Studi Deskriptif Mengenai Pertimbangan Pemilihan Pasangan Hidup Pada Mahasiswa Etnis Batak Toba di Universitas "X" Bandung.
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran derajat prokrastinasi akademik pada mahasiswa pencinta alam di Universitas “X” Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik survei.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur derajat prokrastinasi akademik adalah modifikasi kuesioner mengenai pertimbangan pemilihan pasangan hidup pada mahasiswa etnis batak toba di Universitas “X” Bandung yang memenuhi karakteristik populasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel 65 orang. Teknik analisa untuk menganalisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi dan diolah dalam program SPSS 11.0 for Ms. Windows.
Berdasarkan hasil pengolahan data statistik diperoleh bahwa 56,9 % mahasiswa etnis Batak Toba di universitas “X” Bandung menganggap aspek kedekatan fisik bukanlah hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam memilih pasangan hidup, 53,8% mahasiswa etnis Batak Toba di Universitas “X” Bandung menganggap aspek status sosial bukanlah hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam memilih pasangan hidup, 50,8% mahasiswa etnis Batak Toba di Universitas “X” Bandung menganggap aspek ras, etnis, agama bukanlah hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam memilih pasangan hidup, 50,8% mahasiswa etnis Batak Toba di Universitas “X” Bandung menganggap aspek daya tarik fisik bukanlah hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam memilih pasangan hidup, dan 60% mahasiswa etnis Batak Toba di Universitas “X” Bandung menganggap aspek sifat dan kepribadian adalah hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam memilih pasangan hidup, selanjutnya berdasarkan hasil penilitian dan pembahasan dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa mahasiswa etnis Batak Toba di Universitas “X” Bandung lebih memilih aspek sifat dan kepribadian sebagai hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam memilih pasangan hidup.
Saran yang dianjurkan untuk penilitian selanjutnya adalah melakukan penelitian mengenai gambaran pertimbangan pemilihan pasangan hidup pada mahasiswa etnis Batak Toba di daerah asal mereka.
(2)
DAFTAR ISI
Abstrak ...i
Kata Pengantar ...ii
Daftar isi………vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 5
1.3Maksud Penelitian ... 6
1.4Tujuan Penelitian... 6
1.5Kegunaan Penelitian………6
1.5.1 Kegunaan Ilmiah ... 6
1.5.2 Kegunaan Praktis... 6
1.6Kerangka Pemikiran ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beberapa Pandangan Dalam Memilih Pasangan Hidup ... 14
2.1.1 Faktor Negatif dan Positif dalam memilih pasangan hidup 14 2.1.2 Homogamy ... 14
2.1.3 Exogamy dan Endogamy... 15
2.2 Diskualifikasi Interaktif………...16
2.3 Teori dalam menetapkan pasangan hidup………17
(3)
2.3.2.Teori keadilan ………..18
2.3.3.Teori melengkapi kebutuhan……… ………18
2.3.4 Teori psikodinamik………..19
2.3.5 Teori proses……….20
.propinquity filter……….20
.social class filter……….23
.Racial etnis and Religious filter……….23
.physical attraction filter……….26
psychodynamic influences filter……….26
2.4 Dewasa awal ………27
2.4.1 Ciri- ciri dewasa awal………27
2.4.2. Tugas perkembangan dewasa awal……….30
2.5 Batak Toba……….30
2.5.1 Geografi………30
2.5.2 Pandangan masyarakat Batak Toba……….31
2.5.3 Perkawinan Masyarakat Batak Toba………...34
2.5.3.1 Maksug perkawinan……….34
2.5.3.2 Fungsi perkawinan………35
2.5.3.3.Corak perkawinan……….36
2.5.3.4 Langkah – langkah menuju perkawinan………38
2.5.3.5. Pentingnya silsilah bagi orang Batak………41
(4)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ……….45
3.2. Variabel Penelitian dan definisi operasional……….46
3.2.1.Variabel Penelitian………...46
3.2.2. Definisi Operasional………46
3.2.3. Alat Ukur……….47
3.2.4. Uji Validitas………48
3.2.5. Uji Reliabilitas………48
3.3. Populasi sasaran dan Teknik Sampling……….50
3.3.1 Populasi sasaran………...50
3.3.2. Karakteristik Populasi……….50
3.3.3. Teknik penarikan sampel………50
3.4. Teknik analisis data……….50
3.4.1. Penolahan Data………..5 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Responden………... 52
4.2. Hasil Penelitian……….53
4.2.3. Pembahasan………58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan………62
5.2. Saran…… ………..64
Daftar Pustaka………..65 LAMPIRAN
(5)
LAMPIRAN
L. 1. Tabel Distribusi frekuensi Aspek kedekatan fisik dibandingkan dengan Jenis Kelamin Responden.
Kedekatan fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 22 28 50
Pria
(%) 44,0 56,0 100
Jumlah 6 9 15
Jenis Kelamin
Wanita
(%) 40,0 60,0 100
L. 2. Tabel Distribusi frekuensi Apek Status Sosial dibandingkan dengan Jenis Kelamin Responden.
Status sosial
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 24 26 50
Pria
% 48,0 52,0 100
Jumlah 6 9 15
Jenis Kelamin
Wanita
(6)
L. 3. Tabel Distribusi frekuensi Aspek Ras Suku Agama dibandingkan dengan Jenis Kelamin Responden.
Ras etnis agama
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 22 28 50
Pria
% 44,0 56,0 100
Jumlah 15 5 15
Jenis Kelamin
Wanita
% 66,3 33,7 100
L. 4 . Tabel Distribusi frekuensi Aspek Daya Tarik Fisik dibandingkan dengan Jenis Kelamin Responden.
Aspek Daya Tarik Fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 26 24 50
Pria
% 52,0 48,0 100
Jumlah 6 9 15
Jenis Kelamin
Wanita
% 40,0 60,0 100
L. 5 . Tabel Distribusi frekuensi Aspek Sifat dan Kepribadian dibandingkan dengan Jenis Kelamin Responden
Aspek Sifat dan Kepribadian Penting Kurang
Penting
Total
Jumlah 29 21 50
Pria
% 58,0 42,0 100
Jumlah 10 5 15
Jenis Kelamin
Wanita
(7)
L. 6 . Tabel Distribusi frekuensi Aspek Kedekatan Fisik dibandingkan dengan Usia Responden.
Aspek Kedekatan Fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 11 12 23
18-21
% 41,3 58,7 100
Jumlah 17 25 42
Usia
22-30
% 39,7 60,3 100
L. 7. Tabel Distribusi frekuensi Aspek Status Sosial dibandingkan dengan Usia Responden.
Aspek Status Sosial
Penting Kurang Penting Total Jumlah 6 17 23 18-21
% 28 72 100
Jumlah 24 18 42
Usia
22-30
(8)
L. 8 . Tabel Distribusi frekuensi Aspek Ras Agama dibandingkan dengan Usia Responden
Aspek Ras Agama
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 14 9 23
18-21
% 76,7 23,2 100
Jumlah 18 24 42
Usia
22-30
% 32,4 67,6 100
L. 9. Tabel Distribusi frekuensi Aspek Daya Tarik Fisik dibandingkan dengan Usia Responden
Aspek Daya Tarik Fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 11 12 23
18-21
% 47,8 52,2 100
Jumlah 22 20 42
Usia
22-30
% 52,4 47,6 100
L. 10. Tabel Distribusi frekuensi Aspek Sifat dan Kepribadian dibandingkan dengan Usia Responden
Aspek Sifat dan Kepribadian
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 12 11 23
18-21
% 52,2 47,8 100
Jumlah 27 15 42
Usia
22-30
(9)
.
L 11. Tabel Tabulasi Silang Aspek Kedekatan Fisik dengan Pengenalan Budaya Batak Toba.
Aspek kedekatan Fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 28 33 61
Ya
% 43,07 50,76 93,83
Jumlah 0 2 2
Kurang
% 0 3,07
3,07 Pengenalan
budaya
Tidak jumlah 0 2 2
% 0 3,07 3,07
Total 28 37 65
% 43,07 56,9 100
l. 12. Tabel Tabulasi Silang Aspek Status Sosial dengan Pengenalan Budaya Batak Toba.
Aspek status sosial
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 29 32 61
Ya
% 44,61 49,23 93,84
Jumlah 1 1 2
Kurang
% 1,53 1,53 3,06
Pengenalan budaya
Tidak jumlah 2 0 2
% 3,07 0 3,07
Total 32 33 65
49,21 50,76 100
L. 13 . Tabel Tabulasi Silang Aspek Ras Etnis Agama dengan Pengenalan Budaya Batak Toba.
Aspek Ras Etnis Agama
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 30 31 61
Ya
% 46,1 47,61 93,79
Jumlah 1 1 2
Kurang
% 1,53 1,53 3,06
Pengenalan budaya
Tidak Jumlah 1 1 2
% 1,53 1,53 3,06
(10)
49,16 50,84 100 l. 14 . Tabel Tabulasi Silang Daya Tarik Fisik dengan Pengenalan Budaya Batak Toba.
Aspek Daya Tarik Fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 30 31 61
Ya
% 46,15 47,69 93,84
Jumlah 1 1 2
Kurang
% 1,53 1,53 3,06
Tidak jumlah 1 1 2
Pengenalan budaya
% 1,53 1,53 3,06
Total 32 33 65
49,21 50,79 100
L 15 . Tabel Tabulasi Silang Sifat dan Kepribadian dengan Pengenalan Budaya Batak Toba
Aspek Sifat dan Kepribadian
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 37 24 61
Ya
% 56,92 36,92 93,84
Jumlah 1 1 2
Kurang
% 1,53 1,53 3,06
Tidak jumlah 1 1 2
Pengenalan budaya
% 1,53 1,53 3,06
Total 39 26 65
56,96 39,96 100
L 16 . Tabel Tabulasi Silang Aspek Kedekatan Fisik dengan tinggal dengan siapa di Bandung
Aspek Kedekatan Fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 5 9 14
Kakak
% 7,69 13,8 21,49
Jumlah 21 22 43
Kost
% 32,3 33,8 66,1
Tinggal dengan
Orang tua jumlah 3 5 8
% 4,61 7,69 12,83
(11)
44,6 52,29 100
L 17 . Tabel Tabulasi Silang Aspek Status Sosial dengan tinggal dengan siapa di Bandung
Aspek Status Sosial
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 7 7 14
Kakak
% 10,76 10,76 21,53
Jumlah 18 27 45
Kost
% 27,69 41,53 69,22
Tinggal dengan
Orang tua jumlah 4 2 6
% 6,15 3,06 9,21
Total 29 36 65
44,6 55,4 100
L 18 . Tabel Tabulasi Silang Ras Etnis Agama dengan tinggal dengan siapa di Bandung
Aspek Ras Etnis Agama
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 7 7 14
Kakak
% 10,76 10,76 21,52
Jumlah 20 25 45
Kost
% 30,76 38,46 69,22
Tinggal dengan
Orang tua Jumlah 4 2 6
% 6,15 3,06 9,21
31 34 65
Total 47,69 52,28 100
L 19. Tabel Tabulasi Daya Tarik Fisik dengan tinggal dengan siapa di Bandung
Aspek Daya Tarik Fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 6 8 14
Tinggal
(12)
Jumlah 20 25 45 Kost
% 30,76 38,46 69,22
Orang tua jumlah 5 1 6
% 7,70 1,53 9,23
31 34 65
Total 47,69 1,53 100
L 20 . Tabel Tabulasi Silang Sifat dan Kepribadian dengan tinggal dengan siapa di Bandung
Aspek Sifat dan Kepribadian
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 6 8 14
Kakak
% 9,23 12,3 21,53
Jumlah 29 16 45
Kost
% 44,62 27,69 69,23
Tinggal dengan
Orang tua jumlah 3 3 6
% 4,61 4,61 9,22
36 27 65
Total 58,44 41,53 100
L 21. Tabel Tabulasi Silang Kedekatan Fisik dengan Hubungan dengan Teman Sebaya Sesuku
Aspek Kedekatan Fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 9 9 18
Dekat
sekali % 13,84 13,84 27,68
Jumlah 13 23 36
dekat
% 20 35,38 55,38
Cukup jumlah 5 4 9
% 7,70 6,15 13,85
Hubungan dengan
teman sebaya sesuku
kurang Jumlah 1 1 2
% 1,53 1,53 3,06
28 37 65
Total 28,07 56,9 100
L 22. Tabel Tabulasi Silang Status Sosial dengan Hubungan dengan Teman Sebaya Sesuku.
Aspek Status Sosial
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 11 7 18
Hubungan dengan
Dekat
(13)
Jumlah 15 21 36 dekat
% 23,07 32,30 55,37
Cukup jumlah 3 6 9
% 4,61 9,23 13,84
teman sebaya sesuku
kurang Jumlah 1 1 2
% 1,53 1,53 3,06
30 35 65
Total 28,07 56,9 100
L 23 . Tabel Tabulasi Silang Ras Etnis Agama dengan Hubungan dengan Teman Sebaya Sesuku
Aspek Ras Etnis Agama
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 7 11 18
Dekat
sekali % 10,76 16,92 27,68
Jumlah 19 17 36
dekat
% 29,23 26,15 55,38
Cukup jumlah 4 5 9
% 6,15 7,70 13,85
Hubungan dengan
teman sebaya sesuku
kurang Jumlah 2 0 2
% 3,06 0 3,06
32 33 65
Total 49,2 50,74 100
L 24 . Tabel Tabulasi Silang Daya Tarik Fisik dengan Hubungan dengan Teman Sebaya Sesuku
Aspek Daya Tarik Fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 10 8 18
Dekat
sekali % 15,38 12,3 27,68
Jumlah 13 23 36
dekat
% 20 35,38 55,38
Cukup jumlah 7 2 9
% 10,76 3,06 13,82
Hubungan dengan
teman sebaya sesuku
kurang Jumlah 2 0 2
% 3,06 0 3,06
32 33 65
Total 49,2 50,74 100
L 25. Tabel Tabulasi Silang Sifat dan Kepribadian dengan Hubungan dengan Teman Sebaya Sesuku
Aspek Sifat dan Kepribadian
Penting Kurang Penting Total
(14)
Jumlah 10 8 18 Dekat
sekali % 15,38 12,3 27,68
Jumlah 23 13 36
dekat
% 35,38 20 55,38
Cukup jumlah 5 4 9
% 7,70 6,15 13,85
Hubungan dengan
teman sebaya sesuku
kurang Jumlah 1 1 2
% 1,53 1,53 3,06
39 26 65
Total 59,99 39,98 100
L 26 . Tabel Tabulasi Silang Kedekatan Fisik dengan Hubungan dengan Teman Sebaya Dari Suku yang Berbeda
Aspek Kedekatan Fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 4 7 11
Dekat
sekali % 6,15 10,76 16,91
Jumlah 16 23 39
dekat
% 24,61 35,38 60
Cukup jumlah 7 3 10
% 10,76 4,61 15,38
Hubungan dengan teman sebaya berbeda suku
kurang jumlah 1 4 5
% 1,53 6,15 7.68
Total 28 37 65
43,05 56,9 100
L 27 . Tabel Tabulasi Silang Status Sosial dengan Hubungan dengan Teman Sebaya Dari Suku yang Berbeda
Aspek Status Sosial
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 8 3 11
Dekat
sekali % 12,3 4,61 16,91
Jumlah 15 24 39
dekat
% 23,08 36,92 60
Cukup jumlah 4 6 10
% 6,15 9,23 15,36
Hubungan dengan teman sebaya berbeda suku
kurang Jumlah 3 2 5
% 4,61 3,06 7,67
Total 30 35 65
(15)
L 28 . Tabel Tabulasi Silang Ras Etnis Agama dengan Hubungan dengan Teman Sebaya Dari Suku yang Berbeda
Aspek Ras Etnis Agama
Penting Kurang Penting
Jumlah 6 5 11
Dekat
sekali % 9,23 7,70 16,91
Jumlah 18 21 39
dekat
% 27,69 32,30 59,99
Cukup jumlah 4 6 10
% 6,15 9,23 15,38
Hubungan dengan
teman sebaya berbeda
suku
kurang Jumlah 4 1 5
% 6,15 1,53 7,68
Total 32 33 65
49,22 50,76 100
L 29. Tabel Tabulasi Silang Daya Tarik Fisik dengan Hubungan dengan Teman Sebaya Dari Suku yang Berbeda
Aspek Daya Tarik Fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 5 6 11
Dekat
sekali % 7,70 9,23 16,92
Jumlah 18 21 39
dekat
% 35,38 24,61 59,99
Cukup jumlah 7 3 10
% 10,76 4,61 15,37
Hubungan dengan
teman sebaya berbeda
suku
kurang Jumlah 2 3 5
% 3,06 4,61 7,67
32 33 65
Total 49,21 50,75 100
L 30. Tabel Tabulasi Silang Sifat Kepribadian dengan Hubungan dengan Teman Sebaya Dari Suku yang Berbeda
Aspek Sifat dan Kepribadian
(16)
Jumlah 6 5 11 Dekat
sekali % 9,23 7,70 16,93
Jumlah 23 16 39
dekat
% 35,38 24,61 59,99
Cukup jumlah 7 3 10
% 10,76 4,61 15,37
Hubungan dengan teman sebaya berbeda suku
kurang Jumlah 3 2 5
% 4,61 3,06 7,67
39 26 65
Total 59,98 50,75 100
L 31 . Tabel Tabulasi Silang Kedekatan Fisik dengan Hubungan dengan Orang Dewasa Sesuku
Aspek Kedekatan Fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 0 3 3
Dekat
sekali % 0 4,61 4,61
Jumlah 11 21 32
dekat
% 16,92 32,30 49,22
Cukup jumlah 2 3 5
% 3,06 4,61 7,67
Hubungan dengan
orang dewasa
sesuku
kurang Jumlah 15 10 25
% 23,07 15,39 38,46
Total 28 37 65
43,07 56,39 100
L 32 . Tabel Tabulasi Silang Status Sosial dengan Hubungan dengan Orang Dewasa Sesuku
Aspek Status Sosial
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 2 1 3
Dekat
sekali % 3,08 1,54 4,62
Jumlah 14 18 32
dekat
% 21.54 27.69 49,23
Cukup jumlah 2 3 5
% 3,08 4,62
Hubungan dengan
orang dewasa
sesuku
kurang Jumlah 12 13 25
% 18.46 20.00 38,46
Total 30 35 65
46.15 53.85 100
L 33 . Tabel Tabulasi Silang Ras Etnis Agama dengan Hubungan dengan Orang Dewasa Sesuku
Aspek Ras Etnis Agama
Penting Kurang Penting Total
(17)
Jumlah 2 1 3 Dekat
sekali % 3,06 1,53 4,61
Jumlah 13 19 32
dekat
% 20 29,22 49,22
Cukup jumlah 4 1 5
% 6,15 1,53 7,67
Hubungan dengan
orang dewasa sesuku
kurang Jumlah 13 12 25
% 20 18,47 38,47
Total 32 33 65
49,21 50,76 100
L 34 . Tabel Tabulasi Silang Daya Tarik Fisik dengan Hubungan dengan Orang Dewasa Sesuku
Aspek Daya Tarik Fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 2 1 3
Dekat
sekali % 3,06 1,53 4,61
Jumlah 15 17 32
Dekat
% 23,08 26,15 49,22
Cukup jumlah 3 2 5
% 4,61 3,06 7,67
Hubungan dengan
orang dewasa
sesuku
Kurang Jumlah 12 13 25
% 18,47 20 38,47
Total 32 33 65
49,22 50,75 100
L 35 . Tabel Tabulasi Silang Sifat Kepribadian dengan Hubungan dengan Orang Dewasa Sesuku
Aspek Sifat dan Kepribadian
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 3 0 3
Dekat
sekali % 4,61 0 4,61
Jumlah 18 14 32
dekat
% 27,69 21,53 49,23
Cukup jumlah 3 2 5
% 4,61 3,06 7,69
Hubungan dengan
orang dewasa
sesuku
kurang Jumlah 15 10 25
% 23,07 15,39 38,47
Total 39 26 65
59,68 39,98 100
L 36 . Tabel Tabulasi Silang Kedekatan Fisik dengan Hubungan dengan Orang Dewasa Suku yang Berbeda.
Aspek Kedekatan Fisik
(18)
Jumlah 0 1 1 Dekat
sekali % 0 1,53 1,53
Jumlah 12 17 29
dekat
% 18,47 26,15 44,61
Cukup jumlah 2 3 5
% 3,06 4,61 7,69
Hubungan dengan
orang dewasa beda suku
kurang Jumlah 14 16 30
% 21,53 524,61 46,15
Total 28 37 65
43,06 56,9 100
L 37 . Tabel Tabulasi Silang Status Sosial dengan Hubungan dengan Orang Dewasa Suku yang Berbeda.
Aspek Status Sosial
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 0 1 1
Dekat
sekali % 0 1,53 1,53
Jumlah 12 17 29
dekat
% 18,47 26,15 44,61
Cukup jumlah 3 2 5
% 4,61 3,06 7,69
Hubungan dengan
orang dewasa beda suku
kurang Jumlah 15 15 30
% 23,07 23,07 46,15
Total 30 35 65
46,15 53,81 100
L 38. Tabel Tabulasi Silang Ras Etnis Agama dengan Hubungan dengan Orang Dewasa Suku yang Berbeda.
Aspek Ras Etnis Agama
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 1 0 1
Dekat
sekali % 1,53 0 1,53
Jumlah 15 14 29
dekat
% 23,07 21,53 44,61
Cukup jumlah 4 1 5
% 6,15 1,53 7,69
Hubungan dengan orang dewasa beda suku .
kurang Jumlah 12 18 30
% 18,47 27,69 46,15
Total 32 33 65
49,22 50,79 100
L 39 . Tabel Tabulasi Silang Daya Tarik Fisik dengan Hubungan dengan Orang Dewasa Suku yang Berbeda.
Aspek Daya Tarik Fisik
(19)
Jumlah 1 0 1 Dekat
sekali % 1,53 0 1,53
Jumlah 14 15 29
dekat
% 21,53 23,07 44,61
Cukup jumlah 2 3 5
% 43,06 4,61 7,67
Hubungan dengan
orang dewasa beda suku
kurang Jumlah 15 15 30
% 23,07 23,07 46,1
Total 32 33 65
49,19 50,75 100
L 40 . Tabel Tabulasi Silang Sifat Kepribadian dengan Hubungan dengan Orang Dewasa Suku yang Berbeda.
Aspek Sifat dan Kepribadian
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 1 0 1
Dekat
sekali % 1,53 0 1,53
Jumlah 17 12 29
dekat
% 26,15 18,47 44,62
Cukup jumlah 3 2 5
% 4,61 3,06 7,67
Hubungan dengan
orang dewasa beda suku
kurang Jumlah 18 12 30
% 27,69 18,47 46,16
Total 39 26 65
60 40 100
L 41 . Tabel Tabulasi Silang Kedekatan Fisik dengan Berapa Kali Berpacaran.
Aspek Kedekatan Fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 5 7 12
0
% 7,70 10,76 18,47
Jumlah 7 11 18
1
% 10,76 16,92 27,69
2 jumlah 13 13 26
% 20 20 40
Berapa kali
berpacaran
3 Jumlah 2 4 6
% 3,06 6,15 9,23
4 jumlah 1 2 3
% 1,53 3,06 4,61
Total 28 38 65
(20)
L 42 . Tabel Tabulasi Silang Status Sosial dengan Berapa Kali Berpacaran
Aspek Status Sosial
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 6 6 12
0
% 9,23 9,23 18,47
Jumlah 9 9 18
1
% 13,84 13,84 27,69
2 jumlah 13 13 26
% 20 20 40
Berapa kali
berpacaran
3 Jumlah 2 4 6
% 3,06 6,15 9,23
4 jumlah 0 3 3
% 0 4,61 4,61
Total 30 35 65
41,52 49,22 100
L 43 . Tabel Tabulasi Silang Ras Etnis Agama dengan Berapa Kali Berpacaran
Aspek Ras Etnis Agama
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 6 6 12
0
% 9,23 9,23 18,46
Jumlah 10 8 18
Berapa kali
berpacaran 1
(21)
2 jumlah 13 13 26
% 20 20 40
3 Jumlah 2 4 6
% 3,06 6,15 9,23
4 jumlah 0 3 3
% 0 4,61 4,61
Total 31 34 65
47,69 52,29 100
L 44 . Tabel Tabulasi Silang Daya Tarik Fisik dengan Berapa Kali Berpacaran
Aspek Daya Tarik Fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 6 6 12
0
% 9,23 9,23 18,47
Jumlah 10 8 18
1
% 15,39 12,30 27,69
2 jumlah 11 15 26
% 16,92 23,07 40
Berapa kali
berpacaran
3 Jumlah 3 3 6
% 4,61 4,61 9,23
4 jumlah 2 1 3
% 3,06 1,53 4,61
Total 32 33 65
49,21 50,74 100
L 45 . Tabel Tabulasi Silang Sifat Kepribadian dengan Berapa Kali Berpacaran
Aspek Sifat dan Kepribadian
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 7 5 12
0
% 10,76 7,67 18,46
Jumlah 12 6 18
Berapa kali
berpacaran 1
(22)
2 jumlah 16 10 26
% 24,61 15,38 40
3 Jumlah 3 3 6
% 4,61 4,61 9,23
4 jumlah 1 2 3
% 1,53 3,06 4,.61
Total 39 26 65
59,98 39,95 100
L.46. Tabel Tabulasi Silang Kedekatan Fisik dengan Penyebab Putus
Kedekatan Fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 3 1 4
Bosan
% 4.62 1,54 6.15
Jumlah 10 15 25
Beda
agama % 15,38 23.08 38,46
Beda
daerah Jumlah
1 0 1
% 1,54 0 1.54
Penyebab Beda
suku Jumlah
4 7 11
% 6,15 10.77 16.92
Beda
prinsip Jumlah
0 1 1
% 0 1,54 1,54
Tidak
cocok Jumlah
0 4 4
% 0 6.15 6.15
Belum pernah pacaran
Jumlah
5 7 12
% 7.69 10.77 18.46
Beda
jarak Jumlah
5 2 7
% 7.69 3.08 10.77
Total 27 38 65
(23)
L.47 Tabel Tabulasi Silang Status Sosial dengan Penyebab Putus
Status Sosial
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 3 1 4
Bosan
% 4.62 6.15
Jumlah 11 14 25
Beda
agama % 16,92 21.54 38.46
Beda
daerah jumlah
1 0 1
% 1.54 1,54
Penyebab putus
Beda
suku Jumlah
4 7 11
% 6.15 10.77 16.92
Beda
prinsip jumlah
0 1 1
% 1.54 1,54
Tidak
cocok jumlah
3 1 4
% 4.62 1.54 6.15
Belum pernah pacaran
jumlah
6 6 12
% 9.23 9.23 18.46
Beda
jarak Jumlah
2 5 7
% 3.08 7.69 10.77
Total 30 35 65
(24)
L.48. Tabel Tabulasi Silang Ras Etnis Agama dengan Penyebab Putus
Ras Etnis Agama
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 2 2 4
Bosan
% 3.08 3.08 6.15
Jumlah 13 12 25
Beda
agama % 20.00 18.46 38.46
Beda
daerah jumlah
1 0 1
% 1.54 1.54
Penyebab putus
Beda
suku Jumlah
5 6 11
% 7.69 9.23 16.92
Beda
prinsip jumlah
0 1 1
% 1.54 1.54
Tidak
cocok jumlah
1 3 4
% 1.54 4.62 6.15
Belum pernah pacaran
jumlah
6 6 12
% 9.23 9.23 18.46
Beda
jarak Jumlah
4 3 7
% 6.15 4.62 10.77
Total 32 33 65
(25)
L.49. Tabel Tabulasi Silang Daya Tarik Fisik dengan Penyebab Putus
Daya Tarik Fisik
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 4 0 4
Bosan %
Jumlah 13 12 25
Beda
agama % 20.00 18.46 38.46
Beda
daerah jumlah
0 1 1
% 1.54 1.54
Penyebab putus
Beda
suku Jumlah
5 6 11
% 7.69 9.23 16.92
Beda
prinsip jumlah
1 0 1
% 1.54 1.54
Tidak
cocok jumlah
0 4 4
% 6.15 6.15
Belum pernah pacaran
jumlah
6 6 12
% 9.23 9.23 18.46
Beda
jarak Jumlah
3 4 7
% 4.62 6.15 10.77
Total 32 33 65
(26)
L.50. Tabel Tabulasi Silang Sifat Kepribadian dengan Penyebab Putus
Sifat Kepribadian
Penting Kurang Penting Total
Jumlah 4 0 4
Bosan
% 6.15 6.15
Jumlah 15 10 25
Beda
agama % 23.08 15.38 38.46
Beda
daerah jumlah
1 0 1
% 1.54 1.54
Penyebab putus
Beda
suku Jumlah
5 6 11
% 7.69 9.23 16.92
Beda
prinsip jumlah
0 1 1
% 1.54 1.54
Tidak
cocok jumlah
0 4 4
% 6.15 6.15
Belum pernah pacaran
jumlah
7 5 12
% 10.77 7.69 18.46
Beda
jarak Jumlah
4 3 7
% 6.15 4.62 10.77
Total 36 29 65
(27)
(28)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Salah satu kejadian penting dalam sejarah kehidupan manusia adalah perkawinan ,selain kelahiran dan kematian. Perkawinan pada umumnya diwarnai oleh adat istiadat dan upacara yang dijunjung tinggi oleh masyarakat adatnya. Masalah adapt dan upacara yang dijunjung tinggi oleh masyarakat adatnya. Masalah adat dan upacara perkawinan merupakan hal penting bagi setiap suku di Indonesia. Hal ini juga tercermin dalam kesungguhan pemerintah dalam menangani masalah tersebut, seperti yang tercantum dalam undang - undang perkawinan.
Pengertian perkawinan terangkum pada pasal 1 undang undang perkawinan. Dalam undang – undang tersebut dikatakan bahwa perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan keTuhan Yang Maha Esa. Hal ini juga menjadi pegangan dalam masyarakat adat. Begitu pula sebaliknya, hukum adat tetap berperan di setiap perkawinan dalam masyarakat Indonesia.
Pernikahan dianggap sebagai bentuk ikatan yang suci dan sakral. Pernikahan adalah kehidupan antara pria dan wanita yang saling mencintai, berjanji untuk hidup bersama, dalam ikatan pernikahan yang sah menurut hukum. Pernikahan merupakan lembaga yang diakui masyarakat. Pernikahan membuat individu mendapatkan status sosial dalam masyarakat, yaitu sebagai suami atau istri , mendapatkan rasa aman , ketenangan batin, aktualisasi diri, mendapatkan pemenuhan kebutuhan biologis, dan mendapatkan keturunan ( Bungaran Anthonius Simandjuntak, 2002 ).
(29)
2
Pemilihan pasangan hidup bukanlah tugas yang mudah. Seperti yang diungkapkan Ny. SinggihD.Gunarsa ( 1976 ), bahwa untuk menetapkan pasangan hidup merupakan suatu tugas yang sulit, karena setiap individu memiliki gambaran ideal mengenai teman hidup. Seringkali gambaran ideal tersebut sukar untuk direalisasikan, karena dalam kenyataan sulit untuk mendapatkan pasangan hidup yang sempurna sesuai dengan gambaran ideal individu. Gambaran ideal ini lebioh banyak dipengaruhi oleh aturan dan kebiasaan keluarga yang merupakan representasi adat- istiadat masyarakt tertentu.
Salah satu adat yang terdapat dalam masyarakat Indonesia adalah dari etnis Batak. Batak terdiri dari enam subsuku, yaitu Toba, Angkola, Mandailing, Simalungun, Karo, Pakpak / Dairi. Setiap subsuku memiliki kemiripan dan keunikan tersendiri. Suku Batak Toba menerapkan aturan yang menyusun struktur, sistem, dan hubungan sosial, kesatuan hidup, serta sistem perkawinannya. Suku Batak Toba mengharuskan sukunya untuk memilih pasangan hidup yang sesuai dengan tradisi yang berlaku, karena perkawinan merupakan tanggung jawab sosial. Pelanggaran yang terjadi akan mendapat sanksi sosial yang berat , seperti pengusiran, tidak diakui sebagai anggota marga, dan dilarang untuk mengikuti upacara adat (N.Siahaan B.A., 1964).
Apabila seorang pria harus menikah, maka menurut adat Batak Toba yang berlaku ia harus menikah dengan putri paman dari pihak ibu, yang disebut “marboru ni tulang” atau “kawin pariban”. Demikian pual dengan wanita, harus menikah dengan putri bibi dari pihak ayah atau yang disebut sebagai “maranak ni namboru” atau “kawin pariban”. Sebaliknya perkawinan dengan putri bibi dari pihak ayah atau yang disebut sebagai “bora ni namboru” merupakan hal terlarang. Aturan adat tersebut menyebabkan orang tua memiliki tuntutan terhadap anak agar menikah
(30)
3
dengan salah satu paribannya. Karena bagi masyarakat Batak Toba adat tersebut harus dipatuhi dan dijungjung tinggi. Tuntutan pihak keluarga akan menjadi semakin tinggi apabila ia merupakan anak pertama atau anak tunggal. Hal ini dikarenakan oleh masyarakat Batak Toba yang menuruti garis keturunan dari pihak ayah atau disebut patrilineal anak laki-laki sebagai pembawa marga dari keluarganya (Simandjuntak, 2002 ).
Menurut (Kephart, dalam Marcia Laswell and Thomas Laswell, 1982) pada kenyataannya dalam pemilihan pasangan hidup banyak hal yang mempengaruhi keputusan seseorang. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi seseorang. Faktor pertama adalah kemudahan untuk bertemu dengan lawan jenis. Lawan jenis yang sering bertemu baik di lingkungan sekolah ataupun lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi rasa ketertarikan dan pertimbangan individu tersebut. Faktor kedua adalah kesamaan ras etnis. Banyak individu memilih pasangan yang berasal dari ras yang sama. Faktor ketiga adalah kesamaan latar belakang sosial , seperi latar belakan pendidikan. Misalnya , sesorang yang bertemu dengan lawan jenis yang memiliki latar belakang budaya yang sama pada suatu kelas. Persamaan dan intensitas pertemuan tersebut dapat menimbulkan ketertarikan pada individu tersebut.
Ketertarikan dan penetapan yang memenuhi ketiga faktor tersebut diatas tidak akan menimbulkan masalah. Sebaliknya, bila penetapan pasangan hidup yang berbeda ras etnis atau latar belakang sosial dapat menimbulkan permasalahan baru. Misalnya, seorang mahasiswa Batak Toba yang memilih lawan jenisnya yang berasal dari etnis yang berbeda sebagai pasangan hidup mungkin akan mendapat tentangan dari keluarga sesuai adat. Tidak jarang hal ini menimbulkan konflik. Di satu sisi ia ingin menikah dengan pilihannya sendiri, tetapi akan membuat kecewa pihak keluarga terutama orang tua dan keluarga pamannya. Sedangkan di pihak lain, bila ia menikah
(31)
4
dengan pilihan orang tuannya atau dengan paribannya , belum tentu pilihan orantuannya itu sesuai dengan kriteria yang ia inginkan.
Para mahasiswa yang telah bermigrasi ke Tanah Jawa untuk memperoleh pendidikan, akan dipengaruhi oleh budaya budaya setempat. Mereka harus mampu beradaptasi terhadap kebiasaan dan kebudayaan yang ada. Karena perbedaan lokasi akan menampilkan perbedaan suasana dan budaya. Perbedaan suasana dan budaya ini akan menimbulkan perbedaan cara pandang dan pola pikir masyarakatnya . hal ini menyebabkan para mahasiswa akan semakin terbuka terhadap berbagai adat dan kebiasaan setempat. Keterbukaan tersebut dapatmemyebabkan perubahan dan pergeseran, terutama mengenai adat (Simandjuntak, 2002).
Selain itu informasi yang mudah diperoleh di era globalisasi ini dapat mendorong timbulnya modernisasi dan kecenderungan meninggalkan nilai-nilai tradisional, terutama mengenai pelaksanaan sebagian adat, misalnya perkawinan. Problem semacam ini kebanyakan dialami oleh mereka yang bermukim di perkotaan atau di perantauan. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan pandangan masyarakat perkotaan yang menganut paham instant atau serba praktis. Selain itu pergeseran tersebut juga terjadi karena adanya pengaruh dari hubungan relasi yang terbuka terhaap suku bangsa dan budaya lain (Simandjuntak, 2002).
Pengaruh modernisasi dan budaya yang berbeda menyebabkan para orang tua dan tetua adat memberikan bekal pada generasi mudanya, terutama bagi mereka yang akan pergi(merantau) dari Tanah Batak. Sehingga hukuman adat tetap menjadi pegangan bagi generasi muda dalam menjalani kehidupannya dimanapun mereka berada. Hal ini dapat mencerminkan bagaimana pembentukan pandangan mahasiswa yang berasal dari tanah Batak Toba yang sesuai dengan aturan adat di segala aspek kehidupannya.
(32)
5
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 15 orang mahasiswa yang berasal dari budaya Batak Toba, diperoleh data 10 mengatakan bahwa dalam memilih pasangan hidup faktor utama yang berperan adalh faktor agama dan suku yang sama, yaitu Batak. Lima orang tertarik terhadap lawan jenis yang bukan berasal dari suku Batak Toba tetapi dari agama yang sama. Pada umumnya hal ini disebabkan karena mereka berada dalam satu fakultas atau universitas yang sama.
Hal sama terungkap dari hasil wawancara terhadap 10 pasangan orang tua Batak Toba, yang menyatakan bahwa mereka lebih menekankan faktor agama, suku bangsa (Batak Toba) dan tingkat pendidikan, sebagai pertimbangan dalam menyetujui pilihan pasangan hidup anak-anaknya. Hal ini disebabkan menurut mereka perkawinan campuran dapat menyebabkan konflik dalam keluarga, baik antara suami istri , maupun antar keluarga. Para orang tua ini mengatakan juga bahwa dalam perkawinan campur terlalu banyak perbedaan yang menjadi pemicu ketidakharminisan rumah tangga.
Berangkat dari fakta di atas mengenai pemilihan pasangan hidup, maka peneliti ingin meneliti bagaimana pertimbanagn mahasiswa dari etnis Batak Toba di Universitas “X” Bandung dalam memilih pasangan hidup.
1.2
Identifikasi Masalah
Dari uraian diatas, terdapat beberapa masalah yang akan diteliti dan secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut : ”Bagaimana pertimbangan dalam memilih pasangan hidup pada mahasiswa Batak Toba di Universitas “X” Bandung.
(33)
6
1.3
Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pertimbangan dalam pemilihan pasangan dalam memilih pasangan hidup pada mahasiswa Batak Toba di Universitas “X” Bandung.
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai pertimbangan mahasiswa Batak Toba di Universitas “X” Bandung dalam memilih pasangan hidup.
1.5
Kegunaan Penelitian
1.5.1 Kegunaan TeoritisDalam mencapai maksud penelitian , diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk :
Memberikan informasi atau referensi bagi peneliti lain yang akan mengadakan atau melanjutkan penelitian mengenai pertimbangan pemilihan pasangan hidup masyarakat Batak Toba.
1) Memberikan informasi atau referensi bagi peneliti lain yang akan mengadakan atau melanjutkan penelitian mengenai pertimbangan pemilihan pasangan hidup masyarakat Batak Toba.
2) Memberikan gambaran dan informasi bagi bidang Psikologi sosial dan Antropologi.
1.5.2 kegunaan praktis
(34)
7
1) Memberikan informasi kepada masyarakat adat Batak Toba tentang pertimbangan generasi mudanya dewasa ini tentang pemilihan pasangan hidup agar dapat lebih memahami mereka.
2) Memberikan informasi kepada generasi muda Batak Toba mengenai pertimbangan mereka dalam memilih pasangan hidup. Informasi ini dapat dimanfaatkan dalam rangka memahami diri dan menyadai pertimbangan – pertimbangan yang digunakan untuk memilih pasangan hidup.
1.6
Kerangka Pemikiran
Indonesia terdiri dari berbagai ragam suku bangsa, salah satunya adalah Batak yang terletak di Sumatera Utara. Suku Batak terbagi dalam enam subsuku , yaitu Batak Toba, Simalungun, Karo, Pak-Pak, Angkola, dan Mandailing. Diantara keenam sub-suku tersebut terdapat persamaan bahasa dan budaya. Walauoun demikian terdapat pula perbedaan , misalnya dialek, tulisan, istilah-istilah, dan beberapa adat kebiasaan. Setiap sub-suku menerapkan aturan adatnya masing-masong yang harus dipatuhi oleh seluruh masyarakat adat. Hal ini menyebabkan segala tindak tanduk masyarakat didasarkan atas tata krama adat dan budayanya.
Sejak dulu masyarakat Batak Toba telah terikat oleh adat istiadat mereka, walaupun adat tersebut tidak tertulis. Keseluruhan hidup orang Batak Toba diatur oleh dan di dalam adat. Fungsi utamnya adalah untuk menciptakan keteraturan dalam masyrakat , sehingga aktivitas sehari hari juga diatur dan diukur melalui adat. Oleh karena adat merupakan suatu aturan yang dihasilkan oleh pendahulunya dan diteruskan secara turun menurun maka aturan yang disebut adat tersebut akan selalu dipatuhi oleh penerusnya sampai sekarang. Ikatan akan aturan adat sangat kuat, sehingga jarang sekali masyrakat yang melanggar adat tersebut. Individu yang
(35)
8
melanggar aturan aturan adat akan dikenakan sanksi seperti hukuman fisik, pengusiran atau divbuang dari tanah adat, tidak diakui sebagai anggota marga, dan dilarang untuk mengikuti upacara adat (Siahaan,1964).
Membahas masalah adat , tidak lepas dari upacara dan adat perkawinan, yang bagi masyarakat sub etnis Batak Toba merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah hidupnya selain kematian. Adat dan upacara perkawinan tersebut telah memiliki pola sendiri sejak kedatangan Agama Kristen, yang merupakan pengaruh yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Toba. Bagi masyarakat Toba, adat dan upacara perkawinan merupakan cerminan musyawarah-mufakat yang menghasilkan keadilan, persatuan, saling mengisi, saling menghargai dan pemberian bekal mengenai hidup dan kehidupan bagi semua pihak ( Simandjutak,2002 ). Masyarakat Toba menerapkan aturan bagi generasi muda yang akan menetapkan pasangan hidupnya. Aturan tersebut terangkum pada aturan “kawin pariban” (menikah dengan putri paman dari pihak ibu atau putra bibi dari pihak ayah). Aturan ini menggambarkan seseorang telah memiliki pasangan hidup yang ditentukan oleh adat, yaitu harus menikah dengan paribannya. Terdapat dua jenis “kawin pariban” ,yaitu “ marboru ni tulang” (menikah dengan putri paman dari pihak ibu) untuk pria dan “maranak ni namboru” (putra bibi dari pihak ayah) untuk wanita. Bila seorang pria akan menikah, maka ia harus menikahi putri paman dari pihak ibu. Dan bila seorang wanita ngin menikah , ia harus menikahi putra bibi dari pihak ayah. Masyarakat Toba juga mengenal larangan perkawinan sebagai “bora ni namboru”, yaitu perkawinan dengan putri bibi dari pihak ayah. Aturan ini sangat dipatuhi dan dijungjung tinggi, walaupun masyarakat adat tidak berada di tanah Toba (Simandjuntak,2002)
(36)
9
Perkawinan menurut adat masyarakat Batak Toba tersebut merupakan sistem perkawinan yang bersifat endogamy. Perkawinan ini memiliki sebuah aturan dimana individu menikah dengan pasangan yang berasal dari dalam kelompoknya atau yang berasal dari ras atau etnis dan agama yang sama (Glen. Dalam Laswell & Laswell,1982). Sistem ini dipegang kuat oleh masyarakat Batak Toba di mana pun mereka berada. Termasuk di dalamnya mahasiswa yang merantau untuk mengenyam pendidikan di luar tanah Batak. Ini disebut juga cultural transmission atau pewarisan budaya. Menurut Cavalli Sforza dan Feldman suatu kelompok budaya dapat mewariskan ciri ciri perilaku kepada generasi selanjutnya melalui mekanisme belajar dan mengajar. Pewarisan budaya satu generasi ke generasi ini diistilahkan oleh
Cavalli Sforza dan Feldman sebagai Vertical transmission atau transmisi tegak karena melibatkan penurunan ciri-ciri budaya orang tua ke anak-cucu. Walaupun transmisi tegak merupakan satu penurunan budaya. Budaya masih memiliki dua bentuk lagi yang berbeda yaitu transmisi mendatar dan miring.
Dalam transmisi tegak, orangtua mewariskan nilai , ketrampilan , keyakinan, dan motif budaya kepada anak-cucu. Dalam transmisi budaya mendatar , seorang belajar dari sebayanya yang berasal dari kelompoknya.
Sedangkan dalam transmisi miring, seorang belajar dari orang dewasa yang berasal dari luar kelompoknya. Jika proses pembelajaran ini terjadi di didalam budayannya sendiri maka istilah yang digunakan adalah Enkulturasi namun jika proses pembelajaran terjadi di luar buadayanya maka istilah yang digunakan adalah Akulturasi.
Mahasiswa yang berada pada tingkat perkembangan dewasa awal dengan batas usia 18 – 40 tahun, berada dalam periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan
(37)
10
memainkan peran baru, seperti peran suami / istri, orang trua dan pencari nafkah, keinginan-keinginan dan nilia-nilai baru sesuai dengan tugas tugas baru ini. Tugas perkembangan pada masa dewasa ini lebih memusatkan individu dewasa untuk mendapatkan suatu pekerjaan , memilih seorang teman hidup, belajar hidup bersama dengan membentuk suatu keluarga , membesarkan anak, mengelola rumah tanggga, bergabng dalam kelompok sosial yans sesuai( Hurlock, 1993)
Sebagai seorang dewasa awal, mahasiswa dituntut untuk mulai memikirkan hal-hal yang mulai berhubungan dengan pemilihan pasangan hidup. Sebagai mahasiswa Batak Toba, mahasiswa juga dituntut untuk tetap mematuhi aturan-aturan adat. Hal ini menyebabkan bila seorang Mahasiswa Batak Toba ingin memilih pasangan hidup , maka mereka harus bisa memenuhi kriteria adat, yaitu menikah dengan “ pariban” . namun dewasa ini aturan tersebut kadang kurang bisa dipatuhi oleh para mahasiswa. Banayak hal yang mempengaruhi ketidaktaatan mereka terhadap adat , terutama mahasiswa yang berada diperantauan, seperti pengaruh adat dan kebiasaan di tempat baru dimana mereka menetap, kualitas dan kuantitas pertemuan dengan lawan jenis.
(38)
11
Menurut Klimek, dalam Laswell & Laswell,1982, aspek aspek pertimbanagn dapat diansumsikan seperti sebuah hiraki penyaringan yang berbentuk kerucut terbalik. Bagian atas menunjukan jumlah lawan jenis yang lolos mempunyai potensi terbesar untuk dipilih menjadi pasangan hidup. Proses penyaringan itu terdiri atas lima bagian, yang berdasarkan Propinquity Filter , yaitu kedekatan fisik, Social Class Filter , yaitu berdasdarkan kesamaan status sosial, Racial Etnic & Religious filter, yaitu berdasarkan kesamaan ras dan agama, Physical Attraction filter , yaitu berdasarkan daya tarik fisik dan Psyhodinamic Influences filter , yaitu berdasarkan sifat dan kepribadian yang dapat saling mengisi, melengkapi dan menyeimbangkan dengan sifat dan kepribadian dirinya.
(39)
12 j
Skema Kerangka Pemikiran Transmisi Tegak
Enkulturasi dari Orang Tua Kandung
Mahasiswa Batak Toba di Universitas “X” Bandung
Transmisi Mendatar Enkulturasi teman-teman sebaya yang berasal dari Batak Toba
Transmisi Miring Enkulturasi dari orang dewasa atau Tetua Adat
yang berasal dari BatakToba
Transmisi Mendatar Akulturasi teman-teman sebaya yang bukan berasal
dari Batak Toba Transmisi Miring Akulturasi
dari Orang Dewasa: 1. Orang dewasa yang
bukan berasal dari Batak Toba 2. Masyarakat sekitar
Pertimbangan Dalam Memilih Pasangan Hidup
1. Kedekatan Fisik 2. Status Sosial 3. Ras, etnis, agama 4. Daya tarik fisik 5. Sifat dan kepribadian
(40)
13
1.7
Asumsi
1. Adat dan masyarakat Batak Toba memberi pengaruh pada pertimbangan generasi muda Batak Toba dalam memilih pasangan hidupnya.
2. Adat dan Masyarakat diaman mahasiswa dari etnis Batak Toba tinggal memberi pengaruh bagi pertimbangan dalam memilih pasangan hidup. 3. seiring dengan perkembangan jaman , pengaruh adat dan budaya tradisional semakin mengarahpada modernisasi, sehingga terdapat beberapa pergeseran nilai , terutama dalam memilih pemasangan hidup.
(41)
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
- Sebanyak 60% mahasiswa yang berasal dari etnis Batak Toba memilih
pasangan berdasarkan pertimbangan aspek sifat dan kepribadian sebagai
aspek yang penting. Mereka mempertimbangkan kesamaan aspek-aspek
psikologis yang sesuai untuk kecocokan pasangan.
- Lebih dari 50% mahasiswa yang berasal dari etnis Batak Toba
menganggap aspek ras etnis agama, daya tarik fisik, status sosial dan
kedekatan fisik sebagai aspek yang kurang penting dalam pemilihan
pasangan hidup.
- Pemilihan aspek sifat dan kepribadian berkaitan dengan pemilihan ras,
etnis dan agama. Mahasiswa yang menganggap penting sifat dan
kepribadian justru menunjukkan bahwa mereka memahami dan
menginternalisasi nilai-nilai budaya Batak Toba dengan baik.
(42)
63
- Mahasiswa yang memilih aspek ras, etnis dan agama sebagai
pertimbangan penting dalam pemilihan pasangan hidup jutru tidak
didukung dengan pengenalan budaya dan internalisasi nilai yang baik,
sehingga pemilihan budaya hanya didasari oleh kebiasaan.
(43)
64
5.2
Saran
5.2.1
Saran Pengembangan Ilmu
- Perlu adanya penelitian lanjutan untuk menguji hubungan aspek
pertimbangan pemilihan pasangan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi.
- Penelitian dengan kajian budaya yang mendalam akan memperdalam
pemahaman tentang perilaku tertentu dalam konteks budaya yang tertentu
pula.
5.2.2
Saran Praktis
- Bagi mahasiswa etnis Batak Toba agar dapat memahami pertimbangan
pemilihan pasangan berdasar kesamaan dan kesesuaian kepribadian, tanpa
meninggalkan nilai-nilai budayanya sendiri.
- Bagi mahasiswa yang memilih ras, etnis dan budaya dalam pemilihan
pasangan hidup hendaknya dilandasi oleh pemahaman akan nilai dan
pandangan budaya Batak Toba bukan hanya kebiasaan semata.
(44)
Daftar Pustaka
Berry, John W, dan Cavalli-Sforza, 1999. Psikologi Lintas-Budaya Riset dan Aplikasi,Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Gunarsa. Ny Singgih. 1976 Psikologi Remaja Jakarta PT BPK Gunung Mulia.
Hadi. Sutrisno, 1993. Metode Penelitian I Penulisan Paper, Skripsi, Thesis & Disertasi,Jogyakarta : Andi Ofset.
Hurlock, Elizabeth B, 1993. Terjemahan Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,Edisi Kelima Alih Bahasa Erlangga.
Laswell. Marcia & Laswell. Thomas. 1982 Marriage and Family-second Edition Belmont-California : Wadworth Publishing Company.
Siahaan. N, 1964 Sejarah dan Kebudayaan Batak .Medan : C.V.Napitupulu.
Simandjuntak. Bungaran Anthonius.2002 Konflik Status dan Kekuasaan Batak Toba, Jogyakarta : Jendela.
Sitepu, Nirwana SK 1995. Analisis Korelasi Bandung : Unit Pelayanan Statistika Jurusan Statistika. FMIPA Universitas Padjajaran.
(1)
j
Skema Kerangka Pemikiran Transmisi Tegak
Enkulturasi dari Orang Tua Kandung
Mahasiswa Batak Toba di Universitas “X” Bandung
Transmisi Mendatar Enkulturasi teman-teman sebaya yang berasal dari Batak Toba
Transmisi Miring Enkulturasi dari orang dewasa atau Tetua Adat
yang berasal dari BatakToba
Transmisi Mendatar Akulturasi teman-teman sebaya yang bukan berasal
dari Batak Toba Transmisi Miring Akulturasi
dari Orang Dewasa: 1. Orang dewasa yang
bukan berasal dari Batak Toba 2. Masyarakat sekitar
Pertimbangan Dalam Memilih Pasangan Hidup
1. Kedekatan Fisik 2. Status Sosial 3. Ras, etnis, agama 4. Daya tarik fisik 5. Sifat dan kepribadian
(2)
1.7 Asumsi
1. Adat dan masyarakat Batak Toba memberi pengaruh pada pertimbangan generasi muda Batak Toba dalam memilih pasangan hidupnya.
2. Adat dan Masyarakat diaman mahasiswa dari etnis Batak Toba tinggal memberi pengaruh bagi pertimbangan dalam memilih pasangan hidup. 3. seiring dengan perkembangan jaman , pengaruh adat dan budaya tradisional semakin mengarahpada modernisasi, sehingga terdapat beberapa pergeseran nilai , terutama dalam memilih pemasangan hidup.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
- Sebanyak 60% mahasiswa yang berasal dari etnis Batak Toba memilih
pasangan berdasarkan pertimbangan aspek sifat dan kepribadian sebagai
aspek yang penting. Mereka mempertimbangkan kesamaan aspek-aspek
psikologis yang sesuai untuk kecocokan pasangan.
- Lebih dari 50% mahasiswa yang berasal dari etnis Batak Toba
menganggap aspek ras etnis agama, daya tarik fisik, status sosial dan
kedekatan fisik sebagai aspek yang kurang penting dalam pemilihan
pasangan hidup.
- Pemilihan aspek sifat dan kepribadian berkaitan dengan pemilihan ras,
etnis dan agama. Mahasiswa yang menganggap penting sifat dan
kepribadian justru menunjukkan bahwa mereka memahami dan
(4)
- Mahasiswa yang memilih aspek ras, etnis dan agama sebagai
pertimbangan penting dalam pemilihan pasangan hidup jutru tidak
didukung dengan pengenalan budaya dan internalisasi nilai yang baik,
(5)
5.2 Saran
5.2.1 Saran Pengembangan Ilmu
- Perlu adanya penelitian lanjutan untuk menguji hubungan aspek
pertimbangan pemilihan pasangan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi.
- Penelitian dengan kajian budaya yang mendalam akan memperdalam
pemahaman tentang perilaku tertentu dalam konteks budaya yang tertentu
pula.
5.2.2 Saran Praktis
- Bagi mahasiswa etnis Batak Toba agar dapat memahami pertimbangan
pemilihan pasangan berdasar kesamaan dan kesesuaian kepribadian, tanpa
meninggalkan nilai-nilai budayanya sendiri.
- Bagi mahasiswa yang memilih ras, etnis dan budaya dalam pemilihan
pasangan hidup hendaknya dilandasi oleh pemahaman akan nilai dan
(6)
Daftar Pustaka
Berry, John W, dan Cavalli-Sforza, 1999. Psikologi Lintas-Budaya Riset dan Aplikasi,Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Gunarsa. Ny Singgih. 1976 Psikologi Remaja Jakarta PT BPK Gunung Mulia.
Hadi. Sutrisno, 1993. Metode Penelitian I Penulisan Paper, Skripsi, Thesis & Disertasi,Jogyakarta : Andi Ofset.
Hurlock, Elizabeth B, 1993. Terjemahan Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,Edisi Kelima Alih Bahasa Erlangga.
Laswell. Marcia & Laswell. Thomas. 1982 Marriage and Family-second Edition Belmont-California : Wadworth Publishing Company.
Siahaan. N, 1964 Sejarah dan Kebudayaan Batak .Medan : C.V.Napitupulu.
Simandjuntak. Bungaran Anthonius.2002 Konflik Status dan Kekuasaan Batak Toba, Jogyakarta : Jendela.
Sitepu, Nirwana SK 1995. Analisis Korelasi Bandung : Unit Pelayanan Statistika Jurusan Statistika. FMIPA Universitas Padjajaran.