EVALUASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
EVALUASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) DENGAN MENGGUNAKAN METODE
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
DI PT. SINAR RUNNERINDO
(Studi Kasus: Karyawan Produksi PT. Sinar Runnerindo)
Sandria Sarim, Johan Oscar Ong
Departemen Teknik Industri
Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung
[email protected] ; [email protected]
Abstrak
PT. Sinar Runnerindo adala perusahaan bergerak dalam bidang manufaktur sepatu kasual dengan jumlah karyawan yang cukup
banyak yaitu berjumlah 1.700 orang. Pada 5 tahun terakhir ini perusahaan terus mengalami kenaikan kecelakaan kerja dan terus
mengalami penurunan hasil produksi. Hal tersebut menyebabkan perusahaan mengalami kerugian yang besar dan penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan pun tidak terlalu menunjang. Salah satu cara yaitu adanya perbaikan terus
menerus. Model dekomposisi pengaruh kausal antarvariabel digunakan untuk melihat dan menguji pengaruh dari beberapa
variabel. Dari model tersebut didapatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara individual berpengaruh terhadap
kecelakaan kerja dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan kecelakaan kerja berpengaruh secara bersama berpengaruh
terhadap produktivitas kerja. Total Quality Management (TQM) digunakan untuk mengevaluasi dan menangani permasalahan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan diharapkan juga dapat mengetahui seberapa besar tingkat kecelakaan yang
terjadinya tiap tahunnya dan penyebab terjadinya penurunan produktivitas kerja. Sarana yang digunakan dalam memecahkan
masalah Total Quality Management (TQM) adalah Stastistical Process Control (SPC) dan prinsip Total Quality Management
(TQM) yang digunakan adalah siklus PDCA (Plan – Do – Check – Action). Dengan adanya model dekomposisi pengaruh kausal
antarvariabel dan Total Quality Management (TQM), perusahaan dapat mengurangi kecelakaan kerja dan meningkatkan
produktivitas karyawan.
Keywords: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Model Dekomposisi Pengaruh Kausal Antarvariabel, Total Quality
Management (TQM).
1. PENDAHULUAN
Perusahaan
besar
pada
umumnya
banyak
mempekerjakan karyawan dari berbagai lapisan dasar
pendidikan dan keterampilan yang berbeda. Mengingat hal
tersebut, pihak perusahaan benar-benar memberikan latihan
dan pendidikan dalam peningkatan ketrampilan kerja agar
dalam menjalankan tugasnya benar-benar mengerti cara
mengoperasikan serta menjalankan mesin, hal ini khususnya
pekerja yang mempunyai resiko kecelakaan kerja yang
cukup tinggi.
Kecelakaan kerja dapat berdampak negatif dalam sisi
finansial perusahaan ditinjau dari masalah pembiayaan
pengobatan karyawan, perbaikan mesin yang rusak,
kompensasi cacat apabila karyawan mengalami cacat tubuh,
bahkan terhentinya proses produksi. Untuk mengantisipasi
hal-hal diatas keselamatan dan kesehatan kerja karyawan
harus benar-benar diperhatikan oleh pihak perusahaan,
apabila dilaksanakan dengan baik akan membantu hubungan
antara tenaga kerja dengan kelancaran dan peningkatan hasil
produksi perusahaan.
PT. Sinar Runnerindo bergerak dalam bidang
manufaktur sepatu kasual dengan jumlah karyawan yang
cukup banyak yaitu berjumlah 1.700 orang. PT. Sinar
Runnerindo berada di Bandung dengan volume produksinya
kurang lebih 2.000 pasang per bulan. Kebijakan yang
ditetapkan perusahaan menempatkan nilai tertinggi pada
jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan.
Dalam pengoperasiannya PT. Sinar Runnerindo tidak
lepas masalah yang dihadapi seperti jumlah kecelakaan kerja
yang signifikan terjadi selama 5 tahun yaitu tahun 2004 –
2009. Dapat dilihat pada Gambar 1.1.
terhadap orang lain yang berada di tempat kerja agar selamat
dan sehat (Suma’mur, 1997).
Gambar 1.1 Tingkat Kecelakaan Kerja
Sumber: Bagian Personalia PT. Sinar Runnerindo
Adapun kerugian yang dialami perusahaan dari
produksi sepatu yang cacat dari bulan Juli-September 2009
dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Jumlah kerugian Juli-September 2009
Bulan
Juli
Agustus
September
Jumlah cacat
875 pasang @ Rp
11.000
1000 pasang @ Rp
11.000
1050 pasang @ Rp
11.000
Untuk mengetahui pengaruh antara tingkat K3
dengan tingkat kecelakaan kerja dan pengaruh antara tingkat
K3 dan tingkat kecelakaan kerja dengan produktivitas kerja
digunakan model dekomposisi pengaruh kausal antarvariabel
(Riduwan, 2008). Model dekomposisi ini adalah model yang
menekankan pada pengaruh yang bersifat kausalitas
antarvariabel, baik pengaruh
langsung maupun tidak
langsung dalam kerangka path analysis, sedangkan
hubungan yang sifatnya nonkausalitas atau hubungan
korelasional yang terjadi antarvariabel eksogen tidak
termasuk dalam perhitungan ini.
Kerangka hubungan kausal empiris antar jalur dapat
dibuat melalui persamaan struktur sebagai berikut:
Total
Rp9.625.000
Rp11.000.000
Rp11.550.000
Gambar 2.1 Dekomposisi Pengaruh Kausalitas
Antarvariabel
Untuk memperkaitkan hubungan satu dengan yang
lainnya dengan menggunakan model dekomposisi pengaruh
kausal antarvariabel. Model dekomposisi pengaruh kausal
antarvariabel digunakan untuk melihat dan menguji
pengaruh dari beberapa variabel. Metode yang digunakan
untuk mengevaluasi dan menangani permasalahan dengan
Total Quality Management (TQM). TQM ini diharapkan
dapat mengetahui seberapa besar tingkat kecelakaan yang
terjadinya tiap tahunnya dan penyebab terjadinya penurunan
produktivitas kerja. Selain itu TQM juga, berfungsi sebagai
tolak ukur perbaikan selanjutnya (continuous improvement),
pengurangan tingkat kecelakaan kerja pada tiap tahunnya
dan peningkatan produktivitas kerja.
Tahapan yang dilakukan dalam dalam melakukan
model dekomposisi pengaruh kausal antarvariabel adalah
sebagai berikut:
1. Langkah pertama : membuat paradigma penelitian
2. Langkah kedua : merumuskan masalah penelitian
3. Langkah ketiga : membuat model hipotesis
4. Langkah keempat : membuat diagram jalur dan
persamaan struktur
5. Langkah kelima : menguji tiap hipotesis untuk setiap
tiap sub-struktur
6. Langkah keenam : membuat diagram hubungan kausal
empiris antarvariabel penelitian
2. STUDI LITERATUR
Rancangan perbaikan yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang terjadi dalam perusahaan adalah
dengan Total Quality Management (TQM). Menurut
Tjiptono dan Diana (2003), mengemukakan bahwa “Total
Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan
daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya”.
Sarana yang digunakan dalam memecahkan masalah
Total Quality Management (TQM) adalah Stastistical
Process Control (SPC). Macam-macam alat Statistical
Process Control dan cara penggunaannya menurut Tjiptono
dan Diana Tjiptono (2003), yaitu check sheet, histogram,
diagram pareto, diagram sebab-akibat (ishikawa diagram),
diagram tebar (scatter diagram), analisa stratifikasi dan
Pada dasarnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) merupakan suatu perlindungan kondisi fisik,
kesejahteraan, mental dan stabilitas emosi.
Tujuan K3 adalah mewujudkan lingkungan kerja
yang aman, sehat, sejahtera sehingga akan tercapai suasana
lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman, mencapai
tenaga kerja yang sehat fisik, sosial, dan bebas kecelakaan,
peningkatan produktivitas dan efisien perusahaan,
peningkatan kesejahteraan masyarakat tenaga kerja. Usahausaha K3 meliputi perlindungan terhadap tenaga kerja,
perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar
selalu terjamin keamanannya dan efisien, perlindungan
diagram kendali (control chart). Dalam penelitian ini hanya
menggunakan 5 alat Statistical Process Control (SPC), yaitu:
a. Check Sheet
Alat ini digunakan sebagai lembar periksa untuk
memudahkan dan menyederhanakan data.
b.
c.
d.
e.
Histogram
Histogram dikenal juga sebagai grafik distribusi
frekuensi (grafik batang) yang digunakan untuk
menganalisa mutu dari sekelompok data hasil produksi
dengan menampilkan nilai tengah sebagai standar
kualitas produk dan distribusi data.
Dengan melihat berbagai permasalahan yang dialami
oleh perusahaan dan studi literatur yang telah diuraikan
sebelumnya. Maka peneliti membuat kerangka pemikiran
dari penelitian ini dengan mengacu kepada model yang
digunakan yaitu model dekomposisi pengaruh kausal
antarvariabel yang dilihat dari beberapa variabel yang
diambil untuk mengetahui hubungan antar variabelnya
adalah sebagai berikut:
Diagram Pareto
Diagram pareto digunakan untuk memperbandingkan
berbagai kategori kejadian yang disusun menurut
ukurannya dari yang paling besar (sebelah kiri) ke yang
paling kecil (sebelah kanan). Dengan begitu akan
membantu kita untuk menentukan prioritas kategori
yang akan dibahas.
Diagram Sebab-Akibat (Ishikawa Diagram)
Alat bantu ini menggambarkan tentang suatu kondisi
yang dipengaruhi oleh bermacam-macam penyebab
yang saling berhubungan yang berakibat menjadi
penyimpangan kualitas produk.
Kerangka teori
Berdasarkan dari teori-teori yang ada pada
landasan teori maka dapat disusun kerangka teori yaitu
pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Kerangka Teori
Kerangkan konsep
Berdasarkan dari kerangka teori maka dapat
diambil kerangka konsep yaitu pada gambar 3.2.
Diagram Tebar (Scatter Diagram)
Diagram tebar merupakan alat yang bermanfaat untuk
menujukkan kemungkinan hubungan antara dua macam
variabel.
Prinsip Total Quality Management (TQM) yang
digunakan adalah siklus PDCA (Plan – Do – Check –
Action).
Perencanaa
n (Plan) : Membuat rencana kerja yang akan dilakukan
sebelum memulai bekerja. Dalam perencaan digunakan
pedoman yang sangat efektif yaitu 5W IH yang
meliputi:
Pelaksaan
(Do) : Bekerja dengan pelaksanaan yang telah dibuat.
Pemeriksaa
n (Check) : Pemeriksaan hasil kerja dengan cara
membandingkan dengan perencaan yang telah dibuat
sebelumnya.
Perbaikan
(Action) : Mengadakan perbaikan dan peningkatan
untuk perencanaan yang akan datang.
3. KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar 3.2 Kerangka Konsep
Selanjutnya akan dijelaskan lebih lanjut mengenai
variabel penelitian yang diambil dan penentuan setiap
indikatornya.
Variabel penelitian
Dalam penelitian ini variabel-variabelnya adalah
sebagai berikut:
1.
Variabel bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi terhadap segala sesuatu gejala.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
2.
Variabel terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang akan
dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah kecelakaan kerja (Y 1)
dan/atau produktivitas karyawan (Y2).
1.
Penentuan Indikator
Variabel bebas (X)
Penetuan indikator pengukuran kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja diperoleh dari
hasil studi literatur. Berikut empat faktor utama dari
tidakan pencegahan (proaktif) di tempat kerja
(Health and Safety Executive UK, 2001):
Manusia (people)
Prosedur (procedures)
Perlatan dan dan perlengkapan
(equipment)
Tempat (place)
2.
Variabel terikat (Y1)
Penentuan indikator kecelakaan kerja
diperoleh dari keterangan dari bagian Personalia
PT. Sinar Runnerindo yang menjelaskan bahwa
kecelakaan kerja terjadi penambahan tiap tahunnya
dan hal tersebut disebabkan oleh pekerjanya yang
kurang terampil dan hati-hati, lingkungan kerjanya,
bahan dan alat-alat yang digunakan, dll.
3.
Variabel terikat (Y2)
Penentuan indikator kecelakaan kerja
diperoleh dariete keterangan dari bagian Personalia
PT. Sinar Runnerindo yang menjelaskan bahwa K3
yang diterapkan sangat mendukung produktivitas
karyawan dari segi kualitas pekerjanya maupun
lingkungan kerjanya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja reliabel hal tersebut
terbukti bahwa ralpha > rtabel yaitu 0,30 > 0,05. Kecelakaan
Kerja juga reliabel yaitu 0,32 > 0,05. Dan untuk
Produktivitas Kerja juga reliabel yaitu 1,76 > 0,05. Hal
tersebut menunjukkan bahwa pertanyaan yang dibuat oleh
peneliti dapat sepenuhnya dipercaya sehingga karyawan PT.
Sinar Runnerindo dapat mengisi kuesioner tersebut dan
hasilnya pun dapat sepenuhnya dipercaya.
Dari ke-93 kuesioner tersebut didapatkan bahwa telah
valid dan reliabilitas, maka dapat dilakukan pengolahan lebih
lanjut.
Model dekomposisi ini adalah model yang
menekankan pada pengaruh yang bersifat kausalitas
antarvariabel, baik pengaruh
langsung maupun tidak
langsung dalam kerangka path analysis, sedangkan
hubungan yang sifatnya nonkausalitas atau hubungan
korelasional yang terjadi antarvariabel eksogen tidak
termasuk dalam perhitungan ini.
Data-data tersebut baik Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (X), kecelakaan kerja (Y1) dan produktivitas kerja (Y2)
kemudian dapat diolah lebih lanjut kedalam pembuatan
model dekomposisi pengaruh kausal antarvariabel
selanjutnya. Tahapan-tahapan yang dilakukan antara lain:
1. Langkah pertama : membuat paradigma penelitian
Dalam paradigma ini kita menentukan terlebih
dahulu variabel-variabel yang akan diteliti. Variabelvariabel yang diteliti antara lain:
X = Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Y1 = Kecelakaan kerja
Y2 = Produktivitas kerja
Setelah menentukan variabel-variabel yang akan
diteliti. Peneliti membuat paradigma penelitian.
Paradigma penelitiannya dapat dilihat pada Gambar 4.1.
4. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
Dari pembagian kuesioner yang telah disebar ke
karyawan bagian produksi PT. Sinar Runnerindo maka
didapatkan sebanyak 93 buah. Ke-93 kuesioner ini telah
melewati pengujian terlebih dahulu yaitu diuji validitas dan
reliabilitasnya.
Hasil uji validitas tersebut menggunakan program
Microsoft Excel yang ditunjukkan dengan membandingkan r
hasil (hitung) dengan nilai r tabel. Sedangkan nilai r hasil
dalam Corrected Item Total Correlation. Kemudian untuk
mengambil rhitung > rtabel, maka butir atau variabel yang diteliti
adalah valid. Uji validitas ini di distribusikan kepada 93
responden karyawan PT. Sinar Runnerindo bagian produksi.
Hasil uji Reliabilitas dari perhitungan dengan
menggunakan program Microsoft Excel menyatakan bahwa
Gambar 4.1 Paradigma Penelitian
2.
Langkah kedua : merumuskan masalah penelitian
Dari paradigma penelitian diatas maka
didapatkan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
Apakah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
berpengaruh terhadap kecelakaan kerja?
Apakah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
kecelakaan
kerja
berpengaruh
terhadap
produktivitas kerja?
3.
Langkah ketiga : membuat model hipotesis
Model hipotesis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
Y1 = F (X) : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
secara individual berpengaruh terhadap kecelakaan
kerja
Y2 = F (X, Y1) : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) dan kecelakaan kerja berpengaruh secara
bersama maupun individual berpengaruh terhadap
produktivitas kerja
4.
Langkah keempat : membuat diagram jalur dan
persamaan struktur
Diagram jalur yang digunakan untuk mengtahui
bagaimana hubungan antarvariabel dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
X dan Y1 terhadap Y2
Keterangan:
Variabel endogen (Y2)
Variabel eksogen (X dan Y1)
Persamaan struktur Y2 = ρy2x X + ρy2y1 Y1 + ρy2ε2 ε2
5.
Langkah kelima : menguji tiap hipotesis untuk setiap
tiap sub-struktur
Memaknai analisis jalur sub-struktur – 1
Dari hasil pengolahan data program SPSS
versi 14 pada sub-struktur – 1 tersebut, terlihat pada
Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3, koefisien jalur
yang diperoleh diuji sebagai berikut.
Tabel 4.1 Perhitungan Analisis Jalur Sub-Stuktur – 1
Anova
ANOVA(b)
Gambar 4.2 Diagram Jalur
Keterangan:
Diagram jalur tersebut mempunyai satu variabel
eksogen (X) dan dua variabel endogen (Y1 dan Y2)
Berdasarkan model hipotesis yang diajukan,
maka dibuatlah sub-struktur yang tujuannya untuk
menjelaskan dan mempermudah perhitungan sebagai
berikut.
Model
1
Regression
Residual
Sum of
Squares
163,258
2711,989
df
1
91
Total
2875,247
92
Sig.
,021(a)
Tabel 4.2 Perhitungan Analisis Jalur Sub-Stuktur – 1
Coefficients
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
Model
Keterangan:
Variabel endogen (Y1)
Variabel eksogen (X)
Persamaan struktur Y1 = ρy1x X
F
5,478
a Predictors: (Constant), X
b Dependent Variable: Y1
Sub-struktur – 1 Hipotesis – 1
Gambar 4.3 Sub-struktur – 1 Hubungan Kausal
X terhadap Y1
Mean
Square
163,258
29,802
1
(Constant)
43,365
6,777
X
,264
,113
Standardized
Coefficients
t
Sig.
6,398
,000
2,341
,021
Beta
,238
a Dependent Variable: Y1
Tabel 4.3 Perhitungan Analisis Jalur Sub-Stuktur – 1
Model Summary
Sub-struktur – 2 Hipotesis – 2
Model Summary
Model
1
R
,238(a)
R
Square
,057
Adjusted
R Square
,046
Std. Error of
the Estimate
5,459
a Predictors: (Constant), X
Gambar 4.4 Sub-struktur – 2 Hubungan Kausal
Pengujian secara individual sub-struktur – 1
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja
terhadap kecelakaan kerja
Uji secara individual ditunjukkan oleh
Tabel 4.2 Cofficients. Hipotesis penelitian yang
akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik berikut.
Ha : ρy1x ≥ 0
Ho : ρy1x = 0
Tabel 4.5 Perhitungan Analisis Jalur Sub-Stuktur – 2 Anova
ANOVA(b)
Hipotesis bentuk kalimat
Ha : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
berpengaruh terhadap kecelakaan kerja
Ho : Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak
berpengaruh terhadap kecelakaan kerja
Selanjutnya,
untuk
mengetahui
signifikansi analisis jalur, maka akan
dibandingkan antara nilai probabilitas 0,05
dengan nilai Sig dengan dasar pengembilan
keputusan sebagai berikut.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau
sama atau sama dengan nilai probabilitas
Sig atau [0,05 Sig], maka Ho diterima
dan Ha ditolak, artinya signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar
atau sama atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Keputusan:
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikan)
pada tabel 4.23 Cofficients didapat nilai sig.
0,021. Ternyata nilai sig. 0,021 lebih besar dari
nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,021,
maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja berpengaruh
terhadap kecelakaan kerja. Hasil pengujian
analisis jalur untuk sub-struktur – 1 dirangkum
seperti Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur SubStruktur – 1
Pengaruh
antarvariab
el
Koefisie
n Jalur
(Beta)
Nila
it
Nila
iF
Hasil
Pengujia
n
Koefisien
Determin
an Rsquare
atau R2y1x
X terhadap
Y1
0,238
2,34
1
5,47
8
Ho
ditolak
0,057
Memaknai analisis jalur sub-struktur – 2
Dari hasil pengolahan data program
SPSS versi 14 pada sub-struktur – 2 tersebut,
terlihat pada Tabel 4.5 , Tabel 4.6 dan Tabel
4.7, koefisien jalur yang diperoleh diuji sebagai
berikut.
Model
1
Regression
Residual
Sum of
Squares
267,345
df
2
Mean
Square
133,673
2205,773
90
24,509
Total
2473,118
92
F
5,454
Sig.
,006(a)
a Predictors: (Constant), Y1, X
b Dependent Variable: Y2
Tabel 4.6 Perhitungan Analisis Jalur Sub-Stuktur – 2
Coefficients
Coefficients(a)
Model
1
(Constant)
X
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
30,339 7,401
Y1
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Beta
4,100
,000
,115
,105
,112
1,094
,277
,263
,095
,284
2,766
,007
a Dependent Variable: Y2
Tabel 4.7 Perhitungan Analisis Jalur Sub-Stuktur – 2
Model Summary
Model Summary
Model
1
R
,329(a)
R Square
,108
Adjusted
R Square
,088
Std. Error of
the Estimate
4,951
a Predictors: (Constant), Y1, X
Pengujian secara simultan (keseluruhan)
Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh
tabel 4.5 Anova. Hipotesis statistik dirumuskan
sebagai berikut.
Ha : ρy2x = ρy2y1 0
Ho : ρy2x = ρy2y1 = 0
Hipotesis bentuk kalimat.
Ha : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
kecelakaan kerja berpengaruh secara bersama
maupun
individual
berpengaruh
terhadap
produktivitas kerja
Ho : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
kecelakaan kerja tidak berpengaruh secara bersama
maupun
individual
berpengaruh
terhadap
produktivitas kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak
berpengaruh terhadap produktivitas kerja.
Tabel Anova diperoleh nilai F untuk sebesar
5,454 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,006.
Karena nilai sig < 0,05, maka keputusannya adalah
Ho ditolak dan Ha diterima artinya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan kecelakaan kerja
berpengaruh secara bersama maupun individual
berpengaruh terhadap produktivitas kerja.
Besarnya koefisien determinan Rsquare atau
R2y2y1x = 0,108 = 10,8 % dan besarnya pengaruh
variabel lain yaitu,
ρy2ε2 = 1 – 0,108 = 0,892 = 89,2 %.
Hipotesis bentuk kalimat
Ha : Kecelakaan kerja berpengaruh terhadap
produktivitas karyawan
Ho : Kecelakaan kerja tidak berpengaruh
terhadap produktivitas kerja
Pengujian secara individual sub-struktur – 2
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja
terhadap produktivitas kerja
Uji secara individual ditunjukkan oleh
Tabel 4.6 Cofficients. Hipotesis penelitian yang
akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik berikut.
Ha : ρy2x ≥ 0
Ho : ρy2x = 0
Selanjutnya,
untuk
mengetahui
signifikansi analisis jalur, maka akan
dibandingkan antara nilai probabilitas 0,05
dengan nilai Sig dengan dasar pengembilan
keputusan sebagai berikut.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau
sama atau sama dengan nilai probabilitas
Sig atau [0,05 Sig], maka Ho diterima
dan Ha ditolak, artinya signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar
atau sama atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Keputusan:
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikan)
pada Tabel 4.6 Cofficients didapat nilai sig.
0,007. Ternyata nilai sig. 0,007 lebih besar dari
nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,007,
maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
kecelakaan kerja berpengaruh terhadap
produktivitas kerja.
Hipotesis bentuk kalimat
Ha : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
berpengaruh terhadap produktivitas kerja
Ho : Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak
berpengaruh terhadap produktivitas kerja
Selanjutnya,
untuk
mengetahui
signifikansi analisis jalur, maka akan
dibandingkan antara nilai probabilitas 0,05
dengan nilai Sig dengan dasar pengembilan
keputusan sebagai berikut.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau
sama atau sama dengan nilai probabilitas
Sig atau [0,05 Sig], maka Ho diterima
dan Ha ditolak, artinya signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar
atau sama atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Keputusan:
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikan)
pada Tabel 4.32 Cofficients didapat nilai sig.
0,277. Ternyata nilai sig. 0,277 lebih besar dari
nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 < 0,277,
maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya
Pengaruh
kecelakaan
kerja
terhadap
produktivitas kerja
Uji secara individual ditunjukkan oleh
Tabel 4.6 Cofficients. Hipotesis penelitian yang
akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik berikut.
Ha : ρy2y1 ≥ 0
Ho : ρy2y1 = 0
Hasil pengujian analisis jalur untuk substruktur – 2 dirangkum seperti Tabel 4.8
berikut.
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur SubStruktur – 2
Pengaruh
antarvariabe
l
X terhadap
Y2
Y1 terhadap
Y2
Koefisie
n Jalur
(Beta)
0,112
0,284
Nilai
t
Nilai
F
1,09
4
2,76
6
5,45
4
Hasil
Pengujia
n
Ho terima
Ho tolak
Koefisien
Determina
n Rsquare
atau R2y1x
Koefisie
n
Variabel
Lain
(Sisa)
ρy2ε2
0,108 atau
10,8 %
0,892
atau 89,2
%
6.
Langkah keenam : membuat diagram hubungan kausal
empiris antarvariabel penelitian
Dari hasil pengolahan data diatas maka
didapatkan diagram hubungan kausal empiris
antarvariabel penelitian pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Hubungan Kausal Empiris
Antarvariabel Penelitian
diuraikan sebagai berikut:
a. Pengaruh langsung variabel X terhadap Y1 = 0,238
= pengaruh total
b. Pengaruh langsung variabel X terhadap Y2 = 0,112
Pengaruh tidak langsung variabel X terhadap Y 2
melalui Y1 = 0,068
Pengaruh total X terhadap Y2 = 0,18
c. Pengaruh langsung variabel Y1 terhadap Y2 = 0,284
= pengaruh total
Jawaban terhadap masalah penelitian tersebut
diringkas melalui proses perhitungan manual sebagai
berikut:
Tabel 4.9 Proses 1
Pengaruh
Variabel
Hasil perhitungan dibuat persamaan struktur sebagai
berikut.
Persamaan struktur 1 :
Y1 = ρy1x X;
Rsquare
0,238 X;
Rsquare = 0,057
Persamaan struktur 2 :
Y2 = ρy2x X + ρy2y1 Y1 + ρy2ε2 ε2;
Rsquare
0,112 X + 0,284 Y1 + 0,892 ε2
Rsquare = 0,108
Berdasarkan hasil perhitungan secara keseluruhan,
maka dapat dimaknai sehingga memberikan informasi secara
objektif sebagai berikut:
1. Hipotesis pertama yang berbunyi “Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) secara individual berpengaruh
terhadap kecelakaan kerja”. Bahwa secara individu sub
variabel diterima, karena berdasarkan pengujian
koefisien jalur sub-struktur – 1 koefisien jalur X
terhadap Y1 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
kecelakaan kerja) adalah signifikan.
2. Hipotesis kedua yang berbunyi “Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan kecelakaan kerja berpengaruh
secara bersama maupun individual berpengaruh
terhadap
produktivitas
kerja”.
Bahwa
secara
keseluruhan menyatakan signifikan. Secara individu
tidak semua sub variabel diterima, karena berdasarkan
pengujian koefisien jalur sub-struktur – 2, koefisien
jalur X terhadap Y2 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja
terhadap produktivitas kerja) yang secara statistik tidak
signifikan, sedangkan koefisien jalur Y 1 terhadap Y2
(kecelakaan kerja terhadap produktivitas kerja) juga
adalah signifikan.
3. Beberapa pengaruh langsung dan tidak langsung
(melalui Y1) dan pengaruh total tentang pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X) terhadap
kecelakaan kerja (Y1) dan produktivitas kerja (Y2)
X terhadap Y1
X terhadap Y2
Y1 terhadap Y2
Pengaruh Kausal
Tidak
Langsung
Langsung
Total
Melalui Y1
(1)
(1)
(2)
(1) (3)
(2) + (1) (3)
(3)
(3)
Sumber: Pengolahan data tahun 2010
Tabel 4.10 Proses 2
Pengaruh Kausal
Tidak
Langsung
Melalui Y1
-
Pengaruh
Variabel
Langsung
X terhadap Y1
0,238
X terhadap Y2
0,112
(0,238) x
(0,284)
Y1 terhadap Y2
0,284
-
Total
0,238
0,112 +
(0,238) x
(0,284)
0,284
Sumber: Pengolahan data tahun 2010
Tabel 4.11
Proses 3 Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien Jalur,
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung, dan Pengaruh
Total Tentang Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (X) terhadap kecelakaan kerja (Y1) dan
produktivitas kerja (Y2)
Pengaruh
Variabel
X terhadap Y1
X terhadap Y2
Y1 terhadap Y2
Pengaruh Kausal
Tidak
Langsung
Langsung
Melalui Y1
0,238
0,112
0,0676
0,284
-
Total
0,238
0,1796
0,284
Sumber: Pengolahan data tahun 2010
Rancangan perbaikan dengan berdasarkan metode
yang dipakai yaitu Total Quality Management (TQM) yang
berfokus pada perbaikan terus menerus (continuous
improvement) dengan menggunakan tahapan PDCA (Plan,
Do, Check, Action) menurut J.M Juran.
1. Plan
Pada tahap ini peneliti mengajukan rancangan
perencanaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
yang terus meningkatkan di PT. Sinar Runnerindo.
Perencanaan tersebut dalam upaya untuk mengurangi
tingkat kecelakaan kerja:
a. Mengadakan latihan dan demontrasi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) bagi para pekerja maupun
staff
misalnya: latihan eveluasi bahaya kebakaran,
cara-cara P3K, dsb.
b. Memasang poster dan tanda-tanda Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) ditempat strategis.
Poster K3
Tanda-tanda K3
2. Do
Setelah melakukan perancangan terhadap upaya
untuk mencegah kecelakaan kerja tahap selanjutnya
adalah melakukan upaya yang telah dirancang tersebut.
3. Check
Setelah melakukan upaya tersebut kemudian
dilakukan pengecekan terhadap upaya yang akan
dilakukan apakah sudah sesuai atau belum. Hal tersebut
digunakan untuk mengevaluasi dari hal-hal yang sudah
direncanakan pada tahap do. Maka peneliti memberikan
cara evaluasi yang mudah sehingga perusahaan dengan
mudah mengontrol tingkat produktivitas maupun
kecelakaan kerja yang terjadi dalam perusahaan.
4. Action
Action disini adalah tindakan perbaikan yang
dilakukan setelah mengetahui apakah tahapan do
sepenuhnya dilakukan ataukah tidak. Apabila tahapan
do tidak dilakukan sepenuhnya maka akan diambil
tindakan perbaikan, tetapi apabila tahapan do dapat
dilakukan sepenuhnya maka tidak perlu dilakukan
perbaikan hanya perlu adanya improvement. Dengan
demikian tahap action ini menjadi acuan pembuatan
tahap plan berikutnya.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1)
Berdasarkan hasil perhitungan
model dekomposisi pengaruh kausal antarvariabel dan
uji hipotesis maka dapat disimpulkan secara individu
sub variabel diterima, karena berdasarkan pengujian
koefisien jalur sub-struktur – 1 koefisien jalur X
terhadap Y1 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
kecelakaan kerja) adalah signifikan sebesar 0,021 (r hitung
< rtabel). Artinya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
secara individual berpengaruh terhadap kecelakaan
kerja.
2)
Berdasarkan hasil perhitungan
model dekomposisi pengaruh kausal antarvariabel dan
uji hipotesis maka dapat disimpulkan secara keseluruhan
menyatakan signifikan. Secara individu tidak semua sub
variabel diterima, karena berdasarkan pengujian
koefisien jalur sub-struktur – 2, koefisien jalur X
terhadap Y2 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
produktivitas kerja) yang secara statistik tidak
signifikan, sedangkan koefisien jalur Y1 terhadap Y2
(kecelakaan kerja terhadap produktivitas kerja) juga
adalah signifikan sebesar 0,006 (rhitung < rtabel). Artinya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan kecelakaan
kerja berpengaruh secara bersama berpengaruh terhadap
produktivitas kerja.
5.2 Saran Penelitian Selanjutnya
Saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya
antara lain sebagai berikut:
Membuat perancangan sistem K3 yang baru dengan
memperhatikan biaya yang dikeluarkan untuk
pengobatan, penanganan K3, dll dengan menggunakan
metode Cersso. Metode Cersso adalah gambaran kepada
evaluasi diri biaya-manfaat pada investasi dalam
keselamatan dan kesehatan kerja di pabrik-pabrik:
"Sebuah langkah demi langkah metodologi".
Membuat penelitian atau perancangan mengenai sistem
K3 yang bisa digunakan untuk masa yang akan datang
dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan
kendala yang dihadapi di perusahaan.
Lebih memperhatikan siapa responden yang akan
dibagikan kuesioner dan melihat kesesuaian dengan
kondisi nyata di perusahaan.
REFERENSI
Health and safety executive, “Root Causes Analysis :
Literature Review”, 2001.
Tjiptono, Fandy., Diana, Anastasia., “Total Quality
Management Edisi Revisi”, Yogyakarta : Penerbit
ANDI, 2003
Riduwan., Achmad Kuncoro, Engkos., “Cara Menggunakan
dan Memakai Analisa Jalur (Path Analysis)”,
Bandung : Penerbit Alfabeta, 2008
Suma’mur., “Keselamatan Kerja dan Pencegahan
Kecelakaan”, Jakarta : Penerbit CV. Haji Masagung,
1997
KERJA (K3) DENGAN MENGGUNAKAN METODE
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
DI PT. SINAR RUNNERINDO
(Studi Kasus: Karyawan Produksi PT. Sinar Runnerindo)
Sandria Sarim, Johan Oscar Ong
Departemen Teknik Industri
Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung
[email protected] ; [email protected]
Abstrak
PT. Sinar Runnerindo adala perusahaan bergerak dalam bidang manufaktur sepatu kasual dengan jumlah karyawan yang cukup
banyak yaitu berjumlah 1.700 orang. Pada 5 tahun terakhir ini perusahaan terus mengalami kenaikan kecelakaan kerja dan terus
mengalami penurunan hasil produksi. Hal tersebut menyebabkan perusahaan mengalami kerugian yang besar dan penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan pun tidak terlalu menunjang. Salah satu cara yaitu adanya perbaikan terus
menerus. Model dekomposisi pengaruh kausal antarvariabel digunakan untuk melihat dan menguji pengaruh dari beberapa
variabel. Dari model tersebut didapatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara individual berpengaruh terhadap
kecelakaan kerja dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan kecelakaan kerja berpengaruh secara bersama berpengaruh
terhadap produktivitas kerja. Total Quality Management (TQM) digunakan untuk mengevaluasi dan menangani permasalahan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan diharapkan juga dapat mengetahui seberapa besar tingkat kecelakaan yang
terjadinya tiap tahunnya dan penyebab terjadinya penurunan produktivitas kerja. Sarana yang digunakan dalam memecahkan
masalah Total Quality Management (TQM) adalah Stastistical Process Control (SPC) dan prinsip Total Quality Management
(TQM) yang digunakan adalah siklus PDCA (Plan – Do – Check – Action). Dengan adanya model dekomposisi pengaruh kausal
antarvariabel dan Total Quality Management (TQM), perusahaan dapat mengurangi kecelakaan kerja dan meningkatkan
produktivitas karyawan.
Keywords: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Model Dekomposisi Pengaruh Kausal Antarvariabel, Total Quality
Management (TQM).
1. PENDAHULUAN
Perusahaan
besar
pada
umumnya
banyak
mempekerjakan karyawan dari berbagai lapisan dasar
pendidikan dan keterampilan yang berbeda. Mengingat hal
tersebut, pihak perusahaan benar-benar memberikan latihan
dan pendidikan dalam peningkatan ketrampilan kerja agar
dalam menjalankan tugasnya benar-benar mengerti cara
mengoperasikan serta menjalankan mesin, hal ini khususnya
pekerja yang mempunyai resiko kecelakaan kerja yang
cukup tinggi.
Kecelakaan kerja dapat berdampak negatif dalam sisi
finansial perusahaan ditinjau dari masalah pembiayaan
pengobatan karyawan, perbaikan mesin yang rusak,
kompensasi cacat apabila karyawan mengalami cacat tubuh,
bahkan terhentinya proses produksi. Untuk mengantisipasi
hal-hal diatas keselamatan dan kesehatan kerja karyawan
harus benar-benar diperhatikan oleh pihak perusahaan,
apabila dilaksanakan dengan baik akan membantu hubungan
antara tenaga kerja dengan kelancaran dan peningkatan hasil
produksi perusahaan.
PT. Sinar Runnerindo bergerak dalam bidang
manufaktur sepatu kasual dengan jumlah karyawan yang
cukup banyak yaitu berjumlah 1.700 orang. PT. Sinar
Runnerindo berada di Bandung dengan volume produksinya
kurang lebih 2.000 pasang per bulan. Kebijakan yang
ditetapkan perusahaan menempatkan nilai tertinggi pada
jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan.
Dalam pengoperasiannya PT. Sinar Runnerindo tidak
lepas masalah yang dihadapi seperti jumlah kecelakaan kerja
yang signifikan terjadi selama 5 tahun yaitu tahun 2004 –
2009. Dapat dilihat pada Gambar 1.1.
terhadap orang lain yang berada di tempat kerja agar selamat
dan sehat (Suma’mur, 1997).
Gambar 1.1 Tingkat Kecelakaan Kerja
Sumber: Bagian Personalia PT. Sinar Runnerindo
Adapun kerugian yang dialami perusahaan dari
produksi sepatu yang cacat dari bulan Juli-September 2009
dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Jumlah kerugian Juli-September 2009
Bulan
Juli
Agustus
September
Jumlah cacat
875 pasang @ Rp
11.000
1000 pasang @ Rp
11.000
1050 pasang @ Rp
11.000
Untuk mengetahui pengaruh antara tingkat K3
dengan tingkat kecelakaan kerja dan pengaruh antara tingkat
K3 dan tingkat kecelakaan kerja dengan produktivitas kerja
digunakan model dekomposisi pengaruh kausal antarvariabel
(Riduwan, 2008). Model dekomposisi ini adalah model yang
menekankan pada pengaruh yang bersifat kausalitas
antarvariabel, baik pengaruh
langsung maupun tidak
langsung dalam kerangka path analysis, sedangkan
hubungan yang sifatnya nonkausalitas atau hubungan
korelasional yang terjadi antarvariabel eksogen tidak
termasuk dalam perhitungan ini.
Kerangka hubungan kausal empiris antar jalur dapat
dibuat melalui persamaan struktur sebagai berikut:
Total
Rp9.625.000
Rp11.000.000
Rp11.550.000
Gambar 2.1 Dekomposisi Pengaruh Kausalitas
Antarvariabel
Untuk memperkaitkan hubungan satu dengan yang
lainnya dengan menggunakan model dekomposisi pengaruh
kausal antarvariabel. Model dekomposisi pengaruh kausal
antarvariabel digunakan untuk melihat dan menguji
pengaruh dari beberapa variabel. Metode yang digunakan
untuk mengevaluasi dan menangani permasalahan dengan
Total Quality Management (TQM). TQM ini diharapkan
dapat mengetahui seberapa besar tingkat kecelakaan yang
terjadinya tiap tahunnya dan penyebab terjadinya penurunan
produktivitas kerja. Selain itu TQM juga, berfungsi sebagai
tolak ukur perbaikan selanjutnya (continuous improvement),
pengurangan tingkat kecelakaan kerja pada tiap tahunnya
dan peningkatan produktivitas kerja.
Tahapan yang dilakukan dalam dalam melakukan
model dekomposisi pengaruh kausal antarvariabel adalah
sebagai berikut:
1. Langkah pertama : membuat paradigma penelitian
2. Langkah kedua : merumuskan masalah penelitian
3. Langkah ketiga : membuat model hipotesis
4. Langkah keempat : membuat diagram jalur dan
persamaan struktur
5. Langkah kelima : menguji tiap hipotesis untuk setiap
tiap sub-struktur
6. Langkah keenam : membuat diagram hubungan kausal
empiris antarvariabel penelitian
2. STUDI LITERATUR
Rancangan perbaikan yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang terjadi dalam perusahaan adalah
dengan Total Quality Management (TQM). Menurut
Tjiptono dan Diana (2003), mengemukakan bahwa “Total
Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan
daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya”.
Sarana yang digunakan dalam memecahkan masalah
Total Quality Management (TQM) adalah Stastistical
Process Control (SPC). Macam-macam alat Statistical
Process Control dan cara penggunaannya menurut Tjiptono
dan Diana Tjiptono (2003), yaitu check sheet, histogram,
diagram pareto, diagram sebab-akibat (ishikawa diagram),
diagram tebar (scatter diagram), analisa stratifikasi dan
Pada dasarnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) merupakan suatu perlindungan kondisi fisik,
kesejahteraan, mental dan stabilitas emosi.
Tujuan K3 adalah mewujudkan lingkungan kerja
yang aman, sehat, sejahtera sehingga akan tercapai suasana
lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman, mencapai
tenaga kerja yang sehat fisik, sosial, dan bebas kecelakaan,
peningkatan produktivitas dan efisien perusahaan,
peningkatan kesejahteraan masyarakat tenaga kerja. Usahausaha K3 meliputi perlindungan terhadap tenaga kerja,
perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar
selalu terjamin keamanannya dan efisien, perlindungan
diagram kendali (control chart). Dalam penelitian ini hanya
menggunakan 5 alat Statistical Process Control (SPC), yaitu:
a. Check Sheet
Alat ini digunakan sebagai lembar periksa untuk
memudahkan dan menyederhanakan data.
b.
c.
d.
e.
Histogram
Histogram dikenal juga sebagai grafik distribusi
frekuensi (grafik batang) yang digunakan untuk
menganalisa mutu dari sekelompok data hasil produksi
dengan menampilkan nilai tengah sebagai standar
kualitas produk dan distribusi data.
Dengan melihat berbagai permasalahan yang dialami
oleh perusahaan dan studi literatur yang telah diuraikan
sebelumnya. Maka peneliti membuat kerangka pemikiran
dari penelitian ini dengan mengacu kepada model yang
digunakan yaitu model dekomposisi pengaruh kausal
antarvariabel yang dilihat dari beberapa variabel yang
diambil untuk mengetahui hubungan antar variabelnya
adalah sebagai berikut:
Diagram Pareto
Diagram pareto digunakan untuk memperbandingkan
berbagai kategori kejadian yang disusun menurut
ukurannya dari yang paling besar (sebelah kiri) ke yang
paling kecil (sebelah kanan). Dengan begitu akan
membantu kita untuk menentukan prioritas kategori
yang akan dibahas.
Diagram Sebab-Akibat (Ishikawa Diagram)
Alat bantu ini menggambarkan tentang suatu kondisi
yang dipengaruhi oleh bermacam-macam penyebab
yang saling berhubungan yang berakibat menjadi
penyimpangan kualitas produk.
Kerangka teori
Berdasarkan dari teori-teori yang ada pada
landasan teori maka dapat disusun kerangka teori yaitu
pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Kerangka Teori
Kerangkan konsep
Berdasarkan dari kerangka teori maka dapat
diambil kerangka konsep yaitu pada gambar 3.2.
Diagram Tebar (Scatter Diagram)
Diagram tebar merupakan alat yang bermanfaat untuk
menujukkan kemungkinan hubungan antara dua macam
variabel.
Prinsip Total Quality Management (TQM) yang
digunakan adalah siklus PDCA (Plan – Do – Check –
Action).
Perencanaa
n (Plan) : Membuat rencana kerja yang akan dilakukan
sebelum memulai bekerja. Dalam perencaan digunakan
pedoman yang sangat efektif yaitu 5W IH yang
meliputi:
Pelaksaan
(Do) : Bekerja dengan pelaksanaan yang telah dibuat.
Pemeriksaa
n (Check) : Pemeriksaan hasil kerja dengan cara
membandingkan dengan perencaan yang telah dibuat
sebelumnya.
Perbaikan
(Action) : Mengadakan perbaikan dan peningkatan
untuk perencanaan yang akan datang.
3. KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar 3.2 Kerangka Konsep
Selanjutnya akan dijelaskan lebih lanjut mengenai
variabel penelitian yang diambil dan penentuan setiap
indikatornya.
Variabel penelitian
Dalam penelitian ini variabel-variabelnya adalah
sebagai berikut:
1.
Variabel bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi terhadap segala sesuatu gejala.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
2.
Variabel terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang akan
dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah kecelakaan kerja (Y 1)
dan/atau produktivitas karyawan (Y2).
1.
Penentuan Indikator
Variabel bebas (X)
Penetuan indikator pengukuran kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja diperoleh dari
hasil studi literatur. Berikut empat faktor utama dari
tidakan pencegahan (proaktif) di tempat kerja
(Health and Safety Executive UK, 2001):
Manusia (people)
Prosedur (procedures)
Perlatan dan dan perlengkapan
(equipment)
Tempat (place)
2.
Variabel terikat (Y1)
Penentuan indikator kecelakaan kerja
diperoleh dari keterangan dari bagian Personalia
PT. Sinar Runnerindo yang menjelaskan bahwa
kecelakaan kerja terjadi penambahan tiap tahunnya
dan hal tersebut disebabkan oleh pekerjanya yang
kurang terampil dan hati-hati, lingkungan kerjanya,
bahan dan alat-alat yang digunakan, dll.
3.
Variabel terikat (Y2)
Penentuan indikator kecelakaan kerja
diperoleh dariete keterangan dari bagian Personalia
PT. Sinar Runnerindo yang menjelaskan bahwa K3
yang diterapkan sangat mendukung produktivitas
karyawan dari segi kualitas pekerjanya maupun
lingkungan kerjanya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja reliabel hal tersebut
terbukti bahwa ralpha > rtabel yaitu 0,30 > 0,05. Kecelakaan
Kerja juga reliabel yaitu 0,32 > 0,05. Dan untuk
Produktivitas Kerja juga reliabel yaitu 1,76 > 0,05. Hal
tersebut menunjukkan bahwa pertanyaan yang dibuat oleh
peneliti dapat sepenuhnya dipercaya sehingga karyawan PT.
Sinar Runnerindo dapat mengisi kuesioner tersebut dan
hasilnya pun dapat sepenuhnya dipercaya.
Dari ke-93 kuesioner tersebut didapatkan bahwa telah
valid dan reliabilitas, maka dapat dilakukan pengolahan lebih
lanjut.
Model dekomposisi ini adalah model yang
menekankan pada pengaruh yang bersifat kausalitas
antarvariabel, baik pengaruh
langsung maupun tidak
langsung dalam kerangka path analysis, sedangkan
hubungan yang sifatnya nonkausalitas atau hubungan
korelasional yang terjadi antarvariabel eksogen tidak
termasuk dalam perhitungan ini.
Data-data tersebut baik Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (X), kecelakaan kerja (Y1) dan produktivitas kerja (Y2)
kemudian dapat diolah lebih lanjut kedalam pembuatan
model dekomposisi pengaruh kausal antarvariabel
selanjutnya. Tahapan-tahapan yang dilakukan antara lain:
1. Langkah pertama : membuat paradigma penelitian
Dalam paradigma ini kita menentukan terlebih
dahulu variabel-variabel yang akan diteliti. Variabelvariabel yang diteliti antara lain:
X = Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Y1 = Kecelakaan kerja
Y2 = Produktivitas kerja
Setelah menentukan variabel-variabel yang akan
diteliti. Peneliti membuat paradigma penelitian.
Paradigma penelitiannya dapat dilihat pada Gambar 4.1.
4. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
Dari pembagian kuesioner yang telah disebar ke
karyawan bagian produksi PT. Sinar Runnerindo maka
didapatkan sebanyak 93 buah. Ke-93 kuesioner ini telah
melewati pengujian terlebih dahulu yaitu diuji validitas dan
reliabilitasnya.
Hasil uji validitas tersebut menggunakan program
Microsoft Excel yang ditunjukkan dengan membandingkan r
hasil (hitung) dengan nilai r tabel. Sedangkan nilai r hasil
dalam Corrected Item Total Correlation. Kemudian untuk
mengambil rhitung > rtabel, maka butir atau variabel yang diteliti
adalah valid. Uji validitas ini di distribusikan kepada 93
responden karyawan PT. Sinar Runnerindo bagian produksi.
Hasil uji Reliabilitas dari perhitungan dengan
menggunakan program Microsoft Excel menyatakan bahwa
Gambar 4.1 Paradigma Penelitian
2.
Langkah kedua : merumuskan masalah penelitian
Dari paradigma penelitian diatas maka
didapatkan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
Apakah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
berpengaruh terhadap kecelakaan kerja?
Apakah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
kecelakaan
kerja
berpengaruh
terhadap
produktivitas kerja?
3.
Langkah ketiga : membuat model hipotesis
Model hipotesis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
Y1 = F (X) : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
secara individual berpengaruh terhadap kecelakaan
kerja
Y2 = F (X, Y1) : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) dan kecelakaan kerja berpengaruh secara
bersama maupun individual berpengaruh terhadap
produktivitas kerja
4.
Langkah keempat : membuat diagram jalur dan
persamaan struktur
Diagram jalur yang digunakan untuk mengtahui
bagaimana hubungan antarvariabel dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
X dan Y1 terhadap Y2
Keterangan:
Variabel endogen (Y2)
Variabel eksogen (X dan Y1)
Persamaan struktur Y2 = ρy2x X + ρy2y1 Y1 + ρy2ε2 ε2
5.
Langkah kelima : menguji tiap hipotesis untuk setiap
tiap sub-struktur
Memaknai analisis jalur sub-struktur – 1
Dari hasil pengolahan data program SPSS
versi 14 pada sub-struktur – 1 tersebut, terlihat pada
Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3, koefisien jalur
yang diperoleh diuji sebagai berikut.
Tabel 4.1 Perhitungan Analisis Jalur Sub-Stuktur – 1
Anova
ANOVA(b)
Gambar 4.2 Diagram Jalur
Keterangan:
Diagram jalur tersebut mempunyai satu variabel
eksogen (X) dan dua variabel endogen (Y1 dan Y2)
Berdasarkan model hipotesis yang diajukan,
maka dibuatlah sub-struktur yang tujuannya untuk
menjelaskan dan mempermudah perhitungan sebagai
berikut.
Model
1
Regression
Residual
Sum of
Squares
163,258
2711,989
df
1
91
Total
2875,247
92
Sig.
,021(a)
Tabel 4.2 Perhitungan Analisis Jalur Sub-Stuktur – 1
Coefficients
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
Model
Keterangan:
Variabel endogen (Y1)
Variabel eksogen (X)
Persamaan struktur Y1 = ρy1x X
F
5,478
a Predictors: (Constant), X
b Dependent Variable: Y1
Sub-struktur – 1 Hipotesis – 1
Gambar 4.3 Sub-struktur – 1 Hubungan Kausal
X terhadap Y1
Mean
Square
163,258
29,802
1
(Constant)
43,365
6,777
X
,264
,113
Standardized
Coefficients
t
Sig.
6,398
,000
2,341
,021
Beta
,238
a Dependent Variable: Y1
Tabel 4.3 Perhitungan Analisis Jalur Sub-Stuktur – 1
Model Summary
Sub-struktur – 2 Hipotesis – 2
Model Summary
Model
1
R
,238(a)
R
Square
,057
Adjusted
R Square
,046
Std. Error of
the Estimate
5,459
a Predictors: (Constant), X
Gambar 4.4 Sub-struktur – 2 Hubungan Kausal
Pengujian secara individual sub-struktur – 1
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja
terhadap kecelakaan kerja
Uji secara individual ditunjukkan oleh
Tabel 4.2 Cofficients. Hipotesis penelitian yang
akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik berikut.
Ha : ρy1x ≥ 0
Ho : ρy1x = 0
Tabel 4.5 Perhitungan Analisis Jalur Sub-Stuktur – 2 Anova
ANOVA(b)
Hipotesis bentuk kalimat
Ha : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
berpengaruh terhadap kecelakaan kerja
Ho : Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak
berpengaruh terhadap kecelakaan kerja
Selanjutnya,
untuk
mengetahui
signifikansi analisis jalur, maka akan
dibandingkan antara nilai probabilitas 0,05
dengan nilai Sig dengan dasar pengembilan
keputusan sebagai berikut.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau
sama atau sama dengan nilai probabilitas
Sig atau [0,05 Sig], maka Ho diterima
dan Ha ditolak, artinya signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar
atau sama atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Keputusan:
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikan)
pada tabel 4.23 Cofficients didapat nilai sig.
0,021. Ternyata nilai sig. 0,021 lebih besar dari
nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,021,
maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja berpengaruh
terhadap kecelakaan kerja. Hasil pengujian
analisis jalur untuk sub-struktur – 1 dirangkum
seperti Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur SubStruktur – 1
Pengaruh
antarvariab
el
Koefisie
n Jalur
(Beta)
Nila
it
Nila
iF
Hasil
Pengujia
n
Koefisien
Determin
an Rsquare
atau R2y1x
X terhadap
Y1
0,238
2,34
1
5,47
8
Ho
ditolak
0,057
Memaknai analisis jalur sub-struktur – 2
Dari hasil pengolahan data program
SPSS versi 14 pada sub-struktur – 2 tersebut,
terlihat pada Tabel 4.5 , Tabel 4.6 dan Tabel
4.7, koefisien jalur yang diperoleh diuji sebagai
berikut.
Model
1
Regression
Residual
Sum of
Squares
267,345
df
2
Mean
Square
133,673
2205,773
90
24,509
Total
2473,118
92
F
5,454
Sig.
,006(a)
a Predictors: (Constant), Y1, X
b Dependent Variable: Y2
Tabel 4.6 Perhitungan Analisis Jalur Sub-Stuktur – 2
Coefficients
Coefficients(a)
Model
1
(Constant)
X
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
30,339 7,401
Y1
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Beta
4,100
,000
,115
,105
,112
1,094
,277
,263
,095
,284
2,766
,007
a Dependent Variable: Y2
Tabel 4.7 Perhitungan Analisis Jalur Sub-Stuktur – 2
Model Summary
Model Summary
Model
1
R
,329(a)
R Square
,108
Adjusted
R Square
,088
Std. Error of
the Estimate
4,951
a Predictors: (Constant), Y1, X
Pengujian secara simultan (keseluruhan)
Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh
tabel 4.5 Anova. Hipotesis statistik dirumuskan
sebagai berikut.
Ha : ρy2x = ρy2y1 0
Ho : ρy2x = ρy2y1 = 0
Hipotesis bentuk kalimat.
Ha : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
kecelakaan kerja berpengaruh secara bersama
maupun
individual
berpengaruh
terhadap
produktivitas kerja
Ho : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
kecelakaan kerja tidak berpengaruh secara bersama
maupun
individual
berpengaruh
terhadap
produktivitas kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak
berpengaruh terhadap produktivitas kerja.
Tabel Anova diperoleh nilai F untuk sebesar
5,454 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,006.
Karena nilai sig < 0,05, maka keputusannya adalah
Ho ditolak dan Ha diterima artinya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan kecelakaan kerja
berpengaruh secara bersama maupun individual
berpengaruh terhadap produktivitas kerja.
Besarnya koefisien determinan Rsquare atau
R2y2y1x = 0,108 = 10,8 % dan besarnya pengaruh
variabel lain yaitu,
ρy2ε2 = 1 – 0,108 = 0,892 = 89,2 %.
Hipotesis bentuk kalimat
Ha : Kecelakaan kerja berpengaruh terhadap
produktivitas karyawan
Ho : Kecelakaan kerja tidak berpengaruh
terhadap produktivitas kerja
Pengujian secara individual sub-struktur – 2
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja
terhadap produktivitas kerja
Uji secara individual ditunjukkan oleh
Tabel 4.6 Cofficients. Hipotesis penelitian yang
akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik berikut.
Ha : ρy2x ≥ 0
Ho : ρy2x = 0
Selanjutnya,
untuk
mengetahui
signifikansi analisis jalur, maka akan
dibandingkan antara nilai probabilitas 0,05
dengan nilai Sig dengan dasar pengembilan
keputusan sebagai berikut.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau
sama atau sama dengan nilai probabilitas
Sig atau [0,05 Sig], maka Ho diterima
dan Ha ditolak, artinya signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar
atau sama atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Keputusan:
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikan)
pada Tabel 4.6 Cofficients didapat nilai sig.
0,007. Ternyata nilai sig. 0,007 lebih besar dari
nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,007,
maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
kecelakaan kerja berpengaruh terhadap
produktivitas kerja.
Hipotesis bentuk kalimat
Ha : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
berpengaruh terhadap produktivitas kerja
Ho : Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak
berpengaruh terhadap produktivitas kerja
Selanjutnya,
untuk
mengetahui
signifikansi analisis jalur, maka akan
dibandingkan antara nilai probabilitas 0,05
dengan nilai Sig dengan dasar pengembilan
keputusan sebagai berikut.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau
sama atau sama dengan nilai probabilitas
Sig atau [0,05 Sig], maka Ho diterima
dan Ha ditolak, artinya signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar
atau sama atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Keputusan:
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikan)
pada Tabel 4.32 Cofficients didapat nilai sig.
0,277. Ternyata nilai sig. 0,277 lebih besar dari
nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 < 0,277,
maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya
Pengaruh
kecelakaan
kerja
terhadap
produktivitas kerja
Uji secara individual ditunjukkan oleh
Tabel 4.6 Cofficients. Hipotesis penelitian yang
akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik berikut.
Ha : ρy2y1 ≥ 0
Ho : ρy2y1 = 0
Hasil pengujian analisis jalur untuk substruktur – 2 dirangkum seperti Tabel 4.8
berikut.
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur SubStruktur – 2
Pengaruh
antarvariabe
l
X terhadap
Y2
Y1 terhadap
Y2
Koefisie
n Jalur
(Beta)
0,112
0,284
Nilai
t
Nilai
F
1,09
4
2,76
6
5,45
4
Hasil
Pengujia
n
Ho terima
Ho tolak
Koefisien
Determina
n Rsquare
atau R2y1x
Koefisie
n
Variabel
Lain
(Sisa)
ρy2ε2
0,108 atau
10,8 %
0,892
atau 89,2
%
6.
Langkah keenam : membuat diagram hubungan kausal
empiris antarvariabel penelitian
Dari hasil pengolahan data diatas maka
didapatkan diagram hubungan kausal empiris
antarvariabel penelitian pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Hubungan Kausal Empiris
Antarvariabel Penelitian
diuraikan sebagai berikut:
a. Pengaruh langsung variabel X terhadap Y1 = 0,238
= pengaruh total
b. Pengaruh langsung variabel X terhadap Y2 = 0,112
Pengaruh tidak langsung variabel X terhadap Y 2
melalui Y1 = 0,068
Pengaruh total X terhadap Y2 = 0,18
c. Pengaruh langsung variabel Y1 terhadap Y2 = 0,284
= pengaruh total
Jawaban terhadap masalah penelitian tersebut
diringkas melalui proses perhitungan manual sebagai
berikut:
Tabel 4.9 Proses 1
Pengaruh
Variabel
Hasil perhitungan dibuat persamaan struktur sebagai
berikut.
Persamaan struktur 1 :
Y1 = ρy1x X;
Rsquare
0,238 X;
Rsquare = 0,057
Persamaan struktur 2 :
Y2 = ρy2x X + ρy2y1 Y1 + ρy2ε2 ε2;
Rsquare
0,112 X + 0,284 Y1 + 0,892 ε2
Rsquare = 0,108
Berdasarkan hasil perhitungan secara keseluruhan,
maka dapat dimaknai sehingga memberikan informasi secara
objektif sebagai berikut:
1. Hipotesis pertama yang berbunyi “Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) secara individual berpengaruh
terhadap kecelakaan kerja”. Bahwa secara individu sub
variabel diterima, karena berdasarkan pengujian
koefisien jalur sub-struktur – 1 koefisien jalur X
terhadap Y1 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
kecelakaan kerja) adalah signifikan.
2. Hipotesis kedua yang berbunyi “Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan kecelakaan kerja berpengaruh
secara bersama maupun individual berpengaruh
terhadap
produktivitas
kerja”.
Bahwa
secara
keseluruhan menyatakan signifikan. Secara individu
tidak semua sub variabel diterima, karena berdasarkan
pengujian koefisien jalur sub-struktur – 2, koefisien
jalur X terhadap Y2 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja
terhadap produktivitas kerja) yang secara statistik tidak
signifikan, sedangkan koefisien jalur Y 1 terhadap Y2
(kecelakaan kerja terhadap produktivitas kerja) juga
adalah signifikan.
3. Beberapa pengaruh langsung dan tidak langsung
(melalui Y1) dan pengaruh total tentang pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X) terhadap
kecelakaan kerja (Y1) dan produktivitas kerja (Y2)
X terhadap Y1
X terhadap Y2
Y1 terhadap Y2
Pengaruh Kausal
Tidak
Langsung
Langsung
Total
Melalui Y1
(1)
(1)
(2)
(1) (3)
(2) + (1) (3)
(3)
(3)
Sumber: Pengolahan data tahun 2010
Tabel 4.10 Proses 2
Pengaruh Kausal
Tidak
Langsung
Melalui Y1
-
Pengaruh
Variabel
Langsung
X terhadap Y1
0,238
X terhadap Y2
0,112
(0,238) x
(0,284)
Y1 terhadap Y2
0,284
-
Total
0,238
0,112 +
(0,238) x
(0,284)
0,284
Sumber: Pengolahan data tahun 2010
Tabel 4.11
Proses 3 Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien Jalur,
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung, dan Pengaruh
Total Tentang Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (X) terhadap kecelakaan kerja (Y1) dan
produktivitas kerja (Y2)
Pengaruh
Variabel
X terhadap Y1
X terhadap Y2
Y1 terhadap Y2
Pengaruh Kausal
Tidak
Langsung
Langsung
Melalui Y1
0,238
0,112
0,0676
0,284
-
Total
0,238
0,1796
0,284
Sumber: Pengolahan data tahun 2010
Rancangan perbaikan dengan berdasarkan metode
yang dipakai yaitu Total Quality Management (TQM) yang
berfokus pada perbaikan terus menerus (continuous
improvement) dengan menggunakan tahapan PDCA (Plan,
Do, Check, Action) menurut J.M Juran.
1. Plan
Pada tahap ini peneliti mengajukan rancangan
perencanaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
yang terus meningkatkan di PT. Sinar Runnerindo.
Perencanaan tersebut dalam upaya untuk mengurangi
tingkat kecelakaan kerja:
a. Mengadakan latihan dan demontrasi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) bagi para pekerja maupun
staff
misalnya: latihan eveluasi bahaya kebakaran,
cara-cara P3K, dsb.
b. Memasang poster dan tanda-tanda Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) ditempat strategis.
Poster K3
Tanda-tanda K3
2. Do
Setelah melakukan perancangan terhadap upaya
untuk mencegah kecelakaan kerja tahap selanjutnya
adalah melakukan upaya yang telah dirancang tersebut.
3. Check
Setelah melakukan upaya tersebut kemudian
dilakukan pengecekan terhadap upaya yang akan
dilakukan apakah sudah sesuai atau belum. Hal tersebut
digunakan untuk mengevaluasi dari hal-hal yang sudah
direncanakan pada tahap do. Maka peneliti memberikan
cara evaluasi yang mudah sehingga perusahaan dengan
mudah mengontrol tingkat produktivitas maupun
kecelakaan kerja yang terjadi dalam perusahaan.
4. Action
Action disini adalah tindakan perbaikan yang
dilakukan setelah mengetahui apakah tahapan do
sepenuhnya dilakukan ataukah tidak. Apabila tahapan
do tidak dilakukan sepenuhnya maka akan diambil
tindakan perbaikan, tetapi apabila tahapan do dapat
dilakukan sepenuhnya maka tidak perlu dilakukan
perbaikan hanya perlu adanya improvement. Dengan
demikian tahap action ini menjadi acuan pembuatan
tahap plan berikutnya.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1)
Berdasarkan hasil perhitungan
model dekomposisi pengaruh kausal antarvariabel dan
uji hipotesis maka dapat disimpulkan secara individu
sub variabel diterima, karena berdasarkan pengujian
koefisien jalur sub-struktur – 1 koefisien jalur X
terhadap Y1 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
kecelakaan kerja) adalah signifikan sebesar 0,021 (r hitung
< rtabel). Artinya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
secara individual berpengaruh terhadap kecelakaan
kerja.
2)
Berdasarkan hasil perhitungan
model dekomposisi pengaruh kausal antarvariabel dan
uji hipotesis maka dapat disimpulkan secara keseluruhan
menyatakan signifikan. Secara individu tidak semua sub
variabel diterima, karena berdasarkan pengujian
koefisien jalur sub-struktur – 2, koefisien jalur X
terhadap Y2 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap
produktivitas kerja) yang secara statistik tidak
signifikan, sedangkan koefisien jalur Y1 terhadap Y2
(kecelakaan kerja terhadap produktivitas kerja) juga
adalah signifikan sebesar 0,006 (rhitung < rtabel). Artinya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan kecelakaan
kerja berpengaruh secara bersama berpengaruh terhadap
produktivitas kerja.
5.2 Saran Penelitian Selanjutnya
Saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya
antara lain sebagai berikut:
Membuat perancangan sistem K3 yang baru dengan
memperhatikan biaya yang dikeluarkan untuk
pengobatan, penanganan K3, dll dengan menggunakan
metode Cersso. Metode Cersso adalah gambaran kepada
evaluasi diri biaya-manfaat pada investasi dalam
keselamatan dan kesehatan kerja di pabrik-pabrik:
"Sebuah langkah demi langkah metodologi".
Membuat penelitian atau perancangan mengenai sistem
K3 yang bisa digunakan untuk masa yang akan datang
dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan
kendala yang dihadapi di perusahaan.
Lebih memperhatikan siapa responden yang akan
dibagikan kuesioner dan melihat kesesuaian dengan
kondisi nyata di perusahaan.
REFERENSI
Health and safety executive, “Root Causes Analysis :
Literature Review”, 2001.
Tjiptono, Fandy., Diana, Anastasia., “Total Quality
Management Edisi Revisi”, Yogyakarta : Penerbit
ANDI, 2003
Riduwan., Achmad Kuncoro, Engkos., “Cara Menggunakan
dan Memakai Analisa Jalur (Path Analysis)”,
Bandung : Penerbit Alfabeta, 2008
Suma’mur., “Keselamatan Kerja dan Pencegahan
Kecelakaan”, Jakarta : Penerbit CV. Haji Masagung,
1997