Uji efek antiinflamasi dekokta herba baru Cina (Artemisia vulgaris L.) pada mencit betina galur Swiss terinduksi karagenin menggunakan Plethysmometer.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan
yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia atau zat-zat mikrobiologi yang
merusak. Penggunaan OAINS jangka panjang memiliki efek pada gastrointestinal
seperti dispepsia dan rasa nyeri pada abdomen, perforasi atau pendarahan pada
lambung atau duodenum. Tanaman baru cina memiliki kandungan flavonoid yang
tinggi yang dapat digunakan sebagai agen antioksidan dan antiinflamasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dekokta herba baru cina (Artemisia
vulgaris L.) sebagai antiinflamas dan dosis dekokta herba baru cina yang dapat
digunakan sebagai agen antiinflamasi terhadap udema pada kaki mencit terinduksi
karagenin.
Mencit betina galur Swiss berjumLah 25 ekor dibagi kedalam 5 kelompok
masing-masing 5 ekor mencit. Kelompok I diberikan perlakuan pemberian
aquadest 0,5 mL (kontrol negatif); kelompok II diberikan perlakuan pemberian
kalium diklofenak dengan dosis 9,1 mg/KgBB (kontrol positif); kelompok III, IV
dan V diberikan perlakuan pemberian dekokta herba baru cina dengan dosis
masing-masing 1,12 mg/kgBB;1,68 mg/kg BB;2,24 mg/kgBB. Perlakuan pada
setiap kelompok dilakukan secara peroral dengan menggunakan kanul.Setelah 15
menit pemberian perlakuan pada setiap kelompok mencit dilakukan injeksi

karagenin 3% secara subplanar. Udem pada kaki mencit kemudian diukur dengan
plethysmometer dan dicatat mulai dari jam ke-0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10.
Data volume udema yang didapat digunakan untuk menghitung persen
penghambatan inflamasi dan dianalisis dengan uji One way ANOVA secara
statistik dengan menggunakan program SPSS for Windows.
Dekokta herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB; 1,68 mg/kg BB; 2,24
mg/kgBB memiliki persen penghambatan inflamasi masing-masing sebesar
72,79%; 99,32%; 140,82%. Berdasarkan hasil yang didapat, disimpulkan
bahwadekokta herba baru cina memiliki aktivitas antiinflamasi pada ketiga
peringkat dosis dekokta herba baru cina.
Kata kunci : Antiinflamasi, dekokta, herba baru cina, Artemisia vulgaris L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Inflammation is a normal protective response to tissue injury caused by
physical trauma, chemical or microbiological substances that damage. The use of
long-term NSAIDS have gastrointestinal effects such as dyspepsia and abdominal
pain, perforation, or bleeding in the stomach or duodenum. Baru cina plant

(Artemisia vulgaris L.)has a high flavonoid content that can be used as an
antioxidant and anti-inflammatory agent. This study aims to determine the effect
of the baru cina herb decoction as anti-inflammatory and the dose that can be used
as an anti-inflammatory agent to mice induced carrageenaan.
Swiss female mice strains amount to 25 were divided into five groups
each of 5 mice. The first group was given treatment administration of 0.5 mL of
distilled water (negative control); the second group was given treatment at a dose
of diclofenac potassium administration of 9.1 mg / KgBW (positive control);
group III, IV and V are given a new herbal treatment dekokta Award china with
each dose of 1.12 mg / kgBW; 1.68 mg / kgBW; 2.24 mg / kgBW. Treatment in
each group carried out orally using kanul.Setelah 15 minutes giving treatment to
each group of mice injections karagenin 3% in subplanar. Edema in the legs of
mice and then measured with plethysmometer and recorded starting at 0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9, and 10. Data edema volume obtained is used to calculate the
percent inhibition of inflammation and calculated statistically by using SPSS for
Windows.
Baru cina herb decoction dose of 1.12 mg / kgBW; 1.68 mg / kgBW;
2.24 mg / kgBW had a percent inhibition of inflammatory respectively by
72.79%; 99.32%; 140.82%. Based on the results obtained, it was concluded that
the baru cina herbs decoctionhave anti-inflammatory activity at dose of 1.12 mg /

kgBW; 1.68 mg / kgBW; 2.24 mg / kgBW.

Keyword : Antiinflamatory, decoction, baru cina herb, Artemisia vulgaris L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI EFEK ANTIINFLAMASI DEKOKTA HERBA BARU CINA
(Artemisia vulgaris L.) PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS
TERINDUKSI KARAGENIN MENGGUNAKAN
PLETHYSMOMETER

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi

Diajukan Oleh:
Laurensius Danang Wicaksana
NIM : 128114160


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI EFEK ANTIINFLAMASI DEKOKTA HERBA BARU CINA
(Artemisia vulgaris L.) PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS
TERINDUKSI KARAGENIN MENGGUNAKAN
PLETHYSMOMETER

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi

Diajukan Oleh:
Laurensius Danang Wicaksana
NIM : 128114160


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

“No poison can kill a positive thinker and no medicine can heal a
negative thinker”
“Laughing is the best medicine, unless with no reason, therefore you
need a medicine”


Kupersembahkan skripsi ini untuk :
Tuhan Yesus Kristus
Orang tua dan keluargaku
Sahabat-sahabat terbaikku
Teman seperjuanganku dalam penyusunan skripsi
Teman-teman seperjalanan kuliah
Almamater Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya

selama proses penelitian hingga terselesaikannya naskah skripsi yang berjudul “UJI
EFEK ANTIINFLAMASI DEKOKTA HERBA BARU CINA(Artemisia
vulgaris L.) PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS TERINDUKSI
KARAGENIN

MENGGUNAKAN

PLETHYSMOMETER”.

Merupakan

anugerah yang tidak ternilai penulis bisa memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.).
Banyak rintangan dan masalah dalam setiap saat yang dihadapi penulis dari
awal hingga akhir penyusunan naskah skripsi ini. Berkat bimbingan, bantuan,
dukungan dan doayang tulus dari berbagai pihak yang diberikan secara langsung
ataupun tidak langsung kepada penulis, akhirnya penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. drh. Sugiyono, M. Sc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan masukan serta pengarahan selama penelitian dan penyusunan
naskah skripsi ini.
2. Ipang Djunarko, M. Sc., Apt. dan Yohanes Dwiatmaka, M. Si.sebagai dosen

penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun demi
penyelesaian penelitian dan naskah skripsi ini.
3. Prof. Soegihardjo, M. Sc., Apt., selaku dosen pembimbing terdahulu yang

telah membimbing penulis.
4. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu mendukung dan berdoa untuk
penulis.
5. Abed, Satrio dan Mike sebagai teman seperjuangan yang telah bersamasama berjuang untuk menyelesaikan penelitian.
6. Teman-teman farmasi 2012 khususnya kelas FST B 2012 atas kebersamaan,
canda tawa, pengalaman dan dukungan untuk penulis selama menjalani
kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... iv
PRAKATA ........................................................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... x
ABSTRAK ....................................................................................................................... xi
ABSTRACT .................................................................................................................... xii
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 7
KESIMPULAN ............................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 22
LAMPIRAN .................................................................................................................... 25

BIOGRAFI PENULIS .................................................................................................... 33

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1. Rata-rata AUC (mL.jam) uji efek antiinflamasi pada kelompok kontrol
negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta herba baru
cina (n=5) .......................................................................................................... 11
Tabel 2. Hasil uji Post Hoc AUC uji efek antiinflamasi pada kelompok kontrol
negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta herba baru
cina .................................................................................................................... 12
Tabel 3. Persen (%) penghambatan inflamasi uji efek antiinflamasi pada
kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis
dekokta herba baru cina .................................................................................... 13
Tabel 4. Persen (%) potensi relatif daya antiinflamasi (PRDA) uji efek
antiinflamasi pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga
peringkat dosis dekokta herba baru cina ........................................................... 13


viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1. Kurva volume udema (mL) terhadap waktu (jam) uji efek antiinflamasi
pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat
dosis dekokta herba baru cina ...................................................................... 14

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1. Surat Keaslian Simplisia Tanaman Herba Baru Cina pada Uji
Antiinflamasi Dekokta Herba Baru Cina ................................................... 26
Lampiran 2. Surat Etichal Clearance Uji Efek Antiinflamasi Dekokta Herba Baru
Cina ............................................................................................................ 27
Lampiran 3. Hasil Analisis Statistik AUC dari Kelompok Uji Antiinflamasi
Dekokta Herba Baru Cina .......................................................................... 28
Lampiran 4. Hasil Analisis Statistik Transform AUC dari Kelompok Uji
Antiinflamasi Dekokta Herba Baru Cina ................................................... 29
Lampiran 5. Hasil uji ANOVA Transform AUC dari Kelompok Uji Antiinflamasi
Dekokta Herba Baru Cina .......................................................................... 30
Lampiran 6. Hasil uji Post Hoch Transform AUC dari Kelompok Uji
Antiinflamasi Dekokta Herba Baru Cina ................................................... 31

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan
yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia atau zat-zat mikrobiologi yang
merusak. Penggunaan OAINS jangka panjang memiliki efek pada gastrointestinal
seperti dispepsia dan rasa nyeri pada abdomen, perforasi atau pendarahan pada
lambung atau duodenum. Tanaman baru cina memiliki kandungan flavonoid yang
tinggi yang dapat digunakan sebagai agen antioksidan dan antiinflamasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dekokta herba baru cina (Artemisia
vulgaris L.) sebagai antiinflamas dan dosis dekokta herba baru cina yang dapat
digunakan sebagai agen antiinflamasi terhadap udema pada kaki mencit terinduksi
karagenin.
Mencit betina galur Swiss berjumLah 25 ekor dibagi kedalam 5 kelompok
masing-masing 5 ekor mencit. Kelompok I diberikan perlakuan pemberian
aquadest 0,5 mL (kontrol negatif); kelompok II diberikan perlakuan pemberian
kalium diklofenak dengan dosis 9,1 mg/KgBB (kontrol positif); kelompok III, IV
dan V diberikan perlakuan pemberian dekokta herba baru cina dengan dosis
masing-masing 1,12 mg/kgBB;1,68 mg/kg BB;2,24 mg/kgBB. Perlakuan pada
setiap kelompok dilakukan secara peroral dengan menggunakan kanul.Setelah 15
menit pemberian perlakuan pada setiap kelompok mencit dilakukan injeksi
karagenin 3% secara subplanar. Udem pada kaki mencit kemudian diukur dengan
plethysmometer dan dicatat mulai dari jam ke-0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10.
Data volume udema yang didapat digunakan untuk menghitung persen
penghambatan inflamasi dan dianalisis dengan uji One way ANOVA secara
statistik dengan menggunakan program SPSS for Windows.
Dekokta herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB; 1,68 mg/kg BB; 2,24
mg/kgBB memiliki persen penghambatan inflamasi masing-masing sebesar
72,79%; 99,32%; 140,82%. Berdasarkan hasil yang didapat, disimpulkan
bahwadekokta herba baru cina memiliki aktivitas antiinflamasi pada ketiga
peringkat dosis dekokta herba baru cina.
Kata kunci : Antiinflamasi, dekokta, herba baru cina, Artemisia vulgaris L.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Inflammation is a normal protective response to tissue injury caused by
physical trauma, chemical or microbiological substances that damage. The use of
long-term NSAIDS have gastrointestinal effects such as dyspepsia and abdominal
pain, perforation, or bleeding in the stomach or duodenum. Baru cina plant
(Artemisia vulgaris L.)has a high flavonoid content that can be used as an
antioxidant and anti-inflammatory agent. This study aims to determine the effect
of the baru cina herb decoction as anti-inflammatory and the dose that can be used
as an anti-inflammatory agent to mice induced carrageenaan.
Swiss female mice strains amount to 25 were divided into five groups
each of 5 mice. The first group was given treatment administration of 0.5 mL of
distilled water (negative control); the second group was given treatment at a dose
of diclofenac potassium administration of 9.1 mg / KgBW (positive control);
group III, IV and V are given a new herbal treatment dekokta Award china with
each dose of 1.12 mg / kgBW; 1.68 mg / kgBW; 2.24 mg / kgBW. Treatment in
each group carried out orally using kanul.Setelah 15 minutes giving treatment to
each group of mice injections karagenin 3% in subplanar. Edema in the legs of
mice and then measured with plethysmometer and recorded starting at 0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9, and 10. Data edema volume obtained is used to calculate the
percent inhibition of inflammation and calculated statistically by using SPSS for
Windows.
Baru cina herb decoction dose of 1.12 mg / kgBW; 1.68 mg / kgBW;
2.24 mg / kgBW had a percent inhibition of inflammatory respectively by
72.79%; 99.32%; 140.82%. Based on the results obtained, it was concluded that
the baru cina herbs decoctionhave anti-inflammatory activity at dose of 1.12 mg /
kgBW; 1.68 mg / kgBW; 2.24 mg / kgBW.

Keyword : Antiinflamatory, decoction, baru cina herb, Artemisia vulgaris L.

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN
Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan
yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia atau zat-zat mikrobiologi yang
merusak (Mycek et al., 2001). Salah satu cara penanganan inflamasi adalah
dengan menggunakan Obat Antiinflamasi Non Steroid (OAINS). Golongan
OAINS populer dengan menghambat sistem enzim sikkooksigenase maupun
lipooksigenase intraseluler, yang nantinya akan berpengaruh pada respon
inflamasi

yang

terjadi

dan

menurunkan

produksi

berbagai

komponenprostaglandin. Penggunaan OAINS jangka panjang memiliki efek pada
gastrointestinal seperti dispepsia dan rasa nyeri pada abdomen, tidak jarang terjadi
perforasi atau pendarahan pada lambung atau duodenum (Fizgerald and Patrono,
2001). Variasi obat antiinflamasi kini telah ada banyak macamnya, namun masih
jarang ditemui obat-obatan herbal untuk antiinflamasi. Oleh karena itu perlu dicari
pengobatan alternatif untuk melawan dan mengendalikan rasa nyeri dan
peradangan menggunakan obat yang berasal dari tumbuhan.
Salah satu tumbuhan yang banyak digunakan karena mengandung zat aktif
yang berkhasiat untuk mengatasi penyakit adalah tumbuhan baru cina atau rumput
santa maria (Artemisia vulgaris L.). Tanaman ini bisa digunakan sebagai
antiinflamasi, analgesik, dan antikanker (Dalimartha, 2003). Tanaman baru cina
banyak mengandung senyawa-senyawa sesquiterpene lactone, terutama dalam
daunnya. Diantara senyawa-senyawa tersebut adalah santonin, ertemisin, vulgarin
dan teuremisin. Daun dan bunga terdapat minyak atsiri yang berwarna kuning.
Akar juga mengandung minyak atsiri (Anonim, 1978). Baru cina juga
mengandung aesculectin, aesculin, scopuletin, coumarin, carotenoid, borneol,
dan champor (Bisset, Grainger, and Max, 2001). Salah satu kandungan utama
dalam tanaman baru cina adalah kuersetin, yang diketahui memiliki aktifitas
biologis sepertiagen antiinflamasi dan antioksidan (Nikolova, Velickovic, 2007).
Kuersetin memiliki kelarutan yang sedikit larut dalam air (IARC, 1995).
Peningkatan suhu air dapat meningkatkan kelarutan kuersetin dalam air (Srinivas,
2010). Obat tradisional telah banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia
telah, terutama untuk mengobati efek-efek inflamasi. Masyarakat biasa membuat

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

obat tradisional dengan cara merebus bahan-bahan alam. Cara ini mirip dengan
cara pembuata sediaan farmasi yaitu infusa dan dekokta. Perbedaan dari
keduannya adalah lama pemanasan. Infusa dibuat dengan pemanasan selama 15
menit, sedangkan dekokta selama 30 menit. Perbedaan lama pemanasan akan
mempengaruhi kandungan dari sediaan itu sendiri. Pemanasan yang lebih lama
pada dekokta diharapkan dapat menyari senyawa yang lebih banyak dan lebih
baik digunakan untuk senyawa-senyawa yang sukar larut dalam air. Dengan
pembuatan sediaan dekokta diharapkan dapat menyari senyawa kuersetin
sehingga dapat menimbulkan efek antiinflamasi.
Penelitian Afsar, Rajesh, Venu, dan Raveesha pada tahun 2013 mengenai
efek antiinflamasi ekstrak metanol daun baru cina pada tikus dengan metode
cotton pellet granuloma menunjukkan adanya penghambatan inflamasi secara
signifikan dengan dosis 400 mg/kgBB. Namun aktivitas antiinflamasi dalam
dekokta baru cina belum diteliti secara ilmiah. Peneliti memilih menggunakan
dekokta karena merupakan sediaan yang umum digunakan oleh masyarakat, dan
untuk membandingkan dengan penelitian Afsar, Rajesh, Venu, dan Raveesha pada
tahun

2013

apakah

penggunaan

dekokta

tetap

memberikan

efek

antiinflamasi.Berdasar latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menguji
efek antiinflamasi dari dekokta herba baru cina terhadap edema pada kaki mencit,
untuk mengetahui efek antiinflamasinya dan dosisnya yang dapat memberikan
efek antiinflamasi.

METODE PENELITIAN
Jenis dan rancangan penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian
eksperimental murni dengan rancangan pola acak searah. Penelitian dilakukan di
Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, dan Laboratorium Farmakognosi
Fitokimia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas (PyrexGermany), timbangan mencit, timbangan analitik, kandang mencit, tempat air
minum dan makan mencit, plethysmometer ugo basile 7141, kanul peroral dan
injeksi perkutan, corong Buchner, rotary evaporator.

Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquadest, cairan
fisiologis, NaCl, kalium deklofenak, serbuk simplisia herba baru cina yang di beli
di Merapi Farma, mencit betina galur swiss umur 2-3 bulan dengan berat 20-30
gram sebanyak 25 ekor yang dibeli di LPPT UGM, karagenin yang dibeli dari
Laboratorium FMIPA UII.
Prosedur
1. Pembuatan dekokta herba baru cina
Serbuk simplisia herba baru cina diukur kadar airnya dengan moisture
belance hingga didapatkan kadar air kurang dari 10%. Serbuk kemudian diayak
dengan ayakan nomor 40 dan dilanjutkan dengan ayakan nomor 50. Serbuk yang
lolos ayakan nomor 40 tetapi tidak lolos ayakan nomor 50 ditimbang sebanyak 10
gram dipanaskan dalam 100 mL aquadest selama 30 menit pada suhu 90°C.
Kemudian campuran tersebut diperas menggunakan kain flannel dan ampasnya
dibilas dan diperas kembali menggunakan aquadest hingga didapatkan cairan
dekokta herba baru cina sebanyak 100 mL.

2. Pembuatan kalium diklofenak
Serbuk kalium diklofenak 0,5 gram dilarutkan dalam aquadest 100 mL
hingga diperoleh konsentrasi 0,5%.

3. Penentuan dosis
Dosis dekokta ditentukan dengan mengoptimasi dosis pada penelitian
sebelumnya yang diberikan pada tikus dengan berat badan 200 gram akan

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dikonversikan kedalam dosis mencit 20 gram dan volume pemberian maksima
l0,5mL. Dosis pada tikus = 400 mg/ kgBB dikonversikan dalam dosis mencit
berdasarkan D. R. Laurance dan A. L. Bacharach : 400 x 0,14 = 0,56 mg/kgBB.
Dosis ini dioptimasi menja\di 1,12 mg/kgBB dijadikan dosis rendah (kelompok
perlakuan III). Untuk dosis tinggi (kelompok perlakuan V) diambil 2 x dosis
kelompok perlakuan III yaitu 2,24 mg/kgBB, dan dosis tengah (kelompok
perlakuan IV) diambil diantara dosis kelompok perlakuan III dan V yaitu 1,68
mg/kgBB.

Dosis karagenin 3%. Dosis karagenin 3% dihitung dengan perhitungan
sebagai berikut.


Dosis kalium diklofenak. Dosis kalium diklofenak untuk manusia adalah
50 mg untuk berat badan 50 kg, maka dosis untuk manusia 70 kg adalah sebesar
70 mg. Konversi dosis dari manusia 70 kg ke menit 20 g adalah sebesar 0,0026.
Perhitungan dosisnya sebagai berikut.
Dosis = 70 mg x 0,0026
= 0,182 mg/ 20 gBB mencit
= 9,1 mg/kg BB mencit

4. Pembuatan larutan karagenin 3%
Larutan karagenin sebagai zat penginduksi udema dibuat dengan cara
melarutkan 0,3 gram karagenin dalam larutan NaCl fisiologis (0,9 %) hingga
volume 10 mL pada labu takar 10 mL.

5. Pembuatan edema
Karagenin 3% dosis 75 mg/Kg BB diinjeksikan secara subplantar
(dibawah kulit telapak kaki) pada kaki mencit yang sebelumnya dibersihkan
dengan menggunakan alkohol 70 %.

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Pengujian efek antiinflamasi
Mencit berjumlah 25 ekor dibagi dalam 5 kelompok perlakuan. Semua
mencit diaklimasi selama 1 minggu. Perlakuan pada setiap kelompok dilakukan
secara peroral dengan menggunakan kanul. Kelompok I diberi perlakuan
pemberianaquadest 0,5 mL (kontrol negatif);kelompok II diberi perlakuan
pemberian kalium diklofenak dengan dosis 9,1 mg/KgBB (kontrol positif);
kelompok III diberi perlakuan pemberian dekokta herba baru cina dengan dosis
1,12 mg/kgBB; kelompok IV diberi perlakuan pemberian dekokta herba baru cina
dengan dosis 1,68 mg/kg BB; kelompok V diberi perlakuan pemberian dekokta
herba baru cina dengan dosis 2,24 mg/kgBB. Dekokta herba baru cina
dihomogenkan terlebih dahulu dengan cara mengocoknya agar senyawa yang
tekandung didalamnya tercampur merata.
Setelah 15 menit pemberian perlakuan pada setiap kelompok mencit
dilakukan injeksi karagenin 3% secara subplanar. Udem pada kaki mencit
kemudian diukur dengan plethysmometer dan dicatat mulai dari jam ke-0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10.

7. Penentuan Persen Penghambatan Inflamasi (Persen Inhibisi)
Data volume udema yang didapat, kemudian digunakan untuk menghitung
luas area dibawah kurva (AUC) dengan metode trapezoid menggunakan rumus:

Keterangan :
=

rata-rata kelompok kontrol negatif

=

rata-rata kelompok kontrol positif

=

masing-masing hewan uji yang diberi senyawa uji
dosis sebesar n (Ikawaty, Asmara, 2007).

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Untuk menghitung luas area dibawah kurva (AUC- Area Under Curve)
untuk setiap mencit pada setiap rentang waktu pengukuran dengan metode
trapezoid digunakan rumus :

(

)

(

)

Keterangan :
= Aera Under Curve dari jam ke-0 sampai jam ke-10
= besarnya tebal udem dari jam ke-0 sampai jam ke-10
= lamanya waktu pengukuran mulai dari jam ke-0 sampai
jam ke-10
Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik dengan
menggunakan Software SPSS 16.0 for Windows.
Data yang didapat kemudian dihitung digunakan untuk menghitung
persentase inhibisi radang sesuaiSu, Li, and Zhu (2011) sebagai berikut:

Vt

= AUC rata-rata volume udema kaki mencit pada kelompok

perlakuan dekokta dan kalium diklofenak
Vc

= AUC rata-rata volume udema kaki mencit pada kelompok

kontrol negatif
8. Analisis Statistik
Data tebal udem yang didapatkan diuji dengan Saphiro-Wilk untuk
mengetahui distribusi data dan analisis varian untuk melihat homogenitas varian
antar kelompoknya sebagau syarat analisis parametrik. Apabila didapat distribusi
data yang normal maka analisis dilanjudkan dengan analisis pola searah (One Way
ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan setiap
kelompok perlakuan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk melihat perbedaan
masing-masing antar kelompok bermakna (signifikan) (p0,05). Namin jika distribusi data yang didapatkan

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tidak normal, maka dilakukan analisis uji Kruskal Wallis untuk mengetahui
perbedaan aktivitas efek antiinflamasi antar kelompok. Kemudian dilanjudkan
dengan uji Mann Whitney untuk mengetahui perbedaan tiap kelompok kelompok
bermakna (signifikan) (p0,05).
Data dengan distribusi tidak normal dapat dinormalkan dengan mentransformasi
data tersebut menggunakan prosedur SPSS dengan fungsi log. Data yang memiliki
distribusu tidak normal setelah ditransformasi akan dilanjudkan dengan analisis
uji Kruskal Wallis (Dahlan, M.S., 2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi dekokta
herba baru cina (Artemisia vulgaris L.) dan mengetahui dosis efektif dekokta
herba baru untuk menimbulkan efek antiinflamasi. Untuk mengetahui aktivitas
antiinflamasi dari dekokta herba baru cina, dilakukan pengujian menggunakan
metode induksi karagenin 3% pada kaki mencit betina galur Swiss umur 2-3
bulan. Volume udema kemudian diukur dengan plethismometer. Data yang
didapat dihitung dan dianalisis secara statistik. Kemudian dihitung persen inhibisi
inflamasinya. Inflamasi ditandai dengan terjadinya udema pada suatu bagian,
dalam penelitian ini adalah udema pada telapak kaki belakang mencit setelah
diinjeksi suspensi karagenin 3%. Senyawa yang memiliki aktifitas antiinflamasi
yaitu senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengurangi udema. Penelitian
ini meneliti adanya senyawa dengan aktivitas antiinflamasi dalam sediaan dekokta
herba baru cina.
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit betina galur
Swiss. Hewan uji yang digunakan memiliki keseragaman berat badan yaitu antara
20-30 gram dan keseragaman umur yaitu umur 2-3 bulan. Hal ini dilakukan untuk
memperkecil variabilitas biologis antar hewan uji yang digunakan sehingga bisa
memberikan respon yang sama (Yusuf, Agus, dan Ekardius, 2005). Sebelum
diberikan perlakuan, masing-masing hewan uji dipuasakan selama 12-24 jam dan
hanya diberikan minum air untuk menghindari kemungkinan adanya pengaruh
makanan terhadap kandungan bahan yang berefek pada zat uji yang bisa

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mempengaruhi

aktivitas

antiinflamasi

yang

dihasilkan

sehingga

bdapat

menyebabkan data yang bias.
Pengujian efek antiinflamasi dilakukan dengan membagi dua puluh lima
ekor mencit menjadi lima kelompok secara acak dengan lima ekor mencit pada
setiap kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol negatif yang
diberikan aquadest sebagai pelarut sediaan dekokta herba baru cina sebelum
injeksi karagenin 3% sebagai penginduksi udema. Kelompok kedua diberikan
kalium diklofenak sebagai kontrol positif uji efek antiinflamasi dekokta herba
baru cina sebelum injeksi karagenin 3%. Kelompok ketiga, keempat, dan kelima
secara berturut-turut diberikan sediaan dekokta herba baru cina dengan dosis 1,12
mg/kgBB sebagai dosis paling rendah, sediaan dekokta herba baru cina dengan
dosis 1,68 mg/kgBB sebagai dosis tengah, sediaan dekokta herba baru cina
dengan dosis 2,24 mg/kgBB sebagai dosis paling tinggi. Perlakuan diberikan
secara peroral pada waktu 15 menit sebelum diberikan karagenin 3% sebagai
penginduksi udema.
Metode yang digunakan dalam uji efek antiinflamasi herba baru cina
dalam penelitian ini adalah metode pengukuran volume udema dengan
menggunakan pletismometer. Metode ini merupakan salah satu metode yang
sering digunakan selain metode pengukuran tebal udema dengan jangka sorong.
Metode ini relatif sederhana dan proses perlakuan, pengamatan, dan pengukuran,
hingga pengolahan hasil lebih objektif. Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pletismometer yang digunakan untuk mengukur volume udema yang
dihasilkan. Sebelum digunakan, pletismometer dikalibrasi terlebih dahulu untuk
memastikan kelayakan, akurasi, dan presisi dari alat tersebut dalam melakukan
pengukuran.
Konsentrasi karagenin yang digunakan adalah 3% supaya didapatkan
penurunan yang terlihat signifikan atau mudah diamati tanpa merusak jaringan
pada kaki mencit agar pengamatan dan analisis hasil yang didapat bisa dilakukan
lebih mudah. Rentang waktu pemberian karagenin yaitu waktu jeda antara
pemberian zat uji secara peroral dengan pemberian injeksi karagenin secara
subplantar. Pada rentang waktu tersebut diharapkan zat uji telah terabsorbsi dan

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dapat memberikan efek antiinflamasi secara optimal. Penginduksian udema
dengan menggunakan karagenin tidak menimbulkan kerusakan pada jaringan kaki
mencit dan hanya menginduksi cedera sel sehingga sel yang cedera melepaskan
mediator yang mengawali proses inflamasi akut seperti histamin, serotonin,
bradikinin dan prostaglandin (Necas dan Bartosikova, 2013). Udema yang
terbentuk berangsur-angsur berkurang dalam waktu 24 jam setelah injeksi
karagenin. Lama waktu pengukuran udema 10 jam setelah pemberian karagenin.
Dosis kalium diklofenak untuk mencit dengan berat badan 20 gram adalah 9,1
mg/kgBB berdasarkan dosis yang paling banyak digunakan oleh masyarakat
(Manurung, 2013).
Serbuk simplisia herba baru cina yang didapat dari Merapi Farma di ayak
pada ayakan nomor 40 dan dilanjutkan dengan ayakan nomor 50. Hal ini
dilakukan untuk menghomogenkan serbuk simplisia herba baru cina. Pengayakan
juga bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada didalam serbuk
simplisia, kotoran yang berukuran besar tidak akan tersaring pada ayakan nomor
40, sedangkan debu atau kotoran yang berukuran sangat kecil akan lolos ayakan
nomor 50. Serbuk yang didapat ditetapkan kadar airnya dengan moisture belance.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui serbuk yang digunakan telah memenuhi
persyaratan serbuk yang baik, yaitu kurang dari 10% (Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).
Dekokta herba baru cina dibuat dengan cara memanaskan serbuk simplisia
herba baru cina sebanyak 10 gram pada panci enamel (panci bertingkat) dengan
akuades sebanyak 100 mL. Panci bertingkat kemudian dipanaskan diatas heater
hingga suhu 90oC selama 30 menit sambil diaduk sesekali. Suhu didalam panci
harus dijaga agar tetap konstan dan tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan atau
suhu kamar dengan cara menutup panci selama pemanasan berlangsung.
Campuran disaring dengan menggunakan kain flanel selagi panas dan dibilas
ampasnya dengan air panas hingga didapatkan volume dekokta sebanyak 100 mL
dan didapatkan dekokta dengan konsentrasi 10%. Sediaan dekokta dibuat dengan
menggunakan penyari air agar senyawa-senyawa glikosida dan flavonoid yang
memiliki aktifitas antiinflamasi dapat tertarik lebih banyak kedalam sediaan

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sehingga dapat menghambat aktifitas inflamasi pada hewan uji yang telah
terinduksi karagenin 3%.Tiga tingkat dosis yang berbeda digunakan untuk melihat
keterkaitan dosis dengan efek antiinflamasi yang ditimbulkan dan melihat
tingkatan dosis yang paling efektif dalam memberikan efek antiinflamasi.
Pengukuran volume udema menggunakan plethysmometer dilakukan
dengan memberikan tanda pada pergelangan kaki mencit yang akan diukur. Hal
ini dilakukan agar pengukuran besar udema konsisten dan lebih valid. Efek
antiinflamasi ditunjukkan dengan penurunan volume udema pada kaki mencit tiap
satuan waktu setelah pemberian karagenin 3% secara subkutan yang digambarkan
dari peurunan nilai AUC (mL.jam), selain itu efek antiinflamasi juga dilihat dari
kemampuan penghambatan inflamasi masing-masing kelompok perlakuan
terhadap kontrol. Selisih volume udema kaki mencit menunjukkan adanya udema
dari pengukuran jam ke-0 hingga jam ke-10. Hasil ini digunakan untuk
menghitung luas area bawah kurva atau AUC dari setiap kelompok. Hasil yang
didapat kemudian digunakan untuk menghitung rata-rata AUC dari setiap
kelompok. Semakin besar nilai rata-rata AUCnya, maka semakin kecil penurunan
selisih volume udema kaki mencit. Maka dari itu diharapkan senyawa yang
diduga memiliki efek antiinflamasi memiliki nilai rata-rata AUC yang kecil dan
berbeda secara signifikan terhadap kontrol negatif. Data rerata AUC uji efek
antiinflamasi pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat
dosis dekokta herba baru cina yang didapatkan memiliki distribusi yang tidak
normal, sehingga ditransformasi dalam bentuk log untuk menormalkan data
tersebut. Hasil transformasi data rerata AUC uji efek antiinflamasi pada kelompok
kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta herba baru
cinamemiliki nilai p>0,05 pada uji normalitas dan uji variansi sehingga dapat
diartikan bahwa data rerata transformasi AUC uji efek antiinflamasi pada
kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta
herba baru cina memiliki distribusi data yang normal dan variansinya homogen.
Hasil rata-rata AUC pada setiap kelompok uji efek antiinflamasi dekokta herba
baru cina dapat dilihat pada Tabel I.

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 1. Rata-rata AUC (mL.jam) uji efek antiinflamasi pada kelompok kontrol
negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta herba baru cina (n=5)
Kelompok
Rata-rata AUC (X ± SE)
Nilai p
(mL.jam)
Kontrol negatif aquadest
0,842 ± 0,01558
0,290 (N)
Kontrol positif kalium
0,724 ± 0,00716
0,315 (N)
diklofenak dosis 9,1
mg/kg BB
Dekokta herba baru cina
0,756 ± 0,01586
0,280 (N)
dosis 1,12 mg/kgBB
Dekokta herba baru cina
0,725 ± 0,00954
0,065 (N)
dosis 1,68 mg/kgBB
Dekokta herba baru cina
0,676 ± 0,00742
0,611 (N)
dosis 2,24 mg/kgBB
Keterangan :
X
SE
N

= mean (rata-rata)
= standard error (SD/√ )
= Distribusi data normal (p>0,05)
Hasil transformasi rata-rata AUC pada masing-masing kelompok uji

dianalisis statistik menggunakan uji Shapiro Wilk dan didapatkan hasil kelompok
uji antiinflamasi memiliki distribusi data normal dan variansi data homogen
dengan nilai p>0,05.Analisis dilanjutkan dengan analisis One Way ANOVA dan
didapatkan probabilitasnya 0,000 (p0,05) terhadap kontrol positif.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dekokta herba
baru cina dosis 1,68 mg/kgBB dapat memberikan efek penghambatan inflamasi
dibandingkan dengan kontrol negatif yang diberikan aquadest, tetapi efek yang
dihasilkan lebih rendah daripada kontrol positif yang diberikan kalium diklofenak
sebagai obat antiinflamasi.
Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB dapat
memberikan nilai rata-rata AUC sebesar 0,676 ± 0,00742 mL.jam. yang lebih
kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata AUC kontrol negatif (0,842 ± 0,01558
mL.jam). Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB
memiliki nilai persen inhibisi inflamasi sebesar 19,67%, dan nilai persen potensi
relatif daya antiinflamasi sebesar 140,82%. yang memiliki nilai persen inhibisi
inflamasi lebih besar dari kelompok kontrol negatif sebesar 0%, dan memiliki
nilai persen potensi relatif daya antiinflamasi lebih besar dari kelompok kontrol
negatif sebesar 0%. Berdasarkan analisis statistik Oneway ANOVA kelompok

17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB memiliki perbedaan yang
signifikan terhadap kelompok kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa
kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB memiliki efek
penghambatan inflamasi yaitu dapat menurunkan udema pada kaki mencit yang
terinduksi karagenin.
Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB
memiliki nilai rata-rata AUC yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata
AUC kontrol positif yang memiliki nilai rata-rata AUC sebesar 0,724 ± 0,00716
mL.jam, serta memiliki nilai inhibisi inflamasi dan nilai persen potensi daya
antiinflamasi yang lebih besar dari kontrol positif yang memiliki nilai inhibisi
inflamasi sebesar 13,97% dan nilai persen potensi daya antiinflamasi sebesar
100%. Hasil analisis statistik menggunakan uji One way ANOVA menunjukkan
bahwa kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB
memiliki perbedaan yang tidak signifikan (p