MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR MEMBERI DAN MENERIMA TONGKAT ESTAFET MELALUI MODIFIKASI JARAK PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 4 DAWUAN KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON.

(1)

KELAS VI SD NEGERI 4 DAWUAN KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat Mendapatkan gelar Sarjana S.1 Pendidikan

Oleh

KARDINA

0905151

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PROGRAM STUDI S-1 PENJAS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG 2011


(2)

KELAS VI SD NEGERI 4 DAWUAN KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON

Oleh

KARDINA

0905151

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing Pembimbing I

Dr. TATANG MUHTAR, M.Si

NIP. 19590603 198603 1 005

Pembimbing II

INDRA SAFARI, M.Pd

NIP. 19770902 200801 1 016

Mengetahui

Ketua Program PGSD S-1 Penjas UPI Kampus Sumedang

Dr. H. AYI SUHERMAN, M.Pd


(3)

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul "MENINGKATKAN

KETERAMPILAN DASAR MEMBERI DAN MENERIMA TONGKAT ESTAFET MELALUI MODIFIKASI JARAK PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 4 DAWUAN KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON" ini sepenuhnya karya saya sendiri tidak ada bagian di dalamnya

yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2011 Yang Membuat Pernyataan

KARDINA


(4)

i

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR DIAGRAM ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Pemecahan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Batasan Istilah ... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 12

A. Kajian Pustaka ... 12

1. Pendidikan Jasmani ... 12

2. Pembelajaran pendidikan jasmani ... 19

3. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 24

4. Lari Sambung (Relays) ... 25

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 34

C. Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian ... 37

1. Lokasi Penelitian ... 37

2. Subjek Penelitian ... 38

3. Waktu Penelitian ... 38

B. Metode dan Desain Penelitian ... 39

1. Metode Penelitian... 39

2. Desain Penelitian ... 40

C. Instrumen Penelitian... 42

D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 44

E. Validasi Data ... 48


(5)

ii

1. Deskripsi Data Awal ... 54

2. Deskripsi Data Siklus I ... 57

3. Deskripsi Data Siklus II ... 76

4. Deskripsi Data Siklus II ... 92

B. Pembahasan ... 107

1. Perencanaan Pembelajaran ... 107

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 107

3. Hasil Evaluasi Aktivitas Siswa ... 108

4. Hasil Evaluasi Pembelajaran Teknik Dasar Memberi dan Menerima Tongkat Estafet ... 108

BAB V PENUTUP ... 110

A. Kesimpulan ... 110

B. Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 114

DAFTAR LAMPIRAN ... 116 RIWAYAT HIDUP ...


(6)

iii

Tabel 1.1 Daftar Nilai Tes Awal Memberi dan Menerima Tongkat

Estafet Kelas VI (enam) ... 5

Tabel 1.2 Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas VI (Enam) ... 6

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ... 38

Tabel 3.2 Klasifikasi interpretasi ... 45

Tabel 3.3. Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas VI (Enam) ... 46

Tabel 4.1 Data Awal Lari Estafet Kelas VI (Enam) ... 55

Tabel 4.2 Hasil Observasi Perencanaan Siklus I ... 56

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 65

Tabel 4.4 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 68

Tabel 4.5 Hasil tes Siswa Pada Proses Pelaksanaan Ketrampilan Dasar Memberi dan Menerima Tongkat Estafet Siklus I ... 70

Tabel 4.6 Hasil Observasi Perencanaan Siklus II ... 78

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 83

Tabel 4.8 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 86

Tabel 4.9 Hasil tes Siswa Pada Proses Pelaksanaan Ketrampilan Dasar Memberi dan Menerima Tongkat Estafet Siklus I ... 88

Tabel 4.10 Hasil Observasi Perencanaan Siklus III ... 94

Tabel 4.11 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 98

Tabel 4.12 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 100

Tabel 4.13 Hasil Tes Siswa pada Proses Pelaksanaan Keterampilan Dasar Memberi dan Menerima Tongkat Estafet Siklus III ... 103


(7)

iv

Gambar 2.1 Teknik Pemberian Tongkat Dari Bawah ... 27

Gambar 2.2 Teknik Pemberian Tongkat Dan Atas ... 27

Gambar 2.3 Penerimaan Tongkat Dengan Cara Melihat (Visual) ... 29

Gambar 2.4 Penerimam Tongkat Dengan Cara Tidak Melihat (Non Visual) .. 29

Gambar 2.5 Teknik Pemberian dan Penerimaan tongkat dari bawah ... 32

Gambar 2.6 Pemberian dan Penerimaan Tongkat dari Atas ... 34

Gambar 3.1 Denah Lokasi SDN 4 Dawuan ... 37

Gambar 3.2 Model Spiral dan Kemmis dan Taggart ... 41

Gambar 4.1 Latihan ketrampilan dasar memberi dan menerima tongkat ... 63


(8)

v

Diagram 4.1 Persentasi Ketuntasan Belajar Siswa pada Data Awal ... 56

Diagram 4.2 Nilai Rata-rata Kinerja Guru dalam Perencanaan siklus I ... 61

Diagram 4.3. Kinerja Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 68

Diagram 4. 4 Aktivitas Siswa Pada Proses Pelaksanaan Kemampuan Gerak Dasar Loncat Tinggi Gaya Guling Perut Siklus I ... 69

Diagram 4. 5 Persentasi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 73

Diagram 4.6 Nilai Rata-rata Indikator Kinerja Guru dalam Perencanaan siklus II ... 80

Diagram 4.7. Kinerja Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 86

Diagram 4. 8 Aktivitas Siswa Pada Proses Pelaksanaan Kemampuan Gerak Dasar Loncat Tinggi Gaya Guling Perut Siklus II ... 88

Diagram 4. 9 Persentasi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ... 92

Diagram 4.10 Nilai Rata-rata Indikator Kinerja Guru dalam Perencanaan siklus III ... 96

Diagram 4.11 Kinerja Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 100

Diagram 4. 12 Aktivitas Siswa Pada Proses Pelaksanaan Pembelajaran Gerak Dasar Loncat Tinggi Gaya Guling Perut Siklus III ... 102

Diagram 4. 13 Persentasi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III ... 106

Diagram 4.14 Persentasi Perencanaan Pembelajaran Per Siklus ... 109

Diagram 4.15 Persentasi Pelaksanaan Pembelajaran Per Siklus ... 111

Diagram 4. 16 Gambaran aktivitas siswa siklus I, II dan III... 111

Diagram 4.17 Perolehan rata-rata siklus I, II dan III ... 112

Persentasi Perencanaan Pembelajaran Per Siklus ... 106

Diagram 4.2 Persentasi Pelaksanaan Pembelajaran Per Siklus ... 107

Diagram 4.3 Persentasi Aktivitas Siswa Per Siklus ... 108


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini olahraga mendapat perhatian yang cukup baik untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kesegaran jasmani maupun mencapai prestasi, maka perlu dimulai pendidikan olahraga itu sejak dini. Di tingkat Sekolah Dasar, pendidikan olahraga diperoleh dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani menurut Bucher adalah : “Bagian yang integral dari seluruh proses pendidikan yang bertujuan untuk perkembangan fisik, mental dan sosial melalui aktifitas jasmani yang telah dipilih untuk mencapai hasilnya.” (Johana. 1990 : 30)

Fungsi pendidikan jasmani yang mengutamakan aktivitas-aktivitas jasmani berperan dalam pembinaan dan pengembangan individu dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial serta emosional yang serasi, selaras dan seimbang.

Tujuan pendidikan jasmani yang termuat dalam GBPP yang tertuang pada KBK adalah membuat siswa untuk peningkatan kesegaran jasmani melalui pengenalan dan penanaman sikap positif kemampuan gerak dasar, dan berbagai aktivitas jasmani.

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan jasmani tersebut salah satunya adalah meningkatkan peran serta olahraga siswa SD yang berbakat


(10)

dan berpotensi untuk dikembangkan prestasinya, baik di tingkat daerah, nasional dan internasional.

Pendidikan jasmani menekankan aspek pendidikan yang bersifat menyeluruh (kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral) yang merupakan tujuan pendidikan pada umumnya atau secara spesifik melalui pembelajaran pendidikan jasmani, siswa melakukan kegiatan berupa permainan (game) dan berolahraga disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Meskipun demikian unsur prestasi dan kompetisi juga terdapat di dalarnnya dan dimanfaatkan sebagai alat pendidikan.

Secara hakekat pelajaran pendidikan jasmani marupakan

pengembangan kesegaran jasmani yang berkaitan dengan unsur keterampilan motorik dan kesehatan (komponen kebugaran jasmani) Kurikulum yang berlaku saat ini adalah kurikulum tahun 2004 yang harus dijadikan perhatian dan dijalankan serta dipertimbangkan secara khusus, karena di dalamnya mengandung aspek organik, aspek sosial dan aspek emosional.

Pendidikan di sekolah, khususnya di Sekolah Dasar (SD) mempunyai tujuan, yakni siswa sekolah dasar memiliki bekal dasar dalam pendidikan, yakni lulusan siswa sekolah dasar memiliki bekal dasar membaca, menulis dan berhitung. SD juga merupakan tahap pendidikan dasar yang kemudian melanjutkan ke tahap pendidikan selanjutnya, ini merupakan tujuan pendidkan dari Sekolah Dasar (SD).


(11)

Selain itu, Pendidikan yang diutamakan selain pembelajaran konkret yang biasa diajarkan dalam kelas adalah pendidikan kesehatan dan jasmani. Pendidikan jasmani dan kesehatan berguna bagi siswa guna memiliki bekal yang satu sama lainnya membantu siswa mengembangkan bakatnya dalam menggerakkan tubuhnya dengan baik. Berdasarkan definisi, Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Dalam hal ini, pendidikan jasmani penting bagi siswa guna melatih kemampuannya agar dapat mengembangkan potensi yang ada pada tubuhnya. Sehingga pendidikan di sekolah khususnya disekolah sekolah dasar dapat meningkatkan ranah afektif, kognitif dan psikomotor siswa.

Atletik juga merupakan sarana untuk pendindikan jasmani dalam upaya meningkatkan daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan dan lain sebagainya, selain untuk sarana pendidikan juga sebagai sarana penelitian bagi para ilmuwan (Yosaphat., 2000 : 1.3).

Dalam dunia olahraga atletik dikenal berbagai macam cabang atletik, salah satu diantaranya adalah cabang lari sambung (estafet). Lari sambung atau lari beranting atau lari estafet merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan benda atau alat dari satu pelari kepada pelari lainnya. Olahraga ini sangat diminati anak-anak karena kegiatan tersebut memiliki unsur permainan dan perlombaan.


(12)

Jika melihat kondisi dilapangan (Sekolah Dasar). Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan kesehatan sebagian besar menggunakan strategi atau teknik pembelajaran yang kurang melibatkan siswa aktif berlatih dalam pembelajaran, yakni hanya guru yang mempunyai pengaruh besar terhadap proses pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran yang didapat kurang bermakna.

Disamping itu kondisi sarana dan prasarana olah raga di sekolah dasar masih kurang memadai. Tidak adanya lapangan atletik menyebabkan sulitnya menerapkan berbagai cabang olahraga atletik berdasarkan peraturan yang sebenarnya. Tanah sawah yang gembur dan becek di musim hujan menyebabkan gerakan siswa dalam berlari mengalami kesulitan. Lapangan yang seadanya mau tidak mau memodifikasi peraturan olahraga atletik yang berlaku khususnya untuk lari estafet. Oleh karena itu pembelajaran lari estafet belum dapat dilaksanakan secara maksimal.

Selain kondisi di atas, berdasarkan pengamatan pada terhadap pembelajaran pendidikan Jasmani dan Kesehatan dikelas VI SDN 4 Dawuan Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon dengan materi lari estafet, diperoleh data :


(13)

Tabel 1.1

Daftar Nilai Tes Awal Memberi dan Menerima Tongkat Lari Estafet Kelas VI (enam)

No. Nama

Aspek yang diamati

Skor Nilai

Ket

Memberi Menerima

Gerakan tangan

Gerakan kaki

Sikap

badan Pandangan Gerakan

tangan Gerakan

kaki

Sikap

badan Pandangan

(T / TT) 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 2 3

1. ARI 1 1 2 2 1 1 2 3 13 5,42 tidak tuntas

2. ARSINI 2 2 2 2 2 2 1 2 15 6,25 tidak tuntas

3. KHAERUL FATAH 3 2 2 2 1 1 2 2 15 6,25 tidak tuntas 4. RONI MAULANA 3 3 3 3 2 2 1 2 19 7,92 Tuntas

5. FIFIT 1 1 2 2 1 1 2 3 13 5,42 tidak tuntas

6. AYU SAFITRI 2 2 2 2 2 2 1 2 15 6,25 tidak tuntas

7. FAJARNO S. 3 3 3 3 2 2 1 1 18 7,50 Tuntas

8. HANDI SUHARJO 3 3 3 3 2 2 1 2 19 7,92 Tuntas 9. KARTIKA DEWI 3 2 2 2 2 2 1 1 15 6,25 tidak tuntas 10. KOMALIA 2 2 2 2 2 1 2 2 15 6,25 tidak tuntas 11. MUHAMMAD H. 1 1 2 2 2 1 2 2 13 5,42 tidak tuntas 12. NASRONI 2 2 2 2 2 1 2 2 15 6,25 tidak tuntas 13. PUTRI AYU A. 3 3 3 3 2 2 1 1 18 7,50 Tuntas 14. MUHAMMAD RIJIK 3 3 3 3 2 2 1 2 19 7,92 Tuntas 15. SITI SOPIYAH 1 1 2 2 1 1 2 3 13 5,42 tidak tuntas 16. SUPRIYADI 2 2 2 2 2 2 1 2 15 6,25 tidak tuntas

17. TETI 3 2 2 2 1 1 2 2 15 6,25 tidak tuntas

18. MUTOLIB 1 1 2 2 1 1 2 3 13 5,42 tidak tuntas

19. TOMO 2 2 2 2 2 2 1 2 15 6,25 tidak tuntas

Keterangan :

a. Nilai setiap indikator adalah 12

b. Nilai ideal adalah 12 x 2 indikator = 24

c. Nilai Akhir 10

ideal Nilai

diperoleh yang

Nilai

Dari nilai-nilai siswa tersebut didapat 73,68 % dari 19 jumlah siswa masih ada yang belum lulus/tuntas pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan khususnya pada materi lari esfatef. Adapun nilai KKM yakni 66 atau 6,6.

Berdasarkan nilai KKM yang tertera pada SDN 4 Dawuan adalah sebagai berikut :


(14)

Tabel 1.2

Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas : VI (Enam)

SDN : 4 Dawuan

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL KRITERIA PENETAPAN

KETUNTASAN KKM

(%)

Kompleksitas Daya

dukung

Intake siswa

1. Mempraktikkan berbagai gerak

dasar permainan dan olahraga

dengan peraturan yang

dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

1.2 Memprktikkan

pengembangan koordinasi

beberapa nomor teknik dasar atletik dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama, sportifitas, dan kejujuran.

 Mempraktikkan teknik

dasar memberi dan

menerima tongkat dalam lari estafet.

66 68 67

66

66

Dari penentuan KKM tersebut tertera nilai yang mesti dicapai oleh siswa adalah sebesar 66 untuk memperoleh nilai tuntas dalam pembelajaran dengan sub pokok materi lari estafet.

Yang menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran lari estafet adalah; pertama, gerakan-gerakan dasar memberi dan menerima dengan alat berupa tongkat; kedua, gerakan memberi dan menerima dengan tangan kanan ataupun tangan kiri.


(15)

Berdasarkan pendapat dan asumsi tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimana Meningkatkan Keterampilan Dasar Memberi dan Menerima Tongkat Estafet Melalui Modifikasi Jarak pada Siswa Kelas VI SD Negeri 4 Dawuan Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon.

B. Rumusan Masalah

Agar tercapainya tujuan yang diinginkan, berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan penerapan pembelajaran pendidikan jasmani

dan kesehatan dalam meningkatkan ketrampilan dasar Memberi dan Menerima Tongkat Estafet Melalui Modifikasi Jarak pada Siswa Kelas VI SDN 4 Dawuan Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon?

2. Bagaimanakah pelaksanaan penerapan pembelajaran pendidikan jasmani

dan kesehatan dalam meningkatkan ketrampilan dasar Memberi dan Menerima Tongkat Estafet Melalui Modifikasi Jarak pada Siswa Kelas VI SDN 4 Dawuan Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon?

3. Bagaimanakah hasil evaluasi penerapan pembelajaran pendidikan jasmani

dan kesehatan dalam meningkatkan ketrampilan dasar Memberi dan Menerima Tongkat Estafet Melalui Modifikasi Jarak pada Siswa Kelas VI SDN 4 Dawuan Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon?


(16)

C. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang muncul, maka penulis mengajukan pemecahan masalah sebagai berikut :

Pada tahap awal siswa diberi informasi atau penjelasan tentang cara start, awalan, memberi dan menerima tongkat yang benar serta melewati garis finish. Siswa melakukan dengan cara non visual. Siswa diberi penjelasan tentang posisi tangan, badan dan kaki pada saat memberikan tongkat, begitu pula sebaliknya siswa diberi penjelasan tentang posisi tangan, badan, dan kaki pada saat menerima tongkat. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mempraktikan lari estafet dengan tongkat standar untuk mengetahui kemampuan awal secara umum. Pada tahap selanjutnya seluruh siswa dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing terdiri dari kurang lebih 4 orang. Setiap kelompok akan melakukan lari estafet sepanjang 320 atau 4 x 80 m dengan modifikasi jarak lintasan pada setiap siklusnya. Pada siklus I jarak lintasan untuk menerima tongkat sepanjang 20 m, kemudian pada siklus II jarak menerima jarak menerima dikurangi menjadi 15 meter, dan terakhir untuk siklus III, jarak menerima tongkat estafet di kurangi lagi menjadi hanya 10 meter.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis menentukan tujuan penelitian sebagai berikut:


(17)

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dalam meningkatkan ketrampilan dasar Memberi dan Menerima Tongkat Estafet Melalui Modifikasi Jarak pada Siswa Kelas VI SDN 4 Dawuan Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dan

kesehatan dalam meningkatkan ketrampilan dasar Memberi dan Menerima Tongkat Estafet Melalui Modifikasi Jarak pada Siswa Kelas VI SDN 4 Dawuan Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon.

3. Untuk mengetahui evaluasi penerapan pembelajaran pendidikan jasmani

dan kesehatan dalam meningkatkan ketrampilan dasar Memberi dan Menerima Tongkat Estafet Melalui Modifikasi Jarak pada Siswa Kelas VI SDN 4 Dawuan Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi siswa.

a. Dapat menumbuhkan minat belajar siswa dalam belajar pendidikan

jasmani dan kesehatan, khususnya pada materi teknik dasar memberi dan menerima tongkat dalam lari estafet.

b. Dapat memahami konsep atau teknik dari materi teknik dasar memberi

dan menerima tongkat dalam lari estafet.

c. Dapat menumbuhkan minat dan keterampilan siswa dalam


(18)

2. Manfaat bagi guru.

a. Dapat meningkatkan professionalisme guru dalam melakukan proses pembelajaran di kelas.

b. Untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman guru tentang penggunaan media pembelajaran, dan teknik dalam permainan olahraga.

3. Manfaat bagi sekolah.

a. Untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan khususnya materi teknik dasar memberi dan menerima tongkat dalam lari estafet.

b. Untuk meningkatkan kualitas dan fungsi Sekolah Dasar dari mutu pembelajaran.

4. Manfaat bagi UPI

Hasil yang didapatkan dari penelitiian ini diharapkan menjadi referensi serta sebagai bahan perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang mengambil tema Atletik khususnya lari estafet atau lari sambung atau relay

5. Manfaat bagi penulis.

a. Untuk dapat. memahami penelitian tindakan kelas sebagai upaya pengembangan profesionalisme atau kemampuan penulis.

b. Untuk meningkatkan pengalaman dan pemahaman penulis, ketika di Sekolah Dasar.


(19)

F. Batasan Istilah

Keterampilan dasar adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerak

yang mendasari gerakan berolahraga. (Sukintaka, 1992 : 16)

Olahraga secara luas dapat diartikan sebagai segala kegiatan atau usaha

untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan-kekuatan jasmaniah maupun rokhaniah pada setiap manusia. Gafur, (1983: 8-9)

Lari estafet merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan

benda atau alat dari satu pelari kepada pelari lainnya. Lari sambung atau lari beranting atau lari estafet ini sangat diminati anak-anak karena kegiatan tersebut memiliki unsur permainan dan perlombaan. (http://id.wikipedia.org/ wiki/Estafet)

Memberi dan menerima tongkat dalam lari estafet menggunakan tongkat

dengan jarak lintasan yang dimodifikasi dan disesuaikan kebutuhan pembelajaran. Dengan fokus perhatian pada gerakan-gerakan dasar memberi dan menerima dengan tangan kanan maupun kiri dengan cara non visual.

Pendidikan jasmani untuk awal masa anak-anak dan SD dapat

diidentifikasikan sebagai belajar untuk bergerak, bergerak untuk belajar dan belajar tentang gerak. Furqon (1997 : 33)


(20)

37

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada SDN 4 Dawuan yang beralamat di Jalan Pahlawan Blok Truwag Desa Dawuan Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon.. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ditetapkan dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. SDN 4 Dawuan merupakan tempat peneliti bertugas, sehingga hal ini

mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan

b. Karakteristik SDN 4 Dawuan merupakan SDN yang masuk kategori

SDN terpencil, sehingga karakteristik Sekolah Dasar dan kebiasaan

siswa masih perlu peningkatan dalam pembelajaran.

Gambar 3.1 Denah SD Negeri 4 Dawuan

Tanah Kosong Digunakan Untuk Olahraga

Jl P

ahlaw

an

Jl. RAYA Ir. H. JUANDA

Lokasi Penelitian SDN 4 Dawuan

Ke Jakarta Ke Kota Cirebon

Lahan persawahan Lahan


(21)

c. Masih adanya sejumlah masalah yang dihadapi dalam proses KBM khususnya dalam pembelajaran atletik dengan materi lari estafet. Hal ini menimbulkan minat peneliti untuk mencari solusi terbaik demi meningkatkan kemampuan siswa dalam lari estafet.

2. Subjek Penelitian

Subjek utama dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VI SDN 4 Dawuan tahun ajaran 2010-2011 yang berjumlah 19 siswa, dengan 8 siswi dan 11 siswa.. pemilihan kelas VI sebagai subjek penelitian didasarkan atas Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang menerangkan materi tentang lari estafet dan juga atas pertimbangan bahwa pada kelas VI dalam pembelajaran teknik dasar memberi dan menerima masih banyak diitemui kesulitan.

3. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diperkirakan dalam waktu 4 bulan, kegiatan ini dimulai dari bulan Februari dan diakhiri sampai bulan Mei Tahun Pelajaran 2010/2011

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

No Deskripsi

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Tahun 2011

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Seminar Proposal

2 Pelaksanaan Penelitian

a. Tindakan Siklus I

b. Tindakan Siklus II

c. Tindakan Siklus III

3 Pengolahan data dan analisis data

4 Penyusunan dan revisi laporan

penelitian 5 Pertanggung jawaban laporan


(22)

B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Peneltian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (action research) dengan pendekatan kualitatif.

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adaah aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang telah direncankaan oleh peneliti. Dengan penelitian kualitatif ini peneliti mendeskripsikan hasil temuannya dalam penelitian tindakan kelas pada pembelajaran konsep pecahan yang merupakan salah satu usaha guru untuk memperbaiki kualitas dan meningkatkan pendidikan yang secara langsung melibatkan masalah yang ada dalam kelas. Menurut Kemis (1983) (Dalam Wiraatmadja, 2005:12).

Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai praktek-praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan ini.

Melalui PTK para guru dan pendidik langsung mempraktekkan teori-teori yang dibangunnya sendiri untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya, sedangkan menurut Wardhani dkk (2007: 1,4) : Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dalam


(23)

kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga hasil belajar siswa meningkat”.

Menurut kedua pendapat ahli diatas peneliti bermaksud meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep pecahan dengan merancang suatu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam PTK ini diharapkan dapat memperbaiki kinerja guru dan aktivitas siswa serta meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa merupakan pengetahuan yang utuh. Manfaat dilakukannya PTK diharapkan dapat dirasakan oleh guru, peneliti, lembaga dan siswa dimana penelitian itu dilakukan, karena tujuan dari PTK adalah melakukan perbaikan dalam berbagai aspek yang ada dikelas.

2. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian yang memfokuskan penelitian pada kegiatan dalam kelas. Guru melakukan penelitian sendiri terhadap praktek pembelajaran yang dilakukan melalui tindakan kelas yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi untuk memperoleh umpan balik. Adapun karakteristik PTK menurut Wardani dkk (2007.-1,5) adalah :

a. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh kesadaran guru terhadap

adanya masalah di kelas yang harus diselesaikan. b. Penelitian dilakukan melalui refleksi diri


(24)

c. Fokus penelitian adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi.

d. Bertujuan memperbaiki pembelajaran.

Dari karakteristik tersebut terlihat bahwa PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan pembelajaran ini guru dapat melakukannya secara berulang-ulang sampai berhasil atau dalam PTK dikenal dengan istilah siklus. Adapun model siklus yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan MC. Taggart. Model Kemmis dan Taggart (1988) dalam Wiraatmadja, 2045: 66)

Gambar 3.2 Model Spiral dan Kemmis da Taggart (Wiraatmadja, 2006 : 66)

REFLECT

ACTION OBSERVE

PLAN

REFLECT

ACTION OBSERVE


(25)

“Tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukan terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi”. a) Perencanaan yang dibuat oleh guru berdasar masalah yang ada dalam kelas, b) Tindakan yaitu apa yang akan, dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, c) Observasi yaitu mengamati proses, belajar siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. d) Refleksi yaitu tahap pengkajian hasil dari observasi, mempertimbangkan dan dampak dari penggunaan pendekatan kontekstual.

Dalam merencanakan observasi, dan refleksi guru dapat meminta bantuan orang lain yang berkompetensi dalam PTK dan kontekstual karena "Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki kinerja guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, dkk, 2007 : 14)

C. Instrumen Penelitian 1. Tes

Margono (Nurul Zuriah, 2005:184) tes adalah seperangkat rangsangan atau stimulus yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Tes yang digunakan peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami dan mempraktekkan cara teknik memberi dan menerima tongkat Dalam lari estafet.


(26)

2. Pedoman Wawancara

Esterberg (Sugiyono, 2005: 72) wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Yang diwawancara oleh peneliti adalah siswa. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang mesti dijawab oleh siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan, apakah sesuai dengan indikator pencapaian target perbaikan. Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk memperoleh data verbal atau konfirmasi dari siswa mengenai penyebab kesulitan siswa siswa dalam mempraktekkan teknik dasar Memberi dan menerima tongkat dalam lari estafet siswa kelas VI SDN 4 Dawuan. Format wawancara penelitian terdapat dalam lampiran.

3. Lembar observasi

Margono (Nurul Zuriah, 2007: 173) observasi diartikan sebagai pengamatan dan Pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap obyek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa. Instrumen ini merupakan hasil dari pemberian tanda pada kolom pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk mengamati seluruh kegiatan yang berlangsung baik dari aktifitas siswa dan guru mulai dari awal pembelajaran sampai pada akhir pembelajaran pendidkan jasmani dan kesehatan pada materi teknik memberi dan menerima tongkat dalam lari


(27)

estafet. Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk memperoleh data perilaku siswa dan guru sehingga didapatkan hasil perubahan perilaku siswa dalam memperbaiki pembelajaran. Format observasi siswa dan guru terdapat dalam lampiran.

4. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian yang dibuat oleh peneliti/mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi yang didapat dari berbagai aspek dalam pembelajaran dikelas. Hal ini dibuat untuk mengetahui keadaan dilapangan sewaktu pelaksanaan pembelajaran. Format catatan lapangan terdapat dalam lampiran.

D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap ini data mentah yang diperoleh dari berbagai instrumen yang meliputi observasi, wawancara, catatan lapangan dan tes hasil belajar yang dirangkum serta dikumpulkan. Peneliti kemudian mengelompokkan data tersebut ke dalam dua (2) bagian, yaitu berupa data kualitatif (observasi dan wawancara) dan data kuantitatif (tes hasil belajar).

a. Data proses (kualitatif)

Data proses (kualitatif) diperoleh dari hasil observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa diolah dengan teknik persentase (%) terhadap indikator yang dilaksanakan, kemudian di interpretasikan dan


(28)

dideskripsikan. Untuk memudahkan dalam melakukan interpretasi, digunakan kategori persentase yang dikutip dari penelitian Samsul Rizal (2009:47), adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Klasifikasi interpretasi

Besar Persentase Interpretasi

0% Tidak ada

1-25% Sebagian kecil

26-79% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51-75% Sebagian besar

76-99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

Keterangan :

0 % : Pelaksanaan indikator tidak dilakukan sama sekali.

1-25% : Pelaksanaan indikator hanya sebagian kecil.

26-49% : Pelaksanaan indikator hampir setengahnya.

50% : Pelaksanaan indikator sudah setengahnya.

51-75% : Pelaksanaan indikator sudah sebagian besar.

76-99% : Pelaksanaan indikator hampir seluruhnya.

100% : Pelaksanaan indikator sepenuhnya dilaksanakan.

b. Data Kuantitatif (hasil)

Data kuantitatif diperoleh dari instrument tes hasil belajar. Setelah data tersebut diberi nilai, kemudian dianalisis dan ditafsir berdasarkan KKM (kriteria ketuntasan minimal) pendidikan jasmani dan kesehatan yakni 66 dan menjabarkan siswa "tuntas atau tidak tuntas" dalam pembelajaran:


(29)

Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas : VI (Enam) SDN : 4 Dawuan

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL KRITERIA PENETAPAN

KETUNTASAN

KKM (%)

Komplesitas Daya

dukung

Intake siswa

1.Mempraktikkan berbagai gerak dasar

permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan

nilai-nilai yang terkandung

didalamnya.

1.2 Memprktikkan pengembangan

koordinasi beberapa nomor

teknik dasar atletik dengan

peraturan yang dimodifikasi,

serta nilai kerjasama, sportifitas, dan kejujuran.

 Mempraktikkan teknik dasar

memberi dan menerima

tongkat dalam lari estafet. 66 68 67

66

66 Keterangan :

1. Kompleksitas Indikator

Adalah tingkat kesulitan atau kerumitan setiap indikator yang ingin dicapai oleh siswa termasuk juga tingkat kesulitan bagai guru dalam penyampaiannya.

Tingkat komplekasitas tinggi bila dalam pelaksanaannya menurut ;

a. SDM

1) Memerlukan kemampuan guru dalam memenuhi indikator.

2) Memerlukan kreatifitas dan inovatif dalam melaksanakan

pembelajaran.

3) Kemampuan siswa dalam mengembangkan kompetensi dari indikator

yang disampaikan.

b. Waktu

1) Memerlukan waktu yang cukup lama karena perlu pengulangan

2) Seringkali waktu terbuang percuma karena banyaknya kesibukan atau

kegiatan lain

c. Perencanaan dan kecermatan

1) Menierlukan penalaran yang tinggi baik dari guru maupun siswa.

2) Memerlukan penelitian, kesabaran, dan kecermatan yanmg tinggi.


(30)

Adalah kemampuan sumber daya pendukung dapat dilihat dari keberadaan tenaga pendidik, sarana dan prasarana pendidikan, biaya, pengelolaan / manajemen sekolah, peran komite sekolah, stakeholder, serta lingkungan sekolah dalam mendukung perencanaan pembelajaran.

3. Intake Siswa

Adalah tingkat kemampuan rata-rata siswa secara keseluruhan pada tahun sebelumnya, diperoleh dari :

a. Hasil seleksi penerimaan siswa baru

b. Raport kelas terakhir dari tahun sebelumnya

c. Ters seleksi masuk / psikotes

d. Nilai UN / UASBN

e. Untuk kelas I unbtuk siswa dapat dipertimbangkan

1) Hasil tes awal

2) Hasil / UTS atau UAS / ulum semester I

Dengan rentang nilai pada setiap kriteria sebagai berikut :

a. Kompleksitas b. Daya Dukung

Tinggi : 50 - 64 Tinggi : 81 - 100

Sedang : 65 - 80 Sedang : 65 - 80

Rendah :81 - 100 Rendah : 50 - 64

c. Intake siswa

Tinggi : 81 - 100

Sedang : 65 - 80

Rendah : 50 - 64

2. Analisis Data

Menurut Faisal dan Moleong (Iskandar, 2005: 76-77) menyatakan bahwa analisis dapat dilakukan dengan langkah-langkah, sebagai berikut: a. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, reduksi data merupakan analisis yang menajamkan untuk mengorganisasikan data-data yang dapat diverifikasikan untuk dijadikan temuan penelitian terhadap masalah yang di teliti.


(31)

Penyajian data yang telah diperoleh ke dalam sejumlah matriks atau daftar kategori setiap data yang didapat, penyajian data biasanya digunakan berbentuk teks neratif dan penyajian data dapat di analisis oleh peneliti untuk disusun secara sistematis, sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti. c. Mengambil kesimpulan

Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data, dan display data sehingga data yang didapat disimpulkan.

E. Validasi Data

Validasi data dalam penelitian ini menggunakan validasi Hopkins. Hopkins (Iskandar, 2008: 93) mengemukakan bentuk validasi, sebagai berikut :

1. Member check.

Member check yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber, siapapun juga (kepala sekolah, guru, siswa, teman sejawat, pegawai administrasi dan lain sebagainya) apakah keterangan atau informasi itu tetap sifatnya atau berubah sehingga dapat dipatongkatan kebenaran data tersebut. Dalam penelitian ini, memberi check dilakukan sebagai wahana untuk memeriksa data-data yang didapat, baik dari data kualitatif yang berupa hasil belajar (tes). Hal ini


(32)

digunakan untuk mengetahui gambaran kebenaran dari pengambilan kesimpulan dari analisis data-data tersebut.

2. Triangulasi

Triangulasi yakni memeriksa kebenaran hipotesis, konstruks, atau analisis dari peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti. Dalam penelitian ini, triangulasi dilakukan untuk memeriksa jawaban (hipotesis) dari peneliti yang merupakan suatu kebenaran atau tidaknya jawaban setelah dibandingkan dengan data-data yang telah diisi oleh mitra peneliti, seperti observasi kinerja guru, aktifitas siswa dan catatan lapangan.

3. Expert opinion

Expert opinion yakni melakukan dengan meminta nasehat kepada pakar, seperti pembimbing penelitian, pakar atau penguji yang akan memeriksa semua tahapan penelitian yang dilakukan dengan memberikan arahan atau judgements terhadap masalah-masalah penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, expert opinion dilakukan sebagai wahana penilaian terhadap isi dari penilaian dari isi penelitian yang dilakukan dengan tujuan, dalam pelaksanaan ada arahan/masukan dari para pakar (pembimbing atau teman sejawat) agar penelitian ini bersifat sempurna.

F. PROSEDUR PENELITIAN 1. Tahap Perencanaan Tindakan


(33)

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan, seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang didalamnya termasuk menyiapkan alat, media dan sumber belajar. Serta merencanakan pula langkah-langkah dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini, penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran dengan materi teknik dasar memberi dan menerima tongkat dalam lari estafet. Adapun langkah-langkah perencanaannya, sebagai berikut :

a. Menetapkan teman sejawat sebagai partnership dalam penelitian

tindakan kelas.

b. Permintaan ijin ke kepala sekolah serta staf guru SDN 4 Dawuan .

c. Peneliti melakukan observasi kepada siswa ataupun dikelas VI untuk mengetahui gambaran situasi disekolah dan mencari data.

d. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

e. Pemilihan prosedur penelitian, penetapan sample penelitian,

administrasi pembelajaran penelitian dan tindakannya, pemilihan bahan dan sumber belajar dan alokasi waktu.

f. Perumusan langkah-langkah pembelajaran dan tindakan yang akan

dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan yang mengacu pada perencanaan yang dibuat dan dilaksanakan sesuai jadwal


(34)

penelitian yang ada, serta melakukan pengamatan terhadap proses tindakan yang sedang berlangsung, mulai dari awal sampai seluruh tindakan dilaksanakan, mencakup :

1) Tahap awal pembelajaran :

Sebelum hari pembelajaran dilaksanakan, siswa adan guru membuat. kesepakatan mengenai apa yang akan dipelajari, yakni pembelajaran teknik dasar memberi dan menerima tongkat dalam lari estafet. 2) Tahap pembelajaran :

a. Guru melakukan apersepsi setelah siswa sudah siap untuk belajar

dengan menanyakan kepada siswa mengenai lari estafet khususnya teknik dasar memberi dan menerima.

Misalnya : Bagaimana cara memberi dan menerima tongkat yang baik?

b. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab mengenai apersepsi

yang telah dilakukan agar dapat saling berhubungan dengan tujuan pembelajaran.

c. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

d. Guru menjelaskan cara memberi dan menerima tongkat yang

baik dengan menggunakan tongkat yang dimodifikasi.

e. Siswa melakukan memberi dan menerima tongkat secara

bergiliran.

f. Setelah pembelajaran dan latihan memberi dan menerima dengan


(35)

kemampuannnya dalam memberi dan menerima tongkat dalam kecapatan secara bergiliran.

3) Tahap akhir :

Memberikan tes perbuatan lari estafet dengan jarak yang dimodifikasi.

c. Observasi

Tahap ini terdiri dari proses pengumpulan data dan mencatat setiap aktifitas dalam proses pembelajaran. Pada saat pelakksanaan tindakan berlangsung, observasi ini mengamati apa saja yang dilakukan oleh siswa yang mengacu pada lembar observasi. Observasi ini dilakukan untuk penelitian, yaitu dengan mengamati seluruh aktifitas siswa yang sedang berlangsung dalam pembelajaran teknik dasar Memberi dan menerima tongkat Dalam lari estafet siswa kelas VI dengan menggunakan media tongkat modifikasi, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah aktifitas siswa serta suasana pembelajaran penjas sudah sesuai dengan lembar observasi atau tindakan, sehingga data yang dari hasil observasi ini akan dijadikan rujukan perbaikan berikutnya.

d. Refleksi

Tahap ini merupakan pengkajian hasil data yang diperoleh saat observasi untuk peneliti. Refleksi berguna untuk memberikan makna


(36)

terhadap proses dan hasil (perubahan yang telah dilakukan). Hasil dari refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus berikutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil. Peneliti akan melakukan refleksi diakhir pembelajaran untuk mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan, apakah sudah mencapai target perbaikan atau belum, sehingga dapat menentukan langkah berikutnya pada siklus yang kedua.

Adapun refleksi dalam penelitian ini meliputi :

1) Mengecek kelengkapan data yang terjaring selama proses

pembelajaran yang terdiri dari hasil lembar pengamatan observasi aktifitas siswa, observasi kinerja guru, wawancara dengan teman sejawat dan siswa serta hasil peningkatan kemampuan siswa.

2) Menganalisis hasil pengumpulan data yang berupa hasil nilai siswa (melalui evaluasi/tindak lanjut) serta hasil pengamatan yang dilakukan.

3) Penyusunan kembali rencana tindakan yang dirumuskan dalam

skenario pembelajaran.

Dalam penelitian ini, dari beberapa siswa untuk memantapkan : Hasil tindakan setiap siklus dilaksanakan dalam beberapa pertemuan. Pada setiap siswa memuat beberapa indikator pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa yang sesuai dengan indikator target pencapaian pada instrumen penelitian.


(37)

114

KESIMPULAN DAN SARAN

Berikut ini penulis akan menyajikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari temuan di lapangan selama pelaksanaan pembelajaran Loncat tinggi melalui permainan lompat tali sebagai berikut ini.

A. Kesimpulan

1. Perencanaan Pembelajaran

Dalam perencanaan pembelajaran peneliti mempersiapkan rencana yang akan dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan yaitu menyusun RPP juga mempersiapkan peralatan yang akan digunakan. Pada siklus I Perencanaan tindakan berawal dari hasil refleksi pertama, untuk mengatasi kemampuan dasar siswa pada loncat tinggi tersebut peneliti menetapkan dengan menggunakan permainan lompat tali dengan tahapan pembelajaran yang sistematis. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar loncat tinggi, dengan itu siswa dapat melakukan loncat tinggi. Pada siklus II berdasarkan analisis dan refleksi siklus I, maka dilaksanakan tindakan siklus II karena dirasa masih perlu perbaikan serta peningkatan, maka perlu ditindaklanjuti kekurangan-kekurangan tersebut dengan melaksanakan tindakan-tindakan di awal siklus II, karena di siklus II tujuan pembelajaran ditekakan pada penugasan loncat tinggi melalui permainan lompat tali. Tindakan dengan perencanaan pembelajaran siklus III disusun berdasarkan kelemahan dan hambatan perencanaan pada tindakan siklus II,


(38)

maka untuk meningkatkan dan memperbaiki perencanaan tindakan tersebut peneliti menyatakan dan memperbaiki perencanaan tindakan tersebut peneliti menyusun rancangan rencana pembelajaran tentang meningkatkan kemampuan gerak dasar loncat tinggi melalui permainan lompat tali pada siklus III. Dilakukan 1 kali pertemuan, alokasi waktu dua kali tiga puluh lima menit, sistematika proses pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Sehingga diperoleh hasil pada tiap siklus mengenai perencanaan pembelajaran yaitu data awal diperoleh hasil berdasarkan IPKG I dengan rata-rata 1,57 atau 39,70%, kemudian diadakan tindakan pada siklus I memperoleh hasil dengan rata-rata 2,63 atau 60,29%. Kemudian pada siklus II diperoleh hasil dengan rata-rata 3,11 atau 77,94% dan hasil akhir pada siklus III diperoleh jumlah dengan rata-rata 3,81 atau 95,60% dengan target yang direncanakan dalam perencanaan pembelajaran mencapai 90%, sehingga bedasarkan hasil sudah mencapai target bahkan lebih dari target mengenai perencanaan pembelajaran.

2. Kinerja Guru

Dalam pelaksanaan pembelajaran setiap siklus hampir sama, hanya saja ada hal yang membedakan dari faktor penyampaian materi yang diberikan dan dan awal kegiatan inti, yaitu pada siklus I melakukan gerak dasar loncat tinggi melalui permainan lompat tali dengan model lompat tali yang diletakan di atas. Pada siklus II melakukan gerak dasar loncat tinggi melalui permainan lompat tali dengan model lompat tali yang ditinggikan temannya, Pada siklus III melakukan gerak dasar loncat tinggi melalui


(39)

permainan lompat tali dengan model lompat tali yang ditinggikan temannya dengan formasi bintang.

Setelah pengetesan selesai siswa dikumpulkan untuk mendengarkan penjelasan guru, koreksi secara menyeluruh sambil tanya jawab, tindak lanjut diberikan supaya siswa mau berlatih memanfaatkan waktu senggang. Adapun hasil menurut hasil pengamatan observasi dengan menggunakan format IPKG II didapat hasil pada data awal mendapat hasil dengan rata-rata 1,68 atau 51,47% setelah dilakukan tindakan pada siklus II mendapat hasil rata-rata 2,32 atau 58,33%, pada siklus II mendapat rata-rata 2,99 atau 75,00% dan pada tindakan terakhir atau siklus III mendapat hasil dengan rata-rata 3,91atau 96,50%. Dengan target tujuan adalah 90%, sehingga rencana target tujuan bisa tercapai dengan hasi1 96,50%. Dalam kegiatan aktivitas siswa ada beberapa faktor yang menjadi faktor utama dalam kegiatan pembelajaran gerak dasar loncat tinggi melalui permainan lompat tali dengan awal dari penyebab kurang berhailnya pembelajaran loncat tinggi yaitu siswa kurang termotivasi, kurang adanya kedisiplinan dalam menyimak materi serta sportivitas dalam pelaksanaan pembelajaaran juga masih kurang. Berdasarkan analisis aktivitas siswa pada Siklus I, aktivitas siswa pada aspek kedispilinan dan kerjasama baru mencapai 64%, sementara untuk aspek tanggung jawab siswa baru mencapai 56%. Siklus II, aktivitas siswa mengalami peningkatan dibandingkan Siklus I, sebagian besar siswa aktivitas dan sikapnya sudah cukup baik. Pencapaian siswa pada aspek kedispilinan 64% dan kerjasama sudah mencapai 79%, sementara


(40)

untuk aspek tanggung jawab siswa sudah mencapai 65%. Pada siklus II ini tampak sebagian siswa sudah patuh pada aturan hal ini terlihat dengan pencapaian siswa yang mencapai 92%. Siklus III, aktivitas siswa mengalami kemajuan yang pesat dari aspek disiplin, jujur, kerjasama tanggung jawab, sportivitas maupun patuh aturan semuanya rata-rata di atas 80%. Berarti ada peningkatan yang sangat pesat dibandingkan Siklus I maupun II, sebagian besar siswa aktivitas dan sikapnya sudah cukup baik. Pencapaian siswa pada aspek kedispilinan 81% dan kerjasama sudah mencapai 77%, sementara untuk aspek tanggung jawab siswa sudah mencapai 76%. Pada siklus III ini tampak sebagian besar siswa patuh pada aturan hal ini terlihat dengan pencapaian siswa yang mencapai 93%.

3. Hasil Belajar

Pembelajaran gerak dasar yang digunakan dalam pembelajaran loncat tinggi yang dilakukan pada tiap siklus ada tiga aspek yaitu awalan, tolakan satu kaki, sikap badan saat melewati mistar dan mendarat. Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, setiap siklusnya terjadi peningkatan yang baik, setiap aspek yang diamati mengalami peningkatan setiap siklusnya mulai dari rata-rata nilai siswa, maupun pada persentase ketuntasan. Pada Siklus I, dilihat dari jumlah siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan Minimal (KKM) hanya 15 orang atau 55,56%. Dengan demikian masih ada 13 siswa atau 44,44% siswa yang belum mencapai KKM dan dinyatakan belum tuntas. Siklus II, dilihat dari jumlah siswa yang memenuhi KKM mengalami peningkatan


(41)

sebesar 18.48% dari 15 orang pada siklus I menjadi 20 orang atau 74.07%. Dengan demikian tinggal 8 siswa atau 23,93% siswa yang belum mencapai KKM dan dinyatakan belum tuntas. Siklus III, dilihat dari jumlah siswa yang memenuhi KKM mengalami peningkatan sebesar 25.93% dari 20 orang pada siklus II menjadi 28 orang atau 100%. Dengan demikian seluruh siswa yang sudah mencapai KKM dan dinyatakan tuntas.

B.Saran-Saran

Setelah disimpulkan dari hasil penelitian tindakan kelas ini, maka perlu kiranya dibuat saran-saran untuk menjadi perhatian dan bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran Penjas. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru pendidikan jasmani, bahwa pembelajaran loncat tinggi

melalui kegiatan permainan lompat tali, dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam memilih dan menetapkan strategi atau model pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran Pendidikan Jasmani. Hal ini akan memberikan keuntungan diantaranya siswa dapat melakukan frekuensi loncatan lebih banyak dan merata, keleluasan bergerak dan berkompetitif, sekaligus peserta didik dapat menggali dan mengerahkan potensi yang ada dalam dirinya.

2. Kepada murid, siswa harus lebih rajin mengikuti pelajaran penjas dan melaksanakan tugas-tugas latihan di lingkungan tempat tinggalnya


(42)

3. Kepada Lembaga sekolah Dasar, bahwa pembelajaran lompat tali yang dilakukan secara bervariasi dan menyenengkan peserta didik, dapat dijadikan salah satu model pembelajaran pendidikan Jasmani dalam KTSP. Dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa diharapkan dukungan dari pihak sekolah baik sarana maupun prasarana yang diperlukan dalam pembelajaran Penjas.

4. Kepada lembaga UPI, bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) ini agar lebih dikembangkan, hal ini akan membawa dampak positif terhadap mahasiswa dalam mengembangkan model-model pembelajaran.


(43)

116

Adisasmita, 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Jakarta : Depdikbud

Arikunto Suharsimi, 1999. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Aqil, Zaenal. 2006. Peneltian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya Bahagia, Y, dkk, 2000. Atletik. Jakarta : Depdikbud

Carr, Gerry, A. 2003. Atletik untuk Sekolah Dasar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Gunawan, Benny, diktat Metodologi Peneltian. Jakarta : Program Pasca Sarjana Harjasuganda, D, 2007. Konsep Dasar Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk

Sekolah Dasar. Sumedang : Program Studi PGSD UPI

Kiram, Y, 1992. Belajar Motorik. Jakarta : dirjen Dikti Proyek Pembinaan tenaga Kependidikan.

Kasbolah, 1999. Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.

Kartadinata, S, 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Lutan, Rusli, 1999. Azas-azas Pendidikan Jasmani. Jakarta : direktorat jenderal Olahraga Depdikbud

Mahendra, Agus, 2003. Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Depdiknas

Moleong, L, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Rukmana, Anin, 2008. Pembelajaran pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar.

Suherman, A, 1999. Dasar-dasar penjaskes. Jakarta : Depdiknas

Sukintaka, 1992. Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjas. Jakarta : Depdikbud. Sumitro, 1992. Permainan Kecil. Jakarta : Depdikbud

Soeprapto, 2000. Media pembelajaran. Jakarta depdiknas


(44)

Syarifudin, A, 1992. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depsdikbud. Tim Penyusun, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Cirebon. SDN 2

Gesik

Wiraatnaja, R, 2008. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Wibawa, Basuki, 1993. Media pengajaran. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas. Yuda, M.S, pembelajaran atletik di Sekolah Dasar. Jakarta : Direktorat Jenderal


(1)

permainan lompat tali dengan model lompat tali yang ditinggikan temannya dengan formasi bintang.

Setelah pengetesan selesai siswa dikumpulkan untuk mendengarkan penjelasan guru, koreksi secara menyeluruh sambil tanya jawab, tindak lanjut diberikan supaya siswa mau berlatih memanfaatkan waktu senggang. Adapun hasil menurut hasil pengamatan observasi dengan menggunakan format IPKG II didapat hasil pada data awal mendapat hasil dengan rata-rata 1,68 atau 51,47% setelah dilakukan tindakan pada siklus II mendapat hasil rata-rata 2,32 atau 58,33%, pada siklus II mendapat rata-rata 2,99 atau 75,00% dan pada tindakan terakhir atau siklus III mendapat hasil dengan rata-rata 3,91atau 96,50%. Dengan target tujuan adalah 90%, sehingga rencana target tujuan bisa tercapai dengan hasi1 96,50%. Dalam kegiatan aktivitas siswa ada beberapa faktor yang menjadi faktor utama dalam kegiatan pembelajaran gerak dasar loncat tinggi melalui permainan lompat tali dengan awal dari penyebab kurang berhailnya pembelajaran loncat tinggi yaitu siswa kurang termotivasi, kurang adanya kedisiplinan dalam menyimak materi serta sportivitas dalam pelaksanaan pembelajaaran juga masih kurang. Berdasarkan analisis aktivitas siswa pada Siklus I, aktivitas siswa pada aspek kedispilinan dan kerjasama baru mencapai 64%, sementara untuk aspek tanggung jawab siswa baru mencapai 56%. Siklus II, aktivitas siswa mengalami peningkatan dibandingkan Siklus I, sebagian besar siswa aktivitas dan sikapnya sudah cukup baik. Pencapaian siswa pada aspek kedispilinan 64% dan kerjasama sudah mencapai 79%, sementara


(2)

117

untuk aspek tanggung jawab siswa sudah mencapai 65%. Pada siklus II ini tampak sebagian siswa sudah patuh pada aturan hal ini terlihat dengan pencapaian siswa yang mencapai 92%. Siklus III, aktivitas siswa mengalami kemajuan yang pesat dari aspek disiplin, jujur, kerjasama tanggung jawab, sportivitas maupun patuh aturan semuanya rata-rata di atas 80%. Berarti ada peningkatan yang sangat pesat dibandingkan Siklus I maupun II, sebagian besar siswa aktivitas dan sikapnya sudah cukup baik. Pencapaian siswa pada aspek kedispilinan 81% dan kerjasama sudah mencapai 77%, sementara untuk aspek tanggung jawab siswa sudah mencapai 76%. Pada siklus III ini tampak sebagian besar siswa patuh pada aturan hal ini terlihat dengan pencapaian siswa yang mencapai 93%.

3. Hasil Belajar

Pembelajaran gerak dasar yang digunakan dalam pembelajaran loncat tinggi yang dilakukan pada tiap siklus ada tiga aspek yaitu awalan, tolakan satu kaki, sikap badan saat melewati mistar dan mendarat. Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, setiap siklusnya terjadi peningkatan yang baik, setiap aspek yang diamati mengalami peningkatan setiap siklusnya mulai dari rata-rata nilai siswa, maupun pada persentase ketuntasan. Pada Siklus I, dilihat dari jumlah siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan Minimal (KKM) hanya 15 orang atau 55,56%. Dengan demikian masih ada 13 siswa atau 44,44% siswa yang belum mencapai KKM dan dinyatakan belum tuntas. Siklus II, dilihat dari jumlah siswa yang memenuhi KKM mengalami peningkatan


(3)

sebesar 18.48% dari 15 orang pada siklus I menjadi 20 orang atau 74.07%. Dengan demikian tinggal 8 siswa atau 23,93% siswa yang belum mencapai KKM dan dinyatakan belum tuntas. Siklus III, dilihat dari jumlah siswa yang memenuhi KKM mengalami peningkatan sebesar 25.93% dari 20 orang pada siklus II menjadi 28 orang atau 100%. Dengan demikian seluruh siswa yang sudah mencapai KKM dan dinyatakan tuntas.

B.Saran-Saran

Setelah disimpulkan dari hasil penelitian tindakan kelas ini, maka perlu kiranya dibuat saran-saran untuk menjadi perhatian dan bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran Penjas. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kepada guru pendidikan jasmani, bahwa pembelajaran loncat tinggi melalui kegiatan permainan lompat tali, dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam memilih dan menetapkan strategi atau model pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran Pendidikan Jasmani. Hal ini akan memberikan keuntungan diantaranya siswa dapat melakukan frekuensi loncatan lebih banyak dan merata, keleluasan bergerak dan berkompetitif, sekaligus peserta didik dapat menggali dan mengerahkan potensi yang ada dalam dirinya.

2. Kepada murid, siswa harus lebih rajin mengikuti pelajaran penjas dan melaksanakan tugas-tugas latihan di lingkungan tempat tinggalnya


(4)

119

3. Kepada Lembaga sekolah Dasar, bahwa pembelajaran lompat tali yang dilakukan secara bervariasi dan menyenengkan peserta didik, dapat dijadikan salah satu model pembelajaran pendidikan Jasmani dalam KTSP. Dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa diharapkan dukungan dari pihak sekolah baik sarana maupun prasarana yang diperlukan dalam pembelajaran Penjas.

4. Kepada lembaga UPI, bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) ini agar lebih dikembangkan, hal ini akan membawa dampak positif terhadap mahasiswa dalam mengembangkan model-model pembelajaran.


(5)

116

Adisasmita, 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Jakarta : Depdikbud

Arikunto Suharsimi, 1999. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Aqil, Zaenal. 2006. Peneltian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya Bahagia, Y, dkk, 2000. Atletik. Jakarta : Depdikbud

Carr, Gerry, A. 2003. Atletik untuk Sekolah Dasar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Gunawan, Benny, diktat Metodologi Peneltian. Jakarta : Program Pasca Sarjana Harjasuganda, D, 2007. Konsep Dasar Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk

Sekolah Dasar. Sumedang : Program Studi PGSD UPI

Kiram, Y, 1992. Belajar Motorik. Jakarta : dirjen Dikti Proyek Pembinaan tenaga Kependidikan.

Kasbolah, 1999. Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.

Kartadinata, S, 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Lutan, Rusli, 1999. Azas-azas Pendidikan Jasmani. Jakarta : direktorat jenderal Olahraga Depdikbud

Mahendra, Agus, 2003. Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Depdiknas

Moleong, L, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Rukmana, Anin, 2008. Pembelajaran pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar.

Suherman, A, 1999. Dasar-dasar penjaskes. Jakarta : Depdiknas

Sukintaka, 1992. Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjas. Jakarta : Depdikbud. Sumitro, 1992. Permainan Kecil. Jakarta : Depdikbud

Soeprapto, 2000. Media pembelajaran. Jakarta depdiknas


(6)

117

Syarifudin, A, 1992. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depsdikbud. Tim Penyusun, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Cirebon. SDN 2

Gesik

Wiraatnaja, R, 2008. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Wibawa, Basuki, 1993. Media pengajaran. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas. Yuda, M.S, pembelajaran atletik di Sekolah Dasar. Jakarta : Direktorat Jenderal


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING ATAS MELALUI ALAT MODIFIKASI PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 RAJABASA JAYA

1 27 56

Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Lempar Cakram dengan Modifikasi Alat Cakram pada siswa kelas VI SD Negeri 6 Arjawinangun Kecamatan Arjawinangun kabupaten Cirebon Oleh rasima.

0 0 49

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI ESTAFET MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PUNGUT PUNTUNG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SETU WETAN KECAMATAN WERU KABUPATEN CIREBON.

1 2 44

MENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING BOLA BASKET MELALUI PERUBAHAN KETINGGIAN RING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 KEDUNGDALEM KECAMATAN GEGESIK KABUPATEN CIREBON.

2 6 42

MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR MEMUKUL BOLA MELALUI MEDIA BOLA GANTUNG DALAM PERMAINAN KASTI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BATEMBAT KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON.

1 4 39

MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR PASING ATAS DENGAN ALAT YANG BERVARIATIF DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MINI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 DAWUAN KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON.

0 0 45

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR PADA LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT MELALUI PERMAINAN LOMPAT TALI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GESIK KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON.

1 1 47

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR BOLABASKET MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 NGADIREJO KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI ESTAFET MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI SAN 4 TAHUN 2016 -

0 0 44

MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR MEMBERI DAN MENERIMA TONGKAT ESTAFET MELALUI MODIFIKASI JARAK 20 METER PADA SISWA KELAS IV SDN NO. 3 TONDO KECAMATAN SIRENJA | mamat | Tadulako Journal Sport Sciences And Physical Education 5761 19046 1 PB

0 0 15