7 hal. 55. Penyiapan Larutan Pengukur :


(38)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Larutan pengukur dibuat dengan cara mencampurkan 2 ml larutan Ornano Imbibente dengan 0,4 gram NaCl dalam labu ukur 1 liter, kemudian ditambahkan dengan air suling hingga 1 liter dan dihomogenkan.

Persiapan Alat :

Reservoir pletismometer diisi dengan larutan pengukur. Katup tabung dibuka sampai tabung terisi dengan larutan pengukur hingga garis tanda berwarna merah. Pletismometer dihidupkan dan dikondisikan selama 3 menit. Pletismometer terlebih dahulu dikalibrasi sebelum digunakan.

Cara Kerja :

a. Pada hari pengujian masing-masing hewan disiapkan. Pada sendi kaki diberi tanda sebagai batas pengukuran volume kaki mencit. Volume kaki mencit diukur sebagai volume awal (Vo) yaitu volume kaki sebelum diberi obat dan diinduksi dengan larutan karagenan. Kemudian masing-masing mencit dinduksikan dengan -karagenan 1% (b/v) sebanyak 0,05 ml secara intraplantar untuk memberikan peradangan pada telapak kaki mencit. b. Setelah satu jam masing-masing telapak kaki mencit diberikan obat secara

topikal dengan mengoleskan obat pada bagian kaki yang bengkak dan dibalut dengan kain kasa hingga telapak kaki tertutup semua.

c. Pengukuran dilakukan setiap selang waktu setengah jam selama 6 jam dan masing-masing mencit hanya dilakukan sekali pengukuran sesuai dengan waktu pengukuran untuk setiap mencit. Pengukuran dilakukan dengan cara mencelupkan kaki mencit ke dalam tabung yang berisi larutan pengukur sampai batas tanda berwarna merah. Kemudian ditekan pedal


(39)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Persen inhibisi radang = a

b a

x 100%

pletismometer untuk mendapatkan volume yang konstan. Perubahan volume larutan tercatat pada recorder sebagai volume waktu tertentu (Vt) kaki mencit. Volume radang adalah selisih volume kaki mencit waktu tertentu (Vt) dengan volume awal kaki mencit (Vo).

3.6 Perhitungan Persentase Radang (%R) dan Persentase Inhibisi Radang (%IR)

dimana : Vt = Volume kaki mencit pada waktu t Vo = Volume awal kaki mencit

dimana : a = Persen radang rata-rata kelompok kontrol

b = Persen radang rata-rata kelompok pelakuan yang mendapat bahan uji atau obat pembanding

3.7 Analisis Data

Data hasil pengukuran telapak kaki mencit dianalisis secara statistik dengan metode ANAVA (analisis variansi) dan metode Duncan. Analisis statistik ini menggunakan program SPSS versi 13.

Persen radang = Vo

Vo Vt


(40)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan makroskopik induk rimpang kunyit adalah berbentuk bulat atau bulat memanjang, warna jingga kecoklatan, warna daging jingga kekuningan, panjang 7-10 cm dan diameter 2-4 cm. Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia diperoleh warna jingga kecoklatan, bau khas, rasa agak pahit, diameter 2 – 3 cm dan ketebalan 1 – 3 mm.

Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia menunjukkan adanya pati tunggal dengan hilus di tepi dan lamela jelas. Fragmen lainnya berupa pembuluh kayu, sel-sel parenkim berisi butir-butir pati (warna kuning disebabkan zat kurkuminoid), dan terdapat kelenjar sekresi. Berdasarkan ciri-ciri di atas dapat dinyatakan bahwa tanaman tersebut adalah benar rimpang kunyit (Curcumae domesticae rhizoma).

Hasil pemeriksaan karakteristik terhadap serbuk simplisia rimpang kunyit adalah kadar abu total 4,31%; kadar abu tidak larut dalam asam 1,16%; kadar sari larut dalam air 16,04%; kadar sari larut dalam etanol 14,09%; dan kadar air 8,56%. Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia di atas memenuhi persyaratan monografi yang tertera pada Materia Medika Indonesia Jilid I (1977).


(41)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Hasil penyarian 600 g serbuk simplisia rimpang kunyit dengan menggunakan pelarut etil asetat diperoleh ekstrak kental setelah diuapkan dengan rotary evaporator sebanyak 51,6 g dengan rendemen 8,6%.

Hasil penyarian 600 g serbuk simplisia rimpang kunyit dengan menggunakan pelarut etanol 96% diperoleh ekstrak kental setelah diuapkan dengan rotary evaporator sebanyak 67,3 g dengan rendemen 11,2%.

Bahan uji yang digunakan adalah ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat rimpang kunyit yang diformulasi dalam bentuk sediaan topikal dengan pembanding positif sediaan topikal Voltaren Emulgel (VE) dan pembanding negatif Vaselin Putih (VP). SEEK dan SEEAK dibagi dalam beberapa konsentrasi yaitu 1%, 2%, 3%, dan 4%.

Pengujian efek antiinflamasi dilakukan dengan menggunakan alat pletismometer digital (UGO Basile Cat.No.7140) dengan prinsip pengukuran berdasarkan hukum Archimedes yaitu benda yang dimasukkan ke dalam zat cair akan memberi gaya atau tekanan ke atas sebesar volume yang dipindahkan. Induksi radang dilakukan secara kimia dengan menggunakan larutan -karagenan 1% (b/v) yang disuntikkan secara intraplantar pada telapak kaki mencit. Metode dengan alat pletismometer digital (UGO Basile Cat.No.7140) ini dipilih karena memiliki kelebihan dalam hal pelaksanaan yang lebih cepat; hasil pengamatan volume kaki mencit yang diukur lebih akurat, sebab volume kaki mencit yang diukur tercatat pada recorder secara digital; sensitivitas alat lebih tinggi dibandingkan alat pletismometer air raksa.

Pembentukan radang oleh -karagenan menghasilkan peradangan akut dan tidak menyebabkan kerusakan jaringan, meskipun radang dapat bertahan selama 6


(42)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

jam dan berangsur-angsur berkurang setelah 24 jam. Karagenan sebagai penginduksi radang dapat dipengaruhi oleh obat antiinflamasi. Responsnya terhadap obat antiinflamasi lebih peka dibandingkan iritan lainnya (Juheini,1990).

Data yang diperoleh dianalisis dengan ANAVA (analisis variansi) menggunakan bantuan program SPSS. Analisis ini dilakukan terhadap hasil perhitungan persentase radang dimulai dari 30 menit hingga 360 menit setelah penyuntikan karagenan dengan interval waktu 30 menit. Hasil perhitungan persentase radang rata-rata ditunjukkan pada Lamp. 9 hal. 57.

Hasil uji efek antiinflamasi SEEK dalam beberapa konsentrasi ditunjukkan pada Gambar 4.1.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

Waktu (menit)

%

R

ad

an

g

SEEK 1% SEEK 2% SEEK 3% SEEK 4% VP

Gambar 4.1 Grafik persen radang telapak kaki mencit pada pemberian SEEK

Keterangan : SEEK = Salep Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit VP = Vaselin Putih


(43)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar 4.1 menunjukkan hewan percobaan kelompok SEEK memiliki persentase radang lebih kecil dari persen radang kelompok kontrol (VP). Hal ini ditunjukkan dari persentase radang hewan percobaan kelompok SEEK 1% pada menit 30 memiliki persen radang 17,094% yang meningkat hingga menit ke-210 mencapai 64,102%, kemudian persen radang turun hingga menit ke-360 menjadi 45,299%. Pada hewan percobaan kelompok VP terjadi peningkatan persen radang mulai dari menit ke-30 yaitu 23,438% hingga menit ke-360 mencapai 90,406%. Peningkatan persen radang hewan percobaan kelompok VP menunjukkan VP tidak memiliki sifat penghambat radang. Penurunan persen radang pada hewan percobaan kelompok SEEK dibandingkan dengan persen radang hewan percobaan kelompok VP menunjukkan ekstrak etanol rimpang kunyit memiliki efek antiinflamasi topikal yang diinduksi oleh -karagenan.

Sifat antiinflamasi dari rimpang kunyit disebabkan adanya senyawa kurkuminoid. Kurkuminoid menghambat metabolisme asam arakidonat dan menghambat pembentukan senyawa eicosanoid seperti prostaglandin, tromboksan dan prostasiklin dengan cara mengambat aktivitas enzim cyclooxygenase. Kurkuminoid juga menghambat pembentukan senyawa leukotrien dengan menghambat ativitas enzim lipoxygenase (Kohli, 2005).

Berdasarkan perbandingan persen radang dari keempat konsentrasi SEEK yang ditunjukkan pada Gambar 4.1, kenaikan konsentrasi meningkatkan efek antiinflamasi. SEEK 4% memberikan efek antiinflamasi paling kuat yang diketahui dari persentase peradangan yang lebih kecil.


(44)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Hasil uji efek antiinflamasi SEEAK dalam beberapa konsentrasi ditunjukkan pada Gambar 4.2.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

Waktu (menit)

%

R

ad

an

g

SEEAK 1% SEEAK 2% SEEAK 3% SEEAK 4% VP

Gambar 4.2 Grafik persen radang telapak kaki mencit pada pemberian SEEAK

Keterangan : SEEAK = Salep Ekstrak Etil Asetat Rimpang Kunyit VP = Vaselin Putih

Pada Gambar 4.2 menunjukkan perbandingan persen radang hewan percobaan kelompok kontrol (VP) dengan persen radang hewan percobaan kelompok SEEAK. Pada hewan percobaan kelompok VP, peningkatan persen radang dimulai dari menit ke-30 yaitu 23,438% hingga menit ke-360 mencapai 90,406%. Persen radang yang terus meningkat mulai dari menit ke-30 hingga


(45)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

menit ke-360 menunjukkan VP sebagai kontrol tidak memiliki sifat penghambat radang.

Hewan percobaan kelompok SEEAK memiliki persentase radang lebih kecil dari persen radang kelompok VP. Hal ini ditunjukkan dari persentase radang hewan percobaan kelompok SEEAK 1% pada menit ke-30 memiliki persen radang 13,281% yang meningkat hingga menit ke-210 mencapai 52,344%. Kemudian persen radang turun hingga menit ke-360 menjadi 28,906%. Terjadinya penurunan persen radang pada hewan percobaan kelompok SEEAK menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat rimpang kunyit mampu menghambat peradangan. Ekstrak etil asetat rimpang kunyit juga mengandung senyawa kurkuminoid.

Gambar 4.2 juga menunjukkan perbandingan persen radang keempat konsentrasi SEEAK. Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa kenaikan konsentrasi akan meningkatkan efek antiinflamasi. SEEAK 4% memberikan efek antiinflamasi paling kuat yang diketahui dari persentase peradangan yang lebih kecil. Pada umumnya besarnya efek obat tergantung pada konsentrasinya di target site (Tjay, 2002).


(46)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Hasil uji perbandingan efek antiinflamasi SEEK 4%, SEEAK 4% dan VE ditunjukkan pada Gambar 4.3.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

Waktu (menit)

%

R

ad

an

g

SEEK 4% SEEAK 4% VP VE

Gambar 4.3 Grafik persen radang telapak kaki mencit pada pemberian SEEK 4%, SEEAK 4% dan VE

Keterangan : SEEK = Salep Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit SEEAK = Salep Ekstrak Etil Asetat Rimpang Kunyit VP = Vaselin Putih

VE = Voltaren Emulgel

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa ada perbedaan kekuatan efek antiinflamasi antara SEEK 4% dengan SEEAK 4% dan VE. Hal ini ditunjukkan dari perbedaan persen radang ketiga perlakuan tersebut. Persen radang hewan percobaan kelompok SEEK 4% pada menit ke-30 sebesar 9,420% yang meningkat hingga menit 180 mencapai 40,580% dan turun hingga menit ke-360 menjadi 13,043%. Persen radang hewan percobaan kelompok SEEAK 4%


(47)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

pada menit ke-30 yaitu 8,571% yang meningkat hingga menit ke-180 mencapai 39,286% yang kemudian turun hingga menit ke-360 menjadi 8,571%. Hal ini menunjukkan bahwa SEEAK memiliki efek antiinflamasi yang lebih kuat dari SEEK karena ekstrak etil asetat rimpang kunyit mengandung senyawa kurkuminoid yang lebih banyak dibandingkan dalam ekstrak etanol. Kurkuminoid merupakan senyawa semipolar yang memiliki daya antiinflamasi dan larut dalam pelarut etil asetat.

Hewan percobaan kelompok VE memiliki persen radang paling kecil yaitu pada menit ke-30 sebesar 7,692% yang meningkat hingga menit ke-180 mencapai 36,154%, kemudian turun hingga menit ke-360 menjadi 2,308%. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa VE sebagai pembanding positif memiliki efek antiinflamasi yang lebih kuat dibandingkan dengan SEEAK dan SEEK.


(48)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Hasil analisis variansi (ANAVA) terhadap persentase radang dengan program SPSS versi 13 ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil perhitungan ANAVA Persentase Radang menit ke-30 hingga menit ke-360

Sum of Squares

df Mean

Square

F Sig.

Menit 30 Between Groups 1299.933 9 144.437 9.900 .000

Within Groups 729.499 50 14.590

Total 2029.432 59

Menit 60 Between Groups 2345.169 9 260.574 11.700 .000

Within Groups 1113.543 50 22.271

Total 3458.712 59

Menit 90 Between Groups 2936.807 9 326.312 9.132 .000

Within Groups 1786.667 50 35.733

Total 4723.475 59

Menit 120 Between Groups 3447.170 9 383.019 8.722 .000

Within Groups 2195.620 50 43.912

Total 5642.790 59

Menit 150 Between Groups 4526.049 9 502.894 10.073 .000

Within Groups 2496.140 50 49.923

Total 7022.189 59

Menit 180 Between Groups 5803.146 9 644.794 8.609 .000

Within Groups 3745.053 50 74.901

Total 9548.200 59

Menit 210 Between Groups 11048.227 9 1227.581 11.934 .000

Within Groups 5143.243 50 102.865

Total 16191.470 59

Menit 240 Between Groups 12.721.858 9 1413.540 12.045 .000

Within Groups 5867.958 50 117.359

Total 18589.816 59

Menit 270 Between Groups 20159.855 9 2239.984 18.695 .000

Within Groups 5990.850 50 119.817

Total 26150.705 59

Menit 300 Between Groups 21432.438 9 2381.382 20.653 .000

Within Groups 5765.307 50 115.306

Total 27197.745 59

Menit 330 Between Groups 22408.074 9 2489.786 25.374 .000

Within Groups 4905.711 50 98.114


(49)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Menit 360 Between Groups 35244.279 9 3916.031 45.262 .000

Within Groups 4325.295 50 86.518

Total 39570.203 59

Analisis variansi secara SPSS pada menit 30 sampai menit 360 menunjukkan nilai signifikan 0,000. Nilai ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antar perlakuan karena nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%. Selanjutnya dilakukan Uji Post Hoc Duncan dengan menggunakan Program SPSS versi 13.

Tabel 4.2 Hasil uji Post Hoc Duncan pada menit 30

Kode N Subset for alpha = .05

1 2 3 4 5

Voltaren SEEAK 4% SEEAK 3% SEEK 3% SEEAK 2% SEEK4% SEEAK 1% SEEK2% SEEK 1% Kontrol Sig. 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7.75750 8.30583 8.62017 9.98517 10.02400 10.12833 .356 8.62017 9.98517 10.02400 10.12833 13.45183 .054 9.98517 10.02400 10.12833 13.45183 13.69200 .141 13.45183 13.69200 17.21083 .113 23.43133 1.000

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa voltaren sebagai pembanding positif memiliki persentase radang yang paling kecil yaitu 7,7575. Hasil uji Duncan pada menit ke-30 menunjukkan nilai signifikan (0,356) > (0,05) yang berarti perlakuan voltaren tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan SEEAK pada konsentrasi 4%, 3%,2% dan SEEK konsentrasi 4%,3%. Perbedaan efek antiinflamasi yang tidak signifikan tersebut disebabkan proses absorpsi bahan obat uji dari sediaan ke dalam lapisan kulit baru berlangsung. Dalam hal ini pengaruh kecepatan absorpsi lebih dominan daripada faktor konsentrasi.


(50)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Sementara itu vaselin putih sebagai kontrol menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap semua perlakuan bahan obat.

Tabel 4.3 Hasil uji Post Hoc Duncan pada menit 180

Kode N Subset for alpha = .05

1 2 3 4

Voltaren SEEAK 4% SEEK 4% SEEAK 3% SEEK 3% SEEK2% SEEAK 2% SEEAK 1% SEEK 1% Kontrol Sig. 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 36.40650 39.66417 42.15733 42.27717 46.80467 .068 39.66417 42.15733 42.27717 46.80467 49.91667 50.14733 .070 42.15733 42.27717 46.80467 49.91667 50.14733 51.64367 .102 63.26700 69.30167 .233

Pada menit ke-180, Uji Duncan menunjukkan SEEAK konsentrasi 4%, 3% dan SEEK konsentrasi 4%, 3% tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap voltaren dengan nilai signifikan 0,068, namun voltaren memiliki perbedaan yang signifikan dengan SEEAK konsentrasi 2%, 1% dan SEEK konsentrasi 2%, 1%. SEEAK 4% memiliki perbedaan yang signifikan dengan SEEAK 1%. Vaselin putih sebagai kontrol tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan SEEK 1%. Uraian di atas menunjukkan proses absorpsi masih berjalan. Besarnya konsentrasi bahan obat uji dalam sediaan sangat berpengaruh terhadap efek antiinflamasi.


(51)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 4.4 Hasil uji Post Hoc Duncan pada menit 210

Kode N Subset for alpha = .05

1 2 3 4 5

Voltaren SEEAK 4% SEEK 4% SEEAK 3% SEEAK 2% SEEK 3% SEEK 2% SEEAK 1% SEEK 1% Kontrol Sig. 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 30.16383 33.85833 36.01700 39.79267 39.86783 .146 39.79267 39.86783 49.77733 .113 49.77733 52.58750 53.06750 .601 52.58750 53.06750 64.76300 .054 64.76300 74.79750 .093

Pada Tabel 4.4, uji Duncan menit ke-210 menunjukkan voltaren sebagai pembanding positif tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan SEEAK konsentrasi 4%, 3%, 2% dan SEEK 4%. SEEAK 2% memiliki perbedaan yang signifikan dengan SEEK konsentrasi 2%, 1% dan SEEAK 1%. Sedangkan SEEK 4% memiliki perbedaan yang signifikan dengan SEEK konsentrasi 3%, 2%, 1%. Vaselin putih sebagai kontrol tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan SEEK 1%. Hal ini juga dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi bahan obat uji dalam sediaan. Ketersediaan hayati bahan obat mempengaruhi besarnya efek farmakologis obat tersebut dan sangat dipengaruhi oleh konsentrasi atau dosis obat.


(52)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 4.5 Hasil uji Post Hoc Duncan pada menit 360

Kode N Subset for alpha = .05

1 2 3 4 5 6 7

Voltaren SEEAK 4% SEEK 4% SEEAK 3% SEEAK 2% SEEAK 1% SEEK 3% SEEK 2% SEEK 1% Kontrol Sig 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 2.67083 8.66317 13.55100 .060 8.66317 13.55100 17.41167 .130 13.55100 17.41167 20.68567 .217 20.68567 29.76250 30.12367 .102 29.76250 30.12367 36.74767 .226 36.74767 46.16333 .086 92.04617 1.000

Pada menit ke-360, Uji Duncan menunjukkan voltaren sebagai pembanding positif tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan SEEAK 4% dan SEEK 4%. SEEK konsentrasi 1% dengan 2% tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Vaselin putih sebagai kontrol menunjukkan perbedaan persentase radang yang signifikan dengan semua perlakuan bahan obat. Pengaruh konsentrasi bahan obat uji sangat dominan terhadap besarnya radang dan efek antiinflamasi dari setiap perlakuan.

Berdasarkan analisis Uji Post Hoc Duncan ini, diketahui bahwa ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat rimpang kunyit dapat memberikan efek antiinflamasi secara topikal. SEEAK 4% dengan SEEK 4% tidak menunjukkan perbedaan efek antiinflamasi yang signifikan dengan VE sebagai pembanding positif.


(53)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji antiinflamasi salep ekstrak rimpang kunyit dan analisa data secara statistik dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Ekstrak etanol rimpang kunyit dan ekstrak etil asetat rimpang kunyit mempunyai efek antiinflamasi dalam bentuk sediaan topikal.

b. SEEAK 4% dan SEEK 4% tidak memiliki perbedaan efek antiinflamasi yang signifikan dengan Voltaren Emulgel.

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan uji perbandingan efek antiinflamasi ekstrak rimpang kunyit secara oral dan topikal.


(54)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2006). Kunyit (Curcuma domestica Val.). Online. http//www.asiamaya.com.

Chattopadhyay, Ishita, Kaushik Biswas, Uday B., and Ranajit K.B. (2004). Turmeric And Curcumin : Biological Actions And Medicinal Applications. Current Science. Volume 87. India : Central Drug Research Institute. Page 44.

Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi 4. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal. 18.

Depkes RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan Pertama. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal. 10-11.

Ditjen POM. (1977). Materia Medika Indonesia. Jilid I. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal. 47-52.

Ditjen POM. (1986). Sediaan Galenik. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal.1. Ditjen POM. (1989). Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta : Departemen

Kesehatan RI. Hal. 536-540.

Hall, J.B., Gregory A.S., and Lawrence D.H.W. (2005). Principles of Critical Care. Third Edition. New York : Mc Graw Hill. Page. 1617.

Juheini, F.W., Mariana Y., dan Rusmawan I. (1990). Efek Antiinflamasi Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Radang Buatan Pada Tikus Putih. Majalah Farmakologi dan Terapi Indonesia. Hal. 9-13.

Katzung, B.G. (2001). Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku I. Jakarta : Penerbit Salemba Medika. Hal. 469, 526.

Katzung, B.G. (2002). Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku II. Edisi 8. Jakarta : Penerbit Salemba Medika. Hal. 449-454, 462.


(55)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Kohli, K., Ali J., Ansari M. J., and Raheman Z. (2005). Curcumin : A Natural Antiinflammatory Agent, in Indian Journal of Pharmacology. New Delhi : Jarnia Hamdard University. Pages. 141-142.

Lullmann, H., Klaus M., Albrecht Z., and Detlef B. (2000). Color Atlas of Pharmacology. Second Edition. New York : Thieme. Pages. 116, 196-198. Mycek, M.J., Harvey R.A., dan Champe P.C. (2001). Farmakologi Ulasan

Bergambar. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Widya Medika. Hal. 404.

Nugroho, N.A. (1998). Manfaat dan Prospek Pengembangan Kunyit. Yogyakarta: Penerbit Trubus Agriwidya. Hal. 1, 4-6.

Sevilla, C.G., Ochave J.A., Punsala T.G., Regala B.P., dan Uriarte G.G. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit UI-Press. Hal. 22, 115. Suharmiati, dan Handayani L. (2006). Cara Benar Meracik Obat Tradisional.

Jakarta : Penerbit Agromedia Pustaka. Hal. 10-11.

Sylvia, P.A., dan Lorraine M.W. (1994). Fisiologi Proses-proses Penyakit. Penerjemah : Peter Anugerah. Edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal. 37.

The United States Pharmacopoeia, The National Formulary. (2003). USP 26, NF 21. Volume 1. Canada : U.S. Pharmacopoeial Convention Inc. Page. 595. Tjay, T. H., dan Kirana Rahardja. (2002). Obat-Obat Penting Khasiat,

Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo Gramedia. Hal. 29, 308.

Tjitrosoepomo, Gembong. (1991). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Cetakan ketiga. UGM Press. Yogyakarta. Hal 443.

Trihendradi, C. (2005). Step by Step SPSS 13 Analisis Data Statistik. Yogyakarta : Penerbit Andi. Hal. 155-158.

WHO. (1999). Monograph on Selected Medicinal Plants. Volume 1. Genewa : WHO Library Cataloguing in Publication Data. Page. 118.

Winarto, W.P. (2003). Khasiat dan Manfaat Kunyit. Agromedia Pustaka. Jakarta. Hal 4-5.

Wirda, Y. (2001). Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata Lamk.) Pada Tikus Putih. Skripsi. Medan : Jurusan Farmasi USU.


(56)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009 Lampiran 1


(57)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar b. Rimpang Kunyit (Curcumae domesticae rhizoma)

Lampiran 2


(58)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009 Lampiran 3

Gambar Mikroskopik Serbuk Simplisia 1

3 4


(59)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Keterangan :

1. Sel parenkim mengandung butir pati (perbesaran 10 x 10) 2. Pembuluh kayu (perbesaran 10 x 40)

3. Butir pati (perbesaran 10 x 40) 4. Sel gabus (perbesaran 10 x 40)

Lampiran 4

Tabel Hasil Pemeriksaan Karakteristik Simplisia

No Penetapan Kadar (%) Persyaratan MMI

1. Kadar sari yang larut dalam air 16,04 ≥15% 2. Kadar sari yang larut dalam etanol 14,09 ≥10%

3. Kadar abu total 4,31 ≤9%

4. Kadar abu tidak larut dalam asam 1,16 ≤1,6%


(60)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009 Lampiran 5

Contoh Perhitungan Penetapan Kadar Simplisia 1. penetapan kadar abu total

Sampel I : Berat sampel = 2,0806 g Berat abu = 0,0889 g % kadar abu =

sampel berat

abu berat

x 100%

=

0806 , 2

0889 , 0

x 100% = 4,27%

Sampel II : Berat sampel = 2,0806 g Berat abu = 0,0895 g % kadar abu =

sampel berat

abu berat

x 100%

=

0806 , 2

0895 , 0


(61)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

= 4,3%

Sampel III : Berat sampel = 2,0806 g Berat abu = 0,0908 g % kadar abu =

sampel berat

abu berat

x 100%

= 0806 , 2 0908 , 0

x 100% = 4,36%

% kadar abu rata-rata =

3

% %

%kadarabuI+ kadarabuII+ kadarabuIII = 3 36 , 4 3 , 4 27 ,

4 + +

= 4,31%

Lampiran 5

( Lanjutan )

2. Penetapan kadar abu larut dalam asam Sampel I : Berat sampel = 2,0392 g

Berat abu = 0,0245 g % kadar abu =

sampel berat

abu berat

x 100%

= 0392 , 2 0245 , 0

x 100% = 1,20%

Sampel II : Berat sampel = 2,0392 g Berat abu = 0,0235 g % kadar abu =

sampel berat

abu berat

x 100%

= 0392 , 2 0235 , 0


(1)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

(Lanjutan)

menit ke 90

Duncana

6 16.90417

6 20.47300 20.47300

6 23.50783 23.50783 23.50783

6 24.58683 24.58683

6 24.76183 24.76183

6 25.42450 25.42450

6 27.38367 27.38367 27.38367

6 29.20450 29.20450

6 34.54733

6 43.04567

.076 .084 .155 .054 1.000

kode voltaren SEEAK 4% SEEK 4% SEEK 3% SEEAK 3% SEEAK 2% SEEK 2% SEEAK 1% SEEK 1% kontrol Sig.

N 1 2 3 4 5

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.

a.

menit ke 120

Duncana

6 22.08200

6 27.66783 27.66783

6 30.83867

6 31.99283

6 32.19167

6 33.12483

6 35.26717 35.26717

6 35.89083 35.89083

6 43.15250

6 50.92233

.151 .067 .056 1.000

kode voltaren SEEAK 4% SEEK 4% SEEK 3% SEEAK 3% SEEAK 2% SEEK 2% SEEAK 1% SEEK 1% kontrol Sig.

N 1 2 3 4

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000. a.


(2)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 16

(Lanjutan)

menit ke 150

Duncana

6 29.83933

6 34.86267 34.86267

6 35.93750 35.93750

6 38.51067 38.51067

6 39.39900

6 41.83433

6 42.21400

6 43.76717

6 53.14667

6 61.29883

.056 .063 .051

kode voltaren SEEAK 4% SEEK 4% SEEAK 3% SEEK 3% SEEK 2% SEEAK 2% SEEAK 1% SEEK 1% kontrol Sig.

N 1 2 3

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000. a.

menit ke 180

Duncana

6 36.40650

6 39.66417 39.66417

6 42.15733 42.15733 42.15733

6 42.27717 42.27717 42.27717

6 46.80467 46.80467 46.80467

6 49.91667 49.91667

6 50.14733 50.14733

6 51.64367

6 63.26700

6 69.30167

.068 .070 .102 .233

kode voltaren SEEAK 4% SEEK 4% SEEAK 3% SEEK 3% SEEK 2% SEEAK 2% SEEAK 1% SEEK 1% kontrol Sig.

N 1 2 3 4

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000. a.


(3)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 16

(Lanjutan)

menit ke 210

Duncana

6 30.16383

6 33.85833

6 36.01700

6 39.79267 39.79267

6 39.86783 39.86783

6 49.77733 49.77733

6 52.58750 52.58750

6 53.06750 53.06750

6 64.76300 64.76300

6 74.79750

.146 .113 .601 .054 .093

kode voltaren SEEAK 4% SEEK 4% SEEAk 3% SEEAK 2% SEEK 3% SEEK 2% SEEAK 1% SEEK 1% kontrol Sig.

N 1 2 3 4 5

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.

a.

menit ke 240

Duncana

6 23.68883

6 29.22783 29.22783

6 34.74367 34.74367 34.74367

6 38.40267 38.40267

6 39.89900 39.89900

6 41.63850 41.63850

6 45.26283

6 46.42833

6 59.08100

6 77.42133

.101 .082 .107 1.000 1.000

kode voltaren SEEAK 4% SEEAK 3% SEEK 4% SEEK 3% SEEAK 2% SEEAK 1% SEEK 2% SEEK 1% kontrol Sig.

N 1 2 3 4 5

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.


(4)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 16

(Lanjutan)

menit ke 270

Duncana

6 22.28033

6 26.47717 26.47717

6 32.36267 32.36267 32.36267

6 36.01700 36.01700 36.01700 36.01700

6 36.50233 36.50233 36.50233

6 41.19633 41.19633

6 44.86467 44.86467

6 47.79767

6 70.46417

6 84.03533

.051 .154 .083 .102 1.000 1.000

kode voltaren SEEAK 4% SEEAK 3% SEEK 4% SEEAK 2% SEEK 3% SEEK 2% SEEAK 1% SEEK 1% kontrol Sig.

N 1 2 3 4 5 6

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.

a.

menit ke 300

Duncana

6 16.90400

6 26.66367 26.66367

6 27.17083 27.17083

6 34.66433 34.66433

6 38.60817 38.60817

6 39.89900 39.89900

6 46.79750

6 47.53567

6 60.57683

6 86.96683

.124 .061 .068 1.000 1.000

kode voltaren SEEAK 4% SEEK 4% SEEAK 3% SEEAK 2% SEEK 3% SEEAK 1% SEEK 2% SEEK 1% kontrol Sig.

N 1 2 3 4 5

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.


(5)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.

USU Repository © 2009

Lampiran 16

(Lanjutan)

menit ke 330

Duncana

kode N Subset for alpha = .05

1 2 3 4 5 6 7

voltaren SEEAK 4% SEEK 4% SEEAK 3% SEEAK 2% SEEK 3% SEEAK 1% SEEK 2% SEEK 1% Kontrol Sig. 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 9.14650 19.27033 .083 19.27033 21.99283 27.23433 28.47733 .148 21.99283 27.23433 28.47733 33.77500 .064 27.23433 28.47733 33.77500 37.63883 .102 33.77500 37.63883 40.96850 .242 53.25350 1.000 81.59033 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000.

menit ke 360

Duncana

kode N Subset for alpha = .05

1 2 3 4 5 6 7

voltaren SEEAK 4% SEEK 4% SEEAK 3% SEEAK 2% SEEK 3% SEEAK 1% SEEK 2% SEEK 1% Kontrol Sig. 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 2.67083 8.66317 13.55100 .060 8.66317 13.55100 17.41167 .130 13.55100 17.41167 20.68567 .217 20.68567 29.76250 30.12367 .102 29.76250 30.12367 36.74767 .226 36.74767 46.16333 .086 92.04617 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


(6)

Tri wardhana Kesuma : Uji Efek Antiinflamasi Sediaan Topikal Ekstrak Etanol Dan Etil Asetat Rimpang Tumbuhan Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Mencit, 2009.


Dokumen yang terkait

Efek Imunomodulator Ekstrak Rimpang Temu Giring (Curcuma Heyneana Val. Et Van Zijp.) Terhadap Respon Hipersensitivitas Tipe Lambat Dan Titer Antibodi Sel Imun Mencit Jantan

4 58 85

Uji Efek Antiinflamasi Dari Kombinasi Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.)Dan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) Dalam Sediaan Topikal Pada Mencit Jantan

17 119 74

Uji aktivitas antioksidan pada ekstrak daun kunyit (curcuma domestica val) dengan menggunakan metode dpph ( 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

1 18 42

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Uji Efektivitas Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica Val) Dalam Mempercepat Proses Penyembuhan Luka Sayat Pada Mencit (Mus Musculus) Jantan.

0 3 14

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK RIMPANG KUNYIT(Curcuma Uji Efektivitas Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica Val) Dalam Mempercepat Proses Penyembuhan Luka Sayat Pada Mencit (Mus Musculus) Jantan.

0 6 14

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss Webster.

0 1 21

Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma domestica Val.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar.

10 33 1

Efek Antidiare Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) Pada Mencit Swiss Webster Jantan.

18 43 39

EFEK EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) PADA MENCIT DIARE YANG DIINDUKSI MAGNESIUM SULFAT -

0 1 81

Standarisasi ekstrak rimpang kunyit [curcuma domestica val.] - USD Repository

0 4 88