Evaluasi Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Proyek R.S. Limijati.

(1)

ABSTRAK

“EVALUASI SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK RS. LIMIJATI” Fadly Utama (0321054), Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha, 2010.

Konstruksi merupakan sektor industri yang mempunyai tingkat risiko kecelakaan yang tinggi. Sebagai tindak lanjutnya, saat ini proyek-proyek di Indonesia, khususnya proyek bangunan tinggi, pada umumnya sudah dilengkapi dengan sistem K3. Sayangnya penerapan sistem K3 ini diduga masih belum efektif. Salah satu indikatornya dapat dilihat pada angka kecelakaan kerja Indonesia yang saat ini masih tinggi. Berdasarkan data ILO, keselamatan kerja di Indonesia pada tahun 2007 menduduki peringkat 52 dari 53 negara di dunia yang didata ILO, termasuk didalamnya negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran umum mengenai penerapan sistem K3 pada proyek konstruksi di proyek R.S.Limijati.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah survey ke lapangan pada proyek konstruksi bangunan tinggi yang sedang berlangsung, menyebarkan kuesioner, dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan metode statistik deskriptif. Kemudian dilakukan analisis perbandingan antara sistem K3 pada proyek konstruksi yang sedang berlangsung dengan penerapannya di lapangan.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa saat ini penerapan sistem K3 di proyek R.S Limijati dinilai belum berjalan dengan baik dilihat dari banyaknya jumlah kecelakaan pada tenaga kerja walaupun tidak dilaporkan dan jumlah pelanggaran atas peraturan K3. Penerapan K3 ini dipengaruhi oleh usia, latar belakang pendidikan pekerja,pengetahuan tenaga kerja akan K3 dan kesadaran tenaga kerja akan pentingnya penerapan K3 di lokasi proyek serta keinginan mereka untuk mengikuti segala peraturan K3 yang berlaku.


(2)

ABSTRACT

“EVALUATION OF SAFETY AND HEALTH SYSTEM AT CONSTRUCTION

PROJECT LIMIJATI HOSPITAL BUILDING” Fadly Utama (0321054), Major of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering, Maranatha Christian University, 2010.

Construction is an industrial sector with high risk of work accident. Responding to this situation, construction project in Indonesia is now generally equipped by occupational safety and health system. Unfortunately, this system is thought not be applied effectively, as indicated by man rate of work accident. According ILO, Indonesia’s occupational safety rate in 2007 ranked at 52nd position out of 53 country in the world that were surveyed by ILO, including Singapore and Malaysia.

The objective of this research is to obtain general view of occupational safety and health system application at construction project of Limijati Hospital Building, Data in this research was obtained from survey to construction project location, by means of questionnaire distribution, and interview. These data were then processed by using statistic descriptive method. Then the data were analyzed by comparing the occupational safety and health system at the construction project with its application on the field.

This research shows that the implementation of occupational safety and health system have not working well, indicated by accidents that happens even though didn’t reported by the workers and the amount of worker that not obey the rule of occupational safety and health system. The application is affected worker’s age, worker’s educational background, knowledge, their awareness on implementation of safety and health system at the project, and their will to obey all the rule.

Key word: Occupational safety and health system, high building, contractor, construction project, , Limijati


(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Surat Keterangan Tugas Akhir ii

Surat Keterangan Selesai Tugas Akhir iii

Lembar Pengesahan iv

Lembar Pernyataan Orisinalitas v

Lembar Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian vi

Kata Pengantar vii

Abstrak ix

Daftar Isi xi

Daftar Gambar xiii

Daftar Tabel xiv

Daftar Lampiran xv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan Penelitian 2

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan 3

1.4. Metode Penelitian 3

1.5. Sistematika Pembahasan 5

BAB II TINJAUAN LITERATUR 6

2.1. Kecelakaan Kerja 6

2.1.1. Definisi Umum 6 2.1.2. Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja 9

2.1.3. Dampak Kecelakaan Kerja 10

2.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 13

2.2.1. Keselamatan Kerja 14

2.2.2. Kesehatan Kerja 15

2.3. Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja 17


(4)

2.4.1. Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja 20

2.4.2. Aspek Jaminan Sosial Tenaga Kerja 21

2.4.3. Aspek Pengawasan Peraturan K3 21

2.5 Peraturan Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia 22

2.5.1. Peraturan Umum 22

2.5.2. Peraturan Khusus 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA 27

3.1. Metodologi Penelitian 27

3.1.1. Metoda Pengumpulan Data 29

3.1.2. Daftar Responden Kuesioner 31

3.1.3. Rekapitulasi dan Pengolahan Data 32

3.2. Gambaran Umum SMK3 PT.Tatamulia Nusantara 32

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 35

4.1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Proyek R.S.Limijati 35

4.1.1. Data Literatur 35

4.1.2. Data Wawancara 36

4.1.3. Data Kuesioner 46

4.2. Resume Hasil Penelitian 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 57

5.1 Kesimpulan 58

5.2 Saran 59

Daftar Pustaka 61


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema Teori Domino Heinrich...8

Gambar 3.1. Flowchart Pembuatan Tugas Akhir...28

Gambar 3.2. Kebijakan Mutu dan K3 PT. Tatamulia Nusantara...33

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Safety Team...37

Gambar 4.2. Struktur Organisasi Tim Tanggap Darurat...38

Gambar 4.3. Flowchart Tanggap Darurat...39

Gambar4.4. Penggunaan Berbagai Perangkat Pengaman bagi Tenaga Kerja...43

Gambar4.5. Penggunaan Berbagai Sign Board Pada Proyek...43

Gambar4.6. Penyimpanan Bahan Produksi Yang Tidak Aman...44

Gambar4.7. Distribusi Umur Responden...47

Gambar4.8. Distribusi Pendidikan Responden...48

Gambar4.9. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden...49

Gambar4.10. Distribusi Sikap Aman Responden...50

Gambar4.11. Nilai Pengetahuan dan Sikap Responden Pelatihan K3...52

Gambar4.12. Distribusi Jumlah Kecelakaan...53

Gambar4.13. Distribusi Kecelakaan Akibat Tidak Pakai APD...54


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Daftar Kelompok dan Jumlah Responden...32

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Aman...49

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Aman...49


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran L1 Daftar Kuesioner...63

Lampiran L2 Rekapitulasi Hasil Wawancara...66

Lampiran L3 Rekapitulasi Hasil kuesioner...69

Lampiran L4 Keputusan Project Manager Mengenai K3...72

Lampiran L5 Laporan Bulanan K3...80


(8)

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

KUESIONER

EVALUASI PENERAPAN SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Data Umum 1. Nama:... 2. Umur:... 3. Pendidikan:... a. SD b. SLTP c. SLTA d. Akademi e. Sarjana Petunjuk Pengisian:

1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesedian saudara untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada

2. Berilah tanda√ pada pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan sebenarnya

A. PENGETAHUAN

1. Safety adalah sistem yang bertujuan menciptakan keselamatan di tempat kerja sebagai pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2. Kebijakan Safety adalah pernyataan perusahaan untuk melaksanakan keselamatan di perusahaan

3. Yang menyususn kebijakan safety adalah tenaga kerja

4. Tujuan perusahaan di bidang safety adalah tidak adanya kecelakaan di perusahaan

5. Program yang disusun oleh departemen safety bertujuan mencegah kecelakaan kerja

6. Alat pelindung diri bukan merupakan program departemen safety

B S

B S B S

B S B S B S


(9)

7. Program departemen safety ditujukan kepada seluruh kepada seluruh tenaga kerja

8. Mesin dan proses kerja yang ada di lingkungan kerja tidak dapat mengakibatkan kecelakaan dan penyakit

9. Prosedur, peraturan dan pedoman kerja disusun adalah agar anda dapat bekerja dengan aman dan sehat

10.Perbuatan tidak aman saat bekerja tidak dapat mengakibatkan kecelakaan kerja

11.Tidak mengikuti prosedur kerja dapat mengakibatkan kecelakaan kerja

12.Menggunakan alat pelindung diri bukanlah untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja

13.Perusahaan menyediakan alat pelindung diri sebagai pencegahan kecelakan bagi tenaga kerja

14.Prosedur kerja disusun oleh tenaga kerja sendiri

15.Memakai alat pelindung diri dengan benar akan mencegah tenaga kerja mengalami kecelakaan

16.Prosedur kerja sulit untuk dikerjakan karena tenaga kerja tidak mengerti cara mengerjakannya

17.Manfaat bekerja sesuai prosedur kerja adalah menguntungkan perusahaan saja

18.Menggunakan helmet dan sepatu safety adalah tindakan aman 19.Supervisor adalah pengawas K3

20.Supervisor wajib menggunakan alat pelindung diri B. SIKAP

1. Pelaksanaan atau penerapan SMK3 atau safety perlu dilaksanakan di perusahaan ini a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d.Sangat tidak setuju 2. Bagi saya kebijakan safety tidak penting sebagai pencegahan

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d.Sangat tidak setuju 3. Alat pelindung diri disediakan sebagai pencegahan kecelakaan di tempat kerja

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d.Sangat tidak setuju 4. Alat pelindung diri tidak penting bagi tenaga kerja

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d.Sangat tidak setuju 5. Memenuhi prosedur kerja merupakan kewajiban setiap tenaga kerja

B S

B S

B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S B S


(10)

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d.Sangat tidak setuju 6. Saya menggunakan alat pelindung diri karena diawasi oleh supervisor

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d.Sangat tidak setuju 7. Bagi saya bekerja sesuai dengan prosedur tidak penting

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d.Sangat tidak setuju 8. Bagi saya bekerja sambil berbicara dan merokok adalah tidak baik

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d.Sangat tidak setuju C. TINDAKAN

1. Apakah anda pernah mengikuti pelatihan K3?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah anda pernah mengalami kecelakaan kerja karena tidak memakai alat pelindung diri?

a. Ya b. Tidak

jika pernah, kapan:... dimana:... berapa kali:...

3. Apakah anda selalu memakai Alat Pelindung Diri dalam bekerja?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah anda selalu bekerja mematuhi prosedur kerja?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah anda memakai alat pelindung diri apabila diawasi?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah anda pernah mengalami kecelakaan karena tidak berhati-hati dalam bekerja?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah anda selalu memakai alat pelindung diri di workshop?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah anda mengetahui adanya sanksi bagi pekerja yang tidak mematuhi peraturan K3?

a. Ya b. Tidak

9. Apakah anda pernah dikenai sanksi akibat tidak mematuhi peraturan K3?

a. Ya b. Tidak

jika pernah, berapa kali:...


(11)

LAMPIRAN 2

REKAPITULASI HASIL WAWANCARA

1. Mengacu kepada peraturan apakah SMK3 yang dimiliki oleh perusahaan? Perusahaan PT.Tatamulia Nusantara Indah melaksanakan sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai OHSAS 18001:1999.

2. Apakah biaya untuk penerapan K3 pada proyek masuk pada anggaran biaya proyek?

Biaya penerapan K3 pada tiap-tiap proyek PT. Tata selalu dimasukan ke dalam RAB. Hal ini termasuk biaya pendaftaran tenaga kerja ke dalam program JAMSOSTEK. Jika pada RAB awal tidak tercantum biaya K3, maka pihak PT.Tata akan berbicara dengan owner agar biaya K3 tetap di ikut sertakan ke dalam RAB.

3. Apakah terdapat tujuan serta komitmen perusahaan dalam penerapan SMK3 yang jelas secara tertulis di proyek?

PT. Tata memiliki komitmen untuk menghasilkan produk bangunan gedung dan industri dengan biaya kompetitif, zero fatal accident, tepat waktu, sesuai dengan persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku.

PT. Tata pun memiliki 3 tujuan utama dalam penerapan SMK3 pada proyek, yaitu: a. Menjamin keselamatan pekerja dan orang lain di tempat kerja

b. Menjamin semua sumber produksi dipakai secara aman dan efisien c. Menjamin proses produksi berjalan lancar

4. Apakah setiap awal proyek dialakukan initial review untuk mengetahui resiko yang kemungkinan terjadi untuk digunakan sebagai acuan pembentukan peraturan dan kebijakan K3 pada proyek nantinya?

PT. Tata menetapkan 4 faktor utama dalam penyebab kecelakaan, yaitu: a. Faktor manusia

b. Faktor konstruksi c. Faktor alat kerja d. Faktor lingkungan

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan akibat ke empat faktor tersebut maka dibentuk lah safety team yang bertugas untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan semua standar-standar prosedur pada proyek. Tiap-tiap anggotanya memiliki pengetahuan akan K3 yang didapat melalui berbagai pelatihan di luar pelatihan K3 yang diadakan


(12)

perusahaan. Untuk penanganan keadaan darurat yang terjadi di proyek maka dibentuk pula tim tanggap darurat yang merupakan bagian dari safety team. Tim ini tidak hanya diharuskan memiliki pengetahuan akan K3 yang baik, namun juga diharuskan memiliki kemampuan untuk mengatasi tiap-tiap keadaan darurat yang akan terjadi. Penentuan titik-titik yang dianggap berbahaya di area proyek pun dilakukan beserta proses pencegahan maupun penanggulangannya. Titik-titik ini kemudian dicantumkan pada site K3 yang tertera di sekitar area proyek. Dalam penentuan titik ini pun ditentukan pula jalur evakuasi dan titik bertemu jika terjadi keadaan darurat.

Peraturan-peraturan pun dibuat dengan tujuan terciptanya kondisi kerja yang aman dan sehat. Sanksi dan denda pun diberlakukan dengan tujuan efek jera dapat dicapai bagi pelanggar peraturan. Semua penjelasan mengenai K3, peraturan beserta denda terdapat pada Keputusan Project Manager Tentang K3

Pada penggunaan alat berat seperti Tower Crane setiap alat selalu dites dan didaftarkan kepada Depnaker, operator yang mengoperasikannya pun diwajibkan memiliki Surat Ijin Operasi (SIO). Sedangkan alat yang bersifat hand tool dilakukan pemeriksaan kondisi oleh bagian mekanik sebelum diserahkan kepada tenaga kerja. 5. Apakah kebijakan-kebijakan yang diterapkan perusahaan mencakup kepada

kebijakan kesehatan?

PT Tata memiliki kebijakan jika terjadi sakit akibat kerja maka itu merupakan tanggung jawab perusahaan. Sebagai contoh jika terdapat pekerjaan di area terbuka saat cuaca buruk maka pekerja diproteksi semisal diberikan jas hujan. Dan jika setelahnya pekerja mengalami sakit maka segala proses hingga penyembuhan merupakan tanggung jawab perusahaan.

Dalam hal jam kerja PT. Tata memilki jam kerja selama 8 jam, namun pada pelaksanaannya pekerja bekerja melewati jam kerja dengan alasan finansial. Untuk mencegah terjadinya keletihan maka perusahaan memberikan kebijakan bagi tenaga kerja yang bekerja melewati jam kerja untuk datang terlambat keesokan harinya, bahkan jika tenaga kerja bekerja hingga jauh melewati jam kerja maka diizinkan untuk tidak masuk keesokan harinya agar memilki waktu untuk memulihkan diri. 6. Apakah diadakan pelatihan bagi personel yang terlibat dalam proyek tersebut?


(13)

Pelatihan mengenai K3 selalu dilakukan pada awal proyek atau masa induksitenaga kerja. Tiap-tiap tenaga kerja diberi pelatihan awal mengenai pengetahuan K3, prosedur kerja yang aman, serta penyetujuan mereka untuk mengikuti seluruh bentuk peraturan yang berlaku. Sedangkan pada sub contractor yang ikut terlibat dalam proyek penjelasan dilakukan saat kick off meeting yang diikuti oleh project manager, site manager, safety supervisor, non sub contarctor dan sub contractor.

7. Siapa saja yang terlibat pada pembentukan peraturan dan kebijakan pada tingkatan proyek?

Peraturan dan kebijakan telah ditentukan sebelumnya oleh project manager, namun selama proyek berlangsung masukan dari tenaga kerja di ikutsertakan sebagai bahan evaluasi agar dapat terbentuknya peraturan dan kebijakan baru yang akan membuat situasi dan kondisi kerja yang aman dan nyaman bagi semua yang terlibat.

8. Apakah dilakukan pengawasan secara berkala saat proyek berlangsung? Apakah terdapat dokumentasi atas hasil pengawasan tersebut?

Pengawasan berkala merupakan salah satu dari program safety team yang dilakukan. Program safety team yang berlaku antara lain:

a. Safety morning b. Inspeksi K3 c. Safety patrol d. Rapat K3

Semua kegiatan ini bertujuan untuk mengawasi dan mengevaluasi penerapan K3 pada proyek dan jika terdapat pelanggaran akan dimasukan dalam laporan ketidak sesuaian. Semua kegiatan ini di dokumentasikan dan di lampirkan dalam laporan bulanan. 9. Saat proyek selesai apakah dilakukan evaluasi dan tinjauan ulang atas

penerapan SMK3 di proyek?

Pada tahap proyek evaluasi dan tinjauan dilakukan setiap saat tidak hanya akhir saja melalui kegiatan safety team sebagaimana dijelaskan sebelumnya.

10.Apakah SMK3 perusahaan pernah diaudit oleh badan manapun? Apakah terdapat sertifikat yang menunjukan hasil audit tersebut?

PT. Tata telah diaudit oleh badan audit WQA. Setelah audit dilakukan peninjauan ulang ke lokasi proyek terus dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk memastikan segala macam bentuk penerapan K3 tetap sesuai dengan laporan awal.


(14)

LAMPIRAN 3

REKAPITULASI HASIL KUESIONER

A. PENGETAHUAN

No Pertanyaan

Safety Team Tenaga Kerja B S B S Jumlah (orang) Jumlah (orang) Jumlah (orang) Jumlah (orang) 1

Safety adalah sistem yang bertujuan menciptakan keselamatan di tempat kerja sebagai pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

10 0 17 2

2

Kebijakan Safety adalah pernyataan perusahaan untuk melaksanakan keselamatan di perusahaan

8 2 17 2 3 Yang menyusun kebijakan safety

adalah tenaga kerja 3 7 16 3

4

Tujuan perusahaan di bidang safety adalah tidak adanya kecelakaan di perusahaan

9 1 16 3

5

Program yang disusun oleh departemen safety bertujuan mencegah kecelakaan kerja

10 0 17 2 6 Alat pelindung diri bukan merupakan

program departemen safety 0 10 9 10

7

Program departemen safety ditujukan kepada seluruh kepada seluruh tenaga kerja

10 0 16 3

8

Mesin dan proses kerja yang ada di lingkungan kerja tidak dapat mengakibatkan kecelakaan dan penyakit

0 10 12 7

9

Prosedur, peraturan dan pedoman kerja disusun adalah agar anda dapat bekerja dengan aman dan sehat

10 0 16 3

10

Perbuatan tidak aman saat bekerja tidak dapat mengakibatkan kecelakaan kerja

1 9 10 9 11 Tidak mengikuti prosedur kerja dapat

mengakibatkan kecelakaan kerja 9 1 14 5

12

Menggunakan alat pelindung diri bukanlah untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja

0 10 12 7

13

Perusahaan menyediakan alat pelindung diri sebagai pencegahan kecelakan bagi tenaga kerja

10 0 15 4 14 Prosedur kerja disusun oleh tenaga

kerja sendiri 1 9 14 5


(15)

benar akan mencegah tenaga kerja mengalami kecelakaan

16

Prosedur kerja sulit untuk dikerjakan karena tenaga kerja tidak mengerti cara mengerjakannya

4 6 14 5 17 Manfaat bekerja sesuai prosedur kerja

adalah menguntungkan perusahaan saja 1 9 6 13

18 Menggunakan helmet dan sepatu safety

adalah tindakan aman 10 0 17 2

19 Supervisor adalah pengawas K3 8 2 12 7

20 Supervisor wajib menggunakan alat

pelindung diri 10 0 15 4

B. SIKAP

SAFETY TEAM

No Pertanyaan

S. Setuju Setuju Tidak Setuju S. Tidak Setuju Jumlah (orang) Jumlah (orang) Jumlah (orang) Jumlah (orang) 1

Pelaksanaan atau penerapan SMK3 atau safety perlu dilaksanakan di perusahaan ini

6 1 3 0

2 Bagi saya kebijakan safety tidak

penting sebagai pencegahan 0 0 5 5

3

Alat Pelindung Diri disediakan sebagai pencegahan kecelakaan di tempat kerja

8 2 0 0

4 Alat pelindung Diri tidak penting

bagi tenaga kerja 0 0 7 3

5

Memenuhi prosedur kerja merupakan kewajiban setiap tenaga kerja

9 1 0 0

6

Saya menggunakan alat

pelindung diri karena diawasi oleh supervisor

0 0 8 2

7 Bagi saya bekerja sesuai dengan

prosedur tidak penting 0 0 6 4

8

Bagi saya bekerja sambil berbicara dan merokok adalah tidak baik


(16)

TENAGA KERJA

No Pertanyaan

S. Setuju Setuju Tidak Setuju S. Tidak Setuju Jumlah (orang) Jumlah (orang) Jumlah (orang) Jumlah (orang) 1

Pelaksanaan atau penerapan SMK3 atau safety perlu dilaksanakan di perusahaan ini

13 4 1 1

2 Bagi saya kebijakan safety tidak

penting sebagai pencegahan 1 4 5 9

3

Alat Pelindung Diri disediakan sebagai pencegahan kecelakaan di tempat kerja

13 5 0 1

4 Alat pelindung Diri tidak penting

bagi tenaga kerja 3 2 6 8

5

Memenuhi prosedur kerja merupakan kewajiban setiap tenaga kerja

12 5 0 2

6

Saya menggunakan alat

pelindung diri karena diawasi oleh supervisor

9 5 4 1

7 Bagi saya bekerja sesuai dengan

prosedur tidak penting 3 2 6 8

8

Bagi saya bekerja sambil berbicara dan merokok adalah tidak baik

4 6 4 5

C. TINDAKAN

No Pertanyaan

YA TIDAK Jumlah

(orang)

Jumlah (orang)

1 Apakah anda pernah mengikuti pelatihan K3? 12 7

2 Apakah anda pernah mengalami kecelakaan kerja

karena tidak memakai alat pelindung diri? 6 13

3 Apakah anda selalu memakai Alat Pelindung Diri

dalam bekerja? 18 1

4 Apakah anda selalu bekerja mematuhi prosedur kerja? 19 0 5 Apakah anda memakai alat pelindung diri apabila

diawasi? 11 8

6 Apakah anda pernah mengalami kecelakaan karena

tidak berhati-hati dalam bekerja? 8 11

7 Apakah anda selalu memakai alat pelindung diri di

workshop? 11 8

8 Apakah anda mengetahui adanya sanksi bagi pekerja

yang tidak mematuhi peraturan K3? 18 1

9 Apakah anda pernah dikenai sanksi akibat tidak


(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

LAMPIRAN 5


(26)

SAFETY MORNING TGL 6 JULI 2010 ( Proyek R.S. Limijati – Bdg ) Tema Pengarahan K3 : Maksud dan tujuan K3

Safety Morning Dipimpin Oleh : Safety Supervisor Diikuti Oleh : Staff dan harian Tatamulia

Staff dan pekerja PT. Hen jaya Pekerja Putra Saluyu


(27)

SAFETY PATROL / CONTROL BULAN JULI 2010 ( Proyek R.S. Limijati – Bdg )

Monitoring aktivitas pekerja, yang harus selalu mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kesehariannya, guna terciptanya kondisi kerja yang AMAN dan tidak berbahaya


(28)

(29)

(30)

(31)

(32)

(33)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri konstruksi merupakan sektor industri dengan tingkat risiko yang tinggi dibandingkan dengan industri manufaktur. Tingginya tingkat risiko, dipengaruhi oleh banyak hal, salah satu di antaranya adalah keterkaitan implementasi dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Kegagalan penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam proyek konstruksi berpotensi menimbulkan penundaan penyelesaian proyek dan rusaknya citra perusahaan penyedia jasa. Penundaan penyelesaian proyek dapat diakibatkan oleh adanya korban cacat/meninggal, menurunnya produktifitas kerja, dan membengkaknya anggaran.

Berbagai studi menunjukan bahwa tingkat kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi. Walaupun data pengawasan norma ketenagakerjaan Depnakertrans tahun 2007 menunjukkan adanya peningkatan dalam penerapan sistem K3 dilihat dari menurunnya angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada tahun 2007 sebanyak 65.474 kasus dari data tahun 2006 dengan angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja 95.625 kasus, tetapi berdasarkan data ILO, tingkat keselamatan kerja di Indonesia pada tahun 2007 menduduki peringkat ke-52 dari 53 negara di dunia yang didata ILO, termasuk didalamnya negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia (IndoFamily.Net, 2008). Data kecelakaan lainnya menginformasikan bahwa kecelakaan kerja di Indonesia banyak dialami oleh kegiatan konstruksi, yakni sebesar 31,9% dari total kecelakaan yang terjadi (Proyeksi, Juni 2006). Sebagai tambahan, King dan Hudson (1985) menyatakan bahwa akibat penegakan hukum yang sangat lemah, terdapat tiga kali lipat tingkat kematian pada proyek konstruksi di negara-negara berkembang dibandingkan dengan di negara-negara maju. Besarnya tingkat kecelakaan kerja tersebut menggambarkan bahwa aspek keselamatan kerja pada tahap konstruksi masih kurang diperhatikan pada pelaksanaannya. Salah satu contohnya adalah masih


(34)

adanya proyek yang tidak memasukkan anggaran keselamatan kerja pada rencana anggaran biaya. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa aspek keselamatan kerja masih dipandang sebagai hal yang minor untuk diterapkan secara lebih serius oleh para pelaku jasa konstruksi.

Pemerintah sebenarnya telah lama memperhatikan pentingnya masalah perlindungan tenaga kerja di Indonesia. Hal ini tercermin antara lain dari dikeluarkannya berbagai kebijakan peraturan perundangan yang mengatur tentang ketenagakerjaan. Salah satu kebijakan pemerintah tersebut adalah Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja No. Kep 174/MEN/1986-104/KPTS/1986: tentang Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi, yang saat ini dianggap sebagai standar program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk konstruksi di Indonesia. Sebagai tindak lanjut Surat Keputusan tersebut di Indonesia saat ini proyek-proyek konstruksi, termasuk proyek-proyek bangunan tinggi, pada umumnya sudah dilengkapi dengan sistem K3. Peraturan ini lalu di perbaharui dengan dikeluarkannya Permenaker No. 05/Men/1996 yang menjelaskan pedoman penerapan sistem manajemen K3.

Studi terdahulu (Giandanu dan Nicholas Rendy, 2006) mengenai penerapan program K3 di Indonesia menunjukkan bahwa lebih dari 75% penyedia jasa konstruksi sudah mengetahui peraturan perundangan K3 di Indonesia serta sanksi terhadap pelanggarannya. Hanya saja aspek kesehatan pada program K3 yang diamati pada umumnya belum menjadi prioritas utama dalam pelaksanaannya. Hal ini dikerenakan kurangnya kepedulian dari pemerintah Indonesia sendiri sebagaimana terlihat dalam segala bentuk peraturan tentang K3 yang dikeluarkan hampir tidak terdapat aturan-aturan mengenai kesehatan kerja yang dikeluarkan Depkes yang dapat dijadikan sebagai dasar landasan hukum.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penerapan sistem K3 yang diberlakukan oleh perusahaan pada proyek R.S. Limijati terhadap pelaksanaannya di lapangan.


(35)

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian ini dibatasi atas beberapa hal sebagai berikut:

a. Penelitian akan dilakukan pada proyek pembangunan bangunan Rumah Sakit Limijati yang memiliki jumlah lantai 7 lantai karena studi yang ada menunjukkan bahwa risiko kecelakaan pada bangunan tinggi lebih besar dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur lainnya.

b. Sektor konstruksi yang akan diamati adalah pada sektor kontraktor, karena kontraktor merupakan pihak yang berhadapan secara langsung dengan kondisi-kondisi lapangan sehingga menjadikan kontraktor beserta pekerja-pekerjanya merupakan pihak yang paling rentan terhadap risiko kecelakaan. c. Fokus penelitian diarahkan terhadap perbandingan sistem K3 yang

diberlakukan oleh perusahaan terhadap pelaksanaannya di lapangan.

d. Penelitian hanya akan difokuskan terhadap keselamatan kerja saja, hal ini dikarenakan pelaku konstruksi lebih mengutamakan permasalahan-permasalahan keselamatan daripada permasalahan-permasalahan-permasalahan-permasalahan kesehatan.

1.4. Metode Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan melakukan kaji banding antara sistem K3 pada skala proyek dan aplikasi sistem tersebut di lapangan. Penilaian penerapan sistem K3 di lapangan akan dilakukan melalui penghimpunan pendapat subjektif, yaitu melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, untuk kemudian hasil/jawaban dari kuesioner dan wawancara tersebut akan disajikan dalam berbagai tabel dan grafik dengan menggunakan metode statistik deskriptif. Penggunaan metode wawancara ini juga ditujukan untuk mendapatkan keterangan yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan program K3. Berikut merupakan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini:


(36)

Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari praktek proyek konstruksi di R.S. Limijati Dari kondisi yang didapat kemudian ditetapkan tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan karya tulis ini.

2. Studi Literatur

Studi literatur bertujuan untuk mencari informasi tertulis segala sesuatu yang berhubungan mengenai sistem keselamatan dan kesehatan kerja sehingga penulis mendapatkan gambaran mengenai keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Studi Lapangan

Studi lapangan terbagi dua, yaitu :

a. Wawancara, bertujuan untuk mengetahui sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan pada proyek R.S. Limijati. b. Kuesioner, bertujuan untuk mengetahui lebih dalam penerapan

sistem K3 yang dilaksanakan pada proyek R.S.Limijati.. 4. Metode Analisis dan Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode statistik deskriptif. Metode statistik ini memberikan penyajian dan analisa data secara deskriptif yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca agar dapat menerima gambaran yang teratur mengenai suatu peristiwa. Selanjutnya menganalisa dengan membandingkan hasil dari studi lapangan antara sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terdapat pada proyek yang ditinjau dan pelaksanaannya di lapangan dengan hasil studi literatur yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga diperoleh kesimpulan yang akan memberikan gambaran mengenai penerapan sistem K3 pada proyek konstruksi.


(37)

1.5. Sistematika Pembahasan

Sistematika penelitian adalah sebagai berikut:

BAB I, berisi Pendahuluan, Tujuan Penelitian, Ruang lingkup penelitian, dan Sistematika Pembahasan.

BAB II, berisi tinjauan literatur terkait yang berhubungan dengan penelitian/ penulisan Tugas Akhir.

BAB III, berisi mengenai metoda pengumpulan data dan penyajian data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dan wawancara di lapangan. Data yang diperoleh ini kemudian akan digunakan untuk analisis dan pembahasan.

BAB IV, berisi studi kasus dan pembahasan penelitian/penulisan Tugas Akhir. BAB V, berisi kesimpulan dan saran hasil dari penelitian/penulisan Tugas Akhir


(38)

Universitas Kristen Maranatha 57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis. Perbandingan antara data literatur dengan data lapangan pada bab sebelumnya, didapat beberapa kesimpulan mengenai penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proyek R.S.Limijati ditinjau dari peraturan pemerintah, peraturan K3 perusahaan dan pelaksanaannya di lapangan.

1. Pihak kontraktor sudah memiliki sistem K3 secara tertulis dan mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja.

2. Pada proses penerapannya sistem K3 dinilai sudah memenuhi semua ketentuan-ketentuan dari Permenaker 05/Men/1996 yang mencakup kebijakan, perencanaan, penerapan kebijakan, pemantauan, pengevaluasian, dan peningkatan sistem K3 sehingga sistem K3 perusahaan dinilai baik.

3. Pada penerapannya di lapangan, penerapan sistem K3 ini dinilai belum berjalan dengan baik terlihat masih terdapatnya penataan bahan produksi yamg kurang baik, pengetahuan akan K3 yang dinilai kurang dari pihak tenaga kerja sebagaimana terlihat masih ada yang memiliki nilai pengetahuan buruk (16%), banyaknya kecelakaan yang masih terjadi baik akibat ketidak hati-hatian maupun tidak memakai APD (sebanyak 53%), dan banyaknya jumlah pelanggaran peraturan K3 yang terjadi (32%) meskipun mayoritas (95%) mengatahui adanya sanksi pelanggar peraturan.

4. Penerapan K3 pada tahap proyek dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kesadaran perusahaan untuk menerapkan K3, sosialisa mengenai K3 kepada seluruh pihak yang terkait, usia responden yang


(39)

Universitas Kristen Maranatha 58 masih masuk rentang usia kerja terutama usia tenaga kerja yang masih berkisar 18-25 tahun yang merupakan kondisi fisik terbaik untuk pekerjaan berat, latar belakang pendidikan pekerja yang mayoritas SLTP (53%) dianggap kurang mendukung akan pengetahuan akan K3 sehingga diperlukan pelatihan, kesadaran tenaga kerja akan pentingnya penerapan K3 di lokasi proyek terlihat sebanyak 58% responden memakai APD hanya bila diawasi serta kurangnya keinginan mereka untuk mengikuti segala peraturan K3 yang berlaku terlihat semua reponden yang pernah dikenai sanksi pelanggaran K3 ternyata mengetahui dengan jelas adanya sanksi bagi pelangar peraturan.

Walaupun demikian, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak kelemahan dikarenakan keterbatasan kemampuan dan kendala yang dihadapi selama pembuatan laporan Tugas Akhir ini seperti terbatasnya responden sehingga ke depannya diperlukan penelitian lebih lanjut dan rinci mengenai sistem K3 dan penerapannya di lapangan untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan K3 yang lebih baik.

5.2. Saran

Pada akhir penulisan ini, ada beberapa hal yang disarankan penulis bagi kemajuan dalam hal keselamatan dan Kesehatan Kerja di lokasi proyek, yaitu:

1. Dilakukan pelatihan mengenai K3 yang lebih baik dan rutin untuk menambah pengetahuan tenaga kerja akan K3. Serta secara rutin mengingatkan dan menambah kesadaran pekerja akan pentingnya penggunaan APD saat bekerja dimana diharapkan dapat menekan jumlah kecelakaan yang terjadi.

2. Penggunaan denda dan sanksi dengan lebih berat agar tenaga kerja lebih menghormati peraturan yang berlaku dan tenaga kerja yang melanggar benar-benar merasa jera sehingga akan menurunkan jumlah pelanggaran yang terjadi.

3. Perlunya penyadaran kembali akan pentingnya pelaporan setiap kecelakaan yang terjadi walaupun hanya kecelakaan ringan, karena


(40)

Universitas Kristen Maranatha 59 walaupun hanya kecelakaan ringan maka hal tersebut akan berakibat fatal jika tidak ditanggulangi secepatnya sehingga proyek akan berjalan lancar dan tanpa gangguan.


(41)

Universitas Kristen Maranatha 61

DAFTAR PUSTAKA

Dajan, Anto., 2000. Pengantar Metode Statistik. Jilid I, pustaka LP3ES, Indonesia.

Ervianto, Wulfram I.,2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi publisher, Indonesia.

Goetsch, David L, 1993. Construction Safety and Health. Englewood Cliffs, Prentice Hall, New Jersey

Goetsch, David L., 2005. Occupational Safety and Health for Technologist, Enggineers, and Managers. Fifth Edition, Pearson Prentice Hall.

Heinrich, H. W., Petersen, Dan, Roos, N., 1980. Industrial Accident Prevention 5th Ed. McGraw-Hill, New York

Kepres RI No.22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul Karena Hubungan Kerja.

King, R.W., Hudson, R., 1985. Construction Hazard and Safety Handbook: safety Butterworths, England.

Kusumawardani, Dewi., 1999. Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI., Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Indonesia.

Levitt, Raymond E., 1975. The effect of middle Management on Safety in Construction. Technical Reportno. 196, Departement of Civil Enggineering Stanford University, California.

Peraturan Menakertrans No. Per 01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-05/MEN/1993 tentang Penunjukan PT. ASTEK sebagai Sebuah Badan Penyelenggaraan Jamsostek Secara Nasional. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Kep/5/Men/1996 tentangSistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.


(42)

Universitas Kristen Maranatha 62 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-196/Men/1999 tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek.

Peraturan pemerintah no. 14/1993 tentang Penyelenggaraan Jamsostek. Peraturan Pemerintah No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. SKB Menteri PU dan Menaker No. Kep 174/Men/1986-104/kpts/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.

Suardi, Rudi., 2005. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. Lembaga Manajemen dan Penerbit PPM, Indonesia.

Suma’mur, 1967. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Toko Gunung Agung, Jakarta.

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 08/SE/M/2006 tentang Pengadaan Jasa Konstruksi untuk Instansi Pemerintah Tahun 2006.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945.

Undang-Undang RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Undang-Undang RI No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/manajemen dan rekayasa

konstruksi/wp-content/uploads/2007/05/makalah-reini-d-wirahadikusumah.pdf. Tantangan

Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek Konstruksi di Indonesia. http://www.indofamily.net/index,php?option=com

content&task=view&id=1706%Itemid=39 2008. Indonesia Peringkat Tertinggi Kecelakaan Kerja.

http://indonesiaprima.org/id/Peran+asuransi+dalam+bencana+alam. 2008. Peran Asuransi dalam Bencana Alam.

http://www.metroriau.com/?q=node/594. 2008. Tingkat Kecelakaan Kerja di Indonesia Tertinggi


(1)

Universitas Kristen Maranatha 5 1.5. Sistematika Pembahasan

Sistematika penelitian adalah sebagai berikut:

BAB I, berisi Pendahuluan, Tujuan Penelitian, Ruang lingkup penelitian, dan Sistematika Pembahasan.

BAB II, berisi tinjauan literatur terkait yang berhubungan dengan penelitian/ penulisan Tugas Akhir.

BAB III, berisi mengenai metoda pengumpulan data dan penyajian data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dan wawancara di lapangan. Data yang diperoleh ini kemudian akan digunakan untuk analisis dan pembahasan.

BAB IV, berisi studi kasus dan pembahasan penelitian/penulisan Tugas Akhir. BAB V, berisi kesimpulan dan saran hasil dari penelitian/penulisan Tugas Akhir


(2)

Universitas Kristen Maranatha 57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis. Perbandingan antara data literatur dengan data lapangan pada bab sebelumnya, didapat beberapa kesimpulan mengenai penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada proyek R.S.Limijati ditinjau dari peraturan pemerintah, peraturan K3 perusahaan dan pelaksanaannya di lapangan.

1. Pihak kontraktor sudah memiliki sistem K3 secara tertulis dan mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja.

2. Pada proses penerapannya sistem K3 dinilai sudah memenuhi semua ketentuan-ketentuan dari Permenaker 05/Men/1996 yang mencakup kebijakan, perencanaan, penerapan kebijakan, pemantauan, pengevaluasian, dan peningkatan sistem K3 sehingga sistem K3 perusahaan dinilai baik.

3. Pada penerapannya di lapangan, penerapan sistem K3 ini dinilai belum berjalan dengan baik terlihat masih terdapatnya penataan bahan produksi yamg kurang baik, pengetahuan akan K3 yang dinilai kurang dari pihak tenaga kerja sebagaimana terlihat masih ada yang memiliki nilai pengetahuan buruk (16%), banyaknya kecelakaan yang masih terjadi baik akibat ketidak hati-hatian maupun tidak memakai APD (sebanyak 53%), dan banyaknya jumlah pelanggaran peraturan K3 yang terjadi (32%) meskipun mayoritas (95%) mengatahui adanya sanksi pelanggar peraturan.

4. Penerapan K3 pada tahap proyek dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kesadaran perusahaan untuk menerapkan K3, sosialisa mengenai K3 kepada seluruh pihak yang terkait, usia responden yang


(3)

Universitas Kristen Maranatha 58

masih masuk rentang usia kerja terutama usia tenaga kerja yang masih berkisar 18-25 tahun yang merupakan kondisi fisik terbaik untuk pekerjaan berat, latar belakang pendidikan pekerja yang mayoritas SLTP (53%) dianggap kurang mendukung akan pengetahuan akan K3 sehingga diperlukan pelatihan, kesadaran tenaga kerja akan pentingnya penerapan K3 di lokasi proyek terlihat sebanyak 58% responden memakai APD hanya bila diawasi serta kurangnya keinginan mereka untuk mengikuti segala peraturan K3 yang berlaku terlihat semua reponden yang pernah dikenai sanksi pelanggaran K3 ternyata mengetahui dengan jelas adanya sanksi bagi pelangar peraturan.

Walaupun demikian, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak kelemahan dikarenakan keterbatasan kemampuan dan kendala yang dihadapi selama pembuatan laporan Tugas Akhir ini seperti terbatasnya responden sehingga ke depannya diperlukan penelitian lebih lanjut dan rinci mengenai sistem K3 dan penerapannya di lapangan untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan K3 yang lebih baik.

5.2. Saran

Pada akhir penulisan ini, ada beberapa hal yang disarankan penulis bagi kemajuan dalam hal keselamatan dan Kesehatan Kerja di lokasi proyek, yaitu:

1. Dilakukan pelatihan mengenai K3 yang lebih baik dan rutin untuk menambah pengetahuan tenaga kerja akan K3. Serta secara rutin mengingatkan dan menambah kesadaran pekerja akan pentingnya penggunaan APD saat bekerja dimana diharapkan dapat menekan jumlah kecelakaan yang terjadi.

2. Penggunaan denda dan sanksi dengan lebih berat agar tenaga kerja lebih menghormati peraturan yang berlaku dan tenaga kerja yang melanggar benar-benar merasa jera sehingga akan menurunkan jumlah pelanggaran yang terjadi.

3. Perlunya penyadaran kembali akan pentingnya pelaporan setiap kecelakaan yang terjadi walaupun hanya kecelakaan ringan, karena


(4)

Universitas Kristen Maranatha 59

walaupun hanya kecelakaan ringan maka hal tersebut akan berakibat fatal jika tidak ditanggulangi secepatnya sehingga proyek akan berjalan lancar dan tanpa gangguan.


(5)

Universitas Kristen Maranatha 61

DAFTAR PUSTAKA

Dajan, Anto., 2000. Pengantar Metode Statistik. Jilid I, pustaka LP3ES, Indonesia.

Ervianto, Wulfram I.,2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi publisher, Indonesia.

Goetsch, David L, 1993. Construction Safety and Health. Englewood Cliffs, Prentice Hall, New Jersey

Goetsch, David L., 2005. Occupational Safety and Health for Technologist, Enggineers, and Managers. Fifth Edition, Pearson Prentice Hall.

Heinrich, H. W., Petersen, Dan, Roos, N., 1980. Industrial Accident Prevention

5th Ed. McGraw-Hill, New York

Kepres RI No.22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul Karena Hubungan Kerja.

King, R.W., Hudson, R., 1985. Construction Hazard and Safety Handbook: safety Butterworths, England.

Kusumawardani, Dewi., 1999. Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI., Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Indonesia.

Levitt, Raymond E., 1975. The effect of middle Management on Safety in Construction. Technical Reportno. 196, Departement of Civil Enggineering Stanford University, California.

Peraturan Menakertrans No. Per 01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-05/MEN/1993 tentang Penunjukan PT. ASTEK sebagai Sebuah Badan Penyelenggaraan Jamsostek Secara Nasional.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Kep/5/Men/1996 tentangSistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.


(6)

Universitas Kristen Maranatha 62

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-196/Men/1999 tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek.

Peraturan pemerintah no. 14/1993 tentang Penyelenggaraan Jamsostek.

Peraturan Pemerintah No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

SKB Menteri PU dan Menaker No. Kep 174/Men/1986-104/kpts/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.

Suardi, Rudi., 2005. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. Lembaga Manajemen dan Penerbit PPM, Indonesia.

Suma’mur, 1967. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Toko Gunung

Agung, Jakarta.

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 08/SE/M/2006 tentang Pengadaan Jasa Konstruksi untuk Instansi Pemerintah Tahun 2006.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945.

Undang-Undang RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Undang-Undang RI No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/manajemen dan rekayasa

konstruksi/wp-content/uploads/2007/05/makalah-reini-d-wirahadikusumah.pdf. Tantangan

Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proyek Konstruksi di Indonesia.

http://www.indofamily.net/index,php?option=com

content&task=view&id=1706%Itemid=39 2008. Indonesia Peringkat Tertinggi Kecelakaan Kerja.

http://indonesiaprima.org/id/Peran+asuransi+dalam+bencana+alam. 2008. Peran Asuransi dalam Bencana Alam.

http://www.metroriau.com/?q=node/594. 2008. Tingkat Kecelakaan Kerja di Indonesia Tertinggi