PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP : Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nomor: 277/S/PPB/2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
Ufara Kusumaningrum 0800878
DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
(2)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nomor: 277/S/PPB/2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Oleh
Ufara Kusumaningrum
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© [email protected] Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nomor: 277/S/PPB/2015
UFARA KUSUMANINGRUM 0800878
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
(Studi Deskriptif Terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,
Dra. Hj. SW Indrawati, M.Pd NIP. 19501010 198609 2 001
Pembimbing II,
Dra. Chandra Affiandari, M.Pd NIP. 19570611 198609 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan,
(4)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nomor: 277/S/PPB/2015
(5)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i ABSTRAK
Ufara Kusumaningrum. 2015. Profil Perilaku Agresif dan Implikasinya bagi Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling SMP (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015).
Penelitian ini dilatarbelakangi fenomena maraknya tindak kekerasan yang dilakukan remaja khususnya peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karakteristik perilaku agresif yang menjadi fokus penelitian ini adalah perilaku agresif fisik, verbal, kemarahan, dan permusuhan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran profil perilaku agresif peserta didik kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 dan implikasinya bagi layanan dasar bimbingan dan konseling. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah peserta didik Kelas VIII SMP Pasundan 3 bandung tahun ajaran 2014/2015. Hasil penelitian ini menunjukkan : (1) didapatkan peserta didik termasuk dalam kategori perilaku agresif tinggi dengan persentase pencapaian sebesar 15,6%, peserta didik termasuk dalam kategori perilaku agresif sedang dengan persentase pencapaian sebesar 69%, gambaran perilaku agresif peserta didik kelas VIII termasuk pada kategori sedang, artinya peserta didik cenderung melakukan tindak kekerasan verbal seperti berkata kasar, mencemooh, menghujat baik teman sebaya maupun orang dewasa, dan membangkang apa yang diperintahkan; (2) rancangan layanan dasar bimbingan dan konseling berfokus pada pengembangan indikator yang didalamnya mengungkap perilaku agresif peserta didik. Rekomendasi penelitian ditunjukkan kepada guru pembimbing (konselor), yaitu mengembangkan perilaku non-agresif yaitu dengan menyalurkan minat dan bakat siswa pada kegiatan ekstrakurikuler yang ada; dan peneliti selanjutnya yaitu mengaplikasikan program yang sudah dibuat peneliti.
(6)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii ABSTRACT
This research is motivated phenomenon of widespread acts of violence committed in particular adolescent learners Junior High School. Aggressive behavior characteristics that are the focus of this study is the physical aggressive behavior, verbal, anger, and hostility. The purpose of this study is to obtain a profile picture of the aggressive behavior of students in class VIII Pasundan 3 Bandung 2014/2015 and the implications for basic guidance and counseling services. The approach used in this research is quantitative, the method used is descriptive method. The population was Class VIII students of SMP Pasundan 3 Bandung 2014/2015. The results showed: (1) obtained learners are included in the category of high aggressive behavior with the achievement percentage of 15.6%, learners are included in the category of aggressive behavior with the percentage achieved was 69%, the image of the aggressive behavior of learners including the class VIII medium category, meaning that students tend to commit acts of violence such as verbal rant, jeering, blaspheming both peers and adults, and defied what was ordered; (2) a draft basic guidance and counseling services focused on the development of indicators that includes exposing the aggressive behavior of learners. Research recommendations presented to the supervising teacher (counselor), which is developing a non-aggressive behavior is to channel the interests and talents of students in extracurricular activities; and further research is applied research program that has been created.
(7)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR …... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI …... iv
DAFTAR TABEL …... vii
DAFTAR GRAFIK ... viii
DAFTAR BAGAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ………..
A. Latar Belakang Penelitian………... B. Rumusan Masalah ...
C. Tujuan Penelitian ……….
D. Asumsi ………... E. Manfaat Penelitian ………... F. Metodelogi Penelitian………... G. Kerangka Pemikiran... H. Struktur Penulisan Skripsi...
1 1 5 5 6 6 7 8 9
BAB II PERILAKU AGRESIF DAN LAYANAN DASAR
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Konsep Perilaku Agresif ……… 1. Pengertian Perilaku Agresif………. 2. Faktor Penyebab Perilaku Agresif... 3. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif... 4. Ciri-ciri Perilaku Agresif ………...
10 10 12 13 16
(8)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
5. Dimensi Perilaku Agresif... 6. Dampak Perilaku Agresif ………... B. Karakteristik Perilaku Remaja Awal... C. Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling...
1. Pengertian layanan Dasar Bimbingan dan Konseling... 2. Tujuan Layanan Dasar ………... 3. Fokus Pengembangan Layanan Dasar... 4. Strategi Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling... D. Hasil Penelitian yang Relevan ……….
17 17 18 22 22 23 24 24 27
BAB III METODE PENELITIAN ………...
A. Populasi dan Sampel Penelitian………... B. Desain Peneletian ……….... C. Metode Penelitian ..………... D. Definisi Operasional Variabel ………... E. Instrumen Penelitian ………... F. Proses Pengembangan Instrumen... G. Teknik Pengolahan Data... H. Analisis Data... I. Prosedur Penelitian ………..
29 29 30 31 32 33 36 39 40 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 1. Gambaran Umum Perilaku Agresif Peserta Didik Kelas VIII
SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015... 2. Gambaran Pencapaian Pada Setiap Item Pernyataan Perilaku
Agresif Peserta Didik Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung 45
(9)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
Tahun Ajaran 2014/2015... 3. Gambaran Pencapaian Pada Setiap Indikator Pernyataan Perilaku Agresif Peserta Didik Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015... 4. Gambaran Pencapaian Pada Setiap Aspek Pernyataan Perilaku Agresif Peserta Didik Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015... B. Pembahasan Hasil Penelitian ... C. Implikasi bagi Pelaksanaan Layanan Dasara Bimbingan dan
Konseling di Sekolah... D. Program Bimbingan dan Konseling untuk Mereduksi Agresif...
48
50
51 51
54 59
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ………
A. Kesimpulan ………..
B. Rekomendasi ………... 68 68 69
DAFTAR PUSTAKA ……… 70
(10)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
DAFTAR TABEL
Nama Tabel Halaman
3.1 Jumlah Anggota Populasi dan Sampel... 30
3.2 Kisi-kisi Angket Pengungkap Perilaku Agresif (SebelumJudgment) ... 34
3.3 Kisi-kisi Angket Pengungkap Perilaku Agresif(Setelah Judgment)... 35
3.4 Hasil Penimbangan Angket Perilaku Agresif... 37
3.5 Pola Skor Opsi Alternatif Respon... 40
3.6 Kategori Gejala Perilaku Agresif... 41
4.1 Gambaran Umum Perilaku Agresif Peserta Didik Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015... 45
4.2 Gambaran Pencapaian Pada Setiap Item Pernyataan Perilaku Agresif Peserta Didik Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015... 48 4.3 Gambaran Pencapaian Pada Setiap Indikator Pernyataan Perilaku Agresif
Peserta Didik Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 50 4.4 Gambaran Pencapaian Pada Setiap Aspek Pernyataan Perilaku Agresif
Peserta Didik Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 51 4.5 Pengembangan Tema Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling untuk 55
(11)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
Mereduksi Perilaku Agresif Peserta Didik ...
(12)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
DAFTAR BAGAN
Nama Bagan Halaman 1.1 Kerangka Pemikiran ... 8 3.1 Alur Penelitian Untuk Mengembangkan Perilaku Agresif... 31 3.2 Aspek-aspek Perilaku Agresif yang digunakan untuk
Pengembangan Instrumen ... 33 3.3 Skema Prosedur Penelitian ... 44
(13)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(14)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam era seperti sekarang ini persaingan semakin meningkat, tingginya tingkat persaingan tersebut tidak jarang mendorong timbulnya berbagai bentuk kekerasan yang dilakukan manusia, baik anak-anak, remaja atau bahkan dewasa sekalipun. Tentu saja dengan cara berbeda, sesuai dengan situasi dan kondisinya. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor pemicunya.Tindak kekerasan terjadi di seluruh dunia dan di seluruh segmen masyarakat dan juga segmen umur.
Pada tahun 2004 diperkirakan jumlah tindak kejahatan kekerasan yang terjadi sekitar 196.931 kasus sedangkan pada tahun 2005 jumlah tindak kejahatan kekerasan yang terjadi sekitar 209.673 kasus.
Tindakan kejahatan kekerasan yang terus meningkat ini merupakan contoh dari perilaku agresif yaitu perilaku fisik atau lisan yang disengaja dengan maksud untuk menyakiti atau merugikan orang lain. Berdasarkan penyebabnya, perilaku agresif ini dapat terjadi karena kepribadian (nature) dan faktor situasional (nurture).Pada perilaku agresif ini muncul fenomena yang mengiringinya, yaitu seperti tawuran antar pelajar, pembajakan angkutan umum, sampai hal-hal yang menjurus kriminal.
Seperti fenomena yang sedang ramai di beritakan yaitu tawuran antar pelajar yang terjadi hampir di mana-mana, terus menerus, dari hari ke hari terutama pada usia remaja. Dan ini bukanlah hal sepele, dan bukan hanya karena penderitaan yang disebabkan oleh agresi, bahkan seringkali sulit untuk mencegah agar tindak kekerasan sulit menyebar.
Hal yang terjadi pada saat tawuran sebenarnya adalah perilaku agresif dari seorang individu atau kelompok. Perkelahian merupakan tindak agresivitas dari seorang individu atau kelompok, dimana individu atau kelompok tersebut merasa lebih punya kekuasaan karena dianggap sebagai senior.
(15)
2
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tindak kekerasan tersebut jelas didorong oleh sejumlah motif, salah satunya,karena mungkin ingin memperlihatkan kepada orang lainataupun kepada dirinya sendiri bahwa mereka adalah orang-orang yang kuat yang harus diberi perhatian. Hal ini juga karena tingginya tingkat persaingan tersebut tidak jarang mendorong timbulnya berbagai bentuk kekerasan yang dilakukan manusia dengan cara berbeda, sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Tindakan yang mengarah pada agresif ini rentan terjadi pada usia remaja. Karena remaja dipandang sebagai periode perubahan, baik dalam hal fisik, minat, sikap, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku dalam masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisiknya yang semakin berkembang. Pada masa remaja banyak perubahan universal, seperti perkembangan fisik, minat, dan salah satunya semakin meninggi emosi remaja.
Masa remaja merupakan masa transisi, dimana individu memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan juga keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru. Pada masa remaja pula juga sangat berpotensi untuk mengambangkan kemampuan yang dimilikinya sesuai dengan bakat dan minatnya karena remaja adalah masa pencarian nilai-nilai hidup. Namun bila kondisi ekstern dan intern tidak mendukung untuk mengembangkan potensi tersebut maka kemungkinan besar akan terjadinya penyimpangan tingkah laku.
Dalam kurun ini timbul gejala emosi dan tekanan jiwa, sehingga perilaku mereka mudah menyimpang. Dari situasi konflik dan problem ini remaja tergolong dalam sosok pribadi yang tengah mencari identitas dan membutuhkan tempat penyaluran kreativitas. Jika tempat penyaluran tersebut tidak ada atau kurang memadai, mereka akan mencari berbagai cara sebagai penyaluran.
Yusuf (2004: 54) menyatakan“Juvenile Deliquency merupakan perbuatan remaja yang bertentangan dengan norma agama, adat istiadat atau hukum yang berdampak buruk bagi dirinya maupun orang lain.”
Pengertian lain yang dikemukakan oleh Santrock (2002: 22) mengenai kenakalan remaja ialah
(16)
3
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengacu kepada suatu rentang perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial (seperti bertindak berlebihan di sekolah, lingkungan masyarakat), pelanggaran (seperti melarikan diri dari rumah) hingga tindakan-tindakan kriminal (mencuri, merusak, menganiaya).
Jika dilihat dari jenjang pendidikannya, maka usia remaja adalah siswa yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), SMA, dan perguruan tinggi. Dalam hal ini jelas peran sekolah dirasa sangat penting selain peran keluarga dan lingkungan sekitar.
Sekolah merupakan pendidikan yang kedua setelah lingkungan keluarga bagi anak renaja. Selama mereka menempuh pendidikan formal disekolah terjadi interaksi antara remaja dengan sesamanya, termasuk interaksi antara remaja dengan pendidikan. Interaksi yang mereka lakukan di sekolah sering menimbulkan akibat sampinganyang negatif bagi perkembangan mental remaja.
Menurut Ma’ruf (2007)
Sekolahmerupakan tempat yang seharusnya menyenangkan, aman dan sehat, tempat di mana para siswa dapat mengembangkan berbagai potensi yang mereka miliki dengan sepenuhnya.Ketika sekolah sudah menjadi tempat yang menyenangkan bai siswa di cemari dengan perilaku agresif, maka perilaku agresif di sekolah di anggap biasa dan semakin meluas. Jika perilaku agresif yang terjadi di lingkungan sekolah tidak segera ditangani dapat menimbulkan gangguan proses belajar mengajar dan akan menyebabkan siswa cenderung beradaptasi terhadap kebiasaan buruk tersebut.
Dalam pengamatan yang dilakukan pada tahun 2012 di SMP Pasundan 3 Bandung, diketahuiperilaku yang muncul dalam diri peserta didik cenderungdalam bentuk agresi verbal disamping fisik dan non verbal. Dan tindakan tersebut tak jarang menimbulkan perkelahian tersendiri sesama siswa.
Dan berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan Sunni Fadhilah (2010)menunjukkan meningkatnya perilaku agresif di kalangan siswa pada jenjang pendidikan menengah. Siswa berani melakukan apapun agar siswa bisa mendapatkan sesuatu yang menjadi keinginannya bahkan sampai menyakiti orang lain.
(17)
4
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan menurut E.Koeswara (1988: 5) mengajukan definisi agresi yakni “agresi adalah tingkah laku yang dijalankan oleh individu dengan maksud melukai atau mencelakakan individu lain dengan ataupun tanpa tujuan tertentu.
Seseorang untuk berperilaku agresif tergantung pada banyak faktor, yaitu: pengalaman masa lalu orang tersebut, rewards yang diasosiasikan dengan tindakan agresif pada masa lalu atau saat ini, dan sikap serta nilai yang membentuk pemikiran orang tersebut mengenai perilaku agresif.Akan menjadi hal yang menghawatirkan bila perilaku tersebut dibiarkan dan bahkan dianggap sepele baik oleh orangtua maupun sekolah karena perilaku agresif dapat sangat mengganggu dan merugikan individu lain apabila tidak diberikan penanganan yang sesuai.
Maka dari itu bimbingan dan konseling sangat diperlukan dalam menangani masalah perilaku agresif ini. Menurut Rochman Natawidjaja (1977: 30),menyatakan “bimbingan konseling merupakan bagian dari proses yang menunjang pelaksanaan program pendidikan di sekolah”.
Salah satu program komprehensifbimbingan dan konseling untuk menangani kecenderungan siswa berperilaku agresif salah satunyaadalah layanan dasar. Menurut Yusuf(2006: 26) menyatakan “layanan dasar bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan bagi peserta didik melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, disajikan secara sistematis dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal”.
Layanan ini bertujuan untuk membantu siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasarhidupnya, memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap segala tingkah lakunya, dan mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya.
Makadari paparan di atas, maka dipandang perlu dilakukannya penelitian secara empiris mengenai “Profil Perilaku Agresif dan Implikasinya bagi
(18)
5
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling di SMP” (Studi Deskriptif terhadap peserta didik Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015).
B. Rumusan masalah
Melihat tingkat perkembangan remaja pada umumnya usia Sekolah Menengah Pertama ini merupakan masa transisi, dimana individu memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan juga keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru. Rasa keingintahuan yang tinggi ini biasanya diiringi dengan emosi yang labilyang tak jarang menimbulkan persaingan yang tinggi untuk mencapai tujuannya. Persaingantersebuttidakjarangmendorongtimbulnyaberbagaibentukkekerasan yang dilakukan individu tersebut yang tentu saja dengan cara berbeda, sesuai dengan situasi dan kondisinya.Tindak kekerasan dalam persaingan itu pula bisa saja akan memunculkan perilaku agresif.
Hal ini jelas memerlukan bimbingan dari berbagai pihak termasuk sekolah. Namunketika sekolah sudah menjadi tempat yang menyenangkan bai siswa di cemari dengan perilaku agresif, maka perilaku agresif di sekolah di anggap biasa dan semakin meluas.Jika perilaku agresif yang terjadi di lingkungan sekolah tidak segera ditangani dapat menimbulkan gangguan proses belajar mengajar dan akan menyebabkan siswa cenderung beradaptasi terhadap kebiasaan buruk tersebut.
Dengan focus penelitian, peneliti membatasi pertanyaan penelitian sebagai berikut;
1. Bagaimanakah gambaran umum perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015?
2. Bagaimana implementasi layanan Bimbingan Konseling yang akan diberikan?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
(19)
6
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Tujuan umum dari penelitian ini adalah membuat layanan dasar bimbingan dan konseling untuk menangani permasalahan agresif siswa Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015. 2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui gambaran umum kecenderungan perilaku agresif siswa Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015. 2. Mengetahui implementasi layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan
D. Asumsi
Asumsi dasar penelitian mengenai profil perilaku agresif dan implementasinya bagi layanan dasar bimbingan dan konselingsebagai berikut :
1. Tingkah laku agresif diperoleh dari hasil belajar melalui pengamatan (observasi) terhadap tingkah laku yang ditampilkan oleh individu lain yang menjadi model.
2. Perilaku agresif dimunculkan karena seseorang mengalami kegagalan dalam memenuhi kebutuhannya yang menimbulkan rasa frustasi. Perilaku agresif itu muncul karena adanya niatyang menimbulkan harapan bahwa tindakan itu akan menghasilkan sesuatu
3. Perilaku agresif yang terjadi di lingkungan sekolah jika tidak segera ditangani akan berdampak buruk bagi siswa
4. Salah satu program komprehensif bimbingan dan konseling untuk menangani kecenderungan siswa berperilaku agresif salah satunya adalah layanan dasar .
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis
(20)
7
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara teoretis penelitian ini mempunyai manfaat untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka memperkuat ilmudi bidang psikologi pendidikan, lebih khususnya kencederungan perilaku agresif siswa SMP yang sering muncul,
2. Manfaat praktis
a. Bidang Bimbingan dan Konseling, memberikan dan memperluas wawasan mengenai gambaran perilaku agresif siswa, faktor-faktor penyebab perilaku agresif dan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam memberikan layanan dasar bimbingan dan konseling.
b. Pihak sekolah (SMP) pada umumnya, memberikan masukan dalam upaya pencegahan perilaku agresif di kalangan siswanya, dan dalam penyusunan program Bimbingan dan Konseling di sekolah, khususnya yang berkaitan dengan perilaku agresif pada remaja di sekolah.
c. Bagi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, hasil penelitian ini daapat dijadikan sebagai bentuk implementasi dari Bimbingan dan Konseling.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada menjadi pokok permasalahan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket (instrumen). Dengan metode ini diharapkan diperoleh gambaran perilaku agresif siswa SMP Pasundan 3 Bandung.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dananalisa data hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik. Pendekatan secara kuantitatif ini pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah dan digunakan untuk menganalisa data mengenai
(21)
8
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perilaku agresif berdasarkan perhitungan secara statistik yang diperoleh melalui penyebaran instrument perilaku agresif.
G. Kerangka Pemikiran
Bagan 1.1
Alur Penelitian Profil Perilaku Agresif dan Implementasi bagi Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling SMP
H. Struktur Penulisan Skripsi
Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh dan memudahkan dalam penyusunan skripsi, maka perlu disusun struktur organisasi skripsi. Adapun bagian struktur organisasi skripsi adalah sebagai berikut.
Bab I: Pendahuluan yang meliputi latar belakang penelitian terkait dengan fenomena yang terjadi pada objek penelitian dan permasalahan yang ada, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan diadakannya penelitian, manfaat yang diharapkan dari penelitian , metodelogi penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
Bab II: Kajian Pustaka, yang menguraikan tentang sub bab definisi agresif, karakteristik perilaku agresif, implikasi layanan dasar bimbingan dan konseling bagi perilaku agresif yang muncul, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.
Implikasi layanan dasar bimbingan dan konseling untuk menangani perilaku agresif peserta didik Verbal Aggresion Physical Aggresion Bentuk-bentuk perilaku agresif Anger Hostility
Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling Judgement Instrumen Perilaku Agresif Perilaku agresif
(22)
9
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab III: Metode Penelitian. Dalam bab ini membahas tentang populasi dan sampel penelitian untuk menentukan jumlah responden, variabel penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen serta metode analisis data yang digunakan.
Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang terdiri dari pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan.
Bab V: Kesimpulan dan Saran, yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian
(23)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
27 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi/Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2008: 117) menyatakan populasi adalah “ wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang memiliki kualitas dari karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIIISMP
Pasundan 3 Bandung tahun ajaran 2014-2015, yang bertempat di Jalan Bapa Husein Blk. No. 4 Cipaganti Bandung. Adapun sampel penelitiann ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung. Teknik pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik sampling jenuh yaitu “teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2008:68).
Pertimbangan dasar dalam menentukan populasi dan sampel penelitian diantaranya :
1) Peserta didik kelas VIII merupakan siswa yang mengalami periode transisi dari masa anak-anak ke masa remaja awal yang berada pada puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. “Emosi remaja berada dalam situasi storm and drung sebab belum stabil sebagai akibat dari bagian perubahan yang terjadi pada masa remaja, maka kemungkinan besar akan terjadinya penyimpangan tingkah laku” (Santrock, 2003:26). 2) Pada saat pelaksanaan studi pendahuluan menemukan gejala-gajala
perilaku yang ditampilkan oleh peserta didik khususnya kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung yang mengindikasikan tingginya perilaku agresif.
(24)
28
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun sampel penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung dengan rincian sebagai berikut:
(25)
29
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Jumlah Anggota Populasi dan Sampel
Peserta Didik Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung
No Kelas Jumlah Peserta Didik
1 VIII-A 36
2 VIII-B 35
3 VIII-C 39
4 VIII-D 35
5 VIII-E 36
6 VIII-F 33
7 VIII-G 36
Jumlah Populasi 250
Jumlah sampel 250
B. Desain Penelitian
Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada analisa akhir data yang selanjutnya disimpulkan dan diberikan saran. Suatu desain penelitian menyatakan, baik struktur masalah penelitian maupun rencana penyelidikan yang akan dipakai untuk memperoleh bukti empiris mengenai hubungan-hubungan dalam masalah.
Adapun desain penelitian yang dipakai yaitu dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu „pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisa data hasil penelitian dengan menggunakan
perhitungan-perhitungan statistik‟ (Hilman Ali, 2012: 9). Pendekatan secara kuantitatif ini
pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah dan digunakan untuk menganalisa data mengenai perilaku agresif berdasarkan perhitungan secara statistik yang diperoleh melalui penyebaran instrument perilaku agresif.
Jenis penelitian ini dipilih mengingat tujuan yang hendak dicapai mencakup usaha-usaha untuk menjelaskan profil perilaku agresfi yang terjadi melaluiangket sebagai alat pengumpul data primer. Instrumen angket yang
(26)
30
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikembangkan berbentuk kuisioner yang merupakan “teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk
dijawab oleh responden” (sugiyono, 2010: 142). Berdasarkan hipotesis dalam
rancangan penelitian ini ditentukan variabel-variabel yang dipergunakan dalam penelitian. Ada dua variabel yaitu variabel perilaku agresif, dan layanan dasar bimbingan dan konseling.
Berdasarkan tujuan dari penelitian yang dilakukan, maka pelaksanaan penelitian dilakukan hingga tersusunnya layanan dasar serta revisi layanan dasar tersebut, tanpa diujicobakan kepada peserta didik, secara lebih rinci berikut atau tahapan penelitian yang dilakukan:
TAHAP 1 KajianTeoretis 1. Bimbingandankonseling 2. PerilakuAgresif
Bagan 3.1
AlurPenelitianUntukMengembangkanPerilakuAgresifPesertaDidik
C. Metode Penelitian
TAHAP 2
Kajian Empiris Perilaku Agresif Peserta DidikKelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung
TAHAP 3
Pengembangan Rancangan Layanan Dasar untuk Mengembangkan Perilaku Agresif Peserta Didik Kelas VIII SMP Pasundan 3
(27)
31
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono( 2010: 207)
Metode deskriptif dimaksudkan memperoleh gambaran kecenderungan perilaku agresif remaja yang dilakukan secara aktual melalui proses pengumpulan data, pengolahan, analisis, penafsiran dan penyimpulan data hasil dari penelitian yang bertujuan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Sama halnya penelitian Sukmadinata,(2008: 53 )metode penelitian deskriptif adalah “suatu metode dalam meneliti status kelompok, manusia, objek, suatu set kondisi, suatu set pemikiran, ataupun peristiwa pada masa sekarang. Metode deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek”. Dengan metode ini diharapkan diperoleh gambaran perilaku agresif siswa SMP Pasundan 3 Bandung.
D. Definisi Operasional Variabel
Dalam penyusunan instrumen yang dilakukan peneliti, maka definisi operasional variable perilaku agresif dan layanan dasar peserta didik kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajran 2014-2015 adalah sebagai berikut:
1. Perilaku Agresif
Agresif menurut konsep dari Buss danPenry(Iman dwi Permana, 2012 ) terdapat empat jenis agresi, yaitu Physical Agression, Verbal Agression, Anger (kemarahan), Hostility (permusuhan)
a. Physical Agression
Physical aggression merupakan perilaku agresi yang dapat diobservasi. Pada physical aggression ini kecenderungan individu untuk melakukan serangan secara fisik untuk mengekspresikan kemarahan atau agresi. Bentuk serangan fisik tersebut seperti memukul, mendorong, menendang, dan lain sebagainya.
(28)
32
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Verbal aggression adalah kecenderungan untuk menyerang orang lain atau memberikan stimulus yang merugikan dan menyakitkan kepada organisme lain secara verbal, yaitu melalui kata-kata atau penolakan. Bentukserangan verbal tersebut cacian, ancaman, mengumpat, atau penolakan.
c. Anger
Beberapa bentuk anger adalah perasaan marah, kesal, sebal dan bagaimana cara mengontrol hal tersebut.
b. Hostility
Hostility tergolong dalam agresi covert (tidakterlihat). Hostility terdiri dari dua bagian, yaitu resentment seperti cemburu dari iri terhadap orang lain, dan suspicion seperti adanya ketidak percayaan, kekhawatiran, dan proyeksi dari rasa permusuhan terhadap orang lain.
2. Layanan Dasar
Yang dimaksud dengan layanan dasar bimbingan konseling dalam penelitian ini adalah Salah satu program komprehensif bimbingan dan konseling untuk menangani kecenderungan siswa berperilaku agresif.Layanan dasar bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan bagi peserta didik melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar kelas, disajikan secara sistematis dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal.
E. Instrumen Penelitian 1. Penyusunan Kisi-kisi
Untuk memperoleh data tentang gambaran perilaku agresif peserta didik diperlukan alat/instrumen untuk mengungkapnya. Penelitian menggunakan angket pengungkap perilaku agresif. Angket atau kuisioner adalah “sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
(29)
33
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang ia ketahui” (Arikunto, 2006: 151).
Kisi-kisi instrumen perilaku agresif siswa dikembangkan berdasarkan definisi operasional tentang perilaku agresif siswa yang secara lebih lanjut dijelaskan melalui indikator-indikator dari setiap sub aspek sebagai titik tolak dalam pembuatan item pernyataan. Instrumen perilaku agresif tersebut disusun menggunakan model angket force choice yang masing-masing pernyataan
menyediakan dua alternatif jawaban , yaiutu “Ya”, dan “Tidak.
Lebihlanjut, perumusankisi-kisiinstrumenPerilaku Agresif pesertadidik disajikan dalam tabel 3.3 sebagai berikut ini.
Tabel 3.2
Kisi-kisiAngketPengungkap Perilaku Agresif (sebelum judgment)
No Aspek Indikator Pernyataan ∑
(+) (-)
1 AgresifFisik (Physical Aggression)
Secarafisikmenyerangtema nsebaya
2,3,4,5 1 5
Secarafisikmenyerang orang dewasa
7,8 6,9 4
Merusakbarang-barang 10,11,12 13,14 5
Tidakmengikutiaturan 16,18 15,17,19 5
2 Agresif Verbal (Verbal Aggression
Secara verbal menyerang
orang dewasa 22,23 20,21
4 Secara verbal
menyerangtemansebaya 24,26 25,27,28
5
Membangkang apa yang
diperintahkan 29,30 31,32
4
3 Kemarahan (Anger) Membuatkeonaran 33,34,35 36 4
Tidakdisiplindalammenjal
ankantugas 37,38 39,40
4
Sukaterlambatpulang 43,44,45 41,42 5
4 PerilakuPermusuhan (Hostility)
Sukabertengkardengantem
an 46,47 48
3
Berlakukejamterhadapana
k-anakdanbinatang 49,50,51 52
4
(30)
34
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Kisi-kisiAngketPengungkap Perilaku Agresif (setelah judgment)
No Aspek Indikator Pernyataan (-) ∑
1. Agresif Fisik (Physical Aggression)
Berkelahi 1,2 2
Menyerang teman sebaya dengan tangan kosong
3,4,5,6 4
Menyerang orang dewasa dengan tangan kosong
7,8 2
Menyerang dengan menggunakan benda 9,10 2 2. Agresif Verbal
(Verbal Aggression)
Secara verbal menyerang teman sebaya 11,12,13,14,15 5 Secara verbal menyerang orang dewasa 16,17,18 3 Membangkang apa yang diperintahkan 19,20 2 3. Kemarahan (Anger) Membuat keonaran 21,22,23,24 4
Merusak barang 25,26,27,28 4
Menghujat 29,30 2
4. Perilaku Permusuhan (Hostility)
Suka bertengkar dengan teman 31,32,33 3 Berlaku kejam terhadap orang lain 34,35 2
Memiliki rasa dendam 36,37 2
Daya saing ekstrim 38,39,40 3
Jumlah 40
2. Penyusunan Butir-butir Instrumen
Setelah kisi-kisi instrumen tersusun, langkah selanjutnya adalah menyusun item pernyataan yang merujuk pada indikator-indikator dalam kisi-kisi dan
definisi operasional. Penyusunan item pernyataan hanya terbagi menjadi satu bagian pernyataan, yaitu negatif saja. Pernyataan negatif mengandung pengertian bahwa setiap pernyataan memiliki tingkat kesesuaian yang sangat tinggi dengan indikator perilaku agresif.
3. Pengujian Instrumen
a. Uji Kelayakan Instrumen
Dayasaing yang ekstrim 57,58,59 60 4
(31)
35
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji kelayakan instrumen atau penimbangan instrumen dilakukan untuk melihat kesesuaian indikator dan butir-butir pernyataan baik dari segi isi, konstruk dan redaksional. Penimbangan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari aspek kesesuaian item indikator dan item pernyataan dengan landasan teori, dan ketepatan bahasa yang digunakan, dilihat dari sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan respon.
Penimbangan (judgement) dalam penelitian ini terlebih dahulu ditimbang oleh tiga orang pakar bimbingan dan konseling di lingkungan jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yaitu: Prof.Dr.H. Samsyu Yusuf LN,M.Pd;Dr.H.Mubiar Agutin,M.Pd; H.nandang Budiman,S.Pd.,M.Si
Instrumen yang ditimban goleh para ahli diklasifikasikan kedalam dua kategori, yaitu memadai dan tidak memadai. Memadai artinya butir instrumen tersebut bias langsung digunakan atau harus dibuang dan bisa digunakan tetapi harus diperbaiki terlebih dahulu.
Hasil penilaian menunjukkan secara konstruk seluruh item pada angket kecenderungan perilaku agresif termasuk memadai. Terdapat item-item yang perlu diperbaiki dari segi bahasa dan isi. Hasil penimbangan dari beberapa ahli dapat disimpulkan pada dasarnya item-item pernyataan dapat digunakan dengan beberapa perbaikan redaksi agar mudah dipahami peserta didik.
b. Uji Keterbacaan Instrumen
Tujuan uji keterbacaan ini adalah untuk mengukur tingkat keterbacaan instrumen dari segi kata-kata, istilah dan kalimat secara utuh. Hasil uji keterbacaan adalah penyederhanaan kalimat tanpa mengubah makna dari pernyataan tersebut.
Ujiketerbacaaninstrumendilaksanakankepadapesertadidik di kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung. Setelah dilakukan uji keterbacaan, butir pernyataan dalam instrumen yang kurang jelas diperbaiki sehingga dapat dimengerti oleh siswa.
(32)
36
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Proses Pengembangan Instrumen
Setelah selesai mengadaptasi instrumen penelitian, perlu dilakukan pengujian instrumen sebagai bagian dari tahap pengembangan instrumen penelitian sebelum mengadakan kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya pada objek penelitian. Tahapan pengembangan instrumen meliputi:
a. UjiValiditas
Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian melibatkan seluruh item yang terdapat dalam angket pengungkap perilaku agresif peserta didik. Sugiyono (2010: 267)mengungkapkan “uji validitas alat pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur.” Semakin tinggi nilai validasi maka menunjukkan semakin valid instrumen yang akan digunakan.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006: 168). Validitas item dilakukan dengan menganalisis menggunakan prosedur pengujian Spearman’s rho. Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas setiap item pernyataan adalah rank difference correlation yang dikenal dengan Spearman’s rho
=
1-= koefisienkorelasitatajenjang
D = Difference, seringdgunakanjuga B singkatandari Beda, Beda Skorantarasubjek
N = Banyaknyasubjek
Dari hasil pengolahan melalui Ms.Excel terhadap 40 item pernyataan dalam instrumen perilaku agresif peserta didik, didapatkan hasil bahwa seluruh item dinyatakan valid dengan menggunakan kriteria signifikansi pada level 0,05
(33)
37
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada taraf kepercayaan 95% (hasil perhitungan terlampir). Untuk hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4
Hasil Penimbangan Angket Pengungkap Perilaku Agresif
Keterangan Nomer item Jumlah
Valid
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11, 12,13,14,15,16,17,18,19, 20,21,22,23,24,25,26,27, 28,29,30,31,32,33,34,35, 36,37,38,39,40.
40
Tidak valid - 0
Jumlah 40
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen merupakan penunjuk sejauh mana hasil pengukurandengan menggunakan instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas instrumenditunjukkan sebagai derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh olehsubjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda.Derajat konsistensi diperoleh sebagai proporsi varian skor perolehan subjek.Adapun rumus yangdigunakan dengan metode metode belah dua (split-half method)dimana jumlah butir pernyataan dibagi dua menjadi jumlah pernyataan nomor ganjil dan jumlah pernyataan nomor genap dengan menggunakan rumus Spearmen-Brownsebagai berikut:
⁄ ⁄
⁄ ⁄
Keterangan:
(34)
38
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
⁄ ⁄ = koefisein reliabilitas yang sudah disesuiakan
(Arikunto, 2007: 93) Keterangan :
0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah 0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah
0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi 0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi
(Arikunto, 2006: 276) Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel 2007, diperoleh hasil perhitungan yang memperlihatkan dari ke-40 butir item, menunjukkan koefisien reliabilitas (konsistensi internal) instrumen perilaku agresif peserta didiksebesar 0.81. Artinya, tingkat korelasi dan derajat keterandalan instrumen gejala perilaku agresif berada pada kategori sangat tinggi. (Hasil perhitungan reliabilitas terlampir).
G. Teknik Pengolahan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu data mengenai perilaku agresif peserta didik kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung. Angket yang digunakan adalah angket terstruktur dengan bentuk jawaban tertutup. Responden hanya perlu menjawab pernyataan dengan cara memilih alternatif respon yang telah disediakan dengan alternatif jawaban ya dan tidak
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran alat pengumpul data berupa angket untuk mengumpulkan data mengenai gambaran perilaku agresif peserta didik kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(35)
39
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Mengecek kesiapan peserta didik.
c. Membacakan petunjuk dan mempersilahkan peserta didik untuk mengisi angket yang telah dipersiapkan sebelumnya.
d. Mengumpulkan kembali angket yang telah selesai diisi serta mengecek kelengkapan identitas dan kelengkapan jawaban para peserta didik.
H. Analisis Data 1. Verifikasi Data
Verifikasi data bertujuan untuk menyeleksi data yang dianggap layak untuk diolah. Tahapan verifikasi data yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pengecekan jumlah instrumen yang telah terkumpul.
b. Melakukan tabulasi data yaitu perekapan data yang diperoleh dari peserta didik dengan melakukan penyekoran sesuai dengan tahapan penyekoran yang telah ditetapkan.
c. Setelah tabulasi data maka dilanjutkan dengan melakukan perhitungan statistik sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.
2. Penyekoran Data Hasil Penelitian
Teknik skoring pada data hasil penelitian mengacu pada pedoman penyekoran yang terbagi menjadi satu kriteria, yaitu pernyataan negatif. Penyekoran dilakukan dengan sederhana dengan mengacu pada pedoman penyekoran yang ditunjukkan pada tabel 3.5 sebagai berikut.
Tabel 3.5
Pola Skor Opsi Alternatif Respon
Pernyataan
Skor Empat Opsi Alternatif
(36)
40
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
YA TIDAK
Favorable (-) 1 0
Penskoran atau mengubah data ke dalam bentuk-bentuk kuantitatif dimaksudkan agar memungkinkan dilakukannya analisis dengan menggunakan teknik statistik. Untuk mengetahui gambaran gejala perlikau agresif peserta didik digunakan kategorisasi jenjang (ordinal), tujuannya adalah untuk menempatkan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan atribut yang diukur (Azwar: 2010: 107).
Kategorisasi jenjang pada instrumen gejala perlikau agresif peserta didik akan mengelompokkan sampel penelitian ke dalam tiga tingkatan, yaitu: tinggi, sedang, dan rendah. Perhitungan kategorisasi jenjang untuk instrumen gejala perilaku agresif peserta didik berdasarkan skor ideal diperoleh dari prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah pertanyaan kuesioner dikalikan dengan jumlah responden dilakukan sebagai berikut.
Xideal = 1/2*Xmax StDev = 1/3* Skor max
Tabel 3.6
Kategorisasi Gejala Perilaku Agresif
No. Interval Kategori
1. x > µ + σ Tinggi
2. µ - σ ≤ x ≥ µ + σ) Sedang
3. x < µ - σ Rendah
Sumber: (Azwar, S., 2010: 109)
Berdasarkan kriteria pada penyekoran diatas, tingkat perilaku agresif siswa dikelompokkan menjadi tiga, yaitu tinggi, sedang, rendah. Dan penjelasannya sebagai berikut :
Tinggi : Siswa pada level ini memiliki tingkat perilaku agresif tinggi berdasarkan letercapainannya pada setiap indikator perilaku
(37)
41
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
agresif, yaitu kecenderungan siswa untuk melakukan perilaku agresif verbal, agresif fisik, kemarahan, dan perilaku permusuhan.
Sedang : Siswa pada level ini memiliki tingkat perilaku agresif sedang berdasarkan letercapainannya pada setiap indikator perilaku agresif, yaitu kecenderungan siswa untuk melakukan perilaku agresif verbal, agresif fisik, kemarahan, dan perilaku permusuhan.
Rendah : Siswa pada level ini memiliki tingkat perilaku agresif rendah berdasarkan letercapainannya pada setiap indikator perilaku agresif, yaitu kecenderungan siswa untuk melakukan perilaku agresif verbal, agresif fisik, kemarahan, dan perilaku permusuhan
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi langkah berikut :
1. Studi pendahuluan di SMP Pasundan 3 Bandung yang dilaksanakan pada saat pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL).
2. Membuat proposal penelitian dan mengkonsultasikannya dengan dosen Pembimbing.
3. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas.
4. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat Fakultas. Kemudian surat izin penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan pada kepala sekolah SMP Pasundan 3 Bandung .
(38)
42
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Membuat instrumen penelitian berikut penimbangannya kepada tiga orang dosen ahli dari jurusan PPB.
6. Mengumpulkan data dengan menyebarkan angket pada peserta didik kelas VIIISMP Pasundan 3 Bandung Tahun ajaran 2013/2014
7. Mengolah dan menganalisis data dari hasil angket perilaku agresif yang telah disebarkan.
8. Pembuatan program layanan dasar berdasarkan hasil analisis data deskripsi perilaku agresifpeserta didik
9. Diskusi dengan pakar dan praktisi Bimbingan dan Konseling mengenai kelayakan program layanan dasar.
10.Penyempurnaan program berdasarkan hasil diskusi dan penilaian yang telah dilakukan, sehingga program tersebut layak untuk dilaksanakan.
(39)
43
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.3
Skema Prosedur Penelitian
Alur/skema Prosedur Penelitian
Tahap I
Studi pendahuluan di SMP Pasundan 3 Bandung
Tahap II
Membuat proposal penelitian
Tahap III
Mengajukan permohonan pengangkatan dosen.
Tahap IV
Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan
Tahap V
Membuat instrumen penelitian Tahap VI
Mengumpulkan data dengan menyebarkan angket
Tahap VIII
Pembuatan programlayanan dasarperilaku agresif
Tahap IX
Judgement program layanan dasar bimbingan dan konseling
Tahap VII
Mengolah dan menganalisis data dari hasil angket perilaku
agresif
Tahap X
Penyempurnaan program berdasarkan hasil diskusi
(40)
44
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
(41)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
67 BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung tahun ajaran 2012-2013 mengenai profil perilaku agresif dan implikasinya bagi layanan dasar bimbingan dan konseling di sekolah :
1. Peserta didik kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung tahun ajaran 2014-2015 secara umum memiliki kecenderungan perilaku agresif yang termasuk dalam kategori tinggi, ini artinya peserta didik memiliki perilaku agresif hampir pada seluruh aspek dan indikator didalamnya, yaitu peserta didik akan melakukan menyerang, mengajak berkelahi, menghujat, merusak barang, berlaku kejam, membuat keonaran ketika dirinya merasa tidak nyaman, marah, kesal dengan teman. Dan adapun dilihat dari aspek pada setiap kelas, didapatkan aspek yang paling tinggi persentase pencapaiannya adalah pada aspek kemarahan (anger), aspek terendah yaitu aspek fisik. Banyak faktor yang melatarbelakangi siswa melakukan perilaku agresif tersebut. Tetapi yang lebih dominan menjadi dasar perilaku mereka adalah perasaan negatif yang dipengaruhi lingkungan sekitar seperti lingkungan kelas di sekolah yang menimbulkan perilaku-perilaku agresif .
2. Hasil akhir penelitian ini yaitu tersusunnya rancangan layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mereduksi atau mengurangi kecenderungan perilaku agresif peserta didik kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015. Rancangan program layanan dasar yang disusun meliputi komponen-komponen sebagai berikut; rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, sasaran layanan, pengembangan tema, tahap dan langkah layanan, media dan alat pendukung.
(42)
68
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B.Rekomendasi
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian, berikut dikemukakan rekomendasi hasil penelitian bagi pihak terkait.
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)
a. Hasil dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui perilaku agresif yang dimiliki oleh siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung tahun ajaran 2014/2015 sebagai dasar dalam evaluasi program sekolah yang sudah tersedia. (pengembangan tema layanan dasar bimbingan dan koselingterlampir).
b. Sebagai tindakan preventif selanjutnya agar tidak terjadinya perilaku agresif, guru bimbingan dan konseling senantiasa berusaha mengembangkan perilaku non-agresif yaitu dengan menyalurkan minat dan bakat siswa pada kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah, misalnya guru bimbingan dan konseling memberikan motivasi dan reward kepada siswa yang mengikuti kegiatan itu. 2. Bagi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan baru dalam kajian fenomena gejolak perilaku remaja masa kini dalam mata kuliah perkembangan individu sehingga mampu dimanfaatkan secara maksimal baik itu dari pihak jurusan maupun mahasiswa Psikologi Pendidikan dan Bimbingan secara umum.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa hal yang dapat dilaksanakan oleh peneliti selanjutnya terutama dalam perilaku agresif : a. Melakukan penelitian lebih mendalam mengenai kecenderungan
(43)
69
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Mengembangkan program yang sudah dibuat oleh peneliti dan mengaplikasikannya.
c. Program yang telah dirumuskan oleh peneliti masih bersifat hipotesis, dan akan menjadi lebih bermanfaat apabila peneliti selanjutnya yang akan mengkaji mengenai program bimbingan untuk mengurangi perilaku agresif peserta didik pada jenjang SMA dan dapat mengaplikasikannya.
(44)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 70
DAFTAR PUSTAKA
Anantasari. (2012). Teori dan karakteristik agresif. [Forum online] Tersedia di http://getargaluh.blogspot.com/2012/10/teori-dan-karakteristik-agresif.html.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Atkinson, dkk. (1999). Pengantar psikologi. Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Baron,R.A. (2003). Psikologi sosial Jilid 1. Jakarta : Erlangga Baron,R.A. (2005). Psikologi sosial Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Berkowitz, Leonard. (2003). Emotional behavior (mengenali perilaku dan
tindakan kekerasan di lingkungan sekitar kita dan cara
penanggulangannya). Jakarta: PPM.
Berkowitz, L. (1969). Roots of aggression. New York: Plenum Branshaw
Desniwati, Rizki. (2008). Hubungan pola auh orang tua dengan tingkah laku agresi pada remaja (studi deskriptif analitik terhadap siswa kelas xi sma bpi bandung tahun ajaran 2008/2009). Skripsi. Bandung: Tidak diterbitkan.
Hudaniah, Tri Dayakisni. (2012). Teori dan karakteristik agresif. [Forum online] Tersedia di http://getargaluh.blogspot.com/2012/10/teori-dan-karakteristik-agresif.html
Hilman, Ali. (2012).Program bimbingan pribadi berdasarkan profil perilaku agresif siswa sekolah menengah atas. Skripsi Bandung: Tidak diterbitkan. Hurlock, E. B. (1994). Psikologi perkembangan (suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan). Edisi 5. Jakarta: Erlangga
Julianti,Ingeu K. (2001). Kecenderungan perilaku agresif ditelaah dari perlakuan orangtua yang dirasakan siswa. Skripsi. Bandung: tidak Diterbitkan.
Kartono.K. (2005). Patologi sosial ii kenakalan remaja.Ed I, Cet 6. Jakarta:Pt Raja Grafindo Persada.
(45)
71
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Krahe, Barbara. (2005). Panduan psikologhi sosial-perilaku agresif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kursin. (2005). Keefektifan layanan konseling kelompok dalam mengurangi perilaku agresif siswa panti pamardi putra mandiri semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang: Tidak diterbitkan.
Ma’ruf . (2007). _____________. [Forum online]. Tersedia di : www.hidayah-ilayya.glogspot.com .
Kenneth,Moyer. (1971). Human aggression. [Forum online]. Tersedia di : http://www.academia.edu/9311066/Agression
Rochman, Natawidjadja. (1997). Bimbingan dan konseling di sekolah.
Nadhirin, Arif. (2009). Perilaku agresif remaja. [Forum online]. Tersedia di : http://nadhirin.blogspot.com/2009/12/perilaku-agresif-remaja.
Nurikhsan, Juntika. (2005). Pengantar bimbingan dan konseling. Bandung: UPI Press.
Iman, Dwi Permana. (2012). Profil kecenderungan perilaku agresif remaja yang bermain online game. Skripsi PPB FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Santrock, J. W. (2002). Life Span Development (Perkembangan Masa Hidup).
Jilid 1: Edisi Kelima. Penerbit Erlangga.
Santrock, John. (2003). Perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (1996) . Life span development (Perkembangan Masa Hidup). Jilid 1: Edisi Kelima. Penerbit Erlangga.
Sarwono, S. W. (2002). Agresi manusia. Bandung: PT Eresco.
Scheneider, Alexander. A. (1955). Personal adjusment and mental healty. New
York : Holt, Rinehart dan Winston
David,O Sars dkk. (1994). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga
Stewart, dkk. (1981). The overlap between hyperactive and unsocialized aggressive children. Great Britain: Pergamon Press Ltd.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2006). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
(46)
72
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.
Suni, Fadilah, (2010). Hubungan antara kemampuan pengelolaan emosi dengan perilaku agresif siswa. Skripsi Bandung: Tidak diterbitkan
Sugiyono. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta. Tedeschi,Felson. (2005). Understanding your feeling and emotion. New Jersey. Yusuf, Syamsu dan Nurihsan Juntika. (2004). Landasan bimbingan dan
konseling. Bandung: Rosda.
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan Juntika. (2006). Landasan bimbingan dan konseling. Bandung: Rosda.
Zamzani,A. (2007). Agresivitas siswa smk dki jakarta, jurnal pendidikan dan kebudayaan, tahun ke-13,No.069.
(1)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
67
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung tahun ajaran 2012-2013 mengenai profil perilaku agresif dan implikasinya bagi layanan dasar bimbingan dan konseling di sekolah :
1. Peserta didik kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung tahun ajaran 2014-2015 secara umum memiliki kecenderungan perilaku agresif yang termasuk dalam kategori tinggi, ini artinya peserta didik memiliki perilaku agresif hampir pada seluruh aspek dan indikator didalamnya, yaitu peserta didik akan melakukan menyerang, mengajak berkelahi, menghujat, merusak barang, berlaku kejam, membuat keonaran ketika dirinya merasa tidak nyaman, marah, kesal dengan teman. Dan adapun dilihat dari aspek pada setiap kelas, didapatkan aspek yang paling tinggi persentase pencapaiannya adalah pada aspek kemarahan (anger), aspek terendah yaitu aspek fisik. Banyak faktor yang melatarbelakangi siswa melakukan perilaku agresif tersebut. Tetapi yang lebih dominan menjadi dasar perilaku mereka adalah perasaan negatif yang dipengaruhi lingkungan sekitar seperti lingkungan kelas di sekolah yang menimbulkan perilaku-perilaku agresif .
2. Hasil akhir penelitian ini yaitu tersusunnya rancangan layanan dasar bimbingan dan konseling untuk mereduksi atau mengurangi kecenderungan perilaku agresif peserta didik kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015. Rancangan program layanan dasar yang disusun meliputi komponen-komponen sebagai berikut; rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan, sasaran layanan, pengembangan tema, tahap dan langkah layanan, media dan alat pendukung.
(2)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B.Rekomendasi
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian, berikut dikemukakan rekomendasi hasil penelitian bagi pihak terkait.
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)
a. Hasil dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui perilaku agresif yang dimiliki oleh siswa kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung tahun ajaran 2014/2015 sebagai dasar dalam evaluasi program sekolah yang sudah tersedia. (pengembangan tema layanan dasar bimbingan dan koselingterlampir).
b. Sebagai tindakan preventif selanjutnya agar tidak terjadinya perilaku agresif, guru bimbingan dan konseling senantiasa berusaha mengembangkan perilaku non-agresif yaitu dengan menyalurkan minat dan bakat siswa pada kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah, misalnya guru bimbingan dan konseling memberikan motivasi dan reward kepada siswa yang mengikuti kegiatan itu. 2. Bagi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan baru dalam kajian fenomena gejolak perilaku remaja masa kini dalam mata kuliah perkembangan individu sehingga mampu dimanfaatkan secara maksimal baik itu dari pihak jurusan maupun mahasiswa Psikologi Pendidikan dan Bimbingan secara umum.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa hal yang dapat dilaksanakan oleh peneliti selanjutnya terutama dalam perilaku agresif : a. Melakukan penelitian lebih mendalam mengenai kecenderungan
(3)
69
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Mengembangkan program yang sudah dibuat oleh peneliti dan mengaplikasikannya.
c. Program yang telah dirumuskan oleh peneliti masih bersifat hipotesis, dan akan menjadi lebih bermanfaat apabila peneliti selanjutnya yang akan mengkaji mengenai program bimbingan untuk mengurangi perilaku agresif peserta didik pada jenjang SMA dan dapat mengaplikasikannya.
(4)
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 70
Anantasari. (2012). Teori dan karakteristik agresif. [Forum online] Tersedia di http://getargaluh.blogspot.com/2012/10/teori-dan-karakteristik-agresif.html. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Atkinson, dkk. (1999). Pengantar psikologi. Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Baron,R.A. (2003). Psikologi sosial Jilid 1. Jakarta : Erlangga Baron,R.A. (2005). Psikologi sosial Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Berkowitz, Leonard. (2003). Emotional behavior (mengenali perilaku dan tindakan kekerasan di lingkungan sekitar kita dan cara penanggulangannya). Jakarta: PPM.
Berkowitz, L. (1969). Roots of aggression. New York: Plenum Branshaw
Desniwati, Rizki. (2008). Hubungan pola auh orang tua dengan tingkah laku agresi pada remaja (studi deskriptif analitik terhadap siswa kelas xi sma bpi bandung tahun ajaran 2008/2009). Skripsi. Bandung: Tidak diterbitkan.
Hudaniah, Tri Dayakisni. (2012). Teori dan karakteristik agresif. [Forum online] Tersedia di http://getargaluh.blogspot.com/2012/10/teori-dan-karakteristik-agresif.html
Hilman, Ali. (2012).Program bimbingan pribadi berdasarkan profil perilaku agresif siswa sekolah menengah atas. Skripsi Bandung: Tidak diterbitkan. Hurlock, E. B. (1994). Psikologi perkembangan (suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan). Edisi 5. Jakarta: Erlangga
Julianti,Ingeu K. (2001). Kecenderungan perilaku agresif ditelaah dari perlakuan orangtua yang dirasakan siswa. Skripsi. Bandung: tidak Diterbitkan.
Kartono.K. (2005). Patologi sosial ii kenakalan remaja.Ed I, Cet 6. Jakarta:Pt Raja Grafindo Persada.
(5)
71
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Krahe, Barbara. (2005). Panduan psikologhi sosial-perilaku agresif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kursin. (2005). Keefektifan layanan konseling kelompok dalam mengurangi perilaku agresif siswa panti pamardi putra mandiri semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang: Tidak diterbitkan.
Ma’ruf . (2007). _____________. [Forum online]. Tersedia di :
www.hidayah-ilayya.glogspot.com .
Kenneth,Moyer. (1971). Human aggression. [Forum online]. Tersedia di : http://www.academia.edu/9311066/Agression
Rochman, Natawidjadja. (1997). Bimbingan dan konseling di sekolah.
Nadhirin, Arif. (2009). Perilaku agresif remaja. [Forum online]. Tersedia di : http://nadhirin.blogspot.com/2009/12/perilaku-agresif-remaja.
Nurikhsan, Juntika. (2005). Pengantar bimbingan dan konseling. Bandung: UPI Press.
Iman, Dwi Permana. (2012). Profil kecenderungan perilaku agresif remaja yang bermain online game. Skripsi PPB FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Santrock, J. W. (2002). Life Span Development (Perkembangan Masa Hidup).
Jilid 1: Edisi Kelima. Penerbit Erlangga.
Santrock, John. (2003). Perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (1996) . Life span development (Perkembangan Masa Hidup). Jilid 1: Edisi Kelima. Penerbit Erlangga.
Sarwono, S. W. (2002). Agresi manusia. Bandung: PT Eresco.
Scheneider, Alexander. A. (1955). Personal adjusment and mental healty. New York : Holt, Rinehart dan Winston
David,O Sars dkk. (1994). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga
Stewart, dkk. (1981). The overlap between hyperactive and unsocialized aggressive children. Great Britain: Pergamon Press Ltd.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2006). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
(6)
72
Ufara Kusumaningrum, 2015
PROFIL PERILAKU AGRESIF DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.
Suni, Fadilah, (2010). Hubungan antara kemampuan pengelolaan emosi dengan perilaku agresif siswa. Skripsi Bandung: Tidak diterbitkan
Sugiyono. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta. Tedeschi,Felson. (2005). Understanding your feeling and emotion. New Jersey. Yusuf, Syamsu dan Nurihsan Juntika. (2004). Landasan bimbingan dan
konseling. Bandung: Rosda.
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan Juntika. (2006). Landasan bimbingan dan konseling. Bandung: Rosda.
Zamzani,A. (2007). Agresivitas siswa smk dki jakarta, jurnal pendidikan dan kebudayaan, tahun ke-13,No.069.