PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE: studi pada BPRS se-Bandung Raya.

(1)

PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS)

TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

(Studi pada BPRS se-Bandung Raya)

SKRIPSI

DisusunOleh Egie IbrahimYassin

1005710

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS)

TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

(Studipada BPRS se-Bandung Raya)

Oleh

Egie Ibrahim Yassin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Egie Ibrahim Yassin 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

EGIE IBRAHIM YASSIN

PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS)

TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

(Studipada BPRS se-Bandung Raya)

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Elis Mediawati, S.Pd, SE, M.Si, Ak. NIP. 19820123 200501 2 002

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. H. Nono Supriatna, M.Si. NIP. 196104051986091001


(4)

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

ABSTRAK

Pengaruh Kompetensi Dewan Pengawas Syariah (DPS) Terhadap Penerapan

Sharia Compliance

(Studi pada BPRS se-Bandung Raya) Oleh:

Egie Ibrahim Yassin Pembimbing:

Elis Mediawati, S.Pd,SE, M.Si, Ak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi Dewan Pengawas Syariah terhadap penerapan sharia compliance pada BPRS yang berada di wilayah Bandung Raya. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian asosiatif. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dengan jumlah sampel sebanyak 5 BPRS. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan dari hasil kuesioner. Perhitungan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah dengan perhitungan korelasi Rank Spearman dan koefisien determinasi. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 20 for windows.

Hasil pengujian korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa kompetensi Dewan Pengawas Syariah berpengaruh secara positif terhadap penerapan sharia compliance sebesar 0,738. Sementara itu hasil pengujian untuk mengetahui besaran pengaruh dengan menggunakan koefisien determinasi kompetensi Dewan Pengawas Syariah terhadap penerapan sharia compliance menunjukan nilai sebesar 54,5%


(5)

Egie Ibrahim Yassin, 2015

ABSTRACT

Influence of Competency of Sharia Supervisory Board (SSB) to Sharia Compliance Implementation

(The Study at Islamic Rural Bank in Great Bandung) By:

Egie Ibrahim Yassin Supervisor:

Elis Mediawati, S.Pd,SE, M.Si, Ak.

This research aim to knowing how the competency of Sharia Supervisory Board influence to sharia compliance implementation at Islamic Rural Bank in Great Bandung. This research include inassociative research. The sampling method that used in this research wassaturated sample with a total of 5 Islamic Rural Bank. Thedata was primary data taken from questionnaire result. The statistic calculationthat used to examine the hypothesis was Rank Spearman correlation, normality and determination coefficient,. The analysis using SPSS V 20 for windows.

The result of Rank Spearman correlationindicated that the competency of Sharia Supervisory Board influenced positively to sharia compliance implementation at value of 0,738. Furthermore, the resultshowed of determination coefficient showed that the competency of Sharia Supervisory Board to sharia compliance implementation in scale of 54,5%.


(6)

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

DAFTAR ISI ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR...i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1LatarBelakang ... 1

1.2RumusanMasalah... 8

1.3TujuanPenelitian ... 8

1.4ManfaatPenelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1TinjauanUmumDewanPengawasSyariah ... 10

2.1.1 PengertianDewanPengawasSyariah (DPS) ... 10

2.1.2 TugasdanTanggungJawabDewanPengawasSyariah... 11

2.1.3 KeanggotaandanPengangkatanAnggota DPS ... 13

2.1.4 PersyaratanAnggota DPS ... 14

2.1.5 KompetensiDewanPengawasSyariah ... 15

2.1.5.1BidangSyariahMuamalah ... 16

2.1.5.2BidangPerbankandanKeuangan ... 17

2.2TinjauanUmumSharia Compliance ... 21

2.2.1 PengertianShariah Compliance... 21

2.2.2 TahapanPemeriksaanKepatuhanSyariah ... 22

2.2.3 SanksiTerhadapPelanggaranSyariah ... 23

2.2.4 KetentuanPenerapanSharia Compliance... 24

2.2.4.1ProdukdanJasaBerdasarkanFatwa DSN ... 24

2.2.4.2Produk Bank Syariah Yang BelumDiatur ... 25

2.2.4.3PedomanOperasionaldanProduk... 27

2.3PenelitianTerdahulu ... 37

2.4KerangkaPemikiran ... 40

2.5Hipotesis ... 46

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1ObjekPenelitian... 47

3.2MetodePenelitian ... 47

3.2.1 DesainPenelitian ... 47

3.2.2 OperasionalisasiVariabel... 48

3.2.3 PopulasidanSampelPenelitian ... 51

3.2.4 TeknikPengumpulan Data ... 53

3.2.5 InstrumenPenelitian... 53


(7)

Egie Ibrahim Yassin, 2015

3.2.7 UjiKualitas Data ... 55

3.2.7.1UjiValiditas ... 55

3.2.7.2Uji Reabilitas ... 56

3.2.8 Pengujian Hipotesis ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1HasilPenelitian ... 61

4.1.1 TinjauanUmumTentangSubjekPenelitian ... 61

4.1.2 Deskripsi Data VariabelPenelitian... 64

4.1.3 HasilUjiValiditasdanRalibilitasKuisionerPeneliian ... 68

4.1.3.1HasilUjiValiditas ... 68

4.1.3.2HasilUjiReliabilitas ... 71

4.1.4 AnalisisDeskriptifJawabanResponden ... 72

4.1.4.1Deskripsi Data Variabel X (Kompeensi DPS) ... 73

4.1.4.2Deskripsi Data Variabel Y (PenerapanSharia Compliance) ... 78

4.1.5 PengujianHipotesis ... 85

4.1.5.1AnalisisKorelasi ... 85

4.1.5.2KoefisienDeterminasi ... 87

4.2Pembahasan ... 88

4.2.1 Kompetensi DPS... 88

4.2.2 Penerapan Sharia Compliance... 89

4.2.3 PengaruhKompetensi DPS TerhadapPenerapanSharia Compliance ... 90

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan ... 93

5.2Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... ix LAMPIRAN


(8)

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 PenelitianTerdahulu ... 37

Tabel 3.1 OperasionalisasiVariabel... 49

Tabel 3.2 Daftar BPRS di Bandung Raya ... 52

Tabel 3.3SkorKuisioner ... 54

Tabel 3.4 InterpretasiSkorRentangKlasifikasi ... 55

Tabel 3.4 InterpretasiKoefisienKorelasi ... 58

Tabel 4.1 RealisasiJumlahKuisioner ... 65

Tabel 4.2 KelompokRespondenDirekturBerdasarkan Tingkat Pendidikan ... 66

Tabel 4.3 KelompokRespondenDirekturBerdasarkanUsia ... 66

Tabel 4.4 KelompokResponden DPSBerdasarkan Tingkat Pendidikan ... 67

Tabel 4.5 KelompokResponden DPSBerdasarkanUsia ... 68

Tabel 4.6 HasilUjiValdidtasKuisionerKompetensi DPS ... 69

Tabel 4.7 HasilUjiValiditasKuisionerPenerapanSharia Compliance ... 70

Tabel 4.8 HasilUjiRealibilitasKompetensi DPS ... 71

Tabel 4.9 HasilUjiRealibilitasPenerapanSharia Compliance ... 72

Tabel 4.10 InterpretasiSkor ... 73

Tabel 4.11 Rekapitulasi Rata-RataSkorTanggapanRespondenMengenaiKompetensi DPS... 73

Tabel 4.12 Distribusi BPRS BerdasarkanVariabelKompetensi DPS ... 74

Tabel 4.13 RekapitulasiDistribusiTanggapanRespondenUntukSetiapButirPertanyanPadaDim ensiPengetahuandanPengalaman di BidangSyariahMuamalah... 75

Tabel 4.14 Distribusi BPRS BerdasarkanDimensiPengetahuandanPengalaman di BidangSyariahMuamalah ... 76

Tabel 4.15 RekapitulasiDistribusiTanggapanRespondenUntukSetiapButirPertanyanPadaDim ensiPengetahuan di BidangPerbankandanKeuangan ... 77

Tabel 4.16 Distribusi BPRS BerdasarkanDimensiPengetahuan di BidangPerbankandanKeuangan ... 78


(9)

Egie Ibrahim Yassin, 2015

Tabel 4. 17 Rekapitulasi Rata-Rata

SkorTanggapanRespondenMengenaiPenerapanSharia Compliance ... 78 Tabel 4.18 Distribusi BPRS BerdasarkanVariabelPenerapanSharia Compliance... 79 Tabel 4.19

RekapitulasiDistribusiTanggapanRespondenUntukSetiapButirPertanyanPadaDim ensiKesesuaianProdukdanJasaDengan Fatwa DSN ... 80 Tabel 4.20 Distribusi BPRS

BerdasarkanDimensiKesesuaianProdukdanJasa Dengan Fatwa DSN ... 81 Tabel 4.21

RekapitulasiDistribusiTanggapanRespondenUntukSetiapButirPertanyanPadaDim ensiProduk yang Belum/TidakDiaturDalam Fatwa DSN ... 82 Tabel 2.22 Distribusi BPRS BerdasarkanDimensiProduk yang

Belum/TidakDiaturDalam Fatwa DSN ... 83 Tabel 4.23

RekapitulasiDistribusiTanggapanRespondenUntukSetiapButirPertanyanPadaDim ensiKesesuaianPedomanOperasionaldanProduk Berdasarkan Fatwa DSN ... 83 Tabel 4.24 Distribusi BPRS

BerdasarkanDimensiKesesuaianPedomanOperasionaldanProduk Berdasarkan

Fatwa DSN ... 84 Tabel 4.25 HasilUjiKorelasi Rank Spearman ... 86


(10)

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ParadigmaPenelitian ...45 Gambar 4.1 StrukturUmumKelembagaan BPRS ...64


(11)

Egie Ibrahim Yassin, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kehadiran perbankan syariah di Indonesia dengan diawali berdirinya Bank Muamalat Indonesia, telah menjadi tonggak penting dalam kehidupan perbankan syariah di Indonesia. Bank Muamalat telah membuktikan mampu bertahan dalam kondisi perekonomian yang sangat parah saat krisis ekonomi yang memporakporandakan banyak bank-bank konvensional, sehingga harus masuk dalam program rekapitalisasi pemerintah dan bahkan harus dilikuidasi.

Walaupun dalam beberapa tahun terakhir ini perbankan syariah di Indonesia tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan, namun masih dapat dikatakan cukup memuaskan. Pada tahun 2014 terdapat sebanyak 11 BUS dengan jumlah jaringan kantor sebanyak 2.139 dari semula yang hanya terdapat 5 BUS dengan jaringan kantor sebanyak 581 di tahun 2008. Sementara jumlah BPRS pada tahun 2014 sebanyak 163 dengan jaringan kantor 425 dari semula yang hanya 131 BPRS dengan jaringan kantor 202 pada tahun 2008 (www.ojk.go.id). Hal ini menunjukkan bawa bank syariah masih mampu untuk terus bertahan dan berkembang seiring dengan bertambahnya pula kesadaran masyarakat Indonesia yang merupakan mayoritas umat muslim untuk semakin taat pada aturan syariat.

Sebagai institusi keuangan yang berbasis pada agama, perbankan syariah karenanya sangat terikat dengan ajaran agama. Penggunaan nama syariah dalam


(12)

2

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

perbankan syariah merupakan sebuah keyakinan dan tuntutan hidup yang sudah diyakini kebenarannya. Sehingga jika syariah sekedar menjadi simbol atas praktek perbankan syariah yang sesungguhnya ribawi serta labelisasi Islam atas praktek bisnis yang salah, maka akan merusak keagungan ajaran Islam itu sendiri.

Sistem perbankan syariah secara substansial pastilah berbeda dari perbankan konvensional, karena perbankan syariah diwajibkan untuk memenuhi prinsip syariah (sharia compliance) dalam segala aktivitasnya. Perbedaan tesebut pada akhirnya akan mempengaruhi aspek operasional dan produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah. Hal tersebut ditandai dengan dikeluarkannya peraturan yang mengatur tentang produk dan operasional yang harus dilaksanakan oleh bank syariah melalui PBI No. 9/19/PBI/2007 Tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah

Namun demikian, dalam menjalankan bisnis perbankan syariah ini tidaklah semudah seperti apa yang dipikirkan dan dibicarakan dalam teori yang diketahui. Harus diakui, bahwa fenomena yang terjadi saat ini perbankan syariah di Indonesia masih sangat rentan terhadap kesalahan-kesalahan yang bersifat syar’i. Bank Indonesia selalu menyampaikan banyaknya indikasi pelanggaran syariah yang dilakukan oleh bank syariah dalam praktek operasionalnya. Sebagai contoh, seperti yang ditulis oleh Utd.Dr. Muhammad Arifin Badri dalam majalah Pengusaha Muslim (2012: 17) bahwa praktek perbankan syariah masih jauh dari yang difatwakan oleh DSN mengenai murabahah, mudharabah dan gadai emas. Alasannya yaitu:


(13)

3

Egie Ibrahim Yassin, 2015

1. Bank syariah melanggar fatwa DSN tentang murabahah, bahwa bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri. Dalam praktek

murabahah, bank hanya terlibat dalam pembiayaan dan tidak membeli barang.

Secara regulasi undang-undang, bank tidak dibenarkan melakukan bisnis riil sehingga bank tidak mungkin membeli barang atas nama bank sendiri.

2. Bank syariah melanggar fatwa DSN tentang mudharabah, bahwa kerugian akibat

mudharabah ditanggung bank kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan

kesalahan yang disengaja. Dalam prakteknya, bank tetap membebankan tanggung jawab kepada nasabah untuk mengembalikan modal secara utuh ketika terjadi kerugian.

3. Bank syariah melanggar fatwa DSN tentang gadai emas. DSN memutusan besar biaya pemeliharaan barang gadai tidak boleh ditentukan berdasarkan berdasarkan jumlah pinjaman dan harus sesuai dengan pengeluaran yang nyata-nyata diperlukan. Bank syariah menetapkan biaya penitipan emas melebihi Safe

Deposit Box yang merupakan biaya riil sebenarnya. Biaya pemeliharaan yang

ditetapkan bank syariah sangat bergantung pada jumlah pinjaman yang diberikan. Dalam upaya memurnikan pelayanan institusi keuangan syariah agar benar-benar sejalan dengan ketentuan syariah Islam, maka keberadaan suatu lembaga yang bertugas untuk mengawasi diterapkannya prinsip-prinsip Islam tersebut mutlak diperlukan. Untuk itu dibuatlah suatu ketentuan yaitu Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/24/PBI/2004 Tentang Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha


(14)

4

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

Berdasarkan Prinsip Syariah dan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Bank Syariah. Dalam kedua peraturan tersebut menjelaskan tentang keharusan bagi suatu badan usaha yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah untuk membetuk Dewan Pengawas Syariah (DPS).

Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution

(AAOIFI) (1999:1) mengenai pernyataannya dalam Governance Standard for Islamic

Finacial Institutions (GSIFI) menjelaskan bahwa peran DPS adalah “directing, reviewing and supervising the activities of Islamic Financial Institution in order to

ensure that they are in compliance with Islamic shari’a rules and principles”.. Dengan demikian, DPS dalam menjalankan tugasnya seperti layaknya seorang auditor internal, namun lebih berfokus pada aspek kepatuhan terhadap pemenuhan prinsip syariah dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan syariah.

DPS sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas penerapan sharia

compliance mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu lembaga keuangan

Islam, hal ini dikarenakan pelanggaran terhadap prinsip syariah akan berpotensi menimbulkan berbagai risiko, terutama risiko reputasi bagi industri perbankan syariah (Trisadini dan Abd. Shomad, 2013:80). Kesyari’ahan sebuah lembaga keuangan syariah dalam batas-batas tertentu dapat dikatakan terletak diatas pundak mereka. Begitu Dewan Pengawas Syariah menyatakan lembaga yang diawasinya


(15)

5

Egie Ibrahim Yassin, 2015

kepatuhan syari’ah menjadi tanggung jawab mereka, tidak saja di dunia, namun juga

di akhirat kelak.

Agar Seorang anggota DPS dapat menjalankan tugas dan kewajibannya secara profesional, maka anggota DPS haruslah orang yang memiliki kompetensi yang benar-benar mumpuni. Anggota DPS harus merupakan seorang yang ahli di bidang syariah muamalah yang juga memiliki pengetahuan umum di bidang perbankan. Hal ini sesuai dengan perrnyataan AAOIFI dalam Noven Suprayogi (2008) yang menyatakan bahwa:

A shari'a supervisory board is an independent body of specialised jurists in fiqh mua'malat (Islamic commercial jurisprudence). However, the Shari'a Supervisory Board may include a member of than those specialized in fiqh mua'malat, but who should be an expert in the field of Islamic Financial institutions and with knowlwdge of fiqih mua'malat.

Tujuan bahwa nggota DPS harus merupakan seorang yang ahli di bidang syariah muamalah yang juga memiliki pengetahuan umum di bidang perbankan tidak lain adalah agar DPS dapat mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam operasional perbankan syariah itu sendiri secara maksimal dan tidak termanipulasi dengan kontrak-kontrak yang dilakukan bank syariah.

Berdasarkan pernyataan Agustianto (2014) kesalahan bank-bank syariah di Indonesia dalam mengangkat DPS saat ini adalah mengangkat orang yang sangat terkenal di ormas Islam atau terkenal dalam ilmu keislaman, tetapi tidak berkompeten dalam bidang perbankan dan keuangan syariah. Sebagian DPS tidak mengerti operasional perbankan syariah dan tidak optimal mengawasi banknya. Masih banyak


(16)

6

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

anggota DPS yang belum mengerti tentang teknis perbankan dan LKS apalagi ilmu ekonomi keuangan Islam seperti akuntansi, akibatnya pengawasan dan peran-peran strategis lainnya menjadi tidak optimal.

Terlebih lagi, ketua Dewan Syariah Nasional MUI, Adiwarman Karim dalam Fiki Ariyanti (2013) menyebutkan bahwa pada tahun 2013 tercatat sebanyak 167 orang DPS yang bergerak di industri perbankan syariah serta lebih dari 40 orang DPS di asuransi syariah telah memperoleh sertifikasi syariah dari DSN MUI. Tapi dari tiga level sertifikasi yang ada, sekitar lebih dari 200 DPS baru mengikuti program sertifikasi level I basic. Jika hanya dapat sertifikat dasar, maka belum bisa mempunyai pemahaman secara menyeluruh soal produk dan aturan syariah.

Realita tersebut menguntungkan bagi manajemen perbankan syariah, karena mereka akan lebih bebas berbuat apa saja. Tuntutan dari nasabah agar bank syariah bersifat inovatif dan berorientasi pada bisnis (misalnya dalam menawarkan instrumen dan produk baru yang boleh jadi bertentangan dengan prinsip syariah), target tingkat keuntungan yang lebih baik, serta penilaian kinerja pada setiap cabang bank syariah yang masih dominan didasarkan atas kinerja keuangan, akan dapat mendorong praktisi perbankan syariah untuk melanggar ketentuan syariah. Oleh karenanya, tidak heran jika masih ditemui penyimpangan baik secara administratif maupun secara teknis terkait aspek syariah yang dilakukan oleh beberapa perbankan syariah seperti yang telah disebutkan sebelumnya di atas.


(17)

7

Egie Ibrahim Yassin, 2015

Untuk itu, kualifikasi menjadi DPS harus diperketat, dan formulasi peranannya harus diwujudkan di lembaga keuangan dimana ia ditempatkan. Anggota DPS harus memiliki kualifikasi keilmuan yang integral, yaitu ilmu fiqih muamalah dan ilmu ekonomi keuangan Islam modern. Didasarkan kepada pentingnya anggota DPS yang profesional dan produktif, maka adalah sangat tepat apabila Bank Indonesia melakukan fit and profer test terhadap calon anggota DPS, betapa pun tingkat professornya dan kedalaman ilmu agama yang dimilikinya, seorang DPS juga harus cerdas dalam ilmu ekonomi perbankan.

Penelitian mengenai kompetensi DPS dan sharia compliance yang dilakukan oleh Hassan et al. (2010) mengindikasikan bahwa kurang efektifnya fungsi DPS dalam mengawasi segala aktivitas bank dalam pemenuhan prinsip syariah salah satunya dipengaruhi oleh anggota DPS yang tidak berkompeten (kurangnya pengetahuan dan pengalaman). Penelitian lain yang dilakukan Masliana (2011) yang menemukan bahwa anggota DPS yang berkompeten yang terdiri dari ahli fiqih dan ahli dalam ilmu perbankan telah mampu meminimalisir pelanggaran-pelanggaran syariah dalam pelaksanaan kontrak di Bank BRI Syariah.

Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian Usamah (2009) menyebutkan bahwa kompetensi DPS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan syariah pada transaksi pembiayaan berbagi hasil. Adanya perbedaan hasil penelitian di antara penelitian terdahulu menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan penelitian kembali mengenai kompetensi DPS terhadap penerapan sharia compliance


(18)

8

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

ini. Selain itu, penelitian yang telah dilakukan khususnya di Indonesia terkait masalah kompetensi DPS dan sharia compliance ini kebanyakan menggunakan metode kualitatif.

Atas dasar alasan di atas, penelitian mengenai kompetensi Dewan Pengawas Syariah dan kepatuhan syariah sangat diperlukan dan sekaligus relevan dengan problem kekinian dalam bisnis perbankan Islam. Untuk itu, peneliti ingin mengetahui sejauh mana pengaruh kompetensi Dewan Pengawas Syariah dalam memastikan terlaksananya kepatuhan syariah (sharia compliance) khususnya pada BPRS di wilayah Bandung Raya, yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Dewan Pengawas Syariah (DPS) Terhadap Penerapan Syariah Compliance” (studi pada BPRS se-Bandung Raya)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah-masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran mengenai kompetensi yang dimiliki oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) pada BPRS di wilayah Bandung Raya?

2. Bagaimanakah gambaran mengenai penerapan shariah compliance pada BPRS di wilayah Bandung Raya?

3. Bagaimana pengaruh kompetensi Dewan Pengawas Syariah terhadap penerapan

sharia compliance pada BPRS di wilayah Bandung Raya?

1.3 Tujuan Penelitian


(19)

9

Egie Ibrahim Yassin, 2015

1. Untuk mengetahui gambaran mengenai kompetensi yang dimiliki oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) pada BPRS di wilayah Bandung Raya

2. Untuk mengetahui gambaran mengenai penerapan shariah compliance pada BPRS di wilayah Bandung Raya

3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi Dewan Pengawas Syariah (DPS) terhadap penerapan shariah compliance pada BPRS di wilayah Bandung Raya 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Aspek praktis

Menjadikan penelitian ini sebagai referansi bagi Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk terus meningkatkan kompetensinya agar dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengarahkan, mengevaluasi, dan mengawasi segala bentuk produk dan operasional di bank agar tetap memenuhi prinsip-rinsip syariah. Kemudian diharapkan penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai referensi agar para jajaran direksi BPRS dapat benar-benar selektif dalam memilih dan menetapkan anggota DPS di kemudian hari.

2. Aspek teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi kemajuan keilmuan akuntansi khususnya di bidang audit kepatuhan dan kontrol internal di lembaga perbankan syariah.


(20)

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELTIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek peneliian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:38) mendefinisikan objek penelitian sebagai berikut: “Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data tujuan dan guna untuk tertentu tentang suatu hal atau objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu). Objek dalam penelitian ini adalah kompetensi Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan kepatuhan syariah (sharia compliance ).

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain penelitian

Muh. Nazir (2003:84) menyatakan “desain penelitian merupakan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Dalam penelitian ini,

penulis menggunakan dua metode, yaitu metode deskriptif dan metode asosiatif. Metode deskriptif didefinisikan oleh Sugiyono (2010:29) adalah sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”. Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai kompetensi

DPS dan gambaran mengenai sharia compliance di BPRS se-Bandung Raya.

Sementara itu Sugiyono (2010:69) menyatakan bahwa metode asosiatif adalah:


(21)

48

Egie Ibrahim Yassin, 2015

“Suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, serta dapat membangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan , meramalkan dan mengontrol suatu gejala atau fenomena.”

Metode asosiatif ini akan digunakan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi DPS dengan penerapan sharia compliance di BPRS se-Bandung Raya.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Pada dasarnya variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:38).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu satu variabel X dan satu variabel Y. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas (independent)

Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, intecedent. Varibel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), Sugiyono (2013:39). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas atau variabel X yaitu Kompetensi Dewan Pengawas Syariah


(22)

49

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

Variabel dependen sering disebut output, criteria, konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, Sugiyono (2013:39). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel terikat atau variabe Y yaitu penerapan sharia compliance

Untuk memepermudah penelitian ini dan menghindari salah penafsiran yang berbeda terhadap judul penelitian ini maka variabel-variabel tersebut akan dioperasionalisasikan pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Variabel

Independen

Dimensi Indikator Skala Item No.

Kompetensi Dewan Pengawas Syariah (Trisadini dan Abd. Shomad, 2013:89) 1. Memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang syariah muamalah

Antara lain mencakup: a. hukum keluarga berdasarkan

syariah Islam

b. hukum privat berdasarkan syariah Islam

c. hukum pidana dan acara berdasarkan syariah Islam d. hukum perundang-undangan

berdasarkan syariah Islam e. hukum kenegaraan

berdasarkan syariah Islam f. hukum ekonomi dan

keuangan berdasarkan syariah Islam Ordinal 1 2,7 3,8 4,9 5,10 6,11


(23)

50

Egie Ibrahim Yassin, 2015 2.Memiliki pengetahuan tentang perbankan dan/ atau keuangan secara umum

Antar lain mencakup: a. kelembagaan bank syariah b. bisnis dan produk perbankan

syariah

c. sistem operasional bank syariah

d. ilmu pengelolaan keuangan

Ordinal 12 13 14 15 Variabel Dependen

Dimensi Indikator Skala Item No Sharia Compliance (Muhammad, 2011:111) 1. Kesesuaian produk dan jasa bank dengan fatwa DSN Antara lain:

a. Produk terhindar dari unsur riba, maysir, dan gharar b. Objek transaksi harus halal c. Produk tidak menimbulkan kezaliman pada semua pihak

Ordinal 16 17 18 2. Produk yang tidak/ belum diatur dalam fatwa DSN

a. Bank tidak mengeluarkan produk yang belum mendapatkan persetujuan DSN

b. Bank ngengikuti prosedur dalam hal pengembangan produk baru

Ordinal 19

20

3. Kesesuaian pedoman operasional dan produk

Antara lain mencakup : a. Pedoman operasional

produk penghimpuan dana b. Pedoman operasional

Ordinal 21


(24)

51

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

dengan fatwa DSN

produk penyaluran dana c. Pedoman operasional

produk pelayanan jasa d. Pedoman operasional

distribusi bagi hasil e. Pedoman akuntansi

26

27-39

30

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2013:80) adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Sementara itu sampel menurut Sugiyono (2013:81) adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang akan diambil dari populasi itu.

Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah seluruh populasi atau disebut dengan sampel jenuh.

“Sample jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel”. (Sugiyono, 2013:85).


(25)

52

Egie Ibrahim Yassin, 2015

Adapun yang menjadi sampel atau unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh BPRS di wilayah Bandung Raya yang berjumlah 8 BPRS, yaitu:

Tabel 3.2

Daftar BPRS di Bandung Raya

No Nama BPRS Alamat

1 BPRS Mitra Harmoni

Bandung Jl. Soekarno Hatta No. 541 Bandung

2 BPRS Cipaganti Jl. Diponegoro No. 21 Bandung 3 BPRS HIK Parahyangan Jl. Percobaan No 1 Cileunyi, Bandung 4 BPRS Baitur Ridha Pusaka Jl. Raya Cibeureum, Komplek Bumi Indah

Blok H No.7

5 BPRS Al Ihsan Jl. Jaksa Naranata No.3, Baleendah 6 BPRS Al Ma’soem Jl. Raya Rancaekek No.1, Bojong Loa,

Rancaekek

7 BPRS Ishlalul Ummah Jl. Raya Cibabat No. 359, Cimahi

8 BPRS Amanah Rabbaniah Jl. Raya Timur No.2, Pengkolan, Basyaran, Bandung

Sumber: www.bi.go.id

Sementara yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah jajaran direksi dan anggota DPS yang berada pada masing-masing BPRS. Direktur dijadikan sebagai responden untuk mengisi kuisioner tentang kompetensi DPS (X), dikarenakan calon DPS dipilih melalui rapat direksi, sehingga diyakini bahwa direktur mengetahui mengenai kompetensi DPS yang bersangkutan. Sedangkan anggota DPS dijadikan sebagai responden untuk mengisi kuisioner tentang penerapan sharia compliance, dikarenakan DPS merupakan lembaga yang bertugas untuk memastikan terlaksananya penerapan kepatuhan terhadap prinsip syariah tersebut di bank yang bersangkutan.


(26)

53

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2013:137) menjelaskan “pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai seting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Maka teknik pengumpulan data bisa juga dengan telaah pustaka atau telaah penelitian terdahulu, telaah dokumen adalah telaah yang dilakukan berdasarkan dokumen apa saja yang digunakan siinyansi untuk dilakukannya pengolahan data awal menjadi data akhir, angket atau kuisioner yaitu metode yang dilakukan dengan memberikan seperangkat pertanyaan, wawancara metode mencari informasi secara lisan.

Dalam penelitian ini penulis melakukan dengan cara kuisioner. Kemudian Sugiyono (2013:142) menjelaskan juga bahwa “kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperagnkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”

3.2.5 Instrumen Penellitian

Instrumen penelitian digunakan dalam suatu penelitian tidak lain untuk memperoleh data dari lapangan atau sumber yang akan dilakukan penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan kuisioner dengan menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2013:93) menjelaskan “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial’.


(27)

54

Egie Ibrahim Yassin, 2015

Dalam pembuatan kuisioner ini penulis mengunakan skala likert dengan pemberian nilai skor antara 1 sampai 5 dimana nantinya data yang diperoleh akan berbentuk ordinal. Skor-skor yang terdapat dalam kuisioner tersebut dapat dijelaskan dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.3 Skor Kuisioner

No Keterangan Skor positif

1 Sangat Tinggi (ST) 5

2 Tinggi (T) 4

3 Sedang (S) 3

4 Rendah (R) 2

5 Sangat Rendah (SR) 1

Sumber: Sugiyono (2013:93)

3.2.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif menurut Sugiyono (2013:147) mendefinisikan sebagai statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Setelah data-data yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini terkumpul, maka dilakukan analisis data. Analisis data ini dilakukan untuk memperoleh gambaran , jawaban atas variabel-variabel yang diteliti berdasarkan data yang telah terkumpul.


(28)

55

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

Langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk menganalisis data adalah dengan mengukur rentang klasifikasi. Menurut Sugiyono (2009) kriteria interpretasi skor berdasarkan jawaban responden dapat ditentukan sebagai berikit: skor maksimum setiap kuisioner adalah 5 dan skor minimunm adalah 1, atau berkisar antara 20% sampai 100%, maka jarak antara skor yang berdekatan a dalah 16% ((100%-20%)/5). Sehingga berdasarkan perhitungan tersebut dapat diperoleh kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.4

Interpretasi Skor Rentang Klasifikasi Hasil Kategori

20%-35,99% Sangat Rendah

36%-51,99% Rendah

52%-67,99% Sedang

68%-83,99% Tinggi

84%-100% Sangat Tinggi

Sumber: Sugiyono (2009)

3.2.7 Uji Kualitas Data 3.2.7.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2010:172), penelitian dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Uji validitas ini menggunakan korelasi Spearman Rank, dengan rumus:


(29)

56

Egie Ibrahim Yassin, 2015

�� = − 6 ∑ ��

2 � �2

Keterangan: � = koefisien korelasi Spearman Di = selisih peringkat untuk setiap data N = jumlah sampel atau data

Syarat minimum untuk memenuhi validitas adalah apabila r = 0,3 jika korelasi diantara butir dengan skor < 0,3 maka butir instrument tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2005: 116).

2.3.7.2Uji Reabilitas

Uji Reabilitas berfungsi menunjukkan seberapa jauh instrument dapat memberikan sebuah hasil yang konsisten walaupun penguakan dilakukan lebih dari satu kali. Suharsimi Arikunto (2010:221) “reabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik”. Kemudian untuk pengujian reabilitas sendiri penulis menggunakan rumus alpha cronbach. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:239) “rumus alpha cronbach digunakan untuk mencari reabilitas instrument yang skornya 1 dan 0”. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

�� = ( �

� − ) −

∑ ��2 �2


(30)

57

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

Keterangan:

ri= reabilitas instrument

k= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ ��2= jumlah variasi butir

�2= varians total

Menurut Uma Sekaran (2006:182) menyatakan bahwa “secara umum keandalan kurang dari 0,60 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0,70 dapat diterima, dan lebih dari 0,80 adalah baik”.

2.3.8 Pengujian Hipotesis

Menurut Suharyadi dan Purwanto (2008:82) mendefinisikan pengujian hipotesis sebagai berikut:

“Pengujian hipotesis adalah prosedur yang didasarkan pada bukti sampel yang dipakai untuk menentukan apakah hipotesis merupakan suatu pernyataan yang wajar dan oleh karenanya tidak ditolak, atau hipotesis tersebut tidak wajar dan oleh karena itu harus ditolak”.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengujian hipotesis dilakukan guna mencari jawaban atas hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk melakukan pengujian hipotesis pada penelitian ini digunakan analisis koefisiensi korelasi dan koefisiensi determinasi.

1. Koefisiensi Korelasi

Menurut Suharyadi (158:2009) analisis korelasi adalah suatu teknik statistika yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan atau korelasi antara dua variabel. Dengan kata lain koefisien korelasi ini digunakan untuk menunjukkan sejauh mana


(31)

58

Egie Ibrahim Yassin, 2015

hubungan yang terjadi di antara variabel bebas dan variabel terikat. Dikarenakan data bersifat ordinal, maka teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Rank Spearman. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

�� = − 6 ∑ ��

2 � �2

Keterangan: � = koefisien korelasi Spearman Di = selisih peringkat untuk setiap data N = jumlah sampel atau data

Tingkat hubungan antara variabel X dan variabel Y di dalam koefisien korelasi dibagi ke dalam lima interval tingkat hubungan, yang akan dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 3.5

Interpretasi Koefisiensi Korelasi

Interval Koefisiensi Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat


(32)

59

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

Dalam penelitian ini yang menjadi hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah sebagai berikut:

- Hο : r < 0, artinya kompetensi Dewan Pengawas Syariah tidak berpengaruh positif terhadap penerapan sharia compliance pada BPRS se-Bandug Raya. - Ha : r ≥ 0, artinya, kompetensi Dewan Pengawa Syariah berpengaruh positif

terhadap penerapan sharia compliance pada BPRS se-Bandug Raya.

Hipotesis ini ditolak atau diteima dilihat dari nilai koefisien korelasi yang dihasilkan setelah dilakukan pengolahan data dengan bantuan program SPSS for Windows version 20. Jika nilai koefisien yang didapat lebih kecil dari 0 maka Ho diterima, tetapi jika nilai koefisien lebih besar sama dengan 0 maka Ho ditolak.

2. Menghitung koefisien determinasi

Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:162) “Koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel terikat Y (variabel yang dipengaruhi atau dependen) yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang mempengaruhi atau independen)”.

Jadi, koefisien determinasi adalah kemampuan variabel X dalam mempengaruhi variabel Y. Artinya, semakin besar koefisien determinasi, maka menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lainnya diluar variabel yang diteliti. Koefisien determinasi mempunyai nilai antara 0 sampai 1 (1% ≤ KD < 100%). Adapun rumusnya sebagai berikut:


(33)

60

Egie Ibrahim Yassin, 2015

�� = �2× %

Keterangan:

KD: Koefisien Determinasi r2: nilai koefisien korelasi kuadrat.


(34)

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Pengaruh

Kompetensi DPS Terhadap Penerapan Sharia Compliance” maka untuk penelitian ini dapat ditarik simpulan:

1. Secara umum kompetensi yang dimiliki oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) pada BPRS yang berada di wilayah Bandung Raya dinilai sudah sudah tinggi, namun pada poin mengenai pengetahuan di bidang akuntansi dan auditing masih rendah.

2. Kepatuhan BPRS di wilayah Bandung Raya untuk menerapkan sharia

compliance dinilai sudah sangat tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari

unsur-unsur produk maupun operasionalisasinya telah berjalan semestinya sesuai dengan fatwa yag telah ditentukan oleh Dewan Syariah Nasional.

3. Berdasarkan hasil pengolahan statistik menunjukan adanya pengaruh positif kompetensi DPS terhadap penerapan sharia copliance. Ini berarti semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh DPS maka akan semakin tinggi pula kepatuhan bank dalam menerapkan sharia compliance

4. Terdapat perbedaan antara fenomena dan hasil penelitian dalam penelitian ini, yang dimana dalam fenomena yang terjadi pada tahun 2012 mengemukakan bahwa penerapan sharia compliance masih rendah,


(35)

94

Egie Ibrahim Yassin, 2015

sedangkan dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sharia

compliance sudah sangat tinggi. Hal ini dimungkinkan karena telah terjadi

perbaikan kualitas yang dilakukan oleh pihak manajemen perbankan syariah dan pihak-pihak yang terkait lainnya agar perbankan syariah dapat semakin meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dalam segala kegiatan operasionalnya dalam semakin dalam kurun waktu 3 tahun tersebut.

5.2 Saran

Adapun beberapa saran yang dapat penulis sampaikan dalam akhir penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. BPRS diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada anggota DPS untuk mengikuti berbagai pelatihan dalam rangka meningkatkan pengetahuan mereka dalam bidang akuntansi dan auditing dikarenakan beberapa responden masih menganggap bahwa DPS belum memiliki pengetahuan mengenai ilmu akuntansi dan auditing yang memadai, padahal selain harus memiliki pengetahuan yang memadai di bidang syariah muamalah, DPS juga dituntut untuk memiliki pengetahuan di bidang perbankan dan keuangan secara umum. 2. BPRS diharapkan dapat selalu konsisiten dalam menerapkan prinsip-prinsip

Islam pada segala aktivitas yang dilakukannya, dikarenakan pelanggaran terhadap sharia compliance dapat menimbulkan berbagai risiko, terutama risiko reputasi dan keuangan.


(36)

95

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel independen lainnya, seperti independensi DPS, kompetensi karyawan, sistem pengendalian internal, kebijakan manajemen dan lain sebagainya. Sehingga hasil penelitian dapat lebih menggambarkan pengaruh-pengaruh variabel dependen yang sebenarnya.


(37)

Egie Ibrahim Yassin, 2015

DAFTAR PUSTAKA

AAOIFI (1999).Accounting and Auditing and Governance Standard for Islamic

Financial Institution. Manama, Bahrain: AAOIFI

Adrian Sutedi. (2009) Perbankan Syariah: Tinjauan dari Beberapa Segi Hukum. Bogor: Ghalia Indonesia

Agus Triyana. (2009). Implementasi Kepatuhan Syariah dalam Perbankan Islam (Syariah): Studi Perbandingan antara Malaysia dan Indonesia. Jurnal Hukum No.EdisiKhusus Vol. 16 Okt 2009:209-288.

Agustianto.(2014) Dewan Pengawas Syariah dan Manajemen Risiko Bank Syariah. [Online] Tersedia di: http://www.dakwatuna.com/2014/08/22/56114/dewan-pengawas-syariah-dan-manajemen-risiko-bank-syariah/#axzz3RVqY37Es[ 1November 2014]

Amir Machmud dan Rukmana. (2010) Bank Syariah: Teori, Kebijakan, dan Studi Empirisdi Indonesia. Jakarta: Erlangga

Arens, A.A dkk. (2003). Auditing and Assurance Service: An Integrated Aproach.

New Jersey:Prentice Hall.

Booklet Perbankan Indonesia tahun 2014: Otoritas Jasa Keuangan. [Online] Tersedia di http://www.ojk.go.id/booklet-perbankan- indonesia-2014 [2 November 201] Farwa-fatwa DSN MUI [Online] Tersedia di: www.dsnmui.or.id


(38)

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

Fiki Ariyanti. (2013). Ratusan Dewan Pengawas Syariah RI Cuma Bersertifikat Level Dasar. [Online]. Tersedia di:http://bisnis.liputan6.com/read/623948/ratusan-dewan-pengawas-syariah-ri-cuma-bersertifikat-level-dasar [11Oktober 2014] Gita Danupradata. (2013). Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: SalembaEmpat

Hafij Ullah. (2014) Shari’ah compliance in Islamic banking: An empirical study on

selected Islamic banks in Bangladesh. International Journal of Islamic and

Middle Eastern Finance and Management Vol. 7 No. 2, 2014 pp. 182-199.

Hassan, R. et al. 2010. An analysis of the role and competency of the Shari'ah

committees (SCs) of Islamic banks and financial service providers. ISRA

Research Paper No. 18/2010.

Lubis A. I (2011). Akuntansi Keprilakuan. Jakarta: Salemba Empat

Masliana.(2009). Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) Dalam Pengawasan Pelaksanaan Kontrak Di Bank Syariah: Studi Pada Bank BRI Syariah.Skripsi. Moh.Nazir. (2005). Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia

Muhammad.(2011). Audit dan Pengawasan Syariah pada Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press

Muhamad Arifin Badri. (2012, 25, Maret) Pelanggaran Bank SyariahTerhadap Fatwa DSN MUI. Majalah Pengusaha Muslim [Online], 15-17. Tersedia:

http://dc534.4shared.com/download/em-Xy7dH/sampel-majalah-pengusahamuslim.zip?tsid=20140626-140218-8eb74361&lgfp=2000 [15 Juni 2014]


(39)

Egie Ibrahim Yassin, 2015

Noven Suprayogi. (2008). DPS Dan Pengawasan Internal Syariah Pada Bank Syariah [Online]. Tersedia: http://novensuprayogi.blogspot.com/2008/03/dps-dan-pengawasan-internal-syariah.html [23Juli 2014]

Peraturan Bank Indonesia No. 6/24/PBI/2004 Tentang Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan PrinsipSyariah

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/23/PBI/2009 Tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Peraturan Bank Indonesia No 10/17/PBI/2008 TentangProduk Bank Syariah Dan Unit Usaha Syariah

Ridwan S. & Barlian Inge. (2003). Manajemen Keuangan, edisi kelima. Jakarta: LiterataLintas Media

Statistik Perbankan Syariah Desember 2014 [Online] Tersedia di:http://www.ojk.go.id/statistik-perbankan-syariah-desember-2014 [24Juli 2014]

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatifdan R&D. Bandung :Alfabeta.

Sugiyono.(2010). Metode penelitian Administrasi R&D. Jakarta: SalembaEmpat Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung:

Alfabeta

Sofyan S Harahap. (2002). Auditingdalam Perspektif Islam, Jakarta: Pustaka Quantum


(40)

Egie Ibrahim Yassin, 2015

PENGARUH KOMPETENSI D EWAN PENGAWAS SYARIAH (D PS) TERHAD AP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE

Sri Nurhayatidan Wasilah (2009).Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharyadi dan Purwanto.(2008). Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat

Suharyadi dan Purwanto.(2009). Statistika, edisi dua, buku dua. Jakarta: Salemba Empat

Surat Edaran No. 12/13/DPbS/2010

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/22/DPbS tentang Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana, Pembiayaan danKegiatan Jasa

Trisadini P. Usanti dan Abd.Shomad. (2013). Transaksi Bank Syariah. Jakarta. Bumi Aksara.

Uma Sekaran. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Undang-UndangNomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Usamah. (2009). Peran Kompetensi Dan Model Pengorganisasian Dewan Pengawas Syariah Terhadap Pembiayaan Berbagi Hasil Pada Perbankan Syariah Di Indonesia. Tesis

Veithzal Riavai dan Rifki Ismail (2013) Islamic Risk Management For Islamic Bank: Risiko bukan untuk ditakuti, tapi dihadapi dengan cerdik, cerdas dan profesional. Jakarta: Kompas Gramedia


(1)

94

sedangkan dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sharia compliance sudah sangat tinggi. Hal ini dimungkinkan karena telah terjadi perbaikan kualitas yang dilakukan oleh pihak manajemen perbankan syariah dan pihak-pihak yang terkait lainnya agar perbankan syariah dapat semakin meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dalam segala kegiatan operasionalnya dalam semakin dalam kurun waktu 3 tahun tersebut.

5.2 Saran

Adapun beberapa saran yang dapat penulis sampaikan dalam akhir penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. BPRS diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada anggota DPS untuk mengikuti berbagai pelatihan dalam rangka meningkatkan pengetahuan mereka dalam bidang akuntansi dan auditing dikarenakan beberapa responden masih menganggap bahwa DPS belum memiliki pengetahuan mengenai ilmu akuntansi dan auditing yang memadai, padahal selain harus memiliki pengetahuan yang memadai di bidang syariah muamalah, DPS juga dituntut untuk memiliki pengetahuan di bidang perbankan dan keuangan secara umum. 2. BPRS diharapkan dapat selalu konsisiten dalam menerapkan prinsip-prinsip

Islam pada segala aktivitas yang dilakukannya, dikarenakan pelanggaran terhadap sharia compliance dapat menimbulkan berbagai risiko, terutama risiko reputasi dan keuangan.


(2)

95

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel independen lainnya, seperti independensi DPS, kompetensi karyawan, sistem pengendalian internal, kebijakan manajemen dan lain sebagainya. Sehingga hasil penelitian dapat lebih menggambarkan pengaruh-pengaruh variabel dependen yang sebenarnya.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

AAOIFI (1999).Accounting and Auditing and Governance Standard for Islamic Financial Institution. Manama, Bahrain: AAOIFI

Adrian Sutedi. (2009) Perbankan Syariah: Tinjauan dari Beberapa Segi Hukum. Bogor: Ghalia Indonesia

Agus Triyana. (2009). Implementasi Kepatuhan Syariah dalam Perbankan Islam (Syariah): Studi Perbandingan antara Malaysia dan Indonesia. Jurnal Hukum No.EdisiKhusus Vol. 16 Okt 2009:209-288.

Agustianto.(2014) Dewan Pengawas Syariah dan Manajemen Risiko Bank Syariah. [Online] Tersedia di: http://www.dakwatuna.com/2014/08/22/56114/dewan-pengawas-syariah-dan-manajemen-risiko-bank-syariah/#axzz3RVqY37Es[ 1November 2014]

Amir Machmud dan Rukmana. (2010) Bank Syariah: Teori, Kebijakan, dan Studi Empirisdi Indonesia. Jakarta: Erlangga

Arens, A.A dkk. (2003). Auditing and Assurance Service: An Integrated Aproach. New Jersey:Prentice Hall.

Booklet Perbankan Indonesia tahun 2014: Otoritas Jasa Keuangan. [Online] Tersedia di http://www.ojk.go.id/booklet-perbankan- indonesia-2014 [2 November 201] Farwa-fatwa DSN MUI [Online] Tersedia di: www.dsnmui.or.id


(4)

Fiki Ariyanti. (2013). Ratusan Dewan Pengawas Syariah RI Cuma Bersertifikat Level Dasar. [Online]. Tersedia di:http://bisnis.liputan6.com/read/623948/ratusan-dewan-pengawas-syariah-ri-cuma-bersertifikat-level-dasar [11Oktober 2014] Gita Danupradata. (2013). Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: SalembaEmpat

Hafij Ullah. (2014) Shari’ah compliance in Islamic banking: An empirical study on selected Islamic banks in Bangladesh. International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management Vol. 7 No. 2, 2014 pp. 182-199. Hassan, R. et al. 2010. An analysis of the role and competency of the Shari'ah

committees (SCs) of Islamic banks and financial service providers. ISRA Research Paper No. 18/2010.

Lubis A. I (2011). Akuntansi Keprilakuan. Jakarta: Salemba Empat

Masliana.(2009). Peran Dewan Pengawas Syariah (DPS) Dalam Pengawasan Pelaksanaan Kontrak Di Bank Syariah: Studi Pada Bank BRI Syariah.Skripsi. Moh.Nazir. (2005). Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia

Muhammad.(2011). Audit dan Pengawasan Syariah pada Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press

Muhamad Arifin Badri. (2012, 25, Maret) Pelanggaran Bank SyariahTerhadap Fatwa DSN MUI. Majalah Pengusaha Muslim [Online], 15-17. Tersedia:

http://dc534.4shared.com/download/em-Xy7dH/sampel-majalah-pengusahamuslim.zip?tsid=20140626-140218-8eb74361&lgfp=2000 [15 Juni 2014]


(5)

Noven Suprayogi. (2008). DPS Dan Pengawasan Internal Syariah Pada Bank Syariah [Online]. Tersedia: http://novensuprayogi.blogspot.com/2008/03/dps-dan-pengawasan-internal-syariah.html [23Juli 2014]

Peraturan Bank Indonesia No. 6/24/PBI/2004 Tentang Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan PrinsipSyariah

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/23/PBI/2009 Tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Peraturan Bank Indonesia No 10/17/PBI/2008 TentangProduk Bank Syariah Dan Unit Usaha Syariah

Ridwan S. & Barlian Inge. (2003). Manajemen Keuangan, edisi kelima. Jakarta: LiterataLintas Media

Statistik Perbankan Syariah Desember 2014 [Online] Tersedia di:http://www.ojk.go.id/statistik-perbankan-syariah-desember-2014 [24Juli 2014]

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatifdan R&D. Bandung :Alfabeta.

Sugiyono.(2010). Metode penelitian Administrasi R&D. Jakarta: SalembaEmpat Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung:

Alfabeta

Sofyan S Harahap. (2002). Auditingdalam Perspektif Islam, Jakarta: Pustaka Quantum


(6)

Sri Nurhayatidan Wasilah (2009).Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharyadi dan Purwanto.(2008). Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat

Suharyadi dan Purwanto.(2009). Statistika, edisi dua, buku dua. Jakarta: Salemba Empat

Surat Edaran No. 12/13/DPbS/2010

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/22/DPbS tentang Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana, Pembiayaan danKegiatan Jasa

Trisadini P. Usanti dan Abd.Shomad. (2013). Transaksi Bank Syariah. Jakarta. Bumi Aksara.

Uma Sekaran. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Undang-UndangNomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Usamah. (2009). Peran Kompetensi Dan Model Pengorganisasian Dewan Pengawas Syariah Terhadap Pembiayaan Berbagi Hasil Pada Perbankan Syariah Di Indonesia. Tesis

Veithzal Riavai dan Rifki Ismail (2013) Islamic Risk Management For Islamic Bank: Risiko bukan untuk ditakuti, tapi dihadapi dengan cerdik, cerdas dan


Dokumen yang terkait

Respon Anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) terhadap penerapan PBI No. II/33/PBI/2009 tentang Good corporate Governance (GCG) bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah

1 6 170

Pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan direksi, komite-komite, dan dewan pengawas syariah terhadap kinerja perbankan pada Bank umum syariah di Indonesia Tahun 2010-2013

1 7 115

Peran dewan pengawas syariah (DPS) dalam pengawasan pelaksanaan kontrak di Bank Syariah (studi kasus Bank BRI Syariah)

1 9 100

Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2010-2013)

1 9 0

PENGARUH PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS), AUDITOR INTERNAL DAN KEPATUHAN SYARIAH TERHADAP PENINGKATAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI PT. BANK PEMBIAYAAN RAKSYAT SYARIAH (BPRS) BHAKTI SUMEKAR SUMENEP.

0 0 67

PENGARUH KOMPETENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP PENERAPAN SHARIA COMPLIANCE: studi pada BPRS se-Bandung Raya - repository UPI S PEA 1005710 Title

0 0 3

REVITALISASI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA LEMBAGA EKONOMI SYARIAH

0 1 8

MEKANISME PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) TUMANG - Test Repository

0 0 91

PENGARUH DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

0 0 115

EKSISTENSI DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BANK SYARIAH (TINJAUAN YURIDIS)

0 0 88